Uploaded by User125089

Etika Terapan

advertisement
ETIKA TERAPAN
Etika Sedang Naik Daun
• Tampak dengan penampilannya sebagai etika terapan (applied ethics),
kadang‐kadang juga disebut filsafat terapan (applied philosophy).
Perubahan itu terutama mencolok di kawasan berbahasa Inggris,
khususnya United Kingdom dan Amerika Serikat. “Bahasa Moral”
ungkapan‐ungkapan
k
k
k
kita
tentang baik
b k dan
d buruk.
b k Etika
k mulai
l meminati
masalah‐masalah etis yang konkret. Dilihat secara retrospektif, dapat kita
katakan bahwa perubahan ini disebabkan karena beberapa faktor yang
pada waktu itu timbul serempak.
• Perkembangan pesat di bidang ilmu dan teknologi menimbulkan banyak
persoalan etis yang besar. Kedua, “Iklim Moral”. Di Amerika Serikat pada
waktu itu berlangsung puncak perjuangan civil right (hak‐hak warga
g ) “Revolusi” semua ggejala
j
ini menunjukkan
j
bahwa etika terapan
p
negara).
dilahirkan ditengah suasana yang jelas ditandai kepedulian etis yang luas
dan mendalam.
Isniar Budiarti,SE.,M.Si Sekretaris Eksekutif
y Etika terapan
suatu istilah baru,, namun sama sekali bukan
p merupakan
p
y
y
y
y
hal baru dalam sejarah filsafat moral. Sejak Plato dan Aris Toteles
sudah ditekankan
p
y filsafat yyang
g ingin
g
bahwa etika merupakan
filsafat p
praktis,, artinya
memberikan penyuluhan kepada tingkah laku manusia dengan
memperhatikan apa yang harus kita lakukan.
Pada awal zaman modern muncul etika khusus ((ethica specialis)
p
) yyang
g
membahas masalah etis tentang sesuatu bidang tertentu seperti
keluarga dan negara.
Istilah “etika khusus” sekarang
g masih dipakai
p
dalam arti yyang
g
sebenarnya sama dengan “etika terapan”. Utilitarismenya membaharui
kehidupan masyarakat, khususnya hukum.
Moral – khususnya
y dalam bentuk etika terapan
p
– mengalami
g
suatu
masa kejayaan. Terdapat suatu banjir publikasi tentang etika terapan
yang tidak pernah dapat diduga beberapa dekade yang lalu
Isniar Budiarti,SE.,M.Si Sekretaris Eksekutif
P i
ik terapan sekarang
k
i i tampak
k juga
j
y Pentingnya
etika
ini
masalah‐masalah yang berimplikasi moral. Aturan hukum
g suatu masalah baru atau mengubah
g
tentang
ketentuan
hukum yang sedang berlaku.
y Persiapan yang biasa ditempuh adalah membentuk sebuah
komisi yang akan mempelajari masalahnya dan memberi
advis yang beralasan.
y Pengaruh
g
timbal balik antara etika teoritis dan etika
terapan. Etika terapan sangat membutuhkan bantuan dari
teori etika.
y Etika
Etik Terapan
T
mempergunakan
k
prinsip‐prinsip
i i
i i dan
d
t i
teori
moral yang diharapkan sudah mempunyai dasar kukuh.
Isniar Budiarti,SE.,M.Si Sekretaris Eksekutif
Beberapa Bidang Garapan bagi Etika Terapan
y Etika terapan dapat menyoroti suatu profesi atau suatu masalah.
Sebagai contoh tentang etika terapan profesi dapat disebut: etika
g y Etika terapan
p
politik,, etika bisnis dan sebagainya.
kedokteran,, etika p
dan penggunaan senjata nuklir, pencemaran lingkungan, ras, agama,
jenis kelamin dan lain‐lain. Etika terapan dalam masyarakat modern
sekarang ini disibukan dengan banyak persoalan yang penting dan
mendesak.
mendesak
y Cababng‐cabang etika terapan pd zaman kita sekarang, empat cabang
berikut ini,
ini dua diantaranya menyangkut profesi dan dua lagi
mengenai masalah: etika kedokteran, etika bisnis, etika perang dan
damai (termasuk di dalamanya masalah persenjataan nuklir) dan etika
lingkungan hidup. Bahwa etika kedokteran sekarang sering dimengerti
d
dengan
cara lebih
l bih luas
l
d i pada
dari
d pembahasan
b h
pekerjaan
k j
d k
dokter
saja,
j
sehingga mencangkup masalah etis yang berkaitan dengan kehidupan.
Isniar Budiarti,SE.,M.Si Sekretaris Eksekutif
• nama –nama baru untuk cabang‐cabang etika terapan tersebut,
biomedis”dan
seperti “etika
etika biomedis
dan “biotika”keempat
biotika keempat macam etika
terapan yang disebut tadi sekarag menarik begitu banyak
perhatian,
karena
dibidang‐bidag
ini
berlangsung
perkembangan
yang paling
terutama
disitu
k b
li pesat,
t sehingga
hi
t t
di it kita
kit
berhadapan dengan persoalan‐persoalan etis yang perlu segera
ditangani dan dicarikan pemecahanya.
• Cara lain untuk membagiakan etika terapan adalah
membedakan antara makroetika dan mikroetika.
• Ma
Makroetika
oet a membahas
e ba as masalah‐maslah
asa a
as a moral
o a pada se
sekala
a a besa
besar,,
artinya masalah‐masalah ini menyangkut suatu bangsa
seluruhnya atau bahkan seluruh umat manusia.
• Ekonomi dan keadilan (misalnya,
(misalnya utang‐utang
utang utang negara selatan
terhadap negara‐negara utara), lingkungan hidup, dan alokasi
sarana pelayanan kesehatan dapat dikemukakan sebagai contoh
masalah masalah makroetis.
masalah‐masalah
makroetis
Isniar Budiarti,SE.,M.Si Sekretaris Eksekutif
• Mikroetika membicarakan pertanyaan –pertanyaan etis di mana
indi idu terlibat,
terlibat seperti kewajiba
ke ajiba dokter terhadap pasienya
pasien a atau
individu
kewajiban dokter terhadap pasienya atau kewajiban pengacara
terhadap klienya (misalnya, kewajiban mengatakan yang benar,
kewajiban menyimpan rahasia jabatan,
jabatan dan sebagainya.
sebagainya
• kadang‐kadang diantara makroetika dan mikroetika disisipkan
lagi jenis etika terapan yang ketiga, yaitu mesoetika (awalan
meso‐berarti
meso
berarti madya).kalau
madya) kalau begitu mesoetika menyroti maslah
maslah‐
masalah etis yang berkaitan dengan suatu kelompok atau
profesi, misalnya, kelompok ilmuawan, profesi wartawan, dan
sebagainya.
g y
• pembagian etika terapan kedalam etika individual dan etika
sosial. Etika individual membahas kewajiban manusia terhadap
dirinya
y sendiri,, sedangkan
g
etika sosial memandang
g kewajiban
j
manusia sebagai anggota masyarakat. Kesulitan tentang
pembagian ini adalah bahwa manusia perorangan pun
merupakan anggota masyarakat.
Isniar Budiarti,SE.,M.Si Sekretaris Eksekutif
Etika Terapan dan Pendekatan Multidisipliner
• Salah satu ciri khas etika terapan sekarang ini adalah kerjasama
erat antara etika dan ilmu‐ilmu lain. Etika terapan tidak bisa
j
g baik tanpa
p kerjasama
j
dijalankan
dengan
itu, suatu p
pendekatan
yang melibatkan berbagai ilmu sekaligus.
• Pendekatan multidisipliner adalah usaha pembahasan tenteng
tema yang sama oleh berbagai ilmu. Sedangkan pendekatan
interdisipliner adalah kerjasama antara beberapa ilmu tentang
tema yang sama dengan maksud mencapai suatu pandangan
tepadu.
• Pendekatan interdisipliner dijalankan
dengan cara lintas
disiplin. Pendekatan interdisipliner seperti ini jarang ditemukan
dan biasanya hanya berperan sebagai ideal.
• Pendekatan multidisipliner kerap kali adalah usaha yang lebih
realistis
li i dan
d sesungguhnya
h
sudah
d h cukup
k sulit
li untuk
k dijalankan.
dij l k
Contoh usaha multidisipliner, dimana beberapa ahli etika
berhasil memberikan kontribusi yang berarti.
Isniar Budiarti,SE.,M.Si Sekretaris Eksekutif
Metode Etika Terapan
Etik terapan
t
iliki 4 unsur yang dengan
d
l h satu
t cara selalu
l l
• Etika
memiliki
salah
berperan dalam etika terapan, betapapun besarnya variasi yang dapat
ditemui.
• Metode etika terapan dalam hal ini sejalan dengan proses terbentuknya
pertimbangan moral pada umumnya. Empat unsur yang dimaksudkan
disini adalah:
1. Sikap
p Awal
Kita mulai dengan mengambil suatu sikap tertentu terhadap masalah
yang bersangkutan. Sikap awal ini terbentuk karena bermacam‐
macam faktor yang memainkan peranan dalam hidup seorang
manusia:
i pendidikan,
didik
k b d
kebudayaan,
agama, pengalaman
l
pribadi,
ib di media
di
massa, watak seseorang, dan banyak hal lain lagi.
2. Informasi
Sikap awal yang pro atau kontra itu sebenarnya masih sangat
emosional atau sekurang‐kurangnya dikuasai oleh faktor subjektif
yang tidak sesuai dengan kenyataan objektif. Melalui informasi kita
p mengetahui
g
bagaimana
g
keadaan objektif
j
itu.
dapat
Isniar Budiarti,SE.,M.Si Sekretaris Eksekutif
33. Norma‐norma Moral
Unsur berikut dalam metode etika terapan adalah norma‐
norma moral yang relevan untuk topik atau bidang
g
p norma‐norma moral ini
bersangkutan.
Penerapan
merupakan unsur terpenting dalam metode etika terapan.
Pembentukan penilaian moral sering dimulai oleh satu
kelompok kecil bisa partai politik atau lembaga swadaya
masyarakat yang memperjuangkan suatu pandangan etis
tertentu.
4. Logika
E ik terapan harus
Etika
h
b if logis.
bersifat
l i Logika
L ik dapat
d
memperlihatkan bagaimana dalam suatu argumentasi
tentang masalah moral perkaitan kesimpulan etis dengan
premis‐premisnya dan juga apakah penyimpulan itu tahan
uji, jika diperiksa secara kritis menurut aturan‐aturan
logika. Logika dapat menunjukkan kesalahan‐kesalahan
penalaran dan klasifikasi yyang
p
g dipakai
p
dalam argumentasi.
g
Isniar Budiarti,SE.,M.Si Sekretaris Eksekutif
KESIMPULAN
• Etika terapan merupakan suatu istilah baru.
baru Etika terapan
banyak digunakan untuk menyelesaikan berbagai macam
masalah moral yang menyangkut berbagai ilmu.
• Etika terapan juga dapat menyoroti suatu profesi atau
suatu masalah. Salah satu ciri khas etika terapan sekarang
ini adalah kerjasama erat antara etika dan ilmu‐ilmu lain.
• Etika terapan
p
tidak bisa dijalankan
j
dengan
g
baik tanpa
p
kerjasama itu, suatu pendekatan yang melibatkan berbagai
ilmu sekaligus. Pentingnya etika terapan sekarang ini
tampak juga masalah‐masalah yang berimplikasi moral.
At
Aturan
h k
hukum
t t
tentang
suatu
t
masalah
l h baru
b
atau
t
mengubah ketentuan hukum yang sedang berlaku.
DAFTAR PUSTAKA
• K. Bertens, Filsafat
l f Barat Abad
b d XX, jilid
l d I (Inggris‐Jerman),
(
)
Jakarata, Gramedia, 1984
• K. Bertens, Filsafat Barat Abad XX, jilid II (Inggris‐Jerman),
J k
Jakarata,
G
Gramedia,
di 1985
8
Isniar Budiarti,SE.,M.Si Sekretaris Eksekutif
DAFTAR PUSTAKA
y K. Bertens, Filsafat Barat Abad XX, jilid I (Inggris‐
J
Jerman),
) JJakarata,
k
G
Gramedia,
di 1984
y K. Bertens, Filsafat Barat Abad XX, jilid II (Inggris‐
Jerman) Jakarata
Jerman),
Jakarata, Gramedia
Gramedia, 1985
Isniar Budiarti,SE.,M.Si Sekretaris Eksekutif
Download