Uploaded by User124490

BAB III revisi

advertisement
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil Percobaan
Pada percobaan reynold number alat yang digunakan adalah set alat eksperimen
reynold, dimana pada alat tersebut terdapat 4 pipa dengan diameter yang berbeda.
Diameter pada pipa 1,pipa 2,pipa 3, dan pipa 4 adalah 0.016m,0.021m,0.026m dan
0.046m dengan luas penampangnya ialah 0.000201 m2, 0.000346m2, 0.000531m2 dan
0.001661 m2. Variasi percobaan pada praktikum ini ialah 8 variasi kecepatan alir dan
4 variasi diameter pipa. Dimana kecepatan alir pada percobaan ini dapat dihitung
dengan megukur aliran alir yang keluar pada gelas ukur dalam selang waktu tertentu.
Dengan mengetahui nilai kecepatan alir dapat menghitung nilai reynold number
sehingga dapat mengetahui pola aliran tinta dalam air (laminer,transisi atau turbulen).
Berikut adalah data-data yang didapat dalam percobaan ini :
Massa Jenis Air = 996.52 kg/m3
Viskositas air = 0.000855 kg/ms

Tabel 3.1 Pengamatan pola aliran pada pipa 1
Waktu
Kecepatan
Bukaan
Volume(ml)
(detik)
(m/s)
1
20.09
205
0.05077668
2
8.18
228
0.13869855
3
4.55
228
0.24930294
4
3.06
238
0.38695412
5
1.94
223
0.57188285
6
1.69
247
0.72713356
7
1.56
238
0.75902539
8
1.37
232
0.84250281
Bukaan
1
2
3
4
Waktu
(detik)
14.47
7.37
3.47
2.31
Volume(ml)
228
229
212
229
Kecepatan
(m/s)
0.04553971
0.08980322
0.17657544
0.28651503
Nre
946.9002
2586.496
4649.083
7216.047
10664.66
13559.82
14154.55
15711.27
Nre
1114.627
2198.017
4321.848
7012.722
pola aliran
perhitungan
laminer
transisi
turbulen
turbulen
turbulen
turbulen
turbulen
turbulen
Pola aliran
pengamatan
Laminer
Laminer
Laminer
Transisi
Turbulen
Turbulen
Turbulen
Turbulen
pola aliran
perhitungan
laminer
transisi
turbulen
turbulen
Pola aliran
pengamatan
Laminer
Laminer
Transisi
Transisi
5
6
7
8


2.41
232
0.27822416
1.28
233
0.52610188
0.72
239
0.95937701
0.66
250
1.09476266
Tabel 3.2 Pegamatan pola aliran pada pipa 2
Tabel 3.3 Pegamatan pola aliran pada pipa 3
Bukaan
1
2
3
4
5
6
7
8

Volume(ml)
182
222
170
184
238
192
168
186
Kecepatan
(m/s)
0.03073987
0.11148776
0.16251302
0.19144531
0.38638873
0.53173812
0.56497175
0.66091035
turbulen
turbulen
turbulen
turbulen
Turbulen
Turbulen
Turbulen
Turbulen
Nre
pola aliran
perhitungan
laminer
transisi
turbulen
turbulen
turbulen
turbulen
turbulen
turbulen
Pola aliran
pengamatan
Laminer
Laminer
Transisi
Transisi
Transisi
Turbulen
Turbulen
Turbulen
pola aliran
perhitungan
laminer
transisi
turbulen
transisi
turbulen
turbulen
turbulen
turbulen
Pola aliran
pengamatan
Laminer
Laminer
Transisi
Transisi
Transisi
Turbulen
Turbulen
Turbulen
931.5266
3378.473
4924.719
5801.469
11708.94
16113.54
17120.64
20027.92
Tabel 3.4 Pegamatan pola aliran pada pipa 4
Bukaan
1
2
3
4
5
6
7
8
Waktu
(detik)
11.15
3.75
1.97
1.81
1.16
0.68
0.56
0.53
6809.795
12876.83
23481.64
26795.33
Waktu
(detik)
7.28
2.28
1.44
1.56
1.4
1.03
0.99
0.6
Volume(ml)
244
209
190
168
220
196
242
230
Kecepatan
(m/s)
0.0201785
0.05518764
0.07943675
0.06483583
0.09460738
0.11456428
0.14716703
0.23078467
Nre
1081.849
2958.827
4258.917
3476.104
5072.275
6142.242
7890.205
12373.28
3.2. Pembahasan
Prinsip dari percobaan ini ialah mengamati aliran zat warna yang dialirkan pada
air di pusat pipa dengan keadaan steady state. Jenis aliran tersebut dapat diketahui
dengan menghitung bilangan reynold. Dimana bilangan reynold memiliki rumus
NRe=Dvρ/μ. Variasi pada percobaan ini ialah dengan menggunakan pipa dengan
diameter yang berbeda dan mengatur kecepatan alir pada air. Untuk massa jenis air dan
viskositas air dapat dihitung secara interpolasi dengan data yang terdapat pada
appendix A.2-3 dan A.2-4(Buku transport proccesses and Separation Process Principle
(Christie John Geankoplis)).
Pada percobaan ini, mula-mula mengisi wadah penampung air yang berada di
bawah, lalu membuka valve yang berada dipompa, di ujung pipa dan yang berada di
atas wadah penampung air bawah.Percobaan dapat dilakukan apabilah keadaan air
yang berada di wadah penampung air yang atas sudah steady state sehingga kondisi
alirannya (kecepatan,tekanan,densitas,dll) tidak berubah terhadap waktu. Kondisi air
yang steady state ini dapat dilihat dari wadah penampung air yang ada diatas, jika air
sudah tidak naik ataupun turun maka keadaan sudah steady state, sebisa mungkin
permukaan air berada pada tanda yang sudah diberikan di wadah tersebut agar lebih
mudah untuk memastikannya. Apabila air masih naik ataupun turun, mengatur valve
yang berada dipompa dan ujung pipa dengan membesarkan atau mengecilkan
tergantung kondisi saat itu.Untuk valve yang berada dipipa diputar sebesar 30° setiap
pergantian kecepatan air dan berlaku untuk semua pipa kecuali pada pipa 4. Hal ini
bertujuan untuk mendapatkan perbandingan yang sama antara pipa satu dengan yang
lain. Namun pada pipa 4 karena pompa tidak kuat dengan aliran air yang besar, maka
diatur dengan perputaran 15° untuk pergantian kecepatan air. Pastikan air yang berada
dipipa tidak bergelembung. Kemudian mengalirkan zat warna pada pusat pipa dengan
menggunakan syringe.Selanjutnya mengukur volume dalam selang waktu tertentu
dengan menggunakan gelas ukur atau gelas beaker.Hal ini bertujuan untuk mengatahui
kecepatan air yang digunakan untuk menghitung bilangan reynold. Pola aliran dapat
diketahui dengan pengamatan secara langsung dan perhitungan bilangan reynold
dimana pola aliran dibedakan menjadi 3 yaitu laminer,transisi dan turbulen.Untuk NRe
< 2100 maka alirannya laminer, untuk Nre antara 2100-4000 maka alirannya transisi
dimana terjadi perubahan dari laminer ke turbulan sedangkan untuk aliran turbulen
memilik Nre>4000. Untuk aliran laminer pola alirannya lurus sedangkan pada aliran
turbulen ketika zat warna di alirkan langsung mengalami olakan yang besar. Saat
transisi mula mula aliran lurus kemudian pada jarak pipa tertentu berubah menjadi
olakan yang besar. Faktor-faktor yang membuat perubahan tersebut ialah kecepatan
aliran dan diameter pipa. Dari hasil percobaan,semakin kecil kecepatan aliran dan
diameter pipa maka pola aliran cenderung laminer (dapat dilihat dari nilai bilangan
reynold yang kecil) dan begitu juga sebaliknya semakin besar kecepatan aliran dan
diameter pipa maka aliran cenderung turbulen (dapat dilihat dari bilangan reynold yang
besar).
Namun pada praktikum ini, pada beberapa variasi kecepatan terdapat perbedaan
saat pengamatan dan hasil perhitungan bilangan reynold. Faktor kesalahan tersebut
dapat terjadi diantaranya disebabkan:



Kurang telitinya praktikan dalam mengamati aliran yang belum steady state.
Ketidak tepatan dalam memulai atau memberhentikan stopwatch saat mengukur
volume.
Kekurang telitian dalam mengukur volume.
Download