PERANCANGAN ALTERNATOR KECEPATAN RENDAH YANG DI PAKAI PADA TURBIN ANGIN TIPE HORIZONTAL MULTI BLADE DI PANTAI ALUE NAGA , ACEH BESAR Analdi Muttaqin1) Mahdi Syukri2) Ramdhan Halid Siregar3) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala Email : [email protected] ini merancang, membuat dan menguji prototipe SKEA menggunakan turbin horizontal tipe multiblade untuk ditempatkan di sekitar pantai Alue Naga sebagai penerangan para pemancing ikan pada malam hari. Penggunaan alternator mobil ini merupakan sebagai alat yang digunakan untuk salah satu pembangkit listrik alternatif yang ramah lingkungan, tidak menimbulkan polusi, biaya perawatan yang murah atau bahkan tanpa memerlukan perawatan yang berarti tanpa memerlukan bahan bakar, karena sumber energinya diperoleh dari alam secara cuma-cuma. Penelitian ini mengusulkan alternatif turbin horizontal tipe multiblade karena lebih cocok untuk keadaan di daerah Alue Naga yang mempunyai kecepatan angin yang bervariasi dan dapat di katakan rendah sebagai sistem konversi tenaga angin dan alternator mobil sebagai pembangkit listrik. Alternato r yang digunakan merupakan alternator yang telah dimodifikasi menjadi generator sinkron low speed sehingga dapat menghasilkan tegangan listrik pada putaran rendah.[5] ABSTRACT Engine power plant that is commonly used is the AC voltage generator engine, which can be manifold, mainly driven turbine engine, diesel engine or propeller engines. The focus of this research is to utilize renewable energy is wind energy. With the use of wind turbines as prime movers multibalde alternator on wind power. The wind energy utilization, conducted several stages, namely: 1) Determine the amount of blade 2) Making research procedure 3) Finding local wind data Alue Naga 4) Apply tools 5) Record hasi research 6) Evaluation. The purpose of this research is how to make a car alternator as wind power. Methodology used is experiment with one shot case study in which the object of the study were given specific treatment then measured. The data analysis technique used is descriptive analysis. Based on the results of measurements and observations of the use of a car alternator wind power, automobile alternator can output DC power by utilizing wind power. With a wind speed of 3.5 m / s to 6.2 m / sec will rotate the propeller rotation speed alternator that produces 500 rpm to 1100 rpm and an average output voltage of 12.64 volts. 2. Dasar teori 2.1 Turbin angin Turbin angin merupakan mesin dengan sudu berp utar yang mengkonversi energi kinetik angin menjadi energy mekanik. Turbin angin sumbu horizontal merupakan turbin angin yang sumbu rotasi rotornya paralel terhadap permukaan tanah. Turbin angin sumbu horizontal memiliki poros rotor utama dan generator listrik dipuncak menara dan diarahkan menuju dari arah datangnya angin untuk dapat memanfaatkan energi angin. Dilihat dari jumlah sudu, turbin angin sumbu horizontal terbagi menjadi: Keywords: Alternator, multiblade Turbine, One shot case study 1. Pendahuluan Sistem Konversi Energi Angin (SKEA) berperan dalam mengubah energi angin menjadi energi primer yang dapat dikonsumsi masyarakat. Sistem konversi energi angin adalah suatu sistem yang dapat merubah energi kinetik dari angin menjadi energi mekanis untuk memutar alternator. Penelitian 1. 2. 3. 4. 1 Turbin angin satu sudu (single blade) Turbin angin dua sudu (double blade) Turbin angin tiga sudu (three blade) Turbin angin banyak sudu (multi blade) 2.2.3 Menentukan rotor torque coeficient (cq) Rotor Torque Coeficient (Cq) adalah torsi yang dihasilkan oleh rotor turbin yang digunakan untuk menghitung Rotor Power Coeficient (Cpr). Rotor Torque Coeficient (Cq) dapat dicari dengan persamaan sebagai berikut: Gambar 2.1 Jenis turbin angin berdasarkan jumlah sudu Cq = 2.2 ….(2.5) Perancangan turbin Dimensi dari turbin angin dapat dicari dengan mengasumsikan daya yang dihasilkan dengan kecepatan angin yang terjadi disekitar kita. Dengan rumus daya (P) pada turbin angin sebagai berikut: 2.3 Alternator Alternator mobil merupakan sebuah alat pembangkit tenaga listrik yang berfungsi sebagai pensupply energy listrik untuk kebutuhan kelistrikan mobil seperti lampu penerangan, lampu indicator, pengapian,injeksi bahan bakar dan peralatan listrik lainnya. Alternator mempunyai konstruksi yang sederhana, pada alternator mobil terdapat beberapa keuntungan bila dibandingkan dengan mesin listrik lainnya. Keuntungannya adalah pada alternator ialah tidak terdapat bunga api antara sikat- sikat dan slip ring, disebabkan tidak terdapat komutator yang dapat menyebabkan sikat menjadi aus. Rotornya lebih ringan dan tahan terhadap putaran tinggi, dan silicon diode (rectifer) mempunyai sifat penyearah arus, serta dapat mencegah kembalinya arus dari baterai ke alternator [4] Pt = Cpr ....(2.1) 2.2.1 Menentukan rotor power coeficient (cpr) Rotor Power Coeficient, koefisien daya akan dihitung dengan menggunakan teori strip untuk rasio kecepatan rotor tertentu. Ini memberikan koefisien daya rotor untuk kecepatan angin yang berbeda pada kecepatan rotor tetap atau untuk kecepatan rotor yang berbeda pada satu kecepatan angin. Cpr = λ Cq ….(2.2) 2.2.2 Tip speed ratio Tip speed ratio (rasio kecepatan ujung)adala h rasio kecepatan ujung rotor terhadap kecepatan angi n bebas. Untukkecepatanangin nominal yang tertentu, tip speed ratio akan berpengaruh pada kecepatan putar rotor. Tipe speed ratio dihitung dengan persamaan: λ= ....(2.3) Gambar 2.3 Alternator Dimana: λ =tipe speed ratio D = diameter rotor (m) n = putaran rotor (rpm) v = kecepatanangin (m/s) 2.3.1 Stator (armature) adalah bagian yang berfungsi sebagai tempat untuk menerima induksi magnet dari rotor. Arus AC yang menuju ke beban disalurkan melalui stator. Komponen ini berbentuk sebuah rangka silinder dengan lilitan kawat konduktor yang sangat banyak. Stator terdiri dari beberapa komponen utama, yaitu: Rangka stator, Inti Stator, Alur (slot) dan Gigi, Kumparan Stator (Kumparan Jangkar). Gambar 2.2 Torsi rotor untuk berbagai jenis turbin angin Grafik diatas menunjukkan variasi nilai tip speed ratio dan koefisien daya cp untuk berbagai macam turbin angin.[2] Torsi dari sebuah kincir angin dapat dihitung menggunakan persamaan : Q= Stator ….(2.4) 2 Faktor Distribusi (Kd) Lilitan jangkar pada tiap fasa tidak dipusatkan hanya pada satu alur/slot tetapi didistribusikan pada beberapa alur/slot menyebabkan suatu factor yang disebut factor distribusi (Kd) yang dapat dihitung dengan persamaan : = Dengan Gambar 2.4 Stator pada alternator 2.3.2 / / ….(2.7) = Kumparan jangkar ….(2.6) m = Banyaknya alue/fasa/kutub Kumparan jangkar (stator) yang umum digunakan oleh generator sinkron tiga fasa, ada dua tipe yaitu : Kumparan satu lapis (Single Layer Winding). Kumparan berlapis ganda (Double Layer Winding). Kumparan satu lapis (Single Layer Winding), Gambar 2.5 memperlihatkan kumparan satu lapis, karena hanya ada satu sisi lilitan didalam masingmasing alur. Bila kumparan tiga phasa dimulai pada Sa, Sb, dan Sc dan berakhir di Fa, Fb, dan Fc bisa disatukan dalam dua cara, yaitu hubungan bintang dan segitiga. Antar kumparan phasa dipisahkan sebesar 120 derajat listrik atau 60 derajat mekanik, satu siklus GGL penuh akan dihasilkan bila rotor dengan 4 kutub berputar 180 derajat mekanis. Satu siklus GGL penuh menunjukkan 360 derajat listrik. Faktor Kisar (Kp) Gambar 2.7, memperlihatkan bentuk kisar dari sebuah kumparan, bila sisi lilitan diletakkan dalam alur 1 dan 7 disebut kisar penuh, sedangkan bila diletakkan dalam alur 1 dan 6 disebut kisar pendek, karena ini sama dengan 5/6 kisar kutub. Gambar 2.7 Kisar Kumparan Sedangkan kisar pendek dengan sudut 30 derajat listrik, seperti diperlihatkan pada gambar 2.7b, maka tegangan resultannya adalah: Kp = Cos (300) / (2) ….(2.8) Dimana Po adalah kisar kumparan dalam derajat listrik. Besarnya tegangan induksi yang timbul pada kumparan jangkar yang ada di stator akan mengikuti persamaan : E = 4,44 x Kd x Kp x f x φ x T Volt/phasa ….(2.9) Dimana: Kp = Faktor kisar, Kd = Faktor distribusi, f = frekuensi dalam Hz atau cps, φ = fluks/kutub dalam weber, T = banyaknya lilitan/phasa = ½ Z. Gambar 2.5 Kumparan Satu Lapis Generator Sinkron Tiga Phasa. Kumparan berlapis ganda Gambar 2.6 memperlihatkan bagian dari sebuah kumparan jangkar yang secara umum banyak digunakan. Pada masing-masing alur ada dua sisi lilitan dan masing-masing lilitan memiliki lebih dari satu putaran. 2.3.3 Rotor Rotor berfungsi untuk membangkitkan medan magnet. Rotor berputar bersama poros, karena gerakannya maka disebut alternator dengan medan magnet berputar. Rotor terdiri dari inti kutub (pole core), kumparan medan, slipring, poros dan lain lain. Inti kutub berbentuk seperti cakar dan didalamnya terdapat kumparan medan. Gambar 2.6 Kumparan Berlapis Ganda Generator Sinkron Tiga Phasa. 3 mengalir dengan arah yang berlawanan. Arus yang membentuk gelombang sinus disebut "arus bolakbalik satu fase". Perubahan 360 pada grafik berlaku untuk satu siklus dan banyaknya perubahan yang terjadi pada setiap detik disebut dengan "frekuensi" [7] Gambar 2.8 Rotor pada alternator Rotor terdiri dari tiga komponen utama yaitu Slip Ring, Kumparan Rotor (Kumparan Medan) dan Poros Rotor.Rotor pada generator sinkron pada dasarnya adalah sebuah elektromagnet yang besar. Kutub medan magnet rotor dapat berupa silent pole (kutub menonjol) dan non silent pole (kutub silinder). 2.3.4 Gambar 2.10 Gelombang Sinus Pembangkitan Arus Bolak-Balik Satu Fase Sleepring atau cincin geser Masing-masing kumparan A, B, dan C berjarak 120°. Pada saat magnet berputar diantara mereka, akan bangkit arus bolak-balik pada masingmasing kumparan. Gambar 2.10 menunjukkan hubungan antara ketiga arus bolak-balik dengan magnet. Listrik yang mempunyai tiga arus bolak-balik seperti ini disebut "Arus bolak-balik tiga phasa", alternator mobil membangkitkan arus bolak-balik tiga phasa. Biasanya, komponen – komponen kelistrikan mobil menggunakan tegangan listrik 12 atau 24 volt dan alternator untuk sistem pengisian harus menghasilkan tegangan tersebut. Listrik dibangkitkan pada saat magnet diputarkan di dalam kumparan dan besarnya tergantung pada kecepatan putaran magnet. Jadi, melalui proses induksi elektromagnet, semakin cepat kumparan memotong garis-garis gaya magnet semakin besar kumparan membangkitkan gaya gerak listrik. Selanjutnya dapat kita lihat bahwa tegangan berubah-ubah tergantung pada kecepatan putaran magnet. Untuk memperoleh tegangan yang tetap, maka diperlukan putaran magnet yang tetap, ini tidak mungkin dipertahankan karena mesin akan berputar dengan kecepatan yang tidak tetap sesuai dengan kondisi pengemudian. Untuk mengatasi kesulitan ini, sebagai pengganti magnet permanen maka dipakai elektromagnet untuk mempertahankan tegangan supaya tetap. Elektromagnet, garis gaya magnetnya berubah-ubah sesuai dengan putaran alternator. Dibuat dari bahan kuningan atau tembaga yang dipasang pada poros dengan memakai bahan isolasi. Sleepring ini berputar secara bersama–sama dengan poros (as) dan rotor. Banyaknya sleepring ada 2 dan pada tiap–tiap sleepring dapat menggeser borstel positif dan borstel negatif, guna penguatan (Excitation Current) ke lilitan magnet pada rotor. 2.3.5 Rectifier Rectifier adalah sebuah penyearah tegangan output dari alternator. Rectifier (penyearah) terdiri dari rangkaian jembatan dioda yang berfungsi untuk menyearahkan arus listrik. Didalam alternator terdapat 2 buah rectifier, yaitu rectifier negatif dan rectifier positif. Rectifier positif ditandai dengan adanya terminal B pada alternator. Terminal B pada alternator biasannya berupa baut yang dibuat lebih panjang dan atau lebih besar. Gambar 2.9 Prinsip diode pada stator 2.4 Prinsip kerja alternator Pada saat magnet (rotor) berputar di dalam kumparan stator akan timbul tegangan diantara kedua ujung kumparan, ini akan memberikan kenaikan pada arus bolak-balik. Hubungan antara arus yang dibangkitkan dalam kumparan dengan posisi magnet adalah seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.10 Arus tertinggi akan bangkit pada saat kutub N dan S mencapai jarak yang terdekat dengan kumparan. Bagaimanapun setiap setengah putaran arus akan 4 3. Metodelogi penelitian 3.3.2 Perancangan turbin pada software autocad 3.1 Tahapan penelitian TAMPAK DEPAN Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah berupa studi literatur; desain alat dan pembuatan alat, hasil dan analisa data. Gambar 3.1 menunjukkan flow chart dari penelitian yang akan dilakukan. 0,30 m 0,90 m 1 m 0,15 m 10 m Gambar 3.3 Perancangan turbin pada software autocad 3.4 Rangkaian sistem alternator Langkah awal dari perencanaan adalah membuat rangkaian dari sistem alternator yang akan dimodifikasi. Rangkaian ini menghubungkan alternato r mobil hingga kebeban. Bentuk rangkaian diperlihatk an pada Gambar 3.4. Gambar 3.1 Flow chat penelitian 3.2 Waktu dan lokasi penelitian Gambar 3.4 Skema pengawatan alternator mobil Penelitian dilakukakan pada bulan April – Mei, yang berlokasi di Laboratorium Elektronika Daya Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik UNSYIAH untuk desain dan pembuatan alat serta lokasi penelitiannya dilaksanakan di pantai Alue Naga, Aceh Besar. Alternator membangkitkan arus listrik dengan cara memutarkan magnet listrik (rotor coil) di dalam kumparan stator (stator coil). Saat magnet berputar dialam kumparan maka akan timbul arus bolak-balik pada kumparan. Pada alternator terdapat 3 kumparan yang berjarak masing-masing 120o. Pada saat alternator berputar pada masing-masing kumparan akan timbul arus bolak-balik, yang berarti alternator membangkitkan arus bolak-balik 3 phase. Ujung dari tiap kumparan dihubungkan menjadi satu, dimana sambungan/titik tengah kumoaran itu disebut titik netral (netral point). Kelistrikan untuk pengisian baterai membutuhkan arus searah, oleh karena itu diperlukan dioda yang berfungsi untuk merubah arus bolak-balik (AC) menjadi arus searah (DC). Tegangan yang dihasilkan alternator bervariasi bergantung dari kecepatan putaran dan banyaknya beban. Untuk itulah digunakan regulator yang berfungsi untuk menjaga tegangan output alternator tetap konstan. 3.3 Perancangan turbin angin 3.3.1 Pengukuran kecepatan angin Pengukuran kecepatan angin secara langsung dipantai Alue Naga sangat diperlukan sebagai data awal perancangan turbin. Gambar 3.2 Hasil pengukuran angin 5 3.5 4. Analisa dan pembahasan Proses modifikasi alternator Pada proses modifikasi alternator, dilakukan beberapa tahapan sehingga dalam penelitian ini didapatkan hasil yang lebih ekonomis dan efisien. Secara garis besar proses tahapan tersebut terbagi dua, yaitu perhitungan parameter alternator dan tahapan modifikasi alternator tersebut. 4.1 3.5.1 Perhitungan parameter alternator 4.2 Beberapa parameter yang diketahui sebelum melakukan proses modifikasi yaitu harus diketahui beberapa nilai kuat medan, fluks magnet yang dihasilkan, hambatan kawat, serta tegangan induksi. Semua parameter tersebut dapat kita hitung dengan persamaan yang telah disebutkan pada bab 2. Data hasil perhitungan merupakan data yang didapatkan dari analisis menggunakan persamaa n pada bab2. Perhitungan tersebut terdiri dari beberapa parameter yang akan menjadi data kinerja turbin angin dan alternator. Hasil Hasil dari penelitian ini berupa hasil pengujian alternator sebelum dan sesudah dimodifikas i. Dari data tersebut didapatkan perbandingan kinerja alternator tersebut. Data hasil perhitungan 4.2.1 3.5.2 Tahapan modifikasi alternator Hasil pada perhitungan turbin Daya angin Tahapan modifikasi alternator yang pertama yaitu mengukur diameter kawat tembaga yang belum dimodifikasi. Selanjutnya menghitung banyaknya jumlah lilitan yang terdapat pada kumparan stator dan rotor. Dengan hasil parameter yang didapat, kita dapat menentukan besar nya diameter kawat tembaga yang akan dimodifikasi untuk mendapatkan nilai tegangan output sesuai dengan yang diinginkan. Dan dari hasil modifikasi alternator dapat dioperasikan dengan putaran yang lebih rendah namun menghasilkan tegangan output yang lebih besar dibandingkan dengan tegangan output alternator sebelum dimodifikasi. P = 1/2 x ρ x A x V3 = 1/2 x 1,2 x 2,82 x (3,5)3 = 72,54 W Tipe speed ratio λ = , = , , 3.6 Perancangan rangkaian pengujian alat = Untuk mengetahui hasil kenerja dari alternator yang akan dimodifikasi perlu dilakukan pengujian kinerja alternator sebelum dan sesudah dimodifikasi. Alternator mobil digerakkan oleh motor DC yang dapat diatur kecepatannya. Selanjutnya kecepatan putaran alternator diatur untuk menghasilkan tegangan nominal. Sehingga didapatkan perbandingan kinerja alternator sebelum dan sesudah dimodifikasi. = 0,89 Q= = ( , ) ( , ( ) ) = 15,50 N/m Cq = = Gambar 3.5 Pengujian kinerja alternator , = 0,75 , Cp = λ x Cq = 0,89 x 0,75 6 , ( , ) , 4.2.3 Hasil perhitungan pada alternator sesudah dimodifikasi = 0,67 Daya pada turbin Pt = Cp x P = 0,67 x 72,54 = 48,6 W 4.2.2 Hasil Perhitungan Pada Alternator Sebelum Dimodifikasi Gambar 4.2 Kumparan pada stator sesudah dimodifikasi Tabel 4.2 Pengukuran alternator yang sudah dimodifikasi NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Gambar 4.1 Kumparan pada stator sebelum dimodifikasi Tabel 4.1 Pengukuran alternator yang belum dimodifikasi NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Kecepatan Alternator (RPM) 500 600 700 800 900 1000 1100 Tegangan 1 Fasa (VOLT) 2,07 2,49 2,90 3,32 3,74 4,15 4,57 Tegangan 3 Fasa (VOLT) 3,59 4,31 5,03 5,75 6,47 7,19 7,91 Kecepatan Alternator (RPM) 500 600 700 800 900 1000 1100 Tegangan 1 Fasa (VOLT) 8,15 9.03 10.48 11.36 12.23 13.69 14.56 Tegangan 3 Fasa (VOLT) 14,11 15,64 18,16 19,67 21,20 23,72 25,21 Dalam penelitian ini, jika melihat hasil pengukuran diatas dengan berbagai macam variasi putaran kecepatan alternator diikuti dengan hasil tegangan yang berbeda. Hal ini menunjukkan bahwa tegangan berbanding lurus dengan kecepatan putar alternator. Pada pengukuran kali ini tegangannya lebih besar dari pada sebelum modifikasi. Hal ini terjadi karena setelah modifikasi diberi penambahan lilitan pada kumparan jangkar dari sebelum modifikasi. Jadi dapat dikatakan bahwa tegangan juga berbanding lurus terhadap penambahan lilitan di sisi stator. Dalam penelitian ini, jika melihat hasil pengukuran diatas dengan berbagai macam variasi putaran kecepatan alternator diikuti dengan hasil tegangan yang berbeda. Hal ini menunjukkan bahwa tegangan berbanding lurus dengan kecepatan putar alternator. 7 25 35 30 20 25 15 20 15 SESUDAH MODIFIKAS I SEBELUM MODIFIKAS I 10 SESUDAH MODIFIKA SI SEBELUM MODIFIKA SI 10 5 5 0 0 500 600 700 800 500 900 1000 1100 600 700 800 900 1000 1100 Gambar 4.3 Grafik Pengukuran Tegangan 3 Phasa pada Alternator Gambar 4.4 Grafik Pengukuran Tegangan 1 Phasa pada Alternator Berdasarkan hasil pengukuran tegangan keluaran 3 phasa dari alternator, terdapat berbagai macam variasi diikuti dengan meningkatnya tegangan keluaran tersebut. Pada putaran 500 rpm tegangan terendah berada pada saat sebelum dimodifikasi, yaitu sebesar 3,59 V. Dan tertinggi berada pada saat setelah dimodifikasi, yaitu sebesar 14,11 V. Berdasarkan hasil pengukuran tegangan keluaran 1 phasa dari alternator, terdapat berbagai macam variasi diikuti dengan meningkatnya tegangan keluaran tersebut. Pada putaran 500 rpm tegangan terendah berada pada saat sebelum dimodifikasi, yaitu sebesar 2,07 V. Dan tertinggi berada pada saat sesudah dimodifikasi, yaitu sebesar 8,11 V. Hasil pengukuran turbin angin dan alternator setelah modifikasi di lapangan dapat di lihat pada table dibawah ini Tabel 4.3 pengukuran turnin angin dan alternator dilapangan. 8 jam Kecepatan angin(m/s) 07.00 08.00 09.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00 18.00 1,9 2,6 3,5 3,5 4,0 5,8 6,2 5,9 4,3 4,1 2,9 3,8 Tegangan DC (VOLT) 2,07 3,32 3,74 3,74 8,15 10.15 12.23 10.48 11.36 8,25 3,50 4,55 Tegangan AC 3 Fasa (VOLT) 3,59 5,75 6,47 6,47 14,11 17.58 21,20 18,16 19,67 14,29 6.06 7,88 Berdasarkan hasil pengukuran di lapangan tegangan keluaran dari alternator tergantung dari kecepatan angin yang berhembus di daerah Alue Naga berbagai macam variasi diikuti dengan meningkatnya tegangan keluaran dari alternator. Pada pukul 07.00 kecepatan angin 1,9 m/s tegangan alternator sebesar 3,59 V. Dan tegangan keluaran mulai tinggi pada pukul 11.00 yaitu sebesar 14,11 V. Tegangan keluaran tertinggi alternator di capai saat pukul 12.00 sampai pukul 15.00 yaitu sebesar 21,20 V. Hal ini menunjukkan bahwa kecepatan angin meningkat saat pukul 11.00 sampai 16.00, sehingga antara pukul 11.00 sampai 16.00 pembangkit listrik tenaga angin bekerja dengan efisien. Tegangan keluaran alternator ini masih berbentuk tegangan bolak balik (AC) sehingga harus disearahkan dengan rectifier. [6]. M Kahlil Firdausi. 2010”Simulasi Pengaruh Disain Magnet Permanen Pada Generator Sinkron Fluks Aksial Rotor Cakram Ganda Stator Tanpa Inti” Universitas Indonesia. [7]. Alamsyah, Hery, 2007. Pemanfaatan Turbin Angin Dua Sudu Sebagai Penggerak Mula Alternator Pada Pembangkit Listrik Tenaga Angin, Universitas Negeri Semarang [8]. Y. Daryanto Kajian Potensi angin Untuk Pembangkit Listrik Tenaga Bayu. BALAI PPTAGG – UPT-LAGG Yogyakarta, 5 April 2007. [9]. Berahim,Hamzah, 1991 . Pengantar Teknik Tenaga Listrik. Andioffset, Yogyakarta. [10]Http://fisikastudycenter.com/rumusfisika/269-rumus-kuat-medan-magnetik-12sma#ixzz2TkytI0Y7 (Diakses pada tanggl 19-05-2013, 22.00 WIB) 5. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa : 1. 2. 3. Turbin angin horinzontal tipe multiblade sangat cocok untuk daerah yang mempunyai kecepataan angin rata-rata rendah. Diameter kawat tembaga pada stator dengan ukuran yang lebih kecil akan didapatkan jumlah lilitan yang lebih besar dibandingkan sebelum alternator dimodifikasi, yaitu dari 36 lilitan menjadi 108 lilitan pada kumparan stator. Pembangkit listrik tenaga angin dengan menggunakan kincir angin horizontal tipe multiblade yang ditempatkan dipantai Alue Naga bekerja dengan efesien pada waktu pukul 11.00 sampai 16.00. REFERENSI [1]. Ilhamd Fabillo, 2012. Perancangan Pembangkit Listrik Tenaga Angin Skala Kecil (100va ) Proyek Akhir Universitas Pendidikan Indonesia. [2]. Adityo Putranto.2011 “Rancang Bangun Turbin Angin Vertikal Untuk Penerangan Rumah Tangga” Universitas Diponegoro. [3]. Situngkir, P. Putra S. 2011.Rancang Bangun dan Uji Eksperimental Pengaruh Profil Dan Jumlah Sudu Pada Variasi Kecepatan Angin Terhadap Daya Dan Putaran Turbin Angin Savonius Menggunakan Sudu PengarahDengan Luas Sapuan Rotor 0,9 m2. Universitas Sumatra utara. [4]. Setiono,puji, 2006.Pemanfaatan Alternator Mobil Sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Angin, Universitas Negeri Malang, [5]. Habibie Ilham,2012. Perancangan Ulang Alternator Mobil Menjadi Generator Sinkron Kecepatan Rendah Fakultas Teknik Universit as Syiah Kuala Darussalam, Banda Aceh. 9