Pdf Printer

advertisement
MediaTeknika Jurnal Teknologi
Vol.10, No.1, Juni 2015

51
Pengukuran Daya Keluaran Inverter Pada Pembangkit Listrik
Mikrohidro Dengan Alternator DC
Muhammad Suyanto
Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri IST AKPRIND Jogjakarta
Jl. Kalisahak No 28, Komplek Balapan Telp. 0274 563029, Fax 0274 563847
Penulis korespondensi, e-mail: [email protected]
Abstract
The development of renewable technologies, which are applied in the community will provide a variety of
environmental impacts, both positive and negative, micro-hydro (MHP) is one of the applications of
renewable technologies. Based on the results of research related to the measurement of installed
capacity inverter 1000 watts, the small-scale power plant with DC 24 volt alternator, turns the inverter
from load measurement results show 2,7A, voltage is 216 volts, 50Hz. While previous research with 1fasa
AC generator power, the measurement results show the output current 1A, 92V voltage frequency of
29.5 Hz, the same load. The measurement results show that the power generated from each plant is, the
inverter with DC alternator, showing the amount of power as of 583 watts, while the 1-phase AC
generator by 92 watts. If seen from the measurement results, it can be concluded that alternaor DC
inverter with 1000 watts, can generate a power of 583 watts, in this case that the power to the inverter
has an output power six times greater than the generatoe AC generator
Keywords: microhydro, inverter, ACCU, Electric Power
1. Pendahuluan
Generator adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber energi
mekanik, biasanya dengan menggunakan induksi elektromagnetik, proses ini dikenal sebagai
pembangkit listrik [1]. Walau generator dan motor punya banyak kesamaan, tapi motor adalah
alat yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Generator mendorong muatan
listrik untuk bergerak melalui sebuah sirkuit listrik eksternal, tapi generator tidak menciptakan
listrik yang sudah ada di dalam kawat lilitannya. Hal ini dapat dilogikan dengan sebuah pompa
air, yang menciptakan aliran air tapi tidak menciptakan air di dalamnya.
Pengembangan pemasangan pembangkit listrik tenaga mikrohidro yang tentunya
dengan bahan bakunya yang mudah didapat yaitu air, seperti saluran irigasi, sungai kecil yang
ada didataran rendah, atau kepulauan yang tidak memiliki bukit-bukit tetapi air yang
melimpah [2]. Dalam hal ini PLTMh dengan menggunakan sistem dimana air tidak tertahan
pada sebuah bendungan, sebagian air sungai diarahkan ke saluran pembawa kemudian
dialirkan menuju turbin. Selepas dari turbin, air dikembalikan lagi kealiran semula, sehingga hal
ini tidak banyak mempengaruhi lingkungan atau mengurangi air yang keperluan pertanian. Air
akan dialirkan kedalam turbin melalui sudu-sudu runner yang akan memutarkan poros turbin.
Putaran inilah yang akan memutarkan generator untuk menghasilkan energi listrik.
Suatu sistem tenaga listrik dikatakan dalam kondisi stabil bila seluruh variabel
keadaannya stabil, baik tegangan bus, sudutgenarator atau frekuensi sistem. Bila sistem
menjadi tidak stabil, maka ketidak stabilan tersebut bisa dimanifestasikan melalui cara-cara
berbeda, tergantung pada sifat dari sistem, kondisi operasi serta pada sifat dan lokasi yang
memulai gangguan. Ketidak stabilan sistem yang diwujudkan dalam bentuk tegangan di
beberapa bus turun jauh di bawah kondisi normal dan memungkinkan terjadi gagal tegangan,
peristiwa tersebut bisa dikatakan atau merupakan fenomena ketidak stabilan tegangan [3].
Diterima 25 Oktober 2013; Direvisi 20 Desember 2013; Disetujui 28 Desember 2013
52

ISSN: 1412-5641
Cara membangkitkan medan magnet pada rotor diperlukan arus searah (DC) yang
dialirkan ke kumparan rotor yang disebut penguat. Piranti yang berfungsi untuk memasok arus
penguat ini disebut dengan eksiter. Pada prinsipnya terdapat dua macam sistem eksitasi yaitu
sistem eksitasi brushless dan sistem eksitasi statis. PLTA 1 Banten menggunakan sistem eksitasi
statis sehingga arus penguat dialirkan ke kumparan rotor melalui slipring [4].
Eksitasi adalah pemberian arus listrik untuk membuat kutub magnit pada generator.
Dengan mengatur besar kecil arus listrik tersebut, kita dapat mengatur besar tegangan out put
generator atau dapat juga mengatur besar daya reaktif yang diinginkan pada generator yang
sedang paralel dengan sistem jaringan besar (infinite bus) [5].
Hampir setiap kegiatan yang dilakukan oleh manusia, berupa kegiatan teknik tidak
lepas dari pemakaian daya listrik baik dalam skala besar maupun untuk skala kecil, seperti
pemakaian mesin-mesin listrik pada pabrik, perkantoran, peralatan pada industri maupun
untuk, keperluan peralatan rumah tangga dan kepentingan sosial lainnya. Setiap tahun
kebutuhan akan energi listrik terus meningkat tetapi tidak diimbangi dengan penyediaan
sumber-sumber energi listrik baru maupun terbarukan, bahkan masih ada saudara-saudara
kita yang berada didaerah terpencil belum mendapatkan pasokan listrik dari PLN [3].
Padahal didaerah-daerah dimungkinkan masih banyak potensi sumber daya energi
yang dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik berdaya kecil seperti mikrohidro.
Mikrohidro adalah istilah yang digunakan untuk instalasi pembangkit listrik yang mengunakan
potensi energi air. Kondisi air yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber daya (Rresources)
penghasil listrik adalah memiliki kapasitas aliran dan ketinggian tertentu. Semakin besar
kapasitas aliran maupun ketinggiannya, maka semakin besar energi listrik yang dapat
dihasilkan [6].
Mikrohidro dibangun berdasarkan proses kenyataan bahwa dengan adanya air yang
mengalir di suatu tempat dengan kapasitas dan ketinggian yang memadai. Istilah kapasitas
mengacu kepada jumlah volume aliran air persatuan waktu (flow capacity) sedangan beda
ketingglan daerah aliran sampai ke instalasi dikenal dengan istilah Head.
Dikatakan demikian karena instalasi pembangkit listrik seperti ini mengunakan sumber
daya yang telah disedikan oleh alam dan ramah lingkungan. Suatu kenyataan bah-wa alam
memiliki air terjun atau jenis lainnya yang menjadi tempat air mengalir. Dengan teknologi
sekarang maka energi aliran air beserta energi perbedaan ketinggiannya dengan daerah
tertentu dimana (tempat instalasi akan dibangun) dapat diubah menjadi energi listrik [7].
Energi alternatif terbagi menjadi dua bagian, yakni energi terbarukan dan tidak ter-barukan.
PLTMh merupakan salah satu energi yang dapat diperbaharui. Sehingga PLTMh merupakan
salah satu energi yang semakin dikembangkan [8].
Pembangkit listri(PLTMh) cara kerjanya sangat sederhana dan mudah dikerjakan, juga
terbilang murah, mampu bekerja selama 24 jam, dapat diadopsi masyarakat dan yang
terpenting adalah ramah lingkungan. Dengan adanya alasan tersebut maka disini akan dibahas
hal pemanfaatan Alternator DC 24 volt digunakan sebagai pembangkit, karena jenis tersebut
tidak membutuhkan kecepatan putaran yang tinggi [9]. Dengan memanfaatkan daya dari
alternator DC 24 volt diharapkan dapat memenuhi kebutuhan energi listrik, yang diperlukan
oleh masyarakat di dusun Singosaren Wukirsari. sehingga upaya peningkatan perekonomian
masyarat setempat, dapat diupayakan melalui usaha bidang kerajinan, pertukangan dan usaha
parut kelapa, disamping itu pada malam hari dapat digunakan sebagai perangan jalan umum
antar RT dapat terpenuhi.
Prinsip kerja alat, pembangkit listrik tenaga mikrohidro adalah bervariasi, tetapi prinsip
kerjanya adalah “Perubahan tenaga potensial air menjadi tenaga listrik“, melalui alternator.
Perubahan memang tidak langsung, tetapi berturut-turut melalui perubahan dari tenaga
potensial diubah ke tenaga kinetik, kemudian tenaga kinetik ke tenaga mekanik, dari tenaga
mekanik ke tenaga listrik. Sedangkan tenaga potensial adalah tenaga air karena berada pada
ketinggian tertentu, tenaga kinetik adalah tenaga air karena mempunyai kecepatan. Tenaga
MediaTeknika Vol. 10, No. 1, Juni 2015: 51 – 58
MediaTeknika
ISSN: 1412-5641

53
mekanik adalah tenaga kecepatan air yang terus memutar kincir/turbin. Tenaga listrik adalah
hasil dari alternator yang berputar akibat berputarnya kincir/turbin [5].
Prinsip kerja PLTMh yang paling utama adalah memanfaatkan energi air semaksimal
mungkin agar dapat ditangkap oleh peralatan utamanya yang disebut turbin/kincir air, efisiensi
kincir air yang dipilih untuk menangkap energi air tersebut menentukan besarnya energi
mekanik atau energi poros guna memutar alternator listrik. Gambaran PLTMh yang ada di
dusun Singosaren, adalah atas dasar inisiatif masyarakat setempat untuk memanfaatkan
saluran irigasi sebagai pemutar kincir untuk PLTMh, melihat kondisi saluran irigasi, baik
dimusim penghujan maupun kemarau cukup kontinyu.
2. Metode Penelitian
2.1 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam PLTMh tersebut, agar supaya dapat sampai
membangkitkan daya listrik, tentu banyak bahan yang digunakan antara lain: Kincir dan pintu
air sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 1. Kemudian alternator DC sebagaimana
diperlihatkan pada Gambar 2. Peralatan Inverter dan ACCU sebagai perubah dari DC to AC
diperlihat pada Gambar 3. Panel kontrol sebagai pemantau besaran-besaran listrik yang
dibangkitkan dan dalam hal ini akan mempermudah operator atau teknisi, selama PLTMh
dijalankan. Adapun perleng-kapan yang dipasang pada panel control seperti: Voltmeter skala 0
s/d 500 VAC, Ampermeter dengan skala 0 s/d 10 ampere, dan Frekuensi meter dengan rentang
skala 45 s/d 55 Hz, Indikator lampu, sakelar posisi on/off. Kemudian perlengkapan utama yaitu
Alternator DC 24 volt dipasang sejajar lurus dengan pully penghubung dari kincir, dengan
menggunakan vanbelt. Output dari alternator di hubungkan dengan ACCU 2 x 12 volt, 70A
yang berfungsi menampung energi listrik yang dibangkitkan dari alternator. Untuk
mendapatkan tegangan AC, perlu dipasang alat Inverter kapasitas 1000 watt yang berfungsi
merubah dari DC ke AC [10]. Begitu pula fungsi dari panel kontrol untuk memantau naik dan
turunnya masalah kelistrikan yang dibangkitkan oleh PLTMh, dalam hal ini yang harus selalu
diperhatikan adalah besarnya Frekuensi yang dibangkitkan harus konstan pada posisi 50 HZ.
Bentuk fisik dari turbin air pada PLTMh dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Bentuk fisik kincir pada saluran irigasi.
Pengujian Mekanis yang dilakukan dalam penelitian, dengan cara menjalankan pada
putaran kincir mikrohidro sesuai dengan kerjanya, turbin/kincir diberi aliran air agar dapat
berputar sehingga dapat menggerakkan bagian rotor alternator. Saat rotor magnet berputar
maka akan timbul medan magnet, sehingga kumparan rotor akan menghasilkan tegangan.
Semakin tinggi putaran turbin yang dihasilkan maka semakin besar pula tegangan yang
dihasilkan.
Analisis pada perangkat mekanis, adalah sangat sederhana, yaitu dengan menjalankan
kincir yang diberi aliran air maka kincir akan berputar, sebelum menjalankan diukur terlebih
Pengukuran daya keluaran…, Muhammad Suyanto
54

ISSN: 1412-5641
dahulu berapa tahanan kawat yang dihasilkan dari kumparan rotor, tahanan kawat yang ideal
adalah 0,8–15 Ω. Setelah diukur tahanan kawat diperoleh dari kumparan rotor ini adalah 14 Ω,
maka mikrohidro tak terdapat kesalahan. Apabila tahanan kawat yang didapat lebih atau
kurang maka dapat diperiksa kembali pada kumparan rotor, apakah terjadi hubung singkat
pada kawat kumparan atau terdapat salah satu kumparan yang putus [4].
Gambar 2. Alternator DC 24 V dapat menyesuaikan putaran pada PLTMh.
2.2 Metode Pengukuran
Alternator itu berfungsi merubah dari energi mekanik menjadi energy listrik. Pada
alternator terdapat sebuah komponen IC yang berfungsi mengatur pengisian accu secara
otomatis. Tahap Pengujian Kapasitas Daya pada PLTMh, pada tahap ini pengujian di lapangan
berdasarkan nameplat yang tertera pada Alternator. Adapun alat alat ukur yang digunakan
untuk mengukur putaran pada pulli poros kincir ke Alternator, digunakan Tachometer hal ini
diperlihatkan pada Gambar 2.
Dengan berputarnya turbin/kincir ini maka mulailah terjadi proses pembangkitan
energi listrik pada alternator. Besar energi yang dihasilkan dari proses pembangkitan apabila
tampak adanya kesalahan (error) pada kinerja mikrohidro maka segera dilakukan tindakan
perbaikan pada bagian sistem PLTMh yang mengalami kesalahan kerja. Jika tidak ada
kesalahan dari sistem pada mikrohidro tersebut, maka dianggap telah selesai. Salah satu
penunjukkan hasil pengukuran dari arus dan tegangan pada beban yang terpasang pada
mikrohidro, diperlihatkan pada Gambar 4 dan 5. Hasil pengukuran dan implementasinya
dengan menggunakan alat Osciloscope sebagai pengukur frekuensi untuk melihat tampilan
gelombang berbentuk gelombang sinus utuh (tidak cacat) hal inilah masih belum stabil.
Tegangan juga masih naik turun bersamaan dengan naiknya beban terpasang.
Gambar 3. Pengukuran V dan I pada beban
MediaTeknika Vol. 10, No. 1, Juni 2015: 51 – 58
MediaTeknika
ISSN: 1412-5641

55
Generator yang tersedia dipasaran biasanya berjenis high speed dimana pada
generator jenis ini membutuhkan putaran tinggi dan juga membutuhkan energi listrik awal
untuk membuat medan magnetnya. Pada putaran turbin untuk PLTMh biasanya dibutuhkan
generator yang berjenis low speed dan tanpa energi listrik awal, selain itu generator yang
menggunakan magnet permanen mampu bekerja dengan baik pada kecepatan putar yang
rendah. Oleh karena itu sebagai upaya maka dalam penelitian ini digunakan Alternator DC
sebagai pembangkit pengganti Generator AC, untuk memenuhi peningkatan daya yang sesuai
dengan debit aliran adalah menggunakan alternator yang mudah perawatannya, serta bisa
dikembang-kan pembangkitan energi listriknya. Desain seperti inilah yang sesuai digunakan,
yaitu generator mini yang biasa digunakan pada mobil, alternator jenis ini tidak terlalu
membutuhkan kecepatan putaran yang tinggi lihat Gambar 3. Dari data spesifik alternator
yang ada diatas diketahui tegangan output yang dike-luarkan berupa tegangan DC, sebesar
24volt yaitu digunakan sebagai pensuplay arus dan tegangan yang sesuai sebagai pencatu
baterai atau ACCU.
Setelah seluruh sistem yang mendukung peningkatan daya mikrohidro(PLTMh) ini
selesai dikerjakan dan dihubungkan satu sama lain sehingga terbentuk sebuah sistem
mikrohidro yang diharapkan, maka selanjutnya adalah tahap pengujian kerja dari sistem yang
telah dirangkai. Hal ini bertujuan: (1) Untuk mengetahui apakah PLTMh yang diracang telah
dapat bekerja sesuai dengan yang diharapkan. (2) Untuk mengetahui kemampuan kinerja dari
turbin yang ada. (3) Untuk mengetahui seberapa besar energi listrik yang dihasilkan oleh
sistem dari PLTMh tersebut. Jika dimungkinkan adanya kesalahan-kesalahan yang terjadi,
dengan harapan dapat segera diperbaiki.
Proses pengujian pada sistem pembangkit PLTMh sederhana yaitu dengan cara
mengalirkan air supaya terkonsentrasi ke dalam satu aliran, yang dimana dipasang kincir air
yang diletakkan kedalam suatu aliran irigasi, dimana dengan demikian tenaga potensial yang
dimiliki aliran tersebut dapat memutar turbin perhatikan Gambar 1.
Analisis output alternator, dimaksudkan agar dapat mengetahui keluaran tegangan, dan
putarannya pada mikrohidro. Pada Tabel 1 memperlihatkan hasil input pada saluran irigasi dan
Table 2, hasil output dari alternator pada pembangkit mikrohidro, yangmana saat dilakukan
pengukuran beban berupa beban resistive, sehingga dapat diketahui berapa (rpm) putaran
dari alternator dan tegangan dan arus ideal yang dihasilkan alternator.
Mikrohidro merupakan sebuah istilah yang terdiri dari kata mikro yang berarti kecil
dan hidro yang berarti air. Secara teknis, mikrohidro memiliki tiga komponen utama yaitu air
sebagai (sumber energi), turbin dan alternator. Mikrohidro mendapatkan energi dari aliran air
yang memiliki perbedaan ketinggian tertentu. Pada dasarnya, mikrohidro memanfaatkan
energi potensial jatuhan air (head). Semakin tinggi jatuhan air maka semakin besar energi
potensial air yang dapat diubah menjadi energi listrik. Di samping faktor geografis (tata letak
sungai), tinggi jatuhan air dapat pula diperoleh dengan membendung aliran air sehingga
permukaan air menjadi tinggi. Air dialirkan melalui sebuah pipa pesat kedalam rumah
pembangkit yang pada umumnya dibagun di bagian tepi sungai untuk menggerakkan turbin
atau kincir air mikrohidro.
Energi mekanik yang berasal dari putaran poros turbin/kincir akan diubah menjadi
energi listrik oleh sebuah generator atau alternator [6-7]. Dari hasil pengukuran yang telah
diperoleh dilapangan, dapat diketahui data-data kincir yang ada di dusun singosaren imogiri,
sudu merupakan bagian turbin/kincir yang berfungsi untuk menggerakan roda turbin akibat
adanya fluida kerja dari air yang menggerakannya, atau mengubah energi potensial menjadi
energi kinetic. Dimana bentuk sesuai dengan fluida yang menggerakkannya dengan dimensi air
sesuai dengan kebutuhan untuk menggerakan kincir turbin. Jumlah sudu pada kincir adalah 20
sudu,lebar pada kincir tersebut 0,62 meter dan dia meter pada kincir 2,1 meter. Perhitungan
jumlah sudu pada kincir: N: 20 sudu; D: 210cm; t: 62 cm, k: 0,13 (konstanta).
Pengukuran daya keluaran…, Muhammad Suyanto
56

ISSN: 1412-5641
Pada pengujian arus dan tegangan, dilakukan untuk mengetahui apakah arus beban
dan tegangan yang dihasilkan sudah maksimum sesuai dengan kemampuan hasil putaran dari
kincir. Adapun pengujian dilakukan dengan menggunakan amperemeter dan voltmeter,
berdasarkan dari hasil pengukuran saat peng
ambilan data yang telah dilakukan, penulis mendapatkan hasil input saluran yang terdiri dari
beberapa kriteria yang diperoleh pada Tabel 2.
3. Hasil dan Pembahasan
Pengaturan besaran tegangan output alternator diatur melalui penyesuaian putaran
dari kecepatan aliran air yang ditransmisikan melalui poros kincir, sehingga besarnya tegangan
yang dihasilkan memalui inverter akan berpengaruh pada arus beban.
Sedangkan inverter itu berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk mengubah daya
DC (Dirrect Current) ke daya AC (Alternating Current). Dalam penentuan kapasitas daya
inverter disesuaikan dengan kapasitas daya yang digunakan pada beban. Biasanya kapasitas
yang tertera dalam alternator dan inverter berupa kapasitas daya dalam watt. Tidak ada suatu
rumusan untuk menentukan kapasitas kebutuhan alternator terhadap inverter, yang jelas
semakin besar kapasitas daya yang digunakan maka semakin baik untuk pengembangan
kedepannya. Namun dalam penelitian dipilih inverter 1000 watt, karena mengindikasikan
frekuensi dan tegangan yang lebih stabil. Perubahan tersebut jelas sangat mempengaruhi hasil
keluaran daya yang dihasilkan pembangkit dengan generator dibandingkan alternator yang
menggunakan inverter sebagaimana diperlihatkan pada Tabel 1 dan 2.
Dari data yang telah diuji pada tegangan generator 1 fasa dengan tegangan inverter
alternator DC, dapat diketahui berapa perbandingan arus beban bila tegangan generator dan
inverter pada beban maksimal, dapat ditampilkan dalam sebuah grafik untuk mengetahui
fenomena yang terjadi pada perbandingan tegangan generator dengan tegangan inverter
pada beban sama dapat dilihat pada Gambar 4.
Tabel 1. Pengukuran Tegangan Frekuensi dan Arus pada Generator 1 fasa
Pengukuran Pada Generator
Beban
Sinkron 1 fasa
Terpasang
Arus (A) Frekuensi (Hz)
Tegangan (V)
Beban 0
0
46.2
210
Beban 1
0.8
34.2
126
beban 2
0.9
45.2
98
Beban 3
1.0
29.3
93
Beban 4
1.0
29.5
92
Gambar 4. Perubahan Arus dan Tegangan pada Generator dan Tegangan Inverter
MediaTeknika Vol. 10, No. 1, Juni 2015: 51 – 58
MediaTeknika

ISSN: 1412-5641
57
Hasil pengukuran tegangan pada inverter yang dihasilkan sedikit mengalami
penurunan dibandingkan tegangan pada generator sinkron 1 fasa yang terukur banyak
mengalami penurunan tegangan diperlihatkan pada Tabel 1. Analisis antara generator dan
inverter dapat diketahui dari arus dan frekuensi yang terukur. Sedangkan hasil pengukuran
pada inverter dengan daya 1000 watt dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Perbandingan hasil pengukuran arus, frekuensi dan tegangan pada Inverter
Beban
terpasang
Beban 0
Inverter pada Alternator DC
Daya 1000 watt
Arus (A)
Frekuensi (Hz)
Tegangan (V)
0,03
53
230
Beban 1
0.6
53
230
beban 2
Beban 3
Beban 4
1.6
2.3
2.7
51
50
50
220
220
216
Tegangan (Volt)
Dari Tabel 1 dan 2 dapat dianalisis bahwa tegangan generator yang dihasilkan
mengalami penurunan 92 Volt, sedangakan pada tegangan inverter alternator DC mengalami
sedikit kenaikkan pada pengukuran arus beban 0,6 amper sebesar 230 Volt. Hubungan
perbandingan frekuensi dengan tegangan pada inverter alternator DC, terhadap adanya
pengukuran pada beban, dapat dilihat pada Gambar 5. Hubungan perbandingan tegangan
dengan arus pada inverter terhadap adanya pengukuran pada beban, dapat dilihat pada
Gambar 6.
y = -5.4765x + 231.12
R² = 0.9184
y = -1.3142x + 53.3
R² = 0.9474
Arus (ampere)
Tegangan (volt)
Frekuensi(Hz)
Gambar 5. Perbandingan frekuensi dengan tegangan pada inverter.
Dari Gambar 5 dapat dianalisis bahwa pengukuran frekuensi terhadap tegangan
memperlihatkan, bahwa jika beban dinaikkan maka frekuensi semakin menurun.
Gambar 6. Hubungan tegangan terhadap arus beban pada inverter
Pengukuran daya keluaran…, Muhammad Suyanto
58

ISSN: 1412-5641
Terlihat bahwa pada hasil pengukuran tegangan mengalami penurunan sampai 216 Volt dan
frekuensi 50 Hz pada arus beban 2.7 amper, semakin besar kenaikkan pada beban yang
diberikan, maka frekuensi pada inverter alternator akan semakin menurun bila ditambahkan
beban.
Dari perbandingan Gambar 5 dan 6, sangat jelas perbandingan antara frekuensi
dengan tegangan terhadap generator dan inverter. Dimana hasil dari generator mengalami
penurunan tegangan 92 Volt dari frekuensi 29.5 Hz apada arus beban 1 amper, arus beban
dibandingakan dengan hasil dari inverter alternator yang hampir setabil tegangan dan
frekunsinya hanya mengalami kenaikan sebesar 50 Hz pada arus 1,6A s/d 2,3 ampere.
4. Kesimpulan
Berdasarkan dari pengukuran pada pembangkit listrik (PLTMh). Sesuai dengan
perancangan alat yang terpasang, dilakukan analisis data, dan hasil pengukuran yang telah
dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Daya yang dihasilkan inverter dengan alternator DC, menunjukkan tegangan terukur 216
Volt, arus 2,7 ampere dan frekuensi 50 Hz. Dalam hal ini inverter masih dapat dioperasikan
dengan beban diatas 2,7 A, artinya inverter mempunyai kemampuan lebih baik
dibandingkan dengan generator 1 fasa yang ada.
2. Hasil pengukuran inverter 1000 watt besarnya arus terukur 2,7 A, tegangan 216 volt,
frekuensi 50 Hz, sehingga daya yang dinagkitkan 583 watt dan pada generator 1 fasa
diperoleh arus 1A pada tegangan 92V frekuensi 29,5 Hz, daya yang dibangkitkan 92 watt.
Dalam hal ini daya yang dibangkitkan inverter, enam kali lebih besar jika dibandingkan
dengan generator 1 fasa pada pembebanan yang sama.
3. Dari hasil pengukuran dilapangan, berdasarkan kesimpulan satu dan dua, inverter 1000
watt dengan alternator DC lebih baik daya yang dibangkitkan dibandingkan dengan daya
yang dihasilkan oleh generator 1 fasa. Dalam hal ini masih dapat ditingkatkan daya
maksimumnya, dengan cara memperbaiki kecepatan aliran air yang melewati muka kincir.
Daftar Pustaka
[1] Assafat, Luqman, Simulasi kinerja Generator Sinkron Berbasis Metode Kerangka Referensi , Tugas
akhir Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, 2003.
[2] Satriyo,Puguh Adi, pemanfaatan pembangkit listrik tenaga mikrohidro untuk daerah terpencil.
Puslitbang Iptekhan Balitbang Dephan.
[3] Djojonegoro,W.,1992, Pengembangan dan penerapan energi baru dan terbarukan, Lokakarya "Bio
Mature Unit" (BMU) untuk pengembangan masyarakat pedesaan, BPPT, Jakarta.
[4] Sumanto, 1996, Mesin Sinkron. Andi Jogja-karta
[5] Zuhal,1995, Policy & Development Pro-grams on Rural Electri Scation for next 10 years, Ditjen.Listrik
& Pengembangan Energi, Departemen Pertambangan dan Energi, Jakarta.
[6] Donianto., D. 2008. Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro. http://danar donianto. multiply.com/
[7] Sutisna, Nanang, 2004, Departemen Energi Kembangkan Sis-tem Mikrohidro. (17 April 2004).
www.lin.go.id/
[8] Abdulkadir, E. 1995, Energi. Universitas Indonesia Press, Jakarta
[9] Suyanto., M. 2012” Peningkatan daya pada pembangkit listrik mikrohidro (PLTMh) di daerah
Imogiri Bantul Jogjakarta, Jurnal Teknologi Technoscientia, Vol. 5 No 1, Agustus.
[11] Suyanto. M; Widyastuti.N 2014” Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains ke IX di
Universitas Kristen Satya Wacana Sala Tiga, ISSN:2087-0922, Vol.5, No 1 Juni, 2014.
MediaTeknika Vol. 10, No. 1, Juni 2015: 51 – 58
Download