Profil Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau

advertisement
Sumatera
Kawasan Konservasi Perairan,
Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
104
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
SABANG
BATAM
ACEH BESAR
BENGKALIS
ACEH JAYA
NATUNA
SIMEULUE
NATUNA SERASAN
NIAS (UTARA)
LINGGA
NIAS SELATAN
BINTAN
TAPANULI TENGAH
SAROLANGUN
SERDANG BEDAGAI
BUNGO
PADANG PARIAMAN
BANGKA BARAT
PASAMAN BARAT
BANGKA SELATAN
AGAM
BELITUNG
SOLOK
BELITUNG TIMUR
PADANG
BELITUNG TIMUR MOMPARANG
KOTA PARIAMAN
MUKOMUKO
PESISIR SELATAN PENYU
BENGKULU UTARA
PESISIR SELATAN SUNGAI BATANG
PELANGAI
KAUR
KEPULAUAN MENTAWAI
LAMPUNG BARAT
TANGGAMUS
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
105
Kata Pengantar
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN,
PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
Profil 113 Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil
PENGARAH:
Sudirman Saad
Direktur Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil
PENANGGUNGJAWAB:
Agus Dermawan
Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan
PENYUSUN:
Agus Dermawan
Syamsul Bahri Lubis
Suraji
Nilfa Rasyid, Muschan Ashari, Tendy Kuhaja, Ahmad Sofiullah, Muhammad Saefudin,
Asri Setianingrum Kenyo Handadari, Ririn Widiastutik, Dyah Retno Wulandari.
Tim Subdit Konservasi Kawasan – Direktorat Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan
ISBN: 978-602-7913-22-6
© 2014
DITERBITKAN OLEH:
Direktorat Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan
Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
REPUBLIK INDONESIA
Jl. Medan Merdeka Timur No. 16,
Gedung Mina Bahari III Lantai 10 Jakarta 10110
Telp./Fax. (021) 3522045
http://kkji.kp3k.kkp.go.id
Foto Sampul: “Boo Windows in the Misool Area is a photo site which should feature in everyone’s Raja Ampat portfolio. Here I tried to
take a different angle and exploit the schooling silversides for an original take on this beautiful scene”, Alex Tattersal, wetpixel.com
P
engelolaan sumberdaya
kelautan dan perikanan yang
berkelanjutan tidak akan
pernah terlepas dari fungsi
konservasinya. Bahkan konservasi
telah diyakini sebagai upaya penting
yang mampu menyelamatkan potensi
sumberdaya tetap tersedia dalam
mewujudkan perikehidupan lestari
yang menyejahterakan. Konservasi telah
menjadi tuntutan dan kebutuhan yang
harus dipenuhi sebagai harmonisasi atas
kebutuhan ekonomi masyarakat dan keinginan untuk
terus melestarikan sumberdaya yang ada bagi masa
depan.
Hingga tahun 2014, Direktorat Konservasi Kawasan dan
Jenis Ikan telah membukukan luas kawasan konservasi
perairan, pesisir dan pulau-pulau kecil di Indonesia
mencapai 16,45 Juta Hektar (melebihi target 15,5
juta Hektar). Capaian ini merupakan hasil kolaborasi
pemerintah dan pemerintah daerah bersama masyarakat
dalam upaya konservasi sumberdaya ikan. Konservasi
dalam pembangunan kelautan dan perikanan lima tahun
kedepan dipastikan menjadi agenda utama dan tetap
menjadi prioritas sebagai penyeimbang kebutuhan
ekonomi dan kelestarian lingkungan. Disamping upaya
pengembangan kawasan konservasi menjadi 20 juta
hektar, pengelolaan efektif merupakan sasaran utama
yang hendak dicapai, diantaranya melalui penguatan
kelembagaan pengelolaan efektif yang mengedepankan
prinsip-prinsip pengelolaan bersama (co-management).
Melalui berbagai upaya ini, konservasi tengah
mengukuhkan pilar-pilar perlindungan, pelestarian dan
pemanfaatan berkelanjutan yang memberi manfaat
keekonomian pendorong kesejahteraan masyarakat.
Evaluasi tingkat efektivitas pengelolaan kawasan
konservasi dilakukan dengan alat ukur E-KKP3K,
berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Kelautan,
Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Nomor Kep.44/KP3K/2012
tentang Pedoman Teknis Evaluasi Evektivitas Pengelolaan
Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau
Kecil (E-KKP3K). Pedoman E-KKP3K memuat tata-cara
atau panduan untuk mengevaluasi tingkat keberhasilan
pengelolaan berkelanjutan kawasan
konservasi perairan, pesisir dan pulaupulau kecil. Pada tingkat makro, E-KKP3K
digunakan Kementerian Kelautan
dan Perikanan untuk menilai tingkat
pengelolaan kawasan konservasi perairan
yang ada di Indonesia. Sementara pada
tingkat mikro, E-KKP3K dapat pula
digunakan swa-evaluasi terhadap kinerja
pengelolaan suatu kawasan konservasi
perairan sekaligus membuat perencanaan
dalam rangka peningkatan kinerja. Pada
pelaksanaannya, metode evaluasi ini disederhanakan
menjadi tiga kategori yang terdiri dari Perunggu,
Perak dan Emas. Peringkat Emas merupakan kawasan
konservasi mandiri yang telah dikelola secara optimum,
dimana masyarakat di sekitar kawasan sejahtera dan
mempunyai pendanaan berkelanjutan. Pencapaian dan
Upaya pengelolaan efektif kawasan konservasi perairan,
pesisir dan pulau-pulau kecil yang telah dilakukan
dituturkan secara runut dalam buku yang berjudul “Status
Pengelolaan Efektif Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir
dan Pulau-pulau Kecil di Indonesia”, edisi tahun 2014.
Kehadiran buku ini diharapkan mampu memberikan
sajian informasi kekayaan sumberdaya hayati dan ulasan
yang memadai atas upaya pengelolaan efektif kawasan
konservasi perairan, pesisir dan pulau-pulau kecil yang
telah dilakukan serta dapat dipetik pembelajaran dalam
rangka pengembangan pengelolaan efektif kawasan
konservasi dimasa yang akan datang.
Kami mengucapkan puji syukur kepada Allah
Subhanallahuwata’ala atas terselesaikannya penyusunan
buku ini. Apresiasi dan penghargaan yang tinggi kami
sampaikan kepada para pihak yang telah membantu
proses penyusunan, pembahasan hingga terselesaikannya
buku ini.
Semoga bermanfaat.
Agus Dermawan
Dipersilahkan mengutip sebagian atau keseluruhan isi buku ini dengan menyebutkan sumber sitasi
ii
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
iii
Sumatera
Kawasan Konservasi Perairan,
Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
104
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
SABANG
BATAM
ACEH BESAR
BENGKALIS
ACEH JAYA
NATUNA
SIMEULUE
NATUNA SERASAN
NIAS (UTARA)
LINGGA
NIAS SELATAN
BINTAN
TAPANULI TENGAH
SAROLANGUN
SERDANG BEDAGAI
BUNGO
PADANG PARIAMAN
BANGKA BARAT
PASAMAN BARAT
BANGKA SELATAN
AGAM
BELITUNG
SOLOK
BELITUNG TIMUR
PADANG
BELITUNG TIMUR MOMPARANG
KOTA PARIAMAN
MUKOMUKO
PESISIR SELATAN PENYU
BENGKULU UTARA
PESISIR SELATAN SUNGAI BATANG
PELANGAI
KAUR
KEPULAUAN MENTAWAI
LAMPUNG BARAT
TANGGAMUS
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
105
Kawasan Konservasi Perairan Daerah
Kota Sabang
106
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
107
Letak, Lokasi dan Batas-batas Kawasan:
Perairan Pesisir Timur Pulau Weh Kota Sabang
Nama Kawasan :
Kawasan Konservasi Perairan Pesisir Timur Pulau Weh Kota
-
Sabang
Unit Organisasi Pengelola:
1. Keputusan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kota
Sabang Nomor 523/80/2012 Tentang Penunjukan/
Penetapan Badan Pengelolaan Kawasan Konservasi
Dasar Hukum :
-
Pencadangan:
Keputusan Walikota Sabang Nomor 729 Tahun 2010
Tentang Pecadangan Kawasan Konservasi Perairan Pesisir
Timur Pulau Weh Kota Sabang
-
Rencana Pengelolaan dan Zonasi:
Perairan Pesisir Timur Pulau Weh Sabang
-
Penetapan:
Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik
Indonesia Nomor 57/KEPMEN-KP/2013 tentang Kawasan
Konservasi Perairan Pesisir Timur Pulau Weh Kota Sabang
di Provinsi Aceh.
Peraturan Walikota Sabang Nomor 7 Tahun 2013 Tentang
Rencana Pengelolaan dan Zonasi Kawasan Konservasi
Luas Kawasan :
3.207,08 Ha
108
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
109
Target Konservasi:
-
-
Target Sumberdaya (Bioekologis)
Selain keanekaragaman yang tinggi, stok ikan karang di
masyarakat modern. Hal ini dapat terlihat dari penggunaan
ikan pelagis, ikan-ikan yang menjadi komoditi di daerah
wilayah ini juga cukup tinggi.
alat-alat modern dalam kehidupan seharihari seperti TV,
pantai timur adalah Tongkol, Tuna, Tenggiri, Kuwe, Layaran
telepon seluler, kulkas, bahkan fasilitas yang tergolong mahal
dan Cakalang. Berdasarkan survei hasil tangkapan ikan yang
Menciptakan keberlanjutan perikanan di Kawasan
seperti motor dan mobil. Pola kehidupan ini sebagai dampak
dilaksanakan oleh oleh WCS Indonesia Marine Program, total
konservasi perairan pesisir timur Pulau Weh
dari status Sabang yang pernah menjadi Pelabuhan Bebas
tangkapan rata-rata per trip mencapai 10.78 kg/trip. Total
sehingga arus barang dari luar negeri banyak masuk ke Kota
tangkapan pesisir timur menempati peringkat tertinggi kedua
Sabang.
setelah Lhok Pasiran.
Target Sosial, Budaya dan Ekonomi
Panglima Laôt merupakan lembaga adat masyarakat nelayan
Menumbuhkembangkan hukum adat yang kuat
yang terdapat di daerah pesisir Aceh. Panglima Laôt adalah
untuk mengelola kawasan konservasi perairan
sebuah nama lembaga masyarakat nelayan tersebut dan juga
sebutan atau gelar yang diberikan kepada seorang tokoh
atau orang yang dipercaya sebagai pemimpin dalam satu
Potensi Ekologis - Keanekaragaman Hayati:
kelompok masyarakat nelayan wilayah pesisir yang dikenal
Wilayah Pulau Weh didominasi oleh ekosistem terumbu
dengan istilah Lhok. Pesisir Timur Pulau Weh terdiri dari 2
karang di hampir seluruh bagian pesisirnya. Tipe terumbu
(dua) Lhok yaitu Panglima Laôt Lhok Ie Meulee dan Panglima
karang yang meliputi Pulau Weh secara morfologi merupakan
Laôt Anoe Itam. Fungsi Panglima Laôt secara umum meliputi
tipe terumbu karang tepi (fringing reef). Wilayah Pesisir Timur
Gambar 2. Sebaran kekayaan jenis ikan karang di beberapa
tiga hal penting yaitu menjaga keamanan di wilayah laut,
Pulau Weh mempunyai penutupan terumbu karang yang
wilayah kerja Panglima Laôt di Pulau Weh dan Pulo Aceh
mengatur pengelolaan sumberdaya laut dan mengatur
relatif tinggi dibandingkan dengan wilayah lainnya di Pulau
(Ardiwijaya et al. 2009).
pengelolaan lingkungan laut. Dalam menjalankan fungsi-
Weh. Di wilayah ini terumbu karang didominasi oleh karang
fungsinya, Panglima Laôt pada umumnya memiliki tiga
dari genus: Acropora, Porites, Pocillopora dan Heliopora. Selain
kewenangan antara lain mengembangkan dan menegakkan
Gambar 3. Rata-rata hasil tangkapan per unit upaya (kg/trip) di
masing-masing wilayah penangkapan di Pulau Weh (Sumber :
.Survei WCS, 2009)
penutupan karang yang tinggi, wilayah Pesisir Timur pulau
Potensi Sosial Budaya dan Ekonomi:
adat laut, mengatur pemanfaatan sumberdaya kelautan, dan
Weh juga memiliki keanekaragaman karang yang tinggi.
Pesisir timur Pulau Weh terdiri dari dua Lhok yaitu: Lhok
mengatur peradilan adat laut. Salah satu bentuk mengatur
Ie Meulee dan Lhok Anoe Itam. Lhok Ie Meulee terdiri dari
pemanfaatan sumberdaya laut, Panglima Laôt Ie meulee dan
tiga kelurahan yaitu Kelurahan Kota Atas, Ie Meulee dan
Anoe Itam menerapkan aturan penggunaan alat tangkap.
Ujung Kareung. Lhok Anoe Itam meliputi satu kelurahan
Di kedua wilayah tersebut tidak diperkenankan untuk
Kota Sabang merupakan salah satu tujuan wisata utama di
yaitu Kelurahan Anoe Itam. Jumlah penduduk Pesisir Timur
menggunakan alat tangkap berbagai bentuk jaring dan alat
Aceh, terutama untuk jenis wisata bahari. Kota Sabang dapat
Pulau Weh 9.818 jiwa yang terdiri dari 2.421 KK, 4.665 jiwa
bantu kompresor. Sedangkan alat tangkap tangkap yang
ditempuh melalui jalur laut dari Banda Aceh menggunakan
laki-laki dan 4.891 jiwa perempuan. Penduduk pesisir timur
perbolehkan beroperasi di wilayah pesisir timur adalah
kapal ferry maupun kapal cepat dari Pelabuhan Ulee-Lheu ke
sebagian besar berada di kelurahan Kota atas yaitu sebanyak
pancing, tonda dan jala.
pelabuhan Balohan (Sabang). Waktu tempuh menggunakan
kapal ferry selama 1 jam 30 menit, sedangkan menggunakan
1.115 KK. Penduduk kelurahan Ie Meulee sebanyak 984 KK,
Kellurahan Ujung Kareung 154 KK dan 168 KK di Kelurahan
Anoe Itam (BPS, 2008). Dari total 9.818 jiwa penduduk
Potensi Pariwisata :
kapal cepat sekitar 45 menit.
Potensi Perikanan
Selain objek wisata bahari, Kota Sabang juga memiliki objek
pantai timur 95 % menganut agama Islam. Penduduk pesisir
Potensi perikanan tangkap yang ada di Pesisir Timur adalah
wisata sejarah, religi dan objek wisata geografis lainnya. Objek
timur memiliki keanekaragaman suku mulai dari suku Aceh,
ikan karang dan ikan pelagis. Potensi ikan karang di Pulau
wisata sejarah antara lain benteng-benteng peninggalan
Batak, Jawa, Sunda, Makasar bahkan Papua karena sebagian
Weh dimanfaatkan oleh nelayan Pulau Weh utamanya nelayan
Jepang di Benteng (Anoe Itam), Sumur Tiga (Ujong Kareung),
penduduk berprofesi sebagai pegawai dan TNI/POLRI.
pesisir timur, sehingga pesisir timur merupakan salah satu
dan Ujung Asam (Kuta Barat). Objek wisata geografis di Kota
Karakteristik masyarakat Pesisir Timur Pulau Weh hampir sama
penghasil ikan karang yang utama di Kota Sabang. Ikan-ikan
Sabang adalah Tugu Nol (0) Kilometer Indonesia.
Keanekaragaman ikan-ikan karang di pesisir timur Pulau
dengan masyarakat Sabang dan Aceh pada umumnya yang
karang yang menjadi komoditi adalah: Kerapu, Kakap, Kakak
Weh tergolong cukup tinggi dan hampir sama dengan
mempunyai interaksi yang tinggi dan pola gotong royong.
Tua, Ekor Kuning/Pisang-pisang, dan Merah Mata. Selain itu
keanekaragaman jenis ikan karang di wilayah wisata Iboih.
Pola kehidupan masyarakat dapat dikategorikan kedalam
komoditi lain yang juga dimanfaatkan adalah gurita. Untuk
Gambar 1. Perbandingan persentase tutupan karang keras di
setiap wilayah di Pulau Weh (Sumber : Survei WCS, 2009).
110
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
Berdasarkan survey majalah National Geographic Traveller
Indonesia pada tahun 2009, Kota Sabang menempati
urutan ke 10 lokasi penyelaman terbaik di Indonesia, setelah
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
111
Kepulauan Derawan. Adapun objek –objek wisata yang
terdapat di Kota Sabang yang terletak pada KKPD Kota Sabang
antara lain :
2. Pantai Sumur Tiga
B. Wisata Sejarah
Pantai Sumur Tiga terletak di Gampong Ie Meulee, sekitar 4 km
1. Bungker-bungker Peninggalan Jepang
sebelah timur Kota Sabang hamparan pasir putih dan kondisi
Banyak bungker Jepang tersebar di seluruh pulau dan
terumbu karang yang cantik menjadikan pantai ini menjadi
1. Pantai Ujung Asam, Pantai Paradiso, Pantai Kasih dan
Pantai Tapak Gajah
menjadi alasan mengapa pulau ini dikenal sebagai
salah satu lokasi favorit untuk berenang dan snorkeling
“Kota Seribu Benteng” Benteng-benteng itu semuanya
bagi wisatawan mancanegara dan wisatawan lokal. Pantai
dibangun antara tahun 1943 dan 1945 yang dulunya
ini ramai dikunjungi wisatawan pada akhir pekan dan hari
Pantai Ujung Asam terletak di Gampong Kuta Barat, ini
libur. Terdepat fasilitas bungalow dan restoran yang cukup
merupakan salah satu lokasi wisata kuliner di Kota Sabang,
memadai di sepanjang Pantai Sumur Tiga.
saling terhubung melalui terowongan-terowongan
yang sekarang ditutup karena alasan keamanan.
Meski demikian, di Anoe Itam masih terdapat benteng
berjarak sekitar 1 km dari pusat kota. Aneka jajanan seperti
perlindungan dalam kondisi cukup baik. Selain itu ada
jagung bakar, mie bakso dan minuman ringan tersedia di sini.
juga tempat benteng besar dengan banyak pintu masuk
Pengunjung kebanyakan adalah masyarakat lokal maupun
ke terowongan di Gunung Batu. Bungalow Flamboyant di
rombongan wisatawan lokal dari Banda Aceh. Panorama
Gambar 6. Aktivitas Wisata di Pantai Batee Gajah
Lhong Angen dibangun di bekas lokasi kamp Jepang dan
pantai yang indah merupakan sajian utama pantai ini.
masih banyak peninggalan yang dapat ditemui.
4. Pantai Reuteuk (Anoe Itam)
Pantai Paradiso terletak di Gampong Kuta Ateuh, sekitar 1
2. Kerkhof Merbabu
km dari pusat Kota Sabang. Pantai ini dengan Boulevard
Pantai ini berjarak sekitar 10 km ke arah selatan Kota Sabang,
pantainya merupakan lokasi yang paling banyak dikunjungi
tepatnya di Gampong Anoe Itam. Pada hari minggu banyak
oleh masyarakat lokal dan pendatang untuk melihar
wisatawan lokal dari Kota Sabang yang melakukan aktivitas
panorama pantai di senja hari. Hari sabtu dan malam minggu
wisata seperti berenang dan bakar ikan di kawasan pantai
merupakan waktu-waktu dimana Pantai Paradiso dipenuhi
pengunjung.
Mata Ie Ini, selain itu juga terdapat sumbermata air yang jernih
Gambar 5. Panorama Pantai Sumur Tiga
dengan kolam kecilnya yang hanya berjarak sekitar 20 meter
dari jalan utama. Masyarakat setempat sering menggunakan
aliran air dari mata air tersebut untuk mencuci kendaraannya.
3. Pantai Batee Gajah
Terdapat kolam-kolam ikan air tawar milik penduduk setempat
dan juga menjual souvenir berbahan dasar pohon kelapa.
Pantai Bate Gajah terletak di Gampong Anoe Itam, sekitar
Terdapat di Gampong Kuta Ateuh, lingkungan Merbabu,
yang berbatasan dengan Gampong Ie Meulee. Taman
makam besar ini merupakan pemakaman peninggalan
bangsa belanda. Komplek pemakaman ini hanya berjarak
20 menit berjalan kaki dari pusat Kota Sabang. Letak
makam Kherkof ini berdampingan dengan komplek
pemakaman umat Islam, Kristen, dan Budha. Di dalam
komplek kherkof ini dikebumikan warga negara, Belanda,
Jepang, Perancis, dan Jerman.
3. Bangunan-bangunan Kolonial
12 km arah tenggara Kota Sabang. Lokasi ini merupakan
Terdapat di Gampong Kuta Ateuh, antara lain di Jalan
tempat wisata favorit bagi masyarakat Kota Sabang dan
A. Wisata Religi
ramai dikunjungi pada akhir pekan. Di lokasi ini juga terdapat
Wisata religi yang dapat ditemui di Kota Sabang antara lain
Daerah Perlindungan Laut – Anoe Itam. Terdapat resort dan
Yani, Jl. O.Soeropati dan di Jl. T. Hamzah. Sedangkan di
masjid kuno di Kampung Haji, Kuta Timue, fasilitas karantina
restoran di dekat lokasi pantai ini, juga terdapat café-café
Ie Meulee terdapat di Jalan Agus Salim dan di Cot Ba’u
jamaah haji di Pulau Rubiah, Meunasah Al-Ikhlas di Gampong
pinggir pantai yang menyediakan makanan dan minuman
di sepanjang Jl. Yos Soedarso. Bangunan-bangunan
Cot Ba’u dan situs mesjid kuno di Jaboi. Selain itu terdapat
bagi para pelancong.
peninggalan masa kolonial ini ada yang berupa bangunan
makam-makam aulia keramat yang tersebar di hampir semua
perkantoran dan rumah sakit serta rumah-rumah tinggal.
wilayah Kota Sabang, mulai dari ujung Seukee hingga ke Pulau
Kondisi bangunan-bangunan tersebut saat ini sebagian
Rubiah dan Pulau Rondo. Beberapa makam yang terkenal
besar masih bagus dan terawat, dan sebagian sisanya
Pantai Kasih dan Pantai Tapak Gajah terletak di Gampong
antara lain : Makam Tgk di Iboih (Tgk. Ibrahim) dan Siti Rubiah
perlu perhatian pihak terkait untuk direnovasi.
Kuta Ateuh, sekitar 1 km dari pusat Kota Sabang. Pantai ini
di Iboih, Makam Tgk. Tapak Gajah dan Keramat Pandan di Kuta
memiliki hamparan pasir putih sepanjang 100 meter, dan
Ateuh, Makam Tgk. Ie Masen di Kuta Timue, Makam Tgk. Ba’ U
Gambar 4. Panorama laut di Pantai Paradiso dan Pantai Kasih
Diponogoro, Jl. Teuku Umar, Jl. T. Cik Di Tiro, Jl. Ahmad
4. Tugu Pemancungan
ramai dikunjungi oleh masyarakat setempat terutama pada
Lien dan Tgk di Pasie di Balohan, Makam Tgk di Jaboi, Makam
Terletak di Gampong Batee Shok, situs ini merupakan
hari sabtu dan minggu. Aktivitas yang dapat dilakukan adalah
Tgk di Pria Laôt (Tgk. Abdurrauf ), dan Makam Tgk. Anoe Raya
lokasi pemancungan 11 orang pribumi dan 1 orang warga
berenang dan snorkling.
di Cot Abeuk.
negara Belanda (Dr. Coelon) oleh bangsa Jepang pada
112
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
113
masa awal masuknya Jepang ke Kota Sabang pada tahun
Dengan prasarana penunjang setingkat Bus Way. Dimana
1942. Ke 12 orang ini di pancung karena mencoba mem-
simpul-simpul pelayanannya adalah Pelabuhan Balohan,
berikan isyarat-isyarat komunikasi dengan pihak pejuang
Pelabuhan Sabang, Kawasan Kota, Bandar Udara, Kawasan
republik di daratan melalui stasiun radio yang terdapat di
Wisata di sekitar Kota Sabang. Untuk Pelayanan Angkutan
Gampong Ie Meulee.
Wisata ke Iboih dilayani oleh angkutan Bus yang ukurannya
5. Tugu Beevak
Tugu ini terletak di Gampong Jaboi, di bukit Cot
Semeureugoh. Lokasi ini dulunya merupakan titik dimana
para serdadu belanda memberikan sinyal berupa suar
untuk berkomunikasi dengan pihak Belanda di Banda
Aceh.
lebih kecil. (RTRW Kota Sabang 2012-2032, bab 3)
Sentra perhubungan laut akan di pusatkan di Teluk Sabang
dan Pelabuhan Balohan, Pengembangan Pelabuhan Nasional
Balohan saat ini sebagai pelabuhan utama yang melayani
angkutan penyeberangan dalam negeri dalam provinsi.
Angkutan penyeberangan ini direncanakan untuk rute atau
lintasan baik untuk pelayanan umum maupun mendukung
6. Wisata Kuliner
kegiatan pariwisata.
Selain memilikin obyek wisata bahari, wisata religi, dan
Pengembangan pelabuhan khusus dimaksudkan untuk
wisata sejarah, Kota Sabang juga memiliki beberapa
menunjang kepentingan pertumbuhan ekonomi Kota Sabang.
pilihan wisata kuliner bagi anda-anda yang gemar makan
Untuk menunjang kawasan industri di Balohan direncanakan
enak. Adapun wisata kuliner yang dapat kita jumpai di
dikembangkan Pelabuhan Khusus Industri. Sedangkan untuk
Kota Sabang antara lain: sate gurita, mie jalak dan mie
menunjang kepentingan pengembangan pariwisata di Iboih
sedap di Jalan Perdagangan, jagung bakar di pantai Ujung
dan Gapang, maka direncanakan adanya Pelabuhan Khusus
Asam, rujak Cot Klah di Gampong Krueng Raya, dan rujak
Wisata di Gapang sebagai pengembangan dermaga yang ada
Benteng di pantai Batee Gajah, Anoe Itam.
saat ini.
Gambar 7. Sosialisasi terhadap zonasi dan penghargaan E-KKP AWWARD
Sentra perhubungan udara akan di pusatkan di Bandara
Aksesibilitas :
Maimun Saleh. Bandara Maimun Saleh merupakan Bandara
Pengumpan yang mendukung PKW dan PKSN Sabang.
Sentra kegiatan perhubungan Kota Sabang di pusatkan
di kawasan Terminal Pelabuhan Balohan dan Pusat Kota
Sabang. Ke depannya sentra-sentra perhubungan juga
akan dikembangkan di kawasan Cot Damar, Iboih, Gapang,
Cot Abeuk dan Keunekai. Pembangunan terminal tipe B
akan dikembangkan di Balohan, sedangkan pembangunan
terminal tipe C akan dikembangkan di lokasi lainnya. Gapang
Sebagai inlet ke Kota Sabang, bandara ini dimanfaatkan
untuk mendorong aktivitas wisata ke Sabang sehingga dapat
Gambar 8. Rapat pengelola dan Rapat dengan para Tokoh
menjadi salah satu tujuan dalam jalur penerbangan komersil.
Jalur penerbangan Bandara Maimun Saleh direncanakan akan
melayani penerbangan domestik. Jalur penerangan ini dapat
menghubungkan anatara Sabang dengan Kota Banda Aceh
dan Medan.
akan disiapkan sebagai pelabuhan khusus wisata, sedangkan
untuk kawasan pusat Kota Sabang akan dikembangkan jalur
bus umum.
Upaya Pengelolaan Kawasan:
Jaringan jalan utama yang direncanakan akan membentuk
Saat ini, berbagai kegiatan sudah dan akan dijalankan guna
suatu jalan lingkar luar di Kota Sabang khususnya di Pulau
meningkatkan nilai dari E-KKP. Berbagai rapat, diskusi dan
Weh, yang terdiri dari simpul-simpul Ruas Pusat kota - Anoi
sosialisasi telah dilakukan, sedangkan untuk penyusunan SOP
Itam - Balohan - Paya Keuneukai - Ujung Gua Sarang - Ujung
Administrasi pekantoran dan pengelolaan keuangan, SOP
Putroe - Ujung Ba’U - Iboih - Gapang - Cot Damar - Pusat Kota
saran dan prasaran, dan SOP Pegelolaan KKP Kota Sabang
Sabang. Untuk pengembangan sistem angkutan umum di
akan dilakukan pada bulan Agustus sampai Oktober .
Gambar 9. Foto Bersama Untuk Pengelolaan KKP Kota Sabang yang lebih baik lagi.
rencanakan dengan menggunakan sistem angkutan Bus.
114
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
115
Kawasan Konservasi Perairan Daerah
Kabupaten Aceh Besar
116
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
117
Perikanan dan Sosialisasi Publik Peraturan Bupati Nomor 11
Nama Kawasan :
Tahun 2011 (Sepanjang tahun 2010 & September 2011)
Kawasan Konservasi Perairan Lampuuk, Amad Rhang
Workshop dan Diskusi Terfokus Bersama Panglima Laot se-
Manyang, Ujong Panuc, Pulau Aceh)
Aceh Besar guna mendapatkan rekomendasi kunci dalam
penyusunan rencana tindak lanjut dan Rencana Strategis
Dasar Hukum :
Pengelolaan Kawasan Konservasi terkait Keputusan Bupati No.
Keputusan Bupati Aceh Besar Nomor 190 Tahun 2011
190 Tahun 2011 (Agustus & September 2011)
tentang Pembentukan Kawasan Konservasi Perairan Daerah
Feasibility Budidaya Kerapu Pulau Aceh bersama WWF-
Kabupaten Aceh Besar Provinsi Aceh
Indonesia dan Jaringan KuaLA (September 2011)
Penempatan Fish Apartement di Perairan pantai Kecamatan
Luas:
Lhoong, Aceh Besar (Desember 2011)
Sekitar 7.975,38 Hektar (Tersebar di 4 Lokasi : Lampuuk, Amad
Dukungan Konservasi penyu dan pantai peneluran penyu di
Rhang Manyang, Ujong Pancu, Pulau Aceh )
Kecamatan Lhoknga, Lampuuk, Aceh Besar (sejak Oktober 2011
s.d. sekarang)
Penyusunan rencana strategis pengelolaan kawasan
Letak :
konservasi, peraturan dan kebijakan implementatif perikanan
Lampuuk, Amad Rhang Manyang, Ujong Pancu, Pulau Aceh
berkelanjutan di Aceh Besar (Tahun 2012, bersama mitra
terkait).
Keanekaragaman Hayati :
Penyu, Terumbu Karang.
Aksesibilitas :
Bisa diakses dengan pesawat dari Jakarta melalui jalur udara
kemudian dilanjutkan dengan perjalanan darat.
Status Pengelolaan :
Telah ditunjuk Bidang Kekayaan Laut sebagai Koordinator
Pengelola Kawasan Konservasi Perairan dibantu oleh Kasi
Konservasi
Workshop Konsultasi Kebijakan Investasi Hijau Bidang
118
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
119
Kawasan Konservasi Perairan Daerah
Kabupaten Aceh Jaya
120
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
121
Nama Kawasan :
Aksesibilitas
Kawasan Konservasi Perairan Kabupaten Aceh Jaya
Jarak tempuh dari Banda Aceh ke KPL Keuluang Daya
sekitar 2 jam, kondisi jalan cukup bagus, dapat ditempuh
menggunakan angkutan travel L300 atau mobil carteran.
Dasar Hukum:
Potensi Pariwisata
SK Bupati Aceh Jaya No 3 Tahun 2010 tanggal 21 Januari 2010
Jenis pariwisata yang cocok adalah adalah wisata bahari,
wisata alam dan wisata budaya. Snorkeling dan Diving di Aceh
Jaya telah banyak dilakukan oleh para wisatawan.
Luas Kawasan :
Luas Kawasan Konservasi Perairan sekitar 1.609,14 Ha.
Status Pengelolaan
Saat ini rencana pengelolaan dan zonasi kawasan tengah
Letak Geografis dan Administratif :
disusun oleh pemerintah daerah dengan tetap melaksanakan
Terbagi di dua lokasi yakni Lhok Rigaih, Kecamatan Setia Bakti
upaya pokok pengelolaan seperti :
& Lhok Keuluang, Kecamatan Jaya
1. Mengadakan sosialisasi dengan nelayan, panglima laot
dan tokoh masyarakat
Keanekaragaman Hayati :
2. Penentuan area yang akan dijadikan Kawasan Konservasi
Pulau Simelue dikelilingi oleh pulau-pulau yang dilingkupi
oleh karang tepi (fringing reefs). Terdapat juga jenis-jenis
karang keras (hard coral), seperti karang batu (massive
Perairan (KKP)
3. Penentuan Titik Koordinat dan pengambilan foto bawah
air
coral), karang meja (table coral), karang kipas (gorgonian),
karang daun (leaf coral) dan karang jamur (mushroom coral).
Pesisir pantai Pulau Simeulue ditumbuhi beragam jenis
mangrove, antara lain jenis Rhizopora sp, api-api (Avicenna
4. Pembahasan dan penyusunan draft kesepakatan bersama
dan pemilihan pengelola KKP
5. Peresmian Kawasan Ramah Lingkungan Lhok Rigaih dan
sp) dan Bruguiera sp. Jenis lamun didominasi oleh Enhalus sp,
Kawasan Peudhiet Laot Lhok Kuala Daya sebagai Kawasan
Thallasia, Syrongodium, Thalosodendrum dan Chimodecea.
Konservasi Perairan Daerah
Sementara jenis rumput laut yang terdapat di perairan Pulau
Simeulue adalah alga hijau (Chlorophyceae), alga coklat
(Phaeophyceae) dan alga merah (Rhodophyceae).
122
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
123
Kawasan Konservasi Perairan Daerah
Kabupaten Simeulue
124
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
125
Sekilas tentang Kawasan
Kawasan ini, sama dengan kawasan konservasi di wilayah
Aceh lainnya, memiliki aspek budaya /adat yang sangat
kuat dalam pengelolaan wilayah laut sehingga pelibatan
masyarakat cukup aktif. Lembaga adat setenpat bahkan telah
menetapkan Hari Pantang Melaut di wilayah PiSiSi yang berisi
Pantangan kegiatan melaut pada hari-hari besar dan hari
Jum’at, seperti :
1. Khanduri Adat Laot (Khanduri Naey/Khanduri Ikan).
Khanduri laot dilaksanakan 1 (satu) tahun sekali,
selambat-lambatnya 3 (tiga) tahun sekali atau tergantung
kesepakatan dan kesanggupan nelayan setempat,
dinyatakan 3 (tiga) hari pantang melaôt pada acara
khanduri laôt dihitung sejak keluar matahari pada hari
khanduri hingga tenggelamnya matahari pada hari ketiga.
2. Hari Jumat.
Hari Jumat dilarang melakukan aktivitas penangkapan
ikan, terhitung dari jam 18.00 WIB hari Kamis sampai
dengan jam 15.00 WIB pada hari Jumat.
3. Hari Raya Idul Fitri.
Pada Hari Raya Idul Fitri dilarang melaut selama batas
waktu 3 hari penuh (mulai dari hari pertama hari raya
Nama Kawasan :
sampai hari ke 3 hari raya).
Kawasan Konservasi Perairan Pinang, Siumat dan Simanaha
4. Hari Raya Idul Adha.
Hari Raya Idul Adha, dilarang melaut selama Hari Raya
(PiSiSi) Kabupaten Simeulue Provinsi Aceh.
Idul Adha 4 hari penuh (mulai dari hari pertama hari raya
sampai hari ke 4 hari raya).
Dasar Hukum:
5. Hari Kemerdekaan Tanggal 17 Agustus.
126
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
Perairan Pinang, Siumat dan Simanaha ditetapkan sebagai
Hari Kemerdekaan RI dilarang melakukan aktivitas
Kawasan Konservasi Laut Daerah berdasarkan SK Bupati
penangkapan ikan, terhitung dari jam 06.00 WIB sampai
Simeulue No. 523.1/104/SK/2006 yang diterbitkan pada
dengan jam 18.00 WIB tanggal 17 Agustus.
tanggal 9 April 2006. Penetapan KKLD Pulau Pinang, Pulau
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
127
mangrove, antara lain jenis Rhizopora sp, api-api (Avicenna
monitoring terumbu karang dan survei lokasi peneluran
sp) dan Bruguiera sp. Jenis lamun didominasi oleh Enhalus sp,
(SPAGS=Spawning Aggregation Sites) lobster dan kerapu.
Thallasia, Syrongodium, Thalosodendrum dan Chimodecea.
c. Pengembangan kemitraan
Sementara jenis rumput laut yang terdapat di perairan Pulau
Simeulue adalah alga hijau (Chlorophyceae), alga coklat
Pengembangan kemitraan pengelolaan Kawasan
(Phaeophyceae) dan alga merah (Rhodophyceae).
Konservasi peraian juga telah dilakukan secara intensif
yang melibatkan DKP Aceh, Fauna Flora International dan
Yayasan Pelagis.
Aksesibilitas
d. Konsultasi publik dan sosialisasi
Untuk menjangkau Kawasan Konservasi Perairan Pulau
Sosialisasi kesepakatan tata batas dan zonasi PISISI di
Pinang, Siumat, dan Simanaha (PiSiSi) dapat dilakukan dengan
level masyarakat belum mendapat banyak respon positif
menempuh dua rute, yaitu;
sehingga perlu dilakukan mekanisme yang tepat untuk
z Dari Medan dengan menggunakan moda transportasi
proses tersebut.
Siumat dan Pulau Simahana didasarkan pada keunikan
udara menuju Bandara Lasikin-Sinabang (ibukota
kawasan ini dengan karakteristik dan ciri khas tertentu
Kabupaten Simeulue) dengan jadual penerbangan
dengan tingkat keanekaragaman yang tinggi dengan nilai
sebanyak 5 kali dalam seminggu. Sementara perjalanan
estitika yang sangat menarik.
menuju kawasan dapat dicapai dengan menggunakan
zPantai Ganding, merupakan pantai pasir putih,
kapal motor dari pelabuhan Sinabang dengan waktu
zPantai Laskin, merupakan pantai pasir putih,
e. Pengembangan partisipatif masyarakat.
Salah satu partisipasi masyarakat yang telah berjalan di
tingkat masyarakat adalah pembentukan wilayah kelola
adat masyarakat pulau siumat.
tempuh sekitar 20 menit, dan
Luas Kawasan :
zDari Medan dengan menggunakan moda transportasi
Kawasan Konservasi Perairan Pinang, Siumat dan Simanaha
udara menuju Bandara Binaka di Gunung Sitoli, Sibolga,
(PiSiSi) Kabupaten Simeulue Provinsi Aceh Darussalam
kemudian dilanjutkan dengan menggunakan moda
memiliki luas sekitar 50.000 Ha.
transportasi laut menuju Pelabuhan Sinabang, dengan
waktu tempuh sekitar 8 jam.
zTeluk Sibigo, tempat wisata alam laut dan menyelam,
zPantai Angkeo, Kecamatan Simeuleu Tengah, merupakan
pasir putih,
f.
Pembahasan penyusunan dokumen rencana pengelolaan
dan zonasi kawasan saat ini masih terus dilakukan.
g. Penerbitan SK Bupati tentang lembaga pengelola kawasan.
zGoa Sembilan, Desa Sembilan, Kecamatan Simeuleu Barat,
zPantai Alus-alus dengan pasir putihnya.
Letak Geografis dan Administratif :
Secara geografis, Kawasan Konservasi Perairan Pinang,
Potensi Pariwisata
Siumat dan Simanaha (PiSiSi) Kabupaten Simeulue terletak
Potensi wilayah dan kondisi sosial budaya di Pulau Simeulue
pada 96º13’ - 96º47’’LU dan 2º40’ - 2º59’ BT. Sementara secara
dan sekitarnya sangat baik untuk mengembangkan kegiatan
administratif, wilayah ini masuk ke dalam Kabupaten Simeulue
pariwisata. Model pariwisata yang cocok adalah adalah wisata
Provinsi Aceh Darussalam.
bahari, wisata alam dan wisata budaya. Tempat-tempat yang
dapat dijadikan sebagai destinasi wisata yang antara lain:
Keanekaragaman Hayati :
zTunggu indah resort, merupakan obyek wisata berenang
dan snorkling,
Pulau Simelue dikelilingi oleh pulau-pulau yang dilingkupi
oleh karang tepi (fringing reefs). Terdapat juga jenis-jenis
karang keras (hard coral), seperti karang batu (massive
coral), karang meja (table coral), karang kipas (gorgonian),
karang daun (leaf coral) dan karang jamur (mushroom coral).
Pesisir pantai Pulau Simeulue ditumbuhi beragam jenis
zPulau Teupah, Kecamatan Simeuleu Timur, merupakan
tempat peselancar karena ombaknya yang cukup besar
(sekitar 4 meter),
zPulau Mincu yang bersebelahan dengan Pulau Teupah
merupakan tempat penyu bertelurnya,
Status Pengelolaan :
Setelah tahap pencadangan, telah banyak upaya pengelolaan
Kawasan Konservasi PISISI yang telah dilaksanakan meliputi
beberapa aspek kegiatan yang terdiri dari:
a. Penataan kawasan
Penataan kawasan PISISI berdasarkan pertimbangan
koordinat titik batas wilayah konservasi yang dicantumkan
dalam SK pencadangan tahun 2006 tidak akurat,
dimana koordinat yang tertulis tidak sama dengan yang
ditampilkan pada peta. Sehingga telah dilakukan review
kawasan untuk membenahi ketidakakuratan tersebut.
b. Pengembangan penelitian
Pengembangan peelitian yang telah dilakukan meliputi
128
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
129
Kawasan Konservasi Perairan Daerah
Kabupaten Nias (Utara)
130
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
131
Dasar Hukum:
Dasar hukum pencadangan Kawasan Konservasi Perairan
Kabupaten Nias (Utara) adalah SK Bupati Nias No. 188.45/ /K/
TAHUN 2015 yang dikeluarkan pada tanggal Januari 2015. Kawasan tersebut dicadangkan dalam rangka mewujudkan kelestarian sumber daya ikan dan ekosistemnya, melindungi dan
mengelola ekosistem perairan Nias Utara dan Laut sekitarnya.
Luas Kawasan :
Kawasan Konservasi Perairan ini memiliki luas 29.230,85 Ha.
Letak Geografis dan Administratif :
Kawasan Konservasi Kabupaten Nias (Utara) terletak pada posisi geografis 97002’58,92” – 97025’04,86” BT dan 01024’38,22”
– 01033’38,18” LS memiliki luas kawasan sekitar 29.000 Ha.
Kabupaten Nias (Utara) dengan karakteristik kepulauan yang
dikelilingi oleh laut, berbatasan dengan Samudera Hindia
di sebelah Barat, sebelah Utara dengan Pulau-pulau Banyak
Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, sebelah Timur dengan
Pulau-pulau Mursala Kabupaten Tapanuli Tengah, dan sebelah
Selatan dengan Kabupaten Nias (Utara) Selatan.
Keanekaragaman Hayati :
Kawasan ini memiliki potensi sumberdaya mangrove dengan
luas mencapai 3.700 Hektar. Hasil studi kajian penetapan
site COREMAP II, menyatakan bahwa luas terumbu karang
di Kabupaten Nias (Utara) adalah 2.204 Ha yang tersebar
di empat kecamatan yaitu Kecamatan Lahewa 1.250 Ha,
Kecamatan Tuhemberua 156 Ha, Kecamatan Afulu 617 Ha dan
Kecamatan Sirombu 217 Ha.
Aksesibilitas
Kawasan ini dapat diakses dengan kombinasi jalur darat, laut
dan udara melalui :
132
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
1. Jalur pertama dari Jakarta menggunakan pesawat udara
menuju Medan dan dilanjutkan dengan pesawat berjenis
Foker 50 menuju bandar udara Binaka di Kabupaten Nias
kemudian dengan menggunakan transportasi darat dapat
ditempuh sekitar dua jam.
2. Jalur kedua, setelah sampai di Medan dapat dilanjutkan
dengan menggunakan jasa travel nenuju Sibolga
(Ibukota Tapanuli Tengah) dengan waktu tempuh sekitar
8 jam. Kemudian dilanjutkan menyeberangi dengan
menggunakan perahu menuju pelabuhan Gunungsitoli
selama kurang lebih 10 jam. Dapat juga dipersingkat
menggunakan kapal cepat yang waktu tempuhnya hanya
4 jam.
3. Jalur ketiga merupakan jalur yang jarang ditempuh,
yaitu dari Jakarta menggunakan pesawat udara menuju
Bandara Dr. Ferdinand Lumban Tobing sekitar 40 km
dari kota Sibolga ibukota Kabupaten Tapanuli Tengah.
Setelah itu menyeberang menuju pelabuhan Gunungsitoli
menggunakan kapal Feri.
4. Sebelum Tahun 2007 tersedia juga jalur Kapal Laut
langsung menuju Pelabuhan Gunungsitoli dari Pelabuhan
Tanjung Priok, Jakarta setiap 2 minggu sekali.
5. Untuk mencapai wilayah Kawasan Konservasi Perairan
dapat diakses dengan menggunakan mobil dengan waktu
tempuh antara 1-3 jam.
Potensi Pariwisata
Kabupaten Nias (Utara) memiliki banyak lokasi yang potensial
untuk dikembangkan sebagai obyek wisata, salah satunya
adalah Pulau Asu yang merupakan pulau terpencil yang
termasuk ke dalam Kepulauan
Hinako dan merupakan salah satu pulau terluar Indonesia.
Luas pulau ini lebih kurang 18 km ini dengan penghuni tetap
sekitar 20 keluarga. Keistimewaan pulau ini adalah ombak
yang mencapai 3-4 meter sehingga bagus untuk berselancar.
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
133
Kawasan Konservasi Perairan Daerah
Kabupaten Nias Selatan
134
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
135
Nama Kawasan :
Aksesibilitas
Kawasan Konservasi Perairan Kabupaten Nias Selatan.
Kabupaten Nias Selatan dapat diakses melalui jalur dari
Jakarta menggunakan pesawat udara menuju Medan dan
dilanjukan dengan pesawat berjenis Foker 50 menuju Bandar
Dasar Hukum:
udara Binaka di Gunungsitoli (Ibukota Kabupaten Nias) dan
Dasar Hukum penetapan Kawasan Konservasi Laut Daerah
dilanjutkan dengan jalur darat menggunakan travel dengan
Kabupaten Nias Selatan adalah SK Bupati Nias Selatan Nomor
waktu tempuh 2,5 Jam.
: 523/371/K/2008 yang ditetapkan pada tanggal 5 Desember
2008.
Potensi Pariwisata
Kabupaten Nias Selatan terkenal dengan wisata pantai, wisata
Luas Kawasan :
bahari, dan wisata budaya. Tempat wisata pantai yang terkenal
Kawasan Konservasi Perairan ini memiliki luas 56.000 Ha.
adalah Pantai Lagundri dan Sorake. Daerah Pulau-pulau
Batu merupakan daerah wisata bahari yang terkenal dengan
keindahan lautnya yang mengundang wisatawan untuk
Letak Geografis dan Administratif :
berjemur (sun bathing) dan menyelam (diving). Sedangkan
Kawasan Konservasi Kabupaten Nias Selatan terletak di
Kecamatan Pulau-Pulau Batu terletak antara: 0º - 15º Lintang
Bawomataluo merupakan tempat wisata budaya yang
terkenal dengan pesona rumah adatnya dan aksi lompat batu.
Utara dan 90º 58’ - 97º 48’ Bujur Timur. Luas Wilayah 121,05
km2, jarak dari ibu kota Kabupaten sejauh. Jarak Ibukota
Kecamatan ke Ibukota Kabupaten yaitu 48 mil atau kirakira 77,25 km dengan batas-batas wilayah sebagai berikut,
Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Teluk Dalam,
sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Hibala,
sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Hindia, Sebelah
Timur berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Tengah.
Keanekaragaman Hayati :
Salah satu ekosistem yang banyak ditemukan di kawasan ini
adalah ekosistem mangrove yang terdapat pada beberapa
pulau di sekitar Pulau Tello, Pono, Tanah Masa dan Kecamatan
Hibala dengan luas mencapai 842, 27 Ha, didominasi oleh
Rhizopora sp.
136
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
137
Kawasan Konservasi Perairan Daerah
Kabupaten Tapanuli Tengah
138
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
139
Nama Kawasan :
Keanekaragaman Hayati :
Kawasan Konservasi Perairan Kabupaten Tapanuli Tengah.
Tutupan Mangrove di Tapanuli Tengah mencapai 1.800 ha,
dari keseluruhan luasan tersebut yang masih dalam kondisi
baik sekitar 1.579 ha sedangkan sisanya sekitar 230 ha telah
mengalami kerusakan. Vegetasi mangrove didominasi oleh
Rhizopora mucronata. Terumbu karang yang terdapat di
Tapanuli Tengah antara lain fringing reef, patch reef dan shoal
yang luasannya mencapai sekitar 25,3572 km2. Sementara itu,
tutupan karang hidup antara 0,00%-79,70%, dengan rata-rata
persentase tutupan karang hidup 26,98%. Sementara itu,
Neopomacentrus cynamos merupakan jenis ikan karang yang
memiliki kelimpahan yang tertinggi dibandingkan dengan
ikan karang jenis lainnya, yaitu sebesar 4.571 ind/ha.
Dasar Hukum:
Dasar hukum penetapan Kawasan Konservasi Laut Daerah
(KKLD) Kabupaten Tapanuli Tengah adalah SK Bupati Tapanuli
Tengah No. 1421/DKP/Tahun 2007 yang dikeluarkan pada
tanggal 7 November 2007. KKLD tersebut diprioritaskan untuk
mendukung kegiatan pemanfaatan perikanan berkelanjutan
dan kegiatan pariwisata bahari.
Luas Kawasan :
Kawasan Konservasi Perairan ini memiliki luas 81.243 Ha.
Letak Geografis dan Administratif :
Kawasan Konservasi ini terletak pada koordinat sebagai
berikut :
a. Koordinat batas terluar di Timur :
o
o
1. 1 42’N’ 98 47’E
2. 1o38’N 98o50’E
3. 1o31’N 98°44’E
b. Koordinat Batas terJuar di Barat
1.. 1o37’N 98°25’E
2. 1o43’N 98o25’E
c. Koordinat batas terluar di Utara :
1. 1o43’N 98o25’E
2. 1o43’N 98o43’E
3. 1ot42’N 98o47’E
d. Koordinat batas terluar di Selatan :
1. 1o31’N 98°44’E
2. 1o31’N 98°29’E
140
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
Aksesibilitas
Dari Jakarta, kita harus menuju Medan terlebih dahulu untuk
mencapai lokasi. Selanjutnya perjalanan dilanjutkan dengan
pesawat berjenis Foker 50 menuju bandar udara Pinangsori
di Kabupaten Tapanuli Tengah dengan waktu tempuh kurang
dari 1 jam.
Sejak tahun 2014 dari jakarta sudah terdapat penerbangan
langsung menuju bandar udara Pinangsori di Kabupaten
Tapanuli Tengah, sehingga mempermudah untuk menuju ke
lokasi Kawasan Konservasi.
Potensi Pariwisata
Potensi Pariwisata di wilayah Kawasan Konservasi sini salah
satunya adalah Pulau Mursala yang terletak pada 1,7º LU
dan 98,5º BT dan termasuk wilayah Kecamatan Tapian Nauli
Kabupaten Tapanuli Tengah. Luas Pulau Mursala ± 8.000 Ha,
merupakan daerah perbukitan yang indah. Terdapat beberapa
aliran sungai berbatu dengan aliran cukup deras yang
mengalir membelah Pulau Mursala. Perairan Pulau Mursala
dijadikan konservasi terumbu karang sedangkan Pulau
Mursala berpeluang untuk dijadikan tempat wisata berburu
dan resort. Jarak tempuh ke Pulau Mursala dari Kota Pandan
maupun Kota Sibolga dengan Speed Boat sekitar 60 menit.
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
141
Kawasan Konservasi Perairan Daerah
Kabupaten Serdang Bedagai
142
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
143
Sekilas tentang Kawasan
Luas Kawasan :
Secara geografis Kabupaten Serdang Bedagai terletak pada
± 41.7 Ha
posisi 2º 57’ – 3º 16’ Lintang Selatan, 98º 33 ‘ – 99º27’ Bujur
Timur dengan luas daerah ± 1.900,22 Km2 dengan batas
wilayah disebelah Utara dengan Selat Malaka dan diapit
Lokasi
3 (tiga) daerah Kabupaten di Sumatera Utara. Kabupaten
zPulau Berhala Induk luas 40,351 Ha
Serdang Bedagai memiliki Pulau Berhala sebagai based
point antara RI-Malaysia, akan tetapi pengelolaannya belum
zPulau Sokong Nenek di sebelah timur (menyatu dengan
pulau Berhala saat air surut ) Luas 0,645 Ha
optimal. Berdasarkan ketinggian permukaan wilayah
zPulau Sokong Siembah yang berada disebelah barat pulau
Kabupaten Serdang Bedagai berada pada ketinggian
0 – 500 m dari permukaan laut di Pantai Timur, Sumatera
Pulau Sokong Siembah sekitar 0,765 Ha.
Utara. Panjang Garis Pantai ± 51 km. Kabupaten Serdang
Bedagai terdiri dari 17 kecamatan yang diantaranya memiliki
wilayah pesisir di 5 kecamatan dengan jumlah 23 desa
Status Pengelolaan
yaitu Kecamatan Pantai Cermin, Kecamatan Perbaungan,
Beberapa upaya pokok pengelolaan yang telah dilakukan :
Kecamatan Teluk Mengkudu, Kecamatan Tanjung Beringin,
Kecamatan Bandar Khalifah. Kawasan Konservasi Perairan
(KKP) adalah wilayah perairan laut termasuk pesisir dan
pulau-pulau kecil yang mencakup tumbuhan dan hewan
didalamnya, serta/atau termasuk bukti peninggalan sejarah
dan sosial-budaya dibawahnya, yang dilindungi secara hukum
atau cara lain yang efektif, baik dengan melindungi seluruh
atau sebagian wilayah tersebut, dengan pengaturan zona
perlindungan, pelestarian dan pemanfaatan sumberdaya ikan
‹ Pembangunan Pos Jaga Keamanan Laut (KAMLA) dan
petugas marinir yang ditugaskan di Pulau Berhala.
‹Penempatan petugas dari TNI AL (marinir dan KAMLA)
secara bergantian.
‹Usaha penangkaran penyu yang dilakukan Dinas
Perikanan dan Kelautan Kabupaten Serdang Bedagai TA.
2009-2012.
‹Kegiatan Transplantasi terumbu karang TA. 2009-2011.
termasuk ekosistemnya.
‹Pembangunan Pondok Wisata 3 kamar TA. 2009.
‹Penyusunan rencana tata ruang wilayah pesisir termasuk
Dasar Hukum :
z Pengelolaan KKPD Kabupaten Serdang Bedagai didukung
melalui SK Bupati Serdang Bedagai No. 97/523/2008
zPerda No. 12 tahun 2006 tentang pengelolaan P. Berhala
sebagai kawasan Eco-Marine Tourism.
P. Berhala.
‹Pemasangan torent air tawar dan rumah ikan di P.
Berhala.
‹Pengadaan Listrik Tenaga Surya di Pondok Wisata TA.
2010.
144
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
145
Rencana ke depan :
zPengembangan kawasan Pantai Cermin dan Tanjung
Beringin sebagai kawasan entry point menuju P. Berhala.
zPengembangan jaringan tranportasi darat dan laut
menuju P. Berhala.
zPengembangan P. Berhala sebagai daerah persinggahan
dengan tetap mengedepankan aspek kelestarian
sumberdaya alam.
zRencana pengembangan Sarana dan prasarana (mooring
bouy, striger dan bangunan untuk wisata).
Peta Kawasan
Sarana dan Prasarana
zPantai Sialang Buah, zPos Jaga Keamanan Laut (KAMLA) dan petugas marinir
yang ditugaskan di Pulau Berhala.
zPantai Citra Wangi, 47 km dari Medan (jalur P.Cermin
menelusuri pantai)
zPembangunan Pondok Wisata 3 kamar TA. 2009.
zPantai Sri Mersing, 48 km dari Medan (jalur P.Cermin
menelusuri pantai)
zPemasangan torent air tawar dan rumah ikan di P. Berhala.
zPantai Matik-matik, 53 km dari Medan (jalur P.Cermin
menelusuri pantai)
zListrik Tenaga Surya di Pondok Wisata TA. 2010.
zPantai Nipah Indah, 55 km dari Medan (jalur P.Cermin
menelusuri pantai)
Potensi Pariwisata :
Kabupaten Serdang Bedagai memiliki sejumlah objek wisata
menarik untuk dikunjungi antara lain:
zPantai Mutiara 88, zPantai Gudang Garam, zPantai Pondok Permai, zPantai Cermin Theme Park, zPantai Kuala Putri, zPantai Sentang, 61 km dari ibukota Propinsi dan 48 km
dari ibukota Kabupaten. Desa Sentang, Kecamatan Teluk
Mengkudu.
z Pantai Merdeka Indah, 65 km dari ibukota Propinsi dan 48
km dari ibukota Kabupaten. Desa Bagan Kuala, Kecamatan
Tanjung Beringin.
z Pantai Budi, 65 km dari ibukota Propinsi dan 48 km dari
ibukota Kabupaten. Desa Bogak Besar, Kecamatan Teluk
Mengkudu.
zPantai Klang, 146
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
147
Kawasan Konservasi Perairan Daerah
Kabupaten Padang Pariaman
148
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
149
Sekilas tentang Kawasan
Keanekaragaman Hayati :
Kabupaten Padang Pariaman merupakan satu diantara 7
(tujuh) kabupaten/kota yang berada di wilayah pesisir dan
memiliki ekosistem perairan laut dan perairan payau yang
luas dan didalamnya terkandung potensi keanekaragaman
hayati, baik secara ekologis maupun ekonomis. Untuk itu,
Pemerintah Daerah Padang Pariaman berkomitmen membuat
suatu model pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut melalui
konsep “Model Konservasi Berbasis Nagari”, dengan salah
satu langkahnya yaitu mencadangkan sebagian wilayahnya
sebagai kawasan konservasi.
Di wilayah ini terdapat 98 jenis (spesies) ikan karang yang
terbagi ke dalam 22 family ikan karang. Jenis Neopomacentrus
azryson merupakan jenis ikan karang yang memiliki
kelimpahan tertinggi dibandingkan dengan jenis ikan karang
lainnya, lalu diikuti oleh caesio xanthoptera dan ctenochaetus
sriatus. Pantai Gasang juga merupakan tempat habitat penyu
bertelur dan berkembang biak.Jenis Penyu yang banyak
ditemukan adalah jenis Penyu Hijau dan Penyu Sisik. Pada
bulan Agustus sampai Desember merupakan waktu dimana
jumlah penyu yang bertelur lebih banyak dari bulan lainnya.
Nama Kawasan :
Aksesibilitas :
Kawasan Konservasi Perairan Kabupaten Padang Pariaman
Provinsi Sumatera Barat.
Kawasan Konservasi Perairan Kabupaten Padang Pariaman
merupakan bagian dari daratan utama sehingga untuk
menjangkau kawasan tersebut dapat dilakukan dengan
menggunakan moda transportasi darat. Dari Kota Padang
ke kawasan konservasi dapat ditempuh kurang lebih 1,5 jam
dengan kendaraan darat.
Dasar Legal :
Kawasan Konservasi Perairan Kabupaten Padang Pariaman
dan laut sekitarnya ditetapkan melalui Surat Keputusan Bupati
Padang Pariaman Nomor 02 Kep/BPP-2010 pada tanggal 2
Januari 2010. KKLD ini dimanfaatkan sebagai Suaka Alam
Perairan.
Luas Kawasan :
684 Hektar
Lokasi Kawasan :
Kawasan ini berada dalam wilayah Kecamatan Batang Gasan.
Wilayah Kecamatan Batang Gasan terletak memanjang sejajar
dengan garis pantai dengan Koordinat 0º33’ 00’’ LS dan 100º
07’ 00”BT, dengan luas daerah 40.31 Km². Kecamatan ini terdiri
dari 2 kenagarian dan 11 korong (jorong) dengan Ibu Kota
kecamatan berada di Gasan Gadang. Secara administrasi,
kecamatan Batang Gasan berbatasaan dengan Kabupaten
Agam sebelah utara, Kecamatan IV Koto Aur Malintang,
Kecamatan Sungai Limau sebelah selatan, Samudera Hindia
sebelah Barat.
150
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
Potensi Pariwisata :
Kawasan perairan Kecamatan Batang Gasan memiliki potensi
terumbu karang yang cukup luas dengan persentase tutupan
rata - rata yang baik shingga sangat bagus untuk dijadikan
lokasi penyelaman (site diving). Selain itu, di wilayah pantai
kawasan ini terdapat estuaria dan laguna yang cukup luas
dan ditumbuhi mangrove dengan kerapatan yang tinggi.
Demikian juga pada pantai berpasir di tumbuhi cemara laut
sehingga menambah nilai estetika wilayah tersebut sehingga
sangat tepat untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata
khususnya untuk kegiatan wisata pantai.
Status Pengelolaan :
Rencana pengelolaan dan zonasi kawasan ini masih dalam
proses penyusunan demikian pula untuk kelembagaan
masih dalam proses yang sama. Meski begitu, upaya
pengelolaan telah dilakukan antara lain pembangunan sarana
penangkaran penyu melalui Dana Alokasi Khusus pada tahun
2011
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
151
Kawasan Konservasi Perairan Daerah
Kabupaten Pasaman Barat
152
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
153
Luas Kawasan:
1. Mendirikan Pos Jaga KP3K
±6.795,8 Ha
2. Sosialisasi ke Masyarakat
3. Pembuatan Papan Informasi
4. Pembentukan Kelompok masyarakat Pengawas
Lokasi Kawasan :
(POKMASWAS)
z Pulau Talua
5. Pembangunan pondok wisata 5 unit
z Pulau Panjan
z Pulau Tamiang
6. Penyusunan zonasi pulau-pulau kecil
z Pulau Pigago
7. Pengadaan Kapal Pengawas
z Pulau Harimau
z Pulau Pangkal
Potensi Pariwisata :
1. Larangan Lubuak Landua
2. Goa Jepang
Sekilas tentang Kawasan
Kabupaten Pasaman Barat merupakan kabupaten termuda
di Provinsi Sumatera Barat bersama-sama dengan Kabupaten
Solok Selatan, dan Dharmasraya. Kabupaten Pasaman Barat
1126,016 Km² (ZEE kabupaten) dan pada batas administrasi
3. Pemandian Air Panas
laut provinsi seluas 12 Mil dari darat yaitu seluas 3378,048 Km²
4. Air Terjun Simpang Panco (ZEE provinsi yang juga dimanfaatkan Kabupaten untuk untuk
5. Pantai Sasak
usaha ekonomi).
Status Pengelolaan
dimekarkan dari Kabupaten Pasaman berdasarkan Undangundang No. 38 tanggal 18 Desember Tahun 2003. Legalitas
Nama Kawasan :
Kendati termasuk kawasan yang baru didirikan, pengelola
kawasan, dalam hal ini Dinas Kelautan dan Perikanan
formal (peresmian) berdirinya Kabupaten Pasaman Barat
dilakukan pada tanggal 7 Januari 2004 di Jakarta oleh Menteri
Kawasan Konservasi Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil Pasaman
setempat telah melakukan sejumlah upaya pengelolaan
Dalam Negeri bersama 24 Kabupaten lainnya di Indonesia,
Barat
seperti :
sehingga tanggal 7 Januari tersebut ditetapkan sebagai hari
ulang tahun berdirinya Kabupaten Pasaman Barat. Secara
geografis sebelah barat Kabupaten Pasaman barat berbatasan
Dasar Hukum
dengan Lautan Samudra Indonesia. Luas laut sesuai dengan
Surat Keputusan Bupati Pasaman Barat NO. 188.45/456/BUP-
batas administrasi laut seluas 4 Mil dari darat yaitu seluas
PASBAR/2012 tanggal 31 mei 2012
154
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
155
Kawasan Konservasi Perairan Daerah
Kabupaten Agam
Nama Kawasan :
Aksesibilitas :
Kawasan Konservasi Perairan Daerah Kabupaten Agam
Dari Jakarta, kita harus menuju Padang terlebih dahulu
untuk mencapai lokasi. Selanjutnya perjalanan dilanjutkan
dengan transprtasi darat sekitar 100 km menuju Lubuk
Basung ibukota Kabupaten Agam. Untuk mencapai Kawasan
Konservasi harus menyeberang dengan kapal sekitar 30 menit
dari Tanjung Muara. Tanjung Muara berjarak kurang lebih 20
km dari Kota Lubuk Basung.
Dasar Hukum:
Kawasan Konservasi Perairan Daerah Kabupaten Agam
dicadangkan dengan SK Bupati Agam Nomor 520 tahun 2012
yang dikeluarkan pada tanggal 31 Oktober 2012.
Luas Kawasan :
Potensi Perikanan:
Kawasan Konservasi Perairan ini memiliki luas 10.79 Ha.
Letak Geografis dan Administratif :
Kabupaten Agam memiliki panjang pantai 43 Km² dengan
luas laut mencapai 313,04 Km². Sementara untuk luas perairan
umum (air tawar) yang ada di Kabupaten Agam, luasnya
mencapai 10.518 Ha
Kawasan Konservasi Perairan Daerah Kabupaten Agam berada
di Kecamatan Tanjung Muara tepatnya berada di perairan
sekitar pulau Tangah dan Pulau Ujuang. Kawasan Konservasi
yang berada di pulau Tangah seluas 5,5 Ha dan yang berada
di perairan Pulau Ujuang seluas 4,5 Ha. Kawasan Pulau Tangan
terletak pada posisi geografis 0027’10” LS -99054’00” BT dan
Pulau Ujuang terletak pada posisi geografis 0026’00” LS 99056’00”BT.
Keanekaragaman Hayati :
Potensi Pariwisata :
Kawasan Pesisir Tiku merupakan sentra perikanan laut dan darat merupakan salah satu outlet komoditi unggulan perikanan
Kabupaten Agam. Produk wisata alam dan budaya bahari
(rekreasi pantai, pulau, diving/ snorkling, budaya, nelayan dan
lain-lain) memanfaatkan potensi perikanan, sumber daya alam
bahari, dan budaya bahari; pendukung: wisata kuliner..
156
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
Untuk perikanan laut, terdapat di Kecamatan Tanjung Mutiara,
dimana hasil tangkapan ikan laut dominan adalah jenis ikan
tembang, ikan teri, tongkol, ikan layang, ikan kembung,
ikan layur, cakalang, mayang dan udang. Sementara untuk
kegiatan budidaya ikan, terdapat di danau maninjau dengan
jumlah keramba jaring apung (KJA) sebanyak 8.930 petak
dengan jumlah pengelola 330 orang. Usaha budidaya lainnya
adalah pada kolam air deras, kolam air tenang, keramba irigasi
dan sawah. Untuk penangkapan ikan di perairan umum,
dilakukan di Danau Maninjau dan sungai-sungai yang tersebar
di Kabupaten Agam seperti di Batang Masang Kiri, Masang
Kanan, Batang Antokan dan Batang Tiku.
Untuk produksi perikanan di Kabupaten Agam terbagi
menjadi 3 jenis produksi yaitu jenis ikan laut, budidaya
dan perairan umum. Dari ketiga jenis tersebut, untuk jenis
budidaya merupakan jenis yang paling banyak terdapat
di Kabupaten Agam dengan jumlah tangkapan 55.670,36
ton sedangkan untuk jenis perairan umum memiliki nilai
tangkapan yang paling rendah yaitu hanya 755,98 ton.
Sektor pengolahan dan pemasaran ikan yang ada di
Kabupaten Agam, umumnya masih dalam tahap pengolahan
dan pemasaran sederhana. Dari data yang ada, jumlah
unit pengolahan ikan terdapat 278 unit, sementara jumlah
produksi ikan olahan pada tahun 2009 mencapai 679,27 ton,
dengan jumlah tenaga pemasar sebanyak 672 orang.
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
157
Kawasan Konservasi Perairan Daerah
Kabupaten Solok
Nama Kawasan :
Keanekar Solokan Hayati :
Kawasan Konservasi Perairan Daerah Kabupaten Solok
Potensi Pariwisata :
Dasar Hukum:
Kabupaten Solok memiliki pesona alam yang tidak dimiliki
Kawasan Konservasi Perairan Daerah Kabupaten Solok
dicadangkan dengan SK Bupati Solok No. 520-572-2013.
daerah lain seperti pesona Danau Diatas dan Danau Dibawah,
Danau Singkarak, Danau Talang serta Danau Tuo. Kemudian
juga terdapat Gunung Talang yang masih aktif dan hamparan
hijau kebun teh di kawasan Kecamatan Gunung Talang serta
banyak lainnya. Keunggulan komparatif di bidang pariwisata
Luas Kawasan :
ini harus mampu dikelola dengan sebaik-baiknya untuk
Kawasan Konservasi Perairan ini memiliki luas 2 Ha.
mendatangkan sebanyak mungkin wisatawan ke Kabupaten
Solok.
Letak Geografis dan Administratif :
Secara geografis letak Kabupaten Solok berada antara
00° 32’ 14’’ dan 01° 46’45” Lintang Selatan dan 100° 25’ 00”
dan 101° 41’ 41” Bujur Timur. Topografi wilayahnya sangat
bervariasi antara dataran, lembah dan berbukit-bukit,
Aksesibilitas :
Dari Jakarta, kita harus menuju Padang terlebih dahulu
untuk mencapai lokasi. Semenjak pusat pemerintahan
dialihkan ke Arosuka sebagai ibukota Kabupaten Solok, jarak
dengan ketinggian antara 329 meter – 1 458 meter di atas
permuakaan laut. Pada akhir tahun 2003, Kabupaten Solok
kembali dimekarkan menjadi dua kabupaten yaitu Kabupaten
Solok dan Kabupaten Solok Selatan. Pemekaran ini di lakukan
berdasarkan Undang-undang Nomor 38 tahun 2003 dan
menjadikan luas wilayah Kabupaten Solok berkurang menjadi
4.594,23 Km². Pemekaran inipun berdampak terhadap
pengurangan jumlah wilayah administrasi Kabupaten Solok
tempuh ke Kota Padang selaku ibukota Provinsi menjadi
semakin pendek yaitu 40 km. Sedangkan jarak ke Kota
Medan 825 km dan ke Banda Aceh 1.433 km. Disisi lain terjadi
sedikit penambahan jarak kalau bepergian dari ibu kota
kabupaten ke ibu kota provinsi lain seperti Pekanbaru (231
km), Jambi (495 km), Palembang via Muara Enim (993
km), Bengkulu via Muaro Bungo (736 km) dan Bandar
Lampung (1 170 km)
menjadi 14 Kecamatan, 74 Nagari dan 403 Jorong
Potensi Perikanan:
Danau singkarak yang berada di Kabupaten Solok masih
menyimpan banyak potensi untuk dikembangkan, salah
satunya yaitu potensi ikan perairan danau..
158
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
159
Kawasan Konservasi Perairan Daerah
Kota Padang
Sekilas tentang Kawasan
Letak Geografis dan Administratif :
Kawasan ini diinisiasi oleh Dinas Perikanan dan Kelautan
Hasil identifikasi dan penilaian potensi di kawasan ini tidaqk
setempat pada tahun 2011 dengan fokus pembentukan
menunjukan adanya Biota Endemik tertentu. Meski demikian,
Taman Wisata Perairan (TWP) Pulau Bindalang,
ditemukan beberapa biota khas yang cukup unik.
Pasumpahan dan Laut disekitarnya.
Biota ini terdapat di beberapa daerah dalam satu wilayah
biogeografi yang sama dan Bisa digolongkan biota langka dan
dilindungi misalnya ikan napoleon, akar bahar, kima, penyu.
Nama Kawasan :
Kuda laut. Biota tersebut didapat di kawasan ini walaupun
jumlahnya tidak banyak.
Taman Pulau Kecil Kota Padang
Dasar Hukum :
Pencadangan melalui Keputusan Walikota Padang Nomor 224
Tahun 2011 Tentang Pencadangan Kawasan Pesisir dan PulauPulau Kecil Sebagai Taman Pulau Kecil Kota Padang
Luas Kawasan :
Kawasan Konservasi ini memiliki luas 1.815,10 Ha
160
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
161
Kawasan Konservasi Perairan Daerah
Kota Pariaman
Sekilas tentang Kawasan
Kawasan Wisata Bahari.
Kota Pariaman adalah sebuah kota yang terletak di provinsi Sumatera Barat, kota ini merupakan hamparan dataran
rendah yang landai terletak di pantai barat Sumatera.
Kabupaten/Kota yang berada di wilayah pesisir dan memiliki
ekosistem perairan laut dan perairan payau yang luas dan
didalamnya terkandung potensi keanekaragaman hayati,
baik secara ekologis maupun ekonomis. pemanfaatan
sumberdaya pesisir dan laut, perlu dilakukan upaya
pelestarian sumberdaya dan habitat yang terdapat di wilayah
pesisir dan laut tersebut, yakni melalui melalui pembentukan
konservasi perairan. Untuk penetapan kawasan konservasi
harus berpedoman kepada Peraturan Menteri Kelautan dan
Perikanan Republik Indonesia Nomor 2 tahun 2009 tentang
Tata Cara Penetapan Kawasan Konservasi Perairan
Keputusan Walikota Pariaman No. 334/523/2010 tentang
Penetapan Pencadangan Kawasan Konservasi Perairan
Kota Pariaman yang merupakan perubahan atas Keputusan
Walikota No. 337 dan 338/KEP/WAKO/2006
Penetapan kawasan konservasi perairan merupakan salah satu
upaya konservasi ekosistem yang dapat dilakukan terhadap
semua tipe ekosistem yaitu terhadap satu atau beberapa
tipe ekosistem penting untuk dikonservasi berdasarkan
kriteria ekologi, social budaya dan ekonomi. Keberhasilan
pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan tidak hanya dilihat
dari kemampuan melindungi sumberdaya alam hayati yang
ada di dalamnya. Lebih dari itu, Kawasan Konservasi Perairan
itu harus mampu memberikan manfaat bagi masayrakat di
sekitarnya.
Nama Kawasan :
Kawasan Konservasi Pulau Kasiak, Pulau Ujung, Pulau Tangah,
Pulau Angso
Luas Kawasan
11.525,89 Ha
Potensi Wisata
1.
2.
3.
4.
Pantai Kata, Pantai Cermin, Pantai Gandoriah
Pulau Angso
Makam Panjang
Pusat Penangkaran Penyu
Status Pengelolaan
Upaya pengelolaan yang telah dilakukan :
z Kajian Potensi dan Arah Pengembangan Pulau Kasiak dan
Pulau Angso Kota Pariaman
zRencana Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Kelautan
Kota Pariaman
zRencana Aksi Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau
Kecil Kota Pariaman.
zPenyusunan Rencana Zonasi rinci Kawasan Minapolitan
Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Kota Pariaman.
Rencana Tindak Lanjut :
Dasar Hukum :
Keputusan Walikota Pariaman No. 337/KEP/WAKO-2006
tentang Penetapan Pulau Kasiak sebagai Daerah Konservasi
Penyu dan Kawasan Wisata Bahari
Keputusan Walikota Pariaman No. 338/KEP/WAKO-2006
tentang Penetapan Pulau Ujung, Pulau Tangah dan Pulau
Angso sebagai Daerah Konservasi Terumbu karang dan
162
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
zPenyusunan Manajemen Plan
zPembentukan UPTD yang menangani konservasi
zPengembangan Pusat Penangkaran Penyu dengan
membangun Kolam bermain penyu dewasa, instalasi
air laut, Pintu gerbang, Pembangunan Sea World Mini
(Aquaria).
zPenyusunan Perda tentang Perlindungan Biota langka.
zPenyusunan rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Laut, Pesisir
dan Pulau-pulau kecil.
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
163
Kawasan Konservasi Perairan Daerah
Kabupaten Pesisir Selatan
164
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
165
Kawasan Konservasi Perairan Daerah
Kabupaten Pesisir Selatan
Sekilas tentang Kawasan :
Kawasan ini dibentuk dalam rangka melestarikan populasi
penyu dimana Kab. Pesisir Selatan merupakan salah satu
tempat habitat penyu terbesar di sumatera barat. Selain itu
sekaligus juga untuk melestarikan habitat terumbu karang
dimana dari luas 1.287 Ha, 75% di antaranya sudah mengalami
kerusakan akibat illegal fishing. Habitat hutan mangrove juga
telah mengalami degradasi tutupan akibat pembukaan lahan
juga telah menjadikan pulau karabak ketek sebagai pusat
penangkaran penyu dengan biaya operasional melalui dana
APBD II, Melakukan sosialiasi informal dengan masyarakat
dan pemangku kepentingan mengenai kawasan konservasi
perairan daerah (KKPD) kab. Pesisir selatan dan manfaatnya
dalam melestarikan SDA, Memasukkan KKPD kab. Pessel
dalam Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil,
Menjalin komunikasi dan sosialisasi dgn pemilik pulau di
wilayah KKPD ttg pentingnya menjaga kelestarian habitat dan
penyu.
Sejumlah langkah ke depan juga tengah diproyeksikan
pemerintah daerah setempat dalam rangka
pengembangan kawasan ini, yaitu :
Nama Kawasan :
Kawasan Konservasi Pesisir Pulau Penyu
zPada tahun 2013 ditargetkan dapat dilaksanakan
pembuatan dokumen rencana pengelolaan KKPD melalui
dana APBD 1
Dasar Hukum
SK Bupati No 53 Tahun 2003 Tanggal 19 Mei 2003
zPengusulan Pembentukan UPTD KKPD kepada pemerintah
daerah sehingga diharapkan pengelolaan KKPD bisa lebih
optimal
Luas Kawasan :
zMeningkatkan hubungan jejaring KKPD dengan
Kabupaten lain melalui forum jejaring KKPD sumbar.
174.894 Ha
zPengusulan KKPD Kab. Pessel untuk di SK kan dengan SK
menteri KP
Letak Kawasan :
Aksesabilitas :
Pulau Penyu
Kabupaten Pesisir Selatan yang beribukota Kota Painan dapat
ditempuh dengan kendaraan darat dari Kota Padang sekitar
± 1,5 jam. Kawasan Konservasi Pulau Penyu dan sekitarnya
hanya dapat dicapai melalui jalur laut dengan menggunakan
perahu bermesin tempel, dengan waktu tempuh ± 1,5 jam
dari Kota Painan.
Keanekaragaman Hayati :
Penyu
Status Pengelolaan :
Sejumlah upaya telah dilakukan dalam rangka pengelolaan
kawasan ini seperti pembangunan Pondok Informasi KKP
Daratan, Pembangunan Fasilitas Penangkaran Penyu,
Pembangunan Pos Jaga, Pembuatan / Pemasangan Papan
Informasi, Pengadaan Kompresor dsb. Pemerintah daerah
166
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
167
Rencana Pengembangan Kawasan Konservasi
Perairan Daerah di Kab. Pesisir Selatan (KKPD)
zPembuatan Selter
Tahun 2009 ( APBD)
zPembuatan Dermaga Kayu
zPengadaan Organic Farming (Pembuatan Sauh Tanam
Kapal)
zPembuatan Papan Informasi
zPengadaan Kapal Operasional KKLD
zPengadaan Kendaraan Roda 2
zPengadaan Peralatan Selam
zMouring Boy
zPembuatan Menara
zPengadaan Pompa Air
zBelanja Gordyn Pintu
VII. Rencana Tindak Lanjut
zPengadaan Konstruksi Jaringan Irigasi
zPada tahun 2013 ditargetkan dapat dilaksanakan
pembuatan dokumen rencana pengelolaan KKPD melalui
dana APBD 1
zPengadaan Instalasi Listrik
zPengadaan Jaringan PDAM
z Pengusulan Pembentukan UPTD KKPD kepada pemerintah
daerah sehingga diharapkan pengelolaan KKPD bisa lebih
optimal
zPembuatan WC
Tahun 2010 – 2012 (APBD)
Melalui Dana Pendamping
Honor Staf Sekretariat
Bahan bakar Kapal ke lokasi Kawasan Konservasi Laut Daerah
(KKLD)
zPemeliharaan Tukik
z Meningkatkan hubungan jejaring KKPD dengan Kabupaten
lain melalui forum jejaring KKPD sumbar.
zPembelian Pakan Tukik
zPengusulan KKPD Kab. Pessel untuk di SK kan dengan SK
menteri KP
zBiaya Operasional Pulau
zHonor Petugas Penjaga / Pengelola Pulau
Tahun 2007 (APBN)
zRehab. Bak penangkaran Penyu
zPengadaan Papan Informasi
zPembangunan bak penangkaran penyu dan Pondok
Informasi di Pulau Semangki yang akan dijadikan objek
wisata pelepasan tukik dan tempat penangkaran penyu
zPengadaan Alat Selam
zPengadaan Genset
zPantai Muara Bayang
VI. Upaya Pengelolaan
zKawasan Wisata Pantai Carocok, Langkisau dan Pulau
Cingkua
zMenjadikan pulau karabak ketek sebagai pusat
penangkaran penyu dengan biaya operasional melalui
dana APBD II
zPantai Sago
Melalui Dana Pendamping
zPembuatan Rumah Genset
zPemeliharaan Tukik
zPengadaan Pakan Penyu
V. Sarana dan Prasarana
zHonor Penjaga Pulau
zPengadaan Tempat Pengeraman Telur Penyu
Pembebasan Pulau Kerabak Ketek (5 Ha) sebagai Pusat
Konservasi Penyu di Kab. Pesisir Selatan
Tahun 2008 (APBN)
zPembangunan Pondok Informasi KKP Daratan
zPembangunan Fasilitas Penangkaran Penyu
zMelakukan sosialiasi informal dengan masyarakat dan
pemangku kepentingan mengenai kawasan konservasi
perairan daerah (KKPD) kab. Pesisir selatan dan
manfaatnya dalam melestarikan SDA.
zMemasukkan KKPD kab. Pessel dalam Rencana Zonasi
Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
zPembuatan / Pemasangan Papan Informasi
zMenjalin komunikasi dan sosialisasi dgn pemilik pulau di
wilayah KKPD ttg pentingnya menjaga kelestarian habitat
dan penyu.
zPembuatan 2 unit pondok wisata
zPengadaan Kompresor
zSosialisasi Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD)
zPembuatan Pondok Informasi
zPengadaan Moubiler
zPengembangan potensi perairan umum (sungai)
untuk konservasi dilakukan dengan metoda lubuk
Tahun 2006 (APBN)
zPembangunan Pos Jaga
zPembuatan Pondok Jaga
168
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
VIII. Potensi Pariwisata
zPantai Batu Kalang dan Pantai Teluk Sikulo
zPengadaan Bak Air
zPembuatan Jalur di lokasi KKLD
larangan (telah di SK-kan sebanyak 22 lubuk larangan)
dan sungai Batang Pelangai telah di SK kan sebagai
kawasan konservasi perairan air tawar dalam mendukung
konservasi jenis (ikan mungkus).
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
169
Kawasan Konservasi Perairan Daerah
Kabupaten Kepulauan Mentawai
170
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
171
Status Pengelolaan :
Kawasan Konservasi ini telah dikelola secara mandiri melalui
sebuah UPTD yang khusus dibentuk Bupati Kepulauan
Mentawai untuk mengelola kawasan ini. Rencana pengelolaan
saat ini tengah dilakukan penyesuaian dengan Peraturan
Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.30/MEN/2010
tentang Rencana Pengelolaan dan Zonasi Kawasan Konservasi
Perairan.Sementara penyusunan dokumen rencana
pengelolaan sedang disusun, upaya-upaya pokok pengelolaan
seperti sosialisasi, monitoring sumberdaya dan pelibatan
masyarakat terus dilakukan. Kawasan ini juga telah diusulkan
untuk ditetapkan oleh Menteri Kelautan dan Perikanandan
saat ini tengah dalam proses evaluasi mendalam oleh tim
DItjen KP3K KKP.
Potensi Pariwisata :
Sebagai daerah kepulauan, wisata bahari merupakan andalan
pariwisata daerah ini. Panorama kehidupan bawah laut dapat
dinikmati melalui wisata selam ataupun snorkeling. Selain itu,
di Pulau Sipora terdapat 4 titik dengan gelombang bertaraf
dunia : Telescope,Scarcrow, Lance’s Left dan Hollow Trees.
Nama Kawasan :
Keanekaragaman Hayati :
Kawasan Konservasi Perairan Kabupaten Kepulauan Mentawai
Mangrove 15 jenis, Terumbu Karang 157 jenis 33 suku,jenis
(Taman Wisata Perairan Selat Bunga Laut dan Sekitarnya).
ikan Balong padang, napoleon.
Titik surfing juga dapat dijumpai di Pulau Siberut antara lain
E-Bay, Bankvaults, Nipussi, Kandui Left, Rifles, Four Bobs dan
Burgerworld. Semua titik selancar ini terdapat di sekitar Pulau
Nyang Nyang dan Pulau Karangmajat dekat mulut Teluk
Katurai. Begitu juga dengan Pulau Pagai Utara dan Pagai
Selatan terdapat sejumlah titik dengan ombak yang tak kalah
Dasar Hukum:
Aksesibilitas :
Dasar hukum Pencadangan Taman Wisata Perairan Selat
Untuk menuju ke Kabupaten Kepulauan Mentawai, kita
Daftar tersebut merupakan tempat selancar yang dikenal luas
Bunga Laut dan Sekitarnya adalah SK Bupati Kabupaten
harus melalui Kota Padang. Selanjutnya perjalanan laut dari
di lingkar pengarung ombak
Kepulauan Mentawai Nomor 188.45-142 Tahun 2012.
Padang, bisa menggunakan Kapal Laut Ambu Ambu milik
menantang : Macaroni’s, Rags Left, Thunders dan The Hole.
PT ASDP Padang-Sumatera Barat yang secara rutin berlabuh
ke Pelabuhan Tua Pejat pada hari Senin, Rabu dan Sabtu.
Luas Kawasan :
Sementara itu, perjalanan menggunakan pesawat udara, dari
Kawasan Konservasi Perairan ini memiliki luas 172.191 Ha.
Bandara Internasional Minangkabau-Padang setiap Selasa,
Kamis, dan Sabtu. Pesawat dari perusahaan penerbangan
Sabang Merauke Air Charter rutin mengunjungi Bandara
Letak Geografis dan Administratif :
Rokot di Tua Pejat.
Kawasan Konservasi ini tersebar pada beberapa wilayah
administrative antara lain Desa Katurai, Sipora, Siburu dan
Seiberut.
172
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
173
Kawasan Konservasi Perairan Daerah
Kota Batam
174
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
175
Potensi Pariwisata :
Salah satu wisata unggulan di daerah Batam adalah wisata
pantai. Obyek wisata di kawasan konservasi perairan terdiri
dari spot-spot penyelaman yang dapat dieksplorasi untuk
melihat keindahan terumbu karang dan ikan karang.
Aksesibilitas :
Akses menuju Kawasan Konservasi Perairan Kota Batam dapat
ditempuh melalui jalur udara dan laut. Melalui jalur udara,
Batam dapat dicapai melalui Bandara Internasional Hang
Nadim yang melayani rute penerbangan langsung dari banyak
kota di Indonesia, seperti Jakarta, Surabaya, Medan, Padang
dan lain-lain. Batam juga memiliki empat pelabuhan ferry
internasional yang menghubungkannya dengan Singapura
dan Malaysia. Sementara untuk menuju kawasan konservasi,
dapat ditempuh melalui jalur laut dari Batam ± 2 jam dengan
menggunakan perahu atau ± 1 jam dengan speed boat.
zTahun 2007 – 2011; pengembangan kegiatan mpa
pokmas (budidaya ikan, rumput laut, pengolahan kerupuk
ikan, kerajinan tangan)
Di samping itu, aktivitas lain yang pernah dilakukan antara lain
sbb :
zTelah terbentuk dive centre dengan nama “Laksanas
Scuba Dive” dan Eureka Dive Centre oleh stakeholder
yang sudah mengajukan surat permohonan kerjasama
dengan UPT - KKP Kota Batam
Telah tersedia homestay di Pulau Abang sebagai pendukung
kegiatan wisata
zSelama COREMAP II Kota Batam telah tercatat penyelam
dari dalam dan luar negeri, antara lain dari : Hongkong,
New Zealand, Singapura, Filiphina, Norwegia, Batam,
Jakarta
zEvent nasional FFI 2010 melakukan filed trip dan fun dive
zKunjungan mahasiswa S2 IPB
zKunjungan mahasiswa Singapore Ocean Science
Status Pengelolaan
Nama Kawasan :
Letak Geografis dan Administratif :
Kawasan Konservasi Perairan Kota Batam (Taman Wisata
Perairan Pulau Abang)
Kawasan Konservasi Perairan Daerah Kota Batam terletak
pada kawasan antara 103057’27” - 104025’53” BT, 0050’4,99” –
0025’41,99 LU”, di Kecamatan Galang
Dasar Hukum:
zKeputusan Walikota Batam No. KPTS.114/HK/VI/2007
tentang PenetapanLokasiMarine Management Area (MMA)
Coremap Kota Batam.
zRencanaTata Ruang Kota Batam 2011–2031
zPeraturan Daerah Kota Batam No. 07 Tahun 2009 tentang
Pengelolaan Terumbu Karang.
zPerwako No. 26 Tahun 2012 tentang Perubahan Perwako
No. 31 Tahun 2010 Tentang Perubahan Nomenklatur UPTKKLD Kota Batam Menjadi UPT-KKPD Kota Batam
Keanekaragaman Hayati :
Selain ekosistem terumbu karang, Ekosistem mangrove
banyak tumbuh di Pulau Galang Baru, Pulau Abang Besar
dan Pulau Abang Kecil. Jenis bakau yang dominan adalah
Rhizophora, sementara jenis-jenis lain yang terdapat di
kawasan MMA, yaitu api-api (Avicenna marina), nyirih
(Xilocarpus granatum), bakau merah (Rhizopora apiculata),
bakau putih (Rhizopora mucronata), lenggadai (Brugueira
parvifora), dudukan merah (Lumnitzera littorea), dudukan
merah (Lumnitzera racemosa), tingi (Ceriops tagal), pidada
(Sonneratia alba), gadelam (Derris trifolta), waru (Hibiscus
tiliacus), dan buta-buta (Exacaecaria agallocha).
Kawasan ini sudah diinisiasi pengelolaannyasejak tahun 2004.
Saat ini pengelolaan diserahkan kepada UPTD setempat
yang bertugas mengelola kawasan ini. Selain UPTD, Terdapat
3 LPSTK (Pulau Abang, Galang Baru dan Karas) dan Tujuh
POKWASMAS di masing-masing project site (Pulau Abang, Air
Saga, P. Petong, P. Nguan, P. Sembur, P. Karas dan P. Mubut)
yang aktif terlibat dalam pengelolaan. Sementara itu, rencana
pengelolaan dan zonasi saat ini tengah dievaluasi dan
disesuaikan dengan Permen KP Nomor Per.30/MEN/2010.
Adapun rincian kegiatan yang telah dilakukan dalam rangka
pengelolaan adalah :
zKunjungan Miss Indonesia 2005, Nadine Chandrawinata
sebagai Icon Diver Indonesia.
zEvent Lomba“Mancing Hebat” piala Kapolda Cup Pertama
2012 Kota Batam
zEvent Lomba Mancing untuk perebutan Piala Walikota
Cup I tahun 2012 Kota Batam
zTahun 2004; sosialisasi dan penyiapan lokasi di kelurahan
pulau abang (p. Abang, air saga, p. Petong
zTahun 2005; perluasan lokasi (kel. Galang baru; p. Nguan
dan p. Sembur, kel. Karas; p. Karas dan p. Mubut) serta
penyiapan kelembagaan pengelola terumbu karang di
tiga kelurahan (pokmaswas, pokmas dan lpstk)
zTahun 2006; demplot kegiatan mpa pokmas (budidaya
ikan, kerupuk ikan, ternak ayam)
Luas Kawasan :
Kawasan Konservasi Perairan ini memiliki luas 66.867 Ha.
176
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
177
Kawasan Konservasi Perairan Daerah
Kabupaten Bengkalis
178
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
179
Penetapan Status Perlindungan Terbatas Jenis Ikan Terubuk
(Tenualosa macrura).
Status Pengelolaan
zKegiatan rutin pemantauan aktifitas penangkapan
ikan terubuk di kawasan suaka perikanan ikan terubuk
Kabupaten Bengkalis
zLanjutan kegiatan rekayasa budidaya ikan terubuk
kerjasama dengan FAPERIKA UR
zPenyusunan rencana pengelolaan kawasan suaka
perikanan terubuk kerjasama dengan FAPERIKA UR
zSosialisasi dan pembinaan Peraturan Bupati dan
Keputusan Menteri KKP
zSinkronisasi program pengelolaan kawasan suaka
perikanan terubuk dengan Dinas Perikanan dan Kelautan
Nama Kawasan :
Luas Kawasan :
Kawasan Konservasi Perairan Terubuk Kabupaten Bengkalis
Kawasan Konservasi ini memiliki luas 40.741,8 Ha.
Dasar Hukum :
Letak Geografis dan Administratif :
zPeraturan Bupati Bengkalis Nomor : 15 Tahun 2010
Kawasan ini terletak di perairan selat Bengkalis, Selat Padang
tentang Kawasan Suaka Perikanan Ikan Terubuk di
dan muara sungai siak. Adapun koordinat lokasi terletak pada
Kabupaten Bengkalis
101° 54’ 51.3’’ - 102° 15’ 9.3’’ BT dan 01° 07’ 35.9’’ LU - 01° 36’
Provinsi Riau (Fasilitasi Penyusunan Peraturan Gubernur
Riau tentang Kawasan Suaka Perikanan Ikan Terubuk di
Provinsri Riau yang meliputi 3 Kabupaten)
10.7’’ LU
zKeputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik
Indonesia Nomor KEP.59/MEN/2011 tentang Penetapan
Status Perlindungan Terbatas Jenis Ikan Terubuk
(Tenualosa macrura)
Keanekaragaman Hayati :
Keanekaragaman hayati utama yang menjadi ciri khas
kawasan ini adalah keberadaan ikan terubuk yang telah
dilindungi melalui Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan
Republik Indonesia Nomor KEP.59/MEN/2011 tentang
180
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
181
Kawasan Konservasi Perairan Daerah
Kota Natuna
Nama Kawasan :
Kawasan Konservasi Perairan Kabupaten Natuna
Dasar Hukum:
SK Bupati Natuna No. 299 Tahun 2007 yang dikeluarkan pada
tanggal 5 September 2007,
dan perubahan SK Bupati Natuna No. 378 Tahun 2008
yang memiliki aliran sungai. Kepadatan anak pohon ratarata mencapai 1.500 batang/ha dengan ketinggian 5 m,
sementara kepadatan pohon mencapai 200 batang/Ha
dengan ketinggian hingga 11 m. Adapun jenis mangrove
yang dominan adalah jenis Rhizopora sp, dan terdapat 18
jenis vegetasi lainnya yaitu : Xylocarpus granatum, R. apiculata,
R. mucronata, R. stilosa, Bruguira parvifora, B.gymnorrhiza,
Lumnitzera littorea, L. racemosa, L. Littora,Ceriops tagal,
Sonneratia alba, Derris trifolta, Hibiscus tiliacus, Exacaecaria
agallacha, Flagellaria indica, Thespesia populnea, Nypa
fruticans, Pandanus tectorius. Berdasarkan hasil pengamatan
lapangan, kondisi terumbu karang secara umum di Pulau
Bunguran berada pada kondisi buruk hingga sedang, dimana
terumbu karang yang hidup hanya sekitar 24%
berupa polip-polip karang, seperti jenis karang massive,
Acropora.
Luas Kawasan :
Kawasan Konservasi Perairan ini memiliki luas 142.997 Ha.
Potensi Pariwisata :
Letak Geografis dan Administratif :
Secara geografis, wilayah kawasan konservasi ini terletak
antara 108001’10” - 108010’15” LU dan 3047’00” - 4006’00” BT
memiliki luas kawasan sekitar 142.997 Ha. Sementara secara
administratif, wilayah kawasan konservasi ini terdapat di
wilayah Kecamatan Bunguran Utara, Timur dan Pulau Tiga
Kabupaten Natuna.
Aksesibilitas :
Keanekaragaman Hayati :
Ekosistem mangrove berkembang relatif tipis ke arah dalam
pulau menuju daratan hanya sampai 500 m mengikuti alur
setempat, terutama pada selat dan pada daerah-daerah
182
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
Natuna memiliki obyek wisata yang menarik, terutama daerah
pantainya dengan pesona pemandangan yang indah, seperti
kawasan pesisir dari Sepempang (Bunguran Timur) hingga
Desa Tanjung di Bunguran Timur Laut. Sementara wisata
selam dapat dilakukan di wilayah Bu nguran Utara, Pulau
Bunga, Tanjung Buton dan Pulau Panjang. Mengingat, di
wilayah ini memiliki tutupan karang hidup mencapai 70%.
Akses menuju Kawasan Konservasi Perairan Kabupaten
Natuna yang beribukota Pulau Bunguran dapat ditempuh
pesawat udara dari Batam (Connecting flight pesawat dari
Jakarta).
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
183
Kawasan Konservasi Perairan Daerah
Kabupaten Natuna
184
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
185
(1) 2°40’00”LU/109°8’16”BT
Potensi Pariwisata :
(2) 2°39’80”LU/109°10’27”BT;
Natuna memiliki obyek wisata yang menarik, terutama daerah
(3) 2°35’13”LU/109°10’17”BT;
pantainya dengan pesona pemandangan yang indah, seperti
(4) 2°31’39”LU/109°9’55”BT;
kawasan pesisir dari Sepempang (Bunguran Timur) hingga
Desa Tanjung di Bunguran Timur Laut. Sementara wisata
(5) 2°25’560”LU/109°9’18”BT;
selam dapat dilakukan di wilayah Bu nguran Utara, Pulau
(6) 2°26’10”LU/109°6’40”BT;
Bunga, Tanjung Buton dan Pulau Panjang. Mengingat, di
(7) 2°31’39”LU/109°7’54”BT;
wilayah ini memiliki tutupan karang hidup mencapai 70%.
(8) 2°33’58”LU/109°6’56”BT;
(9) 2°37’21”LU/109°7’47”BT
Aksesibilitas :
Sementara secara administratif, wilayah kawasan konservasi
Akses menuju Kawasan Konservasi Perairan Kabupaten
ini terdapat di wilayah
Natuna yang beribukota Pulau Bunguran dapat ditempuh
pesawat udara dari Batam (Connecting flight pesawat dari
Kecamatan Serasan yang terletak di Pulau Karang Aji, Pulau
Jakarta).
Bungin, Pulau Sedue, Cepale dan Semuluk.
Wilayah Kecamatan Serasan Timur yang terletak di Pulau
Perantuan, Pulau Sempadi dan Pulau Genting.
Keanekaragaman Hayati :
Nama Kawasan :
Letak Geografis dan Administratif :
Taman Pulau Kecil Kabupaten Natuna
Koordinat pencadangan Taman Pulau Kecil Kabupaten Natuna
kecil beserta perairan sekitarnya di kecamatan Serasan dan
adalah sebagai berikut:
Serasan Timur sebagai Taman Pulau Kecil Kabupaten Natuna
Pencadangan sebagian wilayah pesisir dan pulau-pulau
dimaksudkan untuk melakukan perlindungan terhadap
Dasar Hukum:
a) Pulau Karang Aji terletak dalam garis maya yang
menghubungkan koordinat-koordinat yaitu:
Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Kabupaten Natuna.
(1) 2°28’73” LU/108°58’35” BT
(2) 2°28’73” LU/108°59’17”BT;
(3) 2°27’32” LU/108°59’17”BT;
Luas Kawasan :
(4) 2°27’33” LU/108°58’34”BT;
600-900 kilogram. Di Natuna, beberapa pulau banyak dihuni
oleh berbagai jenis Penyu. Contohnya di pulau Subi Serasan,
Bunguran, Letung dan Pulau Laut. Di lokasi pulau ini, penyu
menghampiri pantai untuk bertelur, terjadi pada bulan Juni
hingga November atau pada musim Selatan hingga musim
Barat. Sedangkan di Bunguran, penyu juga terdapat di daerah
b) Pulau Bungin, Sedue, Cepate, Semuluk, Perantuan,
Kawasan Konservasi Perairan ini memiliki luas 9.229,97 Ha.
Penyu Belimbing. Penyu ini bisa tumbuh besar hingga
berukuran panjang mencapai 2,75 meter dengan bobot
SK Bupati Natuna No. 304 Tahun 2011 yang dikeluarkan pada
tanggal 30 Desember 2011 tentang Kawasan Konservasi
biota laut Penyu. Penyu Natuna yang biasa dikenal sebagai
Pulau Panjang, Pulau Bunga dan Pulau Meragu. Sempadi dan Genting terletak di dalam garis maya yang
menghubungkan koordinat-koordinat yaitu:
186
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
187
Kawasan Konservasi Perairan Daerah
Lingga
188
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
189
Status Pengelolaan
z Sejumlah upaya telah dilakukan pemerintah dan
pemerintah daerah, termasuk upaya pengelolaan kawasan
melalui daerah binaan Coremap II.
z Masyarakat juga ikut ambil bagian dalam pengelolaan
terumbu karang dengan membentuk LPSTK (Lembaga
Pengelola Sumberdaya Terumbu Karang)
z Ke depan, pemerintah Daerah Kabupaten Lingga melalui
SKPD terkait berkomitmen dalam rangka mewujudkan
Kawasan Konservasi Daerah hal ini telah dituangkan
dalam RUTR Kabupaten Lingga, yang nantinya akan
dilanjutkannya menentukan zonasi-zonasi yang ada pada
KKPD tersebut.
Potensi Pariwisata
Kabupaten Lingga memiliki memiliki banyak lokasi yang
potensial untuk dikembangkan sebagai obyek wisata ,
diantaranya adalah :
z Pulau Kapal ::dengan pasir putih dengan penyu sisiknya
z Selat Kongko dan Kongki dengan hutan mangrove dan
buayanya
z Terumbu Cawan : dengan karang dan burung cawarnya
Pendahuluan
Luas :
Kabupaten Lingga merupakan kabupaten termuda di Provinsi
kepulauan Riau setelah lepas dari Kabupaten Kepulauan
Riau sejak 2003. Kaupaten Lingga memiliki sebaran terumbu
karang yang hamper merata di setiap pulaunya denga
perkiraan total hamparan mencapai sekitar 15.178 ha. Oleh
karenanya 85 % penduduk Pulau Senayang dan Lingga
menggantungkan hidupnya pada terumbu karang baik
secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu perlu
suatu pengelolaan ekosisitem dalam pemanfaatan yang
berkelanjutan.
419.134,75 Ha
Letak Kawasan :
Secara geografis KKP Senayang dan Lingga berada diantara
1030 41’03,37” – 105017’04,15” Lu dan 0030’07,21” – 3052’28,41”
BT yang berlokasi di Desa Limbung, Desa Sekanah, Pulau
Medang, Desa Temiang, Desa Batu Belonag, Desa mamut,
Desa penaah
Dasar Hukum
Pulau Senayang dan Lingga ketika masih berada di kabupaten
Kepulauan Riau maka ditetapkan sebagai Kawasan Konservasi
laut Daerah melalui SK Bupati Kepulauan Riau No 71/III/ 2002
tentang penetapan wilayah pengelolaam Terumbu Karang.
190
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
z Ulu Temiang : dengan sungainya yang berliku – liku dan
berhutan bakau lebat di kiri dan kanan serta memberikan
pengalaman yang menakjubkan bagi wisatawan,
menikmati Mangrove Trak dengan kendaraan pompon
dan akan sampai di perkampungan yang damai dengan
buah khasnya durian.
z Gunung Daik
z Pulau Benan
z Klenteng Tua
z Untuk Wisata bahari : Senayang – Lingga memiliki lokasi
penyelaman seperti Pulau Mamut, Pulau Perangoi, Pulau
Enan, Pulau Katang dan beberapa pulau lainnya.
z Wisata Sejarah : sebagai pusat kerajaan melayu , Pulau
lingga memiliki situs sejarah terbanyak dan dapat
dijadikan sebagai kawasan wisata sejarah.
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
191
Kawasan Konservasi Perairan Daerah
Kabupaten Bintan
192
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
193
Nama Kawasan :
memiliki pemandangan alam yang indah dan kondisi
lingkungan yang bersih. Pengunjung dapat berenang,
berendam dan menyelam keindahan dasar perairan pantai.
Tempat wisata yang telah dikembangkan di Lagoi adalah
Kawasan Wisata Terpadu Eksklusif Lagoi, Pantai Sebong Pereh,
dan Desa wisata Sebong Pereh yang menawarkan wisata
bahari. Pulau Bintan tidak hanya terkenal dengan Pantai Lagoi,
akan tetapi tempat-tempat wisata lain mulai dari wisata alam,
wisata ekologi, wisata budaya, serta wisata sejarah. Alternatif
wisata yang ada seperti Pantai Tanjung Berakit, Pantai Trikora
dan perkampungan Nelayan Kawal, pantai-pantai di Pulau
Kecil di sekitar Pulau Bintan, dan Bintan Leisure Park, serta Air
Terjun Gunung Bintan, Goa Gunung Bintan, dan Danau Bekas
Galian Bouksit Alam Tirta di Kecamatan Teluk Bintan.
Kawasan Konservasi Perairan Kabupaten Bintan
Dasar Hukum:
Dasar hukum pengelolaan kawasan konservasi Kabupaten
Bintan adalah sebagai berikut :
1.Peraturan Daerah (PERDA) Kabupten Bintan No. 12 Tahun
2008 tentang Pengelolaan Terumbu Karang
2.Peraturan Bupati Bintan No. 13/II/2009 tentang Rencana
Strategis (RENSTRA) Pengelolaan Terumbu Karang Kab.
Bintan Tahun 2009-2014 tanggal 5 Februari 2009
3.Kawasan Konservasi Laut Daerah Kabupaten Bintan Melaui
SK Bupati No. 261/VIII/2007 pada tanggal 24 Agustus 2007
Tahun 2009 :
zRencana zonasi dan rencana pengelolaan wilayah kab.
Bintan
zPemasangan tanda batas dan rambu-rambu laut untuk
kawasan MMA di kec. Tambelan
zPemasangan tanda batas dan rambu-rambu laut untuk
kawasan pantai timur bintan
Tahun 2010
zPeraturan Bupati Tentang Rencana Zonasi Dan Rencana
Pengelolaan Kawasan Nomor : 25 Tanggal 22 Oktober
2010 Sudah Di Tandatangani Oleh Bupati Bintan.
Peta Lokasi
ZONA PERIKANAN BERKELANJUTAN terdapat di perairan
laut Kecamatan Gunung Kijang seluas 11.264 Ha ,Pulau Mapur
seluas 31.647 Ha dan Kecamatan Tambelan 15, 58 Ha
ZONA PEMANFAATAN terdapat di perairan laut Kecamatan
Gunung Kijang seluas 7.152 Ha,Pulau Mapur seluas 3.470 Ha
dan Kecamatan Tambelan 7, 63 Ha
Luas Kawasan :
Aksesibilitas :
Untuk menuju Bintan dari Jakarta, kita bisa melakukan
perjalanan dengan dua alternative. Pertama, melalui laut
via Batam dan penerbangan langsung dengan rute JakartaTanjung Pinang.
Kawasan Konservasi Perairan ini memiliki luas 472.905 Ha.
Keanekaragaman Hayati :
Status Pengelolaan :
Letak Geografis dan Administratif :
Kawasan Konservasi ini meliputi beberapa wilayah
administrative antara lain Kecamatan Bintan Pesisir, Gunung
Kijang, Tambelan. Kecamatan Tambelan merupakan daerah
yang berbatasan langsung dengan Laut Cina Selatan pada
bagian Utara dan Selatan, sedangkan pada bagian Barat
berbatasan dengan Kecamatan Bintan Timur, dan bagian
Timur berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Barat.
Selain ekosistem terumbu karang, ekosistem mangrove
masih sangat mudah kita temui khususnya di wilayah
Kecamatan Tambelan. Spesies ekosistem mangrove yang
dapat ditemukan diantaranya adalah Rhizopora mucronata,
Bruguiera gymnorhiza, Soneratia alba, Rhizopora stylosa,
Xylocarpus mluccensis, Rhizopora apiculata, Lumnitzera
littorea, Heritiera litoralis, Ceriops tagal, dan Excoecaria
agallocha.Pomacentrus moluccensis, Lutjanus decussates,
Amblyglyphidodon curacao, Chaetodon octofaciatus,
Paraglyphidodon nigrosis, Abudefduf sexfaciatus, Thalassoma
lunare. Selain itu, megabenthos yang ditemukan yaitu
Acanthaster planci, Diadema setosum, dan kima.
194
Tahun 2007 :
zPenyusunan zonasi di kab. Bintan
Tahun 2008 :
Adapun rincian zonasi adalah sbb :
ZONA INTI terdapat di perairan laut Kecamatan Gunung
Kijang seluas 1.759 Ha, Pulau Mapur seluas 2.165 Ha
Kecamatan Tambelan 8, 16 Ha
Pengelola Kawasn ini adalah UPTD yang berdasarkan
Peraturan Bupati Bintan Nomor 7 Tahun 2009 tentang
“perubahan Ketiga Atas Peraturan Bupati Nomor 7 Tahun
2009 Tentang Pembentukan Organisasi Unit Pelaksana Teknis
Daerah pada Dinas Daerah dan Lembaga Teknis Daerah di
lingkungan Pemerintahan Kabupaten Bintan”. Tanggal 26
Agustus 2010. Sementara itu upaya pengelolaan kawasan
telah dilakukan sejak tahun 2007 dengan rincian sbb :
Potensi Pariwisata :
Salah satu wisata unggulan di daerah Bintan adalah wisata
pantai. Pantai Lagoi, terletak di Kecamatan Bintan Utara
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
zPengelolaan terumbu karang dan MMA untuk kawasan
kec. Gunung kijang dan bintan pesisir
zPenyusunan rancana pengelolaan di kecamatan tambelan
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
195
Kawasan Konservasi Perairan Daerah
Kabupaten Bintan
zPerda Nomor 3 Tahun 2008, tentang Rencana
Nama Kawasan :
Pembangunan Jangka Menengah Daerah;
1. Kawasan Konservasi Laut Daerah Kabupaten Bintan
zPerda Kabupaten Bintan Nomor 12 Tahun 2008,
tentang Pengelolaan Terumbu Karang;
2. Dasar Hukum :
-
zPeraturan Bupati Bintan Nomor 13/II/2009, tentang
Pencadangan :
Rencana Strategis Pengelolaan Terumbu Karang
z Keputusan Bupati Bintan Nomor : 261/VIII/2007,
Kabupaten Bintan Tahun 2009-2014.
tentang Kawasan Konservasi Laut Daerah Kabupaten
Bintan.
-
3. Luas Kawasan :
No
Rencana Pengelolaan dan Zonasi :
zPeraturan Daerah Kabupaten Bintan Nomor 12 Tahun
2008, tentang Pengelolaan Terumbu Karang.
-
Unit Organisasi Pengelola :
Satuan
1
Nama
Zona
Bintan
Pesisir
Gunung
Kijang
Tambelan
Ha
Ha
Ha
Ha
Inti
2.165
Total
Ha
7.036
25.260
34.461
2
Berkelanjutan
31.647
11
1.558
33.216
3
Pemanfaatan
3.470
7.152
7.630
18.252
4
Lainnya
167.897
63.945
155.134
386.976
205.179
78.145
189.582
472.905
5
zPeraturan Bupati Bintan Nomor 20 Tahun 2010,
tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Bupati
Bintan Nomor 7 Tahun 2009 tentang Pembentukan
4. Letak, Lokasi, dan Batas-batas Kawasan:
Organisasi Unit Pelaksana Teknis Daerah pada Dinas
Daerah dan Lembaga Teknis Daerah di Lingkungan
Pemerintah Kabupaten Bintan.
Luasan area kkld kab. Bintan dengan luas perairan laut
472.905 ha, mencakup dua wilayah perairan, yaitu:
-
1. Kawasan perairan laut pesisir timur Kecamatan Gunung
Penetapan : -
Kijang dan Kecamatan Bintan Pesisir seluas 116.000 ha;
2. Kawasan perairan laut di Kecamatan Tambelan seluas
-
Keterkaitan dengan dasar hukum/kebijakan daerah
356.905 ha.
(PERDA, PERBUP, dll.):
zPerda Kabupaten Bintan Nomor 14 tahun 2007,
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Bintan;
196
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
197
8.154 Ha dimana lahan tersebut masih exis untuk beberapa
pemanfaatan seperti untuk, lahan lindung, tempat kawasan
wisata alam, dan tempat perlindungan bagi garis pantai dari
hempasan gelombang. Ada sejumlah lahan lebih kurang
500 Ha saat ini dijadikan kawasan rehabilitasi dari Dinas
Kehutanan, Pertanian dan Peternakan.
5. Target Konservasi:
-
Target Sumberdaya (Bioekologis)
Mangrove
a. Luas lahan mangrove yang dimiliki
kondisi rusak
kondisi sedang
kondisi baik
Luas lahan mangrove yang di
b. rehabilitasi
Luas lahan mangrove yang berubah
c. fungsi
Konversi menjadi lahan tambak
lahan penggaraman
lahan lainnya
Penanaman mangrove dalam 3
d. tahun terakhir
e. 5 Jenis mangrove yang ada dominan
z Melindungi biota laut yang terancam punah;
zMelindungi kawasan dari kegiatan yang dapat
:
:
:
:
:
14.720
6.066
8.154
ha
ha
ha
ha
500 ha
:
:
:
:
-
ha
ha
ha
ha
:
- ha
: 1. Rhizopora apiculata
2. Rhizopora mucronata
3. Avicennia alba
4. Sonneratia alba
5. Rhizopora stylosa
merusak laut.
Potensi sumberdaya lain yang terdapat di kawasan kabupaten
Bintan adalah Seagrass atau yang dikenal dengan nama
-
Target Sosial, Budaya, dan Ekonomi
zmelatih masyarakat pesisir sebagai pengelola
kawasan;
zmelibatkan berbagai pihak untuk mewujudkan
padang lamun atau dalam bahasa daerahnya disebut dengan
setu. Pada ekosistem ini terdapat berbagai organisme yang
berasosiasi baik sebagai pray maupun predator, slah satu
telah memberikan kontribusi pada pendapatan masyarakat
dari padang lamun, baik secara sengaja atau tidak bisa ke
dengan tidak merusak lingkungan yaitu berupa jasa wisata
ekosistem terumbu karang.
ekosistem mangrove terutama di kawasan Desa Sebong Lagoi.
hewan mamalia yang berperan sebagai predator dari padang
lamun ini adalah Dugong atau dikenal dengan nama ikan
Lamun juga berperan penting terhadap kesehatan ekosistem
duyung. Hewan mamalia ini telah beberapa kali ditemukan
terumbu karang. Ekosistem padang lamun menyaring
zmembangun infrastuktur yang memadai;
terdampar dan ada yang mati di dikawasan Konservasi
sedimen yang berasal dari daratan kearah laut. Sedimen
zmemanfaatkan kawasan sebagai kunjungan
Perairan Laut Bintan tepatnya di ekosistem seagrass. Kedua
bisa berupa pasir, lumpur atau bahkan sampah yang bisa
sumberdaya ini diketahui mendapat ancaman dari berbagai
menutupi karang dan menyebabkan karang stres. Sedimen di
tekanan.
ekosistem padang lamun juga dimanfaatkan menjadi materi
kawasan konservasi;
wisata.
organik yang bisa berguna bagi ekosistem terumbu karang.
6. Potensi Ekologis - Keanekaragaman Hayati :
Kerapatan mangrove yang berada di Bintan rata-rata 15 – 20
pohon untuk luasan 10 x 10 m², dimana ditemukan sebanyak
Daun lamun yang terbawa ke ekosistem terumbu karang
dapat terurai menjadi senyawa yang dibutuhkan oleh biota
7. Potensi Sosial Budaya dan Ekonomi:
8. Potensi Perikanan :
Salah satu wilayah pesisir di Indonesia adalah Kabupaten
Bintan yang memiliki luas wilayah 59 852.01 km2, terdiri dari
57 906.00 km2 atau (96.75 %) luas lautnya dan 1 946.01 km2
atau (3.25 %) luas daratannya, terletak diantara (1015’ LU
Kabupaten Bintan memiliki luasan hutan mangrove (hutan
5 spesies yang hidup dikawasan tersebut dengan kepadatan
bakau) ± 14.720 Ha yang tersebar di beberapa pesisir pulau
yang bervariasi menurut jenis.Manfaat yang dapat diambil
Bintan dan pulau-pulau kecil yang ada di sekitar pulau Bintan,
dari ekositem mangrove yang ada saat ini adalah dalam
Pada ekosistem lamun, juga menjadi tempat memijah
karang dengan luasan area mencapai 25 583.89 km2 dimana
bentuk langsung seperti tempat mencari organisme yang
beberapa biota terumbu karang, seperti ikan baronang dan
telah ditemukan 181 spesies koral dengan kondisi 74 % dalam
mengalami kerusakan akibat penimbunan ( reklamasi
berasosiasi seperti kepiting bakau yang dimanfaatkan sebagai
beberapa jenis bintang laut. Lamun juga merupakan makanan
kondisi buruk dan 26 % dalam kondisi sedang (Bappeda
lahan mangrove untuk sarana pertokoan, perumahan
pendapatan hasil tangkapan perikanan, konversi lahan
bagi penyu. Padang lamun juga berperan sebagai perantara
Bintan, 2008). Hasil studi best line ekologi oleh tim CRITC-
tempat tinggal, dan adanya penebangan liar oleh beberapa
menjadi lahan tambak udang untuk kawasan dengan luasan
transfer materi dari ekosistem mangrove ke ekosistem
COREMAP II-LIPI 2006 dan 2007 telah dilaporkan di wilayah
oknum masyarakat. Kondisi baik masih ditemukan sekitar
tidak terlalu besar, sedangakan jenis pemanfaatan lain yang
terumbu karang. Biota dari padang lamun juga bisa menjadi
Kecamatan Tambelan luas area terumbu karang fringing
dari hasil survey ditemukan sekitar 6.066 Ha hutan mangrove
dengan 0048’ LS0 dan 1040 BT disebelah Barat dengan 1080 BT).
terumbu karang.
Wilayah Pesisir Bintan memiliki sebaran ekosistem terumbu
makanan bagi biota terumbu karang, karena terkadang, biota
198
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
199
reef, patch reef dan soal adalah sebesar 31.2618 km2 dengan
Berdasarkan observasi parameter dari masing-masing kondisi
Harapan yang dinginkan adalah segala aktivitas masyarakat
tutupan karang hidup berkisar 10.00% - 90.00% dan rata-rata
yang dikaji kemudian dengan implikasi yang kuat bagaimana
di sekitar kawasan konservasi berupa usaha kerajinan, mata
sebesar 47.39% dengan estimasi karang hidup seluas 14.8150
menyusun upaya dan strategi pengelolaan yang teraplikasi
pencaharian alternativ, kegiatan perikanan, penyewaan
km . Sedangkan untuk wilayah kecamatan Gunung Kijang
mengurangi kerusakan, penyelamatan, atau pemulihan
fasilitas home stay, pondok wisata, makanan tradisional,
yang meliputi pesisir Desa Malang Rapat, Teluk Bakau dan
kondisi ekosistem terumbu karang.
jasa pemandun wisata selam dan lainnya yang telah
2
Kawal memiliki luasan terumbu karang sebesar 2.134.392 ha,
Proyeksi Kondisi Terumbu Karang di DPL Kabupaten Bintan
dimana persentase tutupan karang hidup berkisar 5 – 61.90 %
dengan persen rata-rata 25.27 % yang didominasi oleh karang
jenis Acropora cytherea dengan bentuk pertumbuhan seperti
meja (tabulet) (CRITC, Coremap II-LIPI, 2007).
Ekosistem terumbu karang di Bintan telah ditemukan
beberapa organisme yang berasosiasi hidup di dasar
permukaan perairan dengan ukuran lebih 1mm yang dapat
terlihat oleh mata maupun melalui bantuan alat pemotretan
memanfaatkan segala potensi pesisir dan laut di kawasan
memberikan dukungan pada pengembangan sektor
Padang Lamun (Sea grass)
a. Luas padang lamun yang dimiliki
Luas kondisi padang lamun yang
b. ada :
kondisi rusak
kondisi sedang
kondisi baik
Luas padang lamun yang
c. direhabilitasi
Penanaman padang lamun dalam 3
d.
thn terakhir
5 Jenis padang lamun yang
e. dominan
bawah air yang disebut megabentos (Castro and Huber,
2007). Megabenthos tersebut seperti bulu babi (Diadema
:
2918,36 ha
:
:
:
- ha
- ha
2918,36 ha
parawisata yang akhirnya dapat memberikan kontribusi yang
positif dalam peningkatan perekonomian masyarakat pesisir
- ha
:
- ha
: 1. Thalassodendrom ciliatum
2. Thalassia hemprichii
3. Halodule pinifolia
4. Tahalus acoroides
5. Syringodium isotifolium
di KKP Bintan.
Berdasarkan data keparawisataan di Bintan hingga tahun 2012
telah mencapai 20.000 orang pertahun berasal dari manca
negara, fokus kunjungan wisata berada di kawasan pusat
parawista di Lagoi dan pantai Trikora Kecamatan Gunung
Kijang dan Pulau Nikoi serta Pulau Mangkil di Kecamatan
Bintan Pesisir.
setosum) telah ditemukan kelimpahannya berkisar 286 - 4143
individu/ha, Kima (Tridacna gigas) ukuran besar (panjang >20
9. Potensi Pariwisata :
10. Aksesibilitas :
(panjang < 20 cm) sebanyak 71 individu/ha. Pencil sea urchin
Keanekaragaaman sumberdaya hayati pesisir dan laut di
Aksesibilitas berupa jalan aspal sepanjang pantai Trikora
dan lobster tidak ditemukan sama sekali. Kelimpahan Tripang
kawasan Konservasi Perairan Bintan telah memberikan
cm) kelimpahannya 143 individu/ha, dan berukuran kecil
(Holothurian) yang berukuran kecil (diameter <20) sebesar
manfaat secara ekonomi dan jasa lingkungan yang sangat
71 individu/ha. Untuk moluska (gastropoda) kelompok
besar bagi masyarakat dan pemerintah kabupaten Bintan.
Drupella sp. ditemukan dalam jumlah kecil 71 – 429 individu/
Ekosistem Terumbu karang (coral reef ), Padang Lamun
ha, sedangkan lola (Trochus niloticus) berkisaran 71 – 429
(Seagrass) dan Mangrove merupakan sumberdaya yang
individu/ha ditemukan di pesisir pantai Kecamatan Gunung
tumbuh dan berkembang menghiasi kawasan pesisir dan laut
Kijang. Sedangkan organisme pemakan polip karang seperti
KKP Bintan. Ketiga ekosistem tersebut banyak di temukan
Acanthaster planci hanya ditemukan di wilayah Kecamatan
organisme yang berasosiasi yang berpotensi sebagai hewan
Tambelan saja dengan kelimpahan 631 individu/ha di tiga
yang jarang ditemukan di daerah lainnya seperti : Dugong,
stasiun (Gambar 1), sedangkan di terumbu karang Kecamatan
Penyu (Sea turtle), Bintang berbulu seribu (Acanthaster planci),
Gunung Kijang tidak ditemukan. (CRITC, Coremap II-LIPI,
sejumlah ikan hias karang dan organisme lainnya.
2007).
11. Upaya Pengelolaan Kawasan:
Proyeksi Kondisi Terumbu Karang di DPL Kabupaten Bintan
2011 (T3)
% Cover TK
DPL
DPL
DPL
DPL
Untuk memahami bagaimana keterkaitan faktor-faktor yang
kontribusi dalam even kunjungan parawisata yang ada di
mempengaruhi kualitas terumbu karang tersebut diatas
perairan laut Bintan dimana semua reshort maupun hotel
seperti peran salah satu hewan pemakan polyp karang yaitu
yang ada di Bintan telah menawarkan aktivitas menyelam,
Acanthaster planci terhadap kerusakan terumbu karang
snorkling, marine sport, fishing sport, dan aktivitas wisata
juga sangat penting untuk mengetahui kondisi predator
bahari lainnya, semua aktivitas tersebut telah memberikan
dari A. planci ini seperti Triton raksasa, the Humphead maori
kontribusi secara ekonomi berupa peningkatan pendapatan
wrasse, starry Pufferfish dan titan Triggerfish atau ada faktor
masyarakat di sekitar dan adanya peningkatan penerimaan
lain yang paling berpengaruh terhadap interaksi yang
tenaga kerja.
20,23
47,57
25,76
39,90
33,37
2011 (T3)
DPL
DPL
DPL
DPL
Keindahan panorama bawah laut telah memberikan
CENGOM
BUSUNG BUJUR
PENYUSUK
KEPALA MAPUR
CENGOM
BUSUNG BUJUR
PENYUSUK
KEPALA MAPUR
40,07
34,92
65,46
52,10
48,14
Kondisi Baik, di DPL
2012 (T4)
2013 (T5)
% Cover TK % Cover TK
25,05
45,00
15,75
46,21
33,00
Kondisi Rusak, di DPL
2012 (T4)
2013 (T5)
12,37
18,13
11,47
20,90
15,72
Target 2015
% Cover TK
32,63
50,03
24,50
52,00
39,79
40,00
55,00
30.50
60.00
46.38
Target 2015
12,37
18,13
11,47
20,90
15,72
12,10
18,00
11,20
20,70
15,50
menjaga keseimbangan kerusakan terumbu karang di Bintan.
200
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
201
Kawasan Konservasi Perairan Daerah
Kabupaten Sarolangun
202
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
203
Status Pengelolaan :
Aksesabilitas :
Dicadangkan melalui SK Bupati dengan penyusunan dokumen
Jarak lokasi kota Sarolangun ke desa Mounti : 30 Km dengan
rencana pengelolaan yang akan disusun menggunakan APBD
waktu tempuh kurang dari 45 menit dengan Kendaraan roda
Tahun 2013
2 ataupun kendaraan roda 4 Lokasi KKP berada dipinggir desa
Mounti, 1 Km dari DAM kutur kearah hulu/mudik yang dimulai
dari muara kutur (pertemuan antara sungai batang limun
Keanekaragaman Hayati :
dengan sungai kutur) hingga pertemuan dengan sungai
Terdapat sedikitnya 72 Spesies ikan perairan umum dan
Tapah dengan panjang sungai 2 Km, di dalam lokasi terdapat
60 Spesies merupakan ikan konsumsi yang memiliki nilai
sebuah daerah yang bernama Tanjung Putus.
ekonomis. Diantaranya Arwana (Sclerophages formosus)
warna putih kehijauan hingga kemerah-merahan, Gurami
(Ospronemus goramy Lac), Baung (Mystus nemurus), Barau
(Hampala macrolepidota), Julung (Dermogenys pusilla),
Lais (Kryptoterus, sp), Tilan (Mastacembelus erythrotaenia),
Semah (Tor douronesis), Belida (Notopterus notopterus), Patin,
Seluang dan Tapah. Kawasan ini juga merupakan habitat
pemijahan dan pengasuhan spesies arwana jenis Putih
kehijauan dan merah.
Letak Geografis dan Administratif :
KKP Arwana Kutur berada dalam wilayah administrative Kab.
Sarolangun. Terletak di Daerah Aliran Sungai (DAS) Kutur yang
ada dalam wilayah Desa Mounti Kecamatan Limun dengan
Sekilas tentang Kawasan
Nama Kawasan :
Kawasan ini merupakan salah satu kawasan konservasi
Kawasan Konservasi Perairan Arwana Kutur-Suaka Perikanan
titik koordinat 102035’34”BT – 2029’22” LU
yang sangat penting dan unik karena merupakan salah satu
parameter penyokong kehidupan plasma nutfah sumberdaya
perairan air tawar di DAS Batang Kutur Kecamatan Limun.
Dasar Hukum :
Selain itu sebagai satu-satunya habitat beragam jenis arwana
Pencadangan berdasarkan SK Bupati Sarolangun nomor 81
yang merupakan ikon daerah sekaligus sebagai spesies ikan
Tahun 2011.
yang dilindungi. Pembentukan Kawasan ini diharapkan bisa
melindungi spesies ikan arwana di perairan umum Kabupaten
Sarolangun dengan kualitas ekologi yang perlu diselamatkan
terhadap aktifitas pertambangan emas tanpa izin dengan
Luas Kawasan :
Kawasan Konservasi ini memiliki luas 7,5 Ha
melibatkan Pokmaswas, Pemda, BKSDA, Polisi Pamong Praja,
Camat, Kepolisian, dan TNI baik secara preventif maupun
represif.
204
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
205
Kawasan Konservasi Perairan Daerah
Kabupaten Sarolangun
Pokwasmas, Pemda, BKSDA, Pol PP, Camat, Kepolisian dan
TNI baik secara preventif maupun represif.
1. Nama Kawasan :
Kawasan Suaka Perikanan Arwana Kuntur Kab Sarolangun
.
6. Potensi Ekologis - Keanekaragaman Hayati :
2. Dasar Hukum :
-
Pencadangan :
·
Keputusan Bupati Sorolangun No. Nomor 81 Tahun 2011,
tentang Kawasan Konservasi Laut Daerah Kabupaten
Sorolangun.
3. Luas Kawasan: 28 Ha
Terdapat sedikitnya 72 spesies ikan perairan umum dan
60 spesies merupakan ikan konsumsi yang memiliki
nilai ekonomis tinggi. Diantaranya Arwana (Scleropages
formosus) warna putih kehijauan hingga kemerahmerahan, gurami (Ospronemus goramy Lac), Baung
(Mystusnemurus), Barau (Hampala macrolepidota),
Julung (Dermogeny spusilla), Lais (Kryptoterus, sp), Tilan
(Mastacembelu serythrotaenia), Semah (Tor duoronesis),
Belida (Notopterus notopterus), Patin, Seluang dan Tapah.
Kawasan ini juga merupakan habitat pemijahan dan
pengasuhan spesies Arwana jenis putih kehijauan dan
merah.
4. Target Konservasi:
Luas wilayah perairan yang dijadikan Kawasan Suaka
Perikanan Arwana Kutur adalah sebagai berikut:
7. Letak Geografis dan Administratif:
a) Daerah Tanjung Putus Sungai Kutur, Lubuk Bilik hingga
Pulau Tlogu panjang ± 100 meter lebar rata-rata ± 22
meter seluas 22.000 m2 sebagai Zona Inti.
b) Daerah Tanjung Putus hingga Muara Serambai; panjang
± 150 meter lebar rata-rata ± 20 meter seluas ± 3.000 m2
sebagai Zona Penyangga Hulu.
c) Daerah Pulau Tlogu hingga Muara Sungai Kutur; panjang
± 100 meter lebar ± 30 meter seluas ± 3.000 m2 sebagai
Zona Penyangga Hilir.
5. Sekilas tentang Kawasan:
Kawasan ini merupakan salah satu kawasan konservasi
yang sangat penting dan unik karena merupakan
salah satu parameter penyokong kehidupan plasma
nutfah sumberdaya perairan tawar di DAS Batang
Kutur Kecamatan Limun. Selin itu sebagai satu-satunya
habitat beragam jenis arwana yang merupakan ikon
daerah sekaligus sebagai spesies ikan yang dilindungi.
Pembentukan kawasan ini diharapkan bisa melindungi
spesies ikan arwana di perairan umum Kabupaten dengan
kualitas ekologi yang perlu diselamatkan terhadap aktifitas
pertambangan emas tanpa izin dengan melibatkan
206
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
KKP Arwana Kutur berada dalam wilayah administratif
Kabupaten Sorolangun, terletak di Daerah Aliran Sungai
(DAS) Kutur yang ada dalam wilayah desa Mounti
Kecamatan Limun dengan titik koordinat 102°35’34” BT –
2°29’22” LU.
8. Aksesibilitas :
Jarak lokasi kota Sarolangun ke desa Mounti sekitar
30 km dengan waktu tempuh kurang dari 45 menit
dengan kendaraan roda 2 (dua) ataupun kendaraan roda
4 (empat). Lokasi KKP berada di pinggir desa Mounti,
1 (satu) km dari DAM Kutur ke arah hulu/mudik yang
dimulai dari muara kutur (pertemuan antara sungai
batang limun dengan sungai kutur) hingga pertemuan
dengan sungai Tapah dengan panjang sungai 2 km. Di
dalam lokasi terdapat sebuah daerah yang bernama
Tanjung Putus.
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
207
Kawasan Konservasi Perairan Daerah
Kabupaten Bungo
208
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
209
1. Nama Kawasan:
4. Target Konservasi:
Kawasan Konservasi Perairan Daerah Kabupaten Bungo
A. Kawasan Konservasi Perairan (Reservat) Ikan Semah dan
Ikan Lampam pada Lubuk Manlk di Dusun Rantau Pandan
Kecamatan Rantau Pandan Kabupaten Bungo sebagal
berlkut :
2. Dasar Hukum
Pencadangan:
t
t
t
t
4,#VQBUJ/PNPS5BIVO1FOFUBQBO,BXBTBO
Konservasi Perairan (Reservat) Ikan Semah dan Ikan
Lampam Pada Lubuk Manik di Dusun Rantau Pandan Kec.
Rantau Pandan Kab Bungo.
4,#VQBUJ/PNPS5BIVO1FOFUBQBO,BXBTBO
Konservasi Perairan (Reservat) Ikan Baung dan Ikan Patin
Pada Lubuk Kasai di Dusun Koto Jayo Kec. Pelepat Ilir Kab
Bungo.
4,#VQBUJ/PNPS5BIVO1FOFUBQBO,BXBTBO
Konservasi Perairan (Reservat) Ikan Baung dan Ikan Patin
Pada Lubuk Keramat di Dusun Sepunggur Kec. Bathin II
Babeko Kab Bungo.
4,#VQBUJ/PNPS5BIVO1FOFUBQBO,BXBTBO
Konservasi Perairan (Reservat) Ikan Semah dan Ikan
Lampan Pada Lubuk Jantan di Dusun Rantel Kec. Pelepat
Kab Bungo.
3. Gambaran Umum:
Kabupaten Bungo adalah salah satu kabupaten di
Provinsi Jambi, Indonesia. Kabupaten ini berasal dari
hasil pemekaran Kabupaten Bungo Tebo pada tanggal
12 Oktober 1999. Luas wilayahnya 4.659 km² (9,80%
dari luas Provinsi Jambi) dengan populasi 303.135 jiwa
(Sensus Penduduk Tahun 2010). Kabupaten Bungo secara
geografis terletak antara 101’ 27’ sampai 102’ 30’ Bujur
Timur dan antara 01’ 55’ Lintang Selatan, yang merupakan
dataran rendah yang berada pada ketinggian 0 – 25 meter
diatas permukaan laut.
210
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
-
Lubuk Manlk sebagal daerah kawasan konservasi
perziran (Reservat) ikan semah dan ikan lampam
seluas 4.500 m2 (empat ribu llma ratus meter persegl);
-
TItik koordlnat 01°38,3806 Lintang Selatan,
101°56,7852 Bujur TImur dengan ketlnggian darl
permukaan laut 87 m (delapan puluh tujuh meter);
-
Lubuk Teplan Raden sebelah hulu dan Lubuk Napa!
sebelah Hilir untuk lubuk tarangan sebagal zona
penyangga masing-masing setuas 4.000 m2 (empat
ribu meter persegi).
B. Kawasan Konservasi Perairan (Reservat) Ikan Baung
dan Ikan Patin pada Lubuk Kasai dl Dusun Koto Jayo
Kecamatan Pelepat Ilir Kabupaten Bungo sebagai berikut:
-
Lubuk Kasai sebagai daerah kawasan konservasi
perairan (Reservat) Ikan baung dan ikan patIn seluas
2,400 m2 (dua rlbu empat ratus meter persegi)
panjang 400 m (empat ratus meter) dan lebar 60 m
(enam puluh meter);
-
Titik koordinat 01°37.25705 Lintang Selatan,
102°11.0663 Bujur Timur dengan ketinggian dari
permukaan laut 50,6 m (lima puluh koma enam
meter); .
-
Lubuk Batu Kangkung sebelah hulu dan Lubuk Sungai
Rambioh sebelah Hilir untuk lubuk larangan sebagai
zona penyangga masing-masing seluas 1.800 m2
(seribu delapan ratus meter persegi)
C. Kawasan Konservasi Perairan (Reservat) Ikan Baung dan
Ikan Patin pada Lubuk Keramat di Dusun Sepunggur
Kecamatan Bathin II Babeko Kabupaten Sungo sebagai
berikut :
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
211
5. Potensi Sosial Budaya dan Ekonomi:
Mata pencaharian penduduk Kabupaten Bungo sebagian
besar adalah bertani mencapai 59,55%. Kemudian
berturut-turut diikuti oleh sektor lainya sebanyak 13,03%,
sektor jasa sebanyak 12,36% sektor Perdagangan
sebanyak 11,72% dan sektor industri pengolahan sebesar
3,34%.
7. Potensi Pariwisata :
(1) Pengembangan kawasan peruntukan pariwisata
meliputi :
a. kawasan wisata alam;
b. kawasan wisata budaya; dan
c. kawasan wisata buatan.
(2) Kawasan wisata alam meliputi :
-
-
-
Lubuk Keramat sebagai daerah kawasan konservasl
perairan (Reservat) ikan baung dan ikan patin seluas
1.800 m2 (seribu delapan ratus meter persegi) panjang
100 m (seratus meter) lebar 80 m (delapa puluh meter)
dengan kedalaman 6-7 m (enam sampai dengan tujuh
meter);
Titik koordinat 01°33,2746 Untang Selatan,
102°13,4532 Bujur TImur dengan ketinggian dari
permukaan laut 44,6 m (empat puluh empat koma
enam meter);
Lubuk Danau Batu sebelah hulu dan Lubuk Sungai
Pauh sebelah Hilir untuk lubuk larangan sebagal zona
QFOZBOHHBNBTJOHtNBTJOHTFMVBTNTFSJCV
delapan ratus meter persegi).
D. Kawasan Konservasi Perairan (Reservat) Ikan Semah
dan Ikan Lampam pada Lubuk Jantan di Dusun Ranter
Kecamatan Pelepat Kabupaten Bungo sebagai berikut ;
-
-
Lubuk Jantan sebagai daerah kawasan konservasi
perairan (Reservat) ikan semah dan ikan lampam
seluas 13.952 m2 (tiga belas ribu sembilan ratus lima
puluh dua meter persegi);
Titik koordlnat 01°45,5815 Lintang Selatan,
102°08,2270 Bujur Timur dengan ketinggian dari
permukaan laut 81,9 m (delapan puluh satu koma
sembilan meter);
Dari aspek pendidikan sampai dengan tahun 2011,
untuk menunjang kegiatan belajar mengajar secara
efektif, di Kabupaten Bungo memiliki sarana pendidikan
Sekolah Dasar berjumlah 247, SLTP berjumlah 76 unit
dan SLTA berjumlah 51 unit. sarana tersedia merata di
setiap kecamatan, tetapi untuk tingkat SMU masih ada
kecamatan yang belum mempunyai fasilitas pendidikan
SMU yaitu Kecamatan Pasar Muara Bungo, Kecamatan
Bathin III Ulu dan Kecamatan Jujuhan Ilir.
6. Potensi Perikanan
(1) Kawasan peruntukan perikanan meliputi:
a. kawasan peruntukan perikanan tangkap; dan
b. kawasan peruntukan perikanan budidaya.
(2) Kawasan peruntukan perikanan tangkap meliputi
perikanan tangkap di perairan umum berupa sungai
dengan jenis komoditas ikan semah meliputi :
a. Kecamatan Rantau Pandan;
b. Kecamatan Bathin III Ulu;
c. Kecamatan Pelepat; dan
212
Lubuk Paku sebelah hulu dengan luas 5.600 m2 (lima
ribu enam ratus meter persegi) dan Lubuk Sungsang
sebelah Hilir dengan luas 4.350 m2 (empat ribu tiga
ratus lima puluh meter persegi) untuk lubuk larangan
sebagai zona penyangga.
b. Bendung/Dam Semagi di Kecamatan Bathin II
Pelayang;
c. Wisata Alam Pulau Cinto di Kecamatan Bathin III
Ulu;
d. Gua Alam di Desa Rantau Pandan Kecamatan
Rantau Pandan;
q. Air Terjun Telentam di Kecamatan Tanah
Sepenggal;
e. Hutan Adat Desa Batu Kerbau terdapat di
Kecamatan Pelepat;
r.
f.
s. Air Terjun Dusun Buat Sei. Letung Kecamatan
Bathin III Ulu.
(3) Kawasan peruntukan perikanan budidaya
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dengah
luas kurang lebih 8.115 (delapan ribu seratus lima
belas) hektar dengan jenis komoditas ikan gurami,
ikan nila, ikan patin, dan ikan mas meliputi:
a. Kecamatan Rantau Pandan;
b. Kecamatan Bathin III Ulu;
d. Kecamatan Tanah Tumbuh; dan
e. Kecamatan Pelepat.
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
Air Terjun Renah Sungai Ipuh terdapat di
Kecamatan Limbur Lubuk Mengkuang;
g. Taman Wisata Bumi Perkemahan Pramuka dan
Taman Hutan Cadika terdapat di Kecamatan Rimbu
Tengah;
h. Taman Wisata Batu Gelagah Buto terdapat di
Kecamatan Bathin III Ulu;
i.
Wisata Air Terjun Rantau Pandan terdapat di
Kecamatan Rantau Pandan;
j.
Air Terjun Tegan Kiri terdapat di Kecamatan Rantau
Pandan;
d. Kecamatan Limbur Lubuk Mengkuang.
c. Kecamatan Bathin II Babeko;
-
a. Kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat di
Kecamatan Bathin III Ulu, Kecamatan Pelepat,
Kecamatan Limbur Lubuk Mengkuang dan
Kecamatan Tanah Tumbuh;
k. Goa Gending terdapat di Kecamatan Limbur
Lubuk Mengkuang;
l.
Air Terjun Rantau Tipu terdapat di Kecamatan
Limbur Lubuk Mengkuang;
m. Air Terjun Sungai Inum terdapat di Kecamatan
Rantau Pandan;
n. Air Terjun Pancuran Gading terdapat di Kecamatan
Rantau Pandan;
o. Air Terjun Punjung Empat terdapat di Kecamatan
Pelepat;
p. Goa Batu Luah Muaro terdapat di Kecamatan
Pelepat;
Air Terjun Lebuh Kampung Leban di Kecamatan
Tanah Sepenggal; dan
(3) Kawasan peruntukan pariwisata budaya meliputi :
a. Batu Patah Sembilan terdapat di Kecamatan Bathin
III Ulu;
b. Kampung adat terdapat di Desa Tanah Periuk dan
Desa Lubuk Landai Kecamatan Tanah Sepenggal
Lintas; dan
c. Hutan adat dengan luas kurang lebih 3.110 (tiga
ribu seratus sepuluh) hektar di Kecamatan Pelepat
dan Kecamatan Bathin III Ulu.
d. Kawasan peruntukan pariwisata buatan meliputi
seluruh wilayah Kecamatan di Kabupaten Bungo..
8. Aksesibilitas :
Untuk jalur udara Kabupaten Bungo telah memiliki sebuah
Bandar Udara yaitu Bandar Udara Muara Bungo yang
diresmikan pada 9 Juni 2012. Bandar Udara ini berlokasi
di Desa Sungai Buluh, Rimbo Tengah. Maskapai yang
beroperasi adalah Susi Air dan Aviastar Mandiri. Aviastar
Mandiri rute penerbangannya menuju jakarta, sedang
untuk Susi Air rute penerbangannya adalah menuju jambi
dan bengkulu.
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
213
Kawasan Konservasi Perairan Daerah
Kabupaten Bangka Barat
merusak habitat dan menurunkan populasi siput gonggong di
alam.
Nama Kawasan :
Kawasan Daerah Perlindungan Laut Desa Bakit Kecamatan
Parit Tiga Kabupaten Bangka Barat.
Dasar Hukum:
Dasar hukum penetapan Daerah Perlindungan Laut
Kabupaten Bangka Barat adalah SK Bupati Bangka Barat
No. 188.45/352/2.05.01/2013. KKLD tersebut diprioritaskan
sebagai Kawasan Perlindungan Penuh terhadap Siput
Gonggong (Strombus turturella).
Luas Kawasan :
Kawasan Konservasi Perairan ini memiliki luas 2.161,70 Ha.
Letak Geografis dan Administratif :
Letak geografis Kabupaten Bangka Barat di antara : 105o 00’ –
106o 00’ BT dan 01o 00’ – 02o 10’ LS, dengan batas wilayah:
-
Sebelah utara
Sebelah timur
Sebelah selatan
-
Sebelah barat
: Laut Natuna;
: Kabupaten Bangka;
: Selat Bangka dan Kabupaten
Bangka; dan
: Selat Bangka.
Kabupaten Bangka Barat terdiri atas 6 (enam) Kecamatan,
yaitu: Muntok, Simpangteritip, Kelapa, Jebus, Parittiga, dan
Tempilang. Luas wilayah daratan berdasarkan RPJP Kabupaten
Bangka Barat adalah sekitar 2.979,71 km², atau 297.971 Ha;
dan wilayah laut kewenangan sekitar 1.541,29 km² atau
154.129 Ha (yaitu selebar 4 mil-laut dari garis / batas terluar
pantai). Sementara berdasarkan data dari Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 2003 luas wilayah Kabupaten Bangka Barat
adalah sekitar 2.820,61 km² atau 282.061 Ha.
Siput gonggong merupakan salah satu spesies dari siput laut
menengah, yang termasuk dalam filum moluska dan berada
dalam keluarga strombidae yang dianggap sebagai spesies
ekonomis penting di Indo-Pasifik Barat. Pada tingkat individu
dewasa memiliki cangkang berwarna coklat kekuningan atau
emas dan abuabu. Selain itu juga siput gonggong memiliki
karakteristik yaitu: cangkang menyerupai gasing dan tutup
cangkang berbentuk sabit, mulut cangkang (aperture)
tumbuh melebar ke arah luar, lekukan stromboid terletak di
sisi kanan anterior cangkang, tepi cangkang bagian luar (outer
lip) menebal, lapisan cangkangnya tebal, permukaan gelung
besar rata tanpa tonjolan atau lekukan, panjang maksimum
cangkang dapat mencapai 100 mm, tetapi umumnya
berukuran 65 mm. Habitat siput gonggong umumnya adalah
substrat lumpur berpasir yang banyak ditumbuhi tumbuhan
bentik seperti lamun dan makro algae, mulai dari batas surut
terendah hingga kedalaman ± 6 meter.
Aksesibilitas
t
Potensi Pariwisata
Potensi Wisata di Kabupaten Bangka Tengah meliputi:
t
1BOUBJ5BOKVOH,BMJBO5BOKVOH6MBS1BOUBJ"OHFM1BOUBJ
Muntok Asin, Pantai Batu Rakit,Pantai Mentibak, Pantai
Air Mas Rambat, Pantai Airnyatoh, PantaiMenggris,
Pantai Sadardaya (Tungau) dan Pantai Karang Aji,
BukitMenumbing dan Batu Balai yang terdapat di
Kecamatan Muntok dan Simpang teritip.
t
1BOUBJ5BOKVOH3V1VMBV/FOBT1BOUBJ#MFNCBOH1BOUBJ
Bembang, Bukit Mempari, BukitPenyabung dan Pantai
Siangau yang terdapat di Kecamatan Jebus dan Parittiga
t
1BOUBJ1BTJS,VOJOH1BOUBJ,FEBDBL"JSQBOBT%FOEBOH
perkebunan sawit, sarang burung walet yang terdapat di
Kecamatan Tempilang dan Kelapa.
Keanekaragaman Hayati :
Siput gonggong (Strombus turturella) merupakan salah satu
gastropoda dalam famili Strombidae yang banyak ditemukan
di perairan dangkal ataupun pasir berlumpur dan banyak
dimanfaatkan untuk konsumsi dan dijual. Saat ini permintaan
akan daging siput gonggong meningkat dan adanya aktivitas
penambangan timah di sekitar wilayah tersebut berpotensi
214
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
%BSJ+BLBSUBLJUBIBSVTNFOVKV1BOHLBMQJOBOHUFSMFCJI
dahulu untuk mencapai lokasi. Selanjutnya perjalanan
dilanjutkan dengan transportasi darat menuju Muntok
ibukota Kabupaten Bangka Barat dengan waktu tempuh
kurang dari 1 jam.
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
215
Kawasan Konservasi Perairan Daerah
Kabupaten Bangka Selatan
Nama Kawasan :
Kawasan Daerah Perlindungan Laut Kabupaten Bangka
Selatan.
Dasar Hukum:
Dasar hukum penetapan Daerah Perlindungan Laut
Kabupaten Bangka Selatan adalah SK Bupati Bangka Selatan
No.188.45/119.4/DKP/2012.
Luas Kawasan :
Kawasan Konservasi Perairan ini memiliki luas 186 Ha.
Letak Geografis dan Administratif :
Wilayah Kabupaten Bangka Selatan terletak di Pulau Bangka
dengan luas lebih kurang 3.607,08 Km2 atau 360.708 Ha.
Secara geografis Kabupaten Bangka Selatan terletak pada
2° 26’ 27” sampai 3°5’ 56” Lintang Selatan dan 107° 14’ 31”
sampai 105° 53’ 09” Bujur Timur. Secara administratif wilayah
Kabupaten Bangka Selatan berbatasan langsung dengan
daratan wilayah kabupaten/kota lainnya di Propinsi Kepulauan
Bangka Belitung, yaitu dengan wilayah Kabupaten Bangka
Tengah di sebelah Utara. Di sebelah Barat dan Selatan
berbatasan dengan Selat Bangka dan Laut Jawa, sedangkan di
sebelah Timur berbatasan dengan Selat Gaspar.
Pada umumnya sungai di daerah Kabupaten Bangka Selatan
berhulu di daerah perbukitan dan pegunungan dan bermuara
di pantai laut. Sungai yang terdapat di daerah Kabupaten
Bangka Selatan dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) yaitu
216
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
sungai utama, sungai sekunder dan sungai tersier. Sungai
utama antara lain Sungai Bantel, Sungai Kepuh dan lain-lain
Sungai-sungai tersebut berfungsi sebagai sarana transportasi
dan belum bermanfaat untuk pertanian dan perikanan karena
para nelayan lebih cenderung mencari ikan ke laut. Pada
dasarnya di Daerah Kabupaten Bangka Selatan tidak ada
danau alam, hanya ada bekas penambangan bijih timah yang
luas dan hingga menjadikannya seperti danau buatan yang
disebut kolong.
Kondisi perekonomian Kabupaten Bangka Selatan relatif
banyak didukung oleh potensi unggulan di sektor pertanian,
perkebunan, peternakan, dan perikanan. Komoditi unggulan
Kabuapaten Bangka Selatan yaitu pertanian, perkebunan,
perikanan, peternakan, dan jasa, sektor pertanian komoditinya
adalah jagung, ubi jalar dan ubi kayu, sektor perkebunan
komoditinya adalah kelapa sawit, kerat, kopi, kelapa dan lada,
sektor perikanan komoditinya adalah perikanan tangkap,
sektor peternakan komoditinya adalah sapi, babi, domba,
kambing dan kerbau dan sektor jasa komoditinya adalah
wisata alam dan wisata budaya.
Keanekaragaman Hayati :
Kelautan dan Perikanan juga merupakan sektor unggulan
dalam pengembangan ekonomi wilayah Kabupaten Bangka
Selatan. Berkisar 7,35 % dari total PDRB Kabupaten Bangka
Selatan dikontribusikan dari sektor kelautan dan perikanan.
Wilayah pengembangan potensi kelautan perikanan di
Kabupaten Bangka Selatan terletak di Kecamatan Lepar
Pongok, Kecamatan Tukak Sadai, Kecamatan Toboali dan
Kecamatan Simpang Rimba. Sementara itu, komoditas yang
menjadi unggulan di Bangka Selatan terdiri Perikanan Laut,
Budidaya Keramba Jaring Apung (KJA) , Udang dan Rumput
Laut.
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
217
olahraga voly pantai . Suasana hutan yang masih alami di
sekitaran pantai juga membuat keindahan alam semakin
membuat kita betah untuk memanjakan diri disini.
Aksesibilitas
t
%BSJ+BLBSUBLJUBIBSVTNFOVKV1BOHLBMQJOBOHUFSMFCJI
dahulu untuk mencapai lokasi. Selanjutnya perjalanan
dilanjutkan dengan transportasi darat menuju Toboali
ibukota Kabupaten Bangka Selatan dengan waktu tempuh
kurang dari 1 jam.
-
Pantai Gunung Namak terletak di Kecamatan Taboali
Kabupaten Bangka Selatan, berjarak sekitar 18 km dari
kota Taboali dan dapat ditempuh selama 1 jam perjalanan
dengan kendaraan roda dua dan empat. Dengan
hamparan pantai yang landai dan air laut yang masih
sangat biru membuat pantai gunung namak ini sangat
cocok sekali untuk menjadi tujuan wisata keluarga. Dan
terutama untuk wisatawan yang hobi memancing di laut.
-
Pantai Tanjung Timur terletak di kecamatan toboali
kabupaten Bangka Selatan, lokasi pantai ini dapat di
tempuh selama 45 menit perjalanan dari kota Toboali
dengan menggunakan speed boat tradisional rakyat
Potensi Pariwisata
Di kabupaten bangka selatan terdapat beberapa wisata & spot
menarik untuk di kunjungi diantaranya adalah:
-
218
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
Pantai Tanjung Kerasak terletak di Desa Pasir Putih Berjarak
kurang lebih 30 Km dari Toboali, dapat di tempuh selama
1 jam perjalanan dengan kendaraan roda dua dan roda
empat. Pantai ini memiliki air yang jernih dan pasir yang
putih, disekitar pantai merupakan hutan yang masih alami
sering digunakan untuk kegiatan berkemah , rekreasi dan
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
219
Kawasan Konservasi Perairan Daerah
Kabupaten Belitung
a. Zona Inti Pulau Lengkuas, luas perairan 282,05 luas darat
Nama Kawasan :
35,03 luas total 315,53 Hektar dengan titik koordinat 1070
Kawasan Konservasi Perairan Kabupaten Belitung
40’ 70” BT - 020 31’ 75” LS , 1070 36’ 60” BT - 020 31’ 75” LS,
1070 36’ 60” BT - 020 35’ 50” LS, 1070 37’ 62” BT - 020 35’ 50”
LS, 1070 39’ 78” BT - 020 33’ 25” LS dan 1070 40’ 70” BT - 020
Dasar Hukum :
33’ 25” LS.
-
Pencadangan:
b. Zona Inti Pulau Peling, luas perairan 284,62 luas darat 1,44
-
SK Bupati Belitung Nomor : 188.45/156.A/KEP/DKP/2014
luas total 286,06 Hektar dengan titik koordinat 1070 21’ 42”
tanggal 28 Maret 2014 tentang Penetapan Pencadangan
BT - 020 54’ 43” LS, 1070 20’ 48” BT - 020 54’ 43” LS, 1070 20’
Kawasan Konservasi Perairan Kabupaten Belitung
48” BT - 020 55’ 39” LS dan 1070 21’ 42” BT - 020 55’ 39” LS.
Rencana Pengelolaan dan Zonasi:
c. Zona Inti Pulau Pelma, luas perairan 169,53 luas darat 3,77
luas total 173,30 Hektar dengan titik koordinat 1070 41’ 46”
(Belum ada)
-
BT - 030 19’ 28” LS, 1070 41’ 03” BT - 030 19’ 28” LS, 1070 41’
Unit Organisasi Pengelola:
03” BT - 030 20’ 11” LS dan 1070 41’ 46” BT - 030 20’ 11” LS.
(Belum ada)
-
d. Zona Inti Pulau Selema, luas perairan 162,15 luas darat
Penetapan:
2,25 luas total 164,4 Hektar dengan titik koordinat 1070 06’
80” BT - 020 58’ 80” LS, 1070 06’ 20” BT - 020 58’ 80” LS, 1070
(Belum)
06’ 200” BT - 020 59’ 60” LS, dan 1070 06’ 80” BT - 020 59’ 60”
-
Keterkaitan dengan dasar hukum/kebijakan daerah
LS.
(PERDA, PERBUP, dll.)
e. Zona Perikanan Berkelanjutan Kecamatan Sijuk, luas
perairan 18.611,27 luas darat 737,52 luas total 19.348,79
Hektar dengan titik koordinat 1070 53’ 17” BT - 020 34’ 01”
Luas Kawasan :
LS, 1070 53’ 16” BT - 020 30’ 52” LS, 1070 36’ 18” BT - 020 30’
± 662.984 (enam ratus enam puluh dua ribu sembilan ratus
54” LS, 1070 36’ 19” BT - 020 41’ 18” LS dan 1070 37’ 32” BT -
delatan puluh empat) hektar
020 41’ 19” LS.
f.
Letak, Lokasi dan Batas-batas Kawasan:
sekitarnya, luas perairan 390.680,64 luas darat 23.804,45
Pencadangan kawasan konservasi perairan Kabupaten
Kabupaten Belitung dengan batas-batas koordinat sebagai
220
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
luas total 414.485,09 Hektar dengan titik koordinat 1070 36’
20” BT - 020 45’ 47” LS, 1070 05’ 46” BT - 020 45’ 51” LS, 1070
Belitung, ditetapkan sebagai Taman Wisata Perairan
berikut :
Zona Perikanan Berkelanjutan Kecamatan Selat Nasik dan
05’ 51” BT - 030 21’ 56” LS, 1070 49’ 44” BT - 030 21’ 50” LS dan
1070 49’ 42” BT - 030 10’ 02” LS.
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
221
g. Zona Pemanfaatan, luas perairan 226.295,12, luas darat
umumnya pantai berlumpur, pasir putih, pantai
1.916,20 luas total 228.211,32 Hektar dengan titik
berbatu dengan tanaman pantai berupa semak,
0
0
0
koordinat 107 54’ 21” BT - 02 34’ 28” LS, 107 54’ 20” BT 0
0
0
0
baringtonia dan beberapa jenis mangrove. Pantai
02 29’ 48” LS, 107 04’ 41” BT - 02 29’ 53” LS, 107 04’ 46” BT
yang ada di wilayah Kecamatan Sijuk antara lain
- 030 22’ 60” LS, 1070 52’ 12” BT - 030 22’ 53” LS dan 1070 51’
Pantai Terong. Tanjung Binga, Batu Itam, Keciput, Sijuk
0
35” BT - 03 03’ 30” LS.
dan Sungai Padang. Dari ke enam pantai tersebut,
Pantai Keciput dan Sijuk merupakan pantai yang
memiliki kelengkapan ekosistem yang lebih lengkap
Target Konservasi:
dibandingkan dengan pantai lainnya. Dasar perairan
-
di sekitar perairan Kecamatan Sijuk umumnya
-
Target Sumberdaya (Bioekologis)
Target Sosial, Budaya dan Ekonomi
Potensi Ekologis - Keanekaragaman Hayati:
1. Kecamatan Sijuk
Pasang surut yang terjadi di Perairan Kecamatan Sijuk seperti
Seperti halnya di wilayah perairan Kabupaten Belitung,
berdasarkan penelitian LIPI (Oktober, 2005), kecepatan arus
di wilayah perairan Kecamatan Sijuk secara keseluruhan
berkisar antara 17,80 – 42,10 cm/det dengan rata-rata 29,40
cm/det. Secara rata-rata kecepatan arus di lapisan permukaan
lebih tinggi dibandingkan pada kedalaman 5 dan 10 meter.
Kecepatan arus di perairan ins masih termasuk kecepatan arus
merupakan daerah atol (terumbu karang) dan
tempat bertemunya arus, sehingga banyak
sebagian lagi ke arah barat laut dan barat daya namun pada
terdapat plankton yang merupakan makanan ikan
kedalaman 5 dan 10 meter arus bergerak ke arah barat daya,
dan biota lainnya (Bapeda Kabupaten Belitung,
sehingga arah arus pada penelitian ini dominan bergerak ke
2005). Secara rinci kondisi karakteristik dari masing-
arah barat daya.
pasang surut di perairan Laut Cina Selatan yang merambat ke
selatan memasuki Laut Jawa (Pariwono, 1985). Perambatan
pasang surut dari Samudera Pasifik yang memasuki perairan
Sijuk melalui perairan Laut Cina Selatan telah dipengaruhi
E. Suhu Perairan
Berdasarkan hasil pengukuran kualitas air (November 2012)
Sijuk tercatat rata-rata 25 derajat Celcius. Pengambilan
dan pengukuran sampel ini dilakukan sudah masuk musim
penghujan. Pada saat musim kemarau diperkirakan suhu
Tabel 1.1. Kodisi Pantai di Kecamatan Sijuk
Karakteristik
matahari dan bulan, akan tetapi dominan dipengaruhi oleh
suhu perairan di beberapa stasiun pengukuran di Kecamatan
C. Pola Angin
Pulau/pantai
surut yang secara langsung dibangkitkan oleh gravitasi
(Bappeda, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, 2004).
Arah arus pada lapisan permukaan bergerak ke arah utara dan
disajikan pada Tabel 1.1.
Kondisi pantai yang ada di wilayah Kecamatan Sijuk
halnya di perairan lainya di Kabupaten Belitung, bukan pasang
oleh morfotogi pantai dan kedalaman laut (bathymetri)
yang sedang.
masing pantai yang ada di wilayah Kecamatan Sijuk
A. Kondisi Pantai
No
B. Pola dan Kecepatan Arus
Pola angin permukaan yang terjadi laut Cina Selatan
perairan akan lebih meningkat lagi. Menurut LIPI (2005) pada
khususnya di perairan Kecamatan Sijuk dipengaruhi oleh
saat musim kemarau atau musim timur suhu maksimal dapat
angin muson, yang mana menurut Nontji (1987) pada saat
mencapai 29 derajat Celcius.
a. Terong
Pantai berlumpur, baritonga, mangrove
musim barat angin berhembus dari Asia menuju Australia
b. Tanjung Binga
Pasir putih, pantai berbatu, mangrove
yang mana pada saat itu terjadi musim dingin di belahan
c. Batu Itam
Pantai berlumpur, baritonga, mangrove
d. Keciput
Pasir putih, pantai berbatu, baritonga, mangrove, semak
dan tekanan rendah di atas daratan Australia. Hal inilah yang
e. Sijuk
Pasir putih, pantai berbatu, baritonga, mangrove, semak
dikenal sebagai angin musim barat. Pada musim timur berlaku
f. Sungai Padang
Pasir putih, pantai berlumpur, baritonga, mangrove
Sumber : Bappeda Kabupaten Belitung, 2005
sebaliknya, dimana pusat tekanan tinggi terjadi terjadi di atas
bumi bagian utara dan musim panas di belahan bumi bagian
selatan, sehingga terjadi tekanan tinggi di atas daratan Asia
daratan Australia dan pusat tekanan rendah di atas daratan
F. Kondisi Kimiawi Perairan
Kualitas air berperan penting bagi seluruh organisme perairan
untuk menunjang proses kehidupannya. Kualitas perairan
bisa dilihat dari nilai parameter kimiawi perairan. Gambaran
kondisi kimiawi perairan di wilayah perairan Kecamatan Sijuk
disajikan sebagai berikut:
Asia, sehingga mengakibatkan angin berhembus dari daratan
Australia menuju daratan Asia, yang lebih dikenal dengan
angin musim timur.
D. Pasang Surut
Secara umum fenomena naik turunnya paras muka air laut
atau yang lebih dikenal dengan pasang surut terutama
disebabkan oleh gravitasi matahari dan bulan terhadap massa
air laut. Posisi matahari dan bulan terhadap bumi berubah
setiap waktu, perubahan posisi tersebut membangkitkan gaya
yang berbeda-beda, sehingga kedudukan muka laut serta
kisaran pasang surut juga berbeda-beda.
222
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
1. Stasiun
: Pulau Lengkuas
Koordinat
: S02032.323’ E107037.679’ elv: 32 ft
Suhu
: 250C
pH
: 8,05
Salinitas
: 30
Kecerahan
: > 3 meter
DO
: 8,3
Waktu Pengambilan jam 09.00
2. Stasiun
: Pulau Burung
Koordinat
: S02034.000’ E107037.629’ elv: 21 ft
Suhu
: 250C
pH
: 7,9
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
223
Salinitas
: 38
Kecerahan
: > 3 meter
DO
2. Sungai Sijuk
: 6,7
Waktu Pengambilan jam 10.00
3. Stasiun
: Pulau Kera
Koordinat
: S02035.013’ E107037.411’ elv: 25 ft
Suhu
: 250C
pH
: 7,98
Salinitas
: 31
Kecerahan
: > 3 meter
DO
: 8,3
Waktu Pengambilan jam 10.30
4.
Keadaan mangrove di kiri kanan sungai ini mempunyai
Jenis, Marga, Suku Serta Nama Daerah Mangrove Yang Ditemukan di Lokasi Penelitian
ketebalan 25 sampai 50 m. Untuk pohon mempunyai
kepadatan 200 – 400 batang/ha dengan ketinggian
8 – 10 m, sedangkan untuk belta kepadatannya antara
800 – 1.600 batang/ha dengan ketinggian antara 4 – 6
m. Selain jenis Rhizophora apiculata sebagai dominan
juga jenis lain yang banyak ditemukan adalah Brugulera
Suku
Apocynaceae
Avicenniaceae
Combretaceae
Euphorbiaceae
Malvaceae
gymnorrhiza. Secara keseluruhan di lokasi ini ditemukan 8
jenis mangrove.
Meliaceae
3. Sungai Padang
Myrtaceae
Stasiun
: Pesisir/Dekat Pemukiman
Keberadaan mangrove di sebelah kanan sungai yang
Koordinat
: S02035.398’ E107037.085’ elv: 25 ft
mengarah ke muara lebih tebal dari pada sebelah kiri
Suhu
: 250C
sungai yang mengarah ke muara. Ketebalan mangrove
pH
: 7,96
di sebelah kanan sungai berkisar antara 75 – 100 m.
Salinitas
: 34
Jenis yang mendominasi baik potion maupun belta
Kecerahan
: > 3 meter
adalah Rhizophora apiculata. Kepadatan pohon berkisar
DO
: 7,4
antara 400 – 500 batang/ha dengan ketinggian antara
Waktu Pengambilan jam 10.45
Tabel 1.2
10 – 15 m bahkan ada yang mempunyai diameter 40 cm,
Palvuae
Pteridophyta
Rhizophoraceae
Sonneratiaceae
sedangkan untuk belta mempunyai kepadatan 600 – 800
Jenis
Nama Daerah
Cerbera odollum
Avicenia alba
Lumnitzera racemosa WILLLD
Api-api duduk
Excoecaria agallocha L.
Buta-buta
Hibiscus tiliaceus
Waru
Thespesia populnea
Xylocarpus granatum KOEN
Ngirili
Xylocarpus moluccensis
Aegiceros comiculatum
Osbomea octodonta
Nypa fructicans WURMB.
Nipah
Acrostichum aureum L.
Wakas
Brugiera cylindrica
Brugiera gymnorrhiza
Ceriops tagal
Rhizophora apiculata BLUME
Bakau putih
Rhizohora mucronata LMK
Bakau hitam
Rhizophora stylosa GRIFF
Bakau rangkah
Sonneratia alba J.E. SMITH
Bogem
Sumber : LIPI, 2005 dan Hasil Survey 2012
batang/ha dengan ketinggian 4 – 6 m. Kondisi mangrove
G. Sebaran Mangrove
di tempat ini rata-rata mempunyai kondisi dan potensi
H. Sebaran Padang Lamun
I. Sebaran Terumbu Karang
lain. Secara keseluruhan di lokasi ini didapatkan 10 jenis
Sebaran lamun di pulau-pulau kecil Kecamatan Sijuk antara
Sebaran karang di pulau-pulau kecil Kecamatan Sijuk antra
mangrove. Dari semua lokasi, umumnya mangrove banyak
lain berada di pulau Aji, Babi, Batu berlayar, Batu garuda,
lain berada di pulau : Agar, Aji, Babi, Batu berlayar, Batu
ditemukan pada daerah muara sungai sampai ke arah
Bekukur, Bulu, Burung, Jemang, Jukong, Kelayang, Kera,
garuda, Bekukur, Bulu, Burung, Jemang, Jukong, Kelayang,
hulu sungai. Adapun jenis yang banyak ditemukan adalah
Lengkuas, Lutung, Malang huya, Malang mas, Pegadur,
Kera, Kijang, Lengkuas, Lutung, Malang besar, Malang huya,
jenis Rhizophora apiculata. Berikut disajikan tabel spesies
Tukong air labuh, Tukong kelayang, Tukong kelayang laut,
Malang mas, Malang penyu, Pegadur, Sering, Siantu, Teluk
mangrove secara keseluruhan yang ditemukan di lokasi
Tukong makbulang, Tukong darat, dan Tukong Kera. Lamun
buaya, Tukong air labuh, Tukong kelayang laut, Tukong
penelitian.
yang ditemui di pulau-pulau kecil di Kecamatan Sijuk antara
muara didominasi oleh Rhizophora apiculata dengan
makbulang, Tukong darat, Tukong Kera, dan Tukong laut.
lain dari jenis Enhalus sp, Thalasia sp, Halaophilia sp. Selain itu
ketebalan 100 m, selain jenis tersebut banyak ditemukan
Berikut disajikan jenis dan sebaran terumbu karang di perairan
juga ditemukan beberapa rumput laut dan jenis Caulapa sp.
juga Brugulera gymnonfilza, Bragulera dan Xylocarpus
Kabupaten Belitung secara keseluruhan.
dan Sargasum sp.
Sebaran mangrove di pulau-pulau kecil Kecamatan Sijuk
terdapat di Sungai Terong, Sungai Sijuk dan Sungai Padang.
Berikut gambarannya:
1. Sungai Terong
Keberadaan mangrove di lokasi ini terutama di daesah
yang paling baik jika dibandingkan dengan tempat
granatum. Di muara ini jarang ditemukan mangrove yang
berupa potion, akan tetapi di kiri kanan sungai yang
ketebalannya 5 – 10 m banyak ditemukan mangrove
dalam bentuk pohon terutama Xylocaipus granatum
yang berdiameter 30 cm dan Bruguiera gymnorrhiza
dengan diameter 25 cm yang ketinggiannya mencapai
20 m. Secara keseluruhan lokasi ini didapatkan 11 jenis
mangrove.
224
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
225
Tabel 1.3. Persentase Penutupan Terumbu Karang Hidup Di Kabupaten Belitung
Benthic
Hard Corals
(Acropora)
Hard Corals
(Non Acropora)
Dead
Soelaractinia
Algae
Other Fauna
Abiotic
Jumlah (%)
Tabel 1.4
Jenis, Famili, dan Kepadatan Ikan Karang Di Perairan Kabupaten Belitung
Pulau
Sekutai
0,22
Pulau Kali
Mambang
0,24
Lokasi
Pulau
Batu Itam
8,28
40,12
63,2
39,36
66,88
41,94
8,62
11,74
12,24
13,24
11
44,48
5,68
0,88
100
20,48
3,74
0,6
100
30,06
3,8
6,26
100
13,26
0,4
2
100
43,5
3,56
0
100
Pulau
Keran
4,22
Pulau
Akeake
0
No.
1
2
3
4
Item
Major
Famili
Jenis
Ekor/2.500m°
Ekor/ha
8
42
1.517
6.100
Di Pantai Batu Itam ditemui adanya daerah rataan terumbu
(reef flat) yang cukup luas yaitu sekitar 500 m, pantai
ditumbuhi oleh mangrove dari jenis Rhizophora sp. Di daerah
ini juga dijumpai beberapa patch reef. Lereng terumbu
bagian etas (reef flat) landai dengan kemiringan sekitar 20°.
Karang tidak tumbuh dengan baik, kehadiran alga dari jenis
Sargassum sangat mendominasi di daerah ini. Semakin
J. Potensi Sumberdaya Ikan
Berdasarkan penelitian LIPI (2005), terkumpul 66 jenis ikan
Indikator
1
3
73
300
Total
18
66
1.917
7.700
jenis moluska yang dapat digunakan sebagai bahan pangan
K. Potensi dan Sebaran Sumberdaya Non Ikan
Sumberdaya non ikan yang banyak ditemui di wilayah
perairan Kecamatan Sijuk diantaranya penyu, moluska,
Sumber : LIPI, 2005
Target
9
21
327
1.300
ditemukan di perairan ini, seperti marga Triciacna, Trochus,
Strombus dan Lambis.
teripang, dan makroalga. Berdasarkan penelitian LIPI (2005)
Penelitian alga oleh LIPI tahun 2005 di perairan pantai
penyu di Kabupaten Belitung ditemukan di Pulau lengkuas,
Belitung yang berada di Pulau Sekutai, Pulau Kalimambang,
Pulau Piling dan Pulau Pelma dengan jenis penyu sisik dan
Tanjung Batu Pulau Akeake dan Pulau Keran menunjukkan
penyu hijau. Pulau Lengkuas terdapat di gugusan pulau di
kepadatan dan kelimpahan alga yang berbeda. Hal ini
Kecamatan Sijuk.
disebabkan karena pengaruh lingkungan perairan yang tidak
karang dengan Ikan sampel sebanyak 1.917 ekor dari 18 famili,
yang tertangkap di sekitar perairan Kabupaten Belitung (Pulau
Berdasarkan penelitian LIPI (2005), makrobentik yang tercatat
Kalimambang, Pulau Sekutai, Pantai Batu Itam, Pulau Keran
sekitar 28 jenis moluska, 5 jenis krustasea dan 10 jenis
dan Pulau Ake-ake), dan terdiri dari :
ekhinodermata. Jumlah jenis fauna makrobentik yang tercatat
mendukung untuk kelangsungan pertumbuhan makro alga.
a). Pulau Sekutal
relatif sama dengan jumlah fauna makrobentik dan daerah
kebawah (reef slope), kemiringan bertambah yaitu antara 65°
z Ikan major (42 jenis, 8 famili);
– 75°. Pertumbuhan karang hidup terlihat – lebih bervariasi
zIkan target/pangan (21 jenis, 9 famili); dan
yang didominasi oleh bentuk pertumbuhan massive dari
zIkan indikator Chaetodontidae (3 jenis, 1 famili).
jenis Porites lobata, Oulophylla sp., bentuk pertumbuhan
Kepadatan ikan major sebanyak 6.100 ekor/ha, ikan target
1 individu di perairan Kabupaten Befitting. Rendahnya tingkat
bercabang dari jenis Porites dan Echinopora horrida juga
1.300 ekor/ha, ikan indikator 300 ekor/ha dan total ikan
kepadatan fauna makrobentik di perairan Kabupaten Befitting
terlihat mengelompok. Bentuk pertumbuhan seperti daun
karang sebanyak 7.700 ekor/ha, seperti yang terlihat pada
diduga akibat kasus tangkap lebih (over fishing) dan akibat
juga terlihat dari jenis Turbinaria sp. Bentuk pertumbuhan
Tabel 5.4. Ikan Napoleon (Cherlinus undulates) ditemukan
kerusakan habitat yang disebabkan oleh tingginya tingkat
seperti jamur juga terlihat mendominasi di dasar perairan.
di perairan Pulau Kalimambang, dan tidak menutup
sedimentasi yang ditandai dengan keruhnya perairan.
Yang menarik, karang-karang anakan dari jenis Fungia sp.
kemungkinan keberadaan ikan ini di lokasi perairan karang
juga terlihat mulai tumbuh. Di antara bongkahan-bongkahan
lainnya. Ikan napoleon merupakan ikan bernilai tinggi dan
karang matt dijumpai soft Coral dan spons Dari basil LIT (Line
dilindungi, sehingga keberadaan ikan ini perlu dijaga. Jenis
Intercept Transect), diperoleh persentase tutupan karang hidup
ikan ini merupakan ikan yang perlu mendapat perlindungan
sebesar 47,64 %.
di Kawasan Konservasi Perairan di Kabupaten Belitung.
perairan timur Pulau Bangka. Tetapi kepadatan individunya
relatif lebih rendah dan perairan timur pulau Bangka, yaitu
berkisar antara 3 – 4 ekor/m2 di Bangka Timur dan kurang dan
Diperoleh 34 jenis makro alga dengan panen berat basah
tertinggi 700 g/m2. Makro alga nilal ekonomis yang ada
dari marga Sargassum, Turbinaria, Hormophysa, Eucheuma
dan Gracilaria. Dominasi marga diduduki oleh Gracilaria
dengan nilal dominasi 28,70. Pulau Sekutai termasuk yang
mengalami sedimentasi, banyak pertumbuhan alga yang
tertutup oleh partikel lumpur. Pulau ini terletak sebelah
barat pelabuhan Tanjungpandan.
(b) Pulau Kalimambang
Teripang yang ada di perairan Kabupaten Belitung, hanya
Diperoleh makro alga sebanyak 30 jenis dengan panen
diwakili oleh teripang berkualitas rendah sepertiHolothuna
berat basah tertinggi 1170 g/m2. Makro alga nilal
atra, H. Coluber dan Bohadschia matmorata. Kelangkaan
ekonomis yang ada dari marga Sargassum, Turbinaria,
jenis-jenis teripang ini diduga sebagai akibat kasus tangkap
Honnaphysa dan Gracilaria. Dominasi marga diduduki
lebih (over fishing). Dimana jenis-jenis teripang ini diburu
oleh Sargassum dengan nilai dominasi 67,40. Pulau
terus-menerus. Hal yang sama juga terlihat pada krustasea/
Kalimambang merupakan pulau yang terietak sebelah
kepiting marga Portunus dan Thallamita yang kehadirannya
utara Pulau Sekutal. Di pulau ini berada di daerah paparan
sangat langka. Fauna moluska relatif lehih beragam dan
terumbu mengalami sedimentasi dengan penutupan
lebih kaya dari fauna ekhinodermata dan krustasea. beberapa
pertumbuhan makro alga dari partikel lumpur yang cukup
tebal.
226
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
227
(c) Batu Itam
menunjukan pulau ini masih ideal untuk lahan budidaya
rumput laut. Pulau tidak berpenduduk dan daerah tepi
Pertumbuhan makro alga berada di gugus Batu Itam di
pantai berpasir putih, termasuk diantara pulau dalam
Kecamatan Sijuk. Makro alga yang diperoleh sebanyak
katagori baik untuk perlakuan budidaya. Pertumbuhan
30 jenis dengan panen berat basah tertinggl 2.230 g/m2.
makro alga nilai ekonomis dari Marga Sargassum,
Pertumbuhan makro alga bemilai ekonomis dari marga
Turbinaria, Hormophysa, Gradlaria, Eucheuma dan
Sargassum, flormophysa dan Turbinaria. Dominasi marga
Halimeda. Makro alga yang diperoleh 34 jenis. Panen berat
diduduki oleh Sargassum dengan nilai dominasi 89,88.
basah tertinggi yang diperoleh 1.268 g/m2. Dominasi jenis
(d) Pulau Akeake
diduduki oleh Sargassum dengan nilai dominasi 48,78.
B. Pola dan Kecepatan Arus
Pasang surut yang terjadi di Perairan Kecamatan Selat
Seperti halnya di wilayah perairan Kabupaten Belitung,
berdasarkan penelitian LIPI (Oktober, 2005), kecepatan
arus di wilayah perairan Kecamatan Selat Nasik secara
keseluruhan berkisar antara 17,80 – 42,10 cm/det dengan
rata-rata 29,40 cm/det. Secara rata-rata kecepatan arus
di lapisan permukaan lebih tinggi dibandingkan pada
kedalaman 5 dan 10 meter. Kecepatan arus di perairan ins
2. Kecamatan Selat Nasik
A. Kondisi Pantai
paparan terumbu selalu tegenang air dan arus deras.
Makro alga yang diperoleh 30 Jenis dengan panen berat
Kondisi pantai yang ada di wilayah Kecamatan Selat Nasik
basah tertinggi 150 g/m2 dan marga bemilai ekonomis
Sargassum dengan nilai dominasi 29,27.
(e) Pulau Keran
Terletak sebelah utara Pulau Akeake, kondisi perairan
jernih dan arus deras belum terjadi sedimentasi. Paparan
terumbu sangat luas, pertumbuhan karang masih ada
dari tubir sampai paparan turumbu. Hasil pengamatan
tetapi dominan dipengaruhi oleh pasang surut di perairan
Laut Cina Selatan yang merambat ke selatan memasuki
Laut Jawa (Pariwono, 1985). Perambatan pasang surut
dari Samudera Pasifik yang memasuki perairan Sijuk
berupa beberapa jenis mangrove. Pantai yang ada di
(Bappeda, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, 2004).
utara dan sebagian lagi ke arah barat laut dan barat daya
namun pada kedalaman 5 dan 10 meter arus bergerak ke
E. Suhu Perairan
arah barat daya, sehingga arah arus pada penelitian ini
Pola sebaran suhu perairan di wilayah Kecamatan Selat
dominan bergerak ke arah barat daya.
Nasik (Bappeda, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung,
umumnya pantai berlumpur, dengan tanaman pantai
dari Sargassum dan Turbinaria. Dominasi marga diduduki
dibangkitkan oleh gravitasi matahari dan bulan, akan
oleh morfotogi pantai dan kedalaman laut (bathymetri)
Arah arus pada lapisan permukaan bergerak ke arah
berwama ungu mengkilat, sedangkan pada bagian
Belitung, bukan pasang surut yang secara langsung
melalui perairan Laut Cina Selatan telah dipengaruhi
masih termasuk kecepatan arus yang sedang.
Terletak di depan muara Sungai Padang paparan terumbu
pada bagian garis pantai terbentuk dari batuan meteorit
Nasik seperti halnya di perairan lainya di Kabupaten
2004), dipengatuhi oleh dua musim yang berbeda, yaitu
C. Pola Angin
musim barat dan musim timur. Suhu rata-rata perairannya
wilayah Kecamatan Selat Nasik antara lain Pantai Selat
Pola angin permukaan yang terjadi laut Cina Selatan
adalah 28 °C pada bukan Februari (mewakili musim
Nasik, Suak Gual, Petaling dan Pulau Gresik. Ke empat
khususnya di perairan Kecamatan Selat Nasik juga
barat) dan 29 °C pada bulan Juni (mewakili musim timur).
pantai tersebut umumnya memiliki karakteristik pantai
dipengaruhi oleh angin muson, yang mana menurut
Berdasarkan penelitian LIPI (2005), suhu perairan di sekitar
yang seragam. Secara rinci kondisi karakteristik dari
Nontji (1987) pada saat musim barat angin berhembus
perairan Kabupaten Belitung pada bulan Oktober tahun
masing-masing pantai yang ada di wilayah Kecamatan
dari Asia menuju Australia yang mana pada saat itu terjadi
2005 berkisar antara 28,93 °C – 29,37 °C, dimana nilai suhu
Selat Nasik disajikan pada Tabel 2.1.
musim dingin di belahan bumi bagian utara dan musim
terendah terdapat pada kedalaman 10 meter dan nilai
panas di belahan bumi bagian selatan, sehingga terjadi
suhu tertinggi terdapat pada iapisan permukaan (0 meter).
tekanan tinggi di atas daratan Asia dan tekanan rendah
Tabel 2.1. Kodisi Pantai di Kecamatan Selat Nasik
di atas daratan Australia. Hal inilah yang dikenal sebagai
angin musim barat. Pada musim timur berlaku sebaliknya,
No
1
2
3
4
Pantai
Selat Nasik
Suak Gual
Petaling
Pulau Gersik
Karakteristik
Pasir berlumpur, mangrove
Pasir berlumpur, mangrove
Pasir berlumpur, mangrove
Pasir berlumpur, mangrove
Sumber : Bappeda Kabupaten Belitung, 2005
dimana pusat tekanan tinggi terjadi terjadi di atas daratan
Australia dan pusat tekanan rendah di atas daratan Asia,
sehingga mengakibatkan angin berhembus dari daratan
Australia menuju daratan Asia, yang lebih dikenal dengan
angin musim timur.
Dengan demikian dapat disimpuikan bahwa suhu perairan
di Kabupaten Belitung berkisar antara 28 °C – 29 °C,
dimana pada musim barat suhu turun mencapai minimum
yang bertepatan pula dengan angin yang kuat dan curah
hujan yang tinggi, sedangkan pada musim timur suhu
meningkat mencapai maksimum.
F. Kondisi Kimiawi Perairan
D. Pasang Surut
Kualitas air berperan penting bagi seluruh organisme
Secara umum fenomena naik turunnya paras muka air laut
atau yang lebih dikenal dengan pasang surut terutama
disebabkan oleh gravitasi matahari dan bulan terhadap
massa air laut. Posisi matahari dan bulan terhadap
bumi berubah setiap waktu, perubahan posisi tersebut
membangkitkan gaya yang berbeda-beda, sehingga
kedudukan muka laut serta kisaran pasang surut juga
perairan untuk menunjang proses kehidupannya. Kualitas
perairan bisa dilihat dari nilai parameter kimiawi perairan.
Berdasarkan data penelitian parameter kimia yang
dilakukan LIPI (2005), rata-rata kandungan dari amonia,
nitrat, nitrit dan ortho fospat berturut-turut adalah sebagai
berikut 2,06; 0,76; 0,20 dan 0,60 (Tabel 2.3). Secara umum
perairannya termasuk bersih (tidak tercemar).
berbeda-beda.
228
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
229
Tabel 2. 2
Berdasarkan pengamatan kondisi terumbu karang LIPI
tahun 2005 di Pulau Sekutai (Kecamatan Selat Nasik),
Rata-Rata Nilai Parameter Fisika - Kimia Perairan Kabupaten Belitung
terlihat pantai berbatu dengan reef flat sempit sekitar 50
Kedalaman
(m)
0
5
10
Minimum
Maksimum
Rata-rata
Suhu
(OC)
29,15
29,13
29,06
28,93
29,37
29,12
Salinitas
(O/OO)
33,01
33,02
33,11
32,62
33,32
33,04
pH
8,08
8,11
8,15
8,02
8,24
8,14
Parameter
PO4
ȝJ$,
0,50
0,57
0,75
0,46
0,88
0,60
G. Sebaran Mangrove
m. Pada saat air surut karang muncul ke permukaan lereng
NO2
ȝJ$,
0,13
0,19
0,29
0,09
0,36
0,20
NO3
ȝJ$,
0,61
0,74
0,95
0,52
1,12
0,76
NH3
ȝJ$,
1,56
1,88
2,77
1,06
4,51
2,06
antara lain berada di pulau : Aji, Aur, Bangkai, Batudinding,
Cina, Kera, Langir, Mendanau, Piling, Sebongkok, Sekutai,
Sebaran mangrove di pulau-pulau kecil Kecamatan
dan Selemar. Lamun yang ditemui di pulau-pulau kecil di
Selat Nasik hanya terdapat di beberapa pulau. Sebaran
Kecamatan Sijuk antara lain dari jenis Enhalus sp, Thalasia
mangrove di Kecamatan Selat Nasik antara lain berada di
sp, Halaophilia sp. Selain itu juga ditemukan beberapa
pulau : Aur, Bakau, Batudinding, Gina, Kalangbau, Kimar,
hingga mencapai 500 meter dari pantai.
20°. Pertumbuhan karang dijumpai pada kedalaman
Sebaran Terumbu Karang
18 famili, yang tertangkap di sekitar perairan Kabupaten
Belitung (Pulau Kalimambang, Pulau Sekutai, Pantai Batu
Itam, Pulau Keran dan Pulau Ake-ake), dan terdiri dari :
bertambah yaitu sekitar 45°. Kehadiran karang dimulai
zIkan target/pangan (21 jenis, 9 famili); dan
dan jenis Coral massive dari jenis Porites lobata, Pachyseris
speciosa. Di antara karang mat tampak pertumbuhan
zIkan indikator Chaetodontidae (3 jenis, 1 famili).
soft Coral dari jenis Sinularia sp. Perairan cukup jemih
Kepadatan ikan major sebanyak 6.100 ekor/ha, ikan
dengan sekitar 15 m, kehadiran karang didominasi oleh
target 1.300 ekor/ha, ikan indikator 300 ekor/ha dan
bentuk pertumbuhan bercabang dari jenis Montipora
total ikan karang sebanyak 7.700 ekor/ha, seperti yang
sp. dan bentuk pertumbuhan folios dan merayap dari
terlihat pada Tabel 1.4. Ikan napoleon (Cherlinus undulates)
jenis Pachyseris sp. Dari hasih LIT (Line Intercept Transect)
ditemukan di perairan Pulau Kalimambang, dan tidak
diperoleh persentase tutupan karang hidup sebesar
menutup kemungkinan keberadaan ikan ini di lokasi
40,34%.
perairan karang lainnya. Ikan napoleon merupakan ikan
bagian barat yang diseiingi dengan batuan vulkanis di
pinggir pantai. Rataan terumbu bagian atas cukup luas
Secara keseluruhan di lokasi ini didapatkan 10 jenis
Nasik antara lain berada di pulau : Aji, Aur, Bakau, Bangkai,
yaitu sekitar 400 m. Selain itu di lokasi ini juga terdapat
mangrove. Dari semua lokasi, umumnya mangrove banyak
Batudinding, Bayan, Buntar, Cina, Gersik, Kalangbau,
beberapa patch reef. Pada saat pengamatan, terlihat
ditemukan pada daerah muara sungai sampai ke arah hulu
kembung, Keran, Kimar, Klirim, Kuil, Langir, Mendanau,
perairan keruh dan sedimen terperangkap di bagian
sungai. Adapun jenis yang banyak ditemukan adalah jenis
Naduk, Panjang, Piling, Sebongkok, Sekutai, Selemar, dan
karang yang bentuk pertumbuhannya seperti daun
Rhizophora apiculata.
Sepindang. Berikut disajikan jenis dan sebaran terumbu
(foliose). Kemiringan lereng terumbu di sekitar Pulau
karang di perairan Kecamatan Selat Nasik.
Keran karang lebih 35°, dimana ditemukan kehadiran
karang yang cukup bervariasi. Bentuk pertumbuhan
Sebaran lamun di pulau-pulau kecil Kecamatan Selat Nasik
ikan karang dengan ikan sampel sebanyak 1.917 ekor dari
z Ikan major (42 jenis, 8 famili);
Sebaran karang di pulau-pulau kecil Kecamatan Selat
H Sebaran Padang Lamun
Berdasarkan penelitian LIPI (2005), terkumpul 66 jenis
ke lereng terumbu bagian bawah, kemiringan semakin
Untuk Puiau Kran terlihat adanya pantai berpasir di
I
Potensi Sumberdaya Ikan
2 – 5 meter yang merupakan spot-spot kecil. Bergerak
rumput laut dan jenis Caulapa sp. dan Sargasum sp.
Mendanau, Naduk, Sekutai, dan Sepindang. Di beberapa
pulau di Kecamatan Selat Nasik sebaran mangrovenya
terumbu, bagian atas mempunyai kemiringan sekitar
J
karang pun didominasi dengan bentuk pertumbuhan
bercabang dari jenis Porites nigrescens, Porites cylindrical.
bernilai tinggi dan dilindungi, sehingga keberadaan ikan
ini perlu dijaga. Jenis ikan ini merupakan ikan yang perlu
mendapat perlindungan di Kawasan Konservasi Perairan
di Kabupaten Belitung.
K. Potensi dan Sebaran Sumberdaya Non Ikan
Sumberdaya non ikan yang banyak ditemui di wilayah
perairan Kecamatan Selat Nasik diantaranya penyu,
moluska, teripang, dan makroalga. Berdasarkan penelitian
LIPI (2005) penyu di Kabupaten Belitung ditemukan di
Pulau lengkuas, Pulau Piling dan Pulau Pelma dengan
jenis penyu sisik dan penyu hijau. Pulau Piling terdapat di
gugusan pulau di Kecamatan Selat Nasik.
Bentuk pertumbuhan foliose juga banyak dijumpai yaitu
Tabel 2.3 Persentase Penutupan Terumbu Karang Hidup di Kecamatan Selat Nasik
Benthic
Hard Corals (Acropora)
Hard Corals (Non Acropora)
Dead Soelaractinia
Algae
Other Fauna
Abiotic
Jumlah (%)
Lokasi
Pulau Sekutai
Pulau Keran
0,22
4,22
40,12
66,88
8,62
13,24
44,48
13,26
5,68
0,4
0,88
2
100
100
Sumber : LIPI (diolah) 2005
dati jenis Pectinia paeonia, Mycedium elephantotu, Karang
Berdasarkan penelitian LIPI (2005), makrobentik yang
hanya ditemukan sampai kedalaman 5 m, setelah itu hanya
tercatat sekitar 28 jenis moluska, 5 jenis krustasea dan 10
pasir dan pecanan twang mat yang mendominasi. Dari hasii
jenis ekhinodermata. Jumlah jenis fauna makrobentik yang
LIT (Line Intercept Transect), diperoleh tutupan persentase
tercatat relatif sama dengan jumlah fauna makrobentik
karang hidup yang cukup tinggi yaitu sebesar 71,10 %, hal ini
dan daerah perairan timur Pulau Bangka. Tetapi kepadatan
menunjukkan bahwa meskipun air keruh namun sirkulasi air
individunya relatif lebih rendah dan perairan timur
cukup bagus sehingga karang dapat memperoleh nutrient
pulau Bangka, yaitu berkisar antara 3 – 4 ekor/m2 di
dengan baik.
Bangka Timur dan kurang dan 1 individu di perairan
Kabupaten Befitting. Rendahnya tingkat kepadatan fauna
makrobentik di perairan Kabupaten Befitting diduga
akibat kasus tangkap lebih (over fishing) dan akibat
230
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
231
kerusakan habitat yang disebabkan oleh tingginya tingkat
dan selat mendanau, dan sebelah barat berbatasan
karang di pulau ini telah mengalami kerusakan cukup
peghasil perkebunan yang cukup tinggi yaitu
sedimentasi yang ditandai dengan keruhnya perairan.
dengan Pulau Mendanau. Jarak dari pelabuhan
parah akibat adanya pemanfaatan yang tidak ramah
perkebunana buah durian.
Tanjung Pandan sejauh 11.50 mil laut dan ditempuh
lingkungan. Bentuk tipe pantai Pulau Sekutal adalah
selama kurang Lebih 2 jam perjalanan menggunakan
landai berpasir dan sebagian ada yang berbatu.
Teripang yang ada di perairan Kabupaten Belitung, hanya
diwakili oleh teripang berkualitas rendah sepertiHolothuna
perahu dengan kekuatan 5 GT. Kawasan pulau ini
atra, H. Coluber dan Bohadschia matmorata. Kelangkaan
d
Ekosistem pesisir yang ditemukan di pulau ini
diantaranya mangrove, padang lamun, dan terumbu
Pulau Batu Dinding
karang. Bentuk tipe pantai Pulau Mendanau adalah
sudah ada datam jangkauan sinyal telepon seluler.
jenis-jenis teripang ini diduga sebagai akibat kasus
tangkap lebih (over fishing). Dimana jenis-jenis teripang ini
diburu terus-menerus. Hal yang sama juga terlihat pada
krustasea/kepiting marga Portunus dan Thallamita yang
kehadirannya sangat langka. Fauna moluska relatif lehih
beragam dan lebih kaya dari fauna ekhinodermata dan
Pulau Sebongkok didiami oleh 11 jiwa yang tinggal
Letak geografls pulau Batu Dinding pada koordinat
di perairannya sebagai penjaga dan pemilik keramba
107° 24’ 48” BT - 2° 48’ 46” IS. Pada bagian sebelah
jaring apung. Di pulau ini telah terdapat perikanan
utara berbatasan dengan perairan Selat Karimata,
budidaya laut daiam bentukan keramba jaring apung
sebelah selatan dengan Pulau Mendanau, sebelah
ikan kerapu.
timur dengan pulau tikus dan selat mendanau, dan
Landai pasir berlumpur, pantai landai dengan vegetasi
mangrove dan berbatu.
f
Letak geografis Pulau Pilling pada koordinat 107° 21’
369” BT dan 2° 55’ 274” LS disebelah utara berbatasan
sebelah barat berbatasan dengan Selat Gaspar. Jarak
krustasea. beberapa jenis moluska yang dapat digunakan
Ekosistem pesisir yang ditemukan di pulau ini
sebagai bahan pangan ditemukan di perairan ini, seperti
diantaranya mangrove, padang lamun, dan terumbu
marga Triciacna, Trochus, Strombus dan Lambis.
karang. Ekosistem mangrove di Pulau Sebongkok
c
a. Pulau Keran
mil laut dan ditempuh selama kurang lebih 2 - 3 jam
penduduk. Ekosistem pesisir yang ditemukan di pulau
perjatanan menggunakan perahu dengan kekuatan
ini diantaranya padang lamun dan terumbu karang.
5 GT. Kawasan pulau ini sudah ada dalam jangkauan
Bentuk tape pantai Pulau Batudinding adalah landai
berpasir.
alga.
iarak dari pelabuhan Tanjung Pandan sejauh 24.42
telepon seluler. Pulau Batudinding tidak diami oteh
tipe pantai Pulau Sebongkok adalah landai dan
mendukung untuk kelangsungan pertumbuhan makro
dan sebelah barat berbatasan dengan Selat Gaspar.
Kawasan pulau ini sudah ada dalam jangkauan sinyat
pemanfaatan yang kurang ramah lingkungan. Bentuk
karena pengaruh lingkungan perairan yang tidak
Bangkai, sebelah timur dengan Pulau Mendanau,
menggunakan perahu dengan kekuatan 5 GT.
parah adalah terumbu karang yang disebabkan
dan kelimpahan alga yang berbeda. Hal ini disebabkan
pulau Perairan Pulau Cina, Pulau Aji, & Pulau
dan ditempuh selama kurang lebih 2-3 jam perjatanan
Sedangkan ekosistem yang mengalami kerusakan
Pulau Sekutai dan Pulau Keran menunjukkan kepadatan
dengan Pulau Mendanau, sebelah selatan dengan
dan pelabuhan Tanjung Pandan sejauh 16.20 mil laut
terdiri dan 3 jenis dan dominasi jenis Avecennia sp,.
Penelitian alga oleh LIPI tahun 2005 di perairan pantai
sinyal telepon seluler. Pulau Piling tidak didiami ofeh
pasir dan berbatu.
Pulau Sekutai
e
penduduk.
Pulau Mendanau
Ekosistem pesisir yang ditemukan di pulau ini
°
Letak geografis Pulau Sekutai pada koordinat 107 29’
Terletak sebelah utara Pulau Akeake, kondisi perairan
09” BT dan 2° 49’ 42” LS. Pada bagaian sebelah utara
jernih dan arus deras belum terjadi sedimentasi.
berbatasan dengan pulau Kalimanbang, sebelah
Paparan terumbu sangat luas, pertumbuhan karang
selatan dengan Pulau Sebongkok, sebelah timur
masih ada dari tubir sampai paparan turumbu. Hasil
pengamatan menunjukan pulau ini masih ideal untuk
lahan budidaya rumput laut. Pulau tidak berpenduduk
dengan pulau tikus dan selat mendanau, dan sebelah
barat berbatasan dengan Pulau Mendanau. Jarak dari
pelabuhan Tanjung Pandan sejauh 10.20 mil laut dan
dan daerah tepi pantai berpasir putih, termasuk
ditempuh selama kurang lebih 1.5-2 jam perjalanan
diantara pulau dalam katagori baik untuk perlakuan
menggunakan perahu dengan kekuatan 5 GT.
Letak geografis Pulau Mendanau pada koordinat 107°
diantaranya padang lamun dan terumbu karang.
°
25’ 24” BT dan 2 52’ 41” LS disebelah utara berbatasan
Bentuk tipe pantai pulau Pelling adalah landai pasir
dengan Pulau Batudinding, sebelah selatan dengan
berpasir dan pantai landai berbatu. Kondisi terumbu
Pulau Naduk, sebelah timur dengan Pulau Sebongkok,
karang di pulau ini telah banyak mengalami kerusakan
dan sebelah barat berbatasan dengan pulau Selat
akibat adanya kegiatan pengambilan karang dan ikan
Gaspar. )arak dari pelabuhan Tanjung Pandan sejauh
karang yang menggunakan born atau potas.
17.30 mil Laut dan ditempuh selama kurang lebih
g
Pulau Naduk
2 - 3 jam perjalanan menggunakan perahu dengan
kekuatan 5 GT. Kawasan pulau ini sudah ada dalam
Letak geografis Pulau Sebongkok pada koordinat 107°
jangkauan sinyal telepon seluler. Pulau Sebongkok
26’ 716” BT dan 2° 55’ 81” LS disebelah utara berbatasan
didiami oleh 2.335 jiwa penduduk. Sarana dan
dengan Pulau Mendanau, sebelah selatan dengan
prasarana di Pulau Mendanau cukup lengkap
Pulau Ru’, sebelah timur dengan pulau Sikindang, dan
dibanding pulau lain di BeRung dimana terdapat 2
sebelah barat berbatasan dengan Pulau Mendanau.
Ekosistem pesisir yang ditemukan di pulau ini
buah Sekolah Dasar, 1 buah SMP, 1 sekolah kejuruan,
Jarak dari pelabuhan Tanjung Pandan sejauh 18.50
diantaranya mangrove, padang lamun, dan terumbu
4 buah masjid, sarana kesehatan dimana terdapat
mil laut dan ditempuh selama kurang lebih 2.5 jam
karang. Ekosistem mangrove terdiri dan 3 jenis yaitu
1 buah puskesmas, 3 kantor desa, kantor potsek,
perjalanan menggunakan perahu dengan kekuatan
Avecennia sp., Mafia sp., dan Rhizophota sp.. Sama
dan wisma mendanau. Di pulau ini telah terdapat
5 GT. Kawasan pulau ini sudah ada dalam jangkauan
29’ 42” BT dan 2 51’ 27” LS disebelah utara berbatasan
dengan yang terjadi di Pulau Sebongkok jenis yang
perikanan budidaya laut dalam bentukan keramba
sinyal telepon seluler. Pulau Sebongkok didiami oleh
dengan Pulau Sekutai, sebelah selatan dengan
dominant adalah Avecennia sp. Kondisi terumbu
jaring apung ikan kerapu. Pulau ini dikenal sebagai
7 jiwa yang tinggal di perairannya sebagai penjaga
budidaya. Pertumbuhan makro alga nilai ekonomis
Kawasan pulau ini sudah ada dalam jangkauan sinyat
dari Marga Sargassum, Turbinaria, Hormophysa,
telepon seluler. Pulau Sekutai tidak berpenduduk,
Gradlaria, Eucheuma dan Halimeda. Makro alga yang
namun, dahulunya didiami oleh penduduk namun
diperoleh 34 jenis. Panen berat basah tertinggi yang
sekarang telah ditinggatkan oleh mereka.
diperoleh 1.268 g/m2. Dominasi jenis diduduki oleh
Sargassum dengan nilai dominasi 48,78.
b. PuLau Sebongkok
°
Letak geografis Pulau Sebongkok pada koordinat 107
°
pulau Sekindang, sebelah timur dengan pulau tikus
232
Pulau Pilling
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
dan pemilik keramba jaring apung. Di pulau ini telah
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
233
terdapat perikanan budidaya laut dalam bentukan
payang, gillnet dan pandng. Hasil tangkapan mereka
sinyal telepon seluler. Pulau Sikindang didiami 3 jiwa
arus di wilayah perairan Kecamatan Membalong secara
keramba jaring apung ikan kerapu.
diantaranya adalah tongkol, tenggiri, sarden dan
yang merupakan penjaga dan pemilik KJA di sekitar
keseluruhan berkisar antara 17,80 – 42,10 cm/det dengan
lain-lain. Areal pemasaran rnereka adalah ke pulau
perairannya. Ekosistem pesisir yang ditemukan di
rata-rata 29,40 cm/det. Secara rata-rata kecepatan arus
Bangka. Ekosistem pesisir yang ditemukan di pulau ini
pulau ini adalah terumbu karang. Bentuk tipe pantai
di lapisan permukaan lebih tinggi dibandingkan pada
diantaranya mangrove, padang lamun, dan terumbu
pulau Sikindang adalah landai pasir berkarang.
kedalaman 5 dan 10 meter. Kecepatan arus di perairan ins
karang. Bentuk tipe pantai Pulau Bau Karang (Pulau
Berdasarkan hasil studi LIPI (2005) diketahui bahwa
masih termasuk kecepatan arus yang sedang.
Karang Bahu) adalah landai pasir berkarang dan pantai
ekosistem mangrove di pulau-pulau di Kecamatan
Landai dengan vegetasi mangrove.
Selat Nasik terdiri dari jenis Avecennia sp., Sonneratia
Ekosistem pesisir yang ditemukan di pulau ini
diantaranya mangrove dan terumbu karang. Bentuk
tipe pantai Pulau Sebongkok adalah landai dan
berpasir. Kondisi terumbu karang di pulau ini cukup
baik terutama di daerah sebelah timur pulau. Hal ini
disebabkan pemilik 10A ikut berperan aktif dalam
menjaga kelestariannya. Sedangkan mangrove hampir
j
terdapat di sekeliling pulau ini.
h
Pulau Gresik
370” BT dan 3° 00’ 156” LS disebelah utara berbatasan
Pulau Ajimusa
dengan pulau Pelting dan selat Baur, sebelah
arah barat daya, sehingga arah arus pada penelitian ini
C Pola Angin
A. Kondisi Pantai
Pola angin permukaan yang terjadi laut Cina Selatan
sebelah timur dengan pulau Lima, dan sebelah barat
Kondisi pantai yang ada di wilayah Kecamatan
berbatasan dengan pulau Aur dan pulau Kelemar.
Membalong umumnya pantai berlumpur, pasir, berbatu
Jarak dari pelabuhan Tanjung Pandan sejauh 31.40
dengan tanaman pantai berupasemak, baringtonia dan
mil laut dan ditempuh selama kurang lebih 4-5 jam
beberapa jenis mangrove. Pantai yang ada di wilayah
perjalanan menggunakan perahu dengan kekuatan
Kecamatan Membalong antara lain Pantai Seliu, Mentigi,
5 GT. Kawasan pulau ini sudah ada dalam jangkauan
Tanjungrasa, Membalong, Kembiri, Perpat, Lassar,
sinyal telepon setuler. Pulau Gresik didiami kurang
Simpang rusa, dan Pulau Sumedang. Pulau Seliu memiliki
lebih 800 kepaia keluarga. Sarana dan prasarana di
kelengkapan ekosistem lebih banyak dibanding pulau-
pulau Gresik cukup lengkap di mana terdapat 2 buah
pulau lainnya. Sementara Pulau Membalong dan Kembiri
Sekotah Dasar, 1 buah SMP, masjid, saran kesehatan
memiliki ekosistem yang sedikit yaitu berupa pantai pasir.
dimana terdapat puskesmas, dan kantor desa. Di pulau
Secara rinci kondisi karakteristik dari masing-masing
ini penduduk rata-rata bermata pencaharian sebagai
pantai yang ada di wilayah Kecamatan Membalong
Pulau Bau Karang (Karang Bahu)
nelayan dengan alat tangkap paying, gilinet dan
disajikan pada Tabel 3.1.
Letak geografis Pulau Mendanau pada koordinat
pancing. Ekosistem pesisir yang ditemukan di pulau
107° 104’ 923” BT dan 3° 01’ 923” LS disebelah utara
ini diantaranya padang lamun dan terumbu karang.
berbatasan dengan Selat Gispar, sebelah selatan
Bentuk tipe pantai pulau Gresik adalahlandai pasir
dengan Pulau Simedang, sebelah timur dengan Selat
berbatu.
dengan Pulau Naduk, sebelah Selat Gaspar, sebelah
timur dengan pulau Belitung, dan sebelah barat
berbatasan dengan pulau Lima. Jarak dari pelabuhan
Tanjung Pandan sejauh 26.5 mil laut dan ditempuh
selama kurang lebih 2 - 3 jam perjalanan dengan
menggunakan perahu dengan kekuatan 5 GT.
Kawasan pulau ini sudah ada dalam jangkauan sinyal
telepon seluler. Pulau Ajimusa tidak didiami oleh
penduduk. Ekosistem pesisir yang ditemukan di pulau
ini terumbu karang. Bentuk tipe pantai Pulau Ajimusa
adalah landal pasir berpasir dan pantai landal berbatu.
Umende, pulau Kelemar, pulau Gresik, dan sebelah
k
3arak dari pelabuhan Tanjung Pandan sejauh 37,5
mil laut dan ditempuh selama kurang lebih 4-5 jam
perjalanan menggunakan perahu dengan kekuatan
5 GT. Kawasan pulau ini sudah ada dalam jangkauan
sinyal telepon setuler. Pulau Bau Karang didiami oleh
32 Kepata keluarga. Sarana dan prasarana di pulau Bau
Karang diantaranya terdapat sebuah Sekolah Dasar,
dan sebuah masjid. Di pulau ini rata-rata penduduk
adalah bekerja sebagai nelayan tangkap dengan alat
khususnya di perairan Kecamatan Selat Nasik juga
dipengaruhi oleh angin muson, yang mana menurut
Nontji (1987) pada saat musim barat angin berhembus
dari Asia menuju Australia yang mana pada saat itu terjadi
musim dingin di belahan bumi bagian utara dan musim
panas di belahan bumi bagian selatan, sehingga terjadi
tekanan tinggi di atas daratan Asia dan tekanan rendah
di atas daratan Australia. Hal inilah yang dikenal sebagai
angin musim barat. Pada musim timur berlaku sebaliknya,
dimana pusat tekanan tinggi terjadi terjadi di atas daratan
Australia dan pusat tekanan rendah di atas daratan Asia,
sehingga mengakibatkan angin berhembus dari daratan
Australia menuju daratan Asia, yang lebih dikenal dengan
angin musim timur.
Tabel 3.1. Kodisi Pantai di Kecamatan Membalong
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Pulau Sikindang
barat berbatasan dengan pulau Bakau, Selat Gaspar.
234
dominan bergerak ke arah barat daya.
3. Kecamatan Membalong
selatan dengan Putau Simedang dan selat Umende,
303” BT dan 3° 02’ 355” LS disebelah utara berbatasan
utara dan sebagian lagi ke arah barat laut dan barat daya
namun pada kedalaman 5 dan 10 meter arus bergerak ke
Letak geografis pulau Gresik pada koordinat 107° 16’
Letak geografis Pulau Ajimusa pada koordinat 107° 23’
i
sp. dan Rhizophora sp.
Arah arus pada lapisan permukaan bergerak ke arah
Letak geografis puiau Sikindang pada koordinat 107°
28’ 82” BT dan 2o 56’ 61” LS di sebelah utara berbatasan
dengan Selat Mendanau, sebelah selatan dengan Selat
Mendanau, sebelah timur dengan Selat Mendanau,
Pantai
Pulau Seliu
Mentigi
Tanjung Rasa
Membalong
Kembiri
Perpat
Lassar
Simpang Rusa
Pulau Sumedang
D Pasang Surut
Karakteristik
Pasir, pantai berbatu, mangrove, baritonga
Pasir, pantai berbatu, mangrove
Pasir, pantai berbatu, mangrove
Pasir
Pasir
Pantai berlumpur, mangrove
Pasir, pantai berbatu, semak
Pasir, pantai berlumpur, mangrove
Pasir, pantai berbatu
Sumber : Bappeda Kabupaten Belitung (diolah), 2005
Pulau Ringgit dan sebelah barat berbatasan dengan
Secara umum fenomena naik turunnya paras muka air laut
atau yang lebih dikenal dengan pasang surut terutama
disebabkan oleh gravitasi matahari dan bulan terhadap
massa air laut. Posisi matahari dan bulan terhadap
bumi berubah setiap waktu, perubahan posisi tersebut
membangkitkan gaya yang berbeda-beda, sehingga
kedudukan muka laut serta kisaran pasang surut juga
berbeda-beda.
Pulau Naduk. Jarak dari Tanjung Pandan sejauh 17.20
Pola dan Kecepatan Arus
Pasang surut yang terjadi di Perairan Kecamatan
perjalanan menggunakan perahu dengan kekuatan
Seperti halnya di wilayah perairan Kabupaten Belitung,
Membalong seperti halnya di perairan lainya di Kabupaten
5 GT. Kawasan pulau ini sudah ada dalam jangkauan
berdasarkan penelitian LIPI (Oktober, 2005), kecepatan
Belitung, bukan pasang surut yang secara langsung
mil laut dan ditempuh selama kurang lebih 2-3 jam
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
B
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
235
dibangkitkan oleh gravitasi matahari dan bulan, akan
Tabel 5.9 Kualitas air di Gugusan Pulau di Kecamatan
Membalong
tetapi dominan dipengaruhi oleh pasang surut di perairan
Laut Cina Selatan yang merambat ke selatan memasuki
Laut Jawa (Pariwono, 1985). Perambatan pasang surut
dari Samudera Pasifik yang memasuki perairan Sijuk
melalui perairan Laut Cina Selatan telah dipengaruhi
oleh morfotogi pantai dan kedalaman laut (bathymetri)
(Bappeda, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, 2004).
E
Suhu Perairan
Pola sebaran suhu perairan di wilayah Kecamatan
Membalong (Bappeda, Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung, 2004), dipengatuhi oleh dua musim yang
berbeda, yaitu musim barat dan musim timur. Suhu
rata-rata perairannya adalah 28 °C pada bukan Februari
(mewakili musim barat) dan 29 °C pada bulan Juni
(mewakili musim timur). Berdasarkan penelitian LIPI
(2005), suhu perairan di sekitar perairan Kabupaten
Belitung pada bulan Oktober tahun 2005 berkisar antara
28,93 °C – 29,37 °C, dimana nilai suhu terendah terdapat
pada kedalaman 10 meter dan nilai suhu tertinggi
terdapat pada iapisan permukaan (0 meter).
Dengan demikian dapat disimpuikan bahwa suhu perairan
di Kabupaten Belitung berkisar antara 28 °C – 29 °C,
dimana pada musim barat suhu turun mencapai minimum
yang bertepatan pula dengan angin yang kuat dan curah
hujan yang tinggi, sedangkan pada musim timur suhu
meningkat mencapai maksimum.
F
Kondisi Kimiawi Perairan
Kualitas air berperan penting bagi seluruh organisme
perairan untuk menunjang proses kehidupannya. Kualitas
perairan bisa dilihat dari nilai parameter kimiawi perairan.
Berdasarkan data penelitian parameter kimia yang
dilakukan LIPI (2005), rata-rata kandungan dari amonia,
nitrat, nitrit dan ortho fospat berturut-turut adalah sebagai
berikut 2,06; 0,76; 0,20 dan 0,60. Secara umum perairannya
termasuk bersih (tidak tercemar).
Kualitas air merupakan faktor yang menentukan kondisi
sumberdaya yang ada di suatu perairan. Hasil analisis
kualitas air di perairan Kecamatan Membalong disajilcan
No.
Pulau Seliu
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
4.
Pulau Basar Tengah
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
4.
Pulau Basar Gunung
FISIKA :
Suhu
Salinitas
Kekeruhan
Kecerahan
KIMIA :
pH *)
Oksigen Terlarut (DO) *)
Nitrat (NO3-N)
Fosfat
FISIKA :
Suhu
Salinitas
Kekeruhan
Kecerahan
KIMIA :
pH *)
Oksigen Terlarut (DO) *)
Nitrat (NO3-N)
Fosfat
FISIKA :
Suhu
Salinitas
Kekeruhan
Kecerahan
KIMIA :
pH *)
G1.
Sebaran Mangrove
2.
Oksigen Terlarut (DO) *)
3.
Nitrat (NO3-N)
4.
Fosfat
Pulau Batu Malang
FISIKA :
1.
Suhu
2.
Salinitas
3.
Kekeruhan
4.
Kecerahan
KIMIA :
1.
pH *)
2.
Oksigen Terlarut (DO) *)
3.
Nitrat (NO3-N)
4.
Fosfat
Pulau Seribu
FISIKA :
1.
Suhu
2.
Salinitas
3.
Kekeruhan
4.
Kecerahan
KIMIA :
1.
pH *)
2.
Oksigen Terlarut (DO) *)
3.
Nitrat (NO3-N)
4.
Fosfat
Pulau Pelma
FISIKA :
1.
Suhu
2.
Salinitas
3.
Kekeruhan
4.
Kecerahan
KIMIA :
1.
pH *)
2.
Oksigen Terlarut (DO) *)
3.
Nitrat (NO3-N)
4.
Fosfat
Pulau Sumedang
FISIKA :
1.
Suhu
2.
Salinitas
3.
Kekeruhan
4.
Kecerahan
KIMIA :
1.
pH *)
2.
Oksigen Terlarut (DO) *)
3.
Nitrat (NO3-N)
4.
Fosfat
1.
2.
3.
4.
pada tabel berikut.
236
Parameter
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
Satuan
Rataan
O
C
O
/OO
NTU
m
30
33
15
6,9
mg/l
mg/l
mg/l
7,7
6,7
0,079
0,0014
O
29,9
33
12
7,1
C
O
/OO
NTU
m
mg/l
mg/l
mg/l
7,5
6,3
0,076
0,0014
O
C
O
/OO
NTU
m
30
33,5
14
6,9
mg/l
mg/l
mg/l
7,8
6,5
0,197
0,0706
Tabel Kondisi terumbu karang di Gugusan Pulau di
Kecamatan Membalong
Terdapat 7 lokasi studi di kecamatan Mambalong yang
berada di Pulau Seliu, Pulau Sumedang, Pulau Seribu,
Pulau Pelma, Pulau Basar Gunung, Pulau Basar Tengah dan
Pulau Batu Malang. Tidak ditemukan ekosistem mangrove
di Pulau Batu Malang, sedangkan di keenam pulau lainnya
ditemukan ekosistem mangrove. jenis Avicenia sp sangat
mendominasi penyebaran mangrove di Kecamatan
Membalong dan hamir di semua pulau ada. Jenis-jenis
mangrove yang ditemukan di Kecamatan Membalong
disajikan pada tabel berikut.
No.
1.
Pulau Seliu
2.
Pulau Basar Tengah
3.
Pulau Basar Gunung
4.
Pulau Malang Batu
5.
Pulau Seribu
6.
Pulau Pelma
7.
Pulau Simedang
Keterangan :
HC = hard Coral
SC = soft Coral
SP = sponge
Alg = algae
Tabel Jenis-jenis mangrove yang ditemukan di Gugusan
Pulau di Kecamatan Membalong
No.
1.
2.
3.
4.
Jenis
Mangrove
Rhizophora
Avicennia
Soneratia
Bruguiera
Seliu
3
13
5
6
27
Basar
Tengah
4
5
2
11
Basar
Gunung
12
3
6
21
Pelma
Sumedang
Seribu
5
2
7
2
3
5
4
2
6
Lokasi
HC
34
5
17
19
4
11
7
SC
4
6
5
5
6
7
8
Persentase Rata-Rata
SP ALG
R
2
6
37
2
4
28
3
2
29
3
2
28
2
4
28
3
5
29
3
4
25
DC
29
39
23
31
40
23
34
S
8
18
21
12
18
22
20
Biodata Yang Dominan
Acropora, Porites, Coral
Acropora, Porites, Coral
Acropora, Porites, Coral
Acropora
-
R = rubber
Dc = dead coral
S = sand
Sumber: LIPI (2005)
J
Potensi Sumberdaya Ikan
Berdasarkan penelitian LIPI (2005), terkumpul 66 jenis
ikan karang dengan ikan sampel sebanyak 1.917 ekor dari
18 famili, yang tertangkap di sekitar perairan Kabupaten
Sumber: LIPI (2005)
Belitung (Pulau Kalimambang, Pulau Sekutai, Pantai Batu
H Sebaran Padang Lamun
Itam, Pulau Keran dan Pulau Ake-ake), dan terdiri dari :
z Ikan major (42 jenis, 8 famili);
Sebaran lamun di pulau-pulau kecil Kecamatan
Membalong antara lain berada di pulau : Baguk, Batu
zIkan target/pangan (21 jenis, 9 famili); dan
seribu, Betangan, Genting kecil, Kapak, Keringan, Mendiak
O
C
/OO
NTU
m
31
33,5
18
5,4
mg/l
mg/l
mg/l
7,9
6,6
0,069
0,0016
O
C
O
/OO
NTU
m
30
33
15
6,6
mg/l
mg/l
mg/l
7,5
6,7
0,096
0,0015
O
C
/OO
NTU
m
29,8
33
12
7,1
mg/l
mg/l
mg/l
7,9
6,3
0,081
0,0016
O
C
O
/OO
NTU
m
30
33,5
17
6,1
mg/l
mg/l
mg/l
7,58
6,5
0,077
0,0012
O
O
besar, Mendiak kecil, Mendulu, Mengokong, Perot,
zIkan indikator Chaetodontidae (3 jenis, 1 famili).
Rumput, Seliu, dan Seribu.
Kepadatan ikan major sebanyak 6.100 ekor/ha, ikan
target 1.300 ekor/ha, ikan indikator 300 ekor/ha dan
I
total ikan karang sebanyak 7.700 ekor/ha, seperti yang
Sebaran Terumbu Karang
terlihat pada Tabel 5.4. Ikan napoleon (Cherlinus undulates)
Sebaran karang di puiau-pulau kecil Kecamatan
ditemukan di perairan Pulau Kalimambang, dan tidak
Membalong antara lain berada di puiau : Baguk, Basar
menutup kemungkinan keberadaan ikan ini di lokasi
bergunung, Basar tengah, Batu seribu, Betangan, Blatok,
perairan karang lainnya. Ikan napoleon merupakan ikan
Blatok kecil, Getting kecil, Kapak, Keringan, Ketupai,
bernilai tinggi dan dilindungi, sehingga keberadaan ikan
Mendiak besar, Mendiak kecil, Mendulu, Mengokong,
ini perlu dijaga. Jenis ikan ini merupakan ikan yang perlu
Palma, Perut, Pluntang, Pluntang kecil, Rumput, Seliu,
mendapat perlindungan di Kawasan Konservasi Perairan
dan Seribu. Jenis karang mendominasi di Kecamatan
di Kabupaten Belitung.
Membalong diantaranya Acropora, Porites dan Coral. Jenis
dan sebaran terumbu secara rinci yang ada di Kecamatan
Membalong disajikan pada tabel berikut.
K
Potensi dan Sebaran Sumberdaya Non Ikan
Sumberdaya non ikan yang banyak ditemui di wilayah
perairan Kecamatan Membalong diantaranya penyu,
moluska, teripang, dan makroalga. Berdasarkan penelitian
LIPI (2005) penyu di Kabupaten Belitung ditemukan di
Pulau lengkuas, Pulau Piling dan Pulau Pelma dengan
jenis penyu sisik dan penyu hijau. Pulau Pelma terdapat
di gugusan pulau di Kecamatan Membalong.
Sumber: LIPI (2005)
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
237
Berdasarkan penelitian LIPI (2005), makrobentik yang
artinnya bahwa ada 106,1 penduduk laki-laki di Kabupaten
tercatat sekitar 28 jenis moluska, 5 jenis krustasea dan 10
Belitung per 100 penduduk perempuan.
Tabel. Pertumbuhan Ekonomi Per Sektor Di Kabupaten
Belitung Tahun 2010
Perekonomian
A. PDRB
jenis ekhinodermata. Jumlah jenis fauna makrobentik yang
Produk Domestik Regional Bruto merupakan salah
tercatat relatif sama dengan jumlah fauna makrobentik
satu indicator penting untuk mengetahui kondisi
dan daerah perairan timur Pulau Bangka. Tetapi kepadatan
Angkatan Kerja
individunya relatif lebih rendah dan perairan timur
Jumlah dan komposisi tenaga kerja akan terus mengalami
pulau Bangka, yaitu berkisar antara 3 – 4 ekor/m2 di
perubahan seiring dengan proses berlangsungnya demografi.
Bangka Timur dan kurang dan 1 individu di perairan
Angkatan kerja adalah penduduk yang berumur 15 tahun
Kabupaten Befitting. Rendahnya tingkat kepadatan fauna
ke atas dalam status bekerja, sementara tidak bekerja atau
makrobentik di perairan Kabupaten Belitung diduga
sedang mencari pekerjaan. Angkatan kerja merupakan bagian
akibat kasus tangkap lebih (over fishing) dan akibat
dari tenaga kerja yang aktif dalam kegiatan ekonomi.
tertentu, biasanya satu tahun. PDRB Merupakan jumlah
nilai tambahan bruto yang dihasilkan oleh seluruh unit
usaha dalam satu wilayah tertentu. PDRB atas dasar hagra
Persen Pertumbuhan (%)
2,78
2,01
7,25
18,00
10,39
7,19
7,60
6,83
6,76
5,96
berlaku menggambarkan nilai tambah bruto barang
dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh ekonomi
*) Atas dasar harga konstan tahun 2000
berdasarkan harga tiap tahunnya.
kerusakan habitat yang disebabkan oleh tingginya tingkat
sedimentasi yang ditandai dengan keruhnya perairan.
perekonomian di suatu wilayah dalam satu periode
No
Sektor
1
Pertanian
2
Pertambanangan dan Pengalian
3
Industri Pengolahan
4
Listrik, Gas dan Air
5
Bangunan
6
Perdagangan, Hotel dan Restoran
7
Pengangkutan dan Komunikasi
8
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
9
Jasa-jasa
PDRB Kab. Belitung
Sumber: Belitung Dalam Angka Tahun 2011
Kesempatan kerja memberikan gambaran besarnya tingkat
Pada tahun 2010 PDRB Kabupaten Belitung atas dasar
penyerapan dari pasar kerja, sedangkan angkatan kerja
harga berlaku mencapai angka Rp 2.817.475 juta atau naik
Teripang yang ada di perairan Kabupaten Belitung, hanya
yang tidak terserap dikategorikan sebagai penganggur.
diwakili oleh teripang berkualitas rendah sepertiHolothuna
Kesempatan kerja merupakan gambaran dari tingkat
atra, H. Coluber dan Bohadschia matmorata. Kelangkaan
permintaan dan penawaran tenaga kerja diakibatkan tinggi
jenis-jenis teripang ini diduga sebagai akibat kasus
rendahnya factor produksi.
sebesar 14,17 % dibandingkan tahun 2009 yang hanya
C Pendapatan Per Kapita
mencapai Rp 2.467.754 juta. Pertumbuhan ekonomi
Indikator makro yang biasa digunakan oleh para ekonom
Kabupaten Belitung tahun 2010 lebih cepat dibandingkan.
untuk menunjukan tingkat kesejahteraan masyarakat
tangkap lebih (over fishing). Dimana jenis-jenis teripang ini
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Belitung mencapai
dalam pendapatan per kapita yang merupakan base line
diburu terus-menerus. Hal yang sama juga terlihat pada
sebesar 5,96 % sedangkan pada tahun 2009 pertumbuhan
dalam mengukur keberhasilan pembangunan. Bahkan
ekonomi Kabupaten Belitung mencapai 4,30 %.
lembaga Internasional seperti Bank Dunia dan Dana
krustasea/kepiting marga Portunus dan Thallamita yang
kehadirannya sangat langka. Fauna moluska relatif lehih
Tabel. Jumlah Rumah Tangga dan Penduduk Menurut
Kecamatan Hasil Sensus Penduduk Tahun 2010
beragam dan lebih kaya dari fauna ekhinodermata dan
krustasea. beberapa jenis moluska yang dapat digunakan
sebagai bahan pangan ditemukan di perairan ini, seperti
marga Triciacna, Trochus, Strombus dan Lambis.
Potensi Sosial Budaya dan Ekonomi:
Kecamatan
Rumah Tangga
(1)
Membalong
Tanjungpandan
Sijuk
Badau
Selat Nasik
Jumlah
(2)
6.935
21.556
6.968
3.371
1.599
40.429
2010 jumlah penduduk Kabupaten Belitung berjumlah
155.640 jiwa. Jumlah ini merupakan jumlah yang telah
diterbitkan NIK berdasarkan hasil pencocokan dan penelitian
yang dilaksanakan pada bulan September sampai dengan
November 2010, sedangkan data tahun sebelumnya
merupakan data kotor berdasarkan database tahun 2005
yang ternyaata terdapat data ganda serta yang telah
meninggal dunia atau belum dilaporkan.
Laki laki
(3)
12.558
44.144
13.911
6.818
3.281
80.712
Penduduk
Perempuan
(4)
11.614
41.887
12.766
5.934
3.052
75.253
Jumlah Total
(5)
24.172
86.031
26.677
12.752
6.333
155.965
Sumber: Belitung Dalam Angka Tahun 2011
Penduduk
Berdasarkan hasil registrasi penduduk pada akhir tahun
Moneter Internasional (IMF) selalu menggunakan per
B Pertumbuhan Ekonomi
kapita untuk mengetahui kersejahteraan penduduk suatu
Salah satu tujuan pembangunan adalah untuk
Negara yang dikonversikan ke dalam US $.
meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi. Diharapkan
dari pertumbuhan ekonomi yang tinggi akan memberikan
dampak ganda yang semakin positif dengan tidak
melupakan masyarakat papan bawah dan menengah.
Secara tidak langsung pertumbuhan ekonomi yang
semakin baik akan memperkecil perbedaan distribusi
pendapatan antar kelompok masyarakat.
Tabel. Jumlah Penduduk dan Sex Ratio Per Kecamatan Di
Kabupaten Belitung Tahun 2011
Kecamatan
(1)
Membalong
Tanjungpandan
Sijuk
Badau
Selat Nasik
Jumlah Total
2009
2008
2007
Mengenai perbandingan banyaknya penduduk laki-laki dan
perempuan dapat dilihat dari sex ratio. Sex ratio penduduk
Laki laki
(3)
11.387
46.172
6.240
13.140
3.134
80.073
85.391
82.047
73.668
Perempuan
(4)
10.659
44.164
5.658
12.190
2.890
75.561
80.897
77.772
71.764
Sex ratio
(5)
106,83
104,55
110,29
107,79
108,44
105,97
105,56
105,50
102,65
Sumber: Belitung Dalam Angka Tahun 2011
Tetapi pendapatan per kapita yang tinggi belum
menjamin telah terjadi perbaikan tingkat kesejahteraan,
kalau hanya dinikmati oleh sekelompok orang. Dalam
PDRB yang dapat disajikan adalah perkembangan
pendapatan per kapita dari tahun ke tahun. Tahun 2010
pendapatan per kapita penduduk atas dasar harga
berlaku mencapai Rp 12.732.078 atau meningkat sebesar
Pertumbuhah ekonomi suatu wilayah dapat dihitung
4,41 % dibandingkan tahun 2009 yang hanya sebesar
dari variable PDRB atas dasar harga konstan. Karena PDRB
Rp 12.193.843, sedangkan atas dasar harga konstan
atas dasar harga konstan merupakan gambaran nyata
sebesar Rp 5.196.385 pada tahun 2010 atau naik 1,59 %
dari berbagai sector ekonomi. Kenaikan terbesar terjadi
dibandingkan tahun 2009 sebesar Rp 5.115.051.
pada sector listrik, gas dan air sebesar 18,00 %, sedangkan
sector yang paling rendah pertumbuhannya adalah
pertambangan dan penggalian yang hanya mampu
Potensi Perikanan
tumbuh sebesar 2,01 %.
Kabupaten Belitung memiliki potensi perikanan dan kelautan
yang sangat besar baik sektor perikanan tangkap, budidaya,
sumber daya non ikan (harta karun, energi dan gelombang),
bahan tambang, wisata bahari maupun maupun sumber daya
Kabupaten Belitung pada tahun 2010 adalah 106,1. Ini
238
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
239
manusia perikanan dan kelautan yang handal di bidangnya.
Tabel. Produksi Perikanan Budidaya di Kabupaten Belitung
Tahun 2011
Pembangungan balai benih ikan (BBI) di Membalong pada
Produksi Budidaya Ikan Tahun 2011 (kg)
No
perintis untuk pengembangan sector perikanan budiadaya
1
Triwulan 1
2
Triwulan 2
3
Triwulan 3
4
Triwulan 4
Total
2010
2009
2008
2007
ikan air tawar di kabupaten Belitung. Dulu sector ini belum
banyak diminati oleh masyarakat karena lebih mengandalkan
perikanan tangkap. Awal tahun 200 perikanan budidaay mulai
dilaksanakan.
TRIWULAN
Lele
Kerapu Bawal
4.340
5.135
3.505
2.348
15.328
8.485
7.640
5.819
2.908
Nila
4.228 1.805 2.292
4.617 2.010 2.372
988 1.685
2.034
912 1.330
10.879 5.715 7.679
19.218 12.753 3.0314
14.069 4.350 4.505
10.109 4.127 3.210
4.886 2.693
890
Patin
698
1.170
1.050
1.014
3.932
4.573
3.585
1.055
175
Tiram Rumput
Arwana
Mutiara
Laut
5.700
3.000
5.700
3.000
14.825
70
1.200
-
Total
(kg)
19.063
15.304
7.228
10.638
52.233
90.238
35.349
24.320
11.552
Sumber: Laporan Tahunan Dinas Perikanan dan Kelautan Kab. Belitung Tahun 2011
Perairan laut Kabupaten Belitung masih dikategorikan baik
proses budidaya ikan air laut, kerang mutiara dan kerang laut.
Tabel. Daftar Pembudidaya Ikan dan Sarana prasarana Per
Kecamatan
Budidaya kerapu system KJA sudah banyak dikembangkan
Kecamatan
sehingga penerapan teknologi sudah sampai ke masyarakat
dan hasilnya saat ini sudah bias dinikmati oleh pembudidaya.
Peluang investasi pada perikanan tangkap tidak kalah dengan
perikanan budidaya, sector ini sudah berkembang dengan
baik di Kabupaten Belitung. Pengadaan kapal pengawas dan
Jumlah Ekspor (Ton)
1.481
866
852
696
856
594
409
181
Tujuan
Singapura, Malaysia, Hongkong, Taiwan dan Cina
Singapura, Malaysia, Hongkong
Singapura
Singapura
Singapura
Singapura
Singapura
Singapura
Sumber: Laporan Tahunan Dinas Perikanan dan Kelautan Kab. Belitung Tahun 2011
Tabel. Data Pengolahan Hasil Perikanan Di Kabupaten Belitung
jika ekploitasi tambang laut tidak dilaksanakan. Kondisi
perairan yang baik ini sangat berguna untuk menunjang
Tahun
2011
2010
2009
2008
2007
2006
2005
2004
tahun 2007 dan 2008 diharapkan dapat dijadikan jalan
Tabel. Jumlah Jenis Alat Tangkap di Kabupaten Belitung
Tahun 2010
Tabel. Jumlah Ekspor Ikan Tahun2004 – 2011
Sijuk
Selat Nasik
Badau
Membalong
Tanjungpandan
Jumlah
Jumlah Pembudidaya
(Kelompok)
Laut
Tawar
15
8
13
0
19
14
12
9
2
4
61
35
Jumlah Sapras (Buah)
Laut (KJA)
171
380
161
74
38
824
Tawar (Kolam)
107
0
90
144
105
446
Sumber: Laporan Tahunan Dinas Perikanan dan Kelautan Kab. Belitung Tahun 2011
alat komunikasi pengawasan pada tahun 2007 diharapkan
Desa
Tanjung Binga
Sungai Padang
Sijuk
Terong
Keciput
Batu Itam
Air Seruk
Jumlah UKM
34
24
12
8
17
8
23
Tanjungpandan
18
Badau
Membalong
Selat Nasik
6
6
23
Jenis Produk Olahan
Kerupuk ikan, kritcu, empek-empek, abon dan bakso
Terasi
Kerupuk Ikan
Kerupuk Ikan
Kerupuk Ikan, Kritcu, Abon ikan
Kritcu
Pilus rumput laut, es krim rumput laut, dodol rumput laut,
selai rumput laut.
Kerupuk Ikan, teri kerispy, dodol rumput laut,dodol agar,
pilus rumput laut.
Kerupuk Ikan kulit
Keripik rebo, abon ketam
Kerupuk ikan, abon ikan, rusip
Sumber: Laporan Tahunan Dinas Perikanan dan Kelautan Kab. Belitung Tahun 2011
pengeboman serta pengiriman ikan dengan dokumen yang
tidak lengkap dapat dikurangi sehingga akan meningkatkan
pendapatan nelayan local dan pendapatan asli daerah
Kabupaten Belitung.
Peluang usaha lain yang mungkin dapat dikembangkan
dianataranya:
1. Penjualan ikan segar
2. Usaha pengangkutan/Distribusi
3. Rumah Makan/Restoran Ikan
4. Pemancingan
5. Wisata Kelautan dan Perikanan
6. Bisnis alat perikanan
7. Bisnis Ikan hias, dll.
Tabel. Jumlah Produksi Perikanan Tangkap Di Kabupaten
Belitung Tahun 2011
No
Jenis Ikan
1
Manyung
2
Ekor Kuning
3
Lolosi Biru
4
Selar
5
Kuwe
6
Bawal Hitam
7
Tembang
8
Lemuru
9
Teri
10
Julung Julung
11
Ikan Gaji
12
Kakap Merab/bambanagan
13
Kurisi
14
Tongkol krai
15
Tongkol komo
16
Kembung
17
Benyar
18
Tenggiri
19
Kerapu Bebek
20
Kerapu Sunu
21
Ikan Beronang
22
Beronang Kuning
23
Alu-Alu
24
Cucut Botol
25
Pari kembang/pari macan
26
Ikan lainnya
27
Udang putih
28
Udang Barong/Udang karang
29
Udang Lainnya
30
Kepiting
31
Rajungan
32
Cumi-Cumi
33
Teripang
Jumlah Total
2010
2009
2008
2007
Jumlah Total (Ton)
2582,63
1768,30
9801,60
125,61
946,61
0,69
3193,66
11,60
6257,33
0,08
1,50
620,98
876,69
0,07
84,00
1025,60
149,76
2587,41
4,20
819,15
15,00
8,40
3,64
23,30
26,11
3508,19
800,70
20,91
168,11
1271,50
4,20
6535,65
3,00
43.245,18
43.362,03
41.990,76
40,472,61
39,219,71
KECAMATAN
MEMBALONG
TANJUNGPANDAN
30
59
32
2.420
40
685
10
8
36
1.030
10
95
75
248
16
5
38
40
20
1.860
3.350
6.823
6.710
6.644
6.532
Sodo / Sungkur
Bubu Ikan
Sero
Jaring Kepiting
Tangkul / Pentor
Bubu Kepiting
Bagan Tancap
Bagan Perahu
Jaring cincin
Muroami
Payang
Pukat Tepi
Pukat Udang
Gilnet Hanyut
Pancing
Ancau
Lainnya
Jumlah 2010
2009
2008
2007
240
298
45
2.100
4.575
10.542
10.465
10.387
10.231
40
395
75
545
478
470
3
5
270
25
57
12
148
SELAT
NASIK
265
27
90
5
47
80
1.345
40
2.554
6.025
6.015
5.926
5.871
125
18
2.560
55
3.275
6.550
6.540
6.494
6.397
121
95
28
60
2.870
14
3.432
7.054
7.040
7.012
6.914
BADAU SIJUK
JUMLAH
111
2.019
169
3.207
593
1.403
27
222
5
38
121
580
326
143
10.735
109
17.186
36.994
36.770
36.463
35.945
Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Belitung
Tabel. Jumlah Sarana dan Prasarana Perikanan di Kabupaten
Belitung Tahun 2010
KECAMATAN
Tabel. Jumlah Nelayan di Kabupaten Belitung Tahun 2010
dapat meningkatkan keamanan di wilayah perairan Belitung.
Proses penggunaan alat tangkap yang dilarang, illegal fishing,
JENIS ALAT
TANGKAP
SARANA / PRASARANA
MEMBALONG TANJUNGPANDAN BADAU SIJUK
1. Pelabuhan Nusantara
KECAMATAN
Membalong
Tanjungpandan
Sijuk
Badau
Selat Nasik
JUMLAH
2009
2008
2007
2006
JUMLAH NELAYAN
(ORANG)
2.361
1.530
2.560
721
2.372
9.544
9.455
9.365
9.316
9.276
PERSENTASE
25%
16%
27%
8%
25%
100%
-
2. Pelabuhan Perikanan
3. Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI)
4. Tempat Pelelangan Ikan
5. Dermaga / Tempat Labuh
6. Dok / Slip Way
7. Perbengkelan
8. Balai Pertemuan Nelayan
9. Galangan Kapal
10. Pabrik Es
11. Cold Storage
12. Cool Room
13. Depot Es
1
6
-
1
3
3
1
1
1
7
9
1
-
3
-
5
3
1
2
-
JUMLAH
SELAT
NASIK
1
1
1
4
1
1
1
4
1
1
-
1
2
21
3
2
2
8
9
9
4
-
Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Belitung
Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Belitung
Potensi Pariwisata :
1. Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam.
Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam yang terdapat di
kabupaten Belitung meliputi :
Pantai, Pulau dan Perairan.
z Pantai Tanjung Pendam
zPantai Tanjung kelayang
zPantai Tanjung Tinggi
zPantai Tanjung Binga
zPantai Mabai
Sumber: Laporan Tahunan Dinas Perikanan dan Kelautan Kab. Belitung Tahun 2011
240
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
241
zPantai Pedaunan Indah
zMakam Pendiri Kota Tanjung Pandan di Desa Kembiri.
zPulau Lengkuas
zUpacara Buang Jong
zPulau Burung.
zUpacara Nirok Nanggok.
zPulau Babi
zUpacara Maras Taun.
zPantai Teluk gembira.
zUpacara Adat Perkawinan.
zPantai Penyabong
zUpacara Kelahiran.
zPantai Tanjung Kiras
zPermainan Beripat,
zPantai Batu Lobang
zPermainan Lesung Batang
zPulau Seliu
zAtraksi Sembayang Rebut.
zPulau batu Dinding
zAtraksi Sembayang Kubor
Sungai, Danau, Kolam Renang
3. Obyek dan Daya Tarik Wisata Minat Khusus.
zPemandian Dayang Sri Pinai
zWisata Selam
zPemandian Jerry.
zPenambangan Timah Rakyat.
zPemandian Air Serkuk
zDesa Nelayan Tanjung Binga.
zPemandian Putri Marini
zPerkampungan Suku Bali (Balitong).
zPulau Rasau Indah
zWisata Berburu.
zPemandian Tirta Marundang
zWisata Mancing di Laut.
Upaya Pengelolaan Kawasan:
Uraikan lengkap, tambahkan dengan gambar-gambar.
zPerkebunan Kelapa Sawit, Perkebunan Lada
Air Terjun.
zNgerepak Durin
zAir Terjun Gurok Beraye
zAir Terjun Batu Mentas
Pegunungan.
zBukit Berahu Tanjung Binga .
zBukit Baginde.
zGunung Tajam Bini.
zGunung Paramund
Lainnya.
zGoa Nek Santen
2. Obyek dan Daya Tarik Wisata Budaya.
Obyek wisata Budaya dan atraksi budaya di Kabupaten
Belitung meliputi :
zMusium Pemkab. Belitung
zMakam Keramat Gunung Tajam
zMakam Raja Badau
zMusium Badau
242
Aksesibilitas :
Kabupaten Belitung sangat mudah di akses, baik melalui
darat, laut maupun udara. Kabupaten Belitung sudah memiliki
sarana dan prasarana yang sangat memadai. Memiliki 2
(dua) buah pelabuhan pelayaran besar yaitu Pelabuhan
Laskar Pelangi di Tanjungpandan, yang melayani rute
pelayaran kapal dari dan menuju Jakarta serta Pangkalbalam,
Pangkalpinang. Baik kapal cepat Express Bahari yang melayani
rute Tanjungpandan-Pangkal Balam, yang menempuh waktu
±4,5 jam perjalanan maupun kapal fery yang melayani rute
Tanjungpandan-Tanjung periok, Jakarta yang menempuh
waktu ±15 jam. serta Pelabuhan Tanjung Ru di Badau yang
melayani rute pelayaran kapal PELNI yang melayani rute
Belitung-Tanjung Priok Jakarta, serta kapal fery menuju
Bangka. Selain itu Kabupaten Belitung juga memiliki
Bandara Udara H.A.S Hanandjoedin, yang sudah melayani
beberapa rute penerbangan dengan beberapa maskapai.
Diantaranya Rute Tanjungpandan-Jakarta yang dilayani oleh
maskapai Garuda Indonesia, City Link, Sriwijaya Air. Rute
Tanjungpandan-Pangkalpinang yang dilayani oleh maskapai
Sriwijaya Air, dan Wings Air.
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
243
244
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
245
Kawasan Konservasi Perairan Daerah
Kabupaten Belitung Timur
246
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
247
Nama Kawasan :
Luas Kawasan :
Kawasan Konservasi Perairan Kabupaten Belitung Timur
Kawasan Konservasi ini memiliki luas 801.568 Ha
Sekilas tentang Kawasan
Dasar Hukum :
Status Pengelolaan :
Selain karena keanekaragaman hayati sumber daya ikan yang
Pencadangan melalui Keputusan Bupati Belitung Timur
Telah diinisiasi dan dicadangkan pada tahun 2012
masih tejaga keasliannya, alas an lain kawasan ini dicadangkan
Nomor 2.05.5/021/DKP/I/2012 tentang Penunjukan Kawasan
menjadi kawasan konservasi karena lokasinya yang sangat
Konservasi Perairan Gugusan Pulau Pemesut Sebagai Zona
strategis karena bersinggungan langsung dengan Alur Laut
Inti, Pulau Nangka Sebagai Zona Perikanan Berkelanjutan dan
Kepulauan Indonesia (ALKI). Lokasi ini juga merupakan daerah
Pulau Sandung Sebagai Zona Pemanfaatan Mina Wisata Bahari
tempat penyu berkembang biak serta telah lama dikenal
Kabupaten Belitung Timur Tahun 2012
Letak Geografis dan Administratif :
sebagai habitat ikan-ikan langka dan dilindungi yakni Ikan
Kawasan ini terletak di wilayah administrasi Kabupaten
Napoleon. Peluang pengembangan kawasan ini sebagai
Belitung Timur Provinsi Bangka Belitung.
lokasi ekowisata pun kini terbuka luas karena potensi-potensi
tersebut.
248
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
249
Kawasan Konservasi Perairan Daerah
Mukomuko
250
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
251
Nama Kawasan :
Potensi Pariwisata :
Kawasan Konservasi Perairan Kabupaten Muko-Muko
Obyek Pariwisata yang terdapat di Kabupaten Muko-Muko
antara lain:
± 2.240 Ha
z Pulau Enggano
zTaman Buru Gunung nana’ua
zDanau Gedang,
zPemandian Gunung Selan,
zPantai Lais
zPantai Muko-Muko
Lokasi :
Status Pengelolaan :
Desa Retak Ilir Kec. Ipuh Kabupaten Mukomuko
Sejak dicadangkan tahun 2010, kawasan ini belum memiliki
rencana pengelolaan dan zonasi secara definitive. Pengelolaan
saat ini dilakukan secara kolaboratif di bawah koordinasi dinas
perikanan dan kelautan setempat.
Dasar Hukum :
Berdasarkan Perda Kabupaten Mukomukono. 4 Tahun 2010.
Luas Kawasan :
Sekilas Tentang Kawasan:
Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan Kabupaten
Mukomuko Pada Saat Ini adalah pengelolaan berbasis
masyarakat, dimana pemerintah daerah merencanakan,
melaksanakan, memantau dan mengevaluasi pengelolaaan
habitat penyu dengan melibatkan/ memberdayakan
masyarakat setempat. Pemerintah Daerah, Pemerintah
Provinsi, BKSDA dan LSM/ YSI (Yayasan Sipef Indonesia)/
Perusahaan Setempat memfasilitasi dalam hal biaya
operasional, sarana dan prasarana bagi kelompok masyarakat
yang mengelola / menjaga kawasan konservasi.
252
Penyu di Kabupaten Mukomuko sejak dahulu mendarat di
Kawasan pantai Desa Retak Ilir sampai dengan Muara air
Hitam. Dalam tiap musim penyu bertelur bisa mencapai
15 sampai 20 ekor per malam. Dari Bulan Januari sampai
bulan Juni bisa mencapai ratusan penyu yang mendarat
dengan berbagai jenis penyu, dari jenis –jenis tersebut
masyarakat belum bisa mengidentifikasikan, tetapi hanya bisa
mengenalnya dengan penyu besar, penyu pendek, penyu
menengah dan penyu ceper. Namun lama kelamaan jumlah
penyu yang mendarat semakin lama semakin berkurang
sehingga terlihat drastis penurunannya. Urgensi pencadangan
kawasan konservasi ini adalah untuk melindungi dan
melestarikan penyu dan habitatnya dari pemanfaatan pihak
yang tidak bertanggung jawab. Dukungan masyarakat yang
concern terhadap upaya-upaya konservasi merupakan alas an
kuat didirikannya kawasan konservasi ini.
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
Keanekaragaman Hayati :
Penyu, mangrove.
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
253
Kawasan Konservasi Perairan Daerah
Kabupaten Bengkulu Utara
254
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
255
Keanekaragaman Hayati :
Pulau Enggano merupakan salah satu pulau terluar yang
dimiliki Indonesia, oleh sebab itu kegiatan konservasi perlu
diintensifkan dalam rangka melindungi dan melestarikan
keanekaragaman hayati yang ada di sekitar Pulau Enggano
seperti terumbu karang dan mangrove.
Nama Kawasan :
Letak Geografis dan Administratif :
Kawasan Konservasi Perairan Enggano Kabupaten Bengkulu
Kawasan ini terletak di sekitar perairan Pulau Enggano dengan
Utara
rincian sbb :
t
-PLBTJ*TFMVBT)BUFSMFUBLBOUBSB5BMBOH
Enggano – Tanjung Labula termasuk Pulau Dua, Pulau
Dasar Hukum :
Merbau, dan Pulau Bangkai.
Peraturan Bupati Bengkulu Utara No Tahun 2010
t
-PLBTJ**TFMVBT)BUFSMFUBLBOUBSB5BOKVOH
Laksaha –Tanjung Koomang
Luas Kawasan :
Kawasan Konservasi ini memiliki luas 37.167,93 Ha
256
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
257
Kawasan Konservasi Perairan Daerah
Kabupaten Kaur
Nama Kawasan :
Kawasan Konservasi Perairan Kabupaten Kaur (Linau, Merpas,
Sekunyit)
(Histrio histrio), Apogonidae (Apogon cyanasoma, Sphaeramia
nematoptera), Balastidae (Balistoides conspicillum, Balistapus
undulates, Rhinecanthus aculeatus, Rhinecanthus verrucosus),
Ephippidae (Platax pinnatus, Platax teira), Holocentridae
(Myrispitis sp, Sargocentron diadema) dsb.
Dasar Hukum:
Dasar hukum pencadangan kawasan konservasi perairan
Linau, Merpas, dan Sekunyit sebagai Kawasan Konservasi Laut
Daerah (KKLD) Kabupaten Kaur adalah SK Bupati Kaur No. 180
tahun 2007 yang dikeluarkan pada tanggal 20 Juni 2007.
Luas Kawasan :
Potensi Pariwisata :
Beberapa obyek wisata yang terdapat di Kabupaten Kaur
diantaranya adalah, lokasi pantai Laguna Ujung Lancang di
Desa Merpas, Kecamatan Nasal, Pantai Way Hawang Desa
Waihayang Kecamatan Maje, pantai dan Pelabuhan Linau
Desa Linau, Kecamatan Maje, Pantai Desa Sekui yit Kecamatan
Kaur Selatan serta Pantai Hili Kecamatan Semidang Gumay.
Kawasan Konservasi Perairan ini memiliki luas 50.308 Ha.
Aksesibilitas :
Letak Geografis dan Administratif :
Kawasan Konservasi ini berada pada posisi geografis 103003’
– 103034’ LS dan 04055’ – 04059’ BT. Sementara itu, secara
administrasi, Kabupaten Kaur berbatasan langsung dengan
Provinsi Lampung, sebelah Timur dengan Provinsi Sumatera
Selatan, sebelah Barat dengan Samudera Hindia.
Kawasan Konservasi Kabupaten Kaur berada di pesisir Barat
dari Kabupaten Kaur. Untuk menuju ke lokasi tersebut
dari Jakarta menggunakan Pesawat menuju bandar udara
Fatmawati Soekarno di Provinsi Bengkulu. Kemudian
dilanjutkan dengan menggunakan mobil menuju kota
Bintuhan (ibukota Kabupaten Kaur) de ngan jarak sekitar 250
km dari Kota Bengkulu. Kawasan Konservasi tersebut dapat
dicapai melalui Jalan Lintas Barat Sumatera yang melewati
Kota Bintuhan, Kabupaten Kaur.
Keanekaragaman Hayati :
Terumbu karang dan ikan hias adalah 2 (dua) di antara
sumberdaya unggulan di kawasan ini. Jenis-jenis karang
yang sering ditemukan antara lain Porites lobata, Favia sp,
Goniastrea sp, Leptoria phrgia, Leptastrea teransversa, jenis
encrusing: Porites lichen, Montipora verrucosa dan sedikit
karang bercabang : Acropora formosa, Pocillopora damicornis.
Selain itu terdapat hard coral berupa CME (karang api jenis
Mellipora sp), ACB Acropora bercabang (acropora formosa), CF
Coral fo liose (Montipora foliosa). Sementara itu, Jenis ikan
hias yang ditemukan di perairan ini disusun berdasarkan
kelompok-kelompok, seperti Acanthuridae (Acanthurus
glaucopareius,Acanthurus leusternon, Acanthurus lineatus,
Acanthurus nigrofuscus,Paracanthurus hephatus), Antennaridae
258
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
Status Pengelolaan :
Meskipun rencana pengelolaan dan zonasi serta lembaga
pengelola khusus masih dalam proses pembentukan,
sejumlah upaya pokok pengelolaan telah dilakukan
pemerintah antara lain melalui kegiatan :
z Sosialisasi kepada masyarakat
zPembuatan Gedung Penetasan Penyu
zPemasangan papan papan pengumuman
zPengadaan perahu karet (untuk pengawasan)
zZonasi KKPD (Dekonstrasi 2012)
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
259
Kawasan Konservasi Perairan Daerah
Kabupaten Lampung Barat
260
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
261
zPengadaan Kapal Operasional KKP (2008) dll.
Potensi Pariwisata :
Pantai Barat merupakan kawasan potensial dan terdapat
berbagai lokasi wisata yang memiliki daya tarik terutama
sebagai lokasi olahraga laut, misalnya memancing, menyelam,
dayung, selancar, dan ski air. Lokasi dan obyek wisata tersebut
tersebar di Kecamatan Lemong, Pesisir Utara, Pesisir Tengah,
Karya Penggawa, Pesisir Selatan, dan Bengkunat. Selain obyek
wisata bahari, terdapat juga obyek wisata budaya, antara
lain: Pesta Sakura, dan Nabuh Kelukup, kebiasaan menabuh
(memukul) kelukup (kentongan raksasa) yang dilakukan pada
setiap bulan puasa dsb.
Aksesibilitas :
Ibukota Kabupaten Lampung Barat di Liwa, yang berjarak
sekitar 330 km dari Bandar Lampung ibukota Provinsi
Lampung dan dapat ditempuh melalui jalan darat sekitar 6
jam. Jalan akses dari Liwa
Nama Kawasan :
Keanekaragaman Hayati :
Taman Pesisir Ngambur dan Taman Pulau Betuah Kabupaten
Lampung Barat
Satwa-satwa penting yang ada di pesisir Lampung Barat
adalah penyu, lumba-lumba, paus dan udang lobster. Penyu
bisa ditemukan di hampir seluruh pesisir Lampung Barat.
Jenis-jenis penyu yang bisa ditemukan adalah Penyu Hijau
(Chelonia mydas), Penyu Sisik (Erethmochelys imbricata),
Penyu Lekang (Lepidochelys olivacea) dan Penyu Belimbing
(Dermochelys coriacea). Sementara lumba-lumba dan
paus diperkirakan ada di Samudera Hindia seperti lumbalumba risso/ abu-abu (Grampus griseus), lumba-lumba
biasa (Delphinus delphis), paus sejati Selatan (Eubalaena
australis), paus biru (Balaenoptera musculus), paus bersirip
(Balaenoptera physalis), lodan/paus kerdil (Kogia breviceps),
paus cebol (Kogia simus), dan lumba-lumba pintal (Stenella
longirostris) yang sering dekat pulau (Klinowska, 1991; Silalahi
dan Suwelo, 2003). Terdapat beberapa jenis udang lobster
yang ditemukan di beberapa tempat di Lampung Barat yaitu
Udang Mutiara (Panulirus ornatus), Udang Batu (P. penicilatus),
Udang Bambu (P. versicolor) dan Udang Hijau (P. homarus).
Dasar Hukum:
SK Pencadangan Bupati Lampung Barat Nomor B/206/KPTS/
II.12/2012
Luas Kawasan :
Kawasan Konservasi ini memiliki luas 5.741,32 Ha untuk Taman
Pesisir Ngambur dan 9.718,36 Ha untuk Taman Pulau Betuah..
Letak Geografis dan Administratif :
Kawasan Konservasi Kabupaten Lampung Barat terletak pada
posisi 104o05’55,92 LU - 104o07’11,97” LS dan 5o29’51,30” 5o31’44,99” BT ini memiliki luas kawasan sekitar 14.866,87
ha. Topografi wilayahnya sebagian besar berupa dataran
tinggi yang curam, daerah berbukit sampai bergunung yang
merupakan bagian dari Bukit Barisan yang membentang dari
Utara ke Selatan Sumatera.
262
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
menuju ke berbagai ibukota kecamatan di wilayah pesisir
dengan mudah ditempuh melalui jalan darat beraspal
yang merupakan jalan negara dan provinsi. Sedangkan
aksesibilitas antar kecamatan yang terletak di wilayah pesisir
mudah ditempuh, baik menggunakan alat transportasi darat
melalui jalan negara yang kondisinya cukup baik maupun
menggunakan alat transportasi laut (perahu, speed boat).
zPembuatan Dokumen Manajemen Plan KKLD (2009)
zKerjasama dengan Yayasan Mitra Bentala dalam rangka
pemberdayaan kelompok penangkar penyu di KKLD
(2007-2009).
zMengusulkan ketetapan menteri Kelautan dan Perikanan
melalui Surat Bupati Lambar No. 912/1070/II.09-KP3K/
VI/2010 perihal Usulan Tindak Lanjut Pencadangan
Kawasan Konservasi Perairan.
zKajian Populasi dan Habitat Penyu di Lampung Barat
(Dekon 2006)
zRenstra Wisata Bahari Lampung Barat (Pariwisata
Lampung, 2007)
zPembuatan Profil Pulau Betuah (DKP, 2007)
zRenstra Wilayah Pesisir dan P2K Kabupaten Lampung
Barat dan Kabupaten Tulang Bawang (dekon 2008)
zRencana Zonasi WP3K Kab. Lampung Barat (dekon 2009)
zRenstra Wilayah Pesisir dan P2K Provinsi Lampung (2010)
zRencana Induk Pariwisata Daerah Provinsi Lampung
(2011)
zRencana Tata Ruang Wilayah Kab. Lampung Barat (2011)
Status Pengelolaan :
z Dilakukan kegiatan sosialisasi dan publikasi pada
masyarakat dan pemerintah daerah tentang KKLD (20072011), melalui diskusi, pameran, baliho, poster dan leaflet.
zMelakukan pengelolaan KKLD (laporan terlampir 20062010)
zMembangun sarana dan prasarana pengelolaan KKLD di
Pekon Muara Tembulih yang meliputi :
zPembebasan tanah pusat penangkaran penyu (2008)
zPembangunan pondok penangkaran penyu (2008)
zPembangunan Kantor Pengawasan (2009)
zPembangunan Pondok Wisata, Pondok Jaga, dan
menara pengawas (2009)
zPagar penangkaran penyu (2010)
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
263
Kawasan Konservasi Perairan Daerah
Kabupaten Tanggamus
264
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
265
truncatus) yang hidup disekitar perairan Teluk Kiluan. Kedua
jenis lumba-lumba tersebut cenderung untuk membentuk
kelompok kecil dengan jumlah 4-6 ekor. Kemudian pada saat
tertentu, kelompok-kelompok kecil ini bersatu membentuk
kelompok yang lebih besar. Pemunculan lumba-lumba di
perairan umumnya sebanyak 2 kali setiap hari, yaitu pada pagi
hari (sekitar pkl.07.00-08.00 WIB) dan sore hari, sekitar pukul
17.00 WIB.
Potensi Pariwisata :
Keberadaan lumba-lumba di sekitar Teluk Kiluan menjadi daya
tarik utama kunjungan wisatawan ke kawasan ini. Kegiatan
wisata yang berkembang yaitu pengamatan lumba-lumba
(Dolphin watching). Wisatawan dapat berlayar ke laut lepas
menggunakan perahu ketinting untuk berburu foto dan
mengamati tingkah laku lumba-lumba diperairan bebas.
Aksesibilitas :
Nama Kawasan :
Taman Wisata Perairan Teluk Kiluan dan sekitarnya di
Kabupaten Tanggamus
Dasar Hukum:
SK Pencadangan Bupati Tanggamus Nomor B.399/32/11/2014
tanggal 11 November 2014
beragam. Wilayahnya terdiri dari daratan, persawahan, hingga
perbukitan, dengan ketinggian wilayah bervariasi, mulai dari
ketinggian 5-400 meter dpl. Berdasarkan pengamatan, Teluk
Kiluan merupakan teluk yang dikelilingi oleh perbukitan
dengan wilayah dataran
Salah satu potensi di Kawasan Konservasi yang menjadi
andalan adalah adanya kegiatan ekowisata di teluk Kiluan.
.
Keanekaragaman Hayati :
Luas Kawasan :
Kawasan Konservasi ini memiliki luas 76.214,33 Ha.
Letak Geografis dan Administratif :
Teluk Kiluan adalah teluk kecil yang merupakan bagian dari
Teluk Semangka di Provinsi Lampung. Secara administrasi,
termasuk dalam wilayah pekon (desa) Kiluan Negeri,
Kecamatan Kelumbayan, Kabupaten Tanggamus. Pekon Kiluan
Negeri memiliki luas wilayah 276,1 km2 (termasuk perairan
Teluk Kiluan). Topografi wilayah Pekon Kiluan Negeri sangat
266
Kondisi tutupan terumbu karang hidup yang ada disekitar
Teluk Kiluan sangatbervariasi. Tutupan terumbu karang hidup
terutama berada disekitar selat antaraDusun Bandung Jaya
dan Pulau Kelapa serta disekitar Pulau Kelapa. Sekitarperairan
ini menjadi lokasi wisata snorkling. Namun dibanyak lokasi,
terutamayang terletak di pesisir barat dan timur bagian dalam
Teluk Kiluan kondisi terumbukarang tergolong rusak. Hal
ini ditandai dengan tingkat tutupan terumbu karanghidup
yang kurang dari 10%. Kerusakan terumbu karang ini diduga
disebabkanoleh pengambilan terumbu karang sebagai bahan
bangunan dan kegiatan destruktif fishing (penggunaan bahan
peledak/ bom ikan)
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
Penyebaran mangrove di pesisir Teluk Kiluan tidak berada
disepanjang pesisirTeluk Kiluan, namun hanya terdapat
dipesisir Teluk Kiluan sekitar Dusun BandungJaya. Hutan
mangrove yang ada hanya seluas 1,5 ha, terdiri dari 1
ha dalam kondisi baik sedangkan sisanya dalam kondisi
rusak. Jenis vegetasi mangroveyang ada terdiri dari jenis
Pedada (Sonneratia alba), Kacangan ( Aedicerascorniculaum),
Terumtum (Lumnitzera racemosa), Tinjang (Rhizophora sp) dan
Nipah/buyuh (Nypa Fructicans)
Perairan di sekitar Teluk Kiluan menjadi habitat dari 2 jenis
penyu, yaituPenyu Sisik (Erethmochelys imbricata) dan
Penyu Hijau (Chelonia mydas). Populasi penyu yang pernah
teridentifikasi di wilayah Teluk Kiluan diperkirakan mencapai
32 ekor pada tahun 2007. Namun saat ini, semakin sulit
menemukan penyu di kawasan Teluk Kiluan, baik penyu yang
berada perairan maupun yang mendarat untuk bertelur. Hal
ini diduga disebabkan penurunan populasi yang drastis akibat
perburuan penyu dan pengambilan telurnya yang pernah
marak pada awal tahun 2000-2005.
Pekon (Desa) Kiluan Negeri termasuk daerah yang terpencil
dan jauh dari pusat pemerintahan. Jarak tempuh kawasan
Teluk Kiluan dari kota-kota terdekat antara lain:
1) Jarak dari Bandar Lampung (ibukota Provinsi Lampung) ke
Pekon KiluanNegeri kurang lebih 78 km, dapat ditempuh
menggunakan kendaraan roda 4selama 3-3,5 jam. Kondisi
jalan sebagian besar baik, namun rusak berat dibeberapa
lokasi.
2) Jarak dari Kota Agung (ibukota Kabupaten Tanggamus) ke
Pekon Kiluan Negeri kurang lebih 148 km.
3) Jarak dari Pekon Napal (ibukota Kecamatan Kelumbayan)
ke Pekon Kiluan Negeri kurang lebih 18 km. Belum ada
angkutan umum resmi yang sampai ke pekon. Untuk
menuju pekon Kiluan Negeri menggunakan angkutan
umum non trayek yang berangkatdari Pekon Kiluan
Negeri – Bandar Lampung PP 1 kali dalam sehari.
Terdapat 2 (dua) jenis spesies lumba-lumba yaitu lumbalumbaparuh panjang/Spinner dolphin (Stenella longirostris)
dan Lumba-lumba hidung botol/Bottlenose dolphin (Tursiop
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
267
Direktorat Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan
Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Gedung Mina Bahari III Lantai 10
Jalan Medan Merdeka Timur No 16 Jakarta Pusat 10110
Telp/Fax: (021) 3522045, Surel: [email protected]
Situs resmi: http://kkji.kp3k.kkp.go.id
342
2014
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
STATUS PENGELOLAAN EFEKTIF KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA
343
Download