1 KEEFEKTIFAN ILUSTRASI TERHADAP KEMAMPUAN MENGINGAT ISI CERITA PADA SISWA KELAS 3 SDN 01 SISIR Raffly As’ad Pahlevi ([email protected]) Psikologi, Universitas Negeri Malang ABSTRAK: Berdasarkan studi Sumiani (dalam Rahmayana, 2012) pesan visual yang amat diminati siswa adalah gambar yang sederhana, praktis, dan mudah dimengerti. Sungguhpun demikian gambar yang disenangi oleh siswa tidak menjamin meningkatnya prestasi akademik mereka. Namun, memudahkan pembelajaran akan lebih menarik bagi mereka. Pembelajaran yang menarik akan menimbulkan motivasi belajar, apabila siswa termotivasi dalam belajar daya serap terhadap pembelajaran juga akan meningkat. Penelitian ini berusaha membuktikan pengaruh ilustrasi terhadap kemampuan mengingat isi cerita. Penelitian ini menggunakan desain penelitian Randomized Two – Group Design, Posttest Only. Desain ini menggunakan prinsip method of difference karena desain ini membuat dua kondisi (treatment) yang berbeda pada dua kelompok penelitian. Desain ini melakukan pengukuran sesudah (posttest) pemberian treatment. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik pemberian tes. Subjek penelitian adalah siswa kelas 3 SDN 01 Sisir, sejumlah 30 siswa. Subjek diminta menjawab soal tes, setelah mendapatkan skor kemudian dilakukan analisis data. Berdasarkan hasil analisis data, nilai rata-rata kelompok ilustrasi berbasis information sebesar 12.33 sedangkan nilai rata-rata kelompok ilustrasi berbasis decoration 10.27. Hal ini berarti bahwa ilustrasi berbasis information lebih efektif meningkatkan kemampuan mengingat isi cerita dibandingkan dengan ilustrasi berbasis decoration. Berdasarkan uji-t didapatkan nilai equal variance not assumed 4.720 dengan signifikansi sebesar 0.000 dengan taraf signifikansi 5% atau 0.05, (p=0.000<0.05) Dengan demikian secara meyakinkan dapat dikatakan bahwa penggunaan ilustrasi dapat meningkatkan kemampuan mengingat isi cerita, dimana ilustrasi berbasis information menyebabkan kemampuan mengingat isi cerita lebih baik dibandingkan dengan ilustrasi berbasis decoration. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka sarannya sebagai berikut: (1) Bagi guru sekolah dasar, disarankan guru mencari buku pelajaran dan lembar kerja siswa (LKS) yang banyak mengandung gambar atau ilustrasinya berbasis information, sehingga murid akan lebih mudah mempelajari dan mengingat pelajaran yang diberikan. (2) Bagi orang tua, dapat membelikan buku yang memiliki gambar atau ilustrasi, dimana gambar atau ilustrasi tersebut merupakan ilustrasi berbasis information. (3) Bagi Peneliti Selanjutnya, penelitian ini memiliki kekurangan yaitu desain penelitian rentan terhadap semua ancaman interaksi sosial terhadap validitas internal. Sehingga peneliti selanjutnya diharapkan mampu mengontrol validitas internal tersebut. Kata kunci: Illustrasi, Kemampuan mengingat isi cerita 2 THE EFFECTIVENESS OF ILLUSTRATION AGAINST THE ABILITY OF REMEMBERING THE CONTENS OF STORY AT STUDENTS CLASS 3 SDN 01 SISIR KOTA BATU Raffly As’ad Pahlevi ([email protected]) Psychology, State University of Malang ABSTRACT: Based on study by Sumiani (in Rahmayana, 2012) visual message that students are very interested in a simple drawing, practical, and easy to understand. Nevertheless images favored by students not warrant increasing their academic achievement. However, ease of learning will be more attractive to them. Exciting learning will lead to motivation to learn, when students are motivated to learn the absorption towards learning will also increase. This study sought to prove the influence of illustrations on the ability to remember the story. The design of this research is study Randomized Two - Group Design, Posttest Only. This design uses the principle method of difference because this design makes the two conditions (treatment) is different in the two study groups. The design of measurement after (posttest) treatment delivery. The data was collected using the techniques of the test. The subjects were grade 3 students of SDN 01 Sisir, a number of 30 students. Subjects were asked to answer test questions, after getting a score and then performed the data analysis. Based on the results of the data analysis, the average value of the group illustration based information is 12:33 while the average value of group illustrations based decoration is 10:27. It means that the illustration-based information more effectively improve the ability to recall the contents of the story than the illustration based decoration. Obtained by t-test equal variance not assumed value of 4,720 with a significance of 0.000 and a confidence value of 5% or 0.05 (p = 0.000 <0.05),. Accordingly it can be said conclusively that the use of illustrations to improve the ability to recall the contents of the story, where the illustrationbased information has the ability to remember the story better than the illustration-based decoration. Based on these results, the following suggestions are: (1) For elementary school teachers, textbooks recommended for teacher and student worksheet (LKS) which contains a lot of pictures or illustrations based information, so students will be easier to learn and remember the lessons given . (2) For older people, can buy a book that has a picture or illustration, in which the image is an illustration or an illustration-based information. (3) For Researchers Furthermore, this study has the inherent limitations of the study designs are susceptible to all social interaction threats to internal validity. So that further research should be able to control the internal validity. Key words: illustration, ability to remember the content of the story 3 Mengingat merupakan proses memanggil kembali informasi yang telah disimpan di dalam otak. Otak merupakan tempat menerima, menyimpan kemudian mengenali informasi yang ada, artinya otak adalah pusat ingatan manusia (Markowitz dan Jensen dalam Wulandari, 2009:2). Di dalam otak tersimpan berbagai macam informasi. Bermacam-macam jenis ingatan ada dalam otak manusia. Selama otak dalam keadaan sehat manusia akan selalu melakukan proses mengingat. Otak tidak bekerja sendirian pada saat proses mengingat, perlu adanya kerjasama dengan organ lain diantaranya pancaindera. Pancaindera menerima informasi kemudian diantar ke otak diolah dan disimpan. Lalu pada saat-saat tertentu bila dibutuhkan otak akan mengeluarkan informasi tersebut sebagai bentuk mengenali. Kemampuan mengingat adalah kemampuan memori memanggil kembali fakta dan informasi yang pernah diketahui atau dipelajari. Daya ingat adalah suatu kemampuan untuk mengingat apa yang telah diketahui (Gie dalam Wulandari, 2009:2). Menurut R. Teti Rostikawati (dalam Arfiya, 2011), ingatan merupakan suatu proses pemberian kode-kode terhadap informasi dan pemanggilan informasi kembali ketika informasi tersebut dibutuhkan. Sebagian psikologi berpendapat bahwa ingatan adalah aktifitas otak dalam merekam, menyimpan dan memutar kembali apa yang telah terjadi pada masa lampau, baik berupa pengetahuan, pemikiran, kecenderungan,tingkah laku dan aktivitas (gerakan). Seseorang dapat mengingat suatu informasi yang telah dipelajari pada waktu yang lalu. Semakin banyak informasi yang diperoleh seseorang berarti semakin sering terjadi kaitan antara informasi satu dengan informasi yang lain. Setiap informasi yang dipelajari telah meninggalkan semacam jejak dalam otak manusia dan jejak itulah yang akan dikeluarkan oleh otak berupa informasi terdahulu yang telah tersimpan. Hal tersebut terjadi pada saat seseorang mengingat informasi. Shepard (dalam Reed, 2007:155) merupakan salah seorang yang dapat menunjukkan bahwa akurasi pengenalan terhadap material visual sangat tinggi. Subjek dalam penelitiannya diperlihatkan 612 gambar secara berulang kali, kemudian diberikan tes pengenalan memori dalam bentuk pasangan gambar. Setiap pasangan gambar terdapat gambar-gambar yang telah diperlihatkan kepada subjek sebelumnya dan didalamnya juga terdapat gambar-gambar baru. Ketika mereka diuji 2 jam kemudian, partisipan biasanya dapat mengenali pasangan gambargambar yang telah diperlihatkan sebelumnya dengan sempurna. Selanjutnya gambar-gambar tersebut diubah menjadi kata, dan hasilnya keakuratan pengenalan tidak begitu tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa imagery visual (dalam hal ini ilustrasi) memiliki kemungkinan 4 memberikan kode memori yang efektif. Sehingga, orang biasanya lebih mudah dalam mengenali gambar daripada tulisan. Reaksi pertama anak-anak ketika menilai buku yang baik adalah mencari jumlah keseluruhan gambar yang ada pada buku itu. Semakin banyak gambar yang terpampang dalam buku itu, semakin baik pula nilai buku tersebut. Penilaian ini berpengaruh pada menarik tidaknya buku tersebut untuk dibaca. Jika buku tersebut dianggap tidak menarik maka motivasi dan minat untuk membacanya menjadi tidak ada, sehingga pemahaman akan maksud dan isi buku tersebut menjadi susah dipahami oleh anak-anak. Berdasarkan studi Sumiani (dalam Rahmayana, 2012) pesan visual yang amat diminati siswa adalah gambar yang sederhana, praktis, dan mudah dimengerti. Sungguhpun demikian gambar yang disenangi oleh siswa tidak menjamin meningkatnya prestasi akademik mereka. Namun, memudahkan pembelajaran akan lebih menarik bagi mereka. Pembelajaran yang menarik akan menimbulkan motivasi belajar, apabila siswa termotivasi dalam belajar daya serap terhadap pembelajaran juga akan meningkat. Berdasarkan hasil eksperimen Shepard dan Standing yang menyatakan bahwa manusia lebih mudah mengingat gambar daripada tulisan, maka penulis tertarik untuk meneliti tentang “Keefektifan Ilustrasi Terhadap Kemampuan Mengingat Isi Cerita Pada Siswa Kelas 3 SDN 01 Sisir Kota Batu”. Dalam penelitian ini cerita akan disajikan dalam dua bentuk; bentuk pertama cerita dengan ilustrasi berbasis Information (ilustrasi sebagai media perantara untuk memperjelas suatu kejadian atau cerita, ilustrasi yang menggambarkan adegan-adegan penting dalam kaitannya dengan cerita, mewakili keseluruhan isi cerita dalam bentuk yang ringkas dan padat), bentuk kedua cerita dengan ilustrasi berbasis decoration (ilustrasi hanya sebagai hiasan, menggambarkan adegan-adegan yang tidak penting dalam kaitannya dengan cerita, tidak mewakili keseluruhan isi cerita). Eksperimen akan membuktikan apakah orang yang membaca cerita dalam dua bentuk yang berbeda itu (masing-masing dibaca dalam waktu yang sama) akan mengingat isi cerita (informasi di dalam cerita) secara sama atau berbeda. Gambar Ilustrasi adalah gambaran singkat alur cerita suatu cerita guna lebih menjelaskan salah satu adegan (Kusmiyati dalam Smartconsulting, 2010). Secara umum ilustrasi selalu dikaitkan dengan menjelaskan sebuah cerita. Gambar ilustrasi adalah gambar atau bentuk visual lain yang menyertai suatu teks, tujuan utama dari ilustrasi adalah memperjelas naskah atau tulisan dimana ilustrasi itu dikumpulkan (Ensiclopedia Americana, 5 1977,No;14:787). Dengan demikian, gambar ilustrasi adalah gambar yang bercerita yang memiliki tema sesuai dengan tema isi cerita tersebut. Ilustrasi In-context berarti Ilustrasi yang menggambarkan adegan-adegan penting dalam kaitannya dengan cerita, mewakili keseluruhan isi cerita dalam bentuk yang ringkas dan padat. Hal ini sesuai dengan pendapat Phaidon (dalam Pratiwi, 2011:33) bahwa tujuan ilustrasi adalah untuk menerangkan suatu cerita, diharapkan dengan bantuan visual tulisan tersebut lebih mudah dicerna. Sedangkan ilustrasi out-context yaitu ilustrasi yang menggambarkan adegan-adegan yang tidak penting dalam kaitannya dengan cerita, tidak mewakili keseluruhan isi cerita. Dalam teori pemprosesan informasi Atkinson-Shiffrin, perpindahan informasi dari STM ke LTM melalui beberapa proses control yang dapat digunakan sebagai usaha untuk mempelajari informasi baru. Proses control adalah strategi yang digunakan seseorang untuk memfasilitasi perolehan pengetahuan. Strategi tersebut meliputi strategi akuisisi terhadap pengulangan, pengkodean, dan membuat gambaran (Atkinson-shiffrin dalam Reed S, 2007:100). Pengulangan (rehearsal) merupakan repetisi informasi – baik dengan keras maupun lirih – secara terus menerus hingga informasi tersebut berhasil dipelajari. Pengkodean (coding) berusaha menempatkan informasi agar dapat diingat dalam konteks informasi tambahan yang mudah diingat. Membuat gambaran (imaging) meliputi menciptakan gambaran visual untuk mengingat informasi verbal. Strategi mengingat atau mnemonics adalah alat atau prosedur atau operasi yang digunakan untuk meningkatkan memori dan secara khusus mnemonic merupakan rekonstruksi khusus terhadap hal yang harus dipelajari (target content) untuk mengikat informasi baru lebih dekat pada pengetahuan yang telah dimiliki, sehingga dapat meningkatkan retrieval (proses penyimpanan). Menurut Matlin (2005), mnemonics bisa berupa Mnemonics using imagery atau Mnemonics using organization. Mnemonics using imagery adalah mnemonics yang dalam penerapannya membutuhkan pembayangan atau imajinasi atau suatu hal, benda ataupun tempat. Dari pengertian itu, Ilustrasi merupakan bagian dari mnemonics using imagery, yang dalam penelitian ini subjek tidak perlu membayangkan atau mengimajinasikan suatu hal, benda ataupun tempat dalam mengingat cerita yang diberikan. Karena cerita yang diberikan telah diberi ilustrasi, sehingga subjek tidak perlu susah-susah untuk membayangkan, namun fokus untuk mengingat apa yang telah dibaca. 6 Dalam teori pemprosesan informasi Atkinson-Shiffrin (dalam Reed S, 2007:100), perpindahan informasi dari STM ke LTM melalui beberapa proses control yang dapat digunakan sebagai usaha untuk mempelajari informasi baru, salah satunya yaitu membuat gambaran (imaging) meliputi menciptakan gambaran visual untuk mengingat informasi verbal. Dari teori tersebut ilustrasi berbasis information dalam penelitian ini digunakan sebagai pengganti imaging (membuat gambaran). Maksudnya siswa tidak harus membuat gambaran visual saat membaca cerita yang diberikan oleh peneliti namun cukup melihat gambar ilustrasi yang telah diberikan di atas cerita yang mereka baca. Sehingga subjek penelitian dengan mudah untuk mempelajari bacaan yang disediakan dan mengingatnya kembali saat diberikan tes. Hal ini diperkuat dengan pendapat Phaidon (dalam Pratiwi, 2011:33) bahwa tujuan ilustrasi adalah untuk menerangkan suatu cerita, diharapkan dengan bantuan visual tulisan tersebut lebih mudah dicerna. METODE PENELITIAN Desain penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah Randomized Two – Group Design, Posttest Only. Desain ini adalah desain yang sudah memenuhi syarat dilakukannya penelitian eksperimental karena dilakukannya randomisasi. Pretest tidak diperlukan untuk desain ini, karena biasanya kita melakukan pretest dalam rangka untuk menentukan apakah kelompok sebanding sebelum penelitian, tetapi karena menggunakan randomisasi maka diasumsikan bahwa kedua kelompok probabilitasnya setara. Oleh karena itu, kesimpulan mengenai pengaruh variabel bebas (VB) terhadap variabel terikat (VT) lebih akurat karena kedua kelompok penelitian setara. Desain ini menggunakan prinsip method of difference karena desain ini membuat dua kondisi (treatment) yang berbeda pada dua kelompok penelitian (Seniati dkk, 2011:127). Treatment dalam penenlitian ini adalah pemberian cerita dengan ilustrasi. Treatment yang diberikan berbeda antar kelompok eksperimen yaitu ilustrasi berbasis information dan ilustrasi decoration, hal ini untuk mengukur manakah ilustrasi yang lebih mempengaruhi kemampuan mengingat isi cerita. Subjek Penelitian Siswa kelas 3 SDN 01 Sisir kota Batu, yang berjumlah 30 anak. Subjek eksperimen dibagi menjadi dua kelompok yakni kelompok eksperimen berbasis information dan kelompok eksperimen berbasis decoration. Pembagian kelompok subjek berdasarkan cara 7 undian menggunakan kertas-kertas kecil yang bertuliskan angka 1 dan 0. siswa yang memperoleh kertas bertuliskan angka 1 akan menjadi kelompok eksperimen dengan ilustrasi berbasis information dan sisanya menjadi kelompok eksperimen dengan ilustrasi berbasis decoration. Instrumen Penelitian dan Materi Treatment Materi treatment dalam penelitian ini yaitu ilustrasi dan cerita. Ilustrasi dalam penelitian ini ilustrasi di bagi menjadi dua bentuk; Ilustrasi berbasis information dan ilustrasi berbasis decoration. Ilustrasi berbasis information adalah ilustrasi sebagai media perantara untuk memperjelas suatu kejadian atau cerita, ilustrasi yang menggambarkan adegan-adegan penting dalam kaitannya dengan cerita, mewakili keseluruhan isi cerita dalam bentuk yang ringkas dan padat, sedangkan ilustrasi berbasis decoration adalah ilustrasi yang hanya sebagai hiasan, menggambarkan adegan-adegan yang tidak penting dalam kaitannya dengan cerita, tidak mewakili keseluruhan isi cerita. Dalam penelitian ini instrument cerita yang digunakan berasal cerita yang disusun oleh Dwita Ayuningtyas (2011). Dalam penelitian ini digunakan dua naskah cerita yang jumlah kalimat dan banyaknya informasi di dalamnya seimbang, sehingga tingkat kesulitan mengingatnya sama. Cerita pertama berjudul Pesta Ulang Tahun, yang kedua berjudul Selametan Rumah Baru. Instrumen yang digunakan adalah tes. Tes digunakan untuk mengukur kemampuan mengingat isi cerita pada subjek. Tes ini berisi 15 butir soal untuk cerita A dan 15 butir soal untuk cerita B. Setiap jawaban benar mendapat nilai 1, sedangkan salah mendapatkan nilai 0. Prosedur Penelitian Pertama, subjek eksperimen dibagi menjadi dua kelompok yakni kelompok eksperimen berbasis information dan kelompok eksperimen berbasis decoration. Pembagian kelompok subjek berdasarkan cara undian menggunakan kertas-kertas kecil yang bertuliskan angka 1 dan 0. siswa yang memperoleh kertas bertuliskan angka 1 akan menjadi kelompok eksperimen dengan ilustrasi berbasis information dan sisanya menjadi kelompok eksperimen dengan ilustrasi berbasis decoration. Treatment yang diberikan kepada dua kelompok terdiri atas cerita A dengan judul Pesta Ulang Tahun dan cerita B dengan judul Selamatan Rumah Baru. 8 Setiap kelompok memulai eksperimen dengan pemberian cerita A kemudian mengerjakan test, selanjutnya cerita B dan mengerjakan test. Kelompok subjek akan diberi waktu selama 5 menit untuk membaca dan 5 menit lagi untuk mengerjakan soal test. HASIL PENELITIAN Hasil Deskriptif. Hasil deskriptif dari penelitian ini adalah sebagai berikut: Tabel Data Kemampuan Mengingat Cerita Cerita A Cerita B Cerita A+B:2 Mean : 12.53 Mean : 12.40 Mean : 12.33 Standar Deviation : 1.457 Standar Deviation : 0.910 Standar Deviation : 0.900 Mean : 11.60 Mean : 9.40 Mean : 10.27 Standar Deviation : 1.975 Standar Deviation : 1.805 Standar Deviation : 1.438 Kelompok Kelompok ekperimen I Kelompok eksperimen II Mean diatas didapat dari skor posttest kelompok eksperimen I (berbasis information) dan kelompok eksperimen II (berbasis decoration). Didapatkan dengan cara yang sama, yaitu menghitung total jumlah jawaban benar dari masing-masing subjek berdasarkan 15 jawaban yang diberikan. Skor terendah adalah 1, dan skor tertinggi adalah 15. Dalam penelitian ini, cerita untuk treatment yang digunakan merupakan parallel. Skor untuk cerita parallel ini didapatkan dari jumlah skor untuk cerita A information dan jumlah skor dari cerita B information kemudian dibagi 2, hal ini berlaku juga untuk cerita dengan ilustrasi berbasis decoration. Tabel Penelitian dapat dilihat pada lampiran. Uji Hipotesis Berdasarkan table group statistik, diketahui bahwa mean ilustrasi berbasis Information sebesar 12.33 dan mean ilustrasi berbasis decoration sebesar 10.27. Hal ini berarti bahwa ilustrasi berbasis information lebih efektif meningkatkan kemampuan mengingat isi cerita dibandingkan dengan ilustrasi berbasis decoration. 9 Berdasarkan uji-t didapatkan nilai equal variance not assumed 4.720 dengan signifikansi sebesar 0.000 dengan taraf signifikansi 5% atau 0.05, (p=0.000<0.05). Sehingga hipotesis terdapat efektifitas ilustrasi untuk meningkatkan kemampuan mengingat isi cerita di terima atau H1 diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa ilustrasi meningkatkan kemampuan mengingat isi cerita, dimana kemampuan mengingat ketika diberi ilustrasi berbasis decoration lebih rendah dibandingkan dengan kemampuan mengingat ketika diberi ilustrasi berbasis information. DISKUSI Hasil analisis data penelitian menunjukkan bahwa ilustrasi meningkatkan kemampuan mengingat isi cerita, dimana kemampuan mengingat ketika diberi ilustrasi berbasis decoration lebih rendah dibandingkan dengan kemampuan mengingat ketika diberi ilustrasi berbasis information. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian ilustrasi berbasis information pada cerita akan meningkatkan kemampuan mengingat isi cerita tersebut. Hasil-hasil tersebut tidak berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya, tentang keefektifan ilustrasi terhadap kemampuan mengingat isi cerita. Contoh penelitian terdahulu yang menunjukkan hasil yang sama adalah penelitian yang dilakukan oleh Khaidalisma (2011) untuk menguji efektivitas penggunaan media gambar seri dalam meningkatkan daya ingat anak usia 5-6 Tahun di TK Aisyiyah 1 Bangkinang. Dari peneliitian tersebut diperoleh nilai bahwa kelompok yang menggunakan media gambar seri dalam pembelajaran memiliki nilai rata-rata 7,43 sedangkan kelompok yang tidak menggunakan media gambar seri nilai rata-rata 5, dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata daya ingat anak yang pembelajarannya menggunakan media gambar seri lebih tinggi dibandingkan dengan nilai rata-rata daya ingat anak yang pembelajarannya tidak menggunakan media gambar seri. Penelitian serupa juga pernah dilakukan oleh Shepard (dalam Reed, 2007:155) merupakan salah seorang yang dapat menunjukkan bahwa akurasi pengenalan terhadap material visual sangat tinggi. Subjek dalam penelitiannya diperlihatkan 612 gambar secara berulang kali, kemudian diberikan tes pengenalan memori dalam bentuk pasangan gambar. Setiap pasangan gambar terdapat gambar-gambar yang telah diperlihatkan kepada subjek sebelumnya dan didalamnya juga terdapat gambar-gambar baru. Ketika mereka diuji 2 jam kemudian, partisipan biasanya dapat mengenali pasangan gambar-gambar yang telah 10 diperlihatkan sebelumnya dengan sempurna. Selanjutnya gambar-gambar tersebut diubah menjadi kata, dan hasilnya keakuratan pengenalan tidak begitu tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa imagery visual (dalam hal ini ilustrasi) memiliki kemungkinan memberikan kode memori yang efektif. Sehingga, orang biasanya lebih mudah dalam mengenali gambar daripada tulisan. Eksperimen yang dilakukan Standing (dalam Reed, 2007:156) memberikan sejumlah bukti bahwa lebih mudah untuk mengingat gambar daripada kata. Sekelompok subjek diperlihatkan 10.000 gambar dalam rentang waktu lima hari. Setelah proses belajar selesai pada hari yang kelima, partisipan diberikan tes pengenalan memori yang hampir sama seperti yang dilakukan oleh Shepard. Standing memperkirakan jumlah aitem yang dapat diingat oleh subjek dalam tes tersebut (kemungkinan subjek dapat menebak dengan tepat juga turut diperhitungkan). Estimasi Standing adalah subjek dapat dapat mengingat sebanyak 6.600 gambar. Estimasi ini tidak memperhitungkan banyaknya detail gambar yang dapat diingat oleh subjek, tetapi mereka cukup dapat mengingat detail gambar, sehingga dapat membedakan antara gambar yang telah diperlihatkan dengan gambar yang belum pernah mereka lihat. Subjek pada penelitian Standing tidak diperlihatkan 10.000 kata sebagai perbandingan, tetapi kelompok lainnya diperlihatkan 1.000 kata, 1.000 gambar biasa (seperti anjing), atau 1.000 gambar hidup (seperti gambar anjing menggigit pipa di mulutnya). Dua hari kemudian subjek diberikan pertanyaan mengenai manakah dari dua kemungkinan gambar yang telah diperlihatkan pada eksperimen tersebut. Standing memperkirakan bahwa partisipan dapat mengingat sebanyak 880 gambar hidup, 770 gambar biasa, dan 650 kata dengan tepat tanpa menebak-nebak. Hal ini membuktikaan bahwa pengenalan memori dapat dilakukan dengan baik jika menggunakan gambar daripada kata, hal ini sejalan dengan hasil penelitian Shepard. Dalam teori pemprosesan informasi Atkinson-Shiffrin, perpindahan informasi dari STM ke LTM melalui beberapa proses control yang dapat digunakan sebagai usaha untuk mempelajari informasi baru. Salah satu proses control tersebut adalah membuat gambaran (imaging) meliputi menciptakan gambaran visual untuk mengingat informasi verbal. Ilustrasi dalam penelitian ini diharapkan mampu sebagai pengganti dari peran imagery visual. Maksudnya siswa tidak harus membuat gambaran visual saat membaca cerita yang diberikan 11 oleh peneliti namun cukup melihat gambar ilustrasi yang telah diberikan di atas cerita yang mereka baca. Berdasarkan penelitian ini terbukti bahwa ilustrasi mampu menggantikan imaging/imageri visual sebagai proses control perpindahan informasi dari STM ke LTM guna untuk mempelajari informasi baru. Dari paparan-paparan di atas maka dapat ditarik suatu garis merah bahwa ilustrasi yang berhubungan dengan cerita atau mampu menjelaskan isi cerita dapat berpengaruh pada kemampuan mengingat isi cerita tersebut. Keefektifan ilustrasi terhadap kemampuan mengingat isi cerita terjadi apabila ilustrasi yang diberikan pada cerita adalah ilustrasi berbasis informationI. Ilustrasi berbasis information adalah ilustrasi sebagai media perantara untuk memperjelas suatu kejadian atau cerita, berarti Ilustrasi yang menggambarkan adeganadegan penting dalam kaitannya dengan cerita, mewakili keseluruhan isi cerita dalam bentuk yang ringkas dan padat. 12 DAFTAR RUJUKAN Arfiya, Iffa. 2011. Pengertian Daya Ingat (Online), (http://id.shvoong.com/socialsciences/education/2197592-pengertian-daya-ingat/#ixzz1qzZmOwYj, diakses 12 Januari 2012). Ayuningtyas, Dwita. 2011. Pengaruh Perilaku Merokok terhadap Memori Jangka Panjang pada Perokok. Skrips. (tidak diterbitkan).Malang: Fakultas Pendidikan Psikologi Universitas Negeri Malang. Khaidalisma. 2011. Efektivitas Penggunaan Media Gambar Seri Dalam Meningkatkan Daya Ingat Anak Usia 5-6 Tahun di TK Aisyiyah 1 Bangkinang. Skrips. (tidak diterbitkan). Riau: FKIP Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Riau. Matlin, Margeret W. (2005). Cognition. Crawfordsville: John Wiley & Sons, Inc. Pratiwi E. Anisa, 2013. Kemiripan Visual Desain Poster Film Drama. Skripsi: Bandung: Fakultas Desain UKI. Reed, Stephen K. 2007. Kognisi: Teori dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Humanika. Rahmayana, Elsari P. 2012. Minat Baca Komik (Online), (http://putrielsariii.wordpress.com/2012/01/04/196/, diakses 12 Januari 2012). Seniati, L., Yulianto, A., & Setiadi, B.N. 2011. Psikologi Eksperimen. Jakarta: [email protected]. Smartconsulting. 2010. Pengertian Ilustrasi Gambar (Online), (http://5martconsultingbandung.blogspot.com/2010/10/pengertian-ilustrasi-gambar.html, diakses 12 Januari 2012). The Encyclopedia Americana International Edition (Volume 14). 1977. Canada: Grolier Limited. Wulandari, Tri. 2009. Perbedaan Kemampuan Mengingat Ditinjau Dari Gaya Belajar. Skrips. (tidak diterbitkan). Surakarta: Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah.