1 KEEFEKTIFAN ILUSTRASI TERHADAP KEMAMPUAN

advertisement
1
KEEFEKTIFAN ILUSTRASI TERHADAP KEMAMPUAN
MENGINGAT ISI CERITA PADA SISWA KELAS 3 SDN 01 SISIR
Raffly As’ad Pahlevi ([email protected])
Psikologi, Universitas Negeri Malang
ABSTRAK: Berdasarkan studi Sumiani (dalam Rahmayana, 2012) pesan visual yang amat
diminati siswa adalah gambar yang sederhana, praktis, dan mudah dimengerti. Sungguhpun
demikian gambar yang disenangi oleh siswa tidak menjamin meningkatnya prestasi akademik
mereka. Namun, memudahkan pembelajaran akan lebih menarik bagi mereka. Pembelajaran
yang menarik akan menimbulkan motivasi belajar, apabila siswa termotivasi dalam belajar
daya serap terhadap pembelajaran juga akan meningkat. Penelitian ini berusaha membuktikan
pengaruh ilustrasi terhadap kemampuan mengingat isi cerita.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian Randomized Two – Group Design,
Posttest Only. Desain ini menggunakan prinsip method of difference karena desain ini
membuat dua kondisi (treatment) yang berbeda pada dua kelompok penelitian. Desain ini
melakukan pengukuran sesudah (posttest) pemberian treatment. Pengumpulan data dilakukan
dengan menggunakan teknik pemberian tes. Subjek penelitian adalah siswa kelas 3 SDN 01
Sisir, sejumlah 30 siswa. Subjek diminta menjawab soal tes, setelah mendapatkan skor
kemudian dilakukan analisis data.
Berdasarkan hasil analisis data, nilai rata-rata kelompok ilustrasi berbasis information
sebesar 12.33 sedangkan nilai rata-rata kelompok ilustrasi berbasis decoration 10.27. Hal ini
berarti bahwa ilustrasi berbasis information lebih efektif meningkatkan kemampuan
mengingat isi cerita dibandingkan dengan ilustrasi berbasis decoration. Berdasarkan uji-t
didapatkan nilai equal variance not assumed 4.720 dengan signifikansi sebesar 0.000 dengan
taraf signifikansi 5% atau 0.05, (p=0.000<0.05) Dengan demikian secara meyakinkan dapat
dikatakan bahwa penggunaan ilustrasi dapat meningkatkan kemampuan mengingat isi cerita,
dimana ilustrasi berbasis information menyebabkan kemampuan mengingat isi cerita lebih
baik dibandingkan dengan ilustrasi berbasis decoration.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka sarannya sebagai berikut: (1) Bagi guru
sekolah dasar, disarankan guru mencari buku pelajaran dan lembar kerja siswa (LKS) yang
banyak mengandung gambar atau ilustrasinya berbasis information, sehingga murid akan
lebih mudah mempelajari dan mengingat pelajaran yang diberikan. (2) Bagi orang tua, dapat
membelikan buku yang memiliki gambar atau ilustrasi, dimana gambar atau ilustrasi tersebut
merupakan ilustrasi berbasis information. (3) Bagi Peneliti Selanjutnya, penelitian ini
memiliki kekurangan yaitu desain penelitian rentan terhadap semua ancaman interaksi sosial
terhadap validitas internal. Sehingga peneliti selanjutnya diharapkan mampu mengontrol
validitas internal tersebut.
Kata kunci: Illustrasi, Kemampuan mengingat isi cerita
2
THE EFFECTIVENESS OF ILLUSTRATION AGAINST THE
ABILITY OF REMEMBERING THE CONTENS OF STORY AT STUDENTS
CLASS 3 SDN 01 SISIR KOTA BATU
Raffly As’ad Pahlevi ([email protected])
Psychology, State University of Malang
ABSTRACT: Based on study by Sumiani (in Rahmayana, 2012) visual message that
students are very interested in a simple drawing, practical, and easy to understand.
Nevertheless images favored by students not warrant increasing their academic achievement.
However, ease of learning will be more attractive to them. Exciting learning will lead to
motivation to learn, when students are motivated to learn the absorption towards learning will
also increase. This study sought to prove the influence of illustrations on the ability to
remember the story.
The design of this research is study Randomized Two - Group Design, Posttest Only.
This design uses the principle method of difference because this design makes the two
conditions (treatment) is different in the two study groups. The design of measurement after
(posttest) treatment delivery. The data was collected using the techniques of the test. The
subjects were grade 3 students of SDN 01 Sisir, a number of 30 students. Subjects were asked
to answer test questions, after getting a score and then performed the data analysis.
Based on the results of the data analysis, the average value of the group illustration
based information is 12:33 while the average value of group illustrations based decoration is
10:27. It means that the illustration-based information more effectively improve the ability to
recall the contents of the story than the illustration based decoration. Obtained by t-test equal
variance not assumed value of 4,720 with a significance of 0.000 and a confidence value of
5% or 0.05 (p = 0.000 <0.05),. Accordingly it can be said conclusively that the use of
illustrations to improve the ability to recall the contents of the story, where the illustrationbased information has the ability to remember the story better than the illustration-based
decoration.
Based on these results, the following suggestions are: (1) For elementary school
teachers, textbooks recommended for teacher and student worksheet (LKS) which contains a
lot of pictures or illustrations based information, so students will be easier to learn and
remember the lessons given . (2) For older people, can buy a book that has a picture or
illustration, in which the image is an illustration or an illustration-based information. (3) For
Researchers Furthermore, this study has the inherent limitations of the study designs are
susceptible to all social interaction threats to internal validity. So that further research should
be able to control the internal validity.
Key words: illustration, ability to remember the content of the story
3
Mengingat merupakan proses memanggil kembali informasi yang telah disimpan di
dalam otak. Otak merupakan tempat menerima, menyimpan kemudian mengenali informasi
yang ada, artinya otak adalah pusat ingatan manusia (Markowitz dan Jensen dalam
Wulandari, 2009:2). Di dalam otak tersimpan berbagai macam informasi. Bermacam-macam
jenis ingatan ada dalam otak manusia. Selama otak dalam keadaan sehat manusia akan selalu
melakukan proses mengingat. Otak tidak bekerja sendirian pada saat proses mengingat, perlu
adanya kerjasama dengan organ lain diantaranya pancaindera. Pancaindera menerima
informasi kemudian diantar ke otak diolah dan disimpan. Lalu pada saat-saat tertentu bila
dibutuhkan otak akan mengeluarkan informasi tersebut sebagai bentuk mengenali.
Kemampuan mengingat adalah kemampuan memori memanggil kembali fakta dan
informasi yang pernah diketahui atau dipelajari. Daya ingat adalah suatu kemampuan untuk
mengingat apa yang telah diketahui (Gie dalam Wulandari, 2009:2). Menurut R. Teti
Rostikawati (dalam Arfiya, 2011), ingatan merupakan suatu proses pemberian kode-kode
terhadap informasi dan pemanggilan informasi kembali ketika informasi tersebut dibutuhkan.
Sebagian psikologi berpendapat bahwa ingatan adalah aktifitas otak dalam merekam,
menyimpan dan memutar kembali apa yang telah terjadi pada masa lampau, baik berupa
pengetahuan, pemikiran, kecenderungan,tingkah laku dan aktivitas (gerakan). Seseorang
dapat mengingat suatu informasi yang telah dipelajari pada waktu yang lalu. Semakin banyak
informasi yang diperoleh seseorang berarti semakin sering terjadi kaitan antara informasi satu
dengan informasi yang lain. Setiap informasi yang dipelajari telah meninggalkan semacam
jejak dalam otak manusia dan jejak itulah yang akan dikeluarkan oleh otak berupa informasi
terdahulu yang telah tersimpan. Hal tersebut terjadi pada saat seseorang mengingat informasi.
Shepard (dalam Reed, 2007:155) merupakan salah seorang yang dapat menunjukkan
bahwa akurasi pengenalan terhadap material visual sangat tinggi. Subjek dalam penelitiannya
diperlihatkan 612 gambar secara berulang kali, kemudian diberikan tes pengenalan memori
dalam bentuk pasangan gambar. Setiap pasangan gambar terdapat gambar-gambar yang telah
diperlihatkan kepada subjek sebelumnya dan didalamnya juga terdapat gambar-gambar baru.
Ketika mereka diuji 2 jam kemudian, partisipan biasanya dapat mengenali pasangan gambargambar yang telah diperlihatkan sebelumnya dengan sempurna. Selanjutnya gambar-gambar
tersebut diubah menjadi kata, dan hasilnya keakuratan pengenalan tidak begitu tinggi. Hal ini
mengindikasikan bahwa imagery visual (dalam hal ini ilustrasi) memiliki kemungkinan
4
memberikan kode memori yang efektif. Sehingga, orang biasanya lebih mudah dalam
mengenali gambar daripada tulisan.
Reaksi pertama anak-anak ketika menilai buku yang baik adalah mencari jumlah
keseluruhan gambar yang ada pada buku itu. Semakin banyak gambar yang terpampang
dalam buku itu, semakin baik pula nilai buku tersebut. Penilaian ini berpengaruh pada
menarik tidaknya buku tersebut untuk dibaca. Jika buku tersebut dianggap tidak menarik
maka motivasi dan minat untuk membacanya menjadi tidak ada, sehingga pemahaman akan
maksud dan isi buku tersebut menjadi susah dipahami oleh anak-anak.
Berdasarkan studi Sumiani (dalam Rahmayana, 2012) pesan visual yang amat
diminati siswa adalah gambar yang sederhana, praktis, dan mudah dimengerti. Sungguhpun
demikian gambar yang disenangi oleh siswa tidak menjamin meningkatnya prestasi akademik
mereka. Namun, memudahkan pembelajaran akan lebih menarik bagi mereka. Pembelajaran
yang menarik akan menimbulkan motivasi belajar, apabila siswa termotivasi dalam belajar
daya serap terhadap pembelajaran juga akan meningkat.
Berdasarkan hasil eksperimen Shepard dan Standing yang menyatakan bahwa
manusia lebih mudah mengingat gambar daripada tulisan, maka penulis tertarik untuk
meneliti tentang “Keefektifan Ilustrasi Terhadap Kemampuan Mengingat Isi Cerita Pada
Siswa Kelas 3 SDN 01 Sisir Kota Batu”. Dalam penelitian ini cerita akan disajikan dalam dua
bentuk; bentuk pertama cerita dengan ilustrasi berbasis Information (ilustrasi sebagai media
perantara untuk memperjelas suatu kejadian atau cerita, ilustrasi yang menggambarkan
adegan-adegan penting dalam kaitannya dengan cerita, mewakili keseluruhan isi cerita dalam
bentuk yang ringkas dan padat), bentuk kedua cerita dengan ilustrasi berbasis decoration
(ilustrasi hanya sebagai hiasan, menggambarkan adegan-adegan yang tidak penting dalam
kaitannya dengan cerita, tidak mewakili keseluruhan isi cerita). Eksperimen akan
membuktikan apakah orang yang membaca cerita dalam dua bentuk yang berbeda itu
(masing-masing dibaca dalam waktu yang sama) akan mengingat isi cerita (informasi di
dalam cerita) secara sama atau berbeda.
Gambar Ilustrasi adalah gambaran singkat alur cerita suatu cerita guna lebih
menjelaskan salah satu adegan (Kusmiyati dalam Smartconsulting, 2010). Secara umum
ilustrasi selalu dikaitkan dengan menjelaskan sebuah cerita. Gambar ilustrasi adalah gambar
atau bentuk visual lain yang menyertai suatu teks, tujuan utama dari ilustrasi adalah
memperjelas naskah atau tulisan dimana ilustrasi itu dikumpulkan (Ensiclopedia Americana,
5
1977,No;14:787). Dengan demikian, gambar ilustrasi adalah gambar yang bercerita yang
memiliki tema sesuai dengan tema isi cerita tersebut. Ilustrasi In-context berarti Ilustrasi yang
menggambarkan
adegan-adegan penting dalam kaitannya dengan cerita, mewakili
keseluruhan isi cerita dalam bentuk yang ringkas dan padat. Hal ini sesuai dengan pendapat
Phaidon (dalam Pratiwi, 2011:33) bahwa tujuan ilustrasi adalah untuk menerangkan suatu
cerita, diharapkan dengan bantuan visual tulisan tersebut lebih mudah dicerna. Sedangkan
ilustrasi out-context yaitu ilustrasi yang menggambarkan adegan-adegan yang tidak penting
dalam kaitannya dengan cerita, tidak mewakili keseluruhan isi cerita.
Dalam teori pemprosesan informasi Atkinson-Shiffrin, perpindahan informasi dari
STM ke LTM melalui beberapa proses control yang dapat digunakan sebagai usaha untuk
mempelajari informasi baru. Proses control adalah strategi yang digunakan seseorang untuk
memfasilitasi perolehan pengetahuan. Strategi tersebut meliputi strategi akuisisi terhadap
pengulangan, pengkodean, dan membuat gambaran (Atkinson-shiffrin dalam Reed S,
2007:100). Pengulangan (rehearsal) merupakan repetisi informasi – baik dengan keras
maupun lirih – secara terus menerus hingga informasi tersebut berhasil dipelajari.
Pengkodean (coding) berusaha menempatkan informasi agar dapat diingat dalam konteks
informasi tambahan yang mudah diingat. Membuat gambaran (imaging) meliputi
menciptakan gambaran visual untuk mengingat informasi verbal.
Strategi mengingat atau mnemonics adalah alat atau prosedur atau operasi yang
digunakan untuk meningkatkan memori dan secara khusus mnemonic merupakan
rekonstruksi khusus terhadap hal yang harus dipelajari (target content) untuk mengikat
informasi baru lebih dekat pada pengetahuan yang telah dimiliki, sehingga dapat
meningkatkan retrieval (proses penyimpanan). Menurut Matlin (2005), mnemonics bisa
berupa Mnemonics using imagery atau Mnemonics using organization. Mnemonics using
imagery adalah mnemonics yang dalam penerapannya membutuhkan pembayangan atau
imajinasi atau suatu hal, benda ataupun tempat. Dari pengertian itu, Ilustrasi merupakan
bagian dari mnemonics using imagery, yang dalam penelitian ini subjek tidak perlu
membayangkan atau mengimajinasikan suatu hal, benda ataupun tempat dalam mengingat
cerita yang diberikan. Karena cerita yang diberikan telah diberi ilustrasi, sehingga subjek
tidak perlu susah-susah untuk membayangkan, namun fokus untuk mengingat apa yang telah
dibaca.
6
Dalam teori pemprosesan informasi Atkinson-Shiffrin (dalam Reed S, 2007:100),
perpindahan informasi dari STM ke LTM melalui beberapa proses control yang dapat
digunakan sebagai usaha untuk mempelajari informasi baru, salah satunya yaitu membuat
gambaran (imaging) meliputi menciptakan gambaran visual untuk mengingat informasi
verbal. Dari teori tersebut ilustrasi berbasis information dalam penelitian ini digunakan
sebagai pengganti imaging (membuat gambaran). Maksudnya siswa tidak harus membuat
gambaran visual saat membaca cerita yang diberikan oleh peneliti namun cukup melihat
gambar ilustrasi yang telah diberikan di atas cerita yang mereka baca. Sehingga subjek
penelitian dengan mudah untuk mempelajari bacaan yang disediakan dan mengingatnya
kembali saat diberikan tes. Hal ini diperkuat dengan pendapat Phaidon (dalam Pratiwi,
2011:33) bahwa tujuan ilustrasi adalah untuk menerangkan suatu cerita, diharapkan dengan
bantuan visual tulisan tersebut lebih mudah dicerna.
METODE PENELITIAN
Desain penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah Randomized Two – Group
Design, Posttest Only. Desain ini adalah desain yang sudah memenuhi syarat dilakukannya
penelitian eksperimental karena dilakukannya randomisasi. Pretest tidak diperlukan untuk
desain ini, karena biasanya kita melakukan pretest dalam rangka untuk menentukan apakah
kelompok sebanding sebelum penelitian, tetapi karena menggunakan randomisasi maka
diasumsikan bahwa kedua kelompok probabilitasnya setara. Oleh karena itu, kesimpulan
mengenai pengaruh variabel bebas (VB) terhadap variabel terikat (VT) lebih akurat karena
kedua kelompok penelitian setara. Desain ini menggunakan prinsip method of difference
karena desain ini membuat dua kondisi (treatment) yang berbeda pada dua kelompok
penelitian (Seniati dkk, 2011:127). Treatment dalam penenlitian ini adalah pemberian cerita
dengan ilustrasi. Treatment yang diberikan berbeda antar kelompok eksperimen yaitu ilustrasi
berbasis information dan ilustrasi decoration, hal ini untuk mengukur manakah ilustrasi yang
lebih mempengaruhi kemampuan mengingat isi cerita.
Subjek Penelitian
Siswa kelas 3 SDN 01 Sisir kota Batu, yang berjumlah 30 anak. Subjek eksperimen
dibagi menjadi dua kelompok yakni kelompok eksperimen berbasis information dan
kelompok eksperimen berbasis decoration. Pembagian kelompok subjek berdasarkan cara
7
undian menggunakan kertas-kertas kecil yang bertuliskan angka 1 dan 0. siswa yang
memperoleh kertas bertuliskan angka 1 akan menjadi kelompok eksperimen dengan ilustrasi
berbasis information dan sisanya menjadi kelompok eksperimen dengan ilustrasi berbasis
decoration.
Instrumen Penelitian dan Materi Treatment
Materi treatment dalam penelitian ini yaitu ilustrasi dan cerita. Ilustrasi dalam
penelitian ini ilustrasi di bagi menjadi dua bentuk; Ilustrasi berbasis information dan ilustrasi
berbasis decoration. Ilustrasi berbasis information adalah ilustrasi sebagai media perantara
untuk memperjelas suatu kejadian atau cerita, ilustrasi yang menggambarkan adegan-adegan
penting dalam kaitannya dengan cerita, mewakili keseluruhan isi cerita dalam bentuk yang
ringkas dan padat, sedangkan ilustrasi berbasis decoration adalah ilustrasi yang hanya
sebagai hiasan, menggambarkan adegan-adegan yang tidak penting dalam kaitannya dengan
cerita, tidak mewakili keseluruhan isi cerita.
Dalam penelitian ini instrument cerita yang digunakan berasal cerita yang disusun
oleh Dwita Ayuningtyas (2011). Dalam penelitian ini digunakan dua naskah cerita yang
jumlah kalimat dan banyaknya informasi di dalamnya seimbang, sehingga tingkat kesulitan
mengingatnya sama. Cerita pertama berjudul Pesta Ulang Tahun, yang kedua berjudul
Selametan Rumah Baru.
Instrumen yang digunakan adalah tes. Tes digunakan untuk mengukur kemampuan
mengingat isi cerita pada subjek. Tes ini berisi 15 butir soal untuk cerita A dan 15 butir soal
untuk cerita B. Setiap jawaban benar mendapat nilai 1, sedangkan salah mendapatkan nilai 0.
Prosedur Penelitian
Pertama, subjek eksperimen dibagi menjadi dua kelompok yakni kelompok
eksperimen berbasis information dan kelompok eksperimen berbasis decoration. Pembagian
kelompok subjek berdasarkan cara undian menggunakan kertas-kertas kecil yang bertuliskan
angka 1 dan 0. siswa yang memperoleh kertas bertuliskan angka 1 akan menjadi kelompok
eksperimen dengan ilustrasi berbasis information dan sisanya menjadi kelompok eksperimen
dengan ilustrasi berbasis decoration. Treatment yang diberikan kepada dua kelompok terdiri
atas cerita A dengan judul Pesta Ulang Tahun dan cerita B dengan judul Selamatan Rumah
Baru.
8
Setiap kelompok memulai eksperimen dengan pemberian cerita A kemudian
mengerjakan test, selanjutnya cerita B dan mengerjakan test. Kelompok subjek akan diberi
waktu selama 5 menit untuk membaca dan 5 menit lagi untuk mengerjakan soal test.
HASIL PENELITIAN
Hasil Deskriptif. Hasil deskriptif dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel Data Kemampuan Mengingat
Cerita
Cerita A
Cerita B
Cerita A+B:2
Mean : 12.53
Mean : 12.40
Mean : 12.33
Standar Deviation : 1.457
Standar Deviation : 0.910
Standar Deviation : 0.900
Mean : 11.60
Mean : 9.40
Mean : 10.27
Standar Deviation : 1.975
Standar Deviation : 1.805
Standar Deviation : 1.438
Kelompok
Kelompok ekperimen
I
Kelompok
eksperimen II
Mean diatas didapat dari skor posttest kelompok eksperimen I (berbasis information)
dan kelompok eksperimen II (berbasis decoration). Didapatkan dengan cara yang sama, yaitu
menghitung total jumlah jawaban benar dari masing-masing subjek berdasarkan 15 jawaban
yang diberikan. Skor terendah adalah 1, dan skor tertinggi adalah 15. Dalam penelitian ini,
cerita untuk treatment yang digunakan merupakan parallel. Skor untuk cerita parallel ini
didapatkan dari jumlah skor untuk cerita A information dan jumlah skor dari cerita B
information kemudian dibagi 2, hal ini berlaku juga untuk cerita dengan ilustrasi berbasis
decoration. Tabel Penelitian dapat dilihat pada lampiran.
Uji Hipotesis
Berdasarkan table group statistik, diketahui bahwa mean ilustrasi berbasis Information
sebesar 12.33 dan mean ilustrasi berbasis decoration sebesar 10.27. Hal ini berarti bahwa
ilustrasi berbasis information lebih efektif meningkatkan kemampuan mengingat isi cerita
dibandingkan dengan ilustrasi berbasis decoration.
9
Berdasarkan uji-t didapatkan nilai equal variance not assumed 4.720 dengan
signifikansi sebesar 0.000 dengan taraf signifikansi 5% atau 0.05, (p=0.000<0.05). Sehingga
hipotesis terdapat efektifitas ilustrasi untuk meningkatkan kemampuan mengingat isi cerita di
terima atau H1 diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa ilustrasi meningkatkan kemampuan
mengingat isi cerita, dimana kemampuan mengingat ketika diberi ilustrasi berbasis
decoration lebih rendah dibandingkan dengan kemampuan mengingat ketika diberi ilustrasi
berbasis information.
DISKUSI
Hasil analisis data penelitian menunjukkan bahwa ilustrasi meningkatkan kemampuan
mengingat isi cerita, dimana kemampuan mengingat ketika diberi ilustrasi berbasis
decoration lebih rendah dibandingkan dengan kemampuan mengingat ketika diberi ilustrasi
berbasis information. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian ilustrasi berbasis
information pada cerita akan meningkatkan kemampuan mengingat isi cerita tersebut.
Hasil-hasil tersebut tidak berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya, tentang
keefektifan ilustrasi terhadap kemampuan mengingat isi cerita. Contoh penelitian terdahulu
yang menunjukkan hasil yang sama adalah penelitian yang dilakukan oleh Khaidalisma
(2011) untuk menguji efektivitas penggunaan media gambar seri dalam meningkatkan daya
ingat anak usia 5-6 Tahun di TK Aisyiyah 1 Bangkinang. Dari peneliitian tersebut diperoleh
nilai bahwa kelompok yang menggunakan media gambar seri dalam pembelajaran memiliki
nilai rata-rata 7,43 sedangkan kelompok yang tidak menggunakan media gambar seri nilai
rata-rata 5, dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata daya ingat anak yang pembelajarannya
menggunakan media gambar seri lebih tinggi dibandingkan dengan nilai rata-rata daya ingat
anak yang pembelajarannya tidak menggunakan media gambar seri.
Penelitian serupa juga pernah dilakukan oleh Shepard (dalam Reed, 2007:155)
merupakan salah seorang yang dapat menunjukkan bahwa akurasi pengenalan terhadap
material visual sangat tinggi. Subjek dalam penelitiannya diperlihatkan 612 gambar secara
berulang kali, kemudian diberikan tes pengenalan memori dalam bentuk pasangan gambar.
Setiap pasangan gambar terdapat gambar-gambar yang telah diperlihatkan kepada subjek
sebelumnya dan didalamnya juga terdapat gambar-gambar baru. Ketika mereka diuji 2 jam
kemudian, partisipan biasanya dapat mengenali pasangan gambar-gambar yang telah
10
diperlihatkan sebelumnya dengan sempurna. Selanjutnya gambar-gambar tersebut diubah
menjadi kata, dan hasilnya keakuratan pengenalan tidak begitu tinggi. Hal ini
mengindikasikan bahwa imagery visual (dalam hal ini ilustrasi) memiliki kemungkinan
memberikan kode memori yang efektif. Sehingga, orang biasanya lebih mudah dalam
mengenali gambar daripada tulisan.
Eksperimen yang dilakukan Standing (dalam Reed, 2007:156) memberikan sejumlah
bukti bahwa lebih mudah untuk mengingat gambar daripada kata. Sekelompok subjek
diperlihatkan 10.000 gambar dalam rentang waktu lima hari. Setelah proses belajar selesai
pada hari yang kelima, partisipan diberikan tes pengenalan memori yang hampir sama seperti
yang dilakukan oleh Shepard. Standing memperkirakan jumlah aitem yang dapat diingat oleh
subjek dalam tes tersebut (kemungkinan subjek dapat menebak dengan tepat juga turut
diperhitungkan). Estimasi Standing adalah subjek dapat dapat mengingat sebanyak 6.600
gambar. Estimasi ini tidak memperhitungkan banyaknya detail gambar yang dapat diingat
oleh subjek, tetapi mereka cukup dapat mengingat detail gambar, sehingga dapat
membedakan antara gambar yang telah diperlihatkan dengan gambar yang belum pernah
mereka lihat.
Subjek pada penelitian Standing tidak diperlihatkan 10.000 kata sebagai
perbandingan, tetapi kelompok lainnya diperlihatkan 1.000 kata, 1.000 gambar biasa (seperti
anjing), atau 1.000 gambar hidup (seperti gambar anjing menggigit pipa di mulutnya). Dua
hari kemudian subjek diberikan pertanyaan mengenai manakah dari dua kemungkinan
gambar yang telah diperlihatkan pada eksperimen tersebut. Standing memperkirakan bahwa
partisipan dapat mengingat sebanyak 880 gambar hidup, 770 gambar biasa, dan 650 kata
dengan tepat tanpa menebak-nebak. Hal ini membuktikaan bahwa pengenalan memori dapat
dilakukan dengan baik jika menggunakan gambar daripada kata, hal ini sejalan dengan hasil
penelitian Shepard.
Dalam teori pemprosesan informasi Atkinson-Shiffrin, perpindahan informasi dari
STM ke LTM melalui beberapa proses control yang dapat digunakan sebagai usaha untuk
mempelajari informasi baru. Salah satu proses control tersebut adalah membuat gambaran
(imaging) meliputi menciptakan gambaran visual untuk mengingat informasi verbal. Ilustrasi
dalam penelitian ini diharapkan mampu sebagai pengganti dari peran imagery visual.
Maksudnya siswa tidak harus membuat gambaran visual saat membaca cerita yang diberikan
11
oleh peneliti namun cukup melihat gambar ilustrasi yang telah diberikan di atas cerita yang
mereka baca. Berdasarkan penelitian ini terbukti bahwa ilustrasi mampu menggantikan
imaging/imageri visual sebagai proses control perpindahan informasi dari STM ke LTM guna
untuk mempelajari informasi baru.
Dari paparan-paparan di atas maka dapat ditarik suatu garis merah bahwa ilustrasi
yang berhubungan dengan cerita atau mampu menjelaskan isi cerita dapat berpengaruh pada
kemampuan mengingat isi cerita tersebut. Keefektifan ilustrasi terhadap kemampuan
mengingat isi cerita terjadi apabila ilustrasi yang diberikan pada cerita adalah ilustrasi
berbasis informationI. Ilustrasi berbasis information adalah ilustrasi sebagai media perantara
untuk memperjelas suatu kejadian atau cerita, berarti Ilustrasi yang menggambarkan adeganadegan penting dalam kaitannya dengan cerita, mewakili keseluruhan isi cerita dalam bentuk
yang ringkas dan padat.
12
DAFTAR RUJUKAN
Arfiya, Iffa. 2011. Pengertian Daya Ingat (Online), (http://id.shvoong.com/socialsciences/education/2197592-pengertian-daya-ingat/#ixzz1qzZmOwYj, diakses 12 Januari
2012).
Ayuningtyas, Dwita. 2011. Pengaruh Perilaku Merokok terhadap Memori Jangka Panjang
pada Perokok. Skrips. (tidak diterbitkan).Malang: Fakultas Pendidikan Psikologi Universitas
Negeri Malang.
Khaidalisma. 2011. Efektivitas Penggunaan Media Gambar Seri Dalam Meningkatkan Daya
Ingat Anak Usia 5-6 Tahun di TK Aisyiyah 1 Bangkinang. Skrips. (tidak diterbitkan). Riau:
FKIP  Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Riau.
Matlin, Margeret W. (2005). Cognition. Crawfordsville: John Wiley & Sons, Inc.
Pratiwi E. Anisa, 2013. Kemiripan Visual Desain Poster Film Drama. Skripsi: Bandung:
Fakultas Desain UKI.
Reed, Stephen K. 2007. Kognisi: Teori dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Humanika.
Rahmayana, Elsari P. 2012. Minat Baca Komik (Online),
(http://putrielsariii.wordpress.com/2012/01/04/196/, diakses 12 Januari 2012).
Seniati, L., Yulianto, A., & Setiadi, B.N. 2011. Psikologi Eksperimen. Jakarta:
[email protected].
Smartconsulting. 2010. Pengertian Ilustrasi Gambar (Online),
(http://5martconsultingbandung.blogspot.com/2010/10/pengertian-ilustrasi-gambar.html,
diakses 12 Januari 2012).
The Encyclopedia Americana International Edition (Volume 14). 1977. Canada: Grolier
Limited.
Wulandari, Tri. 2009. Perbedaan Kemampuan Mengingat Ditinjau Dari Gaya Belajar. Skrips.
(tidak diterbitkan). Surakarta: Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah.
Download