Pendidikan Biologi Volume 4, Nomor 1 Halaman 97-105 Januari 2012 PENGARUH METODE GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP SIKAP ILMIAH DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI SISWA SMA NEGERI 7 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 THE INFLUENCE OF GUIDED DISCOVERY LEARNING METHODE TOWARD SCIENTIFIC ATTITUDES AND COGNITIVE ACHIEVEMENT OF STUDYING BIOLOGY OF SMA NEGERI 7 SURAKARTA YEAR 2011/2012 Riyan Melani1), Harlita2), Bowo Sugiharto3) 1) Pendidikan Biologi FKIP UNS, Email: [email protected] 2) Pendidikan Biologi FKIP UNS, Email: [email protected] 3) Pendidikan Biologi FKIP UNS, Email: [email protected] ABSTRACT – The purposes of this research are to ascertain: 1) the influence of guided discovery methode toward scientific attitudes and 2) the influence of guided discovery learning methode toward student’s achievement in cognitive domain. The research was quasi experiment research. The research was designed using randomized control-group pretest-postest design. Experimental group applied guided discovery method. Control group applied conventional metode. The populations of this research were all of 10th degree students at SMA Negeri 7 Surakarta in academic year 2011/2012. The samples of this research were the students of X2 as control group consist of 30 students and X3 as experiment group consist of 31 students. The sample of this research was established by cluster random sampling. The scientific attitudes data was collected by questionaire and the student’s achievement in cognitive domain was collected by essay test. The hypotheses of scientific attitudes data analyzed by t test and the student’s achievement in cognitive domain data analyzed by anacova. The conclusions of this research are: 1) application of guided discovery learning method had significant effect toward scientific attitudes; 2) application of guided discovery learning method had significant effect toward student’s achievement in cognitive domain. Keywords: guided discovery methode, scientific attitudes, cognitive achievement of Study in Biology globalisasi. Penyempurnaan kurikulum di PENDAHULUAN Kurikulum merupakan komponen Indonesia dimulai dari tahun 1947 hingga yang penting dalam sistem pendidikan. kurikulum terbaru yaitu kurikulum tingkat Kurikulum berfungsi sebagai acuan proses satuan pendidikan (KTSP) tahun 2006. pembelajaran. Dinamika kurikulum Kurikulum disempurnakan untuk disesuaikan dengan perkembangan ilmu meningkatkan mutu pendidikan secara pengetahuan nasional. Mutu pendidikan yang tinggi dan teknologi serta Riyan Melani – Pengaruh Metode Guided Discovery Learning 98 diperlukan untuk menciptakan kehidupan misalnya yang terbuka, mengumpulkan bersaing Dengan menggunakan proses dan sikap meningkatkan ilmiah itu saintis memperoleh penemuan- cerdas, berdemokrasi, sehingga damai, dan mampu dapat kesejahteraan semua warga negara Indonesia. objektif dan data jujur yang dalam diperoleh. penemuan atau produk yang berupa fakta, konsep, prinsip, dan teori. Penerapan kurikulum 2006 (KTSP) Sikap ilmiah dalam mempelajari menekankan pada pendekatan proses dan IPA sangat bermanfaat bagi siswa yaitu bukan pemaksaan pencapaian materi, oleh dapat membentuk sikap dan nilai positif karena itu pendalaman materi dilaksanakan dalam diri siswa antara lain rasa percaya melalui Pelaksanaan diri yang tinggi, ketekunan, kecermatan, pembelajaran harus melibatkan aktivitas pekerja keras, dan tak kenal putus asa. siswa. Guru berperan sebagai mediator dan Sikap dan nilai positif ini sebagai bekal fasilitator dalam pembelajaran. untuk proses. Peranan mengatasi permasalahan guru yang sekedar mengajar sudah tidak kehidupan sehari-hari. relevan lagi dengan tuntutan kurikulum. sikap ilmiah juga dalam Pengembangan berguna untuk Tuntutan KTSP tahun 2006 untuk membangun karakter siswa. Hal ini sesuai mengembangkan terjadinya proses belajar dengan paradigma baru pendidikan, tujuan pada pembelajaran diri siswa senada dengan bukan hanya merubah pembelajaran IPA khususnya biologi yang perilaku tetapi membentuk karakter dan mengarahkan pada penumbuhan sikap sikap mental yang berorientasi pada global ilmiah dan pengembangan keterampilan mindset. proses. Sebagaimana oleh Fakta di lapangan, aktivitas siswa beberapa ahli yang disimpulkan oleh yang berhubungan dengan penumbuhan Jumadi sikap (2003) diutarakan bahwa IPA dapat ilmiah kurang optimal. Siswa dipandang sebagai proses, sikap, dan meringkas materi dari buku kemudian produk. mempresentasikan secara individu didepan Para ilmuwan IPA dalam kelas. Siswa menerima konsep jadi mempelajari gejala alam menggunakan daripada menemukan konsep itu sendiri. proses dan sikap ilmiah. Proses ilmiah Siswa memiliki banyak konsep tetapi tidak yang dilatih dimaksud misalnya melalui pengamatan, eksperimen, dan analisis yang bersifat rasional. Sedang sikap ilmiah untuk menemukan mengembangkan konsep. dan 99 Pendidikan Biologi Vol. 4, No. 1, hal 97-105 Pembelajaran IPA menuntut siswa Variabel bebas dalam penelitian ini untuk mendapatkan produk-produk ilmiah adalah melalui yang learning. Variabel terikat dalam penelitian dilandasi oleh sikap-sikap ilmiah maka adalah sikap ilmiah dan hasil belajar diperlukan kognitif. proses-proses metode ilmiah yang dapat mengembangkan tiga aspek ini. Siswa dapat mengembangkan penyelidikan ilmiah mengembangkan dengan kemampuan yang sikap-sikap belajar ilmiah guided discovery Instrumen yang digunakan dalam penelitian yaitu angket untuk mengukur sikap ilmiah siswa dan soal untuk mengukur hasil belajar kognitif. (discovery Sebelum perlakuan dilakukan uji learning). Dalam pembelajaran di SMA, keseimbangan terhadap nilai pretes. Jika siswa masih perlu bimbingan dari guru data pretes dua kelas seimbang maka uji dalam penemuannya. Sehingga dalam hipotesis dilakukan dengan uji t. Jika data penelitian ini menggunakan metode guided pretes dua kelas tidak seimbang maka uji discovery learning. hipotesis menggunakan uji anakova. Uji learning penemuan juga mentode Guided discovery mengharuskan siswa hipotesis dilakukan jika distribusi normal informasi untuk dan homogen. Untuk itu dilakukan uji mengkonstruksi pemahamannya sendiri normalitas dan homogenitas data sebelum sehingga uji hipotesis. menggunakan pemahaman materi lebih berbekas dalam diri siswa. METODE PENELITIAN Untuk terhadap uji angka hipotesis dilakukan signifikansi nilai F. Jenis penelitian ini adalah quasi Kriteria pengujian jika angka signifikansi eksperimen dengan rancangan penelitian yang dihasilkan lebih kecil dari 0,05 randomized control-group pretest-postest berarti design. pengaruh antara variabel bebas terhadap Populasi penelitian yaitu siswa H0 ditolak. Artinya terdapat variabel terikat. kelas X SMA Negeri 7 Surakarta tahun HASIL DAN PEMBAHASAN pelajaran 2011/2012 sebanyak 286 siswa. A. HASIL Sampel sebanyak dua kelas. Kelas X2 Sebelum perlakuan dilakukan uji sebagai kelas kontrol sebanyak 30 siswa kesetimbangan pretes. Hasil uji dan kelas X3 sebagai kelas eskperimen kesetimbangan pretes disajikan pada Tabel sebanyak 31 siswa. 1. Riyan Melani – Pengaruh Metode Guided Discovery Learning 100 Tabel 1. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Pretes normalitas data sikap ilmiah dan hasil belajar kognitif disajikan pada Tabel 4. Tabel 4. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data Postes Uji homogenitas data pretes disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Rangkuman Hasil Homogenitas Pretes Uji Uji homogenitas kelas data sikap ilmiah dan hasil belajar kognitif disajikan pada Tabel 5. Tabel 5. Rangkuman Uji Homogenitas Data Postes Uji t terhadap data pretes disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Rangkuman Hasil Uji t Data Pretes Hasil uji hipotesis data sikap ilmiah menggunakan uji t disajikan pada Tabel 6. Tabel 6. Hasil Uji t Data Sikap Ilmiah H0: tidak ada Hasil uji t pada data pretes sikap perbedaan sikap ilmiah antara kelas eksperimen dengan ilmiah menunjukkan tidak ada beda antara menerapkan metode data pretes kelas kontrol dengan kelas learning dengan kelas kontrol. Hasil uji eksperimen hipotesis sehingga uji hipotesis data hasil guided discovery belajar kognitif menggunakan uji t. Hasil uji t pada data menggunakan uji anakova disajikan pada hasil belajar kognitif menunjukkan ada Tabel 7. beda antara pretes kelas kontrol dengan Tabel 7. Hasil Uji Anakova Data Hasil Belajar Kognitif kelas eksperimen sehingga uji hipotesis menggunakan uji anakova. Sebelum melakukan uji hipotesis, dilakukan uji asumsi untuk mengetahui normalitas dan homogenitas data. Uji H0: tidak ada perbedaan hasil belajar kognitif antara kelas eksperimen 101 Pendidikan Biologi Vol. 4, No. 1, hal 97-105 dengan menerapkan metode guided menghemat waktu tetapi dapat discovery learning dengan kelas kontrol. menggambarkan kondisi lingkungan yang B. PEMBAHASAN sebenarnya secara nyata. Jika siswa Berdasarkan hasil analisis data dibawa pada lingkungan yang sebenarnya, diperoleh hasil bahwa ada pengaruh akan memakan banyak waktu. Tahapan metode learning stimulation ini dapat meningkatkan rasa terhadap sikap ilmiah dan hasil belajar ingin tahu siswa. Siswa didorong rasa kognitif. Hal ini dikarenakan tahapan- ingin tahu terhadap kegiatan apa saja yang tahapan dari metode guided discovery dapat merusak lingkungan. Siswa juga learning dapat mengembangkan sikap diberikan tanggung jawab untuk mengisi ilmiah dan hasil belajar kognitif. LKS. guided discovery Bersarkan uji t pada Tabel 6 Tahapan kedua dari metode guided diketahui bahwa penerapan metode guided discovery learning yaitu siswa diberikan discovery learning berpengaruh terhadap tanggung jawab sikap ilmiah siswa. hipotesis (jawaban untuk merumuskan sementara) atas Metode guided discovery learning pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh dengan materi kerusakan lingkungan dapat guru. Tahapan ketiga dari metode guided mengembangkan ilmiah discovery learning yaitu data collection. seperti rasa ingin tahu, membedakan fakta Tahapan ini siswa diberikan kesempatan dengan opini, jujur terhadap fakta, kerja untuk melakukan eksperimen. Eksperimen sama, bertujuan dan sikap-sikap tanggung jawab dapat untuk membuktikan bahwa berkembang. Hal ini dapat terlihat pada kondisi air yang berbeda beda akan tahapan-tahapan dalam metode berdampak pada kondisi ikan. Rasa ingin guided discovery learning. tahu siswa berkembang ketika siswa Tahapan pertama pada metode guided discovery learning stimulation. Stimulation memberikan yaitu yaitu tahapan persoalan-persoalan. melakukan eksperimen. Siswa bertanyatanya bagaimana kondisi ikan pada masing-masing kelompok. Rasa ingin tahu Guru siswa juga muncul karena motivasi siswa menggunakan video yang di dalamnya untuk menemukan jawaban. Hal ini sesuai berisi akan dengan keuntungan pembelajaran dengan dijadikan bahan untuk dieksplorasi oleh menggunakan guided discovery learning siswa. Pada tahap stimulation digunakan yang disampaikan oleh Slavin media 273). persoalan-persoalan video yang dikarenakan untuk Sikap (1994: ilmiah yang diharapkan Riyan Melani – Pengaruh Metode Guided Discovery Learning 102 muncul dalam kegiatan eksperimen yaitu aktif untuk menemukan sesuatu yang jujur terhadap fakta. Siswa diharapkan berhubungan dengan permasalahan yang menuliskan semua hasil yang diperoleh dihadapi. Dengan demikian secara tidak dalam Masing-masing disengaja siswa menghubungkan masalah kelompok juga tidak bisa melihat hasil dengan pengetahuan yang telah dimiliki eksperimen kelompok lain karena dosis sehingga pembelajaran menjadi bermakna. eksperimen. detergen berbeda pada setiap kelompok. Setelah siswa memperoleh Kemampuan membedakan fakta dan opini generalisasi mengenai dampak detergen akan muncul dalam kegiatan eksperimen. terhadap kondisi ikan maka dilakukan Siswa harus menunggu sampai eksperimen diskusi untuk mengetahui cara pencegahan selesai atau kemudian menuliskan hasil penganggulangan kerusakan eksperimen. Siswa tidak boleh menuliskan lingkungan. Diskusi melibatkan kerja sama hasil eksperimen sesuai dengan pendapat antarsiswa (Slameto, 1995: 75). individu. Tahapan data collection yang Sikap ilmiah dapat dilakukan dengan kegiatan eksperimen dengan melatih siswa untuk menggunakan metode pengalaman pribadi. Hal ini sesuai dengan ilmiah dalam menyelesaikan masalah, teori sehingga pada (2005), bahwa untuk dapat menjadi dasar sesuatu yang belum pasti kebenarannya pembentukan sikap pengalaman pribadi (Roestiyah, 2001: 82). Fakta yang sudah haruslah meninggalkan kesan yang kuat. ada dapat terbantahkan dan diganti dengan Pengalaman siswa diperoleh dari kegiatan- fakta kegiatan tidak baru mudah karena percaya kebenaran dalam mengkondisikan terbentuk siswa pada yang dikemukakan oleh Azwar yang dirancang untuk ilmiah. Menurut eksperimen bersifat relatif (Semiawan, C, menumbuhkan Tangyong, A. F, Belen, S, Matahelemudal, UNESCO Y, 15). (2007): “learning to know, learning to do, Eksperimen juga melatih kerja sama learning to be, and learning to live antarsiswa. Siswa harus mengesampingkan together. Siswa tidak hanya duduk diam egoisme. dan & Suseloardjo, Tahapan W., 1992: data collection, data processing, verification, generalization dalam metode discovery learning sikap (1996) dalam mendengarkan. Soedijarto Siswa harus diberdayakan agar siswa mau serta mampu dan berbuat untuk memperkaya pengalaman guided belajar (learning to do). Interaksi siswa dilaksanakan dengan dengan lingkungannya menuntut mereka eksperimen melatih siswa belajar secara untuk memahami pengetahuan yang 103 Pendidikan Biologi Vol. 4, No. 1, hal 97-105 berkaitan dengan dunia sekitarnya Berdasarkan hasil uji anakova pada (learning to know). Interaksi tersebut Tabel diharapkan siswa dapat membangun jati metode diri berpengaruh terhadap hasil belajar kognitif (learning to be). Kesempatan berinteraksi dengan berbagai individu atau kelompok yang bervariasi 7 diketahui bahwa penerapan Guided Discovery Learning siswa. akan Tahapan dalam metode guided membentuk kepribadian untuk memahami discovery learning yang pertama yaitu kebersamaan, bersikap toleransi terhadap stimulation dengan menayangkan video. teman (learning to live together). Di Sikap ilmiah pada kelas kontrol kurang berkembang video terdapat tayangan mengenai kegiatan-kegiatan manusia yang metode dapat merusak lingkungan. Penggunaan yaitu video untuk menyampaikan persoalan- metode presentasi. Presentasi dilakukan persoalan lebih efektif dan efisien. Video secara individu oleh siswa. Sebelum merupakan media melakukan presentasi siswa merangkum selain dapat menarik perhatian siswa juga materi yang akan dipresentasikan. Semua dapat meningkatkan siswa di kelas kontrol merangkum materi Seperti penelitian yang dilakukan oleh hanya berdasarkan buku paket. Tidak ada Wahyudin, Sutikno, dan Isa (2010: 62) satupun siswa yang menambah materi dari yang memberi hasil bahwa pembelajaran sumber lain. Dalam presentasi, siswa dengan hanya membaca hasil rangkuman, tetapi meningkatkan ada sebagian siswa yang memberikan Penelitian juga dilakukan oleh Sumarni, tambahan berdasarkan pengamatan secara Soeprodjo, pribadi. pembelajaran yang Sikap berkembang tanggung karena dalam digunakan ilmiah dalam yang pemahaman siswa. multimedia pemahaman dan Rahayu siswa. (2009) dapat membuktikan presentasi yaitu menggunakan media audio visual dapat Siswa harus meningkatkan hasil belajar kognitif siswa. tugas rangkuman dan bahwa dapat yang jawab. menyelesaikan bantuan audio visual Menurut Jauhar (2011: dengan 99) penggunaan presentasi di depan kelas. Namun sikap ini media dapat mempertinggi hasil belajar kurang berkembang, jika siswa sudah berkenaan dengan taraf berpikir siswa. selesai dengan presentasinya siswa tidak Taraf berpikir manusia mengikuti tahap akan mendengarkan siswa lain yang perkembangan yang dimulai dari berpikir presentasi di depan kelas. konkret menuju berpikir abstrak, dimulai dari berpikir sederhana menuju kompleks. Riyan Melani – Pengaruh Metode Guided Discovery Learning 104 Melalui media, hal-hal yang abstrak dapat mendorong perhatian siswa untuk lebih dikonkretkan, dan hal-hal yang kompleks memahami objek (Aunurrahman, 2009: dapat disederhanakan. 37). Tahapan selanjutnya yaitu data Pada akhir pembelajaran siswa collection, data processing, verification, melakukan diskusi mengenai dampak dari dan pencemaran. generalization dilakukan dengan Dengan diskusi kelompok eksperimen. Eksperimen dilakukan untuk siswa akan lebih mengingat apa yang membuktikan secara langsung dampak dari didiskusikan kegiatan-kegiatan merusak penjelasan dari guru. Hal ini sesuai dengan lingkungan yang ada dalam tayangan yang disampaikan oleh Jauhar (2011: 80) video. Untuk dapat melakukan eksperimen bahwa interaksi dengan lingkungan dapat siswa memperbaiki harus pertanyaan yang menjawab dari mengetahui pertanyaan- daripada menerima pemahaman dan guru untuk dapat memperkaya pengetahuan. Diskusi dapat eksperimen yang harus meningkatkan pemahaman juga dilakukan. Dengan eksperimen siswa akan disampaikan oleh Slameto, (1995: 75 mengingat karena siswa terjun langsung bahwa dengan belajar bersama dengan dalam pembelajaran. Kegiatan ini melatih siswa siswa pengetahuan belajar secara aktif untuk lain dapat dan meningkatkan ketajaman menemukan sesuatu yang berhubungan Pembelajaran dengan dihadapi. metode guided discovery learning siswa Dengan demikian secara tidak disengaja mengidentifikasi sendiri materi mengenai siswa menghubungkan masalah dengan pencemaran pengetahuan yang telah dimiliki sehingga menghubungkan dengan pengetahuan yang pembelajaran menjadi bermakna. Menurut telah Bruner pembelajaran yang bermakna akan menjadi lebih bermakna. permasalahan lebih menanamkan yang ingatan lebih dalam dengan berpikir. menggunakan kemudian diketahuinya sehingga Pembelajaran kelas dapat belajar kontrol pada diri siswa (Dahar, 1989: 103). Hal ini menggunakan metode presentasi. Ketika didukung oleh penelitian Muna, Sukisno, satu orang siswa presentasi didepan kelas, dan Yulianto (2009) yang memberi hasil siswa yang lain hanya mendengarkan. bahwa Siswa ikut serta dalam pembelajaran metode meningkatkan hasil eksperimen belajar dapat kognitif. secara pasif. Banyak siswa dalam Interaksi yang kuat antara siswa dengan pembelajaran kelas kontrol yang ramai objek pada kegiatan eksperimen dapat sendiri walaupun sudah diingatkan untuk 105 Pendidikan Biologi Vol. 4, No. 1, hal 97-105 pada Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia. 5(2009) 8-13. memperhatikan, karena guru tidak ikut mendampingi. Siswa pengetahuannya hanya rangkuman yang dipresentasikan memperoleh dari hasil kemudian sendiri. Siswa tidak memperoleh pengetahuan lain selain dari hasil rangkuman. Hasil rangkuman siswa semua bersumber dari buku paket, tidak ada siswa yang mencari dari sumber lain. KESIMPULAN 1. Metode guided discovery learning berpengaruh nyata terhadap sikap ilmiah siswa SMA Negeri 7 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012 2. Metode guided discovery learning berpengaruh nyata terhadap hasil belajar kognitif biologi siswa SMA Negeri 7 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012 DAFTAR PUSTAKA Aunurrahman. (2009). Pembelajaran. Alfabeta. Belajar dan Bandung: Azwar, S. 2005. Sikap Manusia Teori dan Penerapannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Dahar, R. W. (1989). Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga. Jauhar, M. (2011). Implementasi Paikem dari Behavioristik sampai Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher. Muna, Z., Sukisno, M., & Yulianto, A. (2009). Pengajaran Pokok Bahasan Pesawat Sederhana dengan Metode Eksperimen Roestiyah. (2008). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Semiawan, C., Tangyong, A. F., Belen, S., Matahelemudal, Y., & Suseloardjo, W. (1992). Pendekatan Keterampilan Proses. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia. Slameto. (1995). Belajar dan FaktorFaktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Slavin, E. (1994). Educational Psychology: Theory and Practice. Massachusesttes: Allyn and Bacon Publishers. Soedijarto. (2007). Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Bandung: Imtima. Sumarni, W., Soeprodjo, & Rahayu, K.P. (2009). Efektivitas Penerapan Metode Kasus Menggunakan Media Audio Visual terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa SMA. Jurnal Inovasi Pendidikaan Kimia. 3 (1) 345353. Wahyudin, Sutikno, & Isa, A. (2010). Keefektifan Pembelajaran Berbantuan Multimedia Menggunakan Metode Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Minat dan Pemahaman Siswa. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 6 (2010) 58-62.