Mesopotamia - WordPress.com

advertisement
YAYASAN WIDYA BHAKTI
SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA
TERAKREDITASI A
Jl. Merdeka No. 24 Bandung  022. 4214714 – Fax. 022. 4222587
http//: www.smasantaangela.sch.id, e-mail : [email protected]
ISO 9001 : 2008 Cert. No. 47484/A/0001/UK/En
Sejarah Peradaban Lembah Sungai Eufrat dan Tigris
1. Letak Geografis
Sungai Eufrat dan Tigris merupakan sungai yang bersumber dari Pegunungan
Armenia (Turki), keduanya berada di daerah Mesopotamia (sekarang Irak). Mesopotamia
adalah nama sebutan daerah yang diapit oleh dua sungai, meso berarti tengah dan potamos
artinya sungai. Daerah ini merupakan daerah yang sering kena banjir di saat musim hujan,
dengan begitu lumpur-lumpur yang dibawa air menyebabkan lahan di sekitarnya menjadi
subur.
Ketergantungan bangsa-bangsa yang mendiami Lembah Sungai Eufrat dan Tigris
disebabkan oleh daerah yang mengelilinginya adalah gurun yang terbentang luas, yaitu Gurun
Elbrus dan Gurun Hamad. Tampak terlihat daerah Mesopotamia adalah lahan yang paling
subur dibandingkan sekelilingnya.
Kesuburan tanah mendatangkan manusia untuk bertempat tinggal di daerah tersebut
dengan pencahariannya bercocok tanam. Banjir yang dialaminya dijadikan sebagai tantangan
untuk tetap bertahan hidup dengan membuat tanggul-tanggul penahan banjir, kanal banjir dan
saluran pertanian. Dari kondisi tersebut, muncul peradaban, bahkan para ahli mempercayai
bahwa mesopotamia adalah tempat asalnya peradaban manusia di dunia.
Bangsa Ubaid adalah bangsa pertama yang mendiami daerah tersebut pada tahun
5000 SM dengan ditandai munculnya kota Kish, Eridu dan Ur. Kedatangan bangsa Sumeria
pada tahun 3000 SM membaur dengan bangsa Ubaid, lalu membangun sebuah kota dengan
rumah-rumah yang dibuat dari lumpur dan tanah liat.
2. Pemerintahan
(a) Kerajaan Sumeria
Perkembangan Kota Ur sangat pesat dan menyebabkan timbulnya sebuah tatanan
sosial di masyarakatnya. Bangsa Sumeria yang telah berbaur dengan bangsa asli membuat
sistem pemerintahan, makin lama makin berkembang dan mengembangkan sebuah kerajaan.
Kerajaan Sumeria diperintah oleh sebuah badan kerajaan yang memperoleh hak tinggi dalam
berbagai bidang, seperti politik, agama dan militer. Badan tersebut dipimpin oleh seseorang
yang dianggap menguasi daerah Sumeria, yang diberi gelar Lugal (Lugal berarti raja). Patesi
yang telah berkuasa di Kerajaan Sumeria antara lain Patesi A-annipada, Patesi Umia, Patesi
Urukagina dan Patesi Lunggal zagisi. Kekuasaan patesi sangat berpengaruh terhadap dasardasar kehidupan masyarakat, oleh karenanya kekuasaanya bisa berlangsung di Sumeria
selama dua abad.
(b) Kerajaan Akkadia
Kerajaan Akkadia berdiri tahun 2500 SM setelah Raja Sargon (bangsa Semit) setelah
berhasil menaklukan bangsa Sumeria di Mesopotamia. Kemudian memindahkan ibukotanya
dari Ur ke Agade. Usaha bangsa Akkadia menaklukan kerajaan Sumeria berlangsung lama.
Mereka datang dari derah gurun pasir dan menaklukan Kerajaan Sumeria.
Beberapa kebudayaan dan ilmu pengetahuan dari Sumeria diadopsi, diantaranya
mengenai ilmu kalender dan takaran. Bangsa Akkadia mengenal legenda-legenda
kepahlawanan, yakni legenda Adapa, Etana dan Gilgamesh yang mirip dengan cerita manusia
pertama Adam dan Hawa. Mereka juga mengenal legenda air bah yang mirip dengan cerita
Nabi Nuh namun dalam versi yang berbeda. Dinasti Raja Sargon di Agade berkuasa 1 abad
dan dihancurkan oleh Guti pada tahun 2200 SM. Kerajaan Sumeria kembali berkuasa setelah
Raja Ur-Nammu mengalahkan Kerajaan Akkadia dan mengembalikan ibukota ke Ur.
(c) Kerajaan Babylonia Lama
Pada tahun 2000 SM, Sumeria akhirnya dikuasai oleh bangsa Amoria. Pergantian ini
berlangsung lama setelah kekuasaan Dinasti Ur-Nammu mulai melemah dan sering terjadi
perebutan kekuasaan. Dinasti Amorit dipimpin oleh Sumuabum, ia memindahkan ibukotanya
ke Babylon. Raja Hammurabi adalah salah satu keturunan dinasti Amorit yang terkenal dan
menjadi raja besar setelah membentuk imperium hingga Turki, Suriah dan Teluk Persia. Ia
juga yang meletakkan hukum tatanan masyarakat untuk kehidupan yang aman dan tenteram
yang dikenal dengan Codex Hammurabi. Hukum Hammurabi mengakomodasi kebudayaan
bangsa Semit yang menggunakan hukum pembalasan, seperti hilang nyawa diganti nyawa.
Raja Babylonia runtuh setelah Raja Hammurabi wafat, lemahnya pengganti raja dan
seiringnya serangan dari bangsa Hittite. Kekuasaan bangsa Amoria digantikan oleh bangsa
Assyiria.
(d) Kerajaan Assyria
Bangsa Assyria termasuk bangsa nomaden bertempat di Arab bagian Utara. Kondisi
alam yang panas dan penuh tantangan menjadikan mereka bangsa yang kuat. Ibukotanya saat
itu ada di kota Assur. Kekuatan mereka digunakan untuk menguasai daerah lain termasuk
Mesopotamia. Semula mereka diwajibkan membayar pajak dan mengabdi kepada Kerajaan
Babylonia dan Hittite.
Pada tahun 1350 SM di bawah pimpinan Assuruballit, Assyria mampu melepaskan
kewajiban tersebut dan dapat menyaingi Babylonia. Ketika dipimpin oleh Tiglath Pletser I,
Assyria dapat menguasai Babylonia yang sudah dikuasai bangsa Hittite. Dengan kemenangan
tersebut tumbuhlah Kerajaan Assyria beribukota Niniveh. Salah satu rajanya yang termasyhur
adalah raja Ashurbanipal yang mampu mengembangkan wilayah kerajaannya meliputi
Lembah Sungai Nil, Armenia, Damascus dan Yunani. Kerajaan Assyria berkuasa selama dua
abad, yaitu abad ke-9-7 SM, keruntuhannya terjadi oleh serbuan bangsa Chaldea keturunan
Babylonia.
(e) Kerajaan Babylonia Baru
Kerajaan Babylonia Baru lahir setelah Nabopalassar memimpin bangsa Chaldea
menyerbu Kerajaan Assyria pada tahun 612 SM. Kerajaan Babylonia Baru mengalami
kejayaan pada zaman Raja Nebukadnezar karena:

Meredam pemberontakan Yahudi di Palestina, dan mengirim ke pembuangan setelah
kalah perang;

Membuat jembatan untuk lalu lintas kota

Membangun taman gantung.
Setelah Nebukanedzar wafat, Babylonia runtuh oleh bangsa Medes dari Persia.
Darius I Tengah Berburu Singa
(f) Kerajaan Persia
Pada awalnya bangsa Medes tinggal di Pegunungan Zagros (sebelah Utara Teluk
Persia). Mereka bangsa yang kuat dan merupakan ancaman bagi bangsa-bangsa yang ada di
sekitarnya. Sebagai bangsa nomaden, bangsa ini menyebar ke India dan Eropa Barat. Tahun
539 SM berhasil menguasai kerajaan Babylonia Baru, namun tak lama kemudian muncul
Cyrus sebagai pemimpin bangsa Persia berhasil menaklukan Babylonia Baru dan menyatukan
kedua bangsa Medes dan Persia.
Anaknya yang bernama Cambysses menaklukan Bangsa Mesir yang selanjutnya
diganti oleh Raja Darius. Raja Darius berhasil membawa Kerajaan Persia ke dalam kejayaan
dengan memperluas wilayahnya sampai ke Yunani. Sistem pemerintahan Darius dipakai
dalam sistem pemerintahan di dunia saat ini. Negara terdiri dari 20 provinsi yang masingmasing provinsi diperintah oleh satrap (gubernur) yang ditunjuk oleh Raja.
Pada zaman kekuasaan Kerajaan Persia di Mesopotamia tampil seorang tokoh agama
yang bernama Zoroaster yang mengajarkan bahwa kekuatan kebaikan dikuasai oleh
Ahura Mazda dan kekuatan kejahatan dikuasai oleh Ahriman. Kitab suci ajaran ini bernama
Avesta.
3. Kepercayaan
Bangsa Sumeria mempercayai banyak dewa yang ditimbulkan oleh kondisi alam yang tidak
stabil. Diantara banyak dewa-dewa yang dikenal, tiga di antaranya merupakan dewa tertinggi
antara lain Dewa Anu (Dewa Langit), Dewa Enlil (Dewa Bumi) dan Dewa Ea (Dewa Air).
Keberhasilan bangsa Sumeria menguasai daerah Mesopotamia diabadikan dalam sebuah
mitologi kemenangan saat terjadi peperangan antara Dewa Marduk dengan Dewa Tiamat.
Dewa Tiamat dianggap sebagai dewa petaka yang selalu membawa bencana banjir.
4. Pengetahuan dan Teknologi
(a) Aksara
Sejak berdirinya Sumeria, bangsa-bangsa yang mendiami Lembah Sungai Eufrat dan Tigris
sudah mengenal abjad dengan bentuk huruf paku dengan sebutan kuneiform. Pengembangan
huruf ini didapat pada peninggalan Babylonia sebuah prasasti batu Undang-undang
Hammurabi yang memuat 282 pasal, setiap pasalnya memuat peraturan dan hukuman bagi
pelanggarnya.
(b) Kalender
Pergantian musim menunjukkan pergantian bulan, untuk kepentingan masa bercocok tanam
dan panen mendorong timbulnya sistem penanggalan. Penanggalan waktu ini sudah dikenal
sejak Kerajaan Sumeria dan berkembang sejak Kerajaan Chaldea yang membagi minggu
dalam 7 hari, hari dalam 24 jam, sama seperti yang terjadi saat ini.
(c) Ilmu hitung
Bangsa Sumeria sudah mengenal angka 60 (sexagesimal) bilangan dasar, susunan angka 60
dipakai sebagai besarnya derajat dalam 1 lingkaran, yakni 360 derajat yang dianalogikan
sama dengan peredaran bumi mengelilingi matahari dalam 1 tahun yang terdiri dari 360 hari.
Download