LAPORAN KASUS PENGELOLAAN KETIDAKSEIMBANGAN NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN PADA NY.S DENGAN DIABETES MELLITUS DI RUANG FLAMBOYAN III RSUD KOTA SALATIGA Shinta amalia*, ummu muntamah**, Tri Susilo*** Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo Ungaran [email protected] ABSTRAK Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan adalah keadaan dimana individu yang tidak puasa mengalami atau beresiko mengalami penurunan berat badan yang berhubungan dengan masukan yang tak adekuat atau metabolisme nutrisi yang tidak adekuat untuk kebutuhan metabolik. Tujuan penulis ini untuk mengetahui pengelolaan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan pada Ny.S dengan Diabetes Mellitus di Ruang Flamboyan III RSUD Kota Salatiga. Metode yang digunakan adalah memberikan pengelolaan berupa perawatan pasien dalam memenuhi kebutuhan nutrisi. Pengelolaan dilakukan selama 2 hari pada Ny.S. Tehnik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan tehnik wawancara, pemeriksaan fisik, observasi dan pemeriksaan penunjang. Hasil pengelolaan di dapatkan adalah berat badan 52 kg, tinggi badan 150 cm, lemah, mual, makanan lunak seperti bubur, gula darah sewaktu 427 H dan makan habis ½ porsi. Saran bagi perawat dirumah sakit agar mampu mengatasi masalah pasien dan meningkatkan kesadaran pasien akan pentingnya mengontrolkan gula darah secara teratur serta pentingnya menjelaskan semua prosedur yang akan diberikan kepada pasien sepertu tujuan, manfaat, ataupun efek sampingnya sehingga dapat mengurangi kecemasan pasien serta terjalinnya komunikasi yang baik. Kata kunci Kepustakaan : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan : 28 (2000 - 2016) PENDAHULUAN masih dalam batas normal tetapi cara kerjanya tidak efektif, sehingga menunjukkan adanya gejala kekurangan insulin(Padila, 2012) Adapun manifistasi klinis diabetes mellitus yaitu poliuria, polidipsia, dan polifagia dimana ketiganya selalu ada pada penyakit DM pada umumnya (Padila, 2012). Berdasarkab bukti epidemiologi terkini, jumlah penderita diabetes di seluruh dunia saat ini mencapai 200 juta. Alasan peningkatan ini termasuk meningkatkan angka harapan hidup dan pertumbuhan populasi yang tinggi 2 kali lipat disertai peningkatan obesitas dan ketergantungan pada makanan olahan, hampir sepertiga tidak menyadari bahwa mereka memiliki diabetes (Corwin, 2009). Diabetes mellitus (DM) merupakan masalah kesehatan yang besar. Menurut WHO tahun 2013, diperkirakan 347 juta orang di dunia menderita Diabetes Mellitus jika ini dibiarkan tanpa adanya pencegahan dapat dipastikan jumlah penderita DM semakin meningkat. DM sendiri menduduki peringkat ke 2 di dunia dengan penderita terbanyak. International atau Diabetes Federation tahun 2013 juga menyatakan bahwa lebih dari 382 juta orang di dunia menderita DM dan indonesia merupakan negara yang menempati urutan ke 5 di dunia dengan jumlah penderita diabetes sebanyak 8,5 juta jiwa (international diabetes faederation, 2013). Melalui studi pendahuluan yang dilakukan penulis di RSUD Salatiga pada tanggal 16 April 2016 didapatkan data jumlah pasien yang mengalami diabetes mellitus sebanyak 241 pasien pada tahun 2015 sebanyak 140 pasien perempuan dan pasien laki-laki sebanyak 101, dan tingkat usia yang banyak terkena diabetes mellitus yaitu usia 45-64 tahun dan lebih didominan ke perempuan karena dimana perempuan memiliki resiko lebih besar menderita diabetes mellitus berhubungan dengan paritas dan kehamilan, dimana keduanya Diabetes mellitus (DM) merupakan gangguan metabolik yang dikarakteristik dengan hiperglikemi bersama dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak,dan protein yang disebabkan oleh defek sekresi insulin dan aksi insulin (Alberti 2010). Berdasarkan Guyton & Hall (2011), DM merupakan sindrom kegagalan metabolisme karbohidrat,lemak, dan protein yang disebabkan oleh kekurangan sekresi insulin atau penurunan sensitivitas jaringan terhadap insulin. Pada penderita Diabetes mellitus dapat menyebabkan mual karena adanya gangguan gastroparisis dalam tubuh. Gastroparisis yaitu kelumpuan yang terjadi pada otot-otot lambung. Maka makanan tidak akan digiling dengan baik dan hal ini menjadikan makanan yang menuju ke proses berikutnya tidak mengalami pengolahan yang sempurna sehingga terjadi percampuran makanan dalam usus kecil. Penyakit diabetes mellitus menyebabkan kerusakan pada otototot lambung sehingga terjadi masalah pada pencernaan sehingga mengakibatkan nutrisi terganggu. Menurut Potter & Perry (2010) nutrisi adalah elemen yang dibutuhkan untuk proses fungsi tubuh karena kebutuhan energi didapatkan dari fungsi nutrisi. Sehingga pada pasien diabetes mellitus dapat terjadi resiko tinggi nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dikarenakan terjadi defisiensi insulin sehingga tidak dapat mempertahankan kadar glukosa plasma puasa yang normal, atau toleransi glukosa setelah makan karbohidrat. Diabetes Mellitus (DM) adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif. Insulin absolut yaitu kadar insulin di dalam darah memang dibawah normal sedangkan insulin relatif adalah kadar insulin 1 adalah faktor resiko untuk terjadinya diabetes mellitus. Berdasarkan latar belakang di atas yang menunjukkan penyakit diabetes mellitus merupakan termasuk penyakit prevelensi tertinggi. Selain perawat memperhatikan penurunan kadar gula darah pasieh perawat juga harus memperhatiakan nutrisi pada pasien diabetes mellitus karena nutrisi sangat penting dan mempengaruhi proses penyembuhan penyakit diabetes mellitus, sehingga penulis tertarik melakukan asuhan keperawatan “ketidakseimbangan nutrisi kurang pada Ny.S dengan Diabetes Mellitus di Ruang Flamboyan III RSUD Salatiga”. METODE Pengkajian adalah proses pengumpulan data secara sistematis yang bertujuan untuk menentukan status kesehatan dan fungsional klien pada saat ini dan waktu sebelumnya, serta untuk menentukan pola respons klien saat ini dan waktu sebelumnya (Potter & Perry, 2010). Menurut padilla (2012), saat pengkajian yang perlu dikaji adalah identitas klien (nama, umur, alamat, pekerjaan, tanggal masuk rumah sakit). Keluhan utama atau keluhan yang paling dirasakan oleh pasien saat dilakukan pengkajian. Riwayat kesehatan dahulu atau apakah pasien pernah mengalami sakit yang sama atau penyakit lain yang diderita. Kemudian pemeriksaan fisik head to toe. Keluhan utama yang dialami pasien adalah pasien mual, makan habis ½ porsi, mukosa bibir kering, GDS 518. Keluhan utama tersebut merupakan akibat dari kadar glukosa darah yang terlalu tinggi maka reaksi tubuh pertama kali yaitu mual (Potter & Perry, 2010). Pengkajian nutrisi pada Ny.S yaitu A= tinggi badan 150 cm, berat badan sebelum sakit 55 kg, selama sakit 52 kg, IMT 23,11, B= Hb 10.0, HT 30.4, C= lemas, mata terlihat cekung, D= diiet nasi rendah garam. HASIL Untuk mengatasi masalah tersebut penulis menyusun intervensi yang dilakukan untu mengatasi masalah tersebut nutrisi pada Ny.S yaitu dengan intervensi pertama mengkaji penyebab mual, intervensi kedua menganjurkan pasien makan sedikit tapi sering, intervensi ketiga menimbang berat badan sesuai indikasi, dan intervensi keempat memberikan pendidikan kesehatan tentang diit nutrisi diabetes mellitus. PEMBAHASAN Pengkajian dilakukan pada tanggal 6 april 2016 di Ruang Flamboyan RSUD Kota Salatiga dengan metode langsung (autonamnesa) dan tidak langsung (allownamnesa) data diperoleh dari klien dan keluarga yang mendampingi klien selama dirawat. Dari hasil pengkajian didapatkan data yaitu nama Ny.S, umur 64 tahun, alamat getasan, agama islam, diagnosa medis Diabetes Mellitus. Keluhan utama saat dikaji pasien mengatakan mual. Dari hasil pengkajian diatas yang didapat, langkah kedua dari proses keperawatan, yaitu mengklasifikasikan masalah kesehatan dalam ruang lingkup keperawatan, penulis mengangkat masalah keperawatan “ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan” sebagai diagnosa utama. Penulis akan membahas lebih dalam tentang masalah keperawatan yang dialami oleh Ny. S dengan Diabetes mellitus. Ketidakseimbangan nutrisi adalah asuhan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik (NANDA, 2015). Berdasarkan data yang didapat hal itu sesuai dengan batasan karakteristik mayor yaitu asupan makan kurang dari yang dianjurkan sedangankan batasan minor adalah berat badan lebih dibawah berat badan ideal (Carpenito, 2007). Alasan penulis memprioritaskan diagnosa ketidakseimbagan nutrisi kurang dari kebutuhan karena kebutuhan nutrisi masuk kedalam kebutuhan fisiologi menurut Hirarki Maslow (1970) dalam Potter dan Perry (2010). Apabila pasien diabetes mellitus kekurangan nutrisi maka dapat mengakibatkan pasien hipoglikemia, sindrom hipoglikemia ditandai dengan gejala klinis penderita merasa pusing, lemes gemetar, pandangan berkunangkunang, hitam (pandangan menjadi gelap), keluar keringat dingin, detak jantung meningkat, sampai hilang kesadaran. Apabila segera ditolong dapat terjadi kerusakan otak dan akhirnya kematian. Tindakan pertama yang dilakukan pada Ny.S untuk menangani masalah yang dialami yaitu mengkaji penyebab mual pada pasien. Tujuannya agar bisa menentukan tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah mual. Tindakan yang kedua yaitu menganjurkan pasien makan sedikit tapi sering. Tujuannya untuk membantu menyeimbangkan nutrisi pasien antara pemasukan dan pengeluaran. Menurut hirarki Maslow (1970) dalam potter & perry (2010) apabila pasien diabetes kekurangan nutrisi maka dapat mengakibatkan hipoglikemia. Tindakan yang ketiga yaitu menimbang berat badan sesuai dengan indikasi tujuannya berat badan stabil. Apabila pasien diabetes mellitus berat badannya sudah turun, upaya mempertahankan berat badan sering lebih sulit dikerjakan (Smeltzer & Bare). Tindakan yang terakhir yaitu memberikan pendidikan kesehatan tentang diit nutrisi pada pasien diabetes mellitus. Diit pasien adalah nasi rendah garam, diit rendah gula, dan diit rendah lemak. Diit seimbang juga harus di dukung sama olahraga yaitu lari pagi, joging, jalan-jalan pagi. penyebab mual, timbang berat badan, anjurkan makan sedikit tapi sering dan kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi. KESIMPULAN Hasil pengelolaan ketidakseimbangan nutrisi yang didapatkan selama 2x24 jam masalah keperawatan belum teratasi dengan data subjektif pasien mengatakan masih mual, makan habis ½ porsi, data objektif pasien terlihat lemah, mukosa bibir kering. Kesimpulan yang didapatkan masalah belum teratasi. Lanjutkan intervensi yaitu kaji Potter SARAN Diharapkan pasien mampu menjalankan diit yang sudah di jelaskan sama perawat dan diharapkan keluarga ikut serta berperan aktif dalam proses penyembuhan pasien. DAFTAR PUSTAKA Alberti, K.G.M.M. (2010). The Classification and Diagnosis Of Diabetes Mellitus In Textbook of Diabetes Fourth Edition. Ed: Richard, I.G.H., Clive, S.C., Allan, F., dan Barry, J.G. London : Willey-Blackwell Corwin, Elizabeth K. (2009). Buku Saku Patofisioligi. Edisi 3. Jakarta: FKUI. Guyton & Hall. (2011). Textbook of Medical Physiology twelfth edition. Philadelphi: Saunders Elsevier. Herdman, T. (2015). Nanda Internasional Inc. Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2015-2017. Jakarta : EGC. International Diabetes Federation.(2013). IDF clinical guidelines task force. Padila. (2012). Buku Ajar: keperawatan Medikal Bedah pada Sistem Cardio, perkemihan, integument, persyarafan, Gastrointestinal, Muskuluskeletal, Reproduksi, dan Respirai. Yogyakarta: Nuha Medika. & Perry. (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, Dan Praktik Volume 1 Edisi 4. Jakarta: EGC Penerbit Buku Kedokteran. Rekam medik RSUD Kota Salatiga, 2015. Smelzer, S.C., & Bare, B.G. (2008). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Edisi 8. (Andry Hartono, H. Y. Kuncara, Elyna S. Laura Siahan., & Agung Waluyo, Penerjemah.). Jakarta: EGC.