5260

advertisement
LAPORAN KASUS PENGELOLAAN KETIDAKSEIMBANGAN NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN PADA
NY.S DENGAN DIABETES MELLITUS DI RUANG FLAMBOYAN III RSUD KOTA SALATIGA
Shinta amalia*, ummu muntamah**, Tri Susilo***
Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo Ungaran
[email protected]
ABSTRAK
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan adalah keadaan dimana individu yang
tidak puasa mengalami atau beresiko mengalami penurunan berat badan yang berhubungan dengan
masukan yang tak adekuat atau metabolisme nutrisi yang tidak adekuat untuk kebutuhan metabolik.
Tujuan penulis ini untuk mengetahui pengelolaan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
pada Ny.S dengan Diabetes Mellitus di Ruang Flamboyan III RSUD Kota Salatiga.
Metode yang digunakan adalah memberikan pengelolaan berupa perawatan pasien dalam
memenuhi kebutuhan nutrisi. Pengelolaan dilakukan selama 2 hari pada Ny.S. Tehnik pengumpulan
data dilakukan dengan menggunakan tehnik wawancara, pemeriksaan fisik, observasi dan
pemeriksaan penunjang.
Hasil pengelolaan di dapatkan adalah berat badan 52 kg, tinggi badan 150 cm, lemah, mual,
makanan lunak seperti bubur, gula darah sewaktu 427 H dan makan habis ½ porsi.
Saran bagi perawat dirumah sakit agar mampu mengatasi masalah pasien dan meningkatkan
kesadaran pasien akan pentingnya mengontrolkan gula darah secara teratur serta pentingnya
menjelaskan semua prosedur yang akan diberikan kepada pasien sepertu tujuan, manfaat, ataupun
efek sampingnya sehingga dapat mengurangi kecemasan pasien serta terjalinnya komunikasi yang
baik.
Kata kunci
Kepustakaan
: Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
: 28 (2000 - 2016)
PENDAHULUAN
masih dalam batas normal tetapi cara
kerjanya tidak efektif, sehingga menunjukkan
adanya gejala kekurangan insulin(Padila,
2012)
Adapun manifistasi klinis diabetes
mellitus yaitu poliuria, polidipsia, dan polifagia
dimana ketiganya selalu ada pada penyakit
DM pada umumnya (Padila, 2012).
Berdasarkab
bukti
epidemiologi
terkini, jumlah penderita diabetes di seluruh
dunia saat ini mencapai 200 juta. Alasan
peningkatan ini termasuk meningkatkan
angka harapan hidup dan pertumbuhan
populasi yang tinggi 2 kali lipat disertai
peningkatan obesitas dan ketergantungan
pada makanan olahan, hampir sepertiga tidak
menyadari bahwa mereka memiliki diabetes
(Corwin, 2009).
Diabetes mellitus (DM) merupakan
masalah kesehatan yang besar. Menurut
WHO tahun 2013, diperkirakan 347 juta orang
di dunia menderita Diabetes Mellitus jika ini
dibiarkan tanpa adanya pencegahan dapat
dipastikan jumlah penderita DM semakin
meningkat. DM sendiri menduduki peringkat
ke 2 di dunia dengan penderita terbanyak.
International atau Diabetes Federation tahun
2013 juga menyatakan bahwa lebih dari 382
juta orang di dunia menderita DM dan
indonesia merupakan negara yang menempati
urutan ke 5 di dunia dengan jumlah penderita
diabetes sebanyak 8,5 juta jiwa (international
diabetes faederation, 2013).
Melalui studi pendahuluan yang
dilakukan penulis di RSUD Salatiga pada
tanggal 16 April 2016 didapatkan data jumlah
pasien yang mengalami diabetes mellitus
sebanyak 241 pasien pada tahun 2015
sebanyak 140 pasien perempuan dan pasien
laki-laki sebanyak 101, dan tingkat usia yang
banyak terkena diabetes mellitus yaitu usia
45-64 tahun dan lebih didominan ke
perempuan karena dimana perempuan
memiliki resiko lebih besar menderita
diabetes mellitus berhubungan dengan
paritas dan kehamilan, dimana keduanya
Diabetes mellitus (DM) merupakan
gangguan metabolik yang dikarakteristik
dengan hiperglikemi bersama dengan
gangguan
metabolisme
karbohidrat,
lemak,dan protein yang disebabkan oleh
defek sekresi insulin dan aksi insulin (Alberti
2010). Berdasarkan Guyton & Hall (2011), DM
merupakan sindrom kegagalan metabolisme
karbohidrat,lemak,
dan
protein
yang
disebabkan oleh kekurangan sekresi insulin
atau penurunan sensitivitas jaringan terhadap
insulin.
Pada penderita Diabetes mellitus
dapat menyebabkan mual karena adanya
gangguan
gastroparisis
dalam
tubuh.
Gastroparisis yaitu kelumpuan yang terjadi
pada otot-otot lambung. Maka makanan tidak
akan digiling dengan baik dan hal ini
menjadikan makanan yang menuju ke proses
berikutnya tidak mengalami pengolahan yang
sempurna sehingga terjadi percampuran
makanan dalam usus kecil. Penyakit diabetes
mellitus menyebabkan kerusakan pada otototot lambung sehingga terjadi masalah pada
pencernaan sehingga mengakibatkan nutrisi
terganggu. Menurut Potter & Perry (2010)
nutrisi adalah elemen yang dibutuhkan untuk
proses fungsi tubuh karena kebutuhan energi
didapatkan dari fungsi nutrisi. Sehingga pada
pasien diabetes mellitus dapat terjadi resiko
tinggi nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
dikarenakan terjadi defisiensi insulin sehingga
tidak dapat mempertahankan kadar glukosa
plasma puasa yang normal, atau toleransi
glukosa setelah makan karbohidrat.
Diabetes Mellitus (DM) adalah suatu
kumpulan gejala yang timbul pada seseorang
yang disebabkan oleh karena adanya
peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat
kekurangan insulin baik absolut maupun
relatif. Insulin absolut yaitu kadar insulin di
dalam darah memang dibawah normal
sedangkan insulin relatif adalah kadar insulin
1
adalah faktor resiko untuk terjadinya diabetes
mellitus.
Berdasarkan latar belakang di atas
yang menunjukkan penyakit diabetes mellitus
merupakan termasuk penyakit prevelensi
tertinggi. Selain perawat memperhatikan
penurunan kadar gula darah pasieh perawat
juga harus memperhatiakan nutrisi pada
pasien diabetes mellitus karena nutrisi sangat
penting
dan
mempengaruhi
proses
penyembuhan penyakit diabetes mellitus,
sehingga penulis tertarik melakukan asuhan
keperawatan “ketidakseimbangan nutrisi
kurang pada Ny.S dengan Diabetes Mellitus di
Ruang Flamboyan III RSUD Salatiga”.
METODE
Pengkajian
adalah
proses
pengumpulan data secara sistematis yang
bertujuan
untuk
menentukan
status
kesehatan dan fungsional klien pada saat ini
dan waktu sebelumnya, serta untuk
menentukan pola respons klien saat ini dan
waktu sebelumnya (Potter & Perry, 2010).
Menurut
padilla
(2012),
saat
pengkajian yang perlu dikaji adalah identitas
klien (nama, umur, alamat, pekerjaan, tanggal
masuk rumah sakit). Keluhan utama atau
keluhan yang paling dirasakan oleh pasien
saat dilakukan pengkajian. Riwayat kesehatan
dahulu atau apakah pasien pernah mengalami
sakit yang sama atau penyakit lain yang
diderita. Kemudian pemeriksaan fisik head to
toe.
Keluhan utama yang dialami pasien
adalah pasien mual, makan habis ½ porsi,
mukosa bibir kering, GDS 518. Keluhan utama
tersebut merupakan akibat dari kadar glukosa
darah yang terlalu tinggi maka reaksi tubuh
pertama kali yaitu mual (Potter & Perry,
2010).
Pengkajian nutrisi pada Ny.S yaitu A=
tinggi badan 150 cm, berat badan sebelum
sakit 55 kg, selama sakit 52 kg, IMT 23,11, B=
Hb 10.0, HT 30.4, C= lemas, mata terlihat
cekung, D= diiet nasi rendah garam.
HASIL
Untuk mengatasi masalah tersebut
penulis menyusun intervensi yang dilakukan
untu mengatasi masalah tersebut nutrisi pada
Ny.S yaitu dengan intervensi pertama
mengkaji penyebab mual, intervensi kedua
menganjurkan pasien makan sedikit tapi
sering, intervensi ketiga menimbang berat
badan sesuai indikasi, dan intervensi keempat
memberikan pendidikan kesehatan tentang
diit nutrisi diabetes mellitus.
PEMBAHASAN
Pengkajian dilakukan pada tanggal 6
april 2016 di Ruang Flamboyan RSUD Kota
Salatiga
dengan
metode
langsung
(autonamnesa)
dan
tidak
langsung
(allownamnesa) data diperoleh dari klien dan
keluarga yang mendampingi klien selama
dirawat. Dari hasil pengkajian didapatkan data
yaitu nama Ny.S, umur 64 tahun, alamat
getasan, agama islam, diagnosa medis
Diabetes Mellitus. Keluhan utama saat dikaji
pasien mengatakan mual.
Dari hasil pengkajian diatas yang
didapat, langkah kedua dari proses
keperawatan,
yaitu
mengklasifikasikan
masalah kesehatan dalam ruang lingkup
keperawatan, penulis mengangkat masalah
keperawatan “ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan” sebagai diagnosa
utama. Penulis akan membahas lebih dalam
tentang masalah keperawatan yang dialami
oleh Ny. S dengan Diabetes mellitus.
Ketidakseimbangan nutrisi adalah
asuhan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi
kebutuhan metabolik (NANDA, 2015).
Berdasarkan data yang didapat hal itu
sesuai dengan batasan karakteristik mayor
yaitu asupan makan kurang dari yang
dianjurkan sedangankan batasan minor
adalah berat badan lebih dibawah berat
badan ideal (Carpenito, 2007).
Alasan
penulis
memprioritaskan
diagnosa ketidakseimbagan nutrisi kurang dari
kebutuhan karena kebutuhan nutrisi masuk
kedalam kebutuhan fisiologi menurut Hirarki
Maslow (1970) dalam Potter dan Perry (2010).
Apabila pasien diabetes mellitus kekurangan
nutrisi maka dapat mengakibatkan pasien
hipoglikemia, sindrom hipoglikemia ditandai
dengan gejala klinis penderita merasa pusing,
lemes gemetar, pandangan berkunangkunang, hitam (pandangan menjadi gelap),
keluar keringat dingin, detak jantung
meningkat, sampai hilang kesadaran. Apabila
segera ditolong dapat terjadi kerusakan otak
dan akhirnya kematian.
Tindakan pertama yang dilakukan
pada Ny.S untuk menangani masalah yang
dialami yaitu mengkaji penyebab mual pada
pasien. Tujuannya agar bisa menentukan
tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah
mual.
Tindakan
yang
kedua
yaitu
menganjurkan pasien makan sedikit tapi
sering.
Tujuannya
untuk
membantu
menyeimbangkan nutrisi pasien antara
pemasukan dan pengeluaran. Menurut hirarki
Maslow (1970) dalam potter & perry (2010)
apabila pasien diabetes kekurangan nutrisi
maka dapat mengakibatkan hipoglikemia.
Tindakan
yang
ketiga
yaitu
menimbang berat badan sesuai dengan
indikasi tujuannya berat badan stabil. Apabila
pasien diabetes mellitus berat badannya
sudah turun, upaya mempertahankan berat
badan sering lebih sulit dikerjakan (Smeltzer &
Bare).
Tindakan
yang
terakhir
yaitu
memberikan pendidikan kesehatan tentang
diit nutrisi pada pasien diabetes mellitus. Diit
pasien adalah nasi rendah garam, diit rendah
gula, dan diit rendah lemak. Diit seimbang
juga harus di dukung sama olahraga yaitu lari
pagi, joging, jalan-jalan pagi.
penyebab mual, timbang berat badan,
anjurkan makan sedikit tapi sering dan
kolaborasi dengan tim medis dalam
pemberian terapi.
KESIMPULAN
Hasil pengelolaan ketidakseimbangan
nutrisi yang didapatkan selama 2x24 jam
masalah keperawatan belum teratasi dengan
data subjektif pasien mengatakan masih mual,
makan habis ½ porsi, data objektif pasien
terlihat lemah, mukosa bibir kering.
Kesimpulan yang didapatkan masalah belum
teratasi. Lanjutkan intervensi yaitu kaji
Potter
SARAN
Diharapkan
pasien
mampu
menjalankan diit yang sudah di jelaskan sama
perawat dan diharapkan keluarga ikut serta
berperan aktif dalam proses penyembuhan
pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Alberti, K.G.M.M. (2010). The Classification
and Diagnosis Of Diabetes Mellitus
In Textbook of Diabetes Fourth
Edition. Ed: Richard, I.G.H., Clive,
S.C., Allan, F., dan Barry, J.G. London
: Willey-Blackwell
Corwin, Elizabeth K. (2009). Buku Saku
Patofisioligi. Edisi 3. Jakarta: FKUI.
Guyton & Hall. (2011). Textbook of Medical
Physiology
twelfth
edition.
Philadelphi: Saunders Elsevier.
Herdman, T. (2015). Nanda Internasional Inc.
Diagnosis Keperawatan : Definisi
dan Klasifikasi 2015-2017. Jakarta :
EGC.
International Diabetes Federation.(2013).
IDF clinical guidelines task force.
Padila. (2012). Buku Ajar: keperawatan
Medikal Bedah pada Sistem Cardio,
perkemihan,
integument,
persyarafan,
Gastrointestinal,
Muskuluskeletal, Reproduksi, dan
Respirai. Yogyakarta: Nuha Medika.
& Perry. (2010). Buku Ajar
Fundamental Keperawatan: Konsep,
Proses, Dan Praktik Volume 1 Edisi 4.
Jakarta:
EGC
Penerbit
Buku
Kedokteran.
Rekam medik RSUD Kota Salatiga, 2015.
Smelzer, S.C., & Bare, B.G. (2008). Buku Ajar
Keperawatan
Medikal
Bedah
Brunner & Suddarth. Edisi 8. (Andry
Hartono, H. Y. Kuncara, Elyna S.
Laura Siahan., & Agung Waluyo,
Penerjemah.). Jakarta: EGC.
Download