BERSUKACITA DAN BERSYUKUR (1 TES 1:1-10) Lesson 4 for July 28, 2012 1) Salam (v. 1) 2) Paulus bersyukur kepada Allah karena jemaat Tesalonika (v. 2) 3) Alasan Paulus untuk memuji (v. 3-4) IMAN mereka (v. 3) KASIH mereka PENGHARAPAN mereka PILIHAN mereka (v. 4) 4) Bagaimana mereka layak dipuji? (v. 5-7) Oleh kuasa Roh Kudus (v. 5) Meniru Paulus dan rekan-rekannya (v. 6) Patut diteladani (v. 7) 5) Dampak dari iman jemaat Tesalonika (v. 8-10) Kesaksian yang efektif (v. 8) Berbalik dari penyembahan berhala (v. 9) Pengharapan akan kebangkitan, Kedatangan Yesus yang kedua kali, dan Penghakiman (v. 19) “Dari Paulus, Silwanus dan Timotius kepada jemaat orang-orang Tesalonika yang di dalam Allah Bapa dan di dalam Tuhan Yesus Kristus. Kasih karunia dan damai sejahtera menyertai kamu.” (1 Tesalonika 1:1) “Meskipun rekan Paulus yaitu Silas dan Timotius bersama dengan dia, adalah jelas bahwa Paulus sendirilah penulis tunggal dari surat itu (Pasal 2:18; 3:5; 4:13; 5:1, 23, 27). Tapi dia tetap mengingat Silas dan Timotius dalam pikirannya ketika menulis, dan sering menggunakan kata ganti jamak "kita" di seluruh kelima pasal dari surat itu (Bab 1:2; 2:2; 3:1; 4:1; 5:12 ). Dua rekannya pasti mendukung semua nasihat yang rasul tulis dengan nama mereka.” (SDA Bible Commentary, on 1Ths. 1:1) Paulus menambahkan salam Yahudi "damai" dengan ekspresi salam Yunani "kasih karunia". "Kasih karunia dan damai", menggambarkan pengalaman bersama Yesus. “Kami selalu mengucap syukur kepada Allah karena kamu semua dan menyebut kamu dalam doa kami.” (1 Tesalonika 1:2) Paulus dan rekan-rekannya mencurahkan waktu untuk berdoa. Pada saat-saat seperti itu mereka ingat gereja-gereja yang mereka telah dirikan dan berdoa untuk mereka. Paulus memberitahukan jemaat Tesalonika bahwa mereka secara khusus berdoa untuk mereka. Doa mereka adalah doa ucapan syukur. Dalam ayat-ayat berikutnya, Paulus mendaftarkan alasan mengapa ia bersyukur kepada Tuhan karena mereka. “Sebab kami selalu mengingat pekerjaan imanmu, usaha kasihmu dan ketekunan pengharapanmu, kepada Tuhan kita Yesus Kristus dihadapan Allah dan Bapa kita.” (1 Tesalonika 1:3) “Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar diantaranya ialah kasih.” (1 Korintus 13:13) Paulus menekankan tiga kebajikan Kristen dalam surat-suratnya, sehingga jelas bahwa ia bersyukur karena jemaat Tesalonika menonjol dalam ketiga hal tersebut. “Dan kami tahu, hai saudarasaudara yang dikasihi Allah, bahwa Ia telah memilih kamu.” Tesalonika 1:4) (1 Dalam teks aslinya, Paulus mengatakan bahwa Tuhan telah melakukan "proses pemilihan". “Itulah yang baik dan yang berkenan kepada Allah, Juruselamat kita,yang menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran.” (1 Timotius 2:3-4) Alkitab menyatakan bahwa Allah mengasihi semua orang dan Ia telah memilih semua orang untuk diselamatkan (Yohanes 3:16; Yosua 24:15, Wahyu 3:20; dll) Orang Tesalonika memberi reaksi yang positif terhadap pemiliihan Ilahi. “Sebab Injil yang kami beritakan bukan disampaikan kepada kamu dengan kata-kata saja, tetapi juga dengan kekuatan oleh Roh Kudus dan dengan suatu kepastian yang kokoh. Memang kamu tahu, bagaimana kami bekerja diantara kamu oleh karena kamu.” Meskipun orang yang memberitakan Injil telah dicambuk dan didera serta dipenjara di Filipi dan mereka memberitakan seorang Mesias yang tidak bisa diterima bagi mereka (dengan kebodohan bangsa-bangsa lain), namun orang Tesalonika menerima Injil. Kuasa Roh Kudus ditunjukkan dalam perubahan kehidupan orang percaya. Realitas iman mereka ditunjukkan dalam pekerjaan mereka. (1 Tesalonika 1:5) “Tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan, ” (1 Korintus 1:23) “Dan kamu telah menjadi penurut kami dan penurut Tuhan; dalam penindasan yang berat kamu telah menerima firman itu dengan sukacita yang dikerjakan oleh Roh Kudus, sehingga kamu telah menjadi teladan untuk semua orang yang percaya di wilayah Makedonia dan Akhaya. ” (1 Tesalonika 1:6-7) Yason dan orang percaya lainnya di Tesalonika mengalami "penindasan yang berat" dari orang-orang Yahudi ketika mereka menerima Injil. Mereka meniru teladan Paulus dan rekan-rekannya dan mengalami penderitaan dengan sukacita dengan bantuan tak ternilai dari Roh Kudus, sehingga mereka menjadi contoh bagi orang percaya lainnya. “Karena dari antara kamu firman Tuhan bergema bukan hanya di Makedonia dan Akhaya saja, tetapi di semua tempat telah tersiar kabar tentang imanmu kepada Allah, sehingga kami tidak usah mengatakan apa-apa tentang hal itu.” (1 Tesalonika 1:8) Ketika Paulus menulis surat ini, ia berada di Korintus (wilayah Akhaya) Berita pada saat itu cepat menyebar berkat jalan komunikasi yang hebat dari Kekaisaran Romawi. Sebagai contoh dari Tesalonika menyebar begitu cepat sekali di seluruh Makedonia dan Akhaya. “Kesaksian mereka begitu tegas sehingga tidaklah perlu bagi Paulus dan rekanrekannya untuk menambahkan sesuatu untuk hal itu. Penghargaan tertinggi hampir jarang diberikan kepada jemaat Tesalonika ” (SDA Bible Commentary, on 1 Thessalonians 1:8) “Sebab mereka sendiri berceritera tentang kami, bagaimana kami kamu sambut dan bagaimana kamu berbalik dari berhala-berhala kepada Allah untuk melayani Allah yang hidup dan yang benar, dan untuk menantikan kedatangan Anak-Nya dari sorga, yang telah dibangkitkan-Nya dari antara orang mati, yaitu Yesus, yang menyelamatkan kita dari murka yang akan datang. ”(1 Tesalonika 1:9-10) Contoh dari jemaat Tesalonika dalam melewati dan cara mereka mengatasi kesulitan. Cara mereka melepaskan penyembahan berhala dan berbalik atau bertobat kepada Allah yang benar adalah sangat luar biasa. Mereka berdasarkan atas keyakinan Kedatangan Yesus yang Kedua, kebangkitan dan pengampunan dalam Penghakiman ilahi. Setelah memuji iman mereka, Paulus mendorong mereka untuk lebih bertumbuh dalam iman itu. Contoh dari jemaat Tesalonika mendorong kita untuk bertumbuh dalam iman dan dalam upaya pengabaran Injil kita kepada orang lain.