EVALUASI PENAMBAHAN ASAM GLUTAMAT DAN MONOSODIUM GLUTAMAT DALAM PAKAN TERHADAP KINERJA PERTUMBUHAN IKAN MAS Cyprinus carpio CITRA CLARA DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2017 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Evaluasi Penambahan Asam Glutamat dan Monosodium Glutamat dalam Pakan terhadap Pertumbuhan Ikan Mas Cyprinus carpio” adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Januari 2017 Citra Clara NIM C14120066 ABSTRAK CITRA CLARA. Evaluasi Penambahan Asam Glutamat dan Monosodium Glutamat dalam Pakan terhadap Pertumbuhan Ikan Mas Cyprinus carpio. Dibimbing oleh DEDI JUSADI dan MIA SETIAWATI. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi kinerja pertumbuhan ikan mas Cyprinus carpio yang diberi pakan dengan tambahan asam glutamat (glu) dan monosodium glutamat (msg). Sebuah penelitian dengan tiga ulangan dilakukan dengan menggunakan ikan mas bobot awal 6,98±0,04 g, ditebar sebanyak 10 ekor per akuarium ukuran (60x45x40) cm3. Ikan lalu dipelihara selama 60 hari dan diberi makan secara at satiation. Selama pemeliharaan, ikan diberi pakan dengan tambahan asam glutamat dan monosodium glutamat. Lima pakan perlakuan yaitu 0% (kontrol), 0,5% asam glutamat, 1% asam glutamat, 1% monosodium glutamat dan 2% monosodium glutamat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan asam glutamat dan monosodium glutamat tidak berpengaruh secara signifikan terhadap laju pertumbuhan harian, rasio konversi pakan, retensi protein dan retensi lemak ikan (P>0,05). Rasio panjang usus ikan yang diukur di akhir pemeliharaan juga menunjukkan hasil yang tidak berpengaruh secara signifikan. Diduga bahwa tidak efektifnya penambahan asam glutamat dan monosodium glutamat dalam meningkatkan kinerja pertumbuhan ikan berkorelasi dengan rendahnya amonia air pemeliharaan. Kata kunci: asam glutamat, ikan mas, monosodium glutamat, pertumbuhan ABSTRACT CITRA CLARA. Evaluation of Dietary Supplementation of Glutamic Acid and Monosodium Glutamate to the Growth of Common carp Cyprinus carpio. Supervised by DEDI JUSADI and MIA SETIAWATI. The aim of this research was to detemine the effect of the diet supplemented with glutamic acid (glu) and monosodium glutamate (msg) on the growth performance of common carp Cyprinus carpio. A triplicate experiment was conducted using common carp with an initial body weight 6.98±0.04 g. Fishes were stocked in an aquarium with size of (60x45x40) cm3 at a density of 10 fishes/aquarium. Fish were cultured for 60 days and fed on the diet at satiation. The diet were contained either % (control), 0.5% glu, 1% glu, 1% msg, and 2% msg. The results showed that the weight gain, specific growth rate, feed convertion ratio, and protein and lipid retention value were not significantly different (P>0.05). Ratio of intestinal length to total body length also was not significantly different. During rearing period, ammonia in medium was relatively low, thereby feeding on the diets supplemented with glu or msg were not effective to enhance growth performance of carp. Keywords: common carp, glutamic acid, growth, monosodium glutamate EVALUASI PENAMBAHAN ASAM GLUTAMAT DAN MONOSODIUM GLUTAMAT DALAM PAKAN TERHADAP KINERJA PERTUMBUHAN IKAN MAS Cyprinus carpio CITRA CLARA Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada Departemen Budidaya Perairan DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2017 PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas anugrah-Nya sehingga skripsi yang berjudul “Evaluasi Penambahan Asam Glutamat dan Monosodium Glutamat dalam Pakan terhadap Pertumbuhan Ikan Mas Cyprinus carpio” berhasil diselesaikan. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak yang telah membantu penulis. Oleh sebab itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Dr Dedi Jusadi dan Ibu Dr Mia Setiawati selaku dosen pembimbing yang telah memberikan pengarahan selama proses penelitian dan penyusunan skripsi. 2. Bapak Prof Dr Ir D Djokosetiyanto DEA selaku dosen penguji tamu penulis sewaktu ujian skripsi dan Bapak Dr Alimuddin SPi MSc selaku Komisi Program Studi atas kehadiran dan saran yang diberikan. 3. Keluarga tersayang, Bapak Bongsu Pasaribu dan Ibu Roida Tambunan, Tom Erik Koman, Eunike Priskila, dan Gideon Pasaribu yang selalu memberikan cinta dan doa bagi keberhasilan penulis. 4. Dosen-dosen, asisten praktikum, dan para staf akuakultur atas didikan, pelayanan, dan bimbingannya bagi penulis selama empat tahun di IPB. 5. Keluarga besar Laboratorium Nutrisi Ikan, khususnya Bapak Wasjan, Mbak Retno, Raivano Syahputra, Wellya Wichi Meritha, Dessy Mandasari, Fernando, Diva Rahma Nur Hafidah, M. Rizki Mandani, Irhas Fajar Nugraha, Reza Karunia Senja, Teguh Arisandi, Allifah Rindu, dan teman teman akuakultur angkatan 49 atas dukungannya. 6. Sahabat Komisi Pembinaan Pemuridan yakni Sylvia Ester Tampubolon, Tetty Roselly Sinaga, Hardi Satria Tarigan, Grisella Monica Gultom, Yohannes Simanungkalit, Sulastri Situmorang, serta saudara terkasih Fanny Priscella yang telah menjadi bagian dari hidup penulis karena telah memberikan semangat, doa, dan nasihat selama penulis menyelesaikan studi. 7. Beasiswa BIDIKMISI yang telah memberikan bantuan dana bagi penulis sehingga dapat berkuliah di Institut Pertanian Bogor. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan. Bogor, Januari 2017 Citra Clara DAFTAR ISI DAFTAR TABEL ........................................................................................... viii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... viii PENDAHULUAN ........................................................................................... 1 Latar Belakang ........................................................................................ 1 Tujuan Penelitian .................................................................................... 2 METODE ......................................................................................................... 2 Rancangan Penelitian.............................................................................. 2 Pembuatan Pakan .................................................................................... 2 Persiapan Wadah .................................................................................... 3 Pemeliharaan Ikan Uji ............................................................................ 3 Parameter Uji ......................................................................................... 4 Analisis Data ........................................................................................... 6 HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................ 6 Hasil ........................................................................................................ 6 Pembahasan ............................................................................................ 7 KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................ 8 Kesimpulan ............................................................................................. 8 Saran ....................................................................................................... 9 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 9 LAMPIRAN ..................................................................................................... 11 RIWAYAT HIDUP .......................................................................................... 13 DAFTAR TABEL 1 Bahan baku dan formulasi pakan uji yang diberi penambahan asam glutamat (glu) dan monosodium glutamat (msg) dosis berbeda ........................................ 2 2 Komposisi proksimat pakan uji (persentase bobot kering) yang diberi penambahan asam glutamat (glu) dan monosodium glutamat (msg) dosis berbeda ................................................................................................................ 3 3 Kualitas air pemeliharan ikan mas yang diberi pakan dengan penambahan asam glutamat (glu) dan monosodium glutamat (msg) dengan dosis yang berbeda ... 4 4 Kinerja pertumbuhan ikan mas yang diberi pakan penambahan asam glutamat (glu) dan monosodium glutamat (msg) dosis berbeda selama 60 hari pemeliharaan ....................................................................................................... 6 5 Komposisi proksimat ikan mas (persentase bobot basah) yang diberi pakan penambahan asam glutamat (glu) dan monosodium glutamat (msg) dosis berbeda setelah 60 hari masa pemeliharaan ........................................................ 7 DAFTAR LAMPIRAN 1 Uji homogenitas data ........................................................................................ 11 2 Uji ANOVA ...................................................................................................... 11 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Ikan membutuhkan protein melalui pakan untuk tumbuh dan berkembang namun proses metabolisme protein dalam tubuh akan menghasilkan produk nitrogen yang bersifat toksik. Ikan termasuk organisme ammoniotelic yang melakukan pengeluaran buangan nitrogen sebanyak 85% dalam bentuk amonia (Kaushik dan Cowey 1991). Menurut Wilkey (2002) buangan amonia tersebut diekskresikan melalui insang dengan cara difusi dari darah ke air melalui sistem pertukaran ion. Namun dalam kondisi amonia yang tinggi di air, proses difusi tidak dapat berjalan dengan baik. Salah satu strategi yang dilakukan ikan adalah membentuk glutamin melalui reaksi yang terjadi antara amonia dan glutamat untuk menjaga agar amonia dalam tubuh ikan tetap rendah. Reaksi ini dapat terjadi dengan bantuan enzim glutamin sintetase (Randall dan Tsui 2002). Ikan mas Cyprinus carpio merupakan salah satu ikan yang melakukan strategi tersebut untuk mendetoksifikasi amonia. Glutamat yang dibutuhkan oleh ikan dapat berasal dari pakan tetapi dalam kondisi air dengan amonia yang tinggi akibat proses budidaya, maka kebutuhan glutamat akan meningkat. Hal ini sesuai dengan pendapat Saha et al. (2002) yang mengungkapkan bahwa peningkatan kadar asam amino seperti aspartat, alanin, glutamin, dan glutamat terjadi pada jaringan tubuh ikan lele yang terekspos pada kondisi dengan kandungan amonia yang tinggi. Jika glutamat dalam pakan tidak mencukupi, maka kebutuhan glutamat dalam tubuh ikan akan diambil dari asam amino melalui proses katabolime (Saha et al. 2007). Hal ini menyebabkan penggunaan asam amino untuk pertumbuhan akan berkurang. Akibat lanjut dari katabolisme asam amino adalah berkurangnya tingkat pertumbuhan ikan. Salah satu cara yang dapat dilakukan agar asam amino bisa tetap dimanfaatkan untuk pertumbuhan adalah melalui penambahan glutamat dalam pakan seperti yang dilakukan Yusup (2016) pada pendederan ikan lele. Penambahan asam glutamat sebanyak 0,75% ke dalam pakan dapat meningkatkan retensi protein, pertumbuhan, dan menurunkan konversi pakan ikan lele. Zhao et al. (2015) dalam penelitiannya mengungkapkan pakan dengan tambahan suplemen berupa asam glutamat dapat memberi pengaruh positif pada ikan grass carp, yakni meningkatnya pertumbuhan, kapasitas antioksidan, dan tingkat penyerapan saluran pencernaan. Asam glutamat yang termasuk sumber glutamat merupakan bahan pangan yang harganya relatif mahal. Bahan lainnya yang dapat digunakan sebagai sumber glutamat adalah monosodium glutamat. Monosodium glutamat terbuat dari glutamat 78%, natrium 12%, dan air 10%. Kandungan glutamat yang terdapat di dalam monosodium glutamat ini diharapkan dapat menggantikan fungsi asam glutamat yang selama ini telah lebih dulu digunakan. Studi yang dilakukan oleh Rezaei et al. (2013) dalam Zhao et al. (2015) mengungkapkan bahwa penambahan monosodium glutamat dapat meningkatkan pertumbuhan pada babi. Penelitian sebelumnya yang dilakukan Solares et al. (2015) juga menyatakan bahwa penambahan 4% glutamat dalam pakan dapat meningkatkan retensi protein pada ikan gilthead seabream Sparus aurata. Berdasarkan informasi tersebut, maka 2 diharapkan penambahan monosodium glutamat dapat dijadikan sebagai sumber bahan yang lebih terjangkau dalam memenuhi kebutuhan glutamat pada ikan mas. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan mengevaluasi penambahan asam glutamat dan monosodium glutamat dalam pakan terhadap kinerja pertumbuhan ikan mas Cyprinus carpio. METODE Rancangan Penelitian Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap dengan lima perlakuan pakan dan tiga ulangan. Perlakuan penelitian sebagai berikut: Perlakuan A : Tidak diberi asam glutamat dan monosodium glutamat (kontrol) Perlakuan B : Pemberian asam glutamat 0,5 % dari jumlah total pakan Perlakuan C : Pemberian asam glutamat 1,0 % dari jumlah total pakan Perlakuan D : Pemberian monosodium glutamat 1,0 % dari jumlah total pakan Perlakuan E : Pemberian monosodium glutamat 2,0 % dari jumlah total pakan Pembuatan Pakan Pembuatan pakan uji dilakukan di Laboratorium Pakan Nutrisi Ikan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Jenis pakan uji yang digunakan berupa pelet dengan formulasi dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Bahan baku dan formulasi pakan uji yang diberi penambahan asam glutamat (glu) dan monosodium glutamat (msg) dosis berbeda Bahan baku Tepung ikan Dedak Soy Bean Meal Tapioka Lysin Methionin Minyak Ikan Minyak CPO Asam glutamat Monosodium glutamat Premix Total A(0%) 10,00 20,70 42,00 19,84 0,40 0,30 2,00 1,00 0,00 0,00 Jumlah bahan antar perlakuan (%) B (0,5% glu) C (1%glu) D (1% msg) 10,00 10,00 10,00 21,70 22,70 22,70 40,50 39,00 39,00 19,84 19,84 19,84 0,40 0,40 0,40 0,30 0,30 0,30 2,00 2,00 2,00 1,00 1,00 1,00 0,00 0,50 1,00 0,00 0,00 1,00 E(2% msg) 10,00 22,70 38,00 19,84 0,40 0,30 2,00 1,00 0,00 2,00 3,76 100,00 3,76 100,00 3,76 100,00 3,76 100,00 3,76 100,00 Setiap bahan baku dicampur secara merata, lalu dikukus selama lima belas menit. Selanjutnya bahan baku dimasukkan ke dalam mesin pencetak dan dilakukan pengovenan pakan pada suhu 40°C selama 12 jam. Pakan yang sudah jadi selanjutnya disimpan dalam wadah plastik lalu dimasukkan ke dalam toples 3 tertutup agar kualitasnya tetap terjaga. Hasil proksimat pakan uji disajikan pada Tabel 2. Tabel 2 Komposisi proksimat pakan uji (persentase bobot kering) yang diberi penambahan asam glutamat (glu) dan monosodium glutamat (msg) dosis berbeda Komposisi Protein Lemak Serat kasar Abu BETN GE (kkal/100 g) Rasio C/P A(0%) 27,66 7,47 8,75 11,62 43,45 403,20 14,58 Keterangan : BETN GE 1 gram protein 1 gram karbohidrat/BETN 1 gram lemak C P B (0,5% glu) 27,46 7,49 8,06 11,23 44,70 407,39 14,84 Pakan perlakuan (%) C (1% glu) D (1% msg) 27,93 27,05 7,80 7,82 8,15 8,92 11,17 11,20 43,89 43,94 409,68 405,19 14,67 14,98 E (2% msg) 26,83 8,18 8,93 11,67 43,31 404,72 15,08 = Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen = Gross Energy = 5,6 kkal GE (Watanabe 1988) = 4,1 kkal GE (Watanabe 1988) = 9,4 kkal GE (Watanabe 1988) = Energi = Protein Persiapan Wadah Kegiatan penelitian dilakukan di Laboratorium Basah Nutrisi Ikan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Ikan dipelihara dalam wadah akuarium kaca berdimensi (60x45x40) cm3. Akuarium kaca dicuci hingga bersih lalu didesinfeksi menggunakan kalium permanganat berdosis 1 mg/L dan didiamkan selama satu hari. Setelah itu, wadah dibilas air sampai bersih dan kemudian dilakukan pengisian air hingga ketinggian 30 cm. Akuarium selanjutnya dilengkapi dengan aerasi, top filter (berisi kapas dakron dan zeolit) dan waring. Pemeliharaan Ikan Uji Benih ikan mas yang digunakan berukuran 6,98±0,04 gram dengan padat tebar 10 ekor ikan per akuarium. Sebelum ditebar, benih diaklimatisasi terlebih dahulu dan dilakukan adaptasi pakan selama satu minggu. Benih-benih ikan tersebut ditebar dalam wadah yang telah disiapkan. Selanjutnya ikan dipuasakan selama satu hari untuk menghilangkan sisa pakan dalam tubuh ikan. Pada saat sampling dilakukan, ikan dianastesi menggunakan MS 222 dengan dosis 1 mL/L dengan metode perendaman selama lima menit. Ikan yang telah disampling dimasukkan kembali ke akuarium. Selama masa pemeliharaan, pakan uji diberikan sebanyak tiga kali sehari (pukul 08.00, 12.00, dan 16.00 WIB) menggunakan metode at satiation (sampai ikan kenyang). Pemeliharaaan ikan dan pemberian pakan uji dilakukan selama enam puluh hari. Setelah memasuki masa akhir pemeliharaan, ikan dipuasakan selama satu hari lalu dianastesi, dan ditimbang bobot akhirnya satu per satu. Ikan yang telah disampling dibagi menjadi dua bagian, sebanyak lima ekor ikan dari 4 setiap akuarium disimpan untuk diuji proksimat (kadar air, kadar protein, dan kadar lemak) dan lima ekor ikan lainnya dibedah untuk dilakukan pengukuran rasio panjang usus. Kotoran yang dihasilkan selama proses pemeliharaan dibersihkan melalui penyifonan. Pergantian air dilakukan sebanyak 20-30% dari volume total akuarium. Analisa kualitas air dilakukan pada awal, pertengahan, dan akhir masa pemeliharaan meliputi konsentrasi oksigen terlarut, pH, total amonia nitrogen (TAN). Parameter suhu diukur setiap hari. Konsentrasi oksigen terlarut diukur menggunakan DO meter, pH diukur menggunakan pH-meter, TAN diukur menggunakan metode spektrofotometer pada panjang gelombang 630 nm, suhu diukur menggunakan termometer. Kisaran parameter kualitas air disajikan pada Tabel 3. Tabel 3 Kualitas air pemeliharan ikan mas yang diberi pakan dengan penambahan asam glutamat (glu) dan monosodium glutamat (msg) dengan dosis yang berbeda Parameter Suhu (oC) pH Oksigen terlarut (mg/L) TAN (mg/L) Dosis asam glutamat (glu) dan monosodium glutamat (msg) 0% 0,5% glu 1% glu 1% msg 2% msg 27-29 27-29 27-29 27-29 27-29 5,61-7,49 6,40-7,47 6,77-7,40 6,68-7,45 6,12-7,45 4,40-6,20 5,00-6,30 4,10-5,90 3,00-6,80 5,20-6,40 0,05-0,4 0,09-0,29 0,04-0,21 0,06-0,62 0,03-0,32 Parameter Uji Parameter uji yang diamati meliputi tingkat kelangsungan hidup (TKH), laju pertumbuhan harian (LPH), jumlah konsumsi pakan (JKP), efisiensi pakan (EP), rasio efisiensi protein (REP), retensi protein (RP), retensi lemak (RL), rasio panjang usus (RPU) dan analisis proksimat tubuh. Tingkat Kelangsungan Hidup Tingkat kelangsungan hidup (TKH) dihitung berdasarkan rumus Goddard (1996) yaitu sebagai berikut. Nt TKH = x 100 No Keterangan : TKH = Tingkat kelangsungan hidup (%) No = Jumlah ikan pada awal pemeliharaan (ekor) Nt = Jumlah ikan pada akhir pemeliharaan (ekor) Efisiensi Pakan Efisiensi pakan dihitung berdasarkan rumus berikut: (Wt+Wd)−W0 EP = x 100 F Keterangan : EP = Efisiensi pakan Wt = Biomassa total ikan pada akhir pemeliharaan (g) Wd = Biomassa total ikan pada selama pemeliharaan (g) 5 Wo F = Biomassa total ikan pada awal pemeliharaan (g) = Jumlah pakan ikan selama pemeliharaan (g) Rasio Efisiensi Protein Rasio efisiensi protein dihitung berdasarkan rumus Steffens (1989) yaitu sebagai berikut: Wt −Wo REP = Pi Keterangan : REP Wt Wo Pi = Rasio efisiensi protein = Biomassa total ikan pada akhir pemeliharaan (g) = Biomassa total ikan pada awal pemeliharaan (g) = Bobot protein yang dikonsumsi ikan (g) Retensi Protein Retensi protein dihitung menggunakan rumus sebagai berikut: F−I RL = x 100 P Keterangan: RL = Retensi protein (%) F = Jumlah protein ikan pada akhir pemeliharaan (g) I = Jumlah protein ikan pada awal pemeliharaan (g) P = Jumlah protein yang dikonsumsi ikan (g) Retensi Lemak Retensi lemak dihitung menggunakan rumus sebagai berikut: F−I RP = x 100 L Keterangan: RP = Retensi lemak (%) F = Jumlah lemak ikan pada akhir pemeliharaan (g) I = Jumlah lemak ikan pada awal pemeliharaan (g) L = Jumlah lemak yang dikonsumsi ikan (g) Rasio Panjang Usus Panjang usus relatif diukur menggunakan rumus sebagai berikut : Lu RPU = Lt Keterangan : RPU = Rasio panjang usus ikan Lu = Panjang usus ikan pada akhir pemeliharaan (cm) Lt = Panjang total ikan pada akhir pemeliharaan (cm) Analisis Proksimat Analisis proksimat ikan meliputi analisis kadar air, kadar protein, dan kadar lemak. Analisis proksimat pakan uji meliputi analisis kadar air, protein, lemak, 6 kadar serat kasar dan kadar abu. Analisis proksimat dilakukan menggunakan metode Takeuchi (1988). Analisis Data Data pertambahan bobot relatif, laju pertumbuhan harian, tingkat kelangsungan hidup, jumlah konsumsi pakan, efisiensi pakan, rasio efisiensi protein, retensi protein, retensi lemak dan rasio panjang usus diolah menggunakan program Microsoft Excel 2007. Uji normalitas dan sebaran data dilakukan menggunakan uji Levene dan Shapiro-Wilk. Selanjutnya dilakukan analisis sidik ragam (One-WAY ANOVA) pada selang kepercayaan 95% menggunakan SPSS 16.0 for Windows. Jika berbeda nyata, maka dilakukan uji lanjut Duncan pada selang kepercayaan 95%. Data kualitas air dianalisis secara deskriptif. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Hasil evaluasi penambahan asam glutamat dan monosodium glutamat dalam pakan terhadap pertumbuhan ikan mas disajikan dalam Tabel 4. Setelah dibudidaya selama enam puluh hari, bobot individu ikan mas di semua perlakuan tidak berbeda nyata. Parameter uji lainnya yakni pertambahan bobot relatif, laju pertumbuhan harian, tingkat kelangsungan hidup, efisiensi pakan, rasio efisiensi protein, retensi protein, retensi lemak dan rasio panjang usus menunjukkan hasil yang tidak berbeda signifikan pada setiap perlakuan. Tabel 4 Kinerja pertumbuhan ikan mas yang diberi pakan penambahan asam glutamat (glu) dan monosodium glutamat (msg) dosis berbeda selama 60 hari pemeliharaan Parameter Wo (g) Wt (g) PBR (%) LPH (%) TKH (%) JKP (g/ikan) EP (%) REP RP (%) RL (%) RPU Kandungan asam glutamat (glu) dan monosodium glutamat (msg) 0% 6,81±0,03a 17,42±1,96 a 155,70±29,76a 1,57±0,20a 100a 0,5% glu 1,% glu a 7,04±0,12 6,85±0,12a a 19,24±3,67 19,11±1,68a a 173,26±49,48 179,07±29,50a 1,72±0,18a 1,67±0,32a 100a 100a 1% msg 6,89±0,17a 21,25±1,96a 209,00±36,24a 1,89±0,19a 100a 2% msg 6,89±0,02a 17,86±2,50 a 159,08±36,42a 1,59±0,24a 100a 38,51±2,28a 38,90±2,71a 40,01±2,66a 40,74±1,60a 37,65±2,35a 27,41±3,66a 1,04±0,14a 12,08±4,27a 59,84±5,22a 1,77±0,10a 31,10±7,60a 1,19±0,29a 12,63±6,21a 49,27±14,52a 1,86±0,15a 30,62±4,01a 1,17±0,15a 14,90±2,48a 68,41±7,50a 1,82±0,17a 35,22±4,72a 1,34±0,18a 22,68±3,32a 55,39±2.94a 1,74±0,01a 28,92±4,82a 1,09±0,18a 13,65±4,23a 52,36±12,62a 1,79±0,10a Keterangan : Angka-angka pada baris yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada selang kepercayaan 95% (uji selang berganda Duncan). Bobot awal ikan (W0), bobot akhir ikan (Wt), pertambahan bobot relatif (PBR), laju pertumbuhan harian (LPH), tingkat kelangsungan hidup (TKH), efisiensi pakan (EP), rasio efisiensi protein (REP), retensi protein (RP), retensi lemak (RL), rasio panjang usus (RPU). 7 Komposisi proksimat ikan uji disajikan pada Tabel 5. Hasil menunjukkan bahwa kadar protein dan lemak pada tubuh ikan tidak berbeda nyata (P>0,05). Tabel 5 Komposisi proksimat ikan mas (persentase bobot basah) yang diberi pakan penambahan asam glutamat (glu) dan monosodium glutamat (msg) dosis berbeda setelah 60 hari masa pemeliharaan Nutrien (%) Air Protein Lemak Kandungan asam glutamat (glu) dan monosodium glutamat (msg) Ikan awal 77,43 13,70 6,17 0% 73,44±1,44a 12,39±1,51a 11,70±1,11a 0,5% glu 75,91±2,42a 12,16±1,29a 9,64±1,13a 1% glu 71,8±1,99a 13,19±1,76a 10,55±1,10a 1% msg 72,09±2,65a 15,93±2,20a 9,82±1,49a 2% msg 74,25±3,35a 12,80±2,20a 10,67±0,85a Keterangan: Nilai yang tercantum merupakan rerata±simpangan baku. Huruf cetak atas yang berbeda dalam baris yang sama menunjukkan adanya perbedaan antar perlakuan pada selang kepercayaan 95%. Pembahasan Hasil uji statistik menunjukkan bahwa jumlah konsumsi pakan tidak berbeda nyata pada setiap perlakuan. Melalui nilai konsumsi pakan yang relatif sama maka dapat diduga bahwa penambahan asam glutamat dan monosodium glutamat dalam pakan tidak memberi pengaruh terhadap nafsu makan ikan. Nilai retensi protein dan kandungan protein tubuh ikan mas pada setiap perlakuan menunjukkan hasil yang tidak berbeda secara signifikan. Parameter efisiensi pakan dan laju pertumbuhan harian juga menunjukkan hasil yang tidak berbeda secara signifikan. Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil yang diperoleh Yusup (2016) pada ikan lele. Yusup (2016) dalam penelitian sebelumnya mengungkapkan bahwa penambahan asam glutamat dalam pakan dapat meningkatkan kinerja pertumbuhan ikan lele. Menurut Yusup (2016), diduga penambahan glutamat di pakan dapat memenuhi suplai glutamat yang diperlukan ikan dalam proses konversi amonia menjadi glutamin. Pembentukan glutamin tersebut dapat menurunkan tingkat ekskresi amonia sehingga kadar amonia di darah menjadi lebih rendah. Menurut Dabrowska dan Wlaslow (1986), ikan mas termasuk ikan yang mampu meningkatkan level glutamin serebral saat terpapar amonia. Glutamin tersebut terbentuk melalui reaksi yang terjadi antara glutamat dan NH4+ dengan bantuan enzim glutamat sintetase. Glutamat dapat dimanfaatkan menjadi glutamin saat ikan terpapar air dengan amonia yang tinggi, sebagai salah satu cara untuk mengonversi amonia menjadi substansi yang tidak begitu toksik (Randall dan Tsui 2002). Levi et al. (1974) juga mengungkapkan bahwa level glutamin pada otak ikan mas akan semakin meningkat secara linear saat menghadapi kondisi lingkungan dengan amonia yang juga meningkat. Pada kondisi demikian, penambahan asam glutamat di pakan dapat meningkatkan efisiensi pemanfaatan asam amino esensial (Zhao et al. 2015) sehingga retensi protein meningkat, yang pada gilirannya pertumbuhan juga meningkat. Di dalam penelitian ini, selama pemeliharaaan, kadar total amonia nitrogen (NH3 dan NH4+) pada media pemeliharaan ikan mas bernilai 0,04-0,62 mg/L (Lihat data di Tabel 3). Kadar amonia ini jauh di bawah media pemeliharaan ikan lele pada penelitian Yusup (2016) yang berada pada kisaran 1,52-2,87 mg/L. Dengan demikian, kadar amonia di air pemeliharaan ikan mas yang bernilai rendah selama penelitian berlangsung menyebabkan aktivitas glutamin sintetase 8 untuk mendetoksi amonia menjadi glutamin diduga sangat rendah. Kondisi ini menyebabkan kebutuhan glutamat untuk mengikat amonia menjadi berkurang sehingga glutamat dalam pakan telah mencukupi untuk digunakan dalam aktivitas detoksifikasi amonia. Hal ini menyebabkan asam amino esensial tidak dikatabolisme menjadi glutamat sehingga retensi protein antar perlakuan tidak berbeda secara signifikan. Nilai retensi protein yang tidak berbeda signifikan selanjutnya menghasilkan nilai pertumbuhan yang juga tidak berbeda secara signifikan. Parameter lainnya yang juga diamati adalah rasio panjang usus ikan mas. Hasil analisis pada selang kepercayaan 95% menunjukkan tidak adanya pengaruh yang signifikan antara ikan uji pada kontrol dibandingkan dengan ikan uji pada pemberian dosis asam glutamat dan monosodium glutamat yang berbeda. Panjang usus ikan mas diasumsikan meningkat seiring dengan meningkatnya dosis asam glutamat dan monosodium glutamat dalam pakan. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang diungkapkan oleh Silva dan Anderson (1995) yakni rasio panjang usus pada ikan berhubungan dengan kebiasaan makan dan dapat berubah berdasarkan pola diet. Kinerja glutamat yang kurang efektif bekerja karena kualitas air masih berada pada kisaran optimum budidaya tersebut diduga menjadi penyebab terjadinya hal tersebut. Dengan demikian, penggunaan monosodium glutamat belum bisa dianggap telah bekerja dengan optimum sehingga belum bisa dibandingkan dengan kinerja asam glutamat. Glutamin merupakan sumber energi bagi usus. Alverdy et al. (1992) mengungkapkan bahwa suplai glutamin dalam pakan dapat memelihara fungsi saluran pencernaan. Penelitian yang dilakukan oleh Yan dan Zhou (2006) juga menyatakan bahwa suplementasi glutamin pada dosis 1,2% dalam pakan dapat meningkatkan perkembangan saluran pencernaan pada ikan mas. Rasio panjang usus yang relatif sama dalam penelitian ini diduga terjadi karena rendahnya aktivitas sintesis glutamin dalam tubuh ikan mas. Ikan mas dalam setiap perlakuan selama enam puluh hari pemeliharaan memiliki tingkat kelangsungan hidup sebesar seratus persen dan laju pertumbuhan yang relatif sama. Hal ini menunjukkan bahwa penambahan asam glutamat dan monosodium glutamat dalam pakan tidak memberikan dampak negatif terhadap kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan mas. Menurut Solares et al. (2015), glutamat merupakan salah satu asam amino non esensial yang fungsinya berkaitan dengan fisiologi dan metabolisme hewan. Faktor lainnya yang dapat mempengaruhi nilai kelangsungan hidup ikan mas adalah kelayakan kualitas air. Pengujian kualitas air menunjukkan bahwa parameter kualitas air pemeliharaan masih berada pada kisaran optimum bagi pertumbuhan ikan mas. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Penambahan asam glutamat pada dosis 0,5-1% dan monosodium glutamat pada dosis 1-2% dalam pakan belum mampu meningkatkan kinerja pertumbuhan pada ikan mas Cyprinus carpio. 9 Saran Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai penambahan asam glutamat dan monosodium glutamat dalam pakan pada kondisi amonia yang tinggi di media pemeliharaan. DAFTAR PUSTAKA Alverdy JA. Aoys E, Carrington PW, Burke DA. 1992. The effect of glutamineenriched TPN on gut immune cellularity. J. Surg. Res. 52:34-38. Dabrowska H, Wlaslow T. 1986. Sublethal effect of ammonia on certain biochemical and hematological indicators in common carp. Comp. Biochem. Physiol. 83C. 179-184. Goddard S. 1996. Feed Management in Intensive Aquaculture. New York (US): Chapman and Hall. Kaushik SJ, Cowey CB. 1991. In “Nutritional Strategies and Aquaculture Waste” (CB Cowey and CY.Cho, eds) pp 3-19. Proceedings of the 1st International Symposium on Nutritional Strategies in Management of Aquaculture waste, Guelph, Ontario, Canada. Levi G, Morisi G, Colleti A, Catanzaro R. 1974. Free amino acids in fish brain: normal levels and changes upon exposure to high ammonia concentration in vivo and upon incubation of brainslices. Comp. Biochem. Physiol. 49A:623636. Randall DJ, Tsui TKN. 2002. Ammonia toxicity in fish. Marine Pollution Bulletin. 45:17-23. Saha N, Datta S, Zaiba YK, Biswas K, Bhattacharjee. 2007. Air-breathing catfish, Clarias batrachus upregulates glutamine synthethase and carbomyl phosphate syntetase III during exposure to high external ammonia. Comp. Biochem. Physiol. 147B:520-530. Saha N, Dutta S, Bhattacharjee A. 2002. Role of amino acid metabolism in airbreathing catfish Clarias batrachus in response to exposure to a high concetration of exogenous ammonia. Comp. Biochem. Physiol. 133B:235250. Silva D, Anderson TA. 1995. Fish Nutrition in Aquaculture. London (UK): Chapmann and Hall. Solares AC, Viegas I, Salgado MC, Siles AM, Saez A, Meton I, Baanante IV, Fernandez F. 2015. Diets supplemented with glutamate or glutamine improve protein retention and modulate gene expression of key enzymes of hepatic metabolism in gilthead seabream Spratus aurata juveniles. Aquaculture. 444:79-87. Steffens W. 1989. Principles of Fish Nutrition. Chichester (UK): Halsted Press. Takeuchi T. 1988. Laboratory Work-chemical Evaluation of Dietary Nutrients. In: Fish Nutrition and Mericulture. Tokyo (JP): Japan International Cooperation Agency (JICA). Watanabe T. 1988. Fish Nutrition and Mariculture. Tokyo (JP): Japan International Cooperation Agency (JICA).p 79-82. 10 Wilkey MP. 2002. Ammonia excretion and urea handing by fish gill: resent understanding and future research challenge. Journal of Experimental Zoology 293:284-301. Yan L, Zhou XQ. 2006. Dietary glutamine supplementation improve structure and function of intestine of juvenile Jian carp Cyprinus carpio var. Jian. Aquaculture 256:389-394. Yusup WN. 2016. Efektivitas penambahan asam glutamat pada pakan terhadap kinerja pertumbuhan benih ikan lele Clarias sp. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Zhao Y, Hu Y, Zhou X-Q, Zeng X-Y, Feng L, Liu Y, Jiang W-D Li S-H, Li D-B, Wu X-Q, Wu C-M, Jiang J. 2015. Effect of dietary glutamate supplementationon growth performance, digestive enzyme activities and antioxidant capacity in intestine of grass carp Ctenopharyngodon idella. Aquaculture Nutrition 21:935-941. 11 LAMPIRAN 1. Uji Homogenitas Data Parameter Uji Levene Db1 Db2 P Wo (g) 2,589 4 10 ,101 Wt (g) ,496 4 10 ,739 PBR (%) ,274 4 10 ,888 LPH (%) ,315 4 10 TKH (%) . 4 . . JKP(g/ikan) ,294 4 10 ,875 EP (%) ,573 4 10 ,689 REP ,599 4 10 0,672 RP(%) ,870 4 10 ,515 RL(%) 2,549 4 10 ,105 RPU 2,322 4 10 ,128 Protein dalam tubuh (%) ,496 4 10 ,739 Lemak dalam tubuh (%) ,167 4 10 ,950 ,861 2.Uji ANOVA Parameter Wo (g) Wt (g) PBR (%) LPH (%) TKH (%) Sumber Ragam Jumlah Kuadran Derajat Bebas Perlakuan ,084 4 ,021 Sisa ,124 10 ,012 Total ,207 14 Perlakuan 26,829 4 6,707 Sisa 60,333 10 6,033 Total 87,163 14 Perlakuan 5404,416 4 1351,104 Sisa 13787,645 10 1378,764 Total 19192,061 14 Perlakuan ,197 4 ,049 Sisa ,530 10 ,053 Total ,727 14 Perlakuan ,000 4 ,000 Sisa ,000 10 ,000 Total ,000 14 Perlakuan 17,969 4 4,492 55,378 10 5,538 73,347 14 JKP (g/ikan) Sisa Total Kuadran Tengah F hitung P 1,694 ,227 1,112 ,403 ,980 ,461 ,928 ,486 . , ,811 ,546 12 Perlakuan 103,745 4 25,936 Sisa 265,690 10 26,569 Total 369,435 14 Perlakuan ,163 4 ,041 Sisa ,385 10 ,039 Total ,548 14 Perlakuan 224,336 4 56,084 Sisa 183,772 10 18,377 Total 408,109 14 Perlakuan 600,365 4 150,091 Sisa 924,098 10 92,410 Total 1524,463 14 Perlakuan ,025 4 ,006 Sisa ,148 10 ,015 Total ,173 14 Perlakuan 27,920 4 6,980 dalam tubuh Sisa 33,330 10 3,333 (%) 61,250 14 7,995 4 1,999 13,344 10 1,334 21,339 14 EP (%) REP RP(%) RL(%) RPU Protein Total Perlakuan Lemak dalam tubuh (%) Sisa Total ,976 ,463 1,058 ,426 3,052 ,069 1,624 ,243 ,423 ,789 2,094 ,156 1,498 ,275 13 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Bekasi, 23 Oktober 1994. Penulis merupakan anak pertama dari empat bersaudara, putri pertama dari pasangan Bongsu Pasaribu dan Roida Tambunan. Penulis menyelesaikan pendidikan di SDN Cinyosog 2, SMPN 1 Cileungsi, dan SMAN 1 Cileungsi. Pada tahun 2012 penulis lulus dari SMAN 1 Cileungsi dan melanjutkan pendidikan di Institut Pertanian Bogor di Departemen Budidaya Perairan melalui Seleksi Nasional Masuk Perguruan tinggi Negeri jalur ujian tulis. Kegiatan yang pernah diikuti penulis selama menjadi mahasiswa adalah mengikuti kegiatan Pekan Kreativitas Mahasiswa bidang penelitian yang didanai DIKTI dengan judul Spawn-stimulan: Efektivitas Spawnprim dalam Merangsang Ovulasi Guna Meningkatkan Produksi pada Ikan Betutu Oxyeleorotis marmorata. Penulis pernah melakukan kegiatan praktik Lapang Akuakultur mengenai pembenihan ikan synodontis Synodontis nigriventris di Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias Depok pada tahun 2015. Selain itu, penulis juga pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Nutrisi Ikan 2014 dan 2015, asisten praktikum Teknologi Produksi Plankton, Benthos, dan Alga 2015, Ikan Hias dan Akuaskap 2015, asisten mata kuliah Agama Kristen Protestan pada program Tingkat Persiapan Bersama IPB pada tahun ajaran 2013 dan 2014, koordinator asisten Agama Kristen Protestan pada Program Pendidikan Kompetensi Umum IPB tahun ajaran 2015/2016. Penulis juga aktif mengikuti berbagai kepanitiaan seperti anggota divisi acara dalam kepanitiaan pada kegiatan Aquaculture Festival tahun 2014 dan 2015 dan kepanitiaan Retreat bagi mahasiswa Kristen IPB tahun 2016. Sebagai syarat untuk menyelesaikan pendidikan di strata satu, penulis melaksanakan penelitian yang berjudul “Evaluasi Penambahan Asam Glutamat dan Monosodium Glutamat dalam Pakan terhadap Kinerja Pertumbuhan Ikan Mas Cyprinus carpio.