Jurnal Karya Tulis Ilmiah - E-Journal STIKES Mitra Kencana

advertisement
Jurnal Karya Tulis Ilmiah
GAMBARAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT OLEH
IBU NIFAS DI DESA SUKARAJA KECAMATAN RAJAPOLAH
KABUPATEN TASIKMALAYA
TAHUN 2015
ESTY PURNAMASARI
JURUSAN DIPLOMA III KEBIDANAN STIKes MITRA KENCANA
TASIKMALAYA
INTISARI
Salah satu upaya untuk mengatasi masalah dan memerangi angka kematian bayi
karena infeksi tali pusat, seperti yang disampaikan oleh Menteri Kesehatan yaitu
menggunakan strategi yang pada dasarnya menekan pada penyediaan layanan
maternal dan neonatal berkualitas yang tertuang dalam tiga pesan kunci, yaitu
setiap kehamilan diberikan tetanus toksoid, sterilisasi alat, penyuluhan mengenai
perawatan tali pusat yang benar pada masyarakat (Depkes RI, 2009).
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui Gambaran Penatalaksanaan
Perawatan Tali Pusat Oleh Ibu Nifas Di Desa Sukaraja Kecamatan Rajapolah
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2015. Jenis penelitian ini menggunakan metode
deskriptif, dengan populasi seluruh ibu nifas yang mempunyai bayi (0-7 hari)
dengan tali pusat belum puput, teknik sampling yang digunakan accidental
sampling sebanyak 10 orang, teknik pengumpulan data menggunakan lembar
ceklist dan analisis univariat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penatalaksanaan perawatan tali pusat oleh
ibu nifas di Desa Sukaraja Kecamatan Rajapolah Kabupaten Tasikmalaya paling
banyak termasuk kategori baik (80%). Kesimpulan hasil penelitian tentang
gambaran penatalaksanaan perawatan tali pusat oleh ibu nifas di Desa Sukaraja
Kecamatan Rajapolah Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2015, sebagian besar
termasuk kategori baik yaitu sebanyak 80%. Saran setelah melakukan penelitian
ini adalah bagi ibu nifas yang mempunyai bayi agar meningkatkan pengetahuan
tentang perawatan tali pusat untuk mencegah terjadinya infeksi.
Kata Kunci
Daftar Pustaka
: Perawatan tali pusat
: 23 (2006-2015)
PENDAHULUAN
Menurut World Health Organization
(WHO) kematian bayi baru lahir di
dunia sangat tinggi dengan estimasi
sebesar 4 juta kematian bayi baru
lahir pertahun dan 1,4 juta kematian
pada bayi baru lahir pada bulan
pertama di Asia Tenggara. Hanya
sedikit negara di Asia Tenggara yang
mempunyai
sistem
registrasi
kelahiran yang baik, sehingga tidak
diperoleh data yang akurat tentang
jumlah kematian bayi baru lahir atau
pun kematian pada bulan pertama
(Sarwono, 2008).
Penurunan angka kematian bayi baru
lahir di setiap negara di Asia
Tenggara masih sangat lambat.
Perkiraan kematian yang terjadi
karena tetanus adalah sekitar 550.000
lebih dari 50 % kematian yang
terjadi di Afrika dan Asia Tenggara
disebabkan karena Infeksi pada tali
pusat pada umumnya menjadi tempat
masuk utama bakteri, terutama
apabila diberikan sesuatu yang tidak
steril (Sarwono, 2008).
Menurut
data
Departemen
Kesehatan, 75% kematian bayi
terjadi
pada
masa
perinatal.
Kematian neonatal kelompok umur
0-28 hari tertinggi adalah infeksi
sebesar 57,1% (tetanus, sepsis,
pneumonia, diare) (Depkes RI,
2008).
Survey
Demografi
Kesehatan
Indonesia (SDKI) melaporkan angka
kematian bayi (AKB) tahun 2012
mencapai 32 per 1000 kelahiran
hidup. Sementara itu, laporan dari
daerah yang diterima Kementerian
Kesehatan menunjukkan jumlah bayi
yang meninggal di Indonesia
berdasarkan estiminasi SDKI 2012
mencapai 160.681 anak (SDKI,
2012).
Salah satu upaya untuk mengatasi
masalah dan memerangi angka
kematian bayi karena infeksi tali
pusat, seperti yang disampaikan oleh
Menteri
Kesehatan
yaitu
menggunakan strategi yang pada
dasarnya menekan pada penyediaan
layanan maternal dan neonatal
berkualitas yang tertuang dalam tiga
pesan kunci, yaitu setiap kehamilan
diberikan tetanus toksoid, sterilisasi
alat,
penyuluhan
mengenai
perawatan tali pusat yang benar pada
masyarakat (Depkes RI, 2009).
Di daerah pelosok khususnya Papua,
masih banyak yang merawat bayinya
dengan
menggunakan
cara
tradisional seperti memotong tali
pusat dengan bambu runcing dan
menaburkan
ramuan
untuk
perawatan tali pusat, hasil tersebut
dikarenakan pendidikan dan sosial
ekonomi yang rendah, selain itu juga
dipengaruhi oleh pengetahuan ibu
tentang
pentingnya
pelayanan
neonatal atau bayi baru lahir.
Perawatan bayi baru lahir yang
dialami
masyarakat
adalah
kurangnya
pengetahuan
dalam
perawatan bayi baru lahir terutama
tali pusatnya (Depkes RI, 2009).
Dinas kesehatan Provinsi Jawa Barat,
pada tahun 2012 angka kematian
bayi di Jawa Barat sebesar 6,4/1000
kelahiran hidup. Kasus kematian
neonatal memiliki proporsi sebesar
68% dari kematian bayi dan 56%
disebabkan karena infeksi pada masa
perinatal (Dinkes Jabar, 2012).
Menurut data dari Dinas Kesehatan
Kabupaten Tasikmalaya, Kematian
bayi pada tahun 2014 sebanyak
1/1000 kelahiran hidup. Kasus
kematian bayi sebesar
25,5%
disebabkan oleh infeksi terutama
pada masa neonatal (Dinkes Kab.
Tasikmalaya, 2015).
Berdasarkan
data
Puskesmas
Rajapolah
pada
tahun
2014
didapatkan jumlah bayi yang
mengalami
infeksi
tali
pusat
sebanyak 30 bayi. Desa Dawagung
6,7 persen, Desa Manggungjaya 6,7
persen, Desa Rajapolah 10 persen,
Desa Margasari 10 persen, Desa
Tanjungpura 10 persen, Desa
Sukaraja
26,7
persen,
Desa
Sukanagalih 16,7 persen, Desa
Rajamandala 13,3 persen. Desa
Sukaraja Merupakan Desa tertinggi
yang mengalami infeksi tali pusat
pada bayi (Puskesmas Rajapola,
2014).
Berdasarkan hasil wawancara kepada
5 orang ibu nifas pada bulan Februari
2015 di Desa Sukaraja, didapatkan
hasil bahwa terdapat 3 orang ibu
nifas yang belum mengetahui
mengenai cara perawatan tali pusat
yang benar.
Berdasarkan uraian diatas maka
peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Gambaran
Penatalaksanaan Perawatan Tali
Pusat Oleh Ibu Nifas Di Desa
Sukaraja Kecamatan Rajapolah
Kabupaten
Tasikmalaya
Tahun
2015”.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan
pada penelitian ini adalah penelitian
deskriptif yaitu suatu metode
penelitian yang dilakukan dengan
tujuan utama untuk menggambarkan
atau mendeskripsikan keadaan suatu
variabel tanpa menghubungkan
dengan variabel yang lainnya
(Notoatmodjo, 2010).
1. Populasi
Populasi adalah seluruh objek
penelitian atau objek yang diteliti
(Notoatmojo, 2010). Populasi
dalam penelitian ini adalah
seluruh
ibu nifas yang
mempunyai bayi (0-7 hari)
dengan tali pusat belum puput
yang berada di Desa Sukaraja
Kecamatan Rajapolah Kabupaten
Tasikmalaya Tahun 2015.
1. Sampel
Sampel adalah sebagian yang
diambil dari keseluruhan objek
yang diteliti dan dianggap
mewakili
seluruh
populasi
(Notoatmodjo, 2010). Sampel
dalam penelitian ini adalah
seluruh ibu nifas yang mempunyai
bayi (0-7 hari) dengan tali pusat
belum
puput.
Metode
pengambilan
sampel
dalam
penelitian
ini
menggunakan
accidental sampling, yaitu teknik
penagambilan sampel berdasarkan
kebetulan ada atau tersedia di
suatu tempat sesuai denan konteks
penelitian (Notoatmodjo, 2010).
Sampel dalam penelitian ini
sebanyak 10 orang.
Penelitian ini dilaksanakan di
Desa
Sukaraja
Kecamatan
Rajapolah
Kabupaten
Tasikmalaya pada tanggal 21
April - 20 Mei 2015.
data dalam penelitian
ini adalah data primer yang
diperoleh dari lembar ceklist.
Instrumen dalam penelitian
ini adalah lembar ceklist yang
dibuat oleh peneliti yang
terdiri dari 5 pernyataan. Uji
validitas dan reabilitas telah
dilaksanaan
di
Desa
Sukanagalih
Kecamatan
Rajapolah
Kabupaten
Tasikmalaya
dilaksanakan
pada bulan April 2015
dengan hasil nilai semua
pernyataan dinyatakan valid
(r hitung > 0,878). Dan
semua pertanyaan dinyatakan
reliabel (crombach alpha >
0,6).
A. Pengolahan
Data
dan
Analisis Data
1. Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan
secara komputerisasi dengan
langkah-langkah
sebagai
berikut:
a. Editing Data
Editing yaitu kegiatan untuk
pengecekan dan perbaikan
isian formulir atau kuesioner.
Kegiatan
ini
dilakukan
dengan
cara
mengecek
kelengkapan identitas dan
jawaban dari setiap responden
pada saat penelitian.
b. Coding Data
Coding yaitu mengubah data
dalam bentuk kalimat atau
huruf menjadi data angka
atau bilangan. Penggunaan
coding dalam penelitian ini
untuk mempermudah pada
saat analisa dan entri data.
Kode dari setiap jawaban
yang telah terkumpul pada
setiap lembar ceklist yang
telah ditetapkan adalah 0 =
tidak dan 1 = ya.
c. Entry Data
Entry yaitu jawaban-jawaban
dari
masing-masing
responden yang dalam bentuk
kode dimasukkan ke dalam
program
atau
software
komputer. Kegiatan yang
dilakukan pada tahap ini
adalah dengan memindahkan
data yang diperoleh dari
responden
dilakukan
penilaian dan perhitungan
untuk mengetahui jumlah
skor dari setiap responden.
Kemudian
dilakukan
perhitungan skor yang benar
menggunakan paket program
SPSS for window.
d. Tabulating Data
Tabulating yakni membuat
tabel-tabel data sesuai dengan
tujuan penelitian atau yang
diinginkan oleh peneliti. Pada
HASIL DAN PEMBAHASAN
tahap ini penulis menyajikan
data dalam bentuk tabel
umum, dan tabel univariat.
2. Analisis Data
Analisa yang digunakan
pada penelitian ini yaitu analisa
univariat. Analisa univariat
dilakukan terhadap tiap variabel
dari hasil penelitian dengan
membuat
tabel
distribusi
frekuensi.
Pada
umumnya
analisis ini hanya menggunakan
hasil distribusi dan persentase
dari tiap variabel (Notoatmodjo,
2010). Analisa ini dilakukan
untuk mendeskripsikan variabel
penatalaksanaan perawatan tali
pusat pada bayi oleh ibu nifas,
data dapat diolah dengan
menggunakan rumus sebagai
berikut :
Keterangan :
N : Jumlah responden
F : Frekunsi
p : Persentasi
Dari hasil perhitungan
tersebut kemudian dikategorikan
berdasarkan kriteria tingkat
pengetahuan
menurut
teori
Arikunto (2010) sebagai berikut
:
a. Baik,
apabila
pertanyaan
dijawab benar oleh responden
76%-100%.
b. Cukup, apabila pertanyaan
dijawab benar oleh responden
56%-75%.
c. Kurang baik, apabila pertanyaan
dijawab benar oleh responden
<56%.
1. HASIL PENELITIAN
Dalam bab ini akan di uraikan hasil penelitian tentang Gambaran
Penatalaksanaan Perawatan Tali Pusat Oleh Ibu Nifas di Desa Sukaraja
Kecamatan Rajapolah Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2015.
Gambaran Penatalaksanaan Perawatan Tali Pusat Oleh Ibu Nifas di
Desa Sukaraja Kecamatan Rajapolah Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2015
dapat dilihat pada tabel 5.1:
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Penatalaksanaan Perawatan Tali Pusat
Oleh Ibu Nifas di Desa Sukaraja Kecamatan Rajapolah
Kabupaten Tasikmalaya
No
1.
2.
Kategori
Baik
Cukup
Jumlah
Frekuensi
8
2
10
Persentase (%)
80
20
100
Berdasarkan tabel 5.1 menunjukkan bahwa gambaran
penatalaksanaan perawatan tali pusat oleh ibu nifas di Desa Sukaraja
Kecamatan Rajapolah Kabupaten Tasikmalaya paling banyak termasuk
kategori baik yaitu sebanyak 8 orang (80%).
2. Pembahasan
Berdasarkan tabel 5.1 menunjukkan bahwa penatalaksanaan
perawatan tali pusat oleh ibu nifas di Desa Sukaraja Kecamatan Rajapolah
Kabupaten Tasikmalaya paling banyak termasuk kategori baik.
Hal ini sesuai menurut Sodikin (2009), menyatakan bahwa
perawatan tali pusat adalah mencegah terjadinya infeksi dan mempercepat
pemisahan tali pusat dari perut bayi yaitu dengan cara membiarkan tali
pusat mengering secara alami, tanpa membubuhkan alkohol atau ramuan
lainnya pada perawatan tali pusat. Cukup membersihkan tali pusat dengan
air DTT dan sabun setiap kali mandi dan segera dikeringkan dengan
handuk lalu dibungkus dengan kassa steril / bersih.
Sebagian besar ibu nifas sudah mampu melakukan langkah-langkah
perawatan tali pusat dengan baik, hal ini dapat dipengaruhi oleh
pengetahuan dan pengalaman ibu tentang perawatan tali pusat. Hal ini
sesuai dengan teori dari Notoatmodjo (2010), bahwa pengetahuan
merupakan hasil dari tahu setelah orang melakukan penginderaan terhadap
sesuatuobjek tertentu. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh
melalui pendidikan, pengalaman diri sendiri maupun pengalaman orang
lain, media massa dan lingkungan.
Sebagian besar ibu nifas tidak melakukan cuci tangan. Hal ini
disebabkan karena sebagian besar ibu menganggap bahwa melakukan cuci
tangan sebelum membersihkan tali pusat tidak terlalu penting karena tidak
akan berpengaruh terhadap bayinya. Pelaksanaan cuci tangan dalam
perawatan tali pusat ini berarti ibu mencegah terjadinya infeksi dan
kesakitan pada bayi.
Hal ini sesuai dengan teori Barclay dan Lie (2008), cuci tangan
adalah cara efektif dan sederhana sebagai upaya pencegahan penyakit. Hal
tersebut disebabkan karena cuci tangan dapat mencegah seseorang
terpapar oleh mikroorganisme penyebab penyakit infeksi.
Seluruh ibu nifas membersihkan tali pusat dengan sabun. Hal ini
disebabkan karena ibu mengetahui bahwa membersihkan tali pusat
menggunakan sabun bisa membuat tali pusat tetap bersih. Hal ini sesuai
dengan teori Admin (2009), bahwa tali pusat yang dibersihkan dengan air
dan sabun cenderung lebih cepat puput (lepas) dari pada tali pusat yang
dibersihkan dengan alkohol.
Seluruh ibu nifas mengeringkan tali pusat dengan handuk. Hal ini
disebabkan karena ibu mengetahui bahwa tali pusat harus tetap dalam
keadaan kering agar tali pusat tidak menjadi bau. Hal ini sesuai dengan
teori Irawan (2011), bahwa keringkan tali pusat dengan menggunakan
handuk yang lembut, jangan terlalu lama membiarkan tali pusat terkena air
karena dapat menyebabkan tali pusat puput lebih lama, yang penting
pastikan tali pusat dan area sekelilingnya bersih dan kering.
Seluruh ibu nifas membalut tali pusat dengan kassa. Hal ini
disebabkan karena ibu takut tali pusat bayi bergesekan dengan gurita dan
popok dan bisa menyakiti bayinya, jadi ibu lebih memilih membalut tali
pusat dengan menggunakan kassa yang bersih dan kering. Hal ini sesuai
dengan teori Irawan (2011), bahwa pembalutan tali pusat sebaiknya tidak
terlalu rapat agar udara tetap bisa masuk, agar tidak tergesek dengan gurita
dan popok bayi, sebaiknya tali pusat cukup dibungkus dengan kassa steril
yang bersih dan kering.
Sebagian besar ibu nifas tidak menaburi tali pusat dengan bedak. Hal
ini disebabkan karena sebagian besar ibu mengetahui bahwa tidak boleh
menaburi bedak ataupun ramuan pada tali pusat karena bisa membuat tali
pusat menjadi lembab dan bisa menimbulkan bau. Hal ini sesuai dengan
teori Sarwono (2010), bahwa bedak ataupun ramuan tidak lagi dianjurkan
untuk merawat tali pusat karena dapat mengiritasi kulit dan menghambat
pelepasan tali pusat.
referensi tentang perawatan
KESIMPULAN DAN SARAN
tali pusat di perpustakaan.
A. Kesimpulan
Kesimpulan hasil penelitian
2. Bagi Institusi Kesehatan
tentang
gambaran
Institusi
kesehatan
penatalaksanaan perawatan tali
khususnya puskesmas perlu
pusat oleh ibu nifas di Desa
meningkatkan
pelayanan
Sukaraja Kecamatan Rajapolah
dengan kegiatan yang lebih
Kabupaten Tasikmalaya Tahun
aktif melalui penyuluhan dan
2015 sebagian besar termasuk
pendidikan kesehatan kepada
kategori baik yaitu sebanyak
keluarga tentang perawatan
80%.
tali pusat.
3. Bagi Masyarakat
B. Saran
1. Bagi Institusi Pendidikan
Masyarakat
lebih
Institusi pendidikan lebih
meningkatkan pengetahuan,
memfasilitasi
mahasiswa
terutama ibu nifas harus lebih
dalam pembuatan Karya Tulis
aktif dalam mencari informasi
Ilmiah, institusi pendidikan
tentang perawatan tali pusat,
harus lebih memperbanyak
baik informasi yang diperoleh
dari media cetak maupun
media elektronik.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Perlu
dilakukan
penelitian lebih mendalam
mengenai perawatan tali
pusat dengan menggunakan
teknik dan metode yang
berbeda sehingga diperoleh
penelitian
yang
lebih
bervariasi.
DAFTAR PUSTAKA
Admin. 2009. Cara Perawatan Tali
Pusat.
Tersedia
dalam
http://blog.ilmukepera
watan.com/cara-perawatantali-pusat.html. Diakses pada 10
Maret 2015.
Arikunto, S. 2006. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik.
Rineka
Cipta,
Jakarta.
Arin & Akbar. 2009. Perawatan Tali
Pusat. Jakarta: Rineka Cipta.
Barclay dan Lie. 2008. Hubungan
Jenis Kelamin Dengan Tahap Cuci
Tangan
Mahasiswa Saat Praktikum.
Tersedia
dalam
http://perpustakaan.uns.ac.id.
Diakses pada 07 April 2015.
Depkes RI. 2008. Angka Kematian
Neonatal.
Tersedia
dalam
http://bimed.ee.itb.
ac.id/telemedika.
Diakses
pada 06 Maret 2015.
Depkes RI. 2009. Ibu Selamat, Bayi
Sehat, Suami Siaga. Tersedia dalam
http://www.depkes.go.id.
Diakses 06 Maret 2015.
Dewi, Vivian Nanny Lia. 2010.
Asuhan
Neonatus
bayi
dan
AnakBalita. Jakarta; Salemba
Medika.
Dinkes Jawa Barat. 2012. Laporan
Tahunan Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Barat Tahun
2012.
http://www.dinkes.jabarprov.
go.id. Diakses 08 Maret 2015.
Dinkes Kab Tasikmalaya. 2015.
Laporan Tahunan Dinas
Kesehatan
Kabupaten
Tasikmalaya Tahun 2014.
Tasikmalaya.
Hidayah, A. 2009. Ilmu Kesehatan
Anak Untuk Pendidikan Kebidanan.
Jakarta:
Salemba Medika.
Irawan, N.K. 2011. Buku Perawatan
Tali Pusat. Jakarta: Berlian Media.
Jannah. 2011. Asuhan Kebidanan
Pada Masa Nifas. Jogjakarta:
Pustaka Belajar.
Notoatmodjo,
Soekidjo.
2010,
Metodologi
Penelitian
Kesehatan: PT. Rineka Cipta,
Jakarta.
Paisal. 2008. Perawatan Tali Pusat.
Tersedia
dalam
http://ereasoft.file.wordpress.
com. Diakses pada 08 Maret
2015
Prawirohardjo, Sarwono. 2008. Ilmu
Kebidanan. Edisi IV. Jakarta. PT.
Bina
Pustaka.
Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Ilmu
Kebidanan. Jakarta. PT. Bina
Pustaka.
Pujiastuti.
2014.
Tingkat
Pengetahuan Ibu Nifas Tentang
Cara Perawatan Tali
Pusat Di RB An Nur Sumber
Surakarta: Program D III Kebidanan
STIKes
Kusuma Husada Surakarta.
Karya
Tulis
Ilmiah.
http://jtptunimus-gdlichamubaro-742-1-babi.pdf.
Diakses 08 Maret 2015.
Puskesmas
Rajapolah.
2014.
Laporan
Tahunan
Puskesmas
Rajapolah tahun 2014.
Tasikmalaya.
Riksani. 2012. Buku Pintar Merawat
Bayi 0-12 Bulan. Jakarta: PT.
Gramedia
Pustaka Utama.
Rukiyah, Ai yeyeh, LiaYulianti.
2011. Asuhan Kebidanan III. Jakarta:
Salemba
Medika.
Rukiyah, Ai yeyeh, LiaYulianti.
2010. Asuhan Neonatus Bayi dan
Balita. Jakarta:
Salemba medika.
SDKI.
2012.http://www.google.com/search?
ie=UTF8&sourceid=navclient&gfns
=
1&4=SDKI+2012html.
Diakses 06 Maret 2015
Sodikin. 2009. Buku Saku Perawatan
Tali Pusat. Jakarta: ECG.
Download