LINGKUNGAN SOSIAL DAN MOTIVASI BELAJAR DALAM PENCAPAIAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA (Kasus Mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama Institut Pertanian Bogor Tahun Ajaran 2007/2008) Oleh: RENNY YUSNIATI A 14204055 PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN RENNY YUSNIATI. LINGKUNGAN SOSIAL DAN MOTIVASI BELAJAR DALAM PENCAPAIAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA (Kasus Mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama Institut Pertanian Bogor Tahun Ajaran 2007/2008). Di bawah Bimbingan RATRI VIRIANITA. Pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing. Prestasi belajar dapat digunakan sebagai indikator mutu pendidikan. Prestasi belajar dipengaruhi oleh banyak faktor, yaitu tingkat kecerdasan atau inteligensi, sikap, bakat, minat, dan motivasi belajar. Motivasi belajar merupakan salah satu faktor penting dalam pelaksanaan proses belajar. Motivasi belajar adalah daya penggerak yang ada di dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas belajar. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi belajar antara lain faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal antara lain usia, jenis kelamin, dan faktor psikologis, sedangkan faktor eksternal terbagi menjadi dua yaitu faktor lingkungan sosial dan lingkungan non-sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan pemahaman tentang lingkungan sosial dan motivasi belajar dalam pencapaian prestasi akademik mahasiswa. Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk memendeskripsikan motivasi belajar, aktivitas belajar dan prestasi akademik mahasiswa TPB, menganalisis hubungan antara lingkungan sosial dan motivasi belajar mahasiswa TPB, menganalisis hubungan antara lingkungan sosial dengan prestasi akademik mahasiswa TPB, menganalisis hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi akademik mahasiswa TPB. Hipotesis dalam penelitian ini yaitu: pertama, diduga ada hubungan antara lingkungan sosial dengan motivasi belajar; kedua, diduga ada hubungan antara lingkungan sosial dengan prestasi akademik mahasiswa; dan ketiga, diduga ada hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi akdemik mahasiswa. Penelitian ini dilakukan di Institut Pertanian Bogor (IPB), Darmaga, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang sedang menjalani pendidikan formalnya di Institut Pertanian Bogor pada Tingkat Persiapan Bersama. Pemilihan responden dilakukan dengan metode pengambilan Sampel Random Gugus Bertahap. Responden dalam penelitian ini berjumlah 200 orang, yang dipilih secara acak dari kelompok kelas A dan kelompok kelas B. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei, dengan menggunakan instrumen pengumpulan data seperti kuesioner dan wawancara. Hipotesis penelitian ini diuji secara statistik dengan menggunakan Uji Chi-Square. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, tidak ada hubungan yang nyata antara lingkungan sosial dengan motivasi belajar mahasiswa, namun jika dilihat dari hubungan mahasiswa dengan dosen, ternyata berhubungan dengan motivasi belajar mahasiswa. Hal ini terjadi karena, mahasiswa yang berhubungan positif dengan dosennya, dapat membangkitkan motivasi belajar mahasiswa. Dilihat dari hubungan mahasiswa dengan teman, ternyata berhubungan dengan motif ingin tahu dan motif relevansi yang mereka miliki. Dilihat dari hubungan mahasiswa dengan komunitasnya di asrama, ternyata berhubungan dengan motif ingin tahu yang dimiliki oleh mahasiswa tersebut. Hal ini terjadi karena, semakin mahasiswa berhubungan positif dengan komunitasnya di asrama, maka dapat membangkitkan motif ingin tahunya. Lingkungan sosial juga tidak berhubungan dengan prestasi akademik mahasiswa. Motivasi belajar berhubungan dengan prestasi akademik mahasiswa, karena salah satu fungsi motivasi adalah sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Seseorang melakukan suatu usaha karena ada motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik, dengan kata lain, dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik, dan dapat disimpulkan bahwa, semakin banyak mahasiswa yang mempunyai motivasi belajar, maka semakin banyak mahasiswa yang Indeks Prestasinya 2,75. Saran yang disampaikan, antara lain: (1) Untuk Direktorat pendidikan Tingkat Persiapan Bersama (TPB) agar lebih memperhatikan lingkungan fisik mahasiswa, khususnya perlu memperbaiki keadaan ruang belajar agar mahasiswa merasa nyaman dengan ruang belajar yang ditempatinya; (2) Selain ada dosen bimbingan konseling, alangkah lebih baik jika diadakan juga dosen pembimbing akademik bagi mahasiswa TPB; (3) Dosen memberikan materi perkulihan yang dapat membangkitkan motivasi belajar mahasiswa; (4) Setiap mata kuliah melakukan aktivitas-aktivitas belajar, berupa visual activities, oral activities, listening activities, writing activities, drawing activities, motor activities, mental activities, dan emotional activities; dan (5) Untuk penelitian selanjutnya, dapat melihat faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar, dari segi asal daerah, jalur masuk IPB dan keadaan ekonomi mahasiswa TPB. LINGKUNGAN SOSIAL DAN MOTIVASI BELAJAR DALAM PENCAPAIAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA (Kasus Mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama Institut Pertanian Bogor Tahun Ajaran 2007/2008) Oleh: Renny Yusniati (A14204055) SKRIPSI Sebagai Prasyarat untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Pertanian Pada Program Studi Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR Dengan ini menyatakan bahwa Skripsi yang ditulis oleh: Nama : Renny Yusniati NRP : A14204055 Judul : Lingkungan Sosial dan Motivasi Belajar dalam Pencapaian Prestasi Akademik Mahasiswa (Kasus Mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama Institut Pertanian Bogor Tahun Ajaran 2007/2008) Dapat diterima sebagai syarat untuk mendapatkan gelar sarjana pertanian pada Program Studi Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Menyetujui, Dosen Pembimbing Ratri Virianita, S. Sos, MSi. NIP. 132 310 797 Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr. NIP. 131 124 019 Tanggal Kelulusan: PERNYATAAN DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL LINGKUNGAN PENCAPAIAN SOSIAL PRESTASI DAN MOTIVASI AKADEMIK BELAJAR DALAM MAHASISWA (KASUS MAHASISWA TINGKAT PERSIAPAN BERSAMA INSTITUT PERTANIAN BOGOR TAHUN AJARAN 2007/2008) INI BENAR-BENAR MERUPAKAN HASIL KARYA YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI KARYA ILMIAH PADA SUATU PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN DAN JUGA BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI TIDAK MENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH RUJUKAN YANG PIHAK LAIN DINYATAKAN KECUALI DALAM SEBAGAI NASKAH. BAHAN DEMIKIAN PERNYATAAN INI SAYA BUAT DENGAN SESUNGGUHNYA DAN SAYA BERSEDIA MEMPERTANGGUNG JAWABKAN PERNYATAN INI. Bogor, Agustus 2008 Renny Yusniati A14204055 RIWAYAT HIDUP PENULIS Penulis bernama Renny Yusniati merupakan anak kedua dari tiga bersaudara, yang dilahirkan di Bogor pada tanggal 5 Februari 1986 dari orangtua bernama Bapak Yusuf Iskandar dan Ibu Ratna Jamilah. Pendidikan formal penulis dimulai di Taman Kanak-Kanak (TK) Al-Abrol Bogor pada tahun 1991, kemudian dilanjutkan di SD Al-Ghazaly Bogor pada tahun 1992. Lulus Sekolah Dasar pada tahun 1998, penulis melanjutkan ke SLTPN 4 Bogor dan pada tahun 2001 masuk ke SMUN 10 Bogor. Penulis berkesempatan untuk melanjutkan pendidikan di Institut Pertanian Bogor (IPB) pada tahun 2004 melalui jalur SPMB (Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru). Saat ini, berada di Fakultas Pertanian, Program Studi Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat. UCAPAN TERIMA KASIH Selama masa penyelesaian skripsi ini, tentunya tidak terlepas dari dorongan dan dukungan baik moril maupun materiil dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis panjatkan puji syukur kepada Allah SWT, atas segala nikmat, karunia, dan hidayah yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sekaligus ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Ratri Virianita, S. Sos, MSi. atas saran dan masukan untuk kelancaran proses penulisan skripsi. 2. Mama, Papa, Kakakku Riska dan Iman, Adikku Indra atas curahan kasih sayang, semangat dan dukungannya yang tak pernah henti dan tak akan pernah terhenti. 3. Dr. Ir. Sarwititi S. Agung, MS. selaku dosen pembimbing akademik atas perhatian dan masukan yang berharga. 4. Martua Sihaloho, SP, MSi. selaku dosen penguji utama atas masukan dan kritikannya. 5. Ir. Murdianto, MSi. selaku dosen penguji wakil Departemen. 6. Dr. Ir. Ibnul Qayim selaku Direktur Tingkat persiapan Bersama, besarta Bapak Asep yang telah membantu dalam mendapatkan data tentang gambaran umum TPB. 7. Mahasiswa TPB yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk menjadi responden dalam penelitian ini. 8. Fritamia Saraswati selaku teman seperjuanganku dari mulai Studi Pustaka (SP) hingga skripsi, terima kasih atas dukungan dan kerjasamanya. 9. Blocnooters (Adisty, Fitri dan Vanessa) atas semangat dan dukungannya. 10. Teman-teman KPM 41, khususnya Nceq, Refi, Intan, Tina, Sushane, Ubi, Mira, Oline, Yundha, Tutut atas semangat dan dukungannya selama masa perkuliahan hingga penulisan skripsi. 11. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, untuk segala perhatian, dorongan semangat, dukungan materiil dan moril berupa masukan maupun kritik. KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan Skripsi yang berjudul Lingkungan Sosial dan Motivasi Belajar dalam Pencapaian Prestasi Akademik Mahasiswa (Kasus Mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama Institut Pertanian Bogor Tahun Ajaran 2007/2008) , ditujukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar sarjana pertanian pada Program Studi Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Kegiatan skripsi ini berupa penelitian yang menelaah aspek mengenai prestasi akademik mahasiswa TPB yang dilihat berdasarkan lingkungan sosial dan motivasi belajar mahasiswa. Melalui skripsi ini, memungkinkan penulis mengetahui dan menganalisis faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan prestasi akademik. Demikianlah skripsi ini disusun dengan suatu tema tulisan yang dipandang cukup relevan untuk ditelaah lebih lanjut saat ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pihak-pihak yang berkepentingan. Bogor, Agustus 2008 Penulis DAFTAR ISI Halaman RINGKASAN ............................................................................................... ii DAFTAR ISI ................................................................................................ xii DAFTAR TABEL ........................................................................................ xvi DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xix DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xx BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1 1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1 1.2 Perumusan Masalah ...................................................................... 6 1.3 Tujuan .......................................................................................... 7 1.4 Kegunaan Penelitian ..................................................................... 7 BAB II PENDEKATAN TEORITIS ............................................................ 8 2.1 Tinjauan Pustaka ......................................................................... 8 2.1.1 Mahasiswa ........................................................................ 8 2.1.2 Motivasi Belajar ................................................................ 9 2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar ......... 16 2.1.4 Lingkungan Sosial ............................................................. 20 2.1.5 Aktivitas Belajar ............................................................... 23 2.1.6 Prestasi Akademik Mahasiswa .......................................... 27 2.2 Kerangka Pemikiran ................................................................... 29 2.3 Hipotesis ..................................................................................... 33 2.4 Definisi Operasional ................................................................... 33 BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 43 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................... 43 3.2 Metode Pengambilan Sampel...................................................... 43 3.3 Metode Pengumpulan Data ......................................................... 46 3.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data ........................................ 47 BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN ........................................... 49 4.1 Gambaran Umum Lokasi............................................................. 49 4.2 Gambaran Umum Responden ...................................................... 53 4.2.1 Karakteristik Responden .................................................... 53 4.2.1.1 Usia Responden ..................................................... 53 4.2.1.2 Jenis Kelamin Responden....................................... 54 4.2.2 Indeks Prestasi Responden ................................................. 54 4.2.3 Lingkungan Non-Sosial Responden.................................... 55 4.2.3.1 Kenyamanan Ruang Belajar ................................... 55 4.2.3.2 Kelengkapan Alat dan Bahan dalam Proses Belajar Mengajar ................................................... 56 BAB V LINGKUNGAN SOSIAL MAHASISWA ...................................... 58 5.1 Gambaran Lingkungan Sosial Mahasiswa..................................... 58 5.2 Lingkungan Sosial Menurut Karakteristik Mahasiswa .................. 61 5.2.1 Lingkungan Sosial Menurut Usia Mahasiswa ...................... 61 5.2.2 Lingkungan Sosial Menurut Jenis Kelamin Mahasiswa ....... 62 BAB VI MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA ........................................ 65 6.1 Gambaran Motivasi Belajar Mahasiswa ...................................... 65 6.2 Motivasi Belajar Menurut Karakteristik Mahasiswa .................... 66 6.2.1 Motivasi Belajar Menurut Usia Mahasiswa ....................... 66 6.2.2 Motivasi Belajar Menurut Jenis Kelamin Mahasiswa......... 68 6.3 Motivasi Belajar Menurut Lingkungan Non-Sosial ..................... 70 6.3.1 Motivasi Belajar Menurut Kenyamanan Ruang Belajar ..... 70 6.3.2 Motivasi Belajar Menurut Kelengkapan Alat dan Bahan dalam Proses Belajar Mengajar .............................. 71 6.4 Motivasi Belajar Menurut Lingkungan Sosial ............................. 72 6.4.1 Motivasi Belajar Menurut Hubungan Mahasiswa dengan Dosen .............................................................................. 73 6.4.2 Motivasi Belajar Menurut Hubungan Mahasiswa dengan Teman ............................................................................. 75 6.4.3 Motivasi Belajar Menurut Hubungan Mahasiswa dengan Keluarga .......................................................................... 78 6.4.4 Motivasi Belajar Menurut Hubungan Mahasiswa dengan Komunitas di Asrama ...................................................... 79 BAB VII AKTIVITAS BELAJAR MAHASISWA ..................................... 81 7.1 Gambaran Aktivitas Belajar Mahasiswa TPB............................. 81 7.2 Aktivitas Belajar Berdasarkan Karakteristik Mahasiswa ............ 83 7.2.1 Aktivitas Belajar Berdasarkan Usia Mahasiswa ................ 83 7.2.2 Aktivitas Belajar Berdasarkan Jenis Kelamin Mahasiswa . 84 7.3 Aktivitas Belajar Berdasarkan Lingkungan Non-Sosial ............. 85 7.3.1 Aktivitas Belajar Berdasarkan Kenyamanan Ruang Belajar ............................................................................ 85 7.3.2 Aktivitas Belajar Berdasarkan Kelengkapan Alat dan Bahan ............................................................................ 86 7.4 Aktivitas Belajar Berdasarkan Lingkungan Sosial Mahasiswa... 87 7.5 Aktivitas Belajar Berdasarkan Motivasi Belajar Mahasiswa ...... 88 BAB VIII PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA .................................. 91 8.1 Gambaran Prestasi Akademik Mahasiswa TPB ........................ 91 8.2 Prestasi Akademik Menurut Karakteristik Mahasiswa .............. 92 8.2.1 Prestasi Akademik Menurut Usia Mahasiswa ................. 92 8.2.2 Prestasi Akademik Menurut Jenis Kelamin Mahasiswa... 93 8.3 Prestasi Akademik Menurut Lingkungan Non-Sosial ............... 94 8.3.1 Prestasi Akademik Menurut Kenyamanan Ruang Belajar ............................................................................ 94 8.3.2 Prestasi Akademik Menurut Kelengkapan Alat dan Bahan dalam Proses Belajar Mengajar ............................ 95 8.4 Prestasi Akademik Menurut Lingkungan Sosial Mahasiswa ..... 96 8.5 Prestasi Akademik Menurut Motivasi Belajar Mahasiswa ........ 99 8.6 Prestasi Akademik Menurut Aktivitas Belajar Mahasiswa ....... 104 BAB IX KESIMPULAN DAN SARAN........................................................ 106 9.1 Kesimpulan ................................................................................ 106 9.2 Saran .......................................................................................... 108 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 110 LAMPIRAN .................................................................................................. 113 DAFTAR TABEL Tabel Halaman Tabel 1. Sebaran Indeks Prestasi Mahasiswa TPB-IPB Tahun Akademik 2005/2006 ......................................................................................... 5 Tabel 2. Sebaran Indeks Prestasi Mahasiswa TPB-IPB Tahun Akademik 2006/2007 ......................................................................................... 5 Tabel 3. Jumlah Responden Berdasarkan Kelas, 2008 ..................................... 44 Tabel 4. Jumlah Responden Berdasarkan Mayor, 2008.................................... 45 Tabel 5. Matriks Analisis Data ........................................................................ 48 Tabel 6. Matriks Pengujian Hipotesis dan Analisis Data.................................. 48 Tabel 7. Jumlah Mahasiswa TPB Berdasarkan Jenis Kelamin, 2008 ................ 52 Tabel 8. Daftar Mata Kuliah TPB Tahun 2007 ................................................ 53 Tabel 9. Usia Responden, 2008 ....................................................................... 53 Tabel 10. Jenis Kelamin Responden, 2008 ...................................................... 54 Tabel 11. Indeks Prestasi Responden, 2008 ..................................................... 55 Tabel 12. Kenyamanan Ruang Belajar Mahasiswa TPB, 2008......................... 56 Tabel 13. Kelengkapan Alat dan Bahan dalam Proses Belajar Mengajar, 2008 ................................................................................................. 56 Tabel 14. Frekuensi Mahasiswa TPB Berinteraksi dengan Lingkungan Sosial, 2008 ...................................................................................... 59 Tabel 15. Penghubung Mahasiswa TPB Berinteraksi dengan Lingkungan Sosial, 2008 ...................................................................................... 60 Tabel 16. Lingkungan Sosial Mahasiswa TPB, 2008 ........................................ 61 Tabel 17. Lingkungan Sosial Menurut Usia Mahasiswa, 2008 .......................... 62 Tabel 18. Lingkungan Sosial Menurut Jenis Kelamin Mahasiswa, 2008 ........... 63 Tabel 19. Motivasi Belajar Mahasiswa TPB, 2008 ........................................... 65 Tabel 20. Motivasi Belajar Berdasarkan Usia Mahasiswa TPB, 2008 ............... 67 Tabel 21. Motivasi Belajar Berdasarkan Jenis Kelamin Mahasiswa TPB, 2008 ................................................................................................. 69 Tabel 22. Motivasi Belajar Mahasiswa TPB Berdasarkan Kenyamanan Ruang Belajar, 2008 ......................................................................... 70 Tabel 23. Motivasi Belajar Mahasiswa TPB Berdasarkan Kelengkapan Alat dan Bahan dalam Proses Belajar Mengajar, 2008 ...................... 71 Tabel 24. Motivasi Belajar Menurut Lingkungan Sosial Mahasiswa TPB, 2008 ................................................................................................. 72 Tabel 25. Motivasi Belajar Menurut Hubungan Mahasiswa TPB dengan Dosen, 2008 .................................................................................... 74 Tabel 26. Motivasi Belajar Menurut Hubungan Mahasiswa TPB dengan Teman, 2008 .................................................................................... 76 Tabel 27. Motivasi Belajar Menurut Hubungan Mahasiswa TPB dengan Keluarga, 2008 ................................................................................. 78 Tabel 28. Motivasi Belajar Menurut Hubungan Mahasiswa TPB dengan Komunitas di Asrama, 2008 ............................................................. 80 Tabel 29. Aktivitas Belajar Mahasiswa TPB Pada Saat Semester Satu, 2008 .... 82 Tabel 30. Aktivitas Belajar Berdasarkan Usia Mahasiswa TPB, 2008............... 84 Tabel 31. Aktivitas Belajar Berdasarkan Jenis Kelamin Mahasiswa TPB, 2008 ................................................................................................. 85 Tabel 32. Aktivitas Belajar Berdasarkan Kenyamanan Ruang Belajar, 2008 .... 86 Tabel 33. Aktivitas Belajar Berdasarkan Kelengkapan Alat dan Bahan, 2008... 87 Tabel 34. Aktivitas Belajar Berdasarkan Lingkungan Sosial Mahasiswa TPB, 2008 ........................................................................................ 88 Tabel 35. Aktivitas Belajar Berdasarkan Motivasi Belajar Mahasiswa TPB, 2008 ........................................................................................ 89 Tabel 36. Indeks Prestasi Mahasiswa TPB, 2008.............................................. 91 Tabel 37. Indeks Prestasi Berdasarkan Usia Mahasiswa TPB, 2008 ................. 93 Tabel 38. Indeks Prestasi Berdasarkan Jenis Kelamin Mahasiswa TPB, 2008... 93 Tabel 39. Indeks Prestasi Mahasiswa TPB Berdasarkan Kenyamanan Ruang Belajar, 2008 ......................................................................... 95 Tabel 40. Indeks Prestasi Mahasiswa TPB Berdasarkan Kelengkapan Alat dan Bahan, 2008 ............................................................................... 95 Tabel 41. Indeks Prestasi Mahasiswa TPB Berdasarkan Lingkungan Sosial, 2008 ...................................................................................... 96 Tabel 42. Hasil Uji Chi-Square Indeks Prestasi Berdasarkan Lingkungan Sosial Mahasiswa TPB, 2008 ........................................................... 98 Tabel 43. Indeks Prestasi Mahasiswa TPB Berdasarkan Motivasi Belajar, 2008 ................................................................................................. 100 Tabel 44. Hasil Uji Chi-Square Indeks Prestasi Berdasarkan Motivasi Belajar Mahasiswa TPB, 2008.......................................................... 103 Tabel 45. Indeks Prestasi Berdasarkan Aktivitas Belajar Mahasiswa TPB, 2008 ................................................................................................. 104 DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman Gambar 1. Kerangka Pemikiran Hubungan Lingkungan Sosial dan Motivasi Belajar dalam Pencapaian Prestasi Akademik Mahasiswa .............. 32 Gambar 2. Frekuensi Interaksi Mahasiswa TPB dengan Lingkungan Sosial, 2008 .............................................................................................. 58 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Halaman Lampiran 1. Matriks Alokasi Waktu Penelitian ............................................... 114 Lampiran 2. Output SPSS 13.00 ...................................................................... 115 Lampiran 3. Kuesioner Penelitian ................................................................... 140 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan pendidikan, sampai kapan dan dimana pun ia berada. Pendidikan sangat penting artinya, sebab tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan terbelakang. Sampai satu dasawarsa terakhir pengujung abad ke-20, dunia pendidikan di Indonesia belum sepenuhnya dapat memenuhi harapan masyarakat. Menurut Syafaruddin (2002), fenomena ini ditandai dari rendahnya mutu lulusan, penyelesaian masalah pendidikan yang tidak tuntas, bahkan lebih berorientasi proyek. Contohnya pada tahun 2004 diberlakukan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Kurikulum ini dianggap sebagai sebuah proyek (Chan dan Tuti, 2006). Akibatnya, seringkali hasil pendidikan mengecewakan masyarakat. Bahkan Sumberdaya Manusia (SDM) yang disiapkan melalui pendidikan sebagai generasi penerus belum sepenuhnya memuaskan. Menurut Yulianti (2007), kerjasama antara dunia pendidikan dan dunia usaha perlu terus dikembangkan dalam rangka pendidikan dan pelatihan untuk pemenuhan kebutuhan tenaga kerja yang cakap dan terampil. Pendidikan seharusnya relevan dengan kebutuhan masyarakat dan pembangunan. Menurut Syah (2006), pendidikan didefinisikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses belajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia 2 serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan terbagi menjadi pendidikan formal, informal, dan nonformal. Pendidikan formal ditempuh melalui pendidikan di sekolah seperti SD/sederajat, SMP/sederajat, SMA/sederajat dan Perguruan Tinggi. Pendidikan informal biasanya diperoleh di lingkungan keluarga dan masyarakat. Pendidikan nonformal dapat diperoleh melalui kursus, pelatihan dan seminar. Pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing, di samping memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik. Pendidikan juga merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kualitas SDM, baik fisik, mental maupun spiritual. Untuk menciptakan SDM yang berkualitas, kuncinya adalah pendidikan yang berkualitas. Kualitas pendidikan perlu disesuaikan dengan kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), serta tuntutan perkembangan pembangunan. Prestasi belajar dapat digunakan sebagai indikator mutu pendidikan. Prestasi belajar dipengaruhi oleh banyak faktor, yaitu tingkat kecerdasan atau inteligensi, sikap, bakat, minat, dan motivasi belajar. Berdasarkan hasil penelitian Dewi (1999) diketahui bahwa inteligensi memberikan sumbangan yang signifikan terhadap prestasi belajar, selain itu motivasi berprestasi juga memberikan sumbangan yang signifikan terhadap prestasi belajar. Menurut Dewi (1999), motivasi belajar merupakan salah satu faktor penting dalam pelaksanaan proses belajar. Motivasi belajar adalah daya penggerak yang ada di dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas belajar. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi belajar antara lain faktor internal dan 3 faktor eksternal (Suryabrata, 2005). Faktor internal antara lain usia, jenis kelamin, dan faktor psikologis. Sedangkan faktor eksternal terbagi menjadi dua yaitu faktor lingkungan sosial dan lingkungan non-sosial. Faktor lingkungan sosial yang dimaksud disini meliputi kondisi, keadaan dan interaksi manusia (Zastrow dan Ashman, 1987). Manusia merupakan makhluk sosial, bagaimanapun juga tidak dapat terlepas dari individu yang lain. Secara kodrati manusia akan selalu hidup bersama. Hidup bersama antar manusia akan berlangsung dalam berbagai bentuk komunikasi dan situasi, dalam kehidupan semacam ini terjadi interaksi. Kegiatan hidup manusia akan selalu dibarengi dengan proses interaksi atau komunikasi. Menurut Sardiman (2004), dari berbagai bentuk interaksi, khususnya mengenai interaksi yang disengaja, ada istilah interaksi edukatif. Interaksi edukatif adalah interaksi yang berlangsung dalam suatu ikatan untuk tujuan pendidikan dan pengajaran, dengan kata lain disebut interaksi belajar mengajar. Interaksi belajar mengajar mengandung suatu arti adanya kegiatan interaksi dari tenaga pengajar yang melaksanakan tugas mengajar di satu pihak, dengan warga belajar yang sedang melaksanakan kegiatan belajar di pihak lain. Interaksi antara pengajar dan warga belajar, diharapkan merupakan proses motivasi, karena hasil belajar akan menjadi optimal jika ada motivasi. Menurut Sardiman (2006), salah satu fungsi motivasi adalah sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Seseorang melakukan suatu usaha karena ada motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik, dengan kata lain, dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi 4 yang baik. Intensitas motivasi seorang mahasiswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya. Beberapa penelitian tentang prestasi belajar mahasiswa menunjukkan motivasi sebagai faktor yang banyak berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar mahasiswa. Sebagai contoh, studi yang dilakukan oleh Walberg dkk (1983) dikutip Suciati dan Prasetya (2006), menyimpulkan bahwa motivasi mempunyai kontribusi antara 11 sampai 20 persen terhadap prestasi belajar. Studi yang dilakukan Suciati dan Prasetya (2006) menyimpulkan bahwa kontribusi motivasi sebesar 36 persen, sedangkan McClelland dikutip Suciati dan Prasetya (2006), menunjukkan bahwa motivasi berprestasi (achievement motivation) mempunyai kontribusi sampai 64 persen terhadap prestasi belajar. Menurut Ginting (2003), salah satu hal yang berhubungan dengan motivasi belajar di Perguruan Tinggi yaitu prestasi (achievement). Prestasi yang baik harus dicapai dengan belajar yang giat. Rasa ingin berhasil dalam studi di Perguruan Tinggi merupakan motivasi untuk belajar (Ginting, 2003). Pada penelitian-penelitian sebelumnya, hanya melihat hubungan antara motivasi dengan prestasi belajar saja, tanpa melihat faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar, seperti lingkungan sosial, untuk itu, peneliti tertarik menyoroti hubungan lingkungan sosial dan motivasi belajar kaitannya dengan pencapaian prestasi akademik mahasiswa, karena lingkungan sosial dan motivasi belajar dianggap penting dalam pencapaian prestasi akademik mahasiswa. Penelitian ini dilakukan karena relevan dengan realitas sosial yang peneliti temui. Oleh karena itu, peneliti mengambil kasus terhadap Mahasiswa Tingkat 5 Persiapan Bersama (TPB) tahun ajaran 2007/2008. Berdasarkan data Direktorat Pendidikan TPB-IPB, Indeks prestasi mahasiswa TPB secara umum mengalami peningkatan. Namun ironisnya, pada tahun 2006 justru semakin meningkat pula persentase mahasiswa yang memiliki Indeks Prestasi mahasiswa yang memiliki Indeks Prestasi 1,50. Pada tahun 2005, 1,50 persentasenya sebesar 1,27 persen, sedangkan pada tahun 2006 persentasenya meningkat menjadi 2,57 persen. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1 dan Tabel 2 yang menampilkan sebaran Indeks Prestasi Mahasiswa TPB-IPB tahun akademik 2005/2006 dan 2006/2007. Tabel 1. Sebaran Indeks Prestasi Mahasiswa TPB-IPB Tahun Akademik 2005/2006 Program Studi TPB - IPB Jalur Masuk IP 1.50 TOTAL USMI SPMB BUD 1,27 0,56 1,48 9,17 INDEKS PRESTASI (%) 2.00 IP 2.76 1.50<IP<2.00 <2.76 IP 0,73 37,48 50,40 0,31 31,72 53,78 0,99 44,28 48,03 3,33 58,33 25,00 IP 3.51 TOTAL MHS 10,12 13,63 5,23 4,17 2748 1614 1014 120 Data Diolah Dari Direktorat Pendidikan Tingkat Persiapan Bersama tahun 2005/2006. Tabel 2. Sebaran Indeks Prestasi Mahasiswa TPB-IPB Tahun Akademik 2006/2007 Program Studi TPB - IPB Jalur Masuk IP 1.50 TOTAL USMI SPMB BUD PIN 2,57 1,42 2,60 19,51 0,00 INDEKS PRESTASI (%) 2.00 IP 2.76 1.50<IP<2.00 <2.76 IP <3.51 0,76 39,10 50,22 0,66 35,99 51,09 0,74 41,26 49,87 2,44 42,28 36,46 0,00 0,00 100,00 IP 3.51 TOTAL MHS 10,67 12,16 7,44 9,38 0,00 2670 1793 780 96 1 Data Diolah Dari Direktorat Pendidikan Tingkat Persiapan Bersama tahun 2006/2007. Rendahnya Indeks Prestasi akademik mahasiswa TPB disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya: mahasiswa memiliki beberapa masalah, seperti masalah keluarga, masalah dengan dosen, masalah dengan asisten dosen atau 6 dengan teman, mahasiswa belum bisa beradaptasi lingkungan sosialnya, dan kurang motivasi dalam belajar.1 Untuk itu peneliti mencoba mengkaji hubungan antara lingkungan sosial dan motivasi belajar dalam pencapaian prestasi akademik mahasiswa. 1.2 Perumusan Masalah Prestasi belajar masih menjadi tolok ukur kompetensi mahasiswa di bidang ilmunya. Banyak institusi kerja yang menggunakan Indeks Prestasi akademik mahasiswa untuk penerimaan karyawan, dalam kondisi seperti ini, seharusnya mahasiswa berusaha mengejar prestasi. Namun, kenyataannya masih banyak mahasiswa yang memiliki prestasi belajar rendah. Mengingat kaitan yang cukup kuat antara lingkungan sosial dan motivasi belajar dalam pencapaian prestasi akademik mahasiswa, maka yang menjadi pertanyaan dalam penelitian ini, sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran lingkungan sosial, motivasi belajar, aktivitas belajar dan prestasi akademik mahasiswa TPB? 2. Apakah terdapat hubungan antara lingkungan sosial dan motivasi belajar mahasiswa TPB? 3. Apakah terdapat hubungan antara lingkungan sosial dengan prestasi akademik mahasiswa TPB? 4. Apakah terdapat hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi akademik mahasiswa TPB? 1 Data diperoleh dari arsip konselor mahasiswa TPB-IPB. 7 1.3 Tujuan Berdasarkan rumusan masalah di atas diperoleh tujuan penelitian sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan lingkungan sosial, motivasi belajar, aktivitas belajar dan prestasi akademik mahasiswa TPB. 2. Menganalisis hubungan antara lingkungan sosial dan motivasi belajar mahasiswa TPB. 3. Menganalisis hubungan antara lingkungan sosial dengan prestasi akademik mahasiswa TPB. 4. Menganalisis hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi akademik mahasiswa TPB. 1.4 Kegunaan Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih yang bermanfaat khususnya bagi: 1. Peneliti, merupakan sarana untuk menerapkan ilmu yang telah diperoleh dengan melihat fenomena praktis yang terjadi dan mengkaitkannya dengan teori yang telah diperoleh. 2. Kalangan akademisi, penelitian ini menjadi bahan kajian lebih lanjut baik dari segi teoritis maupun segi praktis mengenai lingkungan sosial dan motivasi belajar dalam pencapaian prestasi akademik mahasiswa. 3. Instansi yang terkait, dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam melakukan suatu tindakan yang berkaitan dengan lingkungan sosial dan motivasi belajar dalam pencapaian prestasi akademik mahasiswa. 8 BAB II PENDEKATAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Mahasiswa Perubahan status dari siswa menjadi mahasiswa menuntut perubahan sikap mental (attitude) dan perilaku seseorang. Menurut Ginting (2003), secara harfiah, ‘maha’ berarti besar, mahasiswa berarti siswa besar. Mahasiswa merupakan suatu predikat yang diberikan kepada seseorang yang telah lulus dari jenjang pendidikan Sekolah Menengah Umum (SMU) dan melanjutkan pendidikan ke tahap selanjutnya yaitu Perguruan Tinggi. Sebagaimana yang dikatakan Morgan (1981) dikutip Novianty (2002), menyatakan bahwa, selama menjadi mahasiswa, mereka mengalami suatu periode kemahasiswaan yang berarti periode yang dimulai sejak seseorang lulus SMU dan mulai memasuki jenjang Perguruan Tinggi hingga lulus dari Perguruan Tinggi. Mahasiswa adalah setiap individu yang secara resmi terdaftar untuk mengikuti pelajaran-pelajaran di Perguruan Tinggi (Fakultas Pertanian, 1980 dikutip Hilaliyah, 2004). Mahasiswa berada dalam masa percobaan, yaitu masa mengakhiri kehidupan remaja dan mengawali pra dewasa, dimana kebutuhan utama individu adalah melepaskan diri dari orang tua dan keluarga asal, serta memegang peranan penting yang lebih bertanggungjawab, serta lebih mandiri secara emosional dan finansial (Novianty, 2002). Pendapat lain mengatakan bahwa, mahasiswa termasuk dalam tahap perkembangan dewasa dini atau ada yang menyebutnya masa dewasa muda, pada rentan umur 18-40 tahun. Masa dewasa ini merupakan periode penyesuaian 9 terhadap pola-pola kehidupan baru dan harapan-harapan sosial baru (Hurlock, 1980 dikutip Desiyani, 2003). Periode ini merupakan suatu tahapan kehidupan yang unik. Pada tahap ini mahasiswa belum dapat dikatakan dewasa, namun juga bukan remaja lagi. Seorang mahasiswa mulai menghadapi harapan-harapan baik dari orang dewasa maupun dari kelompok sosialnya, dan juga harus mulai mempersiapkan diri dalam hal pemilihan karir yang akan mempengaruhi gaya hidup dan interaksi sosialnya. Berdasarkan definisi diatas, yang dimaksud dengan mahasiswa adalah sebutan untuk orang yang sedang menjalani pendidikan tinggi setelah lulus dari jenjang pendidikan SMU, yang secara resmi terdaftar untuk mengikuti pelajaranpelajaran di Perguruan Tinggi. Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan mahasiswa adalah orang yang sedang menjalankan studi di Perguruan Tinggi Institut Pertanian Bogor, tahun ajaran 2007/2008 yaitu mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama (TPB). 2.1.2 Motivasi Belajar Motivasi berasal dari kata bahasa Latin movere yang berarti “menggerakkan”. Menurut Cropley (1985) dikutip Suciati dan Prasetya (2006), motivasi merupakan “tujuan yang ingin dicapai melalui perilaku tertentu”. Motivasi merupakan suatu dorongan yang ada dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu agar tujuannya dapat tercapai, sebagaimana Sardiman (2006) menuturkan bahwa, motivasi berpangkal dari kata “motif”, yang dapat diartikan sebagai daya penggerak yang ada di dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan. 10 Motivasi selalu berkaitan dengan soal kebutuhan. Menurut Morgan ditulis kembali oleh Sardiman (2006), manusia hidup dengan memiliki berbagai kebutuhan, yaitu: kebutuhan untuk berbuat suatu aktivitas, kebutuhan untuk menyenangkan orang lain, kebutuhan untuk mencapai hasil, kebutuhan untuk mengatasi kesulitan. Menurut Carlita (2006), dengan adanya motivasi, manusia secara sadar atau tidak sadar, mengarahkan perilakunya untuk mencapai tujuan tertentu. Meskipun motivasi secara umum terkait dengan upaya ke arah sasaran apa saja, namun dalam penelitian ini, sasaran akan dipersempit pada tujuan kegiatan belajar. Menurut jenisnya, motivasi dibedakan atas dua bentuk (Winkel, 1991 dikutip Dewi, 1999): 1. Motivasi intrinsik, yaitu motivasi untuk melakukan suatu aktivitas demi aktivitas itu sendiri. Motivasi ini berakar pada faktor-faktor internal, seperti minat dan rasa ingin tahu. Siswa yang termotivasi secara intrinsik memperoleh kepuasan dari kegiatan yang dilakukannya. Partisipasi dalam suatu tugas merupakan reward tersendiri baginya. Siswa dengan motivasi intrinsik yang tinggi tidak membutuhkan reward dari luar sendiri. 2. Motivasi ekstrinsik, yaitu motivasi untuk melakukan suatu aktivitas demi alasan tertentu. Motivasi ini berakar pada faktor-faktor eksternal, seperti reward, pujian, dan penghindaran diri dari hukuman. Siswa yang termotivasi secara ekstrinsik melakukan suatu tugas karena ia yakin partisipasinya dalam tugas tersebut akan mendatangkan hasil yang diharapkan. Walaupun demikian, motivasi ektrinsik bukanlah bentuk motivasi yang berasal dari luar siswa, sebab motivasi selalu berpangkal pada suatu kebutuhan yang dihayati 11 oleh individu itu sendiri, walaupun orang lain mungkin memegang peranan penting dalam menimbulkan motivasi tersebut. Pintrich dan Schunk (1996) dikutip Dewi (1999), menyatakan bahwa dalam dunia pendidikan, motivasi intrinsik yang dimiliki siswa lebih membantu dalam proses belajar dan meraih prestasi yang baik. Hal ini disebabkan karena siswa yang termotivasi secara intrinsik biasanya selalu berusaha untuk meningkatkan belajar mereka. Mereka memperhatikan informasi-informasi baru, mengorganisasikan pengetahuan, dan menghubungkannya dengan pengetahuan yang telah mereka ketahui, lalu mengaplikasikan keahlian dan pengetahuan tersebut ke dalam konteks yang berbeda. Walaupun demikian, bukan berarti motivasi ekstrinsik tidak penting. Kedua bentuk motivasi ini sangat berperan dalam proses belajar siswa. Siswa cenderung termotivasi secara intrinsik dan ekstrinsik. Siswa mengharapkan kepuasan dari apa yang telah dilakukan, namun mereka juga membutuhkan pengakuan atau reward dari luar atas prestasi yang telah mereka hasilkan (Cole dan Chan, 1987 dikutip Dewi, 1999). Motivasi memegang peranan penting dalam proses belajar mengajar, seperti yang diungkapkan Bloom (1985), “Motivation is an essential condition of learning”. Hasil belajar akan menjadi optimal, jika ada motivasi. Motivasi menentukan intensitas usaha belajar bagi para peserta didik. Menurut Auliyawati (2005) motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat non intelektual. Seorang siswa yang mempunyai intelegensi yang cukup tinggi, bisa gagal karena kurang adanya motivasi dalam belajarnya. Pengertian belajar menurut Baharuddin dan Esa (2007), merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan perubahan dalam dirinya 12 melalui pelatihan-pelatihan atau pengalaman-pengalaman. Belajar dapat membawa perubahan bagi si pelaku, baik perubahan pengetahuan, sikap, maupun keterampilan. Menurut Hilgrad dan Bower dikutip Baharuddin dan Esa (2007), belajar memiliki pengertian memperoleh pengetahuan atau menguasai pengetahuan melalui pengalaman, mengingat, menguasai pengalaman, dan mendapatkan atau menemukan informasi. Pendapat lain mengatakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksinya dengan lingkungan (Hamalik, 2005). Pengertian ini menekankan adanya interaksi antara individu dengan lingkungan. Di dalam interaksi inilah terjadi serangkaian pengalaman belajar, dan melalui pengalaman-pengalaman itulah diharapakan adanya perubahan perilaku dari individu yang bersangkutan. Dengan demikian, belajar memiliki arti dasar adanya aktivitas atau kegiatan dan penguasaan tentang sesuatu (Fudyartanto, 2002 dikutip Baharuddin dan Esa, 2007). Berdasarkan pengertian tentang motivasi dan belajar, maka motivasi belajar dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri mahasiswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai. Menurut Ginting (2003), orang yang bermotivasi adalah orang yang mempunyai kecenderungan dalam dirinya untuk berupaya mencapai tujuan guna memuaskan kebutuhannya. Dia mempunyai kebutuhan untuk berprestasi, jadi motivasi belajar seseorang menentukan besarnya upaya belajar yang dilakukan. Mahasiswa yang memiliki motivasi kuat, akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar (Sardiman, 2006). 13 Prinsip-prinsip motivasi yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran menurut Keller (1983) dikutip Suciati (2006), disebut sebagai model ARCS, yaitu Attention (perhatian); Relevance (relevansi); Confidence (percaya diri); dan Satisfaction (kepuasan). 1. Perhatian Perhatian mahasiswa muncul didorong rasa ingin tahu. Oleh sebab itu rasa ingin tahu ini perlu mendapat rangsangan, sehingga mahasiswa akan memberikan perhatian. 2. Relevansi Relevansi menunjukkan adanya hubungan materi perkuliahan dengan kebutuhan dan kondisi mahasiswa. Motivasi mahasiswa akan terpelihara apabila mereka menganggap apa yang dipelajari memenuhi kebutuhan pribadi atau bermanfaat dan sesuai dengan nilai yang dipegang. Kebutuhan pribadi (basic needs) dikelompokkan ke dalam tiga kategori yaitu: 1) nilai motif pribadi (personal motive value), menurut McClelland mencakup tiga hal, yaitu: (a) kebutuhan untuk berprestasi (needs for achievement), (b) kebutuhan untuk memiliki kuasa (needs for power), dan (c) kebutuhan untuk berafiliasi (needs fo affiliation). 2) nilai yang bersifat instrumental, keberhasilan dalam mengerjakan suatu tugas dianggap sebagai langkah untuk mencapai keberhasilan lebih lanjut. 3) nilai kultural, tujuan yang ingin dicapai konsisten atau sesuai dengan nilai yang dipegang. 14 3. Percaya diri Merasa diri kompeten atau mampu, merupakan potensi untuk dapat berinterkasi secara positif dengan lingkungan. Bandura (1977) dikutip Suciati (2006) mengembangkan konsep self-efficacy, konsep tersebut berhubungan dengan keyakinan pribadi bahwa dirinya memiliki kemampuan untuk melakukan suatu tugas yang menjadi syarat keberhasilan. 4. Kepuasan Keberhasilan dalam mencapai suatu tujuan akan menghasilkan kepuasan, dan mahasiswa akan termotivasi untuk terus berusaha mencapai tujuan yang serupa. Kepuasan karena mencapai tujuan dipengaruhi oleh konsekuensi yang diterima, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar mahasiswa. Untuk meningkatkan dan memelihara motivasi mahasiswa, dosen dapat menggunakan pemberian penguatan (reinforcement) berupa pujian, pemberian kesempatan, dan lain sebagainya. Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat dikatakan bahwa prinsip seperti perhatian, relevansi dan percaya diri adalah prinsip pembelajaran untuk membangkitkan motivasi intrinsik mahasiswa, karena motivasi intrinsik merupakan motivasi untuk melakukan suatu aktivitas demi aktivitas itu sendiri. Motivasi ini berakar pada faktor-faktor internal. Perhatian dikatakan dapat membangkitkan motivasi intrinsik sebab perhatian muncul karena adanya dorongan rasa ingin tahu dalam diri seseorang. Dorongan inilah yang dikatakan sebagai motif. Motif ingin tahu yaitu dorongan yang ada dalam diri mahasiswa yang disebabkan karena adanya rasa ingin tahu yang besar dari mahasiswa tentang suatu hal mengenai pelajaran yang tidak ia ketahui sebelumnya, sehingga 15 mahasiswa tersebut berkeinginan untuk memperhatikan pelajaran agar rasa ingin tahu mahasiswa tersebut dapat terpenuhi. Relevansi juga dapat membangkitkan motivasi intrinsik, karena seseorang akan termotivasi untuk belajar karena adanya relevansi antara materi perkuliahan dengan kebutuhan atau keadaan mahasiswa saat ini. Adanya relevansi inilah yang menyebabkan mahasiswa termotivasi untuk belajar, yang disebut juga sebagai motif relevansi. Motif relevansi adalah dorongan mahasiswa untuk memenuhi kebutuhannya dengan cara mendapatkan relevansi antara materi pelajaran dengan apa yang dibutuhkannya atau keadaannya saat ini, sehingga dapat memotivasi mahasiswa untuk belajar. Rasa percaya diri yang dimiliki mahasiswa juga dapat membangkitkan motivasi intrinsik yang ada dalam diri mahasiswa, karena rasa percaya diri tumbuh dalam diri seseorang karena merasa diri kompeten atau mampu melakukan sesuatu, disebut juga motif percaya diri. Motif percaya diri yaitu dorongan dalam diri mahasiswa untuk memiliki keyakinan dalam dirinya karena merasa mampu melakukan suatu tugas yang menjadi syarat keberhasilan. Kepuasan bisa membangkitkan motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi ekstrinsik, yaitu motivasi untuk melakukan suatu aktivitas demi alasan tertentu. Motivasi ini berakar pada faktor-faktor eksternal, seperti reward, pujian, dan penghindaran diri dari hukuman. Mahasiswa yang termotivasi secara ekstrinsik melakukan suatu tugas karena ia yakin partisipasinya dalam tugas tersebut akan mendatangkan hasil yang diharapkan yang akan berujung pada kepuasan. Kepuasan untuk mencapai tujuan dipengaruhi oleh konsekuensi yang diterima, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar mahasiswa. Untuk meningkatkan 16 dan memelihara motivasi mahasiswa, dosen dapat menggunakan pemberian penguatan (reinforcement) berupa pujian, pemberian kesempatan, dan lain sebagainya. Motif kepuasan, yaitu dorongan yang dimiliki oleh mahasiswa untuk memperoleh kepuasan atas hasil belajarnya. 2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Motivasi seseorang untuk memenuhi kebutuhannya dipengaruhi oleh berbagai faktor. Hutagalung (2005) menyatakan bahwa, faktor fisiologi (umur, jenis kelamin), faktor psikologis (aspirasi, sikap mental, pendidikan), faktor sosiologis (lingkungan sosial budaya, latar belakang keluarga) turut menentukan motivasi seseorang. Menurut Hutagalung (2005), menggolongkan dua faktor yang berpengaruh terhadap motivasi seseorang yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu (internal) dan faktor yang bersumber dari luar diri individu (eksternal). Termasuk ke dalam faktor internal ialah kemampuan atau keterampilan, tingkat pendidikan, sikap dan sistem nilai yang dianut, pengalaman masa lampau, aspirasi atau harapan masa depan, latar belakang sosial budaya, maupun persepsi individu terhadap pekerjaannya. Faktor eksternal meliputi tuntutan kepentingan keluarga, kehidupan kelompok, lingkungan kerja, maupun kebijaksanaan yang berkaitan dengan pekerjaannya. Sependapat dengan yang dikemukakan oleh Hutagalung (2005), Suryabrata (2005) mengungkapkan bahwa, faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar antara lain faktor internal pelajar dan faktor eksternal pelajar. Faktor internal pelajar yaitu faktor yang berasal dari dalam diri pelajar, misalnya 17 usia dan jenis kelamin, sedangkan faktor eksternal pelajar yaitu faktor yang berasal dari luar pelajar, seperti lingkungan sosial dan lingkungan non-sosial pelajar. Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar mahasiswa yaitu faktor internal dan faktor eksternal: a. Faktor internal atau faktor yang berasal dari dalam diri mahasiswa Faktor internal dalam penelitian ini dibatasi pada karakteristik mahasiswa. Menurut Bukit (2006) karakteristik mahasiswa terdiri dari data demografis seperti usia dan jenis kelamin. Karakteristik mahasiswa yaitu ciri khas pribadi yang dimiliki mahasiswa, meliputi: i) Usia Menurut Yulianti (2007), bahwa usia berpengaruh nyata terhadap Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) mahasiswa S2. IPK mahasiswa yang berusia muda lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa yang usianya lebih tua. Untuk mendapatkan IPK yang tinggi dibutuhkan usaha yang keras, salah satunya belajar dengan giat. Dimana dalam proses belajar tersebut harus ada motivasi dari si mahasiswa tersebut. ii) Jenis kelamin Jenis kelamin adalah identitas biologis, yang terdiri dari perempuan dan laki-laki. Secara umum diasumsikan bahwa perempuan memiliki motif berprestasi lebih rendah dibandingkan laki-laki, sehingga motivasi belajar perempuan lebih rendah dibanding laki-laki. Menurut Maritza (2002), hal ini disebabkan oleh pola pengasuhan dari orang tua kepada anak laki-laki 18 dan anak perempuan. Maritza (2002), menjelaskan bahwa, anak laki-laki didorong orang tua mereka untuk menampilkan keunggulan dan mereka juga diberikan kebebasan lebih awal dibandingkan anak perempuan. Sebaliknya, anak perempuan cenderung lebih banyak dibantu dan diberikan perlindungan secara berlebihan oleh orang tua. Pola asuh seperti ini tentunya akan menghambat motif berprestasi mereka, sehingga prestasi anak laki-laki lebih tinggi dibanding anak perempuan. b. Faktor eksternal atau faktor yang berasal dari luar diri mahasiswa Faktor eksternal terbagi menjadi dua, yaitu: i) Faktor lingkungan sosial Lingkungan sosial yang dimaksud di sini adalah hubungan antar manusia, yaitu mahasiswa dengan dosen, mahasiswa dengan teman, mahasiswa dengan keluarga, mahsiswa dengan komunitasnya. Lingkungan sosial terdiri dari (Syah, 2006): (a) Lingkungan sosial kampus, seperti dosen, staf, dan teman-teman dapat mempengaruhi proses belajar seorang mahasiswa. (b) Lingkungan sosial komunitas. Kondisi lingkungan tempat tinggal mahasiswa akan mempengaruhi belajar mahasiswa. (c) Lingkungan sosial keluarga. Lingkungan ini sangat mempengaruhi kegiatan belajar. ii) Faktor lingkungan non-sosial Menurut Baharuddin dan Esa (2007), faktor-faktor lingkungan non-sosial meliputi: 19 a) Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara yang segar, tidak panas dan tidak dingin, sinar yang tidak terlalu silau/kuat, atau tidak terlalu lemah/gelap, suasana yang sejuk dan tenang. Lingkungan alamiah tersebut juga merupakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas belajar siswa. b) Faktor instrumental, yaitu perangkat belajar seperti gedung sekolah, alat-alat belajar, fasilitas belajar, dan lapangan olahraga, selain itu, yang termasuk dalam faktor instrumental yaitu kurikulum sekolah, peraturan-peraturan sekolah, buku panduan, silabus, dan lain sebagainya. c) Faktor materi pelajaran yang diajarkan kepada siswa hendaknya disesuaikan dengan usia perkembangan siswa, begitu juga dengan metode mengajar guru, disesuaikan dengan kondisi perkembangan siswa. Lingkungan non-sosial yang dimaksud dalam penelitian ini dibatasi pada faktor instrumental, yang digolongkan ke dalam dua kategori, yaitu kenyamanan ruang belajar dan alat serta bahan yang digunakan dalam proses belajar mengajar. Lingkungan non-sosial dalam penelitian ini, dilihat dari sudut pandang mahasiswa TPB. Pandangan adalah penilaian seseorang mengenai sesuatu obyek tertentu berdasarkan perasaannya sendiri (Chandra, 2004). Pandangan yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu penilaian mahasiswa TPB terhadap kenyamanan ruang belajar dan kelengkapan alat serta bahan yang digunakan dalam proses belajar mengajar. 20 2.1.4 Lingkungan Sosial Lingkungan sosial merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi belajar seseorang. Menurut Zastrow dan Ashman (1987), faktor lingkungan sosial yaitu kondisi, keadaan dan interaksi manusia yang berhubungan dengan manusia. Dimensi lingkungan sosial menurut Zastrow dan Ashman (1987), yaitu: a. Transactions, yaitu interaksi seseorang dengan orang lain dalam lingkungannya. Interaksi bersifat aktif dan dinamis. b. Energy, yaitu kekuatan alami yang dimiliki seseorang untuk terlibat aktif dengan lingkungannya. c. Interface, merupakan poin penting dimana interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Dengan kata lain interface ini merupakan penghubung dari suatu interaksi, seperti bahan pembicaraan yang menyebabkan seorang individu berinteraksi dengan individu lain. d. Adaptation, menunjukkan pada kemampuan untuk menyesuaikan diri untuk menyatu dengan kondisi lingkungan. e. Coping, adalah bentuk manusia menyesuaian diri dan implikasinya suatu perjuangan untuk mengatasi masalah. Bentuk penyesuaian ini ada yang bersifat positif namun ada juga yang bersifat negatif. f. Interdependence, menunjukkan hubungan kesalingtergantungan atau kepercayaan dari setiap orang kepada orang lain. Pandapat lain mengenai lingkungan sosial, Moos (1974) dikutip Orford (1991), mengistilahkan lingkungan sosial sebagai iklim sosial. Dilihat dari 21 tipenya, lingkungan terbagi menjadi beberapa tipe, salah satunya yaitu educational university student living groups, dilihat dari: a. Dimensi hubungan, yang mana dalam dimensi ini melibatkan dukungan emosi. b. Dimensi perkembangan individu, seperti kebebasan, orientasi tradisi sosial, persaingan akademik, prestasi, dan intelektualitas. c. Dimensi sistem pemeliharaan dan sistem pergantian, seperti memerintah dan organisasi, pengaruh pelajar, dan inovasi. Menurut Ginting (2003), yang dimaksud lingkungan sosial disini termasuk lingkungan pergaulan di kampus, rekan sepemondokan, dan masyarakat di sekitarnya serta keluarga. Kampus adalah lingkungan sosial, di samping lingkungan pendidikan. Kehidupan sosial yang sehat di kampus perlu dibina dan dikembangkan. Keberhasilan dalam menjalin hubungan sosial sangat penting bagi semua manusia, yang merupakan makhluk sosial. Kondisi itu sangat menunjang keberhasilan secara keseluruhan (Ginting, 2003). Syah (2006) membagi lingkungan sosial mahasiswa menjadi tiga, yaitu lingkungan sosial kampus, lingkungan sosial komunitas di mana mahasiswa tinggal, dan lingkungan sosial keluarga. Menurut Syah (2006), lingkungan sosial yang lebih mempengaruhi kegiatan belajar mahasiswa yaitu keluarga. Proses belajar mengajar erat sekali kaitannya dengan lingkungan atau suasana dimana proses itu berlangsung. Meskipun prestasi belajar juga dipengaruhi oleh banyak aspek, seperti gaya belajar, fasilitas yang tersedia, 22 pengaruh iklim kelas masih sangat penting.2 Hal ini beralasan karena ketika para peserta didik belajar di ruang kelas, lingkungan kelas, baik itu lingkungan fisik maupun lingkungan non-fisik kemungkinan mendukung mereka atau bahkan malah mengganggu mereka. Iklim yang kondusif antara lain dapat mendukung (1) interaksi yang bermanfaat diantara peserta didik, (2) memperjelas pengalaman-pengalaman guru dan peserta didik, (3) menumbuhkan semangat yang memungkinkan kegiatankegiatan di kelas berlangsung dengan baik, dan (4) mendukung saling pengertian antara guru dan peserta didik (Wati, 2007). Moos (1974) dikutip Wati (2007) mengatakan bahwa iklim sosial juga mempunyai pengaruh yang penting terhadap kepuasan peserta didik. Menurut Walberg (1979) dikutip Wati (2007), bahwa prestasi belajar peserta didik ditentukan oleh banyak faktor seperti usia, kemampuan dan motivasi, jumlah dan mutu pengajaran, lingkungan alamiah di rumah dan kelas. Menurut Sudrajat (2008), lingkungan sosial disebut sebagai iklim sekolah telah terbukti memberikan pengaruh yang kuat terhadap pencapaian hasil-hasil akademik siswa. Hubungan sosial antara siswa dengan guru yang mutualistik merupakan unsur penting dalam kehidupan sekolah. Djiwandono (2006) mengungkapkan bahwa, seorang guru dapat merangsang keingintahuan siswa sehingga memberikan kesempatan kepada siswa supaya menjadi tahu adalah satu hal yang penting untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Studi yang dilakukan oleh Wentzel (1997) dikutip Sudrajat (2008) mengungkapkan bahwa iklim sekolah memiliki hubungan yang positif dengan motivasi belajar siswa. 2 Ristya wati. 2007. http://fai.elcom.umy.ac.id/mod/forum/discuss.php?d=112. 23 Berdasarkan pemaparan di atas, yang menjadi benang merah dari pengertian lingkungan sosial yaitu lebih menekankan pada hubungan sosial. Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan hubungan sosial yaitu hubungan antara mahasiswa dengan dosen, hubungan antara mahasiswa dengan teman sekelas, teman satu program studi, teman dekat, hubungan antara mahasiswa dengan keluarga dan hubungan antara mahasiswa dengan komunitasnya di asrama, seperti teman sekamar, kakak pembimbing di asrama (Senior Resident/SR). 2.1.5 Aktivitas Belajar Manusia selalu melakukan aktivitas dalam hidupnya. Aktivitas merupakan kegiatan yang dilakukan sesorang, termasuk juga aktivitas dalam belajar. Aktivitas dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997) diartikan sebagai keaktifan, kegiatan, kesibukan. Kata aktivitas berasal dari bahasa Inggris dari kata activity yang berarti kegiatan (Budiono, 1998).3 Aktivitas dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer berasal dari kata kerja yang berarti giat, rajin, selalu berusaha, bekerja atau belajar dengan sungguh-sungguh supaya mendapat prestasi yang gemilang.4 Cara untuk mendapatkan berbagai pengalaman belajar, para murid mengikuti berbagai aktivitas yang terdapat di sekolah, seperti: mendengarkan, membaca, menulis, menghitung, menggambar, mengobservasi, menjawab pertanyaan, memanipulasi objek, dan sebagainya. Pada saat mengikuti aktivitasaktivitas tersebut dibutuhkan partisipasi aktif murid (Hafifah, 2005). 3 4 http://hemow.wordpress.com/2007/06/27/skripsi-bab-i-ii-iii/ ibid 24 Astin (1999) dikutip Hafifah (2005) mendefinisikan keterlibatan dengan banyaknya energi fisik dan psikologis yang dicurahkan oleh murid terhadap pengalaman akademis. Murid yang memiliki keterlibatan tinggi adalah murid yang mencurahkan sebagian besar energinya untuk belajar, menghabiskan banyak waktu di sekolah, berpartisipasi secara aktif dalam organisasi murid, dan sering berinteraksi dengan murid lainnya dan orang-orang di lingkungan sekolahnya. Teori keterlibatan dari Astin juga menekankan partisipasi aktif murid dalam proses belajar. Keaktifan peserta didik dalam menjalani proses belajar mengajar merupakan salah satu kunci keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan. 5 Aktivitas merupakan asas yang terpenting dari asas-asas didaktik karena belajar sendiri merupakan suatu kegiatan dan tanpa adanya kegiatan tidak mungkin seseorang belajar. Menurut Hafifah (2005) untuk mengetahui sejauh mana keterlibatan murid dalam aktivitas belajar di kelas perlu diketahui bagaimana aktivitas murid di kelas. Adapun teori aktivitas belajar yang digunakan sebagai dasar penyusunan alat ukur keterlibatan murid dalam aktivitas belajar di kelas, menurut Rosenshin dan Srevens (n.d.) dikutip Hafifah (2005) ada dua tipe aktivitas belajar, yaitu sebagai berikut: 1) Guided Practice Activity, yang mengacu pada aktivitas yang diarahkan oleh guru, sementara murid mengulang atau mempraktekkan konsep atau keterampilan baru. Guru mengecek apakah murid sudah memahami materi serta memberi umpan balik. Guided practice activity melibatkan murid 5 ibid 25 dengan guru dan murid lainnya, dan biasanya membutuhkan bimbingan dari guru, dalam aktivitas ini, murid meniru contoh yang ditunjukkan guru, memberi respons terhadap pertanyaan, mempraktekkan keterampilan baru, mendapat umpan balik secara langsung dan memperbaiki kesalahan sesuai dengan petunjuk guru. 2) Independent work, yang mengacu pada tipe lain dari aktivitas belajar yang dirancang untuk praktek mandiri, yang mendapat sedikit bimbingan dari guru. Aktivitas ini memberikan kesempatan kepada murid untuk praktek mandiri, konsolidasi, atau aplikasi dari materi yang telah dipelajari. Aktivitas ini menuntut murid untuk memberi respons oral, menulis essai, menulis laporan, membuat ringkasan atau resensi, membuat karya tulis sketsa, pencarian di perpustakaan, atau melakukan eksperimen di laboratorium. Belajar memerlukan suatu aktivitas, sebab pada prinsipnya belajar adalah berbuat (Sardiman, 2006). Berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas merupakan prinsip atau dasar yang sangat penting dalam interaksi belajar mengajar. Aktivitas tersebut tidak hanya dilakukan di dalam kelas saja oleh siswa, tetapi juga harus dilakukan di luar kelas, kapan pun, dimana pun agar mendapat prestasi yang baik. Terbiasa melakukan aktivitas belajar, seperti halnya aktif mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru, rajin belajar setiap waktu tanpa ada harus menunggu disuruh, rajin membaca buku-buku yang berkaitan dengan materi yang disampaikan oleh guru, rajin mencoba mengerjakan soal-soal yang terdapat didalam buku, dan juga melakukan aktivitas lainnya untuk meningkatkan prestasi. Dikenal juga dengan kata “learning by doing”. Tanpa 26 aktivitas, proses belajar tidak mungkin berlangsung dengan baik (Sardiman, 2006). Jenis-jenis aktivitas dalam belajar, adalah sebagai berikut (Sardiman, 2006): 1) Visual activities, seperti: membaca, memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain. 2) Oral activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi. 3) Listening activities, seperti: mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato. 4) Writing activities, seperti: menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin. 5) Drawing activities, seperti: menggambar, membuat grafik, peta, diagram. 6) Motor activities, seperti: melakukan percobaan, membuat konstruksi model, mereparasi, bermain, berkebun, beternak. 7) Mental activities, seperti: menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan. 8) Emotional activities, seperti: menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup. Berdasarkan pengertian yang telah dijelaskan, dapat dikatakan bahwa aktivitas belajar adalah istilah yang mengacu pada keterlibatan mahasiswa dalam mengikuti pelajaran di dalam kelas. Aktivitas belajar yang dilakukan mahasiswa yaitu: visual activities, seperti membaca, memperhatikan gambar demonstrasi, dan 27 menonton film; oral activities, seperti bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, diskusi, interupsi; listening activities, seperti mendengarkan uraian, diskusi, presentasi; writing activities, seperti membuat makalah atau laporan, menyalin atau mencatat, mengerjakan tugas; drawing activities, seperti menggambar, membuat grafik, peta, diagram; motor activities, seperti melakukan percobaan (praktikum) dan role playing (bermain peran); mental activities, seperti menanggapi pertanyaan, mengingat atau menghafal, memecahkan soal, menganalisis, mengambil keputusan; dan emotional activities, seperti menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup. 2.1.6 Prestasi Akademik Mahasiswa Prestasi belajar seseorang dapat dilihat dari evaluasi terhadap hasil belajar yang telah ditempuh oleh orang tersebut selama ia menuntut ilmu. Maritza (2002), mengatakan bahwa prestasi belajar merupakan hasil akhir yang dicapai oleh seseorang dan dipakai sebagai ukuran keberhasilan selama mengikuti pendidikan suatu sekolah. Prestasi belajar menggambarkan penguasaan siswa terhadap hal-hal yang sudah diajarkan, baik melalui kemampuan kognitif, sensorik, psikomotorik, maupun afektif. Prestasi belajar diperlukan untuk mengetahui perkembangan mahasiswa dalam belajar dan penguasaannya terhadap hal-hal yang pernah diajarkan. Selain itu, prestasi belajar yang dapat menjadi pembeda antara mahasiswa yang berhasil yang ditandai dengan prestasinya yang tinggi, dengan mahasiswa yang kurang berhasil di mana prestasi yang diraihnya rendah. 28 Seorang mahasiswa berprestasi rendah bisa jadi disebabkan kerena: (1) Tidak dapat melakukan tugas (belajar), karena tidak mempunyai atau menguasai pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan; dan (2) Tidak “mau” melakukan tugas tertentu, meskipun sebenarnya mempunyai kemampuan yang diperlukan. Hal ini disebabkan berbagai faktor, seperti topik yang tidak menarik, cara mengajar dosen yang tidak jelas, atau karena khawatir dengan konsekuensi yang harus ditanggung apabila mengalami kegagalan (Suciati dan Prasetya, 2006). Keberhasilan mahasiswa dalam belajar dipengaruhi oleh banyak faktor, yaitu faktor yang berasal dari dalam dan luar mahasiswa. Faktor luar misalnya fasilitas belajar, cara mengajar dosen, sistem pemberian umpan balik, dan sebagainya. Faktor-faktor dari dalam diri mahasiswa mencakup kecerdasan, strategi belajar, motivasi, dan sebagainya. Menurut Auliyawati (2005), faktor-faktor yng mempengaruhi prestasi belajar siswa dapat berasal dari dalam diri siswa dan luar diri siswa. Faktor dari dalam diri siswa antara lain motivasi belajar, sedangkan faktor dari luar diri siswa yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa diantaranya adalah faktor metode pembelajaran dan faktor lingkungan. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, sebagai berikut (Maritza, 2002): 1) Faktor internal yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam diri siswa, yang meliputi taraf intelegensi, minat, bakat, sikap, motivasi, keberhasilan dan kegagalan di masa lalu dan faktor kepribadian. 29 2) Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa yang meliputi lingkungan keluarga, status sosial ekonomi, sekolah dan lingkungan di sekitar anak ketika belajar. Prestasi belajar dapat diukur melalui proses evaluasi terhadap hasil belajar, sebagaimana yang dikemukakan oleh Syah (2006), hasil belajar dapat dilihat dari prestasi belajar. Prestasi belajar diperoleh dari hasil evaluasi. Evaluasi artinya penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program. Berdasarkan penjelasan di atas, prestasi akademik mahasiswa merujuk kepada hasil evaluasi belajar mahasiswa setelah mempelajari suatu ilmu pengetahuan. Secara khusus pencapaian akademik merujuk kepada penguasaan ilmu pengetahuan dan kemahiran pada suatu hal yang telah dipelajari. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan prestasi akademik mahasiswa adalah Indeks Prestasi (IP) mahasiswa TPB pada semester satu tahun ajaran 2007/2008. 2.2 Kerangka Pemikiran Motivasi merupakan daya penggerak yang ada di dalam diri mahasiswa untuk melakukan aktivitas dalam belajar demi tercapainya suatu tujuan, dalam aktivitas belajar diperlukan suatu motivasi, yang disebut dengan motivasi belajar. Faktor-faktor yang dianggap berhubungan dengan motivasi belajar mahasiswa, terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang dimaksud disini yaitu karakteristik mahasiswa, seperti usia dan jenis kelamin, sedangkan faktor-faktor eksternal terdiri dari faktor lingkungan non-sosial dan faktor lingkungan sosial. 30 Faktor lingkungan non-sosial, seperti kenyamanan ruang belajar dan kelengkapan alat serta bahan yang digunakan dalam proses belajar juga diduga ada hubungan dengan motivasi belajar mahasiswa, karena apabila ruang belajar nyaman dan alat serta bahan yang digunakan dalam proses belajar mengajar lengkap, maka dapat membangkitkan motivasi belajar mahasiswa. Faktor lingkungan sosial yang dimaksud disini yaitu hubungan sosial yang terjalin diantara mahasiswa dengan dosen, mahasiswa dengan teman, mahasiswa dengan keluarga dan mahasiswa dengan komunitasnya. Apabila mahasiswa berhubungan positif dengan lingkungan sosialnya (dosen, teman, keluarga, dan komunitasnya di asrama), maka diduga dapat membangkitkan motivasi belajar mahasiswa, contohnya, apabila mahasiswa dengan dosen berhubungan mutualistik, maka mahasiswa akan termotivasi untuk belajar. Mahasiswa memiliki beberapa masalah dalam belajar yang dapat menyebabkan menurunnya prestasi akademik mahasiswa, antara lain: masalah dengan dosen, masalah dengan teman, masalah dengan keluarga, mahasiswa belum bisa beradaptasi lingkungannya, dan kurang motivasi dalam belajar. Tingginya motivasi belajar mahasiswa sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi akademiknya. Motivasi belajar merupakan salah satu faktor penting dalam pelaksanaan proses belajar. Motivasi menjamin kelangsungan aktivitas belajar, sehingga tujuan dari pembelajaran dapat tercapai. Mahasiswa yang memiliki motivasi tinggi, akan mempunyai banyak energi untuk melakukan aktivitas belajar, jadi dapat dikatakan bahwa, mahasiswa yang memiliki motivasi dalam belajar, maka mahasiswa tersebut aktif dalam aktivitas belajarnya. 31 Peneliti memandang bahwa, motivasi belajar mahasiswa ada hubungan dengan aktivitas belajar mahasiswa. Pada saat mengikuti aktivitas-aktivitas belajar seperti: visual activities, oral activities, listening activities, writing activities, drawing activities, motor activities, mental activities, dan emotional activities dibutuhkan partisipasi aktif dari mahasiswa agar pencapaian tujuan dari pembelajaran dapat tercapai, yaitu mahasiswa dapat menguasai hal-hal yang sudah diajarkan. Keterlibatan atau partisipasi aktif merupakan kunci mempertahankan motivasi belajar seseorang, karena ketika seseorang terlibat dalam suatu aktivitas atau kegiatan, mahasiswa cenderung memberikan perhatian terhadap aktivitas tersebut. Aktivitas belajar ini nantinya diduga akan berpengaruh terhadap pencapaian prestasi akademik mahasiswa. Mahasiswa yang aktif dalam belajar akan mendapatkan prestasi yang baik dibandingkan mahasiswa yang kurang aktif di dalam belajar. Prestasi akademik menggambarkan penguasaan mahasiswa terhadap halhal yang sudah diajarkan, selain itu, prestasi akademik juga dapat menjadi pembeda antara mahasiswa yang berhasil yang ditandai dengan prestasinya yang tinggi, dengan mahasiswa yang kurang berhasil di mana prestasi yang diraihnya rendah. Prestasi yang baik harus dicapai dengan belajar yang giat. (Lihat Gambar 1 halaman 32). 32 FAKTOR INTERNAL Karakteristik mahasiswa: - Usia - Jenis kelamin FAKTOR EKSTERNAL Lingkungan non-sosial: - Kenyamanan ruang belajar - Alat dan bahan yang digunakan dalam proses belajar mengajar Motivasi Belajar - Motif ingin tahu - Motif relevansi - Motif percaya diri - Motif kepuasan Aktivitas Belajar - Visual activities - Oral activities - Listening activities - Writing activities - Drawing activities - Motor activities - Mental activities - Emotional activities Prestasi Akademik Mahasiswa Lingkungan sosial: - Hubungan mahasiswa dengan dosen - Hubungan mahasiswa dengan teman - Hubungan mahasiswa dengan keluarga - Hubungan mahasiswa dengan komunitas Keterangan : : Berhubungan : Variabel Antara Gambar 1. Kerangka Pemikiran Hubungan Lingkungan Sosial dan Motivasi Belajar dalam Pencapaian Prestasi Akademik Mahasiswa 33 2.3 Hipotesis Adapun yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini, yaitu: 1. Diduga ada hubungan antara lingkungan sosial dengan motivasi belajar mahasiswa. 2. Diduga ada hubungan antara lingkungan sosial dengan prestasi akademik mahasiswa. 3. Diduga ada hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi akademik mahasiswa. 2.4 Definisi Operasional Untuk mempermudah mengukur variabel dalam penelitian, maka dibuatlah definisi operasional sebagai berikut: 1. Karakteristik mahasiswa adalah ciri khas individu atau mahasiswa yang meliputi usia, dan jenis kelamin. Variabel ini diukur berdasarkan indikator sebagai berikut: 1) Mengidentifikasi usia mahasiswa yang dihitung berdasarkan tahun kelahiran sampai tahun 2008. Usia dibagi menjadi dua kategori, yaitu usia mahasiswa yang berusia 17-18 tahun dan mahasiswa yang berusia 19-20 tahun. (1) 17-18 tahun: diberi kode 1 (2) 19-20 tahun: diberi kode 2 2) Mengidentifikasi jenis kelamin berdasarkan identitas biologis responden yang terbagi atas dua kategori, yaitu laki-laki dan perempuan. 34 (1) Perempuan : diberi kode 1 (2) Laki-laki : diberi kode 2 2. Lingkungan sosial adalah hubungan sosial yang terjalin diantara mahasiswa dengan dosen, mahasiswa dengan teman sekelas dan teman satu program studi, mahasiswa dengan keluarga dan mahasiswa dengan komunitasnya di asrama. Variabel ini diukur berdasarkan indikator sebagai berikut: 1) Hubungan mahasiswa dengan dosen yaitu suatu ikatan kedekatan yang terjalin antara mahasiswa dengan dosen, yang dilihat dari intensitas atau frekuensi berinteraksi, misalnya dalam satu hari mereka berinteraksi > 3 kali. Untuk mengukur indikator hubungan mahasiswa dengan dosen, diberikan sebanyak 7 pertanyaan, dengan skor tertinggi 14 dan skor terendah 7. Kemudian hasil dijumlahkan dan dibuat selang. Untuk mengukur indikator hubungan mahasiswa dengan dosen, maka dibagi ke dalam dua kategori, yaitu hubungan negatif dan hubungan positif. Untuk skor 7-10 termasuk ke dalam kategori hubungan negatif dan skor 11-14 termasuk ke dalam kategori hubungan positif. (1) Negatif : diberi kode 1 (2) Positif : diberi kode 2 2) Hubungan mahasiswa dengan teman yaitu suatu ikatan kedekatan yang terjalin antara mahasiswa dengan teman sekelas, teman satu program studi, teman dekat atau pacar, yang dilihat dari intensitas atau frekuensi berinteraksi, misalnya dalam satu hari mereka berinteraksi > 3 kali. Untuk mengukur indikator hubungan mahasiswa dengan teman, diberikan sebanyak 7 pertanyaan, dengan skor tertinggi 14 dan skor terendah 7. 35 Kemudian hasil dijumlahkan dan dibuat selang. Untuk mengukur indikator hubungan mahasiswa dengan teman, maka dibagi ke dalam dua kategori, yaitu hubungan negatif dan hubungan positif. Untuk skor 7-10 termasuk ke dalam kategori hubungan negatif dan skor 11-14 termasuk ke dalam kategori hubungan positif. (1) Negatif : diberi kode 1 (2) Positif : diberi kode 2 3) Hubungan mahasiswa dengan keluarga yaitu suatu ikatan kedekatan yang terjalin antara mahasiswa dengan ayah, ibu, kakak atau adik, yang dilihat dari intensitas atau frekuensi berinteraksi, misalnya dalam satu hari mereka berinteraksi > 3 kali. Untuk mengukur indikator hubungan mahasiswa dengan keluarga, diberikan sebanyak 7 pertanyaan, dengan skor tertinggi 14 dan skor terendah 7. Kemudian hasil dijumlahkan dan dibuat selang. Untuk mengukur indikator hubungan mahasiswa dengan keluarga, maka dibagi ke dalam dua kategori, yaitu hubungan negatif dan hubungan positif. Untuk skor 7-10 termasuk ke dalam kategori hubungan negatif dan skor 11-14 termasuk ke dalam kategori hubungan positif. (1) Negatif : diberi kode 1 (2) Positif : diberi kode 2 4) Hubungan mahasiswa dengan komunitasnya di asrama yaitu ikatan yang terjalin antara mahasiswa dengan teman sekamar, kakak pembimbing asrama (Senior Resident/SR), yang dilihat dari intensitas atau frekuensi berinteraksi, misalnya dalam satu hari mereka berinteraksi > 3 kali. Untuk mengukur indikator hubungan mahasiswa dengan komunitasnya di 36 asrama, diberikan sebanyak 7 pertanyaan, dengan skor tertinggi 14 dan skor terendah 7. Kemudian hasil dijumlahkan dan dibuat selang. Untuk mengukur indikator hubungan mahasiswa dengan komunitasnya di asrama, maka dibagi ke dalam dua kategori, yaitu hubungan negatif dan hubungan positif. Untuk skor 7-10 termasuk ke dalam kategori hubungan negatif dan skor 11-14 termasuk ke dalam kategori hubungan positif. (1) Negatif : diberi kode 1 (2) Positif : diberi kode 2 3. Lingkungan non-sosial adalah pandangan mahasiswa tentang keadaan kelas yang selama ini mereka tempati kondusif untuk belajar. Variabel ini diukur berdasarkan indikator sebagai berikut: 1) Pandangan mahasiswa tentang tingkat kenyamanan ruang belajar adalah keadaan kelas yang bersih, indah, tidak panas, fasilitasnya lengkap, seperti ruang belajar yang dilengkapi dengan AC, ketersediaan kursi, sehingga mahasiswa merasa nyaman berada di dalam kelas. Untuk megukur indikator ini, diberikan 5 pertanyaan mengenai pandangan mahasiswa terhadap kenyamanan ruang belajar. Dari 5 pertanyaan, skor tertinggi 10 dan skor terendah 5. Kemudian hasilnya dijumlahkan dan dibuat selang. Untuk mengukur indikator ini, maka dibagi ke dalam dua kategori, yaitu tidak nyaman dan nyaman. Untuk skor 5-7 termasuk ke dalam kategori tidak nyaman dan skor 8-10 termasuk ke dalam kategori nyaman. (1) Tidak nyaman : diberi kode 1 (2) Nyaman : diberi kode 2 37 2) Pandangan mahasiswa tentang tingkat kelengkapan alat dan bahan adalah ketersediaan alat dan bahan yang digunakan dalam proses belajar mengajar sehingga dapat tercukupi kebutuhan mahasiswa maupun dosen dalam proses belajar mengajar. Seperti ketersediaan Laptop, LCD atau OHP, microphone, speaker, white board, spidol, penghapus papan tulis, modul, handout, bahan praktikum. Untuk megukur indikator ini, diberikan 10 pertanyaan mengenai pandangan mahasiswa terhadap kelengkapan alat dan bahan dalam proses belajar mengajar. Dari 10 pertanyaan, skor tertinggi 20 dan skor terendah 10. Kemudian hasilnya dijumlahkan dan dibuat selang. Untuk mengukur indikator ini, maka dibagi ke dalam dua kategori, yaitu tidak lengkap dan lengkap. Untuk skor 10-15 termasuk ke dalam kategori tidak lengkap dan skor 16-20 termasuk ke dalam kategori lengkap. (1) Tidak lengkap : diberi kode 1 (2) Lengkap : diberi kode 2 4. Motivasi belajar adalah dorongan dalam diri mahasiswa untuk melakukan aktivitas belajar. Motivasi belajar terdiri dari motif ingin tahu, motif relevansi, motif percaya diri, dan motif kepuasan. Masing-masing diberi kode 1, 2, 3, dan 4. Variabel ini diukur berdasarkan indikator sebagai berikut: 1) Motif ingin tahu adalah dorongan yang ada dalam diri mahasiswa untuk melakukan aktivitas belajar yang disebabkan karena adanya keingintahuan yang besar dari mahasiswa tentang suatu hal yang menyangkut pelajaran, sehingga mahasiswa tersebut berkeinginan untuk memperhatikan pelajaran agar rasa ingin tahu mahasiswa tersebut dapat terpenuhi. Untuk mengukur 38 indikator motif ingin tahu, diberikan sebanyak 5 pertanyaan, dengan skor tertinggi 10 dan skor terendah 5. Kemudian hasilnya dijumlahkan dan dibuat selang. Untuk mengukur indikator motif ingin tahu, maka dibagi ke dalam dua kategori, yaitu tidak mempunyai motif dan mempunyai motif. Untuk skor 5-7 termasuk ke dalam kategori tidak mempunyai motif dan skor 8-10 termasuk ke dalam kategori mempunyai motif. (1) Tidak mempunyai motif : diberi kode 1 (2) Mempunyai motif : diberi kode 2 2) Motif relevansi adalah dorongan dalam diri mahasiswa untuk melakukan aktivitas belajar guna memenuhi kebutuhannya dengan cara mendapatkan relevansi antara materi perkuliahan dengan apa yang dibutuhkannya atau keadaannya saat ini. Untuk mengukur indikator motif relevansi, diberikan sebanyak 5 pertanyaan, dengan skor tertinggi 10 dan skor terendah 5. Kemudian hasilnya dijumlahkan dan dibuat selang. Untuk mengukur indikator motif relevansi, maka dibagi ke dalam dua kategori, yaitu tidak mempunyai motif dan mempunyai motif. Untuk skor 5-7 termasuk ke dalam kategori tidak mempunyai motif dan skor 8-10 termasuk ke dalam kategori mempunyai motif. (1) Tidak mempunyai motif : diberi kode 1 (2) Mempunyai motif : diberi kode 2 3) Motif percaya diri adalah dorongan dalam diri mahasiswa untuk melakukan aktivitas belajar agar mahasiswa merasa yakin dengan kemampuan yang dimilikinya untuk dapat melakukan suatu tugas yang menjadi syarat keberhasilan. Untuk mengukur indikator motif percaya diri, 39 diberikan sebanyak 5 pertanyaan, dengan skor tertinggi 10 dan skor terendah 5. Kemudian hasilnya dijumlahkan dan dibuat selang. Untuk mengukur indikator motif percaya diri, maka dibagi ke dalam dua kategori, yaitu tidak mempunyai motif dan mempunyai motif. Untuk skor 5-7 termasuk ke dalam kategori tidak mempunyai motif dan skor 8-10 termasuk ke dalam kategori mempunyai motif. (1) Tidak mempunyai motif : diberi kode 1 (2) Mempunyai motif : diberi kode 2 4) Motif kepuasan adalah dorongan mahasiswa untuk melakukan aktivitas belajar agar mahasiswa merasa puas akan hasil belajarnya di semester satu tahun 2007/2008. Untuk mengukur indikator motif kepuasan, diberikan sebanyak 5 pertanyaan, dengan skor tertinggi 10 dan skor terendah 5. Kemudian hasilnya dijumlahkan dan dibuat selang. Untuk mengukur indikator motif kepuasan, maka dibagi ke dalam dua kategori, yaitu tidak mempunyai motif dan mempunyai motif. Untuk skor 5-7 termasuk ke dalam kategori tidak mempunyai motif dan skor 8-10 termasuk ke dalam kategori mempunyai motif. (1) Tidak mempunyai motif : diberi kode 1 (2) Mempunyai motif : diberi kode 2 5. Aktivitas belajar adalah keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan belajar di kelas, yang meliputi visual activities, oral activities, listening activities, writing activities, drawing activities, motor activities, mental activities, dan emotional activities. Masing-masing diberi kode 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, dan 8. Variabel ini diukur berdasarkan indikator sebagai berikut: 40 1) Keterlibatan dalam visual activities, seperti membaca, memperhatikan gambar demonstrasi, menonton film. Untuk mengukur indikator ini, maka dibagi ke dalam dua kategori, yaitu tidak aktif dan aktif. (1) Tidak aktif : diberi kode 1 (2) Aktif 2) Keterlibatan : diberi kode 2 dalam oral activities, seperti bertanya, memberi saran/pendapat, diskusi, interupsi. Untuk mengukur indikator ini, maka dibagi ke dalam dua kategori, yaitu tidak aktif dan aktif. (1) Tidak aktif : diberi kode 1 (2) Aktif : diberi kode 2 3) Keterlibatan dalam listening activities, seperti mendengarkan uraian, mendengarkan teman yang sedang berdiskusi, mendengarkan presentasi. Untuk mengukur indikator ini, maka dibagi ke dalam dua kategori, yaitu tidak aktif dan aktif (1) Tidak aktif : diberi kode 1 (2) Aktif : diberi kode 2 4) Keterlibatan dalam writing activities, misalnya menulis laporan atau makalah, meyalin atau mencatat, mengerjakan tugas. Untuk mengukur indikator ini, maka dibagi ke dalam dua kategori, yaitu tidak aktif dan aktif. (1) Tidak aktif : diberi kode 1 (2) Aktif : diberi kode 2 41 5) Keterlibatan dalam drawing activities, seperti menggambar, membuat grafik, peta, diagram. Untuk mengukur indikator ini, maka dibagi ke dalam dua kategori, yaitu tidak aktif dan aktif. (1) Tidak aktif : diberi kode 1 (2) Aktif : diberi kode 2 6) Keterlibatan dalam motor activities, seperti melakukan percobaan (praktikum) dan role playing (bermain peran). Untuk mengukur indikator ini, maka dibagi ke dalam dua kategori, yaitu tidak aktif dan aktif. (1) Tidak aktif : diberi kode 1 (2) Aktif : diberi kode 2 7) Keterlibatan dalam mental activities, seperti menanggapi pertanyaan, memecahkan soal, menganalisis, mengambil keputusan. Untuk mengukur indikator ini, maka dibagi ke dalam dua kategori, yaitu tidak aktif dan aktif. (1) Tidak aktif : diberi kode 1 (2) Aktif : diberi kode 2 8) Keterlibatan dalam emotional activities, seperti misalnya menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup. Untuk mengukur indikator ini, maka dibagi ke dalam dua kategori, yaitu tidak aktif dan aktif. (1) Tidak aktif : diberi kode 1 (2) Aktif : diberi kode 2 42 6. Prestasi akademik mahasiswa adalah tingkat keberhasilan mahasiswa TPB dalam studinya pada semester satu, yang diukur menggunakan Indeks Prestasi (IP) semester satu. Untuk mengukur indikator ini, maka dibagi ke dalam dua kategori, yaitu IP < 2,75 dan (1) < 2,75 : diberi kode 1 (2) : diberi kode 2 2,75 2,75. 43 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Institut Pertanian Bogor (IPB), Darmaga, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Lokasi penelitian dipilih secara sengaja berdasarkan beberapa pertimbangan, yang pertama, berdasarkan data yang diperoleh dari Direktorat Pendidikan TPB-IPB, pada tahun 2005 dan 2006, mahasiswa TPB yang memiliki Indeks Prestasi 1,50 semakin meningkat. Adapun yang menjadi pertimbangan kedua, yaitu kemudahan akses penelitian, keterbatasan biaya, tenaga, serta waktu dari peneliti. Pengumpulan data dan analisis data akan dilakukan selama satu bulan, yaitu bulan Mei 2008. Penulisan hasil laporan selanjutnya akan dilakukan satu bulan, yaitu pada bulan Juni 2008. 3.2 Metode Pengambilan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang sedang menjalani pendidikan formalnya di Institut Pertanian Bogor pada Tingkat Persiapan Bersama. Pemilihan responden dilakukan dengan metode pengambilan Sampel Random Gugus Bertahap. Pengambilan gugus yang menjadi sampel dilakukan secara random. Mahasiswa TPB terbagi menjadi dua kelompok kelas A dan B, yang masing-masing terdiri dari 28 kelas, masing-masing kelas berisi kurang lebih 50 orang mahasiswa. Dari kedua kelompok kelas tersebut dipilih secara acak untuk dijadikan sampel dalam penelitian ini, dan yang terpilih menjadi responden yaitu mahasiswa yang berasal dari kelas A-09, A-14, B-07 dan B-08. 44 Pada awalnya, responden yang diteliti hanya empat kelas, yaitu dua kelas dari kelompok A dan dua kelas dari kelompok B. Namun, setelah peneliti ke lapangan, ternyata mahasiswa yang berasal dari kelompok kelas B, hanya sebagian yang bersedia mengisi kuesioner, jadi peneliti perlu menambah responden, karena menurut Wahyuni dan Mulyono (2006), beberapa peneliti menyatakan bahwa besarnya sampel tidak boleh kurang dari 10 persen dan ada pula peneliti lain yang menyatakan bahwa besarnya sampel minimum lima persen dari jumlah populasi. Penelitian ini mengambil nilai tengah antara 10 persen dan lima persen dari jumlah populasi, sehingga jumlah responden didapat sebanyak 200 orang. Pengambilan sampel kemudian dipilih lagi secara acak, dan yang terpilih menjadi responden dalam penelitian ini yaitu mahasiswa yang berasal dari kelas A-22, jadi, dari kelompok A diambil tiga kelas, yaitu kelas A-09, A-14, A-22 dan dari kelompok B diambil dua kelas, yaitu kelas B-07 dan B-08 . Jumlah responden yang diteliti sebanyak 200 orang dari mahasiswa TPB angkatan 2007/2008. Untuk lebih rincinya dapat melihat Tabel 3. Tabel 3. Jumlah Responden Berdasarkan Kelas, 2008 Kelas Jumlah A-09 44 orang A-14 44 orang A-22 57 orang B-07 27 orang B-08 28 orang Total 200 orang 45 Tabel 4. Jumlah Responden Berdasarkan Mayor, 2008 Mayor Jumlah Responden A1 Manajemen Sumberdaya Lahan 5 A2 Agronomi dan Hortikultura 12 A3 Proteksi Tanaman 3 A4 Arsitektur Lansekap 3 B Kedokteran Hewan 14 C1 Teknologi dan Manajemen Perikanan Budidaya 2 C2 Manajemen Sumberdaya Perairan 5 C3 Teknologi Hasil Perairan 3 C4 Teknologi dan Manajemen Perikanan Tangkap 3 C5 Ilmu dan Teknologi Kelautan 3 D Peternakan 13 E1 Manajemen Hutan 9 E2 Teknologi Hasil Hutan 6 E3 Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata 9 E4 Silvikultur 2 F1 Teknik Pertanian 7 F2 Teknologi Pangan 12 F3 Teknologi Industri Pertanian 8 G1 Statistika 4 G2 Meteorologi Terapan 2 G3 Biologi 6 G4 Kimia 5 G5 G6 G7 Matematika Ilmu Komputer Fisika 6 4 3 G8 Biokimia 4 H1 Ekonomi dan Studi Pembangunan 5 H2 Manajemen 7 H3 H4 Agribisnis Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan 9 8 I1 I2 I3 Ilmu Gizi Ilmu Konsumen dan Keluarga Teknik Pertanian Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat 6 2 10 Total 200 46 Berdasarkan Tabel 4, diketahui bahwa dari 200 orang responden, secara keseluruhan sudah mewakili 34 mayor yang ada di IPB. Paling banyak responden berasal dari mayor Kedokteran Hewan. Sebanyak 14 orang responden yang berasal dari mayor Kedokteran Hewan. 3.3 Metode Pengumpulan Data Metode penelitian yang digunakan untuk menggali data dan informasi di lapangan adalah pendekatan kuantitatif. Data kuantitatif dilakukan dengan metode survei. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan dengan pendekatan kuantitatif melalui metode survei. Instrumen pengumpulan data yang dipakai dalam survei adalah kuesioner dan wawancara. Kuesioner berisi sejumlah pernyataan dan pertanyaan yang berkaitan dengan lingkungan non-sosial, lingkungan sosial, motivasi belajar, aktivitas belajar, dan prestasi akademik. Kuesioner dibagikan kepada responden pada saat berada di dalam kelas dengan didampingi oleh peneliti. Penelitian ini didukung dengan melakukan wawancara kepada beberapa orang responden. Jenis wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu wawancara tidak terstruktur. Wawancara digunakan untuk memperkuat data sahih mengenai aktivitas belajar, karena untuk menyusun alat ukur yang valid dan reliabel memerlukan waktu yang cukup lama, seperti harus berkonsultasi terlebih dahulu dengan dosen tentang aktivitas belajar. Selain itu, peneliti juga harus menggali lebih dalam tentang mata kuliah yang diambil mahasiswa TPB pada saat 47 semester satu, dan sebagainya. Oleh karena itu, peneliti melakukan wawancara untuk memudahkan dalam mengukur aktivitas belajar mahasiswa TPB. Data sekunder yang dikumpulkan adalah data mengenai gambaran umum TPB-IPB, serta penelusuran literatur yang berkaitan dengan lingkungan sosial, motivasi belajar, aktivitas belajar dan prestasi akademik mahasiswa. 3.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data Data primer yang dikumpulkan ditabulasi kemudian dilakukan analisis secara statistik. Hasil analisis diinterpretasikan untuk memperoleh suatu kesimpulan. Tabel frekuensi digunakan untuk melihat gambaran karakteristik mahasiswa, lingkungan non-sosial, lingkungan sosial, motivasi belajar, aktivitas belajar, dan prestasi akademik mahasiswa. Tabulasi silang digunakan untuk melihat hubungan karakteristik mahasiswa, lingkungan non-sosial dan lingkungan sosial dengan motivasi belajar, aktivitas belajar, dan prestasi akademik mahasiswa. Hipotesis penelitian ini diuji secara statistik dengan Chi-Square. Pengolahan data Chi-Square dilakukan dengan menggunakan komputer dengan program SPSS for Windows versi 13.0. Hal ini dilakukan guna ketepatan, kecepatan proses perhitungan dan kepercayaan hasil pengujian. Untuk menambah makna hasil interpretasi dan analisis, maka ditambahkan data hasil wawancara dari beberapa responden mengenai aktivitas belajar. 48 Tabel 5. Matriks Analisis Data No. Variabel Sub Variabel 1. Karakteristik Mahasiswa 2. Lingkungan Non-Sosial 3. Lingkungan Sosial 4. Motivasi Belajar 5. Aktivitas Belajar Usia Jenis Kelamin Tingkat kenyamanan ruang kelas Tingkat kelengkapan alat dan bahan yang digunakan dalam proses belajar mengajar Hubungan Mahasiswa dengan Dosen Hubungan Mahasiswa dengan Teman Hubungan Mahasiswa dengan Keluarga Hubungan Mahasiswa dengan Komunitas Di Asrama Motif ingin tahu Motif relevansi Motif percaya diri Motif kepuasan Visual Activities Oral Activities Listening Activities Writing Activities Drawing Activities Motor Activities Mental Activities Emotional Activities 6. Prestasi Akademik Indeks Prestasi Skala Data Sumber Data Analisis Data Nominal Primer Tabel Frekuansi Nominal Primer Tabel Frekuansi Nominal Primer Tabel Frekuansi dan Tabulasi Silang Nominal Primer Tabel Frekuensi, Tabulasi Silang dan ChiSquare Nominal Primer Tabel Frekuensi, Tabulasi Silang dan Wawancara Nominal Primer Tabel Frekuensi, Tabulasi Silang dan ChiSquare Tabel 6. Matriks Pengujian Hipotesis dan Analisis Data No. 1. 2. 3. Hipotesis Diduga ada hubungan antara lingkungan sosial dengan motivasi belajar mahasiswa Diduga ada hubungan antara lingkungan sosial dengan prestasi akademik mahasiswa Diduga ada hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi akademik mahasiswa Analisis Data Chi-Square Chi-Square Chi-Square 49 BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi 6 Program Tingkat persiapan Bersama (TPB) merupakan salah satu program yang ada di Institut Pertanian Bogor (IPB) yang terletak di Kampus Darmaga, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. TPB dibentuk pada tahun 1973 sebagai wujud kepedulian IPB terhadap pembangunan bangsa yang dilakukan melalui penerimaan mahasiswa baru dengan undangan ke sekolah menengah di seluruh pelosok tanah air. Pada tahun 1973 sampai dengan tahun 1993 pemilihan program studi dilakukan setelah mahasiswa lulus TPB, sehingga mata kuliah yang diberikan di TPB seragam, tetapi sejak tahun 1993 pemilihan program studi sudah dapat dilakukan sejak mendaftar ke IPB, dan ini merupakan perubahan mendasar dari sistem pendidikan TPB. Pada tahun 1995 mahasiswa TPB tidak lagi memperoleh mata kuliah yang seragam, walaupun masih tetap bersifat paket untuk setiap program studi. Tahun 1999 diadakan Lokakarya, yang menghasilkan kurikulum TPB baru, dalam kurikulum baru ini, Matematika dibagi dua, yaitu Matematika A (terdiri dari Matematika Dasar dan Kalkulus I) dan Matematika B (terdiri dari Pengantar Matematika dan Kalkulus), Biologi menjadi Biologi A dan Biologi B serta Biologi Hewan, sedangkan Fisika Umum menjadi Fisika Umum A dan Fisika Umum B. Sedangkan Sosiologi Dasar dan Bahasa Inggris II dihapuskan. 6 http://bima.ipb.ac.id/-tpb-ipb 50 Pada kurikulum baru ini, selain Kimia Dasar dan Kimia Umum, dibuka kelas juga untuk mata kuliah Kimia Organik. Pada tahun 2003 diadakan Lokakarya Peningkatan Mutu Pendidikan TPB. Keputusan mendasar dari Lokakarya tahun 2003 adalah berubahnya indeks prestasi drop out (DO) dari < 1,30 menjadi < 1,50. Perubahan mendasar ini tentunya memberikan konsekuensi kepada Direktorat Pendidikan TPB untuk meningkatkan mutu pelayanan akademiknya. Pada tahun 2004 diberlakukan Kurikulum Mayor Minor, mahasiswa TPB memilih mayor (keahlian utama) setelah lulus TPB, kemudian sejak tahun 2007 pemilihan mayor dilakukan ketika mendaftar ke IPB . Direktorat TPB merupakan badan yang menyelenggarakan kegiatan administrasi akademik dan kemahasiswaan. Direktorat Pendidikan TPB berkantor di Gedung LSI Lantai III Kampus IPB Darmaga dengan didukung oleh beberapa tenaga administrasi. Direktorat Pendidikan TPB menggunakan ruangan untuk proses perkuliahan seperti aula (auditorium atau teater), kelas besar, ruang seminar atau kelas kecil. Seluruh ruangan tersebut juga di gunakan untuk pelaksanaan ujian selama semester berlangsung. Ruang aula dan kelas besar dapat menampung sebanyak 150 mahasiswa, sedangkan kelas-kelas kecil umumnya digunakan untuk kelas responsi dengan kapasitas 50 sampai 60 mahasiswa. Ruangan tersebut tersebar di Kampus IPB Darmaga, yang sebagian besar juga diperuntukkan bagi proses belajar mengajar Fakultas. Dengan jumlah mahasiswa TPB yang mengakses ruangan tersebut berkisar antara 2.800 sampai 3.000 (tahun akademik 2000-2001 sebesar 2.924, belum termasuk mahasiswa yang mengambil kuliah 51 ulang), maka diperlukan pengaturan jadwal kuliah dan ruang secara ketat dan teratur. Banyaknya ruang-ruang kelas dan laboratorium tidak dapat menunjukkan rasio yang baik terhadap kenyamanan proses belajar mengajar secara utuh di TPB sepanjang tahun. Saat ini, laboratorium yang digunakan untuk praktikum mata kuliah dasar di TPB (Fisika, Kimia dan Biologi) merupakan fasilitas yang dimiliki dan digunakan bersama oleh jurusan terkait di FMIPA. Laboratorium merupakan kebutuhan primer, namun demikian TPB belum mampu memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk melakukan praktikum secara perorangan. Kapasitas tiap laboratorium sangat terbatas, sehingga penjadwalan penggunaan laboratorium menjadi sangat ketat. Material dan peralatan yang dipakai dalam praktikum senantiasa digunakan bersama dalam kelompok besar. Ketersediaan teknisi yang terampil juga sangat terbatas. Fasilitas lain yang diberikan oleh IPB untuk mahasiswa TPB yaitu asrama. Mengingat mahasiswa IPB berasal dari berbagai latar belakang yang berbeda, seperti agama, budaya, suku, dan ekonomi, oleh karena itu, asrama TPB dibangun sebagai sarana untuk membangun kebersamaan dalam berbagai perbedaan tersebut. Mahasiswa TPB diwajibkan tinggal di asrama selama satu tahun, dan wajib mengikuti seluruh kegiatan yang terkait didalamnya. Mahasiswa TPB tahun ajaran 2007/2008 berjumlah 3.010 orang, yang mana lebih banyak bila dibandingkan dengan mahasiswa pada tahun-tahun sebelumnya. Sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 7 yang menampilkan sebaran jumlah mahasiswa TPB berdasarkan jenis kelamin. 52 Tabel 7. Jumlah Mahasiswa TPB Berdasarkan Jenis Kelamin, 2008 Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Total Mahasiswa Tahun 2007 Jumlah (orang) Persentase (%) 1.188 39,5 1.822 60,5 3.010 100 Data Diolah Dari Direktorat Pendidikan Tingkat Persiapan Bersama tahun 2006/2007. Pada Tabel 7 terlihat bahwa, sebagian besar mahasiswa TPB tahun ajaran 2007/2008 berjenis kelamin perempuan, persentasenya sebesar 60,5 persen, sedangkan mahasiswa yang berjenis kelmain laki-laki hanya 39,5 persen. Mahasiswa TPB mendapatkan mata kuliah paket yang wajib mereka ambil pada saat Tingkat Persiapan Bersama (TPB). Jumlah mata kuliah yang mahasiswa ambil pada saat TPB sebanyak 14 mata kuliah, dengan bobot Sistem Kredit Semester (SKS) yang telah ditentukan, dan mahasiswa harus menempuh sebanyak 36 SKS pada saat TPB. Pembagian jadwal mata kuliah ditentukan oleh Direktorat Pendidikan Tingkat Persiapan Bersama. Mahasiswa TPB dibagi menjadi dua kelompok kelas, yaitu kelas A dan kelas B. Mahasiswa kelas A mengambil mata kuliah pada saat semester satu berbeda dari mahasiswa kelas B. Pada semester satu, kelompok kelas A mengambil Mata Kuliah sebagai berikut: Agama, Bahasa Indonesia, PIP, Pengantar Matematika, Kimia, Biologi, dan Ekonomi Umum, sedangkan Kelas B mengambil Mata Kuliah PPKn, PIP, Bahasa Inggris, Olah Raga dan Seni, Pengantar Matematika, Fisika dan Sosiologi Umum, sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 8 yang menampilkan daftar mata kuliah mahasiswa TPB tahun 2007. 53 Tabel 8. Daftar Mata Kuliah TPB Tahun 2007 No. Mata Kuliah Agama Islam Agama Protestan 1 SKS Ket Sem. Ganjil Sem. Genap 3 (2-2) Responsi v v v Agama Katolik v Agama Hindu v Agama Budha v 2 PPKn 3 (2-2) Responsi v v 3 Bahasa Indonesia 2 (1-2) Responsi v v 4 PIP 2 (2-0) 5 Bahasa Inggris 3 (2-2) 6 7 Olah Raga dan Seni Pengantar Matematika 8 v Responsi v v 1 (0-2) 3 (2-2) v Responsi v v Kalkulus 3 (2-2) Responsi 9 Kimia 3 (2-3) Praktikum v v 10 Biologi 3 (2-3) Praktikum v v 11 Fisika 3 (2-3) Praktikum v v 12 Ekonomi Umum 3 (2-2) Responsi v v 13 Sosiologi Umum 3 (2-2) Responsi v v 14 Pengantar Kewirausahaan 1 (1-0) Total SKS v v 36 Data Diolah Dari Direktorat Pendidikan Tingkat Persiapan Bersama tahun 2006/2007 4.2 Gambaran Umum Responden 4.2.1 Karakteristik responden 4.2.1.1 Usia Responden Usia responden digolongkan ke dalam dua bagian, yaitu usia 17 sampai 18 tahun dan usia 19 sampai 20 tahun. Penggolongan ini dilakukan setelah peneliti ke lapangan. Untuk melihat sebaran usia responden dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Usia Responden, 2008 Usia 17-18 tahun 19-20 tahun Total Frekuensi (orang) 85 115 200 Persentase (%) 42,5 57,5 100 114 Lampiran 1. Matriks Alokasi Waktu Penelitian No. I 1. 2 3. 4. II Kegiatan Proposal dan Kolokium Penyusunan Draft Konsultasi Proposal Orientasi Lapang Kolokium IV Studi Lapang Pengumpulan Data Analisis Data Penulisan Laporan Analisis Lanjutan Penyusunan Draft Revisi Konsultasi Laporan Ujian Skripsi 1. Ujian 2. Perbaikan 1. 2. III 1. 2. 3. April 1 2 3 Mei 4 1 2 Juni 3 4 1 2 Juli 3 4 1 2 Agustus 3 4 1 2 3 4 140 Lampiran 3. Kuesioner Penelitiaan Responden Yang Terhormat, Saya adalah mahasiswi Institut Pertanian Bogor, Fakultas Pertanian, Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, Program Studi Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, angkatan 2004/2005. Saya sedang melakakan penelitian mengenai “Lingkungan Sosial dan Motivasi Belajar dalam Pencapaian Prestasi Akademik Mahasiswa”. Penelitian ini dilakukan dalam rangka menyusun skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana (S1). Saya berharap anda bersedia meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner ini dengan jujur dan apa adanya. Perlu diperhatikan, bahwa dalam mengisi kuesioner ini, tidak ada jawaban yang benar atau salah. Apapun jawaban anda, akan menjadi data berharga bagi kelancaran penelitian ini. Identitas dan jawaban anda akan saya jamin kerahasiaannya dan hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian ini. Atas ketersediaan dan waktu anda mengisi kuesioner ini, saya ucapkan banyak terima kasih. Bogor, Hormat saya, Renny Yusniati A 14204055 KUESIONER No: Petunjuk pengisian: - Berilah tanda silang (X) pada nomor yang sesuai dengan identitas anda. - Isilah titik-titik kosong dengan jawaban yang sesuai. Nama NRP Program Studi Jenis Kelamin : .......................................................... : …………………………….............. : …………………………….............. : (1) Laki-laki (2) Perempuan Usia : …………………………….............. IP semester satu : …………………………….............. Mata kuliah yang diambil semester satu: .............................................................................................................................................................. .............................................................................................................................................................. .............................................................................................................................................................. .............................................................................................................................................................. .............................................................................................................................................................. .............................................................................................................................................................. .............................................................................................................................................................. No. HP: ………………………………….............. (Responden hanya akan dihubungi bila ada ketidakjelasan pada jawaban kuesioner) Petunjuk pengisian: 141 Berilah tanda silang (X) pada huruf yang sesuai dengan jawaban anda. 1. Dalam satu hari saya lebih sering berinteraksi dengan? (beri skor 5-1 untuk jawaban anda, skor tertinggi 5, skor terendah 1. Dengan catatan tidak boleh ada skor yang double!) a. Dosen (.......) b. Teman (teman sekelas, teman satu program studi, teman dekat/pacar) (.......) c. Keluarga (.......) d. Komunitas di asrama (teman sekamar, Senior Resident/SR) (.......) e. Lainnya............................................................ (.......) 2. Berapa kali dalam satu hari biasanya anda berinteraksi dengan dosen? a. 0-1 kali b. 2-3 kali c. > 3 kali 3. Dalam hal apa saja biasanya anda berinteraksi dengan dosen? (jawaban boleh lebih dari satu) a. Masalah pelajaran b. Masalah pribadi c. lainnya............................................................. 4. Berapa kali dalam satu hari biasanya anda berinteraksi dengan teman? a. 0-1 kali b. 2-3 kali c. > 3 kali 5. Dalam hal apa saja biasanya anda berinteraksi dengan teman? (jawaban boleh lebih dari satu) a. Masalah pelajaran b. Masalah pribadi c. lainnya............................................................. 6. Berapa kali dalam satu hari biasanya anda berinteraksi dengan keluarga? a. 0-1 kali b. 2-3 kali c. > 3 kali 7. Dalam hal apa saja biasanya anda berinteraksi dengan keluarga? (jawaban boleh lebih dari satu) a. Masalah pelajaran b. Masalah pribadi c. lainnya............................................................. 8. Berapa kali dalam satu hari biasanya anda berinteraksi dengan teman di asrama? a. 0-1 kali b. 2-3 kali c. > 3 kali 9. Dalam hal apa biasanya anda berinteraksi dengan teman di asrama? (jawaban boleh lebih dari satu) a. Masalah pelajaran b. Masalah pribadi c. lainnya............................................................. 142 Berilah tanda checklist ( ) pada kolom yang sesuai dengan jawaban anda No. Pernyataan Saya bertanya kepada dosen jika ada pelajaran yang tidak saya 10. mengerti. 11. Saya sering berkonsultasi dengan dosen di luar jam kuliah. 12. Saya merasa canggung bila berbicara dengan dosen. 13. Saya sering menceritakan masalah pribadi kepada dosen. 14. Bila bertemu dosen di jalan, saya pura-pura tidak melihat. Saya sering menceritakan masalah pribadi kepada teman. 15. 16. Saya akan bertanya pada teman jika saya mengalami kesulitan dalam pelajaran tertentu. 17. Saya sering berdiskusi dengan teman seputar masalah yang sedang up to date saat ini. 18. Saya selalu meminta solusi kepada teman tentang masalah yang sedang saya hadapi. 19. Saya merasa dikucilkan/dijauhi oleh teman-teman. Saya bersikap terbuka kepada keluarga mengenai masalah 20. pelajaran di kuliah. 21. Saya bersikap terbuka kepada keluarga mengenai masalah pribadi. 22. Saya kurang mendapat perhatian orang tua, karena orang tua lebih memperhatikan kakak/adik dibandingkan memperhatikan saya. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. Ya Tidak Ketika saya mengalami kemunduran dalam pelajaran, orang tua selalu mendukung saya untuk lebih baik lagi. Saya selalu meminta saran dari keluarga (terutama orang tua) mengenai masalah yang sedang saya hadapi. Saya sering ’curhat’ masalah pribadi kepada teman sekamar saya di asrama. Saya selalu mengikuti kegiatan yang diadakan di asrama. Saya selalu meminta izin kepada kakak pembimbing di asrama (Senior Resident/SR) ketika saya hendak keluar meninggalkan asrama. Saya sering meminta bantuan kepada teman sekamar saya di asrama. Saya tidak terlalu akrab dengan teman sekamar saya. Berilah tanda silang (X), pada huruf yang sesuai dengan jawaban anda. 30. Menurut anda, apakah sebagian besar keadaan kelas yang selama ini anda tempati sudah cukup bersih? a. Ya b. Tidak 31. Apakah anda merasa nyaman dengan keadaan kelas yang kotor? a. Ya b. Tidak 32. Apakah sebagian besar kelas yang selama ini anda tempati menggunakan AC (air conditioner)? a. Ya b. Tidak 33. Apakah anda merasa nyaman dengan keadaan kelas yang menggunakan AC? a. Ya b. Tidak 34. Apakah ketersediaan kursi dalam kelas mencukupi kapasitas mahasiswa? a. Ya b. Tidak 143 Berilah tanda checklist ( ) pada kolom yang sesuai dengan jawaban anda. 35. Apa saja alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar? No. Alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar 1. Laptop 2. LCD/ OHP 3. Microphone 4. Speaker 5. Whiteboard 6. Spidol 7. Penghapus papan tulis 8. Modul 9. Handout 10. Bahan praktikum Berilah tanda checklist ( ) pada kolom yang sesuai dengan jawaban anda. No. Pernyataan 36. Saya mau memperhatikan dosen yang sedang mengajar untuk menambah pengetahuan. 37. Saya tidak mau mengobrol dengan teman pada waktu dosen sedang menerangkan. 38. Rasa keingintahuan saya pada suatu hal dapat terpenuhi jika saya memperhatikan dosen yang sedang memberikan materi pelajaran. 39. Saya malas memperhatikan dosen yang sedang mengajar di depan kelas. 40. Saya berkeinginan untuk bertanya kepada dosen jika ada pelajaran yang tidak saya mengerti. 41. Saya mau mendengarkan dosen mata kuliah X, karena materi pelajaran yang disampaikan sesuai dengan kebutuhan saya. 42. Saya mau berkuliah untuk mendapatkan pemahaman tentang materi kuliah yang sesuai dengan kondisi/keadaan saat ini. 43. Saya tidak berkeinginan untuk hadir pada kuliah X, karena materi yang disampaikan dosen tidak up to date. 44. Saya berkeinginan untuk hadir pada saat kuliah karena materi yang diberikan dosen konsisten atau sesuai dengan nilai-nilai yang dianut. 45. Saya malas menghadiri kuliah X, karena materi yang disampaikan dosen terlalu berbelit-belit. 46. Saya rajin belajar untuk mendapatkan nilai bagus. 47. Dengan rajin belajar dapat menambah rasa percaya diri yang saya miliki. 48. Dengan giat belajar, saya bisa menjadi orang sukses. 49. Saya merasa tidak percaya diri ketika menjawab soal ujian. 50. Ketika sedang ujian, saya tidak mau bekerjasama dengan teman. 51. Saya puas dengan hasil belajar saya, walaupun hasilnya tidak maksimal. 52. Saya merasa puas dengan hasil belajar saya, jika mendapat pujian dari orang lain. 53. Saya merasa puas jika nilai saya lebih bagus dari teman-teman. 54. Saya merasa kurang puas, meskipun nilai ujian saya cukup baik. 55. Dengan giat belajar, saya dapat memperbaiki nilai-nilai yang jelek. Ya Ya Tidak Tidak 144 56. Selama semester satu (pada tahun 2007/2008) aktivitas belajar yang anda lakukan antara lain: No. Jenis Aktivitas Belajar Pada Waktu Semester Satu 1. Membaca buku 2. Memperhatikan gambar demonstrasi 3. Menonton film 4. Mengajukan pertanyaan 5. Memberi saran/pendapat 6. Diskusi 7. Interupsi 8. Mendengarkan uraian dosen 9. Mendengarkan teman yang sedang berdiskusi 10. Mendengarkan Presentasi 11. Membuat makalah/laporan 12. Menyalin/mencatat 13. Mengerjakan tugas 14. Menggambar 15. Membuat grafik 16. Membuat peta 17. Membuat diagram 18. Melakukan percobaan (praktikum) 19. Role playing (bermain peran) 20. Menaggapi pertanyaan 21. Mengingat/menghafal 22. Memecahkan soal 23. Menganalisis persoalan 24. Mengambil keputusan dalam diskusi Ya Tidak Jika ya, sebutkan 145 25. Kegiatan yang membangkitkan minat 26. Kegiatan yang membosankan 27. Kegiatan yang menggembirakan 28. Kegaitan yang membuat semangat/bergairah 29. Kegaitan yang memerlukan keberanian 30. Kegiatan yang membuat saya tenang 31. Kegiatan yang membuat saya gugup 57. Selama semester satu (pada tahun 2007/2008) anda terlibat aktif dalam aktivitas belajar, antara lain: No. Terlibat dalam Aktivitas Belajar Pada Waktu Semester Satu 1. Membaca buku 2. Memperhatikan gambar demonstrasi 3. Menonton film 4. Mengajukan pertanyaan 5. Memberi saran/pendapat 6. Diskusi 7. Interupsi 8. Mendengarkan uraian dosen 9. Mendengarkan teman yang sedang berdiskusi 10. Mendengarkan Presentasi 11. Membuat makalah/laporan 12. Menyalin/mencatat 13. Mengerjakan tugas Ya Tidak Jika ya, sebutkan 146 14. Menggambar 15. Membuat grafik 16. Membuat peta 17. Membuat diagram 18. Melakukan percobaan (praktikum) 19. Role playing (bermain peran) 20. Menaggapi pertanyaan 21. Mengingat/menghafal 22. Memecahkan soal 23. Menganalisis persoalan 24. Mengambil keputusan dalam diskusi 25. Kegiatan yang membangkitkan minat 26. Kegiatan yang membosankan 27. Kegiatan yang menggembirakan 28. Kegaitan yang membuat semangat/bergairah 29. Kegaitan yang memerlukan keberanian 30. Kegiatan yang membuat saya tenang 31. Kegiatan yang membuat saya gugup 115 Lampiran 2. Output SPSS 13.00 Motivasi Belajar * Kenyamanan Ruang Belajar Crosstab Motivasi Belajar Tidak Mempunyai Motivasi Kenyamanan Ruang Belajar Tidak Nyaman Nyaman 8 1 Count % within Kenyamanan Ruang Belajar Count % within Kenyamanan Ruang Belajar Count % within Kenyamanan Ruang Belajar Mempunyai Motivasi Total Total 9 5.2% 2.2% 4.5% 146 45 191 94.8% 97.8% 95.5% 154 46 200 100.0% 100.0% 100.0% Motivasi Belajar * Kelengkapan Alat dan Bahan Crosstab Motivasi Belajar Tidak Mempunyai Motivasi Kelengkapan Alat dan Bahan Tidak Lengkap Lengkap 1 8 Count % within Kelengkapan Alat dan Bahan Count % within Kelengkapan Alat dan Bahan Count % within Kelengkapan Alat dan Bahan Mempunyai Motivasi Total Total 9 33.3% 4.1% 4.5% 2 189 191 66.7% 95.9% 95.5% 3 197 200 100.0% 100.0% 100.0% Chi-Square Tests Pearson Chi-Square Continuity Correction Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases a Value 5.892b 1.049 2.659 df 1 1 1 Asymp. Sig. (2-sided) .015 .306 .103 Exact Sig. (2-sided) .130 5.862 1 .015 200 a. Computed only for a 2x2 table b. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is . 14. Exact Sig. (1-sided) .130 116 Motif Ingin Tahu * Hubungan Mahasiswa dengan Dosen Crosstab Motif Ingin Tahu Tidak Mempunyai Motif Mempunyai Motif Total Count % within Hubungan Mahasiswa dengan Dosen Count % within Hubungan Mahasiswa dengan Dosen Count % within Hubungan Mahasiswa dengan Dosen Hubungan Mahasiswa dengan Dosen Negatif Positif 20 14 Total 34 22.2% 12.7% 17.0% 70 96 166 77.8% 87.3% 83.0% 90 110 200 100.0% 100.0% 100.0% Chi-Square Tests Pearson Chi-Square Continuity Correction Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases a Value 3.163b 2.526 3.150 df 1 1 1 Asymp. Sig. (2-sided) .075 .112 .076 Exact Sig. (2-sided) .090 3.147 1 Exact Sig. (1-sided) .056 .076 200 a. Computed only for a 2x2 table b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 15. 30. Motif Ingin Tahu * Hubungan Mahasiswa dengan Teman Crosstab Motif Ingin Tahu Tidak Mempunyai Motif Mempunyai Motif Total Count % within Hubungan Mahasiswa dengan Teman Count % within Hubungan Mahasiswa dengan Teman Count % within Hubungan Mahasiswa dengan Teman Hubungan Mahasiswa dengan Teman Negatif Positif 8 26 Total 34 50.0% 14.1% 17.0% 8 158 166 50.0% 85.9% 83.0% 16 184 200 100.0% 100.0% 100.0% 117 Chi-Square Tests Pearson Chi-Square Continuity Correction Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases a Value 13.422b 11.001 10.278 df 1 1 1 Asymp. Sig. (2-sided) .000 .001 .001 Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided) .002 13.355 1 .002 .000 200 a. Computed only for a 2x2 table b. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2. 72. Motif Ingin Tahu * Hubungan Mahasiswa dengan Keluarga Crosstab Motif Ingin Tahu Tidak Mempunyai Motif Mempunyai Motif Total Count % within Hubungan Mahasiswa dengan Keluarga Count % within Hubungan Mahasiswa dengan Keluarga Count % within Hubungan Mahasiswa dengan Keluarga Hubungan Mahasiswa dengan Keluarga Negatif Positif 3 31 Total 34 16.7% 17.0% 17.0% 15 151 166 83.3% 83.0% 83.0% 18 182 200 100.0% 100.0% 100.0% Chi-Square Tests Pearson Chi-Square Continuity Correction Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases a Value .002b .000 .002 .002 df 1 1 1 1 Asymp. Sig. (2-sided) .969 1.000 .968 Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided) 1.000 .635 .969 200 a. Computed only for a 2x2 table b. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3. 06. 118 Motif Ingin Tahu * Hubungan Mahasiswa dengan Komunitas Di Asrama Crosstab Motif Ingin Tahu Tidak Mempunyai Motif Mempunyai Motif Total Count % within Hubungan Mahasiswa dengan Komunitas Di Asrama Count % within Hubungan Mahasiswa dengan Komunitas Di Asrama Count % within Hubungan Mahasiswa dengan Komunitas Di Asrama Hubungan Mahasiswa dengan Komunitas Di Asrama Negatif Positif 9 25 Total 34 29.0% 14.8% 17.0% 22 144 166 71.0% 85.2% 83.0% 31 169 200 100.0% 100.0% 100.0% Chi-Square Tests Pearson Chi-Square Continuity Correction Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases a Value 3.764b 2.823 3.347 df 1 1 1 Asymp. Sig. (2-sided) .052 .093 .067 Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided) .068 3.745 1 .052 .053 200 a. Computed only for a 2x2 table b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5. 27. Motif Ingin Tahu * Lingkungan Sosial Crosstab Motif Ingin Tahu Tidak Mempunyai Motif Mempunyai Motif Total Count % within Lingkungan Sosial Count % within Lingkungan Sosial Count % within Lingkungan Sosial Lingkungan Sosial Negatif Positif 4 30 Total 34 19.0% 16.8% 17.0% 17 149 166 81.0% 83.2% 83.0% 21 179 200 100.0% 100.0% 100.0% 119 Chi-Square Tests Pearson Chi-Square Continuity Correction Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases a Value .070b .000 .068 df 1 1 1 Asymp. Sig. (2-sided) .792 1.000 .794 Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided) .762 .069 1 .495 .792 200 a. Computed only for a 2x2 table b. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3. 57. Motif Relevansi * Hubungan Mahasiswa dengan Dosen Crosstab Motif Relevansi Tidak Mempunyai Motif Mempunyai Motif Total Count % within Hubungan Mahasiswa dengan Dosen Count % within Hubungan Mahasiswa dengan Dosen Count % within Hubungan Mahasiswa dengan Dosen Hubungan Mahasiswa dengan Dosen Negatif Positif 11 10 Total 21 12.2% 9.1% 10.5% 79 100 179 87.8% 90.9% 89.5% 90 110 200 100.0% 100.0% 100.0% Chi-Square Tests Pearson Chi-Square Continuity Correction Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases a Value .516b .237 .514 df 1 1 1 Asymp. Sig. (2-sided) .472 .626 .474 Exact Sig. (2-sided) .495 .514 1 .473 200 a. Computed only for a 2x2 table b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9. 45. Exact Sig. (1-sided) .312 120 Motif Relevansi * Hubungan Mahasiswa dengan Teman Crosstab Motif Relevansi Tidak Mempunyai Motif Mempunyai Motif Total Count % within Hubungan Mahasiswa dengan Teman Count % within Hubungan Mahasiswa dengan Teman Count % within Hubungan Mahasiswa dengan Teman Hubungan Mahasiswa dengan Teman Negatif Positif 7 14 Total 21 43.8% 7.6% 10.5% 9 170 179 56.3% 92.4% 89.5% 16 184 200 100.0% 100.0% 100.0% Chi-Square Tests Pearson Chi-Square Continuity Correction Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases a Value 20.460b 16.795 13.412 df 1 1 1 Asymp. Sig. (2-sided) .000 .000 .000 Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided) .000 20.358 1 .000 .000 200 a. Computed only for a 2x2 table b. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1. 68. Motif Relevansi * Hubungan Mahasiswa dengan Keluarga Crosstab Motif Relevansi Tidak Mempunyai Motif Mempunyai Motif Total Count % within Hubungan Mahasiswa dengan Keluarga Count % within Hubungan Mahasiswa dengan Keluarga Count % within Hubungan Mahasiswa dengan Keluarga Hubungan Mahasiswa dengan Keluarga Negatif Positif 0 21 Total 21 .0% 11.5% 10.5% 18 161 179 100.0% 88.5% 89.5% 18 182 200 100.0% 100.0% 100.0% 121 Chi-Square Tests Pearson Chi-Square Continuity Correction Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases a Value 2.321b 1.255 4.197 df 1 1 1 2.309 Asymp. Sig. (2-sided) .128 .263 .041 1 Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided) .226 .123 .129 200 a. Computed only for a 2x2 table b. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1. 89. Motif Relevansi * Hubungan Mahasiswa dengan Komunitas Di Asrama Crosstab Motif Relevansi Tidak Mempunyai Motif Mempunyai Motif Total Count % within Hubungan Mahasiswa dengan Komunitas Di Asrama Count % within Hubungan Mahasiswa dengan Komunitas Di Asrama Count % within Hubungan Mahasiswa dengan Komunitas Di Asrama Hubungan Mahasiswa dengan Komunitas Di Asrama Negatif Positif 5 16 Total 21 16.1% 9.5% 10.5% 26 153 179 83.9% 90.5% 89.5% 31 169 200 100.0% 100.0% 100.0% Chi-Square Tests Pearson Chi-Square Continuity Correction Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases a Value 1.237b .630 1.112 df 1 1 1 Asymp. Sig. (2-sided) .266 .427 .292 Exact Sig. (2-sided) .334 1.231 1 .267 200 a. Computed only for a 2x2 table b. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3. 26. Exact Sig. (1-sided) .207 122 Motif Relevansi * Lingkungan Sosial Crosstab Motif Relevansi Tidak Mempunyai Motif Mempunyai Motif Total Count % within Lingkungan Sosial Count % within Lingkungan Sosial Count % within Lingkungan Sosial Lingkungan Sosial Negatif Positif 1 20 Total 21 4.8% 11.2% 10.5% 20 159 179 95.2% 88.8% 89.5% 21 179 200 100.0% 100.0% 100.0% Chi-Square Tests Pearson Chi-Square Continuity Correction Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases a Value .822b .281 .989 df 1 1 1 Asymp. Sig. (2-sided) .365 .596 .320 Exact Sig. (2-sided) .705 .818 1 Exact Sig. (1-sided) .322 .366 200 a. Computed only for a 2x2 table b. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2. 21. Motif Percaya Diri * Hubungan Mahasiswa dengan Dosen Crosstab Motif Percaya Diri Tidak Mempunyai Motif Mempunyai Motif Total Count % within Hubungan Mahasiswa dengan Dosen Count % within Hubungan Mahasiswa dengan Dosen Count % within Hubungan Mahasiswa dengan Dosen Hubungan Mahasiswa dengan Dosen Negatif Positif 8 6 Total 14 8.9% 5.5% 7.0% 82 104 186 91.1% 94.5% 93.0% 90 110 200 100.0% 100.0% 100.0% 123 Chi-Square Tests Pearson Chi-Square Continuity Correction Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases a Value .897b .447 .892 df 1 1 1 .892 Asymp. Sig. (2-sided) .344 .504 .345 1 Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided) .409 .251 .345 200 a. Computed only for a 2x2 table b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6. 30. Motif Percaya Diri * Hubungan Mahasiswa dengan Teman Crosstab Motif Percaya Diri Tidak Mempunyai Motif Mempunyai Motif Total Count % within Hubungan Mahasiswa dengan Teman Count % within Hubungan Mahasiswa dengan Teman Count % within Hubungan Mahasiswa dengan Teman Hubungan Mahasiswa dengan Teman Negatif Positif 1 13 Total 14 6.3% 7.1% 7.0% 15 171 186 93.8% 92.9% 93.0% 16 184 200 100.0% 100.0% 100.0% Chi-Square Tests Pearson Chi-Square Continuity Correction Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases a Value .015b .000 .016 df 1 1 1 Asymp. Sig. (2-sided) .902 1.000 .901 Exact Sig. (2-sided) 1.000 .015 1 .903 200 a. Computed only for a 2x2 table b. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1. 12. Exact Sig. (1-sided) .690 124 Motif Percaya Diri * Hubungan Mahasiswa dengan Keluarga Crosstab Motif Percaya Diri Tidak Mempunyai Motif Mempunyai Motif Total Count % within Hubungan Mahasiswa dengan Keluarga Count % within Hubungan Mahasiswa dengan Keluarga Count % within Hubungan Mahasiswa dengan Keluarga Hubungan Mahasiswa dengan Keluarga Negatif Positif 1 13 Total 14 5.6% 7.1% 7.0% 17 169 186 94.4% 92.9% 93.0% 18 182 200 100.0% 100.0% 100.0% Chi-Square Tests Pearson Chi-Square Continuity Correction Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases a Value .063b .000 .067 df 1 1 1 Asymp. Sig. (2-sided) .801 1.000 .795 Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided) 1.000 .063 1 .635 .802 200 a. Computed only for a 2x2 table b. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1. 26. Motif Percaya Diri * Hubungan Mahasiswa dengan Komunitas Di Asrama Crosstab Motif Percaya Diri Tidak Mempunyai Motif Mempunyai Motif Total Count % within Hubungan Mahasiswa dengan Komunitas Di Asrama Count % within Hubungan Mahasiswa dengan Komunitas Di Asrama Count % within Hubungan Mahasiswa dengan Komunitas Di Asrama Hubungan Mahasiswa dengan Komunitas Di Asrama Negatif Positif 4 10 Total 14 12.9% 5.9% 7.0% 27 159 186 87.1% 94.1% 93.0% 31 169 200 100.0% 100.0% 100.0% 125 Chi-Square Tests Pearson Chi-Square Continuity Correction Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases a Value 1.964b 1.037 1.671 df 1 1 1 Asymp. Sig. (2-sided) .161 .308 .196 Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided) .240 1.954 1 .153 .162 200 a. Computed only for a 2x2 table b. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2. 17. Motif Percaya Diri * Lingkungan Sosial Crosstab Motif Percaya Diri Tidak Mempunyai Motif Mempunyai Motif Total Count % within Lingkungan Sosial Count % within Lingkungan Sosial Count % within Lingkungan Sosial Lingkungan Sosial Negatif Positif 2 12 Total 14 9.5% 6.7% 7.0% 19 167 186 90.5% 93.3% 93.0% 21 179 200 100.0% 100.0% 100.0% Chi-Square Tests Pearson Chi-Square Continuity Correction Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases a Value .230b .001 .210 df 1 1 1 Asymp. Sig. (2-sided) .632 .978 .646 Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided) .646 .228 1 .633 200 a. Computed only for a 2x2 table b. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1. 47. Motif Kepuasan * Hubungan Mahasiswa dengan Dosen .446 126 Crosstab Motif Kepuasan Tidak Mempunyai Motif Mempunyai Motif Total Count % within Hubungan Mahasiswa dengan Dosen Count % within Hubungan Mahasiswa dengan Dosen Count % within Hubungan Mahasiswa dengan Dosen Hubungan Mahasiswa dengan Dosen Negatif Positif 36 49 Total 85 40.0% 44.5% 42.5% 54 61 115 60.0% 55.5% 57.5% 90 110 200 100.0% 100.0% 100.0% Chi-Square Tests Pearson Chi-Square Continuity Correction Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases a Value .419b .253 .419 df 1 1 1 Asymp. Sig. (2-sided) .518 .615 .517 Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided) .566 .416 1 .308 .519 200 a. Computed only for a 2x2 table b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 38. 25. Motif Kepuasan * Hubungan Mahasiswa dengan Teman Crosstab Motif Kepuasan Tidak Mempunyai Motif Mempunyai Motif Total Count % within Hubungan Mahasiswa dengan Teman Count % within Hubungan Mahasiswa dengan Teman Count % within Hubungan Mahasiswa dengan Teman Hubungan Mahasiswa dengan Teman Negatif Positif 4 81 Total 85 25.0% 44.0% 42.5% 12 103 115 75.0% 56.0% 57.5% 16 184 200 100.0% 100.0% 100.0% 127 Chi-Square Tests Pearson Chi-Square Continuity Correction Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases a Value 2.179b 1.471 2.306 df 1 1 1 Asymp. Sig. (2-sided) .140 .225 .129 Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided) .189 2.169 1 .111 .141 200 a. Computed only for a 2x2 table b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6. 80. Motif Kepuasan * Hubungan Mahasiswa dengan Keluarga Crosstab Motif Kepuasan Tidak Mempunyai Motif Mempunyai Motif Total Count % within Hubungan Mahasiswa dengan Keluarga Count % within Hubungan Mahasiswa dengan Keluarga Count % within Hubungan Mahasiswa dengan Keluarga Hubungan Mahasiswa dengan Keluarga Negatif Positif 6 79 Total 85 33.3% 43.4% 42.5% 12 103 115 66.7% 56.6% 57.5% 18 182 200 100.0% 100.0% 100.0% Chi-Square Tests Pearson Chi-Square Continuity Correction Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases a Value .680b .330 .696 .677 df 1 1 1 1 Asymp. Sig. (2-sided) .410 .565 .404 Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided) .463 .286 .411 200 a. Computed only for a 2x2 table b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7. 65. 128 Motif Kepuasan * Hubungan Mahasiswa dengan Komunitas Di Asrama Crosstab Motif Kepuasan Tidak Mempunyai Motif Mempunyai Motif Total Count % within Hubungan Mahasiswa dengan Komunitas Di Asrama Count % within Hubungan Mahasiswa dengan Komunitas Di Asrama Count % within Hubungan Mahasiswa dengan Komunitas Di Asrama Hubungan Mahasiswa dengan Komunitas Di Asrama Negatif Positif 11 74 Total 85 35.5% 43.8% 42.5% 20 95 115 64.5% 56.2% 57.5% 31 169 200 100.0% 100.0% 100.0% Chi-Square Tests Pearson Chi-Square Continuity Correction Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases a Value .739b .438 .750 df 1 1 1 Asymp. Sig. (2-sided) .390 .508 .386 Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided) .434 .735 1 .256 .391 200 a. Computed only for a 2x2 table b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 13. 18. Motif Kepuasan * Lingkungan Sosial Crosstab Motif Kepuasan Tidak Mempunyai Motif Mempunyai Motif Total Count % within Lingkungan Sosial Count % within Lingkungan Sosial Count % within Lingkungan Sosial Lingkungan Sosial Negatif Positif 7 78 Total 85 33.3% 43.6% 42.5% 14 101 115 66.7% 56.4% 57.5% 21 179 200 100.0% 100.0% 100.0% 129 Chi-Square Tests Pearson Chi-Square Continuity Correction Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases a Value .807b .442 .825 df 1 1 1 Asymp. Sig. (2-sided) .369 .506 .364 Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided) .485 .803 1 .255 .370 200 a. Computed only for a 2x2 table b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8. 93. Motivasi Belajar * Hubungan Mahasiswa dengan Dosen Crosstab Motivasi Belajar Tidak Mempunyai Motivasi Hubungan Mahasiswa dengan Dosen Negatif Positif 7 2 Count % within Hubungan Mahasiswa dengan Dosen Count % within Hubungan Mahasiswa dengan Dosen Count % within Hubungan Mahasiswa dengan Dosen Mempunyai Motivasi Total Total 9 7.8% 1.8% 4.5% 83 108 191 92.2% 98.2% 95.5% 90 110 200 100.0% 100.0% 100.0% Chi-Square Tests Pearson Chi-Square Continuity Correction Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases a Value 4.091b 2.822 4.220 4.070 df 1 1 1 1 Asymp. Sig. (2-sided) .043 .093 .040 Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided) .081 .046 .044 200 a. Computed only for a 2x2 table b. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4. 05. 130 Motivasi Belajar * Hubungan Mahasiswa dengan Teman Crosstab Motivasi Belajar Tidak Mempunyai Motivasi Hubungan Mahasiswa dengan Teman Negatif Positif 1 8 Count % within Hubungan Mahasiswa dengan Teman Count % within Hubungan Mahasiswa dengan Teman Count % within Hubungan Mahasiswa dengan Teman Mempunyai Motivasi Total Total 9 6.3% 4.3% 4.5% 15 176 191 93.8% 95.7% 95.5% 16 184 200 100.0% 100.0% 100.0% Chi-Square Tests Pearson Chi-Square Continuity Correction Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases a Value .124b .000 .112 df 1 1 1 Asymp. Sig. (2-sided) .725 1.000 .738 Exact Sig. (2-sided) .535 .123 1 Exact Sig. (1-sided) .535 .725 200 a. Computed only for a 2x2 table b. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is . 72. Motivasi Belajar * Hubungan Mahasiswa dengan Keluarga Crosstab Motivasi Belajar Tidak Mempunyai Motivasi Mempunyai Motivasi Total Count % within Hubungan Mahasiswa dengan Keluarga Count % within Hubungan Mahasiswa dengan Keluarga Count % within Hubungan Mahasiswa dengan Keluarga Hubungan Mahasiswa dengan Keluarga Negatif Positif 1 8 Total 9 5.6% 4.4% 4.5% 17 174 191 94.4% 95.6% 95.5% 18 182 200 100.0% 100.0% 100.0% 131 Chi-Square Tests Pearson Chi-Square Continuity Correction Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases a Value .051b .000 .048 df 1 1 1 .051 Asymp. Sig. (2-sided) .821 1.000 .826 1 Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided) .580 .580 .821 200 a. Computed only for a 2x2 table b. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is . 81. Motivasi Belajar * Hubungan Mahasiswa dengan Komunitas Di Asrama Crosstab Motivasi Belajar Tidak Mempunyai Motivasi Count % within Hubungan Mahasiswa dengan Komunitas Di Asrama Count % within Hubungan Mahasiswa dengan Komunitas Di Asrama Count % within Hubungan Mahasiswa dengan Komunitas Di Asrama Mempunyai Motivasi Total Hubungan Mahasiswa dengan Komunitas Di Asrama Negatif Positif 1 8 Total 9 3.2% 4.7% 4.5% 30 161 191 96.8% 95.3% 95.5% 31 169 200 100.0% 100.0% 100.0% Chi-Square Tests Pearson Chi-Square Continuity Correction Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases a Value .139b .000 .151 df 1 1 1 Asymp. Sig. (2-sided) .710 1.000 .698 Exact Sig. (2-sided) 1.000 .138 1 .710 200 a. Computed only for a 2x2 table b. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1. 40. Motivasi Belajar * Lingkungan Sosial Exact Sig. (1-sided) .580 132 Crosstab Motivasi Belajar Tidak Mempunyai Motivasi Lingkungan Sosial Negatif Positif 1 8 Count % within Lingkungan Sosial Count % within Lingkungan Sosial Count % within Lingkungan Sosial Mempunyai Motivasi Total Total 9 4.8% 4.5% 4.5% 20 171 191 95.2% 95.5% 95.5% 21 179 200 100.0% 100.0% 100.0% Chi-Square Tests Pearson Chi-Square Continuity Correction Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases a Value .004b .000 .004 .004 df 1 1 1 1 Asymp. Sig. (2-sided) .951 1.000 .952 Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided) 1.000 .639 .951 200 a. Computed only for a 2x2 table b. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is . 95. Indeks Prestasi * Hubungan Mahasiswa dengan Dosen Crosstab Indeks Prestasi < 2,75 >= 2,75 Total Count % within Hubungan Mahasiswa dengan Dosen Count % within Hubungan Mahasiswa dengan Dosen Count % within Hubungan Mahasiswa dengan Dosen Hubungan Mahasiswa dengan Dosen Negatif Positif 43 48 Total 91 47.8% 43.6% 45.5% 47 62 109 52.2% 56.4% 54.5% 90 110 200 100.0% 100.0% 100.0% 133 Chi-Square Tests Pearson Chi-Square Continuity Correction Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases a Value .342b .196 .342 df 1 1 1 Asymp. Sig. (2-sided) .558 .658 .559 Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided) .571 .341 1 .329 .559 200 a. Computed only for a 2x2 table b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 40. 95. Indeks Prestasi * Hubungan Mahasiswa dengan Teman Crosstab Indeks Prestasi < 2,75 >= 2,75 Total Hubungan Mahasiswa dengan Teman Negatif Positif 10 81 Count % within Hubungan Mahasiswa dengan Teman Count % within Hubungan Mahasiswa dengan Teman Count % within Hubungan Mahasiswa dengan Teman Total 91 62.5% 44.0% 45.5% 6 103 109 37.5% 56.0% 54.5% 16 184 200 100.0% 100.0% 100.0% Chi-Square Tests Pearson Chi-Square Continuity Correction Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases a Value 2.027b 1.350 2.025 2.017 df 1 1 1 1 Asymp. Sig. (2-sided) .155 .245 .155 Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided) .194 .123 .156 200 a. Computed only for a 2x2 table b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7. 28. 134 Indeks Prestasi * Hubungan Mahasiswa dengan Keluarga Crosstab Indeks Prestasi < 2,75 >= 2,75 Total Hubungan Mahasiswa dengan Keluarga Negatif Positif 9 82 Count % within Hubungan Mahasiswa dengan Keluarga Count % within Hubungan Mahasiswa dengan Keluarga Count % within Hubungan Mahasiswa dengan Keluarga Total 91 50.0% 45.1% 45.5% 9 100 109 50.0% 54.9% 54.5% 18 182 200 100.0% 100.0% 100.0% Chi-Square Tests Pearson Chi-Square Continuity Correction Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases a Value .162b .024 .161 df 1 1 1 Asymp. Sig. (2-sided) .688 .878 .688 Exact Sig. (2-sided) .805 .161 1 Exact Sig. (1-sided) .437 .688 200 a. Computed only for a 2x2 table b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8. 19. Indeks Prestasi * Hubungan Mahasiswa dengan Komunitas Di Asrama Crosstab Indeks Prestasi < 2,75 >= 2,75 Total Count % within Hubungan Mahasiswa dengan Komunitas Di Asrama Count % within Hubungan Mahasiswa dengan Komunitas Di Asrama Count % within Hubungan Mahasiswa dengan Komunitas Di Asrama Hubungan Mahasiswa dengan Komunitas Di Asrama Negatif Positif 17 74 Total 91 54.8% 43.8% 45.5% 14 95 109 45.2% 56.2% 54.5% 31 169 200 100.0% 100.0% 100.0% 135 Chi-Square Tests Pearson Chi-Square Continuity Correction Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases Value 1.290b .883 1.285 a df 1 1 1 Asymp. Sig. (2-sided) .256 .347 .257 Exact Sig. (2-sided) .327 1.284 1 Exact Sig. (1-sided) .174 .257 200 a. Computed only for a 2x2 table b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 14. 11. Indeks Prestasi * Lingkungan Sosial Crosstab Indeks Prestasi < 2,75 >= 2,75 Total Lingkungan Sosial Negatif Positif 11 80 Count % within Lingkungan Sosial Count % within Lingkungan Sosial Count % within Lingkungan Sosial Total 91 52.4% 44.7% 45.5% 10 99 109 47.6% 55.3% 54.5% 21 179 200 100.0% 100.0% 100.0% Chi-Square Tests Pearson Chi-Square Continuity Correction Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases a Value .448b .192 .446 .446 df 1 1 1 Asymp. Sig. (2-sided) .503 .662 .504 1 Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided) .644 .330 .504 200 a. Computed only for a 2x2 table b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9. 56. Indeks Prestasi * Motif Ingin Tahu 136 Crosstab Indeks Prestasi < 2,75 >= 2,75 Total Count % within Motif Ingin Tahu Count % within Motif Ingin Tahu Count % within Motif Ingin Tahu Motif Ingin Tahu Tidak Mempunyai Mempunyai Motif Motif 17 74 50.0% 44.6% 17 92 50.0% 55.4% 34 166 100.0% 100.0% Total 91 45.5% 109 54.5% 200 100.0% Chi-Square Tests Pearson Chi-Square Continuity Correction Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases a Value .335b .152 .333 df 1 1 1 Asymp. Sig. (2-sided) .563 .697 .564 Exact Sig. (2-sided) .576 .333 1 Exact Sig. (1-sided) .348 .564 200 a. Computed only for a 2x2 table b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 15. 47. Indeks Prestasi * Motif Relevansi Crosstab Indeks Prestasi < 2,75 >= 2,75 Total Count % within Motif Relevansi Count % within Motif Relevansi Count % within Motif Relevansi Motif Relevansi Tidak Mempunyai Mempunyai Motif Motif 16 75 76.2% 41.9% 5 104 23.8% 58.1% 21 179 100.0% 100.0% Total 91 45.5% 109 54.5% 200 100.0% 137 Chi-Square Tests Pearson Chi-Square Continuity Correction Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases Value 8.912b 7.583 9.156 a Asymp. Sig. (2-sided) .003 .006 .002 df 1 1 1 Exact Sig. (2-sided) .004 8.868 1 Exact Sig. (1-sided) .003 .003 200 a. Computed only for a 2x2 table b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9. 56. Indeks Prestasi * Motif Percaya Diri Crosstab Indeks Prestasi < 2,75 >= 2,75 Total Motif Percaya Diri Tidak Mempunyai Mempunyai Motif Motif 7 84 Count % within Motif Percaya Diri Count % within Motif Percaya Diri Count % within Motif Percaya Diri Total 91 50.0% 45.2% 45.5% 7 102 109 50.0% 54.8% 54.5% 14 186 200 100.0% 100.0% 100.0% Chi-Square Tests Pearson Chi-Square Continuity Correction Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases a Value .123b .005 .122 .122 df 1 1 1 1 Asymp. Sig. (2-sided) .726 .942 .726 Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided) .785 .468 .727 200 a. Computed only for a 2x2 table b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6. 37. 138 Indeks Prestasi * Motif Kepuasan Crosstab Indeks Prestasi < 2,75 >= 2,75 Total Motif Kepuasan Tidak Mempunyai Mempunyai Motif Motif 37 54 43.5% 47.0% 48 61 56.5% 53.0% 85 115 100.0% 100.0% Count % within Motif Kepuasan Count % within Motif Kepuasan Count % within Motif Kepuasan Total 91 45.5% 109 54.5% 200 100.0% Chi-Square Tests Pearson Chi-Square Continuity Correction Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases a Value .231b .114 .232 df 1 1 1 Asymp. Sig. (2-sided) .630 .736 .630 Exact Sig. (2-sided) .668 .230 1 Exact Sig. (1-sided) .368 .631 200 a. Computed only for a 2x2 table b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 38. 68. Indeks Prestasi * Motivasi Belajar Crosstab Indeks Prestasi < 2,75 >= 2,75 Total Count % within Motivasi Belajar Count % within Motivasi Belajar Count % within Motivasi Belajar Motivasi Belajar Tidak Mempunyai Mempunyai Motivasi Motivasi 7 84 77.8% 44.0% 2 107 22.2% 56.0% 9 191 100.0% 100.0% Total 91 45.5% 109 54.5% 200 100.0% 139 Chi-Square Tests Pearson Chi-Square Continuity Correction Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases a Value 3.959b 2.714 4.096 df 1 1 1 Asymp. Sig. (2-sided) .047 .099 .043 Exact Sig. (2-sided) .082 3.940 1 .047 200 a. Computed only for a 2x2 table b. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4. 10. Exact Sig. (1-sided) .049