LINGKUNGAN SOSIAL DAN MOTIVASI BELAJAR DALAM

advertisement
LINGKUNGAN SOSIAL DAN MOTIVASI BELAJAR DALAM
PENCAPAIAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA
(Kasus Mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama Institut Pertanian Bogor
Tahun Ajaran 2007/2008)
Oleh:
RENNY YUSNIATI
A 14204055
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2008
RINGKASAN
RENNY YUSNIATI. LINGKUNGAN SOSIAL DAN MOTIVASI BELAJAR
DALAM PENCAPAIAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA (Kasus
Mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama Institut Pertanian Bogor Tahun
Ajaran 2007/2008). Di bawah Bimbingan RATRI VIRIANITA.
Pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk menghasilkan manusia yang
berkualitas dan mampu bersaing. Prestasi belajar dapat digunakan sebagai
indikator mutu pendidikan. Prestasi belajar dipengaruhi oleh banyak faktor, yaitu
tingkat kecerdasan atau inteligensi, sikap, bakat, minat, dan motivasi belajar.
Motivasi belajar merupakan salah satu faktor penting dalam pelaksanaan proses
belajar. Motivasi belajar adalah daya penggerak yang ada di dalam diri seseorang
untuk melakukan aktivitas belajar. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
belajar antara lain faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal antara lain
usia, jenis kelamin, dan faktor psikologis, sedangkan faktor eksternal terbagi
menjadi dua yaitu faktor lingkungan sosial dan lingkungan non-sosial.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan pemahaman tentang
lingkungan sosial dan motivasi belajar dalam pencapaian prestasi akademik
mahasiswa. Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk memendeskripsikan
motivasi belajar, aktivitas belajar dan prestasi akademik mahasiswa TPB,
menganalisis hubungan antara lingkungan sosial dan motivasi belajar mahasiswa
TPB, menganalisis hubungan antara lingkungan sosial dengan prestasi akademik
mahasiswa TPB, menganalisis hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi
akademik mahasiswa TPB.
Hipotesis dalam penelitian ini yaitu: pertama, diduga ada hubungan antara
lingkungan sosial dengan motivasi belajar; kedua, diduga ada hubungan antara
lingkungan sosial dengan prestasi akademik mahasiswa; dan ketiga, diduga ada
hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi akdemik mahasiswa.
Penelitian ini dilakukan di Institut Pertanian Bogor (IPB), Darmaga,
Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Populasi dalam penelitian ini adalah
mahasiswa yang sedang menjalani pendidikan formalnya di Institut Pertanian
Bogor pada Tingkat Persiapan Bersama. Pemilihan responden dilakukan dengan
metode pengambilan Sampel Random Gugus Bertahap. Responden dalam
penelitian ini berjumlah 200 orang, yang dipilih secara acak dari kelompok kelas
A dan kelompok kelas B.
Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif
dengan metode survei, dengan menggunakan instrumen pengumpulan data seperti
kuesioner dan wawancara. Hipotesis penelitian ini diuji secara statistik dengan
menggunakan Uji Chi-Square.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, tidak ada hubungan yang nyata
antara lingkungan sosial dengan motivasi belajar mahasiswa, namun jika dilihat
dari hubungan mahasiswa dengan dosen, ternyata berhubungan dengan motivasi
belajar mahasiswa. Hal ini terjadi karena, mahasiswa yang berhubungan positif
dengan dosennya, dapat membangkitkan motivasi belajar mahasiswa. Dilihat dari
hubungan mahasiswa dengan teman, ternyata berhubungan dengan motif ingin
tahu dan motif relevansi yang mereka miliki. Dilihat dari hubungan mahasiswa
dengan komunitasnya di asrama, ternyata berhubungan dengan motif ingin tahu
yang dimiliki oleh mahasiswa tersebut. Hal ini terjadi karena, semakin mahasiswa
berhubungan positif dengan komunitasnya di asrama, maka dapat membangkitkan
motif ingin tahunya. Lingkungan sosial juga tidak berhubungan dengan prestasi
akademik mahasiswa.
Motivasi belajar berhubungan dengan prestasi akademik mahasiswa,
karena salah satu fungsi motivasi adalah sebagai pendorong usaha dan pencapaian
prestasi. Seseorang melakukan suatu usaha karena ada motivasi. Adanya motivasi
yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik, dengan kata lain,
dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari motivasi, maka seseorang
yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik, dan dapat disimpulkan
bahwa, semakin banyak mahasiswa yang mempunyai motivasi belajar, maka
semakin banyak mahasiswa yang Indeks Prestasinya
2,75.
Saran yang disampaikan, antara lain: (1) Untuk Direktorat pendidikan
Tingkat Persiapan Bersama (TPB) agar lebih memperhatikan lingkungan fisik
mahasiswa, khususnya perlu memperbaiki keadaan ruang belajar agar mahasiswa
merasa nyaman dengan ruang belajar yang ditempatinya; (2) Selain ada dosen
bimbingan konseling, alangkah lebih baik jika diadakan juga dosen pembimbing
akademik bagi mahasiswa TPB; (3) Dosen memberikan materi perkulihan yang
dapat membangkitkan motivasi belajar mahasiswa; (4) Setiap mata kuliah
melakukan aktivitas-aktivitas belajar, berupa visual activities, oral activities,
listening activities, writing activities, drawing activities, motor activities, mental
activities, dan emotional activities; dan (5) Untuk penelitian selanjutnya, dapat
melihat faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar, dari segi asal daerah,
jalur masuk IPB dan keadaan ekonomi mahasiswa TPB.
LINGKUNGAN SOSIAL DAN MOTIVASI BELAJAR DALAM
PENCAPAIAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA
(Kasus Mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama Institut Pertanian Bogor
Tahun Ajaran 2007/2008)
Oleh:
Renny Yusniati
(A14204055)
SKRIPSI
Sebagai Prasyarat untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Pertanian
Pada
Program Studi Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
Fakultas Pertanian
Institut Pertanian Bogor
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2008
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Dengan ini menyatakan bahwa Skripsi yang ditulis oleh:
Nama
: Renny Yusniati
NRP
: A14204055
Judul
: Lingkungan Sosial dan Motivasi Belajar dalam Pencapaian
Prestasi Akademik Mahasiswa (Kasus Mahasiswa Tingkat
Persiapan Bersama Institut Pertanian Bogor Tahun Ajaran
2007/2008)
Dapat diterima sebagai syarat untuk mendapatkan gelar sarjana pertanian pada
Program Studi Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Pertanian,
Institut Pertanian Bogor.
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
Ratri Virianita, S. Sos, MSi.
NIP. 132 310 797
Mengetahui,
Dekan Fakultas Pertanian
Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr.
NIP. 131 124 019
Tanggal Kelulusan:
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL
LINGKUNGAN
PENCAPAIAN
SOSIAL
PRESTASI
DAN
MOTIVASI
AKADEMIK
BELAJAR
DALAM
MAHASISWA
(KASUS
MAHASISWA TINGKAT PERSIAPAN BERSAMA INSTITUT PERTANIAN
BOGOR TAHUN AJARAN 2007/2008) INI BENAR-BENAR MERUPAKAN
HASIL KARYA YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI KARYA
ILMIAH
PADA SUATU
PERGURUAN
TINGGI
ATAU
LEMBAGA
MANAPUN DAN JUGA BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI
TIDAK MENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU
DITERBITKAN OLEH
RUJUKAN
YANG
PIHAK
LAIN
DINYATAKAN
KECUALI
DALAM
SEBAGAI
NASKAH.
BAHAN
DEMIKIAN
PERNYATAAN INI SAYA BUAT DENGAN SESUNGGUHNYA DAN SAYA
BERSEDIA MEMPERTANGGUNG JAWABKAN PERNYATAN INI.
Bogor, Agustus 2008
Renny Yusniati
A14204055
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Penulis bernama Renny Yusniati merupakan anak kedua dari tiga
bersaudara, yang dilahirkan di Bogor pada tanggal 5 Februari 1986 dari orangtua
bernama Bapak Yusuf Iskandar dan Ibu Ratna Jamilah. Pendidikan formal penulis
dimulai di Taman Kanak-Kanak (TK) Al-Abrol Bogor pada tahun 1991,
kemudian dilanjutkan di SD Al-Ghazaly Bogor pada tahun 1992. Lulus Sekolah
Dasar pada tahun 1998, penulis melanjutkan ke SLTPN 4 Bogor dan pada tahun
2001 masuk ke SMUN 10 Bogor. Penulis berkesempatan untuk melanjutkan
pendidikan di Institut Pertanian Bogor (IPB) pada tahun 2004 melalui jalur SPMB
(Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru). Saat ini, berada di Fakultas Pertanian,
Program Studi Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat.
UCAPAN TERIMA KASIH
Selama masa penyelesaian skripsi ini, tentunya tidak terlepas dari
dorongan dan dukungan baik moril maupun materiil dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini penulis panjatkan puji syukur kepada Allah SWT,
atas segala nikmat, karunia, dan hidayah yang telah diberikan sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini sekaligus ingin mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Ratri Virianita, S. Sos, MSi. atas saran dan masukan untuk kelancaran proses
penulisan skripsi.
2. Mama, Papa, Kakakku Riska dan Iman, Adikku Indra atas curahan kasih
sayang, semangat dan dukungannya yang tak pernah henti dan tak akan pernah
terhenti.
3. Dr. Ir. Sarwititi S. Agung, MS. selaku dosen pembimbing akademik atas
perhatian dan masukan yang berharga.
4. Martua Sihaloho, SP, MSi. selaku dosen penguji utama atas masukan dan
kritikannya.
5. Ir. Murdianto, MSi. selaku dosen penguji wakil Departemen.
6. Dr. Ir. Ibnul Qayim selaku Direktur Tingkat persiapan Bersama, besarta Bapak
Asep yang telah membantu dalam mendapatkan data tentang gambaran umum
TPB.
7. Mahasiswa TPB yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk menjadi
responden dalam penelitian ini.
8. Fritamia Saraswati selaku teman seperjuanganku dari mulai Studi Pustaka
(SP) hingga skripsi, terima kasih atas dukungan dan kerjasamanya.
9. Blocnooters (Adisty, Fitri dan Vanessa) atas semangat dan dukungannya.
10. Teman-teman KPM 41, khususnya Nceq, Refi, Intan, Tina, Sushane, Ubi,
Mira, Oline, Yundha, Tutut atas semangat dan dukungannya selama masa
perkuliahan hingga penulisan skripsi.
11. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, untuk segala
perhatian, dorongan semangat, dukungan materiil dan moril berupa masukan
maupun kritik.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan Skripsi
yang berjudul
Lingkungan Sosial dan Motivasi Belajar dalam Pencapaian
Prestasi Akademik Mahasiswa (Kasus Mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama
Institut Pertanian Bogor Tahun Ajaran 2007/2008) , ditujukan untuk memenuhi
syarat mendapatkan gelar sarjana pertanian pada Program Studi Komunikasi dan
Pengembangan Masyarakat, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Kegiatan skripsi ini berupa penelitian yang menelaah aspek mengenai
prestasi akademik mahasiswa TPB yang dilihat berdasarkan lingkungan sosial dan
motivasi belajar mahasiswa. Melalui skripsi ini, memungkinkan penulis
mengetahui dan menganalisis faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan
prestasi akademik.
Demikianlah skripsi ini disusun dengan suatu tema tulisan yang dipandang
cukup relevan untuk ditelaah lebih lanjut saat ini. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi penulis dan pihak-pihak yang berkepentingan.
Bogor, Agustus 2008
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN ............................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xvi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xix
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xx
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ..............................................................................
1
1.2 Perumusan Masalah ......................................................................
6
1.3 Tujuan .......................................................................................... 7
1.4 Kegunaan Penelitian ..................................................................... 7
BAB II PENDEKATAN TEORITIS ............................................................ 8
2.1 Tinjauan Pustaka ......................................................................... 8
2.1.1 Mahasiswa ........................................................................
8
2.1.2 Motivasi Belajar ................................................................ 9
2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar ......... 16
2.1.4 Lingkungan Sosial ............................................................. 20
2.1.5 Aktivitas Belajar ............................................................... 23
2.1.6 Prestasi Akademik Mahasiswa .......................................... 27
2.2 Kerangka Pemikiran ................................................................... 29
2.3 Hipotesis ..................................................................................... 33
2.4 Definisi Operasional ................................................................... 33
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 43
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................... 43
3.2 Metode Pengambilan Sampel...................................................... 43
3.3 Metode Pengumpulan Data ......................................................... 46
3.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data ........................................ 47
BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN ........................................... 49
4.1 Gambaran Umum Lokasi............................................................. 49
4.2 Gambaran Umum Responden ...................................................... 53
4.2.1 Karakteristik Responden .................................................... 53
4.2.1.1 Usia Responden ..................................................... 53
4.2.1.2 Jenis Kelamin Responden....................................... 54
4.2.2 Indeks Prestasi Responden ................................................. 54
4.2.3 Lingkungan Non-Sosial Responden.................................... 55
4.2.3.1 Kenyamanan Ruang Belajar ................................... 55
4.2.3.2 Kelengkapan Alat dan Bahan dalam Proses
Belajar Mengajar ................................................... 56
BAB V LINGKUNGAN SOSIAL MAHASISWA ...................................... 58
5.1 Gambaran Lingkungan Sosial Mahasiswa..................................... 58
5.2 Lingkungan Sosial Menurut Karakteristik Mahasiswa .................. 61
5.2.1 Lingkungan Sosial Menurut Usia Mahasiswa ...................... 61
5.2.2 Lingkungan Sosial Menurut Jenis Kelamin Mahasiswa ....... 62
BAB VI MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA ........................................ 65
6.1 Gambaran Motivasi Belajar Mahasiswa ...................................... 65
6.2 Motivasi Belajar Menurut Karakteristik Mahasiswa .................... 66
6.2.1 Motivasi Belajar Menurut Usia Mahasiswa ....................... 66
6.2.2 Motivasi Belajar Menurut Jenis Kelamin Mahasiswa......... 68
6.3 Motivasi Belajar Menurut Lingkungan Non-Sosial ..................... 70
6.3.1 Motivasi Belajar Menurut Kenyamanan Ruang Belajar ..... 70
6.3.2 Motivasi Belajar Menurut Kelengkapan Alat dan
Bahan dalam Proses Belajar Mengajar .............................. 71
6.4 Motivasi Belajar Menurut Lingkungan Sosial ............................. 72
6.4.1 Motivasi Belajar Menurut Hubungan Mahasiswa dengan
Dosen .............................................................................. 73
6.4.2 Motivasi Belajar Menurut Hubungan Mahasiswa dengan
Teman ............................................................................. 75
6.4.3 Motivasi Belajar Menurut Hubungan Mahasiswa dengan
Keluarga .......................................................................... 78
6.4.4 Motivasi Belajar Menurut Hubungan Mahasiswa dengan
Komunitas di Asrama ...................................................... 79
BAB VII AKTIVITAS BELAJAR MAHASISWA ..................................... 81
7.1 Gambaran Aktivitas Belajar Mahasiswa TPB............................. 81
7.2 Aktivitas Belajar Berdasarkan Karakteristik Mahasiswa ............ 83
7.2.1 Aktivitas Belajar Berdasarkan Usia Mahasiswa ................ 83
7.2.2 Aktivitas Belajar Berdasarkan Jenis Kelamin Mahasiswa . 84
7.3 Aktivitas Belajar Berdasarkan Lingkungan Non-Sosial ............. 85
7.3.1 Aktivitas Belajar Berdasarkan Kenyamanan Ruang
Belajar ............................................................................ 85
7.3.2 Aktivitas Belajar Berdasarkan Kelengkapan Alat dan
Bahan ............................................................................ 86
7.4 Aktivitas Belajar Berdasarkan Lingkungan Sosial Mahasiswa... 87
7.5 Aktivitas Belajar Berdasarkan Motivasi Belajar Mahasiswa ...... 88
BAB VIII PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA .................................. 91
8.1 Gambaran Prestasi Akademik Mahasiswa TPB ........................ 91
8.2 Prestasi Akademik Menurut Karakteristik Mahasiswa .............. 92
8.2.1 Prestasi Akademik Menurut Usia Mahasiswa ................. 92
8.2.2 Prestasi Akademik Menurut Jenis Kelamin Mahasiswa... 93
8.3 Prestasi Akademik Menurut Lingkungan Non-Sosial ............... 94
8.3.1 Prestasi Akademik Menurut Kenyamanan Ruang
Belajar ............................................................................ 94
8.3.2 Prestasi Akademik Menurut Kelengkapan Alat dan
Bahan dalam Proses Belajar Mengajar ............................ 95
8.4 Prestasi Akademik Menurut Lingkungan Sosial Mahasiswa ..... 96
8.5 Prestasi Akademik Menurut Motivasi Belajar Mahasiswa ........ 99
8.6 Prestasi Akademik Menurut Aktivitas Belajar Mahasiswa ....... 104
BAB IX KESIMPULAN DAN SARAN........................................................ 106
9.1 Kesimpulan ................................................................................ 106
9.2 Saran .......................................................................................... 108
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 110
LAMPIRAN .................................................................................................. 113
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
Tabel 1. Sebaran Indeks Prestasi Mahasiswa TPB-IPB Tahun Akademik
2005/2006 ......................................................................................... 5
Tabel 2. Sebaran Indeks Prestasi Mahasiswa TPB-IPB Tahun Akademik
2006/2007 ......................................................................................... 5
Tabel 3. Jumlah Responden Berdasarkan Kelas, 2008 ..................................... 44
Tabel 4. Jumlah Responden Berdasarkan Mayor, 2008.................................... 45
Tabel 5. Matriks Analisis Data ........................................................................ 48
Tabel 6. Matriks Pengujian Hipotesis dan Analisis Data.................................. 48
Tabel 7. Jumlah Mahasiswa TPB Berdasarkan Jenis Kelamin, 2008 ................ 52
Tabel 8. Daftar Mata Kuliah TPB Tahun 2007 ................................................ 53
Tabel 9. Usia Responden, 2008 ....................................................................... 53
Tabel 10. Jenis Kelamin Responden, 2008 ...................................................... 54
Tabel 11. Indeks Prestasi Responden, 2008 ..................................................... 55
Tabel 12. Kenyamanan Ruang Belajar Mahasiswa TPB, 2008......................... 56
Tabel 13. Kelengkapan Alat dan Bahan dalam Proses Belajar Mengajar,
2008 ................................................................................................. 56
Tabel 14. Frekuensi Mahasiswa TPB Berinteraksi dengan Lingkungan
Sosial, 2008 ...................................................................................... 59
Tabel 15. Penghubung Mahasiswa TPB Berinteraksi dengan Lingkungan
Sosial, 2008 ...................................................................................... 60
Tabel 16. Lingkungan Sosial Mahasiswa TPB, 2008 ........................................ 61
Tabel 17. Lingkungan Sosial Menurut Usia Mahasiswa, 2008 .......................... 62
Tabel 18. Lingkungan Sosial Menurut Jenis Kelamin Mahasiswa, 2008 ........... 63
Tabel 19. Motivasi Belajar Mahasiswa TPB, 2008 ........................................... 65
Tabel 20. Motivasi Belajar Berdasarkan Usia Mahasiswa TPB, 2008 ............... 67
Tabel 21. Motivasi Belajar Berdasarkan Jenis Kelamin Mahasiswa TPB,
2008 ................................................................................................. 69
Tabel 22. Motivasi Belajar Mahasiswa TPB Berdasarkan Kenyamanan
Ruang Belajar, 2008 ......................................................................... 70
Tabel 23. Motivasi Belajar Mahasiswa TPB Berdasarkan Kelengkapan
Alat dan Bahan dalam Proses Belajar Mengajar, 2008 ...................... 71
Tabel 24. Motivasi Belajar Menurut Lingkungan Sosial Mahasiswa TPB,
2008 ................................................................................................. 72
Tabel 25. Motivasi Belajar Menurut Hubungan Mahasiswa TPB dengan
Dosen, 2008 .................................................................................... 74
Tabel 26. Motivasi Belajar Menurut Hubungan Mahasiswa TPB dengan
Teman, 2008 .................................................................................... 76
Tabel 27. Motivasi Belajar Menurut Hubungan Mahasiswa TPB dengan
Keluarga, 2008 ................................................................................. 78
Tabel 28. Motivasi Belajar Menurut Hubungan Mahasiswa TPB dengan
Komunitas di Asrama, 2008 ............................................................. 80
Tabel 29. Aktivitas Belajar Mahasiswa TPB Pada Saat Semester Satu, 2008 .... 82
Tabel 30. Aktivitas Belajar Berdasarkan Usia Mahasiswa TPB, 2008............... 84
Tabel 31. Aktivitas Belajar Berdasarkan Jenis Kelamin Mahasiswa TPB,
2008 ................................................................................................. 85
Tabel 32. Aktivitas Belajar Berdasarkan Kenyamanan Ruang Belajar, 2008 .... 86
Tabel 33. Aktivitas Belajar Berdasarkan Kelengkapan Alat dan Bahan, 2008... 87
Tabel 34. Aktivitas Belajar Berdasarkan Lingkungan Sosial Mahasiswa
TPB, 2008 ........................................................................................ 88
Tabel 35. Aktivitas Belajar Berdasarkan Motivasi Belajar Mahasiswa
TPB, 2008 ........................................................................................ 89
Tabel 36. Indeks Prestasi Mahasiswa TPB, 2008.............................................. 91
Tabel 37. Indeks Prestasi Berdasarkan Usia Mahasiswa TPB, 2008 ................. 93
Tabel 38. Indeks Prestasi Berdasarkan Jenis Kelamin Mahasiswa TPB, 2008... 93
Tabel 39. Indeks Prestasi Mahasiswa TPB Berdasarkan Kenyamanan
Ruang Belajar, 2008 ......................................................................... 95
Tabel 40. Indeks Prestasi Mahasiswa TPB Berdasarkan Kelengkapan Alat
dan Bahan, 2008 ............................................................................... 95
Tabel 41. Indeks Prestasi Mahasiswa TPB Berdasarkan Lingkungan
Sosial, 2008 ...................................................................................... 96
Tabel 42. Hasil Uji Chi-Square Indeks Prestasi Berdasarkan Lingkungan
Sosial Mahasiswa TPB, 2008 ........................................................... 98
Tabel 43. Indeks Prestasi Mahasiswa TPB Berdasarkan Motivasi Belajar,
2008 ................................................................................................. 100
Tabel 44. Hasil Uji Chi-Square Indeks Prestasi Berdasarkan Motivasi
Belajar Mahasiswa TPB, 2008.......................................................... 103
Tabel 45. Indeks Prestasi Berdasarkan Aktivitas Belajar Mahasiswa TPB,
2008 ................................................................................................. 104
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Hubungan Lingkungan Sosial dan Motivasi
Belajar dalam Pencapaian Prestasi Akademik Mahasiswa .............. 32
Gambar 2. Frekuensi Interaksi Mahasiswa TPB dengan Lingkungan Sosial,
2008 .............................................................................................. 58
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
Lampiran 1. Matriks Alokasi Waktu Penelitian ............................................... 114
Lampiran 2. Output SPSS 13.00 ...................................................................... 115
Lampiran 3. Kuesioner Penelitian ................................................................... 140
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia
membutuhkan pendidikan, sampai kapan dan dimana pun ia berada. Pendidikan
sangat penting artinya, sebab tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang
dan bahkan terbelakang. Sampai satu dasawarsa terakhir pengujung abad ke-20,
dunia pendidikan di Indonesia belum sepenuhnya dapat memenuhi harapan
masyarakat. Menurut Syafaruddin (2002), fenomena ini ditandai dari rendahnya
mutu lulusan, penyelesaian masalah pendidikan yang tidak tuntas, bahkan lebih
berorientasi proyek. Contohnya pada tahun 2004 diberlakukan Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK). Kurikulum ini dianggap sebagai sebuah proyek
(Chan dan Tuti, 2006). Akibatnya, seringkali hasil pendidikan mengecewakan
masyarakat. Bahkan Sumberdaya Manusia (SDM) yang disiapkan melalui
pendidikan sebagai generasi penerus belum sepenuhnya memuaskan. Menurut
Yulianti (2007), kerjasama antara dunia pendidikan dan dunia usaha perlu terus
dikembangkan dalam rangka pendidikan dan pelatihan untuk pemenuhan
kebutuhan tenaga kerja yang cakap dan terampil. Pendidikan seharusnya relevan
dengan kebutuhan masyarakat dan pembangunan.
Menurut Syah (2006), pendidikan didefinisikan sebagai usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses belajar agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia
2
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan terbagi menjadi pendidikan formal, informal, dan nonformal.
Pendidikan formal ditempuh melalui pendidikan di sekolah seperti SD/sederajat,
SMP/sederajat, SMA/sederajat dan Perguruan Tinggi. Pendidikan informal
biasanya diperoleh di lingkungan keluarga dan masyarakat. Pendidikan
nonformal dapat diperoleh melalui kursus, pelatihan dan seminar.
Pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk menghasilkan manusia yang
berkualitas dan mampu bersaing, di samping memiliki budi pekerti yang luhur
dan moral yang baik. Pendidikan juga merupakan suatu upaya untuk
meningkatkan kualitas SDM, baik fisik, mental maupun spiritual. Untuk
menciptakan SDM yang berkualitas, kuncinya adalah pendidikan yang
berkualitas. Kualitas pendidikan perlu disesuaikan dengan kemajuan Ilmu
Pengetahuan
dan
Teknologi
(IPTEK),
serta
tuntutan
perkembangan
pembangunan.
Prestasi belajar dapat digunakan sebagai indikator mutu pendidikan.
Prestasi belajar dipengaruhi oleh banyak faktor, yaitu tingkat kecerdasan atau
inteligensi, sikap, bakat, minat, dan motivasi belajar. Berdasarkan hasil penelitian
Dewi (1999) diketahui bahwa inteligensi memberikan sumbangan yang
signifikan terhadap prestasi belajar, selain itu motivasi berprestasi juga
memberikan sumbangan yang signifikan terhadap prestasi belajar.
Menurut Dewi (1999), motivasi belajar merupakan salah satu faktor
penting dalam pelaksanaan proses belajar. Motivasi belajar adalah daya
penggerak yang ada di dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas belajar.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi belajar antara lain faktor internal dan
3
faktor eksternal (Suryabrata, 2005). Faktor internal antara lain usia, jenis
kelamin, dan faktor psikologis. Sedangkan faktor eksternal terbagi menjadi dua
yaitu faktor lingkungan sosial dan lingkungan non-sosial.
Faktor lingkungan sosial yang dimaksud disini meliputi kondisi, keadaan
dan interaksi manusia (Zastrow dan Ashman, 1987). Manusia merupakan
makhluk sosial, bagaimanapun juga tidak dapat terlepas dari individu yang lain.
Secara kodrati manusia akan selalu hidup bersama. Hidup bersama antar manusia
akan berlangsung dalam berbagai bentuk komunikasi dan situasi, dalam
kehidupan semacam ini terjadi interaksi. Kegiatan hidup manusia akan selalu
dibarengi dengan proses interaksi atau komunikasi.
Menurut Sardiman (2004), dari berbagai bentuk interaksi, khususnya
mengenai interaksi yang disengaja, ada istilah interaksi edukatif. Interaksi
edukatif adalah interaksi yang berlangsung dalam suatu ikatan untuk tujuan
pendidikan dan pengajaran, dengan kata lain disebut interaksi belajar mengajar.
Interaksi belajar mengajar mengandung suatu arti adanya kegiatan
interaksi dari tenaga pengajar yang melaksanakan tugas mengajar di satu pihak,
dengan warga belajar yang sedang melaksanakan kegiatan belajar di pihak lain.
Interaksi antara pengajar dan warga belajar, diharapkan merupakan proses
motivasi, karena hasil belajar akan menjadi optimal jika ada motivasi.
Menurut Sardiman (2006), salah satu fungsi motivasi adalah sebagai
pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Seseorang melakukan suatu usaha
karena ada motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan
hasil yang baik, dengan kata lain, dengan adanya usaha yang tekun dan terutama
didasari motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi
4
yang baik. Intensitas motivasi seorang mahasiswa akan sangat menentukan tingkat
pencapaian prestasi belajarnya.
Beberapa penelitian tentang prestasi belajar mahasiswa menunjukkan
motivasi sebagai faktor yang banyak berpengaruh terhadap proses dan hasil
belajar mahasiswa. Sebagai contoh, studi yang dilakukan oleh Walberg dkk
(1983) dikutip Suciati dan Prasetya (2006), menyimpulkan bahwa motivasi
mempunyai kontribusi antara 11 sampai 20 persen terhadap prestasi belajar. Studi
yang dilakukan Suciati dan Prasetya (2006) menyimpulkan bahwa kontribusi
motivasi sebesar 36 persen, sedangkan McClelland dikutip Suciati dan Prasetya
(2006), menunjukkan bahwa motivasi berprestasi (achievement motivation)
mempunyai kontribusi sampai 64 persen terhadap prestasi belajar.
Menurut Ginting (2003), salah satu hal yang berhubungan dengan motivasi
belajar di Perguruan Tinggi yaitu prestasi (achievement). Prestasi yang baik harus
dicapai dengan belajar yang giat. Rasa ingin berhasil dalam studi di Perguruan
Tinggi merupakan motivasi untuk belajar (Ginting, 2003).
Pada penelitian-penelitian sebelumnya, hanya melihat hubungan antara
motivasi dengan prestasi belajar saja, tanpa melihat faktor-faktor yang
mempengaruhi motivasi belajar, seperti lingkungan sosial, untuk itu, peneliti
tertarik menyoroti hubungan lingkungan sosial dan motivasi belajar kaitannya
dengan pencapaian prestasi akademik mahasiswa, karena lingkungan sosial dan
motivasi belajar dianggap penting dalam pencapaian prestasi akademik
mahasiswa.
Penelitian ini dilakukan karena relevan dengan realitas sosial yang peneliti
temui. Oleh karena itu, peneliti mengambil kasus terhadap Mahasiswa Tingkat
5
Persiapan Bersama (TPB) tahun ajaran 2007/2008. Berdasarkan data Direktorat
Pendidikan TPB-IPB, Indeks prestasi mahasiswa TPB secara umum mengalami
peningkatan. Namun ironisnya, pada tahun 2006 justru semakin meningkat pula
persentase mahasiswa yang memiliki Indeks Prestasi
mahasiswa yang memiliki Indeks Prestasi
1,50. Pada tahun 2005,
1,50 persentasenya sebesar 1,27
persen, sedangkan pada tahun 2006 persentasenya meningkat menjadi 2,57
persen. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1 dan Tabel 2 yang menampilkan sebaran
Indeks Prestasi Mahasiswa TPB-IPB tahun akademik 2005/2006 dan 2006/2007.
Tabel 1. Sebaran Indeks Prestasi Mahasiswa TPB-IPB Tahun Akademik
2005/2006
Program
Studi
TPB - IPB
Jalur
Masuk
IP 1.50
TOTAL
USMI
SPMB
BUD
1,27
0,56
1,48
9,17
INDEKS PRESTASI (%)
2.00 IP
2.76
1.50<IP<2.00
<2.76
IP
0,73
37,48
50,40
0,31
31,72
53,78
0,99
44,28
48,03
3,33
58,33
25,00
IP 3.51
TOTAL
MHS
10,12
13,63
5,23
4,17
2748
1614
1014
120
Data Diolah Dari Direktorat Pendidikan Tingkat Persiapan Bersama tahun 2005/2006.
Tabel 2. Sebaran Indeks Prestasi Mahasiswa TPB-IPB Tahun Akademik
2006/2007
Program
Studi
TPB - IPB
Jalur
Masuk
IP 1.50
TOTAL
USMI
SPMB
BUD
PIN
2,57
1,42
2,60
19,51
0,00
INDEKS PRESTASI (%)
2.00 IP
2.76
1.50<IP<2.00
<2.76
IP
<3.51
0,76
39,10
50,22
0,66
35,99
51,09
0,74
41,26
49,87
2,44
42,28
36,46
0,00
0,00
100,00
IP 3.51
TOTAL
MHS
10,67
12,16
7,44
9,38
0,00
2670
1793
780
96
1
Data Diolah Dari Direktorat Pendidikan Tingkat Persiapan Bersama tahun 2006/2007.
Rendahnya Indeks Prestasi akademik mahasiswa TPB disebabkan oleh
beberapa faktor, diantaranya: mahasiswa memiliki beberapa masalah, seperti
masalah keluarga, masalah dengan dosen, masalah dengan asisten dosen atau
6
dengan teman, mahasiswa belum bisa beradaptasi lingkungan sosialnya, dan
kurang motivasi dalam belajar.1 Untuk itu peneliti mencoba mengkaji hubungan
antara lingkungan sosial dan motivasi belajar dalam pencapaian prestasi akademik
mahasiswa.
1.2 Perumusan Masalah
Prestasi belajar masih menjadi tolok ukur kompetensi mahasiswa di
bidang ilmunya. Banyak institusi kerja yang menggunakan Indeks Prestasi
akademik mahasiswa untuk penerimaan karyawan, dalam kondisi seperti ini,
seharusnya mahasiswa berusaha mengejar prestasi. Namun, kenyataannya masih
banyak mahasiswa yang memiliki prestasi belajar rendah. Mengingat kaitan yang
cukup kuat antara lingkungan sosial dan motivasi belajar dalam pencapaian
prestasi akademik mahasiswa, maka yang menjadi pertanyaan dalam penelitian
ini, sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran lingkungan sosial, motivasi belajar, aktivitas belajar
dan prestasi akademik mahasiswa TPB?
2. Apakah terdapat hubungan antara lingkungan sosial dan motivasi belajar
mahasiswa TPB?
3. Apakah terdapat hubungan antara lingkungan sosial dengan prestasi
akademik mahasiswa TPB?
4. Apakah terdapat hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi
akademik mahasiswa TPB?
1
Data diperoleh dari arsip konselor mahasiswa TPB-IPB.
7
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas diperoleh tujuan penelitian sebagai
berikut:
1. Mendeskripsikan lingkungan sosial, motivasi belajar, aktivitas belajar dan
prestasi akademik mahasiswa TPB.
2. Menganalisis hubungan antara lingkungan sosial dan motivasi belajar
mahasiswa TPB.
3. Menganalisis hubungan antara lingkungan sosial dengan prestasi akademik
mahasiswa TPB.
4. Menganalisis hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi akademik
mahasiswa TPB.
1.4 Kegunaan Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih yang
bermanfaat khususnya bagi:
1. Peneliti, merupakan sarana untuk menerapkan ilmu yang telah diperoleh
dengan melihat fenomena praktis yang terjadi dan mengkaitkannya dengan
teori yang telah diperoleh.
2. Kalangan akademisi, penelitian ini menjadi bahan kajian lebih lanjut baik dari
segi teoritis maupun segi praktis mengenai lingkungan sosial dan motivasi
belajar dalam pencapaian prestasi akademik mahasiswa.
3. Instansi yang terkait, dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam melakukan
suatu tindakan yang berkaitan dengan lingkungan sosial dan motivasi belajar
dalam pencapaian prestasi akademik mahasiswa.
8
BAB II
PENDEKATAN TEORITIS
2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1 Mahasiswa
Perubahan status dari siswa menjadi mahasiswa menuntut perubahan sikap
mental (attitude) dan perilaku seseorang. Menurut Ginting (2003), secara harfiah,
‘maha’ berarti besar, mahasiswa berarti siswa besar. Mahasiswa merupakan suatu
predikat yang diberikan kepada seseorang yang telah lulus dari jenjang pendidikan
Sekolah Menengah Umum (SMU) dan melanjutkan pendidikan ke tahap
selanjutnya yaitu Perguruan Tinggi. Sebagaimana yang dikatakan Morgan (1981)
dikutip Novianty (2002), menyatakan bahwa, selama menjadi mahasiswa, mereka
mengalami suatu periode kemahasiswaan yang berarti periode yang dimulai sejak
seseorang lulus SMU dan mulai memasuki jenjang Perguruan Tinggi hingga lulus
dari Perguruan Tinggi.
Mahasiswa adalah setiap individu yang secara resmi terdaftar untuk
mengikuti pelajaran-pelajaran di Perguruan Tinggi (Fakultas Pertanian, 1980
dikutip Hilaliyah, 2004). Mahasiswa berada dalam masa percobaan, yaitu masa
mengakhiri kehidupan remaja dan mengawali pra dewasa, dimana kebutuhan
utama individu adalah melepaskan diri dari orang tua dan keluarga asal, serta
memegang peranan penting yang lebih bertanggungjawab, serta lebih mandiri
secara emosional dan finansial (Novianty, 2002).
Pendapat lain mengatakan bahwa, mahasiswa termasuk dalam tahap
perkembangan dewasa dini atau ada yang menyebutnya masa dewasa muda, pada
rentan umur 18-40 tahun. Masa dewasa ini merupakan periode penyesuaian
9
terhadap pola-pola kehidupan baru dan harapan-harapan sosial baru (Hurlock,
1980 dikutip Desiyani, 2003). Periode ini merupakan suatu tahapan kehidupan
yang unik. Pada tahap ini mahasiswa belum dapat dikatakan dewasa, namun juga
bukan remaja lagi. Seorang mahasiswa mulai menghadapi harapan-harapan baik
dari orang dewasa maupun dari kelompok sosialnya, dan juga harus mulai
mempersiapkan diri dalam hal pemilihan karir yang akan mempengaruhi gaya
hidup dan interaksi sosialnya.
Berdasarkan definisi diatas, yang dimaksud dengan mahasiswa adalah
sebutan untuk orang yang sedang menjalani pendidikan tinggi setelah lulus dari
jenjang pendidikan SMU, yang secara resmi terdaftar untuk mengikuti pelajaranpelajaran di Perguruan Tinggi. Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan
mahasiswa adalah orang yang sedang menjalankan studi di Perguruan Tinggi
Institut Pertanian Bogor, tahun ajaran
2007/2008 yaitu mahasiswa Tingkat
Persiapan Bersama (TPB).
2.1.2 Motivasi Belajar
Motivasi
berasal
dari kata
bahasa
Latin
movere
yang
berarti
“menggerakkan”. Menurut Cropley (1985) dikutip Suciati dan Prasetya (2006),
motivasi merupakan “tujuan yang ingin dicapai melalui perilaku tertentu”.
Motivasi merupakan suatu dorongan yang ada dalam diri seseorang untuk
melakukan sesuatu agar tujuannya dapat tercapai, sebagaimana Sardiman (2006)
menuturkan bahwa, motivasi berpangkal dari kata “motif”, yang dapat diartikan
sebagai daya penggerak yang ada di dalam diri seseorang untuk melakukan
aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan.
10
Motivasi selalu berkaitan dengan soal kebutuhan. Menurut Morgan ditulis
kembali oleh Sardiman (2006), manusia hidup dengan memiliki berbagai
kebutuhan, yaitu: kebutuhan untuk berbuat suatu aktivitas, kebutuhan untuk
menyenangkan orang lain, kebutuhan untuk mencapai hasil, kebutuhan untuk
mengatasi kesulitan. Menurut Carlita (2006), dengan adanya motivasi, manusia
secara sadar atau tidak sadar, mengarahkan perilakunya untuk mencapai tujuan
tertentu. Meskipun motivasi secara umum terkait dengan upaya ke arah sasaran
apa saja, namun dalam penelitian ini, sasaran akan dipersempit pada tujuan
kegiatan belajar.
Menurut jenisnya, motivasi dibedakan atas dua bentuk (Winkel, 1991
dikutip Dewi, 1999):
1. Motivasi intrinsik, yaitu motivasi untuk melakukan suatu aktivitas demi
aktivitas itu sendiri. Motivasi ini berakar pada faktor-faktor internal, seperti
minat dan rasa ingin tahu. Siswa yang termotivasi secara intrinsik
memperoleh kepuasan dari kegiatan yang dilakukannya. Partisipasi dalam
suatu tugas merupakan reward tersendiri baginya. Siswa dengan motivasi
intrinsik yang tinggi tidak membutuhkan reward dari luar sendiri.
2. Motivasi ekstrinsik, yaitu motivasi untuk melakukan suatu aktivitas demi
alasan tertentu. Motivasi ini berakar pada faktor-faktor eksternal, seperti
reward, pujian, dan penghindaran diri dari hukuman. Siswa yang termotivasi
secara ekstrinsik melakukan suatu tugas karena ia yakin partisipasinya dalam
tugas tersebut akan mendatangkan hasil yang diharapkan. Walaupun
demikian, motivasi ektrinsik bukanlah bentuk motivasi yang berasal dari luar
siswa, sebab motivasi selalu berpangkal pada suatu kebutuhan yang dihayati
11
oleh individu itu sendiri, walaupun orang lain mungkin memegang peranan
penting dalam menimbulkan motivasi tersebut.
Pintrich dan Schunk (1996) dikutip Dewi (1999), menyatakan bahwa
dalam dunia pendidikan, motivasi intrinsik yang dimiliki siswa lebih membantu
dalam proses belajar dan meraih prestasi yang baik. Hal ini disebabkan karena
siswa yang termotivasi secara intrinsik biasanya selalu berusaha untuk
meningkatkan belajar mereka. Mereka memperhatikan informasi-informasi baru,
mengorganisasikan pengetahuan, dan menghubungkannya dengan pengetahuan
yang telah mereka ketahui, lalu mengaplikasikan keahlian dan pengetahuan
tersebut ke dalam konteks yang berbeda. Walaupun demikian, bukan berarti
motivasi ekstrinsik tidak penting. Kedua bentuk motivasi ini sangat berperan
dalam proses belajar siswa. Siswa cenderung termotivasi secara intrinsik dan
ekstrinsik. Siswa mengharapkan kepuasan dari apa yang telah dilakukan, namun
mereka juga membutuhkan pengakuan atau reward dari luar atas prestasi yang
telah mereka hasilkan (Cole dan Chan, 1987 dikutip Dewi, 1999).
Motivasi memegang peranan penting dalam proses belajar mengajar,
seperti yang diungkapkan Bloom (1985), “Motivation is an essential condition of
learning”. Hasil belajar akan menjadi optimal, jika ada motivasi. Motivasi
menentukan intensitas usaha belajar bagi para peserta didik. Menurut Auliyawati
(2005) motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat non intelektual.
Seorang siswa yang mempunyai intelegensi yang cukup tinggi, bisa gagal karena
kurang adanya motivasi dalam belajarnya.
Pengertian belajar menurut Baharuddin dan Esa (2007), merupakan
aktivitas yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan perubahan dalam dirinya
12
melalui
pelatihan-pelatihan
atau
pengalaman-pengalaman.
Belajar
dapat
membawa perubahan bagi si pelaku, baik perubahan pengetahuan, sikap, maupun
keterampilan. Menurut Hilgrad dan Bower dikutip Baharuddin dan Esa (2007),
belajar
memiliki
pengertian
memperoleh
pengetahuan
atau
menguasai
pengetahuan melalui pengalaman, mengingat, menguasai pengalaman, dan
mendapatkan atau menemukan informasi.
Pendapat lain mengatakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan
tingkah laku individu melalui interaksinya dengan lingkungan (Hamalik, 2005).
Pengertian ini menekankan adanya interaksi antara individu dengan lingkungan.
Di dalam interaksi inilah terjadi serangkaian pengalaman belajar, dan melalui
pengalaman-pengalaman itulah diharapakan adanya perubahan perilaku dari
individu yang bersangkutan. Dengan demikian, belajar memiliki arti dasar adanya
aktivitas atau kegiatan dan penguasaan tentang sesuatu (Fudyartanto, 2002 dikutip
Baharuddin dan Esa, 2007).
Berdasarkan pengertian tentang motivasi dan belajar, maka motivasi
belajar dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri
mahasiswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan
dari kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu
dapat tercapai. Menurut Ginting (2003), orang yang bermotivasi adalah orang
yang mempunyai kecenderungan dalam dirinya untuk berupaya mencapai tujuan
guna memuaskan kebutuhannya. Dia mempunyai kebutuhan untuk berprestasi,
jadi motivasi belajar seseorang menentukan besarnya upaya belajar yang
dilakukan. Mahasiswa yang memiliki motivasi kuat, akan mempunyai banyak
energi untuk melakukan kegiatan belajar (Sardiman, 2006).
13
Prinsip-prinsip motivasi yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran
menurut Keller (1983) dikutip Suciati (2006), disebut sebagai model ARCS, yaitu
Attention (perhatian); Relevance (relevansi); Confidence (percaya diri); dan
Satisfaction (kepuasan).
1. Perhatian
Perhatian mahasiswa muncul didorong rasa ingin tahu. Oleh sebab itu rasa
ingin tahu ini perlu mendapat rangsangan, sehingga mahasiswa akan
memberikan perhatian.
2. Relevansi
Relevansi menunjukkan adanya hubungan materi perkuliahan dengan
kebutuhan dan kondisi mahasiswa. Motivasi mahasiswa akan terpelihara
apabila mereka menganggap apa yang dipelajari memenuhi kebutuhan pribadi
atau bermanfaat dan sesuai dengan nilai yang dipegang. Kebutuhan pribadi
(basic needs) dikelompokkan ke dalam tiga kategori yaitu:
1) nilai motif pribadi (personal motive value), menurut McClelland
mencakup tiga hal, yaitu: (a) kebutuhan untuk berprestasi (needs for
achievement), (b) kebutuhan untuk memiliki kuasa (needs for power), dan
(c) kebutuhan untuk berafiliasi (needs fo affiliation).
2) nilai yang bersifat instrumental, keberhasilan dalam mengerjakan suatu
tugas dianggap sebagai langkah untuk mencapai keberhasilan lebih lanjut.
3) nilai kultural, tujuan yang ingin dicapai konsisten atau sesuai dengan nilai
yang dipegang.
14
3. Percaya diri
Merasa diri kompeten atau mampu, merupakan potensi untuk dapat
berinterkasi secara positif dengan lingkungan. Bandura (1977) dikutip Suciati
(2006) mengembangkan konsep self-efficacy, konsep tersebut berhubungan
dengan keyakinan pribadi bahwa dirinya memiliki kemampuan untuk
melakukan suatu tugas yang menjadi syarat keberhasilan.
4. Kepuasan
Keberhasilan dalam mencapai suatu tujuan akan menghasilkan kepuasan, dan
mahasiswa akan termotivasi untuk terus berusaha mencapai tujuan yang
serupa. Kepuasan karena mencapai tujuan dipengaruhi oleh konsekuensi
yang diterima, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar mahasiswa.
Untuk meningkatkan dan memelihara motivasi mahasiswa, dosen dapat
menggunakan
pemberian
penguatan
(reinforcement)
berupa
pujian,
pemberian kesempatan, dan lain sebagainya.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat dikatakan bahwa prinsip
seperti perhatian, relevansi dan percaya diri adalah prinsip pembelajaran untuk
membangkitkan motivasi intrinsik mahasiswa, karena motivasi intrinsik
merupakan motivasi untuk melakukan suatu aktivitas demi aktivitas itu sendiri.
Motivasi ini berakar pada faktor-faktor internal. Perhatian dikatakan dapat
membangkitkan motivasi intrinsik sebab perhatian muncul karena adanya
dorongan rasa ingin tahu dalam diri seseorang. Dorongan inilah yang dikatakan
sebagai motif. Motif ingin tahu yaitu dorongan yang ada dalam diri mahasiswa
yang disebabkan karena adanya rasa ingin tahu yang besar dari mahasiswa tentang
suatu hal mengenai pelajaran yang tidak ia ketahui sebelumnya, sehingga
15
mahasiswa tersebut berkeinginan untuk memperhatikan pelajaran agar rasa ingin
tahu mahasiswa tersebut dapat terpenuhi.
Relevansi juga dapat membangkitkan motivasi intrinsik, karena seseorang
akan termotivasi untuk belajar karena adanya relevansi antara materi perkuliahan
dengan kebutuhan atau keadaan mahasiswa saat ini. Adanya relevansi inilah yang
menyebabkan mahasiswa termotivasi untuk belajar, yang disebut juga sebagai
motif relevansi. Motif relevansi adalah dorongan mahasiswa untuk memenuhi
kebutuhannya dengan cara mendapatkan relevansi antara materi pelajaran dengan
apa yang dibutuhkannya atau keadaannya saat ini, sehingga dapat memotivasi
mahasiswa untuk belajar.
Rasa percaya diri yang dimiliki mahasiswa juga dapat membangkitkan
motivasi intrinsik yang ada dalam diri mahasiswa, karena rasa percaya diri
tumbuh dalam diri seseorang karena merasa diri kompeten atau mampu
melakukan sesuatu, disebut juga motif percaya diri. Motif percaya diri yaitu
dorongan dalam diri mahasiswa untuk memiliki keyakinan dalam dirinya karena
merasa mampu melakukan suatu tugas yang menjadi syarat keberhasilan.
Kepuasan bisa membangkitkan motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi
ekstrinsik, yaitu motivasi untuk melakukan suatu aktivitas demi alasan tertentu.
Motivasi ini berakar pada faktor-faktor eksternal, seperti reward, pujian, dan
penghindaran diri dari hukuman. Mahasiswa yang termotivasi secara ekstrinsik
melakukan suatu tugas karena ia yakin partisipasinya dalam tugas tersebut akan
mendatangkan hasil yang diharapkan yang akan berujung pada kepuasan.
Kepuasan untuk mencapai tujuan dipengaruhi oleh konsekuensi yang diterima,
baik yang berasal dari dalam maupun dari luar mahasiswa. Untuk meningkatkan
16
dan memelihara motivasi mahasiswa, dosen dapat menggunakan pemberian
penguatan (reinforcement) berupa pujian, pemberian kesempatan, dan lain
sebagainya. Motif kepuasan, yaitu dorongan yang dimiliki oleh mahasiswa untuk
memperoleh kepuasan atas hasil belajarnya.
2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Motivasi seseorang untuk memenuhi kebutuhannya dipengaruhi oleh
berbagai faktor. Hutagalung (2005) menyatakan bahwa, faktor fisiologi (umur,
jenis kelamin), faktor psikologis (aspirasi, sikap mental, pendidikan), faktor
sosiologis (lingkungan sosial budaya, latar belakang keluarga) turut menentukan
motivasi seseorang.
Menurut Hutagalung (2005), menggolongkan dua faktor yang berpengaruh
terhadap motivasi seseorang yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu
(internal) dan faktor yang bersumber dari luar diri individu (eksternal). Termasuk
ke dalam faktor internal ialah kemampuan atau keterampilan, tingkat pendidikan,
sikap dan sistem nilai yang dianut, pengalaman masa lampau, aspirasi atau
harapan masa depan, latar belakang sosial budaya, maupun persepsi individu
terhadap pekerjaannya. Faktor eksternal meliputi tuntutan kepentingan keluarga,
kehidupan kelompok, lingkungan kerja, maupun kebijaksanaan yang berkaitan
dengan pekerjaannya.
Sependapat dengan yang dikemukakan oleh Hutagalung (2005),
Suryabrata (2005) mengungkapkan bahwa, faktor-faktor yang mempengaruhi
motivasi belajar antara lain faktor internal pelajar dan faktor eksternal pelajar.
Faktor internal pelajar yaitu faktor yang berasal dari dalam diri pelajar, misalnya
17
usia dan jenis kelamin, sedangkan faktor eksternal pelajar yaitu faktor yang
berasal dari luar pelajar, seperti lingkungan sosial dan lingkungan non-sosial
pelajar.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan faktor-faktor
yang mempengaruhi motivasi belajar mahasiswa yaitu faktor internal dan faktor
eksternal:
a. Faktor internal atau faktor yang berasal dari dalam diri mahasiswa
Faktor internal dalam penelitian ini dibatasi pada karakteristik mahasiswa.
Menurut Bukit (2006) karakteristik mahasiswa terdiri dari data demografis seperti
usia dan jenis kelamin. Karakteristik mahasiswa yaitu ciri khas pribadi yang
dimiliki mahasiswa, meliputi:
i) Usia
Menurut Yulianti (2007), bahwa usia berpengaruh nyata terhadap Indeks
Prestasi Kumulatif (IPK) mahasiswa S2. IPK mahasiswa yang berusia
muda lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa yang usianya lebih tua.
Untuk mendapatkan IPK yang tinggi dibutuhkan usaha yang keras, salah
satunya belajar dengan giat. Dimana dalam proses belajar tersebut harus
ada motivasi dari si mahasiswa tersebut.
ii) Jenis kelamin
Jenis kelamin adalah identitas biologis, yang terdiri dari perempuan dan
laki-laki. Secara umum diasumsikan bahwa perempuan memiliki motif
berprestasi lebih rendah dibandingkan laki-laki, sehingga motivasi belajar
perempuan lebih rendah dibanding laki-laki. Menurut Maritza (2002), hal
ini disebabkan oleh pola pengasuhan dari orang tua kepada anak laki-laki
18
dan anak perempuan. Maritza (2002), menjelaskan bahwa, anak laki-laki
didorong orang tua mereka untuk menampilkan keunggulan dan mereka
juga diberikan kebebasan lebih awal dibandingkan anak perempuan.
Sebaliknya, anak perempuan cenderung lebih banyak dibantu dan
diberikan perlindungan secara berlebihan oleh orang tua. Pola asuh seperti
ini tentunya akan menghambat motif berprestasi mereka, sehingga prestasi
anak laki-laki lebih tinggi dibanding anak perempuan.
b. Faktor eksternal atau faktor yang berasal dari luar diri mahasiswa
Faktor eksternal terbagi menjadi dua, yaitu:
i) Faktor lingkungan sosial
Lingkungan sosial yang dimaksud di sini adalah hubungan antar manusia,
yaitu mahasiswa dengan dosen, mahasiswa dengan teman, mahasiswa
dengan keluarga, mahsiswa dengan komunitasnya. Lingkungan sosial
terdiri dari (Syah, 2006):
(a) Lingkungan sosial kampus, seperti dosen, staf, dan teman-teman dapat
mempengaruhi proses belajar seorang mahasiswa.
(b) Lingkungan sosial komunitas. Kondisi lingkungan tempat tinggal
mahasiswa akan mempengaruhi belajar mahasiswa.
(c) Lingkungan sosial keluarga. Lingkungan ini sangat mempengaruhi
kegiatan belajar.
ii) Faktor lingkungan non-sosial
Menurut Baharuddin dan Esa (2007), faktor-faktor lingkungan non-sosial
meliputi:
19
a) Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara yang segar, tidak panas dan
tidak dingin, sinar yang tidak terlalu silau/kuat, atau tidak terlalu
lemah/gelap, suasana yang sejuk dan tenang. Lingkungan alamiah
tersebut juga merupakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
aktivitas belajar siswa.
b) Faktor instrumental, yaitu perangkat belajar seperti gedung sekolah,
alat-alat belajar, fasilitas belajar, dan lapangan olahraga, selain itu,
yang termasuk dalam faktor instrumental yaitu kurikulum sekolah,
peraturan-peraturan sekolah, buku panduan, silabus, dan lain
sebagainya.
c) Faktor materi pelajaran yang diajarkan kepada siswa hendaknya
disesuaikan dengan usia perkembangan siswa, begitu juga dengan
metode mengajar guru, disesuaikan dengan kondisi perkembangan
siswa.
Lingkungan non-sosial yang dimaksud dalam penelitian ini dibatasi pada
faktor instrumental, yang digolongkan ke dalam dua kategori, yaitu kenyamanan
ruang belajar dan alat serta bahan yang digunakan dalam proses belajar mengajar.
Lingkungan non-sosial dalam penelitian ini, dilihat dari sudut pandang mahasiswa
TPB.
Pandangan adalah penilaian seseorang mengenai sesuatu obyek tertentu
berdasarkan perasaannya sendiri (Chandra, 2004). Pandangan yang dimaksud
dalam penelitian ini yaitu penilaian mahasiswa TPB terhadap kenyamanan ruang
belajar dan kelengkapan alat serta bahan yang digunakan dalam proses belajar
mengajar.
20
2.1.4 Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
motivasi belajar seseorang. Menurut Zastrow dan Ashman (1987), faktor
lingkungan sosial yaitu kondisi, keadaan dan interaksi manusia yang berhubungan
dengan manusia. Dimensi lingkungan sosial menurut
Zastrow dan Ashman
(1987), yaitu:
a. Transactions,
yaitu
interaksi
seseorang
dengan
orang
lain
dalam
lingkungannya. Interaksi bersifat aktif dan dinamis.
b. Energy, yaitu kekuatan alami yang dimiliki seseorang untuk terlibat aktif
dengan lingkungannya.
c. Interface, merupakan poin penting dimana interaksi antara seseorang dengan
lingkungannya. Dengan kata lain interface ini merupakan penghubung dari
suatu interaksi, seperti bahan pembicaraan yang menyebabkan seorang
individu berinteraksi dengan individu lain.
d. Adaptation, menunjukkan pada kemampuan untuk menyesuaikan diri untuk
menyatu dengan kondisi lingkungan.
e. Coping, adalah bentuk manusia menyesuaian diri dan implikasinya suatu
perjuangan untuk mengatasi masalah. Bentuk penyesuaian ini ada yang
bersifat positif namun ada juga yang bersifat negatif.
f.
Interdependence,
menunjukkan
hubungan
kesalingtergantungan
atau
kepercayaan dari setiap orang kepada orang lain.
Pandapat lain mengenai lingkungan sosial, Moos (1974) dikutip Orford
(1991), mengistilahkan lingkungan sosial sebagai iklim sosial. Dilihat dari
21
tipenya, lingkungan terbagi menjadi beberapa tipe, salah satunya yaitu
educational university student living groups, dilihat dari:
a. Dimensi hubungan, yang mana dalam dimensi ini melibatkan dukungan
emosi.
b. Dimensi perkembangan individu, seperti kebebasan, orientasi tradisi
sosial, persaingan akademik, prestasi, dan intelektualitas.
c. Dimensi sistem pemeliharaan dan sistem pergantian, seperti memerintah
dan organisasi, pengaruh pelajar, dan inovasi.
Menurut Ginting (2003), yang dimaksud lingkungan sosial disini termasuk
lingkungan pergaulan di kampus, rekan sepemondokan, dan masyarakat di
sekitarnya serta keluarga. Kampus adalah lingkungan sosial, di samping
lingkungan pendidikan. Kehidupan sosial yang sehat di kampus perlu dibina dan
dikembangkan. Keberhasilan dalam menjalin hubungan sosial sangat penting bagi
semua manusia, yang merupakan makhluk sosial. Kondisi itu sangat menunjang
keberhasilan secara keseluruhan (Ginting, 2003).
Syah (2006) membagi lingkungan sosial mahasiswa menjadi tiga, yaitu
lingkungan sosial kampus, lingkungan sosial komunitas di mana mahasiswa
tinggal, dan lingkungan sosial keluarga. Menurut Syah (2006), lingkungan sosial
yang lebih mempengaruhi kegiatan belajar mahasiswa yaitu keluarga.
Proses belajar mengajar erat sekali kaitannya dengan lingkungan atau
suasana dimana proses itu berlangsung. Meskipun prestasi belajar juga
dipengaruhi oleh banyak aspek, seperti gaya belajar, fasilitas yang tersedia,
22
pengaruh iklim kelas masih sangat penting.2 Hal ini beralasan karena ketika para
peserta didik belajar di ruang kelas, lingkungan kelas, baik itu lingkungan fisik
maupun lingkungan non-fisik kemungkinan mendukung mereka atau bahkan
malah mengganggu mereka.
Iklim yang kondusif antara lain dapat mendukung (1) interaksi yang
bermanfaat diantara peserta didik, (2) memperjelas pengalaman-pengalaman guru
dan peserta didik, (3) menumbuhkan semangat yang memungkinkan kegiatankegiatan di kelas berlangsung dengan baik, dan (4) mendukung saling pengertian
antara guru dan peserta didik (Wati, 2007). Moos (1974) dikutip Wati (2007)
mengatakan bahwa iklim sosial juga mempunyai pengaruh yang penting terhadap
kepuasan peserta didik. Menurut Walberg (1979) dikutip Wati (2007), bahwa
prestasi belajar peserta didik ditentukan oleh banyak faktor seperti usia,
kemampuan dan motivasi, jumlah dan mutu pengajaran, lingkungan alamiah di
rumah dan kelas.
Menurut Sudrajat (2008), lingkungan sosial disebut sebagai iklim sekolah
telah terbukti memberikan pengaruh yang kuat terhadap pencapaian hasil-hasil
akademik siswa. Hubungan sosial antara siswa dengan guru yang mutualistik
merupakan unsur penting dalam kehidupan sekolah. Djiwandono (2006)
mengungkapkan bahwa, seorang guru dapat merangsang keingintahuan siswa
sehingga memberikan kesempatan kepada siswa supaya menjadi tahu adalah satu
hal yang penting untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Studi yang
dilakukan oleh Wentzel (1997) dikutip Sudrajat (2008) mengungkapkan bahwa
iklim sekolah memiliki hubungan yang positif dengan motivasi belajar siswa.
2
Ristya wati. 2007. http://fai.elcom.umy.ac.id/mod/forum/discuss.php?d=112.
23
Berdasarkan pemaparan di atas, yang menjadi benang merah dari
pengertian lingkungan sosial yaitu lebih menekankan pada hubungan sosial.
Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan hubungan sosial yaitu hubungan
antara mahasiswa dengan dosen, hubungan antara mahasiswa dengan teman
sekelas, teman satu program studi, teman dekat, hubungan antara mahasiswa
dengan keluarga dan hubungan antara mahasiswa dengan komunitasnya di
asrama, seperti teman sekamar, kakak pembimbing di asrama (Senior
Resident/SR).
2.1.5 Aktivitas Belajar
Manusia selalu melakukan aktivitas dalam hidupnya. Aktivitas merupakan
kegiatan yang dilakukan sesorang, termasuk juga aktivitas dalam belajar.
Aktivitas dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997) diartikan sebagai
keaktifan, kegiatan, kesibukan. Kata aktivitas berasal dari bahasa Inggris dari kata
activity yang berarti kegiatan (Budiono, 1998).3 Aktivitas dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia Kontemporer berasal dari kata kerja yang berarti giat, rajin,
selalu berusaha, bekerja atau belajar dengan sungguh-sungguh supaya mendapat
prestasi yang gemilang.4
Cara untuk mendapatkan berbagai pengalaman belajar, para murid
mengikuti berbagai aktivitas yang terdapat di sekolah, seperti: mendengarkan,
membaca, menulis, menghitung, menggambar, mengobservasi, menjawab
pertanyaan, memanipulasi objek, dan sebagainya. Pada saat mengikuti aktivitasaktivitas tersebut dibutuhkan partisipasi aktif murid (Hafifah, 2005).
3
4
http://hemow.wordpress.com/2007/06/27/skripsi-bab-i-ii-iii/
ibid
24
Astin (1999) dikutip Hafifah (2005) mendefinisikan keterlibatan dengan
banyaknya energi fisik dan psikologis yang dicurahkan oleh murid terhadap
pengalaman akademis. Murid yang memiliki keterlibatan tinggi adalah murid
yang mencurahkan sebagian besar energinya untuk belajar, menghabiskan banyak
waktu di sekolah, berpartisipasi secara aktif dalam organisasi murid, dan sering
berinteraksi dengan murid lainnya dan orang-orang di lingkungan sekolahnya.
Teori keterlibatan dari Astin juga menekankan partisipasi aktif murid dalam
proses belajar.
Keaktifan peserta didik dalam menjalani proses belajar mengajar
merupakan salah satu kunci keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan. 5
Aktivitas merupakan asas yang terpenting dari asas-asas didaktik karena belajar
sendiri merupakan suatu kegiatan dan tanpa adanya kegiatan tidak mungkin
seseorang belajar.
Menurut Hafifah (2005) untuk mengetahui sejauh mana keterlibatan murid
dalam aktivitas belajar di kelas perlu diketahui bagaimana aktivitas murid di
kelas. Adapun teori aktivitas belajar yang digunakan sebagai dasar penyusunan
alat ukur keterlibatan murid dalam aktivitas belajar di kelas, menurut Rosenshin
dan Srevens (n.d.) dikutip Hafifah (2005) ada dua tipe aktivitas belajar, yaitu
sebagai berikut:
1) Guided Practice Activity, yang mengacu pada aktivitas yang diarahkan oleh
guru, sementara murid mengulang atau mempraktekkan konsep atau
keterampilan baru. Guru mengecek apakah murid sudah memahami materi
serta memberi umpan balik. Guided practice activity melibatkan murid
5
ibid
25
dengan guru dan murid lainnya, dan biasanya membutuhkan bimbingan dari
guru, dalam aktivitas ini, murid meniru contoh yang ditunjukkan guru,
memberi respons terhadap pertanyaan, mempraktekkan keterampilan baru,
mendapat umpan balik secara langsung dan memperbaiki kesalahan sesuai
dengan petunjuk guru.
2) Independent work, yang mengacu pada tipe lain dari aktivitas belajar yang
dirancang untuk praktek mandiri, yang mendapat sedikit bimbingan dari guru.
Aktivitas ini memberikan kesempatan kepada murid untuk praktek mandiri,
konsolidasi, atau aplikasi dari materi yang telah dipelajari. Aktivitas ini
menuntut murid untuk memberi respons oral, menulis essai, menulis laporan,
membuat ringkasan atau resensi, membuat karya tulis sketsa, pencarian di
perpustakaan, atau melakukan eksperimen di laboratorium.
Belajar memerlukan suatu aktivitas, sebab pada prinsipnya belajar adalah
berbuat (Sardiman, 2006). Berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan
kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas
merupakan prinsip atau dasar yang sangat penting dalam interaksi belajar
mengajar. Aktivitas tersebut tidak hanya dilakukan di dalam kelas saja oleh siswa,
tetapi juga harus dilakukan di luar kelas, kapan pun, dimana pun agar mendapat
prestasi yang baik. Terbiasa melakukan aktivitas belajar, seperti halnya aktif
mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru, rajin belajar setiap waktu
tanpa ada harus menunggu disuruh, rajin membaca buku-buku yang berkaitan
dengan materi yang disampaikan oleh guru, rajin mencoba mengerjakan soal-soal
yang terdapat didalam buku, dan juga melakukan aktivitas lainnya untuk
meningkatkan prestasi. Dikenal juga dengan kata “learning by doing”. Tanpa
26
aktivitas, proses belajar tidak mungkin berlangsung dengan baik (Sardiman,
2006).
Jenis-jenis aktivitas dalam belajar, adalah sebagai berikut (Sardiman,
2006):
1) Visual activities, seperti: membaca, memperhatikan gambar demonstrasi,
percobaan, pekerjaan orang lain.
2) Oral activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran,
mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi.
3) Listening activities, seperti: mendengarkan uraian, percakapan, diskusi,
musik, pidato.
4) Writing activities, seperti: menulis cerita, karangan, laporan, angket,
menyalin.
5) Drawing activities, seperti: menggambar, membuat grafik, peta, diagram.
6) Motor activities, seperti: melakukan percobaan, membuat konstruksi model,
mereparasi, bermain, berkebun, beternak.
7) Mental activities, seperti: menanggapi, mengingat, memecahkan soal,
menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan.
8) Emotional activities, seperti: menaruh minat, merasa bosan, gembira,
bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.
Berdasarkan pengertian yang telah dijelaskan, dapat dikatakan bahwa
aktivitas belajar adalah istilah yang mengacu pada keterlibatan mahasiswa dalam
mengikuti pelajaran di dalam kelas. Aktivitas belajar yang dilakukan mahasiswa
yaitu: visual activities, seperti membaca, memperhatikan gambar demonstrasi, dan
27
menonton film; oral activities, seperti bertanya, memberi saran, mengeluarkan
pendapat, diskusi, interupsi; listening activities, seperti mendengarkan uraian,
diskusi, presentasi; writing activities, seperti membuat makalah atau laporan,
menyalin atau mencatat, mengerjakan tugas; drawing activities, seperti
menggambar, membuat grafik, peta, diagram; motor activities, seperti melakukan
percobaan (praktikum) dan role playing (bermain peran); mental activities, seperti
menanggapi
pertanyaan,
mengingat
atau
menghafal,
memecahkan soal,
menganalisis, mengambil keputusan; dan emotional activities, seperti menaruh
minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.
2.1.6 Prestasi Akademik Mahasiswa
Prestasi belajar seseorang dapat dilihat dari evaluasi terhadap hasil belajar
yang telah ditempuh oleh orang tersebut selama ia menuntut ilmu. Maritza (2002),
mengatakan bahwa prestasi belajar merupakan hasil akhir yang dicapai oleh
seseorang dan dipakai sebagai ukuran keberhasilan selama mengikuti pendidikan
suatu sekolah. Prestasi belajar menggambarkan penguasaan siswa terhadap hal-hal
yang sudah diajarkan, baik melalui kemampuan kognitif, sensorik, psikomotorik,
maupun afektif.
Prestasi belajar diperlukan untuk mengetahui perkembangan mahasiswa
dalam belajar dan penguasaannya terhadap hal-hal yang pernah diajarkan. Selain
itu, prestasi belajar yang dapat menjadi pembeda antara mahasiswa yang berhasil
yang ditandai dengan prestasinya yang tinggi, dengan mahasiswa yang kurang
berhasil di mana prestasi yang diraihnya rendah.
28
Seorang mahasiswa berprestasi rendah bisa jadi disebabkan kerena: (1)
Tidak dapat melakukan tugas (belajar), karena tidak mempunyai atau menguasai
pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan; dan (2) Tidak “mau” melakukan
tugas tertentu, meskipun sebenarnya mempunyai kemampuan yang diperlukan.
Hal ini disebabkan berbagai faktor, seperti topik yang tidak menarik, cara
mengajar dosen yang tidak jelas, atau karena khawatir dengan konsekuensi yang
harus ditanggung apabila mengalami kegagalan (Suciati dan Prasetya, 2006).
Keberhasilan mahasiswa dalam belajar dipengaruhi oleh banyak faktor,
yaitu faktor yang berasal dari dalam dan luar mahasiswa. Faktor luar misalnya
fasilitas belajar, cara mengajar dosen, sistem pemberian umpan balik, dan
sebagainya. Faktor-faktor dari dalam diri mahasiswa mencakup kecerdasan,
strategi belajar, motivasi, dan sebagainya.
Menurut Auliyawati (2005), faktor-faktor yng mempengaruhi prestasi
belajar siswa dapat berasal dari dalam diri siswa dan luar diri siswa. Faktor dari
dalam diri siswa antara lain motivasi belajar, sedangkan faktor dari luar diri siswa
yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa diantaranya adalah faktor metode
pembelajaran dan faktor lingkungan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, sebagai berikut
(Maritza, 2002):
1) Faktor internal yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam diri siswa, yang
meliputi taraf intelegensi, minat, bakat, sikap, motivasi, keberhasilan dan
kegagalan di masa lalu dan faktor kepribadian.
29
2) Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa yang meliputi
lingkungan keluarga, status sosial ekonomi, sekolah dan lingkungan di sekitar
anak ketika belajar.
Prestasi belajar dapat diukur melalui proses evaluasi terhadap hasil
belajar, sebagaimana yang dikemukakan oleh Syah (2006), hasil belajar dapat
dilihat dari prestasi belajar. Prestasi belajar diperoleh dari hasil evaluasi. Evaluasi
artinya penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah
ditetapkan dalam sebuah program.
Berdasarkan penjelasan di atas, prestasi akademik mahasiswa merujuk
kepada hasil evaluasi belajar mahasiswa setelah mempelajari suatu ilmu
pengetahuan. Secara khusus pencapaian akademik merujuk kepada penguasaan
ilmu pengetahuan dan kemahiran pada suatu hal yang telah dipelajari. Dalam
penelitian ini yang dimaksud dengan prestasi akademik mahasiswa adalah Indeks
Prestasi (IP) mahasiswa TPB pada semester satu tahun ajaran 2007/2008.
2.2 Kerangka Pemikiran
Motivasi merupakan daya penggerak yang ada di dalam diri mahasiswa
untuk melakukan aktivitas dalam belajar demi tercapainya suatu tujuan, dalam
aktivitas belajar diperlukan suatu motivasi, yang disebut dengan motivasi belajar.
Faktor-faktor yang dianggap berhubungan dengan motivasi belajar mahasiswa,
terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang dimaksud
disini yaitu karakteristik mahasiswa, seperti usia dan jenis kelamin, sedangkan
faktor-faktor eksternal terdiri dari faktor lingkungan non-sosial dan faktor
lingkungan sosial.
30
Faktor lingkungan non-sosial, seperti kenyamanan ruang belajar dan
kelengkapan alat serta bahan yang digunakan dalam proses belajar juga diduga
ada hubungan dengan motivasi belajar mahasiswa, karena apabila ruang belajar
nyaman dan alat serta bahan yang digunakan dalam proses belajar mengajar
lengkap, maka dapat membangkitkan motivasi belajar mahasiswa.
Faktor lingkungan sosial yang dimaksud disini yaitu hubungan sosial yang
terjalin diantara mahasiswa dengan dosen, mahasiswa dengan teman, mahasiswa
dengan keluarga dan mahasiswa dengan komunitasnya. Apabila mahasiswa
berhubungan positif dengan lingkungan sosialnya (dosen, teman, keluarga, dan
komunitasnya di asrama), maka diduga dapat membangkitkan motivasi belajar
mahasiswa,
contohnya,
apabila
mahasiswa
dengan
dosen
berhubungan
mutualistik, maka mahasiswa akan termotivasi untuk belajar.
Mahasiswa memiliki beberapa masalah dalam belajar yang dapat
menyebabkan menurunnya prestasi akademik mahasiswa, antara lain: masalah
dengan dosen, masalah dengan teman, masalah dengan keluarga, mahasiswa
belum bisa beradaptasi lingkungannya, dan kurang motivasi dalam belajar.
Tingginya motivasi belajar mahasiswa sangat menentukan tingkat pencapaian
prestasi akademiknya.
Motivasi belajar merupakan salah satu faktor penting dalam pelaksanaan
proses belajar. Motivasi menjamin kelangsungan aktivitas belajar, sehingga tujuan
dari pembelajaran dapat tercapai. Mahasiswa yang memiliki motivasi tinggi, akan
mempunyai banyak energi untuk melakukan aktivitas belajar, jadi dapat dikatakan
bahwa, mahasiswa yang memiliki motivasi dalam belajar, maka mahasiswa
tersebut aktif dalam aktivitas belajarnya.
31
Peneliti memandang bahwa, motivasi belajar mahasiswa ada hubungan
dengan aktivitas belajar mahasiswa. Pada saat mengikuti aktivitas-aktivitas belajar
seperti: visual activities, oral activities, listening activities, writing activities,
drawing activities, motor activities, mental activities, dan emotional activities
dibutuhkan partisipasi aktif dari mahasiswa agar pencapaian tujuan dari
pembelajaran dapat tercapai, yaitu mahasiswa dapat menguasai hal-hal yang
sudah diajarkan.
Keterlibatan atau partisipasi aktif merupakan kunci mempertahankan
motivasi belajar seseorang, karena ketika seseorang terlibat dalam suatu aktivitas
atau kegiatan, mahasiswa cenderung memberikan perhatian terhadap aktivitas
tersebut. Aktivitas belajar ini nantinya diduga akan berpengaruh terhadap
pencapaian prestasi akademik mahasiswa. Mahasiswa yang aktif dalam belajar
akan mendapatkan prestasi yang baik dibandingkan mahasiswa yang kurang aktif
di dalam belajar.
Prestasi akademik menggambarkan penguasaan mahasiswa terhadap halhal yang sudah diajarkan, selain itu, prestasi akademik juga dapat menjadi
pembeda antara mahasiswa yang berhasil yang ditandai dengan prestasinya yang
tinggi, dengan mahasiswa yang kurang berhasil di mana prestasi yang diraihnya
rendah. Prestasi yang baik harus dicapai dengan belajar yang giat.
(Lihat Gambar 1 halaman 32).
32
FAKTOR INTERNAL
Karakteristik mahasiswa:
- Usia
- Jenis kelamin
FAKTOR EKSTERNAL
Lingkungan non-sosial:
- Kenyamanan ruang belajar
- Alat dan bahan yang digunakan
dalam proses belajar mengajar
Motivasi Belajar
- Motif ingin tahu
- Motif relevansi
- Motif percaya diri
- Motif kepuasan
Aktivitas Belajar
- Visual activities
- Oral activities
- Listening activities
- Writing activities
- Drawing activities
- Motor activities
- Mental activities
- Emotional activities
Prestasi
Akademik
Mahasiswa
Lingkungan sosial:
- Hubungan mahasiswa dengan
dosen
- Hubungan mahasiswa dengan
teman
- Hubungan mahasiswa dengan
keluarga
- Hubungan mahasiswa dengan
komunitas
Keterangan
:
: Berhubungan
: Variabel Antara
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Hubungan Lingkungan Sosial dan Motivasi Belajar dalam
Pencapaian Prestasi Akademik Mahasiswa
33
2.3 Hipotesis
Adapun yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini, yaitu:
1. Diduga ada hubungan antara lingkungan sosial dengan motivasi belajar
mahasiswa.
2. Diduga ada hubungan antara lingkungan sosial dengan prestasi akademik
mahasiswa.
3. Diduga ada hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi akademik
mahasiswa.
2.4 Definisi Operasional
Untuk mempermudah mengukur variabel dalam penelitian, maka dibuatlah
definisi operasional sebagai berikut:
1. Karakteristik mahasiswa adalah ciri khas individu atau mahasiswa yang
meliputi usia, dan jenis kelamin. Variabel ini diukur berdasarkan indikator
sebagai berikut:
1) Mengidentifikasi usia mahasiswa yang dihitung berdasarkan tahun
kelahiran sampai tahun 2008. Usia dibagi menjadi dua kategori, yaitu usia
mahasiswa yang berusia 17-18 tahun dan mahasiswa yang berusia 19-20
tahun.
(1) 17-18 tahun: diberi kode 1
(2) 19-20 tahun: diberi kode 2
2) Mengidentifikasi jenis kelamin berdasarkan identitas biologis responden
yang terbagi atas dua kategori, yaitu laki-laki dan perempuan.
34
(1) Perempuan : diberi kode 1
(2) Laki-laki : diberi kode 2
2. Lingkungan sosial adalah hubungan sosial yang terjalin diantara mahasiswa
dengan dosen, mahasiswa dengan teman sekelas dan teman satu program
studi, mahasiswa dengan keluarga dan mahasiswa dengan komunitasnya di
asrama. Variabel ini diukur berdasarkan indikator sebagai berikut:
1) Hubungan mahasiswa dengan dosen yaitu suatu ikatan kedekatan yang
terjalin antara mahasiswa dengan dosen, yang dilihat dari intensitas atau
frekuensi berinteraksi, misalnya dalam satu hari mereka berinteraksi > 3
kali. Untuk mengukur indikator hubungan mahasiswa dengan dosen,
diberikan sebanyak 7 pertanyaan, dengan skor tertinggi 14 dan skor
terendah 7. Kemudian hasil dijumlahkan dan dibuat selang. Untuk
mengukur indikator hubungan mahasiswa dengan dosen, maka dibagi ke
dalam dua kategori, yaitu hubungan negatif dan hubungan positif. Untuk
skor 7-10 termasuk ke dalam kategori hubungan negatif dan skor 11-14
termasuk ke dalam kategori hubungan positif.
(1) Negatif
: diberi kode 1
(2) Positif
: diberi kode 2
2) Hubungan mahasiswa dengan teman yaitu suatu ikatan kedekatan yang
terjalin antara mahasiswa dengan teman sekelas, teman satu program studi,
teman dekat atau pacar, yang dilihat dari intensitas atau frekuensi
berinteraksi, misalnya dalam satu hari mereka berinteraksi > 3 kali. Untuk
mengukur indikator hubungan mahasiswa dengan teman, diberikan
sebanyak 7 pertanyaan, dengan skor tertinggi 14 dan skor terendah 7.
35
Kemudian hasil dijumlahkan dan dibuat selang. Untuk mengukur indikator
hubungan mahasiswa dengan teman, maka dibagi ke dalam dua kategori,
yaitu hubungan negatif dan hubungan positif. Untuk skor 7-10 termasuk
ke dalam kategori hubungan negatif dan skor 11-14 termasuk ke dalam
kategori hubungan positif.
(1) Negatif
: diberi kode 1
(2) Positif
: diberi kode 2
3) Hubungan mahasiswa dengan keluarga yaitu suatu ikatan kedekatan yang
terjalin antara mahasiswa dengan ayah, ibu, kakak atau adik, yang dilihat
dari intensitas atau frekuensi berinteraksi, misalnya dalam satu hari
mereka berinteraksi > 3 kali. Untuk mengukur indikator hubungan
mahasiswa dengan keluarga, diberikan sebanyak 7 pertanyaan, dengan
skor tertinggi 14 dan skor terendah 7. Kemudian hasil dijumlahkan dan
dibuat selang. Untuk mengukur indikator hubungan mahasiswa dengan
keluarga, maka dibagi ke dalam dua kategori, yaitu hubungan negatif dan
hubungan positif. Untuk skor 7-10 termasuk ke dalam kategori hubungan
negatif dan skor 11-14 termasuk ke dalam kategori hubungan positif.
(1) Negatif
: diberi kode 1
(2) Positif
: diberi kode 2
4) Hubungan mahasiswa dengan komunitasnya di asrama yaitu ikatan yang
terjalin antara mahasiswa dengan teman sekamar, kakak pembimbing
asrama (Senior Resident/SR), yang dilihat dari intensitas atau frekuensi
berinteraksi, misalnya dalam satu hari mereka berinteraksi > 3 kali. Untuk
mengukur indikator hubungan mahasiswa dengan komunitasnya di
36
asrama, diberikan sebanyak 7 pertanyaan, dengan skor tertinggi 14 dan
skor terendah 7. Kemudian hasil dijumlahkan dan dibuat selang. Untuk
mengukur indikator hubungan mahasiswa dengan komunitasnya di
asrama, maka dibagi ke dalam dua kategori, yaitu hubungan negatif dan
hubungan positif. Untuk skor 7-10 termasuk ke dalam kategori hubungan
negatif dan skor 11-14 termasuk ke dalam kategori hubungan positif.
(1) Negatif
: diberi kode 1
(2) Positif
: diberi kode 2
3. Lingkungan non-sosial adalah pandangan mahasiswa tentang keadaan kelas
yang selama ini mereka tempati kondusif untuk belajar. Variabel ini diukur
berdasarkan indikator sebagai berikut:
1) Pandangan mahasiswa tentang tingkat kenyamanan ruang belajar adalah
keadaan kelas yang bersih, indah, tidak panas, fasilitasnya lengkap, seperti
ruang belajar yang dilengkapi dengan AC, ketersediaan kursi, sehingga
mahasiswa merasa nyaman berada di dalam kelas. Untuk megukur
indikator ini, diberikan 5 pertanyaan mengenai pandangan mahasiswa
terhadap kenyamanan ruang belajar. Dari 5 pertanyaan, skor tertinggi 10
dan skor terendah 5. Kemudian hasilnya dijumlahkan dan dibuat selang.
Untuk mengukur indikator ini, maka dibagi ke dalam dua kategori, yaitu
tidak nyaman dan nyaman. Untuk skor 5-7 termasuk ke dalam kategori
tidak nyaman dan skor 8-10 termasuk ke dalam kategori nyaman.
(1) Tidak nyaman
: diberi kode 1
(2) Nyaman
: diberi kode 2
37
2) Pandangan mahasiswa tentang tingkat kelengkapan alat dan bahan adalah
ketersediaan alat dan bahan yang digunakan dalam proses belajar
mengajar sehingga dapat tercukupi kebutuhan mahasiswa maupun dosen
dalam proses belajar mengajar. Seperti ketersediaan Laptop, LCD atau
OHP, microphone, speaker, white board, spidol, penghapus papan tulis,
modul, handout, bahan praktikum. Untuk megukur indikator ini, diberikan
10 pertanyaan mengenai pandangan mahasiswa terhadap kelengkapan alat
dan bahan dalam proses belajar mengajar. Dari 10 pertanyaan, skor
tertinggi 20 dan skor terendah 10. Kemudian hasilnya dijumlahkan dan
dibuat selang. Untuk mengukur indikator ini, maka dibagi ke dalam dua
kategori, yaitu tidak lengkap dan lengkap. Untuk skor 10-15 termasuk ke
dalam kategori tidak lengkap dan skor 16-20 termasuk ke dalam kategori
lengkap.
(1) Tidak lengkap
: diberi kode 1
(2) Lengkap
: diberi kode 2
4. Motivasi belajar adalah dorongan dalam diri mahasiswa untuk melakukan
aktivitas belajar. Motivasi belajar terdiri dari motif ingin tahu, motif relevansi,
motif percaya diri, dan motif kepuasan. Masing-masing diberi kode 1, 2, 3,
dan 4. Variabel ini diukur berdasarkan indikator sebagai berikut:
1) Motif ingin tahu adalah dorongan yang ada dalam diri mahasiswa untuk
melakukan aktivitas belajar yang disebabkan karena adanya keingintahuan
yang besar dari mahasiswa tentang suatu hal yang menyangkut pelajaran,
sehingga mahasiswa tersebut berkeinginan untuk memperhatikan pelajaran
agar rasa ingin tahu mahasiswa tersebut dapat terpenuhi. Untuk mengukur
38
indikator motif ingin tahu, diberikan sebanyak 5 pertanyaan, dengan skor
tertinggi 10 dan skor terendah 5. Kemudian hasilnya dijumlahkan dan
dibuat selang. Untuk mengukur indikator motif ingin tahu, maka dibagi ke
dalam dua kategori, yaitu tidak mempunyai motif dan mempunyai motif.
Untuk skor 5-7 termasuk ke dalam kategori tidak mempunyai motif dan
skor 8-10 termasuk ke dalam kategori mempunyai motif.
(1) Tidak mempunyai motif : diberi kode 1
(2) Mempunyai motif
: diberi kode 2
2) Motif relevansi adalah dorongan dalam diri mahasiswa untuk melakukan
aktivitas belajar guna memenuhi kebutuhannya dengan cara mendapatkan
relevansi antara materi perkuliahan dengan apa yang dibutuhkannya atau
keadaannya saat ini. Untuk mengukur indikator motif relevansi, diberikan
sebanyak 5 pertanyaan, dengan skor tertinggi 10 dan skor terendah 5.
Kemudian hasilnya dijumlahkan dan dibuat selang. Untuk mengukur
indikator motif relevansi, maka dibagi ke dalam dua kategori, yaitu tidak
mempunyai motif dan mempunyai motif. Untuk skor 5-7 termasuk ke
dalam kategori tidak mempunyai motif dan skor 8-10 termasuk ke dalam
kategori mempunyai motif.
(1) Tidak mempunyai motif : diberi kode 1
(2) Mempunyai motif
: diberi kode 2
3) Motif percaya diri adalah dorongan dalam diri mahasiswa untuk
melakukan aktivitas belajar agar mahasiswa merasa yakin dengan
kemampuan yang dimilikinya untuk dapat melakukan suatu tugas yang
menjadi syarat keberhasilan. Untuk mengukur indikator motif percaya diri,
39
diberikan sebanyak 5 pertanyaan, dengan skor tertinggi 10 dan skor
terendah 5. Kemudian hasilnya dijumlahkan dan dibuat selang. Untuk
mengukur indikator motif percaya diri, maka dibagi ke dalam dua
kategori, yaitu tidak mempunyai motif dan mempunyai motif. Untuk skor
5-7 termasuk ke dalam kategori tidak mempunyai motif dan skor 8-10
termasuk ke dalam kategori mempunyai motif.
(1) Tidak mempunyai motif : diberi kode 1
(2) Mempunyai motif
: diberi kode 2
4) Motif kepuasan adalah dorongan mahasiswa untuk melakukan aktivitas
belajar agar mahasiswa merasa puas akan hasil belajarnya di semester satu
tahun 2007/2008. Untuk mengukur indikator motif kepuasan, diberikan
sebanyak 5 pertanyaan, dengan skor tertinggi 10 dan skor terendah 5.
Kemudian hasilnya dijumlahkan dan dibuat selang. Untuk mengukur
indikator motif kepuasan, maka dibagi ke dalam dua kategori, yaitu tidak
mempunyai motif dan mempunyai motif. Untuk skor 5-7 termasuk ke
dalam kategori tidak mempunyai motif dan skor 8-10 termasuk ke dalam
kategori mempunyai motif.
(1) Tidak mempunyai motif : diberi kode 1
(2) Mempunyai motif
: diberi kode 2
5. Aktivitas belajar adalah keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan belajar di
kelas, yang meliputi visual activities, oral activities, listening activities,
writing activities, drawing activities, motor activities, mental activities, dan
emotional activities. Masing-masing diberi kode 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, dan 8.
Variabel ini diukur berdasarkan indikator sebagai berikut:
40
1) Keterlibatan dalam visual activities, seperti membaca, memperhatikan
gambar demonstrasi, menonton film. Untuk mengukur indikator ini, maka
dibagi ke dalam dua kategori, yaitu tidak aktif dan aktif.
(1) Tidak aktif : diberi kode 1
(2) Aktif
2) Keterlibatan
: diberi kode 2
dalam
oral
activities,
seperti
bertanya,
memberi
saran/pendapat, diskusi, interupsi. Untuk mengukur indikator ini, maka
dibagi ke dalam dua kategori, yaitu tidak aktif dan aktif.
(1) Tidak aktif : diberi kode 1
(2) Aktif
: diberi kode 2
3) Keterlibatan dalam listening activities, seperti mendengarkan uraian,
mendengarkan teman yang sedang berdiskusi, mendengarkan presentasi.
Untuk mengukur indikator ini, maka dibagi ke dalam dua kategori, yaitu
tidak aktif dan aktif
(1) Tidak aktif : diberi kode 1
(2) Aktif
: diberi kode 2
4) Keterlibatan dalam writing activities, misalnya menulis laporan atau
makalah, meyalin atau mencatat, mengerjakan tugas. Untuk mengukur
indikator ini, maka dibagi ke dalam dua kategori, yaitu tidak aktif dan
aktif.
(1) Tidak aktif : diberi kode 1
(2) Aktif
: diberi kode 2
41
5) Keterlibatan dalam drawing activities, seperti menggambar, membuat
grafik, peta, diagram. Untuk mengukur indikator ini, maka dibagi ke
dalam dua kategori, yaitu tidak aktif dan aktif.
(1) Tidak aktif : diberi kode 1
(2) Aktif
: diberi kode 2
6) Keterlibatan dalam motor activities, seperti melakukan percobaan
(praktikum) dan role playing (bermain peran). Untuk mengukur indikator
ini, maka dibagi ke dalam dua kategori, yaitu tidak aktif dan aktif.
(1) Tidak aktif : diberi kode 1
(2) Aktif
: diberi kode 2
7) Keterlibatan dalam mental activities, seperti menanggapi pertanyaan,
memecahkan soal, menganalisis, mengambil keputusan. Untuk mengukur
indikator ini, maka dibagi ke dalam dua kategori, yaitu tidak aktif dan
aktif.
(1) Tidak aktif : diberi kode 1
(2) Aktif
: diberi kode 2
8) Keterlibatan dalam emotional activities, seperti misalnya menaruh minat,
merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.
Untuk mengukur indikator ini, maka dibagi ke dalam dua kategori, yaitu
tidak aktif dan aktif.
(1) Tidak aktif : diberi kode 1
(2) Aktif
: diberi kode 2
42
6. Prestasi akademik mahasiswa adalah tingkat keberhasilan mahasiswa TPB
dalam studinya pada semester satu, yang diukur menggunakan Indeks Prestasi
(IP) semester satu. Untuk mengukur indikator ini, maka dibagi ke dalam dua
kategori, yaitu IP < 2,75 dan
(1) < 2,75
: diberi kode 1
(2)
: diberi kode 2
2,75
2,75.
43
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Institut Pertanian Bogor (IPB), Darmaga,
Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Lokasi penelitian dipilih secara sengaja
berdasarkan beberapa pertimbangan, yang pertama, berdasarkan data yang
diperoleh dari Direktorat Pendidikan TPB-IPB, pada tahun 2005 dan 2006,
mahasiswa TPB yang memiliki Indeks Prestasi
1,50 semakin meningkat.
Adapun yang menjadi pertimbangan kedua, yaitu kemudahan akses penelitian,
keterbatasan biaya, tenaga, serta waktu dari peneliti. Pengumpulan data dan
analisis data akan dilakukan selama satu bulan, yaitu bulan Mei 2008. Penulisan
hasil laporan selanjutnya akan dilakukan satu bulan, yaitu pada bulan Juni 2008.
3.2 Metode Pengambilan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang sedang menjalani
pendidikan formalnya di Institut Pertanian Bogor pada Tingkat Persiapan
Bersama. Pemilihan responden dilakukan dengan metode pengambilan Sampel
Random Gugus Bertahap. Pengambilan gugus yang menjadi sampel dilakukan
secara random. Mahasiswa TPB terbagi menjadi dua kelompok kelas A dan B,
yang masing-masing terdiri dari 28 kelas, masing-masing kelas berisi kurang lebih
50 orang mahasiswa. Dari kedua kelompok kelas tersebut dipilih secara acak
untuk dijadikan sampel dalam penelitian ini, dan yang terpilih menjadi responden
yaitu mahasiswa yang berasal dari kelas A-09, A-14, B-07 dan B-08.
44
Pada awalnya, responden yang diteliti hanya empat kelas, yaitu dua kelas
dari kelompok A dan dua kelas dari kelompok B. Namun, setelah peneliti ke
lapangan, ternyata mahasiswa yang berasal dari kelompok kelas B, hanya
sebagian yang bersedia mengisi kuesioner, jadi peneliti perlu menambah
responden, karena menurut Wahyuni dan Mulyono (2006), beberapa peneliti
menyatakan bahwa besarnya sampel tidak boleh kurang dari 10 persen dan ada
pula peneliti lain yang menyatakan bahwa besarnya sampel minimum lima persen
dari jumlah populasi.
Penelitian ini mengambil nilai tengah antara 10 persen dan lima persen
dari jumlah populasi, sehingga jumlah responden didapat sebanyak 200 orang.
Pengambilan sampel kemudian dipilih lagi secara acak, dan yang terpilih menjadi
responden dalam penelitian ini yaitu mahasiswa yang berasal dari kelas A-22,
jadi, dari kelompok A diambil tiga kelas, yaitu kelas A-09, A-14, A-22 dan dari
kelompok B diambil dua kelas, yaitu kelas B-07 dan B-08 . Jumlah responden
yang diteliti sebanyak 200 orang dari mahasiswa TPB angkatan 2007/2008. Untuk
lebih rincinya dapat melihat Tabel 3.
Tabel 3. Jumlah Responden Berdasarkan Kelas, 2008
Kelas
Jumlah
A-09
44 orang
A-14
44 orang
A-22
57 orang
B-07
27 orang
B-08
28 orang
Total
200 orang
45
Tabel 4. Jumlah Responden Berdasarkan Mayor, 2008
Mayor
Jumlah Responden
A1
Manajemen Sumberdaya Lahan
5
A2
Agronomi dan Hortikultura
12
A3
Proteksi Tanaman
3
A4
Arsitektur Lansekap
3
B
Kedokteran Hewan
14
C1
Teknologi dan Manajemen Perikanan Budidaya
2
C2
Manajemen Sumberdaya Perairan
5
C3
Teknologi Hasil Perairan
3
C4
Teknologi dan Manajemen Perikanan Tangkap
3
C5
Ilmu dan Teknologi Kelautan
3
D
Peternakan
13
E1
Manajemen Hutan
9
E2
Teknologi Hasil Hutan
6
E3
Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata
9
E4
Silvikultur
2
F1
Teknik Pertanian
7
F2
Teknologi Pangan
12
F3
Teknologi Industri Pertanian
8
G1
Statistika
4
G2
Meteorologi Terapan
2
G3
Biologi
6
G4
Kimia
5
G5
G6
G7
Matematika
Ilmu Komputer
Fisika
6
4
3
G8
Biokimia
4
H1
Ekonomi dan Studi Pembangunan
5
H2
Manajemen
7
H3
H4
Agribisnis
Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan
9
8
I1
I2
I3
Ilmu Gizi
Ilmu Konsumen dan Keluarga
Teknik Pertanian
Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
6
2
10
Total
200
46
Berdasarkan Tabel 4, diketahui bahwa dari 200 orang responden, secara
keseluruhan sudah mewakili 34 mayor yang ada di IPB. Paling banyak responden
berasal dari mayor Kedokteran Hewan. Sebanyak 14 orang responden yang
berasal dari mayor Kedokteran Hewan.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Metode penelitian yang digunakan untuk menggali data dan informasi di
lapangan adalah pendekatan kuantitatif. Data kuantitatif dilakukan dengan metode
survei. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder.
Pengumpulan data primer dilakukan dengan pendekatan kuantitatif
melalui metode survei. Instrumen pengumpulan data yang dipakai dalam survei
adalah kuesioner dan wawancara. Kuesioner berisi sejumlah pernyataan dan
pertanyaan yang berkaitan dengan lingkungan non-sosial, lingkungan sosial,
motivasi belajar, aktivitas belajar, dan prestasi akademik. Kuesioner dibagikan
kepada responden pada saat berada di dalam kelas dengan didampingi oleh
peneliti.
Penelitian ini didukung dengan melakukan wawancara kepada beberapa
orang responden. Jenis wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu
wawancara tidak terstruktur. Wawancara digunakan untuk memperkuat data sahih
mengenai aktivitas belajar, karena untuk menyusun alat ukur yang valid dan
reliabel memerlukan waktu yang cukup lama, seperti harus berkonsultasi terlebih
dahulu dengan dosen tentang aktivitas belajar. Selain itu, peneliti juga harus
menggali lebih dalam tentang mata kuliah yang diambil mahasiswa TPB pada saat
47
semester satu, dan sebagainya. Oleh karena itu, peneliti melakukan wawancara
untuk memudahkan dalam mengukur aktivitas belajar mahasiswa TPB.
Data sekunder yang dikumpulkan adalah data mengenai gambaran umum
TPB-IPB, serta penelusuran literatur yang berkaitan dengan lingkungan sosial,
motivasi belajar, aktivitas belajar dan prestasi akademik mahasiswa.
3.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data
Data primer yang dikumpulkan ditabulasi kemudian dilakukan analisis
secara statistik. Hasil analisis diinterpretasikan untuk memperoleh suatu
kesimpulan. Tabel frekuensi digunakan untuk melihat gambaran karakteristik
mahasiswa, lingkungan non-sosial, lingkungan sosial, motivasi belajar, aktivitas
belajar, dan prestasi akademik mahasiswa. Tabulasi silang digunakan untuk
melihat hubungan karakteristik mahasiswa, lingkungan non-sosial dan lingkungan
sosial dengan motivasi belajar, aktivitas belajar, dan prestasi akademik
mahasiswa. Hipotesis penelitian ini diuji secara statistik dengan Chi-Square.
Pengolahan data Chi-Square dilakukan dengan menggunakan komputer
dengan program SPSS for Windows versi 13.0. Hal ini dilakukan guna ketepatan,
kecepatan proses perhitungan dan kepercayaan hasil pengujian. Untuk menambah
makna hasil interpretasi dan analisis, maka ditambahkan data hasil wawancara
dari beberapa responden mengenai aktivitas belajar.
48
Tabel 5. Matriks Analisis Data
No.
Variabel
Sub Variabel
1.
Karakteristik
Mahasiswa
2.
Lingkungan
Non-Sosial
3.
Lingkungan
Sosial
4.
Motivasi
Belajar
5.
Aktivitas
Belajar
Usia
Jenis Kelamin
Tingkat
kenyamanan ruang
kelas
Tingkat kelengkapan
alat dan bahan yang
digunakan dalam
proses belajar
mengajar
Hubungan
Mahasiswa dengan
Dosen
Hubungan
Mahasiswa dengan
Teman
Hubungan
Mahasiswa dengan
Keluarga
Hubungan
Mahasiswa dengan
Komunitas Di
Asrama
Motif ingin tahu
Motif relevansi
Motif percaya diri
Motif kepuasan
Visual Activities
Oral Activities
Listening Activities
Writing Activities
Drawing Activities
Motor Activities
Mental Activities
Emotional Activities
6.
Prestasi
Akademik
Indeks Prestasi
Skala
Data
Sumber
Data
Analisis Data
Nominal
Primer
Tabel Frekuansi
Nominal
Primer
Tabel Frekuansi
Nominal
Primer
Tabel Frekuansi dan
Tabulasi Silang
Nominal
Primer
Tabel Frekuensi,
Tabulasi Silang dan ChiSquare
Nominal
Primer
Tabel Frekuensi,
Tabulasi Silang dan
Wawancara
Nominal
Primer
Tabel Frekuensi,
Tabulasi Silang dan ChiSquare
Tabel 6. Matriks Pengujian Hipotesis dan Analisis Data
No.
1.
2.
3.
Hipotesis
Diduga ada hubungan antara lingkungan sosial dengan
motivasi belajar mahasiswa
Diduga ada hubungan antara lingkungan sosial dengan prestasi
akademik mahasiswa
Diduga ada hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi
akademik mahasiswa
Analisis Data
Chi-Square
Chi-Square
Chi-Square
49
BAB IV
GAMBARAN UMUM PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi 6
Program Tingkat persiapan Bersama (TPB) merupakan salah satu program
yang ada di Institut Pertanian Bogor (IPB) yang terletak di Kampus Darmaga,
Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. TPB dibentuk pada tahun 1973 sebagai
wujud kepedulian IPB terhadap pembangunan bangsa yang dilakukan melalui
penerimaan mahasiswa baru dengan undangan ke sekolah menengah di seluruh
pelosok tanah air.
Pada tahun 1973 sampai dengan tahun 1993 pemilihan program studi
dilakukan setelah mahasiswa lulus TPB, sehingga mata kuliah yang diberikan di
TPB seragam, tetapi sejak tahun 1993 pemilihan program studi sudah dapat
dilakukan sejak mendaftar ke IPB, dan ini merupakan perubahan mendasar dari
sistem pendidikan TPB. Pada tahun 1995 mahasiswa TPB tidak lagi memperoleh
mata kuliah yang seragam, walaupun masih tetap bersifat paket untuk setiap
program studi.
Tahun 1999 diadakan Lokakarya, yang menghasilkan kurikulum TPB
baru, dalam kurikulum baru ini, Matematika dibagi dua, yaitu Matematika A
(terdiri dari Matematika Dasar dan Kalkulus I) dan Matematika B (terdiri dari
Pengantar Matematika dan Kalkulus), Biologi menjadi Biologi A dan Biologi B
serta Biologi Hewan, sedangkan Fisika Umum menjadi Fisika Umum A dan
Fisika Umum B. Sedangkan Sosiologi Dasar dan Bahasa Inggris II dihapuskan.
6
http://bima.ipb.ac.id/-tpb-ipb
50
Pada kurikulum baru ini, selain Kimia Dasar dan Kimia Umum, dibuka kelas juga
untuk mata kuliah Kimia Organik.
Pada tahun 2003 diadakan Lokakarya Peningkatan Mutu Pendidikan TPB.
Keputusan mendasar dari Lokakarya tahun 2003 adalah berubahnya indeks
prestasi drop out (DO) dari < 1,30 menjadi < 1,50. Perubahan mendasar ini
tentunya memberikan konsekuensi kepada Direktorat Pendidikan TPB untuk
meningkatkan mutu pelayanan akademiknya. Pada tahun 2004 diberlakukan
Kurikulum Mayor Minor, mahasiswa TPB memilih mayor (keahlian utama)
setelah lulus TPB, kemudian sejak tahun 2007 pemilihan mayor dilakukan ketika
mendaftar ke IPB .
Direktorat TPB merupakan badan yang menyelenggarakan kegiatan
administrasi akademik dan kemahasiswaan. Direktorat Pendidikan TPB berkantor
di Gedung LSI Lantai III Kampus IPB Darmaga dengan didukung oleh beberapa
tenaga administrasi.
Direktorat
Pendidikan TPB
menggunakan ruangan untuk proses
perkuliahan seperti aula (auditorium atau teater), kelas besar, ruang seminar atau
kelas kecil. Seluruh ruangan tersebut juga di gunakan untuk pelaksanaan ujian
selama semester berlangsung. Ruang aula dan kelas besar dapat menampung
sebanyak 150 mahasiswa, sedangkan kelas-kelas kecil umumnya digunakan untuk
kelas responsi dengan kapasitas 50 sampai 60 mahasiswa. Ruangan tersebut
tersebar di Kampus IPB Darmaga, yang sebagian besar juga diperuntukkan bagi
proses belajar mengajar Fakultas. Dengan jumlah mahasiswa TPB yang
mengakses ruangan tersebut berkisar antara 2.800 sampai 3.000 (tahun akademik
2000-2001 sebesar 2.924, belum termasuk mahasiswa yang mengambil kuliah
51
ulang), maka diperlukan pengaturan jadwal kuliah dan ruang secara ketat dan
teratur. Banyaknya ruang-ruang kelas dan laboratorium tidak dapat menunjukkan
rasio yang baik terhadap kenyamanan proses belajar mengajar secara utuh di TPB
sepanjang tahun.
Saat ini, laboratorium yang digunakan untuk praktikum mata kuliah dasar
di TPB (Fisika, Kimia dan Biologi) merupakan fasilitas yang dimiliki dan
digunakan bersama oleh jurusan terkait di FMIPA. Laboratorium merupakan
kebutuhan primer, namun demikian TPB belum mampu memberikan kesempatan
kepada mahasiswa untuk melakukan praktikum secara perorangan. Kapasitas tiap
laboratorium sangat terbatas, sehingga penjadwalan penggunaan laboratorium
menjadi sangat ketat.
Material dan peralatan yang dipakai dalam praktikum
senantiasa digunakan bersama dalam kelompok besar. Ketersediaan teknisi yang
terampil juga sangat terbatas.
Fasilitas lain yang diberikan oleh IPB untuk mahasiswa TPB yaitu asrama.
Mengingat mahasiswa IPB berasal dari berbagai latar belakang yang berbeda,
seperti agama, budaya, suku, dan ekonomi, oleh karena itu, asrama TPB dibangun
sebagai sarana untuk membangun kebersamaan dalam berbagai perbedaan
tersebut. Mahasiswa TPB diwajibkan tinggal di asrama selama satu tahun, dan
wajib mengikuti seluruh kegiatan yang terkait didalamnya.
Mahasiswa TPB tahun ajaran 2007/2008 berjumlah 3.010 orang, yang
mana lebih banyak bila dibandingkan dengan mahasiswa pada tahun-tahun
sebelumnya. Sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 7 yang menampilkan sebaran
jumlah mahasiswa TPB berdasarkan jenis kelamin.
52
Tabel 7. Jumlah Mahasiswa TPB Berdasarkan Jenis Kelamin, 2008
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Total
Mahasiswa Tahun 2007
Jumlah (orang)
Persentase (%)
1.188
39,5
1.822
60,5
3.010
100
Data Diolah Dari Direktorat Pendidikan Tingkat Persiapan Bersama tahun 2006/2007.
Pada Tabel 7 terlihat bahwa, sebagian besar mahasiswa TPB tahun ajaran
2007/2008 berjenis kelamin perempuan, persentasenya sebesar 60,5 persen,
sedangkan mahasiswa yang berjenis kelmain laki-laki hanya 39,5 persen.
Mahasiswa TPB mendapatkan mata kuliah paket yang wajib mereka ambil
pada saat Tingkat Persiapan Bersama (TPB). Jumlah mata kuliah yang mahasiswa
ambil pada saat TPB sebanyak 14 mata kuliah, dengan bobot Sistem Kredit
Semester (SKS) yang telah ditentukan, dan mahasiswa harus menempuh sebanyak
36 SKS pada saat TPB. Pembagian jadwal mata kuliah ditentukan oleh Direktorat
Pendidikan Tingkat Persiapan Bersama.
Mahasiswa TPB dibagi menjadi dua kelompok kelas, yaitu kelas A dan
kelas B. Mahasiswa kelas A mengambil mata kuliah pada saat semester satu
berbeda dari mahasiswa kelas B. Pada semester satu, kelompok kelas A
mengambil Mata Kuliah sebagai berikut: Agama, Bahasa Indonesia, PIP,
Pengantar Matematika, Kimia, Biologi, dan Ekonomi Umum, sedangkan Kelas B
mengambil Mata Kuliah PPKn, PIP, Bahasa Inggris, Olah Raga dan Seni,
Pengantar Matematika, Fisika dan Sosiologi Umum, sebagaimana dapat dilihat
pada Tabel 8 yang menampilkan daftar mata kuliah mahasiswa TPB tahun 2007.
53
Tabel 8. Daftar Mata Kuliah TPB Tahun 2007
No.
Mata Kuliah
Agama Islam
Agama Protestan
1
SKS
Ket
Sem. Ganjil
Sem. Genap
3 (2-2)
Responsi
v
v
v
Agama Katolik
v
Agama Hindu
v
Agama Budha
v
2
PPKn
3 (2-2)
Responsi
v
v
3
Bahasa Indonesia
2 (1-2)
Responsi
v
v
4
PIP
2 (2-0)
5
Bahasa Inggris
3 (2-2)
6
7
Olah Raga dan Seni
Pengantar Matematika
8
v
Responsi
v
v
1 (0-2)
3 (2-2)
v
Responsi
v
v
Kalkulus
3 (2-2)
Responsi
9
Kimia
3 (2-3)
Praktikum
v
v
10
Biologi
3 (2-3)
Praktikum
v
v
11
Fisika
3 (2-3)
Praktikum
v
v
12
Ekonomi Umum
3 (2-2)
Responsi
v
v
13
Sosiologi Umum
3 (2-2)
Responsi
v
v
14
Pengantar Kewirausahaan
1 (1-0)
Total SKS
v
v
36
Data Diolah Dari Direktorat Pendidikan Tingkat Persiapan Bersama tahun 2006/2007
4.2 Gambaran Umum Responden
4.2.1 Karakteristik responden
4.2.1.1 Usia Responden
Usia responden digolongkan ke dalam dua bagian, yaitu usia 17 sampai 18
tahun dan usia 19 sampai 20 tahun. Penggolongan ini dilakukan setelah peneliti ke
lapangan. Untuk melihat sebaran usia responden dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Usia Responden, 2008
Usia
17-18 tahun
19-20 tahun
Total
Frekuensi (orang)
85
115
200
Persentase (%)
42,5
57,5
100
114
Lampiran 1. Matriks Alokasi Waktu Penelitian
No.
I
1.
2
3.
4.
II
Kegiatan
Proposal dan
Kolokium
Penyusunan
Draft
Konsultasi
Proposal
Orientasi
Lapang
Kolokium
IV
Studi Lapang
Pengumpulan
Data
Analisis Data
Penulisan
Laporan
Analisis
Lanjutan
Penyusunan
Draft Revisi
Konsultasi
Laporan
Ujian Skripsi
1.
Ujian
2.
Perbaikan
1.
2.
III
1.
2.
3.
April
1
2
3
Mei
4
1
2
Juni
3
4
1
2
Juli
3
4
1
2
Agustus
3
4
1
2
3
4
140
Lampiran 3. Kuesioner Penelitiaan
Responden Yang Terhormat,
Saya adalah mahasiswi Institut Pertanian Bogor, Fakultas Pertanian, Departemen Sosial
Ekonomi Pertanian, Program Studi Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, angkatan
2004/2005. Saya sedang melakakan penelitian mengenai “Lingkungan Sosial dan Motivasi
Belajar dalam Pencapaian Prestasi Akademik Mahasiswa”. Penelitian ini dilakukan
dalam rangka menyusun skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
(S1).
Saya berharap anda bersedia meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner ini dengan
jujur dan apa adanya. Perlu diperhatikan, bahwa dalam mengisi kuesioner ini, tidak ada
jawaban yang benar atau salah. Apapun jawaban anda, akan menjadi data berharga bagi
kelancaran penelitian ini. Identitas dan jawaban anda akan saya jamin kerahasiaannya dan
hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian ini.
Atas ketersediaan dan waktu anda mengisi kuesioner ini, saya ucapkan banyak terima kasih.
Bogor,
Hormat saya,
Renny Yusniati
A 14204055
KUESIONER
No:
Petunjuk pengisian:
- Berilah tanda silang (X) pada nomor yang sesuai dengan identitas anda.
- Isilah titik-titik kosong dengan jawaban yang sesuai.
Nama
NRP
Program Studi
Jenis Kelamin
: ..........................................................
: ……………………………..............
: ……………………………..............
: (1) Laki-laki
(2) Perempuan
Usia
: ……………………………..............
IP semester satu : ……………………………..............
Mata kuliah yang diambil semester satu:
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
No. HP: …………………………………..............
(Responden hanya akan dihubungi bila ada ketidakjelasan pada jawaban kuesioner)
Petunjuk pengisian:
141
Berilah tanda silang (X) pada huruf yang sesuai dengan jawaban anda.
1. Dalam satu hari saya lebih sering berinteraksi dengan? (beri skor 5-1 untuk jawaban anda,
skor tertinggi 5, skor terendah 1. Dengan catatan tidak boleh ada skor yang double!)
a. Dosen (.......)
b. Teman (teman sekelas, teman satu program studi, teman dekat/pacar) (.......)
c. Keluarga (.......)
d. Komunitas di asrama (teman sekamar, Senior Resident/SR) (.......)
e. Lainnya............................................................ (.......)
2. Berapa kali dalam satu hari biasanya anda berinteraksi dengan dosen?
a. 0-1 kali
b. 2-3 kali
c. > 3 kali
3. Dalam hal apa saja biasanya anda berinteraksi dengan dosen? (jawaban boleh lebih dari satu)
a. Masalah pelajaran
b. Masalah pribadi
c. lainnya.............................................................
4. Berapa kali dalam satu hari biasanya anda berinteraksi dengan teman?
a. 0-1 kali
b. 2-3 kali
c. > 3 kali
5. Dalam hal apa saja biasanya anda berinteraksi dengan teman? (jawaban boleh lebih dari satu)
a. Masalah pelajaran
b. Masalah pribadi
c. lainnya.............................................................
6. Berapa kali dalam satu hari biasanya anda berinteraksi dengan keluarga?
a. 0-1 kali
b. 2-3 kali
c. > 3 kali
7. Dalam hal apa saja biasanya anda berinteraksi dengan keluarga? (jawaban boleh lebih dari
satu)
a. Masalah pelajaran
b. Masalah pribadi
c. lainnya.............................................................
8. Berapa kali dalam satu hari biasanya anda berinteraksi dengan teman di asrama?
a. 0-1 kali
b. 2-3 kali
c. > 3 kali
9. Dalam hal apa biasanya anda berinteraksi dengan teman di asrama? (jawaban boleh lebih dari
satu)
a. Masalah pelajaran
b. Masalah pribadi
c. lainnya.............................................................
142
Berilah tanda checklist ( ) pada kolom yang sesuai dengan jawaban anda
No.
Pernyataan
Saya bertanya kepada dosen jika ada pelajaran yang tidak saya
10.
mengerti.
11.
Saya sering berkonsultasi dengan dosen di luar jam kuliah.
12.
Saya merasa canggung bila berbicara dengan dosen.
13.
Saya sering menceritakan masalah pribadi kepada dosen.
14.
Bila bertemu dosen di jalan, saya pura-pura tidak melihat.
Saya sering menceritakan masalah pribadi kepada teman.
15.
16.
Saya akan bertanya pada teman jika saya mengalami kesulitan
dalam pelajaran tertentu.
17.
Saya sering berdiskusi dengan teman seputar masalah yang
sedang up to date saat ini.
18.
Saya selalu meminta solusi kepada teman tentang masalah yang
sedang saya hadapi.
19.
Saya merasa dikucilkan/dijauhi oleh teman-teman.
Saya bersikap terbuka kepada keluarga mengenai masalah
20.
pelajaran di kuliah.
21.
Saya bersikap terbuka kepada keluarga mengenai masalah
pribadi.
22.
Saya kurang mendapat perhatian orang tua, karena orang tua lebih
memperhatikan kakak/adik dibandingkan memperhatikan saya.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
Ya
Tidak
Ketika saya mengalami kemunduran dalam pelajaran, orang tua
selalu mendukung saya untuk lebih baik lagi.
Saya selalu meminta saran dari keluarga (terutama orang tua)
mengenai masalah yang sedang saya hadapi.
Saya sering ’curhat’ masalah pribadi kepada teman sekamar saya
di asrama.
Saya selalu mengikuti kegiatan yang diadakan di asrama.
Saya selalu meminta izin kepada kakak pembimbing di asrama
(Senior Resident/SR) ketika saya hendak keluar meninggalkan
asrama.
Saya sering meminta bantuan kepada teman sekamar saya di
asrama.
Saya tidak terlalu akrab dengan teman sekamar saya.
Berilah tanda silang (X), pada huruf yang sesuai dengan jawaban anda.
30. Menurut anda, apakah sebagian besar keadaan kelas yang selama ini anda tempati sudah cukup
bersih?
a. Ya
b. Tidak
31. Apakah anda merasa nyaman dengan keadaan kelas yang kotor?
a. Ya
b. Tidak
32. Apakah sebagian besar kelas yang selama ini anda tempati menggunakan AC (air
conditioner)?
a. Ya
b. Tidak
33. Apakah anda merasa nyaman dengan keadaan kelas yang menggunakan AC?
a. Ya
b. Tidak
34. Apakah ketersediaan kursi dalam kelas mencukupi kapasitas mahasiswa?
a. Ya
b. Tidak
143
Berilah tanda checklist ( ) pada kolom yang sesuai dengan jawaban anda.
35. Apa saja alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar?
No.
Alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar
1.
Laptop
2.
LCD/ OHP
3.
Microphone
4.
Speaker
5.
Whiteboard
6.
Spidol
7.
Penghapus papan tulis
8.
Modul
9.
Handout
10.
Bahan praktikum
Berilah tanda checklist ( ) pada kolom yang sesuai dengan jawaban anda.
No.
Pernyataan
36. Saya mau memperhatikan dosen yang sedang mengajar untuk
menambah pengetahuan.
37. Saya tidak mau mengobrol dengan teman pada waktu dosen sedang
menerangkan.
38. Rasa keingintahuan saya pada suatu hal dapat terpenuhi jika saya
memperhatikan dosen yang sedang memberikan materi pelajaran.
39. Saya malas memperhatikan dosen yang sedang mengajar di depan
kelas.
40. Saya berkeinginan untuk bertanya kepada dosen jika ada pelajaran
yang tidak saya mengerti.
41. Saya mau mendengarkan dosen mata kuliah X, karena materi
pelajaran yang disampaikan sesuai dengan kebutuhan saya.
42.
Saya mau berkuliah untuk mendapatkan pemahaman tentang
materi kuliah yang sesuai dengan kondisi/keadaan saat ini.
43. Saya tidak berkeinginan untuk hadir pada kuliah X, karena materi
yang disampaikan dosen tidak up to date.
44. Saya berkeinginan untuk hadir pada saat kuliah karena materi yang
diberikan dosen konsisten atau sesuai dengan nilai-nilai yang
dianut.
45. Saya malas menghadiri kuliah X, karena materi yang disampaikan
dosen terlalu berbelit-belit.
46. Saya rajin belajar untuk mendapatkan nilai bagus.
47. Dengan rajin belajar dapat menambah rasa percaya diri yang saya
miliki.
48. Dengan giat belajar, saya bisa menjadi orang sukses.
49. Saya merasa tidak percaya diri ketika menjawab soal ujian.
50. Ketika sedang ujian, saya tidak mau bekerjasama dengan teman.
51. Saya puas dengan hasil belajar saya, walaupun hasilnya tidak
maksimal.
52. Saya merasa puas dengan hasil belajar saya, jika mendapat pujian
dari orang lain.
53. Saya merasa puas jika nilai saya lebih bagus dari teman-teman.
54. Saya merasa kurang puas, meskipun nilai ujian saya cukup baik.
55. Dengan giat belajar, saya dapat memperbaiki nilai-nilai yang jelek.
Ya
Ya
Tidak
Tidak
144
56. Selama semester satu (pada tahun 2007/2008) aktivitas belajar yang anda lakukan antara lain:
No.
Jenis Aktivitas
Belajar Pada Waktu
Semester Satu
1.
Membaca buku
2.
Memperhatikan
gambar demonstrasi
3.
Menonton film
4.
Mengajukan
pertanyaan
5.
Memberi
saran/pendapat
6.
Diskusi
7.
Interupsi
8.
Mendengarkan uraian
dosen
9.
Mendengarkan teman
yang sedang
berdiskusi
10.
Mendengarkan
Presentasi
11.
Membuat
makalah/laporan
12.
Menyalin/mencatat
13.
Mengerjakan tugas
14.
Menggambar
15.
Membuat grafik
16.
Membuat peta
17.
Membuat diagram
18.
Melakukan
percobaan
(praktikum)
19.
Role playing
(bermain peran)
20.
Menaggapi
pertanyaan
21.
Mengingat/menghafal
22.
Memecahkan soal
23.
Menganalisis
persoalan
24.
Mengambil
keputusan dalam
diskusi
Ya
Tidak
Jika ya, sebutkan
145
25.
Kegiatan yang
membangkitkan
minat
26.
Kegiatan yang
membosankan
27.
Kegiatan yang
menggembirakan
28.
Kegaitan yang
membuat
semangat/bergairah
29.
Kegaitan yang
memerlukan
keberanian
30.
Kegiatan yang
membuat saya tenang
31.
Kegiatan yang
membuat saya gugup
57. Selama semester satu (pada tahun 2007/2008) anda terlibat aktif dalam aktivitas belajar, antara
lain:
No.
Terlibat dalam
Aktivitas Belajar
Pada Waktu Semester
Satu
1.
Membaca buku
2.
Memperhatikan
gambar demonstrasi
3.
Menonton film
4.
Mengajukan
pertanyaan
5.
Memberi
saran/pendapat
6.
Diskusi
7.
Interupsi
8.
Mendengarkan uraian
dosen
9.
Mendengarkan teman
yang sedang
berdiskusi
10.
Mendengarkan
Presentasi
11.
Membuat
makalah/laporan
12.
Menyalin/mencatat
13.
Mengerjakan tugas
Ya
Tidak
Jika ya, sebutkan
146
14.
Menggambar
15.
Membuat grafik
16.
Membuat peta
17.
Membuat diagram
18.
Melakukan
percobaan
(praktikum)
19.
Role playing
(bermain peran)
20.
Menaggapi
pertanyaan
21.
Mengingat/menghafal
22.
Memecahkan soal
23.
Menganalisis
persoalan
24.
Mengambil
keputusan dalam
diskusi
25.
Kegiatan yang
membangkitkan
minat
26.
Kegiatan yang
membosankan
27.
Kegiatan yang
menggembirakan
28.
Kegaitan yang
membuat
semangat/bergairah
29.
Kegaitan yang
memerlukan
keberanian
30.
Kegiatan yang
membuat saya tenang
31.
Kegiatan yang
membuat saya gugup
115
Lampiran 2. Output SPSS 13.00
Motivasi Belajar * Kenyamanan Ruang Belajar
Crosstab
Motivasi
Belajar
Tidak Mempunyai
Motivasi
Kenyamanan Ruang
Belajar
Tidak
Nyaman
Nyaman
8
1
Count
% within Kenyamanan
Ruang Belajar
Count
% within Kenyamanan
Ruang Belajar
Count
% within Kenyamanan
Ruang Belajar
Mempunyai Motivasi
Total
Total
9
5.2%
2.2%
4.5%
146
45
191
94.8%
97.8%
95.5%
154
46
200
100.0%
100.0%
100.0%
Motivasi Belajar * Kelengkapan Alat dan Bahan
Crosstab
Motivasi
Belajar
Tidak Mempunyai
Motivasi
Kelengkapan Alat dan
Bahan
Tidak
Lengkap
Lengkap
1
8
Count
% within Kelengkapan
Alat dan Bahan
Count
% within Kelengkapan
Alat dan Bahan
Count
% within Kelengkapan
Alat dan Bahan
Mempunyai Motivasi
Total
Total
9
33.3%
4.1%
4.5%
2
189
191
66.7%
95.9%
95.5%
3
197
200
100.0%
100.0%
100.0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square
Continuity Correction
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
a
Value
5.892b
1.049
2.659
df
1
1
1
Asymp. Sig.
(2-sided)
.015
.306
.103
Exact Sig.
(2-sided)
.130
5.862
1
.015
200
a. Computed only for a 2x2 table
b. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .
14.
Exact Sig.
(1-sided)
.130
116
Motif Ingin Tahu * Hubungan Mahasiswa dengan Dosen
Crosstab
Motif Ingin
Tahu
Tidak Mempunyai Motif
Mempunyai Motif
Total
Count
% within Hubungan
Mahasiswa dengan
Dosen
Count
% within Hubungan
Mahasiswa dengan
Dosen
Count
% within Hubungan
Mahasiswa dengan
Dosen
Hubungan Mahasiswa
dengan Dosen
Negatif
Positif
20
14
Total
34
22.2%
12.7%
17.0%
70
96
166
77.8%
87.3%
83.0%
90
110
200
100.0%
100.0%
100.0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square
Continuity Correction
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
a
Value
3.163b
2.526
3.150
df
1
1
1
Asymp. Sig.
(2-sided)
.075
.112
.076
Exact Sig.
(2-sided)
.090
3.147
1
Exact Sig.
(1-sided)
.056
.076
200
a. Computed only for a 2x2 table
b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 15.
30.
Motif Ingin Tahu * Hubungan Mahasiswa dengan Teman
Crosstab
Motif Ingin
Tahu
Tidak Mempunyai Motif
Mempunyai Motif
Total
Count
% within Hubungan
Mahasiswa dengan
Teman
Count
% within Hubungan
Mahasiswa dengan
Teman
Count
% within Hubungan
Mahasiswa dengan
Teman
Hubungan Mahasiswa
dengan Teman
Negatif
Positif
8
26
Total
34
50.0%
14.1%
17.0%
8
158
166
50.0%
85.9%
83.0%
16
184
200
100.0%
100.0%
100.0%
117
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square
Continuity Correction
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
a
Value
13.422b
11.001
10.278
df
1
1
1
Asymp. Sig.
(2-sided)
.000
.001
.001
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
.002
13.355
1
.002
.000
200
a. Computed only for a 2x2 table
b. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.
72.
Motif Ingin Tahu * Hubungan Mahasiswa dengan Keluarga
Crosstab
Motif Ingin
Tahu
Tidak Mempunyai Motif
Mempunyai Motif
Total
Count
% within Hubungan
Mahasiswa dengan
Keluarga
Count
% within Hubungan
Mahasiswa dengan
Keluarga
Count
% within Hubungan
Mahasiswa dengan
Keluarga
Hubungan Mahasiswa
dengan Keluarga
Negatif
Positif
3
31
Total
34
16.7%
17.0%
17.0%
15
151
166
83.3%
83.0%
83.0%
18
182
200
100.0%
100.0%
100.0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square
Continuity Correction
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
a
Value
.002b
.000
.002
.002
df
1
1
1
1
Asymp. Sig.
(2-sided)
.969
1.000
.968
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
1.000
.635
.969
200
a. Computed only for a 2x2 table
b. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.
06.
118
Motif Ingin Tahu * Hubungan Mahasiswa dengan Komunitas
Di Asrama
Crosstab
Motif Ingin
Tahu
Tidak Mempunyai Motif
Mempunyai Motif
Total
Count
% within Hubungan
Mahasiswa dengan
Komunitas Di Asrama
Count
% within Hubungan
Mahasiswa dengan
Komunitas Di Asrama
Count
% within Hubungan
Mahasiswa dengan
Komunitas Di Asrama
Hubungan Mahasiswa
dengan Komunitas Di
Asrama
Negatif
Positif
9
25
Total
34
29.0%
14.8%
17.0%
22
144
166
71.0%
85.2%
83.0%
31
169
200
100.0%
100.0%
100.0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square
Continuity Correction
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
a
Value
3.764b
2.823
3.347
df
1
1
1
Asymp. Sig.
(2-sided)
.052
.093
.067
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
.068
3.745
1
.052
.053
200
a. Computed only for a 2x2 table
b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.
27.
Motif Ingin Tahu * Lingkungan Sosial
Crosstab
Motif Ingin
Tahu
Tidak Mempunyai Motif
Mempunyai Motif
Total
Count
% within
Lingkungan Sosial
Count
% within
Lingkungan Sosial
Count
% within
Lingkungan Sosial
Lingkungan Sosial
Negatif
Positif
4
30
Total
34
19.0%
16.8%
17.0%
17
149
166
81.0%
83.2%
83.0%
21
179
200
100.0%
100.0%
100.0%
119
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square
Continuity Correction
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
a
Value
.070b
.000
.068
df
1
1
1
Asymp. Sig.
(2-sided)
.792
1.000
.794
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
.762
.069
1
.495
.792
200
a. Computed only for a 2x2 table
b. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.
57.
Motif Relevansi * Hubungan Mahasiswa dengan Dosen
Crosstab
Motif Relevansi
Tidak Mempunyai Motif
Mempunyai Motif
Total
Count
% within Hubungan
Mahasiswa dengan
Dosen
Count
% within Hubungan
Mahasiswa dengan
Dosen
Count
% within Hubungan
Mahasiswa dengan
Dosen
Hubungan Mahasiswa
dengan Dosen
Negatif
Positif
11
10
Total
21
12.2%
9.1%
10.5%
79
100
179
87.8%
90.9%
89.5%
90
110
200
100.0%
100.0%
100.0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square
Continuity Correction
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
a
Value
.516b
.237
.514
df
1
1
1
Asymp. Sig.
(2-sided)
.472
.626
.474
Exact Sig.
(2-sided)
.495
.514
1
.473
200
a. Computed only for a 2x2 table
b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9.
45.
Exact Sig.
(1-sided)
.312
120
Motif Relevansi * Hubungan Mahasiswa dengan Teman
Crosstab
Motif Relevansi
Tidak Mempunyai Motif
Mempunyai Motif
Total
Count
% within Hubungan
Mahasiswa dengan
Teman
Count
% within Hubungan
Mahasiswa dengan
Teman
Count
% within Hubungan
Mahasiswa dengan
Teman
Hubungan Mahasiswa
dengan Teman
Negatif
Positif
7
14
Total
21
43.8%
7.6%
10.5%
9
170
179
56.3%
92.4%
89.5%
16
184
200
100.0%
100.0%
100.0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square
Continuity Correction
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
a
Value
20.460b
16.795
13.412
df
1
1
1
Asymp. Sig.
(2-sided)
.000
.000
.000
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
.000
20.358
1
.000
.000
200
a. Computed only for a 2x2 table
b. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.
68.
Motif Relevansi * Hubungan Mahasiswa dengan Keluarga
Crosstab
Motif Relevansi
Tidak Mempunyai Motif
Mempunyai Motif
Total
Count
% within Hubungan
Mahasiswa dengan
Keluarga
Count
% within Hubungan
Mahasiswa dengan
Keluarga
Count
% within Hubungan
Mahasiswa dengan
Keluarga
Hubungan Mahasiswa
dengan Keluarga
Negatif
Positif
0
21
Total
21
.0%
11.5%
10.5%
18
161
179
100.0%
88.5%
89.5%
18
182
200
100.0%
100.0%
100.0%
121
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square
Continuity Correction
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
a
Value
2.321b
1.255
4.197
df
1
1
1
2.309
Asymp. Sig.
(2-sided)
.128
.263
.041
1
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
.226
.123
.129
200
a. Computed only for a 2x2 table
b. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.
89.
Motif Relevansi * Hubungan Mahasiswa dengan Komunitas Di
Asrama
Crosstab
Motif Relevansi
Tidak Mempunyai Motif
Mempunyai Motif
Total
Count
% within Hubungan
Mahasiswa dengan
Komunitas Di Asrama
Count
% within Hubungan
Mahasiswa dengan
Komunitas Di Asrama
Count
% within Hubungan
Mahasiswa dengan
Komunitas Di Asrama
Hubungan Mahasiswa
dengan Komunitas Di
Asrama
Negatif
Positif
5
16
Total
21
16.1%
9.5%
10.5%
26
153
179
83.9%
90.5%
89.5%
31
169
200
100.0%
100.0%
100.0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square
Continuity Correction
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
a
Value
1.237b
.630
1.112
df
1
1
1
Asymp. Sig.
(2-sided)
.266
.427
.292
Exact Sig.
(2-sided)
.334
1.231
1
.267
200
a. Computed only for a 2x2 table
b. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.
26.
Exact Sig.
(1-sided)
.207
122
Motif Relevansi * Lingkungan Sosial
Crosstab
Motif Relevansi
Tidak Mempunyai Motif
Mempunyai Motif
Total
Count
% within
Lingkungan Sosial
Count
% within
Lingkungan Sosial
Count
% within
Lingkungan Sosial
Lingkungan Sosial
Negatif
Positif
1
20
Total
21
4.8%
11.2%
10.5%
20
159
179
95.2%
88.8%
89.5%
21
179
200
100.0%
100.0%
100.0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square
Continuity Correction
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
a
Value
.822b
.281
.989
df
1
1
1
Asymp. Sig.
(2-sided)
.365
.596
.320
Exact Sig.
(2-sided)
.705
.818
1
Exact Sig.
(1-sided)
.322
.366
200
a. Computed only for a 2x2 table
b. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.
21.
Motif Percaya Diri * Hubungan Mahasiswa dengan Dosen
Crosstab
Motif Percaya
Diri
Tidak Mempunyai Motif
Mempunyai Motif
Total
Count
% within Hubungan
Mahasiswa dengan
Dosen
Count
% within Hubungan
Mahasiswa dengan
Dosen
Count
% within Hubungan
Mahasiswa dengan
Dosen
Hubungan Mahasiswa
dengan Dosen
Negatif
Positif
8
6
Total
14
8.9%
5.5%
7.0%
82
104
186
91.1%
94.5%
93.0%
90
110
200
100.0%
100.0%
100.0%
123
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square
Continuity Correction
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
a
Value
.897b
.447
.892
df
1
1
1
.892
Asymp. Sig.
(2-sided)
.344
.504
.345
1
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
.409
.251
.345
200
a. Computed only for a 2x2 table
b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.
30.
Motif Percaya Diri * Hubungan Mahasiswa dengan Teman
Crosstab
Motif Percaya
Diri
Tidak Mempunyai Motif
Mempunyai Motif
Total
Count
% within Hubungan
Mahasiswa dengan
Teman
Count
% within Hubungan
Mahasiswa dengan
Teman
Count
% within Hubungan
Mahasiswa dengan
Teman
Hubungan Mahasiswa
dengan Teman
Negatif
Positif
1
13
Total
14
6.3%
7.1%
7.0%
15
171
186
93.8%
92.9%
93.0%
16
184
200
100.0%
100.0%
100.0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square
Continuity Correction
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
a
Value
.015b
.000
.016
df
1
1
1
Asymp. Sig.
(2-sided)
.902
1.000
.901
Exact Sig.
(2-sided)
1.000
.015
1
.903
200
a. Computed only for a 2x2 table
b. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.
12.
Exact Sig.
(1-sided)
.690
124
Motif Percaya Diri * Hubungan Mahasiswa dengan Keluarga
Crosstab
Motif Percaya
Diri
Tidak Mempunyai Motif
Mempunyai Motif
Total
Count
% within Hubungan
Mahasiswa dengan
Keluarga
Count
% within Hubungan
Mahasiswa dengan
Keluarga
Count
% within Hubungan
Mahasiswa dengan
Keluarga
Hubungan Mahasiswa
dengan Keluarga
Negatif
Positif
1
13
Total
14
5.6%
7.1%
7.0%
17
169
186
94.4%
92.9%
93.0%
18
182
200
100.0%
100.0%
100.0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square
Continuity Correction
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
a
Value
.063b
.000
.067
df
1
1
1
Asymp. Sig.
(2-sided)
.801
1.000
.795
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
1.000
.063
1
.635
.802
200
a. Computed only for a 2x2 table
b. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.
26.
Motif Percaya Diri * Hubungan Mahasiswa dengan Komunitas
Di Asrama
Crosstab
Motif Percaya
Diri
Tidak Mempunyai Motif
Mempunyai Motif
Total
Count
% within Hubungan
Mahasiswa dengan
Komunitas Di Asrama
Count
% within Hubungan
Mahasiswa dengan
Komunitas Di Asrama
Count
% within Hubungan
Mahasiswa dengan
Komunitas Di Asrama
Hubungan Mahasiswa
dengan Komunitas Di
Asrama
Negatif
Positif
4
10
Total
14
12.9%
5.9%
7.0%
27
159
186
87.1%
94.1%
93.0%
31
169
200
100.0%
100.0%
100.0%
125
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square
Continuity Correction
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
a
Value
1.964b
1.037
1.671
df
1
1
1
Asymp. Sig.
(2-sided)
.161
.308
.196
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
.240
1.954
1
.153
.162
200
a. Computed only for a 2x2 table
b. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.
17.
Motif Percaya Diri * Lingkungan Sosial
Crosstab
Motif Percaya
Diri
Tidak Mempunyai Motif
Mempunyai Motif
Total
Count
% within
Lingkungan Sosial
Count
% within
Lingkungan Sosial
Count
% within
Lingkungan Sosial
Lingkungan Sosial
Negatif
Positif
2
12
Total
14
9.5%
6.7%
7.0%
19
167
186
90.5%
93.3%
93.0%
21
179
200
100.0%
100.0%
100.0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square
Continuity Correction
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
a
Value
.230b
.001
.210
df
1
1
1
Asymp. Sig.
(2-sided)
.632
.978
.646
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
.646
.228
1
.633
200
a. Computed only for a 2x2 table
b. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.
47.
Motif Kepuasan * Hubungan Mahasiswa dengan Dosen
.446
126
Crosstab
Motif Kepuasan
Tidak Mempunyai Motif
Mempunyai Motif
Total
Count
% within Hubungan
Mahasiswa dengan
Dosen
Count
% within Hubungan
Mahasiswa dengan
Dosen
Count
% within Hubungan
Mahasiswa dengan
Dosen
Hubungan Mahasiswa
dengan Dosen
Negatif
Positif
36
49
Total
85
40.0%
44.5%
42.5%
54
61
115
60.0%
55.5%
57.5%
90
110
200
100.0%
100.0%
100.0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square
Continuity Correction
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
a
Value
.419b
.253
.419
df
1
1
1
Asymp. Sig.
(2-sided)
.518
.615
.517
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
.566
.416
1
.308
.519
200
a. Computed only for a 2x2 table
b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 38.
25.
Motif Kepuasan * Hubungan Mahasiswa dengan Teman
Crosstab
Motif Kepuasan
Tidak Mempunyai Motif
Mempunyai Motif
Total
Count
% within Hubungan
Mahasiswa dengan
Teman
Count
% within Hubungan
Mahasiswa dengan
Teman
Count
% within Hubungan
Mahasiswa dengan
Teman
Hubungan Mahasiswa
dengan Teman
Negatif
Positif
4
81
Total
85
25.0%
44.0%
42.5%
12
103
115
75.0%
56.0%
57.5%
16
184
200
100.0%
100.0%
100.0%
127
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square
Continuity Correction
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
a
Value
2.179b
1.471
2.306
df
1
1
1
Asymp. Sig.
(2-sided)
.140
.225
.129
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
.189
2.169
1
.111
.141
200
a. Computed only for a 2x2 table
b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.
80.
Motif Kepuasan * Hubungan Mahasiswa dengan Keluarga
Crosstab
Motif Kepuasan
Tidak Mempunyai Motif
Mempunyai Motif
Total
Count
% within Hubungan
Mahasiswa dengan
Keluarga
Count
% within Hubungan
Mahasiswa dengan
Keluarga
Count
% within Hubungan
Mahasiswa dengan
Keluarga
Hubungan Mahasiswa
dengan Keluarga
Negatif
Positif
6
79
Total
85
33.3%
43.4%
42.5%
12
103
115
66.7%
56.6%
57.5%
18
182
200
100.0%
100.0%
100.0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square
Continuity Correction
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
a
Value
.680b
.330
.696
.677
df
1
1
1
1
Asymp. Sig.
(2-sided)
.410
.565
.404
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
.463
.286
.411
200
a. Computed only for a 2x2 table
b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.
65.
128
Motif Kepuasan * Hubungan Mahasiswa dengan Komunitas Di
Asrama
Crosstab
Motif Kepuasan
Tidak Mempunyai Motif
Mempunyai Motif
Total
Count
% within Hubungan
Mahasiswa dengan
Komunitas Di Asrama
Count
% within Hubungan
Mahasiswa dengan
Komunitas Di Asrama
Count
% within Hubungan
Mahasiswa dengan
Komunitas Di Asrama
Hubungan Mahasiswa
dengan Komunitas Di
Asrama
Negatif
Positif
11
74
Total
85
35.5%
43.8%
42.5%
20
95
115
64.5%
56.2%
57.5%
31
169
200
100.0%
100.0%
100.0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square
Continuity Correction
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
a
Value
.739b
.438
.750
df
1
1
1
Asymp. Sig.
(2-sided)
.390
.508
.386
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
.434
.735
1
.256
.391
200
a. Computed only for a 2x2 table
b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 13.
18.
Motif Kepuasan * Lingkungan Sosial
Crosstab
Motif Kepuasan
Tidak Mempunyai Motif
Mempunyai Motif
Total
Count
% within
Lingkungan Sosial
Count
% within
Lingkungan Sosial
Count
% within
Lingkungan Sosial
Lingkungan Sosial
Negatif
Positif
7
78
Total
85
33.3%
43.6%
42.5%
14
101
115
66.7%
56.4%
57.5%
21
179
200
100.0%
100.0%
100.0%
129
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square
Continuity Correction
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
a
Value
.807b
.442
.825
df
1
1
1
Asymp. Sig.
(2-sided)
.369
.506
.364
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
.485
.803
1
.255
.370
200
a. Computed only for a 2x2 table
b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8.
93.
Motivasi Belajar * Hubungan Mahasiswa dengan Dosen
Crosstab
Motivasi
Belajar
Tidak Mempunyai
Motivasi
Hubungan Mahasiswa
dengan Dosen
Negatif
Positif
7
2
Count
% within Hubungan
Mahasiswa dengan
Dosen
Count
% within Hubungan
Mahasiswa dengan
Dosen
Count
% within Hubungan
Mahasiswa dengan
Dosen
Mempunyai Motivasi
Total
Total
9
7.8%
1.8%
4.5%
83
108
191
92.2%
98.2%
95.5%
90
110
200
100.0%
100.0%
100.0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square
Continuity Correction
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
a
Value
4.091b
2.822
4.220
4.070
df
1
1
1
1
Asymp. Sig.
(2-sided)
.043
.093
.040
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
.081
.046
.044
200
a. Computed only for a 2x2 table
b. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.
05.
130
Motivasi Belajar * Hubungan Mahasiswa dengan Teman
Crosstab
Motivasi
Belajar
Tidak Mempunyai
Motivasi
Hubungan Mahasiswa
dengan Teman
Negatif
Positif
1
8
Count
% within Hubungan
Mahasiswa dengan
Teman
Count
% within Hubungan
Mahasiswa dengan
Teman
Count
% within Hubungan
Mahasiswa dengan
Teman
Mempunyai Motivasi
Total
Total
9
6.3%
4.3%
4.5%
15
176
191
93.8%
95.7%
95.5%
16
184
200
100.0%
100.0%
100.0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square
Continuity Correction
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
a
Value
.124b
.000
.112
df
1
1
1
Asymp. Sig.
(2-sided)
.725
1.000
.738
Exact Sig.
(2-sided)
.535
.123
1
Exact Sig.
(1-sided)
.535
.725
200
a. Computed only for a 2x2 table
b. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .
72.
Motivasi Belajar * Hubungan Mahasiswa dengan Keluarga
Crosstab
Motivasi
Belajar
Tidak Mempunyai
Motivasi
Mempunyai Motivasi
Total
Count
% within Hubungan
Mahasiswa dengan
Keluarga
Count
% within Hubungan
Mahasiswa dengan
Keluarga
Count
% within Hubungan
Mahasiswa dengan
Keluarga
Hubungan Mahasiswa
dengan Keluarga
Negatif
Positif
1
8
Total
9
5.6%
4.4%
4.5%
17
174
191
94.4%
95.6%
95.5%
18
182
200
100.0%
100.0%
100.0%
131
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square
Continuity Correction
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
a
Value
.051b
.000
.048
df
1
1
1
.051
Asymp. Sig.
(2-sided)
.821
1.000
.826
1
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
.580
.580
.821
200
a. Computed only for a 2x2 table
b. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .
81.
Motivasi Belajar * Hubungan Mahasiswa dengan Komunitas
Di Asrama
Crosstab
Motivasi
Belajar
Tidak Mempunyai
Motivasi
Count
% within Hubungan
Mahasiswa dengan
Komunitas Di Asrama
Count
% within Hubungan
Mahasiswa dengan
Komunitas Di Asrama
Count
% within Hubungan
Mahasiswa dengan
Komunitas Di Asrama
Mempunyai Motivasi
Total
Hubungan Mahasiswa
dengan Komunitas Di
Asrama
Negatif
Positif
1
8
Total
9
3.2%
4.7%
4.5%
30
161
191
96.8%
95.3%
95.5%
31
169
200
100.0%
100.0%
100.0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square
Continuity Correction
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
a
Value
.139b
.000
.151
df
1
1
1
Asymp. Sig.
(2-sided)
.710
1.000
.698
Exact Sig.
(2-sided)
1.000
.138
1
.710
200
a. Computed only for a 2x2 table
b. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.
40.
Motivasi Belajar * Lingkungan Sosial
Exact Sig.
(1-sided)
.580
132
Crosstab
Motivasi
Belajar
Tidak Mempunyai
Motivasi
Lingkungan Sosial
Negatif
Positif
1
8
Count
% within
Lingkungan Sosial
Count
% within
Lingkungan Sosial
Count
% within
Lingkungan Sosial
Mempunyai Motivasi
Total
Total
9
4.8%
4.5%
4.5%
20
171
191
95.2%
95.5%
95.5%
21
179
200
100.0%
100.0%
100.0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square
Continuity Correction
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
a
Value
.004b
.000
.004
.004
df
1
1
1
1
Asymp. Sig.
(2-sided)
.951
1.000
.952
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
1.000
.639
.951
200
a. Computed only for a 2x2 table
b. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .
95.
Indeks Prestasi * Hubungan Mahasiswa dengan Dosen
Crosstab
Indeks Prestasi
< 2,75
>= 2,75
Total
Count
% within Hubungan
Mahasiswa dengan
Dosen
Count
% within Hubungan
Mahasiswa dengan
Dosen
Count
% within Hubungan
Mahasiswa dengan
Dosen
Hubungan Mahasiswa
dengan Dosen
Negatif
Positif
43
48
Total
91
47.8%
43.6%
45.5%
47
62
109
52.2%
56.4%
54.5%
90
110
200
100.0%
100.0%
100.0%
133
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square
Continuity Correction
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
a
Value
.342b
.196
.342
df
1
1
1
Asymp. Sig.
(2-sided)
.558
.658
.559
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
.571
.341
1
.329
.559
200
a. Computed only for a 2x2 table
b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 40.
95.
Indeks Prestasi * Hubungan Mahasiswa dengan Teman
Crosstab
Indeks Prestasi
< 2,75
>= 2,75
Total
Hubungan Mahasiswa
dengan Teman
Negatif
Positif
10
81
Count
% within Hubungan
Mahasiswa dengan
Teman
Count
% within Hubungan
Mahasiswa dengan
Teman
Count
% within Hubungan
Mahasiswa dengan
Teman
Total
91
62.5%
44.0%
45.5%
6
103
109
37.5%
56.0%
54.5%
16
184
200
100.0%
100.0%
100.0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square
Continuity Correction
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
a
Value
2.027b
1.350
2.025
2.017
df
1
1
1
1
Asymp. Sig.
(2-sided)
.155
.245
.155
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
.194
.123
.156
200
a. Computed only for a 2x2 table
b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.
28.
134
Indeks Prestasi * Hubungan Mahasiswa dengan Keluarga
Crosstab
Indeks Prestasi
< 2,75
>= 2,75
Total
Hubungan Mahasiswa
dengan Keluarga
Negatif
Positif
9
82
Count
% within Hubungan
Mahasiswa dengan
Keluarga
Count
% within Hubungan
Mahasiswa dengan
Keluarga
Count
% within Hubungan
Mahasiswa dengan
Keluarga
Total
91
50.0%
45.1%
45.5%
9
100
109
50.0%
54.9%
54.5%
18
182
200
100.0%
100.0%
100.0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square
Continuity Correction
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
a
Value
.162b
.024
.161
df
1
1
1
Asymp. Sig.
(2-sided)
.688
.878
.688
Exact Sig.
(2-sided)
.805
.161
1
Exact Sig.
(1-sided)
.437
.688
200
a. Computed only for a 2x2 table
b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8.
19.
Indeks Prestasi * Hubungan Mahasiswa dengan Komunitas Di
Asrama
Crosstab
Indeks Prestasi
< 2,75
>= 2,75
Total
Count
% within Hubungan
Mahasiswa dengan
Komunitas Di Asrama
Count
% within Hubungan
Mahasiswa dengan
Komunitas Di Asrama
Count
% within Hubungan
Mahasiswa dengan
Komunitas Di Asrama
Hubungan Mahasiswa
dengan Komunitas Di
Asrama
Negatif
Positif
17
74
Total
91
54.8%
43.8%
45.5%
14
95
109
45.2%
56.2%
54.5%
31
169
200
100.0%
100.0%
100.0%
135
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square
Continuity Correction
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
Value
1.290b
.883
1.285
a
df
1
1
1
Asymp. Sig.
(2-sided)
.256
.347
.257
Exact Sig.
(2-sided)
.327
1.284
1
Exact Sig.
(1-sided)
.174
.257
200
a. Computed only for a 2x2 table
b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 14.
11.
Indeks Prestasi * Lingkungan Sosial
Crosstab
Indeks Prestasi
< 2,75
>= 2,75
Total
Lingkungan Sosial
Negatif
Positif
11
80
Count
% within
Lingkungan Sosial
Count
% within
Lingkungan Sosial
Count
% within
Lingkungan Sosial
Total
91
52.4%
44.7%
45.5%
10
99
109
47.6%
55.3%
54.5%
21
179
200
100.0%
100.0%
100.0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square
Continuity Correction
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
a
Value
.448b
.192
.446
.446
df
1
1
1
Asymp. Sig.
(2-sided)
.503
.662
.504
1
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
.644
.330
.504
200
a. Computed only for a 2x2 table
b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9.
56.
Indeks Prestasi * Motif Ingin Tahu
136
Crosstab
Indeks Prestasi
< 2,75
>= 2,75
Total
Count
% within Motif Ingin Tahu
Count
% within Motif Ingin Tahu
Count
% within Motif Ingin Tahu
Motif Ingin Tahu
Tidak
Mempunyai
Mempunyai
Motif
Motif
17
74
50.0%
44.6%
17
92
50.0%
55.4%
34
166
100.0%
100.0%
Total
91
45.5%
109
54.5%
200
100.0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square
Continuity Correction
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
a
Value
.335b
.152
.333
df
1
1
1
Asymp. Sig.
(2-sided)
.563
.697
.564
Exact Sig.
(2-sided)
.576
.333
1
Exact Sig.
(1-sided)
.348
.564
200
a. Computed only for a 2x2 table
b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 15.
47.
Indeks Prestasi * Motif Relevansi
Crosstab
Indeks Prestasi
< 2,75
>= 2,75
Total
Count
% within Motif Relevansi
Count
% within Motif Relevansi
Count
% within Motif Relevansi
Motif Relevansi
Tidak
Mempunyai
Mempunyai
Motif
Motif
16
75
76.2%
41.9%
5
104
23.8%
58.1%
21
179
100.0%
100.0%
Total
91
45.5%
109
54.5%
200
100.0%
137
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square
Continuity Correction
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
Value
8.912b
7.583
9.156
a
Asymp. Sig.
(2-sided)
.003
.006
.002
df
1
1
1
Exact Sig.
(2-sided)
.004
8.868
1
Exact Sig.
(1-sided)
.003
.003
200
a. Computed only for a 2x2 table
b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9.
56.
Indeks Prestasi * Motif Percaya Diri
Crosstab
Indeks Prestasi
< 2,75
>= 2,75
Total
Motif Percaya Diri
Tidak
Mempunyai
Mempunyai
Motif
Motif
7
84
Count
% within Motif
Percaya Diri
Count
% within Motif
Percaya Diri
Count
% within Motif
Percaya Diri
Total
91
50.0%
45.2%
45.5%
7
102
109
50.0%
54.8%
54.5%
14
186
200
100.0%
100.0%
100.0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square
Continuity Correction
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
a
Value
.123b
.005
.122
.122
df
1
1
1
1
Asymp. Sig.
(2-sided)
.726
.942
.726
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
.785
.468
.727
200
a. Computed only for a 2x2 table
b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.
37.
138
Indeks Prestasi * Motif Kepuasan
Crosstab
Indeks Prestasi
< 2,75
>= 2,75
Total
Motif Kepuasan
Tidak
Mempunyai
Mempunyai
Motif
Motif
37
54
43.5%
47.0%
48
61
56.5%
53.0%
85
115
100.0%
100.0%
Count
% within Motif Kepuasan
Count
% within Motif Kepuasan
Count
% within Motif Kepuasan
Total
91
45.5%
109
54.5%
200
100.0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square
Continuity Correction
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
a
Value
.231b
.114
.232
df
1
1
1
Asymp. Sig.
(2-sided)
.630
.736
.630
Exact Sig.
(2-sided)
.668
.230
1
Exact Sig.
(1-sided)
.368
.631
200
a. Computed only for a 2x2 table
b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 38.
68.
Indeks Prestasi * Motivasi Belajar
Crosstab
Indeks Prestasi
< 2,75
>= 2,75
Total
Count
% within Motivasi Belajar
Count
% within Motivasi Belajar
Count
% within Motivasi Belajar
Motivasi Belajar
Tidak
Mempunyai
Mempunyai
Motivasi
Motivasi
7
84
77.8%
44.0%
2
107
22.2%
56.0%
9
191
100.0%
100.0%
Total
91
45.5%
109
54.5%
200
100.0%
139
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square
Continuity Correction
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
a
Value
3.959b
2.714
4.096
df
1
1
1
Asymp. Sig.
(2-sided)
.047
.099
.043
Exact Sig.
(2-sided)
.082
3.940
1
.047
200
a. Computed only for a 2x2 table
b. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.
10.
Exact Sig.
(1-sided)
.049
Download