RANGKUMAN Ekonomi industri adalah ilmu ekonomi yang mempelajari aspek ekonomi dari industri yaitu aspek pasar dan perusahaan. Ekonomi industri menelaah struktur pasar dan perusahaan yg secara relatif lebih menekankan pada studi empiris faktor-faktor yg mempengaruhi struktur, perilaku dan kinerja pasar. Ekonomi Industri adalah studi tentang perusahaan, industri dan pasar. Ini terlihat pada perusahaan dari semua ukuran dari toko-toko kecil hingga raksasa multinasional. Hal tersebut mempertimbangkan berbagai macam industri, seperti pembangkit listrik, produksi mobil dan restoran. Ekonomi Industri juga memberi wawasan tentang cara perusahaan mengatur kegiatan usaha, serta mempertimbangkan motivasi mereka. Banyak kajian ekonomi industri memeriksa tujuan alternatif selain laba maksimal, seperti mencoba untuk menumbuhkan pangsa pasar. Salah satu masalah utama dalam ekonomi industri adalah menilai kompetisi dalam pasar. Pasar kompetitif biasanya baik untuk konsumen (meskipun mereka kadang tidak layak) sehingga sebagian besar pelatihan ekonomi industri termasuk analisis tentang bagaimana mengukur tingkat persaingan di pasar. Theory of the firm atau teori perusahaan adalah cabang manajemen yang memperhatikan dan fokus pada sifat korporasi, daripada sifat pasar. Teori ini menggabungkan pandangan dari segi psikologi, sosiologi, dan teori permainan, dan berfokus pada pengurangan biaya transaksi. Teori ini menyatakan bahwa sifat keseluruhan perusahaan adalah memaksimalkan laba, yang berarti berusaha membesarkan perbedaan antara pendapatan dan biaya. Tujuan perusahaan adalah untuk menentukan harga dan permintaan di pasar dan mengalokasikan sumber daya untuk memaksimalkan laba. Konsep Laba Konvensional Berdasarkan konsep ini, laba didefinisi sebagai selisih pendapatan dan biaya yang diukur dan disajikan atas dasar prinsip akuntansi berterima umum (PABU). Laba akuntansi menurut konsep konvensional memiliki beberapa kelemahan, yaitu: tidak bermakna semantik, berfokus pemegang saham, PABU memberi peluang perbedaan antarentitas, berbasis kos histories, dan hanya sebagian masukan informasi bagi investor. Konsep Laba Dalam Tataran Semantik Konsep laba dalam tataran semantik berkaitan dengan masalah makna apa yang harus dilekatkan oleh perekayasa pelaporan pada simbol atau elemen laba sehingga laba bermanfaat dan bermakna sebagai informasi. Terdapat beberapa konsep atau fungsi laba dalam tataran semantik, yaitu: pengukur kinerja, konfirmasi harapan investor, dan sebagai estimator laba ekonomik. Tujuan perusahaan merupakan dasar yang melandasi pembentukan suatu perusahaan. Hal ini dirumuskan berdasarkan target kuantitatif, kualitatif serta pencapaian keuntungan. Setiap perusahaan mencanangkan masingmasing tujuannya berdasarkan hasil keputusan rapat direksi maupun pendiri usaha. Tujuan yang ditetapkan akan menjadi titik yang menentukan arah perusahaan tersebut. Pentingnya memiliki tujuan adalah agar semua kegiatan operasional dapat terarah dan bergerak menuju titik tujuanIndustrialisasi adalah suatu proses perubahan sosial ekonomi yang mengubah sistem pencaharian masyarakat agraris menjadi masyarakat industri.[1] Industrialisasi juga bisa diartikan sebagai suatu keadaan di mana masyarakat berfokus pada ekonomi yang meliputi pekerjaan yang semakin beragam (spesialisasi), gaji, dan penghasilan yang semakin tinggi. Industrialisasi adalah bagian dari proses modernisasi di mana perubahan sosial dan perkembangan ekonomi erat hubungannya dengan inovasi teknMarket structure atau struktur pasar mengacu pada karakteristik organisasi pasar yang menentukan perilaku perusahaan dalam suatu industri. Ini menentukan sifat persaingan dan harga dan memiliki implikasi terhadap pangsa pasar dan keuntungan yang didapat perusahaan. Struktur pasar penting karena mempengaruhi hasil pasar, terutama dalam hal keuntungan. Ini mempengaruhi peluang, motivasi, dan keputusan strategis pelaku ekonomi yang berpartisipasi di pasar. Perusahaan menganalisisnya untuk menjelaskan dan memprediksi hasil pasar, terutama laba. Bagi pemerintah, ia memberi tahu mereka cara mengatur pasar, memastikan persaingan yang adil, dan mengurangi dampak buruk persaingan tidak adil seperti kartel bagi perekonomian. Oligopoli adalah struktur pasar di mana beberapa perusahaan mengendalikan suatu industri dan menetapkan harga lebih tinggi daripada biasanya jika ada lebih banyak persaingan. Oligopoli terjadi ketika sangat sulit bagi perusahaan-perusahaan baru memasuki suatu industri. Hambatan ini menjadikan beberapa perusahaanlah yang akhirnya mengendalikan industri tersebut. Perusahaan-perusahaan ini menjual produk serupa, biasanya hanya dibedakan oleh branding (merk) dan pemasaran. Karena hanya sedikit perusahaan yang menjual jenis produk tersebut, sehingga memungkinkan bagi mereka untuk menetapkan dan menjaga harga tetap tinggi bagi konsumen. Satu-satunya kompetisi yang mereka miliki adalah di antara mereka sendiri, yang biasanya dapat menghambat inovasi. Pasar monopoli (dari bahasa Yunani: monos, satu + polein, menjual) adalah suatu bentuk pasar di mana hanya terdapat satu penjual yang menguasai pasar. Penentu harga pada pasar ini adalah seorang penjual atau sering disebut sebagai "monopolis". Sebagai penentu harga (price-maker), seorang asu dapat menaikan atau mengurangi harga dengan cara menentukan jumlah barang yang akan diproduksi; semakin sedikit barang yang diproduksi, semakin mahal harga barang tersebut, begitu pula sebaliknya. Walaupun demikian, penjual juga memiliki suatu keterbatasan dalam penetapan harga. Apabila penetapan harga terlalu mahal, maka orang akan menunda pembelian atau berusaha mencari atau membuat barang subtitusi (pengganti) produk tersebut atau —lebih buruk lagi— mencarinya di pasar gelap (black market). Industrialisasi substitusi impor (ISI) adalah kebijakan perdagangan dan ekonomi yang mendukung penggantian barang impor asing dengan barang produksi dalam negeri. ISI didasarkan pada anggapan bahwa sebuah negara harus mengurangi ketergantungannya pada negara asing dengan mengembangkan produk industri dalam negerinya. Pengertian Politik Proteksi, Tarif dan Bea Masuk, Pelarangan Impor, Kuota atau Pembatasan Impor, Subsidi, Dumping Politik proteksi adalah kebijakan pemerintah untuk melindungi industri dalam negeri yang sedang tumbuh (infant industry) dan persaingan-persaingan barangbarang impor. Tujuan kebijakan proteksi adalah: memaksimalkan produksi dalam negeri; memperluas lapangan kerja, memelihara tradisi nasional, menghindari risiko yang mungkin timbul jika hanya menggantungkan diri pada satu komoditi andalan, menjaga stabilitas nasional, yang dikhawatirkan akan terganggu jika bergantung pada negara lain. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi setiap tahun yang mencapai rata rata diatas 6 pertahun, memberikan peluang bagi tumbuhnya kesempatan kerja baru. Memang ada sinyalemen bahwa kualitas pertumbuhan ekonomi yang kita capai, masih jauh dari kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja. Salah satu alasanya adalah rendahnya pertumbuhan ekonomi yang dicapai. Diperkirakan setiap 1 persen pertumbuhan ekonomi yang kita capai hanya mampu menyerap tenaga kerja maksimal 250 ribu, sementara menurut standar organisasi perburuhan internasonal (international labour organization/ILO), setiap 1 persen pertumbuhan ekonomi bisa menyerap 350 ribu sampai 400 ribu tenaga kerja. Ini adalah sebuah tantangan dalam perekonomian kita. Sebab pengangguran kita masih cukup tinggi, sementara perekonomian terus tumbuh positif, tetapi masih kurang mampu menyerap pertumbuhan tenaga kerja baru. Menurut McKinsey Global Institute, pertumbuhan ekonomi Indonesia termasuk paling stabil di dunia, melebihi pertumbuhan ekonomi negara-negara maju yang tergabung dalam Organisasi Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD). Bahkan McKinsey Global Institute memperkirakan ekonomi Indonesia akan menjadi terbesar ke-7 dunia pada 2030 mendatang. Komite Ekonomi Indonesia (KEN), juga memperkirakan Indonesia akan menjadi negara maju menuju lima besar kekuatan ekonomi dunia pada 2030. Keberhasilan dalam pengelolaan ekonomi yang ditandai oleh pertumbuhan ekonomi yang tinggi, pada satu mampu dinikmati oleh kelompok masyarakat melalui peningkatan pendapatan sehingga berhasil menjadi kelas menengah. McKinsey Global Institute merilis, pada tahun 2030 pertumbuhan kelas konsumen menjadi 135 juta dari 45 juta penduduk yang saat ini berpendapatan US$3.600 per kapita per tahun Namun pada sisi lain, masih banyak kelompok masyarakat yang tersisihkan dalam derap laju pembangunan. Artinya pertumbuhan ekonomi yang dicapai tidak memberikan tetesan kemakmuran pada sebagian kelompok masyarakat yang lain.