KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL SUMBERDAYA AIR DIREKTORAT BINA OPERASI DAN PEMELIHARAAN BUKU KE-1 PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN ASET DAN KINERJA SISTEM IRIGASI (PAKSI) MODUL PENGELOLAAN ASET IRIGASI (PAI) PROSEDUR PENGELOLAAN ASET IRIGASI (PAI) 2019 DAFTAR ISI PROSEDUR PENGELOLAAN ASET IRIGASI 1 Defenisi PAI 1 2 Kegiatan PAI 1 3 Kegunaan PAI 1 4 PAI dan Kewenangan Atas DI 4 5 Sistem Informasi PAI-ePAKSI 5 6 Kegiatan Inventarisasi Aset Irigasi 5 7 Kegiatan – Kegiatan Lain PAI 9 8 Organisasi Pelaksana PAI dan Tugasnya 10 MODUL 1 PROSEDUR PENGELOLAAN ASET IRIGASI (PAI) Dalam modul ini akan dijelaskan hal-hal yang berkenaan dengan : Dasar hukum dari penyelenggaraan PAI; Kegiatan-kegiatan yang mendukung penyelenggaraan PAI; Kewenangan atas DI dan penyelenggaraan PAI; Sistem Informasi PAI - ePAKSI; Uraian masing-masing kegiatan PAI; Siapa melaksanakan apa; dan Organisasi PAI. 1. Defenisi PAI Menurut Permen PUPR No. 23/PRT/M/2015, definisi Pengelolaan Aset Irigasi (PAI) adalah proses manajemen yang terstruktur untuk perencanaan pemeliharaan dan pendanaan sistem irigasi guna mencapai tingkat pelayanan yang ditetapkan dan berkelanjutan bagi pemakai air irigasi dan pengguna jaringan irigasi dengan pembiayaan pengelolaan aset irigasi seefisien mungkin. 2. Kegiatan PAI Permen PUPR No. 23/PRT/M/2015 telah mengatur prosedur PAI yaitu yang terdiri dari 5 kegiatan: 1. Inventarisasi aset irigasi; 2. Perencanaan pengelolaan aset irigasi; 3. Pelaksanaan pengelolaan aset irigasi; 4. Evaluasi pelaksanaan pengelolaan aset irigasi; dan 5. Pemutakhiran data inventarisasi aset irigasi. 3. Kegunaan PAI 3.1 Kegunaan Umum PAI Secara umum PAI mempunyai beberapa kegunaan sebagai berikut: 1. Meningkatkan kinerja sistem irigasi; 2. Meningkatkan kepuasan pengguna air irigasi; 3. Meningkatkan keandalan sistem irigasi; 4. Meningkatkan efisiensi biaya operasi dan pemeliharaan; dan 5. Mengurangi penghapusan aset irigasi. 1 3.2 Kegunaan bagi masyarakat petani pemakai air (P3A) 1. Untuk mendapatkan kesempatan berpartisipasi dalam bagian pekerjaan tertentu (misalnya pengerukan lumpur) sesuai dengan kemauan dan kemampuannya serta semangat kemitraan dan kemandirian; 2. Untuk meningkatkan rasa memiliki, rasa tanggung jawab, serta meningkatkan kemampuan masyarakat petani dalam rangka mewujudkan efisiensi, efektifitas, dan keberlanjutan sistem irigasi; 3. Untuk mendapatkan kesempatan untuk berpartisipasi dalam bentuk memberikan sumbangan pemikiran, dan gagasan; 4. Untuk mendapatkan gambaran nyata mengenai kondisi lapangan dengan ikut serta melaksanakan survei penelusuran lapangan bekerja sama dengan penanggung jawab kegiatan; dan 5. Untuk lebih lanjut masyarakat petani pemakai air dapat bekerja sama dengan penanggung jawab lapangan guna melaksanakan desain partisipatif jaringan irigasi. Gambar 01. Ilustrasi Kegiatan P3A 3.3. Kegunaan bagi Komisi Irigasi 1. Untuk mendapatkan bahan penyusunan dan pelaksanaan koordinasi perencanaan pengelolaan irigasi partisipatif dalam menunjang kinerja pembangunan daerah; 2 2. Untuk mendapatkan bahan untuk merumuskan kebijakan untuk mempertahankan dan meningkatkan kondisi dan fungsi jaringan irigasi; dan 3. Untuk mendapatkan bahan untuk memberikan rekomendasi prioritas alokasi Dana Pengelolaan Irigasi (DPI) yang diusulkan oleh organisasi petani pemakai air pada suatu daerah irigasi. Gambar 02. Ilustrasi Pertemuan KOMIR 3.4. Kegunaan bagi Instansi Daerah yang terkait dengan irigasi 1. Untuk mendapatkan bahan guna penyusunan rencana strategis pengelolaan irigasi partisipatif dan pemberdayaan perkumpulan petani pemakai air; 2. Untuk memfasilitasi kegiatan pembinaan dan pengembangan perkumpulan petani pemakai air pada suatu daerah irigasi; 3. Untuk mendapatkan bahan guna penyusunan program kerja pengelolaan irigasi partisipatif di tingkat sistem utama (primer dan sekunder); 4. Untuk bahan pertimbangan guna menjaga dan meningkatkan kondisi fisik dan tingkat kefungsian jaringan irigasi; 3 5. Sebagai bahan dalam penetapan penyusunan Angka Kebutuhan Nyata Pengelolaan Irigasi (AKNPI/AKNOP) pada tingkat sistem utama (jaringan primer dan sekunder); 6. Sebagai bahan pertimbangan guna peningkatan pelayanan kebutuhan air irigasi bagi perkumpulan petani pemakai air; 7. Sebagai bahan penetapan Kerjasama Pengelolaan Irigasi di antara instansi daerah yang terkait irigasi; dan 8. Untuk penyusunan dan pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi kinerja pengelolaan irigasi patisipatif dan pemberdayaan perkumpulan petani pemakai air. 4. PAI dan Kewenangan Atas DI 4.1 Penyelenggaraan PAI atas DI Pemerintah Pada prinsipnya penyelenggaraan PAI atas DI Pemerintah sesuai dengan kewenangan yang ada pada DI tersebut menurut Permen PUPR No. 14/PRT/M/2015 tentang Kriteria dan Penetapan Status Daerah Irigasi; 3.2 Penyelenggaraan PAI atas DI pengelolaannya kepada P3A; dan yang telah diserahkan 3.3 Penyelenggaraan PAI atas DI yang kepemilikan bukan pemerintah Penyelenggaraan PAI atas DI non pemerintah dilakukan sendiri oleh pemiliknya. Namun mereka wajib untuk melaporkan hasilnya (terutama hasil inventarisasinya) kepada pemangku kewenangan sebagaimana diatur dalam PUPR No. 14/PRT/M/2015. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 1. Pelaporan DI Non Pemerintah No. DI non pemerintah Laporan kepada 1 Luas < 1000 ha terletak di Dinas yang membidangi 1 Kabupaten/Kota irigasi di tingkat Kabupaten/Kota 2 Luas antara 1000 ha dan Dinas yang membidangi 3000 ha atau seluas irigasi di tingkat Provinsi apapun tapi terletak di 2 atau lebih Kabupaten/Kota 3 Luas > 3000 ha atau seluas Pemerintah Pusat (Ditjen apapun tapi terletak di 2 SDA) atau UPT-nya tematau lebih Provinsi pat DI yang bersangkutan berada. 4 5 Sistem Informasi PAI - ePAKSI Untuk mendukung terselenggaranya PAI, dikembangkan suatu sistem informasi yang merupakan bagian dari ePAKSI (elektronik Pengelolaan Aset dan Kinerja Sistem Irigasi), dimana pada prinsipnya bekerjanya dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 03. Cara Kerja PAI dalam ePAKSI 6 Kegiatan Inventarisasi Aset Irigasi Kegiatan inventarisasi dibagi menjadi dua bagian, yaitu: a. Inventarisasi Aset Jaringan, dan b. Inventarisasi Aset Pendukung Pengelolaan Irigasi. 5 Inventarisasi Aset Jaringan dilakukan setahun inventarisasi aset pendukung pengelolaan aset dilakukan lima tahun sekali. sekali, irigasi Inventarisasi Aset Jaringan dilakukan dengan mengikut sertakan P3A/GP3A/IP3A. Tidak demikian halnya dengan inventarisasi aset pendukung yang hanya dilakukan oleh petugas OP Irigasi. Alur kegiatan Inventarisasi Aset Jaringan dapat dilihat pada gambar 04. Persiapan Pengisian Form di Kantor Survei Lapangan Perekaman Koordinat GPS & Foto Pengisian Form Lapangan Validasi Data Pemasukan ke Data Storage Stop Gambar 04. Bagan Alur Inventarisasi Aset Jaringan 6 Alur kegiatan Inventarisasi Aset Pendukung dapat dilihat pada gambar 05. PERSIAPAN PENGISIAN FORM DI KANTOR SURVEI LAPANGAN PEREKAMAN KOORDINAT GPS & FOTO PENGISIAN FORM LAPANGAN (tanpa P3A) VALIDASI DATA PEMASUKAN KE DATABASE STOP Gambar 05. Bagan Alur Inventarisasi Aset Pendukung Bagan Alur Proses inventarisasi aset jaringan yang lebih detail dapat dilihat pada gambar 06. 7 PROSES INVENTARISASI ASET JARINGAN IRIGASI No 1 2 Kantor Lapangan Pelaksana Persiapan Koordinator Inventarisasi PAI Susun Rencana Inventarisasi 3 Pengadaan Alat yg diperlukan 4 Sosialisasi & Pelatihan Calon Tenaga pendukung Inv. 5 Fotocopi Form Inventarisasi 6 Pengumpulan Data Sekunder Rapat Regu Survei Penelusuran 7 Lengkapi & Validasi Data Survei Penelusuran & Isi Form, GPS, Foto 8 Pemasukan Data ke Komputer Sosialisasi P3A / GP3A / IP3A terkait Koordinator Lapangan (Korlap) Operator Komputer Validator Data PAI Operator Komputer Gambar 06. Skema Inventarisasi Aset Jaringan Irigasi 8 7 Kegiatan-kegiatan Lain PAI 7.2 Perencanaan Setelah selesai kegiatan inventarisasi jaringan dan inventarisasi aset pendukung untuk satu DI, kemudian disusul kegiatan perencanaan. Oleh karena inventarisasi aset pendukung dilakukan lima tahun sekali berarti perencanaan dilaksanakan setiap lima tahun sekali. Perencanaan Pengelolaan Aset Irigasi didasarkan atas suatu target tertentu di bidang pertanian. Target tersebut dapat datang dari penjabaran target nasional yang telah disepakati atau target yang ditetapkan oleh pengambil keputusan setempat. Target tersebut misalnya dapat berupa produksi padi dalam jumlah tertentu atau target dalam bentuk lain. Namun target tersebut harus dapat diterjemahkan kedalam tingkat pelayanan irigasi secara kongkrit. Setelah target ditetapkan kemudian diinterpretasikan lebih lanjut ke dalam tingkat pelayanan irigasi dengan: Persyaratan yang harus dipenuhi yang menyangkut tingkat kondisi dan fungsi dari masing-masing aset jaringan, sehingga aset jaringan yang mana yang harus diperbaiki atau harus diperbaharui dapat diketahui dengan jelas; Persyaratan yang harus dipenuhi yang menyangkut masingmasing aset pendukung pengelolaan irigasi, sehingga kekurangan-kekurangan di bidang-bidang kelembagaan P3A, kelembagaan OP, SDM, dan sebagainya dapat diketahui dan diperbaiki; Persyaratan yang harus dipenuhi yang menyangkut ketersediaan air di sumber, sehingga perbaikan-perbaikan alokasi air dalam satu DAS dapat dilakukan atau bahkan perlunya perbaikan kondisi DAS dapat diinformasikan ke instansi-instansi yang berwenang; dan Persyaratan yang harus dipenuhi yang menyangkut pembagian dan pemberian air, sehingga sistem operasi yang ada perlu diadakan perbaikan-perbaikan sebagaimana diperlukan. Hasil dari perencanaan adalah suatu Rencana Pengelolaan Aset Irigasi (RPAI) yang berupa rencana jangka menengah lima tahunan yang juga disertai rencana jangka panjang (20 tahun) untuk antisipasi perlu adanya penyediaan dana guna penggantian aset-aset yang umur ekonomisnya habis. 9 7.3 Pelaksanaan RPAI Sesuai dengan umur RPAI yang lima tahun, maka pelaksanaan juga harus diperhitungkan selesai dalam lima tahun. Sebagaimana diuraikan pada butir di atas RPAI tidak hanya menyangkut aspek konstruksi saja, tetapi menyangkut aspekaspek aset pendukung yang lain, seperti misalnya kelembagaan P3A, kelembagaan OP, SDM, dan sebagainya. 7.4 Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan RPAI Ada dua aspek yang perlu dimonitor dan dievaluasi, yaitu: a. Monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan rencana pengelolaan Aset Irigasi yang telah dibuat selama 5 tahun; dan b. Monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan dari kegiatankegiatan PAI secara umum, yaitu termasuk inventarisasi, perencanaan, pelaksanaan, sampai pemutakhiran data. Yang dilakukan untuk mengetahui apakah ada penyimpangan atau kendala-kendala yang menghambat keberhasilan PAI. Monitoring dan evaluasi dilaksanakan setiap tahun. 7.5 Pemutakhiran Data Aset Irigasi Pemutakhiran data diperlukan untuk mengetahui perkembangan dari seluruh aset irigasi baik yang menyangkut aset jaringan dan aset pendukung. Untuk masing-masing perlu diketahui secara akurat jumlah serta kondisi, serta lokasi masing-masing aset. Demikian pula perlu diketahui indikator terjadinya laju degradasi aset yang perlu segera ditangani. Pemutakhiran data aset irigasi dilaksanakan setiap tahun. 8 Organisasi Pelaksana PAI dan Tugasnya Pelaksanaan PAI dari tahun ke tahun akan selalu ada. Yang melaksanakan adalah BBWS/BWS dan Dinas yang membidangi irigasi. Untuk dapat melaksanakan PAI dengan baik perlu dipersiapkan terlebih dahulu suatu organisasi pelaksana yang personilnya terdiri dari petugas-petugas Dinas. Organisasi tersebut merupakan dibentuk berdasarkan kepentingan dan kebutuhan yang 10 sifatnya menyelesaikan tugas-tugas tertentu, oleh karena itu pembentukannya hanyalah melalui surat penunjukan pejabat yang berwenang saja. Struktur maupun tugas-tugasnya dapat dilihat berikut ini. STRUKTUR ORGANISASI PELAKSANA PAI DALAM 1 WILAYAH KEWENANGAN KOORDINATOR PAI KOR INVENTARISASI KOR PELAKSANAAN RPAI OPERATOR SIPAI - ePAKSI Korlap Inv Korlap Inv Korlap Pel PAI Korlap Pel PAI PAI PAI Tabel 2. Tugas dan Fungsi Organisasi Pelaksana PAI Jabatan Yang Menetapkan Tugas Koordinator PAI Pemegang 1. Mengkoordinasi (harus ada di setiap Kewenangan atas dan melaksanakan pemangku Wilayah Adm. kegiatan PAI di kewenangan DI) Pemerintahan. seluruh DI yang menjadi kewenangan ybs dan DI yg di-TP-kan 2. Menyusun rencana penyelenggaraan PAI di seluruh DI yang menjadi kewenangan ybs dan DI yg di-TP-kan 3. Bertanggung jawab kepada Pemegang Kewenanga Koordinator Koordinator PAI 1. Mengkoordinasi Inventarisasi PAI pelaksanaan (harus ada di setiap kegiatan pemangku inventarisasi aset kewenangan DI) irigasi di seluruh DI 11 Jabatan Yang Menetapkan 2. 3. 4. 5. 6. Koordinator Pelaksanaan RPAI (harus ada di setiap pemangku kewenangan DI) Koordinator PAI 1. 2. 3. Koordinator Lapangan (Korlap) Inventarisasi (diperlukan terutama yg melaksanakan inventarisasi sendiri) Koordinator PAI 1. 2. 12 Tugas yg menjadi kewenangan ybs & yg diTP-kan Menyusun rencana pelaksa-naan / jadwal inventarisasi di selu-ruh DI yg menjadi kewenangan ybs & yg di-TP-kan Menyusun RPAI dg dukungan SIPAI. Melaksanakan MONEV RPAI Melaksanakan pemutakhiran data Bertanggung jawab kepada Koordinator PAI. Mengkoordinasi dan pelak-sanaan RPAI dari tahun ke tahun di seluruh DI yang menjadi kewenangan ybs. Mulai bekerja setelah ada RPAI yang menda-patkan pengesahan dari instansi yang berwenang Bertanggung jawab kepada Koordinator PAI Memimpin dan melaksana-kan penelusuran jaringan dan penelusuran aset pendukung di suatu DI dengan mengikut sertakan GP3A / IP3A Bertanggung jawab Jabatan Yang Menetapkan Koordinator Lapangan (Korlap) Pelaksanaan (Harus ada di setiap pemangku kewenangan DI) Koordinator PAI Operator Komputer PAI/SIPAI (Harus ada di setiap pemangku kewenangan DI) Koordinator PAI 1. 2. 1. 2. 3. 4. 5. Validator Data PAI (Harus ada di setiap pemangku kewenangan DI) Koordinator PAI 1. 2. Pembantu Koordinator Lapangan PAI (Harus ada di setiap pemangku kewenangan DI) Koordinator PAI 3. 4. 13 Tugas kepada Koordinator Inventarisasi PAI Bertindak sebagai pengawas lapangan untuk pelaksanaan konstruksi Bertanggung jawab kepada Koordinator Pelaksanaan PAI Mengambil data GPS dan dokumentasi foto di lapangan. Menyerahkan Form yang telah diisi di lapangan kepada Validator Data PAI. Memasukkan data ke kompu-ter Mengoperasikan aplikasi PAI untuk memproduksi laporan-laporan Bertanggung jawab kepada Koordinator Inventarisasi PAI Memeriksa, mengkoreksi, dan melengkapi data dari lapangan sehingga layak untuk dimasukkan ke dalam komputer. Bertanggung jawab kepada Koordinator Inventarisasi PAI Membantu Korlap Inventarisa-si / Pelaksanaan dalam hal pengadaan peralatan perlengkapan dan logistik; Membantu Korlap- Jabatan Yang Menetapkan 5. Regu Survei Penelusuran Jaringan untuk suatu DI Koordinator PAI 1. 2. 3. 14 Tugas Korlap dalam menyusun pertanggung jawaban keuangan Bertanggung jawab kepada Koordinator Inventarisasi PAI Mempersiapkan pelaksa-nakan penelusuran jaringan Melaksanakan penelusuran jaringan Bertanggung jawab kepada Koordinator Inventarisasi PAI