1 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem dan Sistem Informasi 2.1

advertisement
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Sistem dan Sistem Informasi
2.1.1
Pengertian Sistem
Menurut O’Brien (2005: 22) sistem adalah sekumpulan komponen yang
berhubungan yang bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan dengan
menerima masukan dan menghasilkan keluaran melalui proses transformasi
yang terorganisasi.
2.1.2
Analisis dan Perancangan Sistem
Menurut Whitten (2007: 165) analisis sistem adalah teknik pemecahan
masalah (problem – solving) dengan menguraikan sistem ke dalam komponen
– komponen dengan tujuan mempelajari bagaimana komponen tersebut
bekerja dan berinteraksi untuk menyelesaikan tujuan mereka.
Menurut Whitten (2007: 166) perancangan sistem adalah pelengkap
teknik pemecahan masalah (untuk analisis sistem) yang mengumpulkan
kembali komponen sistem ke sistem yang lebih lengkap yang diharapkan
meningkatkan kinerja sistem. Perancangan sistem mencakup penambahan,
penghapusan dan perubahan bagian yang relatif ke sistem yang asli.
2.1.3
Pengertian Informasi
Menurut O’Brien (2005: 27) informasi adalah data yang telah diubah
menjadi sesuatu yang berarti dan pernyataan berguna bagi pengguna akhir.
Dapat disimpulkan bahwa informasi merupakan hasil dari pengolahan
data dalam suatu sistem, yang bermanfaat bagi penerimanya.
2.1.4
Pengertian Sistem Informasi
Menurut O’Brien (2005: 6) sistem informasi adalah kombinasi yang
terdiri dari orang, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan komputer dan
sumber daya yang dapat mengumpulkan, mengubah dan menyebarkan
informasi dalam sebuah organisasi.
7
8
2.2
Sistem Informasi Geografis
2.2.1
Pengertian Geografi
Geografi berasal dari kata bahasa Yunani “geographia”, terdiri dari dua
kata, geo yang berarti ‘bumi’ dan graphein artinya ‘citra’ atau ‘gambaran’.
Perkataan geografi diambil dari perkataan Inggris yang berasal dari perkataan
Greek hê gê (“bumi”) dan graphein (“menulis” atau “menggambarkan”).
Dari asal – usul kata ini dapatlah dikatakan bahwa geografi berarti ilmu
pengetahuan yang menggambarkan keadaan bumi. Objek kajian geografi
adalah lapisan- lapisan bumi atau tepatnya fenomena geosfer, meliputi lapisan
atmosfer, litosfer, hidrosfer, biosfer dan antroposfer.
Dalam mengkaji objek-objek studi geografi tersebut diperlukan
pengetahuan dari disiplin ilmu-ilmu lain seperti klimatologi, geologi,
hidrologi, antropologi dan sebagainya. Koleksi geografi yang dimaksudkan di
sini adalah koleksi peta. Peta adalah gambaran konvensional secara selektif
dari permukaan bumi dengan segala fenomenanya yang diperkecil dengan
skala tertentu dan ditampilkan pada bidang datar. Dalam peta, daerah atau
wilayah yang sangat luas dengan segala kenampakannya ditampilkan dalam
sebidang kertas.
2.2.2
Pengertian Sistem Informasi Geografis
Menurut Irwansyah (2013: 1), Sistem Informasi Geografis (SIG) atau
Geographic Information System (GIS) adalah sebuah sistem yang di desain
untuk menangkap, menyimpan, memanipulasi, menganalisa, mengatur dan
menampilkan seluruh jenis data geografis.
Kata GIS yang terkadang dipakai sebagai istilah untuk geographical
information science atau geospatial information studies yang merupakan ilmu
studi atau pekerjaan yang berhubungan dengan Geographic Information
System. Sistem informasi geografis dapat disimpulkan sebagai gabungan
kartografi, analisis statistik dan teknologi sistem basis data (database).
9
2.2.3
Konsep Real Word
Konsep Real world merupakan sebuah cara bagaimana sistem informasi
geografis mengubah realitas fisik sebuah dunia menggunakan model menjadi
sebuah sistem informasi geografis yang dapat disimpan, dimanipulasi,
diproses dan dipresentasikan (Irwansyah, 2013: 3).
Gambar 2.1. Tampilan konsep real world
(Sumber: Irwansyah, 3)
Konsep real world memiliki beberapa tahapan yaitu:
1. Physicial Reality
Merupakan tahapan di mana menganalisa dunia nyata yang akan dibuat
menjadi sistem informasi geografis.
2. Real world Model
Tahapan mengubah objek – objek yang ada di dunia nyata menjadi
model.
3. Data Model
Tahapan yang mengubah model – model objek dunia nyata menjadi
sebuah tipe data.
4. Database
Menyimpan keseluruhan model data ke dalam sistem basis data.
5. Maps / Reports
Merupakan hasil akhir dunia nyata yang dikonversi menjadi sebuah
sistem informasi geografis.
10
2.2.4
Model Data Spatial
Sistem informasi geografis merepresentasikan real world dengan data
spasial yang terbagi atas dua model data yaitu model data raster dan model
data vektor. Keduanya memiliki karakteristik yang berbeda, selain itu dalam
pemanfaatannya tergantung dari masukan data dan hasil akhir yang akan
dihasilkan.
Gambar 2.2. Tampilan data raster dan data vektor
(Sumber: Irwansyah, 4)
2.2.4.1
Model Data Vektor
Dalam data vektor, bumi direpresentasikan sebagai suatu
mosaik yang terdiri atas:
1. Garis (arc / line)
2. Poligon (daerah yang dibatasi oleh garis yang berawal dan
berakhir pada titik yang sama)
3. Titik / poin (node yang mempunyai label)
4. Nodes (titik perpotongan antara dua buah garis).
Gambar 2.3. Contoh data vektor
(Sumber: Irwansyah, 5)
11
Model data vektor merupakan model data yang paling
banyak digunakan. Model data vektor berbasiskan pada titik
dengan nilai koordinat (x, y) untuk membangun objek spasialnya.
Objek yang dibangun terbagi menjadi tiga bagian lagi yaitu:
a) Titik (point): representasi grafis yang tidak mempunyai dimensi
tetapi dapat ditampilkan dalam bentuk simbol pada peta dan
layar monitor. Contoh: Lokasi Fasilitas Kesehatan.
b) Garis (line): bentuk linear yang menghubungkan dua atau lebih
titik dan merepresentasikan objek dalam satu dimensi. Contoh:
Jalan, Sungai.
c) Area (polygon): representasi objek dalam dua dimensi. Contoh:
Danau, Persil Tahan.
2.2.4.2
Model Data Raster
Data raster (atau disebut jugan dengan sel grid) adalah data
yang dihasilkan dari Sistem Penginderaan Jauh (Irwansyah, 2013:
6). Pada data raster, objek geografis direpresentasikan sebagai
struktur sel grid yang disebut dengan pixel (picture element). Pada
data raster, resolusi tergantung pada ukuran pixel yang dimiliki.
Semakin kecil ukuran permukaan bumi yang direpresentasikan oleh
satu sel, semakin tinggi resolusinya.
Data raster sangat baik untuk merepresentasikan batas – batas
yang berubah secara gradual, seperti jenis tanah, kelembaban tanah,
vegetasi, suhu tanah dan sebagainya. Keterbatasan utama dari data
raster adalah besarnya ukuran file. Semakin tinggi resolusi grid-nya
semakin besar pula ukuran filenya.
Gambar 2.4. Contoh model data raster
(Sumber: Irwansyah, 6)
12
2.2.5
Sub-sistem Sistem Informasi Geografis
Data atau informasi yang berkaitan dengan permasalahan yang akan
dipecahkan harus dipilih dan diolah melalui pemrosesan yang akurat. Untuk
keperluan tersebut sistem informasi geografis menyediakan sejumlah subsistem yaitu: data input, data output, data management, dan data
manipulation and analysis.
Gambar 2.5 Diagram sub-sistem dari SIG
(Sumber: Irwansyah, 75)
a. Data Input
Sub-sistem ini bertugas untuk mengumpulkan, mempersiapkan, dan
menyimpan data spasial dan atributnya dari berbagai sumber. Sub – sistem ini
pula
yang
bertanggung
jawab
dalam
mengkonversikan
atau
mentransformasikan format – format data aslinya ke dalam format yang dapat
digunakan oleh perangkat sistem informasi geografis yang bersangkutan.
b. Data Output
Sub-sistem ini bertugas untuk menampilkan atau menghasilkan
keluaran (termasuk mengekspornya ke format yang dikehendaki) seluruh atau
sebagian basis data (spasial) baik dalam bentuk softcopy maupun hardcopy
seperti table, grafik, report, peta, dan lain sebagainya.
13
c. Data Management
Sub-sistem ini mengorganisasikan data spasial maupun tabel – tabel
atribut terkait ke dalam sebuah sistem basis data sedemikian rupa hingga
mudah dipanggil kembali atau di-retrieve, di-update, dan di-edit.
d. Data Manipulation and Analysis
Sub-sistem ini menentukan informasi – informasi yang dapat dihasilkan
oleh sistem informasi geografis. Selain itu sub-sistem ini juga melakukan
manipulasi (evaluasi dan penggunaan fungsi-fungsi dan operator matematis
dan logika) dan pemodelan data untuk menghasilkan informasi yang
diharapkan.
2.2.6
Tugas – tugas dari Sistem Informasi Geografis
Beberapa tugas utama yang harus dilakukan oleh Sistem Informasi
Geografis yaitu:
a. Input data, sebelum data geografis digunakan dalam sistem informasi
geografis, data tersebut harus dikonversi terlebih dahulu ke dalam
bentuk digital. Proses konversi data dari peta kertas atau foto ke dalam
bentuk digital disebut dengan digitizing. Sistem informasi geografis
modern bisa melakukan proses ini secara otomatis menggunakan
teknologi scanning.
b. Pembuatan peta, proses pembuatan peta dalam sistem informasi
geografis lebih fleksibel dibandingkan dengan cara manual atau
pendekatan kartografi otomatis. Prosesnya diawali dengan pembuatan
basis data. Peta kertas dapat didigitalkan dan informasi digital tersebut
dapat diterjemahkan ke dalam sistem informasi geografis. Peta yang
dihasilkan dapat dibuat dengan berbagai skala dan dapat menunjukkan
informasi yang dipilih sesuai dengan karakteristik tertentu.
c. Manipulasi data, data dalam sistem informasi geografis akan
membutuhkan transformasi atau manipulasi untuk membuat data –
data tersebut kompatibel dengan sistem. Teknologi sistem informasi
geografis
menyediakan
berbagai
macam
alat
bantu
untuk
memanipulasi data yang ada dan menghilangkan data – data yang
tidak dibutuhkan.
14
d. Manajemen file, ketika volume data yang ada semakin besar dan
jumlah data user semakin banyak, maka hal terbaik yang harus
dilakukan adalah menggunakan database management system (DBMS)
untuk membantu menyimpan, mengatur, dan mengelola data.
e. Analisis query, sistem informasi geografis menyediakan kapabilitas
untuk menampilakn query dan alat bantu untuk menganalisis
informasi yang ada. Teknologi sistem informasi geografis digunakan
untuk menganalisis data geografis untuk melihat pola dan tren.
f. Memvisualisasikan hasil, untuk berbagai macam tipe operasi geografis,
hasil akhirnya divisualisasikan dalam bentuk peta atau graf. Peta
sangat efisien untuk menyimpan dan mengkomunikasikan informasi
geografis. Namun saat ini sistem informasi geografis juga sudah
mengintegrasikan tampilan peta dengan menambahkan laporan,
tampilan tiga dimensi, dan multimedia.
2.2.7
Komponen Sistem Informasi Geografis
Menurut Irwansyah (2013: 11), komponen – komponen yang
membangun sebuah sistem informasi geografis adalah:
Gambar 2.6. Komponen SIG
(Sumber: Irwansyah, 11)
15
1. Computer System and Software
Merupakan sistem komputer dan kumpulan piranti lunak
(hardware dan software) yang digunakan untuk mengolah data.
Gambar 2.7. Contoh computer system and software
(Sumber: Irwansyah, 12)
2. Spatial Data
Merupakan data spasial (bereferensi keruangan dan kebumian)
yang akan diolah. Data spasial adalah data sistem informasi yang
terpaut pada dimensi ruang dan dapat digambarkan dengan berbagai
komponen data spasial yaitu titik, garis dan poligon.
Gambar 2.8. Contoh data spasial
(Sumber: Irwansyah, 12)
16
3. Data Management and Analysis Procedure
Manajemen data dan analisa prosedur dengan menggunakan
Database Management System (DBMS).
Gambar 2.9. Contoh sistem basis data
(Sumber: Irwansyah, 13)
4. People
Entitas sumber daya manusia terlatih yang akan mengoperasikan
sistem informasi geografis yang berperan sebagai pengoperasi
perangkat keras dan perangkat lunak, serta menangani data geografis
dengan menggunakan kedua perangkat tersebut.
Gambar 2.10 Contoh entitas sumber daya manusia
(Sumber: Irwansyah, 13)
17
2.3
Pemetaan
Peta adalah gambaran sebagian atau seluruh wilayah di permukaan bumi
dengan berbagai kenampakannya pada bidang datar yang diperkecil dengan
menggunakan skala tertentu.
2.3.1
Jenis Peta
2.3.1.1
Jenis Peta Berdasarkan Isinya
a. Peta Umum
Peta umum adalah peta yang menggambarkan
seluruh kenamakan di permukaan bumi, baik berupa
kenampakan
alam
maupun
kenampakan
budaya.
Kenampakan alam dapat berupa sungai, danau, laut,
maupun bentang lahan. Kenampakan budaya dapat
berupa jalan raya, jalan kereta api, pemukiman, dan
sebagainya.
Peta umum dapat dibedakan sebagai berikut:
a) Peta
dunia,
yaitu
peta
yang
berfungsi
memberikan informasi letak dan bentuk wilayah
setiap negara di dunia.
b) Peta korografi, yaitu peta yang memberikan
gambaran seluruh atau sebagian permukaan
bumi yang bercorak umum dan berskala kecil.
c) Peta topografi, yaitu peta yang memberikan
gambaran
tentang
permukaan
bumi
dan
reliefnya.
b. Peta Khusus
Peta khusus adalah peta yang di dalamnya hanya
menggambarkan satu aspek dari gejala di permukaan
bumi. Peta ini disebut juga sebagai peta tematik karena
hanya menggambarkan tema tertentu yang ada di
permukaan bumi. Contoh dari peta khusus antara lain
peta kepadatan penduduk, peta penggunaan lahan, peta
persebaran hasil tambang, peta jaringan jalan, dan
sebagainya.
18
2.3.1.2
Jenis Peta Berdasarkan Bentuknya
a. Peta Datar (Peta Planimetri)
Peta datar adalah peta yang dibuat pada bidang
datar, seperti kertas, kain, kanvas, maupun triplek.
Perbedaan kenampakan di daratan maupun di lautan
digambarkan dengan menggunakan perbedaan warna
atau simbol lain.
b. Peta Timbul (Peta Relief)
Peta timbul adalah peta yang dibuat sesuai dengan
bentuk sebenarnya di permukaan bumi. Peta ini dibuat
secara tiga dimensi sehingga gunung tampak menjulang
sedangkan dataran rendah dan lembah tampak di
bawahnya.
c. Peta Digital
Peta digital adalah peta yang dibuat dengan alat
bantu komputer. Data dalam penggambaran peta
disimpan dalam suatu disket, CD atau hard disk. Gambar
peta ditayangkan melalui monitor komputer. Program
yang digunakan dalam penggambaran peta ini dapat
menggunakan program map info dan arc info.
2.3.1.3
Jenis Peta Berdasarkan Skalanya
a. Peta Kadaster
Peta kadaster adalah peta yang mempunyai skala 1 :
100 sampai 1 : 5.000. Peta ini biasanya digunakan untuk
menggambarkan peta tanah atau peta dalam sertifikat
tanah.
b. Peta Skala Besar
Peta skala besar adalah peta yang mempunyai skala
1 : 5.000 sampai 1 : 250.000. Peta ini digunakan untuk
menggambarkan wilayah yang relatif sempit, misalnya
peta kelurahan dan kecamatan.
c. Peta Skala Menengah
19
Peta skala menengah adalah peta yang mempunyai
skala 1 : 250.000 sampai 1 : 500.000. Peta ini digunakan
untuk menggambarkan daerah yang agak luas, misalnya
peta provinsi.
d. Peta Skala Kecil
Peta skala kecil adalah peta yang mempunyai skala
1 : 500.000 sampai 1 : 1.000.000 atau lebih. Peta ini
digunakan untuk menggambarkan daerah yang relatif
luas, misalnya peta negara, benua bahkan dunia.
Besar kecilnya peta ditentukan oleh besar kecilnya
skala
yang
digunakan.
Semakin
besar
angka
perbandingannya, berarti skala peta itu semakin kecil.
2.3.2
Unsur Peta
1.
Judul Peta
Judul peta merupakan nama dari peta yang mewakili gambaran
daerah atau negara yang ada dalam peta.
2.
Simbol Peta
Pada peta akan ditemui gambar – gambar berupa simbol yang
mewakili kenampakan yang ada di permukaan bumi.
a) Kenampakan
hipsografi,
atau
kenampakan
relief,
merupakan kenampakan bentang alam daratan, seperti
pegunungan, dataran tinggi, dataran rendah, bukit, lembah,
dan sebagainya. Untuk menunjukan kenampakan hipsografi
pada peta digunakan simbol warna yaitu warna cokelat.
b) Kenampakan hidrografi, yaitu kenampakan bentuk muka
bumi berupa perairan, seperti lautan, laut, selat, teluk,
sungai, danau, dan sebagainya. Nama – nama dalam
perairan dalam peta biasanya ditulis dengan menggunakan
huruf miring (italic). Sedangkan sebagai simbol kedalaman
dari perairan tersebut ditunjukan oleh warna biru yang
bertingkat – tingkat, mulai dari warna biru keputih –
20
putihan (biru sangat muda), biru muda, biru, biru tua,
sampai biru kehitaman.
c) Kenampakan buatan manusia, yaitu kenampakan yang
dibuat oleh manusia seperti jalan, rel kereta api, kota,
bangunan, dan sebagainya yang menggunakan warna merah
atau warna hitam dipadu dengan simbol garis dan titik.
Warna hitam sering juga digunakan untuk menunjukkan
bagunan, dam, dan lain sebagainya. Selain itu terdapat
simbol – simbol khusus untuk menunjukan kenampakan –
kenampakan lainnya, seperti menggunakan bentuk mini dari
kenampakan tersebut.
d) Kenampakan
vegetasi,
yaitu
kenampakan
vegetasi
(tumbuhan) secara umum yang menggunakan warna hijau.
Kenampakan vegetasi ditunjukan dengan simbol gambar
vegetasi yang bersangkutan contohnya pohon kelapa
ditunjukan oleh buah kelapa.
e) Kenampakan khusus, yaitu kenamakan pada peta yang
menggambarkan suatu tema tertentu. Misalnya, peta
persebaran hewan di dunia, peta pertambahan penduduk,
peta curah hujan, dan sebagainya. Kenampakan ini terdapat
pada peta khusus atau peta tematik dimana simbol yang
digunakan adalah simbol khusus yang disediakan dengan
kebutuhan peta tersebut.
3.
Legenda atau keterangan peta
Legenda
adalah
alat
bantu
yang
digunakan
untuk
mencantumkan simbol – simbol yang terdapat dalam peta. Legenda
umumnya terletak pada kotak di bagian bawah peta.
4.
Garis Astronomis
Garis astronomis adalah garis yang digunakan untuk
menunjukkan kedudukan koordinat objek di permukaan bumi yang
dilukiskan dengan garis khayal yaitu garis lintang dan garis bujur.
Letak dan posisi objek ditunjukkan oleh titik persilangan antara garis
21
lintang dan garis bujur dimana nilai garis lintang dinyatakan terlebih
dahulu, kemudian diikuti oleh nilai garis bujur.
a) Garis Lintang, adalah garis khayal yang menghubungkan
dan melingkari belahan bumi yang sejajar dengan garis
ekuator. Bola bumi terbagi menjadi Belahan Bumi Utara
(0°-90°) Lintang Utara (LU) dan Belahan Bumi Selatan (0°90°) Lintang Selatan (LS). Semua garis lintang berbentuk
lingkaran cincin, kecuali kutub utara (90° LU) dan kutub
selatan
(90°
LS)
yang
berbentuk
titik
untuk
menggambrakan poros bumi.
b) Garis Bujur, adalah garis khayal yang menghubungkan
antara kutub utara dan kutub selatan yang terbagi menjadi
0°-180° Bujur Barat (BB) dan 0°-180° Bujur Timur (BT).
Kota Greenwich di Inggris dilewati oleh garis bujur 0°,
sedangkan garis 180° BB dan BT melewati bagian tengah
Samudra Pasifik.
5.
Skala Peta
Skala peta digunakan untuk menunjukan perbandingan antara
jarak pada peta dan jarak sebenarnya pada permukaan bumi.
6.
Arah Mata Angin
Arah mata angin adalah tanda yang berfungsi untuk
menunjukan arah mata angin dari peta yang bersangkutan. Biasanya
tanda yang digunakan adalah tanda panah yang mengarah ke utara.
7.
Inset Peta
Inset peta merupakan peta yang berukuran lebih kecil dari peta
utama. Inset dapat dibedakan menjadi dua:
a) Inset yang berupa gambar lebih luas dari gambar utama
yang digunakan untuk menjelaskan letak daerah yang
digambarkan terhadap wilayah di sekitarnya.
b) Inset dengan gambar yang lebih sempit yang digunakan
untuk memperjelas bagian wilayah tertentu pada peta.
22
2.4
Sistem Basis Data (Database)
2.4.1
Pengertian Sistem Basis Data (Database)
Menurut Connolly (2010: 15) basis data (database) merupakan
kumpulan data yang saling berhubungan secara logika, dan deskripsi data,
yang di desain untuk menghasilkan informasi yang dibutuhkan oleh
organisasi. Suatu basis data merepresentasikan entitas (entity), atribut
(attribute) dan relasi (relationship).
Entitas (Connolly, 2010: 15) adalah objek nyata (orang, tempat, benda,
konsep, dan peristiwa) dalam sebuah organisasi yang dapat direpresentasikan
dalam basis data. Atribut adalah properti yang mendeskripsikan beberapa
aspek dari objek yang ingin disimpan. Relasi adalah hubungan asosiasi antar
entitas.
Basis data merupakan suatu tempat penyimpanan data skala besar yang
dapat digunakan banyak orang secara bersamaan sehingga memudahkan dan
mempercepat pengambilan data yang dibutuhkan.
2.4.2
Relational Data Structure
2.4.2.1
Relation (Table / File)
Relation adalah suatu relasi data yang digambarkan dalam
bentuk tabel yang memiliki kolom dan baris (Connolly, 2010: 72).
Relasi sering juga disebut sebagai tabel atau file.
2.4.2.2
Attribute (Field)
Attribute merupakan nama kolom dari sebuah relasi atau
tabel (Connolly, 2010: 72). Attribute sering juga disebut sebagai
Field.
2.4.2.3
Tuple (Record)
Tuple adalah suatu baris data dari sebuah relasi atau tabel
(Connolly, 2010: 73). Tuple sering juga disebut sebagai Record.
23
2.4.3
Relational Keys
2.4.3.1
Superkey
Superkey merupakan atribut ataupun kumpulan atribut yang
secara unik mengidentifikasikan tuple dalam sebuah relasi
(Connolly, 2010: 78).
2.4.3.2
Candidate Key
Candidate Key merupakan sebuah superkey sehingga tidak
ada bagian yang tepat adalah superkey dalam relasi (Connolly,
2010: 78).
2.4.3.3
Composite Key
Composite Key merupakan Candidate Key yang memiliki
lebih dari satu atribut (Connolly, 2010: 78).
2.4.3.4
Primary Key
Primary Key merupakan Candidate Key yang terpilih untuk
mengidentifikasikan tuple dalam relasi yang bersifat unik
(Connolly, 2010: 79).
2.4.3.5
Alternate Key
Alternate Key merupakan Candidate Key yang tidak terpilih
sebagai Primary Key (Connolly, 2010: 79).
2.4.3.6
Foreign Key
Foreign Key adalah sebuah atribut atau kumpulan atribut
dalam suatu relasi yang menunjuk pada Candidate Key yang
terdapat pada relasi lain (Connolly, 2010: 79). Foreign Key
berfungsi untuk menunjukkan hubungan antara relasi.
2.4.4
Entity Relationship Diagram (ERD)
Menurut Connolly (2010: 342) Entity Relationship Diagram adalah
pendekatan top-down untuk mendesain basis data yang dimulai dengan
24
identifikasi data yang penting, yang disebut sebagai entities (entitas) dan
relationship (relasi) antara data harus direpresentasikan dalam model.
Gambar 2.11 Contoh ERD
(Sumber: Connolly, 344)
Multiplicity adalah angka kejadian yang mungkin muncul dari suatu
entitas yang mungkin berhubungan dengan kejadian entitas lain yang saling
berasosiasi melalui hubungan khusus (Conolly, 2002: 356).
Relasi dalam ERD adalah sebagai berikut:
1. One-to-one (1:1) Relationships
Merupakan relasi dimana sebuah entitas di A hanya dapat
diasosiasikan dengan paling banyak satu entitas di B.
Gambar 2.12 Contoh Relasi One-to-one
(Sumber: Connolly, 357)
25
2. One-to-many (1:*) Relationships
Merupakan relasi dimana sebuah entitas di A dapat diasosiasikan
dengan satu atau lebih entitas di B, namun entitas di B hanya dapat
diasosiasikan dengan paling banyak satu entitas di A.
Gambar 2.13 Contoh Relasi One-to-many
(Sumber: Connolly, 358)
3. Many-to-many (*:*) Relationships
Sebuah entitas di A dapat diasosiasikan dengan nol atau lebih
entitas di B dan sebuah entitas di B dapat diasosiasikan dengan nol
atau lebih entitas di A.
Gambar 2.14 Contoh Relasi Many-to-many
(Sumber: Connolly, 360)
26
2.4.5
Database Management System (DBMS)
2.4.5.1
Pengertian DBMS
DBMS adalah sistem perangkat lunak yang memungkinkan
pengguna
untuk
mendefinisikan,
membuat,
merawat,
dan
mengendalikan akses ke basis data (Connolly, 2010: 16).
Fasilitas yang disediakan oleh DBMS adalah sebagai berikut:
1. Data Definiton Language (DDL), dimana pengguna dapat
membuat tipe data, struktur data dan batasan – batasan
(constraints) terhadap data yang disimpan dalam basis data.
2. Data Manipulation Language (DML), dimana pengguna dapat
memasukan, mengubah, menghapus dan memanggil kembali
data dari basis data.
3. Pengendalian akses terhadap basis data yang terdiri atas: sistem
keamanan, integrasi sistem, pengendalian sistem secara
bersamaan, penyembuhan pengendalian sistem, dan katalog
yang dapat diakses oleh pengguna.
2.4.5.2
Komponen DBMS
Komponen yang digunakan dalam lingkungan DBMS:
Gambar 2.15 Bagan komponen DBMS
(Sumber: Connolly, 19)
a. Hardware: perangkat keras komputer yang digunakan untuk
pengelolaan sistem basis data agar DBMS dan aplikasi lainnya
dapat dijalankan. Perangkat keras ini dapat berkisar dari suatu
komputer personal ke suatu mainframe ke jaringan komputer.
b. Software: perangkat lunak yang digunakan yaitu DBMS,
program aplikasi, sistem operasi, termasuk juga perangkat
jaringan jika DBMS digunakan melalui jaringan komputer.
c. Data: tabel atau file yang dimiliki atau digunakan oleh
organisasi. Struktur dari basis data disebut sebagai schema.
27
Data digunakan sebagai jembatan antara komponen mesin dan
komponen manusia.
d. Prosedur: instruksi dan aturan yang diaplikasikan dalam desain
dan menggunakan basis data. Pengguna sistem membutuhkan
dokumen prosedur tentang cara penggunaan sistem.
e. Pengguna: orang yang menggunakan dan terlibat dalam sistem.
2.4.5.3
Keuntungan DBMS
Keuntungan penggunaan DBMS adalah sebagai berikut:
a. Pengontrolan data yang berulang
b. Konsistensi data
c. Informasi lebih dari data yang sama besarnya
d. Pembagian data (sharing)
e. Peningkatan integritas data
f. Peningkatan keamanan
g. Penegakan standar
h. Skala Ekonomi
i. Keseimbangan kebutuhan yang saling bertentangan
j. Peningkatan aksesibilitas dan daya tangkap
k. Peningkatan produktivitas
l. Peningkatan pemeliharaan melalui independensi data
m. Peningkatan konkurensi
n. Peningkatan data cadangan dan layanan pemulihan
2.4.5.4
Kekurangan DBMS
Kekurangan penggunaan DBMS adalah sebagai berikut:
a. Kompleksitas
b. Ukuran file (size)
c. Harga DBMS
d. Harga perangkat keras tambahan
e. Harga konversi
f. Performa
g. Dampak tinggi terhadap kegagalan
28
2.5
Model Waterfall
Waterfall Model sering juga disebut classic life cycle merupakan model
yang digunakan saat kebutuhan untuk masalah sangat dimengerti, dimana
aliran pekerjaan dari komunikasi (communication) sampai penyebaran
(deployment) dalam satu garis lurus.
Gambar 2.16 Model Waterfall
(Sumber: Pressman, p39)
a. Komunikasi (Communication)
Merupakan tahap pertama dimana akan dilakukan inisialisasi projek
yang akan dikerjakan kemudian akan dilakukan pengumpulan data yang
dibutuhkan dalam pembuatan aplikasi.
b.
Perencanaan (Planning)
Merupakan tahap kedua dimana akan dilakukan estimasi waktu pengerjaan
projek dan penjadwalan projek agar projek dapat selesai tepat waktu.
c.
Model (Modeling)
Merupakan tahap ketiga dimana akan dilakukan perancangan yang
akan diaplikasikan dalam pembuatan aplikasi serta membuat desain dari
perancangan yang telah dibuat.
d.
Konstruksi (Construction)
Merupakan tahap keempat dimana akan dilakukan pengujian oleh
pengguna dan pengembang untuk melakukan pengecekan terhadap
implementasi desain menjadi aplikasi.
e.
Penyebaran (Deployment)
Merupakan tahap kelima dimana aplikasi yang sudah diuji akan
dikembangkan sesuai dengan kesalahan yang didapat pada tahap pengujian
agar aplikasi yang dibuat menjadi lebih baik. Setelah aplikasi teruji
berhasil, aplikasi akan disebarkan kepada pengguna.
29
2.6
Data Flow Diagram (DFD)
2.6.1
Pengertian DFD
Data Flow Diagram (DFD) merepresentasikan aliran data dan
perubahan data dalam sebuah sistem (Pressman, 2010: 187). DFD
menggunakan pandangan masukan-proses-keluaran (input-process-output)
dari sistem artinya, objek data mengalir ke dalam perangkat lunak (software),
diubah oleh proses pengolahan dan menghasilkan hasil proses tersebut.
2.6.2
Simbol dalam DFD
DFD memiliki tiga buah simbol dan satu koneksi (notasi Gene and
Sharon) antara lain:
a. Lingkaran, merepresentasikan proses atau pekerjaan yang harus
dikerjakan.
Gambar 2.17 Simbol Proses
b. Persegi, merepresentasikan external agents (agen eksternal) yaitu batas
dari sistem yang berjalan.
Gambar 2.18 Simbol External Agent
c. Dua garis sejajar, merepresentasikan tempat penyimpanan data (Data
Store). Kadang disebut sebagai basis data (database) atau file.
Gambar 2.19 Simbol Data Store
d. Panah, merepresentasikan aliran data (Data Flow), atau input (masukan)
dan output (keluaran), dari dan ke proses.
Gambar 2.20 Simbol Data Flow
30
2.6.3
Tingkatan dalam DFD
Dalam pembuatan DFD terdapat beberapa tingkatan antara lain:
a. Diagram Konteks (Context Diagram / DFD Level 0)
Merupakan diagram yang menggambarkan keseluruhan sistem yang
memiliki sebuah proses tanpa tempat penyimpanan data (Data
Store).
Gambar 2.21 Contoh Diagram Konteks
(Sumber: Pressman, 188)
b. Diagram Nol (DFD Level 1)
Merupakan pengembangan mendetail diagram konteks dimana
proses pada diagram konteks dipecah menjadi beberapa proses dan
informasi serta memiliki tempat penyimpanan data (Data Store).
Gambar 2.22 Contoh Diagram Nol
(Sumber: Pressman, 190)
31
c. Diagram Rinci (DFD Level 2)
Merupakan diagram yang lebih mendetail dari diagram nol dimana
proses pada diagram nol dipecah menjadi lebih rinci.
Gambar 2.23 Contoh Diagram Rinci
(Sumber: Pressman, 190)
2.7
State Transition Diagram (STD)
2.7.1
Pengertian STD
Menurut Yourdon (www.yourdon.com) State Transition Diagram merupakan
alat yang digunakan untuk menggambarkan sifat sistem informasi, menjelaskan cara
sistem melakukan suatu respon untuk setiap kejadian dan cara kejadian merubah
state suatu sistem.
32
Gambar 2.24 Contoh STD
(Sumber: www.yourdon.com)
2.7.2
Komponen STD
State Transition Diagram memiliki dua komponen, yaitu:
a. State
State merupakan sekumpulan keadaan atau atribut sebuah sistem.
State digambarkan dengan simbol persegi panjang.
Gambar 2.25 Simbol State
b. Arrow
Arrow merupakan penanda perubahan dari suatu state ke state
yang lain. Arrow digambarkan dengan simbol panah.
Gambar 2.26 Simbol Arrow
33
Setiap arrow dalam state transition diagram memiliki aksi dan
kondisi untuk menunjukkan perubahan yang terjadi.
Aksi
Kondisi
Gambar 2.27 Aksi pada Arrow
2.8
Website dan Web GIS
2.8.1
Website
2.8.1.1
Internet
Internet adalah jaringan yang menghubungkan sistem
jaringan komputer di seluruh dunia – sebuah jaringan besar yang
menghubungkan
jaringan
komputer
perusahaan,
organisasi,
lembaga pemerintah dan sekolah di seluruh dunia, cepat dan murah
(Turban et al, 2005: 478).
Perangkat nirkabel yang dapat mengakses internet dan
integrasi televisi dan komputer memungkinkan internet untuk
mencapai setiap rumah, bisnis, sekolah dan organisasi lainnya.
Secara fisik, internet menggunakan sebagian dari total
sumber daya dari jaringan telekomunikasi publik yang ada saat ini.
Secara teknis, yang membedakan internet adalah penggunaan
protol TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol).
2.8.1.2
Protokol
Protokol adalah sebuah aturan atau prosedur yang mengatur
pengiriman, komunikasi melalui jaringan (Turban et al, 2005: 468).
Protokol dapat diterapkan pada perangkat keras, perangkat lunak
atau keduanya.
Menurut Turban et al (2005: 469), TCP/IP (Transmission
Control Protocol/Internet Protocol) adalah sebuah protokol
pengiriman data yang dapat mengirim data informasi yang besar
34
melalui jaringan – terkadang tidak dipercaya – dengan jaminan
bahwa data akan sampai dalam keadaan tidak rusak.
IP (Internet Protocol) adalah sebuah aturan yang digunakan
untuk mengirim dan menerima paket data dari suatu mesin ke
mesin lain melalui internet (Turban et al, 2005: 479).
2.8.1.3
Hypertext Transfer Protocol (HTTP)
HTTP adalah standar komunikasi yang digunakan untuk
mengirimkan halaman web melalui bagian WWW dari internet
(Turban et al, 2005: 483).
HTTP digunakan untuk mendefinisikan bagaimana format
pesan dan bagaimana pesan dikirim dan tindakan apa yang harus
diambil Web Servers dan Browsers dalam menanggapi berbagai
perintah yang ada.
2.8.1.4
World Wide Web (www)
Menurut Turban et al (2005: 50), WWW merupakan sebuah
aplikasi yang menggunakan fungsi pengiriman dari internet yang
telah diterima secara universal sebagai standar untuk menyimpan,
mengambil, memformat dan menampilkan informasi melalui
aksitektur client/server.
WWW pertama ditemukan pada tahun 1990 oleh fisikawan
Inggris, Tim Berners-Lee.
2.8.1.5
Website (Web)
Website (Web) merupakan komponen atau kumpulan
halaman web dari sebuah perusahaan atau individu (Turban et al,
2005: 483).
Secara garis besar, website digolongkan menjadi 3 bagian:
1. Website Statis
Website statis adalah website yang mempunyai halaman
tidak berubah. Perubahan pada suatu halaman dilakukan secara
manual dengan mengubah code yang menjadi struktur dari
website tersebut.
35
2. Website Dinamis
Website dinamis adalah website yang memiliki halaman
yang berubah – ubah. Website dinamis merupakan website yang
di-update sesering mungkin. Selain bagian utama yang bisa
diakses oleh pengguna, disediakan backend untuk mengubah
konten dari website. Contoh website dinamis adalah web berita.
3. Website Interaktif
Website interaktif adalah jenis web yang saat ini sedang
banyak digunakan orang – orang. Salah satu contoh website
interaktif adalah blog dan forum. Berbagai pengguna dapat
saling berinteraksi dan memberikan pendapat. Website interktif
memiliki
moderator
untuk
mengatur
supaya
hal
yang
pengguna
harus
diperbincangkan tidak keluar dari topik yang dibahas.
Untuk
dapat
mengakses
website,
menentukan Uniform Resource Locator (URL) yang menunjuk
ke alamat dari sumber tertentu di dalam web contohnya
www.google.com.
2.8.1.6
Web Browser (Browser)
Web browser atau sering disebut browser adalah aplikasi
perangkat lunak yang digunakana pengguna untuk mengakses
website (Turban et al, 2005: 483). Web browser berfungsi untuk
menampilkan dan melakukan interaksi dengan dokumen yang
disediakan oleh server web.
Web browser menjadi sarana akses universal karena
memberikan tampilan yang sama pada setiap sistem operasi dimana
web dijalankan. Web browser yang popular digunakan adalah
Microsoft Internet Explorer, Mozilla Firefox dan Google Chrome.
2.8.1.7 Hypertext Markup Language (HTML)
HTML adalah bahasa pemrograman yang digunakan untuk
membuat web, yang memformat dokumen dan menghubungkan
tautan hypertext dinamis ke dokumen lain yang tersimpan didalam
komputer (Turban et al, 2005: 482).
36
2.8.2
Web GIS
Menurut Fu (2006: 1) Web GIS merupakan website yang terintegrasi
dengan sistem informasi geografis atau geographic information system (GIS).
Web GIS pertama dikembangkan oleh Xeror Corporation Palo Alto Research
Center (PARC) pada tahun 1993 dan berkembang pesat. Web GIS mengubah
cara memperoleh, mentransmisi, mempublikasi, membagi dan memvisualisasi
data geospatial. GIS disimpan dan dijalankan di sebuah sever GIS melalui
internet. Server tersebut memproses file web GIS agar dapat ditampilkan di
browser.
File GIS menggunakan data vektor dalam pembuatannya tetapi web
browser tidak dapat membaca data vektor sehingga dibutuhkan suatu
perangkat lunak untuk mengkonversi format data vektor menjadi format data
raster agar dapat dibaca oleh web browser.
Elemen penting web GIS adalah sebagai berikut:
a. Server memiliki URL sehingga klien dapat menggunakan web GIS
melalui web.
b. Klien menggunakan HTTP untuk mengirim permintaan ke server.
c. Server melakukan operasi GIS dan mengirimkan tanggapan kepada
klien melalui HTTP.
d. Format respon kepada klien berupa HTML (Hypertext Markup
Language), binary image, XML (Extensible Markup Language) atau
JSON (JavaScript Object Notation).
2.8.3
Google
Google merupakan sebuah perusahaan multinasional amerika serikat
yang bergerak dalam pengembangan teknologi berbasis internet dan produk.
Google didirikan tanggal 4 September 1998 oleh Larry Page dan Sergey Brin
di Universitas Stanford. Google mengoperasikan lebih dari satu juta server di
pusat data di seluruh dunia dan memproses permintaan pencarian lebih dari
satu miliar dan sekitar 24 petabytes data buatan pengguna setiap harinya.
Beberapa aplikasi berbasis internet buatan Google adalah Google
Search Engine, Google Mail (e-mail), Google Talk (jejaring sosial), Google+,
Google Drive, Google Translate, Google Chrome (browser), Android (sistem
37
operasi), Cloud Computing, Online Advertising, Google Books, Google Earth
dan Google Maps.
2.8.3.1
Google Maps
Google Maps merupakan bentuk layanan peta online dari
Google yang menawarkan teknologi pemetaan yang didapat dari
gambar satelit untuk seluruh dunia, yang menggunakan layanan
berbasis peta lainnya seperti Google Ride Finder, Google Transit,
dan peta yang dimasukkan dari website pihak ketiga melalui
Google Maps API. Google Maps menggunakan varian proyeksi
Mercator sehingga tidak dapat secara akurat menunjukkan daerah
disekitar. Aplikasi mobile Google Maps merupakan salah satu
aplikasi popular, dengan lebih dari 54% dari pemilik smartphone
yang menggunakannya.
Google Maps pertama dijalankan sebagai program C++ yang
di desain oleh Lars dan Jens Rasmussen. Pada Oktober 2004,
perusahaan mereka diakuisisi oleh Google dan mengubah program
tersebut menjadi aplikasi web Google Maps.
Google Maps mempunyai platform open source sehingga
dapat digunakan dengan bebas namun harus memenuhi syarat yang
telah diterapkan. Google Maps juga memberikan kebebasan kepada
pengembang untuk mengembangkan teknologi pemetaan yang
berbasis Google Maps, sehingga dapat memperkaya fitur yang
sebelumnya ada pada Google Maps. Untuk pengembangan ini,
Google mempunyai 2 pilihan platform, yaitu Open Source Platform
(gratis) dan Entreprise Platform (berbayar). Dalam hal ini
pengembangan platform Google Maps menggunakan sebuah
bahasa pemrograman yang dinamakan dengan Maps API Java
Script Programming yang khusus digunakan dalam pemetaan
menggunakan Google Maps.
38
2.9
Microsoft SQL Server
Microsoft SQL Server adalah DBMS relasional yang dikembangkan oleh
Microsoft. Sebagai database, SQL Server adalah perangkat lunak yang bertugas
untuk menyimpan dan mengambil data sesuai dengan yang diinginkan oleh aplikasi
lain, baik berada dalam satu komputer ataupun berbeda komputer tapi terhubung
dengan jaringan (termasuk internet).
2.10
PHP
PHP (PHP: Hypertext Preprocessor) merupakan bahasa pemrograan server –
side yang dirancang untuk pengembangan web dinamis dan interaktif. Awalnya PHP
berdiri untuk Personal Home Page, yang kemudian diganti menjadi PHP: Hypertext
Preprocessor. PHP dapat dengan mudah digabungkan dengan HTML atau dapat
digabungkan dengan engine dan framework.
PHP pertama dikembangkan oleh Rasmus Lerdorf pada tahun 1994 yang pada
awalanya menggunakannya untuk menghitung jumlah pengunjung situs yang
membuka halaman resume yang dia miliki. Rasmus kemudian menulis ulang kode
tersebut dalam bahasa pemrograman C untuk alasan performa, memperluas kode
tersebut dengan menambahkan kemampuan untuk bekerja dengan web form dan
mengakses database, dan memanggil implementasi ini sebagai “Personal Home
Page/Forms Interpreter” atau PHP / FI.
Zeev Suraski dan Andi Gutmans menulis ulang kode tersebut dan membuat
dasar dari PHP 3 dan mengubah namanya menjadi PHP: Hypertext Preprocessor.
2.11
Framework
Framework merupakan kerangka program yang berisikan berbagai kode yang
disimpan dalam file yang terpisah (library atau fungsi include) dimana
mempermudah pemrograman operasi yang berulang.
2.11.1
CodeIgniter
CodeIgniter merupakan sebuah framework pengembangan aplikasi web
yang menggunakan bahasa pemrograman PHP. CodeIgniter ditulis oleh Rick
Ellis, seorang programmer yang menjabat sebagai CEO di EllisLab, Inc.
Framework CodeIgniter ditulis untuk performa dalam real world, memiliki
beberapa class library, helper, dan sub-sistem berbasis kode Expression
39
Engine. CodeIgniter merupakan framework yang memiliki lisensi bebas untuk
digunakan (open source) Apache / BSD.
CodeIgniter menggunakan pola desain Model – View – Controller
(MVC), yaitu pola untuk mengatur aplikasi menjadi tiga bagian berbeda.
Framework CodeIgniter bertujuan agar developer dapat membuat dan
mengembangkan projek dengan lebih cepat dibandingkan dengan menuliskan
code projek dari nol. Hal ini disebabkan karena CodeIgniter menyediakan
library yang dibutuhkan dalam pembuatan tugas yang sering digunakan.
CodeIgniter memiliki dokumentasi yang jelas dan lengkap yang memudahkan
pengembang untuk mempelajari CodeIgniter dengan mudah.
Disisi pemrograman, CodeIgniter kompatibel untuk PHP 4 dan PHP 5
sehingga dapat berjalan pada sebagian besar web host yang ada. Inti
CodeIgniter menggunakan pola desain Singleton. Pola ini merupakan cara
untuk memuat kelas-kelas sehingga jika dipanggil beberapa kali, kelas
tersebut akan dimasukkan. Hal ini berguna untuk koneksi database karena
hanya ada satu koneksi setiap kali kelas tersebut digunakan.
2.11.1.1 Model – View – Controller (MVC)
MVC merupakan sebuah pendekatan yang memisahkan
aplikasi menjadi tiga segmen yaitu Models, Views dan Controllers.
MVC meningkatkan penggunaan kembali kode program dalam
aplikasi yang dikembangkan.
Models merepresentasikan tipe data yang akan digunakan
dalam aplikasi yang dibuat. Objek Model adalah bagian dari
aplikasi yang mengimplementasikan logika untuk domain data
aplikasi yang umumnya digunakan untuk mengambil data dari
database atau menyimpan data ke dalam database. Contoh data
yang akan digunakan adalah database, RSS Feeds, API, dan aksi
lain yang melibatkan pengambilan, pengembalian, update dan
penghapusan data.
Views merupakan informasi yang ditampilkan di layar
(antarmuka) yang digunakan oleh pengguna melalui web browser
mereka. Views biasanya merupakan file HTML, terkadang
mengandung kode PHP yang membangun website. Dalam
40
CodeIgniter, Views dapat menjadi segmen, template parsial, atau
jenis halaman atau template lain.
Controller adalah logika bisnis dalam aplikasi yang berfungsi
sebagai perantara antara Model dan Views. Controller digunakan
ntuk menangani interaksi pengguna, bekerja dengan model dan
memilih view mana yang akan digunakan untuk merender data
yang akan ditampilkan. Controller akan merespon HTTP request
dan menghasilkan halaman web.
Dengan
pola
MVC,
kita
membuat
aplikasi
dengan
memisahkan berbagai aspek dari aplikasi (logika input, bisnis dan
antarmuka) sehingga pembuatan satu program dapat dibagi – bagi
kepada beberapa orang. Setiap bagian dapat dibuat dengan terpisah
dan diharapkan dapat digunakan oleh banyak program terutama
bagian Model dan View.
2.12
Eight Golden Rules (Delapan Aturan Emas)
Menurut Shneiderman (2005, 74) ada delapan aturan emas yang dapat
digunakan untuk merancang antar muka (User Interface) yaitu:
a. Konsistensi
Konsistensi dalam urutan aksi yang diminta, terminologi yang identik
harus digunakan dalam prompt, menu dan layar bantuan, serta konsistensi
terhadapa penggunaan warna, tata letak, kapitalitas, jenis font yang
digunakan dalam aplikasi. Aturan ini adalah aturan yang paling sering
dilanggar.
b. Memenuhi penggunaan secara universal dengan shortcut
Perbedaan pengguna pemula dan ahli, usia pengguna, ketidakmampuan
(cacat), dan teknologi merupakan kebutuhan yang diperlukan untuk
merancang aplikasi. Menambahkan fitur penjelasan untuk pengguna
pemula dan fitur shortcut untuk pengguna ahli agar dapat meningkatkan
kualitas sistem.
c. Memberikan umpan balik yang informatif
Dalam setiap aksi yang dilakukan oleh pengguna, harus disertakan dengan
umpan balik. Untuk aksi yang berulang dan kecil, respon dengan sederhana
dan untuk aksi yang jarang dan besar, respon harus lebih besar dan penting.
41
d. Merancang dialog untuk menghasilkan penutupan
Urutan aksi harus terorganisir dalam kelompok dengan awal, tengah dan
akhir. Umpan balik yang informatif pada penyelesaian kelompok aksi
memberikan pengguna kepuasan, rasa lega, pertanda pengguna untuk
mengistirahatkan pikiran, dan pertanda pengguna dapat mempersiapkan diri
untuk aksi yang selanjutnya.
e. Pencegahan dan penanganan kesalahan
Sebisa mungkin, rancanglah sistem dimana pengguna tidak dapat
melakukan kesalahan berat. Jika pengguna membuat kesalahan, antar muka
harus dapat mendeteksi kesalahan tersebut dan memberikan penanganan
yang mudah, konstruktif dengan memberikan instruksi yang spesifik.
f. Kemudahan kembali ke aksi yang sebelumnya
Sebisa mungkin, aksi yang dilakukan dapat dikembalikan ke aksi
sebelumnya. Fitur ini memberikan kelegaan dimana pengguna mengetahui
bahwa kesalahan dapat dibatalkan, yang mana membuat pengguna
bersemangat menjelajah opsi yang tidak sering digunakan.
g. Mendukung pengendalian secara internal
Pengguna yang berpengalaman ingin dapat mengontrol sistem yang
membuat pengguna menjadi pengambil inisiatif dari aksi, bukan sebagai
responden dari aksi.
h. Mengurangi beban ingatan jangka pendek
Keterbatasan manusia memproses informasi dalam ingatan jangka pendek
membuat aplikasi harus dibuat sederhana mungkin, tampilan yang banyak
lebih baik disatukan, frekuensi pergantian jendela dikurangi dan berikan
waktu pembelajaran yang cukup untuk mengingat code, mnemonic dan
urutan aksi.
2.13
Gereja Kristen (Protestan)
Kata gereja berasal dari bahasa Spanyol igreja yang berarti suatu perkumpulan
atau lembaga dari penganut kristiani. Dalam bahasa Yunani, gereja berasal dari kata
εκκλησία (ekklêsia) yang berarti dipanggil keluar sehingga gereja adalah persekutuan
atau perkumpulan yang dipanggil keluar. Gereja terbentuk 50 hari setelah
kebangkitan Yesus Kristus pada hari raya Pentakosta, yaitu ketika Roh Kudus yang
dijanjikan Allah diberikan kepada semua yang percaya pada Yesus Kristus.
42
2.13.1
Gereja Sidang Jemaat Kristus
Gereja Sidang Jemaat Kristus merupakan sebuah gereja protestan yang
berpusat di Jalan Gunung Sahari, Jakarta Pusat. Jumlah jemaat yang dimiliki
oleh Gereja Sidang Jemaat Kristus di Jakarta saat ini mencapai 3000 jemaat.
2.13.1.1 Kaum Saleh
Kaum Saleh merupakan sebutan untuk jemaat di Gereja
Sidang Jemaat Kristus. Kaum saleh terdiri atas dua jenis yaitu:
1.
Gembala
Gembala merupakan jemaat yang lebih senior dan lebih
aktif dalam segala kegiatan gereja. Jemaat gembala memiliki
karakter yang baik dan memiliki kondisi kesehatan yang baik.
Gembala bertugas untuk menggembalakan dan mengajar
domba.
Jemaat gembala terbagi atas:
a. Gembala Pengasuh
Merupakan gembala yang melakukan pengasuhan
dalam pelayanannya. Gembala ini akan mengasuh domba
yang digembalakan agar domba tersebut tetap terhubung
dengan gereja yang ada melalui proses pengembalaan.
b. Gembala Perawat
Merupakan gembala yang melakukan perawatan
dalam pelayanannya. Gembala ini akan membantu
perawatan domba yang memiliki penyakit secara fisik
maupun secara mental.
c. Gembala Pengajak
Merupakan gembala yang melakukan pengajakan
dalam pelayanannya. Gembala ini akan mengajak domba –
domba ataupun orang lain untuk bergabung dengan Gereja
Sidang Jemaat Kristus.
d. Gembala Lewi
Merupakan gembala yang melakukan kegiatan
dalam gereja yang berguna untuk pengembangan gereja.
43
2.
Domba
Domba merupakan kaum saleh yang lebih junior dan
lebih tidak aktif seperti sering tidak hadir atau memiliki
karakter yang tidak baik.
2.13.1.2 Pemasangan Jemaat
Pemasangan Jemaat di Gereja Sidang Jemaat Kristus
merupakan proses untuk memasangkan Gembala dengan Domba
sehingga terjadi proses pengembalaan oleh Gembala ke Domba.
Penentuan pasangan jemaat ditentukan dengan beberapa
syarat, yaitu:
a. Jenis Kelamin harus sama antara Gembala dan Domba.
b. Perbedaan Usia antara Gembala dan Domba tidak
melebihi 5 tahun.
c. Jarak antara rumah Gembala dan Domba tidak melebihi
50 kilometer.
2.13.1.3 Pengunjungan Jemaat
Setelah Gembala dan Domba dipasangkan, untuk dapat
memulai kegiatan pengembalaan, Gembala dapat melihat rute yang
dapat diambil untuk mengunjungi rumah Domba. Kegiatan
pengembalaan akan dijalankan di rumah Domba atau Gembala dan
Domba dapat menentukan tempat untuk bertemu terlebih dahulu.
Rute
yang dapat
diambil
oleh Gembala saat
akan
mengunjungi Domba adalah rute optimal yang dihitung dengan
syarat sebagai berikut:
a. Jarak antara kedua alamat
Syarat untuk menghitung rute optimal yang pertama
adalah dengan menentukan jarak kedua alamat yang
memiliki tiga tahap yaitu dekat, sedang dan jauh.
b. Keadaan jalan
Syarat untuk menghitung rute optimal yang kedua adalah
dengan mengetahui keadaan jalan pada saat itu contohnya
sedang macet atau tidak macet.
Download