BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem dan Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut O’Brien (2005: 22) sistem adalah sekumpulan komponen yang berhubungan yang bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan dengan menerima masukan dan menghasilkan keluaran melalui proses transformasi yang terorganisasi. 2.1.2 Analisis dan Perancangan Sistem Menurut Whitten (2007: 165) analisis sistem adalah teknik pemecahan masalah (problem – solving) dengan menguraikan sistem ke dalam komponen – komponen dengan tujuan mempelajari bagaimana komponen tersebut bekerja dan berinteraksi untuk menyelesaikan tujuan mereka. Menurut Whitten (2007: 166) perancangan sistem adalah pelengkap teknik pemecahan masalah (untuk analisis sistem) yang mengumpulkan kembali komponen sistem ke sistem yang lebih lengkap yang diharapkan meningkatkan kinerja sistem. Perancangan sistem mencakup penambahan, penghapusan dan perubahan bagian yang relatif ke sistem yang asli. 2.1.3 Pengertian Informasi Menurut O’Brien (2005: 27) informasi adalah data yang telah diubah menjadi sesuatu yang berarti dan pernyataan berguna bagi pengguna akhir. Dapat disimpulkan bahwa informasi merupakan hasil dari pengolahan data dalam suatu sistem, yang bermanfaat bagi penerimanya. 2.1.4 Pengertian Sistem Informasi Menurut O’Brien (2005: 6) sistem informasi adalah kombinasi yang terdiri dari orang, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan komputer dan sumber daya yang dapat mengumpulkan, mengubah dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi. 7 8 2.2 Sistem Informasi Geografis 2.2.1 Pengertian Geografi Geografi berasal dari kata bahasa Yunani “geographia”, terdiri dari dua kata, geo yang berarti ‘bumi’ dan graphein artinya ‘citra’ atau ‘gambaran’. Perkataan geografi diambil dari perkataan Inggris yang berasal dari perkataan Greek hê gê (“bumi”) dan graphein (“menulis” atau “menggambarkan”). Dari asal – usul kata ini dapatlah dikatakan bahwa geografi berarti ilmu pengetahuan yang menggambarkan keadaan bumi. Objek kajian geografi adalah lapisan- lapisan bumi atau tepatnya fenomena geosfer, meliputi lapisan atmosfer, litosfer, hidrosfer, biosfer dan antroposfer. Dalam mengkaji objek-objek studi geografi tersebut diperlukan pengetahuan dari disiplin ilmu-ilmu lain seperti klimatologi, geologi, hidrologi, antropologi dan sebagainya. Koleksi geografi yang dimaksudkan di sini adalah koleksi peta. Peta adalah gambaran konvensional secara selektif dari permukaan bumi dengan segala fenomenanya yang diperkecil dengan skala tertentu dan ditampilkan pada bidang datar. Dalam peta, daerah atau wilayah yang sangat luas dengan segala kenampakannya ditampilkan dalam sebidang kertas. 2.2.2 Pengertian Sistem Informasi Geografis Menurut Irwansyah (2013: 1), Sistem Informasi Geografis (SIG) atau Geographic Information System (GIS) adalah sebuah sistem yang di desain untuk menangkap, menyimpan, memanipulasi, menganalisa, mengatur dan menampilkan seluruh jenis data geografis. Kata GIS yang terkadang dipakai sebagai istilah untuk geographical information science atau geospatial information studies yang merupakan ilmu studi atau pekerjaan yang berhubungan dengan Geographic Information System. Sistem informasi geografis dapat disimpulkan sebagai gabungan kartografi, analisis statistik dan teknologi sistem basis data (database). 9 2.2.3 Konsep Real Word Konsep Real world merupakan sebuah cara bagaimana sistem informasi geografis mengubah realitas fisik sebuah dunia menggunakan model menjadi sebuah sistem informasi geografis yang dapat disimpan, dimanipulasi, diproses dan dipresentasikan (Irwansyah, 2013: 3). Gambar 2.1. Tampilan konsep real world (Sumber: Irwansyah, 3) Konsep real world memiliki beberapa tahapan yaitu: 1. Physicial Reality Merupakan tahapan di mana menganalisa dunia nyata yang akan dibuat menjadi sistem informasi geografis. 2. Real world Model Tahapan mengubah objek – objek yang ada di dunia nyata menjadi model. 3. Data Model Tahapan yang mengubah model – model objek dunia nyata menjadi sebuah tipe data. 4. Database Menyimpan keseluruhan model data ke dalam sistem basis data. 5. Maps / Reports Merupakan hasil akhir dunia nyata yang dikonversi menjadi sebuah sistem informasi geografis. 10 2.2.4 Model Data Spatial Sistem informasi geografis merepresentasikan real world dengan data spasial yang terbagi atas dua model data yaitu model data raster dan model data vektor. Keduanya memiliki karakteristik yang berbeda, selain itu dalam pemanfaatannya tergantung dari masukan data dan hasil akhir yang akan dihasilkan. Gambar 2.2. Tampilan data raster dan data vektor (Sumber: Irwansyah, 4) 2.2.4.1 Model Data Vektor Dalam data vektor, bumi direpresentasikan sebagai suatu mosaik yang terdiri atas: 1. Garis (arc / line) 2. Poligon (daerah yang dibatasi oleh garis yang berawal dan berakhir pada titik yang sama) 3. Titik / poin (node yang mempunyai label) 4. Nodes (titik perpotongan antara dua buah garis). Gambar 2.3. Contoh data vektor (Sumber: Irwansyah, 5) 11 Model data vektor merupakan model data yang paling banyak digunakan. Model data vektor berbasiskan pada titik dengan nilai koordinat (x, y) untuk membangun objek spasialnya. Objek yang dibangun terbagi menjadi tiga bagian lagi yaitu: a) Titik (point): representasi grafis yang tidak mempunyai dimensi tetapi dapat ditampilkan dalam bentuk simbol pada peta dan layar monitor. Contoh: Lokasi Fasilitas Kesehatan. b) Garis (line): bentuk linear yang menghubungkan dua atau lebih titik dan merepresentasikan objek dalam satu dimensi. Contoh: Jalan, Sungai. c) Area (polygon): representasi objek dalam dua dimensi. Contoh: Danau, Persil Tahan. 2.2.4.2 Model Data Raster Data raster (atau disebut jugan dengan sel grid) adalah data yang dihasilkan dari Sistem Penginderaan Jauh (Irwansyah, 2013: 6). Pada data raster, objek geografis direpresentasikan sebagai struktur sel grid yang disebut dengan pixel (picture element). Pada data raster, resolusi tergantung pada ukuran pixel yang dimiliki. Semakin kecil ukuran permukaan bumi yang direpresentasikan oleh satu sel, semakin tinggi resolusinya. Data raster sangat baik untuk merepresentasikan batas – batas yang berubah secara gradual, seperti jenis tanah, kelembaban tanah, vegetasi, suhu tanah dan sebagainya. Keterbatasan utama dari data raster adalah besarnya ukuran file. Semakin tinggi resolusi grid-nya semakin besar pula ukuran filenya. Gambar 2.4. Contoh model data raster (Sumber: Irwansyah, 6) 12 2.2.5 Sub-sistem Sistem Informasi Geografis Data atau informasi yang berkaitan dengan permasalahan yang akan dipecahkan harus dipilih dan diolah melalui pemrosesan yang akurat. Untuk keperluan tersebut sistem informasi geografis menyediakan sejumlah subsistem yaitu: data input, data output, data management, dan data manipulation and analysis. Gambar 2.5 Diagram sub-sistem dari SIG (Sumber: Irwansyah, 75) a. Data Input Sub-sistem ini bertugas untuk mengumpulkan, mempersiapkan, dan menyimpan data spasial dan atributnya dari berbagai sumber. Sub – sistem ini pula yang bertanggung jawab dalam mengkonversikan atau mentransformasikan format – format data aslinya ke dalam format yang dapat digunakan oleh perangkat sistem informasi geografis yang bersangkutan. b. Data Output Sub-sistem ini bertugas untuk menampilkan atau menghasilkan keluaran (termasuk mengekspornya ke format yang dikehendaki) seluruh atau sebagian basis data (spasial) baik dalam bentuk softcopy maupun hardcopy seperti table, grafik, report, peta, dan lain sebagainya. 13 c. Data Management Sub-sistem ini mengorganisasikan data spasial maupun tabel – tabel atribut terkait ke dalam sebuah sistem basis data sedemikian rupa hingga mudah dipanggil kembali atau di-retrieve, di-update, dan di-edit. d. Data Manipulation and Analysis Sub-sistem ini menentukan informasi – informasi yang dapat dihasilkan oleh sistem informasi geografis. Selain itu sub-sistem ini juga melakukan manipulasi (evaluasi dan penggunaan fungsi-fungsi dan operator matematis dan logika) dan pemodelan data untuk menghasilkan informasi yang diharapkan. 2.2.6 Tugas – tugas dari Sistem Informasi Geografis Beberapa tugas utama yang harus dilakukan oleh Sistem Informasi Geografis yaitu: a. Input data, sebelum data geografis digunakan dalam sistem informasi geografis, data tersebut harus dikonversi terlebih dahulu ke dalam bentuk digital. Proses konversi data dari peta kertas atau foto ke dalam bentuk digital disebut dengan digitizing. Sistem informasi geografis modern bisa melakukan proses ini secara otomatis menggunakan teknologi scanning. b. Pembuatan peta, proses pembuatan peta dalam sistem informasi geografis lebih fleksibel dibandingkan dengan cara manual atau pendekatan kartografi otomatis. Prosesnya diawali dengan pembuatan basis data. Peta kertas dapat didigitalkan dan informasi digital tersebut dapat diterjemahkan ke dalam sistem informasi geografis. Peta yang dihasilkan dapat dibuat dengan berbagai skala dan dapat menunjukkan informasi yang dipilih sesuai dengan karakteristik tertentu. c. Manipulasi data, data dalam sistem informasi geografis akan membutuhkan transformasi atau manipulasi untuk membuat data – data tersebut kompatibel dengan sistem. Teknologi sistem informasi geografis menyediakan berbagai macam alat bantu untuk memanipulasi data yang ada dan menghilangkan data – data yang tidak dibutuhkan. 14 d. Manajemen file, ketika volume data yang ada semakin besar dan jumlah data user semakin banyak, maka hal terbaik yang harus dilakukan adalah menggunakan database management system (DBMS) untuk membantu menyimpan, mengatur, dan mengelola data. e. Analisis query, sistem informasi geografis menyediakan kapabilitas untuk menampilakn query dan alat bantu untuk menganalisis informasi yang ada. Teknologi sistem informasi geografis digunakan untuk menganalisis data geografis untuk melihat pola dan tren. f. Memvisualisasikan hasil, untuk berbagai macam tipe operasi geografis, hasil akhirnya divisualisasikan dalam bentuk peta atau graf. Peta sangat efisien untuk menyimpan dan mengkomunikasikan informasi geografis. Namun saat ini sistem informasi geografis juga sudah mengintegrasikan tampilan peta dengan menambahkan laporan, tampilan tiga dimensi, dan multimedia. 2.2.7 Komponen Sistem Informasi Geografis Menurut Irwansyah (2013: 11), komponen – komponen yang membangun sebuah sistem informasi geografis adalah: Gambar 2.6. Komponen SIG (Sumber: Irwansyah, 11) 15 1. Computer System and Software Merupakan sistem komputer dan kumpulan piranti lunak (hardware dan software) yang digunakan untuk mengolah data. Gambar 2.7. Contoh computer system and software (Sumber: Irwansyah, 12) 2. Spatial Data Merupakan data spasial (bereferensi keruangan dan kebumian) yang akan diolah. Data spasial adalah data sistem informasi yang terpaut pada dimensi ruang dan dapat digambarkan dengan berbagai komponen data spasial yaitu titik, garis dan poligon. Gambar 2.8. Contoh data spasial (Sumber: Irwansyah, 12) 16 3. Data Management and Analysis Procedure Manajemen data dan analisa prosedur dengan menggunakan Database Management System (DBMS). Gambar 2.9. Contoh sistem basis data (Sumber: Irwansyah, 13) 4. People Entitas sumber daya manusia terlatih yang akan mengoperasikan sistem informasi geografis yang berperan sebagai pengoperasi perangkat keras dan perangkat lunak, serta menangani data geografis dengan menggunakan kedua perangkat tersebut. Gambar 2.10 Contoh entitas sumber daya manusia (Sumber: Irwansyah, 13) 17 2.3 Pemetaan Peta adalah gambaran sebagian atau seluruh wilayah di permukaan bumi dengan berbagai kenampakannya pada bidang datar yang diperkecil dengan menggunakan skala tertentu. 2.3.1 Jenis Peta 2.3.1.1 Jenis Peta Berdasarkan Isinya a. Peta Umum Peta umum adalah peta yang menggambarkan seluruh kenamakan di permukaan bumi, baik berupa kenampakan alam maupun kenampakan budaya. Kenampakan alam dapat berupa sungai, danau, laut, maupun bentang lahan. Kenampakan budaya dapat berupa jalan raya, jalan kereta api, pemukiman, dan sebagainya. Peta umum dapat dibedakan sebagai berikut: a) Peta dunia, yaitu peta yang berfungsi memberikan informasi letak dan bentuk wilayah setiap negara di dunia. b) Peta korografi, yaitu peta yang memberikan gambaran seluruh atau sebagian permukaan bumi yang bercorak umum dan berskala kecil. c) Peta topografi, yaitu peta yang memberikan gambaran tentang permukaan bumi dan reliefnya. b. Peta Khusus Peta khusus adalah peta yang di dalamnya hanya menggambarkan satu aspek dari gejala di permukaan bumi. Peta ini disebut juga sebagai peta tematik karena hanya menggambarkan tema tertentu yang ada di permukaan bumi. Contoh dari peta khusus antara lain peta kepadatan penduduk, peta penggunaan lahan, peta persebaran hasil tambang, peta jaringan jalan, dan sebagainya. 18 2.3.1.2 Jenis Peta Berdasarkan Bentuknya a. Peta Datar (Peta Planimetri) Peta datar adalah peta yang dibuat pada bidang datar, seperti kertas, kain, kanvas, maupun triplek. Perbedaan kenampakan di daratan maupun di lautan digambarkan dengan menggunakan perbedaan warna atau simbol lain. b. Peta Timbul (Peta Relief) Peta timbul adalah peta yang dibuat sesuai dengan bentuk sebenarnya di permukaan bumi. Peta ini dibuat secara tiga dimensi sehingga gunung tampak menjulang sedangkan dataran rendah dan lembah tampak di bawahnya. c. Peta Digital Peta digital adalah peta yang dibuat dengan alat bantu komputer. Data dalam penggambaran peta disimpan dalam suatu disket, CD atau hard disk. Gambar peta ditayangkan melalui monitor komputer. Program yang digunakan dalam penggambaran peta ini dapat menggunakan program map info dan arc info. 2.3.1.3 Jenis Peta Berdasarkan Skalanya a. Peta Kadaster Peta kadaster adalah peta yang mempunyai skala 1 : 100 sampai 1 : 5.000. Peta ini biasanya digunakan untuk menggambarkan peta tanah atau peta dalam sertifikat tanah. b. Peta Skala Besar Peta skala besar adalah peta yang mempunyai skala 1 : 5.000 sampai 1 : 250.000. Peta ini digunakan untuk menggambarkan wilayah yang relatif sempit, misalnya peta kelurahan dan kecamatan. c. Peta Skala Menengah 19 Peta skala menengah adalah peta yang mempunyai skala 1 : 250.000 sampai 1 : 500.000. Peta ini digunakan untuk menggambarkan daerah yang agak luas, misalnya peta provinsi. d. Peta Skala Kecil Peta skala kecil adalah peta yang mempunyai skala 1 : 500.000 sampai 1 : 1.000.000 atau lebih. Peta ini digunakan untuk menggambarkan daerah yang relatif luas, misalnya peta negara, benua bahkan dunia. Besar kecilnya peta ditentukan oleh besar kecilnya skala yang digunakan. Semakin besar angka perbandingannya, berarti skala peta itu semakin kecil. 2.3.2 Unsur Peta 1. Judul Peta Judul peta merupakan nama dari peta yang mewakili gambaran daerah atau negara yang ada dalam peta. 2. Simbol Peta Pada peta akan ditemui gambar – gambar berupa simbol yang mewakili kenampakan yang ada di permukaan bumi. a) Kenampakan hipsografi, atau kenampakan relief, merupakan kenampakan bentang alam daratan, seperti pegunungan, dataran tinggi, dataran rendah, bukit, lembah, dan sebagainya. Untuk menunjukan kenampakan hipsografi pada peta digunakan simbol warna yaitu warna cokelat. b) Kenampakan hidrografi, yaitu kenampakan bentuk muka bumi berupa perairan, seperti lautan, laut, selat, teluk, sungai, danau, dan sebagainya. Nama – nama dalam perairan dalam peta biasanya ditulis dengan menggunakan huruf miring (italic). Sedangkan sebagai simbol kedalaman dari perairan tersebut ditunjukan oleh warna biru yang bertingkat – tingkat, mulai dari warna biru keputih – 20 putihan (biru sangat muda), biru muda, biru, biru tua, sampai biru kehitaman. c) Kenampakan buatan manusia, yaitu kenampakan yang dibuat oleh manusia seperti jalan, rel kereta api, kota, bangunan, dan sebagainya yang menggunakan warna merah atau warna hitam dipadu dengan simbol garis dan titik. Warna hitam sering juga digunakan untuk menunjukkan bagunan, dam, dan lain sebagainya. Selain itu terdapat simbol – simbol khusus untuk menunjukan kenampakan – kenampakan lainnya, seperti menggunakan bentuk mini dari kenampakan tersebut. d) Kenampakan vegetasi, yaitu kenampakan vegetasi (tumbuhan) secara umum yang menggunakan warna hijau. Kenampakan vegetasi ditunjukan dengan simbol gambar vegetasi yang bersangkutan contohnya pohon kelapa ditunjukan oleh buah kelapa. e) Kenampakan khusus, yaitu kenamakan pada peta yang menggambarkan suatu tema tertentu. Misalnya, peta persebaran hewan di dunia, peta pertambahan penduduk, peta curah hujan, dan sebagainya. Kenampakan ini terdapat pada peta khusus atau peta tematik dimana simbol yang digunakan adalah simbol khusus yang disediakan dengan kebutuhan peta tersebut. 3. Legenda atau keterangan peta Legenda adalah alat bantu yang digunakan untuk mencantumkan simbol – simbol yang terdapat dalam peta. Legenda umumnya terletak pada kotak di bagian bawah peta. 4. Garis Astronomis Garis astronomis adalah garis yang digunakan untuk menunjukkan kedudukan koordinat objek di permukaan bumi yang dilukiskan dengan garis khayal yaitu garis lintang dan garis bujur. Letak dan posisi objek ditunjukkan oleh titik persilangan antara garis 21 lintang dan garis bujur dimana nilai garis lintang dinyatakan terlebih dahulu, kemudian diikuti oleh nilai garis bujur. a) Garis Lintang, adalah garis khayal yang menghubungkan dan melingkari belahan bumi yang sejajar dengan garis ekuator. Bola bumi terbagi menjadi Belahan Bumi Utara (0°-90°) Lintang Utara (LU) dan Belahan Bumi Selatan (0°90°) Lintang Selatan (LS). Semua garis lintang berbentuk lingkaran cincin, kecuali kutub utara (90° LU) dan kutub selatan (90° LS) yang berbentuk titik untuk menggambrakan poros bumi. b) Garis Bujur, adalah garis khayal yang menghubungkan antara kutub utara dan kutub selatan yang terbagi menjadi 0°-180° Bujur Barat (BB) dan 0°-180° Bujur Timur (BT). Kota Greenwich di Inggris dilewati oleh garis bujur 0°, sedangkan garis 180° BB dan BT melewati bagian tengah Samudra Pasifik. 5. Skala Peta Skala peta digunakan untuk menunjukan perbandingan antara jarak pada peta dan jarak sebenarnya pada permukaan bumi. 6. Arah Mata Angin Arah mata angin adalah tanda yang berfungsi untuk menunjukan arah mata angin dari peta yang bersangkutan. Biasanya tanda yang digunakan adalah tanda panah yang mengarah ke utara. 7. Inset Peta Inset peta merupakan peta yang berukuran lebih kecil dari peta utama. Inset dapat dibedakan menjadi dua: a) Inset yang berupa gambar lebih luas dari gambar utama yang digunakan untuk menjelaskan letak daerah yang digambarkan terhadap wilayah di sekitarnya. b) Inset dengan gambar yang lebih sempit yang digunakan untuk memperjelas bagian wilayah tertentu pada peta. 22 2.4 Sistem Basis Data (Database) 2.4.1 Pengertian Sistem Basis Data (Database) Menurut Connolly (2010: 15) basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling berhubungan secara logika, dan deskripsi data, yang di desain untuk menghasilkan informasi yang dibutuhkan oleh organisasi. Suatu basis data merepresentasikan entitas (entity), atribut (attribute) dan relasi (relationship). Entitas (Connolly, 2010: 15) adalah objek nyata (orang, tempat, benda, konsep, dan peristiwa) dalam sebuah organisasi yang dapat direpresentasikan dalam basis data. Atribut adalah properti yang mendeskripsikan beberapa aspek dari objek yang ingin disimpan. Relasi adalah hubungan asosiasi antar entitas. Basis data merupakan suatu tempat penyimpanan data skala besar yang dapat digunakan banyak orang secara bersamaan sehingga memudahkan dan mempercepat pengambilan data yang dibutuhkan. 2.4.2 Relational Data Structure 2.4.2.1 Relation (Table / File) Relation adalah suatu relasi data yang digambarkan dalam bentuk tabel yang memiliki kolom dan baris (Connolly, 2010: 72). Relasi sering juga disebut sebagai tabel atau file. 2.4.2.2 Attribute (Field) Attribute merupakan nama kolom dari sebuah relasi atau tabel (Connolly, 2010: 72). Attribute sering juga disebut sebagai Field. 2.4.2.3 Tuple (Record) Tuple adalah suatu baris data dari sebuah relasi atau tabel (Connolly, 2010: 73). Tuple sering juga disebut sebagai Record. 23 2.4.3 Relational Keys 2.4.3.1 Superkey Superkey merupakan atribut ataupun kumpulan atribut yang secara unik mengidentifikasikan tuple dalam sebuah relasi (Connolly, 2010: 78). 2.4.3.2 Candidate Key Candidate Key merupakan sebuah superkey sehingga tidak ada bagian yang tepat adalah superkey dalam relasi (Connolly, 2010: 78). 2.4.3.3 Composite Key Composite Key merupakan Candidate Key yang memiliki lebih dari satu atribut (Connolly, 2010: 78). 2.4.3.4 Primary Key Primary Key merupakan Candidate Key yang terpilih untuk mengidentifikasikan tuple dalam relasi yang bersifat unik (Connolly, 2010: 79). 2.4.3.5 Alternate Key Alternate Key merupakan Candidate Key yang tidak terpilih sebagai Primary Key (Connolly, 2010: 79). 2.4.3.6 Foreign Key Foreign Key adalah sebuah atribut atau kumpulan atribut dalam suatu relasi yang menunjuk pada Candidate Key yang terdapat pada relasi lain (Connolly, 2010: 79). Foreign Key berfungsi untuk menunjukkan hubungan antara relasi. 2.4.4 Entity Relationship Diagram (ERD) Menurut Connolly (2010: 342) Entity Relationship Diagram adalah pendekatan top-down untuk mendesain basis data yang dimulai dengan 24 identifikasi data yang penting, yang disebut sebagai entities (entitas) dan relationship (relasi) antara data harus direpresentasikan dalam model. Gambar 2.11 Contoh ERD (Sumber: Connolly, 344) Multiplicity adalah angka kejadian yang mungkin muncul dari suatu entitas yang mungkin berhubungan dengan kejadian entitas lain yang saling berasosiasi melalui hubungan khusus (Conolly, 2002: 356). Relasi dalam ERD adalah sebagai berikut: 1. One-to-one (1:1) Relationships Merupakan relasi dimana sebuah entitas di A hanya dapat diasosiasikan dengan paling banyak satu entitas di B. Gambar 2.12 Contoh Relasi One-to-one (Sumber: Connolly, 357) 25 2. One-to-many (1:*) Relationships Merupakan relasi dimana sebuah entitas di A dapat diasosiasikan dengan satu atau lebih entitas di B, namun entitas di B hanya dapat diasosiasikan dengan paling banyak satu entitas di A. Gambar 2.13 Contoh Relasi One-to-many (Sumber: Connolly, 358) 3. Many-to-many (*:*) Relationships Sebuah entitas di A dapat diasosiasikan dengan nol atau lebih entitas di B dan sebuah entitas di B dapat diasosiasikan dengan nol atau lebih entitas di A. Gambar 2.14 Contoh Relasi Many-to-many (Sumber: Connolly, 360) 26 2.4.5 Database Management System (DBMS) 2.4.5.1 Pengertian DBMS DBMS adalah sistem perangkat lunak yang memungkinkan pengguna untuk mendefinisikan, membuat, merawat, dan mengendalikan akses ke basis data (Connolly, 2010: 16). Fasilitas yang disediakan oleh DBMS adalah sebagai berikut: 1. Data Definiton Language (DDL), dimana pengguna dapat membuat tipe data, struktur data dan batasan – batasan (constraints) terhadap data yang disimpan dalam basis data. 2. Data Manipulation Language (DML), dimana pengguna dapat memasukan, mengubah, menghapus dan memanggil kembali data dari basis data. 3. Pengendalian akses terhadap basis data yang terdiri atas: sistem keamanan, integrasi sistem, pengendalian sistem secara bersamaan, penyembuhan pengendalian sistem, dan katalog yang dapat diakses oleh pengguna. 2.4.5.2 Komponen DBMS Komponen yang digunakan dalam lingkungan DBMS: Gambar 2.15 Bagan komponen DBMS (Sumber: Connolly, 19) a. Hardware: perangkat keras komputer yang digunakan untuk pengelolaan sistem basis data agar DBMS dan aplikasi lainnya dapat dijalankan. Perangkat keras ini dapat berkisar dari suatu komputer personal ke suatu mainframe ke jaringan komputer. b. Software: perangkat lunak yang digunakan yaitu DBMS, program aplikasi, sistem operasi, termasuk juga perangkat jaringan jika DBMS digunakan melalui jaringan komputer. c. Data: tabel atau file yang dimiliki atau digunakan oleh organisasi. Struktur dari basis data disebut sebagai schema. 27 Data digunakan sebagai jembatan antara komponen mesin dan komponen manusia. d. Prosedur: instruksi dan aturan yang diaplikasikan dalam desain dan menggunakan basis data. Pengguna sistem membutuhkan dokumen prosedur tentang cara penggunaan sistem. e. Pengguna: orang yang menggunakan dan terlibat dalam sistem. 2.4.5.3 Keuntungan DBMS Keuntungan penggunaan DBMS adalah sebagai berikut: a. Pengontrolan data yang berulang b. Konsistensi data c. Informasi lebih dari data yang sama besarnya d. Pembagian data (sharing) e. Peningkatan integritas data f. Peningkatan keamanan g. Penegakan standar h. Skala Ekonomi i. Keseimbangan kebutuhan yang saling bertentangan j. Peningkatan aksesibilitas dan daya tangkap k. Peningkatan produktivitas l. Peningkatan pemeliharaan melalui independensi data m. Peningkatan konkurensi n. Peningkatan data cadangan dan layanan pemulihan 2.4.5.4 Kekurangan DBMS Kekurangan penggunaan DBMS adalah sebagai berikut: a. Kompleksitas b. Ukuran file (size) c. Harga DBMS d. Harga perangkat keras tambahan e. Harga konversi f. Performa g. Dampak tinggi terhadap kegagalan 28 2.5 Model Waterfall Waterfall Model sering juga disebut classic life cycle merupakan model yang digunakan saat kebutuhan untuk masalah sangat dimengerti, dimana aliran pekerjaan dari komunikasi (communication) sampai penyebaran (deployment) dalam satu garis lurus. Gambar 2.16 Model Waterfall (Sumber: Pressman, p39) a. Komunikasi (Communication) Merupakan tahap pertama dimana akan dilakukan inisialisasi projek yang akan dikerjakan kemudian akan dilakukan pengumpulan data yang dibutuhkan dalam pembuatan aplikasi. b. Perencanaan (Planning) Merupakan tahap kedua dimana akan dilakukan estimasi waktu pengerjaan projek dan penjadwalan projek agar projek dapat selesai tepat waktu. c. Model (Modeling) Merupakan tahap ketiga dimana akan dilakukan perancangan yang akan diaplikasikan dalam pembuatan aplikasi serta membuat desain dari perancangan yang telah dibuat. d. Konstruksi (Construction) Merupakan tahap keempat dimana akan dilakukan pengujian oleh pengguna dan pengembang untuk melakukan pengecekan terhadap implementasi desain menjadi aplikasi. e. Penyebaran (Deployment) Merupakan tahap kelima dimana aplikasi yang sudah diuji akan dikembangkan sesuai dengan kesalahan yang didapat pada tahap pengujian agar aplikasi yang dibuat menjadi lebih baik. Setelah aplikasi teruji berhasil, aplikasi akan disebarkan kepada pengguna. 29 2.6 Data Flow Diagram (DFD) 2.6.1 Pengertian DFD Data Flow Diagram (DFD) merepresentasikan aliran data dan perubahan data dalam sebuah sistem (Pressman, 2010: 187). DFD menggunakan pandangan masukan-proses-keluaran (input-process-output) dari sistem artinya, objek data mengalir ke dalam perangkat lunak (software), diubah oleh proses pengolahan dan menghasilkan hasil proses tersebut. 2.6.2 Simbol dalam DFD DFD memiliki tiga buah simbol dan satu koneksi (notasi Gene and Sharon) antara lain: a. Lingkaran, merepresentasikan proses atau pekerjaan yang harus dikerjakan. Gambar 2.17 Simbol Proses b. Persegi, merepresentasikan external agents (agen eksternal) yaitu batas dari sistem yang berjalan. Gambar 2.18 Simbol External Agent c. Dua garis sejajar, merepresentasikan tempat penyimpanan data (Data Store). Kadang disebut sebagai basis data (database) atau file. Gambar 2.19 Simbol Data Store d. Panah, merepresentasikan aliran data (Data Flow), atau input (masukan) dan output (keluaran), dari dan ke proses. Gambar 2.20 Simbol Data Flow 30 2.6.3 Tingkatan dalam DFD Dalam pembuatan DFD terdapat beberapa tingkatan antara lain: a. Diagram Konteks (Context Diagram / DFD Level 0) Merupakan diagram yang menggambarkan keseluruhan sistem yang memiliki sebuah proses tanpa tempat penyimpanan data (Data Store). Gambar 2.21 Contoh Diagram Konteks (Sumber: Pressman, 188) b. Diagram Nol (DFD Level 1) Merupakan pengembangan mendetail diagram konteks dimana proses pada diagram konteks dipecah menjadi beberapa proses dan informasi serta memiliki tempat penyimpanan data (Data Store). Gambar 2.22 Contoh Diagram Nol (Sumber: Pressman, 190) 31 c. Diagram Rinci (DFD Level 2) Merupakan diagram yang lebih mendetail dari diagram nol dimana proses pada diagram nol dipecah menjadi lebih rinci. Gambar 2.23 Contoh Diagram Rinci (Sumber: Pressman, 190) 2.7 State Transition Diagram (STD) 2.7.1 Pengertian STD Menurut Yourdon (www.yourdon.com) State Transition Diagram merupakan alat yang digunakan untuk menggambarkan sifat sistem informasi, menjelaskan cara sistem melakukan suatu respon untuk setiap kejadian dan cara kejadian merubah state suatu sistem. 32 Gambar 2.24 Contoh STD (Sumber: www.yourdon.com) 2.7.2 Komponen STD State Transition Diagram memiliki dua komponen, yaitu: a. State State merupakan sekumpulan keadaan atau atribut sebuah sistem. State digambarkan dengan simbol persegi panjang. Gambar 2.25 Simbol State b. Arrow Arrow merupakan penanda perubahan dari suatu state ke state yang lain. Arrow digambarkan dengan simbol panah. Gambar 2.26 Simbol Arrow 33 Setiap arrow dalam state transition diagram memiliki aksi dan kondisi untuk menunjukkan perubahan yang terjadi. Aksi Kondisi Gambar 2.27 Aksi pada Arrow 2.8 Website dan Web GIS 2.8.1 Website 2.8.1.1 Internet Internet adalah jaringan yang menghubungkan sistem jaringan komputer di seluruh dunia – sebuah jaringan besar yang menghubungkan jaringan komputer perusahaan, organisasi, lembaga pemerintah dan sekolah di seluruh dunia, cepat dan murah (Turban et al, 2005: 478). Perangkat nirkabel yang dapat mengakses internet dan integrasi televisi dan komputer memungkinkan internet untuk mencapai setiap rumah, bisnis, sekolah dan organisasi lainnya. Secara fisik, internet menggunakan sebagian dari total sumber daya dari jaringan telekomunikasi publik yang ada saat ini. Secara teknis, yang membedakan internet adalah penggunaan protol TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol). 2.8.1.2 Protokol Protokol adalah sebuah aturan atau prosedur yang mengatur pengiriman, komunikasi melalui jaringan (Turban et al, 2005: 468). Protokol dapat diterapkan pada perangkat keras, perangkat lunak atau keduanya. Menurut Turban et al (2005: 469), TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol) adalah sebuah protokol pengiriman data yang dapat mengirim data informasi yang besar 34 melalui jaringan – terkadang tidak dipercaya – dengan jaminan bahwa data akan sampai dalam keadaan tidak rusak. IP (Internet Protocol) adalah sebuah aturan yang digunakan untuk mengirim dan menerima paket data dari suatu mesin ke mesin lain melalui internet (Turban et al, 2005: 479). 2.8.1.3 Hypertext Transfer Protocol (HTTP) HTTP adalah standar komunikasi yang digunakan untuk mengirimkan halaman web melalui bagian WWW dari internet (Turban et al, 2005: 483). HTTP digunakan untuk mendefinisikan bagaimana format pesan dan bagaimana pesan dikirim dan tindakan apa yang harus diambil Web Servers dan Browsers dalam menanggapi berbagai perintah yang ada. 2.8.1.4 World Wide Web (www) Menurut Turban et al (2005: 50), WWW merupakan sebuah aplikasi yang menggunakan fungsi pengiriman dari internet yang telah diterima secara universal sebagai standar untuk menyimpan, mengambil, memformat dan menampilkan informasi melalui aksitektur client/server. WWW pertama ditemukan pada tahun 1990 oleh fisikawan Inggris, Tim Berners-Lee. 2.8.1.5 Website (Web) Website (Web) merupakan komponen atau kumpulan halaman web dari sebuah perusahaan atau individu (Turban et al, 2005: 483). Secara garis besar, website digolongkan menjadi 3 bagian: 1. Website Statis Website statis adalah website yang mempunyai halaman tidak berubah. Perubahan pada suatu halaman dilakukan secara manual dengan mengubah code yang menjadi struktur dari website tersebut. 35 2. Website Dinamis Website dinamis adalah website yang memiliki halaman yang berubah – ubah. Website dinamis merupakan website yang di-update sesering mungkin. Selain bagian utama yang bisa diakses oleh pengguna, disediakan backend untuk mengubah konten dari website. Contoh website dinamis adalah web berita. 3. Website Interaktif Website interaktif adalah jenis web yang saat ini sedang banyak digunakan orang – orang. Salah satu contoh website interaktif adalah blog dan forum. Berbagai pengguna dapat saling berinteraksi dan memberikan pendapat. Website interktif memiliki moderator untuk mengatur supaya hal yang pengguna harus diperbincangkan tidak keluar dari topik yang dibahas. Untuk dapat mengakses website, menentukan Uniform Resource Locator (URL) yang menunjuk ke alamat dari sumber tertentu di dalam web contohnya www.google.com. 2.8.1.6 Web Browser (Browser) Web browser atau sering disebut browser adalah aplikasi perangkat lunak yang digunakana pengguna untuk mengakses website (Turban et al, 2005: 483). Web browser berfungsi untuk menampilkan dan melakukan interaksi dengan dokumen yang disediakan oleh server web. Web browser menjadi sarana akses universal karena memberikan tampilan yang sama pada setiap sistem operasi dimana web dijalankan. Web browser yang popular digunakan adalah Microsoft Internet Explorer, Mozilla Firefox dan Google Chrome. 2.8.1.7 Hypertext Markup Language (HTML) HTML adalah bahasa pemrograman yang digunakan untuk membuat web, yang memformat dokumen dan menghubungkan tautan hypertext dinamis ke dokumen lain yang tersimpan didalam komputer (Turban et al, 2005: 482). 36 2.8.2 Web GIS Menurut Fu (2006: 1) Web GIS merupakan website yang terintegrasi dengan sistem informasi geografis atau geographic information system (GIS). Web GIS pertama dikembangkan oleh Xeror Corporation Palo Alto Research Center (PARC) pada tahun 1993 dan berkembang pesat. Web GIS mengubah cara memperoleh, mentransmisi, mempublikasi, membagi dan memvisualisasi data geospatial. GIS disimpan dan dijalankan di sebuah sever GIS melalui internet. Server tersebut memproses file web GIS agar dapat ditampilkan di browser. File GIS menggunakan data vektor dalam pembuatannya tetapi web browser tidak dapat membaca data vektor sehingga dibutuhkan suatu perangkat lunak untuk mengkonversi format data vektor menjadi format data raster agar dapat dibaca oleh web browser. Elemen penting web GIS adalah sebagai berikut: a. Server memiliki URL sehingga klien dapat menggunakan web GIS melalui web. b. Klien menggunakan HTTP untuk mengirim permintaan ke server. c. Server melakukan operasi GIS dan mengirimkan tanggapan kepada klien melalui HTTP. d. Format respon kepada klien berupa HTML (Hypertext Markup Language), binary image, XML (Extensible Markup Language) atau JSON (JavaScript Object Notation). 2.8.3 Google Google merupakan sebuah perusahaan multinasional amerika serikat yang bergerak dalam pengembangan teknologi berbasis internet dan produk. Google didirikan tanggal 4 September 1998 oleh Larry Page dan Sergey Brin di Universitas Stanford. Google mengoperasikan lebih dari satu juta server di pusat data di seluruh dunia dan memproses permintaan pencarian lebih dari satu miliar dan sekitar 24 petabytes data buatan pengguna setiap harinya. Beberapa aplikasi berbasis internet buatan Google adalah Google Search Engine, Google Mail (e-mail), Google Talk (jejaring sosial), Google+, Google Drive, Google Translate, Google Chrome (browser), Android (sistem 37 operasi), Cloud Computing, Online Advertising, Google Books, Google Earth dan Google Maps. 2.8.3.1 Google Maps Google Maps merupakan bentuk layanan peta online dari Google yang menawarkan teknologi pemetaan yang didapat dari gambar satelit untuk seluruh dunia, yang menggunakan layanan berbasis peta lainnya seperti Google Ride Finder, Google Transit, dan peta yang dimasukkan dari website pihak ketiga melalui Google Maps API. Google Maps menggunakan varian proyeksi Mercator sehingga tidak dapat secara akurat menunjukkan daerah disekitar. Aplikasi mobile Google Maps merupakan salah satu aplikasi popular, dengan lebih dari 54% dari pemilik smartphone yang menggunakannya. Google Maps pertama dijalankan sebagai program C++ yang di desain oleh Lars dan Jens Rasmussen. Pada Oktober 2004, perusahaan mereka diakuisisi oleh Google dan mengubah program tersebut menjadi aplikasi web Google Maps. Google Maps mempunyai platform open source sehingga dapat digunakan dengan bebas namun harus memenuhi syarat yang telah diterapkan. Google Maps juga memberikan kebebasan kepada pengembang untuk mengembangkan teknologi pemetaan yang berbasis Google Maps, sehingga dapat memperkaya fitur yang sebelumnya ada pada Google Maps. Untuk pengembangan ini, Google mempunyai 2 pilihan platform, yaitu Open Source Platform (gratis) dan Entreprise Platform (berbayar). Dalam hal ini pengembangan platform Google Maps menggunakan sebuah bahasa pemrograman yang dinamakan dengan Maps API Java Script Programming yang khusus digunakan dalam pemetaan menggunakan Google Maps. 38 2.9 Microsoft SQL Server Microsoft SQL Server adalah DBMS relasional yang dikembangkan oleh Microsoft. Sebagai database, SQL Server adalah perangkat lunak yang bertugas untuk menyimpan dan mengambil data sesuai dengan yang diinginkan oleh aplikasi lain, baik berada dalam satu komputer ataupun berbeda komputer tapi terhubung dengan jaringan (termasuk internet). 2.10 PHP PHP (PHP: Hypertext Preprocessor) merupakan bahasa pemrograan server – side yang dirancang untuk pengembangan web dinamis dan interaktif. Awalnya PHP berdiri untuk Personal Home Page, yang kemudian diganti menjadi PHP: Hypertext Preprocessor. PHP dapat dengan mudah digabungkan dengan HTML atau dapat digabungkan dengan engine dan framework. PHP pertama dikembangkan oleh Rasmus Lerdorf pada tahun 1994 yang pada awalanya menggunakannya untuk menghitung jumlah pengunjung situs yang membuka halaman resume yang dia miliki. Rasmus kemudian menulis ulang kode tersebut dalam bahasa pemrograman C untuk alasan performa, memperluas kode tersebut dengan menambahkan kemampuan untuk bekerja dengan web form dan mengakses database, dan memanggil implementasi ini sebagai “Personal Home Page/Forms Interpreter” atau PHP / FI. Zeev Suraski dan Andi Gutmans menulis ulang kode tersebut dan membuat dasar dari PHP 3 dan mengubah namanya menjadi PHP: Hypertext Preprocessor. 2.11 Framework Framework merupakan kerangka program yang berisikan berbagai kode yang disimpan dalam file yang terpisah (library atau fungsi include) dimana mempermudah pemrograman operasi yang berulang. 2.11.1 CodeIgniter CodeIgniter merupakan sebuah framework pengembangan aplikasi web yang menggunakan bahasa pemrograman PHP. CodeIgniter ditulis oleh Rick Ellis, seorang programmer yang menjabat sebagai CEO di EllisLab, Inc. Framework CodeIgniter ditulis untuk performa dalam real world, memiliki beberapa class library, helper, dan sub-sistem berbasis kode Expression 39 Engine. CodeIgniter merupakan framework yang memiliki lisensi bebas untuk digunakan (open source) Apache / BSD. CodeIgniter menggunakan pola desain Model – View – Controller (MVC), yaitu pola untuk mengatur aplikasi menjadi tiga bagian berbeda. Framework CodeIgniter bertujuan agar developer dapat membuat dan mengembangkan projek dengan lebih cepat dibandingkan dengan menuliskan code projek dari nol. Hal ini disebabkan karena CodeIgniter menyediakan library yang dibutuhkan dalam pembuatan tugas yang sering digunakan. CodeIgniter memiliki dokumentasi yang jelas dan lengkap yang memudahkan pengembang untuk mempelajari CodeIgniter dengan mudah. Disisi pemrograman, CodeIgniter kompatibel untuk PHP 4 dan PHP 5 sehingga dapat berjalan pada sebagian besar web host yang ada. Inti CodeIgniter menggunakan pola desain Singleton. Pola ini merupakan cara untuk memuat kelas-kelas sehingga jika dipanggil beberapa kali, kelas tersebut akan dimasukkan. Hal ini berguna untuk koneksi database karena hanya ada satu koneksi setiap kali kelas tersebut digunakan. 2.11.1.1 Model – View – Controller (MVC) MVC merupakan sebuah pendekatan yang memisahkan aplikasi menjadi tiga segmen yaitu Models, Views dan Controllers. MVC meningkatkan penggunaan kembali kode program dalam aplikasi yang dikembangkan. Models merepresentasikan tipe data yang akan digunakan dalam aplikasi yang dibuat. Objek Model adalah bagian dari aplikasi yang mengimplementasikan logika untuk domain data aplikasi yang umumnya digunakan untuk mengambil data dari database atau menyimpan data ke dalam database. Contoh data yang akan digunakan adalah database, RSS Feeds, API, dan aksi lain yang melibatkan pengambilan, pengembalian, update dan penghapusan data. Views merupakan informasi yang ditampilkan di layar (antarmuka) yang digunakan oleh pengguna melalui web browser mereka. Views biasanya merupakan file HTML, terkadang mengandung kode PHP yang membangun website. Dalam 40 CodeIgniter, Views dapat menjadi segmen, template parsial, atau jenis halaman atau template lain. Controller adalah logika bisnis dalam aplikasi yang berfungsi sebagai perantara antara Model dan Views. Controller digunakan ntuk menangani interaksi pengguna, bekerja dengan model dan memilih view mana yang akan digunakan untuk merender data yang akan ditampilkan. Controller akan merespon HTTP request dan menghasilkan halaman web. Dengan pola MVC, kita membuat aplikasi dengan memisahkan berbagai aspek dari aplikasi (logika input, bisnis dan antarmuka) sehingga pembuatan satu program dapat dibagi – bagi kepada beberapa orang. Setiap bagian dapat dibuat dengan terpisah dan diharapkan dapat digunakan oleh banyak program terutama bagian Model dan View. 2.12 Eight Golden Rules (Delapan Aturan Emas) Menurut Shneiderman (2005, 74) ada delapan aturan emas yang dapat digunakan untuk merancang antar muka (User Interface) yaitu: a. Konsistensi Konsistensi dalam urutan aksi yang diminta, terminologi yang identik harus digunakan dalam prompt, menu dan layar bantuan, serta konsistensi terhadapa penggunaan warna, tata letak, kapitalitas, jenis font yang digunakan dalam aplikasi. Aturan ini adalah aturan yang paling sering dilanggar. b. Memenuhi penggunaan secara universal dengan shortcut Perbedaan pengguna pemula dan ahli, usia pengguna, ketidakmampuan (cacat), dan teknologi merupakan kebutuhan yang diperlukan untuk merancang aplikasi. Menambahkan fitur penjelasan untuk pengguna pemula dan fitur shortcut untuk pengguna ahli agar dapat meningkatkan kualitas sistem. c. Memberikan umpan balik yang informatif Dalam setiap aksi yang dilakukan oleh pengguna, harus disertakan dengan umpan balik. Untuk aksi yang berulang dan kecil, respon dengan sederhana dan untuk aksi yang jarang dan besar, respon harus lebih besar dan penting. 41 d. Merancang dialog untuk menghasilkan penutupan Urutan aksi harus terorganisir dalam kelompok dengan awal, tengah dan akhir. Umpan balik yang informatif pada penyelesaian kelompok aksi memberikan pengguna kepuasan, rasa lega, pertanda pengguna untuk mengistirahatkan pikiran, dan pertanda pengguna dapat mempersiapkan diri untuk aksi yang selanjutnya. e. Pencegahan dan penanganan kesalahan Sebisa mungkin, rancanglah sistem dimana pengguna tidak dapat melakukan kesalahan berat. Jika pengguna membuat kesalahan, antar muka harus dapat mendeteksi kesalahan tersebut dan memberikan penanganan yang mudah, konstruktif dengan memberikan instruksi yang spesifik. f. Kemudahan kembali ke aksi yang sebelumnya Sebisa mungkin, aksi yang dilakukan dapat dikembalikan ke aksi sebelumnya. Fitur ini memberikan kelegaan dimana pengguna mengetahui bahwa kesalahan dapat dibatalkan, yang mana membuat pengguna bersemangat menjelajah opsi yang tidak sering digunakan. g. Mendukung pengendalian secara internal Pengguna yang berpengalaman ingin dapat mengontrol sistem yang membuat pengguna menjadi pengambil inisiatif dari aksi, bukan sebagai responden dari aksi. h. Mengurangi beban ingatan jangka pendek Keterbatasan manusia memproses informasi dalam ingatan jangka pendek membuat aplikasi harus dibuat sederhana mungkin, tampilan yang banyak lebih baik disatukan, frekuensi pergantian jendela dikurangi dan berikan waktu pembelajaran yang cukup untuk mengingat code, mnemonic dan urutan aksi. 2.13 Gereja Kristen (Protestan) Kata gereja berasal dari bahasa Spanyol igreja yang berarti suatu perkumpulan atau lembaga dari penganut kristiani. Dalam bahasa Yunani, gereja berasal dari kata εκκλησία (ekklêsia) yang berarti dipanggil keluar sehingga gereja adalah persekutuan atau perkumpulan yang dipanggil keluar. Gereja terbentuk 50 hari setelah kebangkitan Yesus Kristus pada hari raya Pentakosta, yaitu ketika Roh Kudus yang dijanjikan Allah diberikan kepada semua yang percaya pada Yesus Kristus. 42 2.13.1 Gereja Sidang Jemaat Kristus Gereja Sidang Jemaat Kristus merupakan sebuah gereja protestan yang berpusat di Jalan Gunung Sahari, Jakarta Pusat. Jumlah jemaat yang dimiliki oleh Gereja Sidang Jemaat Kristus di Jakarta saat ini mencapai 3000 jemaat. 2.13.1.1 Kaum Saleh Kaum Saleh merupakan sebutan untuk jemaat di Gereja Sidang Jemaat Kristus. Kaum saleh terdiri atas dua jenis yaitu: 1. Gembala Gembala merupakan jemaat yang lebih senior dan lebih aktif dalam segala kegiatan gereja. Jemaat gembala memiliki karakter yang baik dan memiliki kondisi kesehatan yang baik. Gembala bertugas untuk menggembalakan dan mengajar domba. Jemaat gembala terbagi atas: a. Gembala Pengasuh Merupakan gembala yang melakukan pengasuhan dalam pelayanannya. Gembala ini akan mengasuh domba yang digembalakan agar domba tersebut tetap terhubung dengan gereja yang ada melalui proses pengembalaan. b. Gembala Perawat Merupakan gembala yang melakukan perawatan dalam pelayanannya. Gembala ini akan membantu perawatan domba yang memiliki penyakit secara fisik maupun secara mental. c. Gembala Pengajak Merupakan gembala yang melakukan pengajakan dalam pelayanannya. Gembala ini akan mengajak domba – domba ataupun orang lain untuk bergabung dengan Gereja Sidang Jemaat Kristus. d. Gembala Lewi Merupakan gembala yang melakukan kegiatan dalam gereja yang berguna untuk pengembangan gereja. 43 2. Domba Domba merupakan kaum saleh yang lebih junior dan lebih tidak aktif seperti sering tidak hadir atau memiliki karakter yang tidak baik. 2.13.1.2 Pemasangan Jemaat Pemasangan Jemaat di Gereja Sidang Jemaat Kristus merupakan proses untuk memasangkan Gembala dengan Domba sehingga terjadi proses pengembalaan oleh Gembala ke Domba. Penentuan pasangan jemaat ditentukan dengan beberapa syarat, yaitu: a. Jenis Kelamin harus sama antara Gembala dan Domba. b. Perbedaan Usia antara Gembala dan Domba tidak melebihi 5 tahun. c. Jarak antara rumah Gembala dan Domba tidak melebihi 50 kilometer. 2.13.1.3 Pengunjungan Jemaat Setelah Gembala dan Domba dipasangkan, untuk dapat memulai kegiatan pengembalaan, Gembala dapat melihat rute yang dapat diambil untuk mengunjungi rumah Domba. Kegiatan pengembalaan akan dijalankan di rumah Domba atau Gembala dan Domba dapat menentukan tempat untuk bertemu terlebih dahulu. Rute yang dapat diambil oleh Gembala saat akan mengunjungi Domba adalah rute optimal yang dihitung dengan syarat sebagai berikut: a. Jarak antara kedua alamat Syarat untuk menghitung rute optimal yang pertama adalah dengan menentukan jarak kedua alamat yang memiliki tiga tahap yaitu dekat, sedang dan jauh. b. Keadaan jalan Syarat untuk menghitung rute optimal yang kedua adalah dengan mengetahui keadaan jalan pada saat itu contohnya sedang macet atau tidak macet.