PENYUSUN Dra. Deti Hendarni, MSEd Drs. Hadi Soekamto, SH, M

advertisement
PENYUSUN
Dra. Deti Hendarni, M.S.Ed
( PPPPTK PKn DAN IPS )
Drs. Hadi Soekamto, S.H., M.Pd.,M.Si
( Universitas Negeri Malang )
PEMBAHAS
Dr. Singgih Susilo, M.S., M.Si.
( Universitas Negeri Malang )
Antropologi SMA K-1
1
MODUL
PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN
MATA PELAJARAN
GEOGRAFI SMA
KELOMPOK KOMPETENSI 6
PENYUSUN
Dra. Deti Hendarni, M.S.Ed
( PPPPTK PKn DAN IPS )
Drs. Hadi Soekamto, S.H., M.Pd.,M.Si
( Universitas Negeri Malang )
PEMBAHAS
Dr. Singgih Susilo, M.S., M.Si.
( Universitas Negeri Malang )
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
PPPPTK PKn DAN IPS
2015
Geografi SMA K - 6
i
PENGANTAR
Salah satu komponen yang menjadi fokus perhatian dalam peningkatan kualitas
pendidikan adalah peningkatan kompetensi guru. Hal ini menjadi prioritas baik
oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Sejalan dengan hal tersebut,
peran guru yang profesional dalam proses pembelajaran di kelas menjadi sangat
penting sebagai penentu kunci keberhasilan belajar siswa. Disisi lain, Guru
diharapkan mampu untuk membangun proses pembelajaran yang baik sehingga
dapat menghasilkan pendidikan yang berkualitas.
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) diperuntukkan bagi semua
guru. Sejalan dengan hal tersebut, pemetaan kompetensi baik Kompetensi
Pedagogik maupun Kompetensi Profesional sangat dibutuhkan bagi Guru.
Informasi, tentang peta kompetensi tersebut diwujudkan dalam buku modul
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan dari berbagai mata pelajaran.
PPPPTK PKn dan IPS merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis di
lingkungan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, mendapat tugas
untuk menyusun Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB),
khususnya modul PKB untuk
mata pelajaran PPKn SMP, IPS SMP, PPKn
SMA/SMK, Sejarah SMA/SMK, Geografi SMA, Ekonomi SMA, Sosiologi SMA,
dan Antropologi SMA. Masing-masing modul Mata Pelajaran disusun dalam
Kelompok Kompetensi 1 sampai dengan 10. Dengan adanya modul
ini,
diharapkan semua kegiatan pendidikan dan pelatihan baik yang dilaksan dengan
pola tatap muka maupun on-line bisa mengacu dari modul-modul yang telah
disusun ini.
Semoga modul ini bisa dipergunakan untuk menjadi acuan dan pengembangan
proses pembelajaran, khususnya untuk mata pelajaran PKn dan IPS.
Jakarta, Desember 2015
Direktur Jenderal
Guru dan Tenaga Kependidikan
Sumarna Surapranata, Ph.D
NIP. 195908011985032001
Geografi SMA K - 6
ii
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul…………………………………………………………………
i
Kata Pengantar…………………………………………………………….......
ii
Daftar Isi…………………………………………………………………………
iii
Daftar Gambar…………………………………………………………………..
V
Daftar Tabel……………………………………………………………………..
vii
BAGIAN 1:
PENDAHULUAN
1. Deskripsi…………………………………………………………………….
1
2. Prasyarat……………………………………………………………………
2
3. Petunjuk Penggunaan……………………………………………………..
4. Tujuan Akhir………………………………………………………………..
3
5. Kompetensi Inti dan Kompetensi dasar…………………………………
3
6. Peta Konsep/Alur Pencapaian Kompetensi…………………………….
3
BAGIAN 2:
A. BAB I
PEMBELAJARAN
LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN
BERKELANJUTAN…………………………………………..
B. BAB II
1. Lingkungan Hidup………………………………………..
4
2. Pembangunan Berkelanjutan……………………………
16
BENCANA ALAM DAN SEBARAN DAERAH
RAWAN BENCANA DI INDONESIA……………………….
1. Jenis Bencana Alam dan Persebarannya……………..
28
C. BAB III
POTENSI GEOGRAFIS FISIK DAN SOSIAL…………….
50
D. BAB IV
BUDAYA NASIONAL DAN INTERAKSI GLOBAL
1. Konsepsi Budaya Nasional dan Budaya Lokal……….
51
2. Pengaruh Globalisasi Terhadap Kebudayaan
Nasional…………………………………………………….
66
E. BAB V
INTERAKSI SPATIAL DESA KOTA…………………………
83
F. BAB VI
KERJA SAMA NEGARA MAJU DAN
NEGARA BERKEMBANG
1. Konsepsi Kerja Sama Antar Negara…………………..
112
2. Masalah dan Dampak Kerja Sama Negara Maju
Dan Berkembang………………………………………..
Geografi SMA K - 6
123
iii
G. BAB VII
DASAR-DASAR PENGINDERAAN JAUH………………..
131
H. BAB VIII SISTIM INFORMASI GEOGRAFIS
I.
BAB IX
1. Konsep dasar sistim informasi geografis……………….
147
PERANCANGAN MODEL-MODEL PEMBELAJARAN……
164
J. FORMAT ANALISIS KOMPETENSI YANG SESUAI DENGAN
MODEL PEMBELAJARAN……………………………………………….
170
K. BAB X
PERANCANGAN MEDIA PEMBELAJARAN……………….
235
L. BAB XII
PERANCANGAN PENILAIAN……………………………….
253
M. BAB XIII PERMASALAHAN IMPLEMENTASI RPP DALAM
PEMBELAJARAN GEOGRAFI…………………………….
281
PENUTUP………………………………………………………
311
Daftar Pustaka…………………………………………………………………..
312
BAGIAN 3:
Geografi SMA K - 6
iv
DAFTAR GAMBAR
Judul Gambar
Halaman
Gambar 1. Skema Pembangunan Berkelanjutan…………………………..
18
Gambar 2. Profil Lubang Resapan Biopori…………………………………
23
Gambar 3. Icon Peta Hijau…………………………………………………...
24
Gambar 4. Peta Jumlah Kejadian dan Persebaran bencana
di Indonesia………………………………………………………
30
Gambar 5. Peta kondisi geologi Indonesia………………………………….
30
Gambar 6. Batas Divergen……………………………………………………
32
Gambar 7. Pertemuan antara Lempeng samudera dengan
33
Lempeng samudera………………………………………………
Gambar 8. Pertemuan antara Lempeng benua dengan Lempeng
33
samudera………………………………………………................
Gambar 9. Pertemuan antara Lempeng benua dengan
34
Lempeng benua………………………………………………......
Gambar 10. Ring of fire…………………………………………………….....
35
Gambar 11. Ilustrasi bahaya dari erupsi gunung api………………………
37
Gambar 12. Peta Persebaran gunung api di Indonesia…………………...
41
Gambar 13. Peta daerah rawan bencana tsunami di Indonesia…………..
46
Gambar 14. Gaya Rambut Budaya Asing…………………………………...
57
Gambar 15. Kesenian Tradisional Perlu Dilestarikan...............................
59
Gambar 16. Bentuk Desa Pantai................................................................
91
Gambar 17. Bentuk Desa Terpusat/ Pegunungan......................................
92
Gambar 18. Bentuk Desa Dataran Rendah…………………………..
92
Gambar 19. Gambar Pola Keruangan kota menurut Homer Hoyt ..
103
Geografi SMA K - 6
v
Gambar 20. Hasil citra foto dari satelit cuaca NOAA……………................
137
Gambar 21. Kerekayasaan Bendungan………………………….….............
137
Gambar 22. Kerucut G. Semeru dengan aliran lava dan lahar...............
138
Gambar 23. Perlapisan batu pasir dalam struktur sinklin.........................
138
Gambar 24. Pola lipatan minyak bumi……………………………………...
139
Gambar 25. Disiplin ilmu pendukung SIG………………………………….
149
Gambar 26. Sejumlah Pertanyaan yang Harus Dijawab Oleh SIG……....
154
Gambar 27. Perbandingan Manajemen Informasi Spatial dengan
Dan Tanpa SIG......................................................................
157
Gambar 28. Uraian Sub Sistem SIG ………………………………………..
160
Gambar 29. Flow Chart Pengembangan Media……………………………
241
Geografi SMA K - 6
vi
DAFTAR TABEL
Judul Tabel
Halaman
Tabel 1. Longsor di dunia (sumber ILC, 2004)…………………………….
43
Tabel 2. Terminologi SIG Dari Berbagai Sumber………………………….
150
Tabel 3. SIG Versus Pekerjaan Manual…………………………………….
156
Tabel 4 Tahapan-Tahapan Model PBL...................................................
168
Tabel 5. Kata kerja Operasional.............................................................
243
Geografi SMA K - 6
vii
BAGIAN 1: PENDAHULUAN
Pengembangan keprofesian berkelanjutan sebagai salah satu strategi
pembinaan guru dan tenaga kependidikan diharapkan dapat menjamin guru dan
tenaga kependidikan
mengembangkan
secara terus menerus memelihara, meningkatkan, dan
kompetensi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Pelaksanaan kegiatan PKB akan mengurangi kesenjangan antara kompetensi
yang dimiliki guru dan tenaga kependidikan dengan tuntutan profesional yang
dipersyaratkan.
Guru dan tenaga kependidikan wajib melaksanakan PKB baik secara
mandiri maupun kelompok. Khusus untuk PKB dalam bentuk diklat dilakukan
oleh lembaga pelatihan sesuai dengan jenis kegiatan dan kebutuhan guru.
Penyelenggaraan diklat PKB dilaksanakan oleh PPPPTK dan LPPPTK KPTK
atau penyedia layanan diklat lainnya. Pelaksanaan diklat tersebut memerlukan
modul sebagai salah satu sumber belajar bagi peserta diklat. Modul merupakan
bahan ajar yang dirancang untuk dapat dipelajari secara mandiri oleh peserta
diklat berisi tujuan, indikator pencapaian kompetensi, uraian materi, aktivitas
pembelajaran, latihan/kasus/tugas, rangkuman, umpan balik dan tindak lanjut
yang disusun secara sistematis dan menarik untuk mencapai tingkatan
kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya.
Modul ini dapat digunakan dengan baik dengan cara mempelajarinya
sebagai berikut.
1. Deskripsi
Modul ini berisi materi yang terdiri atas lingkungan hidup dan
pembangunan berkelanjutan, bencana alam dan sebaran daerah rawan
bencana, potensi geografis fisik dan sosial, budaya nasional dan interaksi
global, interaksi spatial desa kota, regional negara maju dan berkembang,
dasar-dasar penginderaan jauh, dasar-dasar SIG, perancangan model-model
pembelajaran, perancangan media pembelajaran, perancangan penilaian, dan
permasalahan implementasi RPP dalam pembelajaran geografi.
Kegiatan pembelajaran dalam mempelajari modul ini terdiri atas
melaksanakan aktivitas pembelajaran, mengerjakan latihan/kasus/tugas,
mencermati rangkuman, dan memberikan umpan balik serta tindak lanjut.
Geografi SMA K - 6
1
2. Prasyarat
Prasayarat penggunaan modul ini adalah guru atau tenaga kependidikan yang
mengampu mata pelajaran geografi pada jenjang SMA/MA. Telah mengikuti
Uji Kompetensi Guru yang diselenggarakan oleh Direktorat Guru dan tenaga
Kependidikan.
3. Petunjuk Penggunaan
Modul ini dapat digunakan dan berhasil dengan baik dengan memperhatikan
petunjuk penggunaan berikut.
a. Baca deskripsi, prasyarat, dan petunjuk penggunaan modul dengan
cermat.
b. Cermati tujuan, Kompetensi Inti, dan Kompetensi Dasar, serta peta
konsep/alur pencapaian kompetensi yang akan dicapai selama maupun
setelah proses pembelajaran dengan menggunakan modul ini.
c. Baca dan simak uraian materi sebagai bahan untuk mengingat kembali
(refresh) atau menambah pengetahuan. Kegiatan membaca dilakukan
secara individual.
d. Lakukan aktivitas pembelajaran sesuai dengan urutan yang dijabarkan
dalam
modul
untuk
mencapai
kompetensi.
Disarankan
aktivitas
pembelajaran dilakukan secara berkelompok dengan metode diskusi
sehingga terjalin prinsip saling berbagai pengalaman (sharing) dengan
asas asih, asah, dan asuh.
e. Laporkan hasil aktivitas pembelajaran Ibu/Bapak secara lisan, tertulis, atau
pajangan (display).
f. Kerjakan
latihan/kasus/tugas
yang
diuraikan
dalam
modul
untuk
memperkuat pengetahuan dan/atau keterampilan dalam penguasaan
materi, sekaligus untuk mengetahui tingkat penguasaan (daya serap)
Ibu/Bapak (self assessment).
g. Berikan umpan balik yang bermanfaat untuk perbaikan pembelajaran
Ibu/Bapak dan perbaikan modul ini pada masa-masa mendatang.
h. Simpan seluruh produk pembelajaran Ibu/Bapak sebagai bagian dari
dokumen portofolio yang bermanfaat bagi pengembangan keprofesian
berkelanjutan.
Geografi SMA K - 6
2
4. Tujuan Akhir
Tujuan akhir setelah mempelajari modul ini adalah dikuasainya kompetensi
dasar dan minimal untuk geografi jenjang SMA/MA.
5. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Kompetensi inti yang harus dikuasai adalah kompetensi sikap, pengetahuan,
dan keterampilan selama pelatihan. Sedangkan kompetensi dasar yang harus
dicapai adalah kompetensi yang mencakup materi dan pembelajarannya
tentang lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan, bencana alam
dan sebaran daerah rawan bencana, potensi geografis fisik dan sosial,
budaya nasional dan interaksi global, interaksi spatial desa kota, regional
negara maju dan berkembang, dasar-dasar penginderaan jauh, dasar-dasar
SIG,
perancangan
model-model
pembelajaran,
perancangan
media
pembelajaran, perancangan penilaian, dan permasalahan implementasi RPP
dalam pembelajaran geografi.
6. Peta konsep/Alur Pencapaian Kompetensi
Bahan:
lingkungan hidup dan
pembangunan
berkelanjutan, bencana
alam dan sebaran daerah
rawan bencana, potensi
geografis fisik dan sosial,
budaya nasional dan
interaksi global, interaksi
spatial desa kota, regional
negara maju dan
berkembang, dasar-dasar
penginderaan jauh, dasardasar SIG, perancangan
model-model
pembelajaran, perancangan
media pembelajaran,
perancangan penilaian, dan
permasalahan
implementasi RPP dalam
pembelajaran geografi.
Geografi SMA K - 6
Pembelajaran:
Menggali informasi dari uraian
materi
melakukan aktivitas
pembelajaran
mengerjakan
latihan/kasus/tugas
Hasil:
Peningkatan kompetensi
Produk bukti kinerja
mencermati rangkuman
memberikan umpan balik dan
tindak lanjut
3
BAGIAN 2:
A. BAB I
PEMBELAJARAN
LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN
BERKELANJUTAN
1. Kegiatan Belajar 1. Lingkungan Hidup
a.
Tujuan
Melalui kegiatan diskusi, peserta diklat dapat menjelaskan konsep
lingkungan hidup
b.
Indikator Pencapaian Kompetensi
1) Menjelaskan Konsep lingkungan hidup
2) Menjelaskan komponen lingkungan hidup
3) Menjelaskan Aliran Energi dan Materi dalam Ekosistem
4) Menjelaskan rantai makanan dan piramida makanan
5) Menjelaskan siklus biokimia
6) Menjelaskan kualitas dan baku mutu lingkungan
7) Menjelaskan penyebab kerusakan lingkungan
8) Menjelaskan jenis-jenis baku mutu lingkungan.
c.
Uraian Materi
1) Lingkungan Hidup
Lingkungan
hidup
merupakan
keseluruhan
unsur
atau
komponen yang berada di sekitar individu yang mempengaruhi
kehidupan dan perkembangan individu tersebut.
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia memiliki` keterkaitan
dengan udara, tanah dan air. Disamping itu, masih banyak hal lain
yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan kita, misalnya hewan
dan tumbuhan, yang merupakan bagian dari lingkungan hidup. Air,
tanah, udara, hewan, tumbuhan, dan manusia merupakan bagian
dari sebuah ekosistem.
Komponen lingkungan hidup dapat dibedakan menjadi
komponen makhluk hidup (biotik) dan komponen benda mati
(abiotik). Contoh komponen biotik adalah manusia, hewan, dan
tumbuhan, sedangkan komponen abiotik adalah udara, tanah dan
air. Komponen biotik dan abiotik membentuk satu kesatuan atau
tatanan yang disebut ekosistem.
Geografi SMA K - 6
1
a)
Lingkungan Biotik dan Lingkungan Abiotik
Secara umum lingkungan dibedakan menjadi dua, yaitu
lingkungan biotik dan abiotik.
(1) Lingkungan Biotik
Komponen biotik adalah komponen lingkungan yang
terdiri atas semua makhluk hidup. Pada pokoknya
makhluk hidup dapat digolngkan berdasarkan jenis-jenis
tertentu,
misalnya
tumbuhan.
Makhluk
digolongkan
golongan
manusia,
hidup
berdasarkan
menjadi
hewan
dan
ukurannya
mikroorganisme
dan
makroorganisme. Manusia merupakan faktor biotik yang
mempunyai pengaruh terkuat di bumi ini, baik dalam
pengaruh
memusnahkan
mempercepat
Berdasarkan
dan
penyebaran
peran
dan
melipatkan,
hewan
fungsinya,
dan
atau
tumbuhan.
makhluk
hidup
dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
(a) Produsen adalah makhluk hidup yang mampu
menghasilkan makananya sendiri dan juga mampu
mengubah
zat
anorganik
menjadi
zat
organik
(organisme autotrof). Proses tersebut hanya bisa
dilakukan oleh tumbuhan yang berklorofil dengan
cara fotosintesis. Contoh produsen adalah alga,
lumut dan tumbuhan hijau.
(b) Konsumer adalah organisme heterotrof yang tidak
bisa membuat makanannya sendiri dan tergantung
kepada organisme lain, baik yang bersifat heterotrof
maupun
yang
autotrof.
Konsumer
biasanya
merupakan hewan. Hewan yang memakan tumbuhan
secara langsung (herbivora) dinamakan konsumer
primer. Hewan yang memakan konsumer primer
dinamakan konsumer II dan seterusnya sehingga
terbentuk suatu rantai makanan. Konsumer terakhir
disebut konsumer puncak. Contoh konsumer puncak
adalah manusia.
Geografi SMA K - 6
2
©
Pengurai (dekomposer) adalah organisme yang
menguraikan bahan organik menjadi anorganik untuk
kemudian digunakan oleh produsen. Dekomposer
dapat disebut juga sebagai organisme detritivor atau
pemakan bangkai. Contoh organisme dekomposer
adalah bakteri pembusuk dan jamur.
Unsur-unsur biotik juga dapat digolongkan berdasar
satuan pembentuk
ekosistem.
Penjelasanya adalah
sebagai berikut
(a) Individu adalah makhluk hidup tunggal;
(b) Populasi adalah sekelompok individu sejenis yang
menempati suatu daerah tertentu;
©
Komunitas adalah sekumpulan makhluk hidup yang
hidup bersama-sama di suatu wilayah tertentu;
(2) Lingkungan abiotik
Komponen abiotik merupakan berbagai benda mati
dan unsur alam yang berpengaruh pada kehidupan
makhluk hidup. Secara terperinci, komponen abiotik
merupakan keadaan fisik dan kimia di sekitar organisme
yang menjadi medium dan substrat untuk menunjang
berlangsungnya kehidupan organisme tersebut. Beberapa
contoh komponen abiotik adalah air, udara, cahaya
matahari, tanah, topografi, dan iklim.
2) Aliran Energi dan Materi dalam Ekosistem
Tumbuhan hijau memperoleh energi dari matahari dan
kemudian beralih pada binatang dan manusia. Energi matahari
diubah menjadi energi kimia yang terkandung dalam tubuh
tumbuh-tumbuhan. Energi yang terkandung dalam tumbuhan ini
menjadi energi bagi makhluk hidup lainya.
Tumbuhan yang dimakan mengalami proses metabolisme.
Dalam proses metabolisme, energi dari tumbuhan diubah menjadi
energi yang dapat digunakan untuk melakukan aktivitas.
Geografi SMA K - 6
3
Hewan yangmemakan tumbuhan disebut herbivora. Kemudian
hewan herbivora ini akan dimakan oleh hewan karnivora.
Akhirnya, semua makhluk hidup akan mati dan jatuh ke tanah.
Sisa fisik makhluk hidup ini menjadi bahan makanan untuk
berbagai bakteri, mikroba, dan jamur. Jadi, antara komponen biotik
di dalam ekosistem terdapat proses makan-memakan yang
disebut rantai mkanan.
3) Rantai Makanan dan Piramida Makanan
Rantai makanan adalah perpindahan energi makanan dari
sumber daya tumbuhan melalui seri organisme atau melalui
jenjang makan. Rantai makanan merupakan bagian dari jaringjaring makanan, di mana rantai makanan bergerak secara linear
dari produsen ke konsumen teratas
Setiap bagian dari rantai makanan diatur oleh suatu hukum
alami. Jika salah satu komponen mengalami kerusakan akan
mengakibatkan kerusakan komponen yang lain, karena antar
komponen tersebut ada saling ketergantungan.
Pada dasarnya, tiap-tiap komponen di dalam lingkungan
dapat dikatakan sebagai “satu untuk yang lain”, yang dalam hal ini
dagambarkan bahwa binatang mati lalu membusuk kemudian
terurai menjadi humus dan kemudian humus ini diserap oleh
tanaman. Contoh lainya rumput dimakan rusa dan rusa dimakan
harimau lalu harimau mati karena tua, setelah mati badanya
membusuk dan menjadi humus, humus itu lalu diserap oleh
rumput. Di samping rantai makanan ada pula konsep yang dikenal
dengan istilah piramida makanan
Apabila salah satu komponen lingkungan hidup dalam rantai
makanan
atau
piramida
makanan
mengalami
kepunahan,
komponen lainya akan ikut terancam punah. Jika jumlah tumbuhan
berkurang, hewan herbivora akan sulit mencari makanan dan
jumlahnya juga akan berkurang. Dari uraian di atas ada beberapa
hal yang dapat disimpulkan adalah sebagai berikut:
a)
Geografi SMA K - 6
Suatu lingkungan memiliki keteraturan alamiah;
4
b)
Suatu lingkungan memiliki daya dukung lingkungan selama
keadaanya masih berimbang;
c)
Unsur-unsur dalam lingkungan berinteraksi satu sama lain
secara alamiah;
d)
Dalam batas-batas tertentu, terjadi perubahan susunankomponen lingkungan.
4) Siklus Biogeokimia
Siklus Biogeokimia adalah Siklus ulang air dan komponenkomponen kimia (unsur kimia) yang melibatkan peran serta dari
makhluk hidup termasuk manusia dan bebatuan/geofisik. Siklus
Biogeokimia memiliki peranan yang sangat penting bagi kehidupan
manusia. Yang termasuk Siklus biogeokima antara lain :
a)
Siklus Fosfor
Fosfor merupakan salah satu jenis elemen yang penting
dalam kehidupan, sebab semua makhluk hidup membutuhkan
fosfor yang berbentuk ATP (Adenosin Tri Fosfat), yang
berguna untuk sumber energi metabolisme pada sel. Fosfor
berbentuk ion yaitu ion fosfat atau (PO43-), ion ini terdapat
dalam bebatuan. Akibat dari terjadinya erosi dan pelapukan
kemungkinan fosfat akan terbawa ke arah sungai bahkan
sampai kelaut yang membentuk sedimen. Sedimen yang
mengandung fosfat bisa naik ke atas permukaan disebabkan
terjadinya geseran gerak dasar bumi. Tumbuhan mengambil
fospat yang masih berbentuk larutan yang berada didalam
tanah.
Sumber fosfor yang terdapat dibumi yaitu dari bebatuan,
tanaman, tanah dan bahan organik. Daur fosfor yang
berberupa hasil pelapukan bebatuan dinamakan input,
sedangkan outputnya yaitu berupa fiksasi mineral dab
pelindikan yang dapat dihasilkan oleh output fosfor.
b) Siklus Air
Siklus air atau siklus hidrologi adalah sirkulasi air yang
tidak pernah berhenti dari atmosfer ke bumi dan kembali ke
Geografi SMA K - 6
5
atmosfer melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi dan
transpirasi.
Pemanasan air laut oleh sinar matahari merupakan kunci
proses siklus hidrologi tersebut dapat berjalan secara terus
menerus. Air berevaporasi, kemudian jatuh sebagai presipitasi
dalam bentuk hujan, salju, hujan batu, hujan es dan salju
(sleet), hujan gerimis atau kabut.
Pada perjalanan menuju bumi beberapa presipitasi dapat
berevaporasi kembali ke atas atau langsung jatuh yang
kemudian diintersepsi oleh tanaman sebelum mencapai
tanah. Setelah mencapai tanah, siklus hidrologi terus bergerak
secara kontinu dalam tiga cara yang berbeda
c)
Siklus Belerang/Sulfur
Siklus
sulfur
merupakan
unsur
terpentingdalam
pembentukan senyawa amino. Tumbuhan mendapat sulfur
dari dalam tanah dan berlanjut dalam fase rantai makanan
yang diuraikan kembali menjadi hidrogen sulfida yang menjadi
gas dan kembali ke atmosfer serta berulang kembali menjadi
siklus.
d) Siklus Karbon dan Oksigen
Siklus karbon adalah siklus biogeokimia dimana karbon
dipertukarkan antara biosfer, geosfer, hidrosfer, dan atmosfer
Bumi. Siklus karbon dipengaruhi oleh proses respirasi dan
fotosintesis. Aktivitas manusia menggunakan bahan bakar
fosil serta pembakaran hutan dapat meningkatkan kadar CO2
di atmosfer. Kondisi ini diseimbngkan oleh adanya kadar O2 di
atmosfer yang dihasilkan dari proses respirasi oleh manusia
dan hewan serta proses fotosintesis oleh tumbuhan.
e)
Siklus Nitrogen
Siklus nitrogen, merupakan proses pembentukan dan
penguraian nitrogen sebagai sumber protein utama di alam.
Siklus ini bermula dari protein yang berasal dari atmosfer
melalui proses turunya hujan yang masuk ke dalam tanah
kemudian
Geografi SMA K - 6
digunakan
oleh
tanaman
dalam
proses
6
pembentukan protein. Bakteri sangat berperan dalam siklus
ini, nitrogen yang terikat diubah menjadi amonia dan
dilepaskan kembali ke atmosfer.
5) Kualitas dan Baku Mutu Lingkungan
Menurut United Nations (2007), Kualitas lingkungan, dalam
kaitanya dengan kualitas hidup, adalah keadaan wilayah sekitar
yang baik dan berpotensi untuk mengembangkan kualitas hidup
yang tinggi. Namun kuaitas hidup dan kualitas lingkungan bersifat
subjektif dan relatif.
Kualitas hidup dapat diukur dengan kriteria sebagai berikut.
a) Derajat terpenuhinya kebutuhan hidup sebagai makhluk hayati.
Kebutuhan hidup jenis ini bersifat mutlak dan didorong oleh
keinginan manusia untuk menjaga kelangsungan hidup hayati.
Kelangsungan hidup hayati tidak hanya menyangkut dirinya,
melainkan juga masyarakat dan keturunanya. Kebutuhan hidup
hayati terdiri atas udara dan air yang bersih, pangan,
kesempatan untuk mendapatkan keturunan, perlindungan dari
serangan penyakit dan bahaya.
b) Derajat terpenuhinya kebutuhan hidup manusiawi. Kebutuhan
hidup jenis ini bersifat relatif, walaupun ada kaitanya dengan
kebutuhan hidup jenis pertama. Rumah dan pakaian, misalnya
tidaklah kebutuhan mutlak, tetapi termasuk dalam kebutuhan
primer.
Manusia
secara
ekologis
adalah
bagian
integral
dari
lingkungan hidupnya. Kelangsungan hidup manusia ditentukan
oleh kemampunnya menyesuaikan diri terhadap perubahan
ligkungan. Kelangsungan hidup manusia juga tergantung pada
kondisi lingkungan hidupnya. Lingkungan hidup di bumi tidak
semata-mata sumber daya yang bisa diekploitasi, tetapi juga
lingkungan hidup yang mensyaratkan adanya keserasian.
Kualitas lingkungan dapat diukur dengan mengunakan
kualitas hidup sebgai acuan, yaitu dalam lingkungan yang
berkualitas tinggi terdapat potensi untuk mengembangkan kualitas
Geografi SMA K - 6
7
hidup yang tinggi. Kualitas hidup ditentukan oleh tiga komponen
yaitu sebagai berikut.
a) Derajat terpenuhinya kebutuhan hidup hayati;
b) Derajat terpenuhinya kehidupan hidup manisiawi;
c) Derajat kebebasan kepemilikan;
Pembangunan pada hakikatnya adalah “gangguan” terhadap
keseimbangan ligkungan, yaitu usaha sadar manusia untuk
mengubah keseimbangan lingkungan dari tingkat kuliatas yang
dianggap kurang baik ke keseimbngan baru pada kualitas yang
dianggap lebih tinggi. Dalam usaha ini, kondisi lingkugan harus
dijaga agar tetap mampu mendukung kehidupan pada tingkat
kualitas ynag lebih tinggi. Pembangunan jenis ini bersifat
berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.
Kemampuan lingkungan untuk memasok sumber daya dan
menoleransi zat pencemar serta ketegangan sosial bersifat
terbatas.
Batas
kemampuan
ini
disebut
daya
dukung.
Kecenderungan ynag terjadi sekarang adalah kenaikan kualiatas
hidup
disertai
kenaikan
konsumsi
sumber
daya,
tngkat
pencemaran, serta ketegangan sosial. Jika kecenderungan ini
terus berlangsung, pada suatu ketika daya dukung ligkungan akan
terlampaui.
Konsekuensinya
adalah
kehancuran
kehidupan
manusia.
Untuk menghindari kehancuran ini, harus diusahakan agar
kenaikan kualitas hidup terjadi bersamaan dengan penurunan
konsumsi sumber daya dan pencemaran. Hal ini hanya dapat
terjadi apabila kualitas hidup manusia tidak hanya bertumpu pada
materi, tetapi juga pada aspek non materi seperti seni untuk
menghilangkan ketegangan sosial.
6) Penyebab Kerusakan Lingkungan
Kerusakan ligkungan menjadi hal yang tak bisa dihindarkan
akibat intreraksi antara manusia dan alam. Keduanya saling
mempengaruhi. Kerusakan lingkungan tersebut terjadi karena halhal berikut ini.
Geografi SMA K - 6
8
a) Letusan Gunung Api
Letusan gunung merupakan peristiwa yang terjadi akibat
endapan magma di dalam perut bumi yang didorong keluar
oleh gas yang bertekanan tinggi. Letusan ini tidak dapat
dicegah, akibat dari letusan gunung berapi antara lain:
(1) Tercemarnya udara dengan abu gunung berapi yang
mengandung bermacam-macam gas mulai dari Sulfur
Dioksida atau SO2, gas Hidrogen sulfide atau H2S, No2
atau Nitrogen Dioksida serta beberapa partike debu yang
berpotensial meracuni makhluk hidup di sekitarnya.
(2) Aliran lahar dapat menyebabkan pendangkalan sungai dan
banjir.
(3) Dengan meletusnya suatu gunung berapi bisa dipastikan
semua aktifitas penduduk di sekitar wilayah tersebut akan
lumpuh termasuk kegiatan ekonomi.
(4) Semua titik yang dilalui oleh material berbahaya seperti
lahar dan abu vulkanik panas akan merusak pemukiman
warga.
(5) Lahar yang panas juga akan membuat hutan di sekitar
gunung rusak terbakar dan hal ini berarti ekosistem
alamiah hutan terancam.
(6) Material yang dikeluarkan oleh gunung berapi berpotensi
menyebabkan sejumlah penyakit misalnya saja ISPA.
(7) Desa yang menjadi titik wisata tentu akan mengalami
kemandekan dengan adanya letusan gunung berapi. Sebut
saja Gunung Rinjani dan juga Gunung Merapi, kedua
gunung ini dalam kondisi normal merupakan salah satu
destinasi wisata terbaik bagi mereka wisatawan pecinta
alam.
b) Gempa Bumi
Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi
di permukaan bumi yang bersumber dari lapisan kerak bumi
bagian
dalam.
Getaran
gempa
yang
melanda
daerah
pemukiman berpenduduk padat akan mengakibatkan bencana
Geografi SMA K - 6
9
hebat. Gempa bumi dapat mengakibatkan bencana sebagai
berikut:
(1) Bangunan roboh
(2) Kebakaran akibat arus pendek lstrik
(3) Jatuhnya korban jiwa
(4) Permukaan tanah menjadi merekat dan jalan menjadi putus
(5) Tanah longsor akibat guncangan
(6) Banjir akibat rusaknya tanggul
(7) Gempa di dasar laut yang menyebabkan tsunami
c) Angin Siklon
Siklon adalah pusat tekanan udara rendah berupa angin
ribut atau angin puting beliung. Terdapat dua jenis siklon, yaitu
siklon di daerah lintang sedang dan siklon di derah tropis.
Siklon di belahan bumi utara bergerak berlawanan dengan arah
jarum jam, sedangkan siklon di belahan bumi selatan bergerak
searah
dengan
jarum
jam.
Kerusakan
lingkunan
yangdiakibatkan angin siklon bergantung pada kecepatan
angin. Terdapat tiga tipe siklon yaitu:
(1) Siklon tropis, biasanya terjadi di permukaan laut dengan
kekuatan sedang hingga sangat kuat;
(2) Siklon gelombang, terjadi di daerah lintang sedang dan
lintang tinggi, mulai dari yang lemah sampai kuat dan
bersifat merusak;
(3) Tornado, banyak terjadi di amerika serikat dan erupakan
jeis siklon yang sangat kuat;
d) Aktivitas Manusia
Kerusakan lingkungan yang diakibatkan manusia antara
lain sebagai berikut:
(1) Kerusakan hutan
Bentuk kerusakan hutan yangd iakibatkan oleh kegiatan
manusia antara lain:
(a) Pengalihan
fungsi
lahan
hutan
menjadi
lahan
pertanian, pemukiman, atau alokasi pertambangan.
Pengalihan
Geografi SMA K - 6
fungsi
ini
dilakukan
dengan
car
10
menebanag atau membakar pepohonan yang ada di
hutan sehingga merusak hutan;
(b) Pemanfaatan sumber daya hutan secara berlebihan.
Contohnya adalah penebangan pepohonan di hutan
untuk keperluan industri dan bahan bangunan.
Akibat yang akan terjadi jika hutan rusak adalah
sebagai berikut:
a)
Terjadinya perubahan iklim;
b)
Kepunahan berbagai jeis hewan dan tumbuhan;
c)
Kekeringan pada musim kemarau dan banjir pada
musim hujan;
(2) Pencemaran lingkngan
Pencemaran lingkungan dapat berupa masuknya
limbah hasil kegiatan manusia ke dalam suatu wilayah
tertentu dan dapat mengubah kualitas lingkungan wilayah
tersebut. Contohnya, pencemaran air sungai yang biasa
digunakan untuk mandi dapat menimbulkan penyakit gatalgatal.
7) Baku Mutu Lingkungan
Menurut UU no. 32 tahun 2009, baku mutu lingkungan hidup
adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi, atau
komponen yang ada atau harus ada dan/atau unsur pencemaran
yang ditolerir keberadaanyadalam suatu sumber daya tertentu
sebgai unsur lingkungan hidup. Dengan kata lain, baku mutu
adalah peraturan pemerintah yang berisi spesifikasi dari jumlah
bahan pencemar yang boleh dibuang atau boleh berada dalam
sumber daya atau lingkungan. Secara objektif baku mutu
lingkugan menunjukkan sasaran pengelolaan lingkungan.
Kriteria baku mutu adalah kompilasi atau hasil dari suatu
pengolahan data limbah yang akan digunakan untuk menentukan
Geografi SMA K - 6
11
apakah suatu kualitas air atau udara dapat digunakan sesuai
objektif penggunaan pada tempat tertentu.
Berkaitan dengan baku mutu lingkungan, terdapat nilai
ambang batas yang merupakan batas-batas daya toleransi atau
kemampuan lingkungan.
8) Jenis-Jenis Baku Mutu Lingkungan
Jenis-jenis baku mutu lingkungan diatur dalam berbagai peraturan
pemerintah dapat diuraikan sebagai berikut. Peraturan yang
digunakan dalam penetapan baku lingkungan adalah UU No. 32
tahun 2009.
a)
Baku mutu air adalah batas kadar yang diperbolehkan bagi
zat atau bahan pencemar terdapat dalam air, namun air tetap
berfungsi sesuai dengan peruntukanya.
b)
Baku mutu air limbah adalah batas kadar yang diperbolehkan
bagi zat atau bahan pencemar untuk dibuang dari sumber
pencemaran ke dalam air pada sumber air sehingga tidak
menyebabkan dilampauinya baku mutu air.
c)
Baku
mutu
udara
ambien
adalah
batas
kadar
yang
diperblehkan bagi zat atau bahan pencemar terdapat di udara,
namun tidak menimbulkan gangguan terhadap makhluk hidup,
tumbuh-tumbuhan dan benda.
d)
Baku mutu air laut adalah batas atau kadar makhluk hidup,
zat, energi, atau komponen lain yang ada atau harus ada, dan
zat atau bahan pencemar yang ditenggang adanya dalam air
laut.
e)
Baku
mutu
diperbolehkan
udara
bagi
emisi
zat
adalah
atau
batas
bahan
kadar
yang
pencemar
untuk
dikeluarkan dari sumber pencemaran ke udara sehingga tidak
mengakibatkan dilaluinya baku mutu udara ambien.
f)
Baku
mutu
lain
sesuai
dengan
perkembangan
ilmu
pengetahuan dan teknologi.
g)
Baku mutu udara ambien dan emsi ditetapkan untuk
melindungi kualitas udara di suatu wilayah. Baku mutu udara
Geografi SMA K - 6
12
ambien dan emisi limbah gas yang dibuang ke udara harus
mencantumkan secara jelas dalam ijin pembuangan gas.
Semua kegiatan yang membuang limbah gas ke udara
ditetapkan mutu emisinya dengan pengertian emisi dari
limbah gas yang dibuang ke udara tidak melampaui baku
mutu udara emisi yang telah ditetapkan.
Parameter baku mutu udara ambien terdiri atas:
(1) Amoniak
(2) Timah hitam/timbal
(3) Debu
(4) Sulfur dioksida
(5) Karbon monosikda
(6) Oksida nitrogen
(7) Oksida
(8) Hidrogen sulfida
(9) Hidrokarbon
Kriteria
mutu
air
ditetapkan
untuk
memnentukan
kebijaksanaan perlindungan sumber daya air dalam jangka
panjang, sedangkan baku mutu air limbah dipergunakan untuk
perencanaan, perizinan, dan pengawasan mautu air limbah
dari berbagai sektor usaha.
Kriteria kualitas sumber air di Indonesia ditetapkan
berdasarkan pemanfaatan sumber air dan mutu yang
ditetapkan berdasarkan karakteristik suatu sumber air.
Sumber air dapat digolongkan menjadi sebagai berikut.
(1) Golongan A, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air
minum tanpa pengolahan terlebih dahulu;
(2) Golongan B, yaitu air yang baik untuk keperluan rumah
tangga tapi tidak sebaik air Golongan A.
(3) Golongan C, yaitu air yang baik untuk peternakan dan
perikanan tapi tidak sesuai digunakan untuk golongan A
dan B.
(4) Golongan D, yaitu air yang sesuai untuk pertanian tapi
tidak sesuai utuk golongan A, B, C.
Geografi SMA K - 6
13
(5) Golongan E, yaitu air yang tidak sesuai untuk keperluan
tersebut dalam Golongan A, B, C, dan D.
Untuk melindugi sumber air sesuai dengan kegunaanya,
perlu
ditetapkan
baku
mutu
air
limbah
cair
dengan
berpedoman kepada alternatif baku mutu limbah cair yang
telah
ditetapkan
kependudukan
dalam
dan
keputusan
lingkungan
menteri
hidup
negara
No.
KEP-
51/MENLH/10/1995 tentang baku mutu limbah cair bagi
kegiatan industri. Baku mutu limbah cair tersebut ditetapkan
oleh gubernur dengan memperhitungkan beban maksimum
yang dapat diterima air pada sumber air.
d.
Aktivitas Pembelajaran
1)
Pembelajaran
diawali
dengan
penyampaian
tujuan
pembelajaran, yaitu melalui diskusi peserta dapat menjelaskan
konsep lingkungan hidup;
2)
Peserta diminta membaca dan mencermati uraian materi di atas;
3)
Peserta
membentuk
kelompok
dan
setiap
kelompok
mendiskusikan tugas sebagai berikut;
a)
Membuat peta pikiran (mindmap) komponen lingkungan
hidup;
b) Membuat contoh rantai makanan, di mana
komponennya
mengalami
kerusakan
salah satu
sehingga
mengakibatkan kerusakan komponen yang lain karena antar
komponen tersebut ada saling ketergantungan;
c)
Berikan
deskripsi
dari
contoh
rantai
makanan
yang
mengalami kerusakan tersebut!
4)
Hasil diskusi kelompok dipajang agar kelompok lain dapat
mempelajari.
5)
Kegiatan pembelajaran 1 diakhiri dengan klarifikasi dari fasilitator
terhadap hasil-hasil diskusi
6)
Refleksi.
Geografi SMA K - 6
14
e.
Latihan/Kasus/Tugas
Jelaskan bahwa kualitas lingkungan dapat diukur dengan
menggunakan kualitas hidup sebgai acuan!
f. Rangkuman
Lingkungan hidup merupakan keseluruhan unsur atau
komponen
yang
mempengaruhi
berada
kehidupan
di
dan
sekitar
individu
perkembangan
yang
individu
tersebut.
Komponen lingkungan hidup dapat dibedakan menjadi
komponen makhluk hidup (biotik) dan komponen benda mati
(abiotik). Contoh komponen biotik adalah manusia, hewan,
dan tumbuhan, sedangkan komponen abiotik adalah udara,
tanah dan air. Komponen biotik dan abiotik membentuk satu
kesatuan atau tatanan yang disebut ekosistem.
Rantai makanan adalah perpindahan energi makanan
dari sumber daya tumbuhan melalui seri organisme atau
melalui jenjang makan. Rantai makanan merupakan bagian
dari jaring-jaring makanan, di mana rantai makanan bergerak
secara linear dari produsen ke konsumen teratas.
Kualitas lingkungan, dalam kaitanya dengan kualitas
hidup, adalah keadaan wilayah sekitar yang baik dan
berpotensi untuk mengembangkan kualitas hidup yang tinggi.
Kemampuan lingkungan untuk memasok sumber daya dan
menoleransi zat pencemar serta ketegangan sosial bersifat
terbatas. Batas kemampuan ini disebut daya dukung.
Kerusakan
ligkungan
menjadi
hal
yang
tak
bisa
dihindarkan akibat intreraksi antara manusia dan alam. baku
mutu lingkungan hidup adalah ukuran batas atau kadar
makhluk hidup, zat, energi, atau komponen yang ada atau
harus
ada
dan/atau unsur
pencemaran
yang
ditolerir
keberadaanyadalam suatu sumber daya tertentu sebgai unsur
lingkungan hidup
Geografi SMA K - 6
15
g. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Setelah kegiatan pembelajaran, Ibu/Bapak dapat melakukan
umpan balik dengan menjawab pertanyaan berikut ini :
1)
Apa yang Ibu/Bapak pahami setelah mempelajari materi
lingkungan hidup?
2)
Pengalaman penting apa yang Ibu/Bapak peroleh setelah
mempelajari materi lingkungan hidup?
3)
Apa manfaat
materi lingkungan hidup terhadap tugas
Ibu/Bapak?
4)
Apa rencana tindak lanjut Ibu/Bapak
setelah kegiatan
pelatihan ini?
2. Kegiatan Belajar 1. Pembangunan Berkelanjutan
a. Tujuan
Melalui kegiatan diskusi, peserta diklat dapat menjelaskan
pembangunan berkelanjutan dan upaya pelestarian di sekolah.
b. Indikator Pencapaian Kompetensi
1)
Menjelaskan pengertian pembangunan berkelanjutan
2)
Mengidentifikasi ciri pembangunan berkelanjutan
3)
Menjelaskan dimensi pembangunan berkelanjutan
4)
Menjelaskan peran penduduk dalam pembangunan
berkelanjutan
5)
Menjelaskan Upaya Pelestarian Lingkungan dalam Kaitannya
Pembangunan Lingkungan di Sekolah
c.
Uraian Materi
1)
Pembangunan Berkelanjutan (sustainable development)
Pembangunan
berkelanjutan
(sustainable
development)
adalah proses pembangunan (lahan, kota, bisnis, masyarakat,
dan sebagainya) yang berprinsip pada "memenuhi kebutuhan
sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi
masa depan" (Brundtland Report -PBB, 1987).
Geografi SMA K - 6
16
Pembangunan berkelanjutan adalah salah satu faktor yang
harus dihadapi untuk mencapai pembangunan berkelanjutan
adalah bagaimana memperbaiki kehancuran lingkungan tanpa
mengorbankan kebutuhan pembangunan ekonomi dan keadilan
sosial.
Laporan dari KTT Dunia 2005, menjabarkan pembangunan
berkelanjutan terdiri atas tiga tiang utama (ekonomi, sosial, dan
lingkungan) yang saling bergantung dan memperkuat. Untuk
sebagian orang, pembangunan berkelanjutan berkaitan erat
dengan pertumbuhan ekonomi dan bagaimana mencari jalan
untuk memajukan ekonomi dalam jangka panjang, tanpa
menghabiskan modal alam. Namun untuk sebagian orang lain,
konsep "pertumbuhan ekonomi" itu sendiri bermasalah, karena
sumberdaya bumi itu sendiri terbatas.
2)
Pengertian
Pembangunan
Berkelanjutan
(Sustainable
Development)
Secara umum pengertian pembangunan berkelanjutan
(sustainable development) adalah pembangunan yang berguna
untuk memenuhi kebutuhan dalam kehidupan saat ini tanpa perlu
merusak atau menurunkan kemampuan generasi yang akan
datang dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Pada
dasarnya
konsep
ini
merupakan
strategi
pembangunan yang memberikan batasan pada laju pemanfaatan
ekosistem alamiah dan sumberdaya yang ada di dalamnya.
Ambang batas ini tidak absolut (mutlak) tetapi merupakan batas
yang luwes (flexible) yang bergantung pada teknologi dan sosial
ekonomi
tentang
pemanfaatan
sumberdaya
alam,
serta
kemampuan biosfer dalam menerima akibat yang ditimbulkan
dari kegiatan manusia.
Dengan kata lain, pembangunan berkelanjutan adalah
semacam strategi dalam pemanfaatan ekosistem alamiah
dengan cara tertentu sehingga kapasitas fungsionalnya tidak
rusak untuk memberikan manfaat bagi kehidupan umat manusia.
Geografi SMA K - 6
17
Hal ini bukan saja untuk kesejahteraan masyarakat secara
keseluruhan,
tetapi juga untuk kesejahteraan masyarakat
generasi mendatang. Dengan demikian diharapkan bahwa kita
tidak saja mampu melaksanakan pengelolaan pembangunan
yang ditugaskan (to do the thing right), tetapi juga dituntut untuk
mampu
mengelolanya
dengan
suatu
lingkup
yang
lebih
menyeluruh (to do the right thing).
Pembangunan berkelanjutan tidak saja berkonsentrasi
pada isu-isu lingkungan. Lebih luas daripada itu, pembangunan
berkelanjutan mencakup tiga lingkup kebijakan: pembangunan
ekonomi, pembangunan sosial dan perlindungan lingkungan.
Dokumen-dokumen PBB, terutama dokumen hasil World Summit
2005 menyebut ketiga hal dimensi tersebut saling terkait dan
merupakan pilar pendorong bagi pembangunan berkelanjutan,
digambarkan dengan skema diagram sebagai berikut.
Gambar 1. Skema Pembangunan Berkelanjutan
Merupakan Pertemuan dari 3 Pilar
Pembangunan
Skema pembangunan berkelanjutan:pada titik temu tiga
pilar
tersebut,
Deklarasi
Universal
Keberagaman
Budaya
(UNESCO, 2001) lebih jauh menggali konsep pembangunan
berkelanjutan
budaya
dengan
penting
bagi
menyebutkan
manusia
bahwa
"...keragaman
sebagaimana
pentingnya
keragaman hayati bagi alam". Dengan demikian "pembangunan
tidak hanya dipahami sebagai pembangunan ekonomi, namun
juga
Geografi SMA K - 6
sebagai
alat
untuk
mencapai
kepuasan
intelektual,
18
emosional,
moral,
dan
spiritual".
dalam
pandangan
ini,
keragaman budaya merupakan kebijakan keempat dari lingkup
kebijakan pembangunan berkelanjutan.
Divisi PBB untuk Pembangunan Berkelanjutan mendaftar
beberapa lingkup berikut ini sebagai bagian dari Pembangunan
Berkelanjutan:
Pertanian
Demografi
Air Minum
Atmosfer
Penggurunan
dan
Kekeringan
IKesehatan
Biotekhnologi
Pengurangan
dan
Manajemen
Bencana
Pendidikan
dan
Kesadaran
Energi, Air
Indikator
Keuangan
Pemanfaata
n lahan
Keanekaraga
man Hayati
Pengembanga
n Kapasitas
Perubahan
Iklim
Pola Konsumsi Hutan,
dan Produksi
Gunung,
Samudera
dan Laut
Pengetahuan
Wisata
Alam
Berkelanjutan
Transport
3)
Limbah
(Beracun)
Pembuatan
Keputusan
yang
terintegrasi
Kerjasama
Internasional
memberdayak
an lingkungan
Pengaturan
Institusional
Pemukiman
Hukum
Internasional
Industri,
Tekhnologi
informasi bagi
Pembuatan
keputusan dan
Partisipasi
Strategi
Pembangunan
Berkelanjutan
Nasional
Kemiskinan,
Sanitasi, Pulau
kecil
Kelompok
Besar
Bahan Kimia Perdagangan
Beracun
dan
Lingkungan
Limbah(Radi Limbah (Padat)
o aktif)
Dimensi pembangunan berkelanjutan
Secara garis besar, pembangunan berkelanjutan memiliki
empat dimensi yaitu, dimensi ekologis, dimensi sosial-ekonomibudaya, dimensi sosial politik dan dimensi hukum-kelembagaan.
Geografi SMA K - 6
19
Dari sisi dimensi ekologis, secara prinsip agar dapat
terjaminnya
pembangunan
berkelanjutan
(sustainable
development) diperlukan :
a) Keharmonisan spasial (spatial suitability)
b) Kapasitas asimilasi
c) Pemanfaatan berkelanjutan
Syarat
keharmonisan
spasial
adalah
suatu
wilayah
pembangunan seperti kota dan kabupaten diharapkan tidak
seluruhnya diperuntukan bagi zona pemanfaatan tapi harus pula
dialokasikan sebagiannya untuk kawasan konservasi maupun
preservasi. Keberadaan kawasan konservasi dan preservasi
dalam
suatu
wilayah
pembangunan
sangat
vital
dalam
memelihara berbagai proses penunjang kehidupan seperti
membersihkan limbah secara alami, siklus unsur hara dan
hidrologi serta sumber keanekaragaman hayati.
Dari dimensi sosial ekonomi, pola dan laju pembangunan
harus dikelola sedemikian rupa sehingga total permintaannya
(demand) terhadap sumberdaya alam dan jasa-jasa lingkungan
tidak melampaui kemampuan suplainya. Kualitas dan jumlah
permintaan tersebut ditentukan oleh jumlah penduduk dan
standar kualitas kehidupan masyarakatnya. Secara sosialekonomi, konsep pembangunan berkelanjutan mensyaratkan
bahwa manfaat yang diperoleh dari kegiatan pembangunan
suatu
daerah
harus
diprioritaskan
untuk
kesejahteraan
penduduk.
Pada
umumnya,
permasalahan
kerusakan
lingkungan
bersifat eksternalitas. Artinya, pihak yang menderita akibat
kerusakan tersebut bukanlah si pembuat kerusakan, melainkan
pihak yang biasanya masyarakat miskin dan lemah. Ciri lain dari
kerusakan lingkungan adalah bahwa akibat dari kerusakan
biasanya muncul setelah beberapa waktu, ada semacam time
lag. Mengingat karakteristik permasalahan lingkungan tersebut,
maka hanya dengan sistem dan suasana politik yang transparan
dan
Geografi SMA K - 6
demokratis,
pembangunan
berkelanjutan
dapat
20
dilaksanakan. Tanpa kondisi politik seperti ini, kerusakan
lingkungan dapat bergerak lebih cepat dibandingkan upaya
pencegahan dan penanggulangannya.
Pada akhirnya, pelaksanaan pembangunan berkelanjutan
mensyaratkan pengendalian diri dari setiap warga dunia untuk
tidak merusak lingkungan. Persyaratan yang bersifat personal ini
dapat dipenuhi melalui penerapan sistem peraturan dan
perundang-perundangan yang berwibawa dan konsisten, serta
dibarengi dengan penanaman etika pembangunan berkelanjutan
pada setiap warga dunia.
4)
Peran Penduduk Dalam Pembangunan Berkelanjutan
Penduduk atau masyarakat merupakan bagian penting
atau titik sentral dalam pembangunan berkelanjutan, karena
peran penduduk sejatinya adalah sebagai subjek dan objek dari
pembangunan berkelanjutan. Jumlah penduduk yang besar
dengan pertumbuhan yang cepat, namun memiliki kualitas yang
rendah, akan memperlambat tercapainya kondisi yang ideal
antara kuantitas dan kualitas penduduk dengan daya dukung
alam dan daya tampung lingkungan yang semakin terbatas.
5)
Penduduk
Berkualitas
merupakan
Modal
Dasar
Pembangunan Berkelanjutan
Untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan di suatu
negara, diperlukan komponen penduduk yang berkualitas.
Karena dari penduduk berkualitas itulah memungkinkan untuk
bisa mengolah dan mengelola potensi sumber daya alam dengan
baik, tepat, efisien, dan maksimal, dengan tetap menjaga
kelestarian
lingkungan.
Sehingga
harapannya
terjadi
keseimbangan dan keserasian antara jumlah penduduk dengan
kapasitas dari daya dukung alam dan daya tampung lingkungan.
Geografi SMA K - 6
21
6)
Konsep
Pembangunan
Berkelanjutan
(Sustainable
Developemnt) dalam Pembangunan Perkotaan
Konsep ini telah menjadi pola pikir dan pola tindak baru
dalam upaya penataan ruang kota saat ini. Kegiatan penataan
ruang
perkotaan
perencanaan
di
tata
Indonesia,
ruang
baik
(termasuk
yang
menyangkut
peninjauan
kembali),
pemanfaatan ruang, maupun pengendalian pemanfaatan ruang;
dengan demikian harus mengedepankan pola pikir dan pola
tindak ini.
Konsep
pembangunan
berkelanjutan
pada
dasarnya
mengandung tiga elemen dasar; tidak hanya elemen tradisional
'lingkungan' tetapi juga elemen 'sosial' dan 'ekonomi' dari
pembangunan yang harus disertakan. Aspek 'manusia' kemudian
menjadi salah satu isu sentral dalam pelaksanaan pembangunan
perkotaan.
Di lain pihak,
secara teknis konsep pembangunan
berkelanjutan dalam penaatan ruang perkotaan mencakup halhal sebagai berikut :
a)
Pemanfaatan sumber daya perkotaan dengan menimbang
wilayah yang lebih luas
b)
Pengembangan bentuk dan struktur perkotaan yang hemat
energi
c)
Pemanfaatan lahan perkotaan yang menghindari kawasan
peka lingkungan
d)
Penggunaan
prosedur
Analisis
Mengenai
Dampak
Lingkungan (AMDAL) sebagai salah satu dasar dalam
penilaian usulan pembangunan kegiatan yang diduga akan
memberi
dampak
penting
terhadap
lingkungan
hidup
perkotaan.
7)
Upaya
Pelestarian
Lingkungan
dalam
Kaitannya
Pembangunan Lingkungan di Sekolah
Berbagai upaya pelestarian lingkungan dalam kaitannya
pembangunan
Geografi SMA K - 6
berkelanjutan
bayak
dilakukan
masyarakat.
22
Sebagai masyarakat pendidikan di sekolah, maka perlu upaya
nyata yang dilakukan peserta didik walaupun hanya berskala
sekolah. Harapannya, dari lingkup sekolah dapat dikembangkan
ke lingkup tempat tinggal mereka. Adapun aktivitas yang dapat
dilakukan di lingup sekolah adalah pembuatan Lubang Resapan
Biopori (RLB) dan pembuatan peta hijau (Green Map).
a)
Lubang Resapan Biopori (LRB)
Tujuan pembuatan lubang resapan biopori adalah:
(1) Memaksimalkan air yang meresap ke dalam tanah
sehingga menambah air tanah.
(2) Membuat kompos alami dari sampah organik daripada
dibakar.
(3) Mengurangi genangan air yang menimbulkan penyakit.
(4) Mengurangi air hujan yang dibuang percuma.
(5) Mengurangi resiko banjir di musim hujan.
(6) Maksimalisasi peran dan aktivitas flora dan fauna tanah.
(7) Mencegah terjadinya erosi tanah dan bencana tanah
longsor.
Gambar 2. Profil Lubang resapan Biopori
b) Peta Hijau (Green Map)
Peta lingkungan yang dilengkapi dengan tanda-tanda
(icon) untuk membantu pemakainya mengenali lingkungan
dengan icon alam, sosial budaya, baik positif maupun
negatif.
(1) Prinsip pembuatan peta hijau:
(a) Siapapun dapat membuatnya
(b) Dapat dibuat dimanapun
Geografi SMA K - 6
23
(c) Dapat dibaca oleh siapapun, dan
(d) Dapat dimanfaatkan untuk apapun.
(2) Icon peta hijau:
Gambar 3. Icon Peta Hijau
Dalam pembuatan peta hijau digunakan
icon yang
meliputi:
(a) Sustainable
Living
(Green
economy,
Mobility,
Technology & Designs, Hazards, and Chalanges).
(b) Nature (land and Water, fauna, Flora, Outdoor
Activities).
(c) Culture and Society (Cultural Characters, Justice
and Activism, Eco-Information, Public Works and
Landmarks).
d. Aktivitas Pembelajaran
1)
Pembelajaran diawali dengan menyampaikan tujuan
pembelajaran, yaitu melalui kegiatan diskusi, peserta dapat
menjelaskan konsep pembangunan berkelanjutan.
2)
Peserta membentuk 4 kelompok dan mendapat tugas sebagai
berikut:
Kelompok 1 dan 3 menyelesaikan LK1
Geografi SMA K - 6
24
Lembar Kegiatan 1
Tema: Pembuatan Lubang resapan Biopori (LRB)
Bahan/Alat:
Cara Pembuatan Lubang Resapan Biopori
Tugas:
a) Deskripsikan cara pembuatan Lubang Resapan Biopori
berdasarkan gambar di atas!
b) Tulis manfaat pembuatan Lubang Resapan Biopori!
Kelompok 2 dan 4 menyelesaikan LK2
Lembar Kegiatan 2
Tema: Pembuatan Peta Hijau (Green Map)
Bahan/Alat: Denah Sekolah, icon peta hijau, gunting, lem.
Tugas:
a) Cermati gambar denah sekolah!
Geografi SMA K - 6
25
b) Siapkan icon peta hijau, pilih dan gunting menjadi bagianbagian
tersendiri
sesuai
dengan
keperluan
ide
pengembanganmu!
c) Tuangkan ide-ide untuk meningkatkan kualitas lingkungan
sekolah dengan membuat peta hijau!
3)
Pajang hasil LK 1 dan LK2
4)
Kelompok 1 mempresentasikan hasil kerjanya dan kelompok 3
menanggapi
5)
Kelompok 2 mempresentasikan hasil kerja kelompok dan
kelompok 4 menanggapi
6)
Klarifikasi hasil diskusi dan presentasi oleh fasilitator
7)
Refleksi.
e. Latihan/Kasus/Tugas
Proyek untuk penyelesaian masalah banjir saat hujan/air
menggenang dan pemanfaatan sampah organik dengan pembuatan
Lubang Resapan Biopori sesuai dengan langkah-langkah yang telah
Geografi SMA K - 6
26
dipelajari di tempat tinggal masing-masing . Proyek dilakukan dengan
langkah persiapan, pelaksanaan, dan pelaporan.
f.
Rangkuman
Secara
umum
pengertian
pembangunan
berkelanjutan
(sustainable development) adalah pembangunan yang berguna untuk
memenuhi kebutuhan dalam kehidupan saat ini tanpa perlu merusak
atau menurunkan kemampuan generasi yang akan datang dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya.
Pada dasarnya konsep ini merupakan strategi pembangunan
yang memberikan batasan pada laju pemanfaatan ekosistem alamiah
dan sumberdaya yang ada di dalamnya. Secara garis besar,
pembangunan berkelanjutan memiliki empat dimensi yaitu, dimensi
ekologis, dimensi sosial-ekonomi-budaya, dimensi sosial politik dan
dimensi hukum-kelembagaan.
Konsep
pembangunan
berkelanjutan
pada
dasarnya
mengandung tiga elemen dasar; tidak hanya elemen tradisional
'lingkungan'
tetapi
juga
elemen
'sosial'
dan
'ekonomi'
dari
pembangunan yang harus disertakan.
Pembuatan Lubang Resapan Biopori dan Peta Hijau merupakan
salah satu upaya menjaga lingkungan agar tetap sustainable.
g. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Setelah kegiatan pembelajaran, Ibu/Bapak dapat melakukan umpan
balik dengan menjawab pertanyaan berikut ini :
1) Apa
yang
Ibu/Bapak
pahami
setelah
mempelajari
materi
pembangunan berkelanjutan?
2) Pengalaman penting apa yang Ibu/Bapak peroleh setelah
mempelajari materi pembangunan berkelanjutan?
3) Apa manfaat materi pembangunan berkelanjutan terhadap tugas
Ibu/Bapak?
4) Apa rencana tindak lanjut Ibu/Bapak setelah kegiatan pelatihan
ini?
Geografi SMA K - 6
27
B. BAB II BENCANA ALAM DAN SEBARAN DAERAH RAWAN BENCANA
DI INDONESIA
1. Kegiatan Belajar 1
Jenis Bencana Alam Dan Persebarannya
a. Tujuan Pembelajaran
1.
Memberikan pengetahuan mengenai jenis bencana di Indonesia
2.
Mengidentifikasi pola dan daerah rawan bencana di Indonesia
b. Uraian Materi
1. Jenis Bencana di Indonesia
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terbentang sejauh
5,120 km dari arah barat menuju timur dan 1,760 km dari arah utara ke
selatan ekuator. Jumlah pulau yang berada di Indonesia sebanyak 13,667
(sumber lain ada yang menyebut 18,000) dengan 6000 pulau yang dihuni.
Dengan total luasan 1,919,317 km2, Indonesia memiliki keanekaragaman
sumber daya alam yang melimpah. Dari mulai sumber daya tambang,
sumber hayati sampai dengan sumber daya kemaritiman. Indonesia
tercatat sebagai negara kedua setelah Brazil pada urutan kekayaan
biodiversity. Melimpahnya sumberdaya alam yang ada di Indonesia tidak
terlepas dari letak geografis negara ini. Terletak di antara 3 lempeng aktif
membuat
Indonesia
petroleum, timah, gas
melimpah
dengan
barang
tambang
seperti
alam, nikel, tembaga, bauksit, timah, batu
bara, emas, dan perak. Selain itu, ratusan pegunungan hasil dari proses
pergerakan lempeng ini juga membuat Indonesia memiliki luasan tanah
subur yang luas dan merupakan modal pertanian yang sangat produktif.
Posisi Indonesia yang berada pada jalur kathulistiwa membuat
negera ini memiliki sinar matahari sepanjang masa yang mendukung
tumbuhnya berbagai macam tumbuhan. Proses pergerakan lempeng juga
membuat Indonesia menjadi negara kepulauan dengan dominasi wilayah
laut. Potensi ikan dan keanekaragaman hayati laut melipmah di hampir
sebagian wilayah Indonesia. Wilayah perairan yang mencapai 7,9 juta
km2 selain menyediakan potensi alam berupa hayati namun juga
mengandung banyak potensi berupa mineral.
Selain potensi diatas, negara Indonesia juga tidak terlepas dari
kejadian bencana. Data menunjukan bahwa jumlah kejadian bencana
Geografi SMA K - 6
28
pada satu dekade terakhir ini tergolong tinggi (gambar 1). Berbagai
kejadian bencana di Indonesia dilatarbelakangi setidaknya oleh 4 kondisi.
1) kondisi geologis; terletak diantara 3 pergerakan lempeng aktif didunia
membuat Indonesia selalu berhadapan dengan bencana gempa bumi,
erupsi gunung api, dan tsunami. Selama kurun waktu 15 tahun terakhir,
Indonesia menjadi sorotan berita global karena bencana alamnya yang
dahsyat yang mengakibatkan kematian ratusan ribu orang dan rusaknya
berbagai infrastruktur yang berdampak pada kerugian ekonomi yang
besar. Tsunami aceh tahun 2004, gempa Yogyakarta tahun 2006, erupsi
Gunung Merapi tahun 2010, erupsi Gunung Kelud tahun 2014 dan yang
terakhir erupsi gunung Sinabung yang masih berlangsung sampai dengan
hari ini merupakan beberapa contoh kejadian bencana di Indonesia. 2)
Kondisi klimatologis yang cenderung tidak normal pada dekade terakhir
ini berupa ekstrim basah dan kering, telah menyebabkan berbagai
dampak bencana diantaranya bencana banjir dan kekeringan. Setidaknya
lebih dari 100 titik kekeringan dan banjir pada setiap tahunnya terjadi di
Indonesia. 3) kondisi geomorfologis; konfigurasi relief dari mulai
pegunungan sampai dengan dataran pantai membuat Indonesia rentan
terhadap bencana longsor sampai dengan bencana banjir. 4) kondisi
sosial; jumlah penduduk yang tidak merata menyebabkan penduduk
terkonsentrasi pada suatu wilatah tertentu. Hal ini diperparah dengan data
yang menunjukan bahwa 120 juta jiwa penduduk Indonesia tinggal di
Pulau Jawa yang merupakan daerah rawan multi bencana.
Geografi SMA K - 6
29
Gambar 4. Peta jumlah kejadian dan persebaran bencana di Indonesia
Indonesia sebagai salah satu negara kepulauan di dunia mempunyai
beberapa letak yang strategis, diantaranya letak geologis, geografis, dan letak
astonomis. Secara geologis Indonesia terletak di pertemuan tiga lempang
dunia yaitu Indo-Australia, Eurasia, dan pasifik (gambar 2). Lempeng IndoAustralia bertabrakan dengan lempeng Eurasia di lepas Pantai Sumatra, Jawa
dan Nusa Tenggara, sedangkan dengan lempeng Pasifik di utara Papua dan
Maluku Utara.
Gambar 5. Peta kondisi geologi Indonesia
Geografi SMA K - 6
30
Sedangkan letak astronomis Indonesia yang berada pada 950 BT – 1410
Bt dan 60 LU
–
110 LS berakibat pada penyinaran sinar matahari dan curah
hujan sepanjang tahun. Selebihnya, berdasarkan letak geografis Indonesia
terletak diantara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia dan diantara benua
Asia dan benua Australia.
Berdasarkan uraian posisi letak geologis, letak astronomis dan letak
geografis diatas, menyebabkan Indonesia banyak terlanda bencana dan
terkenal sebagai Disaster Country ( negara yang penuh dengan bencana ).
Adapun bencana alam alam (natural disaster) yang sering terjadi di Indonesia
adalah :
1. Gempa bumi
2. Erupsi Gunungapi
3. Tsunami
4. Tanah longsor
5. Banjir
1. Gempa bumi
Gempa bumi merupakan getaran atau guncangan yang terjadi di
permukaan bumi yang disebabkan oleh adanya pelepasan energi secara
tiba-tiba. Pelepasan energi ini dipicu oleh pergerakan lempeng bumi.
Pergerakan tersebut dibedakan menjadi 3 pergerakan yaitu divergen,
konvergen dan transform.
1.
Divergen
Lempeng divergen merupakan keadaan dimana suatu lempeng akan
bergerak saling menjauhi, sehingga pada pusat pergerakan lempeng
akan terbentuk lapisan astenosfer yang baru dan menyebabkan
makin meluasnya area dari lempeng tersebut. Zona yang terbentuk
akibat kejadian lempeng divergen, yaitu:
a.
Zona divergen antara lempeng-lempeng pada lantai dasar
samudera.
Geografi SMA K - 6
31
G
Gambar 6. Batas Divergen
b. Zona divergen antara dua lempeng benua.
Daerah-daerah
yang terletak di daerah ini berpotensi
mengalami bencana gempa. Gempa bumi terjadi diawali dengan
akumulasi stress disekitar batas lempeng, sehingga aktifitas
gempa banyak disini. Walaupun konsentrasi akumulasi stress
akibat tabrakan lempeng berada di sekitar batas lempeng,
akibatnya bisa sampai jauh sampai beberapa ratus kilometer dari
batas lempeng karena ada pelimpahan stress di kerak bumi,
sehingga ada daerah aktif gempa di luar daerah pertemuan
lempeng. Kasus sesar Sumatera umpamanya adalah sesar yang
dibentuk oleh pelimpahan stress tabrakan lempeng Indo-Australia
dengan Eurasia dengan sudut tabrakan miring terhadap garis
batas. Kemiringan ini menyebabkan timbulnya sesar Sumatra
dimana konsentrasi akumulasi stress atau pusat-pusat gempa
terjadi di daerah ini.
Sebagian dari gempa tersebut menimbulkan bencana, bergantung
pada beberapa hal (BNPB, 2010):
a) Skala atau magnitude gempa
b) Durasi dan kekuatan getaran
c) Jarak sumber gempa terhadap perkotaan
d) Kedalaman sumber gempa
e) Kualitas tanah dan bangunan
Geografi SMA K - 6
32
2.
Konvergen
Pergerakan lempeng konvergen yaitu gerakan yang
merepresentasikan sebuah pergerakan lempeng-lempeng yang
saling mendekat, bahkan bertumbukan. Pertemuan lempenglempeng tersebut antara lain :
a. Pertemuan antara lempeng samudera dengan lempeng samudera.
Gambar 7. Pertemuan antara lempeng samudera dengan
lempeng samudera.
b. Pertemuan antara lempeng benua dengan lempeng samudera.
Gambar 8. Pertemuan antara lempeng benua dengan
lempeng samudera.
Geografi SMA K - 6
33
c. Pertemuan antara lempeng benua dengan lempeng benua.
Gambar 9. Pertemuan antara lempeng benua dengan lempeng
benua.
2. Erupsi gunungapi
Erupsi
gunungapi
disebabkan
oleh
pergerakan
lempeng
konvergen. Secara spesifik pergerakan lempeng yang menyebabkan
terbentuknya gunungapi adalah aktivitas penunjaman atau dikenal
dengan istilah subduction. Zone ini menjadi tempat tumbuhnya berbagai
jenis gunungapi di seluruh dunia atau disebut sebagai ring of fire
(gambar 3)
Geografi SMA K - 6
34
Gambar 10. Ring of fire
Berdasarkan peta tersebut, Indonesia merupakan
negara yang
mempunyai jumlah gunung api terbanyak di dunia. Dengan jumlah ini,
Indonesia memiliki frekuensi kejadian erupsi yang tinggi. Adapun jenis
bahaya dari erupsi gunung api diantaranya (gambar 4) (BNPB, 2010):
1. Gempa vulkanik (volcanic earthquake)
Jenis bahaya ini disebabkan oleh aktivitas magma hasil pergerakan
lempeng, yang biasa terjadi sebelum gunung api meletus. Apabila
keaktifannya semakin tinggi maka akan menyebabkan timbulnya
ledakan yang juga akan menimbulkan terjadinya gempa bumi.
2. Lava (lava)
Lava merupakan cairan magma yang mengalir dari dalam bumi ke
permukaan melalui kawah
3. Gas vulkanik (volcanic gas)
Gas vulkanik dikeluarkan pada saat gunung api meletus. Gas ini
antara lain CO2, H2S, SO2 dan NO2. Gas vulkanik berbahaya jika
sampai dihirup oleh manusia
4. Lahars
Lahar adalah sebuah terminologi yang berasal dari Indonesia yang
berarti lava yang telah bercampur batuan, air dan material lainnya
yang mengalir pada aliran sungai yang berhulu di gunung api. Lahar
akan mengalir dengan cepat jika terdorong air hujan di puncak
gunung api dan disebut sebagai lahar hujan. Tipe lahar kedua
Geografi SMA K - 6
35
adalah lahar yang terjadi sesaat setelah gunung meletus yang
bersifat panas yang sering disebut sebagai lahar panas.
5. Hujan abu (volcanic ash falls)
Hujan abu merupakan material yang sangat halus akibat semburan
letusan gunung api. Materialnya mengandung banyak unsur-unsur
kimia yang berbahaya baik bagi pertanian maupun kesehatan.
6. Tephra falls
Berbagai macam batuan yang terlempar saat erupsi merupakan
hasil dari tipe bahaya. Tephra dibedakan menjadi beberapa jenis
berdasarkan ukuran materialnya, dapat berupa boms, lapili dan abu
vulkanik
7. Longsoran (slides)
Tipe bahaya longsoran dibedakan menjadi dua, yaitu longsoran
pada bagian dome dan longsoran pada bagian material tertumpuk di
lereng-lereng kaki.
8. Awan panas
Awan panas adalah hasil letusan yang mengalir bergulung seperti
awan. Arah dan kecepatan awan panas dipengaruhi oleh besarnya
kekuatan letusan dan arah dan kcapatan angin.
Geografi SMA K - 6
36
Gambar 11. Ilustrasi bahaya dari erupsi gunungapi
3. Tsunami
Tsunami berasal dari bahasa Jepang, tsu: pelabuhan, name:
gelombang. Tsunami dapat diartikan sebagai gelombang yang
merusak terutama wilayah pelabuhan-pelabuhan karena faktor jarak
yang dekat dari laut. Dalam perkembangannya kerusakan tsunami
tidak hanya sebatas pada kerusakan pelabuhan saja.
Gelombang
pasang yang sangat besar ini terjadi akibat dari beberapa peristiwa
alam misalnya gempa bumi besar, gunung api meletus,longsor tanah
ataupun jatuhnya meteor.
Tsunami yang terjadi di Indonesia sebagian besar disebabkan
oleh gempa-gempa tektonik di sepanjang daerah subduksi dan daerah
lempeng yang relative aktif. Dari hasil dokumentasi yang ada tsunami
di Indonesia selama kurun waktu 1600 – 2000 terdapat 105 kejadian
tsunami, 90 % disebabkan oleh gempa tektonik, 9 % letusan gunung
api, dan 1 % longsor tanah (BNPB).
4. Tanah longsor
Menurut pusat Vulkanologi dan Mitigasi bencana Geologi, tanah
Longsor adalah perpindahan material pembentuk lereng berupa
Geografi SMA K - 6
37
batuan ,bahan rombakan,tanah atau material campuran yang bergerak
ke bawah atau keluar lereng. Longsor atau gerakan tanah merupakan
salah satu bencana geologis yang disebabkan oleh peristiwa alam
atau perilaku manusia. Peristiwa alam yang menyebabkan longsor
antara lain: keadaan topografi yang bervariasi, curah hujan tinggi, jenis
tanah, tutupan lahan oleh vegetasi, dan getaran yang disebabkan
gempa bumi, gunung meletus dan ledakan lainnya. Sedangkan
perilaku manusia antara lain: penggunaan lahan yang tidak sesuai
dengan kemampuan dan kesesuain lahannya, sistem pertanian yang
tidak searah garis kontur,
sistem
drainase yang
tidak
baik,
pemotongan tebing pada lereng terjal dan penimbunan tanah urug.
Jenis longsor tanah (BNPB):
1.
Longsoran Translasi
Longsoran translasi merupakan gerakan massa tanah dan batuan
pada bidang gelincir berbentuk rata atau bergelombang-landai.
2.
Longsoran Rotasi
Longsoran rotasi adalah bergeraknya massa tanah dan batuan
pada bidang gelincir cekung
3.
Pergerakan Blok
Pergerakan blok adalah perpindahan batuan yang bergerak pada
bidang gelincir berbentuk rata.
4.
Runtuhan Batu
Runtuhan batu terjadi ketika sejumlah besar batuan bergerak ke
bawah dengan cara jatuh bebas dan terjadi pada lereng yang
5.
Rayapan Tanah
Rayapan Tanah merupakan jenis tanah longsor yang bergerak
lambat. Jenis tanahnya berupa butiran kasar dan halus dan
bergerak hampir tidak dapat dikenali.
6.
Aliran Bahan Rombakan
Aliran bahan rombakanni terjadi ketika massa tanah bergerak di
dorong oleh air. Kecepatan aliran tergantung pada kemiringan
lereng, volume dan tekanan air, dan jenis materialnya.
Gerakannya terjadi di sepanjang lembah danmampu mencapai
ratusan meter jauhnya. Di beberapa tempatbisa sampai ribuan
Geografi SMA K - 6
38
meter seperti di daerah aliran sungai disekitar gunungapi. Aliran
tanah ini dapat menelan korban cukup banyak.
5. Banjir
Banjir adalah peristiwa atau keadaan dimana terendamnya suatu
daerah
atau daratan karena volume air yang meningkat (UU
Penanggulan Bencana no 24, 2007).
Menurut ahli hidrologi banjir yang terjadi di indonesia itu dibagi menjadi
tiga jenis, antara lain; 1) banjir karena sungainya meluap (banjir yang
terjadi akibat dari sungai yang tidak mampu lagi menampung aliran air
akibat dari tinggi debit air yang sudah melebihi kapasitas sungai); 2)
banjir lokal (banjir ini terjadi akibat air yang berlebihan pada suatu
tempat dan berdampak pada luapan di daerah yang sama; 3) Banjir
akibat pasang surut air laut/banjir rob (Banjir ini dipengaruhi oleh
gerakan air laut
2. Persebaran Bencana di Indonesia
a.
Gempa bumi
Indonesia merupakan daerah pertemuan lempeng (daerah
subduction) sehingga daerah yang dekat dengan zona subduction
tersebut rawan gempa, daerah- daerah tersebut antara lain adalah:
a) Sepanjang pantai barat Sumatera dan pantai selatan Jawa
b) Daerah sebelah barat Pulau Sumatera dan sebelah selatan
Pulau Jawa
c) Daerah kepulauan Nusa Tenggara dan Pulau Bali
d) Pulau Sulawesi dan Maluku
e) Irian bagian utara
Untuk wilayah pembagian daerah aktifitas gempa berdasarkan
sejarah gempa yang pernah terjadi antara lain sebagai berikut :
a) Daerah sangat aktif. Magnitude lebih dari 8, meliputi Halmahera
dan pantai utara Papua
Geografi SMA K - 6
39
b) Daerah aktif. Magnitude 8 mungkin terjadi dan magnitude 7 sering
terjadi, meliputi lepas Pantai barat Sumatra, pantai selatan Jawa,
Nusa Tenggara dan Banda.
c) Daerah lipatan dan retakan. Magnitude kurang dari 7 mungkin
terjadi, meliputi pantai barat Sumatra, kepulauan Suna dan
Sulawesi Tengah.
d) Daerah lipatan dengan atau tanpa retakan. Magnitude kurang dari
tujuh bisa terjadi.Yaitu di Sumatra, Jawa bagian utara dan
Kalimatan bagian timur.
e) Daerah gempa kecil. Magnitude kurang dari 5 jarang terjadi. Yaitu
di daerah pantai timur Sumatra dan Kalimantan tengah.
f)
Daerah stabil, tak ada catatan sejarah gempa. Yaitu daerah pantai
selatan Irian dan Kalimantan bagian barat.
b. Gunung api
Indonesia banyak mempunyai gunung berapi karena berada di jalur
Ring of Fire. Jumlah gunung api aktif sampai pada saat ini
berjumlah 129 gunung. Jumlah gunung api yang meletus dalam
400 tahun terakhir sejumlah 70 gunung. Penyebaran Gunung Api di
Indonesia : Sumatra : 30 gunung, Jawa : 35 gunung, Bali dan Nusa
Tenggara: 30 gunung, Maluku : 16 gunung , Sulawesi : 18 gunung
(gambar 5).
Geografi SMA K - 6
40
Gambar 12. Peta persebaran gunung api di Indonesia
Berdasarkan peta di atas dapat diketahui sebaran gunung api di
Indonesia. Berikut akan disajikan lebih rinci daerah bencana
gunung api per kota (BNPB):
1. Ternate
Sumber ancamannya adalah Gunung Gamalama
2. Bitung, Sulawesi Utara
Sumber ancamannya adalah Gunung Tangkoko
3. Kotamobagu, Sulawesi Utara
Sumber ancamannya adalah Gunung Ambang
4. Cimahi, Jawa Barat
Sumber ancamannya adalah Gunung Tangkuban Parahu
5. Garut, Jawa Barat
Sumber ancamannya adalah Gunung Guntur, Papandayan dan
Galunggung
6. Bogor, Jawa Barat
Sumber ancamannya adalah Gunung Gede dan Salak
7. Manado, Sulawesi Utara
Sumber ancamannya adalah Gunung Mahawu, lakon_Empung
8. Kota Pagar Alam, Sumatera Selatan
Sumber ancamannya adalah Gunung Dempo
9. Sukabumi, Jawa Barat
Geografi SMA K - 6
41
Sumber ancamannya adalah Gunung Gede dan Salak
10. Batu, Jawa Timur
Sumber ancamannya adalah Gunung Arjuno-Welirang, Kelud
11. Payakumbuh, Sumatera Barat
Sumber ancamannya adalah Gunung Marapi
12. Bukittinggi, Sumatera Barat
Sumber ancamannya adalah Gunung Marapi
13. Boyolali, Jawa Tengah
Sumber ancamannya adalah Gunung Merapi
14. Bandung, Jawa Barat
Sumber ancamannya adalah Gunung Tangkuban Parahu
15. Tasikmalaya, Jawa Barat
Sumber ancamannya adalah Gunung Galunggung
16. Cianjur, Jawa Barat
Sumber ancamannya adalah Gunung Gede
17. Magelang, Jawa Tengah
Sumber ancamannya adalah Gunung Sumbing dan Merapi
18. Sleman, Yogyakarta
Sumber ancamannya adalah Gunung Merapi
19. Malang, Jawa Timur
Sumber ancamannya adalah Gunung Arjuno-Walirang
20. Purwokerto, Jawa Tengah
Sumber ancamannya adalah Gunung Slamet
21. Salatiga, Jawa Tengah
Sumber ancamannya adalah Gunung Merapi .
22. Cirebon, Jawa Barat
Sumber ancamannya adalah Gunung Ciremai
23. Yogyakarta
Sumber ancamannya adalah Gunung Merapi
c. Tanah Longsor
Faktor-faktor pemicu kejadian longsor banyak ditemukan di
Indonesia sehingga membuat Indonesia menjadi negara no. 2 di
dunia dalam hal jumlah kejadian longsor (ILC, 2004).
Geografi SMA K - 6
42
Tabel 1. longsor di dunia (sumber ILC, 2004)
500
449
450
441
Landslide Fatalities
400
350
302
300
247
250
214
200
144
150
117 112
33
32
29
26
Vietnam
Columbia
36
Japan
53
50
Afghnistan
100
Uganda
Kyrgyztan
Bangladesh
Bolivia
India
Philippines
Nepal
Sri Lanka
Indonesia
China
0
Jawa merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang rawan terhadap
bencana tanah longsor. Dalam kurun waktu antara tahun 1990-2005
kejadian longsor telah menyebabkan korban jiwa sejumlah 1000 orang.
Kejadian yang sangat ekstrim terjadi pada bulan Januari tahun 2006
yang menyebabkan 142 orang meninggal dan 182 rumah rusak total. Di
Sumatra longsor
terdapat di Sumatra Barat dan Sumatra Utara,
sedangkan di Kalimantan terdapat di Kalimantan Barat.
d. Banjir
Wilayah sebaran banjir di Indonesia terdapat di daerah yang relatif
datar, baik dataran rendah , pesisir, daerah dataran banjir sungai, dan
dataran tinggi.
Secara
umum
daerah
yang
mengalami
banjir
dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :
Sumatra
Wilayah rawan banjir banjir pulau Sumatera : sepanjang pesisir pantai
utara mulai dari Propinsi Daerah Nanggroe Aceh Darussalam (NAD),
Sumatera Utara, Riau, Jambi hingga propinsi Sumatera Selatan dan
Lampung.
Geografi SMA K - 6
43
Jawa
Wilayah rawan banjir banjir pulau Jawa :
Jawa Barat :
wilayah pantai utara Jawa Cilegon, Tangerang sebagian Kota Bandung
dan Cimahi adalah daerah yang secara alami rawan banjir.
Jawa Tengah dan Jawa Timur
Wilayah banjir umumnya tersebar pada pantai Utara yang sebagian besar
masuk dalam wilayah DAS Bengawan Solo. Wilayah pantai Utara
sepanjang pantai Utara :Cirebon, Brebes, Tegal hingga Pekalongan.,
Kota Semarang, Demak, Pati Kudus hingga Rembang. Daerah lain yang
masih terpengaruh oleh aliran DAS Bengawan Solo juga merupakan
daerah rawan banjir, seperti Sragen, Ngawi, Cepu, Bojonegoro,
Lamongan, Kpta surabaya, Sidoarjo, Monjokerto, dan Pasuruan.
Khusus DKI Jakarta
Banjir di Jakarta terjadi lebih dari separuh wilayahnya khususnya
wilayah Jakarta Utara. Beberapa sungai dari wilayah Bogor bermuara ke
Jakarta seperti sungai Cisadane dan Ciliwung
Kalimantan
Wilayah Kalimantan daerah rawan banjir di propinsi Kalimantan Tengah (
sepanjang Sungai Barito dan Kapuas meliputi kabupaten seperti Barito
Selatan, Barito Timur, Barito Utara, Gunung Mas, Kapuas, Katingan,
KotaWaringin Barat dan Timur, Lamandau, Murung Raya, Palangkaraya,
Pulau Pisau, Seruyan, dan Sukamara).Kalimantan Barat meliputi
Kabupaten Sambas, Kota Singkawang, Menpawah dan Kota Pontianak.
Sedangkan Kalimantan Selatan dan Kalimantan timur relatif sedikit.
Sulawesi
Wilayah banjir yang terjadi di Sulawesi :
Provinsi Gorontalo ( Kabupaten Boalemo dan Kabupaten Gorontalo ),
Propinsi Sulawesi Utara ( Minahasa ), Propinsi Sulawesi Selatan ( Baru,
Bone, Gowa, Luwu, Mamuju, Maros, dan Kota Makasar ), Propinsi
Sulawesi Tenggara
(Aopa Watumohae dan sepanjang danau Towuti),
Propinsi Sulawesi Tengah ( Banggai dan Banggai kepulauan)
Geografi SMA K - 6
44
Kepulauan Maluku dan sekitarnya
Wilayah rawan banjir di kepulauan Maluku : Pulau Morotai, Pulau
Halmahera, P Obi dan pulau Sula. Di Provinsi Maluku Utara hingga pulau
Yamdena selatan dan kepulauan Aru Propinsi Maluku.
Papua
Wilayah potensi banjir di wilayah Papua menyebar merata di sepanjang
pantai utara dan selatan pulau Papua. Wilayah rawan banjirnya antara
lain di Salawati, kota Sorong, Teminabuan dan Bintuni, Kota Nabire,
Asori. oleh wilayah DAS Membramo, khususnya sepanjang sungai
Idenburg dan sungai Tariku, kota Timika, Agats, Birufu dan daerah sekitar
wilayah DAS Sungai Baliem merupakan daerah yang secara alami
berpotensi banjir.
e. Tsunami
Kejadian tsunami di Indonesia sebagian besar terjadi akibat dari
kejadian gempabumi. Melalui peta dibawah ini, wilayah Indonesia
bagian selatan seperti Jawa bagian selatan, Sumatra bagian barat
dan Sulawesi merupakan wilayah yang rawan akan bencana tsunami.
Selain itu, kondisi topografi pantai yang relative datar juga menjadi
faktor kerawanan terhadap bencana tsunami.
Geografi SMA K - 6
45
Gambar 13. Peta daerah rawan bencana tsunami di Indonesia
c.
Uraian Kegiatan/Aktivitas Pembelajaran

Cermati materi modul di atas

Diskusikan dalam kelompok ( satu kelompok terdiri dari 4-5 orang )
tentang persoalan yang terdapat di tabel di bawah ini (masing-masing
kelompok mengisi tabel)

Pergunakan pendekatan saintifik dalam mengkaji permasalahan

Persentasikan hasil diskusi di hadapan teman dan kelompok lain

Berikan tanggapan terhadap hasil kerja kelompok lain
NO Pulau
Jenis
bencana
Geografi SMA K - 6
penyebab
Tindakan
penyelamatan
46
d. Evaluasi kegiatan belajar dan kunci jawaban
1. Wilayah di Indonesia yang memiliki tingkat kerawanan tinggi terhadap
bencana gempa bumi adalah … .
A.
Nias, Pontianak, dan Yogyakarta
B.
Padang, Riau, dan Denpasar
C.
Lampung, Bangka, dan Sulawesi
D.
Nias, Lombok, dan Maluku Utara
2. Fenomena :
1. Geologis
2. Demografis
3. Relief muka bumi
4. Hidrometeorologi
fenomena di atas yang sering menimbulkan kerawanan bencana yang
ada di Indonesia adalah...
A.
1,2,3
B.
1,3
C.
2,4
D.
4
3. Faktor yang dapat menyebabkan kerusakan dipermukaan bumi akibat
bencana gempa bumi adalah..
A
B
C
D
Sumber
Episentrum
Letusan
Jenis
gempa
gempa
gunung
gempa
api
Kekuatan
tsunami
gempa
Kekuatan
Kekuatan
gempa
gempa
Kualitas
Kesadaran
Kualitas
Kualitas
bangunan
masyarakat
gempa
bangunan
4.. Beberapa wilayah di Indonesia memiliki potensi bencana alam yang
diakibatkan oleh erupsi gunung api, yaitu ….
A.
Ternate, Bitung, Garut
B.
Kota Pagar Alam, Bukit tinggi, Balikpapan
Geografi SMA K - 6
47
C.
Wonogiri, Sleman, Magelang
D.
Blitar, Kediri, Jombang
5. Faktor utama yang menyebabkan Pulau Jawa rawan terhadap longsor
adalah...
A.
Banyaknya daerah bayangan hujan
B.
Banyaknya konversi lahan hutan untuk permukiman dan lahan
pertanian
C.
Berkuranngya air limpasan dari hujan
D.
Adanya banjir lahar dingin
6. Berdasarkan letak geologisnya, daerah-daerah di Indonesia yang rawan
terhadap tsunami adalah kawasan pantai….
A.
Sumatera bagian timur dan Kalimantan bagian Selatan
B.
Kalimantan bagian barat dan Nusa Tenggara bagian selatan
C.
Papua bagian utara dan Maluku bagian selatan
D.
Sumatera bagian barat, Jawa bagian selatan
7. Fenomena :
1.
Gradien barometrik besar
2.
Terdapat awan comulus nimbus
3.
Temperatur tinggi
Berdasarkan fenomena di atas dimungkinkan akan terjadi bencana....
A.
Hujan lebat disertai kilat
B.
Banjir bandang
C.
Longsor lahan
D.
Angin puting beliung
8. Pernyataan :
1. Kurangnya mitigasi bencana
2. Curah hujan tinggi
3. Bertempat tinggal di bantaran sungai kurang dari 200 mtr
4. Banyaknya material vulkanik menumpuk di puncak gunung
Pasca letusan Gunung Merapi 2010, banyak warga Magelang Jawa
Tengah menjadi korban banjir lahar dingin. Berdasarkan pernyataan
Geografi SMA K - 6
48
di atas yang menjadi penyebab bencana tersebut dari aspek sosial
adalah nomor
A. 1 dan 2
B. 1 dan 3
C. 1 dan 4
D. 2 dan 3
9. Bentuk pantai yang akan mengalami kerusakan parah jika terjadi
tsunami adalah...
A. Bentuk pantai berlereng tajam
B. Bentuk pantai memanjang
C. Bentuk pantai datar
D. Bentuk pantai berbentuk teluk
10. Pola aliran sungai yang banyak menyebabkan kerawanan banjir di
daerah dataran aluvial adalah...
A. Radial sentrifugal
B. Pinnate
C. Rectangular
D. Dendritik
e. Umpan balik dan tindak lanjut
1.
Jelaskan mengapa sistem patahan aktif di Indonesia
menyebabkan rawan bencana gempa bumi.
2.
Bali merupakan pulau dengan tingkat kerentanan tinggi terhadap
bencana tsunami. Jelaskan faktor yang menyebabkan terjadinya
bencana tersebut.
3.
Jelaskan mengapa Bandung dapat terjadi banjir padahal
merupakan dataran tinggi
4.
Mengapa ring of fire Indonesia menjadi penyebab bencana
vulkanik
Geografi SMA K - 6
49
C. BAB III POTENSI GEOGRAFIS FISIK DAN SOSIAL
Geografi SMA K - 6
50
D. BAB IV Budaya Nasional dan Interaksi Global
1. Kegiatan Belajar 1: Konsepsi Budaya Nasional dan Budaya Lokal
a. Tujuan Pembelajaran
Setelah melakukan kegiatan belajar ini, peserta diklat diharapkan
dapat:

Menguraikan pengertian budaya atau kebudayaan

Membedakan budaya lokal dengan budaya nasional

Menjelaskan wujud dari kebudayaan

Menguraikan cara melestarikan kebudayaan lokal dan nasional
b. Uraian Materi
A. Pengertian Budaya/Kebudayaan
Untuk memberikan gambaran yang utuh terhadap budaya atau
kebudayaan nasional, maka perlu memahami terlebin dahulu konsepsi
tentang budaya itu sendiri. Secara Etimologi, budaya atau kebudayaan
berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu “buddayah” yang merupakan
bentuk jamak dari kata “buddi” yang artinya budi atau akal. Dengan
demikian budaya atau kebudayaan dapat diartikan sebagai hal-hal yang
berkaitan dengan budi dan akal manusia.
Budaya merupakan perkembangan majemuk dari budi daya, yang
berarti daya dari budi. Budaya adalah daya dari budi yang berupa cipta,
rasa, dan karsa. Adapun kebudayaan menurut ilmu antropologi adalah
keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan tindakan hasil karya manusia
dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia
dengan belajar.
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan kehidupan suatu
masyarakat. Masyarakat adalah orang-orang yang hidup dan beraktivitas
bersama dan menghasilkan kebudayaan, sehigga tidak ada masyarakat
yang tidak menghasilkan kebudayaan. Demikian juga sebaliknya tidak
ada kebudayaan tanpa masyarakat sebagai wadah dan pendukungnya”.
Kebudayaan pada realitasnya selalu berkaitan dengan batasbatas suatu daerah yang berupa kondisi fisik dan geografis. Hal ini karena
kondisi fisik dan geografis menjadi unsur tumbuhnya kebudayaan
tertentu. Seperti misalnya, budaya sunda merupakan suatu nilai-nilai
Geografi SMA K - 6
51
tradisi yang tumbuh dan berkembang di Tanah Sunda, budaya
Minangkabau akan merujuk kepada daerah di mana lokasi budaya itu
berada, yaitu di Sumatera Barat. Dari uraian tersebut terlihat jelas bahwa
lokasi geografis telah menjadi landasan yang menunjukkan dimana
terdapat suatu kebudayaan lokal.
Untuk memahami bagaimana kebudayaan lokal dan kebudayaan
nasinal, berikut diuraikan masing-masing jenis kebudayaan.
1. Budaya Lokal
Budaya Lokal adalah budaya yang hidup dan berkembang di
daerah-daerah dan merupakan milik dari suku-suku bangsa yang tinggal
di seluruh wilayah Indonesia. Beragamnya budaya lokal yang terdapat di
seluruh wilayah indonesia menjadi khasanah dan kekayaan bangsa
Indonesia. Oleh karena itu budaya lokal akan terus dibiarkan dan
dilestarikan oleh masing-masing daerah atau suku bangsa sesuai dengan
kondisi lingkungan baik fisik maupun lingkungan sosialnya.
Sebagai contoh dari budaya lokal antara lain adalah masih adanya
tradisi
“Selametan”
yang
diadakan
dalam
menandai
proses
perkembangan hidup dan kehidupan manusia pada Suku Bangsa Jawa.
Hal ini terlihat pada acara selamatan menandai masa kehamilan tujuh
bulan yang disebut Mitoni atau Tingkepan, selamatan orang yang sudah
meninggal dan sebagainya. Selain itu acara ritual “Garebeg Suro” dari
Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, dan ritual “Ngaben” bagi masyarakat
Suku Bangsa Bali adalah contoh dari budaya lokal yang terdapat di
wilayah nusantara.
Kebudayaan Lokal Indonesia meliputi semua budaya yang
terdapat di Indonesia yaitu segala puncak-puncak dan sari-sari
kebudayaan yang bernilai di seluruh kepulauan indonesia, baik yang ada
sejak lama maupun ciptaan baru yang berjiwa nasional. Peranan budaya
lokal ini mempunyai peranan yang penting dalam memperkokoh
ketahanan budaya bangsa, oleh karena itu Pemerintah Daerah dituntut
untuk bergerak lebih aktif melakukan pengelolaan kekayaan budaya,
karena
budaya
tumbuh
dan
kembang
pada
ranah
masyarakat
pendukungnya. Disamping itu, bagi pemerintah pusat, Lembaga Swadaya
Masyarakat,
Geografi SMA K - 6
masyarakat
sendiri,
dan
elemen
lainnya
haruslah
52
menyokong atas keberlangsungan dalam pengelolaan kekayaan budaya
kedepan.
Kegiatan yang dapat menyokong pengelolaan budaya sebagai
aset bangsa tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, melainkan
seluruh elemen masyarakat. Adapun kegiatan tersebut dapat berupa
perlindungan, pengembangan, pemanfaatan, dan pendokumentasian.
Kegiatan perlindungan meliputi aktivitas merawat, memelihara asset
budaya agar tidak punah dan rusak disebabkan oleh faktor manusia dan
alam. Kegiatan pengembangan yakni melaksanakan penelitian, kajian
laporan, pendalaman teori kebudayaan dan mempersiapkan sarana dan
prasarana pendukung dalam penelitian budaya. Kegiatan pemanfaatan
yaitu melaksanakan kegiatan pengemasan produk, bimbingan dan
penyuluhan, kegiatan festival dan penyebaran informasi.
Kegiatan pendokumentasian dapat dilakukan dengan jalan
melaksanakan
kegiatan
pembuatan
laporan
berupa
narasi
yang
dilengkapi dengan foto dan audio visual. Pengelolaan kekayaan budaya
sebetulnya merupakan cara agar budaya itu bisa dipahami, dilindungi dan
dilestarikan agar dapat memperkokoh keutuhan budaya bangsa. Hal ini
terkait dengan citra, harkat, dan martabat bangsa. Ketika pengelolaan
kekayaan budaya dikelola dengan baik, maka akan muncul suatu
keterjaminan, kelestarian dan kekokohan akan budaya bangsa kita.
2. Budaya Nasional
Disamping
budaya
lokal,
terdapat
pula
budaya
nasional.
Koentjaraningrat mengatakan bahwa ”kebudayaan nasional” adalah suatu
kebudayaan yang didukung oleh sebagian besar warga suatu negara,
dan memiliki syarat mutlak bersifat khas dan dibanggakan, serta
memberikan identitas terhadap warga. Identitas budaya
ini yang
menandai keberadaan budaya nasional dan menjadi pembeda terhadap
budaya nasional negara lain. Dengan demikian, budaya nasional
Indonesia adalah budaya yang dihasilkan oleh bangsa Indonesia sejak
zaman dahulu hingga kini. Budaya ini sebagai suatu karya yang
dibanggakan dan memiliki kekhasan dari bangsa Indonesia dan
merupakan jati diri dan identitas bangsa Indonesia yang kuat.
Geografi SMA K - 6
53
Selain itu budaya Nasional adalah kebudayaan yang terbentuk
dari keseluruhan budaya local yang berkembang dalam kehidupan
masyarakat Indonesia serta hasil serapan dari budaya asing atau budaya
global, dengan ikatan yang menjadi cirri khas seluruh budaya di Indonesia
yaitu nilai-nilai luhur bangsa Indonesia. Koentjaraningrat menyatakan
bahwa kebudayaan nasional berfungsi sebagai pemberi identitas kepada
suatu nation sebagai kontinuitas sejak kejayaan bangsa Indonesia pada
masa lampau sampai kebudayaan nasional masa kini.
Berdasarkan Pasal 32 UUD 1945 bahwa kebudayaan bangsa
ialah kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha budinya rakyat
Indonesia seluruhnya. Kebudayaan bangsa merupakan perwujudan dari
Budaya Nasional yang secara abstrak tertuang dalam system gagasan,
tindakan, dan hasil karya manusia. Sedangkan perwujudan konkret dari
budaya nasional adalah cara berbahasa, cara berperilaku, cara
berpakaian, dan sistem peralatan untuk menjalani hidupnya.
Sifat khas yang dimaksudkan di dalam kebudayaan nasional
hanya dapat dimanifestasikan pada unsur budaya bahasa, kesenian,
pakaian, dan upacara ritual. Sedangkan unsur kebudayaan lain bersifat
universal tidak dapat memunculkan ciri khas, seperti teknologi, ekonomi,
sistem
kemasyarakatan,
dan
relegi/agama.
Kebudayaan
nasional
sesungguhnya dapat berupa sumbangan dari kebudayaan lokal. Dari
sumbangan beberapa kebudayaan lokal yang tergabung menjadi satu ciri
khas dan kemudian menjadi kebudayaan nasional.
Untuk menjelaskan budaya lokal yang diangkat menjadi budaya
nasional contohnya pakaian batik. Batik pada dasarnya merupakan salah
satu wujud dari budaya lokal. Hal ini karena di beberapa daerah di
Indonesia memiliki dan memproduksi batik yang khas dan corak yang
berbeda-beda. Dengan perkembangan waktu, Batik kemudian diangkat
dijadikan salah satu pakaian nasional. Dengan demikian budaya lokal
dapat menjadi budaya nasional karena dianggap memiliki ciri dan
identitas suatu bangsa.
Budaya nasional pada realitasnya dapat ditemukan dan terlihat
dalam berbagai wujud. Koentjaraningrat (2004) dalam Bukunya yang
Geografi SMA K - 6
54
berjudul
“Kebudayaan
Mentalitas
dan
Pembangunan”,
membagi
kebudayaan menjadi 4 wujud, antara lain:
a. Artifak/benda-benda fisik, yaitu semua hasil karya manusia yang
bersifat konkret dan dapat diraba/difoto.
b. Sistem tingkah laku berupa tindakan berpola dari manusia yang
merupakan penggambaran wujud tingkah laku manusia yang bersifat
konkret, dapat difoto dan difilmkan.
c. Sistem budaya yaitu sistem gagasan menggambarkan wujud gagasan
dari kebudayaan yang berada dalam alam pikiran tiap individu,
sifatnya abstrak, tidak dapat difoto dan difilmkan, hanya dapat
diketahui dan dipahami.
d. Sistem gagasan yang ideologis yang menentukan sifat dan corak
pikiran, cara berpikir, serta tingkah laku manusia.
B. Keragaman Budaya Nasional
Budaya nasional yang merupakan identitas suatu bangsa
sangatlah beraneka ragam. Hal ini seiring dengan banyaknya jumlah
bangsa-bangsa yang tersebar diseluruh dunia. Dari keberagaman itu
sedikit banyak dapat berpengaruh terhadap eksistensi dari budaya
nasional di masing-masing negara bangsa. Terlebih lagi pada era
golabalisasi seperti sekarang ini, dimana setiap negara menjalin
hubungan dan berinteraksi dengan negara lain di dunia.
1. Pengaruh Budaya Nasional Terhadap Budaya Bangsa
Arus globalisasi saat ini telah menimbulkan pengaruh terhadap
perkembangan budaya bangsa Indonesia. Derasnya arus informasi dan
telekomunikasi ternyata menimbulkan sebuah kecenderungan yang
mengarah
terhadap
Perkembangan
3T
memudarnya
(Transportasi,
nilai-nilai
pelestarian
Telekomunikasi,
dan
budaya.
Teknologi)
mengkibatkan berkurangnya keinginan untuk melestarikan budaya negeri
sendiri. Budaya Indonesia yang dulunya ramah-tamah, gotong royong
dan sopan berganti dengan budaya barat, misalnya pergaulan bebas. Di
Tapanuli (Sumatera Utara) misalnya, dua puluh tahun yang lalu, anakanak remajanya masih banyak yang berminat untuk belajar tari tor-tor dan
tagading (alat musik batak). Hampir setiap minggu dan dalam acara ritual
kehidupan, remaja di sana selalu diundang pentas sebagai hiburan
Geografi SMA K - 6
55
budaya yang meriah. Saat ini, ketika teknologi semakin maju, ironisnya
kebudayaan-kebudayaan daerah tersebut semakin lenyap di masyarakat,
bahkan hanya dapat disaksikan di televisi dan Taman Mini Indonesi Indah
(TMII).
Padahal kebudayaan-kebudayaan daerah tersebut, bila dikelola
dengan baik selain dapat menjadi pariwisata budaya yang menghasilkan
pendapatan untuk pemerintah baik pusat maupun daerah, juga dapat
menjadi lahan pekerjaan yang menjanjikan bagi masyarakat sekitarnya.
Hal lain yang merupakan pengaruh globalisasi adalah dalam pemakaian
bahasa indonesia yang baik dan benar (bahasa juga salah satu budaya
bangsa). Sudah lazim di Indonesia untuk menyebut orang kedua tunggal
dengan Bapak, Ibu, Pak, Bu, Saudara, Anda dibandingkan dengan kau
atau
kamu
sebagai
pertimbangan
nilai
rasa.
Sekarang
ada
kecenderungan di kalangan anak muda yang lebih suka menggunakan
bahasa Indonesia dialek Jakarta seperti penyebutan kata gue (saya) dan
lu (kamu). Selain itu kita sering dengar anak muda mengunakan bahasa
Indonesia dengan dicampur-campur bahasa inggris seperti OK, No
problem dan Yes‟, bahkan kata-kata makian (umpatan) sekalipun yang
sering kita dengar di film-film barat, sering diucapkan dalam kehidupan
sehari-hari. Kata-kata ini disebarkan melalui media TV dalam film-film,
iklan dan sinetron bersamaan dengan disebarkannya gaya hidup dan
fashion.
Gaya berpakaian remaja Indonesia yang dulunya menjunjung
tinggi norma kesopanan telah berubah mengikuti perkembangan jaman.
Ada kecenderungan bagi remaja putri di kota-kota besar memakai
pakaian minim dan ketat yang memamerkan bagian tubuh tertentu.
Budaya perpakaian minim ini dianut dari film-film dan majalah-majalah
luar negeri yang ditransformasikan kedalam sinetron-sinetron Indonesia.
Derasnya arus informasi, yang juga ditandai dengan hadirnya
internet, turut serta menyumbang bagi perubahan cara berpakaian.
Pakaian mini dan ketat telah menjadi trend dilingkungan anak muda.
Salah satu keberhasilan penyebaran kebudayaan Barat ialah meluasnya
anggapan bahwa ilmu dan teknologi yang berkembang di Barat
merupakan suatu yang universal. Masuknya budaya barat (dalam
Geografi SMA K - 6
56
kemasan ilmu dan teknologi) diterima dengan `baik`. Pada sisi inilah
globalisasi telah merasuki berbagai sistem nilai sosial dan budaya Timur
(termasuk Indonesia ) sehingga terbuka pula konflik nilai antara teknologi
dan nilai-nilai ketimuran.
Gambar . Gaya Rambut Budaya Asing
3. Kendala Mengembangkan Budaya Nasional di Era Globalisasi
Keanekaragaman budaya menjadi suatu kebanggaan sekaligus
tantangan untuk mempertahankan serta mewarisi kepada generasi
selanjutnya. Budaya lokal Indonesia sangat membanggakan karena
memiliki keanekaragaman yang sangat bervariasi serta memiliki keunikan
tersendiri. Seiring berkembangnya zaman,menimbulkan perubahan pola
hidup masyarakat yang lebih modern. Akibatnya, masyarakat lebih
memilih kebudayaan baru yang mungkin dinilai lebih praktis dibandingkan
dengan budaya lokal.
Begitu banyak faktor yang menyebabkan budaya lokal dilupakan
dimasa sekarang ini, misalnya masuknya budaya asing. Masuknya
budaya asing adalah hal yang wajar dikarenakan suatu negara tentu akan
membutuhkan input-input berupa budaya asing dengan syarat budaya itu
sejalan dengan budaya kita ini, salah satu faktor yang juga berperan
penting adalah kesadaran dari manusia itu sendiri. Kurangnya kesadaran
dalam masyarakat tentu saja bisa menjadi hal yang fatal karena
kelestarian akan budaya itu lama kelamaan akan hilang tergeser dengan
seiringnya waktu. Saat ini begitu banyak juga budaya budaya kita yang
telah dilupakan salah satu contohnya adalah alat musik Sasando. Alat
musik sasando ini adalah alat musik sederhana yang berasal dari Pulau
Geografi SMA K - 6
57
Rote, biasa dimainkan dengan cara di petik. Namun karena pengaruh dari
budaya asing saat ini lebih banyak kaum atau generasi muda yang lebih
memilih memainkan gitar ketimbang sasando tersebut.
4. Eksistensi Budaya Nasional di Era Globalisasi
Pelestarian adalah suatu proses atau tehnik yang didasarkan
pada kebutuhan individu itu sendiri. Kelestarian tidak dapat berdiri sendiri.
Oleh
karena
itu
harus
dikembangkan
pula.
Melestarikan
suatu
kebudayaan pun dengan cara mendalami atau paling tidak mengetahui
tentang budaya itu sendiri. Mempertahankan nilai budaya,salah satunya
dengan mengembangkan seni budaya tersebut disertai dengan keadaaan
yang kita alami sekarang ini. Yang bertujuan untuk menguatkan nilai-nilai
budayanya.
Sebagai warga negara Indonesia, kita wajib melestarikan budayabudaya negara kita sendiri agar tidak luntur atau hilang. Contohnya
seperti tarian,makanan khas,baju daerah,dan sebagainya. Karena budaya
yang kita punya dapat mencerminkan kepribadian bangsa kita yaitu
Indonesia. Walaupun Indonesia memiliki berbagai macam suku dan adat
tetapi tetap saja itu semua merupakan satu bagian dari kebudayaan yang
dimiliki oleh bangsa Indonesia.
Cara Melestarikan Eksistensi Budaya Nasional di Era Globalisasi
dapat dilakukan melalui dua bentuk, yakni pengalaman budaya (Culture
Experience) dan pengetahuan budaya (Culture Knowledge). Dengan
pengalaman budaya, pelestarian budaya dilakukan dengan cara terjun
langsung kedalam sebuah pengalaman kultural. Seperti misalnya, jika
kebudayaan tersebut berbentuk tarian, maka masyarakat dianjurkan
untuk belajar dan berlatih untuk menguasai tarian tersebut. Dengan cara
demikian, maka dapat dijaga kelestarian budaya kita ini.
Sedangkan melalui pengetahuan budaya upaya pelestarian
budaya dilakukan dengan cara membentuk suatu pusat informasi
kebudayaan yang dapat difungsionalisasi kedalam banyak bentuk. Tujuan
dari pusat informasi budaya tersebut adalah selain untuk sarana edukasi
juga sebagai sarana pengembangan kebudayaan itu sendiri sebagai
suatu potensi kepariwisataan daerah. Dengan demikian para Generasi
Geografi SMA K - 6
58
Muda dapat mengetahui tentang kebudayaanya sendiri dan dapat
menikmati warisan budaya dari leluhurnya.
Selain dilestarikan dalam dua bentuk diatas, kita juga dapat
melestarikan kebudayaan dengan cara mengenal dan mempelajari lebih
dalam budaya itu sendiri. Dari upaya ini setidaknya kita dapat
mengantisipasi terjadinya praktek pencurian kebudayaan yang dilakukan
oleh negara - negara lain. Kelemahan dari masyarakat kita ini adalah
mereka tidak bangga terhadap produk atau kebudayaannya sendiri.
Masyarakat kita lebih bangga terhadap budaya-budaya impor yang
sebenarnya tidak sesuai dan bahkan bertentangan dengan budaya kita
sebagai orang timur. Banyak budaya daerah di beberapa wilayah yang
telah sirna dan hilang dikikis zaman. Oleh sebab kita harus berusaha dan
mau mempelajari dan melestarikan budaya kita sendiri. Akibatnya kita
baru bersuara ketika negara lain sukses dan terkenal dengan budaya
yang mereka curi secara diam-diam.
Gambar Kesenian Tradisional Perlu Dilestarikan
Selain itu peran pemerintah dalam melestarikan budaya bangsa
juga sangatlah penting. Bagaimanapun pemerintah memiliki peran yang
cukup strategis dalam upaya pelestarian kebudayaan daerah ditanah air.
Pemerintah
harus
mengimplementasikan
kebijakan-kebijakan
yang
mengarah pada upaya pelestarian kebudayaan nasional.Salah satu
kebijakan
pemerintah
yang
pantas
didukung
adalah
penampilan
kebudayaan-kebudayaan daerah disetiap event-event akbar nasional,
misalnya tari-tarian , lagu daerah, dan sebagainya. Semua itu harus
Geografi SMA K - 6
59
dilakukan sebagai upaya pengenalan kepada generasi muda, bahwa
budaya yang ditampilkan itu adalah warisan dari leluhurnya. Bukan
berasal dari negara tetangga.Demikian juga upaya-upaya melalui jalur
formal pendidikan. Masyarakat harus memahami dan mengetahui
berbagai kebudayaan yang kita miliki. Pemerintah juga dapat lebih
memusatkan perhatian pada pendidikan muatan lokal kebudayaan
daerah.
Selain hal-hal tersebut diatas, masih ada berbagai cara untuk
melestarikan budaya, yakni: a. Meningkatkan kualitas sumber daya
manusia dalam memajukan budaya lokal, b. Lebih mendorong kita untuk
memaksimalkan potensi budaya lokal beserta pemberdayaan dan
pelestariannya, c. Berusaha menghidupkan kembali semangat toleransi,
kekeluargaan, keramah-tamahan dan solidaritasyang tinggi, d. Selalu
mempertahankan budaya Indonesia agar tidak punah, e. Mengusahakan
agar semua orang mampu mengelola keanekaragaman budaya lokal.
Kebudayaan lokal Indonesia adalah kebudayaan yang hanya
dimiliki oleh bangsa indonesia dan setiapkebudayaan mempunyai ciri
khas masing–masing. Bangsa indonesia juga sangat mempunyai
kebudayaan lokalyang sangat kaya dan beraneka ragam oleh sebab itu
sebagai penerus kita wajib menjaganya karena ketahanankebudayaan
lokal berada pada generasi mudanya dan jangan sampai kita terbuai
apalagi terjerumus pada budaya asing karena tidak semua budaya asing
sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia bahkan disimpulkan tidak
sedikit kebudayaan asing membawa dampak negatif. Sebagai negara
kepulauan pasti sulit untuk mempertahankan persatuan dan kesatuan
antara masyarakat.Namun hal itu pasti bisa terwujud jika kita perduli
untuk menjaga, mempelajari, serta melestarikan sehinggakebudayaan
lokal yang sangat kaya di Indonesia ini tetap utuh dan tidak punah apalagi
sampai dibajak ataudicuri oleh negara lain karena kebudayaan tersebut
merupakan identitas suatu bangsa dan negara.
Ada berbagai upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan
budaya, yaitu: a. Menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya budaya
sebagai jati diri bangsa, b. Ikut melestarikan budaya dengan cara
berpartisipasi dalam pelaksanaannya, c. Mempelajari dan melakukan
Geografi SMA K - 6
60
sosialisasi kepada orang lain sehingga mereka tertarik untuk ikut menjaga
atau melestarikannya, d. Mengetahui tentang budaya jaman dahulu
didaerah kita sendiri, e. Mendalami kebudayaan itu.Setelah itu kita wajib
memperkenalkan kepada orang lain atau yang belum tahu tentang
kebudayaan
tersebut
syukur-syukur
sampai
ke
negara
lain.
f. Membiasakan hal-hal atau kegiatan yang dapat melestarikan budaya
seperti memakai batik atau bahkan belajar membuat batik,karena
pelestarian bisa terjadi karena kita telah terbiasa dengan kebudayaan
tersebut, g. Membuat suatu wadah khusus untuk pelestarian kebudayaan
Indonesia yangmenanamkan nilai kebudayaan
dari yang
terkecil
sekalipun, h. Mengadakan pementasan kebudayaan, sehingga generasi
muda lebih semangat untuk memupuk keinginan untuk mendalami suatu
kebudayaan, i. Mengajarkan nilai-nilai kebudayaan tidak hanya kepada
generasi muda tetapi lebih menekankan penerapan kebudayaan asli
kepada anak-anak.
5. Mempertahankan Budaya Nasional di Era Globalisasi
Arus globalisasi saat ini telah menimbulkan pengaruh terhadap
perkembangan budaya bangsa Indonesia. Derasnya arus informasi dan
telekomunikasi ternyata menimbulkan sebuah kecenderungan yang
mengarah
terhadap
Keanekaragaman
memudarnya
budaya
menjadi
nilai-nilai
suatu
pelestarian
kebanggaan
budaya.
sekaligus
tantangan untuk mempertahankan serta mewarisi kepada generasi
selanjutnya. Keanekaragaman budaya menjadi suatu kebanggaan
sekaligus tantangan untuk mempertahankan serta mewarisi kepada
generasi selanjutnya. Pelestarian adalah suatu proses atau tehnik yang
didasarkan pada kebutuhan individu itu sendiri. Kelestarian tidak dapat
berdiri sendiri. Oleh karena itu harus dikembangkan pula. Melestarikan
suatu kebudayaan pun dengan cara mendalami atau paling tidak
mengetahui tentang budaya itu sendiri. Peran kebijaksanaan pemerintah
yang lebih mengarah kepada pertimbangan-pertimbangan ekonomi dari
pada
cultural
atau
budaya
dapat
dikatakan
merugikan
suatu
perkembangan kebudayaan.
Pengaruh globalisasi disatu sisi ternyata menimbulkan pengaruh
yang negatif bagi kebudayaan bangsa Indonesia. Norma-norma yang
Geografi SMA K - 6
61
terkandung dalam kebudayaan bangsa Indonesia perlahan-lahan mulai
pudar. Gencarnya serbuan teknologi disertai nilai-nilai interinsik yang
diberlakukan di dalamnya, telah menimbulkan isu mengenai globalisasi
dan pada akhirnya menimbulkan nilai baru tentang kesatuan dunia.
Mempertahankan budaya nasional dari pengaruh budaya asing
dalam era globalisasi ini tidak bisa lepas dari peran pemerintah. Dalam
kenyataannya, banyak kebijaksanaan pemerintah yang lebih mengarah
kepada pertimbangan-pertimbangan ekonomi dari pada cultural atau
budaya sehingga dapat merugikan perkembangan kebudayaan. Jennifer
Lindsay (1995) dalam bukunya yang berjudul ‘Cultural Policy And The
Performing Arts In South-East Asia’, mengungkapkan kebijakan kultural di
Asia Tenggara saat ini secara efektif mengubah dan merusak seni-seni
pertunjukan tradisional, baik melalui campur tangan, penanganan yang
berlebihan, kebijakan-kebijakan tanpa arah, dan tidak ada perhatian yang
diberikan pemerintah kepada kebijakan kultural atau konteks kultural.
Prilaku aparat pemerintah dalam menangani perkembangan
kesenian rakyat, turut campur tangan dalam menentukan kesenian rakyat
dan berusaha merubah agar sesuai dengan tuntutan pembangunan.
Dalam kondisi seperti ini arti dari kesenian rakyat itu sendiri menjadi
hambar dan tidak ada rasa seninya lagi. Melihat kecenderungan tersebut,
aparat pemerintah telah menjadikan para seniman sebagai objek
pembangunan dan memaksa untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan
simbol-simbol pembangunan. Hal ini tentu saja mengabaikan pelestarian
dan pengembangan kesenian secara murni dan alami. Seharusnya
pemerintah melestarikan kesenian rakyat dalam arti benar-benar
didukung oleh nilai seni yang mendalam dan bukan sekedar hanya
dijadikan obyek dalam pembangunan.
Kesenian rakyat semakin lama tidak dapat mempunyai ruang yang
cukup memadai untuk perkembangan secara alami atau natural, karena
itu, secara tidak langsung kesenian rakyat akhirnya menjadi sangat
tergantung oleh model-model pembangunan yang cenderung lebih
modern dan rasional. Sebagai contoh dari permasalahan ini dapat kita
lihat, misalnya kesenian asli daerah Betawi yaitu, tari cokek, tari lenong,
dan sebagainya sudah diatur dan disesuaikan oleh aparat pemerintah
Geografi SMA K - 6
62
untuk
memenuhi
tuntutan
dan
tujuan
kebijakan-kebijakan
politik
pemerintah. Aparat pemerintah di sini turut mengatur secara normatif,
sehingga kesenian Betawi tersebut tidak lagi terlihat keasliannya dan
cenderung dapat membosankan.
Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak dikehendaki terhadap
keaslian dan perkembangan yang murni bagi kesenian rakyat tersebut,
maka pemerintah perlu mengembalikan fungsi pemerintah sebagai
pelindung dan pengayom kesenian-kesenian tradisional tanpa harus turut
campur dalam proses estetikanya. Memang diakui bahwa kesenian rakyat
saat ini membutuhkan dana dan bantuan pemerintah sehingga sulit untuk
menghindari keterlibatan pemerintah dan bagi para seniman rakyat ini
merupakan sesuatu yang sulit pula membuat keputusan sendiri untuk
sesuai dengan keaslian (oroginalitas) yang diinginkan para seniman
rakyat tersebut. Oleh karena itu pemerintah harus „melakoni‟ dengan
benar-benar peranannya sebagai pengayom yang melindungi keaslian
dan perkembangan secara estetis kesenian rakyat tersebut tanpa harus
merubah dan menyesuaikan dengan kebijakan-kebijakan politik.
Globalisasi Di bidang informasi dan budaya merupakan fenomena
yang tak dapat dielakkan. Suatu negara harus berusaha beradaptasi
dengannya karena banyak manfaat yang bisa diperoleh. Pemenfaatan
teknologi komunikasi sebagai salah satu produk dari modernisasi
bermanfaat besar bagi terciptanya dialog dan demokratisasi budaya
secara masal dan merata. Globalisasi mempunyai dampak yang besar
terhadap budaya. Kontak budaya melalui media massa menyadarkan dan
memberikan informasi tentang keberadaan nilai-nilai budaya lain yang
berbeda dari yang dimiliki dan dikenal selama ini. Kontak budaya ini
memberikan masukan yang penting bagi perubahan-perubahan dan
pengembangan-pengembangan
nilai-nilai
dan
persepsi
dikalangan
masyarakat yang terlibat dalam proses ini. Kesenian bangsa Indonesia
yang memiliki kekuatan etnis dari berbagai daerah juga tidak dapat lepas
dari pengaruh kontak budaya ini. Oleh karena itu untuk melakukan
penyesuaian terhadap tuntutan perubahan
diperlukan pengembangan
yang bersifat global namun tetap bercirikan kekuatan lokal atau etnis.
Geografi SMA K - 6
63
Globalisasi budaya yang begitu pesat harus diantisipasi dengan
memperkuat
identitas
kebudayaan
nasional.
Berbagai
kesenian
tradisional yang sesungguhnya menjadi aset kekayaan kebudayaan
nasional jangan sampai hanya menjadi alat atau slogan para pemegang
kebijaksanaan,
pariwisata,
khususnya
politik,dan
pemerintah,
sebagainya.
dalam
Selama
ini
rangka
keperluan
pembinaan
dan
pengembangan kesenian tradisional yang dilakukan lembaga pemerintah
masih sebatas pada unsur formalitas belaka, tanpa menyentuh esensi
kehidupan kesenian yang bersangkutan. Akibatnya, kesenian tradisional
tersebut bukannya berkembang dan lestari, namun justru semakin dijauhi
masyarakat. Dengan demikian, tantangan yang dihadapi oleh kesenian
rakyat cukup berat. Karena pada era teknologi dan komunikasi yang
sangat canggih dan modern ini masyarakat dihadapkan kepada
banyaknya alternatif sebagai pilihan, baik dalam menentukan kualitas
maupun selera. Hal ini sangat memungkinkan keberadaan dan eksistensi
kesenian rakyat dapat dipandang dengan sebelah mata oleh masyarakat,
jika dibandingkan dengan kesenian modern yang merupakan imbas dari
budaya pop.
Untuk menghadapi hal-hal tersebut di atas, ada beberapa
alternatif untuk mengatasinya. Upaya pertama yaitu meningkatkan
Sumber Daya Manusia (SDM)
para seniman tradisional/rakyat. Selain
itu, mengembalikan peran aparat pemerintah sebagai pengayom dan
pelindung, dan bukan sebaliknya justru menghancurkannya demi
kekuasaan dan pembangunan yang berorientasi pada dana-dana proyek
atau dana-dana untuk pembangunan dalam bidang ekonomi saja.
c. Uraian Kegiatan Belajar
Agar para peserta diklat memiliki penguasaan dan pemahaman yang
baik terhadap topik pembelajaran ini, maka disajikan uraian kegiatan
pembelajaran yang harus dilakukan. Untuk memenuhi hal itu berikut
rinciannya.

Bacalah seluruh uraian materi yang ada secara cermat dan
seksama.
Geografi SMA K - 6
64

Buatlah catatan singkat tentang isi dari Uraian Materi yang menurut
peserta diklat dianggap penting.

Buatlah skemata atau ikhtisar secara sistematis sebagai peta konsep
atau informasi yang ada.

Kerjakan soal-soal Evaluasi kegiatan belajar yang tersedia, guna
mengukur seberapa tingkat pemahaman atau penguasaan anda
terhadap materi yang sedang dipelajari.
d. Tugas/Latihan
Untuk mengetahui tingkat penguasaan dan pemahaman saudara peserta
diklat, silahkan menjawab soal latihan ini.
1. Uraikan apa yang dimaksud dengan budaya atau kebudayaan
2. Jelaskan perbedaan antara budaya lokal dengan budaya nasional
3. Bagaimana cara yang paling tepat untuk melestarikan kebudayaan
lokal dan nasional
e. Umpan Balik
Setelah mengerjakan soal tugas/latihan para peserta diklat dimohon
untuk mencocokkan hasil kerja saudara dengan kunci jawaban yang
tersedia di bagian akhir kegiatan ini. Apabila hasil kerja saudara
mencapai atau lebih dari 75 % penguasaan terhadap sajian materi, maka
saudara dimohon untuk mempelajari kembali kegiatan belajar ini.
Fokuskan kegiatan pembelajaran saudara pada bagian-bagian yang
masih belum dikuasai. Sedangkan bagi peserta diklat yang telah
mencapai 75 % atau lebih penguasaan, maka langsung melanjutkan pada
kegiatan pembelajaran selanjutnya.
2. Kegiatan belajar 2:
Pengaruh Globalisasi Terhadap Kebudayaan Nasional
a. Tujuan Pembelajaran
Setelah melakukan kegiatan belajar ini, peserta diklat diharapkan dapat:

Menjelaskan konsep globalisasi

Menguraikan pengaruh globalisasi terhadap perubahan budaya
Geografi SMA K - 6
65

Mengidentifikasi dampak globalisasi terhadap kebudayaan nasional

Mnguraikan
cara
mengantisipasi
pengaruh
negatif
terhadap
Kebudayaan Nasional
b. Uraian Materi
A. Konsepsi Globalisasi
Globalisasi menurut artikatanya berasal dari kata Global dan
sasi. Global mengandung arti mendunia, sedang sasi berarti proses.
Dengan demikian apabila pengertian Globalisasi menurut artikata ini
di gabungkan, maka berarti segala proses dari sesuatu yang
mendunia.
Adapun pengertian Globalisasi menurut para ahli, antara lain
dikemukakan oleh Thomas L. Friedman dalam bukunya yang berjudul
The Lexus and the Olive Tree: Understanding Globalization. Ia
mengartikan Globalisasi memiliki dimensi idiology dan tekhnologi.
Dimensi tekhnologi yaitu kapitalisme dan pasar bebas, sedangkan
dimensi
tekhnologi
adalah
tekhnologi
informasi
yang
telah
menyatukan dunia. Malcom Waters mengartikan Globalisasi sebagai
sebuah proses sosial yang berakibat bahwa pembatasan geografis
pada keadaan sosial budaya menjadi kurang penting, yang terjelma
dalam kesadaran orang. Demikian juga menurut Emanuel Ritcher,
Globalisasi
adalah
jaringan
kerja
global
secara
bersamaan
menyatukan masyarakat yang sebelumnya terpencar - pencar dan
terisolasi kedalam saling ketergantungan dan persatuan dunia.
Selanjutnya Achmad Suparman berpendapat bahwa Globalisasi
adalah sebuah proses menjadikan sesuatu benda atau perilaku
sebagai ciri dan setiap individu di dunia ini tampa dibatasi oleh
wilayah.
Sedangkan
Martin
Albrown,
mengemukakan
bahwa
Globalisasi menyangkut seluruh proses dimana penduduk dunia
terhubung ke dalam komunitas dunia tunggal, komunitas global.
Dari keterangan di atas, pengertian Globalisasi secara singkat
dirumuskan sebagai sebuah proses dimana antar individu atau
kelompok menghasilkan suatu pengaruh terhadap dunia. Adapun
tahapan proses terjadinya globalisasi dimulai dari 1. Diri sendiri, 2.
Geografi SMA K - 6
66
Keluarga, 3. Masyarakat, (lingkup RT, RW, Kelurahan, Kecamatan,
Kota, Kabupaten, Provinsi, Pulau, Negara),
dan 4. Antar negara
sehingga mendunia.
Globalisasi terjadi akibat adanya beberapa sebab.Sebab sebab terjadinya Globalisasi, diantaranya: 1. berkembangnya cara
berpikir dan semakin majunya pendidikan, 2. kemajuan ilmu
pengetahuan dan tekhnologi, 3. penemuan sarana komunikasi yang
semakin canggih, 4. perkembangan HAM, dan 5. adanya informasi informasi baru. Globalisasi dalam kenyataannya tidak bisa dihindari
oleh negara manapun. Globalisasi tidak bisa dihindari karena hidup itu
terus berkembang tidak mungkin diam saja, dan pasti menghasilkan
suatu pengaruh atau perubahan. Mau tidak mau Globalisasi pun akan
terus berkembang mengikuti perkembangan jaman.
Globalisasi merupakan suatu tatanan masyarakat yang tidak
mengenal batas wilayah dan menghubungkan antara masyarakat di
suatu negara dengan masyarakat di negara lain di seluruh dunia.
Globalisasi berangkat dari suatu gagasan untuk menyatukan tatanan
antar bangsa yang diharapkan menjadi sebuah kesepakatan bersama
dan menjadi pedoman bersama bagi bangsa- bangsa di dunia
internasional. Sebagai proses yang berkesinambungan, globalisasi
mampu mengurangi kendala dimensi ruang dan waktu sehingga
interaksi antar bangsa bisa dilakukan dengan cepat dan tepat.
Dengan dukungan teknologi informasi dan komunikasi, globalisasi
merambah semua sektor kehidupan dan memberi pengaruh yang
signifikan pada tatanan masyarakat dunia.
Ditengah krisis budaya dan identitas nasional ini, muncullah
organisasi-organisasi militan yang membawa semangat keagamaan
dan nasionalisme. Organisasi-organisasi tersebut (FPI, FBR, Hisbut
Tahrir, dan lain-lain) secara umum bertujuan „menjaga kemurnian
ajaran agama‟ dan mengedepankan kearifan lokal dari budaya
nasional yang mulai luntur di kalangan masyarakat Indonesia.
Geografi SMA K - 6
67
B. Budaya Indonesia di Era Globalisasi
Globalisasi merupakan suatu proses perubahan sosial yang
menyebabkan seseorang atau sekelompok orang maupun satu
negara saling dihubungkan dan saling membutuhkan. Salah satu
penyebab globalisasi adalah kemajuan ilmu pengetahuan teknologi.
Oleh karna itu di era globalisasi ini banyak kemudahan-kemudahan
yang menyebabkan budaya-budaya asing dapat dengan mudah
masuk ke dalam suatu negara. Pengaruh budaya asing juga tidak
semuanya baik dan cocok, misalnya saja di Indonesia yang
mendapatkan pengaruh budaya asing. Akan tetapi pengaruh budaya
asing memiliki dampak positif dan juga dampak negatif.
Indonesia sebagai salah satu negara berkembang di dunia
juga mengalami dampak dari pesatnya pengaruh globalisasi.
Sebagaimana yang terjadi di negara lain, globalisasi memberi
pengaruh yang positif dan negatif terhadap kehidupan masyarakat
Indonesia. Pengaruh globalisasi terhadap budaya nasional meliputi
berbagai sektor kehidupan seperti budaya dalam bidang politik,
ekonomi,
dan
sosial
-
yang
secara
cepat
maupun
lambat
mempengaruhi identitas kebudayaan nasional Indonesia.
Pengaruh positif globalisasi terhadap budaya berpolitik adalah
tumbuhnya kesadaran untuk menjalankan
pemerintahan secara
terbuka dan demokratis sebagaimana yang telah dijalankan oleh
negara-negara demokratis di seluruh dunia. Pada sektor ekonomi,
dengan terbukanya pasar internasional, budaya bersaing secara
positif sudah mulai mempengaruhi pola pikir mayoritas pengusaha di
Indonesia. Budaya tersebut memotivasi para pelaku usaha untuk
menciptakan produk barang dan jasa yang mampu bersaing di
masyarakat international. Pada bidang sosial, globalisasi menularkan
budaya berpikir global, etos kerja dan disiplin yang tinggi serta
semangat untuk maju yang pada akhirnya mencipatkan identitas
bangsa yang lebih positif di tingkat dunia.
Globalisasi juga memberi pengaruh negatif pada budaya
nasional Indonesia. Khusus Di bidang politik, globalisasi yang
didukung faham demokasi dan liberalisme lambat laun mengikis nilaiGeografi SMA K - 6
68
nilai budaya luhur Pancasila. Seperti misalnya proses pengambilan
keputusan melalui voting dapat melemahkan semangat musyawarah
untuk mufakat. Hal itumerupakan contoh nyata dari pengaruh negatif
globalisasi yang mengagung-agungkan faham demokrasi.
Di bidang ekonomi, budaya cinta produk dalam negeri yang
seharusnya digalakkan menjadi punah dengan maraknya produk luar
negeri seperti misalnya Coca Cola, KFC, Pizza Hut, Mc Donald, dan
sebagainya. Demikian juga di bidang sosial, sebagian besar
mayarakat Indonesia, terutama generasi muda, mulai lupa dengan
identitas diri bangsa Indonesia. Hal ini disebabkan begitu mudahnya
mereka meniru budaya dan gaya hidup negara lain, misalnya K-Pop,
Rap, Hip-Hop, Punk, Harajuku, Capoeira, dan lain-lain.
Budaya juga merupakan identitas bangsa yang harus
dihormati dan dijaga serta perlu dilestarikan agar kebudayaan kita
tidak hilang dan bisa menjadi warisan anak cucu kita kelak. Hal ini
tentu menjadi tanggung jawab para generasi muda dan juga perlu
dukungan dari berbagai pihak, karena ketahanan budaya merupakan
salah satu identitas suatu negara. Kebanggaan bangsa indonesia
akan budaya yang beraneka ragam sekaligus mengundang tantangan
bagi seluruh rakyat untuk mempertahankan budaya lokal agar tidak
hilang ataupun dicuri oleh bangsa lain.
Konsepsi kebudayaan Indonesia memang sangat sulit untuk
menentukan kriteria yang cocok untuk masyarakat yang hidup di
negara ini. Pancasila sebagai basis ideologi, yang menyimpan nilainilai ‘Bhinneka Tunggal Ika’ belum cukup untuk membicarakan
kebudayaan Indonesia. Secara tekstual, Pancasila memang sangat
relevan dengan ragam budaya yang ada. Akan tetapi, dalam
realitasnya, masih banyak yang menanyakan kejelasan nilai-nilai
pancasila itu sendiri. Dari sini, kita tidak dapat menyalahkan kondisi
realitas tersebut. Pemerintah sebagai pemegang kekuasan dalam hal
ini, harus cepat tanggap, melihat fenomena-fenomena ketidakpuasan
terhadap nilai-nilai ideologi pancasila, gejolak dekadensi moralitas
bangsa. Karena, ketimpangan sosial, kesejahteraan, keadilan,
kemanusiaan yang ada dalam pancasila, sudahkah aplikatif terhadap
Geografi SMA K - 6
69
masyarakat saat ini. Kalau memang belum, satu kewajaran bila ada
yang mempertanyakan kejelasan nilai-nilai pancasila yang dianggap
sebagai nilai-nilai dan identitas kebudayaan bangsa Indonesia. Kalau
memang sudah, mari kita lihat bersama realitas obyektif yang terjadi
dalam masyarakat saat ini.
Ketidakjelasan
akan
pemahaman
nilai-nilai
kebudayaan
sangat dipengaruhi oleh pola fikir yang sedang berkembang di
tengah-tengah masyarakat. Arus budaya globalisasi yang sudah
mengakar dan mendarah-daging pada pola fikir masyarakat sosial.
Demikian itu sudah jelas, bila dilihat dari budaya konsumtif, instan,
stail, gaya hidup dan lain-lain. Budaya globalisasi tidak dapat
dibendung, ditentang, apalagi ditolak. Yang mesti kita lakukan
sekarang ini adalah bagaimana budaya globalisasi mendatangkan
manfaat bagi budaya Indonesia, serta bagaimana memfilterisasi
budaya tersebut yang mempengaruhi pada pola fikir kebudayaan
bangsa Indonesia.
C. GLOBALISASI DALAM ASPEK BUDAYA
Arus globalisasi yang sudah mulai terasa sejak akhir abad
ke-20, telah membuat masyarakat dunia, termasuk bangsa Indonesia
harus bersiap-siap menerima kenyataan masuknya pengaruh luar
terhadap seluruh aspek kehidupan bangsa. Salah satu aspek yang
terpengaruh adalah kebudayaan. Terkait dengan kebudayaan,
kebudayaan dapat diartikan sebagai nilai-nilai (values) yang dianut
oleh masyarakat ataupun persepsi yang dimiliki oleh warga
masyarakat terhadap berbagai hal. Atau kebudayaan juga dapat
didefinisikan sebagai wujudnya, yang mencakup gagasan atau ide,
kelakuan dan hasil kelakuan (menurut Koentjaraningrat), dimana halhal tersebut terwujud dalam kesenian tradisional kita.
Kesenian yang merupakan subsistem dari kebudayaan Bagi
bangsa Indonesia aspek kebudayaan merupakan salah satu kekuatan
bangsa yang memiliki kekayaan nilai yang beragam, termasuk
keseniannya. Kesenian rakyat, salah satu bagian dari kebudayaan
bangsa Indonesia tidak luput dari pengaruh globalisasi.
Geografi SMA K - 6
70
Wacana globalisasi sebagai sebuah proses ditandai dengan
pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga ia
mampu mengubah
dunia
secara
mendasar.
Komunikasi
dan
transportasi internasional telah menghilangkan batas-batas budaya
setiap bangsa. Kebudayaan setiap bangsa cenderung mengarah
kepada
globalisasi
dan
menjadi
peradaban
dunia
sehingga
melibatkan manusia secara menyeluruh.
Kebudayaan asing
yang masuk akibat era globalisasi
(perluasan cara-cara sosial antar benua), ke Indonedia turut
mengubah perilaku dan kebudayaan Indonesia, baik itu kebudayaan
nasional maupun kebudayaan murni yang ada di setiap daerah di
Indonesia. Dalam hal ini sering terlihat ketidakmampuan manusia di
Indonesia untuk beradaptasi dengan baik terhadap kebudayaan asing
sehingga melahirkan perilaku yang cenderung ke barat-baratan
(westernisasi).
Hal tersebut terlihat dengan seringnya orang-orang terutama
remaja Indonesia keluar-masuk pub, diskotik dan tempat hiburan
malam
lainnya,
dengan
berbagai
perilaku menyimpang
yang
menyertainya dan sering melahirkan komunitas tersendiri terutama di
kota-kota besar dan metropolitan. Dalam hal ini terjadinya berbagai
kasus penyimpangan seperti penyalah gunaan zat adiktif, berbagai
bentuk pelanggaran susila dan lain sebagainya. Ini merupakan
ketidakmampuan masyarakat Indonesia dalam beradaptasi dan
menyeleksi pengaruh asing sehingga masih bersikap „latah‟ terhadap
kebudayaan asing.
1. Globalisasi Dalam Kebudayaan Tradisional Bangsa
Proses saling mempengaruhi adalah gejala yang wajar dalam
interaksi antar masyarakat. Melalui interaksi dengan berbagai
masyarakat lain, bangsa Indonesia ataupun kelompok-kelompok
masyarakat yang mendiami nusantara (sebelum Indonesia terbentuk)
telah
mengalami
proses
dipengaruhi
dan
Kemampuan
berubah
merupakan
sifat
kebudayaan
manusia.
Tanpa
kebudayaan
Geografi SMA K - 6
itu
yang
mempengaruhi.
penting
dalam
tidak
mampu
71
menyesuaikan diri dengan keadaan yang senantiasa berubah.
Perubahan yang terjadi saat ini berlangsung begitu cepat. Hanya
dalam
jangka
waktu
satu
generasi
banyak
negara-negara
berkembang telah berusaha melaksanakan perubahan kebudayaan,
padahal di negara-negara maju perubahan demikian berlangsung
selama beberapa generasi.
Pada hakekatnya bangsa Indonesia, juga bangsa-bangsa lain,
berkembang karena adanya pengaruh-pengaruh luar. Kemajuan bisa
dihasilkan oleh interaksi dengan pihak luar, hal inilah yang terjadi
dalam proses globalisasi. Oleh karena itu, globalisasi bukan hanya
soal ekonomi namun juga terkait dengan masalah atau isu makna
budaya dimana nilai dan makna yang terlekat di dalamnya masih
tetap berarti. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang
majemuk dalam berbagai hal, seperti anekaragaman budaya,
lingkungan alam, dan wilayah geografisnya. Keanekaragaman
masyarakat Indonesia ini dapat dicerminkan pula dalam berbagai
ekspresi keseniannya. Dengan perkataan lain, dapat dikatakan pula
bahwa
berbagai
kelompok
masyarakat
di
Indonesia
dapat
mengembangkan keseniannya yang sangat khas. Kesenian yang
dikembangkannya itu menjadi model-model pengetahuan dalam
masyarakat.
2. Perubahan Budaya Dalam Globalisasi
Perubahan
budaya
yang
terjadi
di
dalam
masyarakat
tradisional, yakni perubahan dari masyarakat tertutup menjadi
masyarakat yang lebih terbuka, dari nilai-nilai yang bersifat homogen
menuju pluralisme nilai dan norma social merupakan salah satu
dampak dari adanya globalisasi. Ilmu pengetahuan dan teknologi
telah mengubah dunia secara mendasar. Komunikasi dan sarana
transportasi internasional telah menghilangkan batas-batas budaya
setiap bangsa.
Peristiwa transkultural seperti itu mau tidak mau akan
berpengaruh terhadap keberadaan kesenian kita. Padahal kesenian
tradisional kita merupakan bagian dari khasanah kebudayaan
Geografi SMA K - 6
72
nasional yang perlu dijaga kelestariannya. Di saat yang lain dengan
teknologi informasi yang semakin canggih seperti saat ini, kita
disuguhi oleh banyak alternatif tawaran hiburan dan informasi yang
lebih beragam, yang mungkin lebih menarik jika dibandingkan dengan
kesenian
tradisional
kita.
Dengan
parabola
masyarakat
bisa
menyaksikan berbagai tayangan hiburan yang bersifat mendunia yang
berasal dari berbagai belahan bumi. Kondisi yang demikian mau tidak
mau membuat semakin tersisihnya kesenian tradisional Indonesia dari
kehidupan masyarakat Indonesia yang sarat akan pemaknaan dalam
masyarakat Indonesia.
Kesenian-kesenian yang bersifat ritual mulai tersingkir dan
kehilangan fungsinya. Sekalipun demikian, bukan berarti semua
kesenian tradisional kita lenyap begitu saja. Ada berbagai kesenian
yang masih menunjukkan eksistensinya, bahkan secara kreatif terus
berkembang tanpa harus tertindas proses modernisasi. Pesatnya laju
teknologi informasi atau teknologi komunikasi telah menjadi sarana
difusi budaya yang ampuh, sekaligus juga alternatif pilihan hiburan
yang lebih beragam bagi masyarakat luas. Akibatnya masyarakat
tidak tertarik lagi menikmati berbagai seni pertunjukan tradisional
yang sebelumnya akrab dengan kehidupan mereka.
3. Pengaruh Globalisasi Terhadap Budaya Bangsa
Arus globalisasi saat ini telah menimbulkan pengaruh
terhadap perkembangan budaya bangsa Indonesia. Derasnya arus
informasi
dan
telekomunikasi
ternyata
menimbulkan
sebuah
kecenderungan yang mengarah terhadap memudarnya nilai-nilai
pelestarian
budaya.
Telekomunikasi,
dan
Perkembangan
Teknologi)
3T
mengkibatkan
(Transportasi,
berkurangnya
keinginan untuk melestarikan budaya negeri sendiri. Budaya
Indonesia yang dulunya ramah-tamah, gotong royong dan sopan
berganti dengan budaya barat, misalnya pergaulan bebas.
Hal yang merupakan pengaruh globalisasi adalah dalam
pemakaian bahasa indonesia yang baik dan benar (bahasa juga
salah satu budaya bangsa). Sudah lazim di Indonesia untuk
Geografi SMA K - 6
73
menyebut orang kedua tunggal dengan Bapak, Ibu, Pak, Bu,
Saudara, Anda dibandingkan dengan kau atau kamu sebagai
pertimbangan nilai rasa. Sekarang ada kecenderungan di kalangan
anak muda yang lebih suka menggunakan bahasa Indonesia dialek
Jakarta seperti penyebutan kata gue (saya) dan lu (kamu).
Gaya berpakaian remaja Indonesia yang dulunya menjunjung
tinggi norma kesopanan telah berubah mengikuti perkembangan
jaman. Ada kecenderungan bagi remaja putri di kota-kota besar
memakai pakaian minim dan ketat yang memamerkan bagian tubuh
tertentu. Budaya perpakaian minim ini dianut dari film-film dan
majalah-majalah
luar
negeri
yang
ditransformasikan
kedalam
sinetron-sinetron Indonesia. Derasnya arus informasi, yang juga
ditandai dengan hadirnya internet, turut serta `menyumbang` bagi
perubahan cara berpakaian. Pakaian mini dan ketat telah menjadi
trend dilingkungan anak muda. Salah satu keberhasilan penyebaran
kebudayaan Barat ialah meluasnya anggapan bahwa ilmu dan
teknologi yang berkembang di Barat merupakan suatu yang
universal. Masuknya budaya barat (dalam kemasan ilmu dan
teknologi) diterima dengan `baik`. Pada sisi inilah globalisasi telah
merasuki berbagai sistem nilai sosial dan budaya Timur (termasuk
Indonesia) sehingga terbuka pula konflik nilai antara teknologi dan
nilai-nilai ketimuran.
Sesungguhnya, terdapat sejumlah pengaruh “Barat” yang
hingga kini terus membekas di dalam struktur kebudayaan Indonesia.
Utamanya di dalam sistem pendidikan Indonesia. Pendidikan
merupakan salah satu komponen nonmaterial kebudayaan yang
punya peran signifikan dalam melestarikan suatu budaya. Selain
pendidikan, mekanisme administratif pemerintahan negara barat
yang pernah menjajah Indonesia, yaitu Belanda juga punya
pengaruh tersendiri dalam pembentukan sistem sosial (politik)
Indonesia.
Sekarang ini, kebiasaan-kebiasaan orang barat yang telah
membudaya hampir dapat kita saksikan setiap hari melalui media
elektronik dan cetak yang celakanya kebudayaan orang-orang barat
Geografi SMA K - 6
74
tersebut yang sifatnya negatif dan cenderung merusak serta
melanggar norma-norma ketimuran kita sehingga ditonton dan ditiru
oleh orang-orang kita terutama para remaja yang menginginkan
kebebasan
seperti
orang-rang
barat.
Contoh
kebudayaan-
kebudayaan barat tersebut dapat kita lihat dari cara mereka
berpakaian dan mode, film, sampai pada pergaulan dengan lawan
jenis.
4. Antisipasi Globalisasi Kebudayaan
Peran kebijaksanaan pemerintah yang lebih mengarah
kepada pertimbangan-pertimbangan ekonomi daripada cultural atau
budaya
dapat
dikatakan
merugikan
suatu
perkembangan
kebudayaan. Jennifer Lindsay (1995) dalam bukunya yang berjudul
„Cultural Policy And The Performing Arts In South-East Asia‟,
mengungkapkan kebijakan kultural di Asia Tenggara saat ini secara
efektif mengubah dan merusak seni-seni pertunjukan tradisional, baik
melalui campur tangan, penanganan yang berlebihan, kebijakankebijakan tanpa arah, dan tidak ada perhatian yang diberikan
pemerintah kepada kebijakan kultural atau konteks kultural.
Dalam pengamatan yang lebih sempit dapat kita melihat
tingkah laku aparat pemerintah dalam menangani perkembangan
kesenian rakyat, di mana banyaknya campur tangan dalam
menentukan objek dan berusaha merubah agar sesuai dengan
tuntutan pembangunan. Dalam kondisi seperti ini arti dari kesenian
rakyat itu sendiri menjadi hambar dan tidak ada rasa seninya lagi.
Melihat kecenderungan tersebut, aparat pemerintah telah
menjadikan para seniman dipandang sebagai objek pembangunan
dan diminta untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan simbol-simbol
pembangunan.
Hal
ini
tentu
saja
mengabaikan
masalah
pemeliharaan dan pengembangan kesenian secara murni, dalam arti
benar-benar didukung oleh nilai seni yang mendalam dan bukan
sekedar hanya dijadikan model saja dalam pembangunan. Dengan
demikian, kesenian rakyat semakin lama tidak dapat mempunyai
ruang yang cukup memadai untuk perkembangan secara alami atau
Geografi SMA K - 6
75
natural, karena itu, secara tidak langsung kesenian rakyat akhirnya
menjadi sangat tergantung oleh model-model pembangunan yang
cenderung lebih modern dan rasional. Sebagai contoh dari
permasalahan ini dapat kita lihat, misalnya kesenian asli daerah
Betawi yaitu, tari cokek, tari lenong, dan sebagainya sudah diatur
dan disesuaikan oleh aparat pemerintah untuk memenuhi tuntutan
dan tujuan kebijakan-kebijakan politik pemerintah.
Aparat pemerintah di sini turut mengatur secara normatif,
sehingga kesenian Betawi tersebut tidak lagi terlihat keasliannya dan
cenderung dapat membosankan. Untuk mengantisipasi hal-hal yang
tidak dikehendaki terhadap keaslian dan perkembangan yang murni
bagi
kesenian
rakyat
tersebut,
maka
pemerintah
perlu
mengembalikan fungsi pemerintah sebagai pelindung dan pengayom
kesenian-kesenian tradisional tanpa harus turut campur dalam
proses estetikanya. Memang diakui bahwa kesenian rakyat saat ini
membutuhkan dana dan bantuan pemerintah sehingga sulit untuk
menghindari keterlibatan pemerintah dan bagi para seniman rakyat
ini merupakan sesuatu yang sulit pula membuat keputusan sendiri
untuk sesuai dengan keaslian (oroginalitas) yang diinginkan para
seniman rakyat tersebut. Oleh karena itu pemerintah harus
„melakoni‟ dengan benar-benar perannya sebagai pengayom yang
melindungi keaslian dan perkembangan secara estetis kesenian
rakyat tersebut tanpa harus merubah dan menyesuaikan dengan
kebijakan-kebijakan politik.
Kesenian bangsa Indonesia yang memiliki kekuatan etnis dari
berbagai macam daerah juga tidak dapat lepas dari pengaruh kontak
budaya ini. Sehingga untuk melakukan penyesuaian terhadap
perubahan diperlukan pengembangan-pengembangan yang bersifat
global namun tetap bercirikan kekuatan lokal atau etnis.
Globalisasi budaya yang begitu pesat harus diantisipasi
dengan memperkuat identitas kebudayaan nasional. Berbagai
kesenian tradisional yang sesungguhnya menjadi aset kekayaan
kebudayaan nasional jangan sampai hanya menjadi alat atau slogan
para pemegang kebijaksanaan, khususnya pemerintah, dalam
Geografi SMA K - 6
76
rangka keperluan turisme, politik dsb. Selama ini pembinaan dan
pengembangan kesenian tradisional yang
dilakukan lembaga
pemerintah masih sebatas pada unsur formalitas belaka, tanpa
menyentuh
esensi
kehidupan
kesenian
yang
bersangkutan.
Akibatnya, kesenian tradisional tersebut bukannya berkembang dan
lestari, namun justru sebaliknya semakin dijauhi masyarakat. Untuk
menghadapi hal-hal tersebut di atas ada beberapa alternatif untuk
mengatasinya, yaitu meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM)
bagi para seniman rakyat. Selain itu, mengembalikan peran aparat
pemerintah sebagai pengayom dan pelindung, dan bukan sebaliknya
justru menghancurkannya demi kekuasaan dan pembangunan yang
berorientasi
pada
dana-dana
proyek
atau
dana-dana
untuk
pembangunan dalam bidang ekonomi saja.
D. DAMPAK BUDAYA AKIBAT GLOBALISASI
Kesadaran akan pentingnya memperhatikan kebudayaan
nampaknya semakin meningkat. Hal ini jelas tidak bertentangan
dengan titik berat bidang kesadaran akan adanya rongrongan dari
luar (globalisasi). Sebaliknya, justru kesadaran akan pentingnya
pendekatan budaya, mengingatkan kita bahwa bagaimanapun jalan
yang ditempuh, tetaplah manusia sebagai tujuan dan subyek
globalisasi. Hendaknya manusia tidak dikorbankan untuk mencapai
tujuan lain selain dirinya.
Dalam arus globalisasi, tidak luput juga membicarakan
negara-negara maju, bekembang, dunia pertama, kedua dan ketiga.
Sebab, keberadaan negara-negara tersebut turut menentukan
kemana
arah
arus
globalisasi
nantinya.
Sebagaimana
yang
dikatakan seorang penulis asal Kenya bernama Ngugi Wa Thiong’o,
menyebutkan bahwa perilaku dunia Barat, khususnya Amerika,
sedemikian rupa sehingga mereka seolah-olah sedang melemparkan
bom budaya terhadap rakyat dunia. Mereka berusaha untuk
menghancurkan tradisi dan bahasa pribumi sehingga bangsa-bangsa
tersebut kebingungan dalam upaya mencari indentitas budaya
nasionalnya. Penulis Kenya ini meyakini bahwa budaya asing yang
Geografi SMA K - 6
77
berkuasa di berbagai bangsa, dulu dipaksakan lewat imperialisme
dan kini dilakukan dalam bentuk yang lebih meluas dengan nama
globalisasi.
Globalisasi secara defenitif memiliki banyak penafsiran dari
berbagai sudut pandang. Sebagian orang menafsirkan globalisasi
sebagai
proses
pengecilan
dunia
atau
menjadikan
dunia
sebagaimana layaknya sebuah perkampungan kecil. Sebagian
lainnya menyebutkan bahwa globalisasi adalah upaya penyatuan
masyarakat dunia dari sisi gaya hidup, orientasi, dan budaya.
Banyak tanggapan dari budayawan Indonesia. Dalam hal ini
sudah waktunya para budayawan Indonesia harus menggali dan
menemukan
keistimewaan-keistimewaan
dari
budaya
yang
terkandung dalam nilai-nilai ideologi Pancasila, lalu memperkenalkannya kepada seluruh masyarakat Indonesia khususnya dan
masyarakat bangsa-bangsa lain umumnya.
1. Dampak Globalisasi terhadap budaya
Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi
kehidupan suatu negara termasuk Indonesia. Pengaruh tersebut
meliputi dua sisi yaitu pengaruh positif dan pengaruh negatif.
Pengaruh
globalisasi
di
berbagai
bidang
kehidupan
seperti
kehidupan politik, ekonomi, ideologi, sosial budaya dan lain- lain
akan mempengaruhi nilai-nilai nasionalisme terhadap bangsa.
Dampak positif globalisasi terhadap seni dan budaya dapat
berupa hal-hal berikut. Pertama, adanya perubahan Tata Nilai dan
Sikap. Dengan adanya modernisasi dan globalisasi dalam budaya
menyebabkan pergeseran nilai dan sikap masyarakat yang semula
irasional menjadi rasional. Kedua, berkembangnya ilmu pengetahuan
dan teknologi. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan
teknologi masyarakat menjadi lebih mudah dalam beraktivitas dan
mendorong untuk berpikir lebih maju. Ketiga, tingkat kualitas
kehidupan yang lebih baik. Dengan dibukanya industri yang
memproduksi alat-alat komunikasi dan transportasi yang canggih
Geografi SMA K - 6
78
merupakan salah satu usaha mengurangi penggangguran dan
meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Selain dampak positif juga terdapat beberapa dampak negatif
dari globalisasi terhadap budaya masyarakat. Dampak tersebut
berupa dapat terlihat pada: Pertama, Pola Hidup Konsumtif. Dengan
perkembangan industri yang pesat membuat penyediaan barang
kebutuhan masyarakat melimpah. Dengan begitu masyarakat mudah
tertarik untuk mengonsumsi barang dari banyak pilihan yang ada.
Kedua, Sikap Individualistik. Oleh karena masyarakat merasa
dimudahkan dengan tersedianya perangkat teknologi maju membuat
mereka
merasa
tidak
lagi
membutuhkan
orang
lain
dalam
beraktivitasnya. Bahkan mereka lupa bahwa mereka adalah makhluk
sosial.
Dampak negatif ketiga globalisasi adalah gaya hidup kebaratbaratan. Budaya barat tidak semua baik dan cocok diterapkan di
Indonesia. Budaya barat yang sifatnya negatif mulai menggeser
budaya asli Indonesia, sehingga banyak anak yang tidak lagi hormat
kepada orang tua, kehidupan bebas remaja, remaja lebih menyukai
dance dan lagu barat dibandingkan tarian dari Indonesia dan lagulagu Indonesia,
dan lainnya.
Keempat, Kesenjangan Sosial.
Modernisasi dan globalisasi cenderung menganut faham liberalisme
yang individualis dan anti sosial. Hal ini memungkinkan adanya
jurang pemisah antara individu dengan individu yang lain. Kondisi
yang demikian dapat menimbulkan kesenjangan sosial yang
menyebabkan adanya jarak antara si kaya dan si miskin sehingga
sangat mungkin bias merusak kebhinekaan dan ketunggalikaan
Bangsa Indonesia.
2. Globalisasi – Ancaman Budaya Lokal
Dampak dari pengaruh globalisasi dan teknologi sudah mulai
kita rasakan. Kita ambil contoh saja dari sebuah permaianan anakanak. Sebelum era globalisasi ini muncul, masih banyak sekali
permainan rakyat yang identik dengan kebudayaan asli di berbagai
daerah masing-masing. seperti permainan congklak, gasing, bekel,
Geografi SMA K - 6
79
kelereng, petak umpet, dan lain-lain. Namun yang terjadi saat ini
bahwa globalisasi dan teknologi telah mengubah semuanya.
Mungkin sekarang yang ada, banyak anak kecil yang sudah tidak
mengenal permainan congklak, dan sudah jarang pula kita melihat
anak-anak yang duduk bersama untuk bermain bekel. Melainkan
yang terjadi saat ini banyak anak-anak yang lebih memilih bermain
didepan komputer, laptop, atau bahkan anak-anak sekarang sudah
mulai sibuk dengan handphone yang ada digenggamannya. Yang
semua itu sudah tidak asing lagi untuk kita jumpai.
Untuk mengatasi banyaknya kebudayaan indonesia yang
hilang, negara harus memperkokoh budaya mereka dan memelihara
struktur nilai-nilainya agar tidak terpengaruh oleh budaya asing.
Pemerintah juga perlu mengkaji ulang peraturan-peraturan yang
dapat menyebabkan pergeseran budaya bangsa. tentunya dalam
mengatasi hal ini, tidak hanya dari pemerintah saja melainkan juga
seluruh masyarakat juga harus ikut berperan aktif.
Adapun upaya yang harus dilakukan untuk mengatasi
pengaruh globalisasi dan teknologi yang akan menimbulkan
pengaruh negatif bagi kebudayaan indonesia, serta berkurangnya
rasa nasionalisme yaitu, a) menanamkan dan mengamalkan nilainilai pancasila dengan sebaik-baiknya, b) menumbuhkan sikap
nasionalisme dari masyarakat seperti semangat mencintai produkproduk dalam negeri, c) melibatkan masyarakat dalam pelestarian
budaya daerah masing-masing khususnya, dan budaya bangsa
umumnya, d) menyeleksi munculnya budaya baru yang masuk ke
Indonesia, agar tidak merugikan dan tidak berdampak negatif bagi
kebudayaan nasional.
3. Cara menghadapi dan melestarikan budaya Indonesia di era
globalisasi
Cara menghadapi pengaruh globalisasi terhadap budaya
Indonesia, dapat dilakukan dengan:

Menyaring budaya asing yang masuk ke negara kita harus yang
sesuai dengan kepribadian bangsa.
Geografi SMA K - 6
80

Mencintai atau membeli produk dalam negeri sendiri.

Meningkatkan produksi dalam negeri agar dapat bersaing
dengan produksi negara negara maju.

Berusaha mengikuti perkembangan IPTEK

dan yang paling penting meningkatkan iman dan takwa kepada
Tuhan YME.

Menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh, misal
semangat mencintai produk dalam negeri.

Menanamkan dan mengamalkan nilai- nilai Pancasila dengan
sebaik- baiknya.

Menanamkan dan melaksanakan ajaran agama dengan sebaikbaiknya.

Mewujudkan supremasi hukum, menerapkan dan menegakkan
hukum dalam arti sebenar- benarnya dan seadil- adilnya.

Selektif terhadap pengaruh globalisasi di bidang politik, ideologi,
ekonomi, social budaya bangsa. Dengan adanya langkahlangkah antisipasi tersebut diharapkan mampu menangkis
pengaruh globalisasi yang dapat mengubah nilai.
Selain
menghadapi
globalisasi,
diperlukan
juga
untuk
melestarikan budaya Indonesia di era globalisasi. Sebagai warga
negara Indonesia, kita wajib melestarikan budaya-budaya negara kita
sendiri agar tidak luntur atau hilang. Upaya melestarikan budaya
antara lain:
1. Paling tidak kita mengetahui tentang budaya jaman dahulu
didaerah kita sendiri.
2. Kemudian mendalami kebudayaan itu.Setelah itu kita wajib
memperkenalkan kepada orang lain atau yang belum tahu tentang
kebudayaan tersebut syukur-syukur sampai ke negara lain.
3. Membiasakan hal-hal atau kegiatan yang dapat melestarikan
budaya seperti memakai batik atau bahkan belajar membuat
batik,karena pelestarian bisa terjadi karena kita telah terbiasa
dengan kebudayaan tersebut.
Geografi SMA K - 6
81
c. Uraian Kegiatan Belajar
Agar para peserta diklat memiliki penguasaan dan pemahaman
yang baik terhadap topik pembelajaran ini, maka disajikan uraian
kegiatan pembelajaran yang harus dilakukan. Untuk memenuhi hal itu
berikut rinciannya.

Bacalah seluruh uraian materi yang ada secara cermat dan
seksama.

Buatlah catatan singkat tentang isi dari Uraian Materi yang menurut
peserta diklat dianggap penting.

Buatlah skemata atau ikhtisar secara sistematis sebagai peta konsep
atau informasi yang ada.

Kerjakan soal-soal Evaluasi kegiatan belajar yang tersedia, guna
mengukur seberapa tingkat pemahaman atau penguasaan anda
terhadap materi yang sedang dipelajari.
d. Tugas/Latihan
Untuk mengetahui tingkat penguasaan dan pemahaman saudara
peserta diklat, silahkan menjawab soal latihan ini.
1. Jelaskan perbedaan antara budaya lokal dengan budaya nasional
2. Jelaskan wujud dari kebudayaan
3. Bagaimana cara yang paling tepat untuk melestarikan kebudayaan
lokal dan nasional
e. Umpan Balik
Setelah mengerjakan soal tugas/latihan para peserta diklat
dimohon untuk mencocokkan hasil kerja saudara dengan kunci jawaban
yang tersedia di bagian akhir kegiatan ini. Apabila hasil kerja saudara
mencapai atau lebih dari 75 % penguasaan terhadap sajian materi, maka
saudara dimohon untuk mempelajari kembali kegiatan belajar ini.
Fokuskan kegiatan pembelajaran saudara pada bagian-bagian yang
masih belum dikuasai. Sedangkan bagi peserta diklat yang telah
mencapai 75 % atau lebih penguasaan, maka langsung melanjutkan pada
kegiatan pembelajaran selanjutnya.
Geografi SMA K - 6
82
E. BAB V INTERAKSI SPATIAL DESA KOTA
BAGIAN 2 : PEMBELAJARAN
1.
Kegiatan Pembelajaran 1 Pengertian,interaksi kota, manfaat interaksi
kota dan konsep yang mendasarinya
a. Tujuan Pembelajaran
1) Melalui membaca dapat menjelaskan interaksi spasial desa kota
2) melalui membaca dapat mengidentifikasi interaksi spasial desa kota
b. Indikator Pencapaian Kompetensi
1) Menjelaskan interaksi spasial desa kota
2)mengidentifikasi interaksi spasial desa kota
c. Uraian Materi
Sebenarnya
kota-kota
di
Jawa
sekarang
ini
merupakan
perkembangan lanjut dari kondisinya sebagaimana diuraikan oleh Tillema
pada tahun duapuluhan. Dalam menguraikan tata letak dasar kota-kota di
Jawa Koentjaraningrat menguraikan sebagai berikut: Kebanyakan kota
adminisratif misalnya yang jelas pada ibukota kabupaten di pusatnya ada
alun-alun yang luasnya kurang lebih 10 ha. Pohon beringin ditanam di
tengah-tengahnya sebagai lambang perlindungan atau pengayoman yang
diberikan oleh pemerintah kepada rakyat. Rumah kediaman bupati
dibangun disebelah Selatan atau Utaranya, biasanya dibuat berhadapan
dengan rumah asisten residen Belanda.
Di sebelah Barat alun-alun ada mesjid besar dan perkampungan
dibelakangnya dikenal dengan sebutan kauman. Di sekitar alun-alun yang
merupakan pusat kota dalam arti kekuasaan pemerintah, ditemukan
gedung-gedung: balai kota, kantor kepolisian, gedung pengadilan, penjara
bahkan rumah gadai. Jalan-jalan di sekitar alun-alun tergolong yang
terbaik, juga yang menyangkut sistem drainase (pembuangan air). Untuk
orang-orang Belanda yang taat beribadat didirikan pula gedung gereja di
dekat alun-alun. Pada lingkaran yang berikutnya terletak perumahan
pegawai sipil orang Indo-Belanda dan sebagain besar pegawai orang
Jawa. Bagian ini biasanya ada jalan raya utama yang ada pasarnya dan
pertokoan kamu cina, disitulah letak jantung kegiatan perdagangan kota.
Geografi SMA K - 6
83
Para migran yang masuk kota tak mungkin menemukan tempat
berteduh di perkampungan, mereka terpaksa mendiami bidang-bidang
lahan yang masih terbuka di pinggir sungai, sekitar emplasemen rel
kereta api, kalau terpaksa di los-los pasar, tritisan toko-toko, gerbonggerbong kereta api bahkan di bawah jembatan-jembatan. Mereka
tergolong kaum miskin di perkotaan yang hidup dari ekonomi lemah.
Sebagian dari mereka kemudian mendirikan gubug reyot di sembarang
lahan kosong yang kondisinya sangat tidak sehat.
Pengertian Desa
Desa dalam arti umum adalah permukiman manusia yang telaknya
di luar kota dan penduduknya bermata pencaharian agraris. Dalam
bahasa Indonesia sehari-hari disebut juga kampong,lalu ada ungkapan
pulang kampung atau kampung halaman.
Menurut Bintarto (1983:11), menyatakan bahwa: Desa adalah suatu
hasil
perpaduan
lingkungannya.
antara
kegiatan
sekelompok
manusia
dengan
Hasil dari perpaduan itu ialah suatu ujud atau
kenampakan di muka bumi yang ditimbulkan oleh unsur-unsur fisiografi,
sosial, ekonomi, politik, dan cultural yang saling berinteraksi antar unsur
tersebut dan juga dalam hubungannya dengan daerah-daerah lain.
Adapun
desa
dalam
arti
administratif
oleh
Sutardjo
Kartohadikusumo dijelaskan sebagai suatu kesatuan hukum dimana
bertempat tinggal suatu masyarakat yang berkuasa mengadakan
pemerintahan sendiri. Sedangkan menurut UU no.5 tahun 1979, pasal 1,
desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk,
sebagai kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai organisasi
pemerintahan
terendah
langsung
di
bawah
camat,
dan
berhak
menyelenggarakan rumah tangga sendiri dalam ikatan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Unsur-unsur Desa
a. Daerah, dalam arti tanah-tanah yang produktif dan yang tidak,
beserta penggunaannya, termasuk juga unsur lokasi, luas dan batas
yang merupakan lingkungan geografi setempat.
Geografi SMA K - 6
84
b. Penduduk,
adalah
hal
yang
meliputi
jumlah,
pertambahan,
kepadatan, persebaran dan mata pencaharian penduduk desa
setempat.
c. Tata kehidupan, dalam hal ini pola tata pergaulan dan ikatan-ikatan
pergaulan warga desa. Jadi menyangkut seluk beluk kehidupan
masyarakat desa (rural society).
Unsur lain yang termasuk unsur desa yaitu, unsur letak. Letak suatu desa
pada umumnya selalu jauh dari kota atau dari pusat-pusat keramaian.
Peninjauan ke desa-desa atau perjalanan ke desa sama artinya dengan
menjauhi kehidupan di kota dan lebih mendekati daerah-daerah yang
monoton dan sunyi. Desa-desa yang letaknya pada perbatasan kota
mempunyai kemungkinan berkembang yang lebih banyak daripada desadesa pedalaman.
Unsur letak menentukan besar kecinya isolasi suatu daerah
terhadap daerah-daerah lainnya. Desa yang terletak jauh dari perbatasan
kota mempunyai tanah-tanah pertanian yang luas. Ini disebabkan karena
penggunaan tanahnya lebih banyak dititik beratkan pada tanaman pokok
dan beberapa tanaman perdagangan daripada gedung-gedung atau
perumahan.
Corak kehidupan masyarakat
di desa didasarkan pada ikatan
kekeluargaan yang erat. Masyarakat merupakan suatu “gemeinschaft”
yang memiliki unsur gotong royong yang kuat. Hal ini dapat dimengerti,
karena penduduk desa merupakan “face to face group” dimana mereka
saling mengenal betul seolah-olah mengenal dirinya sendiri. Jadi
persamaan nasib dan pengalaman menimbulkan hubungan sosial yang
akrab.
Karakteristik Desa
a.
Mata pencahariannya agraris
b.
Ruang kerja di lapangan terbuka
c.
Pekerjaan masih banyak bergantung pada alam
d.
Rumah dan tempat kerja berdekatan
e.
Kepadatan penduduknya rendah
f.
Stratifikasi sosial sederhana dan sedikit, dengan kata lain jumlah
kelas-kelas sosialnya sedikit.
Geografi SMA K - 6
85
g.
Adat istiadat dan tradisi sebagai control sosial
h.
Sifat gotong royong tinggi
i.
Mobilitasnya rendah
j. Status sosialnya stabil atau relatif lambat
k. Masyarakatnya homogen.
Klasifikasi Desa
Desa dapat diklasifikasikan berdasarkan luas wilayah, kepadatan
penduduk, potensi desa yang domininan, potensi fisik dan non fisik, dan
tingkat perkembangan.
Berdasarkan luas: desa terkecil (kurang dari 2 km2), desa kecil (24 km2), desa sedang (4-6 km2), desa besar (6-8 km2), desa terbesar (810 km2). Berdasarkan kepadatan penduduk: desa terkecil (< 100
jiwa/km2), desa kecil (100-500 jiwa/km2), desa sedang (500-1500
jiwa/km2), desa besar (1500-3000 jiwa/km2), dan desa terbesar (30004500 jiwa/km2).
Berdasarkan potensi desa yang dominan:
1) Desa berpotensi rendah,ciri-cirinya: lahan pertanian tidak subur,
topografi atau relief berbukit sulit sumber air, kegiatan pertanian
tergantung kepada curah hujan dan wilayahnya sulit berkembang.
2) Desa berpotensi sedang,ciri-cirinya: lahan pertanian agak subur
topografi tidak rata, fasilitas irigasi sebagian non teknis, kegiatan
pertanian didukung curah hujan, wilayah mempunyai kemampuan
berkembang terus.
3) Desa berpotensi tinggi,ciri-cirinya: lahan pertanian subur, topografi
datar atau landai, adanya fasilitas irigasi teknis, wilayah memiliki
kemampuan berkembang lebih lanjut.
Berdasarkan perkembangannya: desa swadaya, desa swakarya, dan
desa swasembada.
1) Desa Swadaya (Desa terbelakang), yaitu suatu wilayah desa dimana
masyarakat sebagian besar memenuhi kebutuhannya dengan cara
mengadakan
sendiri.
Desa
ini
umumnya
terpencil
dan
masyarakatnya jarang berhubungan dengan masyarakat luar,
sehingga proses kemajuannya sangat lamban karena kurang
berinteraksi dengan wilayah lain atau bahkan tidak sama sekali.
Geografi SMA K - 6
86
2) Desa Swakarya (Desa sedang berkembang), keadaannya sudah
lebih maju dibandingkan desa swadaya, dimana masyarakatnya
sudah mampu menjual kelebihan hasil produksi ke daerah lain
disamping untuk memenuhi kebutuhan sendiri. Interaksi sudah mulai
nampak, walaupun intensitasnya belum terlalu sering.
3) Desa Swasembada (Desa maju), yaitu desa yang sudah mampu
mengembangkan semua potensi yang dimiliki secara optimal. Hal ini
ditandai dengan kemampuan masyarakatnya untuk mengadakan
interaksi dengan masyarakat luar, melakukan tukar-menukar barang
dengan wilayah lain (fungsi perdagangan) dan kemampuan untuk
saling mempengaruhi dengan penduduk di wilayah lain. Dari hasil
interaksi tersebut, masyarakat dapat menyerap teknologi baru untuk
memanfaatkan sumberdayanya sehingga proses pembangunan
berjalan dengan baik.
Selama
ini
dilakukanoleh
membangun
pemerintah,
desa-desa
seperti
di
Indonesia
program
PMD
sudah
banyak
(Pembangunan
Masyarakat Desa) dan Modernisasi Desa. Pembangunan desa berarti
membina dan mengembangkan swadaya masyarakat desa melalui
pemanfaatan potensi yang dimiliki secara optimal, sehingga tercapai
kesejahteraan dan kemakmuran seluruh masyarakat desa. Baik PMD
maupun Modernisasi Desa pada dasarnya memiliki tujuan yang sama
yaitu:
1) Memberi gairah dan semangat hidup baru dengan menghilangkan
pola kehidupan yang monoton, sehingga warga desa tidak merasa
jenuh.
2) Meningkatkan kesejahteraan sosial ekonomi warga desa.
3) Meningkatkan bidang pendidikan.
1. Pola Keruangan Desa
Tata ruang adalah pola pemanfaatan ruang atau lahan baik
direncanakan maupun tidak direncanakan. Tata ruang desa adalah suatu
daerah tempat tinggal penduduk yang memanfaatkan lingkungan guna
kelangsungan hidup penduduk desa. Ciri-ciri pola keruangan desa antara
lain sebagai berikut:
a. Penggunaan lahan untuk pertanian dan permukiman
Geografi SMA K - 6
87
Penduduk desa sebagian besar pekerjaannya pertanian maka lahan
desa sebagian digunakan untuk permukiman dan sebagian diolah
menjadi pertanian yaitu pertanian bercocok tanam, perikanan,
perkebunan, dan peternakan.
b.
Lahan dibuat blok-blok secara mendatar
Lahan di desa dibuat blok-blok secara mendatar dan
diciptakan sebagai daerah pertanian. Hal ini disebabkan
karena lahandesa masih luas dan kepadatan penduduknya
kecil.
c.
Rumah dan tempat pekerjaan berdekatan
Penduduk desa bertempat tinggal disekitar sawah, jarak
antara tempat tinggal dengan tempat kerja berdekatan,
maka tingkat mobilitasnya rendah.
d.
Sistem pertanian intensifikasi dan ekstensifikasi
Penduduk desa dalam mengolah lahan pertanian dengan
cara intensifikasi dan ekstensifikasi. Desa yang berdekatan
dengan kota terdapat industri kerajinan terutama industri
kecil yang banyak, tetapi tanah pertaniannya semakin
sempit, sedangkan desa letaknya jauh dari kota tanah
pertaniannya semakin luas.
2.
Sistem Perhubungan dan Transportasi di Desa
Jens perhubungan meliputi darat, laut, udara maupun postelekomunikasi. Desa-desa di Jawa berhubungan dengan kota
kecamatan, kabupaten, propinsi melalui sarana pengangkutan
jalan raya. Desa-desa diluar Jawa disamping melaui jalan raya
ada beberapa desa dengan melalui sungai, kapal ferry dan
pesawat terbang bagi desa terpencil. Kondisi lalu lintas di desa
berbeda-beda, desa yang kondisi lalu lintasnya yang tidak baik
dapat menimbulkan:
a. Pengiriman hasil bumi ke kota terhambat, sehingga menimbulkan
pembusukan.
b. Hubungan produsen dan konsumen terputus.
c. Hubungan pemerintahan pusat dengan desa terhambat.
d. Komunikasi desa dengan kota terputus.
Geografi SMA K - 6
88
Faktor yang mempengaruhi perhubungan dan transportasi adalah:
a. Topografi
Pedesaan yang topografinya kasar berupa pegunungan, berbukit maka
pembuatan sarana perhubungan dan transportasi lebih sulit dibandingkan
dengan pedesaan yang topografinya datar atau rata.
b. Letak desa
Pedesaan yang terletak di pedalaman dan terpencil sulit komunikasi dan
pengangkutan barang antar desa atau desa dengan kota. Sedangkan pedesaan
yang berdekatan dengan kota sarana perhubungan dan pengangkutan mudah
dan lancer.
c. Fungsi desa terhadap daerah sekelilingnya
Desa sebagai hinterland yang berfungsi pemberi tenaga kerja, bahan makanan,
dan material lainnya. Pedesaan yang fungsinya terhadap kota semakin besar
sarana perhubungan dan pengangkutan semakin mudah dan lancer demikian
juga sebaliknya.
3. Fungsi dan Potensi Desa
Dalam hubungannya dengan kota, maka desa yang merupakan
hinterland atau daerah dukung berfungsi sebagai suatu daerah pemberi bahan
makan lain seperti kacang, kedelai, buah-buahan, dan bahan makanan lain ang
berasal dari hewan.
Desa ditinjau dari sudut potensi ekonomi berfungsi sebagai lumbung
bahan mentah (raw material) dan tenaga kerja (man power) yang tidak kecil
artinya.
Dari segi kegiatan kerja (occupation) desa dapat merupakan desa
agraris, desa manufaktur, desa industri, desa nelayan dan lain sebagainya.
Menurut Sutopo Yuwono: salah satu peranan pokok desa terletak di
bidang ekonomi. Daerah pedesaan merupakan tempat produksi pangan dan
produksi komoditi ekspor. Peranan yang vital menyangkut produksi pangan yang
akan menentukan tingkat kerawanan dalam rangka pembinaan ketahanan
nasional. Oleh karena itu, peranan masyarakat pedesaan dalam mencapai
sasaran swasembada pangan adalah penting sekali, bahkan bersifat vital.
Masyarakat desa perkebunan adalah produsen komoditi untuk ekspor. Peranan
mereka untuk meningkatkan volume dan kualitas komoditi seperti kelapa sawit,
lada, kopi, teh, karet tidak kalah pentingnya dilihat dari segi usaha untuk
Geografi SMA K - 6
89
meningkatkan ekspor dan meningkatkan ekspor dan memperoleh devisa yang
diperlukan sebagai dana guna mempercapat proses pembangunan. Peningkatan
hasil dari ekspor komoditi nonminyak berarti mengurangi ketergantungan dari
hasil ekspor minyak, yang pada gilirannya akan memperkuat ketahanan ekonomi
dalam rangka pembinaan ketahanan nasional.
Demikian pula sama pentingnya peranan dari masyarakat desa pantai sebagai
produsen bahan pangan protein tinggi. Peranan mereka perlu ditingkatkan dan
dibina sedemikian rupa oleh yang berwenang, sehingga hasil usaha mereka
berupa ikan dan udang tidak hanya melayani kebutuhan konsumsi dalam negeri,
tetapi juga untuk ekspor.
Untuk hal tersebut perlu meninjau potensi desa yang ada, agar pengembangan
desa dapat serasi dengan kondisi desa. Oleh karena itu juga desa mempunyai
potensi fisis dan potensi nonfisis.
Potensi Fisis meliputi antara lain:
(1) Tanah, dalam arti sumber tambang dan mineral, sumber tanaman
yang merupakan sumber mata pencaharian dan penghidupan.
(2) Air, dalam arti sumber air, keadaan atau kualitas air dan tata airnya
untuk kepentingan irigasi, pertanian dan keperluan sehari-hari.
(3) Iklim, yang merupakan peranan penting bagi desa agraris.
(4) Ternak, dalam artian fungsi ternak di desa sebagai sumber tenaga,
sumber bahan makan dan sumber keuangan.
(5) Manusia, dalam arti tenaga kerja sebagai pengolah tanah dan
sebagai produsen. Tenaga kerja di desa merupakan suatu unsur
penting.
Potensi nonfisis meliputi antara lain:
(1) Masyarakat desa yang hidup berdasarkan gotong royong dan dapat
merupakan suatu kekuatan berproduksi dan kekuatan membangun
atas dasar kerjasama dan saling pengertian.
(2) Lembaga-lembaga sosial, pendidikan dan organisasi-organisasi
sosial desa yang dapat memberikan bantuan sosial serta bimbingan
dalam arti positif.
(3) Aparatur atau pamong desa yang menjadi sumber kelancaran dan
tertibnya pemerintahan desa.
Geografi SMA K - 6
90
A. Bentuk dan Pola Desa
Bentuk-bentuk desa secara sederhana dapat dikemukakan sebagai berikut:
a. Bentuk desa menyusur sepanjang pantai
Gambar 1 : Bentuk Desa Pantai
Di daerah-daerah pantai yang landai dapat tumbuh suatu permukiman, yang
mata pencaharian penduduknya di bidang perikanan, perkebunan kelapa dan
perdagangan. Jika desa pantai seperti ini berkembang, maka tempat tinggal
meluas dengan cara menyambung yang lama dengan menyusur pantai, sampai
bertemu dengan desa pantai lainnya. Adapun pusat-pusat kegiatan industri kecil
(perikanan dan pertanian) tetap dipertahankan di dekat tempat tinggal penduduk
semula.
b. Bentuk desa yang terpusat
Geografi SMA K - 6
91
Gambar 2 : Bentuk Desa Terpusat/Pegunungan
Ini kedapatan di daerah pegunungan. Penduduk umumnya terdiri atas mereka
yang
seketurunan,
pemusatan
tempat
tinggal
tersebut
didorong
oleh
kegotongroyongan mereka, jika jumlah penduduk kemudian bertambah lalu
pemekaran desa pegunungan itu mengarah ke segala arah, tanpa adanya
rencana. Sementara itu pusat-pusat kegiatan pendudukpun dapat bergeser
mengikuti pemekaran.
c. Bentuk
desa
linier
di
dataran
rendah
Gambar 3 : Bentuk Desa Dataran Rendah
Geografi SMA K - 6
92
Permukiman penduduk di dataran rendah umumnya memanjang sejajar dengan
rentangan jalan raya yang menembus desa setempat. Jika kemudian secara
wajar artinya tanpa direncanakan desa mekar, tanah pertanian di luar desa
sepanjang jalan raya menjadi permukiman baru. Memang adakalanya juga
pemekaran kearah pedalaman sebelah menyebelah jalan raya. Maka kemudian
harus dibuatkan jalan baru mengelilingi desa, jadi semacam ring road dengan
maksud agar kawasan pemukiman baru tidak terpencil.
d. Bentuk desa yang mengelilingi fasilitas tertentu
Jenis ini juga terdapat di dataran rendah. Yang dimaksud dengan fasilitas
misalnya mata air, waduk, lapangan terbang dan lain sebagainya. Arah
pemekarannya dapat ke segala jurusan, sedang fasilitas-fasilitas untuk industri
kecil dapat disebarkan dimana-mana sesuai dengan keinginan setempat.
Disamping adanya berbagai bentuk desa masih ada pula yang disebut pola desa.
Tentang hal ini menurut Bintarto (1977:32), mengemukakan adanya enam pola
dengan perincian: memanjang jalan, memanjang sungai, radial, tersebar,
memanjang pantai, memanjang pantai dan sejajar jalan kereta api.
B. Pengertian Kota
Istilah kota dan daerah perkotaan ada dua pengertian yaitu: kota untuk city dan
daerah kota disebut Urban (perkotaan) artinya suatu bentuk aglomerasi
penduduk yang memiliki suasana kehidupan dan penghidupan modern. Kota di
Indonesia terdiri dari kota Propinsi, kota Kabupaten dan Kecamatan. Besar
kecilnya kota banyak dipengaruhi urbanisasi. Kota-kota tersebut ada yang
pertumbuhannya cepat sehingga menjadi kota besar, seperti Jakarta, Surabaya,
Semarang, Bandung, Makasar, Medan sedangkan proses urbanisasinya lebih
kecil menjadi kota kecil seperti Kabupaten.
Menurut Bintarto (1983:36), mengatakan bahwa “dari segi geografi, kota dapat
diartikan sebagai suatu sistem jaringan kehidupan manusia yang ditandai dengan
kepadatan penduduk yang tinggi dan diwarnai dengan strata sosial-ekonomi
yang heterogen dan coraknya yang materialistis, atau dapat pula diartikan
sebagai bentang budaya yang ditimbulkan oleh unsur-unsur alami dan nonalami
dengan gejala-gejala pemusatan penduduk yang cukup besar dengan corak
kehidupan yang bersifat homogeny dan materialistis dibandingan dengan daerah
belakangnya”
Geografi SMA K - 6
93
Dari fakta, kota merupakan tempat bermukim warga kota, tempat bekerja, tempat
hidup dan tempat rekreasi. Oleh karena itu, kelangsungan dan kelestarian kota di
dukung oleh prasarana dan sarana yang memadai untuk waktu yang selama
mungkin.
1. Kota-kota di Indonesia berdasarkan sejarah pertumbuhannya
Menurut sejarah pertumbuhannya, kota-kota di Indonesia tidak sama, ada yang
berasal dari pusat perdagangan, pusat perkebunan, pusat pertambangan, dan
pusat administrasi pemerintahan.
a) Perkembangan kota dari pusat perdagangan
Hampir seluruh kota yang didirikan sebelum zaman industri dan mesin, terletak
dipinggir
sungai
atau
pinggir
pantai.
Tujuan
utamanya
adalah
untuk
mempermudah pemasaran dan tukar-menukar barang dagangan. Kota-kota
tersebut antara lain Jakarta, Palembang, Jambi, Bagansiapiapi, Pontianak,
Banjarmasin, Samarinda, dan sebagainya. Semakin maju dan terbukanya
perdagangan dengan daerah-daerah lain, kota-kota di tepi pantai dan di pinggir
sungai tersebut semakin berkembang pesat.
b) Perkembangan kota dari pusat perkebunan
Usaha perkebunan sering disebut pertanian besar, sebab tanamannya
diselenggarakan secara besar-besaran. Jenis tanaman yang ditanam adalah
jenis tanaman musiman, seperti tembakau, tebu, dan tanaman tahunan seperti
karet, kopi, teh, kina, dan kelapa sawit. Perkebunan bertujuan menghasilkan
barang, baik untuk dikonsumsi oleh rakyat maupun untuk diekspor. Usaha
perkebunan memerlukan tanah yang luas dan cukup subur dengan curah hujan
dan iklim yang sesuai dengan tanamannya. Di samping itu usaha perkebunan
banyak memerlukan tenaga kerja, oleh sebab itu daerah perkebunan selalu
didatangi tenaga kerja. Para pekerja tersebut akhirnya bertempat tinggal di
daerah sekitar perkebunan. Banyaknya penduduk di sekitar perkebunan akhirnya
berkembang menjadi desa dan bila perkembangannya pesat akan menjadi
wilayah kota. Kota-kota di Indonesia .yang berkembang dari per-luasan
perkebunan, antara lain Pematangsiantar, Bengkulu, Lampung, Bogor, Sabang,
dan sebagainya.
c) Perkembangan kota dari pusat pertambangan
Geografi SMA K - 6
94
Usaha pertambangan juga banyak memerlukan tenaga kerja, oleh sebab itu
daerah pertambangan juga banyak didatangi tenaga kerja. Para pekerja tersebut
akhirnya juga bertempat tinggal di daerah sekitar pertambangan. Banyaknya
penduduk di sekitar pertambangan berkembang menjadi desa dan akhirnya bila
perkembangannya pesat akan menjadi wilayah kota. Kota-kota di Indonesia yang
berkembang dari perluasan pertambangan antara lain Plaju, Dumai, Langkat,
Tarakan, Kutai, Bontang, Umbilin, Sawahlunto, Tanjung Enim, Bukit Asam,
Wonokromo, Cepu, dan sebagainya,
d) Perkembangan kota dari pusat administrasi pemerintahan
Perkembangan kota dari pusat administrasi pemerintahan, kemajuannya banyak
tergantung pada campur tangan para penguasa atau pemerin-tah, misalnya kota
Jakarta
dan
Yogyakarta.
Perkembangan
kota
dari
unsur
campuran
Perkembangan kota dari unsur campuran, mak-sudnya perkembangan kota
tersebut bukan hanya satu aspek tetapi beberapa aspek yang sama-sama
mempengaruhi baik dari pemerintahan, perekono-mian, perdagangan, lokasi,
dan sebagainya. Di Indonesia perkembangan kota dari unsur campuran misalnya
Jakarta, Surabaya, Ujungpandang, Semarang, Medan, dan sebagainya.
Berdasarkan jumlah penduduknya, kota dapat dibedakan dalam tiga golongan
sebagai berikut:
(1) Kota kecil yaitu kota yang berpenduduk antara 20.000-100.000 jiwa.
(2) Kota besar atau kota madya yaitu kota yang berpenduduk di antara 100.000 1.000.000 jiwa.
(3) Kota metropolitan yaitu kota yang berpenduduk lebih dari 1.000.000 jiwa.
(4) Wilayah kota megalopolis dan ekumenopolis
Istilah megalopolis berasal dari seorang geograf bernama Gottmann untuk
menyebutkan gabungan raksasa metropolis-metropolis seperti yang terdapat di
Amerika Serikat, Eropa Barat Laut, dan Jepang. Penggabungan itu didefinisikan
sebagai situasi konsentrasi penduduk yang berjumlah lebih dari 25 juta jiwa yang
erat jalinannya, berdesak-desakan di kota untuk mencari nikmat hidup perkotaan.
Megalopolis di Amerika Serikat panjangnya mencapai 650 km (dari Washington
ke Boston), di Eropa Barat Laut mencapai 825 km (dari London ke Hamburg),
dan di Jepang mencapai 480 km (dari Tokyo ke Osaka).
Di negara-negara sedang berkembang karena lokasi metropolisnya tersebar
berjauhan, kemungkinan yang terjadi adalah ekumenopolis. Polanya, satu
Geografi SMA K - 6
95
metropolis dikerumuni kota-kota besar-kecil yang tersebar di daerah agraris. Di
Jawa, kota Jakarta merupakan satu-satunya kota metropolis.
Indonesia sebagai negara berkembang mulai memberangkatkan dirinya ke era
industrialisasi dengan mendasarkan diri pada kekuatan yang berimbang antara
sector industri dan pertanian. Cepatnya pertumbuhan industri di daerah
perkotaan ternyata menimbulkan ketimpangan dalam distribusi pertambahan
penduduk antara kota dan desa. Jika dilihat dari kondisi pertumbuhan penduduk
di Indonesia, pertambahan penduduk di daerah perkotaan sangat mencolok bila
dibandingkan dengan tingkat pertambahan penduduk di daerah pedesaan.
C. Struktur Ruang Kota
Dilihat dari sejarah, maka kota pada hakekatnya lahir dan berkembang dari suatu
wilayah pedesaan. Akibat tingginya pertumbuhan penduduk yang diikuti oleh
meningkatnya kebutuhan (pangan, sandang dan perumahan) dan pesatnya ilmu
pengetahuan dan teknologi (iptek) ciptaan manusia, maka bermunculan
pemukiman-pemukiman baru. Selanjutnya, akan diikuti oleh fasilitas-fasilitas
sosial seperti pasar, pertokoan, rumah sakit, perkantoran, sekolah, tempat
hiburan, jalan-jalan raya, terminal, industri dan lain sebagainya, hingga
terbentuklah suatu wilayah kota. Mengingat lengkapnya fasilitas-fasilitas sosial
yang dimiliki, maka kota merupakan daya tarik bagi penduduk yang tinggal di
desa untuk berdatangan, bahkan sebagian diantaranya tinggal di wilayah kota.
Kota dapat dipandang sebagai suatu wilayah di permukaan bumi yang sebagian
besar arealnya terdiri atas benda-benda hasil rekayasa dan budaya manusia,
serta tempat pemusatan penduduk yang tinggi dengan sumber mata pencaharian
di luar sector pertanian. Pengertian tersebut juga berarti suatu kota dicirikan oleh
adanya prasarana perkotaan, seperti bangunan yang besar-besar bagi
pemerintahan, rumah sakit, sekolah, pasar, taman dan alun-alun yang luas serta
jalan aspal yang lebar-lebar.
Untuk lebih memahami pengertian kota, perhatikan beberapa definisi kota
menurut pandangan para ahli. Menurut Bintarto, kota adalah sebuah bentang
budaya yang ditimbulkan oleh unsur-unsur alamiah dan non alami dengan gejalagejala pemusatan penduduk yang cukup besar dan corak kehidupan yang
bersifat heterogen dan materialistis dibandingkan dengan daerah belakangnya.
Pendapat ahli lainnya seperti yang dikemukakan Dickinson, kota adalah suatu
pemukiman yang bangunan rumahnya rapat dan penduduknya bernafkah bukan
Geografi SMA K - 6
96
pertanian. Sedangkan Ray Northam, menyebutkan bahwa kota adalah suatu
lokasi dimana kepadatan penduduk lebih tinggi dibandingkan dengan populasi,
sebagian besar penduduk tidak bergantung pada sektor pertanian atau aktivitas
ekonomi primer lainnya, dan pusat kebudayaan administratif dan ekonomi bagi
wilayah di sekitarnya.
Selanjutnya, Peraturan Menteri Dalam Negeri RI No. 4 tahun 1980 menyebutkan
bahwa kota dapat dibagi ke dalam dua pengertian, yaitu pertama, kota sebagai
suatu wadah yang memiliki batasan administratif sebagaimana diatur dalam
perundang-undangan.
Kedua, kota sebagai suatu lingkungan kehidupan perkotaan yang mempunyai ciri
non agraris, misalnya ibukota kabupaten, ibukota kecamatan, dan berfungsi
sebagai pusat pertumbuhan dan pemukiman.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas kaitannya dengan pusat kegiatan,
maka kota merupakan daerah pusat keramaian karena di dalamnya berbagai
pusat kegiatan manusia (di luar pertanian) terdapat di sini, seperti pusat industri
baik industri besar sampai industri kecil, pusat perdagangan mulai dari pasar
tradisional sampai regional dan pusat pertokoan, pusat sektor jasa dan
pelayanan
masyarakat
seperti
rumah
sakit,
pusat
pendidikan,
pusat
pemerintahan, pusat hiburan dan rekreasi, dan lain sebagainya adalah untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat kota itu sendiri dan daerah-daerah di
sekitarnya.
Karena
menjadikannya
lengkapnya
sebagai
tempat
fasilitas
pemusatan
yang
disediakan
penduduk.
oleh
Sehingga
kota
dalam
kehidupan sehari-harinya kota sangat sibuk dan merupakan suatu kekomplekan
yang khusus.
Berbicara tentang kota sebagai pusat kegiatan, ada yang dinamakan inti kota
atau pusat kota (core of city) merupakan pusat dari kegiatan ekonomi, kegiatan
politik, kegiatan pendidikan, kegiatan pemerintahan, kegiatan kebudayaan dan
kegiatankegiatan lainnya. Karena itu, daerah seperti ini dinamakan Pusat
Daerah Kegiatan (PDK) atau Central Business Districts (CBD). PDK
berkembang dari waktu ke waktu sehingga meluas ke arah daerah di luarnya,
daerah ini disebut Selaput Inti Kota (SIK). Adapun jenis kegiatan ekonomi di
kota pada dasarnya terdiri dari:
Geografi SMA K - 6
97
1) kegiatan ekonomi dasar (basic activities) yang membuat dan menyalurkan
barang dan jasa untuk keperluan luar kota atau ekspor. Barang dan jasa tersebut
berasal dariindustri, perdagangan, rekreasi dan sebagainya.
2) kegiatan ekonomi bukan dasar (non basic activities) yang memproduksi dan
mendistribusi barang dan jasa untuk keperluan penduduk kota sendiri. Kegaitan
ekonomi dasar merupakan hal penting bagi suatu kota, yaitu merupakan dasar
agar kota dapat bertahan dan berkembang. Adanya pengelompokan dan
penyebaran jenis-jenis kegiatan di kota sangat bergantung pada beberapa faktor
yang meliputi:
a. ketersediaan ruang di dalam kota
b. jenis-jenis kebutuhan dari warga kota
c. tingkat teknologi yang diserap
d. perencanaan kota dan
e. faktor-faktor geografi setempat
Pusat-pusat kegiatan di kota sering mengalami perubahan daya tarik. Keadaan
ini sebagai akibat dari pasang surutnya penduduk serta perkembangan kotanya
sendiri. Keramaian yang ada di kota tergantung pada beberapa faktor, antara
lain:
a. kemampuan daya tarik dari bangunan dan gedung-gedung tempat
menyalurkan kebutuhan sehari-hari
b. tingkat kemakmuran warga kota dilihat dari daya belinya
c. tingkat pendidikan dan kebudayaan yang cukup baik
d. sarana dan prasarana dalam kota yang memadai
e. pemerintahan dan warga kota yang dinamis.
Mengingat fungsi kota sebagai pusat dari segala kegiatan manusia dan suatu
kekomplekan khusus, maka penataan ruangnya selain harus tersedia juga harus
melalui
suatu
perkembangannya
perencanaan
teratur,
yang
tidak
matang
semrawut,
agar
dan
pertumbuhan
tidak
dan
menimbulkan
permasalahan di kemudian hari. Penataan ruang kota yang baik, harus
didasarkan pada kondisi fisik setempat, pemerintah kota sebagai pengatur
kebijakan, dan tingkat perekonomian serta kebutuhan penduduk terhadap
fasilitas kota. Fasilitas-fasiltas yang harus ada dalam tata ruang kota diantaranya
sebagai berikut.
Geografi SMA K - 6
98
a. untuk perkantoran, pemukiman, pendidikan, pasar, pertokoan, bioskop, rumah
sakit, dan sebagainya;
b. untuk jalur-jalur jalan yang menghubungkan kota dengan tempat-tempat lain
diluarnya berupa jalan kabupaten, jalan propinsi dan jalur-jalur jalan dalam kota
yang berfungsi seperti urat nadi dalam tubuh manusia yaitu mensuplai segala
kebutuhan ke setiap sudut kota;
c. taman-taman kota, alun-alun, taman olahraga, taman bermain dan rekreasi
keluarga;
d. areal parkir yang luas dan memadai.
Tempat-tempat tersebut selain harus layak, mudah dijangkau, juga harus
memikirkan kemungkinan pengembangannya. Pertumbuhan dan perkembangan
kota sangat dipengaruhi oleh berbagai factor alamiah dan faktor sosial wilayah,
serta kebijakan pemerintah. Faktor alamiah yang mempengaruhi perkembangan
kota antara lain lokasi, fisiografi, iklim dan kekayaan alam yang terkandung di
daerah tersebut. Termasuk dalam faktor sosial diantaranya kondisi penduduk
dan fasilitas sosial yang ada. Adapun kebijakan pemerintah adalah menyangkut
penentuan lokasi kota dan pola tata guna lahan di wilayah perkotaan tersebut.
Lokasi kota yang strategis cenderung mengalami perkembangan yang lebih
cepat, apalagi didukung oleh kekayaan alam yang memadai, berada di pusat
kawasan hinterland yang potensial, sehingga penggunaan lahannya akan lebih
bervariasi. Kota yang memiliki bentuk morfologi pedataran memungkinkan
perkembangan yang lebih cepat dibandingkan kota yang berada di daerah
perbukitan. Pemerintah sebagai pengambil kebijakan dalam membuat aturan
penggunaan lahan, mana kawasan yang boleh dan tidak boleh dikembangkan.
Semakin tinggi tingkat ekonomi dan kebutuhan warga kota akan fasilitas kota
maka semakin beragam penggunaan tanah di kota. Kenampakan penggunaan
ruang perkotaan adalah keanekaragaman fungsi tanah sebagai cerminan dari
keanekaragaman kebutuhan warga kota terhadap berbagai jenis fasilitas
kehidupan. Penggunaan tanah akan menjadi salah satu karakter kota, sebagai
hasil perpaduan antara kondisi fisik seperti topografi, morfologi, hidrografi, dan
kondisi sosial seperti sejarah, ekonomi warga kota, budaya, pemerintah dan
keterbukaan kota terhadap daerah lainnya. Segmentasi ruang dalam kota sangat
tergantung kepada: lokasi kota, karakteristik fisik, kebijakan penggunaan lahan,
dan kondisi sosial ekonomi penduduk. Pengunaan tanah di kota, umumnya dapat
Geografi SMA K - 6
99
dilihat dari kenampakan-kenampakan yang ada. Karena kota merupakan pusat
dari segala kegiatan manusia, sehingga penggunaan tanahnya jauh lebih
beragam dibandingkan dengan di desa. Semua kegiatan ekonomi kota
memerlukan tanah. Dengan demikian, sebagian besar dari tanah di kota
digunakan untuk kegiatan industri dan jasa, disamping untuk tempat tinggal.
Berhubungan dengan hal tersebut, fungsi kota adalah sebagai pusat pelayanan
(misalnya perdagangan) dan industri. Kegiatan industri yang ada di perkotaan
meliputi industri besar, industri menengah dan industri kecil (home industries).
Tanah yang digunakan untuk industri adalah sebagai tempat bekerja (pabrik),
gudang, rumah karyawan, dan lain-lain. Struktur ruang kota dapat diukur
berdasarkan kerapatan bruto dan kerapatan netto. Kerapatan bruto bagi industri
adalah ukuran yang meliputi bangunan gudang, tempat parkir, tempat bongkar
muat, rel kereta api dan jalan di dalam kawasan pabrik, ruang terbuka (taman),
ruang yang belum terpakai, dan sebagainya. Sedangkan kerapatan netto bagi
industri adalah ukuran yang hanya meliputi bangunan pabrik, gudang, tempat
parkir dan tempat bongkar muat saja. Kedua ukuran ini digunakan untuk
menganalisis penggunaan tanah yang sedang berlaku; untuk perencanaan, akan
lebih mudah jika hanya digunakan kerapatan bruto yaitu untuk tanah yang
kosong. Sebagai contoh adalah standar luas (netto) untuk kegiatan industri
umumnya di Amerika Serikat sekitar 47-75 orang per hektar, dan di Inggris 75
orang per hektar (Chapin, 1972). Selain industri, penggunaan tanah di kota
adalah jasa. Perusahaan jasa maupun instansi yang menggunakan tanah terdiri
dari lalu lintas (jalan, rel kereta api, stasion, terminal, dan sebagainya),
perdagangan (toko, warung, pasar, gudang, dan sebagainya), pendidikan dan
agama
(sekolah,
museum,
universitas,
kebun
binatang,
perpustakaan,
madrasah, mesjid dan tempat peribadatan lain, kuburan, dan sebagainya)
kesehatan (rumah sakit, puskesmas, klinik, balai kesehatan, dan sebagainya)
rekreasi
(lapangan
olahraga,
taman,
gedung
kesenian,
bioskop,
dan
sebagainya), pemerintahan dan pertahanan (asrama, tempat latihan, dan
sebagainya). Penggunaan tanah di kota untuk jasa juga diperlukan standar luas
seperti halnya dalam industri. Adanya berbagai fasilitas dan beragamnya
aktivitas masyarakat kota, telah membentuk struktur kota yang berbeda dengan
struktur di desa. Menurut Johara (1986), segala yang dibangun di daerah kota,
baik oleh alam seperti bukit, gunung dan sebagainya, maupun oleh manusia
Geografi SMA K - 6
100
seperti gedung-gedung, rumah, pabrik dan sebagainya, biasanya yang tersembul
dari permukaan bumi dianggap sebagai suatu struktur ruang kota. Struktur ruang
wilayah perkotaan, baik di negara kita maupun di negara-negara lain ternyata
memperlihatkan bentuk-bentuk tertentu. Contohnya di Indonesia khususnya di
Pulau Jawa, hampir semua kota di pusatnya selalu ada Alun-alun, mesjid agung,
penjara,
pamong
praja
atau
kantor
pemerintahan,
dan
pertokoaan.
Perkembangan kota dapat dipengaruhi oleh berbagai rintangan alam seperti
pegunungan, perbukitan, lembah sungai dan lain-lain, dalam perkembangannya
akan selalu menyesuaikan diri dengan keberadaan fisik wilayahnya sehingga
kota berbentuk tidak teratur dan menimbulkan kesan sebagai kota yang tidak
terencana. Banyak para ahli telah berusaha mengadakan penelitian mengenai
struktur ruang kota yang ideal. Diantaranya adalah teori memusat (konsentris)
menurut Ernest W. Burgess (1929) yang meneliti struktur kota Chicago. Teori
konsentris menyatakan daerah kekotaan dapat dibagi dalam enam zone, yaitu:
1. Zone pusat daerah kegiatan (PDK/CBD), terdapat pusat pertokoan besar
(Dept. Store), gedung perkantoran yang bertingkat, bank, museum, hotel,
restoran dan sebagainya.
2. Zone peralihan atau zone transisi, merupakan daerah yang terikat dengan
pusat daerah kegiatan.
Penduduk zone ini tidak stabil, baik dilihat dari tempat tinggal maupun sosial
ekonominya. Dikategorikan sebagai daerah berpenduduk miskin. Dalam rencana
pengembangan kota daerah ini diubah menjadi lebih baik untuk komplek industri
manufaktur, perhotelan, tempat parkir, gudang, apartemen, dan jalan-jalan utama
yang menghubungkan inti kota dengan daerah luarnya. Pada daerah ini juga
sering ditemui daerah slum atau daerah pemukiman penduduk yang kumuh.
3. Zone permukiman klas proletar, perumahannya sedikit lebih baik. Didiami oleh
para pekerja yang berpenghasilan kecil atau buruh dan karyawan kelas bawah,
ditandai oleh adanya rumah-rumah kecil yang kurang menarik dan rumah-rumah
susun sederhana yang dihuni oleh keluarga besar. Burgess menamakan daerah
ini sebagai workingmen’s homes.
4. Zone pemukiman kelas menengah (residential zone), merupakan komplek
perumahan para karyawan kelas menengah yang memiliki keahlian tertentu.
Rumah rumahnya lebih baik dibandingkan daerah klas ploretar.
Geografi SMA K - 6
101
5. Zone penglaju (commuters), merupakan daerah yang memasuki daerah
belakang (hinterland) atau merupakan daerah batas desa-kota. Penduduknya
bekerja di kota dan tinggal di pinggiran kota. Model konsentrik jarang terjadi
secara ideal. Adapun model yang paling mendekati terhadap struktur ini adalah
kota-kota pelabuhan di negara barat seperti kota Chicago, Calcuta, Adelaide dan
Amsterdam.
Gambar Pola keruangan kota menurut Burgess
Selain teori konsentris, juga terdapat teori sektoral (sector theory) menurut
Homer Hoyt (1930). Menurut teori ini struktur ruang kota cenderung berkembang
berdasarkan sektor-sektor daripada berdasarkan lingkaran-lingkaran konsentrik.
PDK atau CBD terletak di pusat kota, namun pada bagian lainnya berkembang
menurut sektor-sektor yang bentuknya menyerupai irisan kue bolu. Hal ini dapat
terjadi akibat dari faktor geografi seperti bentuk lahan dan pengembangan jalan
sebagai sarana komunikasi dan transportasi. Menurut Homer Hoyt, kota tersusun
sebagai berikut:
1. pada lingkaran dalam terletak pusat kota (CBD) yang terdiri atas:
bangunanbangunan kantor, hotel, bank, bioskop, pasar dan pusat perbelanjaan.
2. pada sektor tertentu terdapat kawasan industri ringan dan perdagangan.
3. dekat pusat kota dan dekat sektor di atas, yaitu bagian sebelah
menyebelahnya terdapat sektor murbawisma, yaitu tempat tinggal kaum murba
atau kaum buruh.
4. agak jauh dari pusat kota dan sektor industri serta perdagangan, terletak
sector madyawisma.
1. lebih jauh lagi terdapat sektor adiwisma, yaitu kawasan tempat
tinggal golongan atas.
Geografi SMA K - 6
102
Gambar Pola keruangan kota menurut Homer Hoyt
Teori lainnya mengenai struktur ruang kota adalah Teori Inti Berganda (multiple
nuclei)dari C.D Harris dan E.L. Ullman (1945). Teori ini merupakan bentuk
kritikan terhadap teori konsentrik-nya Burgess, dimana pola keruangannya tidak
konsentris dan seolah-olah merupakan inti yang berdiri sendiri.
Struktur ruang kota tidaklah sesederhana dalam teori konsentris karena
sebenarnya tidak ada urutan-urutan yang teratur, sebab dapat terjadi dalam
suatu kota dimana terdapat tempat-tempat tertentu yang berfungsi sebagai inti
kota dan pusat pertumbuhan baru. Keadaan tersebut telah menyebabkan adanya
beberapa inti dalam suatu wilayah perkotaan, misalnya: komplek atau wilayah
perindustrian, pelabuhan, komplek perguruan tinggi, dan kota-kota kecil di sekitar
kota besar.
Gambar Pola keruangan kota menurut Teori Inti Ganda
Struktur ruang kota menurut teori inti berganda, adalah sebagai berikut:
1. pusat kota atau CBD.
2. kawasan niaga dan industri ringan.
3. kawasan murbawisma, tempat tinggal berkualitas rendah.
4. kawasan madyawisma, tempat tinggal berkualitas menengah.
5. kawasan adiwisma, tempat tinggal berkualitas tinggi.
6. pusat industri berat.
7. pusat niaga/perbelanjaan lain di pinggiran.
8. upakota, untuk kawasan madyawisma dan adiwisma.
9. upakota (suburb) kawasan industri.
Selain teori-teori di atas masih banyak teori lainnya yang mengatur tentang
struktur ruang kota. Pada intinya teori-teori ini hanya merupakan usaha
Geografi SMA K - 6
103
pendekatan akademis terhadap proses dan pola perkembangan daerah
kekotaan.
2. Pemekaran Fisik Kota
Di kota-kota yang sudah maju, kota tidak hanya meluas secara mandatar tetapi
juga menegak. Gedung-gedung bertingkat merupakan ciri-ciri khas untuk kota
yang modern.
Masalah-masalah yang ditimbulkan sebagai akibat pemekaran kota adalah
masalah perumahan, masalah sampah, masalah dibidang kelalulintasan,
masalah kekurangan gedung sekolah, masalah terdesaknya daerah persawahan
di perbatasan luar kota dan masalah administrative pemerintahan. Masalahmasalah yang banyak ini kemudian mendesak para perencana dan pengatur
kota untuk segera dapat mengatasi masalah-masalah tersebut.Masalah yang
bersifat fisis ini ternyata juga bersangkut paut dengan masalah sosial ekonomi.
Kurangnya daya tampung perumahan bagi penduduk berpenghasilan kecil atau
minim dan bagi para penganggur dari luar kota dapat memperluas
daerah-
daerah alam dan menambah jumlah orang-orang yang disebut gelandangan.
Kemudian timbul dari keadaan tersebut di atas pelbagai bentuk kriminalitas dan
polusi yang sangat mengganggu ketenangan kota. Dengan demikian nampak
bahwa gejala-gejala fisik, sosial, ekonomi yang negatif ini ditimbulkan karena
makin kurangnya daya tampung kota.
Untuk mengatasi pelbagai masalah yang diakibatkan pemekaran kota peranan
aparatur
kota
sangat
menentukan
keberhasilan
program-program
pembangunannya.
Tentu saja segi-segi positif dari adanya perkembangan kota ada, misalnya saja
mudahnya bepergian dengan kendaraan bermotor, mudahnya berhubungan
melalui telepon, mudahnya mendapat hiburan di gedung-gedung bioskop, dan
masih banyak lagi. Pemekaran kota mempunyai arah yang berbeda-beda
tergantung pada kondisi kota dan kondisi sekitarnya. Daerah perbukitan, lautan
dan rintangan-rintangan alam lainnya dapat menghentikan laju pemekaran kota.
Daerah-daerah ini dianggap sebagai ”daerah lemah”
Daerah lemah pemekaran ini merupakan tempat-tempat yang dimana proses
pemekaran kota tidak dapat berkembang atau boleh dikatakan berhenti. Daerahdaerah yang memiliki potensi ekonomi yang baik akan merupakan daerah yang
mempunyai daya tarik yang kuat untuk pemekaran kota.
Geografi SMA K - 6
104
Dari gambar di bawah ini Nampak daya tarik dari luar kota adalah pada daerahdaerah dimana kegiatan ekonomi banyak yang menonjol, yaitu disekitar
pelabuhan impor-ekspor dan disekitar hinterland yang subur.
Geografi SMA K - 6
105
Geografi SMA K - 6
106
Pada gambar (2) nampak bahwa, pusat-pusat kota lain yang mempunyai fungsi
sebagai kota industri dan kota dagang mempunyai daya tarik di bidan usaha.
Disamping itu juga daerah-daerah sekitar atau pusat-pusat rekreasi tidak kalah
pula dalam hal menarik penduduk kota keluar.
Pada gambar (3) menunjukkan bahwa pemekaran kota besar atau kota
metropolitan. Disana-sini juga dapat timbul kota-kota satelit. Tentu saja tidak
hanya kondisi fisis yang berpengaruh dalam hal ini, tetapi juga keuangan negara
dan modal penduduk sangat menentukan cepat lambatnya proses pemekaran.
D. Interaksi Desa-Kota
Pergerakan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain dalam rangka memenuhi
kebutuhan ekonomi dan sosialnya, dapat dievaluasi secara geografi, karena
tingkah laku manusia seperti ini erat hubungannya dengan faktor-faktor geografi
pada ruang bersangkutan. Faktor-faktor tersebut meliputi faktor fisik seperti
bentuk permukaan bumi, elevasi, vegetasi, iklim, dan faktor non fisik, seperti alat
Geografi SMA K - 6
107
transportasi, kegiatan ekonomi, biaya, kondisi jalan dan kondisi sosial
masyarakat setempat. Proses ini mengungkapkan adanya interaksi.
Interaksi antara desa dan kota dapat terjadi karena pelbagai factor atau unsure
yang ada dalam desa, dalam kota dan diantara desan dan kota. Kemajuan
masyarakat desa, perluasan jaringan desa-kota, integrasi atau pengaruh kota
terhadap desa, kebutuhan timbale-balik des-kota telah memacu interaksi desakota secara bertahap dan efektif.
Interaksi desa-kota dapat diartikan sebagai suatu hubungan timbal balik yang
saling berpengaruh antara dua wilayah atau lebih, yang dapat menimbulkan
gejala, kenampakan atau permasalahan baru. Interaksi tidak hanya terbatas
kepada gerak pindah manusianya, melainkan juga menyangkut barang dan
informasi yang menyertai tingkah laku manusia.
1. Mengenai zone-zone kota-desa yang dapat menimbulkan pelbagai ujud
interaksi desa-kota
(1)
City diidentikkan dengan kota
(2)
Suburban atau faubourgh adalah area yang lokasinya dekat pada
pusat kota atau inti kota dengan luas yang mencakup daerah
penglaju atau commuters (sub daerah perkotaan).
(3)
Suburban fringe adalah suatu area yang melingkari suburban dan
merupakan daerah peralihan antara kota dan desa.
(4)
Urban fringe adalah semua daerah batas luar kota yang mempunyai
sifat-sifat mirip kota, kecuali inti kota.
(5)
Rural-urban fringe adalah suatu jalur daerah yang terletak antara
daerah kota dan daerah desa yang ditandai dengan penggunaan
anah campuran.
Geografi SMA K - 6
108
City
Sub Urban
Suburban-fringe
Rural-Urban fringe
Rural
Sebagaimana disebutkan di atas, selain pola dan kekuatan interaksi desa-kota
atau antar wilayah sangat dipengaruhi oleh keadaan alam dan sosial daerah
bersangkutan, serta juga kemudahan-kemudahan yang dapat mempercepat
proses hubungan antar wilayah tersebut. Edward Ullman mengemukakan ada
tiga atau antar wilayah 109actor utama yang mendasari atau mempengaruhi
timbulnya interaksi antar wilayah, yaitu sebagai berikut.
2. Wilayah-wilayah yang saling melengkapi (regional complementarity)
Adanya hubungan wilayah yang saling melengkapi dimungkinkan karena adanya
perbedaan wilayah dalam ketersediaan dan kemampuan sumberdaya. Di satu
pihak ada wilayah yang surplus, sedangkan pada wilayah lainnya kekurangan
akan sumberdaya seperti hasil tambang, hutan, pertanian, barang 109actor109y,
dan sebagainya. Keadaan ini mendorong terjadinya interaksi yang didasarkan
saling membutuhkan.
d. Adanya kesempatan untuk saling berintervensi (interventing
opportunity)
Kesempatan berintervensi dapat diartikan sebagai suatu kemungkinan perantara
yang dapat menghambat timbulnya interaksi antar wilayah atau dapat
menimbulkan suatu persaingan antar wilayah. Pada contoh gambar di bawah ini
dijelaskan, bahwa secara potensial antara wilayah A dan B sangat mungkin terjali
hubungan 109actor109 balik, sebab A kelebihan sumberdaya X dan kekurangan
sumberdaya Y, sedangkan keadaan di B adalah sebaliknya. Namun karena
Geografi SMA K - 6
109
kebutuhan masing-masing wilayah itu secara langsung telah dipenuhi oleh
wilayah C, maka interaksi antara wilayah A dan B menjadi lemah. Dalam hal ini
wilayah C berperan sebagai 110actor110y110ve pengganti suatu sumberdaya
bagi wilayah A atau wilayah B.
e. Adanya kemudahan transfer atau pemindahan dalam ruang
(spatial transfer ability)
Faktor lainnya yang mempengaruhi pola interaksi antar wilayah adalah adanya
kemudahan pemindahan dalam ruang, baik proses pemindahan manusia,
barang, maupun informasi. Adanya kemudahan pemindahan dalam ruang sangat
bergantung pada hal-hal berikut:
a. jarak mutlak dan 110actor110y antara tiap-tiap wilayah
b. biaya angkut atau transport untuk memindahkan manusia, barang dan
informasi dari satu tempat ke tempat lain.
f.
kemudahan dan kelancaran prasarana transportasi antar wilayah,
seperti kondisi jalan, relief wilayah, jumlah kendaraan sebagai sarana
transportasi dan sebagainya.
Terdapat
berbagai
konsep
dalam
rangka
analisa
keruangan
untuk
mengungkapkan aspek interaksi antara dua wilayah atau lebih, diantaranya
adalah dengan menggunakan model Gravitasi. Sir Issac Newton telah
menyumbangkan 110acto fisika yang berharga berupa Hukum Gaya Tarik
(Hukum Gravitasi) pada tahun 1687. Dia mengemukakan bahwa tiap massa akan
memiliki gaya tarik terhadap tiap titik di sekitarnya. Karena itu, bila ada dua
massa yang berhadapan satu sama lain, maka kedua massa itu akan saling
menarik. Gaya tarik menarik itu berbanding lurus dengan massa-massanya dan
berbanding terbalik dengan kuadrat jaraknya.
Model tersebut kemudian diterapkan dalam bidang geografi untuk mengukur
kekuatan interaksi keruangan antara dua wilayah atau lebih oleh W.J. Reilly
(1929). Berdasarkan teorinya dikemukakan bahwa kekuatan interaksi antara dua
wilayah atau lebih dapat diukur dengan memperhatikan jumlah penduduk
masing-masing wilayah dan jarak mutlak antara wilayah-wilayah tersebut.
Geografi SMA K - 6
110
d. Aktivitas Pembelajaran
Pembelajaran diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, yaitu
interaksi spasial desa kota
Peserta diminta membaca dan mencermati uraian materi di atas.
e. Latihan/ Kasus /Tugas
Cermati materi interaksi spasial desa kota serta upayakan mendesain
interaksi spasial desa kota yang ada di materi ini.
f. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Setelah kegiatan ini dapat melakukan umpan balik dengan menjawab
pertanyaan di bawah ini
Apa yang saudara pahami dengan materi interaksi spasial desa kota
dalam pelajaran geografi, serta apa rencana tindak lanjut setelah kegiatan
pelatihan ini.
Geografi SMA K - 6
111
F. BAB VI: KERJA SAMA NEGARA MAJU DAN NEGARA BERKEMBANG
3. Kegiatan Belajar 1: Konsepsi Kerja Sama Antar negara
a. Tujuan Pembelajaran
Setelah melakukan kegiatan belajar ini, peserta diklat diharapkan dapat:

Menguraikan pengertian kerja sama antar negara

Membedakan antara negara maju dan negara berkembang

Mengidentifikasi faktor yang mendorong terjadinya kerja sama
antar negara

Menganalisis faktor yang menyebabkan tingginya tingkat kematian
bayi dan ibu melahirkan
b. Uraian Materi
A. Pengertian Kerja Sama Antar negara
Kerja sama antar negara adalah terjalinnya hubungan antara satu
negara dengan negara lainnya melalui kesepakatan untuk mencapai suatu
tujuan. Kerja sama antar negara bentuknya bermacam-macam, mulai kerja
sama ekonomi, perdagangan, politik, hukum, sosial budaya, dan lain-lain.
Dari beberapa macam bentuk tersebut kerja sama bidang ekonomi dan
perdagangan sangat menonjol dilakukan oleh banyak negara.
Kerja sama ekonomi internasional tidak sama dengan perdagangan
internasional. Kerja sama ekonomi internasional mempunyai cakupan yang
lebih luas daripada perdagangan internasional. Dengan demikian kerja sama
ekonomi internasional adalah hubungan antara suatu negara dengan negara
lainnya dalam bidang ekonomi melalui kesepakatan-kesepakatan tertentu,
dengan memegang prinsip keadilan dan saling menguntungkan.
Berdasarkan pengertian kerja sama, maka setiap negara yang
mengadakan kerja sama dengan negara lain pasti mempunyai tujuan. Tujuan
kerja sama antar negara
meliputi untuk menutupi kekurangan di bidang
ekonomi masing-masing negara, meningkatkan taraf hidup manusia,
kesejahteraan,
dan kemakmuran
dunia,
memperluas
hubungan dan
mempererat persahabatan, dan untuk meningkatkan devisa negara.
Geografi SMA K - 6
112
B. Faktor Penyebab Terjadinya Kerja Sama Antar negara
Setiap kerja sama yang dilakukan oleh suatu negara dipengaruhi oleh
berbagai faktor. Faktor-faktor yang memengaruhi dapat didasarkan pada
perbedaan dan persamaan yang dimiliki antar negara.
1. Adanya Perbedaan Antar negara
Kondisi suatu negara tidak akan sama dengan negara lain.
Perbedaan yang mendasar terletak pada kondisi geografis dan potensi
masing-masing negara. Perbedaan inilah yang menjadi faktor penyebab
terjadinya kerja sama antar negara. Berikut adalah perbedaan-perbedaan
yang mendorong kerja sama antar negara.
a. Perbedaan sumber daya alam.
Sumber daya alam yang dimiliki oleh setiap negara berbedabeda baik dari segi jenis dan jumlahnya. Ada negara yang memiliki
sumber daya alam yang melimpah, namun ada juga negara yang
memiliki sedikit sumber daya alam. Contohnya Indonesia yang kaya
akan sumber daya alam berupa bahan baku industri, namun
sebaliknya negara Arab Saudi sedikit menghasilkan bahan baku untuk
industri, padahal kebutuhan mereka akan bahan baku sangat besar.
Dengan demikian negara-negara yang sedikit menghasilkan bahan
baku akan melakukan kerja sama dengan negara yang kaya akan
bahan baku industri, dengan tujuan agar kebutuhan bahan baku dapat
terpenuhi.
b. Perbedaan iklim dan kesuburan tanah.
Perbedaan iklim dan kesuburan tanah antara satu negara
dengan negara lain akan menyebabkan perbedaan jenis tanaman yang
bisa tumbuh. Seperti halnya Indonesia dan beberapa negara lain yang
beriklim tropis, curah hujan yang tinggi, dan lahan yang subur dapat
menanam padi, kopi, teh, karet, dan sebagainya. Sedangkan negaranegara di Eropa yang beriklim sedang tidak cocok untuk jenis tanaman
tersebut, sehingga mereka harus memperolehnya dari negara-negara
yang mempunyai iklim tropis.
c. Perbedaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kemampuan dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi
serta keterampilan antara satu negara dengan negara lain tidak sama.
Geografi SMA K - 6
113
Negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, Eropa Barat, dan
Jerman memiliki kemampuan dalam menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi dibandingkan negara-negara berkembang seperti di Afrika
dan sebagian Asia. Adanya perbedaan tersebut, negara-negara
berkembang dapat melakukan kerja sama dengan negara-negara
maju. Dengan demikian melalui kerja sama ini negara-negara
berkembang dapat meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologinya.
d. Perbedaan ideologi
Perbedaan ideologi antarsuatu wilayah negara dengan negara
lain dapat memicu konflik antar negara
bahkan menjadi konflik
internasional. Untuk meredakan konflik atau ketegangan perlu adanya
kerja sama, sehingga tidak memperbesar konflik yang telah ada.
Misalnya negara seperti Hongkong yang memisahkan diri dengan RRC
yang berideologi komunis, memerlukan kerja sama dalam bidang
politik dengan negara yang berideologi liberal seperti Amerika Serikat.
Hal ini perlu dilakukan agar masalah-masalah yang timbul dapat
diselesaikan di meja perundingan.
2. Adanya Kesamaan Antar negara
Kondisi dan potensi yang dimiliki suatu negara disamping memiliki
perbedaan
dengan negara-negara lain, namun juga memiliki kesamaan-
kesamaan dalam aspek tertentu. Adanya kesamaan kondisi yang dimiliki oleh
dua negara atau lebih, dapat mendorong terjalin kerja sama antar kedua
belah pihak. Berikut ini beberapa kesamaan yang mendorong kerja sama
antar negara.
a. Kesamaan sumber daya alam
Adanya kesamaan sumber daya alam antara beberapa negara
dapat mendorong terbentuknya kerja sama antar negara. Misalnya
beberapa negara penghasil minyak bumi membentuk suatu kerja sama
yang diberi nama OPEC (Organization of Petroleum Exporting Countries).
b. Kesamaan keadaan wilayah (kondisi geografis)
Negara-negara yang terletak di suatu wilayah yang memiliki kondisi
geografis yang sama sering mengadakan kerja sama untuk kepentingan
wilayah dari masing-masing negara anggotanya. Misalnya negara-negara
Geografi SMA K - 6
114
yang terletak di wilayah Asia Tenggara membentuk kerja sama melalui
organisasi ASEAN, dan sebagainya.
c. Kesamaan ideologi
Negara-negara
yang
mempunyai
kesamaan
ideologi
dapat
mendorong suatu negara melakukan kerja sama. Sebagai contoh NATO
(North Atlantic Treaty Organization) adalah kerja sama negara-negara di
Atlantik Utara yang berideologi liberal. Selain itu, negara-negara yang tidak
memihak pada blok Barat ataupun blok Timur membentuk kerja sama
dalam organisasi Nonblok.
d. Kesamaan agama
Adanya persamaan agama juga dapat mendorong beberapa
negara
untuk
bergabung
dalam
suatu
organisasi.
Misalnya
OKI
(Organisasi Konferensi Islam), yaitu kelompok organisasi negara-negara
Islam. Mereka bergabung dalam OKI sebagai respon atas peristiwa
pembakaran Masjid Al Aqsa di Yerusalem yang dilakukan oleh Israel.
C. Negara Maju dan Negara Berkembang
Dalam konteks hubungan
internasional, dikenal dengan istilah
“negara maju” dan “negara berkembang”. Kedua istilah tersebut merupakan
penggolongan negara-negara di dunia berdasarkan kesejahteraan atau
kualitas hidup rakyatnya. Negara maju adalah negara yang rakyatnya
memiliki kesejahteraan atau kualitas hidup yang tinggi. Sedangkan negara
berkembang adalah negara yang rakyatnya memiliki tingkat kesejahteraan
atau kualitas hidup taraf sedang atau dalam perkembangan.
Negara yang digolongkan sebagai negara maju terdapat di benua
Eropa terutama kawasan Eropa Barat serta Amerika (Utara) Misalnya
Belanda, Perancis, Inggris, Amerika Serikat, dan lain-lain. Sedangkan yang
digolongkan negara berkembang terdapat di Benua Asia, Afrika, dan Amerika
Selatan (Latin). Di kawasan Asia terdapat beberapa negara maju seperti
Jepang, Australia, Korea Selatan dan Selandia Baru. Tolok ukur atau
indikator dalam penggolongan negara sebagai negara maju atau negara
berkembang sebagai berikut.
Geografi SMA K - 6
115
1. Pendapatan Perkapita
Pendapatan
perkapita
merupakan
indikator
terpenting
dalam
mengukur tingkat kesejahteraan rakyat suatu negara. Sebuah negara
dikatakan makmur apabila rakyatnya memiliki pendapatan perkapita yang
tinggi. Namun demikian, tingginya pendapatan perkapita bukan penentu
kemakmuran suatu negara. Meskipun negara itu pendapatan perkapitanya
tinggi, namun jika terjadi perang saudara di dalam negara tersebut, maka
tidak dapat disebut sebagai negara makmur/sejahtera. Karena dengan
adanya peperangan banyak menimbulkan kematian, penderitaan, dan rasa
tidak aman.
2. Jumlah Penduduk Miskin
Tingkat kesejahteraan rakyat suatu negara dapat dilihat dari angka
kemiskinannya. Kemiskinan merupakan salah satu indikator kesejahteraan
hidup masyarakat. Suatu negara dikatakan makmur atau sejahtera apabila
rakyatnya yang hidup miskin berjumlah sedikit atau angka kemiskinannya
rendah.
3. Tingkat Pengangguran
Salah satu ciri yang membedakan antara negara maju dan negara
berkembang adalah tingkat pengangguran. Di negara maju umumnya tingkat
penganggurannya rendah. Sebaliknya di negara berkembang biasanya
tingkat penganggurannya tinggi.
4. Angka Kematian Bayi dan Ibu Melahirkan
Salah satu ciri yang membedakan antara negara maju dan negara
berkembang adalah angka kematian bayi dan ibu melahirkan. Di negara maju
umumnya angka kematian bayi dan ibu melahirkan rendah. Hal ini
disebabkan penduduk mampu membeli makanan yang bergizi, mampu
membeli pelayanan kesehatan dan obatobatan yang memadai. Sebaliknya di
negara berkembang angka kematian bayi dan ibu melahirkan relatif tinggi.
Hal ini disebabkan penduduk tidak mampu membeli makanan yang bergizi,
tidak mampu membeli pelayanan kesehatan dan obat-obatan yang memadai,
karena pendapatannya rendah.
5. Angka Melek Huruf
Angka melek huruf menunjukkan jumlah penduduk yang dapat
membaca dan menulis. Melek huruf suatu negara mencerminkan kualitas
Geografi SMA K - 6
116
hidup dan kemakmuran dari warga masyarakatnya. Suatu negara dikatakan
maju apabila angka melek hurufnya tinggi atau angka buta hurufnya rendah.
Selain 5 indikator tersebut di atas, masih terdapat beberapa indikator lain
untuk membedakan negara maju dan negara berkembang. Indikator tersebut
adalah: tingkat pendidikan, usia harapan hidup, pengeluaran untuk kesehatan
dan lain-lain.
D. Ciri-Ciri Negara Maju dan Berkembang
Negara dapat dikategorikan menjadi negara maju atau berkembang.
Dasar pembedanya antara lain adalah pendapatan rata-rata nasional dan
penguasaan teknologi. Ciri-ciri negara maju antara lain dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 1: Perbedaan Ciri Negara Maju dan Berkembang
Aspek Pembeda
Produk Pertanian, peternakan, dan
Negara Maju
Industri dan eksport
perikanan untuk memenuhi
Aktivitas perekonomian,
Negara Berkembang
Keluarga, dan
mayarakat sekitar
Modern
Tradisional
Sangat Cepat
Sangat lambat
Pendapatan rata-rata penduduk
tinggi.
rendah
Pendidikan dan keterampilan
cukup tinggi.
Rata-rata rendah
Sifat kemandirian masyarakatnya
tinggi
rendah
Tingkat ketergantungan pada alam
Rendah
Tinggi
Tingkat petumbuhan penduduknya
Rendah
Tinggi
Angka harapan hidup
Tinggi
Rendah
Intensitas Mobilitas penduduknya
Tinggi
Rendah
penggunaan sarana dan prasarana
Perkembangan IPTEK penunjang
industri
penduduk
Untuk melihat tingkat kemakmuran suatu negara, dapat dilihat dari
aspek kependudukan dan ekonomi negara tersebut. Antara negara maju dan
Geografi SMA K - 6
117
negara berkembang biasanya terdapat keadaan yang bertolak belakang pada
aspek kependudukan dan aspek ekonomi.
Dari data-data di atas dapat kita bandingkan antara keadaan
kependudukan dan ekonomi negara maju dan negara berkembang. Misalnya
pertumbuhan penduduk Belanda 0,3 % per tahun, sedangkan India 1,4 % per
tahun. Angka Harapan hidup di Belanda 78,7 tahun, sedangkan di India 63,5
tahun. Angka kelahiran di Belanda 1,7, sedangkan di India 2,9. Angka
kematian bayi di Belanda 4,8, sedangkan di India 61,6. Pendapatan per
kapita di Belanda 36. 620 US$, sedangkan di India 720 US$. Dari data-data
tersebut dapat disimpulkan bahwa kualitas hidup penduduk di negara maju
seperti Belanda jauh lebih baik daripada kualitas hidup di negara
berkembang seperti India.
Negara maju memiliki pendapatan perkapita relatif lebih tinggi dari
pada negara berkembang. Implikasi dari pendapatan perkapita yang tinggi
adalah kemampuan untuk membeli bahan makanan yang lebih bergizi dan
memadai. Selain itu kemampuan membeli pelayanan kesehatan, obatobatan, pelayanan pendidikan juga lebih baik daripada negara-negara yang
pendapatan perkapitanya rendah.
Negara maju adalah sebutan untuk negara yang menikmati standar
hidup yang relatif tinggi melalui teknologi tinggi dan ekonomi yang merata.
Kebanyakan negara dengan GDP per kapita tinggi dianggap sebagai negara
berkembang. Namun beberapa negara telah mencapai GDP tinggi melalui
eksploitasi
sumber
daya
alam
(seperti
Nauru
melalui
pengambilan
phosphorus) tanpa mengembangkan industri yang beragam dan ekonomi
berdasarkan jasa, negara tersebut tidak dianggap memiliki status 'maju'.
Pengamat dan ilmuwan melihat alasan yang berbeda mengapa
beberapa negara (dan lainnya tidak) menikmati perkembangan ekonomi yang
tinggi.
Banyak
alasan
yang
menyatakan
perkembangan
ekonomi
membutuhkan kombinasi perwakilan pemerintah (atau demokrasi), sebuah
model ekonomi pasar bebas, dan sedikitnya atau ketiadaan korupsi.
Beberapa ahli memandang negara kaya menjadi kaya karena eksploitasi dari
negara miskin di masa lalu, melalui imperialisme dan kolonialisme, atau di
masa sekarang, melalui proses globalisasi.
Geografi SMA K - 6
118
E. PROFIL NEGARA MAJU DAN NEGARA BERKEMBANG
Perbedaan antara negara maju dan negara berkembang akan
nampak jelas dengan menyajikan profil dari keduanya. Adapun profil masingmasing negara maju dan berkembang disampaikan pada uraian berikut.
1. Negara Berkembang
Negara berkembang adalah istilah yang digunakan untuk
menjelaskan dan mengkategorikan negara-negara di dunia yang memiliki
standar hidup relatif rendah, sektor industri yang kurang berkembang,
skor Indeks Pembangunan Manusia atau Human Development Index
(HDI) berada pada tingkat menengah ke bawah, serta rendahnya
pendapatan perkapita. Negara yang dikategorikan sebagai negara
berkembang adalah negara yang belum mencapai tingkat negara maju,
tetapi bukan negara gagal (failed state). Dengan kata lain, negara
berkembang berada di antara negara maju (tingkat teratas) dengan
negara gagal (tingkat terendah).
Negara berkembang yang memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi
yang lebih maju dibandingkan negara lain yang setingkat, tetapi belum
mencapai tingkat negara maju disebut negara industri baru (newly
industrialized country/NICs). Dengan kata lain, negara industri baru
sedang berkembang mencapai tingkat negara maju tetapi belum cukup
untuk disebut sebagai negara maju. Negara-negara yang memiliki
pertumbuhan ekonomi relatif stabil dalam jangka waktu lama, juga dapat
digolongkan sebagai negara industri baru. Beberapa negara yang masuk
kategori negara industri baru, antara lain, Argentina, Brasil, Meksiko,
China (termasuk Taiwan dan Hongkong), Singapura, Korea Selatan,
Yunani, Spanyol, dan Portugal.
Sebagian besar negara di dunia, yakni sekitar 76% dikategorikan
sebagai negara berkembang. Negara-negara tersebut adalah sebagian
besar negara di Afrika, Amerika Tengah, dan sebagian negara di Laut
Karibia. Termasuk juga negara-negara Arab, serta sebagian besar negara
Asia Tenggara.
Di luar kategori negara berkembang dan negara maju, ada
beberapa negara yang dikelompokkan sebagai negara gagal (failed
state). Negara-negara ini masih menghadapi perang sipil serta memiliki
Geografi SMA K - 6
119
penguasa yang otoriter. Misalnya, Afghanistan, Haiti, Somalia, Myanmar,
Irak, dan Korea Utara. Negara-negara berkembang terus menghadapi
tantangan untuk bertumbuh menjadi negara maju, atau mengalami
kemunduran dan menjadi negara gagal.
Untuk menetapkan suatu negara tergolong negara berkembang
apabila memiliki ciri-ciri utama negara berkembang. Adapun beberapa ciri
utama negara berkembang dapat dsajikan sebagai berikut:
a. Sebagian besar penduduk (>70%) bekerja di sektor pertanian.
b.
Industrinya biasanya berlatarbelakang agraris, terutama
memanfaatkan hasil kehutanan, pertanian, dan perikanan (industri
sektor pertama dan sektor kedua).
c. Tenaga pertanian masih mengandalkan tenaga kerja manusia.
d. Luas lahan garapan relatif sempit dengan teknologi yang sederhana
sehingga hasilnya tidak maksimal.
e. Pendapatan per kapita rendah.
f.
Angka kelahiran dan kematian masih tinggi.
g. Tingginya angka pengangguran karena besarnya jumlah penduduk
dan terbatasnya lapangan pekerjaan.
h. Pendidikan formal tersebar secara tidak merata dengan kualitas yang
buruk.
i.
Kelebihan jumlah penduduk yang menyebabkan tidak terjangkau atau
tidak meratanya pelayanan sosial.
j.
Kedudukan dan peran wanita sangat terbatas dan cenderung
dipandang sebagai kelas dua.
Penerapan istilah 'negara berkembang' terhadap seluruh negara
yang kurang berkembang dianggap tidak tepat bila kasus negara tersebut
adalah sebuah negara miskin, yaitu negara yang tidak mengalami
pertumbuhan situasi ekonominya, dan juga telah mengalami periode
penurunan ekonomi yang berkelanjutan.
2. Negara Maju
Negara Maju adalah sebutan untuk Negara yang menikmati
standar hidup yang relatif tinggi melalui teknologi tinggi dan ekonomi yang
merata. Kebanyakan negara dengan GDP per kapita tinggi dianggap
negara maju. Pemanfaatan teknologi dan kepemilikan modal membuat
Geografi SMA K - 6
120
masyarakat di negara maju mampu memanfaatkan sumber daya alam
secara
optimal,
menemukan
sumber
daya
alam
baru,
ataupun
memanfaatkan sumber daya alam yang telah ada sebagai energi
alternatif. Energi alternatif itu misalnya pemanfaatan tenaga angin, air,
atau energi matahari untuk menggantikan fungsi dari energi minyak bumi.
Ciri-ciri yang menandai bahwa suatu negara tergolong dalam
negara maju, dapat ditinjau dari berbagai segi. Segi tinjauan sebagai
negara manu adalah sebagai berikut.
a. Dari Segi Ekonomi
Pada umumnya Negara-Negara Maju memiliki pertumbuhan
ekonomi yang sangat pesat dan sebagian besar pendapatan
perkapita penduduknya sangat tinggi. Di amerika serikat misalnya,
pendapatan perkapita penduduknya 41.950 US$, karena sebagian
besar penduduknya bekerja di sektor industri perdagangan dan jasa
dan
menjadi
panutan
bagi
Negara-Negara
lain
yang
masih
berkembang.
b. Dari Segi Pendidikan
Pendidikan merupakan hal yang
sangat
penting demi
kemajuan sebuah Negara, agar sumber daya alam yang ada bisa di
kelola oleh tenaga-tenaga ahli yang handal, terdidik dan pada
umumnya penduduk di Negara maju tingkat pendidikannya tinggi, dan
perkembangan IPTEK nya sangat pesat sehingga mampu mengelola
sumber daya alam yang ada. Sebagai bukti bahwa majunya tingkat
pendidikan di Negara-negara maju dapat di lihat dengan upaya-upaya
yang di lakukannya seperti misalnya: a) Negara jepang telah
melaksanakan wajib belajar 6-15 tahun sejak perang dunia ke ll
berahir, b) Singapura merupakan Negara Asia yang paling tinggi
angka bebas buta huruf nya.
c. Dari Segi Kualitas Penduduknya
Negara maju memiliki kualitas penduduk yang sangat tinggi,
namun pertumbuhan penduduknya sangat rendah. Hal ini di
sebabkan rendahnya angka kelahiran penduduknya, sehingga
berakibat pada sulitnya mencari tenaga kerja. Kualitas
penduduk
dapat digunakan sebagai tolak ukur dalam menentukan maju dan
Geografi SMA K - 6
121
tidaknya sebuah Negara. Oleh karena itu, untuk mengklasifikasikan
suatu
negara
menjadi
negara
maju
maka
harus
dilakukan
pengukuran. Kualitas penduduk suatu negara dapat di ukur dengan
melihat: 1) Tingkat pendidikan, 2) Tingkat kesehatan, dan 3) Tingkat
kesejahtraan penduduknya.
d. Dari Segi Lingkungan Fisik
Negara maju biasanya memiliki wilayah yang sangat luas dan
kaya akan sumber daya alamnya, namun tidak semua negara maju
wilayahnya luas. Faktor yang penting dalam hal ini adalah tersedianya
sumber daya alam seperti bahan tambang sebagai bahan baku
industri. Selain itu adalah faktor kemampuan suatu negara dalam
memanfaatkan sumber energi alternatif secara baik dan tepat guna,
seperti misalnya pembangkit listrik tenaga angin dan matahari serta
mampu memanfaatkan sebagian kekayaan alam yang tersedia.
c. Uraian Kegiatan
Agar para peserta diklat memiliki penguasaan dan pemahaman
yang baik terhadap topik pembelajaran ini, maka disajikan uraian kegiatan
pembelajaran yang harus dilakukan. Untuk memenuhi hal itu berikut
rinciannya.
• Bacalah seluruh uraian materi yang ada secara cermat dan seksama.
• Buatlah catatan singkat tentang isi dari Uraian Materi yang menurut
peserta diklat dianggap penting.
• Buatlah skemata atau ikhtisar secara sistematis sebagai peta konsep
atau informasi yang ada.
• Kerjakan soal-soal tugas/latihan kegiatan belajar yang tersedia, guna
mengukur seberapa tingkat pemahaman atau penguasaan anda
terhadap materi yang sedang dipelajari.
d. Tugas/Latihan
Untuk mengetahui tingkat penguasaan dan pemahaman saudara
peserta diklat, silahkan menjawab soal latihan ini.
1. Uraikan bagaimana pengertian kerja sama antar negara?
2. Identifikasi faktor yang menyebabkan timbulnya kerja sama antar negara
3. Apa perbedaan antara negara maju dan negara berkembang?
Geografi SMA K - 6
122
e. Umpan Balik
Setelah mengerjakan soal tugas/latihan para peserta diklat dimohon
untuk mencocokkan hasil kerja saudara dengan kunci jawaban yang tersedia
di bagian akhir kegiatan ini. Apabila hasil kerja saudara mencapai atau lebih
dari 75 % penguasaan terhadap sajian materi, maka saudara dimohon untuk
mempelajari kembali kegiatan belajar ini. Fokuskan kegiatan pembelajaran
saudara pada bagian-bagian yang masih belum dikuasai. Sedangkan bagi
peserta diklat yang telah mencapai 75 % atau lebih penguasaan, maka
langsung melanjutkan pada kegiatan pembelajaran selanjutnya.
2. Kegiatan Belajar 2: Masalah dan Dampak Kerja Sama Negara Maju dan
Berkembang
a. Tujuan Pembelajaran
Setelah melakukan kegiatan belajar ini, peserta diklat diharapkan dapat:
• Menguraikan masalah yang dihadapi negara maju akibat kerja sama antar
negara
• Menguraikan masalah yang dihadapi negara berkembang akibat kerja sama
antar negara
• Mengidentifikasi dampak positif kerja sama antar negara
• Mengidentifikasi dampak negatif kerja sama antar negara
b. Uraian Materi
A. Masalah yang dihadapi Negara Berkembang
Indonesia termasuk salah satu negara berkembang. Seperti juga
negara berkembang lainnya, Indonesia menghadapi masalah ekonomi yang
sama. Kemiskinan terjadi di mana-mana, jumlah pengangguran meningkat,
tingkat kecerdasan masyarakat masih rendah, dan distribusi pendapatan
tidak merata.
Di kota besar seperti Jakarta, keadaan seperti ini sudah menjadi
pemandangan umum. Banyak orang yang hidup kurang beruntung terpaksa
hidup sebagai pemulung sampah. Oleh karena pendapatan yang diperoleh
sangat rendah, anaknya tidak dapat disekolahkan sehingga tingkat
kecerdasan anak tersebut tidak berkembang. Hal ini juga menimbulkan
Geografi SMA K - 6
123
kesenjangan ekonomi yang tajam antara orang yang berpenghasilan tinggi
dan orang yang berpenghasilan rendah.
Masalah-masalah yang sering dialami oleh Negara Berkembang, diuraikan
sebagai berikut.
1. Masalah Kemiskinan
Kemiskinan merupakan perwujudan keadaan serta kekurangan.
Setiap negara memilik ukuran batas kemiskinan yang berbeda dengan
negara lain. Pemerintah Indonesia memberikan perhatian serius dalam
menanggulangi masalah kemiskinan yang dialami masyarakat. Dari tahun
ke tahun pemerintah terus berupaya menurunkan jumlah dan persentase
penduduk miskin dengan berbagai cara, antara lain subsidi silang.
Subsidi silang yang dilakukan pemerintah yaitu dengan menetapkan
harga BBM untuk minyak tanah lebih rendah daripada bensin. Subsidi
untuk bensin sedikit demi sedikit dikurangi dan nantinya dihilangkan
sama sekali. Subsidi untuk minyak tanah masih dipertahankan agar
masyarakat berpenghasilan rendah mampu membeli minyak tanah.
2. Keterbelakangan
Masalah keterbelakangan sangat berhubungan dengan masalah
kualitas sumber daya manusia. Disamping itu, masalah keterlebakangan
sangat erat hubungannya dengan rendahnya tingkat kemajuan dan
pelayanan kesehatan, kurang terpeliharanya fasilatas-fasilitas umum, dan
rendahnya disiplin masyarakat.
Untuk
mengatasi
masalah-masalah
tersebut,
pemerintahan
Indonesia berupaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia,
misalnya dengan meningkatkan mutu pendidikan nasional. Persentase
alokasi dana untuk pendidikan pada anggaran APBN setiap tahunnya
ditingkatkan. Hal ini dimaksudkan untuk membantu sekolah yang
kekurangan sarana dan prasarana belajar, seperti gedung sekolah yang
rusak, buku-buku pelajaran yang kurang dan murid-murid yang
memerlukan bantuan biaya sekolah.
3. Pengangguran
Masalah
pembangunan
lain
yang
ekonomi
dihadapi
adalah
pekerjaan. Masalah pengangguran
Geografi SMA K - 6
negara
masalah
berkembang
keterbatasan
dalam
lapangan
timbul karena ada ketimpangan
124
antara jumlah angkatan kerja dan jumlah lapangan pekerjaan yang
tersedia. Hal ini biasa terjadi karena negara yang bersangkutan sedang
mengalami masa transisi perubahan struktur ekonomi dari negara agraris
menjadi negara industry. Akibatnya angkatan kerja yang tersedia berada
di sector agraris, sedangkan lapangan pekerjaan yang tersedia menuntut
keahlian di sektor industri.
Negara berkembang memiliki pertumbuhan penduduk lebih cepat
daripada pertumbuhan kesempatan kerja. Untuk mengatasi masalah
pengangguran, pemerintahan melakukan pelatihan kerja sehingga tenaga
kerja memiliki keahlian sesuai dengan lapangan kerja yang tersedia.
Pelatihan kerja biasanya diselenggarakan oleh balai latihan kerja (BLK).
Melalui program ini diharapkan peserta pelatihan dapat mengembangkan
bakat dan keahlian untuk bekerja atau bahkan membuka usaha sendiri.
4. Kekurangan Modal
Kekurangan modal adalah satu cirri setiap negara yang sedang
mengalami proses pembangunan ekonomi. Kekurangan modal tidak
hanya menghambat percepatan pembangunan, tetapi juga menyebabkan
kesukaran negara tersebut keluar dari kemiskinan.
Perkembangan zaman dan modernisasi di sektor perekonomian
memerlukan modal yang besar. Negara berkembang mengalami kesulitan
yang sama, yaitu kekurangan modal. Hal ini disebabkan tingkat tabungan
dan tingkat pembentukan modal yang rendah. Untuk mengatasi
kekurangan modal, pemerintah menarik investor, baik dari dalam maupun
luar negeri. Misalnya BUMN menawarkan saham kepada investor agar
bersedia bekerjasama. Dengan meningkatkan investasi, diharapkan
tabungan permintahan juga meningkat. Jika tabungan pemerintah
meningkat, modal yang dikumpulkan pun akan lebih banyak.
5. Ketidakmerataan hasil pembangunan
Masalah
lain
yang
dihadapi
negara
berkembang
adalah
melaksanakan pembangunan ekonomi adalah masalah pemerataan
pendapatan. Contohnya di Indonesia, perekonomian terkonsentrasi di
kota-kota besar, terutama di pulau jawa. Sementara itu, dilihat dari hak
penguasaan sector industry, perekonomian didominasi oleh kurang lebih
Geografi SMA K - 6
125
200 konglomerat. Hal ini disebabkan sistem perekonomian yang terlau
terpusat kepada negara sehingga potensi daerah kurang diperhatikan.
Melalui
perubahan
sistem
perundang-undangan
pemerintah
Indonesia mulai memperbaiki sistem perekonomian negara. Sistem
perundang-undangan yang memihak praktik monopoli mulai dihapus. Di
samping itu, untuk mengurangi kesenjangan pembangunan antara
pemerintah pusat dan daerah, diberlakukan undang-undang otonomi
daerah. Daerah diberi kebebasan untuk mengembangkan potensi dan
pemerintah pusat tidak lagi terlalu campur tangan dalam urusan rumah
tangga pemerintah daerah.
B. Masalah yang dihadapi Negara Maju
Pada hakikatnya negara maju merupakan negara yang berkecukupan
dan sudah terpenuhi semua kebutuhannya. Seperti halnya negara Jepang
sudah terkenal dengan masyarakatnya yang disiplin dan teratur. Seluruh
sarana jalan telah diatur sedemikian rupa sehingga terlihat rapi, begitu pun
gedung-gedung pencakar langitnya dibangun dengan teratur. Meskipun sudah
terbiasa dengan budaya disiplin dan hidup dengan teratur, tetapi tetap saja
negara-negara maju seperti Jepang juga menghadapi berbagai masalah
ekonomi. Masalah tersebut adalah sebagai berikut:
1. Tenaga kerja negara berkembang masuk ke negara maju
Negara maju memiliki pertumbuhan penduduk yang lambat atau
bahkan berangka satu (zero population growth) sehingga negara maju
kekurangan
tenaga
kerja.
Meskipun
di
negara
maju
peraturan
ketenagakerjaan sudah baik, tetapi tetap saja arus masuk tenaga kerja dari
negara berkembang ke negara maju membawa dampak negative. Hal ini
disebabkan perbedaan budaya antara penduduk asli dan penduduk
pendatang. Dampak negative itu diantaranya, terjadi bentrokan fisik atau
konflik sosial lain antara penduduk asli dan penduduk pendatang.
2. Produk negara berkembang masuk ke negara maju
Produk negara berkembang banyak masuk kenegara maju. Globalisasi
ekonomi menyebabkan hambatan perdagangan antar negara
semakin
berkurang. Produk negara berkembang seperti dari Cina dan Taiwan banyak
beredar dipasar negara Eropa sehingga konsumen lebih banyak memiliki
Geografi SMA K - 6
126
pilihan produk. Produk cina dan Taiwan tidak kalah bersaing dari segi inovasi
maupun kualitasnya. Produk-produk cina dan Taiwan biasanya lebih murah
sehingga dapat mengancam produk-produk eropa yang biasanya lebih mahal
harganya.
3. Investasi negara maju masuk ke negara berkembang
Banyak pengusaha dari negara maju yang menanamkan investasi di
negara berkembang. Mereka berusaha menghindari pajak yang tinggal di
negaranya sendiri dan berusaha untuk menghemat biaya produksi. Disamping
itu, negara berkembang merupakan pasar potensial bagi produk-produk dari
luar negeri. Jika pengusaha dari negara maju membuka perusahaan di negara
berkembang, tentu akan lebih mendekatkan diri dengan konsumen. Hal ini
jelas akan lebih mempermudah sistem pemasarannya. Akibat langsung dari
pengusaha negara maju yang berinvestasi di negara berkembang adalah
menurunnya tingkat investasi di negara maju tersebut.
4. Kerusakan lingkungan meningkat
Negara maju mengklaim bahwa negara berkembanglah yang banyak
membuat kerusakan lingkungan. Hal tersebut dapat dimaklumi karena
memang sebagian besar negera berkembang belum memiliki peraturan yang
jelas mengenai pencemaran lingkungan. Akan tetapi, hal tersebut tidak
sepenuhnya benar karena banyak juga pengusaha dari negara maju yang
mengeruk sumber daya alam sebesar-besarnya untuk keperluan produksi.
Bahkan, ada pengusaha dari negara maju yang mengambil sumber daya alam
dari negara berkembang tanpa memperhatikan kelestarian lingkungan.
C. Dampak Kerja sama Antar negara Bagi Indonesia
Pada dasarnya semua bentuk kerja sama ekonomi bertujuan untuk
mencapai kesejahteraan bersama negara anggotanya. Oleh karena dunia
sedang menghadapi pasar, bebas, setiap organisasi telah mempersiapkan diri
menghadapi perubahan ekonomi regional maupun global yang berlangsung
sangat cepat. Bukan hal yang baru apabila ada anggapan bahwa sebentar
lagi kawasan Asia Pasifik dan bahkan kawasan dunia tidak dapat dipisahkan.
Mau tidak mau semua negara harus sepakat dengan perekonomian yang
terbuka, mendukung perdagangan bebas serta berusaha mendorong
pertumbuhan ekonomi dan masa depan yang stabil, serta meningkatkan
Geografi SMA K - 6
127
kesejahteraan masyarakatnya. Dari berbagai kerja sama ekonomi yang diikuti
Indonesia, ada yang membawa dampak positif dan negatif.
1. Dampak Positif
Sejak menjadi bangsa yang merdeka, Indonesia telah menjalin kerja
sama dengan negara-negara lain di berbagai bidang, terutama bidang
ekonomi. Dampak positif yang bisa diperoleh dari adanya kerja sama
ekonomi dengan luar negeri sebagai berikut.
a. Mendorong proses pembangunan nasional.
Proses pembangunan membutuhkan faktor-faktor pendorong,
salah satunya adalah modal. Melalui kerja sama ekonomi, Indonesia
bisa memperoleh pinjaman modal dari negara sahabat dan lembaga
ekonomi dunia. Jenis pinjaman yang banyak dimanfaatkan adalah
pinjaman lunak. Pinjaman ini berbunga rendah dan jangka waktu
pengembalian relatif lama. Pinjaman ini digunakan untuk membangun
infrastruktur ekonomi seperti jalan, jembatan, dan pembangkit listrik.
Setelah
dibangun
infrastruktur
tersebut,
kegiatan
ekonomi
bisa
meningkat. Dengan demikian, kerja sama ekonomi telah mendorong
proses pembangunan di Indonesia.
b. Semakin diakuinya Indonesia dalam kancah pergaulan dunia.
Bangsa Indonesia menjalankan prinsip luar negeri bebas aktif.
Melalui kerja sama ekonomi, Indonesia dapat berperan aktif dalam
pergaulan dunia. Indonesia dapat menyuarakan kepentingan ekonomi
nasional dalam berbagai organisasi dan perundingan-perundingan
internasional.
c. Memperoleh keuntungan dari spesialisasi perdagangan
Sebab utama Indonesia melakukan kerja sama perdagangan
dengan negara lain adalah mempero, teleh keuntungan dan spesialisai.
Meskipun Indonesia dapat memproduksi barang yang sama jenisnya,
tetapi ada kalanya Indonesia mengimpor karena harganya lebih murah.
Hal ini juga berlaku sebaliknya, yaitu ketika Indonesia mampu
menghasilkan produk dengan harga lebih murah, Indonesia bisa
mengekspor ke negara lain.
Persaingan dagang di tingkat internasional sangat berat. Hal ini
disebabkan adanya berbagai aturan dan hambatan perdagangan di
Geografi SMA K - 6
128
setiap negara. Untuk itu perlu adanya kerja sama ekonomi. Sehingga
dalam kerja sama tersebut perlu dibuat aturan per-dagangan yang
menguntungkan negara-negara anggotanya. Dengan demikian adanya
aturan tersebut dapat memperlancar kegiatan ekspor dan impor dan
menciptakan perdagangan yang saling menguntungkan. Akibatnya
posisi perdagangan dalam negeri semakin kuat.
d. Meningkatnya devisa negara.
Kerja sama ekonomi antar negara
khususnya di bidang
perdagangan dapat meningkatkan devisa negara. Devisa diperoleh dari
kegiatan ekspor barang. Semakin luas pasar akan semakin banyak
devisa
yang
diperoleh
negara,
sehingga
dapat
memperlancar
pembangunan negara. Kerja sama ekonomi, terutama perdagangan
merupakan penyumbang devisa negara. Devisa diperoleh dari ekspor
migas (minyak dan gas) dan nonmigas. Cadangan devisa yang besar
akan memperkuat perekonomian negara.
e. Meluasnya lapangan kerja.
Kerja sama ekonomi telah berdampak postif pada perluasan
lapangan kerja. Misalnya, melalui investasi langsung (Foreign Direct
Investment). Perusahaan asing yang mendirikan pabrik di Indonesia
akan menggunakan tenaga kerja dari Indonesia. Contoh lain adalah
berdirinya usaha-usaha berbasis ekspor, yaitu usaha kerajinan tangan,
mebel, dan kaus tangan yang bersifat padat karya.
f. Memperoleh transfer teknologi modern dan pendamping teknis.
Indonesia melakukan kerja sama dengan negara maju untuk
mendapatkan bantuan teknis dan pendamping. Misalnya, dalam proyek
pembangunan bendungan, Indonesia meminta bantuan ahli teknik dari
Belanda.
Bantuan
ini
bermanfaat
meningkatkan
kualitas
teknik
Tidak selamanya kerja sama ekonomi antar negara
bisa
bangunan.
2. Dampak Negatif
menguntungkan semua negara anggota. Kerja sama antar negara juga
dapat memberikan kerugian bagi negara-negara yang terlibat. Dampak
negatif yang ditimbulkan atas kerja sama ekonomi antar negara, antara lain
sebagai berikut.
Geografi SMA K - 6
129
a. Ketergantungan pada Negara Lain.
Kerja sama ekonomi antar negara dapat berwujud dalam
bantuan modal dari negara lain. Namun demikian, dengan banyaknya
pinjaman modal dari luar negeri dapat membuat suatu negara selalu
tergantung
pada
bantuan
dari
negara
lain.
Ketergantungan
perekonomian dalam negeri terhadap bantuan atau pinjaman dari luar
negeri dapat menyebabkan suatu negara kurang mandiri. Kondisi
seperti ini mempengaruhi kewibawaan dan kedaulatan negara dari
pengaryh dan tekanan negara lain.
b. Intervensi Asing Terhadap Kebijakan Ekonomi Indonesia.
Sikap ketergantungan yang semakin besar pada negara lain,
dapat menyebabkan negara lain berpeluang melakukan campur tangan
terhadap kebijakan-kebijakan ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah.
Adanya keterlibatan pihak asing dalam pengambilan kebijakan ekonomi
dalam negeri yang dapat mengurangi kemandirian suatu negara. Jika
kebijakan-kebijakan yang diambil pemerintah mendapat campur tangan
negara lain, hal ini dapat merugikan kepentingan rakyat.
c. Masuknya Tenaga Asing ke Indonesia.
Alih teknologi yang timbul dari kerja sama ekonomi antar negara
memberi peluang masuknya tenaga kerja asing ke Indonesia. Jika hal
ini terjadi tenaga kerja Indonesia menjadi tersingkir dan dampaknya
terjadi banyaknya pengangguran.
d. Mendorong Masyarakat Hidup Konsumtif.
Barang-barang impor yang masuk ke Indonesia mendorong
masyarakat untuk mencoba dan memakai produk-produk impor. Hal ini
akan mendorong munculnya pola hidup konsumtif. Selain itu tidak
adanya hambatan dalam kerja sama ekonomi dapat mendorong
masuknya budaya asing yang tidak sesuai dengan jati diri bangsa.
c. Uraian Kegiatan Belajar
Agar para peserta diklat memiliki penguasaan dan pemahaman yang
baik terhadap topik pembelajaran ini, maka disajikan uraian kegiatan
pembelajaran yang harus dilakukan. Untuk memenuhi hal itu berikut
rinciannya.

Bacalah seluruh uraian materi yang ada secara cermat dan seksama.
Geografi SMA K - 6
130

Buatlah catatan singkat tentang isi dari uraian materi yang menurut
peserta diklat dianggap penting.

Buatlah peta konsep materi yang dipelajari.

Kerjakan soal-soal tugas/latihan kegiatan belajar yang tersedia, guna
mengukur seberapa tingkat pemahaman atau penguasaan anda
terhadap materi yang sedang dipelajari.
d. Tugas/Latihan
Untuk mengetahui tingkat penguasaan dan pemahaman saudara peserta
diklat, silahkan menjawab soal latihan ini.
A. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, dan d pada jawaban yang benar !
1.
Persebaran Negara-negara maju terpusat di wilayah benua:
a.
Eropa
c. Asia
b.
Afrika
d. Amerika
2. Permasalahan yang muncul di Negara-negara berkembang adalah
a. Angka kelahiran tinggi
b. Penyebaran penduduk yang merata
c. Angka kematian rendah
d. banyak tersedia lapangan kerja
3. Ketidakmampuan penduduk di Negara berkembang mencukupi kebutuhan
pokok sehari-hari dilatar-belakangi oleh:
4.
a.
Tingginya angka pertumbuhan penduduk
b.
Terbatasnya sumber daya alam
c.
Rendahnya pendapatan perkapita
d.
Rendahnya produk hasil pertanian
Rendahnya pertumbuhan penduduk yang terjadi di Negara maju
mengakibatkan dampak munculnya permasalahan:
5.
a.
Kekurangan lapangan kerja
b.
Terbatasnya pemasaran produk
c.
Kekurangan tenaga kerja
d.
Terbatasnya sumber daya alam
Penduduk Negara maju mampu mengolah sumber daya alam yang ada
secara optimal karena:
a.
Besarnya kandungan sumber daya alam yang ada
Geografi SMA K - 6
131
b.
Pesatnya perkembangan perekonomian mereka
c.
Tingginya tingkat pendidikan mereka
d.
Tingginya pendapatan perkapita mereka
B. Jawablah pertanyaa-pertanyaan berikut dengan jawaban yang benar!
1. Sebutkan 3 saja ciri-ciri Negara maju !
2. Sebutkan keuntungan kerja sama antara Negara maju dengan negara
berkembang?
3. Sebutkan ciri-ciri Negara berkembang minimal 3 saja !
e. Umpan Balik
Setelah mengerjakan soal tugas/latihan para peserta diklat dimohon
untuk mencocokkan hasil kerja saudara dengan kunci jawaban yang tersedia
di bagian akhir kegiatan ini. Apabila hasil kerja saudara mencapai atau lebih
dari 75 % penguasaan terhadap sajian materi, maka saudara dimohon untuk
mempelajari kembali kegiatan belajar ini. Fokuskan kegiatan pembelajaran
saudara pada bagian-bagian yang masih belum dikuasai. Sedangkan bagi
peserta diklat yang telah mencapai 75 % atau lebih penguasaan, maka
langsung melanjutkan pada kegiatan pembelajaran selanjutnya.
Geografi SMA K - 6
132
F.
BAB VII DASAR-DASAR PENGINDERAAN JAUH
1.
Kegiatan Belajar Konsep Dasar Penginderaan jauh
a.
Tujuan
Melalui kegiatan diskusi, peserta dapat menjelaskan konsep
dasar,peranan dan keuntungan penggunaan penginderaan jauh
b.
c.
Indikator Pencapaian Kompetensi
1)
menjelaskan konsepsi dasar penginderaan jauh
2)
menjelaskan peranan penginderaan jauh
3)
menjelaskan keuntungan pengideraan jauh
Uraian Materi
1) Konsep Dasar Penginderaan Jauh
Teknologi penginderaan jauh merupakan pengembangan
dari teknologi pemotretan udara yang mulai diperkenalkan
pada akhir abad ke 19. Manfaat potret udara dirasa sangat
besar dalam perang dunia pertama dan kedua, sehingga
cara ini dipakai dalam eksplorasi ruang angkasa. Sejak saat itu
istilah penginderaan jauh (remote sensing) dikenal dan menjadi
populer dalam dunia pemetaan.
Eksplorasi ruang angkasa yang berlangsung sejak
tahun
1960 an antara lain diwakili oleh satelit-satelit Gemini, Apollo,
Sputnik, Solyus. Kamera presisi tinggi mengambil gambar
bumi dan memberikan informasi berbagai gejala dipermukaan
bumi seperti geologi, kehutanan, kelautan dan sebagainya.
Teknologi
pemotretan
berkembang
dan
lebih lanjut
perekaman
dengan
permukaan
menggunakan
bumi
berbagai
sistim perekam data seperti kamera majemuk, multispectral
scanner, vidicon, radiometer, spectrometer yang berlangsung
sampai sekarang. Bahkan dalam waktu terakhir ini alat GPS
(Global Positioning System) dimanfaatkan pula untuk merekam
peta ketinggian dalam bentuk DEM (Digital Elevation Model).
Pada tahun 1972 satelit Earth Resource Technology
Satellite - 1 (ERTS-1), sekarang dikenal dengan Landsat,
untuk
Geografi SMA K - 6
pertama
kali
diorbitkan
Amerika Serikat. Satelit ini
133
dikenal sebagai satelit sumber alam karena fungsinya adalah
untuk
memetakan
kondisi
potensi
sumber
alam
dan
memantau
lingkungan. Para praktisi dari berbagai bidang ilmu
mencoba memanfaatkan data Landsat untuk
menunjang
program pemetaan, yang dalam waktu pendek disimpulkan
bahwa
data
satelit
tersebut
potensial
untuk
menunjang
program pemetaan dalam lingkup area yang sangat luas.
Sukes
program
Landsat
diikuti
oleh negara-negara lain
dengan diorbitkannya berbagai satelit sejenis seperti SPOT oleh
Perancis, IRS oleh India, MOSS dan Adeos oleh Jepang,
ERS-1 oleh MEE (Masyarakat Ekonomi Eropa) dan Radarsat
oleh Kanada. Pada sekitar tahun 2000 sensor berketelitian
tinggi yang semula merupakan jenis sensor untuk matamata/intellegence telah pula dipakai untuk keperluan sipil
dan diorbitkan melalui satelit-satelit Quickbird, Ikonos, Orbimage3, sehingga obyek kecil di permukaan bumi dapat pula direkam.
Penggunaan data satelit penginderaan jauh di bidang
kebumian telah
banyak dilakukan
di
negara
maju
untuk
keperluan pemetaan geologi, eksplorasi mineral dan energi,
bencana alam dan sebagainya. Di Indonesia penggunaan dalam
bidang kebumian belum sebanyak di luar negeri karena
berbagai kendala, diantaranya data satelit cukup
mahal,
memerlukan
software
adalah
ketersediaan
sumberdaya
khusus dan
manusia
paling
yang
utama
terampil sangat
terbatas.
Penginderaan jauh didefinisikan sebagai suatu tehnik untuk
mengenal dan menentukan objyek dipermukaan bumi tanpa
melalui kontak lansung dengan obyek tesebut. Berikut adalah
pengertian Penginderaan jauh menurut beberapa ahli
1. Penginderaan jauh merupakan suatu ilmu, karena
terdapat suatu sistimatika tertentu untuk dapat menganalisis
informasi dari permukaan bumi, ilmu ini harus dikoordinasi
dengan beberapa pakar ilmu lain seperti ilmu geologi, tanah,
perkotaan dan lain sebagainya.( Everett Dan Simonett 1976):
Geografi SMA K - 6
134
2. Remote sensing is the science and art of obtaining
information about an object, area, or phenomenom throught the
anaylysys of data acquired by a device that is non in contact with
the
object,
area,
or
phenomenonm
under
investigations
(Lillesand & Kiefer, 1979).
Penginderaan Jauh ialah ilmu dan seni untuk memperoleh
informasi tentang suatu obyek, daerah, atau fenomena melalui
analisis data yang diperoleh dengan suatu alat tanpa kontak
langsung dengan obyek, daerah, atau fenomena yang dikaji.
Alat
yang
dimaksud dalam
batasan ini adalah alat
pengindera atau sensor yang dipasang pada wahana yang
berupa pesawat terbang, satelit atau wahana yang lain. Obyek
yang diindera adalah permukaan bumi, angkasa atau luar
angkasa yang dilakukan dari jarak jauh. Sensor akan menerima
tenaga yang dipantulkan atau dipancarkan oleh obyek tersebut.
Hasil
rekaman
obyek
oleh
sensor
berupa
data.
Data
penginderaan jauh dianalisis atau diinterprestasi untuk menjadi
informasi tentang obyek atau gejala yang diindera.
Berbeda dengan kedua definisi diatas yang memandang
penginderaan jauh sebagai ilmu dan teknik, beberapa ahli lain
berpendapat bahwa inderaja merupakan teknik, yaitu teknik
untuk
memperoleh data dan analisis informasi tentang
permukaan bumi .
3. Remote sensing refers to the variety of techniques that
have been developed for the acquisition and analysis of
information about the earth. This information is typically in the
form of electromagnetic radiation that has either been reflected or
emitted from the earth surface. (Lindgern 1985)
Penginderaan
Jauh
adalah
berbagai
teknik
yang
dikembangkan untuk perolehan dan analisis informasi tentang
bumi.
Informasi
elektromagnetik
tersebut
yang
khusus
dipantulkan
atau
berbentuk
radiasi
dipancarkan
dari
permukaan bumi.
Geografi SMA K - 6
135
4. Penginderaan jauh (remote sensing), yaitu penggunaan
sensor
radiasi
lingkungan
bumi
elektromagnetik
yang
dapat
untuk
merekam
diinterpretasikan
gambar
sehingga
menghasilkan informasi yang berguna (Curran, 1985).
5.
Penginderaan jauh (remote sensing),
yaitu suatu
pengukuran atau perolehan data pada objek di permukaan bumi
dari satelit atau instrumen lain di atas jauh dari objek yang
diindera (Colwell, 1984). Foto udara, citra satelit, dan citra radar
adalah beberapa bentuk penginderaan jauh.
6. Penginderaan jauh (remote sensing), yaitu ilmu untuk
mendapatkan informasi mengenai permukaan bumi seperti lahan
dan air dari citra yang diperoleh dari jarak
jauh (Campbell,
1987). Hal ini biasanya berhubungan dengan pengukuran
pantulan atau pancaran gelombang elektromagnetik dari suatu
objek.
Dari berbagai pendapat diatas, jelaslah bahwa penginderaan
jauh merupakan ilmu, tetapi bila digunakan pakar lain untuk
menopang penelitian atau pekerjaanya, maka Penginderaan
Jauh dapat merupakan teknik bagi mereka.
2) Peranan Penginderaan Jauh
Sistem pengindraan jauh dalam geografi sangat bermanfaat
dalam memberikan informasi suatu wilayah dengan kondisi fisik
dan sosiaInya serta dalam hal pemantauan sumber daya alam
dan lingkungan. Beberapa manfaat penginderaan jauh adalah
sebagai berikut :
a.) Dalam bidang meteorologi dan klimatologi ((METEOSAT,
TIROS, dan NOAA) )
(1)
Mengamati iklim daerah melalui pengamatan tingkat
perawanan dan kandungan air dalam udara.
(2)
Membantu analisis cuaca dan peramalan/prediksi
prakiraan cuaca dengan cara menentukan
daerah
tekanan tinggi dan tekanan rendah serta daerah hujan
badai dan siklon.
Geografi SMA K - 6
136
(3)
Mengamati sistem/pola angin permukaan.
(4)
Melakukan pemodelan meteorologi dan set data
klimatologi
Gambar Hasil citra foto dari satelit cuaca NOAA
b) Dalam bidang oseanografi (ilmu kelautan), bermanfaat untuk
pengamatan sifat fisik air laut, seperti suhu permukaan air
laut, warna, kadar garam, arus dan sebagainya, pemanfataan
gerakan air laut seperti gelombang dan pasang surut air laut
dan pengamatan perubahan garis pantai akibat erosi dan
sedimentasi.
c) Dalam bidang hidrologi (pengairan) (LANDSAT/ERS, SPOT).

Pemantauan daerah aliran sungai dan konservasi sungai.

Pemetaan sungai dan studi sedimentasi sungai.

Pemantauan luas daerah intensitas banjir.
Gambar Kerekayasaan Bendungan
Geografi SMA K - 6
137
Gambar
Kerucut G.Semeru dengan kerucut gunung api,
aliran lava dan lahar
d) Dalam. bidang geologi (ilmu kebumian), bermanfaat untuk

Menentukan struktur batuan suatu wilayah,

Pemantauan
wilayah
bencana
akibat
gempa,
kebakaran,tsunami dan longsor.

Pemantauan aktivitas gunung berapi, dan pemantauan
persebaran debu vulkanik.

Menentukan struktur geologi dan macam batuan.

Melakukan pemantauan distribusi sumber daya alam,
seperti hutan (lokasi,macam, kepadatan, dan perusakan),
bahan tambang (uranium, emas, minyak bumi)

Melakukan pemantauan pencemaran laut dan lapisan
minyak di laut.

Melakukan
pemantauan
pencemaran
udara
dan
pencemaran laut.
Gambar Perlapisan batupasir dalam strukur sinklin
Geografi SMA K - 6
138
`
Gambar Pola lipatan Minyak bumi
e) Bidang Pembuatan Peta
Peta citra merupakan citra yang telah bereferensi geografis
sehingga dapat dianggap sebagai peta. Informasi spasial
yang disajikan dalam peta citra merupakan data raster yang
bersumber dari hasil perekaman citra satelit sumber daya
alam secara kontinu. Peta citra memberikan semua informasi
yang terekam pada bumi tanpa adanya generalisasi.
Gambar Peta Rupabumi Skala 1:50.000 Dan Foto Udara Skala
1:40.000 Bandara Adi Sucipto Yogyakarta
f) Bidang sumber geofisika, geologi, geodesi dan lingkungan,
bermanfaat antara lain untuk;
(1). Permetaan penggunakan lahan
Geografi SMA K - 6
139
Inventarisasi penggunaan lahan penting dilakukan untuk
mengetahui apakah pemetaan lahan yang dilakukan oleh
aktivitas manusia sesuai dengan potensi ataupun daya
dukungnya. Penggunaan lahan yang sesuai memperoleh
hasil yang baik, tetapi lambat laun hasil yang diperoleh
akan menurun sejalan dengan menurunnya potensi dan
daya
dukung
lahan
tersebut.
Integrasi
teknologi
penginderaan jauh merupakan salah satu bentuk yang
potensial dalam penyusunan arahan fungsi penggunaan
lahan. Dasar penggunaan lahan dapat dikembangkan
untuk berbagai kepentingan penelitian, perencanaan, dan
pengembangan wilayah. Contohnya penggunaan
lahan
untuk usaha pertanian atau budidaya permukiman.
(2) Kehutanan
Bidang kehutanan berkenaan dengan pengelolaan
hutan untuk kayu termasuk perencanaan pengambilan
hasil kayu, pemantauan penebangan dan penghutanan
kembali, pengelolaan dan pencacahan margasatwa,
inventarisasi dan pemantauan sumber daya hutan,
rekreasi, dan pengawasan kebakaran. Kondisi fisik
hutan sangat rentan terhadap bahaya kebakaran maka
penggunaan citra inframerah akan sangat membantu
dalam penyediaan data dan informasi dalam rangka
monitoring perubahan temperatur secara kontinu
dengan
aspek
geografis
yang
cukup
memadai
sehingga implementasi di lapangan dapat dilakukan
dengan sangat mudah dan cepat.
Selain itu penginderaan jauh memiliki peranan yang sangat
penting
pada keperluan hankam, distribusi sumber daya
alam,pemetaan lahan kritis,
data kerusakan lingkungan dan
berbagai keperluan lainnya. Peranan peta citra (space map)
dimasa mendatang akan menjadi penting sebagai upaya untuk
mempercepat ketersediaan dan penentuan kebutuhan peta
Geografi SMA K - 6
140
dasar yang memang belum dapat meliput seluruh wilayah
nasional pada skala global dengan informasi terbaru (up to date).
Peta citra mempunyai keunggulan informasi terhadap peta biasa.
Hal ini disebabkan karena citra merupakan gambaran nyata
di permukaan bumi, sedangkan peta biasa dibuat berdasarkan
generalisasi dan seleksi bentang alam ataupun buatan manusia.
Contohnya peta dasar dan peta tanah, dapat menggambarkan
atau memetakan daerah bencana dalarn waktu yang cepat,
seperti
menggambarkan
daerah
yang
terkena
gempa,
penggambaran wilayah yang terkena banjir dan sebagainya
Melalui inderaja ini dapat diperoleh data atau informasi
tentang kenampakan di permukaan bumi dengan cepat dan
tepat. Lokasi lokasi yang jauh, misalnya pedalaman Irian Jaya
atau pulau pulau lainnya di sekitarnya, gejala yang terdapat di
dasar samudra. dengan segala potensinya, datanya dapat
diperoleh secara akurat termasuk wilayah yang sulit dijangkau
seperti daerah pedalaman Papua dan wilayah dasar samudra
3) Keuntungan Penggunaan Penginderaan Jauh
Menurut Sutanto jumlah bidang penggunaan maupun
frekuensinya, penggunaan penginderaan jauh pada saat ini
meningkat dengan pesat. Hal ini disebabkan oleh faktor-faktor
dibawah ini :
a) Citra
menggambarkan
objek,
daerah,
dan
gejala
di
permukaan bumi dengan wujud dan letak objek yang mirip
dengan wujud dan letaknya di permukaan bumi, relatif
lengkap, meliput daerah yang luas, dan bersifat permanen.
Wujud dan letak objek yang tergambar pada citra mirip
dengan wujud dan letaknya di permukaan bumi.
b) Citra merupakan alat dan sumber pembuatan peta, baik dari
segi sumber data maupun sebagai kerangka letak. Kalau peta
merupakan model analog,
citra terutama foto udara
merupakan modal ikonik karena wujud gambarnya mirip wujud
objek sebenarnya.
Geografi SMA K - 6
141
c) Citra merupakan sumber data multimatik karena citra dapat
digunakan untuk pelbagai bidang, seperti geografi, geologi,
hidrologi, dan kehutanan.
d) Penggunaan citra dapat menggambarkan daerah yang luas.
Bagi foto udara berskala 1 : 50.000 dan berukuran standar 23
x 23 cm, tipe foto dapat meliput daerah seluas 132 km2. Satu
lembar foto udara berskala 1 : 100.000 meliputi daerah seluas
529 km2. Citra satelit LANDSAT IV yang dibuat pada
ketinggian 700 km dapat meliput daerah seluas 34.000 km2.
Di samping citra, hanya peta yang mampu menyajikan
gambaran sinoptik walaupun berupa simbol.
e) Dari jenis citra tertentu dapat ditimbulkan gambar tiga dimensi
apabila pengamatannya dilakukan dengan alat steroskop.
Citra dapat dibuat secara cepat meskipun untuk daerah yang
sulit dijelajahi secara langsung (terestrial). Hal ini dapat
dibuktikan
pada
pemetaan
daerah
rawa,
hutan,
dan
pegunungan. Kalau cuacanya baik, daerah tersebut dapat
dipotret dengan citra secara cepat. Perekaman satu lembar
foto udara meliputi daerah seluas 132 km2 dilakukan dalam
waktu kurang dari satu detik, sedangkan perekaman citra
LANDSAT yang meliputi daerah seluas 34.000 km2 dilakukan
dalam waktu 25 detik.
f) Merupakan satu-satunya cara
untuk
pemetaan daerah
bencana karena tidak ada cara lain yang mampu memetakan
daerah bencana secara cepat justru pada saat terjadi
bencana.
g) Citra satelit dibuat dengan periode ulang yang pendek,
misalnya 16 hari bagi citra LANDSAT IV dan dalam dua kali
tiap harinya bagi citra NOAA. Dengan demikian, citra
merupakan alat yang baik sekali untuk memantau perubahan
yang cepat, seperti pembukaan hutan, pemekaran kota, atau
perubahan kualitas lingkungan.
Geografi SMA K - 6
142
d. Uraian Kegiatan/Aktivitas Pembelajaran
1)
Penyampaian tujuan pembelajaran, yaitu melalui kajian
referensi dan diskusi, peserta pelatihan dapat menjelaskan
konsep dasar, peranan dan penggunaan penginderaan jauh.
2)
Peserta diminta melakukan aktivitas belajar sebagai berikut:
Tugas Individu:
a)
Baca dan cermati uraian materi konsep dasar, peranan dan
penggunaan penginderaan jauh
b)
Tulislah dengan singkat peranan penginderaan jauh pada
berbagai bidang.
Tugas Kelompok:
a)
Peserta dibagi menjadi beberapa kelompok. dengan jumlah
kelompok ideal, yaitu maksimal 5 orang.
b)
Semua kelompok menerima permasalahan atau kasus
yang berkaitan dengan kegiatan manusia dalam bidang
fisik dan sosial dari fasilitator.
c)
Semua kelompok melakukan diskusi berkaitan dengan
peranan penginderaan jauh untuk mengatasi
permasalahan-permasalahn tersebut.
d)
Hasil kelompok berupa kajian peranan penginderaan jauh
diperesentasikan agar kelompok lain dapat mencermati
dan mempelajari.
e)
Fasiltator melakukan refleksi
e. Evaluasi kegiatan belajar
Berikan jawaban pada soal-soal berikut untuk mengetahui tingkat
penguasaan Ibu/Bapak terhadap materi yang telah dipelajari!
1. Jelaskan pendapat yang menyatakan bahwa penginderaan jauh
merupakan teknik, yaitu teknik untuk memperoleh data dan
analisis informasi tentang permukaan bumi?
2. Salah satu keuntungan penggunaan penginderaan jauh adalah
biaya yang murah untuk memperoleh informasi tentang
permukaan bumi, jelaskan pernyataan ini!
Geografi SMA K - 6
143
3. Jelaskan salah satu peranan penginderaan jauh pada
implementasinya pada bidang perpajakan!
f.
Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Setelah kegiatan pembelajaran,Bapak/ Ibu dapat melakukan umpan
balik dengan menjawab pertanyaan berikut ini :
1) Apa yang Bapak/Ibu pahami setelah mempelajari materi konsep
dasar, peranan dan penggunaan penginderaan jauh?
2) Pengalaman penting apa yang Bapak/Ibu peroleh setelah
mempelajari materi konsep dasar, peranan dan penggunaan
penginderaan jauh?
3) Apa manfaat materi konsep dasar, peranan dan penggunaan
penginderaan jauh, terhadap tugas Bapak/Ibu ?
4) Apa rencana tindak lanjut Bapak/Ibu setelah kegiatan pelatihan
ini ?
g. Rangkuman
Dari berbagai definisi penginderaan jauh dapat disimpulkan
bahwa Penginderaan Jauh ialah ilmu dan seni untuk memperoleh
informasi tentang suatu obyek, daerah, atau fenomena melalui analisis
data yang diperoleh dengan suatu alat tanpa kontak langsung dengan
obyek, daerah, atau fenomena yang dikaji.
Penginderaan jauh merupakan ilmu, tetapi bila digunakan pakar
lain untuk menopang penelitian atau pekerjaanya, maka Penginderaan
Jauh dapat merupakan teknik bagi mereka.
Manfaat penginderaan jauh adalah sebagai berikut :
1. Dalam bidang meteorologi dan klimatologi
 Mengamati iklim daerah melalui pengamatan tingkat perawanan
dan kandungan air dalam udara.
 Membantu analisis cuaca dan peramalan/prediksi prakiraan
cuaca dengan cara menentukan
daerah tekanan tinggi dan
tekanan rendah serta daerah hujan badai dan siklon.
 Mengamati sistem/pola angin permukaan.
 Melakukan pemodelan meteorologi dan set data klimatologi
Geografi SMA K - 6
144
2. Dalam bidang oseanografi (ilmu kelautan), bermanfaat untuk
pengamatan sifat fisik air laut.
3. Dalam bidang hidrologi (pengairan) (LANDSAT/ERS, SPOT).
 Pemantauan daerah aliran sungai dan konservasi sungai.
 Pemetaan sungai dan studi sedimentasi sungai.
 Pemantauan luas daerah intensitas banjir.
4. Dalam. bidang geologi (ilmu kebumian), bermanfaat untuk

Menentukan struktur batuan suatu wilayah,

Pemantauan
wilayah
bencana
akibat
gempa,
kebakaran,tsunami dan longsor.

Pemantauan aktivitas gunung berapi, dan pemantauan
persebaran debu vulkanik.

Menentukan struktur geologi dan macam batuan.

Melakukan pemantauan distribusi sumber daya alam, seperti
hutan (lokasi,macam, kepadatan, dan perusakan), bahan
tambang (uranium, emas, minyak bumi)

Melakukan pemantauan pencemaran dan lapisan minyak di
laut.

Melakukan pemantauan pencemaran udara.
5. Bidang Pembuatan Peta
6. Bidang sumber geofisika, geologi, geodesi dan lingkungan,
bermanfaat antara lain untuk; Permetaan penggunakan lahan dan
kehutanan
Keuntungan Penggunaan Penginderaan Jauh :
1. Citra menggambarkan objek, daerah, dan gejala di permukaan bumi
yang mirip di permukaan bumi dan relatif lengkap,
2. Citra merupakan alat dan sumber pembuatan peta
3. Citra merupakan sumber data multimatik karena citra dapat
digunakan untuk pelbagai bidang, seperti geografi, geologi,
hidrologi, dan kehutanan.
4. Penggunaan citra dapat menggambarkan daerah yang luas.
Geografi SMA K - 6
145
5. Dari jenis citra tertentu dapat ditimbulkan gambar tiga dimensi
apabila pengamatannya dilakukan dengan alat steroskop.
6. Citra dapat dibuat secara cepat meskipun untuk daerah yang sulit
dijelajahi secara langsung (terestrial).
7. Merupakan satu-satunya cara untuk pemetaan daerah bencana
karena tidak ada cara lain yang mampu memetakan daerah
bencana secara cepat justru pada saat terjadi bencana.
8. Citra satelit dibuat dengan periode ulang yang pendek
Geografi SMA K - 6
146
G. BAB VII SISTIM INFORMASI GEOGRAFIS
2.
Kegiatan Belajar Konsep Dasar Sistim Informasi Geografis
g.
Tujuan
Melalui kegiatan diskusi, peserta dapat menjelaskan konsep dasar,
keunggulan, dan komponen Sistim Informasi Geografis
h.
i.
Indikator Pencapaian Kompetensi
4)
menjelaskan konsep dasar Sistim Informasi Geografis
5)
menjelaskan manfaat Sistem Informasi Geografis
6)
mengidentifikasikan komponen Sistem Informasi Geografis
Uraian Materi
1) Sejarah Sistem Informasi Geografis (SIG).
Di awal 1960-an, potensi komputer elektronik telah
dikenal di Kanada dan Amerika Serikat. Pada 1963, Sistem
Informasi Geografis Kanada Canadian Geographic Information
System (CGIS) mulai beroperasi dan kemudian menjadi SIG
yang pertama di dunia. Dua tahun kemudian, di Amerika
Serikat, sistem serupa (MIDAS) juga mulai digunakan untuk
memproses data-data sumberdaya alam.
Pada tahun 1960-an hingga awal 1970-an, telah
dikembangkan IC (integrated circuits) hingga kecepatan proses
hitungan komputer jauh meninggalkan generasi sebelumnya,
yaitu generasi pertama dan kedua. Maka, lahirlah komputer
generasi ketiga yang membawa komputerisasi menuju ke
semua disiplin profesional yang sebenarnya, khususnya yang
memerlukan pemrosesan data dengan jumlah yang besar.
Terobosan yang sebenarnya baru muncul pada 19711972
dengan
dikembangkannya
pemroses
mikro
(microprocessor). Pada 1974, pemroses mikro ini telah
digunakan untuk membangun komputer desktop generasi
keempat pertama. Tujuh tahun kemudian, komputer desktop
pertama yang berbasis pemroses mikro telah diluncurkan
sebagai
PC (personal
computer).
Bagi
pengguna SIG,
pemroses mikro telah meningkatkan kemampuan perangkatperangkat :
Geografi SMA K - 6
147
1.
Peralatan survey
2.
GPS (Global Posistion System)
3.
Digitizer
4.
Scanner
5.
Satelit penginderaan jauh
6.
Sistem-sistem presentasi data : monitor grafik, plotter
elektrostatik, dan printer laser.
Kebutuhan dalam mengelola informasi spasial secara
efisien telah lama muncul sebelum kelahiran komputer dijital.
Pada sistem informasi geografis tradisional (peta), digunakan
prosedur-prosedur manual untuk membuat dan mengelola
sistem. Proses produksi basisdata secara manual dengan
membuat peta di atas scribe coats, film, kertas, dan hardcopy
lainnya, dirasa lambat, dan media penyimpanannya relatif
besar dan kebanyakan kurang stabil. Proses pemanggilan dan
analisis informasi spasial kemungkinan besar menjadi masalah
utama
yang
selalu
dijumpai
pada
penggunaan
sistem
konvensional.
Penggunaan
komputer
di
dalam
aplikasi-aplikasi
geometrik memungkinkan, masalah-masalah di atas dapat
diatasi oleh sistem informasi spasial yang berbasis teknologi
dijital. Masalah-masalah pembuatan data spasial, update,
pemanggilan, dan analisa juga dapat ditangani dengan mudah
oleh teknologi yang sama. Pada tahun 1982, Dangermond
mengawali pengembangan paket perangkat lunak (soft ware)
SIG
yang
populer
yaitu
ARC/INFO.
Dewasa
ini,
SIG
berkembang tidak hanya bertujuan untuk menyelesaikan
permasalahan geografi saja tetapi sudah merambah ke
berbagai bidang seperti: (1) analisis penyakit epidemik (demam
berdarah) , (2) analisis kejahatan (kerusuhan) , (3) navigasi dan
vehicle routing (lintasan terpendek), (3) analisis bisnis (sistem
stock dan distribusi), (4) urban (tata kota) dan regional planning
(tata ruang wilayah), (5) peneliti: spatial data exploration, (6)
utility (listrik, PAM, telpon) inventory and management, (7)
Geografi SMA K - 6
148
pertahanan (military simulation), dan lain lain. (Prahasta, 2005)
Dengan demikian, dalam sejarah pengembangannya,
SIG didukung oleh berbagai disiplin ilmu yang saling terkait erat
(Prahasta, 2005). Gambar 2 berikut memberikan ilustrasi
mengenai hubungan antara SIG dengan bidang-bidang yang
menjadi pendukungnya.
Surveying & Photogrammetry
Urban and Rural Planning
Geography
Military Studies
Civil Engineering
GIS
Earth Sciences
Cartography
Computer Aided Design (CAD)
Landscape Architecture
Remote Sensing
Spatial Mathematics
Gambar Disiplin Ilmu Pendukung SIG
Pada saat ini pengembangan perangkat SIG justru
didominasi oleh kalangan perusahaan swasta (vendor) yang
berbadan
hukum
(corporate-profit
oriented).
Salah
satu
perusahaan yang menghasilkan produk perangkat SIG yang
handal dan terkenal adalah ESRI (environmental systems
research institute) yang didirikan oleh Jack Dangermond dan
Laura
Dangermond
mengembangkan
pada
Arcview
1969.
untuk
Pada
digunakan
1991,
di
ESRI
komputer
desktop, dengan tampilan yang lebih menarik, interaktif,
memiliki tingkat kemudahan yang tinggi hingga lebih terkenal
dan sering digunakan akhir-akhir ini.
Geografi SMA K - 6
149
2) Konsep Dasar SIG
SIG secara umum dapat dipahami sebagai sistem yang
berbasis
komputer,
yang
digunakan
untuk
menyimpan,
mengelola, menganalisis serta mengaktifkan kembali data yang
berhubungan dengan keruangan untuk berbagai tujuan yang
berkaitan dengan pemetaan dan perencanaan. Burrough
dalam
Prahasta
himpunan
alat
(2005)
yang
menyimpan,
menjelaskan,
digunakan
SIG
untuk
mengaktifkan
merupakan
mengumpulkan,
sesuai
kehendak,
pentransformasian, serta penyajian data spasial dari suatu
fenomena nyata di permukaan bumi untuk maksud tertentu.
Dalam beberapa literatur, SIG dipandang sebagai hasil
dari perkawinan antara sistem komputer untuk bidang kartografi
(Computer Assisted Cartography/CAC) atau sistem komputer
untuk bidang perancangan (Computer Aided Design/CAD)
dengan teknologi basisdata (database). Namun demikian
hingga saat ini belum ada kesepakatan mengenai definisi SIG
yang baku. Bahkan beberapa negara atau institusi sering kali
menggunakan beberapa istilah yang berbeda dalam merujuk
terminologi SIG, seperti diungkapkan
Demers (1997) dalam
Prahasta (2005), seperti tertera dalam tabel 1 berikut.
Tabel Terminologi SIG Dari Berbagai Sumber
Terminologi
o
Geographic1 Information System
Sumber
Terminologi dari Amerika
Serikat
Geographical
2 Information System
Terminologi dari Eropa
Geomatique
3
Terminologi dari Kanada
Georelational
4 Information System
Terminologi yang
berbasiskan teknologi
Spatial Information
5
System
Terminologi non geografi
Spatial Data
6 Analysis System
Terminologi berdasarkan
sistemnya
Geografi SMA K - 6
150
Definisi SIG dari berbagai ahli yang telah beredar di
berbagai pustaka :
(a) SIG adalah sistem komputer yang digunakan untuk
memasukkan
(capturing),
mengintegrasikan,
menyimpan,
memanipulasi,
memeriksa,
menganalisis,
dan
menampilkan data-data yang berhubungan dengan posisiposisi di permukaan bumi (Rice,2000).
(b) SIG adalah kombinasi perangkat keras dan perangkat
lunak komputer yang memungkinkan untuk mengelola
(manage), menganalisa, memetakan informasi spasial
berikut data atributnya (data deskriptif) dengan akurasi
kartografi (Basic, 2000).
(c) SIG adalah sistem yang terdiri dari perangkat keras,
perangkat lunak, data, manusia (brainware), organisasi dan
lembaga
yang
digunakan
untuk
mengumpulkan,
menyimpan, menganalisa dan menyebarkan informasiinformasi mengenai daerah-daerah di permukaan bumi
(Chrisman, 1997).
(d) SIG adalah sistem komputer yang digunakan untuk
memanipulasi data geografi. Sistem ini diimplementasikan
dengan perangkat keras dan perangkat lunak komputer
yang berfungsi untuk : (a) Akusisi dan verifikasi data, (b)
Kompilasi data, (c) Penyimpanan data, (d) Perubahan dan
updating data, (e) Manajemen dan pertukaran data, (f)
Manipulasi data, (g) Pemanggilan dan presentasi data, dan
(h) Analisa data (Bern, 1992)
(e) SIG adalah sistem komputer yang digunakan untuk
mengumpulkan,
menganalisa
memeriksa,
mengintegrasikan,
informasi-informasi
yang
dan
berhubungan
dengan permukaan bumi (Demers, 1997)
(f) SIG adalah kumpulan yang terorganisir dari perangkat
keras komputer, perangkat lunak, data geografis dan
personil yang dirancang secara efisien untuk memperoleh,
menyimpan, meng-update, memanipulasi, menganalisis
Geografi SMA K - 6
151
dan
menampilkan
semua
bentuk
informasi
yang
bereferensi geografi (Esri,1990)
(g) SIG adalah teknologi informasi yang dapat menganalisa,
menyimpan, dan menampilkan baik data spasial maupun
non spasial. SIG mengkombinasikan kekuatan perangkat
lunak basisdata relasional dan paket perangkat lunak CAD
(Guo, 2000).
Penjelasan tentang GIS menurut urutan akronimnya,
adalah sebagai berikut:
(a)
Geography: Istilah ini digunakan karena GIS dibangun
berdasarkan pada „geografi‟ atau „spasial‟. Objek ini
mengarah pada spesifikasi lokasi dalam suatu keruangan
atau space. Objek bisa berupa fisik, budaya atau ekonomi
alamiah. Penampakan tersebut ditampilkan pada suatu
peta untuk memberikan gambaran yang representatif dari
spasial suatu objek sesuai dengan kenyataannya di bumi.
Simbol, warna dan gaya garis digunakan untuk mewakili
setiap spasial yang berbeda pada peta dua dimensi.
(b)
Information. Informasi berasal dari pengolahan sejumlah
data, dimana dalam SIG informasi memiliki volume
terbesar. Setiap objek geografi memiliki setting data
tersendiri karena tidak sepenuhnya data yang ada dapat
terwakili
dalam
peta.
Jadi,
semua
data
harus
diasosiasikan dengan objek spasial yang dapat membuat
peta
menjadi
diasosiasikan
intelligent.
dengan
Ketika
permukaan
data
tersebut
geografis
yang
representatif, data tersebut mampu memberikan informasi
dengan hanya mengklik mouse pada objek. Perlu diingat
bahwa semua informasi adalah data tapi tidak semua
data merupakan informasi.
(c)
System.
Pengertian ini merujuk kepada suatu sistem
yang terdiri dari kumpulan elemen-elemen yang saling
Geografi SMA K - 6
152
berintegrasi dan berinterdependensi dalam lingkungan
yang dinamis untuk mencapai tujuan tertentu.
3) Keunggulan SIG.
Pada dasarnya dengan memperhatikan definisi SIG,
kemampuan SIG sudah dapat dikenali. Kemampuan SIG dapat
dilihat dari kemampuannya dalam
menjawab pertanyaan
secara konseptual seperti berikut :
1.
What is at? (apa kemampuan SIG), yaitu untuk mencari
keterangan atau atribut/deskripsi unsur-unsur peta yang
terdapat pada lokasi tertentu (nama,kode/zipcode atau
referensi geografisnya).
2.
Where is it? (dimana kemampuan SIG), yaitu untuk
mengidentifikasi
unsure-unsur
peta
sehingga
dapat
menemukan lokasi yang sesuai untuk tujuan tertentu.
3.
What has changed since? (apa yang telah berubah?), yaitu
untuk menjawab pertanyaan ini diperlukan layer (data
spasial) yang diambil berkali-kali secara periodik kemudian
dibandingkan dengan menggunakan fungsi analisis. Hasil
perbandingan disebut trend spasial/atribut.
4.
What spatial pattern exist? (pola spasial seperti apakah
yang ada?) pertanyaan ini lebih mempertegas keberadaan
pola.
5.
What if (bagaimana seandainya), lebih mempertanyakan
permodelan di dalam SIG.
Geografi SMA K - 6
153
Gambar Sejumlah Pertanyaan yang Harus Dijawab Oleh SIG.
Selain
memiliki
kemampuan
menjawab
pertanyaan
konseptual diatas, SIG memiliki kemampuan tambahan, yaitu
kemampuan
menjawab
pertanyaan-pertanyaan
yang
berhubungan dengan:
(a) Karakteristik permukaan bumi yang meliputi bagaimana
mengukur
akurasi,
mengukur
ketidakpastian
serta
bagaimana menyatakan akurasi dan ketidakpastian di
dalam dokumen, bagaimana memvisualkan data serta
mensimulasikan dampak
(b) Apa yang dipikirkan oleh kebanyakan
orang mengenai
bumi dan sisinya, bagaimana orang berkomunikasi dengan
dunia geografi dan dengan bantuan SIG semuanya
terjawab.
(c) Efisiensi SIG dalam menyimpan, memanggil dengan cepat
Geografi SMA K - 6
154
(d) Tampilan data geografis (pengaruh metode tampilan
terhadap penafsiran data geografi, kartografi memperoleh
keuntungan dari sistem dijital).
(e) Bagaimana intuisi manusia terhadap data spasial dan
meningkatkan tools SIG.
Sedangkan alasan dibutuhkannya SIG adalah sebagai
berikut :
(a) Penanganan data geospatial yang sangat buruk.
(b) Peta dan statistik sangat cepat kadaluarsa.
(c) Data dan informasi sering tidak akurat.
(d) Tidak ada pelayanan penyediaan data.
(e) Tidak ada pertukaran data.
Selain alasan dibutuhkannya SIG tersebut, dengan
diterapkannya SIG, didapat keuntungan seperti berikut :
(a)
Penanganan data geospatial menjadi lebih baik dalam
format baku.
(b)
Revisi dan pemutakhiran data menjadi lebih mudah.
(c)
Data geospatial dan informasi lebih mudah dicari,
dianalisis dan direpresentasikan.
(d)
Menjadi produk bernilai tambah.
(e)
Data geospatial dapat dipertukarkan.
(f)
Produktivitas staf meningkat dan lebih efisien.
(g)
Penghematan waktu dan biaya.
(h)
Keputusan yang akan diambil menjadi lebih baik.
Menurut Anon (2003) ada beberapa alasan mengapa
perlu menggunakan SIG, diantaranya adalah:
(a)
SIG menggunakan data spasial maupun atribut secara
terintegrasi.
(b)
SIG dapat digunakan sebagai alat bantu interaktif yang
menarik
Geografi SMA K - 6
dalam
usaha
meningkatkan
pemahaman
155
mengenai konsep lokasi, ruang, kependudukan, dan
unsur-unsur geografi yang ada dipermukaan bumi.
(c)
SIG dapat memisahkan antara bentuk presentasi dan
basis data.
(d)
SIG memiliki kemampuan menguraikan unsur-unsur yang
ada di permukaan bumi ke dalam beberapa layer atau
coverage data spasial
(e)
SIG memiliki kemampuan yang sangat baik dalam
memvisualisasikan data spasial berikut atributnya.
(f)
Semua operasi SIG dapat dilakukan secara interaktif.
(g)
SIG dengan mudah menghasilkan peta-peta tematik.
(h)
semua
operasi
SIG
dapat
di-costumize
dengan
menggunakan perintah-perintah dalam bahasa script.
(i)
Perangkat
lunak
SIG
menyediakan
fasilitas
untuk
berkomunikasi dengan perangkat lunak lain.
(j)
SIG sangat membantu pekerjaan yang erat kaitannya
dengan bidang spasial dan geoinformatika.
Kelebihan pekerjaan menggunakan SIG dengan pekerjaan tanpa
menggunakan SIG (Manual), dapat dikaji pada table berikut:
Tabel. SIG Versus Pekerjaan Manual
Peta
Penyimpanan
SIG
Pekerjaan Manual
Basisdata dijital, baku,
Skala dan standar
dan terpadu
berbeda
Pemanggilan
Pencarian dengan
Cek manual
Kembali
komputer
Pemutakhiran
Sistematis
Mahal dan memakan
waktu
Analisis Overlay
Sangat cepat
Memakan waktu dan
tenaga
Analisis Spasial
Mudah
Rumit
Penayangan
Murah dan cepat
Mahal
Geografi SMA K - 6
156
Selain itu dalam gambar berikut ini ditunjukkan kelebihan manajemen
informasi spasial dengan dan tanpa SIG.
Gambar Perbandingan Manajemen Informasi Spatial dengan dan Tanpa
SIG.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan, secara garis besar SIG
memberikan manfaat sebagai berikut:
(a) Memudahkan dalam melihat fenomena kebumian dengan
perspektif yang lebih baik
(b) Mengakomodasi
penyimpanan,
pemrosesan,
dan
penayangan data spatial digital bahkan integrasi data yang
beragam, mulai dari citra satelit, foto udara, peta, bahkan
data statistik.
(c) Dengan menggunakan komputer yang berkecepatan dan
kapasitas ruang penyimpanan besar mampu memproses
data dengan cepat dan akurat dan menampilkannya.
(d) Mengakomodasi dinamika data dan pemutakhiran data
menjadi lebih mudah (Darmawan, 2008)
Geografi SMA K - 6
157
4) Komponen SIG.
(a) Perangkat keras (Hardware)
Perangkat keras
yang tersedia mulai dari PC,
desktop, workstation, hingga multi user host, bisa
digunakan secara bersamaan oleh banyak user sehingga
dituntut harddisk dan RAM yang besar. Sedangkan
perangkat keras yang digunakan untuk SIG adalah PC,
Mouse, digitizer, plotter, printer, scanner
GIS membutuhkan komputer untuk penyimpanan dan
pemproresan data. Ukuran dari sistem komputerisasi
bergantung pada tipe GIS itu sendiri. GIS dengan skala
yang kecil hanya membutuhkan PC (personal computer)
yang kecil dan sebaliknya. Ketika GIS yang di buat
berskala besar di perlukan spesifikasi komputer yang
besar pula serta host untuk client machine yang
mendukung penggunaan multiple user. Hal tersebut
disebabkan data yang digunakan dalam GIS baik data
vektor
maupun
data
raster
penyimpanannya
membutuhkan ruang yang besar dan dalam proses
analisanya membutuhkan memori yang besar dan
prosesor yang cepat.
(b) Perangkat Lunak (Software).
Perangkat
Lunak
dalam
setiap
subsistem
diimplementasikan dengan software dari beberapa
modul (ratusan modul program (*.exe) yang masingmasing dapat dieksekusi sendiri).
Dalam pembuatan SIG di perlukan software
yang menyediakan fungsi tool yang mampu melakukan
penyimpanan
data,
analisis
dan
menampilkan
informasi geografis. Dengan demikian, elemen yang
harus terdapat dalam komponen software SIG adalah:
 Tool untuk melakukan input dan transformasi data
geografis
Geografi SMA K - 6
158
 Sistem Manajemen Basis Data (DBMS)
 Tool yang mendukung query geografis, analisa
dan visualisasi.
Beberapa contoh software SIG/GIS adalah
ArcView, MapInfo, ArcInfo untuk SIG; CAD system
untuk entry graphic data .
(c) Data dan Informasi Geografi.
Data dan informasi geografis dapat diperoleh
dengan
cara
mendigitasi
data
spasial,
dan
memasukkan data atributnya dari tabel, serta laporan
menggunakan keybord.
SIG merupakan perangkat pengelolaan basis
data (DBMS = Data Base Management System)
dimana interaksi dengan pemakai dilakukan dengan
suatu sistem antar muka dan sistem query dan basis
data
dibangun
untuk
aplikasi
multiuser.
SIG
merupakan perangkat analisis keruangan (spatial
analysis) dengan kelebihan dapat mengelola data
spasial dan data non-spasial sekaligus.
(d) Manajemen.
Suatu proyek SIG akan berhasil jika dimanage dengan baik dan dikerjakan oleh orangorang (SDM) yang profesional.
5) Subsistem SIG.
Subsistem SIG meliputi;
(a)
Data
input:
yaitu
masukan
data
yang
berfungsi
mengumpulkan serta mempersiapkan data spasial dan
atribut dari berbagai sumber, kemudian mengkonversi
dan mentransformasikan format data asli ke dalam
format SIG.
(b)
Data
output:
subsistem
yang
menampilkan
atau
menghasilkan keluaran seluruh atau sebagian basis
Geografi SMA K - 6
159
data dalam bentuk soft copy ataupun hard copy (grafik,
tabel, dan sebagainya)
(c)
Data management: mengorganisasikan data spasial dan
atribut ke dalam sebuah basis data sehingga mudah di
panggil, di update, maupun di edit
(d)
Data manipulation dan Analysis: menentukan informasi
yang dapat dihasilkan oleh SIG, memanipulasi dan
permodelan data.
Jika subsistem SIG di atas dijelaskan berdasarkan uraian jenis masukan,
proses, dan jenis keluaran yang ada di dalamnya, maka subsistem SIG dapat
digambarkan sebagai berikut :
DATA INPUT
Tabel
Laporan
DATA MANAGEMENT &
OUTPUT
MANIPULATION
Pengukuran
lapangan
Peta
Storage
(database)
Tabel
Data dijital
Input
Retrieval
Output
Laporan
Peta (Tematik,
Topografi,dll)
Processing
Citra Satelit
Informasi
dijital
(softcopy)
Foto Udara
Data lainnya
Gambar Uraian Subsistem SIG
Geografi SMA K - 6
160
Sedangkan data/Informasi Geografi
dapat diperoleh
melalui lima (5) cara, yaitu :
(a)
Survei
lapangan:
pengukuran
fisik
(land
marks),
pengambilan sampel (polusi air), pengumpulan data
non-fisik (data sosial, politik, ekonomi dan budaya).
(b)
Sensus: dengan pendekatan kuesioner, wawancara dan
pengamatan; pengumpulan data secara nasional dan
periodik (sensus jumlah penduduk, sensus kepemilikan
tanah).
(c)
Statistik:
merupakan
metode
pengumpulan
data
periodik/per-interval-waktu pada stasiun pengamatan
dan analisis data geografi tersebut, contoh: data curah
hujan.
(d)
Tracking: merupakan cara pengumpulan data dalam
periode
tertentu
untuk
tujuan
pemantauan
atau
pengamatan perubahan, contoh: kebakaran hutan,
gunung meletus, debit air sungai.
(e)
Penginderaan jarak jauh (inderaja): merupakan ilmu dan
seni untuk mendapatkan informasi suatu obyek, wilayah
atau fenomena melalui analisis data yang diperoleh dari
sensor pengamat tanpa harus kontak langsung dengan
obyek, wilayah atau fenomena yang diamati (Lillesand &
Kiefer, 1994).
j.
Uraian Kegiatan/Aktivitas Pembelajaran
3)
Penyampaian tujuan pembelajaran, yaitu melalui kajian
referensi dan diskusi, peserta pelatihan dapat menjelaskan
konsep dasar Sistem Informasi Geografis.
4)
Peserta diminta melakukan aktivitas belajar sebagai berikut:
Tugas Individu:
c)
Baca dan cermati uraian materi konsep dasar, Sistem
Informasi Geografis
Geografi SMA K - 6
161
d)
Tulislah dengan singkat keunggulan Sistem Informasi
Geografis pada berbagai bidang.
Tugas Kelompok:
f)
Peserta dibagi menjadi beberapa kelompok. dengan jumlah
kelompok ideal, yaitu maksimal 5 orang.
g)
Semua kelompok menerima informasi-informasi
dipermukaan bumi atau data-data geospasial dari
fasilitator.
h)
Semua kelompok melakukan diskusi berkaitan dengan
peranan Sistem Informasi Geografis untuk mengelola datadata spasial tersebut, sehingga diperoleh output yang
diharapkan.
i)
Hasil kelompok dipresentasikan agar kelompok lain dapat
mencermati dan mempelajari.
k. Evaluasi kegiatan belajar
Berikan jawaban pada soal-soal berikut untuk mengetahui tingkat
penguasaan Ibu/Bapak terhadap materi yang telah dipelajari!
1. Jelaskan kemampuan Sistem Informasi Geografis untuk
menjawab pertanyaan secara konseptual?
2. Jelaskan keunggulan Sistem Informasi Geografis disbanding
sistim manua!
3. Jelaskan hubungan penginderaan dan Sistem Informasi
Geografis!
l.
Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Setelah kegiatan pembelajaran,Bapak/ Ibu dapat melakukan umpan
balik dengan menjawab pertanyaan berikut ini :
1) Apa yang Bapak/Ibu pahami setelah mempelajari materi konsep
dasar, Sistem Informasi Geografis?
2) Pengalaman penting apa yang Bapak/Ibu peroleh setelah
mempelajari materi konsep dasar, Sistem Informasi Geografis?
Geografi SMA K - 6
162
3) Apa manfaat materi konsep dasar, Sistem Informasi Geografis,
terhadap tugas Bapak/Ibu ?
4) Apa rencana tindak lanjut Bapak/Ibu setelah kegiatan pelatihan
ini ?
g. Rangkuman
SIG berkembang tidak hanya bertujuan untuk menyelesaikan
permasalahan geografi saja tetapi sudah merambah ke berbagai
bidang seperti: (1) analisis penyakit epidemik (demam berdarah) , (2)
analisis kejahatan (kerusuhan) , (3) navigasi dan vehicle routing
(lintasan terpendek), (3) analisis bisnis (sistem stock dan distribusi),
(4) urban (tata kota) dan regional planning (tata ruang wilayah), (5)
peneliti: spatial data exploration, (6) utility (listrik, PAM, telpon)
inventory and management, (7) pertahanan (military simulation), dan
lain lain. (Prahasta, 2005)
Kemampuan SIG menjawab pertanyaan secara konseptual:
1. What is at? (apa kemampuan SIG
2. Where is it? (dimana kemampuan SIG.
3. What has changed since? (apa yang telah berubah
4. What spatial pattern exist? (pola spasial seperti apakah yang
ada?)
5. What if (bagaimana seandainya),
Subsistem SIG meliputi;
(a) Data input
(b) Data output
(c) Data management
(d) Data manipulation dan Analysis
Geografi SMA K - 6
163
H. BAB VIII PERANCANGAN MODEL-MODEL PEMBELAJARAN
1. Kegiatan Belajar 1. Analisis Pembelajaran
a. Tujuan
Melalui kegiatan diskusi, peserta diklat dapat menganalisis
pembelajaran yang sesuai menggunakan model discovery learning,
problem based learning, dan project based learning
b. Indikator Pencapaian Kompetensi
1)
Menganalisis materi pelajaran yang sesuai kompetensi dasar
2)
Menganalisis kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan
kompetensi dasar
3)
Menganalisis pembelajaran yang sesuai dengan model discovery
learning.
4)
Menganalisis pembelajaran yang sesuai dengan model problem
based learning.
5)
Menganalisis pembelajaran yang sesuai dengan model project
based learning.
6)
Merancang pembelajaran dengan model discovery learning.
7)
Merancang pembelajaran dengan model problem based learning.
8)
Merancang pembelajaran dengan model project based learning.
c. Uraian Materi
1)
Perancangan Pembelajaran (Instructional Design)
Salah satu langkah yang harus dilakukan dalam mendesain
pembelajaran
dengan menggunakan model Dick and Carey
(Warsita, 2008) adalah melakukan analisis pembelajaran. Dengan
analisis
pembelajaran
akan
diidentifikasi
keterampilan-
keterampilan bawahan (sub ordinate skills). Jadi posisi analisis
pembelajaran dalam keseluruhan desain pembelajaran merupakan
perilaku prasyarat, sebagai perilaku yang menurut urutan gerak
fisik berlangsung lebih dulu, perilaku yang menurut proses
psikologis muncul lebih dulu atau secara kronologis terjadi lebih
awal sehingga analisis ini merupakan acuan dasar dalam
melanjutkan langkah-langkah desain berikutnya.
Geografi SMA K - 6
164
Dick
and
Carey
(1985)
mengatakan
bahwa
tujuan
pembelajaran yang telah diidentifikasi perlu dianalisis untuk
mengenali keterampilan-keterampilan bawahan (sub ordinate
skills) yang mengharuskan peserta didik belajar menguasainya
dan langkah-langkah procedural bawaan yang ada harus diikuti
peserta didik untuk dapat belajar tertentu.
2) Analisis Pembelajaran
Analisis Pembelajaran adalah proses menjabarkan perilaku
umum menjadi perilaku khusus yang tersusun secara logis dan
sistematis, dengan demikian akan tergambar susunan perilaku
khusus dari yang awal sampai yang paling akhir. Gagne, Briggs,
dan Wager (1988) mengemukakan bahwa tujuan analisis
pembelajaran
adalah
untuk
menntukan
keterampilan-
keterampilan yang akan dijangkau oleh tujuan pembelajaran,
serta memungkinkan untuk membuat keputusan yang diperlukan
dalam urutan mengajar.
Dalam rangka proses menjabarkan perilaku umum menjadi
perilaku khusus yang tersusun secara logis dan sistematis maka
perlu dikaji
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang
diamanatkan untuk dikuasai peserta didik pada tingkat satuan
pendidikan.
3)
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Standar Kompetensi (SK) merupakan kemampuan minimal yang
harus dikuasai pada jenjang pendidikan tertentu. Sedangkan
Kompetensi Dasar (KD) merupakan kemampuan spesifik yang
mencakup sikap, pengetahuan, keterampilan yang terkaitan
muatan mata pelajaran, dalam hal ini adalah mata pelajaran
Geografi pada satuan pendidikan menengah atas.
4)
Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran merupakan suatu sistem yang terdiri atas
berbagai komponen yang saling berhubungan dan mempengaruhi.
Komponen tersebut mencakup materi, metode, media dan sumber
belajar,
Geografi SMA K - 6
dan
penilaian.
Kegiatan
pembelajaran
merupakan
165
kegiatan yang dilakukan guru dan peserta didik untuk mencapai
kompetensi.
5)
Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran merupakan isi atau substansi tujuan
pendidikan yang hendak dicapai oleh peserta didik dalam
perkembangan
dirinya.
Materi
pembelajaran
(instructional
materials) umumnya merupakan gabungan antara jenis materi
yang berbentuk pengalaman (fakta dan informasi yang terperinci),
keterampilan (langkah-langkah, prosedur, keadaan, dan syaratsyarat tertentu), dan sikap (berisi pendapat, ide, saran, atau
tanggapan).
Berangkat
dari
pengertian
tersebut
maka
dapat
diklasifikasikan bahwa materi pembelajaran tersebut meliputi
pengalaman, sikap, serta keterampilan dengan jenis atau Fakta
a)
Fakta
Segala hal yang berwujud kenyataan dan kebenaran.
b)
Konsep
Materi konsep adalah segala yang berwujud pengertianpengertian baru yang bisa timbul sebagai hasil pemikiran.
c)
Prosedur
Materi prosedur mencakup langkah-langkah secara sistematis
dalam mengerjakan sesuatu aktivitas
d)
Prinsip
Materi prinsip berupa hal-hal utama, pokok, dan memiliki
posisi terpenting.
(Warsita, 2008).
Ditinjau dari pihak pendidik, materi pembelajaran tersebut
harus ditransformasikan dalam kegiatan pembelajaran, sedangkan
dari pihak peserta didik materi tersebut harus dipelajari peserta
didik dalam rangka mencapai standar kompetensi dan kompetensi
dasar yang akan dinilai dengan menggunakan instrumen penilaian
yang disusun berdasarkan indikator pencapaian belajar.. Sebelum
Geografi SMA K - 6
166
mentransformasikan materi pembelajaran kepada peserta didik,
terlebih dahulu perlu dilakukan analisis materi pembelajaran.
6)
Model Discovery Learning
a)
Konsep Discovery Learning
Model Discovery Learning terjadi bila peserta didik tidak
disajikan dengan pembelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi
diharapkan mengorganisasi sendiri. Dasar ide ini bahwa
peserta didik harus berperan aktif dalam belajar di kelas.
Mereka tidak diberi tahu tetapi mencari tahu.
Model Discovery Learning adalah memahami konsep,
arti, dan hubungan, melalui proses intuitif untuk akhirnya
sampai kepada suatu kesimpulan. Discovery (temuan) terjadi
bila individu terlibat, terutama dalam penggunaan proses
mentalnya untuk menemukan beberapa konsep dan prinsip.
Discovery
dilakukan
melalui
observasi,
klasifikasi,
pengukuran, prediksi, penentuan dan inferi. Proses tersebut
disebut cognitive process sedangkan discovery itu sendiri
adalah the mental process of assimilatig conceps and
principles in the mind.
b)
Langkah-langkah Operasional Implementasi dalam Proses
Pembelajaran dengan Model Discovery Learning
(1) Stimulation (Stimulasi/Pemberian Rangsangan)
(2) Problem Statement (Pernyataan/ Identifikasi Masalah)
(3) Data Collection (Pengumpulan Data)
(4) Data Processing (Pengolahan Data)
(5) Verification (Pembuktian)
(6) Generalization (Menarik Kesimpulan/Generalisasi)
7)
Model Problem Based Learning
Problem Based Learning (PBL) adalah kurikulum dan proses
pembelajaran. Dalam kurikulumnya, dirancang masalah-masalah
yang menuntut peserta didik mendapat pengetahuan penting,
yang membuat mereka mahir dalam memecahkan masalah, dan
Geografi SMA K - 6
167
memiliki
model
belajar
sendiri
serta
memiliki
kecakapan
berpartisipasi dalam tim. Proses pembelajarannya menggunakan
pendekatan yang sistemik untuk memecahkan masalah atau
menghadapi tantangan yang nanti diperlukan dalam kehidupan
sehari-hari.
Pembelajaran
berbasis
masalah
merupakan
sebuah
pendekatan pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual
sehingga merangsang peserta didik untuk belajar. Dalam kelas
yang menerapkan pembelajaran berbasis masalah, peserta didik
bekerja dalam tim untuk memecahkan masalah dunia nyata (real
world).
Pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu metode
pembelajaran yang menantang peserta didik untuk “belajar
bagaimana belajar”, bekerja secara berkelompok untuk mencari
solusi dari permasalahan dunia nyata. Masalah yang diberikan ini
digunakan untuk mengikat peserta didik pada rasa ingin tahu pada
pembelajaran yang dimaksud. Masalah diberikan kepada peserta
didik, sebelum peserta didik mempelajari konsep atau materi yang
berkenaan dengan masalah yang harus dipecahkan.
Model pembelajaran berbasis masalah dilakukan dengan
adanya pemberian rangsangan berupa masalah-masalah yang
kemudian dilakukan pemecahan masalah oleh peserta didik yang
diharapkan dapat menambah keterampilan peserta didik dalam
pencapaian materi pembelajaran.
Tahapan-Tahapan Model PBL
FASE-FASE
Fase 1
Orientasi peserta didik
kepada masalah.
PERILAKU GURU
 Menjelaskan tujuan pembelajaran,
menjelaskan logistik yg dibutuhkan.
 Memotivasi peserta didik untuk
terlibat aktif dalam pemecahan
masalah yang dipilih.
Geografi SMA K - 6
Fase 2
Membantu peserta didik
Mengorganisasikan
mendefinisikan
168
FASE-FASE
PERILAKU GURU
peserta didik.
danmengorganisasikan tugas belajar
yang berhubungan dengan masalah
tersebut.
Fase 3
Mendorong peserta didik untuk
Membimbing
mengumpulkan informasi yang
penyelidikan individu
sesuai, melaksanakan eksperimen
dan kelompok.
untuk mendapatkan penjelasan dan
pemecahan masalah.
Fase 4
Membantu peserta didik dalam
Mengembangkan dan
merencanakan dan menyiapkan
menyajikan hasil
karya yang sesuai seperti laporan,
karya.
model dan berbagi tugas dengan
teman.
Fase 5
Mengevaluasi hasil belajar tentang
Menganalisa dan
materi yang telah dipelajari /meminta
mengevaluasi proses
kelompok presentasi hasil kerja.
pemecahan masalah.
Sumber: Kemendikbud, 2013.
8)
Model Project Based Learning
a)
Konsep Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based
Learning=PjBL)
Pembelajaran
Learning=PjBL)
Berbasis
adalah
Proyek
metoda
(Project
pembelajaran
Based
yang
menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Peserta
didik
melakukan
eksplorasi,
penilaian,
interpretasi,
sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai
bentuk hasil belajar.
Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan metode
belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah
awal
dalam
mengumpulkan
dan
mengintegrasikan
pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam
beraktifitas secara nyata. Pembelajaran Berbasis Proyek
dirancang untuk digunakan pada permasalahan komplek
Geografi SMA K - 6
169
yang
diperlukan
peserta
didik
dalam
melakukan
insvestigasi dan memahaminya.
Melalui
PjBL,
proses
inquiry
dimulai
dengan
memunculkan pertanyaan penuntun (a guiding question)
dan membimbing peserta didik dalam sebuah proyek
kolaboratif
yang
mengintegrasikan
berbagai
subjek
(materi) dalam kurikulum. Pada saat pertanyaan terjawab,
secara langsung peserta didik dapat melihat berbagai
elemen utama sekaligus berbagai prinsip dalam sebuah
disiplin
yang
sedang
dikajinya.
PjBL
merupakan
investigasi mendalam tentang sebuah topik dunia nyata,
hal ini akan berharga bagi atensi dan usaha peserta didik.
Mengingat
bahwa
masing-masing
peserta
didik
memiliki gaya belajar yang berbeda, maka Pembelajaran
Berbasis Proyek memberikan kesempatan kepada para
peserta didik untuk menggali konten (materi) dengan
menggunakan berbagai cara yang bermakna bagi dirinya,
dan
melakukan
eksperimen
secara
kolaboratif.
Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan investigasi
mendalam tentang sebuah topik dunia nyata, hal ini akan
berharga bagi atensi dan usaha peserta didik.
Pembelajaran Berbasis Proyek dapat dikatakan
sebagai operasionalisasi konsep “Pendidikan Berbasis
Produksi” yang dikembangkan di Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK). SMK sebagai institusi yang berfungsi
untuk menyiapkan lulusan untuk bekerja di dunia usaha
dan industri harus dapat membekali peserta didiknya
dengan “kompetensi terstandar” yang dibutuhkan untuk
bekerja dibidang masing-masing. Dengan pembelajaran
“berbasis produksi” peserta didik di SMK diperkenalkan
dengan suasana dan makna kerja yang sesungguhnya di
dunia kerja. Dengan demikian model pembelajaran yang
cocok untuk SMK adalah pembelajaran berbasis proyek.
b) Langkah-Langkah
Geografi SMA K - 6
Operasional
Model
Project
170
Based Learning
Langkah-langkah Project Based Learning menurut
Kemendikbud (2013) sebagai berikut:
(1) Penentuan Pertanyaan Mendasar (Start with the
Essential Question).
(2) Mendesain Perencanaan Proyek (Design a Plan
for the Project.
(3) Menyusun Jadwal (Create a Schedule)
(4) Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek
(Monitor the Students and the Progress of the
Project)
(5) Menguji Hasil (Assess the Outcome)
(6) Mengevaluasi
Pengalaman
(Evaluate
the
Experience)
Secara umum langkah-langkah dalam project based
learning
meliputi
perencanaan,
pelaksanaan,
dan
pelaporan.
a.
Aktivitas Pembelajaran
1)
Pembelajaran
diawali
dengan
penyampaian
tujuan
pembelajaran, yaitu melalui kegiatan diskusi peserta diklat dapat
menganalisis Kompetensi yang sesuai menggunakan model
discovery learning, problem based learning, dan project based
learning.
2)
Peserta membentuk kelompok untuk menganalisis KD yang
sesuai menggunakan model discovery learning, problem based
learning, dan project based learning.
3)
Setiap kelompok menganalisis materi minimal yang harus
dipenuhi untuk mencapai Kompetensi Dasar tersebut.
4)
Setiap kelompok menganalisis kegiatan pembelajaran yang
sesuai dengan KD yang akan dicapai peserta didik.
5)
Setiap kelompok menganalisis model pembelajaran yang sesuai
dengan kompetensi, materi, dan kegiatan pembelajaran yang
akan dilakukan.
Geografi SMA K - 6
171
6)
Untuk menyelesaikan tugas serangkaian kegiatan analisis di
atas, gunakan format analisis.
7)
Presentasi hasil diskusi disampaikan oleh satu kelompok dan
ditanggapi oleh kelompok lain.
8)
Kegiatan klarifikasi hasil diskusi dan presentasi dilakukan oleh
fasilitator.
9)
Refleksi.
Geografi SMA K - 6
172
FORMAT ANALISIS KOMPETENSI YANG SESUAI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan
: SMA/MA
Mapel Peminatan
: Geografi
Kelas
: X (sepuluh)
Model Pembelajaran yang sesuai
Kompetensi Dasar
3.1 Memahami
Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Learning
Pengetahuan
Mengamati
pengetahuan dasar
Dasar Geografi
 membaca buku teks dan
geografi dan
 Ruang lingkup
sumber bacaan lainnya
terapannya dalam
pengetahuan
tentang ruang lingkup
kehidupan sehari-
geografi
pengetahuan geografi,
hari.
4.1 Menyajikan contoh
 Konsep
konsep esensial geografi,
esensial
obyek studi, prinsip,
penerapan
geografi dan
pendekatan,serta aspek
pengetahuan dasar
contoh
geografi; dan atau
geografi pada
terapannya
 mengamati peta rupa bumi
 Obyek studi
yang memperlihatkan relief
kehidupan sehari-
Discovery
Problem
Based
Learning
Project Based
Learning
Model Pembelajaran yang sesuai
Kompetensi Dasar
hari dalam bentuk
tulisan.
Materi
Pembelajaran
geografi
 Prinsip
Kegiatan Pembelajaran
Learning
Problem
Based
Learning
Project Based
Learning
permukaan bumi, jaringan
jalan,dan pola penggunaan
geografi dan
lahan sehingga peserta
contoh
didik dapat menunjukkan
terapannya
objek, gejala, konsep,
 Pendekatan
Discovery
prinsip, dan aspek geografi.
geografi dan
contoh
Menanya
terapannya
 Peserta didik ditugasi untuk
 Aspek geografi
mengajukan pertanyaan
tentang sesuatu yang ingin
diketahuinya lebih
mendalam terkait dengan
ruang lingkup pengetahuan
geografi, konsep esensial
geografi, obyek studi,
Geografi SMA K - 6
174
Model Pembelajaran yang sesuai
Kompetensi Dasar
Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Discovery
Learning
Problem
Based
Learning
Project Based
Learning
prinsip, pendekatan,
danaspek geografi. Butir
pertanyaan dapat ditulis
pada kertas selembar atau
diajukan secara lisan; atau
 Secara klasikal, peserta
didik diminta untuk
mengajukan sejumlah
pertanyaan tentang konsep
dan prinsip geografi
kaitannya dengan
keberadaan suatu objek dan
gejala di permukaan bumi
setelah mereka mengamati
peta rupa bumi.
Geografi SMA K - 6
175
Model Pembelajaran yang sesuai
Kompetensi Dasar
Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Discovery
Learning
Problem
Based
Learning
Project Based
Learning
Mengumpulkan informasi
 Peserta didik menunjukkan
letak berbagai objek
geografi pada peta yang
keberadaannya
memperlihatkan penerapan
konsep, prinsip, dan
pendekatan geografi dalam
kehidupan nyata. Misalnya
menunjukkan letak delta
yang selalu ada di muara
sungai, pola permukiman
penduduk yang memanjang
jalan, dan lahan pertanian
sawah yang banyak
Geografi SMA K - 6
176
Model Pembelajaran yang sesuai
Kompetensi Dasar
Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Discovery
Learning
Problem
Based
Learning
Project Based
Learning
tersebar di daerah dataran
rendah; atau
 Peserta didik memberi
contoh kenampakan objek
buatan manusia
(permukiman, pesawahan,
atau jaringan jalan) yang
dipengaruhi oleh keadaan
relief muka bumi sebagai
bukti berlakunya konsep
dan prinsip geografi dalam
kehidupan sehari-hari.
Menalar/Mengasosiasi
 Peserta didik diminta untuk
Geografi SMA K - 6
177
Model Pembelajaran yang sesuai
Kompetensi Dasar
Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Discovery
Learning
Problem
Based
Learning
Project Based
Learning
menganalisis hubungan
antara keberadaan suatu
objek di permukaan bumi
dengan objek-objek lainnya
sehingga mereka
memperoleh makna tentang
konsep dan prinsip geografi.
Contohnya menghubungkan
antara keberadaan
permukiman di tepian
sungai yang selalu
memanjang mengikuti aliran
sungai, atau
menghubungkan antara
kepadatan jaringan jalan
dengan kondisi perkotaan,
Geografi SMA K - 6
178
Model Pembelajaran yang sesuai
Kompetensi Dasar
Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Discovery
Learning
Problem
Based
Learning
Project Based
Learning
atau
 Peserta didik diminta untuk
menyimpulkan hasil
eksplorasinya tentang
konsep, prinsip, dan
pendekatan geografi
sehingga memperoleh
pengetahuan baru tentang
dasar-dasar ilmu geografi.
Mengomunikasikan
 Peserta didik
mengomunikasikan hasil
analisisnya dalam bentuk
tulisan yang dilengkapi
Geografi SMA K - 6
179
Model Pembelajaran yang sesuai
Kompetensi Dasar
Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Discovery
Learning
Problem
Based
Learning
Project Based
Learning
dengan gambar/peta yang
relevan, atau
 Pesera didik menyampaikan
hasil kesimpulannya tentang
ruang lingkup pengetahuan
geografi, konsep esensial
geografi, obyek studi,
prinsip, pendekatan,dan
aspek geografi di depan
kelas, atau
 Peserta didik diminta untuk
memberi contoh tentang
cara memilih lokasi tempat
tertentu yang cocok sesuai
prinsip dan pendekatan
geografi. Contohnya
Geografi SMA K - 6
180
Model Pembelajaran yang sesuai
Kompetensi Dasar
Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Discovery
Learning
Problem
Based
Learning
Project Based
Learning
memilih lokasi untuk
permukiman yang baik,
memilih lokasi pertanian,
memilih lokasi pelabuhan,
dan lain-lain sesuai dengan
prinsip dan pendekatan
geografi. Ketika
mengomunikasikan, peserta
didik menunjukkan lokasilokasi tersebut melalui
media peta.
3.2 Menganalisis
Mengamati
Sikap
langkah-langkah
Penelitian
 Peserta didik ditugasi
Observasi
pelajaran
penelitian geografi
Geografi
Mengamati
geografi
Geografi SMA K - 6
mengamati sejumlah
12 JP
 Buku teks
Langkah
181
Model Pembelajaran yang sesuai
Kompetensi Dasar
terhadap fenomena
geosfera.
4.2 Menyajikan contoh
Materi
Pembelajaran
 Sifat studi
geografi
 Pendekatan
penerapan langkah-
analisis studi
langkah penelitian
geografi
Kegiatan Pembelajaran
Discovery
Learning
Problem
Based
Learning
Project Based
Learning
laporan kajian geografi atau
kegiatan
diminta untuk membaca
peserta didik
 Jurnal ilmiah
artikel dari jurnal geografi.
dalam proses
 Informasi
 Peserta didik ditugasi
kelas X
penelitian yaitu
berkala yang
membaca buku teks
pada saat
terkait
geografi dalam
 Metode
geografi yang membahas
membuat
dengan
bentuk laporan
analisis
tentang metode penelitian
rencana,
penelitian
observasi lapangan.
Geografi
geografi dengan tujuan
mengajukan
geografi
untuk memahami sifat studi,
pertanyaan,
 Dokumen
pengumpulan
pendekatan, metode
mengumpulka
hasil
data geografi
analisis, teknik
n data,
penelitian
pengumpulan data, dan
menganalisis,
geografi
teknik analisis data geografi,
dan menarik
(skripsi atau
serta publikasi hasil
kesimpulan,
makalah).
penelitian geografi, atau
serta ketika
 Dan lain-lain
 Teknik
 Teknik analisis
data geografi
 Publikasi hasil
penelitian
geografi
Geografi SMA K - 6
membuat
182
Model Pembelajaran yang sesuai
Kompetensi Dasar
Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Discovery
Learning
Menanya
media
 Peserta didik diminta untuk
publikasi yang
membuat sejumlah
akan
pertanyaan yang ingin
dikomunikasik
diketahuinya setelah
an kepada
membaca laporan kajian
orang lain.
Problem
Based
Learning
Project Based
Learning
geografi, artikel, atau buku
teks tentang metode
Pengetahuan
penelitian geografi, atau
Tugas
 Setiap peserta didik
Geografi SMA K - 6
Peserta
menentukan topik penelitian
diminta untuk
tentang suatu objek atau
membuat
masalah geografi.
projek
Berdasarkan topik tersebut,
penelitian
peserta didik mengajukan
sederhana
183
Model Pembelajaran yang sesuai
Kompetensi Dasar
Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Discovery
Learning
sejumlah pertanyaan
tentang
tentang langkah-langkah
fenomena
yang harus dilakukan dalam
geografi yang
penelitiannya.
ada di sekitar
Problem
Based
Learning
Project Based
Learning
sekolah.
Mengumpulkan informasi
 Peserta didik secara
berkelompok merencanakan
Tes tulis
suatu kegiatan penelitian
Menilai
yang bersifat geografi.
kemampuan
Setiap langkah penelitian
peserta didik
dideskripsikan dengan
dalam
cermat sehingga dapat
menguasai
menghasilkan penelitian
konsep
yang ilmiah, atau
tentang studi,
 Setiap kelompok menelaah
Geografi SMA K - 6
pendekatan,
184
Model Pembelajaran yang sesuai
Kompetensi Dasar
Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Discovery
Learning
hasil laporan penelitian
metode
geografi yang disusun oleh
analisis,
orang lain dan
teknik
melaporkannya dalam
pengumpulan
bentuk tabel dua kolom.
data, dan
Kolom pertama berisi
teknik analisis
komponen langkah-langkah
data geografi.
Problem
Based
Learning
Project Based
Learning
penelitian yang terdapat
pada laporan penelitian
geografi dan kolom kedua
Keterampilan
berisi penjelasan tentang
Proyek
langkah penelitian yang
Merancang,
tertulis pada kolom satu,
melaksanakan
atau
dan
 Secara berkelompok,
Geografi SMA K - 6
melaporkan
185
Model Pembelajaran yang sesuai
Kompetensi Dasar
Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Discovery
Learning
peserta didik mencoba
penelitian
melakukan penelitian
geografi
geografi yang sederhana
dengan
dengan langkah-langkah
pendekatan,
penelitian yang benar.
metode dan
Problem
Based
Learning
Project Based
Learning
teknik analisis
Menalar/Mengasosiasi
data yang
 Peserta didik diminta untuk
sederhana
membuat kesimpulan
tentang pentingnya
penelitian geografi yang
dilakukan dengan langkahlangkah yang sistematis.
atau
 Peserta didik ditugasi untuk
membuat hubungan antar
Geografi SMA K - 6
186
Model Pembelajaran yang sesuai
Kompetensi Dasar
Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Discovery
Learning
Problem
Based
Learning
Project Based
Learning
komponen penelitian
sehingga diperoleh
wawasan tentang
pentingnya penelitian dalam
mengembangkan suatu
ilmu.
Mengomunikasikan
 Peserta didik diminta untuk
melaporkan hasil kajiannya
tentang langkah penelitian
geografi dalam forum
diskusi kelas, atau
 Peserta didik diminta untuk
membuat sebuah artikel
Geografi SMA K - 6
187
Model Pembelajaran yang sesuai
Kompetensi Dasar
Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Discovery
Learning
Problem
Based
Learning
Project Based
Learning
atau ringkasan laporan
penelitian geografi yang
disusun oleh orang lain
kemudian dipublikasi
melalui majalah dinding atau
diunggah di media internet
atau
 Peserta didik diminta untuk
melaporkan hasil telaahan
naskah laporan penelitian
geografi dalam bentuk
narasi yang disajikan dalam
diskusi atau diunggah di
internet.
3.3 Menganalisis
Geografi SMA K - 6
Mengenal Bumi
Mengamati
Sikap:
18 JP
 Buku teks
188
Model Pembelajaran yang sesuai
Kompetensi Dasar
dinamika planet
Materi
Pembelajaran
 Teori
Kegiatan Pembelajaran
Discovery
Learning
 Peserta didik ditugasi
Problem
Based
Learning
Project Based
Learning
pelajaran
bumi sebagai ruang
Penciptaan
membaca buku teks
Observasi
geografi
kehidupan.
Planet Bumi.
pelajaran geografidan atau
Mengamati
kelas X
 Gerak Rotasi
sumber tulisan lainnya baik
kegiatan
 Jurnal ilmiah
 Informasi
4.3 Mengolah informasi
dinamika planet
Dan Revolusi
buku referensi, majalah,
peserta didik
bumi sebagai ruang
Bumi
maupun tulisan di internet
dalam proses
berkala yang
yang memuat narasi,
diskusi,
terkait
kehidupan dan
 Karakteristik
 Poster-poster
menyajikannya
Lapisan Bumi
gambar, dan ilustrasi
pengerjaan
dalam bentuk narasi
Dan
tentang teori penciptaan
tugas, dan
yang
dan gambar
Pergeseran
planet bumi, gerak rotasi
membuat
dipublikasika
ilustrasi.
Benua
dan revolusi bumi,
animasi
n oleh
karakteristik perlapisan
sederhana
instansi
Dan Sejarah
bumi, pergeseran benua,
dalam bentuk
terkait
Kehidupan
kala geologi dan sejarah
audio visual.
(LAPAN,
 Kala Geologi
 Kelayakan
Geografi SMA K - 6
kehidupan, serta kelayakan
badan
189
Model Pembelajaran yang sesuai
Kompetensi Dasar
Materi
Pembelajaran
Discovery
Learning
Planet Bumi
planet bumi untuk
Untuk
kehidupan; atau
Kehidupan.
Geografi SMA K - 6
Kegiatan Pembelajaran
Problem
Based
Learning
Project Based
Learning
informasi
Pengetahuan:
geospasial,
Tes tulis
dan badan
menyaksikan tayangan
Menilai
geologi)
audio visual tentang planet
pemahaman
bumi.
peserta didik
yang
tentang
diperoleh dari
Menanya
penguasaan
internet,
 Peserta didik diminta
konsep dan
 Peserta didik diminta untuk
mengajukan pertanyaan
teori
yang menarik minatnya
penciptaan
tentang teori penciptaan
planet bumi,
planet bumi, dampak gerak
gerak rotasi
rotasi dan revolusi bumi,
dan revolusi
karakteristik perlapisan
bumi,
bumi, teori pergeseran
karakteristik
 Sumber lain
 Dan lain-lain
190
Model Pembelajaran yang sesuai
Kompetensi Dasar
Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Discovery
Learning
benua, dan kala geologi,
perlapisan
serta kelayakan planet bumi
bumi,
untuk kehidupan, atau
pergeseran
 Peserta didik mengajukan
benua, kala
pertanyaan setelah
geologi dan
menyaksikan tayangan
sejarah
audio visual tentang planet
kehidupan
bumibaik perorangan
serta
maupunkelompok.
kelayakan
Problem
Based
Learning
Project Based
Learning
planet bumi
Mengumpulkan informasi
untuk
 Peserta didik diminta untuk
kehidupan.
membandingkan teori-teori
penciptaan planetbumi,
 Peserta didik diminta untuk
Geografi SMA K - 6
191
Model Pembelajaran yang sesuai
Kompetensi Dasar
Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Learning
memeragakan gerak rotasi
Keterampilan:
dan revolusi bumi melalui
Proyek
media globe dan berdiskusi
Membuat
tentang pengaruh gerakan
sebuah model
planet bumi terhadap
planet bumi
kehidupan,
yang
 Secara berkelompok,
Problem
Based
Learning
Project Based
Learning
menunjukkan
peserta didik berdiskusi atau
pelapisan dan
diminta untuk
pergeseran
mengumpulkan data tentang
benua dari
karakteristik pelapisan bumi,
berbagai
pergeseran benua, kala
bahan yang
geografi, dan sejarah
tersedia, atau
kehidupan dari bahan
membuat
bacaan yang tersedia.
tulisan dalam
 Peserta didik diminta untuk
Geografi SMA K - 6
Discovery
bentuk laporan
192
Model Pembelajaran yang sesuai
Kompetensi Dasar
Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Discovery
Learning
mengidentifikasi kriteria
hasil analisis
lingkungan hidup yang
tentang materi
mendukung kehidupan di
mengenal
planet bumi dibandingkan
bumi.
Problem
Based
Learning
Project Based
Learning
dengan planet lainnya
dalam sistem tata surya.
Portofolio
Menalar/Mengasosiasi
Menilai hasil
 Peserta didik diminta untuk
pekerjaan
membedakan antara teori
peserta didik
penciptaan planet bumi
dari setiap
dengan penciptaan alam
rangkaian
semesta.
proses
 Peserta didik diminta untuk
menjelaskan tentang gerak
Geografi SMA K - 6
pembelajaran
baik berupa
193
Model Pembelajaran yang sesuai
Kompetensi Dasar
Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Discovery
Learning
rotasi bumi yang dikaitkan
hasil diskusi,
dengan peristiwa siang dan
naskah
malam, serta pembagian
laporan, dan
wilayah waktu di bumi.
produk
 Peserta didik diminta
Problem
Based
Learning
Project Based
Learning
animasi
mengaitkan antara gerak
sederhana
revolusi bumi dengan
atau audio
perubahan musim di bumi.
visual
 Peserta didik diminta untuk
menghubungkan antara
karakteristik perlapisan bumi
dengan teori pergeseran
benua, serta pembentukan
daratan dan samudera.
 Peserta didik diminta
menghubungkan antara
Geografi SMA K - 6
194
Model Pembelajaran yang sesuai
Kompetensi Dasar
Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Discovery
Learning
Problem
Based
Learning
Project Based
Learning
sejarah kehidupan di bumi
dengan jejak rekam kala
geologi.
 Peserta didik menjelaskan
syarat-syarat planet yang
layak untuk kehidupan.
Mengomunikasikan
 Peserta didik diminta untuk
membuat laporan hasil
kajian dan diskusinya baik
dalam bentuk tulisan
maupun lisan yang
dilengkapi dengan gambar
dan ilustrasi yang
Geografi SMA K - 6
195
Model Pembelajaran yang sesuai
Kompetensi Dasar
Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Discovery
Learning
Problem
Based
Learning
Project Based
Learning
disampaikan dalam forum
diskusi atau diunggah di
internet, atau
 Peserta didik diminta
membuat sketsa atau
gambar tentang teori-teori
penciptaan planet bumi,
pengaruh gerak rotasi dan
revolusi bumi, karakteristik
lapisan bumi dan
pergeseran benua, serta
kala geologi dan sejarah
kehidupan, atau
 Peserta didik diminta untuk
membuat animasi audio
visual tentang materi
Geografi SMA K - 6
196
Model Pembelajaran yang sesuai
Kompetensi Dasar
Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Discovery
Learning
Problem
Based
Learning
Project Based
Learning
mengenal bumi. Untuk
memotivasi belajar, hasil
animasi dan video yang
dibuat peserta didik dapat
dilombakan.
3.4 Menganalisis
Mengamati
hubungan antara
Dan Lingkungan
 Peserta didik ditugasi
manusia dengan
Dalam Dinamika
membaca buku teks dan
Observasi
lingkungan sebagai
Litosfera
sumber lainnya yang
Mengamati
akibat dari dinamika
 Aktivitas
membahas aktivitas
kegiatan
manusia
manusia dalam
peserta didik
 Informasi
dalam
pemanfaatan batuan
dalam proses
berkala
analisis hubungan
pemanfaatan
penyusun litosfera,
mengumpulka
instansi
antara manusia
batuan
pengaruh tektonisme,
n data, analisis
terkait
litosfera.
4.4 Menyajikan hasil
Geografi SMA K - 6
Sikap
18 JP
 Buku teks
Interaksi Manusia
pelajaran
geografi X
 Jurnal
ilmiah
197
Model Pembelajaran yang sesuai
Kompetensi Dasar
Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Discovery
Learning
Problem
Based
Learning
Project Based
Learning
 Poster-
dengan
penyusun
vulkanisme, seisme, dan
data dan
lingkungannya
litosfera
proses eksogen terhadap
pembuatan
poster yang
kehidupan, serta
laporan dan
dipublikasik
sebagai pengaruh
 Pengaruh
dinamika litosfera
tektonisme
pembentukan tanah dan
bahan untuk
an oleh
dalam bentuk narasi,
terhadap
pemanfaatannya, atau
dikomunikasik
instansi
tabel, bagan, grafik,
kehidupan
an
terkait.
gambar ilustrasi, dan
atau peta konsep.
 Pengaruh
 Media
menyaksikan pemutaran
vulkanisme
video yang terkait dengan
terhadap
dinamika litosfera
kehidupan
(tektonisme, vulkanisme,
Pengetahuan
yang ada di
 Pengaruh
seisme, dan proses
Tes
situs
seisme
eksogen), dan atau
Menilai
internet,
terhadap
kehidupan
 Pengaruh
proses
Geografi SMA K - 6
 Peserta didik ditugasi untuk
 Peserta didik ditugasi untuk
visual
 Sumber
pemahaman
membuat kliping yang
peserta didik
dipajang di kelas sehingga
dalam
masing-masing peserta
penguasaan
 Dan lainlain
198
Model Pembelajaran yang sesuai
Kompetensi Dasar
Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Discovery
Learning
eksogen
didik dapat bertukar
materitentang
terhadap
informasi tentang dinamika
keterkaitan
kehidupan
litosfera.
antara
 Pembentukan
Based
Learning
Project Based
Learning
kehidupan
tanah dan
Menanya
manusia dan
pemanfaatann
 Peserta didik diminta
lingkungannya
ya
Problem
mengajukan pertanyaan
sebagai akibat
(perorangan atau kelompok)
dinamika
tentang aktivitas manusia
litosfer. Bentuk
dalam pemanfaatan batuan
tes dapat
penyusun litosfera,
berupa pilihan
pengaruh tektonisme,
ganda atau tes
vulkanisme, seisme, dan
uraian,
proses eksogen terhadap
kehidupan, serta
Geografi SMA K - 6
199
Model Pembelajaran yang sesuai
Kompetensi Dasar
Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Discovery
Learning
Problem
Based
Learning
Project Based
Learning
pembentukan tanah dan
pemanfaatannya, atau
 Peserta didik diminta untuk
Keterampilan
Proyek
membuat pertanyaan
Peserta didik
tentang pengaruh proses
diberi tugas
tenaga eksogen terhadap
membuat
kehidupan mahluk hidup di
tulisan tentang
suatu daerah. Contoh:
contoh
Apakah erosi dapat
kehidupan
menimbulkan kemiskinan
manusia yang
bagi para pertani di daerah
dipengaruhi
tersebut?
oleh dinamika
litosfer.
Mengumpulkan informasi
 Peserta didik diminta
mencari informasi atau
Geografi SMA K - 6
Portofolio
Menilai karya
200
Model Pembelajaran yang sesuai
Kompetensi Dasar
Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Discovery
Learning
bahan terkait denganproses
peserta didik
tektonisme, vulkanisme,
berupa
seisme, dan tenaga
laporan, kliping
eksogen, atau
koran, bahan
 Peserta didik berdiskusi
Problem
Based
Learning
Project Based
Learning
yang
untuk mengidentifikasi
disampaikan
berbagai fenomena alam
dalam forum
sebagai pengaruh dari
diskusi, tulisan
adanya proses tektonisme,
yang diupload
vulkanisme, seisme, dan
di internet, dan
tenaga eksogen.
lain-lain.
 Peserta didik berdiskusi
tentang kehidupan makhluk
hidup yang dipengaruhi
olehproses tektonisme,
Geografi SMA K - 6
201
Model Pembelajaran yang sesuai
Kompetensi Dasar
Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Discovery
Learning
Problem
Based
Learning
Project Based
Learning
vulkanisme, seisme, dan
tenaga eksogen.
Menalar/Mengasosiasi
 Peserta didik ditugasi untuk
menganalisis keterkaitan
antara konsep dan teori
yang telah dipelajarinya
dengan gejala atau
fenomena nyata di
lingkungan sekitar sehingga
konsep dan teori tersebut
menjadi lebih bermakna dan
memperkaya wawasan.
 Peserta didik ditugasi untuk
menunjukkan contoh
Geografi SMA K - 6
202
Model Pembelajaran yang sesuai
Kompetensi Dasar
Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Discovery
Learning
Problem
Based
Learning
Project Based
Learning
adanya interaksi manusia
dengan alam yang
dipengaruhi oleh aktivitas
litosfera (proses tektonisme,
vulkanisme, seisme, dan
tenaga eksogen). Misalnya
manusia memanfaatkan
lahan-lahan subur di sekitar
gunung api pasca letusan.
Mengomunikasikan
 Peserta didik diminta untuk
mengkomunikasikan hasil
telahaan dan diskusinya
tentang dinamika
Geografi SMA K - 6
203
Model Pembelajaran yang sesuai
Kompetensi Dasar
Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Discovery
Learning
Problem
Based
Learning
Project Based
Learning
litosferyang berpengaruh
terhadap kehidupan dalam
bentuk tulisan dan atau lisan
yang dilengkapi gambar,
ilustrasi, animasi, dan audio
visual,melalui forum diskusi
atau diunggah di internet,
atau
 Peserta didik diminta untuk
menyampaikan gagasannya
tentang perilaku manusia
yang dipengaruhi oleh alam
dalam diskusi kelas.
3.5 Menganalisis
hubungan antara
Geografi SMA K - 6
Interaksi Manusia
Mengamati
Dan Lingkungan
 Peserta didik ditugasi
Sikap
18 JP
 Buku teks
pelajaran
204
Model Pembelajaran yang sesuai
Kompetensi Dasar
Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Discovery
Learning
Problem
Based
Learning
Project Based
Learning
manusia dengan
Dalam Dinamika
membaca buku teks dan
Observasi
geografi
lingkungan sebagai
Atmosfera
sumber lainnya yang
mengamati
kelas X
akibat dari dinamika
 Lapisan
membahas tentang lapisan
kegiatan
 Jurnal ilmiah
atmosfera dan
atmosfera, cuaca dan iklim,
peserta didik
 Informasi
manfaatnya
klasifikasi tipe iklim, ciri iklim
dalam
berkala
analisis hubungan
bagi
di Indonesia, dampak
kegiatan
instansi
antara manusia
kehidupan
perubahan iklim
diskusi, proses
terkait
global,kajian tentang iklim
mengumpul
 Peta tematik
 Media audio
atmosfera.
4.5 Menyajikan hasil
dengan
 Cuaca dan
lingkungannya
iklim serta
serta pemanfatannya, dan
dan analisis
sebagai pengaruh
pengukuranny
Badan Meteorologi,
data,
dinamika atmosfera
a
Klimatologi, dan Geofisika.
pembuatan
dalam bentuk
 Klasifikasi tipe
 Peserta didik ditugasi untuk
laporan, serta
narasi, tabel, bagan,
iklim dan cara
menyaksikan tayangan
aktivitas
grafik, gambar
menentukanny
audio visual tentang
mengkomunik
ilustrasi, dan atau
a
dinamika atmosfera, atau
asikan.
Geografi SMA K - 6
visual
 Situs terkait
di internet,
 Dan lain-lain
205
Model Pembelajaran yang sesuai
Kompetensi Dasar
peta konsep.
Materi
Pembelajaran
 Karakteristik
Kegiatan Pembelajaran
Learning
iklim di
mengunjungi stasiun
Indonesia dan
pengamatan cuaca atau
Pengetahuan
pengaruhnya
instansi terkait seperti
Tes tulis
terhadap
BMKG untuk mengamati
menilai tingkat
usaha
proses pengambilan data
pemahaman
pertanian dan
dinamika atmosfera.
peserta didik
Menanya
dinamika
lainnya.
 Peserta didik diminta untuk
atmosfer.
mengajukan pertanyaan
Bentuk tes
perubahan
(perorangan atau kelompok)
dapat berupa
iklim global
tentang aktivitas manusia
pilihan ganda
yang dipengaruhi oleh
atau tes uraian
 Kajian tentang
iklim dan
pemanfatanny
Based
Learning
Project Based
Learning
tentang
manusia
 Dampak
Problem
 Peserta didik ditugasi untuk
aktivitas
Geografi SMA K - 6
Discovery
dinamika atmosfera, atau
 Peserta didik mengajukan
206
Model Pembelajaran yang sesuai
Kompetensi Dasar
Materi
Pembelajaran
a.
Kegiatan Pembelajaran
Discovery
Learning
pertanyaan tentang kaitan
Keterampilan
antara kerusakan
Praktik/Kinerja
Badan
lingkungan dan dampaknya
Praktik
Meteorologi,
terhadap perubahan iklim
memaparkan
Klimatologi,
global.
hasil analisis
 Layanan
dan Geofisika
 Pada saat mengunjungi
Problem
Based
Learning
Project Based
Learning
prakiraan
(BMKG) kepad
stasiun pengamatan cuaca
cuaca dari
a masyarakat.
atau instansi BMKG,
data yang
peserta didik mengajukan
diperoleh dari
pertanyaan kepada petugas
BMKG
tentang proses pengambilan
data dinamika atmosfera.
Portofolio
Geografi SMA K - 6
Mengumpulkan informasi
Menilai
 Peserta didik diminta
portofolio
207
Model Pembelajaran yang sesuai
Kompetensi Dasar
Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Discovery
Learning
mencari informasi atau
peserta didik
bahan tentang pelapisan
(individu atau
atmosfera, unsur-unsur
kelompok)
cuaca dan iklim, klasifikasi
yang berupa
tipe iklim, ciri iklim di
laporan, bahan
Indonesia, dampak
yang
perubahan iklim
disampaikan
global,kajian tentang
dalam forum
pemanfaatan iklim, dan
diskusi,
tentang kegiatan layanan
pameran,atau
BMKG, atau
diunggah di
 Secara berkelompok,
Problem
Based
Learning
Project Based
Learning
internet.
peserta didik berdiskusi
untuk mengidentifikasi
pengaruh proses atmosfer
terhadap kehidupan. Hasil
Geografi SMA K - 6
208
Model Pembelajaran yang sesuai
Kompetensi Dasar
Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Discovery
Learning
Problem
Based
Learning
Project Based
Learning
diskusi dapat berupa peta
konsep sehingga mereka
memahami keterkaitan antar
konsep dalam skema
dinamika atmosfer, atau
 Secara berkelompok,
peserta didik mencoba
mengolah data cuaca
setempat sehingga dapat
menentukan tipe iklimnya.
Menalar/Mengasosiasi
 Peserta didik diminta untuk
memberi contoh kasus
tentang kebenaran teori
Geografi SMA K - 6
209
Model Pembelajaran yang sesuai
Kompetensi Dasar
Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Discovery
Learning
Problem
Based
Learning
Project Based
Learning
yang telah dipelajarinya
dengan gejala dan
fenomena nyata di
lingkungan sekitar sehingga
materi menjadi bermakna,
atau
 Peserta didik ditugasi untuk
menunjukkan adanya
interaksi kehidupan manusia
dengan dinamika atmosfer
baik dalam wilayah yang
sempit maupun luas.
 Peserta didik membuat
model peta tematik
persebaran curah hujan
atau peta iklim di wilayah
Geografi SMA K - 6
210
Model Pembelajaran yang sesuai
Kompetensi Dasar
Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Discovery
Learning
Problem
Based
Learning
Project Based
Learning
tertentu di Indonesia.
Mengomunikasikan
 Peserta didik diminta
membuat tulisan yang
dilengkapi dengan gambar,
ilustrasi, atau animasi,
tentang dinamika
atmosfer,yang disampaikan
dalam forum diskusi,
pameran,atau diunggah di
internet.
 Peserta didik diminta untuk
membuat bahan presentasi
dan atau audio visual
Geografi SMA K - 6
211
Model Pembelajaran yang sesuai
Kompetensi Dasar
Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Discovery
Learning
Problem
Based
Learning
Project Based
Learning
tentang dinamika atmosfer,
atau
 Peserta didik diminta untuk
membuat analisis prakiraan
cuaca dari data yang
diperoleh dari BMKG
kemudian dipublikasi pada
majalah dinding atau
diunggah di internet.
3.6 Menganalisis
Mengamati
hubungan antara
Dan Lingkungan
 Peserta didik ditugasi
manusia dengan
Dalam Dinamika
membaca buku teks dan
Observasi
geografi
lingkungan sebagai
Hidrosfera
sumber lainnya tentang
Mengamati
kelas X
akibat dari dinamika
 Siklus air
kajian siklus air, perairan
kegiatan
hidrosfera.
 Perairan darat
darat dan perairan laut,
peserta didik
Geografi SMA K - 6
Sikap
18 JP
 Buku teks
Interaksi Manusia
pelajaran
 Jurnal
ilmiah
212
Model Pembelajaran yang sesuai
Kompetensi Dasar
4.6 Menyajikan hasil
analisis hubungan
antara manusia
Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Discovery
Learning
Learning
Project Based
Learning
 Informasi
potensi yang
dalam proses
potensinya
dikandungnnya,
diskusi,
berkala
pemanfaatan dan
pengumpulan
instansi
terkait
 Perairan laut
dan
pelestarian perairan darat
data, analisis
lingkungannya
potensinya
dalam unit DAS serta
data,
pelestarian laut secara
pembuatan
berkelanjutan.
laporan, dan
 Pemanfaatan
dinamika hidrosfera
dan
dalam bentuk
pelestarian
narasi, tabel, bagan,
 Peserta didik ditugasi untuk
pembuatan
perairan darat
mencari informasi tentang
bahan untuk
grafik, gambar
dalam unit
kegiatan Balai Pengelolaan
dikomunikasik
ilustrasi, dan atau
Daerah Aliran
DAS dan Pusat Penelitian
an
peta konsep.
Sungai (DAS)
Oceanografi.
 Pemanfaatan
Geografi SMA K - 6
Based
dan
dengan
sebagai pengaruh
Problem
 Peta
tematik
 Media audio
visual
 Situs terkait
di internet,
 Dan lainlain
 Peserta didik ditugasi untuk
dan
mengamatitayangan audio
pelestarian
visualtentang dinamika
Pengetahuan
213
Model Pembelajaran yang sesuai
Kompetensi Dasar
Materi
Pembelajaran
laut secara
Kegiatan Pembelajaran
Discovery
Learning
Problem
Based
Learning
Project Based
Learning
hidrosfer.
berkelanjutan
Tes
 Balai
Menilai
Pengelolaan
Menanya
kemampuan
DAS dan
 Peserta didik diminta untuk
peserta didik
Pusat
mengajukan pertanyaan
dalam
Penelitian
secara perorangan atau
penguasaan
Oceanografi.
kelompok tentang
konsep, dalil,
prosessiklus air yang
dan teori
dipercepat akibat kerusakan
tentang
lingkungan,
dinamika
 Peserta didik diminta untuk
hidrosfer.
mengajukan pertanyaan
tentang potensi perairan
darat dan laut serta upaya
pelestariannya,
Geografi SMA K - 6
Keterampilan
214
Model Pembelajaran yang sesuai
Kompetensi Dasar
Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Discovery
Learning
Problem
Based
Learning
Project Based
Learning
 Peserta didik diminta untuk
mengajukan pertanyaan
Proyek
setelah mengamatitayangan
Peserta didik
audio visualtentang
diberi tugas
dinamika hidrosfer, atau
membuat peta
 Peserta didik diminta untuk
tematik
mengajukan pertanyaan
tentang
kepada petugas Balai
perairan darat
Pengelolaan DAS dan Pusat
dalam unit
Penelitian Oceanografi pada
DAS yang
saat kunjungan.
bersumber dari
peta rupa bumi
Mengumpulkan informasi
atau peta jenis
 Secara berkelompok,
lainnya.
peserta didik berdiskusi
Geografi SMA K - 6
215
Model Pembelajaran yang sesuai
Kompetensi Dasar
Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Discovery
Learning
untuk mengidentifikasi
Problem
Based
Learning
Project Based
Learning
Portofolio:
proses tahapan siklus air.
Hasil diskusi dapat berupa
Menilai
peta konsep sehingga
portofolio
mereka memahami konsep
peserta didik
yang saling terkait dalam
baik dalam
skema dinamika hidrosfer.
bentuk
 Secara berkelompok,
Geografi SMA K - 6
laporan, bahan
peserta didik
yang
mengidentifikasi potensi
disampaikan
perairan darat dan laut
dalam forum
dengan cara menunjukkan
diskusi, atau
lokasinya pada peta.
bahan yang
 Secara berkelompok,
diunggah di
peserta didik
internet, dan
mengidentifikasi usaha
lain-lain.
216
Model Pembelajaran yang sesuai
Kompetensi Dasar
Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Discovery
Learning
Problem
Based
Learning
Project Based
Learning
budidaya perikanan darat
dan usaha penangkapan
ikan laut yang dilakukan
oleh masyarakat.
 Peserta didik berdiskusi
tentang upaya pelestarian
DAS dan wilayah laut
secara berkelanjutan.
Menalar/Mengasosiasi
 Peserta didik diminta untuk
menunjukkan bukti
kebenaran teori yang telah
dipelajarinya dengan gejala
dan fenomena nyata di
Geografi SMA K - 6
217
Model Pembelajaran yang sesuai
Kompetensi Dasar
Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Discovery
Learning
Problem
Based
Learning
Project Based
Learning
lingkungan sekitar sehingga
materi menjadi bermakna.
Peserta didik juga dapat
menarik kesimpulan tentang
materi yang telah
dipelajarinya.
 Peserta didik diminta untuk
menganalisis tentang
kehidupan manusia yang
dipengaruhi oleh dinamika
hidrosfer baik dalam wilayah
yang sempit maupun luas,
atau
 Peserta didik diminta
memprediksi kerugian
manusia dan lingkungan jika
Geografi SMA K - 6
218
Model Pembelajaran yang sesuai
Kompetensi Dasar
Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Discovery
Learning
Problem
Based
Learning
Project Based
Learning
terjadi kerusakan DAS dan
lautan.
Mengomunikasikan
 Peserta didik diminta untuk
mengomunikasikan hasil
analisisnya dalam bentuk
tulisan mapun lisan
dilengkapidengan gambar,
ilustrasi. Forum untuk
menyampaikan gagasan
dapat menggunakan forum
diskusi, diunggah di internet,
lomba menulis artikel, dan
lain-lain.
Geografi SMA K - 6
219
Model Pembelajaran yang sesuai
Kompetensi Dasar
Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Discovery
Learning
Problem
Based
Learning
Project Based
Learning
 Bagi yang telah memiliki
kemampuan untuk
menyediakan komputer,
peserta didik dapat diminta
untuk membuat kreativitas
animasi atau audio visual
tentang dinamika hidrosfer
yang kemudian diunggah di
internet.
 Peserta didik diminta untuk
membuat artikel tentang
usaha konservasi DAS dan
pemeliharaan perairan laut
yang dikomunikasikan di
kelas atau diunggah di
internet.
Geografi SMA K - 6
220
Model Pembelajaran yang sesuai
Kompetensi Dasar
3.7 Menganalisis
Materi
Pembelajaran
Mitigasi Dan
Kegiatan Pembelajaran
Discovery
Learning
Mengamati
Sikap
Problem
Based
Learning
12 JP
Project Based
Learning
 Buku teks
mitigasi dan
Adaptasi Bencana  Peserta didik diminta
adaptasi bencana
Alam
membaca buku teks
Observasi
geografi
alam dengan kajian
 Jenis dan
pelajaran dan sumber
Mengamati
kelas X
karakteristik
lainnya yang memuat
kegiatan
bencana alam.
ulasan, gambar, ilustrasi,
peserta didik
ilmiah
dan animasi tentang jenis
dalam proses
 Informasi
geografis.
4.7 Menyajikan contoh
penerapan mitigasi
 Sebaran
pelajaran
 Jurnal
dan cara
daerah rawan
dan karakteristik bencana
mengumpulka
berkala
beradaptasi
bencana alam
alam, sebaran daerah
n data, analisis
instansi
terhadap bencana
di Indonesia.
rawan bencana alam di
data dan
terkait
Indonesia, upaya
pembuatan
pengurangan
pengurangan resiko
laporan serta
kasus yang
resiko
bencana alam dan
bahan yang
dimuat oleh
alam di lingkungan
sekitar.
Geografi SMA K - 6
 Usaha
 Berita dan
221
Model Pembelajaran yang sesuai
Kompetensi Dasar
Materi
Pembelajaran
bencana alam.
 Kelembagaan
penanggulang
an bencana
alam.
Kegiatan Pembelajaran
Learning
Problem
Based
Learning
Project Based
Learning
kelembagaan
akan
media masa
penanggulangan bencana
dikomunikasik
(koran dan
alam, atau
an
majalah)
 Peserta didik diminta untuk
 Poster-
mengumpulkan berita yang
poster yang
dimuat di koran atau
dipublikasik
majalahkemudian
Pengetahuan
an oleh
dipamerkan di kelas
Tes
instansi
sehingga peserta didik
Mengukur
terkait
dapat bertukar informasi
tingkat
(BNPB,
tentang perlunya mitigasi
pemahaman
BMKG,
dan adaptasi bencana alam,
peserta didik
Pusat
atau
dalam
Vulkanologi
penguasaan
dan mitigasi
mengamati tayangan video
konsep
bencana
yang terkiat dengan mitigasi
tentang
geologi, dll).
 Peserta didik diminta untuk
Geografi SMA K - 6
Discovery
222
Model Pembelajaran yang sesuai
Kompetensi Dasar
Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Discovery
Learning
dan adaptasi bencana alam.
mitigasi dan
adaptasi
Menanya
bencana alam.
 Peserta didik diminta
Based
Learning
Project Based
Learning
 Media audio
visual
 Situs terkait
di internet,
 Dan lain-
mengajukan pertanyaan
dan hipotesis (perorangan
Geografi SMA K - 6
Problem
lain
atau kelompok) tentang
Keterampilan:
jenis dan karakteristik
Praktik/Kinerja
bencana alam, sebaran
Praktik
daerah rawan bencana alam
simulasi
di Indonesia, upaya
rencana aksi
pengurangan resiko
tentang
bencana alam dan
evakuasi
kelembagaan
korban
penanggulangan bencana
bencana alam
223
Model Pembelajaran yang sesuai
Kompetensi Dasar
Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Discovery
Learning
Problem
Based
Learning
Project Based
Learning
alam, atau
 Peserta didik diminta
Portofolio
mengajukan pertanyaan
Menilai
tentang manfaat mitigasi
portofolio
dan adaptasi bencana alam,
peserta didik
 Peserta didik diminta
berupa
membuat pertanyaan
laporan, bahan
setelah mengamati
yang
tayangan video tentang
disampaikan
mitigasi dan adaptasi
dalam forum
bencana alam.
diskusi,
pameran, yang
Mengumpulkan informasi
diupload di
 Peserta didik ditugasi
internet, dan
mencari informasi atau
lain-lain.
bahan untuk menjawab dan
Geografi SMA K - 6
224
Model Pembelajaran yang sesuai
Kompetensi Dasar
Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Discovery
Learning
Problem
Based
Learning
Project Based
Learning
membuktikan hipotesis yang
diajukan terkait dengan
materi mitigasi bencana
alam.
 Peserta didik ditugasi untuk
berdiskusi kelompok tentang
langkah mitigasi dan
adaptasi bencana alam
(gempa, gunung api
meletus, banjir, atau bentuk
bencana lainnya) jika terjadi
di daerahnya, atau
 Peserta didik ditugasi untuk
membuat model langkahlangkah evakuasi dan
Geografi SMA K - 6
225
Model Pembelajaran yang sesuai
Kompetensi Dasar
Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Discovery
Learning
Problem
Based
Learning
Project Based
Learning
menentukan jalur evakuasi
ketika bencana alam terjadi
di daerahnya, atau
 Peserta didik ditugasi untuk
mencari informasi tentang
daerah rawan bencana alam
dan strategi mitigasinya
ketika berkunjung ke kantor
Badan Nasional
Penanggulangan Bencana
(BNPB) setempat.
Menalar/Mengasosiasi
 Peserta didik diminta untuk
menganalisis informasi dan
data yang diperoleh baik
Geografi SMA K - 6
226
Model Pembelajaran yang sesuai
Kompetensi Dasar
Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Discovery
Learning
Problem
Based
Learning
Project Based
Learning
dari bacaan maupun
sumber terkait untuk
mendapatkan kesimpulan
tentang peranan mitigasi
bencana alam, atau
 Peserta didik diminta untuk
memberi contoh kasus
untuk memperjelas konsep
mitigasi dan adaptasi
bencana yang telah
dipelajarinya dengan gejala
dan fenomena nyata di
lingkungan sekitar sehingga
materi menjadi bermakna,
atau
Geografi SMA K - 6
227
Model Pembelajaran yang sesuai
Kompetensi Dasar
Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Discovery
Learning
Problem
Based
Learning
Project Based
Learning
 Peserta didik menganalisis
keterkaitan antara bentuk
permukaan bumi setempat
dengan jenis ancaman
bencana alamnya.
 Peserta didik
membandingkan cara
menangani bencana alam
antara di Indonesia dengan
negara lain.
Mengomunikasikan
 Peserta didik diminta untuk
mengomunikasikan hasil
analisis mitigasi dan
adaptasi bencana dalam
Geografi SMA K - 6
228
Model Pembelajaran yang sesuai
Kompetensi Dasar
Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Discovery
Learning
Problem
Based
Learning
Project Based
Learning
bentuk tulisan mapun lisan
yang dilengkapi dengan
gambar dan ilustrasi.
 Peserta didik diminta
mengomunikasikan rencana
evakuasi ketika bencana
alam terjadi di daerahnya.
Forum komunikasi dapat
menggunakan media diskusi
atau diunggah di internet
 Peserta didik diminta untuk
membuat rencana
pemberian bantuan kepada
korban bencana alam baik
penggalangan dana,
Geografi SMA K - 6
229
Model Pembelajaran yang sesuai
Kompetensi Dasar
Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Discovery
Learning
Problem
Based
Learning
Project Based
Learning
pengiriman bahan pangan
dan obat-obatan, maupun
pengiriman tenaga
sukarelawan. Rancangan
yang telah disusun
dikomunikasikan di depan
kelas.
Keterangan:
Kolom KD diisi dari Standar Kompetensi yang tercantum dalam Permendikbud RI Nomor 59 Tahun 2014 Tentang Kurikulum SMA.
Kolom materi pembelajaran diisi berdasarkan materi minimal yang diamanatkan dalam KD
Kolom kegiatan pembelajaran diisi dengan aktivitas berorientasi pada peserta didik menggunakan pendekatan saintifik.
Kolom model diisi dengan memberi tanda centang/check (√ ) sesuai dengan kompetensi, materi, dan kegiatan pembelajaran,
Geografi SMA K - 6
230
b.
Latihan/Kasus/Tugas
Berikan jawaban pada soal-soal berikut untuk mengetahui tingkat
penguasaan Ibu/Bapak terhadap materi yang telah dipelajari!
1)
Peserta didik merekonstruksi pemikiran dan aktivitas yang dilakukan
selama proses kegiatan belajar, sehingga mereka mendapatkan dan
menguasai sendiri materi yang bersifat konsep atau prinsip tersebut.
Proses pembelajaran demikian menggunakan model
pembelajaran….
A. Inquiry learning
B. Discovery learning
C. Problem based learning
D. Project based learning
2)
Guru yang menerapkan model pembelajaran problem based
learning akan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut….
A. mengorientasikan
peserta
didik
terhadap
masalah
-
mengorganisasi peserta didik untuk belajar - membimbing
penyelidikan individual maupun kelompok - mengembangkan
dan menyajikan hasil karya
B. mengorganisasi peserta didik terhadap masalah - membimbing
penyelidikan individual maupun kelompok - mengembangkan
dan menyajikan hasil karya - menganalisis dan mengevaluasi
proses pemecahan masalah.
C. mengorganisasi peserta didik untuk belajar
- membimbing
penyelidikan individual maupun kelompok - mengembangkan
dan menyajikan hasil karya - menganalisis dan mengevaluasi
proses pemecahan masalah.
D. mengorientasikan
peserta
didik
terhadap
masalah
-
mengembangkan dan menyajikan hasil karya - menganalisis
dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
3)
Guru yang menerapkan model pembelajaran project based learning
akan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut….
Geografi SMA K - 6
231
A. Perencanaan - pemecahan masalah – pelaporan
B. Perencanaan - pengolahan data – pelaporan
C. Perencanaan - penggalian data – pelaporan
D. Perencanaan - pelaksanaan – pelaporan
c.
Rangkuman
Salah satu langkah yang harus dilakukan dalam mendesain
pembelajaran dengan melakukan analisis pembelajaran. Dengan
analisis pembelajaran akan diidentifikasi keterampilan-keterampilan
bawahan (sub ordinate skills).
Standar Kompetensi (SK) merupakan kemampuan minimal yang
harus dikuasai pada jenjang pendidikan tertentu. Sedangkan Kompetensi
Dasar (KD) merupakan kemampuan spesifik yang mencakup sikap,
pengetahuan, keterampilan yang terkaitan muatan mata pelajaran,
dalam hal ini adalah mata pelajaran Geografi pada satuan pendidikan
menengah atas.
Kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan guru
dan peserta didik untuk mencapai kompetensi.
Metode merupakan suatu cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk
kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Materi pembelajaran merupakan isi atau substansi tujuan pendidikan
yang hendak dicapai oleh peserta didik dalam perkembangan dirinya.
Materi pembelajaran (instructional materials) umumnya merupakan
gabungan antara jenis materi yang berbentuk pengalaman (fakta dan
informasi yang terperinci), keterampilan (langkah-langkah, prosedur,
keadaan, dan syarat-syarat tertentu), dan sikap (berisi pendapat, ide,
saran, atau tanggapan). Adapun jenis karakteristik materi meliputi fakta,
konsep, prinsip, dan prosedur.
Model
pembelajaran
pada
dasarnya
merupakan
bentuk
pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan
Geografi SMA K - 6
232
secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran
merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan,
metode, dan teknik pembelajaran.
Ada 3 model pembelajaran yang dibahas dalam modul ini, yaitu
model discovery learning, problem based learning, dan project based
learning.
Model Discovery Learning adalah teori belajar yang didefinisikan
sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan
dengan
pelajaran
dalam
bentuk
finalnya,
tetapi
diharapkan
mengorganisasi sendiri.
d.
Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Setelah kegiatan pembelajaran,Bapak/ Ibu dapat melakukan umpan balik
dengan menjawab pertanyaan berikut ini :
1)
Apa yang Ibu/Bapak pahami setelah menganalisis kompetensi yang
sesuai mnggunakan model discovery learning, problem based
learning, dan project based learning?
2)
Pengalaman
penting
apa
yang
Ibu/Bapak
peroleh
setelah
menganalisis model discovery learning, problem based learning, dan
project based learning?
3)
Apa manfaat
setelah menganalisis model discovery learning,
problem based learning, dan project based learning terhadap tugas
Ibu/Bapak?
4)
Apa rencana tindak lanjut Ibu/Bapak setelah kegiatan pelatihan ini?
Geografi SMA K - 6
233
I.
BAB IX PERANCANGAN MEDIA PEMBELAJARAN
m. Kegiatan Belajar 1. Perancangan Media Pembelajaran Geografi
n. Indikator Pencapaian Kompetensi
7) menjelaskan tahapan perancangan media pembelajaran
8) mempraktikan perancangan media pembelajaran
o.
Uraian Materi
1)
Pendahuluan
Media Pembelajaran merupakan bagian tak terpisahkan dari
pembelajaran di kelas. Pemanfaatan media pembelajaran merupakan
upaya kreatif dan sistematis untuk menciptakan pengalaman yang
dapat membelajarkan peserta didik sehingga pada akhirnya tercipta
suatu lulusan yang berkualitas.
Istilah media berasal dari bahasa Latin, yaitu bentuk jamak dari
"medium" yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Makna
umumnya adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi
dari sumber informasi kepada penerima informasi.Istilah media itu lebih
populer dalam bidang komunikasi. Proses belajar mengajar pada
dasarnya adalah aplikasi komunikasi, sehingga media yang digunakan
dalam pembelajaran disebut media pembelajaran.
Association for Education and Communication Technologi (AECT)
mengartikan media sebagai segala sesuatu yang dipergunakan orang
untuk proses penyaluran informasi. Sedangkan Nation Education
Association (NEA) mengartikan media sebagai segala benda yang
dapat dimanipulasikan dilihat, didengar, dibaca, atau dibicarakan
beserta instrumen yang dipergunakan untuk kegiatan tersebut. Di
samping itu Brown (Modul Akta Mengajar V-Nomor 15, 1982/1983,
P.19) mengatakan bahwa media yang digunakan dengan baik dalam
kegiatan belajar mengajar, dapat mempengaruhi efektifitas proses
instruksional. pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat
menyalurkan pesan, yang dapat merangsang pikiran, perasaan, dan
Geografi SMA K - 6
234
kemampuan anak didik sehingga dapat mendorog terjadinya proses
belajar pada dirinya.
Dari uraian di atas dapat ditarik suatu simpulan bahwa media
adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan (massage),
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan peserta didik
sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya. Dan
penggunaaan media secara kreatif dapa memungkinkan peserta didik
untuk belajar lebih banyak, mencamkan apa yang dipelajarinya lebih
baik, dan meningkatkan performance mereka sesuai dengan tujuan
yang ingin dicapai.
Dewasa ini, kadang membingungkan antara media dan alat
peraga. Karena pada alat atau benda yang sama kadang orang
menyebutnya sebagai media dan bagi orang yang lain menyebutnya
sebagai alat peraga. Untuk mengetahui perbedaan antara media dan
alat praga/alat bantu hanyalah pada fungsinya, bukan pada substansi.
Suatu sumber belajar dikatakan alat peraga jika hal tersebut digunakan
untuk mempragakan fakta, konsep, prinsip, atau prosedur tertentu agar
tampak lebih nyata/konkret, misalnya dengan mengajar tumbuhan
dengan membawa gambar tumbuhan atau benda aslinya tersebut ke
kelas. Sebagai alat bantu jika alat/benda itu digunakan untuk
mempermudah tugas mengajar, fungsinya hanya sebagai alat bantu
saja, tidak terkandung pesan/isi/bahan pelajaran. Dalam pelajaran
tentang kuman misalnya, bantuan mikroskop sebagai alat pengajaran
sangat penting. Demikian pula dalam pelajaran menggambar, mistar
atau kuas berfungsi sebagai alat pengajaran yang sering diperlukan.
Lain halnya dengan media, yaitu, selalu mengandung pesan atau isi
pelajaran didalamnya, merupakan bagian integral dari seluruh kegiatan
belajar dan ada pembagian tanggung jawab antara guru kelas atau
dosen di satu pihak dan sumber lain di lain pihak.
Penggunaan media pembelajaran dalam proses pembelajaran
paling tidak harus diawali dengan adanya sikap dari guru yang bersedia
Geografi SMA K - 6
235
untuk memanfaatkan media pembelajaran. Untuk itu guru perlu
membekali diri dengan pengetahuan tentang hakikat media, jenis,
karakteristik,
dan
manfaat
media
pembelajaran
dalam
rangka
membekali guru agar dapat memerankan dirinya dengan baik sebagai
salah satu sumber belajar, sebagai fasilitator, dan sebagai tenaga
pendidik dalam sistem pembelajaran.
Pada
hakikatnya
proses
belajar
mengajar
adalah
proses
komunikasi. Kegiatan belajar mengajar di kelas merupakan suatu dunia
komunikasi tersendiri dimana guru dan siswa bertukar pikiran untuk
mengembangkan ide dan pengertian. Dalam komunikasi sering timbul
dan
terjadi
penyimpangan-penyimpangan
sehingga
komunikasi
tersebut tidak efektif dan efisien.
Salah satu usaha untuk mengatasi keadaan demikian ialah
menguasai penggunaan media secara terintegrasi dalam proses
belajar mengajar, karena fungsi media dalam kegiatan tersebut untuk
meningkatkan keserasian dalam penerimaan informasi.
Kekuatan dan kelemahan dari media pembelajaran yang telah
dibuat oleh guru biasanya dapat diketahui dengan lebih jelas dan
setelah program tersebut dilaksanakan di kelas dan dievaluasi dengan
seksama. Hasil yang diperoleh dari evaluasi akan memberi petunjuk
kepada guru tentang bagian-bagian mana dari media pembelajaran
tersebut yang sudah baik dan bagian mana pula yang belum baik
sehingga belum dapat mencapai tujuan dari pengembangan media
pembelajaran yang dalam hal ini diharapkan terkait dengan pencapaian
tujuan pembelajaran yang telah disusun.
2) Kriteria Pemilihan Media
Alasan
pendidik
memilih
media
pengajaran
adalah
memberikan gambaran atau penjelasan yang lebih konkrit atau
menginginkan agar dalam proses belajarnya nanti dapat menarik minat
siswa sehingga akan membangkitkan motivasi dalam meningkatkan
Geografi SMA K - 6
236
kualitas belajar. Jadi dasar pertimbangan untuk memilih media adalah
memenuhi kebutuhan dan dapat membangkitkan motivasi siswa untuk
mencapai tujuan yang diinginkan.
Dalam memilih dan merancang media harus didasarkan atas
kriteria tertentu yang secara umum terdiri dari dua macam, yaitu kriteria
umum dan kriteria khusus.
(a) Kriteria umum:
 Bersifat ekonomis, dalam arti bila dinilai dengan uang maka
tergolong relatif murah. Ekonomis tidak berarti harganya selalu
rendah. Bisa saja dana untuk pengadaan media itu cukup tinggi,
tetapi bila dibandingkan dengan nilai kemanfaatannya dan hasilnya
maka media itu masih tergolong murah misalnya OHP, Slide
proyektor dan lain-lain.
 Bersifat praktis dan sederhana tidak memerlukan pelayanan
khusus atau keterampilan khusus dalam mengoperasionalkannya.
 Mudah diperoleh dalam arti media itu terdapat di daerah sekitar.
 Bersifat fleksibel, artinya bisa dimanfaatkan untuk pelbagai tujuan
instruksional dan tidak dipengaruhi oleh faktor luar, misalnya
kemajuan teknologi, nilai budaya, keinginan pelbagai pemakai
media itu sendiri, contoh kaset video, isi pesan yang dikandungnya
bisa digunakan untuk pencapaian beberapa tujuan instruktusional
sesuai dengan budaya setempat atau pemakai jasa media.
 Komponen-komponen sesuai dengan tujuan, artinya misi, keadaan
fisik dan pesan yang dibawa oleh media harus sesuai dengan
tujuan.
(b) Kriteria khusus:

Ketepatannya dengan tujuan pengajarannya artinya media
pengajaran dipilih atas dasar tujuan-tujuan intruksional yang telah
ditetapkan.

Geografi SMA K - 6
Cara pencapaian tujuan tersebut.
237

Pencapaian tujuan tersebut melalui belajar sendiri, kelompok atau
adanya interaksi antara guru dan siswa.

Dukungan terhadap isi bahan pelajaran.

Bahan pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip dan
generalisasi sangat membutuhkan bantuan media agar landas
mudah untuk dipahami siswa.

Kemudahan memperoleh media

Media yang diperlukan mudah diperoleh, setidak-tidaknya mudah
dibuat oleh guru.

Tingkat kesukarannya

Memilih media harus sesuai dengan taraf berpikir siswa,
sehingga makna yang terkandung di dalamnya dapat dipahami
oleh siswa.

Biaya

Biaya merupakan aspek yang perlu dipertimbangkan apakah
biaya yang dibutuhkan seimbang dengan manfaat serta hasil
yang diharapkan dari penggunaan media itu? Perhitungan biaya
ini bukan hanya difokuskan pada masalah pengadaan dan
penggandaannya saja melainkan juga harus dipertimbangkan
pembiayaan pengelolaan, perawatan dan pemeliharaannya.

Mutu teknis

Kualitas media harus dipertimbangkan dan harus memenuhi
persyaratan hingga pesan yang disampaikan lebih mudah
dicerna.

Keterampilan guru dalam menggunakannya

Adapun jenis media yang diperlukan atau yang dipergunakan
tiada berarti bila guru tidak mampu untuk menggunakannya.
Syarat utama yang diperlukan adalah kemampuan guru dalam
menggunakan
media
tersebut.
Nilai
dan
manfaat
yang
diharapkan bukan terletak pada medianya, tetapi dampak dari
Geografi SMA K - 6
238
penggunaan oleh guru pada saat terjadinya interaksi dalam
proses belajar mengajar.
Adapun Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih media
pembelajaran
(a) Obyektivitas
Untuk menghindari pengaruh unsur subyektivitas sebaiknya
dalam
memilih
media
pengajaran
guru
memutus
pandangan/pendapat/saran teman sejawat atau melibatkan
siswa.
(b) Program Pengajaran
Program pengajaran yang disajikan kepada siswa sesuai
dengan kurikulum yang berlaku.
(c) Sasaran Program
Yang dimaksud adalah siswa yang akan menerima informasi
pengajaran melalui media pengajaran.
(d) Situasi dan kondisi
Meliputi: (a) Sekolah dan ruangan yang akan digunakan
(ukurannya, perlengkapannya, ventilasi), dan (b) siswa yang
mengikuti pelajaran (jumlahnya, motivasi dan minatnya).
(e) Kualitas Teknik
Dari segi teknik media pengajaran yang akan digunakan perlu
diperhatikan apakah sudah memenuhi syarat, sehingga tidak
mengganggu jalannya proses belajar mengajar.
(f) Keefektifan dan efisiensi penggunaan
Keefektifan berkenaan dengan hasil yang dicapai, sedangkan
efisiensi berkenaan dengan proses pencapaian hasil tersebut.
Keefektifan penggunaan media meliputi apakah dengan
menggunakan media tersebut informasi pengajaran dapat
diserap oleh siswa secara optimal, sedangkan efisiensi
meliputi apakah dengan menggunakan media tersebut waktu,
Geografi SMA K - 6
239
tenaga dan biaya yang dikeluarkan untuk mencapai tujuan
tersebut seminimal mungkin.
3) Perancangan Media Pembelajaran
Dalam meranncang dan mengembangkan media pembelajaran
perlu
diperhatikan model-model
pengembangan guna memastikan
kualitasnya, penggunaan model pengembangan bahan pembelajaran
yang pengembangan pengajaran secara sistematik dan sesuai dengan
teori akan menjamin
kualitas isi bahan pembelajaran. Model-model
tersebut antara lain, model ADDIE, ASSURE, Hannafin dan Peck, Gagne
and Briggs serta Dick and Carry. Dari beberapa model tersebut tentu
memiliki karakteristik masing-masing yang perlu lebih dalam lagi dipahami.
Pemilihan media pembelajaran perlu diperhatikan dalam kesesuaian
dengan standar isi dan lebih-lebih pemilihan bahan pembelajaran yang
sesuai dengan karakteristik siswa.
Model pengembangan diartikan sebagai proses desain konseptual
dalam upaya peningkatan fungsi dari model yang telah ada sebelumnya,
melalui penambahan komponen pembelajaran yang dianggap dapat
meningkatkan kualitas pencapaian tujuan. Pengembangan model dapat
diartikan sebagai upaya memperluas untuk membawa suatu keadaan atau
situasi secara berjenjang kepada situasi yang lebih sempurna atau lebih
lengkap maupun keadaan yang lebih baik. Beberapa model desain
pembelajaran menyertakan pemanfaatan media pembelajaran dalam
komponen
langkah
pembelajaran
yang
yang
perlu
efektif,
ditempuh
efisien
dan
untuk
menarik.
merealisasikan
Model
desain
pembelajaran ASSURE dan ADDIE memasukan penggunaan unsur
pemanfaatan media di dalamnya. Uraian berikut akan menjelaskan
tentang
unsur
media
dalam
komponen-komponen
model
desain
pembejaran yang diadaptasi dari kedua model tersebut.
Secara garis besar kegiatan pengembangan media pembelajaran
terdiri atas tiga langkah besar yang harus dilalui, yaitu kegiatan
Geografi SMA K - 6
240
perencanaan, produksi dan penilaian. Sementara itu, dalam rangka
melakukan desain atau rancangan pengembangan program media.
Sadiman
(2005)
merumuskannya
sebagai
berikut:
menganalisis
kebutuhan dan karakteristik siswa, merumuskan kompetensi dan indikator
hasil belajar, merumuskan butir-butir materi secara terperinci yang
mendukung tercapainya kompetensi, mengembangkan alat pengukur
keberhasilan, menulis naskah media, mengadakan tes dan revisi, yang
bila digambarkan dalam
bentuk flowchart akan diperoleh model
pengembangan sebagai berikut:
Gambar Flow Chart Pengembangan Media (Sumber: Arif S.
Sadiman 2005)
(a) Menganalisis kebutuhan dan karakteristik siswa
Kebutuhan dalam proses belajar mengajar adalah kesenjangan
antara apa yang dimiliki siswa dengan apa yang diharapkan.
Setelah analisis kebutuhan siswa, maka karakteristik siswanya
perlu dianalisis untuk memahami kemampuan pengetahuan atau
keterampilan
yang
telah
dimiliki
siswa
sebelumnya.
Cara
mengetahuinya bisa dengan tes atau dengan yang lainnya.
Geografi SMA K - 6
241
Langkah ini dapat disederhanakan dengan cara menganalisa topiktopik materi ajar yang dipandang sulit dan karenanya memerlukan
bantuan media. Pada langkah ini sekaligus pula dapat ditentukan
ranah tujuan pembelajaran yang hendak dicapai, termasuk
rangsangan indera mana yang diperlukan (audio, visual, gerak
atau diam).
(b) Merumuskan tujuan pembelajaran dengan operasional dan khas
Tujuan merupakan sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan
kita. Tujuan dapat memberikan arah tindakan yang kita lakukan.
Dalam proses belajar mengajar, tujuan i merupakan faktor yang
sangat penting. Tujuan dapat memberikan arah kemana siswa
akan pergi, bagaimana ia harus pergi kesana, dan bagaimana ia
tahu bahwa telah sampai ke tempat tujuan. Tujuan ini merupakan
pernyataan yang
menunjukkan perilaku yang
harus dapat
dilakukan siswa setelah ia mengikuti proses instruksional tertentu.
Untuk dapat merumuskan tujuan dengan baik, ada beberapa
ketentuan yang harus diingat, yaitu:
 Tujuan pembelajaran harus berorientasi kepada siswa (learner
oriented). Artinya tujuan instruksional itu benar-benar harus
menyatakan adanya perilaku siswa yang dapat dilakukan atau
diperoleh setelah proses belajar dilakukan. Selain itu, perilaku
yang diharapkan dicapai harus mungkin dapat dilakukan siswa
dan bukan perilaku yang tidak mungkin dilakukan siswa
Sehingga dalam perumusannya kata-kata siswa secara eksplisit
dituliskan.. Tujuan itu berorientasi pada hasil, sehingga secara
kuantitas dapat diukur
 Tujuan harus dinyatakan dengan kata kerja yang operasional,
artinya kata kerja itu menunjukkan suatu perilaku/perbuatan
yang dapat diamati atau diukur. Perumusan tujuan harus dibuat
secra spesifik dan operasional sehingga mudah untuk
mengukur tingkat keberhasilannya. Tujuan spesifik ini terkait
Geografi SMA K - 6
242
dengan penggunaan kata kerja. Kata kerja yang umum akan
menghasilkan perilaku atau tindakan siswa yang juga bersifat
umum, namun sebaliknya kata yang khusus maka akan
menghasilakan perilaku siswa yang khusus pula.
Tabel Katakerja Operasional
Sebuah tujuan pembelajaran hendaknya memiliki empat unsur
pokok yang dapat kita akronimkan dalam ABCD (Audience,
Behavior, Condition, dan Degree). Penjelasan dari masing-masing
komponen tersebut sebagai berikut:
A = Audience adalah menyebutkan sasaran/audien yang
dijadikan sasaran pembelajaran
B = Behavior adalah menyatakan prilaku spesifik yang diharapkan
atau yang dapat dilakukan setelah pembelajaran berlangsung
C = Condition adalah menyebutkan kondisi yang bagaimana atau
dimana sasaran dapat mendemonstrasikan kemampuannya
atau keterampilannya
D =Degree adalah menyebutkan batasan tingkatan minimal yang
diharapkan dapat dicapai.
(c) Merumuskan butir-butir materi secara terperinci yang mendukung
tercapainya tujuan
Geografi SMA K - 6
243
Penyusunan rumusan butir-butir materi adalah dilihat dari sub
kemampuan atau keterampilan yang dijelaskan dalam tujuan
khusus pembelajaran, sehingga materi yang disusun adalah dalam
rangka mencapai tujuan yang diharapkan dari kegiatan proses
belajar mengajar tersebut. Setelah daftar butir-butir materi dirinci
maka langkah selanjutnya adalah mengurutkannya dari yang
sederhana sampai kepada tingkatan yang lebih rumit, dan dari halhal yang konkrit kepada yang abstrak. Materi perlu disusun dengan
memperhatikan kriteria-kriteria tertentu, diantaranya:
 Sahih atau valid, materi yang dituangkan dalam media untuk
pembelajaran benar-benar telah teruji kebenarannya. Hal ini
juga berkaitan dengan keaktualan materi sehingga materi yang
disisipan tidak ketinggalan zaman, dan memberikan kontribusi
untuk masa yang akan datang.
 Tingkat kepentingan (significant), dalam memilih materi perlu
dipertimbangkan pertanyaan sebagai berikut, sejauhmana
materi tersebut untuk dipelajari? Pentig untuk siapa? Dimana
dan mengapa? Dengan demikian materi yang diberikan kepada
siswa benar-benar yang dibutuhkannya.
 Kebermanfaatan
haruslah
(utility)
dipandang
kebermanfaatan
dari
dua
yang
dimaksud
sudutpandang
yaitu
kebermanfaatan secara akademis dan non akademis, secara
akademis
materi
harus
bermanfaat
untuk
meningkatkan
kemampuan siswa, sedangkan non akademis materi harus
menjadi bekal berupa life skill baik berupa pengetahuan
aplikatif, keterampilan dan sikap yang dibutuhkannya dalam
kehidupan keseharian.
 Learnability artinya sebuah program harus dimungkinkan untuk
dipelajari, baik dari aspek tingkat kesulitannya (tidak terlalu
mudah, sulit ataupun sukar) dan bahan ajar tersebut layak
digunakan sesuai dengan kebutuhan setmpat.
Geografi SMA K - 6
244
 Menarik minat (interest) materi yang dipilih hendanknya menarik
minat dan dapat memotivasi siswa untuk mempelajarinya lebih
lanjut. Setiap materi yang diberikan kepada siswa harus
menimbulkan keingintahuan
siswa
lebih
lanjut,
sehingga
memunculkan dorongan lebih tinggi untuk belajar secara aktif
dan mandiri.
(d) Mengembangkan alat pengukur keberhasilan
Alat
pengukur
keberhasilan
seyogyanya
dikembangkan
terlebih dahulu sebelum naskah program ditulis. Dan alat pengukur
ini harus dikembangkan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai
dan dari materi-materi pembelajaran yang disajikan. Bentuk alat
pengukurnya bisa dengan tes, pengamatan, penugasan atau
cheklist prilaku.
Instrumen tersebut akan digunakan oleh pengembang media,
ketika melakukan tes uji coba dari program media yang
dikembangkannya. Misalkan alat pengukurnya tes, maka siswa
nanti akan diminta mengerjakan materi tes tersebut. Kemudian
dilihat
bagaimana
hasilnya.
Apakah
siswa
menunjukkan
penguasaan materi yang baik atau tidak dari efek media yang
digunakannya atau dari materi yang dipelajarinya melalui sajian
media. Jika tidak maka dimanakah letak kekurangannya. Dengan
demikian, maka siswa dimintai tanggapan tentang media tersebut,
baik dari segi kemenarikan maupun efektifitas penyajiannya. Alat
pengukur keberhasilan belajar ini perlu dikembangkan dengan
berpijak pada tujuan yang telah dirumuskan dan harus sesuai
dengan materi yang sudah disiapkan. Yang perlu diukur adalah
tiga kemampuan utama yaitu: pengetahuan, keterampilan, dan
sikap yang telah dirumuskan secara rinci dalam tujuan. Dengan
demikian terdapat hubungan yang erat antara tujuan, materi dan
tes pengukur keberhasilan
Geografi SMA K - 6
245
(e) Menulis naskah/materi media
Naskah media adalah bentuk penyajian materi pembelajaran
melalui media rancangan yang merupakan penjabaran dari pokokpokok materi yang telah disusun secara baik seperti yang telah
dijelaskan di atas. Supaya materi pembelajaran itu dapat
disampaikan melalui media, maka materi tersebut perlu dituangkan
dalam tulisan atau gambar yang kita sebut naskah program media.
Naskah program media maksudnya adalah sebagai penuntun kita
dalam memproduksi media. Artinya menjadi penuntut kita dalam
mengambil gambar dan merekam suara. Karena naskah ini berisi
urutan gambar dan grafis yang perlu diambil oleh kamera atau
bunyi dan suara yang harus direkam. Dalam teknis penulisannya,
naskah tersebut dilakukan melalui tahapan-tahapan.
Tahapan dalam pembuatan atau penulisan naskah adalah berawal
dari adanya ide dan gagasan yang disesuaikan dengan tujuan
pembelajaran. selanjutnya pengumpulan data dan informasi,
penulisan sinopsis dan treatment, penulisan naskah, pengkajian
naskah atau revisi naskah, revisi naskah sampai naskah siap
diproduksi.
Secara umum naskah dalam media pembelajaran diartikan
sebagai pedoman tertulis yang berisi informasi dalam bentuk
visual, grafis, dan audio sebagai acuan dalam pembuatan media
tertentu, sesuai dengan tujuan dan kompetensi tertentu. Secara
sederhana naskah juga dapat berupa gambaran umum media atau
juga outline media yang akan dibuat. Fungsi naskah adalah
sebagai pedoman bagi pengguna dan terutama pembuat media.
Seorang programer pembuat media pembelajaran berbantuan
komputer, mengacu pada naskah, jika tidak ada naskah maka
tidak mungkin program itu terwujud.
Geografi SMA K - 6
246
(f) Mengadakan penilaian (evaluasi media) dan revisi
Penilaian
media
adalah
kegiatan
untuk
menguji
atau
mengetahui tingkat efektifitas dan kesesuaian media yang
dirancang dengan tujuan yang diharapkan dari program tersebut.
Sesuatu program media yang oleh pembuatnya dianggap telah
baik, tetapi bila program itu tidak menarik, atau sukar dipahami
atau tidak merangsang proses belajar bagi siswa yang ditujunya,
maka program semacam ini tentu saja tidak dikatakan baik.
Evalusi media pembelajaran adalah suatu tindakan proses
atau
kegiatan
yang
dilaksanakan
dengan
maksud
untuk
menentukan nilai dari segala media atau alat yang digunakan
dalam kegiatan belajar mengajar. Penilaian ini dimaksudkan untuk
mengetahui apakah media yang dibuat tersebut dapat mencapai
tujuan-tujuan yang telah ditetapkan atau tidak.
Dalam melakukan evaluasi terhadap media pembelajaran,
pertanyaan pokok yang sering muncul adalah apa yang harus
dievaluasi. Ini berarti, setiap evaluator untuk melihat kembali fungsi
dan prinsip penggunaan media.
Dalam melakukan evaluasi terhadap media pembelajaran,
aspek psikologis perlu dipertibangkan. Sebab aspek psikologis
inilah yang membuat orang memiliki gaya belajar berbeda. Menurut
Gardner (1974), ada tiga gaya belajar yang dimiliki manusia yakni:
gaya belajar visual (belajar dengan cara melihat), gaya belajar
audiotorial (belajar dengan cara mendengar) dan gaya belajar
kinestetik (belajar dengan cara bergerak, bekerja dan menyentuh).
Tes atau uji coba tersebut dapat dilakukan baik melalui
perseorangan atau melalui kelompok kecil atau juga melalui tes
lapangan, yaitu dalam proses pembelajaran yang sesungguhnya
dengan menggunakan media yang dikembangkan. Sedangkan
revisi adalah kegiatan untuk memperbaiki hal-hal yang dianggap
perlu mendapatkan perbaikan atas hasil dari tes.
Geografi SMA K - 6
247
Apabila dikaitkan dengan tujuan evaluasi sebagaimana yang
telah dikemukakan, maka ada berbagai jenis evualuasi terhadap
media pembelajaran. Berdasarkan prosesnya, evaluasi media ini
terdiri dari evaluasi formatif dan evaluasi sumatif.
Evaluasi formatif adalah proses yang dimaksudkan untuk
mengumpulkan data tentang efektifitas dan efisien bahan-bahan
pembelajaran (dalam hal ini medianya) untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Data-data tersebut dimaksudkan untuk
memperbaiki dan menyempurnakan media yang bersangkutan
agar lebih efektif dan efisien.
Dalam bentuk finalnya, setelah media tersebut diperbaiki dan
disempurnakan, maka data akan dikumpulkan untuk menentukan
apakah media tersebut patut digunakan dalam situasi-situasi
tertentu atau media tersebut benar-benar efektif seperti yang
dilaporkan. Jenis evaluasi inilah yang kemudian disebut dengan
evaluasi sumatif.
Jika semua langkah-langkah tersebut telah dilakukan dan telah
dianggap tidak ada lagi yang perlu direvisi, maka langkah selanjutnya
adalah media tersebut siap untuk diproduksi. akan tetapi bisa saja terjadi
setelah dilakukan produksi ternyata setalah disebarkan atau disajikan ada
beberapa kekurangan dari aspek materi atau kualitas sajian medianya
(gambar atau suara) maka dalam kasus seperti ini dapat pula dilakukan
perbaikan (revisi) terhadap aspek yang dianggap kurang. Hal ini dilakukan
untuk mendapatkan kesempurnaan dari media yang dibuat, sehingga para
penggunanya akan mudah menerima pesan-pesan yang disampaikan
melalui media tersebut.
Pada akhirnya, kegiatan mengajar merupakan upaya kegiatan
menciptakan suasana yang mendorong inisiatif, motivasi dan tanggung
jawab kepada siswa untuk selalu menerapkan potensi diri dalam
membangun gagasan melalui kegiatan mengajar. Oleh sebab itu
Geografi SMA K - 6
248
diperlukan tingkat kekreatifan seorang guru untuk dapat merancang dan
menciptakan media yang baik, sehingga apa yang akan disampaikan
dapat tersampaikan dengan baik kepada para siswa, karena cara
penyampaian media yang baik dapat menimbulkan kegairahan atau
perasaan senang untuk mempelajari apa yang disampaikan guru.
Sebaliknya cara penyampaian media yang tidak menarik cenderung akan
diabaikan oleh siswa. Sehingga tujuan-tujuan dari pengajaran itu dapat
tepat tersampaikan kepada siswa.
p.
Uraian Kegiatan/Aktivitas Pembelajaran
1)
Penyampaian tujuan pembelajaran, yaitu melalui kajian referensi
dan diskusi, peserta pelatihan dapat mempraktikan perancangan
media media.
2)
Peserta diminta melakukan aktivitas belajar sebagai berikut:
Tugas Individu:
a)
Baca
dan
cermati
uraian
materi
perancangan
media
pembelajaran
b)
Klasifikasikan dan tulislah jenis-jenis media yang selama ini
bapak/ibu
pergunakan/manfaatkan
pada
pembelajaran
geografi.
c)
Evaluasilah pemanfaatan media berdasar kriteria pemilihan
media pembelajaran.
Tugas Kelompok:
a)
Peserta dibagi menjadi beberapa kelompok
dengan jumlah
kelompok ideal, yaitu maksimal 5 orang.
b)
Dalam
kelompok
berdikusi
untuk
merangcang
dan
mengembangkan media pembelajaran berdasarkan tahapantahapan
perancangan
dan
pengembangan
media
pembelajaran.
Geografi SMA K - 6
249
c)
Hasil kelompok dipresentasikan agar kelompok lain dapat
mencermati dan mempelajari.
d)
Refleksi dilakukan oleh fasilitator
q. Evaluasi kegiatan belajar
Berikan
jawaban
pada
soal-soal
berikut
untuk
mengetahui
tingkat
penguasaan Ibu/Bapak terhadap materi yang telah dipelajari!
1. Jelaskan dasar pertimbangan yang perlu dilakukan untuk memilih
media?
2. Jelaskan
mengapa
meranncang
dan
mengembangkan
media
pembelajaran perlu memperhatikan model-model pengembangan
media yang ada?
3. Jelaskan macam-macam evaluasi pengembangan pendidikan!
r. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Setelah kegiatan pembelajaran,Bapak/ Ibu dapat melakukan umpan balik
dengan menjawab pertanyaan berikut ini :
1) Apa yang Bapak/Ibu pahami setelah mempelajari materi perancangan dan
pengembangan media pembelajaran geografi?
2) Pengalaman penting apa yang Bapak/Ibu peroleh setelah mempelajari
materi perancangan dan pengembangan media pembelajaran geografi?
3) Apa manfaat
materi perancangan dan
pengembangan media
pembelajaran geografi, terhadap tugas Bapak/Ibu ?
4) Apa rencana tindak lanjut Bapak/Ibu setelah kegiatan pelatihan ini ?
g. Rangkuman
Dalam memilih dan merancang media harus didasarkan atas kriteria
tertentu yang secara umum terdiri dari dua macam, yaitu kriteria umum dan
kriteria khusus.
Geografi SMA K - 6
250
(a) Kriteria umum, meliputi, bersifat ekonomis; bersifat praktis dan
sederhana; mudah diperoleh; bersifat fleksibel; dan komponen-komponen
sesuai dengan tujuan.
(b)
Kriteria khusus, meliputi: ketepatannya dengan tujuan; dukungan
terhadap isi bahan pelajaran; kemudahan memperoleh media; tingkat
kesukarannya;
biaya;
mutu
teknis;
dan
keterampilan
guru
dalam
memilih
media
menggunakannya
Faktor-faktor
yang
perlu
diperhatikan
dalam
pembelajaran, antara lain: obyektivitas; program pengajaran; sasaran
program; situasi dan kondisi; kualitas teknik; dan keefektifan dan efisiensi
penggunaan.
Desain atau rancangan pengembangan program media. Sadiman
(2005), merrumuskan desain dan rancangan sebagai berikut: menganalisis
kebutuhan dan karakteristik siswa; merumuskan kompetensi dan indikator
hasil belajar; merumuskan butir-butir materi secara terperinci yang
mendukung
tercapainya
kompetensi;
mengembangkan
alat
pengukur
keberhasilan ;menulis naskah media; dan mengadakan tes dan revisi
Geografi SMA K - 6
251
J. BAB X PERANCANGAN PENILAIAN
BAGIAN 2 : PEMBELAJARAN
1. Kegiatan Pembelajaran 1 Pengertian, penilaian kompetensi sikap,
pengetahuan dan penilaian keterampilan
a. Tujuan
1) Melalui membaca dapat menjelaskan pengertian penilaian sikap
2) Melalui membaca dapat menjelaskan pengertian penilaian pengetahuan
3) Melalui membaca dapat menjelaskan pengertian penilaian keterampilan
b. Indikator Pencapaian Kompetensi
1) Menjelaskan pengertian penilaian sikap
2) Menjelaskan pengertian penilaian pengetahuan
3) Menjelaskan pengertian keterampilan
c. Uraian Materi
Perancangan Penilaian Autentik dalam Pembelajaran
Pada Kurikulum 2013, penilaian hasil belajar peserta didik mencakup
kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan secara
berimbang sehingga dapat digunakan untuk menentukan posisi relatif setiap
peserta didik terhadap standar yang telah ditetapkan. Untuk melengkapi
perangkat pembelajaran Geografi dengan suatu model, diperlukan jenisjenis penilaian yang sesuai. Pada uraian berikut disajikan beberapa contoh
penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan pada pembelajaran
Geografi. Anda dapat mengembangkan lagi sesuai dengan topik dan
kompetensi dasar yang harus dicapai peserta didik.
Penilaian Kompetensi Sikap
Sikap bermula dari perasaan (suka atau tidak suka) yang terkait
dengan kecenderungan seseorang dalam merespon sesuatu/objek. Sikap
juga sebagai ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki
oleh seseorang. Sikap dapat dibentuk, sehingga terjadi perubahan perilaku
atau tindakan yang diharapkan.
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menilai sikap peserta
didik, antara lain melalui observasi, penilaian diri, penilaian teman sebaya,
Geografi SMA K - 6
252
dan penilaian jurnal. Instrumen yang digunakan antara lain daftar cek atau
skala penilaian (ratingscale) yang disertai rubrik, yang hasil akhirnya
dihitung berdasarkan modus.
Kompetensi sikap
pada pembelajaran Geografi yang harus dicapai
peserta didik sudah terinci pada KD dari KI 1 dan KI 2.
Guru Geografi
dapat merancang lembar pengamatan penilaian kompetensi sikap untuk
masing-masing KD sesuai dengan karakteristik proses pembelajaran yang
disajikan. Hasil observasi dapat dijadikan sebagai umpan balik dalam
pembinaan. Contoh penilaian kompetensi sikap dalam pembelajaran
Geografi.
Penilaian kompetensi sikap melalui observasi
Penilaian kompetensi sikap atau perilaku dapat dilakukan oleh guru pada
saat peserta didik melakukan observasi atau diskusi, guru dapat
mengembangkan lembar observasi seperti contoh berikut.
a. Lembar Penilaian Kompetensi Sikap pada Kegiatan Praktikum
Interpretasi
Lembar Penilaian pada Kegiatan Interpretasi Citra
Mata Pelajaran : Geografi
Kelas/Semester: XII/1
Topik/Subtopik : Interpretasi Citra
Indikator:
Peserta didik menunjukkan perilaku ilmiah
kerjasama,
disiplin, tanggung
jawab,
teliti kreatif dalam melakukan interpretasi citra pada
pembelajaran Geografi
No
1.
Nama Siswa
Disiplin
Tanggung
jawab
Kerjasama
Teliti
Kreatif
Peduli
Keterangan
Lingkungan
.....................
2.
......
Geografi SMA K - 6
253
b. Lembar Penilaian Kompetensi Sikap pada saat Diskusi
Lembar Penilaian Kegiatan Diskusi
Mata Pelajaran :
Geografi
Kelas/Semester :
XII / 1
Topik/Subtopik :
Interpretasi Citra
Indikator
: Peserta didik menunjukkan perilaku kerja sama, rasa ingin
tahu, santun, dan komunikatif sebagai wujud kemampuan
memecahkan masalah dan membuat keputusan.
No
Nama Siswa
1.
................
2.
................
Kerja
sama
Rasa
ingin
Keterangan
Santun
Komunikatif
tahu
...
.
Cara pengisian lembar penilaian sikap adalah dengan memberikan skor pada
kolom-kolom sesuai hasil pengamatan terhadap peserta didik selama
kegiatan yaitu:.
Kolom Aspek perilaku diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria
berikut.
4 = sangat baik
3 = baik
2 = cukup
1 = kurang
Diskusikan lebih lanjut kriteria dalam menilai setiap perilaku!
Nilai masing-masing perilaku yang diperoleh dari penilaian kompetensi
sikap melalui observasi ini akan digabungkan secara
keseluruhandalam kurun waktu pelaporan hasil belajar (pada tengah
semester atau pada akhir semester) untuk menentukan modusnya.
Geografi SMA K - 6
254
Penilaian Kompetensi Sikap melalui Penilaian Diri
Penilaian
diri
digunakan
untuk
memberikan
penguatan
(reinforcement) terhadap kemajuan proses belajar peserta didik. Penilaian
diri berperan penting bersamaan dengan bergesernya pusat pembelajaran
dari guru ke peserta didik yang didasarkan pada konsep belajar mandiri
(autonomous learning).
Untuk menghilangkan kecenderungan peserta didik menilai diri terlalu
tinggi dan subyektif, penilaian diri dilakukan berdasarkan kriteria yang
jelas dan objektif. Untuk itu penilaian diri oleh peserta didik di kelas perlu
dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut.
a) Menjelaskan kepada peserta didik tujuan penilaian diri.
b) Menentukan kompetensi yang akan dinilai.
c) Menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan.
d) Merumuskan format penilaian, dapat berupa daftar tanda cek, atau
skala penilaian.
Penilaian diri setelah peserta didik selesai belajar satu KD
Contoh format penilaian diri setelah peserta didik belajar satu KD
Penilaian Diri
Topik:......................
Nama: ............
Kelas: .............
Setelah mempelajari materi Interpretasi Citra, Anda dapat melakukan penilaian diri
dengan cara memberikan tanda V pada kolom yang tersedia sesuai dengan
kemampuan.
No
Pernyataan
1.
Memahami obyek pada citra
2.
Memahami prinsip dasar
Sudah memahami
Belum memahami
interpretasi citra didasarkan
pada karakteristik/atribut citra
3.
Memahami karakteristik/atribut
Geografi SMA K - 6
255
pada citra disebut unsur-unsur
interpretasi citra
Penilaian diri setelah melaksanakan suatu tugas.
Contoh format penilaian diri setelah peserta didik mengerjakan Tugas
Proyek Geografi
Penilaian Diri
Tugas:............................
Nama:..........................
Kelas:..............................
Bacalah baik-baik setiap pernyataan dan berilah tanda V pada kolom yang sesuai
dengan keadaan dirimu yang sebenarnya.
No
1
Pernyataan
YA
TIDAK
Selama melakukan tugas kelompok saya
bekerjasama dengan teman satu kelompok
2
Saya mencatat data dengan teliti dan sesuai
dengan fakta
3
Saya melakukan tugas sesuai dengan jadwal yang
telah dirancang
4
Saya membuat tugas terlebih dahulu dengan
membaca literatur yang mendukung tugas
5
……………………………………….
Dari penilaian diri ini Anda dapat memberi skor misalnya YA=2, Tidak =1
dan membuat rekapitulasi bagi semua peserta didik. Penilaian diri, selain
sebagai penilaian sikap jujur juga dapat diberikan untuk mengukur
pencapaian kompetensi pengetahuan, misalnya peserta didik diminta
mengerjakan soal-soal sebelum ulangan akhir bab dilakukan dan
mencocokan dengan kunci jawaban yang tersedia pada buku siswa.
Berdasarkan hasilnya, diharapkan peserta didik akan belajar kembali pada
topik-topik yang belum mereka kuasai. Untuk melihat hasil penilaian diri
Geografi SMA K - 6
256
peserta didik, guru dapat membuat format rekapitulasi penilaian diri
peserta didik dalam satu kelas.
Contoh.
REKAPITULASI PENILAIAN DIRI PESERTA DIDIK
Mata Pelajaran:...........................................
Topik/Materi:..............................................
Kelas:..........................................................
No
Skor Pernyataan Penilaian Diri
Nama
1
2
3
.....
.....
1
Afgan
2
1
2
.....
.....
2
Aliva
2
2
1
.....
....
3
.............
Jumlah
Contoh instrumen penilaian diri dapat Anda pelajari pada Permendikbud
nomor 104 tahun 2014
Penilaian teman sebaya (peer assessment)
Penilaian teman sebaya atau antar peserta didik merupakan teknik
penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait
dengan pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa
lembar pengamatan antar antar peserta didik. Penilaian teman antar
peserta didik dilakukan oleh peserta didik terhadap 3 (tiga) teman sekelas
atau sebaliknya.
Contoh penilaian antar peserta didik pada pembelajaran Geografi.
Penilaian antar Peserta Didik
Mata Pelajaran : Geografi
Kelas/Semester : XII / 1
Topik/Subtopik :
Indikator
Geografi SMA K - 6
...................................
: Peserta didik
menunjukkan perilaku
kerja sama, rasa ingin
257
Nilai
tahu, santun,
dan komunikatif sebagai wujud kemampuan
memecahkan masalah dan membuat keputusan
Format penilaian yang diisi peserta didik
Penilaian antar Peserta Didik
Topik/Subtopik:
Nama Teman yang dinilai:
........................................
........................
Tanggal Penilaian:
Nama Penilai:
.....................................
............................................
-
Amati perilaku temanmu dengan cermat selamat mengikuti pembelajaran Geografi
-
Berikan tanda v pada kolom yang disediakan berdasarkan hasil pengamatannu.
-
Serahkan hasil pengamatanmu kepada gurumu
No
Dilakukan/muncul
Perilaku
YA
1.
Mau menerima pendapat teman
2.
Memaksa teman untuk menerima pendapatnya
3.
Memberi solusi terhadap pendapat yang bertentangan
4.
Mau bekerjasama dengan semua teman
5.
......................................
TIDAK
Pengolahan Penilaian:
1.
Perilaku/sikap pada instrumen di atas ada yang positif (no 1. 2dan 4) dan
ada yang negatif (no 2) Pemberian skor untuk
perlaku positif = 2, Tidak =
1. Untuk yang negatif Ya = 1 dan Tidak = 2
2.
Selanjutnya guru dapat membuat rekapitulasi hasil penilaian menggunakan
format berikut.
No
Nama
1
…….
2
Ami
Skor Perilaku
1
2
3
4
5
2
2
1
2
2
Jumlah
Nilai
9
3
Geografi SMA K - 6
258
Penilaian Jurnal (anecdotal record)
Jurnal merupakan kumpulan rekaman catatan guru dan/atau tenaga
kependidikan di lingkungan sekolah tentang sikap dan perilaku positif
atau negatif, selama dan di luar proses pembelajaran mata pelajaran.
Jurnal dapat memuat penilaian peserta didik terhadap aspek tertentu
secara kronologis.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat jurnal adalah:
1)
Catatan atas pengamatan guru harus objektif
2)
Pengamatan dilaksanakan secara selektif, artinya yang dicatat
hanyalah kejadian/peristiwa yang berkaitan dengan Kompetensi Inti.
3)
Pencatatan segera dilakukan (jangan ditunda-tunda)
4)
Setiap peserta didik memiliki Jurnal yang berbeda (kartu Jurnal yang
berbeda)
Contoh Format Jurnal Model Pertama
JURNAL
Aspek yang diamati: ………………………….
Kejadian
: ………………………….
Tanggal: ………………………….
Nama Peserta Didik:
………………………….
Nomor peserta Didik:
………………………….
Catatan Pengamatan Guru:
............................................................................................................................
..................................................................................................................
....................................................................................................
Geografi SMA K - 6
259
Petunjuk pengisian jurnal (diisi oleh guru):
1)
Tulislah identitas peserta didik yang diamati, tanggal pengamatan dan aspek
yang diamati oleh guru.
2)
Tuliskan kejadian-kejadian yang dialami oleh Peserta didik baik yang
merupakan kekuatan
maupun kelemahan Peserta didik sesuai dengan
pengamatan guru terkait dengan Kompetensi Inti.
3)
Simpanlah kartu tersebut di dalam folder masing-masing Peserta didik
Contoh Format Jurnal Model Kedua
JURNAL
Nama Peserta Didik: …………...........................................……..
Kelas: .....................................................................................
Aspek yang diamati: ………...........................................………..
NO
HARI/TANGGAL
KEJADIAN
KETERANGAN/
TINDAK LANJUT
1.
...
Petunjuk pengisian jurnal sama dengan model ke satu (diisi oleh guru)
Pedoman umum penskoran jurnal:
1)
Penskoran pada jurnal dapat dilakukan skala 1 sampai dengan 4.
2)
Setiap aspek yang sesuai dengan indikator yang muncul pada diri peserta
didik diberi skor 1, sedangkan yang tidak muncul diberi skor 0.
3)
Jumlahkan skor pada masing-masing aspek,skor yang diperoleh pada
masing-masing aspek kemudian direratakan
Nilai
Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), dan Kurang (K) ditentukan
dengan cara menghitung rata-rata skor dan membandingkan dengan kriteria
penilaian
Geografi SMA K - 6
260
Penilaian Kompetensi Pengetahuan
Penilaian pengetahuan dapat berupa tes tulis, observasi pada diskusi,
tanyajawab dan percakapan serta dan penugasan ( Permendikbud nomor
104 tahun 2014).
Teknik dan bentuk instrumen penilaian kompetensi pengetahuan dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel Teknik dan Bentuk Instrumen Penilaian
Teknik Penilaian
Bentuk Instrumen
Pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-salah, menjodohkan,
Tes tulis
dan uraian.
Observasi Terhadap Diskusi,
Tanya Jawab dan
Format observasi
Percakapan.
Pekerjaan rumah dan/atau tugas yang dikerjakan secara individu
Penugasan
1.
atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas.
Tes Tulis
Instrumen tes tulis umumnya menggunakan soal pilihan ganda dan
soal uraian. Soal tes tertulis yang menjadi penilaian autentik adalah soalsoal yang menghendaki peserta didik merumuskan jawabannya sendiri,
seperti soal-soal uraian. Soal-soal uraian menghendaki peserta didik
mengemukakan atau mengekspresikan gagasannya dalam bentuk uraian
tertulis
dengan
menggunakan
kata-katanya
sendiri,
misalnya
mengemukakan pendapat, berpikir logis, dan menyimpulkan.
Pada pembelajaran Geografi yang menggunakan pendekatan scientific,
instrumen penilaian harus dapat menilai keterampilan berpikir tingkat tinggi
(HOTS, “Higher Order thinking Skill”) menguji proses analisis, sintesis,
evaluasi bahkan sampai kreatif.
Untuk menguji keterampilan berpikir
peserta didik, soal-soal untuk menilai hasil belajar Geografi dirancang
sedemikian rupa sehingga peserta didik menjawab soal melalui proses
Geografi SMA K - 6
261
berpikir yang sesuai dengan kata kerja operasional dalam taksonomi
Bloom. Misalnya untuk menguji ranah analisis peserta didik pada
pembelajaran Geografi, guru dapat membuat soal dengan menggunakan
katakerja operasional yang termasuk ranah analisis seperti menganalisis,
mendeteksi, mengukur, dan menominasikan. Ranah evaluasi contohnya
membandingkan, menilai, memprediksi, dan menafsirkan.
Soal Pilihan Ganda
Indikator
:
peserta didik dapat menyebutkan manfaat citra penginderaan jauh dalam
bidang geologi
Soal
:
Manfaat citra penginderaan jauh dalam bidang geologi
A. pengamatan iklim
B. pemetaan permukaan bumi
C. pengamatan system fisik laut
D. pemetaan intensitas banjir
E. pemetaan sungai
a. Soal Uraian
Indikator
:
Mengidentifikasi karakteristik/atribut pada citra
Soal
:
Jelaskan karakteristik rona pada foto udara pada obyek basah dan
kering
Contoh Pedoman Penskoran
No
Jawaban
Skor
a.
- Rona merupakan tingkat/gradasi yang teramati
80
pada
citra
penginderaan
jauh
yang
dipresentasikan secara hitam putih. Permukaan
obyek yang basah akan cenderung menyerap
cahaya elektromagnetik sehingga akan nampak
lebih hitam disbanding obyek yang relatif lebih
kering
b.
Geografi SMA K - 6
- Uraian sistematis dan benar
50
262
- Uraian kurang sistematis dan benar
20
- Uraian kurang sistematis dan kurang benar
10
Skor maksimal
80
Observasi Terhadap Diskusi, Tanya Jawab dan Percakapan.
Penilaian terhadap pengetahuan peserta didik dapat dilakukan
melalui observasi terhadap diskusi, tanya jawab, dan percakapan. Teknik
ini adalah cerminan dari penilaian autentik.
Ketika terjadi diskusi, guru dapat mengenal kemampuan peserta didik
dalam kompetensi pengetahuan (fakta, konsep, prosedur) seperti melalui
pengungkapan gagasan yang orisinal, kebenaran konsep, dan ketepatan
penggunaan
istilah/fakta/prosedur
yang
digunakan
pada
waktu
mengungkapkan pendapat, bertanya, atau pun menjawab pertanyaan.
Seorang peserta didik yang selalu menggunakan kalimat yang baik dan
benar menurut kaedah bahasa menunjukkan bahwa yang bersangkutan
memiliki pengetahuan tata bahasa yang baik dan mampu menggunakan
pengetahuan tersebut dalam kalimat-kalimat
Contoh Format observasi terhadap diskusi dan tanya jawab
Nama
Pernyataan
Jumlah
Peserta
Pengungkapan
Kebenaran
Ketepatan
Didik
gagasan yang
konsep
penggunaan
orisinal
YA
TIDAK
Skor
istilah
YA
TIDAK
YA
TIDAK
YA
TIDAK
Fitria
Gina
....
Keterangan: diisi dengan ceklis ( √ )
Untuk pemberian nilai
Percakapan
Observasi Terhadap Diskusi, Tanya Jawab dan
ini Silahkan Anda diskusikan dan jawab pada LK yang tersedia!
Penugasan
Geografi SMA K - 6
263
Penugasan adalah penilaian yang dilakukan oleh pendidik yang dapat
berupa pekerjaan rumah baik secara individu ataupun kelompok sesuai
dengan karakteristik tugasnya.
Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah dan/atau projek yang
dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik
tugas.
Contoh isntrumen tugas untuk suatu topik dalam satu KD
Melakukan interpretasi citra
Indikator: - Melakukan digitasi pada citra penginderaan jauh
- Melakukan interpretasi citra penginderaan jauh
- Menganalisis citra penginderaan jauh
- Membuat laporan tugas proyek interpretasi citra
TUGAS: Melakukan interpretasi citra pada foto udara yang sudah disediakan guru
untuk
dilakukan
digitasi,
interpretasi
citra
dan
menganalisis
citra
penginderaan jauh
Untuk penilaian tugas guru dapat membuat rubriknya disesuaikan dengan
tugas yang diberikan pada peserta didik.
A.
Penilaian Kompetensi Keterampilan
Kompetensi
keterampilan
keterampilan
dilakukan
kongkret.
dengan
terdiri
Penilaian
menggunakan:
atas
keterampilan
kompetensi
Unjuk
abstrak
keterampilan
dan
dapat
kerja/kinerja/praktik,Projek,
Produk dan portofolio
Penilaian Unjuk Kerja/Kinerja/Praktik
Penilaian
unjuk
kerja/kinerja/praktik
dilakukan
dengan
cara
mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian ini
cocok digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut
peserta didik melakukan tugas tertentu seperti: praktikum di laboratorium,
Geografi SMA K - 6
264
praktik ibadah, praktik olahraga, presentasi, bermain peran, memainkan
alat musik, bernyanyi, dan membaca puisi/deklamasi.
Contoh untuk menilai unjuk kerja/kinerja/praktik di luar kelas dilakukan
pengamatan terhadap penggunaan alat dan bahan praktikum.
Contoh Penilaian Praktik
Topik :
Interpretasi citra
KI: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan
KD:4.1. Mengolah,
menalar, dan menyaji, dan mencipta dalam ranah
konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari
yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak
secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda
sesuai kaidah keilmuan.
.Indikator
:
Mencoba menginterpretasi citra penginderaan jauh
untuk perencanaan tata guna lahan dan transportasi.
Lembar Pengamatan
Topik: ...............................
Kelas: ................................
No
1.
Nama
Persiapan
Pelaksanaan
Kegiatan Akhir
Jumlah
Percobaan
Percobaan
Percobaan
Skor
………………………
2.
Rubrik
No
Keterampilan
yang dinilai
Geografi SMA K - 6
Skor
Rubrik
265
1
Persiapan
30
Percobaan
2
- Alat-alat sudah tersedia, tertata rapih sesuai dengan
keperluannya
(Menyiapkan alat
- Bahan-bahan untuk praktik sudah disiapkan di meja
Bahan)
- Lembar kegiatan praktik tersedia
Pelaksanaan
20
Ada 3 aspek yang terpenuhi
10
Ada 2 aspek yang terpenuhi
30
- Melakukan digitasi pada citra penginderaan jauh
- Melakukan interpretasi citra penginderaan jauh
Interpretasi citra
- Menganalisis citra penginderaan jauh
3
Kegiatan akhir
20
Ada 4 aspek yang tersedia
10
Ada 2 aspek tang tersedia
30
- Mengambalikan foto udara
praktik
- Mengembalikan spidol OHP
penginderaan
- Menyerahkan table hasil pengamatan
jauh
20
Ada 3 aspek yang tersedia
10
Ada 2 aspek tang tersedia
Penilaian Proyek
Penilaian projek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman,
kemampuan mengaplikasi, kemampuan menyelidiki dan kemampuan
menginformasikan suatu hal secara jelas. Penilaian projek dilakukan mulai
dari perencanaan, pelaksanaan, sampai pelaporan dan
merupakan
kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam
periode/waktu tertentu. Guru perlu menetapkan hal-hal atau tahapan yang
perlu dinilai, seperti penyusunan desain, pengumpulan data, analisis data,
dan penyiapan laporan tertulis/lisan. Untuk menilai setiap tahap perlu
disiapkan kriteria penilaian atau rubrik.
Pada penilaian proyek setidaknya ada 3 (tiga) hal yang perlu
dipertimbangkan yaitu:
Geografi SMA K - 6
266
-
Kemampuan pengelolaan ; Kemampuan peserta didik dalam memilih
topik, mencari informasi dan mengelola waktu pengumpulan data
serta penulisan laporan.
-
Relevansi;
Kesesuaian
mempertimbangkan
dengan
tahap
mata
pelajaran,
pengetahuan,
dengan
pemahaman
dan
keterampilan dalam pembelajaran.
-
Keaslian ; Projek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil
karyanya, dengan
mempertimbangkan kontribusi guru berupa
petunjuk dan dukungan terhadap proyek peserta didik.
Contoh Format Penilaian Proyek
Mata Pelajaran :
Guru Pembimbing
:
Nama Proyek
:
Nama
:
Alokasi Waktu :
Kelas
:
No.
1
ASPEK
SKOR (1 - 5)
PERENCANAAN :
a. Rancangan Alat
-
Alat dan bahan
-
Gambar
b. Uraian cara menggunakan alat
2
PELAKSANAAN :
a. Keakuratan Sumber Data / Informasi
b. Kuantitas Sumber Data
c. Analisis Data
d. Penarikan Kesimpulan
3
LAPORAN PROYEK :
a. Sistematika Laporan
b. Performans
c. Presentasi
TOTAL SKOR
Penilaian Produk
Geografi SMA K - 6
267
Penilaian produk adalah penilaian terhadap proses pembuatan dan
kualitas suatu produk. Penilaian produk meliputi penilaian kemampuan
peserta didik membuat produk-produk teknologi dan seni, seperti:
makanan, pakaian, hasil karya seni (patung, lukisan, gambar), barangbarang terbuat dari kayu, keramik, plastik, dan logam atau alat-alat
teknologi tepat guna yang sederhana. Pengembangan produk meliputi 3
(tiga) tahap dan setiap tahap perlu diadakan penilaian yaitu:
-
Tahap persiapan, meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dan
merencanakan, menggali, dan mengembangkan gagasan, dan
mendesain produk.
-
Tahap pembuatan produk (proses), meliputi: penilaian kemampuan
peserta didik dalam menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan
teknik.
-
Tahap penilaian produk (appraisal), meliputi: penilaian produk yang
dihasilkan peserta didik sesuai kriteria yang ditetapkan.
Teknik Penilaian Produk
Penilaian produk biasanya menggunakan cara holistik atau analitik.
1)
Cara holistik, yaitu berdasarkan kesan keseluruhan dari produk,
biasanya dilakukan pada tahap appraisal.
2)
Cara analitik, yaitu berdasarkan aspek-aspek produk, biasanya
dilakukan terhadap semua kriteria yang terdapat pada semua tahap
proses pengembangan.
Format Penilaian Produk
Materi Pelajaran
:
Nama Peserta didik:
Nama Proyek :
Kelas
:
Alokasi Waktu :
No
Tahapan
1
Tahap Perencanaan Bahan
2
Tahap Proses Pembuatan :
Skor ( 1 – 5 )*
a. Persiapan alat dan bahan
Geografi SMA K - 6
268
b. Teknik Pengolahan
c. K3
(Keselamatan
kerja,
keamanan
dan
kebersihan)
3
Tahap Akhir (Hasil Produk)
a. Bentuk fisik
b. Inovasi
TOTAL SKOR
.
Catatan :
*) Skor diberikan dengan rentang skor 1 sampai dengan 5, dengan ketentuan
semakin lengkap jawaban dan ketepatan dalam proses pembuatan maka
semakin tinggi nilainya.
Setelah proyek selesai guru dapat melakukan penilaian menggunakan
rubrik penilaian proyek. Peserta didik melakukan presentasi hasil proyek,
mengevaluasi
hasil proyek, memperbaiki sehingga ditemukan suatu
temuan baru untuk menjawab permasalahan yang diajukanpada tahap
awal.
Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio pada dasarnya menilai karya-karya peserta
didik secara individu pada satu periode untuk suatu mata pelajaran.
Akhir suatu periode hasil karya tersebut dikumpulkan dan dinilai oleh
guru dan peserta didik sendiri. Berdasarkan informasi perkembangan
tersebut, guru dan peserta didik sendiri dapat menilai perkembangan
kemampuan peserta didik dan terus menerus melakukan perbaikan.
Dengan
demikian,
portofolio
dapat
memperlihatkan
dinamika
kemampuan belajar peserta didik melalui sekumpulan karyanya, untuk
mata
pelajaran
geografi
antara
lain:
gambar,
foto,
resensi
buku/literatur, laporan penelitian dan karya nyata individu peserta didik
yang diperoleh dari pengalaman.
Kriteria tugas pada penilaian portofolio

Tugas sesuai dengan kompetensi
Geografi SMA K - 6
dan tujuan pembelajaran yang
269
akan diukur.

Hasil karya peserta didik yang dijadikan portofolio berupa pekerjaan
hasil tes, perilaku peserta didik sehari-hari, hasil tugas terstruktur,
dokumentasi aktivitas peserta didik di luar sekolah yang menunjang
kegiatan belajar.

Tugas portofolio memuat aspek judul, tujuan pembelajaran, ruang
lingkup belajar, uraian tugas, kriteria penilaian.

Uraian
tugas
memuat
kegiatan
mengembangkankompetensi
yang
dalam
melatih
semua
peserta
aspek
didik
(sikap,
pengetahuan, keterampilan).

Uraian
tugas
bersifat
terbuka,
dalam
arti
mengakomodasi
dihasilkannya portofolio yang beragam isinya.

Kalimat
yang
digunakan
dalam
uraian
tugas
menggunakan
bahasa yang komunikatif dan mudah dilaksanakan.

Alat dan bahan yang digunakan dalam penyelesaian tugas
portofolio tersedia di lingkungan peserta didik dan mudah diperoleh.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dijadikan pedoman dalam
penggunaan penilaian portofolio di sekolah silahkan baca pada
Permendikbud nomor 104 tahun 2014 dan diskusikan.
Contoh Tugas Portofolio
Mata Pelajaran : Geografi
Kelas/Semester : XII / 1
Peminatan
: Geografi
Tahun Ajaran
: 2014/2015
Judul portofolio : Pelaporan interpretasi citra
Tujuan
: Peserta didik dapat mendigitasi, menganalisis obyek, serta interpretasi
citra dan menyusun laporan praktik Geografi sebagai tulisan ilmiah
Ruang lingkup :
Karya portofolio yang dikumpulkan adalah laporan seluruh hasil interpretasi citra
dan
laporan praktik Geografi semester 1
Uraian tugas portofolio
Geografi SMA K - 6
270
1.
Buatlah laporan kegiatan interpretasi citra, laporan praktik Geografi sebagai tulisan
ilmiah
2.
Setiap laporan dikumpulkan selambat-lambatnya seminggu setelah peserta didik
melaksanakan tugas
Kriteria rubrik untuk portofolio
-
Rubrik memuat indikator kunci dari kompetensi dasar yang akan
dinilai pencapaiannya dengan portofolio.
-
Rubrik memuat aspek-aspek penilaian yang macamnya relevan
dengan isi tugas portofolio.
-
Rubrik memuat kriteria kesempurnaan (tingkat, level) hasil tugas.
-
Rubrik mudah untuk digunakan oleh guru dan peserta didik.
-
Rubrik menggunakan bahasa yang lugas dan mudah dipahami
Penilaian portofolio
Keterangan:
Skor maksimal = Jumlah komponen yang dinilai x25 = 4 x 25 = 100
Nilai portofolio =
Perancangan Penilaian Dalam Pembelajaran Geografi
Tujuan Kegiatan:
Melalui kegiatan ini diharapkan
peserta mampu
merancang instrumen penilaian sikap, pengetahuan
dan keterampilan dalam pembelajajaran Geografi
Langkah Kegiatan
1.
:
Cermati contoh-contoh pengembangan instrumen penilaian sikap,
pengetahuan dan keterampilan serta lembar kerja perancangan
instrumen penilaian, diskusikan dalam kelompok,
2.
Pilihlah satu subtopik/submateri/subtema untuk dari satu KD,
sebaiknya
dipilih sesuai dengan subtopik/submateri/subtema yang
telah dibahas oleh kelompok Anda sebelumnya
Geografi SMA K - 6
271
3.
Rancanglah contoh
intrumen
penilaian sikap, pengetahuan dan
keterampilan pada format untuk masing-masing bentuk penilaian.
4.
5.
Presentasikan hasil kerja kelompok Anda
Perbaiki rancangan instrumen penilaian jika ada saran atau usulan
perbaikan
Instrumen Penilaian Kompetensi Sikap
a.
Penilaian Kompetensi Sikap Melalui Observasi
Penilaian Sikap Kegiatan Praktikum/Diskusi
Mata Pelajaran
:
_______________________________________
Kelas/Semester
:
_______________________________________
Kompetensi Dasar
:
_______________________________________
Topik/Subtopik
:
_______________________________________
:
_______________________________________
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Instrumen:
b. Penilaian Sikap melalui Penilaian Diri
Mata Pelajaran
:
_______________________________________
Kelas/Semester
:
_______________________________________
Kompetensi Dasar
:
_______________________________________
Topik/Subtopik
:
_______________________________________
:
_______________________________________
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Geografi SMA K - 6
272
Instrumen:
c. Penilaian Antar Peserta Didik
Mata Pelajaran
:
_______________________________________
Kelas/Semester
:
_______________________________________
Kompetensi Dasar
:
_______________________________________
Topik/Subtopik
:
_______________________________________
Instrumen:
d. Penilaian Sikap melalui Jurnal
Mata Pelajaran
:
_______________________________________
Kelas/Semester
:
_______________________________________
Kompetensi Dasar
:
_______________________________________
Topik/Subtopik
:
_______________________________________
Instrumen:
Geografi SMA K - 6
273
2. Instrumen Penilaian Kompetensi Pengetahuan
a. Tes Tulis
1) Soal Pilihan Ganda
Mata Pelajaran
:
_______________________________________
Kelas/Semester
:
_______________________________________
Kompetensi Dasar
:
_______________________________________
Topik/Subtopik
:
_______________________________________
:
_______________________________________
Mata Pelajaran
:
_______________________________________
Kelas/Semester
:
_______________________________________
Kompetensi Dasar
:
_______________________________________
Topik/Subtopik
:
_______________________________________
:
_______________________________________
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Instrumen
2) Soal Uraian
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Instrumen
b.
Observasi Terhadap Diskusi/ Tanya Jawab
Geografi SMA K - 6
274
Mata Pelajaran
:
_______________________________________
Kelas/Semester
:
_______________________________________
Kompetensi Dasar
:
_______________________________________
Topik/Subtopik
:
_______________________________________
:
_______________________________________
Mata Pelajaran
:
_______________________________________
Kelas/Semester
:
_______________________________________
Kompetensi Dasar
:
_______________________________________
Topik/Subtopik
:
_______________________________________
:
_______________________________________
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Instrumen
c. Penugasan
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Instrumen
3. Instrumen Penilaian Kompetensi Keterampilan
a. Penilaian Praktik
Geografi SMA K - 6
275
Mata Pelajaran
:
_______________________________________
Kelas/Semester
:
_______________________________________
Kompetensi Dasar
:
_______________________________________
Topik/Subtopik
:
_______________________________________
:
_______________________________________
Mata Pelajaran
:
_______________________________________
Kelas/Semester
:
_______________________________________
Kompetensi Dasar
:
_______________________________________
Topik/Subtopik
:
_______________________________________
:
_______________________________________
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Instrumen
b. Penilaian Proyek
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Instrumen
c.
Penilaian Produk
Mata Pelajaran
:
_______________________________________
Kelas/Semester
:
_______________________________________
Kompetensi Dasar
:
_______________________________________
Topik/Subtopik
:
_______________________________________
Geografi SMA K - 6
276
:
_______________________________________
Mata Pelajaran
:
_______________________________________
Kelas/Semester
:
_______________________________________
Kompetensi Dasar
:
_______________________________________
Topik/Subtopik
:
_______________________________________
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Instrumen:
d. Penilaian Portofolio
Instrumen
RUBRIK PENILAIAN PERANCANGAN PENILAIAN DALAM
PEMBELAJARAN
Rubrik penilaian ini digunakan fasilitator untuk menilai hasil rancangan
instrumen penilaian kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan dan
kompetensi keterampilan.
Pada penilaian kompeteni sikap peserta
ditugaskan dalam kelompoknya membuat instrumen observasi, penilaian
sikap melalui penilaian diri, penilaian antar peserta didik dan penilaian
sikap melalui jurnal. Pada penilaian pengetahuan peserta ditugaskan
membuat intrumen tes tertulis (Pilihan Ganda dan Uraian), observasi
Geografi SMA K - 6
277
diskusi, tanya jawab dan percakapan dan penugasan, sedangkan pada
penilaian
kompetensi
keterampilan
peserta
ditugaskan
membuat
instrumen penilaian praktik, proyek dan produk dan portofolio
Langkah-langkah penilaian
1. Cermati tugas yang diberikan kepada peserta pelatihan
2. Berikan nilai pada hasil kerja peserta pelatihan sesuai dengan penilaian
Anda terhadap
produk tersebut menggunakan criteria penilaian nilai
sebagai berikut
Penilaian Kompetensi Sikap
PERINGKAT
NILAI
Amat Baik
4
( AB)
KRITERIA
1. Terdapat identitas instrumen :
KD, topik, sub topik dengan
lengkap
2. Terdapat indikator yang dirumuskan dengan benar
3. Terdapat empat bentuk instrumen penilaian kompetensi sikap
4. Seluruh
instrumen
penilaian
dibuat
sesuai
kriteria
pengembangannya
Baik (B)
3
Ada 3 aspek sesuai dengan kriteria, 1 aspek kurang sesuai
Cukup (C)
2
Ada 2 aspek sesuai dengan kriteria, 2 aspek kurang sesuai
Kurang (K)
1
Ada 1 aspek sesuai dengan kriteria, 3 aspek kurang sesuai
Penilaian Kompetensi Pengetahuan
PERINGKAT
NILAI
KRITERIA
Amat Baik
90 < AB ≤
1. Terdapat identitas instrumen : KD, topik, sub topik dengan lengkap
( AB)
100
2. Terdapat indikator yang dirumuskan dengan benar
3. Terdapat tiga bentuk instrumen penilaian kompetensi pengetahuan
4. Seluruh
instrumen
penilaian
dibuat
sesuai
kriteria
pengembangannya
Baik (B)
80 < B ≤ 90
Ada 3 aspek sesuai dengan kriteria, 1 aspek kurang sesuai
Cukup (C)
70 < C ≤ 80
Ada 2 aspek sesuai dengan kriteria, 2 aspek kurang sesuai
Kurang (K)
≤ 70
Ada 1 aspek sesuai dengan kriteria, 3 aspek kurang sesuai
Penilaian Kompetensi Keterampilan
PERINGKAT
Amat Baik
NILAI
90 < AB ≤
Geografi SMA K - 6
KRITERIA
1. Terdapat identitas instrumen :
KD, topik, sub topik dengan
278
( AB)
100
lengkap
2. Terdapat indikator yang dirumuskan dengan benar
3. Terdapat
empat
bentuk
instrumen
penilaian
kompetensi
keterampilan
4. Seluruh
instrumen
penilaian
dibuat
sesuai
pengembangannya
Baik (B)
80 < B ≤ 90
Ada 3 aspek sesuai dengan kriteria, 1 aspek kurang sesuai
Cukup (C)
70 < C ≤ 80
Ada 2 aspek sesuai dengan kriteria, 2 aspek kurang sesuai
Kurang (K)
≤ 70
Ada 1 aspek sesuai dengan kriteria, 3 aspek kurang sesuai
d. Aktivitas Pembelajaran
Membuat rubrik penilaian sikap, membuat soal penilaian pengetahuan serta
membuat rubrik penilaian keterampilan
e. Latihan/ Kasus /Tugas
Membuat contoh penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan dalam KD
di kelas X semester 1
f. Rangkuman
menilai sikap peserta didik: Observasi, Penilaian diri, Penilaian teman sebaya
dan Penilaian jurnal
Penilaian pengetahuan dapat berupa: tes tulis, observasi pada diskusi,
tanya jawab dan percakapan, serta penugasan
Kompetensi keterampilan terdiri atas keterampilan abstrak dan keterampilan
kongkret.
Penilaian kompetensi keterampilan dapat dilakukan dengan menggunakan:
Unjuk kerja/kinerja/praktik,Projek, Produk dan portofolio
Geografi SMA K - 6
279
kriteria
K. BAB XI PERMASALAHAN IMPLEMENTASI RPP DALAM PEMBELAJARAN
GEOGRAFI
1.
Kegiatan Pembelajaran 1 Pengertian,
fungsi, prinsip dan pengembangan
RPP
a. Tujuan Pembelajaran
1) Melalui membaca dapat menjelaskan fungsi RPP
2) Melalui membaca dapat menjelaskan prinsip RPP
3) Melalui membaca dapat mengidentifikasi pengembangan RPP
b. Indikator Pencapaian Kompetensi
1) Menjelaskan fungsi RPP
2) Menjelaskan prinsip RPP
3) mengidentifikasi pengembangan RPP
c. Uraian Materi
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan
prosedur dan manajemen pembelajaran untuk mencapai satu atau lebih kompetensi
dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus. RPP
merupakan komponen penting dari kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),
yang pengembangannya harus dilakukan secara professional. Tugas guru yang
paling utama terkait dengan RPP berbasis KTSP adalah menjabarkan silabus ke
dalam RPP yang lebih operasional dan rinci, serta siap dijadikan pedoman atau
scenario dalam pembelajaran. Dalam pengembangan RPP, guru diberikan
kebebasan untuk mengubah, memodifikasi, dan menyesuaikan silabus dengan
kondisi sekolah dan daerah, serta dengan karakteristik peserta didik. Agar guru
dapat membuat RPP yang efektif, dan berhasil guna, dituntut untuk memahami
berbagai aspek yang berkaitan dengan hakekat, fungsi, prinsip, dan prosedur
pengembangan, serta cara mengukur efektifitas pelaksanaan dalam pembelajaran.
Cara membuat rencana pelaksanaan pembelajaran
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan
prosedur dan manajemen pembelajaran untuk mencapai satu atau lebih kompetensi
dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus. RPP
Geografi SMA K - 6
280
merupakan komponen penting dari kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),
yang pengembangannya harus dilakukan secara professional. Tugas guru yang
paling utama terkait dengan RPP berbasis KTSP adalah menjabarkan silabus ke
dalam RPP yang lebih operasional dan rinci, serta siap dijadikan pedoman atau
scenario dalam pembelajaran. Dalam pengembangan RPP, guru diberikan
kebebasan untuk mengubah, memodifikasi, dan menyesuaikan silabus dengan
kondisi sekolah dan daerah, serta dengan karakteristik peserta didik. Agar guru
dapat membuat RPP yang efektif, dan berhasil guna, dituntut untuk memahami
berbagai aspek yang berkaitan dengan hakekat, fungsi, prinsip, dan prosedur
pengembangan, serta cara mengukur efektifitas pelaksanaan dalam pembelajaran.
HAKIKAT PERENCANAAN
Rencana pelaksaan pembelajaran pada hakekatnya merupakan perencanaan
jangka pendek untuk memperkirakan atau memproyeksikan apa yang akan
dilakukan dalam pembelajaran. Dengan demikian, RPP merupakan upaya untuk
memperkirakan tindakan yang akan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran. RPP
perlu dikembangkam untuk mengkoordinasikan komponen-pembelajaran yakni,
kompetensi dasar, materi dasar, indicator hasil belajar, dan penilaian. Kompetensi
dasar berfungsi mengembangkan potensi peserta didik, materi dasar berfungsi
memberi makna terhadap kompetensi dasar, indicator hasil belajar berfungsi
menunjukkan keberhasilan pembentukkan kompetensi peserta didik, sedangkan
penilaian berfungsi mengukur pembentukkan kompetensi, dan menentukan tindakan
yang harus dilakukan apabila kompetensi dasar belum terbentuk atau belum
tercapai.
Rencana Pelaksanaan pembelajaran KTSP yang akan bermuara pada pelaksanaan
pembelajaran, sedikitnya mencakup tiga kegiatan yaitu identifikasi kebutuhan,
perumusan kompetensi dasar, dan penyusunan program.
1. Identifikasi Kebutuhan
Kebutuhan merupakan kesejangan antara apa yang seharusnya dengan kondisi
yang sebenarnya, atau sesuatu yang harus dipenuhi untuk mencapai tujuan. Pada
tahap ini, eloknya guru melibatkan peserta didik untuk mengenali, menyatakan, dan
Geografi SMA K - 6
281
merumuskan kebutuhan belajar, sumber-sumber yang tersedia dan hambatan yang
mungkin dihadapi dalam kegiatan pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar.
Identifikasi kebutuhan bertujuan antara lain untuk melibatkan dan memotivasi
peserta didik agar kegiatan belajar dirasakan oleh mereka sebagai bagian dari
kehidupannya dan mereka merasa memilikinya. Hal ini dapat dilakukan dengan
prosedur sebagai berikut,
a) Peserta didik didorong untuk menyatakan kebutuhan belajar berupa kompetensi
tertentu yang ingin mereka miliki dan diperoleh melalui kegiatan pembelajaran.
b) Peserta didik didorong untuk mengenali dan mendayagunakan lingkungan
sebagai sumber belajar untuk memenuhi kebutuhan belajar.
c) Peserta didik dibantu mengenal dan menyatakan kemungkinan adanya hambatan
dalam upaya memenuhi kebutuhan belajarnya, baik yang akan datang dari dalam
(internal) maupun dari luar (eksternal).
Ketiga hal tersebut dapat dilakukan baik secara perorangan maupun kelompok.
Secara perorangan peserta didik mengekspresikan pendapat masing-masing secara
langsung dan guru membantu mereka dalam menyusun kebutuhan belajar beserta
hambatan-hambatannya. Secara kelompok peserta didik mendiskusikan kebutuhan
belajar sehingga menjadi kesepakatan berkelompok.
2. Identifikasi Kompetensi
Kompetensi merupakan sesuatu yang ingin dimiliki oleh peserta didik, dan
merupakan komponen utama yang dirumuskan dalam pembelajaran, yang memiliki
peran penting dan menetukan arah pembelajaran. Kompetensi yang jelas akan
member petunjuk yang jelas pula terhadap materi yang harus dipelajari, penetapan
metode dan media pembelajaran, serta memberi petunjuk terhadap penilaian. Oleh
karena itu, setiap kompetensi harus merupakan perpaduan dari pengetahuan,
keterampilan, nilai dan sikap yang direflesikan dalam kebiasaan berpikir dan
bertindak. Uraian di atas mengisyaratkan bahwa pembentukan kompetensi
melibatkan intelegensi quotion (IQ), emosional intelegensi (EI), creativity inteligensi
(CI), yang secara keseluruhan harus tertuju pada pembentukkan spiritual intelegensi
(SI). Dengan demikian terdapat hubungan antara tugas-tugas yang dipelajari peserta
didik di sekolah dengan kemampuan yang diperlukan oleh dunia kerja, dan untuk
Geografi SMA K - 6
282
hidup bermasyarkat. Untuk itu, pengembangan KTSP yang efektif menuntut kerja
sama yang baik antara sekolah/ satuan pendidikan dengan masyarakat dan dunia
usaha, terutama dalam mengindentifikasi dan menganalisis kompetensi yang perlu
dan dimiliki oleh peserta didik.
Kompetensi yang harus dipelajari dan dimiliki peserta didik perlu dinyatakan
sedemikian rupa agar dapat dinilai, sebagai wujud hasil belajar yang mengacu pada
pengalaman langsung. Peserta didik perlu mengetahui tujuan belajar, dan tingkattingkat penguasaan yang akan sebagai criteria pencapaian secara eksplisit,
dikembangankan berdasarkan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan, dan memiliki
konstribusi terhadap kompetensi-kompetensi yang sedang dipelajari. Penilaian
pencapaian kompetensi perlu dilakukan secara objektif, berdasarkan kinerja peserta
didik, dengan bukti penguasaan mereka terhadap suatu kompetensi sebagai hasil
belajar. Dengan demikian dalam pembelajaran yang dirancang berdasarkan
kompetensi, penilaian tidak dilakukan berdasarkan pertimbangan yang bersifat
subyektif.
3. Penyusunan Program Pembelajaran
Penyusunan
program
memberikan
arah
kepada
suatu
program
dan
membedakannya dengan tujuan lain. Berdasarkan hal tersebut keputusan dibuat
dalam menentukan kegiatan apa yang akan dilakukan dan untuk kelompok sasaran
mana, sehingga program itu menjadi pedoman yang konkrit dalam pengembangan
program selanjutnya.
Penyusunan program pembelajaran akan bermuara pada rencana pelaksanaan
pembelajaran, sebagai produk program pembelajaran jangka pendek, yang
mencakup komponen program kegiatan belajar dan proses pelaksanaan program.
Komponen program mencakup dasar, materi standar, metode dan teknik, media dan
sumber belajar, waktu belajar dan daya dukung lainnya. Dengan demikian rencana
pelaksanaan pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu sistem, yang terdiri
atas komponen-komponen yang saling berhubungan serta berinteraksi satu sama
lain, dan memuat langkah-langkah pelaksanaannya, untuk mencapai tujuan atau
membentuk kompetensi.
Geografi SMA K - 6
283
FUNGSI RPP
Pengembangan RPP, harus diawali dengan pemahaman terhadap arti dan
tujuannya, serta menguasai secara teoritis dan praktis unsure-unsur yang terdapat di
dalamnya. Kemampuan membuat RPP merupakan langkah awal yang harus dimiliki
guru dan calon guru, serta sebagai muara dari segala pengetahuan teori,
keterampilan dasar, dan pemahaman yang mendalam tentang objek belajar dan
situasi belajar. Rencana Pelaksanaan pembelajaran merupakan suatu perkiraan
atau proyeksi guru mengenai seluruh kegiatan yang akan dilakukan baik oleh guru
maupun
peserta
didik,
terutama
dalam
kaitannya
dengan
pembentukkan
kompetensi. Dalam RPP harus jelas kompetensi dasar yang akan dimiliki oleh
peserta didik, apa yang harus dimiliki, apa yang harus dipelajari, bagaimana
mempelajarinya, serta bagaimana guru mengetahui bahwa peserta didik telah
menguasai atau memiliki kompetensui tertentu. Aspek-aspek tersebut merupakan
unsur utama yang secara minimal harus ada dalam setiap RPP sebagai pedoman
guru dalam melaksanakan pembelajaran, dan membentuk kompetensi peserta didik.
Sedikitnya tersebut dua fungsi RPP dalam KTSP. Kedua fungsi tersebut adalah
fungsi perencanaan dan fungsi pelaksanaan.
1. Fungsi Perencanaan
Fungsi perencanaan RPP dalam KTSP adalah bahwa rencana pelaksanaan
pembelajaran hendaknya dapat mendorong guru lebih siap melakukan kegiatan
pembelajaran dengan perencanaan yang matang. Oleh karena itu, setiap akan
melakukan pembelajaran guru wajib memiliki persiapan, baik persiapan tertulis
maupun tidak tertulis. Komponen-komponen yang harus dipahami guru dalam
pengembangan KTSP antara lain, kompetensi dasar, materi standar, hasil belajar,
indicator hasil belajar, penilaian, dan prosedur pembelajaran.
2. Fungsi Pelaksanaan
Dalam pengembangan KTSP, rencana pelaksanaan pembelajaran harus disusun
secara sistematik dan sistematis, utuh dan menyeluruh, dengan beberapa
kemungkinan penyesuaian dalam situasi pembelajaran yang actual. Dengan
demikian, rencana pelaksanaan pembelajaran berfungsi untuk mengefektifkan
proses pembelajaran sesuai dengan apa yang direncanakan. Dalam hal ini, materi
Geografi SMA K - 6
284
standar yang dikembangkan dan dijadikan bahan kajian oleh peserta didik harus
disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuannya, mengandung nilai fungsional,
praktis, serta disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan lingkungan, sekolah, dan
daerah. Oleh karena itu, kegiatan pembelajaran harus terorganisasi melalui
serangkaian kegiatan tertentu, dengan strategi yang tepat dan mumpuni.
PRINSIP PENGEMBANGAN RPP
Pengembangan
rencana
pelaksanaan
pembelajaran
harus
memperhatikan
perhatian dan karakteristik peserta didik terhadap materi standar yang dijadikan
bahan kajian. Dalam hal ini, harus diperhatikan agar guru jangan berperan sebagai
transformator, tetapi harus berperan sebagai motivator yang dapat membangkitkan
gairah dan nafsu belajar, serta mendorong peserta didik untuk belajar, dengan
menggunakan berbagai variasi media, dan sumber belajar yang sesuai, serta
menunjang standar kompetensi dan kompetensi dasar. Untuk kepentingan tersebut,
terdapat pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran dalam menyukseskan
implementasi KTSP, sebagai berikut.
1. Kompetensi yang dirumuskan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran harus
jelas, makin konkrit kompetensi makin mudah diamati, dan makin tepat kegiatankegiatan yang harus dilakukan untuk membentuk kompetensi tersebut.
2. Rencana pelaksanaan pembelajaran harus sederhana dan fleksibel, serta dapat
dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran, dan pembentukan kompetensi peserta
didik.
3. Kegiatan yang disusun dan dikembangkan dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran harus menunjang dan sesuai dengan kompetensi dasar yang akan
diwujudkan.
4. Rencana pelaksanaan pembelajaran yang dikembangkan harus utuh dan
menyeluruh, serta jelas pencapaianya.
5. Harus ada koordinasi antarkomponen pelaksana program di sekolah, terutama
apabila pembelajaran dilaksanakan secara tim atau dilaksanakan di luar kelas, agar
tidak menganggu jam-jam pelajaran yang lain.
Oleh karena itu, perlu dilakukan pembagian tugas guru, penyusunan kalender
pendidikan dan jadwal pembelajaran, serta pembagian waktu yang digunakan
Geografi SMA K - 6
285
secara proprosional, penetapan penilaian, penetapan norma kenaikan kelas dan
kelulusan,
pencatatan
kemajuan
belajar,
pembelajaran
remedial,
program
percepatan (akselerasi), peningkatan kualitas pembelajaran, dan pengisian waktu
jam kosong.
Dalam kaitannya dengan rencana pelaksanaan pembelajaran, terdapat beberapa hal
penting yang perlu diperhatikan. Pertama, persiapan merupakan suatu proses yang
diarahkan pada tindakan mendatang mendatang, misalnya untuk pembentukan
kompetensi, dan mungkin akan melibatkan orang lain, seperti pengawas, dan komite
sekolah, bahkan orang tua peserta didik. Kedua, persiapan diarahkan pada tindakan
di masa mendatang, yang dihadapkan kepada berbagai masalah, tantangan dan
hambatan yang tidak jelas, dan tidak pasti. Sementara itu, pengetahuan masa depan
sangat terbatas, sehingga mempersulit prediksi, khususnya memperkirakan kegiatan
dalam kelas, apalagi dalam era globalisasi sekarang ini. Ketiga, rencana
pelaksanaan pembelajaran sebagai bentuk kegiatan perencanaan erat hubungannya
dengan bagaimana sesuatu dapat dikerjakan, oleh karena itu RPP yang baik adalah
yang dapat dilaksanakan secara optimal dalam pembelajaran dan pembentukkan
kompetensi.
Guru professional harus mampu mengembangkan RPP yang baik, logis, dan
sistematis; karena di samping untuk melaksanakan pembelajaran, RPP mengemban
“professional accountability”, sehingga guru dapat mempertanggungjawabkan apa
yang dilakukannya. Rencana pelaksanaan pembelajaran yang dikembangkan guru
memiliki makna yang cukup mendalam bukan hanya kegiatan rutinitas untuk
memenuhi kelengkapan administrative tetapu merupakan cermin dari pandangan,
sikap, dan keyakinan professional guru mengenai apa yang terbaik untuk peserta
didiknya. Oleh karena itu, setiap guru harus memiliki RPP yang matang sebelum
melaksanakan pembelajaran, baik persiapan tertulis maupun tidak tertulis.
Cynthia (1993: 113), mengemukakan bahwa proses pembelajaran yang dimulai
dengan fase perkembangan rencana pelaksanaan pembelajaran, ketika kompetensi
dan metodologi telah diidentifikasi, akan membantu guru dalam mengorganisasikan
materi standar, serta mengantisipasi peserta didik dan masalah-masalah yang
mungkin akan timbul dalam pembelajaran. Sebaliknya, tanpa rencana pelaksanaan
Geografi SMA K - 6
286
pembelajaran,
sesorang
guru
akan
mengalami
hambatan
dalam
proses
pembelajaran yang dilakukan.
Dengan RPP yang optimal, guru dapat mengorganisasikan kompetensi dasar yang
akan dicapai dalam pembelajaran secara lebih terarah. Rencana pelaksanaan
pembelajaran merupakan hal penting yang harus dilakukan guru untuk menunjang
pembentukan kompetensi pada diri peserta didik. Dalam hal ini, guru harus
mengembangkan perencanaan dalam bidangnya untuk jangka waktu satu tahun
atau satu semester, beberapa minggu atau beberapa jam saja.
Rencana pelaksanaan pembelajaran berisi garis besar apa yang akan dikerjakan
oleh guru dan peserta didik selama proses pembelajaran, baik untuk satu kali
pertemuan maupun meliputi beberapa kali pertemuan. Guru yang belum
berpengalaman pada umumnya memerlukan perencanaan yang lebih rinci
dibandingkan dengan guru yang sudah berpengalaman.
Identifikasi kompetensi merupakan langkah pertama yang harus dilakukan dalam
pengembangan RPP, karena beberapa materi standar mungkin memiliki lebih dari
satu kompetensi dasar. Di samping itu, perlu ditetapkan pula focus kompetensi yang
diharapkan dari peserta didik sebagai hasil akhir pembelajaran. Kompetensi ini juga
akan menjadi pedoman bagi guru dalam menentukan materi standar yang akan
digunakan dan pendekatan pembelajaran yang tepat untuk membentuk kompetensi
peserta didik.
CARA PENGEMBANGAN RPP
Cara pengembangan RPP dalam garis besarnya dapat mengikuti langkah-langkah
sebagai berikut.
1. Mengisi kolom identitas
2. Menentukan alokasi waktu yang dibutuhka untuk pertemuan yang telah ditetapkan
3. Menentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta indicator yang akan
digunakan yang terdapat pada silabus yang telah disusun
4. Merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan standar kompetensi dan
kompetensi dasar, serta indicator yang telah ditetapkan
Geografi SMA K - 6
287
5. Mengidentifikasi materi standar berdasarkan materi pokok/ pembelajaran yang
terdapat
dalam
silabus.
Materis
standar
merupakan
uraian
dari
materi
pokok/pemeblajaran.
6. Menetukan metode pembelajaran yang akan digunakan.
7. Merumuskan langkah-langkah pembelajaran yang akan terdiri dari kegiatan awal,
inti, dan akhir.
8. Menentukan sumber belajar yang digunakan
9. Menyusun criteria penilaian, lembar pengamatan, contoh soal, dan teknik
penskoran.
KINERJA GURU DALAM PENGEMBANGAN RPP
Proses pembelajaran dimulai dengan fase persiapan untuk mengembangkan
kompetensi dasar, indicator hasil belajar, dan materi standar sedemikian rupa.
Ornstein
(1990:
465)
merekomendasikan bahwa
untuk
membuat
rencana
pelaksanaan pembelajaran yang efektif harus berdasarkan pengetahuan terhadap;
tujuan umum sekolah, tujuan mata pelajaran, kemampuan, sikap, kebutuhan, dan
minat peserta didik, isi kurikulum dan unit-unit pelajaran, serta teknik-teknik
pembelajaran jangka pendek.
Perencanaan merupakan suatu bentuk dari pengambilan keputusan. Sehubungan
dengan itu rencana pelaksanaan pembelajaran yang dikembangkan oleh guru
menurut Ornstein (1990: 465-466) keputusannya akan dipengaruhi oleh dua area
yaitu, (1) pengetahuan guru terhadap bidang studi yang ditekankan pada organisasi
dn penyajian materi, pengetahuan akan pemahaman peserta didik terhadap materi
dan pengetahuan tentang bagaimana mengajarkan materi tersebut, dan (2)
pengetahuan guru terhadap sistem tindakan yang ditekankan pada aktifitas guru
seperti mendiagnosis, mengelompokkan, mengatur dan mengevaluasi peserta didik.
Guru merupakan pengembang kurikulum bagi kelas yang akan menerjemahkan,
menjabarkan, dan mentransformasikan nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum
kepada peserta didik. Dalam hal ini, tugas guru tidak hanya mentransfer
pengetahuan akan tetapi lebih dari itu, yaitu membelajarkan anak supaya dapat
berfikir integral dan komprehensif, untuk membentuk kompetensi dan mencapai
makna tertinggi.
Geografi SMA K - 6
288
Langkah
pertama
pelaksanaan
yang
pembelajaran
ditempuh
adalah
guru
dalam
mengembangkan
mengidentifikasi
dan
rencana
mengelompokkan
kompetensi yang ingin dicapai setelah proses pembelajaran. Kompetensi yang ingin
dikembangakan harus mengandung muatan yang menjadi materi standar, yang
dapat diidentifikasi berdasarkan keputusan peserta didik, kebutuhan masyarakat,
ilmu pengetahuan, dan filsafat. Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam mengidentifikasi kompetensi, yaitu, hendaknya mengandung unsure proses
dan produk, bersifat spesifik dan dinyatakan dalam bentuk perilaku nyata,
mengandung pengalaman belajar yang diperlukan untuk mencapai kompetensi
tersebut, pembentukkan kompetensi seringkali membutuhkan waktu relative lama,
harus realistis dan dapat dimaknai sebagai kegiatan atau pengalaman belajar
tertentu, serta harus komprehensif, artinya berkaitan dengan visi dan misi sekolah.
Langkah kedua adalah mengembangkan materi standar. Materi standar merupakan
isi kurikulum yang diberikan kepada peserta didik dalam proses pembelajaran dan
pembentukkan kompetensi. Secara umum, materi standar mencakup tiga komponen
utama yaitu ilmu pengetahuan, proses, dan nilai-nilai, yang dapat dirinci sesuai
dengan kompetensi dasar, serta visi dan misi sekolah.
Langkah ketiga dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran adalah
menentukan metode. Penentuan metode pembelajaran erat kaitannya dengan
pemilihan strategi pembelajaran yang paling efisien dan efektif dalam memberikan
pengalaman belajar yang diperlukan untuk membentuk kompetensi dasar. Dalam hal
ini, stretegi pembelajaran merupakan kegiatan guru dalam melakukan proses
pembelajaran dan pembentukan kompetensi yang dapat memberikan kemudahan
kepada peserta didik untuk mencapai tujuan.
Langkah terakhir dalam mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran
adalah merencanakan penilaian. Sejalan dengan KTSP yang berbasis kompetensi
penilaian hendaknya dilakukan berdasarkan apa yang dilakukan oleh peserta didik
selama proses pembelajaran dan pembentukan kompetensi. Oleh karena itu,
penilaian hendaknya dilakukan berbasis kelas dan ujian dilakukan berbasis sekolah.
Tyler (1986) mengatakan bahwa penilaian pembelajaran dimaksudkan untuk
Geografi SMA K - 6
289
mengetahui tercapai tidaknya pembelajaran yang telah dilaksanakan yang
mencakup semua komponen pembelajaran baik proses maupun hasilnya.
Guru yang memiliki kinerja tinggi akan berusaha meningkatkan kompetensinya, baik
dalam
kaitannya
dengan
perencanaan,
pelaksanaan,
maupun
penilaian
pembelajaran, sehingga diperoleh hasil kerja yang optimal. Sedikitnya terdapat
sepuluh faktor yang dapat meningkatkan kerja guru yaitu.
1. Dorongan Untuk Bekerja
Seseorang akan melakukan sesuatu atau bekerja untuk memenuhi kebutuhan dan
merealisasikan keinginan yang menjadi cita-citanya. Maslow (1970) menyusun suatu
teori tentang kebutuhan manusia yang bersifat hierarkis dan dikelompokkan menjadi
lima tingkat yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman, kasih sayang, harga diri, dan
aktualisasi diri.
Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan yang paling rendah
tingkatannya, dan memerlukan pemenuhan yang paling
mendesak. Kebutuhan rasa aman adalah kebutuhan tingkat
kedua. Kebutuhan ini adalah suatu kebutuhan yang mendorong
individu untuk memperoleh kententraman, kepastian, dan
keteraturan dari keadaan lingkungannya, misalnya kebutuhan
akan pakaian, tempat tinggal, dan perlindungan atas
tindakankesewenang-wenangan.
Kebutuhan kasih sayang mendorong individu untuk
mengadakan hubungan afektif atau ikatan emosional dengan
individu lain. Kebutuhan akan rasa harga diri terdiri dari bagian
yaitu penghargaan dari diri sendiri dan penghargaan dari orang
lain. Kebutuhan aktualisasi diri merupakan kebutuhan yang
paling tinggi dan akan muncul apabila kebutuhan yang ada
dibawahnya telah terpenuhi dengan baik.
Dari uraian di atas, tampak bahwa kecendrungan dan intensitas
perbuatan seseorang dalam bekerja kemungkinan besar
dipengaruhi oleh jenis kebutuhan yang ada pada diri seseorang.
Demikian halnya guru dalam mengembangkan rencana
Geografi SMA K - 6
290
pelaksanaan pembelajaran tentu dipengaruhi oleh keinginankeinginan yang kuat sesuai dengan peranannya, maka akan
berusaha melakukan tugas-tugas yang berkaitan dengam upaya
penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran secara optimal.
2. Tanggung Jawab Terhadap Tugas
Setiap guru memiliki tanggungjawab terhadap sejumlah tugas harus dilakukan
sesuai dengan jabatannya. Motivasi kerja guru di sekolah akan ditentukan oleh
besar kecilnya tanggung jawab yang diembannya dalam melaksanakan tugas.
Tanggung jawab tersebut memberikan kebebasan bagi guru untuk memutuskan apa
yang dihadapinya dan bagaimana menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan
kepadanya.
Tanggung jawab merupakan tuntutan dalam melaksanakan tugas dan kewajiban,
sehingga guru yang bertanggungjawab akan berusaha melaksankan tugas dan
kewajiban dengan baik. Tanggung jawab guru dalam mengembangkan rencana
pelaksanaan pembelajaran berkaitan dengan budaya kerja dan budaya malu.
Budaya kerja berkaitan dengan upaya guru yang tidak segera puas atas hasil yang
dicapainya. Budaya malu menunjuk pada suatu kondisi ketika guru merasa malu
apabila tidak berprestasi.
Uraian di atas menunjukkan bahwa kadar motivasi guru dalam mengembangkan
rencana pelaksanaan pembelajaran dipengaruhi oleh beban tugas yang menjadi
tanggung jawabnya yang harus dilaksanakan dalam kegiatan sehari-hari.
3. Minat Terhadap Tugas
Tugas-tugas yang dikerjakan oleh guru mencerminkan kegiatan-kegiatan yang
berkaitan dengan minat terhadap tugas yang dibebankan kepadanya. Nawawi
(1989: 129) mengungkapkan bahwa minat dan kemampuan terhadap sesuatu
pekerjaan berpengaruh terhadap moral kerja. Dalam hal ini, minat merupakan
dorongan untuk memilih suatu objek atau tidak memilih objek lain yang sejenis.
Dalam
kaitannya
terhadap
minat
guru
terhadap
pengembangan
rencana
pelaksanaan pembelajaran, berarti dalam diri guru terdapat perasaan suka atau
tidak
suka
untuk
mengembangkan
atau
tidak
mengembangkan
rencana
pelaksanaan pembelajaran dan meningkatkan kualitas pembelajaran.
Geografi SMA K - 6
291
Minat seseorang terhadap sesuatu objek atau tugas tertentu
dapat dipahami dengan memperhatikan apa yang ditanyakan,
apa yang dibicarakan, apa yang dibaca, dan lain-lain. Oleh
karena itu, minat guru terhadap tugas yang dibebankan
kepadanya dapat dilihat dari kerajinannya dalam bekerja,
ketertarikannya untuk mendalami tugas yang diberikan, dan
airahnya dalam melaksanakan tugas yang diberikan.
4. Penghargaan Atas Tugas
Penghargaan atas keberhasilan yang dicapai guru dalam bekerja merupakan salah
satu motivasi yang memacu dan mendorongnya untuk bekerja dan berprestasi lebih
baik. Penghargaan dapat menumbuhkan rasa cinta, bangga, dan tanggung jawab
terhadap tugas-tugas yang diberikan. Rasa cinta dan bangga memungkinkan
seseorang dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, disiplin, dan penuh
kesungguhan sehingga mencapai hasil yang optimal. Dalam kaitannya dengan
rencana pelaksanaan pembelajaran, jika guru menghargai tugas tersebut, maka
dalam pengembangannya akan diwarnai oleh rasa cinta, bangga, dan tanggung
jawab, sehingga mereka dapat menganugerahkan seluruh kemampuannya untuk
mencapai hasil yang optimal.
5. Peluang Untuk Berkembang
Motivasi kerja yang tinggi antara lain ditandai oleh suatu kondisi ketika seseorang
memiliki kesempatan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, serta
mempunyai kesempatan untuk berkembang. Oleh karena itu, motivasi kerja
seseorang dapat dilihat dari kesempatan yang bersangkutan untuk mengembangkan
diri dalam rangka meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam bekerja.
Perbaikkan kualitas kompetensi professional guru dan tenaga kependidikan lainnya
dapat dilakukan melalui dua jalur, yaitu pendidikan dalam jabatan dan pendidikan
prajabatan.
6. Perhatian dari Kepala Sekolah
Perhatian kepala sekolah terhadap guru sangat penting untuk meningkatkan
profesionalisme serta kinerja guru dan tenaga kependidikan. Kunjungan kelas dapat
Geografi SMA K - 6
292
digunakan oleh kepala sekolah sebagai salah satu teknik untuk mengamati proses
pembelajaran secara langsung, terutama dalam pemilihan dan penggunaan metode
pembelajaran, media yang digunakan, dan keterlibatan peserta didik dalam proses
pembelajaran, serta mengetahui bagaimana peserta didik dapat membentuk
kompetensi dalam dirinya. Berdasarkan hasil kunjungan kelas, kepala sekolah
bersama guru dapat mendiskusikan berbagai masalah yang ditemukan, mencari
jalan penyelesaian masalah, dan menyusun program-program untuk masa depan.
7. Hubungan Interpersonal Sesama Guru
Hubungan interpersonal sesama guru di sekolah dapat mempengaruhi kualitas
kinerja guru, karena memotivasi kerja dapat terbentuk dari interaksi dengan
lingkungan sosial di sekitarnya. Suasana kehidupan di sekolah harus dikondisikan
sedemikan rupa agar dapat mendukung pelaksanaan pembelajaran berbasis
kompetensi yang optimal. Melalui kerja sama dan jalinan silaturahmi akan dapat
meningkatkan profesionalisme guru secara efektif.
8. Kelompok Diskusi Terbimbing
Untuk
menunjang
implementasi KTSP, khususnya dalam
mengembangkan
kompetensi guru dalam mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran, perlu
dibentuk kelompok diskusi terbimbing, untuk mengatasi guru yang kurang semangat
dalam melakukan tugas-tugas pembelajaran. Dalam kegiatan diskusi bisa
melibatkan kepala sekolah, atau orang lain yang dianggap ahli dalam memecahkan
masalah
yang
dihadapi
oleh
guru
sehubungan
dengan
tugas
utamanya
membelajarkan dan membentuk kompetensi peserta didik.
Diskusi terbimbing dapat membuahkan hasil yang memuaskan, dapat meningkatkan
motivasi dan semangat kerja guru, dengan demikian upaya ini perlu dikembangkan
dengan cara mencari model-model pembinaan yang efektif dan efisien untuk
meningkatkan profesionalisme dan kinerja guru.
9. Layanan Perpustakaan
Salah satu sarana peningkatan profesionalisme guru adalah tersedianya buku
sumber
yang
dapat
menunjang kegiatan pembelajaran dan
pembentukan
kompetensi guru. Pengadaan buku pustaka perlu diarahkan untuk mendukung
kegiatan pembelajaran. Di samping itu, layanan perpustakaan dapat memperkaya
Geografi SMA K - 6
293
bahan-bahan yang diperlukan guru dalam meningkatkan profesionalismenya secara
optimal.
Pengadaan koleksi perpustakaan dapat dimulai dengan
melakukan identifikasibuku-buku yang diperlukan oleh guru dan
peserta didik, serta mencatat buku-buku yang tidak ada atau
tidak mencukupi kebutuhan sekolah. Di samping itu, perlu
diupayakan peningkatan pengetahuan dan keterampilan
pengelola perpustakaan, misalnya memberikan kesempatan
mengikuti pelatihan singkat bagi pengelola perpustakaan.
FORMAT RPP BERBASIS KTSP
Format RPP KTSP sekurang-kurangnya memuat tujuan pembelajaran, materi ajar,
metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar.
Contoh Format
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran : …………………………………………………………….
SatuanPendidikan:……………………………………………………………
Kelas/Semester : …………………………………………………………….
Pertemuan Ke : …………………………………………………………….
Alokasi Waktu : …………………………………………………………….
KompetensiDasar:…………………………………………………………….
1. ………………………………………………………………………………
2.………………………………………………………………………………
Indikator Pencapaian Kompetensi:
1.1. ……………………………………………………………………………
1.2. ……………………………………………………………………………
2.1. ……………………………………………………………………………
2.2.……………………………………………………………………………
Tujuan Pembelajaran :
1. ………………………………………………………………………………
Geografi SMA K - 6
294
2.………………………………………………………………………………
Materi Pembelajaran :
1. ……………………………………………………………………………….
2. ………………………………………………………………………………
Metode Pembelajaran :
1. ………………………………………………………………………………
2. ……………………………………………………………………………….
Kegiatan Pembelajaran :
1. Kegiatan Awal (pembukaan):
a. ……………………………………………………………………...
b. ……………………………………………………………………...
2. Kegiatan Inti (pembentukan kompetensi):
a. ……………………………………………………………………...
b. ……………………………………………………………………...
3. Kegiatan akhir (penutup):
a. ……………………………………………………………………...
b. ……………………………………………………………………...
Sumber Belajar:
1.………………………………………………………………………………
2. ………………………………………………………………………………
Penilaian :
1. Tes tulis :……………………………………………………………………
2. Kinerja (performansi):…………………………………………………….
3. Produk : ……………………………………………………………………
4. Penugasan/Proyek :………………………………………………………
5. Portopolio :………………………………………………………………..
Contoh RPP Geografi
Satuan Pendidikan : SMA NEGERI .........
Mata Pelajaran
: Geografi
Kelas / Semester
: XII/1
Geografi SMA K - 6
295
Alokasi Waktu
: 2 X 45 menit
Topik/Sub Topik
: Penginderaan Jauh/Interpretasi Citra
A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah
lingkungan,
gotong royong, kerjasama, cinta damai, damai responsive dan proaktif),
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa, serta
memosisikan diri sebagai agen transformasi masyarakat dalam membangun peradaban
bangsa dan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menjelaskan pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri
serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah
keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
1.1. Menghayati keberadaan dirinya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa untuk
mendalami kajian ilmu dan teknologi Penginderaan Jauh, peta, serta Sistem Informasi
Geografis (SIG).
2.1. Menunjukkan sikap proaktif dalam praktik pemanfaatan citra penginderaan jauh untuk
kajian tata guna lahan dan transportasi.
3.1. Menganalisis citra penginderaan jauh untuk perencanaan kajian tata guna lahan dan
transportasi.
4.1 Mencoba menginterpretasi citra penginderaan jauh untuk perencanaan tata guna lahan
dan transportasi.
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
1.1.1. Melakukan digitasi pada citra penginderaan jauh
1.1.2. Melakukan interpretasi citra penginderaan jauh
3.1.3. menganalisis citra penginderaan jauh
4.1.1. Menginterpretasi citra penginderaan jauh sesuai konsep, prinsip, dan pendekatan
geografi.
D. Materi Pembelajaran
1. Unsur dan teknik interpretasi citra
2. Analisa Manual
a. Kegiatan Pembelajaran
Geografi SMA K - 6
296
Langkah
Pembelajaran
Pendahuluan
Sintak Model
Pembelajaran
Menciptakan
Situasi
(Stimulasi)
Deskripsi Kegiatan
a. Persiapan psikis dan fisik dengan membuka
pelajaran seperti:
 mengucapkan salam dan berdoa bersama
 mengecek kehadiran peserta didik dengan
menanyakan yang tidak hadir.
b. Guru memperlihatkan gambar citra suatu
wilayah, kemudian guru bersama peserta didik
melakukan curah pendapat :
 Bagaimana mengenali obyek pada citra?
 Apa fungsi bayangan untuk mengenali obyek
pada citra.
Alokasi
Waktu
10 menit
c.
Guru menginformasikan tujuan yang akan
dicapai selama pembelajaran :
Menjelaskan unsur dan teknik interpretasi citra.
Kegiatan Inti
Problem
statemen
(pertanyaan/ide
ntifikasi
masalah)
Pengumpulan
data
Verifikasi
Geografi SMA K - 6
1) Menyampaikan informasi tentang kegiatan yang
akan dilaksanakan peserta didik selama proses
pembelajaran yaitu: peserta didik akan belajar
secara berkelompok untuk melakukan praktik
interpretasi citra berupa citra pankromatik
warna menggunakan beberapa peralatan
dengan panduan LK.
2) Peserta didik membentuk 5 kelompok sesuai
dengan pembagian kelompok yang telah
ditetapkan pada pertemuan
3) Setiap kelompok menerima citra pankromatik
warna, dan Lembar Kegiatan Peserta didik.
4) Menjelaskan cara kerja praktik interpretasi
citra.
5) Melaksanakan praktik interpretasi citra dengan
pembagian tugas sebagai berikut:
Kelompok menginterpretasi obyek pada citra
sesuai dengan unsur-unsur intepretasi
6) Membimbing
peserta
didik
dalam
melaksanakan praktik interpretasi dan digitasi
citra.
7) Melakukan verifikasi hasil praktik interpretasi
citra dari masing-masing kelompok. Setiap
297
70 menit
kelompok mencatat hasil praktik interpretasi
citra yang dilakukan dari kelompok lain ke
dalam format yang tersedia, sehingga menjadi
sebuah data/informasi yang lengkap.
Pengolahan
data dan
analisis
8) Menganalisis karakteristik/atribut pada citra
dan kelompok membagi anggota untuk
melakukan digitasi citra pada plastik mika
dengan pembagian masing-masing peserta
didik melakukan digitasi pada:
a. jalan dibedakan berdasar kelasnya, rel
kereta api
b. Bangunan sekolah, pasar dan kantor
c. Perairan, sungai dan rawa
d. Pemukiman, makam dan prasarana lain
e. Hutan, sawah dan perkebunan.
Generalisasi
9) Guru menentukan kelompok yang akan
mewakili presentasi dari hasil diskusi dengan
cara diundi. Kelompok lain memberi tanggapan
berdasarkan hasil diskusi kelompok.
10) Klarifikasi guru dari hasil diskusi peserta didik.
Penutup
Geografi SMA K - 6
1. Bersama peserta didik membuat kesimpulan
tentang teknik interpretasi citra penginderaan
jauh.
2. Melakukan refleksi tentang kegiatan yang telah
dilakukan hari ini dengan meminta seorang
peserta
didik
menyampaikan
kesan/pengalaman/manfaat setelah mengikuti
pembelajaran pada pertemuan hari ini.
3. Melaksanakan penilaian dalam bentuk tes
tulis.
4. Guru memberikan penghargaan (misalnya
pujian atau bentuk penghargaan lain yang
relevan) kepada kelompok yang kinerja dan
hasilnya baik.
5. Memberikan penugasan kepada peserta didik
secara kelompok interpretasi citra dengan
analisa manual pada citra yang tersedia selama
1 minggu dengan menggunakan format (
terlampir).
6. Menutup pelajaran dengan berdoa sesuai
298
10 menit
dengan agama dan keyakinan masing-masing.
E. Penilaian, Pembelajaran Remidial dan Pengayaan
1. Teknik penilaian dan instrument penilaian
No
Aspek
Teknik
Bentuk Instrumen
1.
Sikap
- Observasi kegiatan pengkajian dan - Lembar Observasi
diskusi kelompok
2.
Pengetahuan - Penugasan
- Soal Penugasan
- Tes Tertulis
- Soal Uraian
3.
Keterampilan - Laporan Praktik
- Rubrik Penilaian
2. Pembelajaran Remidial : tugas tambahan
3. Pembelajaran Pengayaan : tutor sebaya
F.
Media/Alat/Bahan/Sumber Belajar:
1) Foto udara
2) Plastik mika
3) Spidol OHP
4) Tabel hasil pengamatan
5) LKS
6) Buku Guru Kemdikbud RI tahun 2014
7) Buku Peserta didik Kemdikbud RI tahun 2014
Mengetahui,
Kepala Sekolah,
Malang, Mei 2015
Guru Geografi,
___________________
___________________
NIP.
NIP.
Geografi SMA K - 6
299
c. Lembar Penilaian Kompetensi Sikap pada Kegiatan Praktikum Interpretasi
Lembar Penilaian pada Kegiatan Interpretasi Citra
Mata Pelajaran : Geografi
Kelas/Semester: XII/1
Topik/Subtopik : Interpretasi Citra
Indikator: Peserta didik menunjukkan perilaku ilmiah disiplin, tanggung jawab, kerjasama, teliti
kreatif dalam melakukan interpretasi citra pada pembelajaran Geografi
Peduli
Keterangan
Disiplin Tanggung Kerjasama Teliti Kreatif
No Nama Siswa
Lingkungan
jawab
1.
2.
......
.....................
Lembar Penilaian Kegiatan Diskusi
Mata Pelajaran :
Geografi
Kelas/Semester :
XII / 1
Topik/Subtopik :
Interpretasi Citra
Indikator
: Peserta didik menunjukkan perilaku kerja sama, rasa ingin tahu, santun, dan komunikatif
sebagai wujud kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan.
Keterangan
Rasa ingin
No Nama Siswa
Kerja sama
Santun
Komunikatif
tahu
1.
2.
...
................
................
.
d. Lembar Penilaian Kompetensi Sikap pada saat Diskusi
Cara pengisian lembar penilaian sikap adalah dengan memberikan skor pada kolomkolom sesuai hasil pengamatan terhadap peserta didik selama kegiatan yaitu:.
Kolom Aspek perilaku diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria berikut.
4 = sangat baik
3 = baik
2 = cukup
1 = kurang
Diskusikan lebih lanjut kriteria dalam menilai setiap perilaku!
Geografi SMA K - 6
300
Nilai masing-masing perilaku yang diperoleh dari penilaian kompetensi sikap melalui
observasi ini akan digabungkan secara keseluruhandalam kurun waktu pelaporan
hasil belajar (pada tengah semester atau pada akhir semester) untuk menentukan
modusnya.
Topik:......................
Penilaian Diri
Nama: ................
Kelas: ...................
Setelah mempelajari materi Interpretasi Citra, Anda dapat melakukan penilaian diri dengan cara
memberikan tanda V pada kolom yang tersedia sesuai dengan kemampuan.
No
Pernyataan
1.
2.
Memahami obyek pada citra
Memahami prinsip dasar interpretasi
citra didasarkan pada
karakteristik/atribut citra
Memahami karakteristik/atribut pada
citra disebut unsur-unsur interpretasi
citra
3.
Sudah memahami
Belum memahami
Contoh format penilaian diri setelah peserta didik mengerjakan Tugas
Proyek Geografi
Penilaian Diri
Tugas:............................
Nama:..........................
Kelas:..............................
Bacalah baik-baik setiap pernyataan dan berilah tanda V pada kolom yang sesuai dengan
keadaan dirimu yang sebenarnya.
No
1
2
3
Pernyataan
Selama melakukan tugas kelompok saya bekerjasama
dengan teman satu kelompok
Saya mencatat data dengan teliti dan sesuai dengan fakta
Saya melakukan tugas sesuai dengan jadwal yang telah
dirancang
Geografi SMA K - 6
YA
TIDAK
301
4
Saya membuat tugas terlebih dahulu dengan membaca
literatur yang mendukung tugas
……………………………………….
5
Contoh.
REKAPITULASI PENILAIAN DIRI PESERTA DIDIK
Mata Pelajaran:...........................................
Topik/Materi:..............................................
Kelas:..........................................................
No
Nama
1
2
3
1
2
2
Afgan
Aliva
.............
Skor Pernyataan Penilaian Diri
2
3
.....
1
2
.....
2
1
.....
.....
.....
....
Jumlah
Nilai
Contoh instrumen penilaian diri dapat Anda pelajari pada Permendikbud nomor 104 tahun
2014
Contoh penilaian antar peserta didik pada pembelajaran Geografi.
Penilaian antar Peserta Didik
Mata Pelajaran
: Geografi
Kelas/Semester : XII / 1
Topik/Subtopik
:
...................................
Indikator
:
Peserta didik menunjukkan perilaku kerja sama, rasa ingin tahu, santun,
dan komunikatif sebagai wujud kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan
Format penilaian yang diisi peserta didik
Penilaian antar Peserta Didik
Topik/Subtopik: ........................................
Tanggal Penilaian: .....................................
-
Nama Teman yang dinilai: ........................
Nama Penilai:............................................
Amati perilaku temanmu dengan cermat selamat mengikuti pembelajaran Geografi
Berikan tanda v pada kolom yang disediakan berdasarkan hasil pengamatannu.
Serahkan hasil pengamatanmu kepada gurumu
Dilakukan/muncul
No
Perilaku
YA
TIDAK
Geografi SMA K - 6
302
1.
2.
3.
4.
5.
No
1
2
3
Mau menerima pendapat teman
Memaksa teman untuk menerima pendapatnya
Memberi solusi terhadap pendapat yang bertentangan
Mau bekerjasama dengan semua teman
......................................
Nama
…….
Ami
1
2
Skor Perilaku
3
4
5
2
2
1
2
2
Jumlah
Nilai
9
Contoh Format Jurnal Model Pertama
JURNAL
Aspek yang diamati: ………………………….
Kejadian : ………………………….
Tanggal: ………………………….
Nama Peserta Didik: ………………………….
Nomor peserta Didik:
………………………….
Catatan Pengamatan Guru:
............................................................................................................................
..................................................................................................................
....................................................................................................
Geografi SMA K - 6
303
Contoh Format Jurnal Model Kedua
JURNAL
Nama Peserta Didik: …………...........................................……..
Kelas: .....................................................................................
Aspek yang diamati: ………...........................................………..
NO
HARI/TANGGAL
KEJADIAN
KETERANGAN/
TINDAK LANJUT
1.
...
Petunjuk pengisian jurnal sama dengan model ke satu (diisi oleh guru)
Tabel Teknik dan Bentuk Instrumen Penilaian
Teknik Penilaian
Tes tulis
Observasi Terhadap Diskusi,
Tanya Jawab dan Percakapan.
Bentuk Instrumen
Pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-salah, menjodohkan, dan
uraian.
Format observasi
Pekerjaan rumah dan/atau tugas yang dikerjakan secara individu atau
kelompok sesuai dengan karakteristik tugas.
Penugasan
b. Soal Pilihan Ganda
Indikator
geologi
Soal
:
peserta didik dapat menyebutkan manfaat citra penginderaan jauh dalam bidang
:
Manfaat citra penginderaan jauh dalam bidang geologi
A. pengamatan iklim
B. pemetaan permukaan bumi
C. pengamatan system fisik laut
D. pemetaan intensitas banjir
E. pemetaan sungai
c.
Soal Uraian
Indikator
Soal
:
:
Mengidentifikasi karakteristik/atribut pada citra
Jelaskan karakteristik rona pada foto udara pada obyek basah dan kering
Geografi SMA K - 6
304
Contoh Pedoman Penskoran
No
a.
Jawaban
- Rona merupakan tingkat/gradasi yang teramati pada
citra penginderaan jauh yang dipresentasikan secara
hitam putih. Permukaan obyek yang basah akan
cenderung menyerap cahaya elektromagnetik
sehingga akan nampak lebih hitam disbanding obyek
yang relatif lebih kering
b.
- Uraian sistematis dan benar
- Uraian kurang sistematis dan benar
- Uraian kurang sistematis dan kurang benar
Skor maksimal
Skor
80
50
20
10
80
Contoh Format observasi terhadap diskusi dan tanya jawab
Nama
Peserta
Didik
Pengungkapan
gagasan yang
orisinal
YA
TIDAK
Pernyataan
Kebenaran
konsep
YA
TIDAK
Jumlah
Ketepatan
penggunaan
istilah
YA
TIDAK
YA
Skor
TIDAK
Fitria
Gina
....
Keterangan: diisi dengan ceklis ( √ )
Untuk pemberian nilai Observasi Terhadap Diskusi, Tanya Jawab dan Percakapan
ini Silahkan Anda diskusikan dan jawab pada LK yang tersedia!
Contoh isntrumen tugas untuk suatu topik dalam satu KD
Geografi SMA K - 6
305
Melakukan interpretasi citra
Indikator: - Melakukan digitasi pada citra penginderaan jauh
- Melakukan interpretasi citra penginderaan jauh
- Menganalisis citra penginderaan jauh
- Membuat laporan tugas proyek interpretasi citra
TUGAS: Melakukan interpretasi citra pada foto udara yang sudah disediakan guru untuk
dilakukan digitasi, interpretasi citra dan menganalisis citra penginderaan jauh
Contoh untuk menilai unjuk kerja/kinerja/praktik di luar kelas dilakukan pengamatan
terhadap penggunaan alat dan bahan praktikum.
Contoh Penilaian Praktik
Topik :
Interpretasi citra
KI:
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
KD:
4.1. Mengolah, menalar, dan menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan
ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan.
Indikator : Mencoba menginterpretasi citra penginderaan jauh untuk perencanaan tata
guna lahan dan transportasi.
Lembar Pengamatan
Topik: ...............................
Kelas: ................................
No
1.
2.
Persiapan
Percobaan
Nama
Pelaksanaan
Percobaan
Kegiatan Akhir
Percobaan
Jumlah
Skor
………………………
Rubrik
No
1
Keterampilan yang
dinilai
Persiapan
Percobaan
(Menyiapkan alat
Geografi SMA K - 6
Skor
Rubrik
30
- Alat-alat sudah tersedia, tertata rapih sesuai dengan keperluannya
- Bahan-bahan untuk praktik sudah disiapkan di meja
- Lembar kegiatan praktik tersedia
306
Bahan)
2
3
20
10
30
Pelaksanaan
Interpretasi citra
Kegiatan akhir
praktik
penginderaan jauh
20
10
30
20
10
Ada 3 aspek yang terpenuhi
Ada 2 aspek yang terpenuhi
- Melakukan digitasi pada citra penginderaan jauh
- Melakukan interpretasi citra penginderaan jauh
- Menganalisis citra penginderaan jauh
Ada 4 aspek yang tersedia
Ada 2 aspek tang tersedia
- Mengambalikan foto udara
- Mengembalikan spidol OHP
- Menyerahkan table hasil pengamatan
Ada 3 aspek yang tersedia
Ada 2 aspek tang tersedia
Contoh Format Penilaian Proyek
Mata Pelajaran
Nama Proyek
Alokasi Waktu
No.
1
2
3
:
:
:
Guru Pembimbing
Nama
Kelas
ASPEK
PERENCANAAN :
c. Rancangan Alat
Alat dan bahan
Gambar
d. Uraian cara menggunakan alat
PELAKSANAAN :
e. Keakuratan Sumber Data / Informasi
f. Kuantitas Sumber Data
g. Analisis Data
h. Penarikan Kesimpulan
LAPORAN PROYEK :
d. Sistematika Laporan
e. Performans
f. Presentasi
TOTAL SKOR
:
:
:
SKOR (1 - 5)
Format Penilaian Produk
Materi Pelajaran :
Nama Proyek
:
Alokasi Waktu :
No
1
Tahapan
Tahap Perencanaan Bahan
Geografi SMA K - 6
Kelas
Nama Peserta didik:
:
Skor ( 1 – 5 )*
307
2
3
Tahap Proses Pembuatan :
d. Persiapan alat dan bahan
e. Teknik Pengolahan
f. K3 (Keselamatan kerja, keamanan dan kebersihan)
Tahap Akhir (Hasil Produk)
c. Bentuk fisik
d. Inovasi
TOTAL SKOR
.
Catatan :
*) Skor diberikan dengan rentang skor 1 sampai dengan 5, dengan ketentuan semakin lengkap
jawaban dan ketepatan dalam proses pembuatan maka semakin tinggi nilainya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dijadikan pedoman dalam penggunaan penilaian
portofolio di sekolah silahkan baca pada Permendikbud nomor 104 tahun 2014 dan
diskusikan.
Contoh Tugas Portofolio
Mata Pelajaran : Geografi
Kelas/Semester : XII / 1
Peminatan
: Geografi
Tahun Ajaran
: 2014/2015
Judul portofolio : Pelaporan interpretasi citra
Tujuan
: Peserta didik dapat mendigitasi, menganalisis obyek, serta interpretasi citra
dan menyusun laporan praktik Geografi sebagai tulisan ilmiah
Ruang lingkup :
Karya portofolio yang dikumpulkan adalah laporan seluruh hasil interpretasi citra dan laporan
praktik Geografi semester 1
Uraian tugas portofolio
3. Buatlah laporan kegiatan interpretasi citra, laporan praktik Geografi sebagai tulisan ilmiah
4. Setiap laporan dikumpulkan selambat-lambatnya seminggu setelah peserta didik
melaksanakan tugas
Penilaian portofolio
Keterangan:
Skor maksimal = Jumlah komponen yang dinilai x25 = 4 x 25 = 100
Nilai portofolio =
Geografi SMA K - 6
308
g. Aktivitas Pembelajaran
Pembelajaran
diawali
dengan
penyampaian
tujuan
pembelajaran,
yaitu
permasalahan implementasi RPP dalam pembelajaran Geografi
Peserta diminta membaca dan mencermati uraian materi di atas
h. Latihan/ Kasus /Tugas
Cermati RPP berdasarkan permendikbud 103 tahun 2014 serta upayakan mengatasi
masalah dalam implementasi RPP dalam pembelajaran geografi yang saudara buat
dengan RPP yang ada di materi ini.
i. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Setelah kegiatan ini dapat melakukan umpan balik dengan menjawab pertanyaan di
bawah ini
Apa yang saudara pahami dengan materi permasalahan implementasi RPP dalam
pelajaran geografi, serta apa rencana tindak lanjut setelah kegiatan pelatihan ini.
Geografi SMA K - 6
309
BAGIAN 3: PENUTUP
Setelah mempelajari serangkaian materi yang terdiri atas statistika deskriptif,
pembentukan permukaan bumi, perubahan iklim global, perairan laut, permasalahan
lingkungan dan roadmap pembangunan Indonesia, planet bumi untuk kehidupan,
analisis model-model pembelajaran, analisis kebutuhan media pembelajaran,
penyusunan instrument penilaian, implementasi RPP dalam pembelajaran geografi,
dan analisa data PTK dengan berbagai aktivitas pembelajaran, maka untuk
memperkuat dan memperkaya pemahaman Ibu/bapak dipersilakan membaca
referensi dari berbagai sumber. Kegiatan tersebut juga merupakan bagian penting
untuk mempelajari modul selanjutnya.
Geografi SMA K - 6
310
Daftar Pustaka
......... Tanpa Tahun. Fundamentals of Remote Sensing. A Canada Centre for
Remote Sensing Remote Sensing Tutorial. Canada: Natural Resources
Canada
.........
Tanpa
Tahun.
Modul
Dasar-dasar
Penginderaan
Jauh
Dan
Penggunaanya Dibidang Kebumian. Jakarta:Bakosurtanal
…..(tt) Beda Strategi, Model, Pendekatan, Metode, dan Teknik Pembelajaran
(http://smacepiring.wordpress.com/)
Abin Syamsuddin Makmun. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosda
Karya Remaja.
Ahmad Sudrajat. 2008. Pendekatan, Strategi,
Metode, Teknik, dan Model Pembelajaran
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/09/12/pendekatan-strategimetode-teknik-dan-model-pembelajaran/
An,
La.
2007.
sistem
informasi
geografi-sig.
(http://mbojo.
wordpress.com/2007/04/08/).
Anita Lie, 1999, Metode Pembelajaran Gotong Royong, Surabaya : CV Citra
Media.
As-syakur, Rahman, Abd. 2006. Modul Pengenalan ArcView Untuk Dasar
Analisis Sistem Informasi Geografi (SIG) ~ www.mbojo.wordpress.com 29.
Bruce Joyce, Marsha Weil, dan Emily Calhoun. 2009. Models of Teaching.
Model-Model Pengajaran. Edisi kedelapan. Jogyakarta: Pustaka Pelajar.
C.P.LO. 1996.
Penginderaan Jauh Terapan. Jakarta:UI Press.
Charter, Denny dan Agtrisari, Irma 2002. Desain dan Aplikasi GIS, Penerbit
Elexmedia Komputindo, Bandung.
Daftar Pustaka
Danudoro, Projo. 2004. Sains Informasi Geografi. Yogyakarta:Jurusan
Kartografi – Penginderaan Jauh, Fak Geografi UGM.
Darmawan, Arief. 2008.
Sekilas tentang Sistem Informasi Geografis
(Geographyc Information System). Http://fetsi.wordpress.com . Diakses
tanggal 28 Agustus 2008.
Geografi SMA K - 6
311
Dedi Supriawan dan A. Benyamin Surasega, 1990. Strategi Belajar Mengajar
(Diktat Kuliah). Bandung: FPTK-IKIP Bandung.
Departemen Pendidikan Nasional.
Direktorat Jenderal PMPTK.
2009.
Pendekatan, Strategi, dan Model Pembelajaran. Bahan TOT Calon
Pengawas dan Kepala Sekolah. Jakarta: Depdiknas
Depdiknas, Dirjen Dikdasmen, 2003, Pendekatan Kontektual (Contextual
Teaching and Learning – CTL), Jakarta : Direktorat Pendidikan Lanjutan
Pertama.
Dokter Kota on Kategory : Lingkungan , Pengertian Umum http://dokterkota.blogspot.com/2012/09/pembangunan-berkelanjutan-sustainable.html
Dulbahri. 1985. Interpretasi Citra Untuk survey Vegetasi. Yogyakarta:Puspics –
Bakorsurtanal – UGM.
Elly M. Setiadi,dkk. 2006. Ilmu sosial dan Budaya dasar. Jakarta: Kencana
Prenada Media
Handayani
Ningrum.
2012.
Penduduk
Adalah
Subjek
dan
Objek
Pembangunan http://merakyat.com/. Diakses pada 29 April 2012
Handayani Ningrum. 2012. Penduduk Berkualitas Merupakan Modal Dasar
Pembangunan Berkelanjutan. http://merakyat.com/Diakses pada 29 April
2012
Herimanto dan Winarto. 2010. Ilmu Sosial & Budaya Dasar. Jakarta: Bumi
Aksara
Ismail, 2002. Model-model Pembelajaran. Jakarta : Direktorat Sekolah
Lanjutan Tingkat Pertama Dirjen Dikdasmen Depdiknas.
Jennifer Lindsay (1995) ‘Cultural Policy And The Performing Arts In South-East
Asia. JSTOR Publisher
Kementerian Lingkungan Hidup Http://Www.Menlh.Go.Id/Pengertian-LapisanOzon-Bahan-Perusak-Ozon-Dampak-Bagi-Kesehatan/
Koentjoroningrat.1994. Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta:
Gramedia.
Lillesand, Thomas M., Ralph W Kiefer. 1990. Penginderaan Jauh dan
Interpretasi Citra. Jogyakarta:Gajah Mada University Press.
Geografi SMA K - 6
312
Made Agus Suryadarma Prihantana. 2011. Pendekatan, Strategi, dan Metode
Pembelajaran.
http://suryadharma.wordpress.com/2008/09/
12/pendekatan-strategi-metode- teknik-dan-model-pembelajaran/
Mel Silberman, 2002, Active Learning, Yogyakarta : Yappendis.
Murni, Aniati, 2001, Sistem Inderaja dan GIS, Fakultas Ilmu Komputer
Universitas Indonesia, Jakarta.
Muslimin Ibrahim dan Mohamad Nur, 2000, Pembelajaran Kooperatif,
Surabaya : University Press.
Nayef R.F. Al-Rodhan. 2006. Definitions of Globalization: A Comprehensive
Overview and a Proposed Definition. Geneva Centre for Security Policy
Nurwahyuni Latief. 2007. Model Pembelajaran Tipe NHT.
http://nurwahyunilatief. wordpress. com/2008/09/ 12/pendekatan-strategimetode-teknik-dan-model-pembelajaran/
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun
2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah. Jakarta.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 16 Tahun 2007 tentang
Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Jakarta
Prager Ellen J., 2006, Bumi murka, Sains dan Sifat Gempa Bumi, Gunung
Berapi dan Tsunami, Pakar Raya Pakarnya Pustaka, Bandung.
Prahasta, Eddy, 2002, Sistem Informasi Geografis : Tutorial ArcView, Penerbit
Informatika, Bandung.
Prahasta, Eddy, 2002, Sistem Informasi Geografis, Konsep-Konsep Dasar,
Penerbit Informatika, Bandung.
Prasetyo, Hary, Daniel. 2003. Sistem Informasi Geografi (SIG) Untuk Tata
Guna Lahan. http://if2.ubaya.ac.id/-daniel.
Purwadhi, Sri Hardiyanti. 2001. Interpretasi Citra Digital. Jakarta:Grasindo.
Sistem Informasi Geografi. Bandung:ITB
Reed Wicander and Jame S. Monroe,2002. Essential geology, third edition,
Subagio, Habib. 2008. Model Spasial Penilaian Rawan Longsor Studi Kasus di
Trenggalek. Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional. Jakarta
Geografi SMA K - 6
313
Sumarmi, & Soekamto, Hadi, (1999), Geografi Regional Dunia, Dirjen
Dikdasmen: PPPG IPS & PMP Malang.
Suparmat, 1989. Geografi Regional Negara Berkembang. Jakarta: Ditjen
Pendidikan Tinggi.
Supriawan, D., Surasega, A. B. 1990. Strategi Belajar Mengajar (Diktat Kuliah).
Bandung: FPTK-IKIP Bandung.
Suryantoro, Agus. 2003. Interpertasi Foto Udara, Handout. Malang:Jurusan
Geografi FMIPA, Universitas Negeri Malang
Suryantoro,
Agus.
2004.
Pengantar
Penginderaan
Jauh,
Handout.
Malang:Jurusan Geografi FMIPA, Universitas Malang.
Sutanto. 1985. Teknik Interpretasi Foto Udara, Handout, Jur KPJ FGE, UGM,
Yogyakarta.
Sutanto. 1986. Penginderaan Jauh Jilid 1. Yogyakarta:Gadjah Mada University
Press.
Sutanto. 1987. Penginderaan Jauh Jilid 1, Yogyakarta:Gadjah Mada University
Press.
Udin S. Winataputra. 2003. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Pusat
Penerbitan Universitas Terbuka.
United Nations Division for Sustainable Development. Documents: Sustainable
Development Issues Retrieved: 2007
Van, Paursen. 1995. Strategi Kebudayaan. Yogyakarta: Kanisius.
Warsita, B. 2008. Teknologi Pembelajaran: Landasan dan Aplikasinya.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Wina Senjaya. 2008. Strategi Pembelajaran; Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
www.bnpb.go.id
Yulianto, Widi. 2003. Aplikasi AutoCad 2002 Untuk pemetaan dan SIG,
Penerbit Elexmedia Komputindo, Bandung.
Geografi SMA K - 6
314
Geografi SMA K - 6
315
Geografi SMA K - 6
316
Download