bab ii tinjauan pustaka

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Motivasi
1. Defenisi Motivasi
Motif atau motivasi berasal dari kata latin moreve yang berarti dorongan dari
dalam diri manusia untuk bertindak atau berperilaku. Pengertian motivasi tidak
terlepas dari kata kebutuhan atau needs atau want. Kebutuhan adalah suatu “potensi”
dalam diri manusia yang perlu di tanggapi atau diproses (Notoatmodjo, 2007).
Menurut Woodwort tahun 1955 suatu motive adalah suatu set yang dapat
membuat individu melakukan kegiatan-kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan.
Dengan demikian, motivasi adalah dorongan yang dapat menimbulkan perilaku
tertentu yang terarah kepada pencapaian suatu tujuan tertentu (Sanjaya, 2008).
Menurut George R. Terry, motivasi adalah keinginan yang terdapat pada
seorang individu yang merangsangnya untuk melakukan tindakan-tindakan
(Satrianegara & Saleha, 2009).
2. Jenis-jenis Motivasi
Menurut Herijulianti, Indriani dan Artini (2001), ada 2 jenis motivasi yaitu:
a. Motivasi Intrinsik (datang dari dalam diri individu)
Motivasi intrinsik adalah motivasi yang timbul dari dalam diri individu,
yaitu semacam dorongan yang bersumber dari dalam diri, tanpa harus
Universitas Sumatera Utara
menunggu rangsangan dari luar. Motivasi intrinsik merupakan dorongan
atau rangsangan yang bersifat konstan dan biasanya tidak mudah
dipengaruhi oleh lingkungan luar.
b. Motivasi Ekstrinsik (datang dari lingkungan)
Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang disebabkan oleh adanya
rangsangan atau dorongan dari luar. Rangsangan tersebut bisa di
manifestasikan bermacam-macan sesuai dengan karakter, pendidikan,
latar belakang orang yang bersangkutan. Kelemahan dari motivasi ini
adalah harus senantiasa didukung oleh lingkungan, fasilitas, orang yang
mengawasi, sebab kesadaran dari dalam diri individu itu belum tumbuh.
3. Tujuan Motivasi
Menurut Taufik (2007), Secara umum tujuan motivasi adalah u ntuk
menggerakan seseorang agar timbul keinginan dan kemauan untuk melakukan
sesuatusehingga dapat memperoleh hasil dan mencapai tujuan. Setiap tindakan
motivasi seseorang mempunyai tujuan yang akan dicapai, maki jelas tujuan yang
diharapkan atau akan dicapai, maka semakin jelas pula bagaimana tindakan motivasi
itu dilakukan. Tindakan memotivasi akan lebih dapat berhasil apabila tujuannya jelas
dan didasari oleh yang dimotivasi. Oleh karena itu, setiap orang yang akan
memberikan motivasi pada seseorang harus mengenal dan memahami benar-benar
latar belakang kehidupa, kebutuhan serta kepribadian orang yang akan di motivasi.
Universitas Sumatera Utara
4. Fungsi Motivasi
Menurut Herijulianti, Indriani, dan Artini (2001), motivasi mempunyai tiga
fungsi yaitu :
a. Mendorong seseorang untuk berbuat sesuatu, jadi motivasi disini
berfungsi sebagai penggerak disetiap kegiatan yang akan di kerjakannya.
b. Menentukan arah perbuatan, ke arah tujuan yang hendak dicapai.
c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan apa yang harus
dikerjakan guna mencapai tujuan.
B. ASI Eksklusif
1. Pengertian ASI Eksklusif
ASI merupakan makanan pertama, utama, dan terbaik bagi bayi, yang
bersifat alamiah. ASI mengandung berbagai zat gizi yang di butuhkan dalam proses
pertumbuhan dan perkembangan bayi. Terkait itu, ada suatu hal yang perlu
disayangkan, yakni rendahnya pemahaman ibu, keluarga, dan masyarakat mengenai
pentingnya ASI bagi bayi. Akibatnya, program pemberian ASI eksklusif tidak
berlangsung secara optimal (Prasetyono, 2012).
Utami (2005) mengemukakan bahwa yang di maksud dengan ASI
eksklusif atau lebih tepat dikatakan sebagai “pemberian ASI secara eksklusif” saja,
tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan
tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, papaya, bubur susu, biscuit, bubur
nasi, dan tim (Suherni, Widyasih, & rahmawati, 2009).
Pada tahun 2001 WHO dan UNICEF mengatakan bahwa pemberian ASI
eksklusif dan mulai bayi baru lahir sampai umur 6 bulan. Dengan demikian,
Universitas Sumatera Utara
ketentuan sebelumnya (bahwa ASI eksklusif itu cukup empat bulan) sudah tidak
berlaku lagi dan setelah 6 bulan bayi baru lahir baru mulai diperkenalkan dengan
makanan padat. ASI dapat diberikan sampai bayi berusia 2 tahun atau bahkan lebih
dari 2 tahun (Nurjanah, Maemunah, & Badriah, 2013).
2. Manfaat ASI Eksklusif
Menyusui bayi mendatangkan keuntungan bagi bayi, ibu, keluarga,
masyarakat, dan Negara. Sebagai makanan bayi yang paling sempurna, ASI mudah
dicerna dan diserap karena mengandung enzim pencernaan (Prasetyono, 2012).
Pertumbuhan dan perkembangan bayi sebagian besar ditentukan oleh jumlah
ASI yang diperoleh, termasuk energy dan zat gizi lainya yang terkandung di dalam
ASI tersebut. ASI tanpa bahan makanan lain dapat mencukupi kebutuhan
pertumbuhan sampai usia bayi 6 bulan. Setelah itu, ASI hanya berfungsi sebagai
sumber protein, vitamin, dan mineral utama untuk bayi yang mendapatkan makanan
tambahan (Maryunani, 2012).
Menurut Utami (2005) ASI mengandung lebih dari 200 unsur-unsur pokok,
antara lain zat putih telur, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, faktor pertumbuhan,
hormone, enzimm, zat kekebalan, dan sel darah putih. Semua zat ini terdapat secara
proposional dan seimbang satu dengan yang lainnya. Cairan hidup yang mempunyai
keseimbangan biokimia yang sangat tepat ini bagai suatu “simfoni nutrisi bagi
pertumbuhan bayi” sehingga tidak mungkin ditiru oleh manusia (Suherni, Widyasih,
& Rahmawati, 2009).
Kolostrum adalah ASI pertama yang tersedia untuk bayi dan dapat memenuhi
semua kebutuhann nuutrisi, sebaik perlindungan dengan immunoglobulin dan sel-sel
Universitas Sumatera Utara
hidup yang memakan bakteri. Kolostrum, seperti susu transisi atanu susu matang,
merupakan pembersih payudara yang terbaik dan juga mempercepat penyembuhan
karena anti-infeksinya (Henderson & jones, 2006).
Kolostrum adalah cairan yang keluar dari payudara ibu segera setelah
melahirkan dan berwarna kuning. Warna kuning menandakan kandungan carotenoid,
termasuk α-carotene, β-carotene, β-crytoxanthin, lutein, dan xeaxanthin. Kolostrum
akan keluarselama 4-7 hari pertama, dimana terjadi peningkatan konsentrasi lemak
dan laktosa sementara konsentrasi mineral dan protein menurun (Nugroho, et al.
2014).
ASI transisi atau ASI peralihan adalah ASI yang keluar setelah kolostrum
sampai dengan sebelum menjadi ASI yang matang. Pada ASI peralihan ini kadar
protein makin merendah, sedangkan kadar karbohidrat dan lemak makin meninggi.
Volumenya akan makin meningkat (Suherni, Widyasih, & Rahmawati, 2009).
Air susu matur merupakan ASI yang disekresi pada hari ke-10, dan
seterusnya, komposisi relative konstan (ada pula yang menyatakan bahwa komposisi
ASI relatif konstan baru mulai minggu ke-3 sampai minggu ke-5). Pada ibu yang
sehat dengan produksi ASI cukup, ASI ini merupakan makanan satu-satunya yang
paling baik dan cukup untuk bayi sampai 6 bulan. Merupakan suatu cairan berwarna
putih kekuninng-kuningan yang diakibatkan warna dari garam Ca-caseinat,
riboflavin, dan karoten yang terdapat didalamnya (Nurjanah, Maemunah, & Badriah,
2013).
Perbedaan komposisi antara kolostrum, ASI transisi, dan ASI matur.
Tabel 2.1 Perbedaan komposisi antara kolostrum, ASI transisi, dan ASI matur
Universitas Sumatera Utara
Kandungan
Kolostrum
ASI transisi
ASI matur
Energi (kgkal)
57,0
63,0
65,0
Laktosa (gr/100 ml)
6,5
6,7
7,0
Lemak (gr/100 ml))
2,9
3,6
3,8
Protein (gr/100 ml)
1,195
0,965
1,324
Mineral (gr/100 ml)
0,3
0,3
0,2
Ig A (gr/100 ml)
335,9
-
119,6
Ig G (gr/100 ml)
5,9
-
2,9
Ig M (gr/100 ml)
17,1
-
2,9
Lisosin (gr/100 ml)
14,2-16,4
-
24,3-27,5
Laktoferin
420-520
-
250-270
Immunoglobulin:
(Nugroho, et al. 2014).
Berikut merupakan manfaat ASI eksklusif :
a. Manfaat ASI untuk Bayi
Beberapa manfaat pemberian ASI khususnya ASI eksklusif yang
dapat diperoleh bayi:
1) ASI sebagai nutrisi yang terbaik
ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang
seimbang dan disesuaikan dengan kebutuhan pertumbuhan bayi. ASI
adalah
makanan yang paling sempurna, baik kualitas maupun
kuantitasnya karena ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal
dengan
komposisi
seimbang
dan
sesuai
dengan
kebutuhan
pertumbuhan bayi. Produksi ASI seorang ibu akan cukup sebagai
makanan tunggal bagi bayi normal sampai 6 bulan.
Universitas Sumatera Utara
2) ASI meningkatkan daya tubuh.
Bayi yang baru lahir secara alamiah telah mendapat zat kekebalan
alamiah melalui plasenta. Kadar zat tersebut akan cepat menurun
setelah kelehiran bayi dan lambat laun akan menjadi kesenjangan
daya tahan tubuh. Kesenjangan tersebut dapat diatasi dengan
pemberian ASI, karena ASI mengandung zat kekebalan tubuh yang
dapat melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi bakteri, virus,
dan jamur. Bayi ASI eksklusif ternyata akan lebih sehat dan lebih
jarang sakit disbanding dengan bayi yang tidak mendapat ASI.
3) ASI eksklusif meningkatkan kecerdasan
Faktor penentu kecerdasan ada dua faktor yaitu faktor genetic dan
faktor lingkungan. Faktor genetik atau bawaan sangat menentukan
potensi genetic yang diturunkan oleh orang tua, faktor ini tidak dapat
dimanipulasi atau direkayasa. Faktor lingkungan merupakan faktor
yang yang menentukan tercapainya faktor genetic secara optimal.
Kebutuhan faktor lingkungan ini dapat dipenuhi dengan pemberian
ASI yang dimulai dengan pemberian ASI secara eksklusif dalam 6
bulan pertama kehidupan akan menjamin tercapainya pengenbangan
potensi kecerdasan anak secara optimal.
4) ASI eksklusif meningkatkan jalinan kasih sayang
Bayi yang disusui akan merasakan kasih saying ibunya dan akan
menimbulkanperasaan aman dan tentram sebagai dasar perkembangan
Universitas Sumatera Utara
emosi bayi untuk membentuk pribadi yang percaya diri dan memiliki
dasar spiritual yang baik (Nugroho, et al. 2014).
b. Manfaat ASI untuk Ibu
Menurut Arispurnomo (2009), di bawah ini adalah manfaat pemberian
ASI bagi bayi:
1) Hisapan
bayi
membantu
rahim
mengecil
atau
berkontraksi,
mempercepat kondisi ibu untuk kembali ke masa pra-kehamilan dan
mengurangi resiko perdarahan.
2) Lemak di sekitar panggul dan paha yang ditimbun pada masa
kehamilan pindah ke dalam ASI, sehingga ibu lebih cepat langsing
kembali.
3) Penelitian menunjukkan bahwa ibu yang menyusui memiliki risiko
lebih rendah terhadap kanker rahim dan kanker payudara.
4) ASI lebih hemat waktu karena tidak usah menyiapkan dan
mensterilkan botol susu, dot, dsb.
5) ASI praktis karena ibu bisa jalan-jalan keluar rumah tanpa harus
membawa banyak perlengkapan seperti botol, kaleng susu formula,
air panas, dsb.
6) ASI lebih murah karena tidak usah selalu membeli susu kaleng dan
perlengkapannysa.
7) ASI selalu bebas kuman, sementara campuran susu formula belum
tentu steril.
Universitas Sumatera Utara
8) Penelitian medi juga menujukan bahwa wanita yang menyusui
bayinya mendapan manfaat fisik dan manfaat emosional.
9) ASI tak bakalan basi. ASI selalu diproduksi oleh pabriknya di wilayah
payudara. Bila gudang ASI kosong, ASI yang tidak dikeluarkan akan
diserap kembali oleh tubuh ibu. Jadi, ASI dalam payudara tak pernah
basi dan ibu tak perlu memerah dan membuang ASI-nya sebelum
menyusui (Nurjanah, Maemunah, & Badriah, 2013).
c. Manfaat ASI untuk Masyarakat dan Negara
Menurut Prasetyono (2012), ASI juga bermanfaat bagi masyarakat
dan Negara.
1) Menghemat devisa Negara lantaran tidak perlu mengimpor susu
formula dan peralatan lainnya.
2) Bayi sehat membuat Negara lebih sehat.
3) Penghematan pada sector kesehatan, karena jumlah bayi yang sakit
hanya sedikit.
4) Memperbaiki kelangsungan hidup anak dengan menurunkan angka
kematian.
5) Melindungi lingkungan lantaran tidak ada pohon yang digunakan
sebagai kayu bakar untuk merebus air, susu, dan peralatannya.
6) ASI merupakan sumber daya yang terus-menerus diproduksi.
3. Tujuh Langkah Keberhasilan ASI Eksklusif
Universitas Sumatera Utara
Pedoman internasional yang menganjurkan pemberian ASI eksklusif selama
6 bulan pertama didasarkan pada bukti ilmiah tentang manfaat ASI bagi daya tahan
hidup bayi, pertumbuhan dan perkembangannya. ASI member semua energi dan gizi
(nutrisi) yang dibutuhkan selama 6 bulan pertama hidupnya. Pemberian ASI
eksklusif mengurangi tingkat kematian bayi yang disebabkan berbagai penyakit yang
umum menimpa anak-anak seperti diare dan radang paru, serta mempercepat
pemulihan bila sakit dan membantu menjarangkan kelahiran (Maryunani, 2012).
Menurut Maryunani (2009) ada tujuh (7) langkah keberhasilan ASI Eksklusif
yaitu:
a. Mempersiapkan payudara bila diperlukan
b. Mempelajari ASI dan tatalaksana menyusui
c. Menciptakan dukungan keluarga, teman, dan lingkungan
d. Memilih rumah sakit “saying bayi”
e. Memilih tenaga kesehatan yang mendukung pemberian ASI eksklusif
f. Mendatangi fasilitas konsultasi laktasi untuk persiapan apabila ibu menemui
kesulitan saat menyusui
g. Menciptakan sikap yang positif tentang ASI dan menyusui
4. Sepuluh Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui
Setiap fasilitas yang menyediakan layanan maternitas dan asuhan bayi baru
lahir harus:
a. Memiliki kebijakan menyusui tertulis yang dikomunikasikan secara rutin
kepada semua staf perawatan kesehatan.
Universitas Sumatera Utara
b. Melatih keterampilan yang diperlukan oleh semua staf perawatan kesehatan
untuk mengimplementasikan kebijakan menyusui.
c. Menginformasikan semua wanita hamil tentang manfaat dan penatalaksaan
menyusui.
d. Membantu ibu untuk mulai menyusui dalam setengah jam setelah
melahirkan.
e. Menujukan kepada ibu cara menyusui dan cara mempertahankan laktasi
bahkan jika mereka dipisahkan dari bayi mereka.
f. Hidari memberi bayi makanan aatau minuman selain ASI, kecuali jika
terdapat indikasi medis.
g. Mempraktikan rawat-gabung; memungkinkan ibu dan bayi tetap bersama
selama 24 jam per hari.
h. Dorong pemberian ASI sesuai kebutuhan.
i. Hindari Memberi dot artificial (yang juga disebut tiruan atau penenang)
kepada bayi yang disusui.
j. Bantu pembentukan kelompok pendukung menyusui dan rujuk ibu ke
kelompok tersebut sekembali ibu dari rumah sakit atau klinik (Alexander,
Roth, & Levy, 2007).
5. Mewujudkan setiap bayi mendapat ASI dan memampukan setiap Ibu
menyusui bayinya
Seorang ibu menyusui agar mampu dan berhasil melaksanakan pemberian
ASI seutuhnya. Seorang ibu memerlukan perlindungan, informasi dan bantuan yang
komprehensif sekaligus menghilangkan hambatan di lingkungan antara lain :
a.
Lingkungan keluarga dan masyarakat yang mendukung.
Universitas Sumatera Utara
b. Komunikasi, informasi dan edukasi kepada semua lapisan masyarakat untuk
menumbuhkan “budaya ASI”, misalnya penyediaan sarana ruang menyusui di
pelayanan umum.
c. Keseluruhan system pelayanan kesehatan menerapkan 10 langkah menuju
keberhasilan menyusui atau menerapkan saying bayi.
d. Ibu mendapat konseling menyusui terutama bila menghadapi masalah.
e. Ibu yang bekerja mendapat perlindungan, kebijakan, sarana dan bantuan
untuk melaksanakan pemberian ASI yang optimal.
f. Ibu yang menderita HIV positif membutuhkan pengetahuan tentang
pemberian makanan bayi.
g. Ibu mendapat informasi atau konseling tentang manfaat pemberian ASI dan
cara menyusui yang benar.
h. Ibu tidak terpapar/terpengaruh oleh pemasaran PASI atau ibu harus dapat
menolak pemberian PASI.
i. Bila bayi-bayi berada dalam situasi darurat dibantu untuk tetap menyusui
(Lubis, 2010).
6. Keterampilan Menyusui
Menurut Roesli (2000), Menyusui merupakan cara pemberian makan yang
diberikan secara langsung oleh ibu kepada anaknya, namun seringkali ibu menyusui
kurang memehami dan kurang mendapat informasi, bahkan seringkali ibu-ibu
mendapatkan suatu informasi yang salah tentang manfaat ASI eksklusif itu sendiri,
tentang bagaimana cara menyusui atau langkah-langkah menyusui yang benar
kepada bayinya, dan kurangnya informasi yang diberikan dan apa yang harus
Universitas Sumatera Utara
dilakukan bila timbul kesukaran dalam menyusui secara eksklusif kepada bayinya
(Nugroho, et al. 2014).
Sebelum nenyusui bayi, terlebih dahulu ibu mencuci kedua tangan dengan
sabun sampai bersih. Sebelum menyusui bayi, kedua putting susu dibersihkan
dengan kapas yang telah direndam terlebih dahulu dengan air hangat. Waktu
menyusui bayi, sebaiknyaibu harus duduk. Bayi disuse secara bergantian dari susu
sebelah kiri, lalu keselah kanan sampai bayi merasa kenyang. Mulut bayi dan kedua
pipi bayi dibersihkan dengan kapas yang telah direndam dengan air hangat. Sebelum
ditidurkan, bayi harus disendawakan dulu supaya udara yang terhisap bisa keluar.
Bila kedua payudara masih ada sisa ASI, Supaya dikeluarkan dengan alat pompa
susu (Proverawati & rahmawati, 2013).
Posisi saat menyusui hendaknya disesuaikan dengan kondisi dan kenyamanan
ibu. Bila ibu masih merasa badan pegal-pegal setelah melahirkan dan belum terlalu
nyaman untuk duduk, maka menyusui dapat di lakukan dalam posisi berbaring. Bila
ibu telah mampu duduk dengan baik dan merasa nyaman melakukannya, maka
menyusui dapat dilakukan dengan duduk di kursi atau di tempat tidur (Nugroho, et
al. 2014).
Menurut Suherni, Widyasih, dan Rahmawati (2009), Berikut adalah cara
menyusui yang benar.
a. Mengeluarkan sedikit ASI dari putting susu, kemudian di oleskan pada
putting susu dan areola.
b. Ibu berada pada posisi rileks dan nyaman.
c. Jelaskan pada ibu bagaimana teknik memegang bayinya.
Empat hal yang pokok, yakni:
Universitas Sumatera Utara
1) Kepala dan badan bayi berada pada satu garis
2) Muka bayi harus menghadap ke payudara, sedangkan hidungnya kearah
puting susu.
3) Ibu harus memegang bayinya berdekatan dengan ibu.
4) Untuk BBL: ibu harus menopang badan bayi sebagian belakang,
disamping kepala dan bahu.
d. Payudara dipegang dengan menggunakan ibu jari di atas, sedangkan jari yang
lainnya
menopang bagian bawah payudara, serta gunakan ibu jari untuk
membentuk puting susu sedemikian rupa sehingga mudah memasukannya ke
mulut bayi.
e. Berilah
rangsangan
ada
bayi
agar
membuka
mulut
dengan
cara:menyentuhkan bibir bayi ke puting susu atau dengan cara menyentuh sisi
mulut bayi.
f. Tunggulah sampai bibir bayi terbuka cukup lebar.
g. Setelah mulut bayi terbuka cukup lebar, gerakan bayi segera ke payudara dan
bukan sebaliknya ibu atau payudara ibu yang digerakan ke mulut bayi.
h. Arahkanlah bibir bawah bayi di bawah puting susu sehingga dagu bayi
menyetuh payudara.
i. Perhatikanlah selama menyusui.
Cici-ciri bayi menyusu dengan benar.
 Bayi tampak tenang
 Badan bayi menempel pada perut ibu.
 Dagu bayi menempel pada paydara.
 Mulut bayi terbuka cukup lebar.
 Bibir bawah bayi juga terbuka lebar.
Universitas Sumatera Utara
 Areola yang kelihatan lebih luas di bagian atas daripada di bagian
bawah mulut bayi.
 Bayi ketika menghisap ASI cukup dalam menghisapnya, lembut dan
tidak berbunyi.
 Putting susu tidak merasa nyeri.
 Kepala dan badan bayi berada pada garis lurus.
 Kepala bayi tidak pada posisi tengadah.
7. Lama Menyusui
The American Academy of Pediatrics merekomendasikan ASI eksklusif
selama 6 bulanpertama dan selanjutnya minimal selama 1 tahun. WHO dan UNICEF
merekomendasikan ASI eksklusif selama 6 bulan, menyusui dalam 1 jam pertama
setelah melahirkan, menyusui setiap kali bayi mau, tidak menggunakan botol dan
dot. Menyusui sebaiknya dilakukan sesegera mungkin setelah melahirkan, bayi dan
ibu yang melakukan proses menyusui dalam 1 jam pertama setelah melahirkan
memiliki keberhasilan yang lebih besar dari pada mereka yang menundanya. Bayi
baru lahir sebaiknya disusui setiap 2-3 jam sampai bayi merasa puas. Menyusui
minimal 5 menit pada masing-masing payudara pada hari pertama setelah melahirkan
dan semakin meningkat frekuensinya setiap hari sehingga dapat meningkatkan
produksi ASI optimal.waktu menyusui 20 menit pada masing-masing payudara
cukup untuk bayi. Tidak perlu membatasi waktu menyusui (Proverawati &
Rahmawati, 2013).
Universitas Sumatera Utara
8. Tanda Bayi Cukup ASI
Menurut M. Djamil (2008, dalam Nurjanah, Maemunah, & Badriah, 2013)
terdapat beberapa cara untuk menilai kecukupan ASI yang diberikan ibu terhadap
bayinya sebagai berikut:
a. Setiap menyusui, bayi menyusu dengan rakus, kemudian melemah dan tidur.
b. Payudara terasa lunak dibandingkan sebelumnya.
c. Payudara dan putting tidak teasa terlalu nyeri.
d. Kulit bayi merona sehat dan pipinya kencang saat ibu mencubitnya.
e. Bayi lahir telah kembali setelah bayi berumur 2 minggu.
f. Kurva pertumbuhan/berat badan dalam KMS sesuai dengan seharusnya.
g. Setelah berumur beberapa hari, ibu akan perlu mengganti popoknya sekitar 612 kali sehari.
h. Setelah berumur beberapa hari, bayi akan buang air besar (BAB) setidaknya
dua kali sehari dengantinja yang berwarna kuning atau gelap dan mulai
berwana lebih cerah setelah hari kelima belas.
9. Masalah yang sering timbul saat masa laktasi
a. Menurut Maryuni (2009), berikut adalah masalah-masalah menyusui pada ibu
yang sering terjadi antara lain:
1) Stres
Ibu-ibu yang baru pertama kali mempunyai anak seringkali merasa
kurang percaya diri sehingga timbul stress. Masalah-masalah yang
dihadapi ibu yang kurang percaya diri dalam menyusui ini antara lain:
Universitas Sumatera Utara
 Ibu masih “takut” untuk memegang, menggendong maupun menyusui
bayinya
 Lingkungan keluarga terdekat seperti suami, orang tua, mertua atau
saudara yang tinggal serumah tidak member dukungan.
2) Putting susu datar atau terbenam
Untuk mengetahui apakah putting susu datar/terbenam yaitu dengan cara
menjepit areola antara ibu jari teluunjuk dibelakang putting susu. Bila
putting menonjol berarti putting tersebut normal, namun bila putting tidak
menonjol berarti putting susu datar/tebenam.untuk mengatasinya putting
bisa ditarik keluar secara teratur hingga putting akan sedikit menonjol dan
dapat diisapkan ke mulut bayi, putting akan lebih menonjol lagi.
3) Putting susu lecet/nyeri
Putting susu dapat mengalami lecet, retak atau terbentuk celah-celah.
Putting susu lecet ini sering terjadi saat minngu pertama setelah bayi
lahir, hal ini biasanya disebabkan karena kesalahan dalam teknik
menyusui, yaitu bayi hanya menyusu pada putting susu saja tidak sampai
areola. Cara mengatasinya:
 Oleskan putting susu dengan ASI setiap kali hendak dan setelah
menyusui.
 Pastikan teknik menyusui termasuk posisi menyusui yang baik dan
benar .
4) Payudara bengkak/engorgement
Universitas Sumatera Utara
Payudara bengkak dapat terjadi karena hambatan aliran darah vena atau
saluran kelenjar getah bening akibat ASI terkumpul dalam payudara yang
terjadi karena produksi ASI yang berlebihan dan ASI tidak disusu dengan
adekuat, sehingga sisa ASI terkumpul pada system duktus yang
mengakibatkan terjadinya pembengkakan. Cara mengatasinya antara lain
yaitu:
 kompres payudara dengan air hangat .
 susukan bayi tanpa dijadwal sampai payudara terasa kosong.
 Susukan bayi lebih sering.
5) Saluran ASI tersumbat
Kelenjar Air Susu Ibu memiliki 15-10 saluran ASI. Satu atau lebih
saluran ini bisa twersumbat karena tekanan jari ibu saat menyusui, posisi
bayi, BH terlalu ketat, dan adanya komplikasi payudara bengkak yang
tidak segera teratasi. Cara menyatasinya:
 Susuilah bayi dengan posisi yang benar.
 Ubah-ubah posisi menyusui agar semua salurann ASI dikosongkan.
 Gunakan BH yang menunjang dan tidak terlalu ketat.
 Sebaiknya ibu lebih sering menyusui dari payudara yang tersumbat.
 Pijatlah daerah yang tersumbat kearah putting auau agar ASI bisa
keluar.
6) Mastitis/radang payudara
Mastitis adalah peradangan pada payudara. Bagian yang terkena menjadi
merah, bengkak, nyeri dan panas. Ibu bisa mengalami demam bahkan
disertai menggigil. Mastitis biasanya terjadi pada masa 1-3 minnggu
Universitas Sumatera Utara
setelah melahirkan akibat saluran susu tersumbat dan tidak segera diatasi.
Cara mengatasinya:
 Konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan terapi antibiotik dan
obat penghilang nyeri.
 Kompres dengan air hangat.
 Ibu cukup istirahat dan banyak minum.
 Ibu tdapat tetap menyusui bayinya.
7) Abses payudara
Abses payudara dapat terjadi akibat mastitis yang terlambat diobati. Ibu
tampak kesakitan, payudara merah mengkilap dan benjolan yang teraba
mengandung cairan berupa nanah. Cara mengatasinya:
 Jika susu terjadi abses, payudara yang sakit tidak boleh disusukan,
mungkin perlu tindakan bedah.
 Rujuk ibu ke dokter bedah untuk dilakukan insisi dan drainase
pus/nanah.
 Pemberian antibiotic dosis tinggi dan obat analgesik/antipiretik oleh
dokter.
 Ibu harus cukup istirahat.
b. Masalah menyusui pada bayi
1) Bayi sering menagis
Tangisan bayi dapat dijadikan sebagai cara berkomunikasi antara ibu dan
buah hati. Pada saat menangis, maka cari sumber penyebabnya. Dan yang
paling sering karena kurang ASI.
2) Bayi bingung putting (Nipple Confusion)
Universitas Sumatera Utara
Bingung putting (Nipple Confusion) terjadi akibat pemberian susu
formula dalam botol yang berganti-ganti. Hal ini akibat mekanisme
menyusu pada puting susu ibu berbeda dengan mekanisme menyusu pada
botol. Menyusu pada ibu memerlukan kerja otot-otot pipi, gusi, langitlangit dan lidah. Sedangkan menyusu pada botol bersifat pasif, tergantung
pada faktor pemberi yaitu kemiringan botol atau tekanan ggravitasi susu,
besar lubang dan ketebalan karet dot.
3) Bayi dengan BBLR dan premature
Bayidengan berat badan lahir rendah, bayi premature maupun bayi kecil
mempunyai masalah menyusui karena reflex menghisapnya lemah. Oleh
karena itu, harus segera dilatih untuk menyusu. Bila bayi dirawat di
rumah sakit, harus lebih sering dijenguk, disentuh dengan kasih saying
dan bila memungkinkan disusui (Nugroho, et al. 2014).
Universitas Sumatera Utara
Download