BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi 1. Defenisi Motivasi Motif atau motivasi berasal dari kata latin moreve yang berarti dorongan dari dalam diri manusia untuk bertindak atau berperilaku. Pengertian motivasi tidak terlepas dari kata kebutuhan atau needs atau want. Kebutuhan adalah suatu “potensi” dalam diri manusia yang perlu di tanggapi atau diproses (Notoatmodjo, 2007). Menurut Woodwort tahun 1955 suatu motive adalah suatu set yang dapat membuat individu melakukan kegiatan-kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan. Dengan demikian, motivasi adalah dorongan yang dapat menimbulkan perilaku tertentu yang terarah kepada pencapaian suatu tujuan tertentu (Sanjaya, 2008). Menurut George R. Terry, motivasi adalah keinginan yang terdapat pada seorang individu yang merangsangnya untuk melakukan tindakan-tindakan (Satrianegara & Saleha, 2009). 2. Jenis-jenis Motivasi Menurut Herijulianti, Indriani dan Artini (2001), ada 2 jenis motivasi yaitu: a. Motivasi Intrinsik (datang dari dalam diri individu) Motivasi intrinsik adalah motivasi yang timbul dari dalam diri individu, yaitu semacam dorongan yang bersumber dari dalam diri, tanpa harus Universitas Sumatera Utara menunggu rangsangan dari luar. Motivasi intrinsik merupakan dorongan atau rangsangan yang bersifat konstan dan biasanya tidak mudah dipengaruhi oleh lingkungan luar. b. Motivasi Ekstrinsik (datang dari lingkungan) Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang disebabkan oleh adanya rangsangan atau dorongan dari luar. Rangsangan tersebut bisa di manifestasikan bermacam-macan sesuai dengan karakter, pendidikan, latar belakang orang yang bersangkutan. Kelemahan dari motivasi ini adalah harus senantiasa didukung oleh lingkungan, fasilitas, orang yang mengawasi, sebab kesadaran dari dalam diri individu itu belum tumbuh. 3. Tujuan Motivasi Menurut Taufik (2007), Secara umum tujuan motivasi adalah u ntuk menggerakan seseorang agar timbul keinginan dan kemauan untuk melakukan sesuatusehingga dapat memperoleh hasil dan mencapai tujuan. Setiap tindakan motivasi seseorang mempunyai tujuan yang akan dicapai, maki jelas tujuan yang diharapkan atau akan dicapai, maka semakin jelas pula bagaimana tindakan motivasi itu dilakukan. Tindakan memotivasi akan lebih dapat berhasil apabila tujuannya jelas dan didasari oleh yang dimotivasi. Oleh karena itu, setiap orang yang akan memberikan motivasi pada seseorang harus mengenal dan memahami benar-benar latar belakang kehidupa, kebutuhan serta kepribadian orang yang akan di motivasi. Universitas Sumatera Utara 4. Fungsi Motivasi Menurut Herijulianti, Indriani, dan Artini (2001), motivasi mempunyai tiga fungsi yaitu : a. Mendorong seseorang untuk berbuat sesuatu, jadi motivasi disini berfungsi sebagai penggerak disetiap kegiatan yang akan di kerjakannya. b. Menentukan arah perbuatan, ke arah tujuan yang hendak dicapai. c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan apa yang harus dikerjakan guna mencapai tujuan. B. ASI Eksklusif 1. Pengertian ASI Eksklusif ASI merupakan makanan pertama, utama, dan terbaik bagi bayi, yang bersifat alamiah. ASI mengandung berbagai zat gizi yang di butuhkan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan bayi. Terkait itu, ada suatu hal yang perlu disayangkan, yakni rendahnya pemahaman ibu, keluarga, dan masyarakat mengenai pentingnya ASI bagi bayi. Akibatnya, program pemberian ASI eksklusif tidak berlangsung secara optimal (Prasetyono, 2012). Utami (2005) mengemukakan bahwa yang di maksud dengan ASI eksklusif atau lebih tepat dikatakan sebagai “pemberian ASI secara eksklusif” saja, tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, papaya, bubur susu, biscuit, bubur nasi, dan tim (Suherni, Widyasih, & rahmawati, 2009). Pada tahun 2001 WHO dan UNICEF mengatakan bahwa pemberian ASI eksklusif dan mulai bayi baru lahir sampai umur 6 bulan. Dengan demikian, Universitas Sumatera Utara ketentuan sebelumnya (bahwa ASI eksklusif itu cukup empat bulan) sudah tidak berlaku lagi dan setelah 6 bulan bayi baru lahir baru mulai diperkenalkan dengan makanan padat. ASI dapat diberikan sampai bayi berusia 2 tahun atau bahkan lebih dari 2 tahun (Nurjanah, Maemunah, & Badriah, 2013). 2. Manfaat ASI Eksklusif Menyusui bayi mendatangkan keuntungan bagi bayi, ibu, keluarga, masyarakat, dan Negara. Sebagai makanan bayi yang paling sempurna, ASI mudah dicerna dan diserap karena mengandung enzim pencernaan (Prasetyono, 2012). Pertumbuhan dan perkembangan bayi sebagian besar ditentukan oleh jumlah ASI yang diperoleh, termasuk energy dan zat gizi lainya yang terkandung di dalam ASI tersebut. ASI tanpa bahan makanan lain dapat mencukupi kebutuhan pertumbuhan sampai usia bayi 6 bulan. Setelah itu, ASI hanya berfungsi sebagai sumber protein, vitamin, dan mineral utama untuk bayi yang mendapatkan makanan tambahan (Maryunani, 2012). Menurut Utami (2005) ASI mengandung lebih dari 200 unsur-unsur pokok, antara lain zat putih telur, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, faktor pertumbuhan, hormone, enzimm, zat kekebalan, dan sel darah putih. Semua zat ini terdapat secara proposional dan seimbang satu dengan yang lainnya. Cairan hidup yang mempunyai keseimbangan biokimia yang sangat tepat ini bagai suatu “simfoni nutrisi bagi pertumbuhan bayi” sehingga tidak mungkin ditiru oleh manusia (Suherni, Widyasih, & Rahmawati, 2009). Kolostrum adalah ASI pertama yang tersedia untuk bayi dan dapat memenuhi semua kebutuhann nuutrisi, sebaik perlindungan dengan immunoglobulin dan sel-sel Universitas Sumatera Utara hidup yang memakan bakteri. Kolostrum, seperti susu transisi atanu susu matang, merupakan pembersih payudara yang terbaik dan juga mempercepat penyembuhan karena anti-infeksinya (Henderson & jones, 2006). Kolostrum adalah cairan yang keluar dari payudara ibu segera setelah melahirkan dan berwarna kuning. Warna kuning menandakan kandungan carotenoid, termasuk α-carotene, β-carotene, β-crytoxanthin, lutein, dan xeaxanthin. Kolostrum akan keluarselama 4-7 hari pertama, dimana terjadi peningkatan konsentrasi lemak dan laktosa sementara konsentrasi mineral dan protein menurun (Nugroho, et al. 2014). ASI transisi atau ASI peralihan adalah ASI yang keluar setelah kolostrum sampai dengan sebelum menjadi ASI yang matang. Pada ASI peralihan ini kadar protein makin merendah, sedangkan kadar karbohidrat dan lemak makin meninggi. Volumenya akan makin meningkat (Suherni, Widyasih, & Rahmawati, 2009). Air susu matur merupakan ASI yang disekresi pada hari ke-10, dan seterusnya, komposisi relative konstan (ada pula yang menyatakan bahwa komposisi ASI relatif konstan baru mulai minggu ke-3 sampai minggu ke-5). Pada ibu yang sehat dengan produksi ASI cukup, ASI ini merupakan makanan satu-satunya yang paling baik dan cukup untuk bayi sampai 6 bulan. Merupakan suatu cairan berwarna putih kekuninng-kuningan yang diakibatkan warna dari garam Ca-caseinat, riboflavin, dan karoten yang terdapat didalamnya (Nurjanah, Maemunah, & Badriah, 2013). Perbedaan komposisi antara kolostrum, ASI transisi, dan ASI matur. Tabel 2.1 Perbedaan komposisi antara kolostrum, ASI transisi, dan ASI matur Universitas Sumatera Utara Kandungan Kolostrum ASI transisi ASI matur Energi (kgkal) 57,0 63,0 65,0 Laktosa (gr/100 ml) 6,5 6,7 7,0 Lemak (gr/100 ml)) 2,9 3,6 3,8 Protein (gr/100 ml) 1,195 0,965 1,324 Mineral (gr/100 ml) 0,3 0,3 0,2 Ig A (gr/100 ml) 335,9 - 119,6 Ig G (gr/100 ml) 5,9 - 2,9 Ig M (gr/100 ml) 17,1 - 2,9 Lisosin (gr/100 ml) 14,2-16,4 - 24,3-27,5 Laktoferin 420-520 - 250-270 Immunoglobulin: (Nugroho, et al. 2014). Berikut merupakan manfaat ASI eksklusif : a. Manfaat ASI untuk Bayi Beberapa manfaat pemberian ASI khususnya ASI eksklusif yang dapat diperoleh bayi: 1) ASI sebagai nutrisi yang terbaik ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang seimbang dan disesuaikan dengan kebutuhan pertumbuhan bayi. ASI adalah makanan yang paling sempurna, baik kualitas maupun kuantitasnya karena ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi seimbang dan sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan bayi. Produksi ASI seorang ibu akan cukup sebagai makanan tunggal bagi bayi normal sampai 6 bulan. Universitas Sumatera Utara 2) ASI meningkatkan daya tubuh. Bayi yang baru lahir secara alamiah telah mendapat zat kekebalan alamiah melalui plasenta. Kadar zat tersebut akan cepat menurun setelah kelehiran bayi dan lambat laun akan menjadi kesenjangan daya tahan tubuh. Kesenjangan tersebut dapat diatasi dengan pemberian ASI, karena ASI mengandung zat kekebalan tubuh yang dapat melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi bakteri, virus, dan jamur. Bayi ASI eksklusif ternyata akan lebih sehat dan lebih jarang sakit disbanding dengan bayi yang tidak mendapat ASI. 3) ASI eksklusif meningkatkan kecerdasan Faktor penentu kecerdasan ada dua faktor yaitu faktor genetic dan faktor lingkungan. Faktor genetik atau bawaan sangat menentukan potensi genetic yang diturunkan oleh orang tua, faktor ini tidak dapat dimanipulasi atau direkayasa. Faktor lingkungan merupakan faktor yang yang menentukan tercapainya faktor genetic secara optimal. Kebutuhan faktor lingkungan ini dapat dipenuhi dengan pemberian ASI yang dimulai dengan pemberian ASI secara eksklusif dalam 6 bulan pertama kehidupan akan menjamin tercapainya pengenbangan potensi kecerdasan anak secara optimal. 4) ASI eksklusif meningkatkan jalinan kasih sayang Bayi yang disusui akan merasakan kasih saying ibunya dan akan menimbulkanperasaan aman dan tentram sebagai dasar perkembangan Universitas Sumatera Utara emosi bayi untuk membentuk pribadi yang percaya diri dan memiliki dasar spiritual yang baik (Nugroho, et al. 2014). b. Manfaat ASI untuk Ibu Menurut Arispurnomo (2009), di bawah ini adalah manfaat pemberian ASI bagi bayi: 1) Hisapan bayi membantu rahim mengecil atau berkontraksi, mempercepat kondisi ibu untuk kembali ke masa pra-kehamilan dan mengurangi resiko perdarahan. 2) Lemak di sekitar panggul dan paha yang ditimbun pada masa kehamilan pindah ke dalam ASI, sehingga ibu lebih cepat langsing kembali. 3) Penelitian menunjukkan bahwa ibu yang menyusui memiliki risiko lebih rendah terhadap kanker rahim dan kanker payudara. 4) ASI lebih hemat waktu karena tidak usah menyiapkan dan mensterilkan botol susu, dot, dsb. 5) ASI praktis karena ibu bisa jalan-jalan keluar rumah tanpa harus membawa banyak perlengkapan seperti botol, kaleng susu formula, air panas, dsb. 6) ASI lebih murah karena tidak usah selalu membeli susu kaleng dan perlengkapannysa. 7) ASI selalu bebas kuman, sementara campuran susu formula belum tentu steril. Universitas Sumatera Utara 8) Penelitian medi juga menujukan bahwa wanita yang menyusui bayinya mendapan manfaat fisik dan manfaat emosional. 9) ASI tak bakalan basi. ASI selalu diproduksi oleh pabriknya di wilayah payudara. Bila gudang ASI kosong, ASI yang tidak dikeluarkan akan diserap kembali oleh tubuh ibu. Jadi, ASI dalam payudara tak pernah basi dan ibu tak perlu memerah dan membuang ASI-nya sebelum menyusui (Nurjanah, Maemunah, & Badriah, 2013). c. Manfaat ASI untuk Masyarakat dan Negara Menurut Prasetyono (2012), ASI juga bermanfaat bagi masyarakat dan Negara. 1) Menghemat devisa Negara lantaran tidak perlu mengimpor susu formula dan peralatan lainnya. 2) Bayi sehat membuat Negara lebih sehat. 3) Penghematan pada sector kesehatan, karena jumlah bayi yang sakit hanya sedikit. 4) Memperbaiki kelangsungan hidup anak dengan menurunkan angka kematian. 5) Melindungi lingkungan lantaran tidak ada pohon yang digunakan sebagai kayu bakar untuk merebus air, susu, dan peralatannya. 6) ASI merupakan sumber daya yang terus-menerus diproduksi. 3. Tujuh Langkah Keberhasilan ASI Eksklusif Universitas Sumatera Utara Pedoman internasional yang menganjurkan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama didasarkan pada bukti ilmiah tentang manfaat ASI bagi daya tahan hidup bayi, pertumbuhan dan perkembangannya. ASI member semua energi dan gizi (nutrisi) yang dibutuhkan selama 6 bulan pertama hidupnya. Pemberian ASI eksklusif mengurangi tingkat kematian bayi yang disebabkan berbagai penyakit yang umum menimpa anak-anak seperti diare dan radang paru, serta mempercepat pemulihan bila sakit dan membantu menjarangkan kelahiran (Maryunani, 2012). Menurut Maryunani (2009) ada tujuh (7) langkah keberhasilan ASI Eksklusif yaitu: a. Mempersiapkan payudara bila diperlukan b. Mempelajari ASI dan tatalaksana menyusui c. Menciptakan dukungan keluarga, teman, dan lingkungan d. Memilih rumah sakit “saying bayi” e. Memilih tenaga kesehatan yang mendukung pemberian ASI eksklusif f. Mendatangi fasilitas konsultasi laktasi untuk persiapan apabila ibu menemui kesulitan saat menyusui g. Menciptakan sikap yang positif tentang ASI dan menyusui 4. Sepuluh Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui Setiap fasilitas yang menyediakan layanan maternitas dan asuhan bayi baru lahir harus: a. Memiliki kebijakan menyusui tertulis yang dikomunikasikan secara rutin kepada semua staf perawatan kesehatan. Universitas Sumatera Utara b. Melatih keterampilan yang diperlukan oleh semua staf perawatan kesehatan untuk mengimplementasikan kebijakan menyusui. c. Menginformasikan semua wanita hamil tentang manfaat dan penatalaksaan menyusui. d. Membantu ibu untuk mulai menyusui dalam setengah jam setelah melahirkan. e. Menujukan kepada ibu cara menyusui dan cara mempertahankan laktasi bahkan jika mereka dipisahkan dari bayi mereka. f. Hidari memberi bayi makanan aatau minuman selain ASI, kecuali jika terdapat indikasi medis. g. Mempraktikan rawat-gabung; memungkinkan ibu dan bayi tetap bersama selama 24 jam per hari. h. Dorong pemberian ASI sesuai kebutuhan. i. Hindari Memberi dot artificial (yang juga disebut tiruan atau penenang) kepada bayi yang disusui. j. Bantu pembentukan kelompok pendukung menyusui dan rujuk ibu ke kelompok tersebut sekembali ibu dari rumah sakit atau klinik (Alexander, Roth, & Levy, 2007). 5. Mewujudkan setiap bayi mendapat ASI dan memampukan setiap Ibu menyusui bayinya Seorang ibu menyusui agar mampu dan berhasil melaksanakan pemberian ASI seutuhnya. Seorang ibu memerlukan perlindungan, informasi dan bantuan yang komprehensif sekaligus menghilangkan hambatan di lingkungan antara lain : a. Lingkungan keluarga dan masyarakat yang mendukung. Universitas Sumatera Utara b. Komunikasi, informasi dan edukasi kepada semua lapisan masyarakat untuk menumbuhkan “budaya ASI”, misalnya penyediaan sarana ruang menyusui di pelayanan umum. c. Keseluruhan system pelayanan kesehatan menerapkan 10 langkah menuju keberhasilan menyusui atau menerapkan saying bayi. d. Ibu mendapat konseling menyusui terutama bila menghadapi masalah. e. Ibu yang bekerja mendapat perlindungan, kebijakan, sarana dan bantuan untuk melaksanakan pemberian ASI yang optimal. f. Ibu yang menderita HIV positif membutuhkan pengetahuan tentang pemberian makanan bayi. g. Ibu mendapat informasi atau konseling tentang manfaat pemberian ASI dan cara menyusui yang benar. h. Ibu tidak terpapar/terpengaruh oleh pemasaran PASI atau ibu harus dapat menolak pemberian PASI. i. Bila bayi-bayi berada dalam situasi darurat dibantu untuk tetap menyusui (Lubis, 2010). 6. Keterampilan Menyusui Menurut Roesli (2000), Menyusui merupakan cara pemberian makan yang diberikan secara langsung oleh ibu kepada anaknya, namun seringkali ibu menyusui kurang memehami dan kurang mendapat informasi, bahkan seringkali ibu-ibu mendapatkan suatu informasi yang salah tentang manfaat ASI eksklusif itu sendiri, tentang bagaimana cara menyusui atau langkah-langkah menyusui yang benar kepada bayinya, dan kurangnya informasi yang diberikan dan apa yang harus Universitas Sumatera Utara dilakukan bila timbul kesukaran dalam menyusui secara eksklusif kepada bayinya (Nugroho, et al. 2014). Sebelum nenyusui bayi, terlebih dahulu ibu mencuci kedua tangan dengan sabun sampai bersih. Sebelum menyusui bayi, kedua putting susu dibersihkan dengan kapas yang telah direndam terlebih dahulu dengan air hangat. Waktu menyusui bayi, sebaiknyaibu harus duduk. Bayi disuse secara bergantian dari susu sebelah kiri, lalu keselah kanan sampai bayi merasa kenyang. Mulut bayi dan kedua pipi bayi dibersihkan dengan kapas yang telah direndam dengan air hangat. Sebelum ditidurkan, bayi harus disendawakan dulu supaya udara yang terhisap bisa keluar. Bila kedua payudara masih ada sisa ASI, Supaya dikeluarkan dengan alat pompa susu (Proverawati & rahmawati, 2013). Posisi saat menyusui hendaknya disesuaikan dengan kondisi dan kenyamanan ibu. Bila ibu masih merasa badan pegal-pegal setelah melahirkan dan belum terlalu nyaman untuk duduk, maka menyusui dapat di lakukan dalam posisi berbaring. Bila ibu telah mampu duduk dengan baik dan merasa nyaman melakukannya, maka menyusui dapat dilakukan dengan duduk di kursi atau di tempat tidur (Nugroho, et al. 2014). Menurut Suherni, Widyasih, dan Rahmawati (2009), Berikut adalah cara menyusui yang benar. a. Mengeluarkan sedikit ASI dari putting susu, kemudian di oleskan pada putting susu dan areola. b. Ibu berada pada posisi rileks dan nyaman. c. Jelaskan pada ibu bagaimana teknik memegang bayinya. Empat hal yang pokok, yakni: Universitas Sumatera Utara 1) Kepala dan badan bayi berada pada satu garis 2) Muka bayi harus menghadap ke payudara, sedangkan hidungnya kearah puting susu. 3) Ibu harus memegang bayinya berdekatan dengan ibu. 4) Untuk BBL: ibu harus menopang badan bayi sebagian belakang, disamping kepala dan bahu. d. Payudara dipegang dengan menggunakan ibu jari di atas, sedangkan jari yang lainnya menopang bagian bawah payudara, serta gunakan ibu jari untuk membentuk puting susu sedemikian rupa sehingga mudah memasukannya ke mulut bayi. e. Berilah rangsangan ada bayi agar membuka mulut dengan cara:menyentuhkan bibir bayi ke puting susu atau dengan cara menyentuh sisi mulut bayi. f. Tunggulah sampai bibir bayi terbuka cukup lebar. g. Setelah mulut bayi terbuka cukup lebar, gerakan bayi segera ke payudara dan bukan sebaliknya ibu atau payudara ibu yang digerakan ke mulut bayi. h. Arahkanlah bibir bawah bayi di bawah puting susu sehingga dagu bayi menyetuh payudara. i. Perhatikanlah selama menyusui. Cici-ciri bayi menyusu dengan benar. Bayi tampak tenang Badan bayi menempel pada perut ibu. Dagu bayi menempel pada paydara. Mulut bayi terbuka cukup lebar. Bibir bawah bayi juga terbuka lebar. Universitas Sumatera Utara Areola yang kelihatan lebih luas di bagian atas daripada di bagian bawah mulut bayi. Bayi ketika menghisap ASI cukup dalam menghisapnya, lembut dan tidak berbunyi. Putting susu tidak merasa nyeri. Kepala dan badan bayi berada pada garis lurus. Kepala bayi tidak pada posisi tengadah. 7. Lama Menyusui The American Academy of Pediatrics merekomendasikan ASI eksklusif selama 6 bulanpertama dan selanjutnya minimal selama 1 tahun. WHO dan UNICEF merekomendasikan ASI eksklusif selama 6 bulan, menyusui dalam 1 jam pertama setelah melahirkan, menyusui setiap kali bayi mau, tidak menggunakan botol dan dot. Menyusui sebaiknya dilakukan sesegera mungkin setelah melahirkan, bayi dan ibu yang melakukan proses menyusui dalam 1 jam pertama setelah melahirkan memiliki keberhasilan yang lebih besar dari pada mereka yang menundanya. Bayi baru lahir sebaiknya disusui setiap 2-3 jam sampai bayi merasa puas. Menyusui minimal 5 menit pada masing-masing payudara pada hari pertama setelah melahirkan dan semakin meningkat frekuensinya setiap hari sehingga dapat meningkatkan produksi ASI optimal.waktu menyusui 20 menit pada masing-masing payudara cukup untuk bayi. Tidak perlu membatasi waktu menyusui (Proverawati & Rahmawati, 2013). Universitas Sumatera Utara 8. Tanda Bayi Cukup ASI Menurut M. Djamil (2008, dalam Nurjanah, Maemunah, & Badriah, 2013) terdapat beberapa cara untuk menilai kecukupan ASI yang diberikan ibu terhadap bayinya sebagai berikut: a. Setiap menyusui, bayi menyusu dengan rakus, kemudian melemah dan tidur. b. Payudara terasa lunak dibandingkan sebelumnya. c. Payudara dan putting tidak teasa terlalu nyeri. d. Kulit bayi merona sehat dan pipinya kencang saat ibu mencubitnya. e. Bayi lahir telah kembali setelah bayi berumur 2 minggu. f. Kurva pertumbuhan/berat badan dalam KMS sesuai dengan seharusnya. g. Setelah berumur beberapa hari, ibu akan perlu mengganti popoknya sekitar 612 kali sehari. h. Setelah berumur beberapa hari, bayi akan buang air besar (BAB) setidaknya dua kali sehari dengantinja yang berwarna kuning atau gelap dan mulai berwana lebih cerah setelah hari kelima belas. 9. Masalah yang sering timbul saat masa laktasi a. Menurut Maryuni (2009), berikut adalah masalah-masalah menyusui pada ibu yang sering terjadi antara lain: 1) Stres Ibu-ibu yang baru pertama kali mempunyai anak seringkali merasa kurang percaya diri sehingga timbul stress. Masalah-masalah yang dihadapi ibu yang kurang percaya diri dalam menyusui ini antara lain: Universitas Sumatera Utara Ibu masih “takut” untuk memegang, menggendong maupun menyusui bayinya Lingkungan keluarga terdekat seperti suami, orang tua, mertua atau saudara yang tinggal serumah tidak member dukungan. 2) Putting susu datar atau terbenam Untuk mengetahui apakah putting susu datar/terbenam yaitu dengan cara menjepit areola antara ibu jari teluunjuk dibelakang putting susu. Bila putting menonjol berarti putting tersebut normal, namun bila putting tidak menonjol berarti putting susu datar/tebenam.untuk mengatasinya putting bisa ditarik keluar secara teratur hingga putting akan sedikit menonjol dan dapat diisapkan ke mulut bayi, putting akan lebih menonjol lagi. 3) Putting susu lecet/nyeri Putting susu dapat mengalami lecet, retak atau terbentuk celah-celah. Putting susu lecet ini sering terjadi saat minngu pertama setelah bayi lahir, hal ini biasanya disebabkan karena kesalahan dalam teknik menyusui, yaitu bayi hanya menyusu pada putting susu saja tidak sampai areola. Cara mengatasinya: Oleskan putting susu dengan ASI setiap kali hendak dan setelah menyusui. Pastikan teknik menyusui termasuk posisi menyusui yang baik dan benar . 4) Payudara bengkak/engorgement Universitas Sumatera Utara Payudara bengkak dapat terjadi karena hambatan aliran darah vena atau saluran kelenjar getah bening akibat ASI terkumpul dalam payudara yang terjadi karena produksi ASI yang berlebihan dan ASI tidak disusu dengan adekuat, sehingga sisa ASI terkumpul pada system duktus yang mengakibatkan terjadinya pembengkakan. Cara mengatasinya antara lain yaitu: kompres payudara dengan air hangat . susukan bayi tanpa dijadwal sampai payudara terasa kosong. Susukan bayi lebih sering. 5) Saluran ASI tersumbat Kelenjar Air Susu Ibu memiliki 15-10 saluran ASI. Satu atau lebih saluran ini bisa twersumbat karena tekanan jari ibu saat menyusui, posisi bayi, BH terlalu ketat, dan adanya komplikasi payudara bengkak yang tidak segera teratasi. Cara menyatasinya: Susuilah bayi dengan posisi yang benar. Ubah-ubah posisi menyusui agar semua salurann ASI dikosongkan. Gunakan BH yang menunjang dan tidak terlalu ketat. Sebaiknya ibu lebih sering menyusui dari payudara yang tersumbat. Pijatlah daerah yang tersumbat kearah putting auau agar ASI bisa keluar. 6) Mastitis/radang payudara Mastitis adalah peradangan pada payudara. Bagian yang terkena menjadi merah, bengkak, nyeri dan panas. Ibu bisa mengalami demam bahkan disertai menggigil. Mastitis biasanya terjadi pada masa 1-3 minnggu Universitas Sumatera Utara setelah melahirkan akibat saluran susu tersumbat dan tidak segera diatasi. Cara mengatasinya: Konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan terapi antibiotik dan obat penghilang nyeri. Kompres dengan air hangat. Ibu cukup istirahat dan banyak minum. Ibu tdapat tetap menyusui bayinya. 7) Abses payudara Abses payudara dapat terjadi akibat mastitis yang terlambat diobati. Ibu tampak kesakitan, payudara merah mengkilap dan benjolan yang teraba mengandung cairan berupa nanah. Cara mengatasinya: Jika susu terjadi abses, payudara yang sakit tidak boleh disusukan, mungkin perlu tindakan bedah. Rujuk ibu ke dokter bedah untuk dilakukan insisi dan drainase pus/nanah. Pemberian antibiotic dosis tinggi dan obat analgesik/antipiretik oleh dokter. Ibu harus cukup istirahat. b. Masalah menyusui pada bayi 1) Bayi sering menagis Tangisan bayi dapat dijadikan sebagai cara berkomunikasi antara ibu dan buah hati. Pada saat menangis, maka cari sumber penyebabnya. Dan yang paling sering karena kurang ASI. 2) Bayi bingung putting (Nipple Confusion) Universitas Sumatera Utara Bingung putting (Nipple Confusion) terjadi akibat pemberian susu formula dalam botol yang berganti-ganti. Hal ini akibat mekanisme menyusu pada puting susu ibu berbeda dengan mekanisme menyusu pada botol. Menyusu pada ibu memerlukan kerja otot-otot pipi, gusi, langitlangit dan lidah. Sedangkan menyusu pada botol bersifat pasif, tergantung pada faktor pemberi yaitu kemiringan botol atau tekanan ggravitasi susu, besar lubang dan ketebalan karet dot. 3) Bayi dengan BBLR dan premature Bayidengan berat badan lahir rendah, bayi premature maupun bayi kecil mempunyai masalah menyusui karena reflex menghisapnya lemah. Oleh karena itu, harus segera dilatih untuk menyusu. Bila bayi dirawat di rumah sakit, harus lebih sering dijenguk, disentuh dengan kasih saying dan bila memungkinkan disusui (Nugroho, et al. 2014). Universitas Sumatera Utara