7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perilaku Konsumen 2.1.1 Pengertian Perilaku Konsumen Menurut Dharmmestha (1999) dalam Manajemen Pemasaran tentang Analisa Perilaku Konsumen menyebutkan bahwa konsumen membeli barang dan jasa adalah untuk memuaskan berbagai keinginan dan kebutuhan. Barang dan jasa itu sendiri tidaklah sepenting kebutuhan dan keinginan manusia yang dipenuhinya, melainkan karena barang-barang tersebut dianggap dapat memenuhi kebutuhan yang diinginkannya. Jadi, yang dibeli konsumen bukanlah barangnya sendiri, tetapi kegunaan yang dapat diberikan barang tersebut, atau dengan kata lain, kemampuan barang tersebut untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan. Ada beberapa macam definisi spesifik mengenai perilaku konsumen, diantaranya sebagai berikut: Perilaku konsumen adalah aktivitas-aktivitas individu dalam pencarian, pengevaluasian, pemerolehan, pengonsumsi, dan penghentian pemakaian barang dan jasa (CraigâLee, 1995) Perilaku konsumen adalah studi mengenai proses-proses yang terjadi saat individu atau kelompok penyeleksi, membeli, menggunakan, atau menghentikan pemakaian produk, jasa, ide, atau pengalaman dalam rangka memuaskan keinginan dan hasrat tertentu. (Solomon, 1999 ) 8 Perilaku Konsumen adalah perilaku yang ditunjukkan oleh konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan menghentikan konsumsi produk, jasa, dan gagasan” (Schiffman, 2000 ). Perilaku konsumen adalah studi mengenai individu, kelompok atau organisasi dan proses-proses yang dilakukan dalam memilih, menentukan, mendapatkan, menggunakan, dan menghentikan pemakaian produk, jasa, pengalaman, atau ide untuk memuaskan kebutuhan serta dampak proses-proses tersebut terhadap konsumen dan masyarakat (Hawkins, 2001) Perilaku konsumen adalah Aktivitas mental dan fisik yang dilakukan oleh pelanggan rumah tangga (konsumen akhir) dan pelanggan bisnis yang menghasilkan keputusan untuk membayar, membeli, dan menggunakan produk dan jasa tertentu (Sheth,2004) 2.1.2 Perilaku Konsumen Individu Proses pengambilan keputusan pembelian menekankan bahwa proses pembelian bermula jauh sebelum pembelian sesungguhnya dan berakibat jauh setelah pembelian. Ini mendorong pemasar untuk lebih memusatkan perhatian pada keseluruhan proses pembelian, bukan hanya mencurahkan perhatiannya pada keputusan pembelian. Dapat dikatakan definisi dari perilaku konsumen adalah proses waktu dan tingkatan usaha yang dilalui oleh konsumen dalam menentukan keputusan pembelian tertentu tergantung dari pentingnya keinginan membeli suatu produk atau jasa. (Boone, 1999, p 285). 9 Gambar 2.1. Four Types of Buying Behaviour (Sumber: Boone, 1999) Keterlibatan tinggi konsumen dalam pengambilan keputusan disebut high involvement, sedangkan keterlibatan rendah disebut low involvement. Dari kedua dimensi tersebut, proses pembelian konsumen dapat dibedakan menjadi empat tipe. Pertama, Complex Buying Behaviour, dimana konsumen selalu akan mengidentifikasikan kebutuhan atau masalah yang mereka hadapi dan pada umumnya mereka rela menyediakan waktu dan tenaga lebih untuk mengambil keputusan pembelian suatu produk atau jasa sesuai dengan semakin tingginya nilai produk tersebut. Para konsumen akan mencari dan mengevaluasi atau membandingkan beberapa produk yang sejenis sebelum mereka mengambil keputusan. Selanjutnya mereka akan melakukan transaksi pembelian dan mengevaluasi apakah mereka telah mengambil keputusan yang tepat. Kedua, Dissonance – Reducing Buying Behaviour, bila konsumen puas pada pembelian pertama, maka pada pembelian berikutnya dilakukan berulang-ulang pada satu merk, pengambilan keputusan tidak diperlukan lagi karena konsumen sudah memahami secara mendalam produk yang bersangkutan. 10 Ketiga, Variety – Seeking Buying Behaviour, pada proses ini keterlibatan konsumen pada saat pembelian suatu merk sangat sedikit, tetapi masih memerlukan pengambilan keputusan. Konsumen dalam kondisi ini masih dapat berpindah dari merk yang satu dengan yang lain. Biasanya pengambilan keputusan konsumen dilakukan pada saat pembelian. Keempat, Habitual Buying Behaviour, proses ini terjadi ketika proses ketiga dilakukan secara berulang-ulang dan konsumen membeli suatu produk bukan karena setia, tetapi lebih karena sudah menjadi kebiasaan. Tahap-tahap dalam proses keputusan pembelian dapat terbagi atas 5 tahap yaitu pengenalan masalah (Problem Recognition), Pencarian Informasi (Information Search), Evaluasi Alternatif (Evaluation of Alternatives), Keputusan Pembelian (Purchase Decision) dan Perilaku Purna Pembelian (Postpurchase Behavior). Gambar 2.2. Five Stage Model of the Consumer Buying Process (Sumber: Boone, 1999) 2.1.2.1 Kebutuhan atau Pengenalan Masalah Proses pembelian dimulai dengan pembelian mengenali suatu masalah atau kebutuhan. Pembeli memberikan pandangan yang berbeda antara keadaannya yang sesungguhnya dan keadaan yang diinginkannya. Kebutuhan pembeli dapat tercipta oleh rangsangan dari alam atau dari luar. Kebutuhan moral manusia seperti rasa lapar dan haus meningkat sampai satu tingkat tertentu dan menjadi suaru dorongan. Dari 11 pengalaman sebelumnya, pembeli ini telah belajar bagaimana cara mengatasi dorongan ini dan imotivasi ke arah suatu kelompok objek yang ia tahu akan memuaskan dorongan tersebut. Langkah pertama dalam mengambil keputusan pembelian adalah perbedaan situasi awal dengan situasi yang menciptakan kebutuhan. Setelah masalah terindentifikasi, konsumen akan melakukan suatu persiapan untuk mencari pemecahaannya. Setelah masalah teridentifikasi oleh konsumen maka mereka akan termotivasi untuk mencapai cara memenuhi kebutuhan tersebut. Penyebab lainnya adalah konsumen biasanya tidak merasa pernah puas dengan merek produk atau jenis produk yang ada. Tingkat kebosanan mereka terhadap produk yang dimiliki sangat tinggi, keinginan untuk berganti produk mengarah kepada pembelian produk baru (Boone, 1999, p 285). Efek yang tidak kalah pentingnya adalah keadaan status finasial. Peningkatan pendapatan mereka akan memberikan keleluasan membeli produk yang mereka inginkan yang lama tertunda (Boone, 1999, p 285). 2.1.2.2 Pencarian informasi Seorang konsumen yang telah dirangsang kebutuhannya itu dapat atau tidak dapat mencari informasi lebih lanjut. Jika dorongan konsumen itu kuat dan objek pemuas kebutuhan yang telah ditentukan dengan baik itu berada di dekatnya, sangatlah mungkin konsumen akan membelinya. Jika tidak, maka kebutuhan konsumen ini hanya menjadi ingatan belaka. Konsumen mungkin tidak melakukan pencarian lebih lanjut, sebagian melakukan pencarian lebih lanjut, atau sangat aktif mencari informasi yang mendasari kebutuhan ini. Kebutuhan akan informasi akan timbul dari keinginan membeli suatu produk (Kotler, p 204). 12 Dengan berbagai informasi yang terkumpul konsumen baru dapat melakukan perbandingan tentang merek produk dan keunggulannya. Dalam hal ini tingkat kebutuhan informasi dapat dikategorikan menjadi dua bagian yaitu: a. Kondisi “heightened attention” yaitu kondisi dimana konsumen hanya menerima informasi mengenai produk. b. Kondisi selanjutnya adalah “active information search” yaitu kondisi dimana konsumen lebih aktif dalam mengumpulkan informasi dan mempelajari produk tersebut. Inti yang penting bagi pemasar adalah sumber informasi utama yang akan digunakan oleh konsumen dan tiap pengaruh terhadap keputusan pembelian kemudian. Sumber informasi konsumen tergolong kedalam 4 kelompok, yaitu : a. Sumber pribadi (keluarga, teman, tetangga, kenalan). b. Sumber komersial (periklanan, tenaga penjual, pedagang, kemasan dan pemeran). c. Sumber publik (media massa, organisasi penilaian konsumen) d. Sumber pengalaman (penanganan, pengujian, penggunaan produk). 2.1.2.3 Evaluasi Alternatif Beberapa konsep yang mendasar mengenai yang dapat membantu para pemasar dalam mengevaluasi pengambilan keputusan yang dilakukan para konsumen antara lain: a. Pertama, konsumen mencoba untuk memenuhi kebutuhannya. b. Kedua, konsumen mencari manfaat dari produk yang ditawarkan. 13 c. Dan yang terakhir, pandangan konsumen mengenai suatu produk yang merupakan kumpulan dari attribut-attribut yang memiliki banyak manfaat dalam memenuhi kebutuhannya. Kebanyakan konsumen mempertimbangkan beberapa atribut produk sebelum mereka mengambil keputusan dalam hal pembelian. Sisi pandang dari konsumen terhadap kumpulan dari beberapa merek menciptakan suatu gambaran mengenai merek produk tersebut. Merek yang telah tercipta pada benak konsumen mewakili berbagai pengalaman yang akan digunakan sebagai bahan pertimbangan yang merupakan efek dari persepsi konsumen terhadap pemilihan suatu produk, terhadap sisi penyimpangan maupun keunggulan produk tersebut. (Kotler, 2003, p 206) 2.1.2.4 Pengambilan Keputusan Saat berada pada kondisi mengevaluasi produk, ada dua faktor utama yang mempengaruhi konsumen dalam mengambil keputusan membeli suatu produk antara lain, pengaruh dari perilaku orang lain yang terbagi menjadi dua hal yaitu: a. Faktor pertama adalah pandangan negatif dari orang lain yang dapat mengubah keputusan konsumen sehingga mengarah kepada produk alternatif yang ada atau harapan dari orang lain menjadikan motivasi bagi konsumen dalam mengkonsumsi produk tersebut. b. Faktor kedua adalah keadaan yang tidak bisa diantisipasi dapat mengakibatkan berkurangnya niat konsumen untuk membeli produk. Keputusan konsumen untuk memodifikasi, menunda, atau membatalkan pembelian sangat dipengaruhi oleh resiko yang akan mereka terima, contohnya nilai uang, produk atribut dan tingkat kepercayaan diri dari 14 konsumen. Dalam melaksanakan niat untuk membeli, konsumen membagi dalam 5 sub tahapan pengambilan keputusan (Kotler, 2003, p 207), yaitu: • Pemilihan merek (Brand Decision) • Pemilihan produsen (Vendor Decision) • Pemilihan kualitas (Quality Decision) • Pemilihan waktu (Timing Decision) • Pemilihan metode pembayaran (Payment – Method Decision). 2.1.2.5 Perilaku Pasca Konsumsi Setelah membeli produk, konsumen akan mengalami tingkat kepuasan atau ketidak puasan. Konsumen juga akan terlibat dalam tindakan sesudah pembelian. Yang menentukan puas atau tidaknya konsumen atas pembelian suatu produk adalah terletak pada hubungan diantara harapan (expectations) konsumen dan prestasi yang dirasakan dari produk. Jika kurang dari harapan konsumen akan tidak puas. Tetapi jika produk sesuai dengan harapan, maka dapat dikatakan konsumen tersebut puas. Jika melebihi harapan, konsumen akan sangat puas. Konsumen mendasarkan harapannya atas pesan yang mereka terima dari penjual, teman atau sumber informasi lainnya. Jika penjual melebih-lebihkan prestasi produknya konsumen akan mengalami harapan yang tidak pasti (Disconfirmed Exectations) yang akan menimbulkan ketidakpuasan. Semakin lebar jurang antara harapan dengan prestasi, maka semakin tinggilah ketidakpuasan konsumen. Konsumen yang tidak puas memberikan tanggapan yang berbeda. Disini berperanlah gaya yang menguasai konsumen. Sebagian konsumen memperlebar jurang tersebut 15 bilamana produk itu tidak sempurna dan mereka sangat tidak puas. Konsumen yang lainnya memperkecil jurang tersebut dan mengurangi ketidakpuasannya. Mereka akan mencoba mengurangi ketidaksesuaian dengan membuang atau mengembalikan produk atau mereka dapat mencoba mengurangi ketidaksesuain itu dengan mencari informasi yang dapat menguatkan. Perilaku konsumen pasca konsumsi dapat didefinisikan sebagai pegalaman yang konsumen dalam medapatkan tingkat kepuasan mereka. Tugas para marketing tidak selesai hanya setelah produk tersebut terjual tapi harus juga memonitor kepuasan yang di dapatkan, perilaku konsumen secara terkait dengan tingkat kepuasan mereka setelah membeli dan perilaku konsumen dalam menggunakan produk tersebut (Kotler, 2003, p 208). 2.2 Kebijakan Pemasaran Marketing mix adalah satu set taktik yang spesifik, detail, orientasi pada aksi dalam menangani strategi harga, produk, promosi dan distribusi mana yang akan diikuti oleh perusahaan untuk menjangkau dan memuaskan keputusan target pasarnya. Dalam merencanakan marketing mix harus dilakukan secara matang untuk membentuk citra dan persepsi yang baik: a. Product, strategi ini didasari oleh product positioning strategy, product objective, branding strategy dan product management strategy dari elemenelemen rancangan ini, maka tercipta bagaimana produk final yang diinginkan, sehingga produk dapat diposisikan untuk melawan para pesaing pada pasar 16 yang sama. Pemilihan produk merupakan keputusan mengenai kategori, merek, model dan jangkauan harga. Pemilihan ini dipengaruhi oleh kebutuhan konsumen, macam dan jenis produk kompetitor, ketersediaan ruang dan peralatan serta kemampuan untuk menghasilkan laba. Pemilihan macam dan jenis produk meliputi permasalahan luas (breadth) dan kedalaman (depth). Luas meliputi jangkauan produk dari kategori, fitur, tingkat harga, sedangkan kedalaman meliputi jumlah baik warna dan ukuran untuk tiap item. Dalam industri ponsel yang selalu berkembang, ada banyak atribut yang ditawarkan dari strategi produk ini, seperti: bentuk, kualitas, volume dari atribut ini maka dapat diambil salah satu yang sebagai unggulan produk untuk dapat diposisikan ke benak konsumen. b. Place, produk ponsel ini memiliki segmen pasar yang luas, bisa dikatakan hampir semua lapisan menengah ke bawah dan range umur konsumen yang mengkonsumsinya, maka dengan distribusi yang pas dapat menjangkau ke pelosok-pelosok daerah dan lebih mudah didapat, dapat menciptakan brand awareness. c. Pricing, tiap tempat penjualan seperti : galeri, outlet, toko dan lain-lain yang mempunyai 2 (dua) jenis penetapan harga seperti: high-markup, lower volume group atau low-markup, higher volume group. Beberapa strategi harga dan yang sering dipakai adalah diskon (potongan harga). Harga pada ponsel ini mempunyai range yang besar dalam arti harga yang ditawarkan untuk tiap produk relatif berbeda, jika dijual pada tempat yang sama namun akan beda kondisinya jika dibandingkan antara penjualan di toko dengan outlet pameran. 17 d. Promotion, kegiatan promosi yang dilakukan yaitu dengan periklanan melalui brosur, serta perusahaan juga sebagai promotor dari berbagai acara/ event. 2.2.1 Segementasi Pasar Perkembangan pasar ponsel saat ini cukup pesat menyebabkan tingkat kompetisi pun semakin meningkat dan provider harus semakin jeli dalam memilih pasar sasarannya agar dapat ikut bersaing dan tidak kalah dalam persaingan. Salah satu kunci keberhasilan perusahaan adalah terletak pada proses segmentasi, yang merupakan ”akar” dari proses penentuan target/sasaran utama dari produk yang ditawarkan. Proses ini mulai dari mengenali siapa pelanggannya, bagaimana karakteristik pelanggan yang akan memengaruhi proses pembelian, sampai pada bagaimana daya beli pelanggan, semuanya ditentukan oleh proses segmentasi pasar. Adapun pengertian segmentasi pasar adalah membagi pasar menjadi kelompok pembeli yang dibedakan menurut kebutuhan, karakteristik, atau tingkah laku, yang mungkin membutuhkan produk yang berbeda (Hamdani, 2006, p44). Perusahaan tidak dapat melayani seluruh pelanggan di pasar yang sangat luas. Pelanggan terlalu banyak dan tuntutan pembelian mereka berbeda – beda. Perusahaan perlu mengidentifikasi segmen pasar yang dapat dilayaninya dengan sangat efektif (Kotler, 2006, p302) Menurut Kasali (2007, p118-119), segmentasi adalah suatu proses membagi – bagi atau mengkelompok – kelompokkan ke dalam kotak – kotak yang lebih 18 homogen. Karena pasar sifatnya heterogen, akan sulit bagi produsen untuk melayaninya. Oleh karena itu, pemasar harus memilih segmen – segmen tertentu saja dan meninggalkan bagian pasar lainnya. Bagian atau segmen yang dipilih itu adalah bagian yang homogen yang memiliki ciri – ciri yang sama dan cocok dengan kemampuan perusahaan untuk memenuhi tuntutan –tuntutannya. Sedangkan menurut Payne (2000, p84) proses segmentasi membagi pasar yang heterogen ke dalam segmen – segmen homogen yang spesifik. Segmentasi memungkinkan segmen – segmen yang teridentifikasi menjadi tertargetkan dengan jasa – jasa spesifik dan bauran pemasaran yang unik. Segmentasi pasar yang berhasil memiliki arti memuaskan kebutuhan pelanggan yang sudah ada dan pelanggan potensial dalam pasar yang ditetapkan dengan jelas. Ini melibatkan pemahaman atas sikap pelanggan, dan preferensi pelanggan, dan juga manfaat – manfaat yang dicari.(Payne, 2000, p 89). Pasar terdiri dari pembeli, dan pembeli berbeda – beda dalam berbagai hal. Mereka bisa berbeda dalam keinginan, sumber daya, lokasi, sikap membeli dan kebiasaan membeli. Karena masing – masing memiliki kebutuhan dan karakteristik yang unik, masing – masing pembeli merupakan pasar potensial tersendiri. Oleh sebab itu, idealnya penjual mendesain program pemasaran tersendiri bagi masing – masing pembeli. Namun, umumnya perusahaan tidak mampu menawarkan segmentasi yang lengkap. Untuk itu, perusahaan mencari kelas – kelas pembeli yang lebih besar dengan kebutuhan pokok dan tanggapan membeli yang berbeda – beda. Agar mampu berhasil dalam persaingan perusahaan harus meneliti segmen pasar dengan mengenali satu atau lebih bagian pelanggan yang membentuk 19 pasar keseluruhan, dan memusatkan perhatian pada upaya memenuhi kebutuhan mereka. (Kotler, 2002, pp 254 – 255). Langkah – langkah yang perlu dilakukan oleh setiap pemasar ketika akan memulai suatu usaha dapat ditunjukkan melalui gambar sebagai berikut: Gambar 2.3. Langkah – langkah dalam segmentasi, pembidikan dan penetapan posisi (Sumber : Kotler, 2002) Gambar 2.3 menunjukkan tiga langkah utama dalam pemasaran bersasaran. Langkah pertama adalah mensegmentasi pasar, yang membagi pasar menjadi kelompok pembeli – pembeli khas yang mungkin membutuhkan produk dan/atau bauran pemasaran tersendiri. Perusahaan mempunyai cara yang berbeda – beda untuk membuat segmen pasar dan untuk mengembangkan profil segmen pasar yang dihasilkan. Langkah kedua adalah membidik pasar, mengevaluasi daya tarik masing – masing segmen, dan memilih satu atau beberapa segmen pasar. Langkah ketiga adalah menetapkan posisi pasar, yaitu mengembangkan posisi bersaing bagi produk dan bauran pemasaran yang tepat (Kotler, 2002, p254). 20 Dengan demikian segmen pasar diartikan sebagai membagi pasar menjadi kelompok pembeli yang terbedakan kebutuhan, karakteristik, atau tingkah laku yang berbeda yang mungkin membutuhkan produk atau bauran terpisah. Adapun variabel dasar segmentasi pasar konsumen menjadi segmenatasi yang utama, antara lain : • Segmentasi geografik yang berarti membagi pasar menjadi beberapa unit secara geografik secara negara, regional, negara bagian, country, kota, atau kompleks perumahan. • Segmentasi demografik adalah pembagian pasar menjadi kelompok berdasarkan pada variabel seperti umur, jenis kelamin, ukuran keluarga, daur hidup keluarga, pendapatan, pekerjaan, pendidikan, agama, ras dan kebangsaan. • Segmentasi psikografik adalah membagi pembeli menjadi kelompok yang berbeda berdasarkan pada karakteristik kelas sosial, gaya hidup, dan kepribadian. • Segmentasi tingkah laku adalah mengelompokkan pembeli berdasarkan pada pengetahuan, sikap, penggunaan, atau reaksi mereka terhadap suatu produk. 2.3 Pengenalan Blackberry BlackBerry adalah perangkat genggam nirkabel yang memiliki kemampuan layanan push e-mail, telepon selular, sms, faksimili Internet, menjelajah Internet, dan berbagai kemampuan nirkabel lainnya. Blackberry pertama kali diperkenalkan pada 21 tahun 1997 oleh perusahaan Kanada, Research In Motion (RIM) yang berasal dari Kanada. Kemampuannya menyampaikan informasi melalui jaringan data nirkabel dari layanan perusahaan telepon genggam mengejutkan dunia. Blackberry pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada pertengahan Desember 2004 oleh operator Indosat dan perusahaan Starhub. Perusahaan Starhub merupakan pengejewantahan dari RIM yang merupakan rekan utama Blackberry. Di Indonesia, Starhub menjadi bagian dari layanan dalam segala hal teknis mengenai instalasi Blackberry melalui operator Indosat. Indosat menyediakan layanan Blackberry Internet Service dan Blackberry Enterprise Server. Pasar Blackberry kemudian diramaikan oleh dua operator besar lainnya di tanah air yakni Excelcomindo dan Telkomsel. Excelcomindo menyediakan dua pilihan layanan yaitu Blackberry Internet Service dan Blackberry Enterprise Server+ (BES+). BES+ adalah layanan gabungan dari BES dan BIS, ditujukan bagi pelanggan korporasi sehingga pelanggan dapat menerima dan mengirim email kantor yang berbasis Microsoft Exchange, Novel Wise, Lotus Domino dan 10 akun e-mail berbasis POP3/IMAP melalui telepon genggam. Sementara, operator Telkomsel hanya menyediakan Blackberry sebagai bagian dari layanan korporasi dengan Blackberry Enterprise Server. Pada awalnya, layanan Blackberry hanya bisa diakses melalui smartphone Blackberry saja. Tetapi seiring dengan berjalannya waktu, ketiga operator ini telah menyediakan fasilitas Blackberry Connect yang memungkinkan Blackberry Internet 22 Solution diakses melalui smartphone jenis lain seperti Nokia (N-9500, N-9300, N9300i, E61), Sony Ericsson P910i, M600i, Palm Treo, Dopod, dan lainnya. Sejauh ini, fasilitas Blackberry memang baru dimanfaatkan oleh para pengguna pribadi dan korporasi, belum merambah hingga bidang pemerintahan dan intelijen seperti di negara-negara lain. 2.3.1 Fitur Unggulan Blackberry Fitur yang menjadi andalan utama dan membuat Blackberry digemari di pasar adalah surat-e gegas (push e-mail). Fitur ini mendapat sebutan surat-e gegas karena seluruh surat-e baru, daftar kontak, dan informasi jadwal (calendar) “didorong” masuk ke dalam Blackberry secara otomatis. Seperti yang telah disebutkan di atas mengenai keunggulan dari Blackberry, yaitu push e-mail. Dengan push e-mail semua e-mail masuk dapat diteruskan langsung ke ponsel. E-mail juga sudah mengalami proses kompresi dan scan di server Blackberry sehingga aman dari virus. Lampiran file berupa dokumen Microsoft office dan PDF dapat dibuka dengan mudah. sebuah e-mail berukuran 1 MB, jika diterima melalui push e-mail dapat menjadi 10 kb dengan isi yang tetap. Pengguna tidak perlu mengakses internet terlebih dulu dan membuka satu persatu surat-e yang masuk, atau pemeriksaan surat-e baru. Hal ini dimungkinkan karena pengguna akan terhubung secara terus-menerus dengan dunia maya melalui jaringan telepon seluler yang tersedia. Alat penyimpanan juga memungkinkan para pengguna untuk mengakses data yang sampai ketika berada di luar layanan jangkauan nirkabel. Begitu pengguna 23 terhubung lagi, Blackberry Enterprise Server akan menyampaikan data terbaru yang masuk. Kelebihan lainya adalah kemampuan Blackberry yang dapat menampung email hingga puluhan ribu tanpa ada resiko hang, asalkan masih ada memori tersisa. Fasilitas lain yang menjadi andalan Blackberry adalah pesan instan. Yahoo Messenger, Google Talk dan Skype kini telah menjadi rekanan dengan Blackberry. Teknologi terkini memang memungkinkan kita untuk “mengobrol” (chatting) di internet melalui telepon genggam dan Personal Digital Assistant (PDA). Tetapi yang berbeda pada Blackberry adalah proses instalasi lengkap yang bisa dilakukan nya melalui jaringan nirkabel. Dan untuk mendukung kesemua fitur ini, blackberry melalui teknologi kompresi dapat menekan biaya akses menjadi murah. Dalam pengembangannya, kemudian untuk produk-produk Blackberry terbaru ditanamkan fitur Blackberry Messenger. Blackberry Messenger adalah sebuah aplikasi pesan instan yang ditanamkan dalam model-model terbaru Blackberry oleh RIM. Pesan yang dikirimkan melalui Blackberry Messenger menggunakan sistem jaringan Blackberry PIN, tetapi jaringan ini hanya dapat diakses melalui perangkat Blackberry yang memiliki nomor PIN. Nomor PIN yang ada di dalam smartphone Blackberry bersifat unik dan permanen. 2.3.2 Sistem Operasi RIM menyediakan sistem operasi multi-tugas (multi-tasking operating system - OS) bagi Blackberry yang memungkinkan penggunaan secara intens dari sebuah alat . OS menyediakan dukungan bagi MIDP 1.0 dan WAP 1.2. Versi sebelumnya 24 memungkinkan sinkronisasi nirkabel melalui e-mail dan kalendar Microsoft Exchange Server, dan juga e-mail Lotus Domino. Sementara OS 4 yang terbaru merupakan pelengkap dari MIDP 2.0, dan memungkinkan aktivasi nirkabel lengkap dan sinkronisasi dengan e-mail, kalendar, daftar tugas, catatan dan buku telepon, serta tambahan dukungan bagi Novell GroupWise and Lotus Notes. 2.3.3 Perangkat Lunak Blackberry menyediakan berbagai perangkat lunak yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan operasi. 2.3.3.1 Blackberry Enterprise Server (BES) Perangkat genggam Blackberry terintegrasi pada sistem e-mail yang terorganisasi melalui paket perangkat lunak yang disebut Blackberry Enterprise System (BES). BES dapat digunakan oleh jaringan e-mail yang berbasis Microsoft Exchange, Lotus Domino, dan Novell Group Wise. Khusus pada pengguna individu, mereka dapat menggunakan layanan e-mail nirkabel yang disediakan oleh provider tanpa harus menginstalasi BES. Para pengguna individu dapat menggunakan Blackberry Internet Solution tanpa harus menginstalasi BES di smartphone mereka. BES memang ditujukan bagi pelanggan korporasi dengan cakupan usaha yang besar. Perangkat lunak ini mengintegrasikan seluruh smartphone Blackberry pada suatu organisasi dengan sistem perusahaan yang telah ada. Keuntungan yang diperoleh adalah memperluas komunikasi nirkabel dan data perusahaan kepada pengguna aktif dengan cara yang aman. 25 2.3.3.2 BlackBerry Professional Software (BPS) BPS merupakan komunikasi nirkabel dan kolaborasi solusi bagi usaha kecil dan menengah. Ia menghadirkan berbagai fitur yang dibutuhkan karyawan, dalam sebuah paket yang mudah dipasang dan harga yang lebih murah. 2.3.3.3 BlackBerry Internet Service (BIS) Perangkat lunak yang diperuntukkan bagi pengguna pribadi ini memungkinkan Anda untuk mengintegrasikan smartphone dengan 10 akun e-mail yang berbasis Post Office Protocol (POP3) dan Internet Message Access Protocol (IMAP), menerima dan mengirim pesan instan, serta berselancar di Internet. Dengan BIS, kita juga dapat membuka tambahan data (attachment) dalam bentuk excel, word, powerpoint, pdf, zip, jpg, gif dengan tingkat kompresi data yang tinggi. 2.3.3.4 BlackBerry Mobile Data System (BlackBerry MDS) Sebuah aplikasi optimisasi pengembangan kerangka kerja untuk BlackBerry Enterprise Solution, menyediakan Anda sebuah alat pengembangan untuk membangun, menyebarluaskan, serta mengatur interaksi antara BlackBerry smartphones dan aplikasi perusahaan. 2.3.4 Jaringan Selular Smartphone Blackberry dapat beroperasi pada berbagai jaringan seluler berikut, yaitu 26 2.3.4.1 CDMA2000 1X Ev-DO Jaringan CDMA2000 1X memungkinkan kita untuk memelihara koneksi jaringan nirkabel untuk layanan data. Jaringan ini menyokong layanan untuk data berkecepatan-tinggi, dirancang untuk komunikasi data di area luas serta menawarkan layanan suara berkualitas tinggi. Dukungan oleh Ev-DO (Evolution Data Optimized atau Evolusi Optimalisasi Data) 2.3.4.2 GSM/GPRS/EDGE/UMTS Jaringan GSM/GPRS/EDGE/UMTS memungkinkan kita untuk memelihara koneksi virtual dengan jaringan nirkabel untuk layanan data. GPRS (General Packet Radio Service), EDGE (Enhanced Data rates for Global Evolution) dan UMTS (Universal Mobile Telecommunications System) adalah sebuah jaringan paket yang bisa dipakai bergantian, dirancang untuk komunikasi data pada area luas. sementara GSM (Global System for Mobile Communications) memberikan layanan suara berkualitas tinggi. UMTS, atau biasa dikenal sebagai 3GSM, memberikan sinkronisasi suara dan fungsionalitas data, memberikan dukungan bagi perpindahan data dengan kecepatan tinggi. 2.3.4.3 Mike Jaringan Mike mengggunakan teknologi Digital Enhanced Network (iDEN) yang telah terintegrasi. Teknologi yang serba digital ini dirancang untuk menyediakan suara berkualitas tinggi serta transmisi yang berskala nasional 27 2.3.4.4 Mobitex dan Nextel Jaringan Mobitex dan Nextel adalah jaringan yang dirancang untuk komunikasi data nirkabel pada area yang luas. Ia menyediakan cakupan yang luas dan penetrasi ke dalam gedung, pencarian data dengan mulus, pengiriman dan peneriman pesan dengan sangat cepat, serta layanan pesan tingkat lanjut yang dapat diandalkan. 2.3.4.5 Wireless Local Area Wireless Local Area Networks (WLANs) beroperasi pada frekuensi yang tidak memiliki izin dan biasanya digunakan untuk mengalihkan kemacetan jaringan perusahaan di udara. Hal ini diperlukan untuk meminimalisir kebutuhan akan jaringan LAN yang tradisional. WLAN dirancang dengan tujuan agar departemen IT bisa mengatur jaringan nirkabel mereka sendiri, memungkinkan mobilitas internal bagi fasilitas yang diperuntukkan bagi karyawan perusahaan. Dengan adanya Voice over IP (VoIP), WLANs kini bisa digunakan untuk menghantarkan data maupun suara. 2.3.4.6 Wi-Fi Smartphone yang menggunakan jaringan Wi-Fi hanya memungkinkan pengguna untuk mengakses internet di tempat-tempat yang berada dalam jangkauan jaringan Wi-Fi. Daerah yang berada dalam cakupan Wi-Fi biasanya disebut dengan istilah Hotspots. Hotspot bisa berupa daerah komersial seperti kafe dan restoran, fasilitas umum seperti rumah sakit dan sekolah, maupun daerah pribadi seperti rumah. Hadirnya sebuah jaringan baru seperti UMA (Unlicensed Mobile Access), atau dapat pula disebut GAN (Generic Access Network), menyediakan layanan perpindahan data(GSM®/GPRS/EDGE) melalui jaringan tanpa izin seperti Wi-Fi. Hal ini 28 memungkinkan smartphone dengan jaringan Wi-Fi melakukan panggilan telepon ke jaringan GSM melalui jaringan Wi-Fi. 2.3.5 Produk-Produk Blackberry Berikut penjelasan beberapa produk Blackberry yang telah beredar secara garis besar. Type Waktu Pemasaran Spesifikasi Blackberry 7280 April 2004 Seri 7200 memiliki layar warna, GSM/GPRS konektivitas, push e-mail dan aplikasi PIM. Blackberry 7290 September 2005 Koneksi Bluetooth, jaringan Quad band, 249 x 160 layar warna, papan ketik Qwerty. Blackberry 8700g Juni 2006 Proc. Intel Xscale, EDGE konektivitas, papan ketik Qwerty, koneksi Bluetooth 2.0. Blackberry 7130e Juli 2006 3G Konektivitas, dukungan koneksi USB, papan ketik dengan fitur Sure Type, Bluetooth, push e-mail. Blackberry Pearl Oktober 2006 Tampilan bodi ramping, dukungan multimedia (1,3 Mp kamera, pemutar MP3, pemutar Video, dll). Blackberry 8800 Maret 2007 Dukungan multimedia (1,3 Mp kamera, pemutar MP3, pemutar Video, dll), papan ketik Qwerty, Trackball, Bluetooth, Quad Band, GPS. Blackberry 8830 Mei 2007 Jaringan CDMA (US) dan GSM (Asia dan Eropa), laya warna, papan ketik Qwerty, Bluetooth 2.0, Micro SD. Blackberry 8300 Juni 2007 Papan ketik Qwerty, Trackball, layar warna QVGA, Kamera 2 Mp, Bluetooth. Gambar 29 Blackberry 8320 Oktober 2007 Koneksi WiFi, papan ketik Qwerty, jaringan Quad Band, Bluetooth 2.0, Kamera 2Mp. Blackberry Pearl 8120 Maret 2008 Tampilan bodi ramping, koneksi WiFi, Micro SD, kamera 2.0 Mp, papan ketik Sure Type, EDGE. Blackberry 8330 Mei 2008 CDMA, GPS, kamera 2.0 Mp dengan lampu kilat, papan ketik Qwerty, Bluetooth 2.0. Blackberry Bold November 2008 Layar warna 480 x 320, papan ketik Qwerty, dukungan 3G HSDPA, koneksi WiFi, Bluetooth 2.0, GPS, kamera 2.0 Mp, Micro SD. Blackberry Storm November 2008 Layar sentuh, layar warna 480 x 360, accelerometer, GPS, Bluetooth 2.0, kamera 3,2 Mp. Blackberry Curve 8900 Februari 2009 “Bold junior”, GPS, koneksi WiFi, papan ketik Qwerty, kamera 3,2 Mp. 2.4 Kerangka Pemikiran Internal : - Demografi - Psikografi Perilaku Konsumen Eksternal : - Spesifikasi Produk - Lokasi Pembelian - Kelompok Acuan - Kegiatan Promosi Provider Gambar 2.4. Kerangka Pemikiran Pada gambar 2.4 dapat dilihat bahwa variabel perilaku konsumen memiliki 2 atribut yaitu Internal dan Eksternal, yang mana masing-masing atribut mempengaruhi perilaku konsumen dalam melakukan pembelian suatu produk ponsel. 30 2.5 Hipotesis Penelitian Beberapa Hipotesis penelitian yang dapat diambil dari uraian di atas adalah : a. Kemudahan akses bagi pengguna Blackberry dalam berhubungan sosial melalui Facebook, menjadi daya tarik penting. b. Fitur papan ketik QWERTY merupakan faktor utama yang menjadi pertimbangan konsumen dalam memilih produk BlackBerry c. Produk Blackberry yang dijual secara BM lebih diminati konsumen