Uploaded by User114467

Laporan Praktikum Biokimia KARBOHIDRAT

advertisement
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan
Lengkap
Praktikum
Biokimia
Dasar
dengan
Judul
“Karbohidrat” yang disusun oleh:
Nama
: Nurafni Khaer Fatha
NIM
: 1414142001
Kelas
: Biologi Sains (B)
Kelompok
: IV
telah diperiksa dan dikoreksi oleh Asisten dan/ Koordinator Asisten dan
dinyatakan diterima.
Makassar,
Asisten,
Koordinator Asisten,
Djumarirmanto, S. Pd.
Desember 2015
Adriani
NIM. 1214141008
Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab
Prof.Dr.Ir. Hj. Yusminah Hala, MS
NIP. 19611212 198601 2 002
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Biokimia adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang
proses kimia atau reaksi kimia yang terjadi didalam zat hidup (sel, makhluk
hidup), baik itu mikroorganisme, tanaman, invertebrata, avertebrata, hewan
menyusui, dan manusia. Dalam hal ini, dapat kita ketahui bagaimana kumpulan
zat hidup bercampur atau bereaksi menghasilkan zat yang disebut dengan zat
hidup. Dan peranan biokimia ini adalah sebagai dasar pengembangan
pengetahuan dasar kedokteran, pertanian, peternakan, biologi, mikrobiologi,
dan lainnya yang sehubungan.
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, sekarang ini banyak
ditemukan berbagai macam metode pengajaran. Dalam mempelajari suatu teori
tidaklah cukup jika hanya mengetahui secara bacaan saja, karena semua
belumlah cukup sehingga perlu dilakukan suatu hal yang disebut dengan
praktikum. Adanya praktikum ini kita dapat mengetahui apakah teori tersebut
benar atau salah, demikian juga dengan teori karbohidrat yang akan dibahas
ini.
Berdasarkan monomer yang menyusunnya, karbohidrat dibedakan menjadi
monosakarida, oligosakarida, dan polisakarida. Karbohidrat dapat diberikan
perlakuan
untuk
mengetahui
reaksi-reaksi
apa
yang
terjadi.
Untuk
membuktikan teori-teori yang ada tentang karbohidrat maka dilakukan
beberapa percobaan ini. Percobaan tersebut antara lain Uji Molisch untuk
mengetahui kandungan karbohidrat secara kuantitatif, Uji Benedict untuk
menentukan gula yang mengandung gugus aldehid/keton, Uji Barfoed untuk
mengetahui
kandungan
monosakarida
sampel,
Uji
Seliwanoff
untuk
mengetahui kandungan gugus katosa pada sampel, Peragian untuk mengetahi
kandungan
karbohidrat
yang
mengandung
gugus
gula
yang
dapat
difermentasikan, Uji Osazon untuk mengetahui reaksi katosa/aldosa dengan
hidrazin serta percobaan Hidrolisis Selulosa untuk mengetahui hasil hidrolisis
selulosa sampel.
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini, yaitu :
1. Untuk menentukan adanya karbohidrat secara umum melalui uji kelarutan
dan percobaan Molisch.
2. Untuk menentukan adanya kandungan monosakarida melalui reaksi
Barfoed.
3. Untuk menentukan adanya kandungan aldosa dan ketosa melalui uji
Benedict.
4. Untuk menentukan adanya kandungan ketosa melalui reaksi Schliwanoff.
5. Untuk mengetahui adanya kandungan karbohidrat pada suatu sampel
melalui percobaan peragian.
6. Untuk mengetahui hidrolisis selulosa.
7. Untuk mengetahui adanya kandungan aldosa atau ketosa melalui uji
Osazon.
C. Manfaat Praktikum
Manfaat dari praktikum ini, yaitu :
1. Mengetahui cara menentukan adanya karbohidrat secara umum melalui uji
kelarutan dan percobaan Molisch.
2. Mengetahui cara menentukan adanya kandungan monosakarida melalui
reaksi Barfoed.
3. Mengetahui cara menentukan adanya kandungan aldosa dan ketosa
melalui uji Benedict.
4. Mengetahui cara menentukan adanya kandungan ketosa melalui reaksi
Schliwanoff.
5. Mengetahui cara menentukan adanya kandungan karbohidrat pada suatu
sampel melalui percobaan peragian.
6. Mengetahui cara hidrolisis selulosa.
7. Mengetahui cara menentukan adanya kandungan aldosa atau ketosa
melalui uji Osazon.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Secara umum definisi karbohidrat adalah senyawa organik yang
mengandung atom Karbon, Hidrogen dan Oksigen, dan pada umumnya unsur
Hidrogen clan oksigen dalam komposisi menghasilkan H2O. Di dalam tubuh
karbohidrat dapat dibentuk dari beberapa asam amino dan sebagian dari gliserol
lemak. Akan tetapi sebagian besar karbohidrat diperoleh dari bahan makanan yang
dikonsumsi sehari-hari, terutama sumber bahan makan yang berasal dari tumbuhtumbuhan (Hutagalung, 2004)
Sumber karbohidrat nabati dalam glikogen bentuk glikogen, hanya
dijumpai pada otot dan hati dan karbohidrat dalam bentuk laktosa hanya dijumpai
di dalam susu. Pada tumbuh-tumbuhan, karbohidrat di bentuk dari basil reaksi
CO2 dan H2O melalui proses foto sintese di dalam sel-sel tumbuh-tumbuhan yang
mengandung hijau daun (klorofil). Matahari merupakan sumber dari seluruh
kehidupan, tanpa matahari tanda-tanda dari kehidupan tidak akan dijumpai
(Hutagalung, 2004).
Karbohidrat yang tidak bisa dihrolisis ke susunan yang lebih simpel
dinamakan monosakarida, karbohidrat yang dapat dihidrolisis menjadi dua
molekul monosakarida dinamakan disakarida. Sedangkan karbohidrat yang dapat
dihidrolisis menjadi banyak molekul monosakarida dinamakan polisakarida.
Monosakarida bisa diklasifikasikan lebih jauh, jika mengandung grup aldehid
maka disebut aldosa, jika mengandung grup keton maka disebut ketosa. Glukosa
punya struktur molekul C6H12O6, tersusun atas enam karbon, rantai lurus, dan
pentahidroksil aldehid maka glukosa adalah aldosa. Contoh ketosa yang penting
adalah fruktosa, yang banyak ditemui pada buah dan berkombinasi dengan
glukosa pada sukrosa disakarida (Morrison,1983).
Banyak tes digunakan untuk mengetahui karakteristik karbohidrat. Uji
Molisch adalah pengujian paling umum untuk semua karbohidrat, ini berdasarkan
kemampuan karbohidrat untuk mengalami dehidrasi asam katalis untuk
menghasilkan fulfural atau 5 hydroxymethylfurfural. Uji Selliwanoff digunakan
untuk membedakan ketosa (enam karbon gula yang mengandung keton pada
ujung sisi) dan aldosa (enam karbon gula yang mengandung aldehid pada ujung).
Keton mengdehidrasi dengan cepat menghasilkan hydroxymethylfurfural,
sedangkan
aldosa lebih lambat. Sekali hydroxymethylfurfural
dihasilkan, akan
bereaksi dengan resosinol menghasilkan warna merah. Uji Benedict digunakan
untuk menentukan monosakari dan disakarida yang mengandung grup aldehid
yang dapat dioksidasi asam karboksil. Gula akan mereduksi ion kupri pada larutan
Benedict. Uji Barfoed untuk memisahkan antara monosakarida dengan disakarida
yang dapat mereduksi ion kupri. Reagen barfoed bereaksi dengan monosakarida
untuk menghasilkan kupri oksida lebih cepat dibanding disakarida (Eaton,1980).
Keberadaan karbohidrat dapat kita lihat dengan uji Molisch atau uji bahan
gula
bebas,
alkohol
naphthol,
dan
H2SO4.
Pada
uji
benedict
ion
kupriCu2+ direduksi menjadi Cu2O dalam larutan alkalin sitrat. Sitrat menahan
kestabilan Cu2+ selama reaksi dengan menjaga dari pengurangan menjadi hitam,
larutan CuO. Dalam uji Barfoed Cu2+ tereduksi menjadi Cu2O pada larutan asam
lemah. Secara praktek, dapat terlihat bahwa monosakarida mengurangi lebih cepat
pada larutan asam lemah daripada disakarida. Uji Selliwanof reaksi spesifik warna
untuk ketosa. Pada larutan HCl,ketosa mengalami dehidrasi menjadi fulfural lebih
cepat dibanding aldosa. Lebih jauh, fulfural akan bereaksi dengan resolsinol
menghasilkan warna. Dengan konsekuensi, tingkat perkembangan warna dan
resolsinol menyediakan bukti bahwa aldosa dan ketosa murni terdapat pada gula
(Clark,1964).
Karbohidrat
yang
merupakan
polimer
alam
(biopolimer)
adalah
polisakarida. Polisakarida terbentuk dari monomer-monomer monosakarida yang
tergabung melalui ikatan kovalen berupa ikatan glikosida dalam reaksi
polimerisasi kondensasi. Dalam mengidentifikasi karbohidrat didalam suatu zat
ada delapan macam pengujian karbohidrat secara kualitatif yaitu uji molisch, uji
iodium, uji benedict, uji barfoed, uji bial, uji seliwanoff, uji osazon dan uji asam
musat (Mulasari, 2013).
Menurut Mulasari (2013), untuk mengetahui reaksi karbohidrat adalah
sebagai berikut :
1. Reaksi terhadap monosakarida
a. Uji fehling
Memasukkan 1 ml larutan fehling A dan 1 ml fehling B ke dalam tabung
reaksi yang bersih dan kering. Menambahkan kedalamnya 1 ml (10 tetes)
larutan glukosa (gula), dan memanaskan dalam penangas air sampai
mendidih. Mengamati dan mencatat apa yang terjadi.
b. Uji moore
Memasukkan 5 ml larutan glukosa ke dalam tabung reaksi yang bersih dan
kering. Menambahkan 1 ml NaOH 10%. memanaskan sampai mendidih.
Mengamati dan mencatat yang terjadi.
c. Uji benedict
Masukkan 5 ml pereaksi benedict ke dalam tabung reaksi yang bersih dan
kering. Tambahkan 1 ml larutan glukosa dan panaskan dalam penangas air
selama 5 menit. Dinginkan (Pembentukan endapan hijau, kuning atau merah
menunjukan reaksi positif). Amati perubahan warna. Tambahkan ke dalam
tabung reaksi tersebut setetes asam sulfat encer dan memasakannya. Amati
dan catat perubahan warnanya.
d. Uji molisch
Masukkan 1 ml lrutan glukosa ke dalam tabung reaksi yang bersih dan
kering. Tambahkan 3 tetes pereaksi molisch dan mengocok perlahan.
Tambahkan 1 ml asam sulfat pekat. Amati yang terjadi Warna biru yang
terjadi pada batas kedua lapisan menunjukan reaksi positif.
e. Uji Barfoed
Memasukan 5 mL pereaksi barfoed ke dalam tabung reaksi. Menambahkan
1 mL glukosa. Memanaskan dalam penangas air selama 5 menit.
Mendinginkan larutan dan mengamati apa yang terjadi.
f. Uji Amoniakal
Mencuci tabung reaksi dengan larutan NaOH dan bilas dengan air.
Memasukan 2 mL larutan AgNO3 dan menambahkan beberapa tetes NaOH.
Menambahkan tetes demi tetes larutan amonia sampai endapan larut.
Menambahkan beberapa tetes glukosa. Memanaskan pada penangas air 5
menit dan mengamati apa yang terjadi.
2. Reaksi terhadap disakarida
a. Uji larutan sukrosa dengan prosedur di atas .
b. Hidrolisis sukrosa
Memasukkan 10 ml larutan sukrosa ke dalam gelas kimia 50 ml.
Menambahkan 2 ml larutan HCl 10%. Memanaskan beberapa menit dalam
penangas air. Setelah dingin, menetralkan dengan larutan NaOH 10%,
mengetes dengan indicator pp atau kertas pH. Larutan siap diuji dengan uji
fehling, moore, benedict, molisch, barfoed, dan perak amoniakal.
3. Reaksi terhadap polisakarida
a. Uji larutan amilum dengan prosedur di atas
b. Hidrolisis polisakarida
Memasukkan 10 ml larutan amilum ke dalam gelas kimia 50 ml.
Menambahkan 2 ml larutan HCl 10%. Memanaskan beberapa menit dalam
penangas air. Setelah dingin, menetralkan dengan larutan NaOH 10%,
mengetes dengan indicator pp atau kertas pH. Larutan siap diuji dengan uji
fehling, moore, benedict, molisch, barfoed, dan perak amoniakal.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Hari/tanggal
: Jum’at/ 18 Desember 2015
Waktu
: Pukul 09.30-12.00 WITA
Tempat
: Laboratorium Biologi Lantai II Timur FMIPA UNM
B. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Tabung reaksi
b. Rak tabung reaksi
c. Pipet tetes
d. Gelas kimia
e. Gelas ukur
f. Bunsen, kasa dan kaki tiga
g. Penjepit Tabung
h. Batang pengaduk
2. Bahan
a. Amilum
b. Larutan Fruktosa
c. Larutan Maltosa
d. Larutan Laktosa
e. Larutan Sukrosa
f. Larutan Galaktosa
g. Larutan Glukosa
h. Larutan α-naftol
i. Asam sulfat pekat
j. Larutan Iod
k. Larutan NaOH ( Natrium Hidroksida )
l. Reagen Benedict
m. Reagen Barfoed
n. Reagen Molisch
o. Reagen Fosfomolibdat
p. 5 ml suspensi ragi roti
q. Reagen Seliwanoff
r. Larutan Asam Klorida ( HCl )
s. Larutan Fenilhidrazin
t. Na-asetat kering
u. Kertas saring atau kertas biasa
v. Korek api
w. Air suling atau air aquadest
x. Tissue
3. Prosedur Kerja
a. Uji Molisch
1) Amilum
Menyiapkan tabung reaksi yang bersih
Mengisi
Sampel gula berupa Amilum
Menambahkan
Reagen α-naftol dan Asam Sulfat Pekat (H2SO4)
Mengamati
Perubahan warna yang terjadi
2) Selulosa
Menyiapkan tabung reaksi yang bersih
Mengisi
2 cc Aquades, Reagen α-naftol dan Asam Sulfat Pekat (H2SO4)
Menambahkan
Sobekan kertas
Mengamati
Perubahan warna yang terjadi
3) Monosakarida ( Glukosa, fruktosa dan galaktosa)
Menyiapkan 5 tabung reaksi yang bersih
Mengisi
Masing-masing tabung dengan 2 ml sampel berupa sukrosa,
Laktosa, fruktosa, maltosa dan galaktosa
Menambahkani
2 tetes Reagen α-naftol dan Asam Sulfat Pekat (H2SO4)
Mengamati
Perubahan warna yang terjadi
b. Uji Benedict
Menyiapkan 5 tabung reaksi yang bersih
Mengisi
Masing-masing tabung dengan 2 ml sampel berupa sukrosa,
Laktosa, fruktosa, maltosa dan galaktosa
Menambahkan
2 ml Reagen Benedict pada masing-masing sampel
Memanaskan
Selama 2 menit dan mengamati hasilnya
c. Uji Barfoed
Menyiapkan 5 tabung reaksi yang bersih
Mengisi
Masing-masing tabung dengan 2 ml sampel berupa sukrosa,
Laktosa, fruktosa, maltosa dan galaktosa
Menambahkan
2 ml Reagen Barfoed pada masing-masing sampel
Memanaskan
Selama 5 menit
Menambahkan
2-3 tetes asam fosmolibdat dan mengamati hasilnya
d. Uji Seliwanoff
Menyiapkan 5 tabung reaksi yang bersih
Mengisi
Masing-masing tabung dengan 2 ml sampel berupa sukrosa,
Laktosa, fruktosa, maltosa dan galaktosa
Menambahkan
2 ml Reagen Seliwanoff pada masing-masing sampel
Memanaskan
Selama 20 menit
Mengamati
Perubahan yang terjadi
e. Peragian
Menyiapkan 5 tabung reaksi yang bersih
Mengisi
Masing-masing tabung dengan 2 ml sampel berupa sukrosa,
Laktosa, fruktosa, maltosa dan galaktosa
Menambahkan
5 ml Ragi roti pada masing-masing sampel
Mendiamkan
Selama 60 menit
Mengamati
Perubahan yang terjadi
f. Hidrolisis Selulosa
Menyiapkan tabung reaksi yang bersih
Mengisi
Sobekan kertas
Menambahkan
Asam sulfat Pekat (H2SO4) dan air
Memanaskan
Hingga mendidih dan diamkan selama 1 jam
Menambahkan
Reagen Benedict dan mengamati
perubahan yang terjadi
g. Uji Osazon
Menyiapkan tabung reaksi yang bersih
Mengisi
Masing-masing tabung dengan 0,5 ml Fenilhidrazin dan
1 gram Na.Asetat
Menambahkan
Masing-masing tabung dengan 2 ml sampel berupa sukrosa,
Laktosa, fruktosa, maltosa dan galaktosa
Mengocok
Hingga homogen dan memanaskan selama
30 menit di Air Mendidih
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Sampel
UJI
Sukrosa
Laktosa
Fruktosa
Maltosa
Galaktosa
+
+
+
+
+
Cincin
Cincin
Cincin
Cincin
Cincin
ungu
ungu
ungu
ungu
ungu
Rx
-
+
+
+
-
W
Biru
Endapan
Endapan
Endapan
merah
merah
merah
Rx
+
+
+
+
+
W
Biru
Biru
Biru
Biru
Biru
Rx
+
+
-
+
-
Merah
Merah
bata
bata
Orange
Merah tua
Kuning
+
+
+
+
+
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Rx
Molisch
Benedict
Barfoed
Seliwanoff
W
W
Rx
Peragian
W
Rx
Osazon
Hidrolisis
Selulosa
W
Rx
W
Biru
gelembung gelembung gelembung gelembung gelembung
+
+
+
+
+
Endapan
Endapan
Endapan
Endapan
Endapan
kuning
kuning
kuning
kuning
kuning
+
Biru
bening
B. Pembahasan
1. Uji Molisch
Uji molisch adalah uji kimia kualitatif untuk mengetahui adanya
karbohidrat. Uji Molisch dinamai sesuai penemunya yaitu Hans Molisch,
seorang alhi botani dari Australia. Uji ini didasari oleh reaksi dehidrasi
karbohidrat oleh asam sulfat membentuk cincin furfural yang berwarna
ungu. Reaksi positif ditandai dengan munculnya cincin ungu di purmukaan
antara lapisan asam dan lapisan sampel.
Sampel yang diuji dicampur dengan reagent Molisch, yaitu α-naphthol
yang terlarut dalam etanol. Setelah pencampuran atau homogenisasi,
H2SO4 pekat perlahan-lahan dituangkan melalui dinding tabung reaksi agar
tidak sampai bercampur dengan larutan atau hanya membentuk lapisan. Dari
hasil pengamatan, kelima sampel karbohidrat yaitu sukrosa, laktosa,
fruktosa,
maltosa,
dan
galaktosa
masing-masing
sebanyak
1
cc,
menunjukkan reaksi positif yang ditandai dengan munculnya cincin ungu.
Reaksi yang terjadi adalah :
2. Uji Benedict
Uji benedict adalah uji kimia untuk mengetahui kandungan gula
(karbohidrat) pereduksi. Gula pereduksi meliputi semua jenis monosakarida
dan beberapa disakarida seperti laktosa dan maltosa. Pada uji Benedict,
pereaksi ini akan bereaksi dengan gugus aldehid, kecuali aldehid dalam
gugus aromatik, dan alpha hidroksi keton. Oleh karena itu, meskipun
fruktosa bukanlah gula pereduksi, namun karena memiliki gugus alpha
hidroksi keton, maka fruktosa akan berubah menjadi glukosa dan mannosa
dalam suasana basa dan memberikan hasil positif dengan pereaksi benedict.
Satu liter pereaksi Benedict dapat dibuat dengan menimbang sebanyak 100
gram sodium carbonate anhydrous, 173 gram sodium citrate, dan 17.3 gram
copper (II) sulphate pentahydrate, kemudian dilarutkan dengan akuadest
sebanyak 1 liter.
Untuk mengetahui adanya monosakarida dan disakarida pereduksi dalam
makanan, sampel karbohidrat (sukrosa, laktosa, fruktosa, maltosa, dan
galaktosa) dilarutkan dalam air, dan ditambahkan sedikit pereaksi benedict.
Dipanaskan dalam waterbath selamaa 4-10 menit. Selama proses ini larutan
akan berubah warna menjadi biru (tanpa adanya glukosa), hijau, kuning,
orange, merah dan merah bata atau coklat (kandungan glukosa tinggi).
Dari hasil pengamatan, laktosa, fruktosa, dan maltosa mengalami
perubahan menjadi endapan merah bata yang disebabkan oleh larutan
benedict yang terdiri dari tembaga sulfat (CuSO4). Bahwa pada ketiga
sampel tersebut mengalami oksidasi dan mampu mereduksi senyawa yaitu
melepaskan O2 sehingga terbentuk tembaga oksida (Cu2O) yang kita lihat
sebagai endapan merah bata. Sukrosa (gula pasir) dan galakosa tidak
terdeteksi oleh pereaksi Benedict. Hal ini menunjukkan bahwa sukrosa
bukanlah gula pereduksi dan tidak mempunyai gugus OH bebas yang reaktif
karena keduanya saling terikat, sedangkan laktosa mempunyai OH bebas
(Winarno, 1997). Sementara itu, gula yang merupakan pereduksi terkust
adalah maltosa karena endapan yang terbentuk warna merah kecoklatan.
Reaksi yang terjadi sebagai berikut :
3. Uji Barfoed
Pada uji barfoed untuk mendeteksi karbohidrat yang tergolong
monosakarida. Pereaksi barfoed terdiri dari kupri asetat dan asam asetat. Ke
dalam 5 ml peraksi dalam tabung reaksi ditambahkan 1 ml larutan contoh,
kemudian tabung reaksi ditempatkan dalam air mendidih selama 1 menit.
Endapan berwarna merah orange menunjukkan adanya monosakarida dalam
contoh.
Menurut Winarno (1997) dalam pengujian monosakarida mengunakan
perekaksi Barfoed, setelah dipanaskan selama 1 menit, didiamkan beberapa
saat sehingga dapat dilihat perubahan yang terjadi pada larutan uji tersebut.
Ion Cu2+ dari pereaksi Barfoed dalam suasana asam akan direduksi lebih
cepat oleh gula reduksi monosakarida dari pada disakarida dan
menghasilkan Cu2O (kupro oksida) berwarna merah bata. Hal inilah yang
mndasari uji Barfoed. Pada uji Barfoed, yang terdeteksi monosakarida
membentuk endapan merah bata karena terbentuk hasil Cu2O.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kelima sampel yaitu sukrosa,
laktosa, fruktosa, maltosa, dan galaktosa tidak ada yang mengalami
perubaham. Seharusnya jika dilihat dari literatur bahwa glukosa dan
fruktosa adalah monosakarida ditunjukkan dengan adanya pengendapan.
Sementara
itu,
maltosa,
laktosa,
dan
sukrosa
bukan
merupakan
monosakarida karena dalam literatur ketiga sampel ini merupakan
disakarida terbukti apabila pengujian berhasil maka tidak akan ada endapan
yang terbentuk.
Penyebab dari tidak adanya perubahan pada sampel yaitu pada saat
pengenceran glukosa tidak menggunakan aquades melainkan menggunakan
air biasa, atau pada saat pengujian terlalu banyak gula yang dimasukkan
atau tidak sesuai takaran atau juga pemanasan yang berlebih.
Reaksinya sebagai berikut :
4. Uji Seliwanoff
Uji Seliwanoff adalah uji untuk mengetahui adanya kandungan gugus
ketosa
pada
sampel.
Ketosa
dibedakan
dari
aldosa
via
gugus
fungsi keton/aldehida gula tersebut. Jika gula tersebut mempunyai gugus
keton, ia adalah ketosa. Sebaliknya jika ia mengandung gugus aldehida, ia
adalah aldosa. Uji ini didasarkan pada fakta bahwa ketika dipanaskan,
ketosa lebih cepat terdehidrasi daripada aldosa.
Reagen uji Seliwanoff ini terdiri dari resorsinol dan asam klorida pekat.
Asam reagen ini menghidrolisis polisakarida dan oligosakarida menjadi gula
sederhana. Ketosa yang terhidrasi kemudian bereaksi dengan resorsinol,
menghasilkan zat berwarna merah tua. Aldosa dapat sedikit bereaksi dan
menghasilkan zat berwarna merah muda.
Dari hasil pengamatan menunjukkan bahwa sukrosa, laktosa, dan maltosa
menghasilkan endapan merah bata yang menunjukkan bahwa sampel ini
termasuk ketosa. Peristiwa dehidrasi monosakarida ketosa menjadi lebih
futural lebih cepat dibandingkan dengan aldehid karena aldehid mengalami
transformasi menjadi ketosa sebelum dehidrasi. Ketosa yang terhidrasi
terhidrasi kemudian bereaksi dengan resorsinol, menghasilkan zat warna
merah tua.
Sedangkan fruktosa dan galaktosa setelah dicampurkan menunjukkan
perubahan menjadi warna oranye dan kuning. Hal ini menunjukkan bahwa
pada sampel tersebut tidak tergolong kedalam gugus ketosa melainkan
aldosa, yakni golongan yang terdapat gugus aldehid dalam struktur
kimianya.
Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
5. Peragian
Fermentasi merupakan aktivitas mikroorganisme untuk memperoleh
energi melalui pemecahan substrat atau katabolisme yang diperlukan untuk
proses metabolisme dan pertumbuhannya. Adapun peragian adalah proses
perubahan glukosa menjadi alkohol dan karbondioksida melalui suatu
rangkaian reaksi enzimatik yang terdapat pada ragi, ragi yang digunakan
dalam praktikum ini adalah Saccharomyces cereviceae.
Percobaan dilakukan dengan memasukkan 5 ml sampel (sukrosa, laktosa,
fruktosa, maltosa, dan galaktosa) kedalam tabung reaksi, lalu menambahkan
5 ml ragi, lalu didiamkan 60 menit. Hasilnya semua sampel menunjukkan
terdapat gelembung gas. Hal ini menunjukkan bahwa semua sampel
mengandung gugus gula yang dapat difermentasikan.
6. Uji Ozason
Semua karbohidrat yang mempunyai gugus aldehid atau keton bebas
membentuk hidrazon atau osazon bila dipanaskan fenihildrazin berlebih.
Osazon yang terjadi mempunyai bentuk kristal dan titik lebur yang spesifik.
Osazon dari disakarida larut dalam air mendidih dan terbentuk kembali bila
didinginkan. Namun, sukrosa tidak membentuk osazon karena gugus
aldehida atau keton yang terikat pada monomernya sudah tidak bebas.
Sebaliknya, osazon monosakarida tidak larut dalam air mendidih. Reaksi ini
dapat digunakan baik untuk larutan aldosa maupun ketosa, yaitu dengan
menambahkan larutan fenilhidrazin, lalu dipanaskan hingga terbentuk
kristal yang berwarna kuning yang dinamakan hidrazon (ozason).
Hasil percobaan menunjukkan, bahwa kelima sampel (sukrosa, fruktosa,
maltosa, laktosa, dan galaktosa) setelah dipanaskan, terdapat endapan
berwarna kuning. Hal ini menunjukkan bahwa semua sampel memiliki
gugus keton atau aldehid yang jika dipanaskan dengan fenilhidrazin akan
membentuk hidrazon (ozason).
Reaksi yang terjadi sebagai berikut :
7. Hidrolisis Selulosa
Hidrolisis didefinisikan sebagai proses pemecahan zat-zat dengan
menggunakan air. Zat-zat yang biasanya dipakai untuk menghidrolisis
adalah larutan asam encer atau pekat. Asam yang dibunakan umumnya HCl
dan asam sulfat. Proses ini dilakuka untuk menghidrolisis minya, pati,
ataupun selulosa. Percobaan dilakukan dengan memasukkan sobekan kertas
kedalam H2SO4 dan air lalu dipanaskan hingga mendidih. Setelah itu
didiamkan 1 jam, lalu mengambil 1ml sampel dan ditambahkan reagen
Benedict. Hasil menunjukkan positif ditandai dengan perubahan warna
menjadi biru bening. Hal ini menunjukkan bahwa jika telah terhidrolisis
sempurna menandakan bahwa selulosa bila dipanaskan akan terhidrolisis
menjadi dua senyawa monosakarida. Senyawa fruktosa dan glukosa.
Monosakarida itulah yang menunjukkan reaksi dengan pereaksi tersebut.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah dilakukan praktikum reaksi karbohidrat, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Uji kelarutan dan percobaan Molisch, dilakukan untuk mengetahui adanya
karbohidrat pada larutan, positif pada monosakarida membentuk cincin
ungu. Reaksi ini berdasarkan pembentukan furfural yang didehidrasi oleh
asam sulfat pekat. Reaksi positifnya ditandai dengan terbentuknya cincin
ungu pada sampel.
2. Uji Benedict, dilakukan untuk mengetahui larutan-larutan tembaga yang
basa bila direduksi oleh karbohidrat yang mempunyai gugus aldehid atau
keton bebas. Reaksi positifnya ditandai dengan adanya endapan merah
pada sampel.
3. Uji Barfoed, dilakukan untuk menentukan adanya atau tidaknya yang
termasuk monosakarida pada larutan. Reaksi positifnya ditandai dengan
perubahan warna sampel menjadi biru.
4. Percobaan peragian, dilakukan untuk melihat fermentasi yang terjadi pada
ragi roti. Reaksi positifnya ditandai dengan adanya gelembung pada
sampel.
5. Uji Seliwanoff, dilakukan untuk membuktikan adanya ketosa(fruktosa),
reaksi terjadi berdasarkan atas pembentukan a-hidroksi metal furfural yang
akan membentuk senyawa berwarna ungu dengan adanya resorsinol.
Positif ditandai dengan hasil reaksi perubahan warna menjadi merah.
6. Uji Osazon, dilakukan untuk mengetahui adanya kandungan aldosa atau
ketosa. Pada pengujian ini dilakukan dengan cara mereaksikan
fenilhidrazin ke dalam larutan gula. Reaksi positif ditandai dengan adanya
endapan dan menghasilkan larutan yang berwarna kuning setelah
dipanaskan.
7. Reaksi Hidrolisis Seluosa, dilakukan untuk mengidentifikasi hasil
hidrolisis selulosa sampel. Reaksi positifnya ditandai dengan perubahan
warna sampel menjadi biru bening.
B. Saran
1. Untuk Praktikan
Praktikan diharapkan agar mengetahui prosedur kerja sehingga
praktikum dapat berjalan dengan efisien.
2. Untuk Laboratorium
Laboratorium diharapkan agar lebih melengkapi fasilitas yang
diperlukan dalam praktikum terutama bahan yang digunakan.
3. Untuk Asisten
Asisten diharapkan agar dapat membimbing praktikan dengan
sesungguh-sungguhnya dan lebih maksimal untuk dapat meminimalisir
kesalahan.
DAFTAR PUSTAKA
Clark,John M. 1964. Experimental Biochemistry. WH Freeman and Company.
San Franciso
Eaton,David C. 1980. The World of Organic Chemistry.Mc-Graw-Hill Book
Company. New york.
Hutagalung, Halomoan. 2004. Karbohidrat. Universitas Sumatera Utara:
Sumatera Utara
Mulasari, Surahma Asti dan Tri Wahyuni Sukesi. 2013. Biokimia. Penerbit
Pustaka Kesehatan: Yogyakarta
Morrison, Robert Thornton. 1983. Organic Chemistry Fourth Edit. New York:
New York University.
Winarno, F. G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. PT Gramedia Pustaka: Jakarta.
Download