makalah pengembangan pantai watu ulo

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sektor pariwisata merupakan sektor yang potensial untuk dikembangkan sebagai
salah satu sumber pendapatan asli daerah. Usaha memperbesar pendapatan asli daerah, maka
program pengembangan dan pendayagunaan sumber daya dan potensi pariwisata daerah
diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pembangunan ekonomi. Secara luas
pariwisata dipandang sebagai kegiatan yang mempunyai multidimensi dari rangkaian suatu
proses pembangunan.
Pembangunan sektor pariwisata menyangkut aspek sosial budaya, ekonomi dan
politik (Spillane, 1994 : 14). Hal tersebut sejalan dengan yang tercantum dalam UndangUndang Nomor 10 tahun
2009 Tentang Kepariwisataan yang menyatakan bahwa
penyelenggaraan kepariwisataan ditujukan untuk meningkatkan pendapatan nasional dalam
rangka meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat, memperluas dan memeratakan
kesempatan berusaha dan lapangan kerja, mendorong pembangunan daerah, memperkenalkan
dan mendaya gunakan obyek dan daya tarik wisata di Indonesia serta memupuk rasa cinta
tanah air dan mempererat persahabatan antar bangsa.
Perkembangan pariwisata juga mendorong dan mempercepat pertumbuhan ekonomi.
Kegiatan pariwisata menciptakan permintaan, baik konsumsi maupun investasi yang pada
gilirannya akan menimbulkan kegiatan produksi barang dan jasa. Selama berwisata,
wisatawan akan melakukan belanja, sehingga secara langsung menimbulkan permintaan
(Tourism Final Demand) pasar barang dan jasa. Selanjutnya Final Demand wisatawan secara
tidak langsung menimbulkan permintaan akan barang modal dan bahan baku (Investment
Derived Demand) untuk berproduksi memenuhi permintaan wisatawan akan barang dan
jasa tersebut. Dalam usaha memenuhi permintaan wisatawan diperlukan investasi di bidang
transportasi dan komunikasi, perhotelan dan akomodasi lain, industri kerajinan dan industri
produk konsumen, industri jasa, rumah makan restoran dan lain-lain.
Geografi Pengembangan Wilayah
1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah cara untuk mengembangkan pendapatan ekonomi masyarakat pada
daerah wisata watu ulo?
2. Bagaimanakah cara untuk menarik wisatawan agar memilih tempat hiburan di daerah
wisata pantai watu ulo?
3. Bagaimana cara untuk mengetahui fungsi tata guna dan tata letak suatu wisata?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dalam pengembangan daerah pantai.
2. Untuk mengetahui proses promosi yang baik untuk suatu tempat wisata.
3. Untuk mengetahui fungsi tata guna dan tata letak suatu wisata.
4. Untuk mengetahui cara menjaga dan merawat tempat wisata daerah.
Geografi Pengembangan Wilayah
2
BAB II
LANDASAN TEORI
Dalam mengkembangkan suatu wilayah diperlukannya beberapa teori-teori yang
dijadikan sebagai dasar atau acuan dalam pengembangan wilayahnya. Teori pengembangan
wilayah merupakan teori-teori yang menjelaskan bagaimana wilayah tersebut akan
berkembang, faktor-faktor yang membuat wilayah tersebut berkembang, dan bagaimana
proses perkembanganya. Berikut ini merupakan macam-macam teori menurut para ahli.
1.
Teori Keynes
Teori ini dicetuskan oleh Keynes
Dalam aliran Keynes mengemukakan bahwa karena upah bergerak lamban, sistem
kapitalisme tidak akan secara otomatis menuju keseimbangan penggunaan tenaga secara
penuh (full employment equilibrium). Akibat yang ditimbulkan adalah justru sebaliknya,
equilibrium deemployment yang dapat diperbaiki melalui kebijakan fiskal atau moneter untuk
meningkatkan permintaaan agregat.
2.
Teori Neoklasik
Salah satu teori pengembangan wilayah dan kota menyatakan bahwa salah satu
pertumbuhan ekonomi adalah satu proses yang gradual di mana pada satu saat kegiatan
manusia semuanya akan terakumulasi.
Dalam teori ini terdapat pernyataan sebagai berikut :
-
Pemenuhan pekerjaan yang terus menerus tidak dapat diterapkan pada sistem multiregional dimana persoalan regional timbul disebabkan karena perbedaan-perbedaan
geografis dalam hal tingkat penggunaan sumber daya.
-
Persaingan sempurna tidak dapat diberlakukan pada perekonomian regional dan
spasial.
-
Tingkat pertumbuhan terdiri dari 3 sumber: akumulasi modal, penawaran tenaga kerja
dan kemajuan teknologi.
-
Implikasi dari persaingan sempurna adalah modal dan tenaga kerja akan berpindah
apabila balas jasa faktor-faktor tersebut berbeda-beda.
-
Modal akan bergerak dari daerah yang mempunyai tingkat biaya tinggi ke daerah
yang mempunyai tingkat biaya rendah, karena keadaan yang terakhir memberikan
suatu penghasilan yang lebih tinggi.
-
Tenaga kerja yang kehilangan pekerjaan akan pindah ke daerah lain yang mempunyai
lapangan kerja baru pendorong untuk pembangunan di daerah tersebut.
Geografi Pengembangan Wilayah
3
-
Dalam perkembangan ekonomi jangka panjang senantiasa akan muncul kekuatan
tandingan yang dapat menanggulangi ketidakseimbangan dan mengembalikan
penyimpangan kepada keseimbangan yang stabil sehingga tidak diperlukan intervensi
kebijakan secara aktif.
3.
Teori “inter” dan “intra” wilayah oleh Mirdal (Era tahun 1950)
Dalam teori ini terdapat Pengertian ”backwash effects” dan ”spread effects”
Backwash effects contohnya adalah makin bertambahnya permintaan masyarakat suatu
wilayah kaya atas hasil-hasil dari masyarakat miskin berupa bahan makanan pokok seperti
beras yang sumbernya dari pertanian masyarakat wilayah miskin. Sementara Spread effects
contohnya adalah makin berkurangnya kualitas pertanian masyarakat miskin akibat dampak
negatif dari polusi yang disebabkan oleh masyarakat wilayah kaya.
4.
Teori Trickle down Effect (Hirschman) EraTahun 1950
Trickle down effects adalah perkembangnan meluasnya pembagian pendapatan. Teori
“trickle down effects” dari pola pembangunan yang diterapkan di wilayah miskin di negara
berkembang dirasa tidak berhasil memecahkan masalah pengangguran, kemiskinan dan
pembagian pendapatan yang tidak merata, baik di dalam negara berkembang masing maupun
antara negara maju dengan negara berkembang.
Geografi Pengembangan Wilayah
4
BAB III
PEMBAHASAN
Dampak pariwisata terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat lokal dikelompokan
oleh Cohen (1984) menjadi delapan kelompok besar, yaitu (1) dampak terhadap penerimaan
devisa, (2) dampak terhadap pendapatan masyarakat, (3) dampak terhadap kesempatan kerja,
(4) dampak terhadap harga-harga, (5) dampak terhadap distribusi masyarakat atau
keuntungan, (6) dampak terhadap kepemilikan dan kontrol, (7) dampak terhadap
pembangunan pada umumnya dan (8) dampak terhadap pendapatan pemerintah. Majunya
industri pariwisata suatu daerah sangat bergantung kepada jumlah wisatawan yang datang,
karena itu harus ditunjang dengan peningkatan pemanfaatan Daerah Tujuan Wisata (DTW)
sehingga industri pariwisata akan berkembang dengan baik. Negara Indonesia yang memiliki
pemandangan alam yang indah sangat mendukung bagi berkembangnya sektor industri
pariwisata di Indonesia. Sebagai negara kepulauan, potensi Indonesia untuk mengembangkan
industri pariwisata sangatlah besar. Kabupaten Jember merupakan daerah yang giat
mengembangkan potensi wilayahnya untuk tujuan wisata dan menarik minat wisatawan
untuk berkunjung.
Obyek wisata yang dikembangkan berupa objek wisata budaya dan objek wisata alam.
Sebagian besar objek wisata yang berada di Kabupaten Jember adalah objek wisata alam,
baik objek wisata darat (agrowisata) maupun wisata bahari maupun pantai. Sedang objek
wisata budaya relatif belum banyak dikembangkan dan belum ditangani secara optimal, misal
seni-seni tradisional. Objek wisata pantai oleh sebagian belum dikembangkan secara
maksimal oleh Pemerintah Kabupaten Jember dianggap sebagai sektor usaha yang mampu
meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan mampu mengembangkan peluang usaha
bagi masyarakat sehingga akan mampu mengurangi tingkat pengangguran. Dengan
mengunggulkan objek wisata, pemerintah Kabupaten Jember berharap akan mampu
meningkatkan lapangan kerja, kesempatan berusaha dan meningkatkan Pendapatan Asli
Daerah (PAD). Keseriusan penanganan sektor pariwisata maupun rencana pembangunan
tahunan pemerintah Kabupaten Jember. Obyek - obyek wisata ramai dikunjungi wisatawan
baik wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara. Adapun obyek wisata yang
sudah terkenal dan yang ramai dikunjungi adalah : pantai watu ulo, pantai pasir putih, pantai
payangan dan pantai cangakan.
Geografi Pengembangan Wilayah
5
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Pariwisata
Pariwisata adalah perjalanan dari suatu tempat ke tempat lain bersifat sementara dan
dilakukan secara perorangan atau kelompok sebagai usaha mencari keseimbangan atau
keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam kaitannya dengan dimensi
sosial, budaya, alam dan ilmu.
Pengertian Objek Wisata
Objek wisata adalah segala sesuatu yang dapat menarik wisatawan untuk menjadi
sasaran kunjungannya. Sehingga sesuatu dapat dikatakan sebagai objek wisata mempunyai
prasarat harus mempunyai daya tarik tersendiri bagi para wisatawan.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Jenis penelitian merupakan cerminan dari metode umum yang dipergunakan dalam
kegiatan penelitian. Pada penelitian ini peneliti menggunakan deskriptif kualitatif karena data
yang diambil data kualitatif yang diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan sumber
data dan pengamatan langsung di lokasi penelitian.
Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah lokasi dimana peneliti mengambil permasalahan dari
kegiatan penelitian ini. Lokasi penelitian ini adalah objek wisata Pantai Watu ulo yang
merupakan wilayah administratif Desa Sumberejo, Kecamatan Ambulu, Kabupaten Jember.
Watu ulo berjarak kurang lebih 6 km dari Desa Sumberejo wilayah Kecamatan Ambulu
Kabupaten Jember.
Sumber Data
Yang dimaksud sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat
diperoleh. Sumber data dapat dikelompokkan menjadi 3p yaitu person berupa orang dan
place berupa tempat. Person adalah manusia sehingga sumber data ini dapat memberikan
jawaban atas pertanyaan peneliti baik secara lisan yang berupa wawancara maupun secara
tertulis yang berupa angket.
Geografi Pengembangan Wilayah
6
Place merupakan sumber data yang menyajikan tampilan diam dan bergerak.
Tampilan diam misalnya mangan, kelengkapan alat, wujud benda dan sebagainya. Sedangkan
tampilan yang bergerak misalnya aktivitas, kinerja, laju kendaraan, irama nyanyian dan
sebagainya.
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data merupakan cara peneliti mendapatkan data yang
diperlukan di dalam pelaksanaan penelitian dari sumber-sumber data penilaian. Pada
penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian sebagai berikut :
1. Observasi
2. Wawancara
3. Dokumentasi
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penyajian Data
a. Luas Wilayah
Luas wilayah obyek wisata pantai Watu ulo meliputi panjang 3,5 km, lebar 0,75 km.
Melihat ukuran areal tersebut obyek wisata pantai Watu ulo sebagian masuk wilayah Desa
Sumberejo, Kecamatan Ambulu.
b. Infrastruktur
Infrastruktur yang telah ada di obyek wisata Pantai Watu ulo sekarang masih sangat
sederhana antara lain berupa :
1) Transportasi
Jaringan transportasi menuju obyek wisata Pantai Watu ulo berupa jalan masuk lokasi
sepanjang 3,5 km dari jalan raya kota Jember – kecamatan Balung. Jalur lain menuju lokasi
melalui kota Jember yaitu dari Ambulu ke selatan dengan jarak 3,5 km. Jalan tersebut lebar 6
meter. Dengan kondisi jalan yang tergolong bagus. Sedangkan jalan dari desa sumberejo
menuju wisata pantai watu ulo sedikit terjal.
Geografi Pengembangan Wilayah
7
2) Jaringan listrik
Jaringan listrik menuju pantai Watu ulo telah terpasang dengan menggunakan listrik
PLN yang menggunakan kabel udara. Dengan adanya jaringan ini seluruh kawasan pantai
Watu ulo telah mendapatkan penerangan listrik, kecuali pada jalur menuju pantai pasir putih
yang lokasinya disebelah pantai watu ulo.
3) Jaringan air bersih
Jaringan air bersih masih kurang diperhatikan oleh pemerintah maupun warga
setempat, dikarenakan air bersih yang kurang memadahi, wisatawan susah untuk mencari air
ketika sesudah mandi di laut ataupun untuk membersihkan diri.
4) Lapangan parkir
Arena parkir di lokasi wisata berukuran 50 kali 25 meter. Lapangan parkir ini kurang
luas untuk ukuran parkir wisatawan lokal.
c. Fasilitas Wisata
1) Arena bermain
Arena bermain berupa lapangan terbuka yang disediakan alat bermain seperti ayunan,
pengungkit dan sebagainya. Arena bermain ini dilindungi oleh pohon-pohon peneduh yang
berupa cemara laut dan payung-payung peneduh.
2) Pengamanan
Untuk pengamanan pantai tidak dibangun peer pemecah gelombang sehingga
kemungkinan pantai akan terabrasi. Selain pengamanan fisik obyek, selain itu juga pihak
pengelola tidak menempatkan petugas pengamanan sekaligus sebagai pemberi bantuan jika
terjadi kecelakaan ketika mandi di laut. Untuk itu diharapkan pengunjung akan merasa waswas dan tidak nyaman dalam menikmati objek wisata.
3) Gardu pemandangan
Gardu ini dibangun untuk para wisatawan yang ingin menikmati indahnya
pemandangan laut saat matahari terbit atau terbenam serta menikmati semilirnya angin laut.
4) Fasilitas Umum
Fasilitas umum yang disediakan oleh pengelola objek wisata Pantai Watu ulo meliputi :
Geografi Pengembangan Wilayah
8
a) Kamar mandi dan WC Umum
Kamar mandi dipergunakan oleh pengunjung untuk “bilas” setelah mereka mandi atau
bermain air laut. WC umum sangat penting untuk memenuhi hajat para pengunjung objek
wisata.
b) Mushola
Berwisata kadang melampaui batas sholat bagi umat muslim sehingga keberadaan
sarana ibadah berupa mushola sangat dipentingkan dalam suatu objek wisata.
c). Kunjungan Wisata
Objek Wisata Pantai Watu ulo banyak dikunjungi oleh wisatawan lokal. Wisatawan
domestik dan mancanegara belum tertarik untuk mengunjungi objek tersebut. Menurut salah
seorang pengelola ketidaktertarikan tersebut mungkin karena kurangnya promosi dan belum
optimalnya pengelolaan objek wisata Pantai. Mereka lebih tertarik ke Pantai pasir putih
situbondo di yang secara alam memang lebih unik dan adanya acara ritual keagamaan. (
Wawancara, 21 Februari 2015).
Jumlah wisata pengunjung rata-rata 300 - 500 orang setiap bulannya. Kunjungan
wisata banyak dilakukan pada hari Minggu atau libur. Kunjungan wisata banyak dilakukan
pada pagi hari atau sore hari, Sehingga petugas pada pukul 05.00 harus sudah siap di pintu
gerbang dan tutup selepas matahari tenggelam. (Wawancara, 21 Februari 2015).
Pada bulan Romadhon pengunjung datang sejak selepas Subuh sehingga banyak
pengunjung yang tidak sempat ditarik retribusi. Pada bulan ini setiap harinya pengunjung bisa
mencapai ribuan orang, terutama anak-anak.
e). Masyarakat Pelaku Wisata
Masyarakat Desa Sumberejo yang sebagian besar merupakan masyarakat nelayan
memang sangat sulit untuk merubah pola hidupnya menjadi masyarakat pelaku wisata. Hal
ini disebabkan pada masyarakat nelayan yang biasa dengan lingkungan yang kumuh sangat
sulit untuk menjaga kebersihan dan keindahan lingkungannya, ditambah perilaku masyarakat
nelayan yang kasar dan berpendidikan rendah. Dalam hal menyambut adanya kepariwisataan
masyarakat Desa Sumberejo dan sekitarnya memang tampak belum siap. Masyarakat
memang sangat sulit untuk mengubah pola tingkah laku mereka dalam menerima wisatawan.
Geografi Pengembangan Wilayah
9
Kesiapan masyarakat sekitar juga belum tampak dalam memanfaatkan kesempatan
adanya program kepariwisataan ini. Kesempatan masih banyak yang diambil oleh orang luar.
Jenis-jenis kesempatan misalnya sebagai penyedia sarana wisata, penjual makanan khas laut
seperti ikan bakar, bakso ikan dan sebagainya.
f. Aset Obyek Wisata Pantai Watu ulo
Guna pengembangan Objek Wisata Pantai Watu ulo, asset yang dimiliki objek wisata
tersebut sangat penting diperhatikan. Asset ini meliputi asset bergerak dan asset tidak
bergerak. Titik berat pengembangan objek Wisata Pantai Watu ulo adalah pengembangan
objek wisata alam sehingga asset berupa alam sangat dibutuhkan. Sedangkan asset bergerak
dikembangkan sebagai penunjang atau sebagai penambah daya tarik bagi kehadiran para
wisatawan. Asset ini juga dapat dimanfaatkan oleh pelaku wisata yang lain. Secara umum
asset-aset yang dimiliki oleh Objek Wisata Pantai Watu ulo adalah :
1) Tanah
Tanah milik Taman Wisata Pantai Watu ulo seluas lebih kurang 25 ha dengan status
tanah milik negara yang sampai saat ini belum bersertifikat (Sumber : Dinas Pariwisata
Kabupaten Jember). Tanah ini sebagian masih dikelola oleh rakyat untuk pertanian dan
perdagangan dan dalam taraf pembebasan
2) Pantai
Taman wisata Pantai Watu ulo memiliki panjang pantai 3,5 km. Pantai dan segala
penunjangnya ini merupakan keindahan alam yang akan dijual kepada para wisatawan, baik
lokal, domestik maupun asing.
3) Pendaratan Kapal
Pendaratan kapal nelayan dan tempat pelelangan ikan (TPI) di Pelabuhan juga dapat
dijual kepada para wisatawan yang ingin membeli secara langsung sebagai oleh-oleh.
4) Budaya
Geografi Pengembangan Wilayah
10
Budaya masyarakat Pegon (Lomba sapi hias) merupakan penampilan budaya dan
suguhan yang menarik untuk disuguhkan kepada para wisatawan. Budaya Lomban ini
dilaksanakan masyarakat pada Hari Raya Idul Fitri.
5) Hutan Pantai
Hutan Pantai sangat diperlukan untuk menjaga keseimbangan ekosistem. Sayangnya
pada Kawasan wisata ini tidak mengembangkan hutan pantai berupa hutan bakau dan cemara
laut. Padahal pengembangan hutan ini juga untuk mencegah abrasi air laut.
6) Pedagang
Objek wisata Pantai Watu ulo memberikan peluang kerja bagi sebagian masyarakat
Kabupaten Jember dari sektor perdagangan. Perdagangan dilokasi wisata dapat dibedakan
menjadi :
a) Pedagang Tetap
Pedagang tetap yaitu pedagang yang membuka kios dan warung di lokasi wisata.
Pedagang tetap meliputi penjual makanan khas dan cendera mata serta kebutuhan lain
wisatawan. Jumlah pedagang tetap di lokasi wisata Pantai Watu ulo berkisar 25 orang, yang
sebagian besar merupakan masyarakat sekitar lokasi., yang datang untuk berjualan di lokasi
wisata antara pagi sampai petang (kira-kira pukul 18.00).
b) Pedagang Tidak Tetap
Pedagang tidak tetap pada lokasi wisata yaitu pedagang kaki lima dan pedagang
asongan. Pedagang ini ada yang menggelar dagangannya setiap hari dan ada yang datang
hanya pada waktu ramai pengunjung. Hal ini disebabkan karena pada waktu sepi jumlah
pedagang dan pengunjung berimbang sehingga tidak efisien untuk berdagang. Sehingga
jumlah pedagang kali lima dan asongan sulit untuk didata secara pasti.
Pedagang kaki lima lebih banyak menjajakan makanan dan mainan anak-anak
ketimbang yang lain. Sedang pedagang asongan lebih banyak menjajakan makanan dan
minuman ringan, dan kebutuhan lain wisatawan seperti tisue dan sebagainya. Keberadaan
pedagang asongan dan kaki lima ini belum terorganisir sehingga mereka belum ada ikatan
yang mengatur kebersamaan mereka.
7) Seafood
Geografi Pengembangan Wilayah
11
Makanan khas laut yang disediakan oleh warung makan dan restoran memang masih
perlu dikembangkan. Makanan ini berupa ikan bakar/goreng, cumi, kepiting, bakso
kakap/tengiri dan sebagainya. Tetapi warung ini tidak dikelola oleh masyarakat sekitar saja
tetapi oleh penduduk yang berasal dari daerah lain.
g. Personalia
Dinas Pariwisata Pemerintah Kabupaten Jember menempatkan 2 orang pengelola
Objek wisata yang berfungsi menarik retribusi masuk bagi para pengunjung.
Analisa Data
a.
Kontribusi Kunjungan Wisata Pantai Watu ulo terhadap PAD Biaya masuk per orang
sebesar Rp. 2.500,00, rata-rata pengunjung wisata per hari sekitar 100 pengunjung,
kunjungan wisata Pantai pada hari libur bisa 150 sampai 200 pengunjung. Dari data yang
ada maka kontribusi terhadap PAD yang berasal dari pengunjung di Pantai Watu ulo bisa
dihitung sebagai berikut :
- Kunjungan wisatawan pada hari biasa per hari : 100 x Rp. 2.500,00 = Rp. 250.00,00.
- Kunjungan wisata pada hari minggu atau hari libur : 175 x Rp. 2.500,00 = Rp. 437.500,00.
- Kunjungan wisata per bulan pada hari biasa : 26 x 100 x Rp. 2.500 = Rp. 6.500.000,00.
- Kunjungan wisata per bulan pada hari Minggu atau hari libur : 4 x 175 x Rp. 2.500 = Rp.
1.750.000,00
- Kunjungan wisata per tahun pada hari biasa : 312 x Rp. 250.000,00 = Rp. 78.000.000,00.
- Kunjungan wisata per tahun pada hari minggu atau hari libur : 48 x Rp. 437.500,00 = Rp.
21.000.000,00.
-
Dari hasil perhitungan pendapatan kunjungan wisata per tahun Rp. 78.000.000,00 + Rp.
21.000.000,00 = Rp. 99.000.000,00
Dilihat dari pemasukan yang hanya sekitar Rp. 99.000.000,00, kontribusi dari
kunjungan wisata pantai Watu ulo terhadap PAD masih sangat rendah. Oleh karena itu
pemerintah harus segera mengadakan pembangunan dan pengembangan di berbagai sektor,
agar daerah wisata Pantai Watu ulo lebih mempunyai daya tarik, sehingga mampu
menghadirkan pengunjung lebih banyak, dengan demikian akan berpengaruh langsung
terhadap pendapatan asli daerah.
Geografi Pengembangan Wilayah
12
b.
Penilaian Indikator
Penilaian kesiapan sangat diperlukan dalam merencanakan suatu upaya pengembangan.
Dalam pengembangan pariwisata selalu mengkaitkan indikator yang satu dengan yang lain
yang mempunyai hubungan keterkaitan. Yang selanjutnya sebagai dasar strategi
pengembangan yang sesuai.
1) Kebijakan Pemerintah
Rencana Strategis Pembangunan Kabupaten Jember menonjolkan tiga sektor sebagai
prioritas utama pembangunan Kabupaten Jember, yaitu ketiga prioritas tersebut adalah
pertanian, perikanan dan pariwisata. Berdasar prioritas utama pembangunan tersebut sektor
pariwisata termasuk menjadi prioritas utama. Hal ini merupakan kunci utama pengembangan
objek wisata di Kabupaten termasuk Pantai.
2) Status Tanah
Secara yuridis formal Taman wisata Pantai Watu ulo belum memiliki tanah, walaupun
secara de facto telah memilikinya. Karena tanah milik Taman Wisata Pantai Watu ulo seluas
lebih kurang 28 ha dengan status tanah milik negara yang sampai saat ini belum bersertifikat
3) Akomodasi
Akomodasi yang ada di Taman wisata Pantai Watu ulo masih belum ada sehingga
belum layak ditampilkan untuk wisatawan domestik dan manca negara.
4) Transportasi
Transportasi dengan kendaraan umum dapat menjangkau sampai Ambulu yang
berjarak 3,5 km dari lokasi wisata dan jalan rata yang berjarak 2,5 km dari lokasi wisata.
5) Pemandangan alam
Sebagaimana wisata pantai pada umumnya keindahan alam Pantai Watu ulo memang
indah terutama saat matahari terbit dan tenggelam. Pada saat matahari terbit di ufuk timur
dengan pantai kota Jember merupakan pemandangan alam yang sangat mengesankan. Ombak
pantai di kejauhan menambah indahnya pemandangan tersebut.
6) Wisata Bahari
Geografi Pengembangan Wilayah
13
Wisata bahari berupa mancing di laut digemari oleh pecinta olahraga mancing. Areal
pemancingan sampai ke perbatasan sebelah timur yaitu pesisir papuma.
7) Atraksi Budaya
Pegon merupakan kegiatan lomba menghias sapi tradisional yang dilaksanakan
setahun sekali, dalam rangka memeriahkan Hari Raya Idul Fitri. Penampilan budaya ini
banyak menyedot pengunjung yang setiap harinya mencapai puluhan ribu orang. Atraksi ini
berlangsung lebih kurang dua hari.
8) Promosi dan Publikasi
Promosi dan publikasi Taman Wisata Pantai Watu ulo masih sangat kurang. Kegiatan
publikasi baru melalui peta wisata Kabupaten Jember yang dipampangkan di jalan raya dan
petunjuk arah seadanya.
9) Perdagangan
Para pedagang baik pedagang tetap maupun tidak tetap banyak yang berasal dari
masyarakat luar. Belum banyak masyarakat sekitar lokasi yang memanfaatkan kehadiran
lokasi wisata untuk sektor perdagangan. Hal ini disebabkan karena para nelayan biasanya
kurang siap untuk mengembangkan usaha baru, sehingga kehadiran objek wisata yang
berpeluang untuk mengembangkan usaha belum dapat dimanfaatkan dengan baik.
10) Kesiapan masyarakat
Pada dasarnya masyarakat Desa Sumberejo dan sekitarnya belum siap menerima
kehadiran objek wisata. Dibuktikan dengan hasil pengamatan berupa belum adanya
partisipasi masyarakat dalam penataan lingkungan dan mengambil kesempatan berusaha di
lokasi wisata serta hasil wawancara antara lain sebagai berikut : “Kalau di sini diubah
menjadi tempat wisata lalu bagaimana nasib saya sebagai penggarap di sini“ (Wawancara
dengan Sulastri, Petani, 21 Februari 2015). “Wong kerja saya sebagai penggereb (pembuat
ikan asin) kok diminta bersih ya sangat sulit. Yang plesiran ya silakan, saya yang bekerja ya
bekerja” (Wawancara dengan Aan, pengusaha pembuat ikan pindang, 21 Februari 2015).
11) Lokasi
Geografi Pengembangan Wilayah
14
Dilihat dari aspek lokasi Taman Wisata Pantai Watu ulo hanya berjarak 3,5 km dari
Ambulu. Jarak tersebut memakan waktu tempuh 10 menit menggunakan kendaraan bermotor.
Berdasar aspek keterjangkauan jarak 3,5 km dengan waktu tempuh 10 menit, jalan beraspal,
dan berlobang serta topografi landai masih dapat digolongkan mudah dijangkau.
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Berdasar data, analisis data dan pembahasan data penelitian ini dapat ditarik
kesimpulan yang merupakan bagian akhir dari makalah yang berjudul “kajian pengembangan
obyek wisata pantai watu ulo desa sumberejo, kecamatan ambulu, kabupaten jember” sebagai
berikut :
1. Lokasi Objek Wisata Pantai Watu ulo mempunyai konsep keterjangkauan yang tinggi
karena hanya berjarak 3,5 km dari Kota Ambulu dan memiliki jaringan jalan yang bagus.
2. Kondisi lokasi Wisata masih mengandalkan pada keindahan alam, belum banyak sentuhan
manusia.
3. Pengunjung ramai pada hari Minggu dan Libur, bulan ramai pada bulan Ramadhon.
Pengunjung ramai waktu pagi dan sore untuk menikmati keindahan matahari terbit dan
terbenam.
4. Para pedagang belum ada organisasi dan perlu ditertibkan lokasi perdagangannya.
5. Masyarakat belum siap menerima kehadiran lokasi wisata dan wisatawan.
6. Taman Wisata Pantai Watu ulo masih perlu adanya pengembangan. Pengembangan ini
meliputi (1) tata guna lahan, (2) infra struktur, (3) fasilitas umum, (4) akomodasi, (5)
restoran, (6) fasilitas rekreasi, (7) budaya, (8) masyarakat pelaku wisata, (9) manajemen (10)
pedagang.
DAFTAR PUSTAKA
Geografi Pengembangan Wilayah
15
Hadari
Nawari,
1990.
Metode
Penelitian
Bidang
Sosial.
(online),
(http://muhsholeh.blogspot/2012/09/konsep-pengembangan-wilayah.html). diakses tanggal
25 Februari 2015.
Hari Karyono, 1997. Kepariwisataan Indonesia. Jakarta. Penerbit : PT. Gramedia
Widiasarana.
Spillane
J.
James,
1987.
Geografi
Pariwisata,
(online)
(http://1janumuhammad.wordpress.com/2013/01/20/geografi ekonomi dan pariwisata.) diakses
tanggal 25 Februari 2015.
Sari,
P.N.K.
2012.
Definisi
Geografi
pariwisata
(Online),
(http://vitanakumala.blogspot.com/2012/09/definisi-geografi-tumbuhan-dan-hewan.html),
Diakses tanggal 25 Februari 2015.
Sutrisno Hadi, 1988. Metodologi Research. Yogyakarta. Penerbit : Fakultas Psikologi UGM.
Wahab Saleh, 1989. Manajemen Pariwisata. Jakarta. Penerbit : Pradnya Paramita.
LAMPIRAN
Batu yang mempunyai
kemiripan dengan ular
Pertokoan di
pinggiran pantai,
dibangun dari
bambu dan terpal
Tempat parkir yang
kurang memadahi
Geografi Pengembangan Wilayah
16
Download