Uploaded by User112766

MAKALAH TIK II

advertisement
MAKALAH
SISTEM INFORMASI LOGISTIK
Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : TIK II
Dosen Pengampu : Renaldi Tanjung. ST., M.Kom
Disusun Oleh :
MOCH GALIH SUNDAWAN
(20001150)
PROGRAM STUDI PEREKAM MEDIS DAN INFORMATIKA KESEHATAN
AKADEMI PEREKAM MEDIS DAN INFORMATIKA KESEHATAN BANDUNG
2021
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat hidayah
dan inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah TIK II. Penyusun
berharap tulisan ini bisa memberikan wawasan luas untuk memahami tentang “Rancangan
Dan Strategi Pengembangan Apotek Dalam Upaya Meningkatkan Pelayanan Kefarmasian”.
Selain itu penyusun berharap tulisan ini dapat menjadi dasar pengantar dan pemenuhan
materi perkuliahan TIK II.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tugas makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang
bersifat sangat memban dan semoga tulisan ini dapat bermanfaat untuk menambah
pengetahuan rekan-rekan mahasiswa pada khususnya dan para pembaca pada umnya,
mudah-mudahan makalah sederhana yang telah berhasil penulis susun ini bisa dengan
mudah dipahami oleh siapapun yang membacanya. Sebelumnya penulis memohon maaf
bilamana terdapat kesalahan kata atau kalimat yang kurang berkenan bagi pembaca yang
budiman. Serta tak lupa penulis juga berharap adanya masukan serta kritikan yang
membangun dari segenap pembaca demi terciptanya makalah yang lebih baik lagi.
Wassallamu’allaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Bandung, 16 Juni 2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pengertian Logistik
Tujuan utama dari manajemen logistik adalah mengembangkan operasi yang terpadu.
Manajemen kegiatan logistik individual seringkali di bawah perngarahan dan pengawasan dari
berbagai departemen dalam suatu perusahaan. Bila dilihat dari siklus fungsi-fungsi logistik maka
tahap pertama fungsi logistik adalah rencana kebutuhan logistik. Tahap berikutnya yakni tahap
kedua adalah semua kegiatan menyediakan barang-barang logistik untuk menunjang pelaksanaan
tugas seluruh organisasi. Pelaksanaan suatu rencana logistik yang telah direvisi itu biasanya
menyangkut modifikasi prosedur operating atau perubahan besar dalam jaringan kerja sistem
yang ada. Bergantung pada situasi perencanaannya, banyak sekali pengumpulan dan analisa data
yang mungkin diperlukan untuk menyelesaikan suatu rencana.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, penulis mengajukan
rumusannya masalah secara singkat sebagai berikut:
1.
Apakah yang dimaksud dengan pengadaan logistik?
2.
Bagaimana cara pengadaan logistik?
3.
Bagaimana sistem pengadaan logistik?
C.
Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas dapat diketahui tujuan dari pembuatan makalah, yaitu :
1.
Mengetahui pengertian pengadaan logistik.
2.
Mengetahui cara pengadaan logistik.
3.
Mengetahui sistem dari pengadaan logistik.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian dan Cara Pengadaan Logistik
Pengertian pengadaan dalam buku manajemen logistik ialah segala kegiatan usaha untuk
menambah dan memenuhi kebutuhan barang dan jasa berdasarkan peraturan yang berlaku
dengan menciptakan sesuatu yang tadinya belum ada menjadi ada. Pengadaan dapa
mempengaruhi keseluruhan proses arus barang karena merupakan bagian penting dalam proses
tersebut, karena itu pengadaan harus dianggap sebagai fungsi yang strategis dalam manajemen
logistik, dimana dalam pelaksanaan pengadaan ini harus tersedia dalam jumlah yang cukup, pada
waktu yang tepat dan harus diganti dengan cara berkesinambungan dan teratur. Dengan
pelaksanaannya yang diatur berdasarkan ketentuan-ketentuan yang berlaku.
Pengadaan barang dalam sehari-hari disebut juga pembelian dan merupakan titik awal
pengendalian persediaan jika titik awal ini sudah tidak tepat, maka pengendalian akan sulit
dikontrol. Pengadaan tidak selalu harus dilaksanakan dengan pembelian, tetapi didasarkan atas
pilihan berbagai alternatif dengan berpedoman pada prinsip alternatif mana yang paling praktis,
efisien dan efektif. Pengadaan logistik dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain :
1.
Pembelian melalui pelanggan terbuka.
2.
Pembelian melalui pelanggan terbatas.
3.
Pembelian dengan pertunjukan langsung.
Proses pengadaan peralatan dan perlengkapan pada umumnya dilaksanakan dengan tahapan
sebagai berikut :
·
Perencanaan dan penentuan kebutuhan
·
Penyusunan dokumen tender
·
Pengiklanan atau penyampaian dengan lelang
·
Pemasukan dan pembukuan penawaran
·
Evaluasi penawaran
·
Pengusulan dan penentuan pemenang
·
Pengaturan kontrak
Dalam pembelian harus dipertimbangkan beberapa faktor, antara lain :
Ø Harga yang kompetitif
Ø Pelayanan yang cepat
Ø Pemberian kredit yang menguntungkan dengan tingkat harga yang kompetitif
Pengadaan logistik meliputi semua barang-barang suatu organisasi dan itu mencakup barangbarang bergerak terdiri barang-barang habis pakai dan barang-barang tidak habis pakai. Barang
habis pakai misalnya kertas, tinta dan lain-lain. Sedangkan barang tidak habis pakai bergerak
meliputi tanah dan gedung.
B.
Sistem Pengadaan Logistik
Prespektif yang tepat untuk memulai meninjau kegiatan logistik adalah dengan mendapatkan
pengertian tentang kekuatan-kekuatan intern dan ekstern yang mempengaruhi disain dari sistem
logistik suatu perusahaan. Sebagaimana halnya operasi dan koordinasi logistik itu harus terpadu,
maka keempat bidang sistem operating sistem ini pun harus pula berfungsi sebagai suatu
totalitas..
Kekuatan-kekuatan luar dari perusahaan adalah kekuatan bisnis lingkungan yang membatasi
fleksibilitas disain perusahaan itu. Secara bersama-sama kekuatan-kekuatan ini merupakan suatu
lingkungan ekologis bagi perusahaan, meliputi struktur industri, perbedaan pasar pemerintah dan
peraturan hukum, jaringan kerja industri, keadaan perekonomian dan gabungan saluran transaksi.
Jika suatu perusahaan mau bertahan hidup, maka seluruh sistemnya haruslah berfungsi sebagai
totalitas. Dilihat secara sendiri-sendiri, masing-masing sistem ini atau setiap pusat kegiatannya
tidak banyak manfaatnya. Apabila suatu bagian tertentu memberikan sumbangan kepada total
usaha, maka bagian tersebut mamperoleh manfaat ekonomis.
Di dalam perusahaan, sistem logistik itu sangat perlu bagi terlaksananya transaksi. Perusahaan
yang menikmati efisiensi logistik akan memperoleh keuntungan dalam biaya dan jasa-jasa yang
sulit diganti. Perusahaan yang telah memiliki jaringan fasilitas terpadu, kemampuan transportasi,
komunikasi dan penanganan yang selaras dengan usaha-usaha keuangan.
Keseimbangan dalam sistem logistik dan keseimbangannya dengan bagian-bagian lain dari
perusahaan adalah perlu selalu disesuaikan. Dalam jangka panjang, berbagai perobahan ekonomi
dan institusional dapat membuang sistem yang ada itu tidak memadai lagi. Kekurangan itu dapat
meningkatkan biaya atau kerugian keuntungan kompetitif dari perusahaan-perusahaan saingan.
Ada 5 komponen yang bergabung untuk membentuk sistem logistik, yaitu :
1.
Struktur Lokasi Fasilitas
Jaringan fasilitas yang dipilih oleh suatu perusahaan adalah fundamental. Jumlah, besar dan
pengaturan geografis dari fasilitas yang dioperasikan mempunyai hubungan langsung dengan
kemampuan pelayanan terhadap nasabah perusahaan dan terhadap biaya logistiknya. Jaringan
fasilitas suatu perusahaan merupakan serangkaian lokasi ke mana dan melalui mana meterial dan
produk-produk diangkut, untuk tujuan perenacanaan, fasilitas-fasilitas tersebut meliputi pabrik,
gudang dan toko. Seleksi serangkaian lokasi yang unggul dapat memberikan banyak keuntungan
yang kompetitif.
2.
Transportasi
Peusahaan mempunyai 3 alternatif untuk menetapkan kemampuan transportasinya. Pertama,
armada peralatan swasta dapat dibeli dan disewa. Kedua, kontrak khusu dapat diatur dengan
spesialis transport untuk mendapatkan jasa pengangkutan. Ketiga, suatu perusahaan dapat
memperoleh jasa dari suatu perusahaan transport berijin.
3.
Pengadaan Persediaan
Kebutuhan akan transport di antara berbagai fasilitas itu didasarkan atas kebijaksanaan
persediaan yang dilaksanakan oleh suatu perusahaan. Secara teoritis suatu perusahaan dapat saja
mengadakan persediaan setiap barang yang ada dalam persediaannya. Tujuan dari integrasi
persediaan ke dalam sistem logistik adalah untuk mempertahankan jumlah item yang serendah
mungkin yang sesuai dengan sasaran pelayanan untuk nasabah.
4.
Komunikasi
Komunikasi adalah kegiatan yang seringkali diabaikan dalam sistem logistik. Kekurangan dalam
mutu informasi dapat menimbulkan banyak sekali masalah. Kekurangan tersebut dapat
digolongkan kedalam dua kategori besar. Pertama, informasi yang diterima mungkin tidak benar.
Kedua, informasi mungkin kurang akurat dalam hal kebutuhan suatu nasabah tertentu.
5.
Penanganan dan Penyimpanan
Penanganan dan penyimpanan menembus sistem ini dan langsung berhubungan dengan semua
aspek operasi. Ia menyangkut arus persediaan melalui dan di antara fasilitas-fasilitas dengan arus
tersebut yang hanya bergerak untuk menanggapi kebutuhan akan suatu produk atau material.
C.
Sistem Logistik Yang Lazim
Ada 3 pola yang menonjol yang banyak dipakai untuk operasi logistik, yaitu :
1.
Sistem Eselon
Istilah ini mengandung arti bahwa arus produksi atau material itu berlangsung melalui
serangkaian lokasi yang berurutan sejak ia bergerak dari tempat awal ke tujuan akhir. Sistem
Eselon menggunakan gudang-gudang dengan tujuan untuk emnggabungkan beraneka ragam
produk ke dalam suatu pengiriman tunggal yang besar jumlahnya. Situasi eselon ini
mengutamakan penggudangan dengan maksud memperoleh keuntungan dari volume besar di
samping menyediakan jenis produk yang lengkap.
2.
Sistem Langsung
Bertolak belakang dengan pola eselon adalah sistem yang beroperasi langsung dari salah satu
atau sejumlah pusat penumpukan persediaan. Perusahaan yang menjalankan distribusi
mendapatkan bahwa usaha pemasaran mereka paling baik ditunjang oleh suatu perusahaan
sentral.
3.
Sistem Fleksibel
Sistem logistik yang paling lazim adalah sistem yang mengkombinasikan prinsip-prinsip eselon
dengan prinsip-prinsip sistem langsung menjadi satu pola operasi yang fleksibel, sebagaimana
yang telah dikemukakan sebelumnya. Selektivitas persediaan didorong adanya dalam desain
sistem logistik.
Masing-masing perusahaan menghadapi masalah pemasaran yang berlainan, dan memakai
kebijaksanaan logistik yang fleksibel yang berbeda-beda pula dalam hal penggudangan.
Perusahaan ini harus mempelajari kebutuhan-kebutuhan logistiknya sendiri untuk menentukan
pola yang paling baik bagi kebutuhan pelayanannya dengan total biasya yang terendah.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Proses logistik pada dasarnya diarahkan untuk mengoptimalkan faktor produksi, yaitu untuk
melakukan optimasi terhadap biaya, waktu dan kualitas. Oleh karena itu penentuan lokasi sangat
mempengaruhi logistik. Lokasi dipengaruhi oleh:

Biaya produksi, terutama dalam kaitannya ketersediaan tenaga kerja, upah buruh,
bahan bakar, dan daerah produksi.

Biaya pergudangan dan lokasi penempatan gudang

Biaya untuk melakukan dekonsolidasi.

Faktor kualitas dari produksi, dekonsolidasi dan transportasi

Peluang untuk menggunakan berbagai moda transportasi termasuk biaya dan waktu
yang diperlukan
Download