 
                                MAKALAH
BASIS DAN DIMENSI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
“ALJABAR LINEAR”
1.
2.
3.
4.
Disusun Oleh Kelompok 13 :
Ariqah Tsabitah Azzahra
(A1C020046)
Mey Sinta
(A1C020032)
Miftahul Izzati
(A1C020044)
Nadila Triana Lisa
(A1C020054)
Kelas : II B
Prodi : Pendidikan Matematika
Dosen Pengampu :
1. Dr. Hanifah, M.Kom
2. Tria Utari, S.Pd, M.pd
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembahasan tentang kebebasan linear pada aljabar max-plus berawal dan hasil kerja
Cunninghame-Greene, 1979; yang mendefinisikan bahwa sebuah himpunan dikatakan bebas
linear secara lemah jika tidak memuat suatu vektor yang merupakan kombinasi linear dari vektor
lain pada himpunan tersebut. Pernyataan ini kemudian dikembangkan oleh Wagneur, 1991; yang
mengatakan bahwa sub ruang linear dari đ
 đ yang dibangun secara berhingga memuat sebuah
himpunan pembangun bebas linear secara lemah, Hasil ini kemudian dilanjutkan oleh
Cunninghame-Green, Butkovi’c, 2004; Gaubert, Katz, 2007; Butkovi’c, et al, 2007. Teori ini
menunjukkan bahwa kebebasan linear secara lemah yang membangun suatu himpunan dapat
diidentifikasikan sebagai suatu himpunan dari extreme rays. Gondran dan Minoux, 1984,
mendefinisikan bentuk yang berbeda tentang kebebasan linear namun lebih mendekati pengertian
kebebasan linear secara umum. Suatu himpunan berhingga disebut bergantung linier pada
Gondran-Minoux jika himpunan tersebut dapat dipartisi menjadi dua himpunan yang
membangun ruang linier dengan interseksi yang bukan merupakan vektor nol.
Misalkan V ruang vektor dan S={s1, s2, ...., sn}. S disebut basis dari V bila memenuhi dua
syarat, yaitu:
1. S bebas linier
2. S membangun V
Basis dari suatu ruang vektor tidak harus tunggal tetapi bisa lebih dari satu. Ada dua
macam basis yang kita kenal yaitu basis standar dan basis tidak standar.
B.
Rumusan Masalah
Pada pembahasan ini penulis akan menjelaskan apa yang dimaksud dengan basis dan
dimensi.
BAB II
PEMBAHASAN
BASIS DAN DIMENSI
Basis :
suatu
ukuran
tertentu
yang
menyatakan komponen
dari
sebuah
vector. Dimensi biasanya dihubungkan dengan ruang, misalnya garis adalah ruang dengan
dimensi 1, bidang adalah ruang dengan dimensi 2 dan seterusnya. Definisi basis secara umum
adalah sebagai berikut :
Jika V adalah ruang vektor dan S = {v1, v2, v3, ….., vn} adalah kumpulan vektor di dalam V,
maka S disebut sebagai basis dari ruang vektor V jika 2 syarat berikut ini dipenuhi :
i.
S bebas linier;
ii.
S serentang V.
Suatu basis adalah generalisasi ruang vektor dari suatu sistem koordinat pada ruang berdimensi 2
dan ruang berdimensi 3. teorema berikut akan membantu untuk memahami hal tersebut.
Teorema 5.4.1
Keunikan Representasi Basis
Jika S = {đŁ1 , đŁ2 , . . . ., đŁđ } adalah suatu basis dari ruang vektor V, maka setiap vektor v pada V
dapat dinyatakan dalam bentuk v = đ1 đŁ1 +đ2 đŁ2 + . . . + đđ đŁđ dengan tepat satu cara
CONTOH 1 Basis Standar Untuk R3
Pada Contoh 3 subbab sebelumnya, kita telah menunjukkan bahwa jika
i = (1, 0, 0),
j = (0, 1, 0),
dan
k = (0, 0, 1)
maka S = {i, j, k} adalah suatu himpunan bebas linear pada R3. Himpunan ini juga merentang R3
karena vektor sebarang v = (a, b, c) pada R3 dapat ditulis sebagai
v = (a, b, c) = a (1, 0, 0) + b (0, 1, 0) + c (0, 0, 1) = ai + bj + ck
(1)
Jadi, S adalah basis untuk R3 dan disebut sebagai basis standar (standard basis) untuk R3.
Dengan melihat koefisien-koefisien i, j, dan k pada (1), karena koordinat-koordinat v relatif
terhadap basis standar adalah a, b, dan c, sehingga
(v)s = (a, b, c)
Dengan membandingkan hasil ini dengan (1) maka
v = (v)s
persamaan ini menyatakan bahwa komponen-komponen dari suatu vektor v relatif terhadap
suatu sistem koordinat siku-siku xyz dan koordinat-koordinat v relative terhadap basis sandar
adalah sama. Jadi, system koordinat dan basisnya menghasilkan korespodensi satu ke satu yang
tepat sama antara ruang berdimensi 3 dan tripel bilangan real yang berurutan (Gambar 5.4.4)
CONTOH 2 Basis Standar untuk Rn
Pada Contoh 3 subbab sebelumnya kami telah menunjukkan bahwa jika
e1 = (1, 0, 0, …, 0),
e2 = (0, 1, 0, …, 0), …,
en = (0, 0, 0, …, 0)
(1)
maka
S = { e1, e2, …, en}
adalah suatu himpunan bebas linear pada R3. Lebih lanjut, himpunan ini juga merentang Rn
karena vektor sebarang v = (v1, v2, …, vn) pada Rn dapat ditulis sebagai
v = v1 e1 + v2 e2 + … + vn en
(2)
Jadi, S adalah suatu basis untuk Rn dan disebut sebagai basis standar untuk Rn (standard basis
for Rn). Sesuai dengan (2) bahwa koordinat-koordinat v = (v1, v2, …, vn) relative terhadap basis
standar adalah v1, v2, …, vn, sehingga
(v)s = (v1, v2, …, vn)
Sebagaimana pada Contoh 1, kita memperoleh v = (v)s sehingga suatu vektor v dan vektor
koordinatnya relatif terhadap basis standar untuk Rn adalah sama
CATATAN. Kita akan melihat pada contoh selanjutnya bahwa suatu vektor dan vektor
koordinatnya tidak akan sama. Kesamaan yang kita lihat pada dua contoh di atas adalah suatu
kasus khusus yang terjadi hanya dengan basis standar untuk Rn.
CATATAN. Pada R2 dan R3, vektor-vektor basis standar biasanya dinotasikan dengan i, j, dan k
dan bukannya dengan e1, e2, dan e3. Kita akan menggunakan kedua notasi, tergantung pada
situasi tertentu.
CONTOH 3 Memperlihatkan bahwa Himpunan Vektor adalah suatu Basis
Misalkan v1 = (1, 2, 1), v2 = (2, 9, 0), dan v3 = (3, 3, 4). Tunjukkan bahwa himpunan S = { v1, v2,
v3} adalah suatu basis untuk R3.
Penyelesaian:
Untuk menunjukkan bahwa himpunan S merentang R3, kita harus menunjukkan bahwa suatu
vektor sebarang b = (b1, b2, b3) dapat dinyatakan sebagai suatu kombinasi linear
b = c1v1 + c2v2 + c3v3
dari vektor-vektor pada S. dengan menyatakan persamaan ini dalam bentuk komponenkomponennya kita memperoleh
(b1, b2, b3) = c1(1, 2, 1), + c2(2, 9, 0) + c3(3, 3, 4)
atau
(b1, b2, b3) = (c1 + 2c2 + 3c3, 2c1 + 9c2 + 3c3, c1 + 4c3)
atau, dengan menyertakan komponen-komponen yang bersesuaian,
c1 + 2c2 + 3c3 = b1
2c1 + 9c2 + 3c3 = b2
c1
(3)
+ 4c3 = b3
jadi, untuk menunjukkan bahwa S merentang R3, kita harus menunjukkan bahwa system (3)
memiliki satu solusi untuk setiap pilihan dari b = (b1, b2, b3).
Untuk membuktikan bahwa S bebas linear, kita harus menunjukkan bahwa satu-satunya
solusi dari
c1v1 + c2v2 + c3v3 = 0
(4)
adalah c1 = c2 = c3 = 0. Sebagaimana di atas, jika (4) dinyatakan dalam bentuk komponenkomponennya, pembuktian kebebasan akan berkurang hanya dengan menunjukkan bahwa sistem
homogen
c1 + 2c2 + 3c3 = 0
2c1 + 9c2 + 3c3 = 0
c1
(5)
+ 4c3 = 0
hanya memiliki solusi trivial. Amati bahwa sistem (3) dan (5) memiliki matriks koefisien yang
sama. Jadi, menurut Teorema 4.3.4 bagian (b), (e) dan (g), kita dapat membuktikan secara
simultan bahwa S adalah bebas linear dan merentang R3 dengan menunjukkan bahwa pada sistem
(3) dan (5) matriks koefisiennya memiliki determinan taknol. Dari
1
A = [2
1
2 3
9 3]
0 4
kita memperoleh
1
det(A) = |2
1
2 3
9 3| = -1
0 4
dan dengan demikian S adalah basis untuk R3.
CONTOH 4 Merepresentasikan suatu Vektor dengan Menggunakan Dua Basis
Misalkan himpunan S = { v1, v2, v3} adalah suatu basis untuk R3 pada contoh sebelumnya.
(a) Tentukan vektor koordinat dari v = (5, -1, 9) dalam S.
(b) Tentukan vektor v pada R3 yang vektor koordinatnya dalam basis S adalah (v)s = (-1, 3, 2).
Penyelesaian (a). Kita harus menentukan skalar-skalar c1, c2, c3, sedemikian rupa sehingga
v = c1v1 + c2v2 + c3v3
atau, dalam bentuk komponen-komponennya,
(5, -1, 9) = c1(1, 2, 1), + c2(2, 9, 0) + c3(3, 3, 4)
Dengan menyetarakan komponen-komponen yang bersesuaian kita memperoleh
c1 + 2c2 + 3c3 = 5
2c1 + 9c2 + 3c3 = -1
c1
+ 4c3 = 9
Dengan meyelesaikan sistem ini, kita memperoleh c1 = 1, c2 = -1, c3 = 2
Oleh karena itu
(v)s = (1, -1, 2)
Penyelesaian (b). Dengan menggunakan definisi dari vektor koordinat (v)s, kita memperoleh
v = (-1)v1 + 3v2 + 2v3
= (-1) (1, 2, 1) + (2, 9, 0) + 2 (3, 3, 4) = (11, 31, 7)
CONTOH 5 Basis Standar untuk Pn
(a) Tunjukkan bahwa S = {1, x, x2, …., xn} adalah suatu basis untuk ruang vektor Pn yang terdiri
dari polynomial-polinomial berbentuk a0 + a1x + …. + anxn.
(b) Tentukan vektor koordinat dari polynomial p = a0 + a1x + a2x2 relative terhadap basis S = {1,
x, x2} untuk P2.
Penyelesaian (a). Kami telah menunjukkan bahwa S merentang Pn pada Contoh 11 Subbab 5.2,
dan kami telah menunjukkan bahwa S adalah himpunan bebas linear pada Contoh 5 Subbab 5.3.
Jadi, S adalah basis untk Pn dan disebut sebagai basis standar untuk Pn (standard basis for Pn).
Penyelesaian (b). Koordinat-koordinat p = a0 + a1x + anx2 adalah koefisien-koefisien scalar dari
vektor basis 1, x, dan x2, sehingga (p)s = (a0, a1, a2).
CONTOH 6 : Basis Standar untuk đ´đđ
Misalkan :
đ1 = [
1 0
],
0 0
0
đ2 = [
0
1
],
0
đ3 = [
0 0
],
1 0
0 0
đ4 = [
]
0 1
Himpunan đ = {đ1 , đ2 , đ3 , đ4 } adalah basis ruang vektor đ22 , perhatikan bahwa suatu vektor
matriks 2 × 2. Untuk melihat bahwa S merentang đ22 , perhatikan bahwa suatu vektor (matriks)
sebarang
[
đ
đ
đ
]
đ
Dapat ditulis sebagai
đ
[
đ
1
đ
] = đ[
0
đ
0
0
]+đ[
0
0
1
0 0
0 0
]+đ[
]+đ[
]
0
1 0
0 1
= đđ1 + đđ2 + đđ3 + đđ4
Untuk melihat bahwa S bebas linear, asumsikan bahwa
đđ1 + đđ2 + đđ3 + đđ4 = 0
Yaitu,
1 0
0 1
0 0
0
đ[
]+đ[
]+đ[
]+đ[
0 0
0 0
1 0
0
0
0
]=[
1
0
0
]
0
Maka
đ
[
đ
0 0
đ
]=[
]
0 0
đ
Jadi, đ = đ = đ = đ = 0, sehingga S bebas linear. Basis S pada contoh ini disebut basis standar
untuk đ22 . Secara umum, basis standar untuk đđđ terdiri dari đđ matriks yang berbeda dengan
satu bilangan 1 dan nol untuk entri-entri lainnya.
CONTOH 7 : Basis untuk Subruang rentang (S)
Jika đ = {đŻ1 , đŻ2 , … đŻđ } adalah suatu himpunan bebas linear pada ruang pada ruang vektor V,
maka S adalah suatu basis untuk subruang rentang (S) karena himpunan S merentang rentang (S)
berdasarkan defenisi dari rentang (S).
DEFENISI
Suatu ruang vektor taknol đ disebut berdimensi terhingga jika terdiri dari himpunan
terhingga vektor-vektor {đŻ1, đŻ2, … đŻđ, } yang membentuk suatu basis. Jika tidak
terdapat himpunan seperti ini, đ disebut sebagai berdimensi takterhingga. Selain
itu, ruang vektor nol sebagai berdimensi terhingga.
CONTOH 8 : Beberapa Ruang Berdimensi Terhingga dan Takterhingga
Dari contoh 2, 5, dan 6, ruang-ruang vektor đ
 đ , đđ , dan đđđ adalah berdimensi terhingga.
Ruang-ruang vektor đš(−∞, ∞), đś(−∞, ∞), đś đ (−∞, ∞), dan đś ∞ (−∞, ∞) adalah berdimensi
takterhingga.
TEOREMA 5.4.2
Misal đ adalah suatu ruang vektor berdimensi terhingga dan {đŻ1 , đŻ2 , … , đŻđ } adalah
basis sebarang.
a. Jika suatu himpunan memiliki vektor lebih dari n, maka himpunan tersebut
bersibat tidak bebas linear
b. Jika suatu himpunan memiliki vektor kurang dari n, maka himpunan tersebut
bersifat tidak merantang đ
Bukti (a)
Misalkan đ ′ = {đ°1 , đ°2 , … , đ°đ } adalah himpunan sebarang yang terdiri dari m vektor pada đ,
đ > đ. kita ingin menunjukkan bahwa đ ′ tidak bebas linear. Karena đ = {đŻ1 , đŻ2 , … , đŻđ } adalah
suatu basis, setiap đđ dapat dinyatakan sebagai kombinasi linear dari vektor-vektor pada đ,
misalkan
đ1 = đ11 đŻ1 + đ21 đŻ2 + . . . + đđ1 đŻn
đ2 = đ12 đŻ1 + đ22 đŻ2 + . . . + đđ2 đŻn
âŽ
âŽ
âŽ
âŽ
(6)
đđ = đ1đ đŻ1 + đ2đ đŻ2 + . . . + đđđ đŻn
Untuk menunjukkan bahwa đ ′ tidak bebas linear, kita harus menentukan skalar-skalar
đ1 , đ2 , … , đđ , yang tidak semua nol, sedemikian rupa sehingga
đ1 đ1 + đ2 đđ + . . . +đđ đđ = đ
(7)
Dengan menggunakan persamaan (6), kita dapat menulis persamaan (7) sebagai berikut
đ1 (đ11 đŻ1 + đ21 đŻđ + . . . + đđ1 đŻn ) + đ2 (đ12 đŻ1 + đ22 đŻđ + . . . + đđ2 đŻn ) +
âą
+đđ (đ1đ đŻ1 + đ2đ đŻđ + . . . + đđđ đŻn ) = 0
(đ1 đ11 đŻ1 + đđ đ21 đŻđ + . . . + đ1 đđ1 đŻn ) + (đ2 đ12 đŻđ + đ2 đ22 đŻđ + . . . + đ2 đđ2 đŻđ§ ) +
âą
+(đđ đ1đ đŻ1 + đđ đ2đ đŻđ + . . . +đđ đđđ đŻn ) = 0
(đ1 đ11 đŻ1 + đ2 đ12 đŻ1 + . . . +đđ đ1đ đŻ1 ) + (đđ đ21 đŻđ + đ2 đ22 đŻđ + . . . +đđ đ2đ đŻđ ) +
âą
+(đ1 đđ1 đŻn + đ2 đđ2 đŻn + . . . +đđ đđđ đŻn ) = đ
(đđ đđđ + đđ đđđ + . . . +đđ đ1đ )đŻ1 + (đđ đ21 + đ2 đ22 + . . . +đđ đ2đ )đŻ2 +
âą
+(đ1 đđ1 + đ2 đđ2 + . . . +đđ đđđ )đŻn = đ
Jadi, dari kebebasan linear S, masalah pembuktian bahwa S’ adalah himpunan tidak bebas linear
hanya menjadi pembuktian bahwa terdapat skalar-skalar đ1 , đ2 , … , đđ , yang tidak semuanya nol
yang memenuhi
đ11 đ1 + đ12 đ2 + . . . + đ1đ đm = 0
đ21 đ1 + đ22 đ2 + . . . + đ2đ đm = 0
âŽ
âŽ
âŽ
âŽ
đđ1 đ1 + đđ2 đ2 + . . . + đđđ đm = 0
(8)
Persamaan (8) memiliki lebih banyak faktor yang tidak diketahui dibanding jumlah
persamaanya, sehingga bukti menjadi lengkap karena Teorema 1.2.1 menjamin keberadaan
solusi-solusi nontrivial.
Bukti (b)
Misalkan đ ′ = {đ°1 , đ°2 , … , đ°đ } adalah himpunan sebarang yang terdiri dari m vektor pada đ,
đ < đ. kita ingin menunjukkan bahwa đ ′ tidak merentang đ. Pembuktian menggunakan
kontradiksi, kita akan menunjukkan bahwa dengan mengansumsikan đ ′ merentang V akan
mengarah pada suatu kontradiksi kebebasan linear dari {đŻ1 , đŻ2 , … , đŻđ }
Jika đ ′ merentang đ, maka setiap vektor pada đ adalah kombinasi linear vektor-vektor
pada đ ′ . Khususnya setiap vektor basis đŻi adalah kombinasi linear dari vektor- vektor pada đ ′ .
Misal
đŻ1 = đ11 đ°đ + đ21 đ°đ + . . . + đđ1 đ°m
đŻ2 = đ12 đđ + đ22 đ°đ + . . . + đđ2 đ°m
âŽ
âŽ
âŽ
âŽ
đŻđ = đ1đ đ°đ + đ2đ đ°đ + . . . + đđđ đ°m
(9)
Untuk memperoleh kontradiksi ini, kami akan menunjukkan bahwa terdapat skalar đ1 , đ2 , … , đđ ,
yang tidak semuanya nol, sedemikian rupa sehingga
đ1 đŻđ + đ2 đŻđ + . . . +đđ đŻđ
(10)
Amati bahwa persamaan (9) dan (10) memiliki bentuk yang sama dengan (6) dan (7) kecuali
bahwa m dan n dipertukarkan dan demikian pula dengan w dan đŻ nya. Jadi perhitungan yang
mengarah ke persemaan (8) menghasilkan
đ11 đ1 + đ12 đ2 + . . . + đ1đ đn = 0
đ21 đ1 + đ22 đ2 + . . . + đ2đ đn = 0
âŽ
âŽ
âŽ
âŽ
đđ1 đ1 + đđ2 đ2 + . . . + đđđ đn = 0
Sistem linear ini memiliki lebih banyak faktor yang tidak diketahui dibanding jumlah
persamaannya, sehingga sesuai dengan teorema 1.2.1 memiliki solusi-solusi nontrivial.
Sesuai dengan teorema sebelumnya bahwa jika đ = {đŻ1 , đŻ2 , … , đŻđ } adalah basis sebarang
untuk ruang vektor đ, maka semua himpunan pada đ yang secara simultan merentang đ dan
bebas linear harus memiliki tepat n vektor. Jadi, semua basis untuk đ harus memiliki jumlah
vektor yang sama dengan basis sebarang đ. Penjelasan ini menghasilkan teorema berikut
TEOREMA 5.4.3
Semua basis unutk ruang vektor bersimensi terhingga memiliki jumlah vektor
yang sama
Kaitan teorema ini dengan konsep dimensi yaitu bahwa basis standar untuk đ
 đ memiliki n
vektor. Jadi teorema 5.4.3 menyatakan bahwa semua basis untuk đ
 đ memiliki n vektor.
Khususnya, setiap basis untuk đ
 3 memiliki tiga vektor, setiap basis untuk đ
 2 memiliki dua
vektor, dan setiap basis untuk đ
1 (= đ
) memiliki satu vektor
Secara intuitif, đ
 3 adalah berdimensi tiga, đ
 2 (suatu bidang) adalah berdimensi dua dan
R (suatu garis) adalah berdimensi satu. Jadi, untuk ruang-ruang vektor yang telah dikenal,
jumlah vektor pada suatu basis adalah sama dimensinya. Ini mendasari defenisi berikut
DEFENISI
Dimensi dari ruang vektor đ yang berdimensi terhingga, dinotasikan dengan dim(đ),
didefinisikan sebagai banyaknya vektor-vektor pada basis untuk đ. Selain itu, kita
mendefinisikan ruang vektor nol sebagai berdimensi nol.
CONTOH 9 : Dimensi dari Beberapa Ruang Vektor
ďˇ
dim(đ
 đ ) = đ
(basis standar memiliki n vektor)
pada contoh 2
Dapat ditunjukkan bahwa đ = {đ1 , đ2 , … , đđ } dengan
đ1 = (1,0,0, … ,0), đ2 = (0,1,0, … ,0), ...., đđ = (0,0,0, … ,1)
adalah basis standar untuk đ
 đ , artinya dim(đ
 đ ) = đ
ďˇ
dim(đđ ) = đ + 1
(basis standar memiliki n + 1 vektor)
pada contoh 5
{1, đĽ, đĽ 2 , đĽ 3 , … , đĽ đ } adalah basis standar untuk đđ , shingga dapat dengan mudah
diidentifikasikan bahwa dim(đđ ) = đ + 1
ďˇ
dim(đđđ ) = đđ
(basis standar memiliki mn vektor)
pada contoh 6
Himpunan đ = {đ1 , đ2 , đ3 , đ4 } adalah basis ruang vektor đ22 , yaitu matriks
berukuran 2 × 2. Dengan demikian dim(đđđ ) = 2 × 2 = 4
CONTOH 10 : Dimensi dari Ruang Solusi
Tentukan basis dan dimensi dari ruang solusi sistem homogen
2đĽ1 + 2đĽ2 − đĽ3
+ đĽ5 = 0
−đĽ1 − 2đĽ2 + 2đĽ3 − 3đĽ4 + đĽ5 = 0
đĽ1 + đĽ2 − 2đĽ3
− đĽ5 = 0
đĽ3 + đĽ4 + đĽ5 = 0
Penyelesaian
Pada contoh 7 subbab 1.2 telah ditunjukkan bahwa solusi umum dari sistem tersebut adalah
đĽ1 = −đ  − đĄ,
đĽ2 = đ ,
đĽ3 = −đĄ,
đĽ4 = 0,
đĽ5 = đĄ
Oleh karena itu, vektor-vektor solusi dapat ditulis sebagai berikut
đĽ1
−đ 
−đ  − đĄ
−đĄ
−1
−1
đĽ2
đ 
đ 
0
1
0
đĽ3 =
−đĄ
= 0 + −đĄ = đ  0 + đĄ 1
đĽ4
0
0
0
0
0
[0] [đĄ]
[đĽ5 ] [ đĄ ]
[0]
[1]
Yang menunjukkan bahwa vektor-vektor
−1
−1
1
0
đŻ1 = 0 dan đŻ2 = 1
0
0
[0]
[1]