Disusun Oleh : Efdi Wahyudi Modul IPS Kelas IX 0 Pendahuluan Setelah pengakuan kedaulatan oleh Pemerintah Belanda tanggal 27 Desember 1949, terbentuknlah Negara Republik Indonesia Serikat (RIS) di seluruh wilayah bekas jajahan Hindia Belanda. Republik Indonesia menjadi salah satu bagian dari RIS. Bentuk negara serikat ternyata tidak sesuai dengan cita-cita perjuangan kemerdekaan Indonesia. Munculah gerakan kelompok unitaris yang dengan kesadaran tinggi ingin bergabung dengan RI dan kembali menjadi negara kesatuan. Bagaimana proses Kembali ke negara kesatuan? Kalian akan mempelajari melalui kegiata belajar berikutnya. Setelah Kembali menjadi negara kesatuan, bangsa Indonesia masih menghadapi banyak tantangan. Sebagai negara yang baru berdaulat penuh, stabilitas pemerintahan menjadi salah satu hambatan. Pada masa pasca pengakuan kedaulatan ini system pemerintahan Indonesia disebut cabinet parlementer. Hal ini menjadi salah satu hambatan, karena sering terjadinya pergantian kabinet. Mengapa demikian? Ananda akan menemukan jawabannya melalui kegiatan berikut ini. Selain pemerintahan yang belum stabil, permasalahan lain adalah ancaman Gerakan desintegrasi (pemisahan diri/pemberontakan). Dengan mempelajari wacana dalam modul dan mengerjakan latihan di bawah ini, di harapkan Ananda memahami kronologis secara utuh perkembangan kehidupan bangsa pada masa demokrasi parlementer. Petunjuk Penggunaan Modul Sebaiknya sebelum mempelajari modul ini, perhatikan terlebih dahulu petunjuk penggunaan modul berikut! A. Petunjuk bagi guru 1. Guru memberikan pengarahan kepada siswa sebelum belajar menggunakan modul. 2. Guru menjawab pertanyaan dari siswa B. Petunjuk bagi siswa 1 1. Baca diskripsi singkat isi modul agar mengetahui gambaran isi modul. 2. Sebelum mempelajari isi modul, baca terlebih dahulu tujuan pembelajaran dan apersepsi setiap kegiatan belajar. 3. Bacalah isi modul secara cermat, bila sekiranya ada yang kurang jelas tanyakan pada temanmu yang anggap kamu bisa. Jika masih belum jelas mintalah penjelasan guru. 4. Kerjakan soal evaluasi dengan sungguh-sungguh dan cocokan dengan kunci jawaban yang telah di sediakan di modul bagian belakang. 5. Jangan lupa membaca referensi lain yang mendukung untuk menambah pengetahuan kalian. Komptensi Dasar 3.4 Menganalisis kronologis, perubahan, dan kesinambungan ruang (geografis, politik, ekonomi, Pendidikan, social, budaya) dari awal kemerdekaan sampai awal reformasi. Indikator Kompetensi Dasar 3.4.2 Menganalisis sebab-sebab sering berganti kabinet pada masa demokrasi parlementer 2 Peta Konsep Indonesia Pasca Pengakuan Kedaulatan Kembalinya Indonesia Menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia Masa Pemerintahan Liberal Pemilihan Umum 1955 Latar Belakng Kembalinya ke Negara Kesatuan Republik Indonesia Proses kembalinya Negara RIS menjadi Negara Kesatua Republik Indonesia (NKRI) 3 `Kajian Masalah Dalam materi pembelajaran Indonesi Masa Demokrasi permasalahan yang muncul adalah sebagai berikut : Liberal 1. Kembalinya Indonesia menjadi negara kesatuan menimbulkan masalah baru yaitu diterapkannya Sistem Pemerintahan Parlementer 2. Sistem Pemrintahan Parlementer membawa Indonesia menjadi negara yang tidak stabil di bidang pemerintahan 3. Anggota konstituante hasil dari pemilihan umum 1955 tidak berhasil membuat UUD Uraian Materi Aktivitas 1 : Menjelaskan Proses Kembalinya Indonesia ke Negara Kesatuan Sumber : https://p3ta-indonesia.blogspot.com/1987/04/petarepublik- indonesia-serikat.html Gambar 1.1 Peta wilayah Republik Indonesia Serikat Perhatikan gambar peta di atas. Dimanakah letak provinsimu? Negara Republik Indonesia hanya ditunjukkan pada gambar nomor 1. Selain itu adalah Negara Indonesia Serikat. Kondisi di atas tentu bertentangan dengan UUD 1945. Karena 4 itulah akhirnya negara-negara serikat meleburkan diri menjadi NKRI. Untuk memahami prosesnya ikutilah kegiatan berikut ini. 1.1 Latar Belakng Kembalinya ke Negara Kesatuan Republik Indonesia Berdasar Persetujuan KMB pada tanggal 2 November 1949 maka terbentuklah negara federal yang bernama Republik Indonesia Serikat (RIS). RIS terdiri dari negara-negara bagian yaitu Republik Indonesia, Negara Sumatera Timur, Negara Sumatera Selatan, Negara Pasundan, Negara Jawa Timur, Negara Madura, Negara Indonesia Timur, Kalimantan Tenggara, Banjar, Dayak Besar, Biliton, Riau, dan Jawa Tengah yang berdiri sejak pengakuan kedaulatan pada tanggal 27 Desember 1949. Munculnya RIS akhirnya menimbulkan gerakan di negara-negara bagian yang ingin bergabung dengan RI untuk mewujudkan negara kesatuan RI (Kelompok Unitaris). Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya: 1) Sebagian besar masyarakat Indonesia tidak puas dengan hasil KMB yang melahirkan negara RIS 2) Pemerintahan RIS (bentuk federasi) tidak sesuai dengan jiwa dan cita-cita Proklamasi. 3) Anggota Parlemen RIS pendukung Republik Indonesia. 4) Mayoritas rakyat Indonesia menyadari bahwa negara federal merupakan bentukan Belanda. 1.2 Proses kembalinya Negara RIS menjadi Negara Kesatua Republik Indonesia (NKRI)Kronologi peristiwa yang menggambarkan proses kembalinya Negara RIS menjadi Negara Kesatua Republik Indonesia (NKRI), perhatikan gambar di bawah ini; 5 Gambar 1.2. Demontrasi masyarakat Jawa Barat, untuk pembubaran Negar Pasundan dan bergabung dengan NKRI Sumber : 30 Tahun Indonesia Merdeka Contoh Gerakan Kembali ke NKRI adalah usaha yang dilakukan rakyat Negara Pasundan. Pada Tanggal 11 Maret 1950 Negara Pasundan bergabung ke RI. Hal ini didahului oleh peristiwa penting yakni pada tanggal 8 Maret 1950, pemerintah RIS dengan persetujuan Parlemen dan Senat RIS mengeluarkan Undang-Undang Darurat No. 11 tahun 1950 tentang “Tata Cara Perubahan Susunan Kenegaraan RIS”. Berdasarkan Undang-Undang Darurat tersebut berturut-turut negara-negara bagian menggabungkan diri dengan Republik Indonesia, sehingga sampai tanggal 5 April 1950 negara RIS tinggal terdiri dari tiga negara bagian, yaitu: a) Republik Indonesia (RI) b) Negara Sumatra Timur (NST) c) Negara Indonesia Timur (NIT) Pada tanggal 19 Mei 1950 dicapai kesepakatan atau “Piagam Persetujuan” antara Pemerintah Republik Indonesia dengan Pemerintah Republik Indonesia Serikat (Negara Sumatera Timur/NST dan Negara Indonesia Timur / NIT) yang berisi: a) Kedua pemerintah sepakat untuk membentuk negara kesatuan sebagai penjelmaan Republik Indonesia berdasarkan proklamasi 17 Agustus 1945. b) Undang-Undang Dasar yang diperoleh dengan mengubah konstitusi RIS sedemikian rupa sehingga prinsip-prinsip pokok UUD 1945 dan bagian-bagian yang baik dari konstitusi RIS termasuk di dalamnya. c) Dewan menteri harus bersifat parlementer. d) Presiden adalah Presiden Soekarno, sedangkan jabatan wakil 6 presiden akan dibicarakan lebih lanjut. e) Membentuk sebuah panitia yang bertugas menyelenggarakan persetujuan tersebut 7 Aktivitas 2 : Sistem Pemerintahan Masa Demokrasi Parlementer Tahukah kamu pengertian demokrasi parlementer? mari anak-anak kita cermati materi dibawah ini supaya kita faham mengapa demokrasi parlementer tidak digunakan di negara kita Kembalinya Indonesia menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia dan berlakunya UUDS 1950, maka sitem pemerintahan kita menjadi demokrasi parlementer, dengan sistem pemerintahan parlementer, pemerintahan/kabinet dipimpin oleh seorang perdana menteri dan kabinet bertanggungjawab kepada DPR/Parlemen. Berlakunya kabinet parlementer ditandai ciri-ciri sebagai berikut yaitu: ➢ Kedudukan kepala negara tidak dapat diganggu gugat ➢ Kabinet dipimpin perdana menteri dan bertanggung jawab kepada parlemen ➢ Susunan anggota dan kabinet didasarkan pada suara terbanyak dalam parlemen ➢ Masa jabatan kabinet tidak ditentukan masa lamanya dan bisa dijatuhkan setiap waktu oleh parlemen sebaliknya pemerintah pun dapat membubarkan parlemen. Dengan berlakunya kabinet parlementer justru menimbulkan situasi ketidakstabilan politik / pemerintahan. Hal ini disebabkan antara lain: 1. Demokrasi liberal yang ditandai dengan banyak partai ternyata tidak menguntungkan bangsa Indonesia. Sistem multi partai tersebut menimbulkan persaingan antargolongan. Persaingan itu menjurus ke arah pertentangan golongan. Akibatnya, kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara menjadi terganggu. 2. Ketidakstabilan politik juga diwarnai sering bergantinya kabinet karena antara masing-masing partai tidak ada sikap saling percaya 8 Pada masa Demokrasi Liberal telah terjadi pergantian kabinet sebanyak tujuh kali, yaitu sebagai berikut: 1) Kabinet Natsir Gambar 2.1. Moh. Natsir Sumber : https://bit.ly/2qR1Nvv Kabinet Natsir adalah kabinet pertama pada masa demokrasi liberal. Kabinet ini terbentuk pada tanggal 6 September 1950 dan dilantik pada tanggal 7 September 1950. Perdana Menteri kabinet ini adalah Moh. Natsir dari Masyumi. Menteri kabinetnya berasal dari Masyumi ditambah tokoh-tokoh yang mempunyai keahlian istimewa seperti Sri Sultan Hamengku Buana IX, Prof. Dr. Sumitro Joyohadikusumo, Assaat, dan Ir Juanda. Program kerja kabinet Natsir: 1. Mempersiapkan dan menyelengarakan pemilihan umum untukmemilih Dewan Konstituante, 2. Menyempurnakan susunan pemerintahan dan membentuk kelengkapan negara, 3. Menggiatkan usaha mencapai keamanan dan ketentraman, 4. Meningkatkan kesejahteraan rakyat, 5. Menyempurnakan organisasi angkatan perang, 6. Memperjuangkan penyelesaian soal Irian Barat. Akan tetapi, belum sampai program tersebut terlaksana, kabinet ini sudah jatuh pada 21 Maret 1951 dalam usia 6,5 bulan. Jatuhnya 9 kabinet ini karena kebijakan Natsir dalam rangka pembentukan DPRD dinilai oleh golongan oposisi terlalu banyak menguntungkan Masyumi. 2) Kabinet Sukiman Gambar 2.1 Sukiman Sumber : https://bit.ly/2F8tEM7 Kabinet Sukiman merupakan kabimet koalisi. Partai-partai yan berkoalisi adalah kedua partai terbesar waktu itu, yaitu Masyumi dan PNI. Dr. Sukiman dari Masyumi terpilih menjadi perdana menteri dan Suwiryo dari PNI sebagai wakilnya. Kabinet Sukiman terbentuk apada tanggal 20 April 1951. Program kerja kabinet Sukiman : 1. Menjalankan berbagai tindakan tegas sebagai negara hukum untuk menjamin keamanan dan ketentraman serta menyempurnakan organisasi alat-alat kekuasaan negara, 2. Membuat dan melakukan rencana kemakmuran nasional dalam 10 jangka pendek untuk mempertinggi kehidupan sosial ekonomi rakyat dan mempercepat usaha penempatan bekas pejuang dalam pembangunan 3. Menyelesaikan persiapan pemilu untuk membentuk Dewan Konstituante dan menyelengarakan pemilu itu dalam waktu singkat serta mempercepat terlaksananya otonomi daerah, 4. Menyiapakan perjanjian undang-undang kerja sama, pengakuan penetapan upah serikat buruh, minimum, dan penyelesaian pertikaian buruh, 5. Menjalankan polotik luar negeri bebas aktif, 6. Memasukkan Irian Barat ke dalam wilayah RI secepatnya. Kabinet Sukiman tidak mampu bertahan lama dan jatuh pada bulan Februari 1952. Penyebab jatuhnya kabinet ini adalah karena diserang oleh kelompok sendiri akibat kebijakan politik luar negeri yang dinilai terlalu condong ke Barat atau pro-Amerika Serikat. Pada saat itu, kabinet Sukiman telah menendatangani persetujuan bantuan ekonomi, teknologi, dan persenjataan dengan Amerika Serikat. Dan persetujuan ini ditafsirkan sebagai masuknya Indonesia ke Blok Barat sehingga bertentangan dengan program kabinet tentang politik luar negeri bebas aktif. 3) Kabinet Wilopo Gambar 2.3. Wilopo Sumber : https://bit.ly/2vACC5k 11 Kabinet yang ketiga ini berhasil dibentuk pada 30 Maret 1952 kabinet ini juga merupakan kabinet koalisi antara PNI dan Masyumi. Wilopo dari PNI terpilih sebagai perdana menteri. Program kerja kabinet Wilopo : 1. Mempersiapkan pemilihan umum, 2. Berusaha mengembalikan IrianBarat ke dalam pangkuan RI, 3. Meningkatkan keamanan dan kesejahteraan, 4. Memperbarui bidang pendidikan dan pengajaran, 5. Melaksanakan politik luar negeri bebas aktif. Kabinet Wilopo banyak mengalami kesulitan dalam mengatasi timbulnya gerakan-gerakan kedaerahan dan benih-benih perpecahan yang akan menggangu stabilitas polotik Indonesia. Ketika kabinet Wilopo berusaha menyelesaikan sengketa tanah perusahaan asing di Sumatera Utara, kebijakan itu ditentang oleh wakil-wakil partai oposisi di DPR sehingga menyebabkan kabinetnya jatuh pada 2 Juni 1953 dalam usia 14 bulan. 4) Kabinet Ali Satroamijoyo (Kabinet Ali-Wongsonegoro) Gambar 2.4. Ali Sastroamijoyo Sumber : https://bit.ly/2HjN8PS 12 Kabinet keempat berhasil dibentuk pada tanggal 31 Juli 1953 yang dipimpin oleh Ali Satroamijoyo dari PNI dan wakilnya Wongsonegoro dari PIR (Partai Indonesia Raya). Program kerja Kabinet Ali-Wongsonegoro : (1) Menumpas pemberontakan DI/TII di berbagai daerah, (2) Melaksanakan pemilihan umum, (3) Memperjuangkan kembalinya Irian Barat kepada RI, (4) Menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika. Pada masa kabinet Ali- Wongsonegoro, gangguan keamanan makin meningkat, antara lain munculnya pemberontakan DI/TII di Jawa Barat, Daud Beureuh Aceh, dan Kahar Muzakar di Sulawesi Selatan. Meskipun dihinggapi berbagai kesulitan, kabinet Ali- Wongsonegoro berhasil menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika. Oleh karena itu, cabinet Ali-Wongsonegoro ikut terangkat namanya. Kabinet Ali-Wongsonegoro akhirnya jatuh pada bulan Juli 1955 dalam usia 2 tahun (usia terpanjang). Penyebab jatuhnya kabinet AliWongsonegoro adalah perselisihan pendapat anatara TNI-AD dan pemerintah tentang tata cara pengangkatan Kepala Staf TNI-AD. 5) Kabinet Burhanudin Harahap Gambar 2.5. Burhanudin Harahap Sumber : https://bit.ly/2HV8kwo Kabinet kelima terbentuk pada tanggal 12 Agustus 1955 yang dipimpin oleh Burhanuddin Harahap dari Masyumi. 13 Program kerja Kabinet Burhanuddin : 1. Mengembalikan kewibawaan mora pemerintah, dalam hal ini kepercayaan Angkatan Darat dan masyarakat, 2. Akan dilaksankan pemilihan umum, desentralisasi, memecahkan masalah inflasi, dan pemberantasan korupsi, 3. Perjuangan mengembalikan Irian Barat. Pada masa Kabinet Burhanuddin Harahap, dilaksanakan pemilihan umum pertama di Indonesia. Kabinet ini menyerahkan mandatnya setelah DPR hasil pemilihan umum terbentuk pada bulan Maret 1956. 6) Kabinet Ali Satroamijoyo II Kabinet keenam terbentuk pada tanggal 24 Maret 1956 di pimpin oleh Ali Satroamijoyo. Kabinet Ali II merupakan cabinet pertama hasil pemilihan umum. Program kerja Kabinet Ali II : (1) Menyelesaikan pembatalan hasil KMB, (2) Menyelesaikan masalah Irian Barat, (3) Pembentukan provinsi Irian Barat, (4) Menjalankan politik luar negeri bebas aktif. Kabinet Ali II ini pun tidak berumur lebih dari satu tahun dan akhirnya digantikan oleh kabinet Juanda 7) Kabinet Juan Gambar 2.6. Ir Juanda Sumber : https://bit.ly/2HlRHJj 14 Kabinet Juanda disebut juga Kabinet Karya. Ir. Juanda diambil sumpahnya sebagai perdana menteri pada tanggal 9 April 1957. Program kerja Kabinet Karya disebut Pancakarya yang meliputi : 1. Membentuk Dewan Nasional, 2. Normalisasi keadaan RI, 3. Melanjutkan pembatalan KMB, 4. Memperjuangkan Irian Barat Setelah mempelajari materi dalam modul di atas, isilah tabel dibawah tentang Sebab-sebab jatuhnya Kabinet pada Masa Demokrasi Liberal Nama Kabinet Faktor Penyebab Jatuh Kabinet Natsir Kabinet Sukiman Kabinet Wilopo Kabinet Ali Sastroamijoyo (I) Kabinet Burhanudin Kabinet Ali Sastroamijoyo (II) Kabinet Juanda 15 Aktivitas 3 : Menjelaskan Proses Pelaksanaan Pemilihan Umum Pertama di Indonesia Salah satu ciri negara demokrasi adalah terlaksananya pemilihan umum. Tahukah ananda bahwa pemilu 1955 merupakan pemilu pertama yang diselenggarakan di Indonesia? Pada materi ini kita aka mempelajari tentang tujuan dan hasil peilihan umum 1955 Sejak kemerdekaan Indonesia, Pemilu pertama baru dapat dilaksanakan pada tahun 1955. Kabinet Burhanuddin Harahap berhasil dan sangat sukses menjalankan program pemilu pada waktu yang telah ditentukan tersebut. Sesuai rencana, pemilu pertama 1955 diselenggarakan dalam dua tahap: 1. Tahap pertama pada tanggal 29 September 1955 bertujuan untuk memilih anggota-anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). DPR hasil pemilihan umum beranggotakan 272 2. Tahap kedua pada tanggal 15 Desember 1955 bertujuan untuk memilih anggotaanggota Konstituante (Badan pembuat Undang-Undang Dasar). Anggota Konstituante berjumlah 542 orang. Gambar 5.6. Banyak Partai Politik yang mengikuti Pemilu tahun 1955 Sumber : wikimediacommons+sejarahIndonesia Dari puluhan partai, organisasi massa, dan Perorangan peserta pemilu muncul empat partai besar peraih suara terbanyak, Yaitu Masyumi (22,3%), PNI 16 (20,9%), NU (18,4%) dan PKI mendapat (16,4%). Dengan pembagian kursi di DPR sebagai berikut: 1) Fraksi Masyumi: 60 anggota 2) Fraksi PNI: 58 anggota 3) Fraksi NU: 47 anggota 4) Fraksi PKI: 32 anggota 5) Fraksi Partai-partai kecil/”Gurem”: 75 k Dalam menjalankan tugasnya, Usaha konstituante untuk menyusun UUD yang lebih sempurna mengalami hambatan besar. Para anggota konstituante sulit mencapai kata sepakat. Kesulitan kata sepakat terutama terkait dasar negara. Kondisi sulit cair dan mengarah ke jalan buntu. Pada tanggal 5 Juli 1959, Presiden Sukarno mengeluarkan dekrit. Adapun Isi Dekrit Presiden 5 Jul 1959, antara lain: a. Menetapkan pembubaran konstituante. b. Menetapkan U c. UD 1945 berlaku lagi bagi segenap bangsa Indonesia d. Menetapkan tidak berlakunya lagi UUDS 1950 MPRS dan DPAS akan dibentuk dalam waktu singkat. MPRS dan DPAS akan dibentuk dalam waktu singkat. 17 Gambar 5.8. Dekrit presiden 5 Juli 1959 Sumber: wikipediacommons+sejarahdemokrasiterpimpin Dengan berlakunya kembali UUD 1945, maka sistem pemerintahan parlementer tidak diberlakukan lagi dan mulai memasuki masa Demokrasi Terpimpin. Pada masa demokrasi Terpimpin, presiden Sukarno langsung memegang peranan penting dalam pemerintahan. Sebagai aktivitas pada kegiatan ini, Isilah tabel dibawah tentang Peristiwa Dekrit Presiden 5 Juli 1959 Setelah Ananda memahami wacana tentang pemilu pertama di Indonesia, Isilah tabel dibawah tentang Pemilu I 1955 Tahapan Pemilu 1955 Tujuan / Hasil 1.Tahap Pertama Tanggal Pelaksanaan (…..................................... ) 2.Tahap Kedua Tanggal Pelaksanaan (…..................................... ) 18 Tes Formatif Soal Pilihan Ganda Soal berikut ini merupakan soal evaluasi kegiatan belajar dalam bentuk pilihan ganda, pilihan salah satu jawaban yang paling benar menurut kamu Tes formatif ini harus dikerjakan sendiri tanpa melihat kunci jawaban. Selamat mengerjakan! 1. Pemilu pertama Indonesia dilaksanakan pada masa kabinet... a. Wilopo b. Ali Sastroamidjojo c. Syahrir d. Burhanuddin Hararap 2. Prestasi gemilang dari Kabinet Ali Sastroamidjojo I adalah …. a. Dirancangnya pelaksanaan politik luar negeri yang bebas aktif b. Diselenggarakan Konferensi Asia-Afrika c. Ditumpasnya gerakan separatism d. Diselenggarakannya pemilu 3. Faktor yang menyebabkan seringnya terjadi pergantian kabinet pada masa demokrasi liberal adalah ... a. Munculya pemberontakan b. Makin kuatnya PKI c. Banyaknya campur tangan Presiden d. Sikap mementingkan kepentingan kelompok makin dominan 4. Konstituante hasil pemilu 1955 bertugas untuk ... a. Menyusun GBHN b. Mengoreksi peratuaran yang dikeluarkan oleh pemerintah c. Menyusun UUD baru pengganti UUDS 1950 d. Memilih presiden dan wakil presiden RI 5. Pada tanggal 29 September 1955 dilaksanakan pemilihan umum yang pertama 19 yang bertujuan untuk memilih .... a. Presiden dan wakil presiden b. anggota DPR c. anggota Dewan Konstituante d. anggota DPR dan Dewan Konstituante Kunci Jawaban 1. D. Burhanuddin Hararap 2. B. Diselenggarakan Konferensi Asia-Afrika 3. D. Sikap mementingkan kepentingan kelompok makin 4. C. Menyusun UUD baru pengganti UUDS 1950 5. B. anggota DPR 20 B. Rangkuman 1. Terbentuknya Republik Indonesia Serikat (RIS), yang terdiri dari negara-negara bagian membawa Indonesia menjadi terpecah-pecah. Hal inilah yang sengaja di buat oleh pemerintah kolonial untuk memecah belah Indonesia. Munculnya RIS akhirnya menimbulkan gerakan di negara-negara bagian yang ingin bergabung dengan RI untuk mewujudkan negara kesatuan RI (Kelompok Unitaris). Hal ini disebabkan bentuk pemerintahan RIS (bentuk federasi) tidak sesuai dengan jiwa dan cita-cita Proklamasi. 2. Kembalinya Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan memberlakukan UUDS 1950 berlakulah demokrasi liberal dengan sistem pemerintahan parlementer, dimana pemerintahan/kabinet dipimpin oleh seorang perdana menteri dan kabinet bertanggungjawab kepada DPR/Parlemen. Kabinet dipimpin perdana menteri dan bertanggung jawab kepada parlemen. Susunan anggota dan kabinet didasarkan pada suara terbanyak dalam parlemen. Masa jabatan kabinet tidak ditentukan masa lamanya dan dapat dijatuhkan setiap waktu oleh parlemen 3. Pemilu tahun 1955 ternyata belum dapat memenuhi harapan rakyat yang menghendaki pemerintah yang stabil. Para wakil rakyat terpilih hanya memperjuangkan partainya masing- masing sehingga pergantian kabinet terus saja terjadi. Para anggota partai lebih mengedapankan kepentingan partai daripada kepentingan bangsa sehingga tugas mereka yang sebenarnya menjadi terbengkelai. Suasana politik Indonesia setelah pemilu tidak kunjung stabil. 21 Daftar Pustaka Hermanto, Fredy. 2019. Pendalaman Materi Ilmu Pengetahuan Sosial : Perubahan dan Kesinambungan Dalam Kehidupan Bangsa Indonesia Masa Pergerkan Nasional Sampai Reformasi Dan Aplikasinya Dalam Pembelajaran IPS. Jakarta : Kemendikbud