Nama : Melani Tania Wijaya Nim : 02011381823269 Kelas : Kampus Palembang MK : Tindak Pidana Pencucian Uang KASUS POSISI ATAS PUTUSAN NOMOR 311/PID.SUS/2020/PTDKI Identitas Terdakwa Nama lengkap : Agustino Gewa Odjan Alias Tino; Tempat lahir : Jakarta; Umur/Tanggal lahir : 46 Tahun / 8 Desember 1973; Jenis kelamin : Laki-laki; Kebangsaan : Indonesia; Tempat tinggal : Jl. SMEA VI No.31 RT.008 RW.009 Kelurahan Cawang, Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur; Agama : Katolik; Pekerjaan : Karyawan Swasta AGUSTINO GEWA ODJAN Alias TINO pada tanggal 17Januari 2017 telah menempatkan, mentransfer, mengalihkan, membelanjakan, membayarkan, menitipkan uang sejumlah Rp.4.572.673.475,- (empat milyar lima ratus tujuh puluh dua juta enam ratus tujuh puluh tiga ribu empat ratus tujuh puluh lima rupiah), diawali dengan uang milik PT. Indo Premier Invesment Management yang yang telah digelapkan oleh Saksi MEGA OKTARINI (dilakukan dalam penuntutan terpisah) kemudian MEGA menggunakan uang dari hasil penggelapan tersebut untuk membeli 1 (satu) unit Rumah di Perumahan Avani Blok F-3 No.17 BSD City Serpong Tangerang seharga Rp.2.000.000.000,- (dua milyar rupiah) dengan uang muka (DP) sejumlah Rp.1.400.000.000,- (satu milyar empat ratus juta rupiah) angsuran perbulan sejumlah Rp.11.200.000,- (sebelas juta dua ratus ribu rupiah) yang sudah dibayar cicilannya sejak bulan Desember 2018 sampai bulan Januari 2019, dipakai untuk renovasi rumah sejumlah Rp.40.000.000 . Perbuatan IaTerdakwa sebagaimana tersebut diatas, diatur dan diancam pidana dalam Pasal 3 Jo. Pasal 2 ayat (1) huruf q Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2010 Tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Jo. Pasal 64 ayat (1) KUHP;Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dalam putusannya Nomor 1260/Pid.Sus/2019/PN Jkt.Pst, tanggal 29 April 2020, menyatakan dalam amar putusan yang pada pokoknya berbunyi sebagai berikut: 1. Menyatakan Terdakwa Agustino Gewa Odjan Alias Tino; telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Pencucian Uang Secara Berlanjut” 2. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa Agustino Gewa Odjan Alias Tino dengan pidana penjara selama1 (satu) tahun dan 6 (enam) bulan, dan pidana denda sebesar Rp. 100.000.000,- (Seratus juta rupiah) dengan ketentuan apabila denda tersebut tidak dibayar diganti dengan pidana kurungan selama 2 (dua) bulan; Apakah Sudah Sesuai dengan konsep penegakan hukum ? Di Indonesia, hal ini diatur secara yuridis dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang, di mana pencucian uang dibedakan dalam tiga tindak pidana: Pertama Tindak pidana pencucian uang aktif, yaitu Setiap Orang yang menempatkan, mentransfer, mengalihkan, membelanjakan, menbayarkan, menghibahkan, menitipkan, membawa ke luar negeri, mengubah bentuk, menukarkan dengan uang uang atau surat berharga atau perbuatan lain atas Harta Kekayaan yang diketahuinya atau patut diduganya merupakan hasil tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) dengan tujuan menyembunyikan atau menyamarkan asal usul Harta Kekayaan. (Pasal 3 UU RI No. 8 Tahun 2010). Kedua Tindak pidana pencucian uang pasif yang dikenakan kepada setiap Orang yang menerima atau menguasai penempatan, pentransferan, pembayaran, hibah, sumbangan, penitipan, penukaran, atau menggunakan Harta Kekayaan yang diketahuinya atau patut diduganya merupakan hasil tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1). Hal tersebut dianggap juga sama dengan melakukan pencucian uang. Namun, dikecualikan bagi Pihak Pelapor yang melaksanakan kewajiban pelaporan sebagaimana diatur dalam undangundang ini. (Pasal 5 UU RI No. 8 Tahun 2010). Ketiga Dalam Pasal 4 UU RI No. 8/2010, dikenakan pula bagi mereka yang menikmati hasil tindak pidana pencucian uang yang dikenakan kepada setiap Orang yang menyembunyikan atau menyamarkan asal usul, sumber lokasi, peruntukan, pengalihan hak-hak, atau kepemilikan yang sebenarnya atas Harta Kekayaan yang diketahuinya atau patut diduganya merupakan hasil tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1). Hal ini pun dianggap sama dengan melakukan pencucian uang. Sanksi bagi pelaku tindak pidana pencucian uang adalah cukup berat, yakni dimulai dari hukuman penjara paling lama maksimum 20 tahun, dengan denda paling banyak 10 miliar rupiah. Namun Faktanya pada saat putusan hakim hukuman yang diberikan baik sanksi pidana maupun denda yang diberikan hanya semata mata ancaman belaka . belum ada putusan yang memberikan sanksi denda hingga 10 miliyar kecuali kerugian negara mencapai triliunan rupiah , begitu pula dengan sanksi pidana penjara yang diancamkan maksimum 20 tahun bahkan dapat menjadi 1 tahun atau 2 tahun saja . dari PUTUSAN NOMOR 311/PID.SUS/2020/PTDKI kita dapat melihat bahwasanya hukuman yang dijatuhkan terhadap Terdakwa Agustino Gewa Odjan Alias Tino itu hanya pidana penjara selama1 (satu) tahun dan 6 (enam) bulan, dan pidana denda sebesar Rp. 100.000.000,- (Seratus juta rupiah) dengan ketentuan apabila denda tersebut tidak dibayar diganti dengan pidana kurungan selama 2 (dua) bulan; bagaimana dengan kerugian 4 miliyar yang digunakan dan bagaimana perbandingan tindak pidana pencucian dan penggelapan uang dengan tindak pidana lainnya yang ancamannya justru lebih tinggi dan seringkali terjerat hukuman yang setimpal . Di Indonesia memerlukan berbagai macam bentuk pembenahan agar tujuan hukum berupa kepastian dan keadilan dapat terwujud dalam sistem hukum di Indonesia