BAB 1 - Library Binus

advertisement
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 6.2% pada tahun 2012 (sumber: BPS)
dilihat dari data kuantitatif yang menunjukan peningkatan dalam standar pendapatan
dan tingkat output produksi yang dihasilkan (Gross Domestic Product). Bank
Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan terus meningkat dari tahun
2013 – 2015 dengan kisaran antara 6,2% - 7,5% per tahun. Pertumbuhan ekonomi
umumnya digunakan untuk menunjukan peningkatan kesejahteraan atau kemajuan
ekonomi suatu Negara dalam jangka panjang.
Industri ritel merupakan industri yang memberikan kontribusi strategis terhadap
perekonomian Indonesia. Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) menyatakan
bahwa industri ritel memiliki kontribusi terbesar kedua terhadap pembentukan Gross
Domestic Product (GDP) setelah industri pengolahan. Dengan tingkat pertumbuhan
sebesar 10% - 15 % per tahun, Industri ritel memegang kontribusi besar terhadap
pertumbuhan ekonomi Indonesia. Menurut Asosiasi Perusahaan Ritel Indonesia
(APRINDO), dalam periode enam tahun terakhir dari tahun 2007 – 2012 jumlah
gerai ritel modern di Indonesia mengalami pertumbuhan rata – rata 17,57% per
tahun.
Dalam konteks global, pasar ritel Indonesia tergolong memiliki potensi yang
cukup besar. Pernyataan tersebut didukung oleh laporan pertumbuhan industri ritel
terbaik di 30 Negara berkembang di dunia yang di buat oleh AT Kearney dengan
judul Global Retail Development Index (GRDI) 2011. Pada laporan tersebut,
Indonesia menempati peringkat tiga dalam pasar ritel terbaik di Asia berdasarkan
sejumlah faktor, di antaranya risiko usaha, populasi penduduk, serta kekayaan yang
dikaitkan dengan kondisi industri ritel terkini. Pertumbuhan industri ritel di Indonesia
didorong oleh perubahan pola konsumsi dan daya beli masayarakat. Partner dan
Manager Director BCG Singapura Vaishali Rastogi (3/6/2013) menyatakan bahwa,
“Tren konsumsi bergerak dari produk untuk memenuhi kebutuhan dasar ke produk
yang menawarkan kenyamanan yang lebih besar”. Perubahan ini didukung oleh
kesadaran financial oleh generasi yang optimis untuk memiliki kehidupan lebih baik
1
2
dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Daya beli masyarakat yang lebih kuat
ditandai dengan meningkatnya income per capita mencapai US$ 3.540 per tahun.
Matahari Department Store (MDS) merupakan salah satu perusahaan ritel
terbesar di Indonesia dengan jaringan lebih dari 1.200 pemasok lokal serta pemasok
internasional yang telah dibangun selama 55 tahun. Diawali dengan berdirinya satu
gerai busana anak di Pasar Baru, Jakarta pada 24 Oktober 1958 dan menjadi sebuah
entitas pada tahun 2009 dengan nama PT Matahari Department Store Tbk. Jenis-jenis
dari produk yang di jual oleh MDS adalah produk busana fashion, kecantikan dan
perlengkapan rumah tangga. Pangsa pasar MDS pada tahun 2011 yaitu sebesar
31,6%. PT.MDS Tbk memiliki
visi yaitu “Menjadi Peritel Pilihan Utama di
Indonesia”. Matahari ingin tidak hanya menjadi jaringan department store yang
terbesar dan terpercaya tetapi juga menjadi pilihan utama konsumen Indonesia dalam
mendapatkan semua kebutuhan fashion mereka. Matahari akan terus berusaha untuk
memenuhi setiap ekspektasi pelanggan yang luas, memberikan pengalaman
berbelanja yang berkualitas sesuai dengan cita rasa khas masyarakat Indonesia.
Dengan kondisi lingkungan bisnis yang semakin kompetitif khususnya di industri
ritel, menuntut Perusahaan untuk terus meningkatkan kinerjanya. Pencapaian visi
Perusahaan merupakan factor yang sangat penting sebagai penentu kesuksesan
sebuah perusahaan. Usaha untuk pencapaian visi tersebut diuraikan melalui uraian
misi PT. MDS Tbk yaitu “Secara konsisten menyediakan beragam produk fashion
yang tepat serta layanan terbaik untuk meningkatkan kualitas hidup konsumen”.
Kinerja sebuah Perusahaan, khususnya perusahaan besar dengan cabang-cabang
yang tersebar luas akan sangat dipengaruhi oleh kinerja dari masing-masing cabang
tersebut. MDS cabang Mall Ciputra dengan jumlah karyawan sebanyak 128
karyawan pada tahun 2013 memiliki kontribusi terhadap kinerja Perusahaan secara
keseluruhan. Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak MDS Mall Ciputra, dalam
rentang waktu 2011 sampai 2012 MDS cabang Mall Ciputra cenderung mengalami
penurunan kinerja yang ditandai dengan penurunan tingkat pertumbuhan dan tidak
tercapainya target penjualan sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh kantor pusat.
Berikut merupakan grafik pertumbuhan sales MDS Mall Ciputra :
3
Gambar 1. 1 Grafik Pertumbuhan Sales MDS Mall Ciputra 2011 -2012
Sumber : Matahari Department Store cabang Mall Ciputra
Penurunan yang terjadi pada sales MDS Mall Ciputra kontras dengan penurunan
sales growth yang terjadi pada PT MDS Tbk. Hal ini menunjukan kontribusi setiap
cabang terhadap kinerja perusahaan secara keseluruhan.
Gambar 1. 2 Grafik Sales Growth PT.Matahari Department Store Tbk.
Sumber: PT.Matahari Department Store Tbk (Annual Report 2012: 11)
4
Sebuah strategi bersaing yang baik, tidak akan dapat terimplementasi sesuai
dengan rencana jika tidak di dukung oleh kualitas sumber daya yang sesuai dengan
harapan. Karyawan merupakan factor yang penting bagi suatu perusahaan karena
keberhasilan suatu perusahaan dipengaruhi oleh kualitas sumber daya manusia yang
dimiliki. Untuk mencapai kesuksesan, maka sebuah Perusahaan membutuhkan staff
karyawan yang berkualitas yang mampu mendukung pencapaian kinerja yang
diharapkan. Ode (2011: 1) lebih spesifik mengatakan bahwa “Kesuksesan dari
perusahaan bisa dilihat dari pekerjaan yang telah dicapai oleh karyawannya, oleh
sebab itu perusahaan menuntut agar para karyawannya mampu menampilkan kinerja
yang optimal karena baik buruknya kinerja yang dicapai oleh karyawan akan
berpengaruh pada keberhasilan perusahaan secara keseluruhan”. Dengan demikian
seluruh karyawan yang tersebar dalam semua jaringan cabang dari PT MDS Tbk
memiliki kontribusi yang sangat penting terhadap pencapaian visi perusahaan secara
keseluruhan.
Dengan adanya pandangan yang positif terhadap industri ritel Indonesia
khususnya di segmen department store, beberapa peritel asing seperti Parkson Retail
Asia dan Lotte Department store telah masuk dalam pasar ritel Indonesia yang
menjadikan kompetisi di bidang industri ritel semakin meningkat. Hal ini menjadi
sangat penting karena seiring dengan kondisi persaingan industri yang semakin kuat,
penurunan kinerja cabang perusahaan dapat mengancam posisi strategis dan
pencapaian visi Perusahaan dalam jangka panjang.
Untuk dapat bersaing dengan industri yang sejenis, perusahaan harus mempunyai
keunggulan kompetitif yang sangat sulit ditiru, yang hanya akan diperoleh dari
karyawan yang produktif, inovatif, kreatif dan selalu bersemangat dan loyal
(Nitasari, 2012: 2). Untuk mencapai keunggulan kompetitif, maka suatu organisasi
harus berfokus pada faktor Sumber Daya Manusia dan lingkungan kerja yang
mendukung kinerja organisasi. Oleh karena itu, perencanaan dan usaha-usaha yang
dilakukan untuk meningkatkan kinerja Perusahaan menjadi tantangan yang serius
bagi tim manajemen organisasi. Penurunan Kinerja yang terjadi pada MDS Mall
Ciputra, diduga disebabkan oleh beberapa faktor yaitu Entrepreneurial Leadership,
Kepuasan Kerja, Komitmen Organisasi, dan Intrapreneurial Behavior.
Berdasarkan hasil wawancara, Pemimpin dalam MDS Mall Ciputra memberikan
kebebasan atau kesempatan bagi karyawan-karyawannya untuk menyampaikan ideide dan masukan lainnya. Hal tersebut merupakan salah satu karakteristik dari
5
Entrepreneurial Leadership, namun rincian dari jenis kepemimpinan yang digunakan
dalam MDS Mall Ciputra harus diteliti lebih lanjut sehingga mampu menunjukan
hasil secara objektif terhadap kinerja perusahaan. Definisi dari Kepemimpinan itu
sendiri adalah prilaku individu yang mengarahkan aktifitas sebuah kelompok kepada
pencapaian tujuan bersama (Hempill & Coons, 1959: 7). Sementara itu, menurut
Corbin (2007) dalam penelitian Hadi dan Marlangen (2013: 13), Entrepreneurial
Leadership adalah gaya kepemimpinan yang mampu mendelegasikan, mampu
membangun karyawan-karyawan untuk berperilaku bertanggung jawab, mampu
membuat dan menetapkan keputusan, dan bekerja secara independen. Penelitian
terdahulu
telah
menunjukkan
bahwa
Gaya
Kepemimpinan
Kewirausahaan
berpengaruh secara signifikan dan memiliki sifat hubungan yang positif terhadap
Kinerja Organisasi (Hadi dan Merlangen, 2013: 108). Oleh karena itu dapat
dikatakan bahwa semakin baik atau cocok gaya kepemimpinan dalam organisasi
dengan harapan karyawan, maka akan semakin baik pula kinerja karyawan dan
organisasi.
Hasil observasi yang dilakukan secara langsung pada MDS Mall Ciputra
menunjukan kurangnya inisiatif dari sebagian besar karyawan untuk melayani
pelanggan. Kurangnya inisiatif pada karyawan, diduga disebabkan oleh kurangnya
kepuasan kerja, komitmen organisasi, dan Intrapreneurial Behavior pada setiap
individu karyawan dalam MDS Mall Ciputra.
Beberapa Perusahaan telah mengambil inisiatif untuk memastikan bahwa
karyawan mereka menikmati pekerjaannya melalui berbagai macam kebijakan,
seperti keselamatan kerja, asuransi serta memberikan perlakuan yang semestinya.
Hal-hal tersebut dilakukan karena perusahaan menyadari bahwa karyawan yang puas
dengan pekerjaannya cenderung memiliki kinerja yang lebih baik. Penelitian yang
dilakukan oleh Brahmasari dan Suprayetno (2008: 124) membuktikan bahwa
kepuasan kerja merupakan mediator yang penting dalam menentukan kinerja
karyawan. Dimana kinerja karyawan yang baik secara keseluruhan merupakan
kontributor besar terhadap pencapaian kinerja organsiasional.
Komitmen organisasi juga merupakan factor yang sangat penting bagi
pencapaian tujuan atau kesuksesan suatu perusahaan. Menurut Robbins (2003: 303),
komitmen organisasi adalah sampai tingkat mana seorang karyawan memihak pada
suatu organisasi tertentu dan tujuannya, dan berminat memelihara keanggotaan
dalam organisasi tersebut. Komitmen organisasi yang kuat menggambarkan adanya
6
ikatan
psikologis
antara
individu
karyawan
dengan
organisasi
yang
mempekerjakannya, sehingga individu karyawan memiliki keinginan yang kuat
untuk tetap berada dalam organisasi serta memberikan usaha maksimal demi
pencapaian tujuan organisasi (Yofan, 2013: 4). Secara singkat, dapat dikatakan
bahwa komitmen organisasi merupakan ukuran loyalitas karyawan terhadap
organisasi dimana ia bekerja. Maka, dapat diambil kesimpulan bahwa Perusahaan
dengan karyawan yang memiliki komitmen organisasi akan cenderung untuk lebih
cepat mencapai tujuan organisasinya dibandingkan dengan perusahaan yang tidak
memiliki karyawan dengan komitmen organisasi.
Perubahan yang terjadi di lingkungan pekerjaan saat ini telah memberikan
tekanan secara terus-menerus pada setiap organisasi yang bersaing untuk menuju
pada intrapreneurship dengan menyediakan barang atau jasa yang berkualitas tinggi
dan inovatif melalui perilaku inovatif dan proaktif dari personil mereka (Hashemi,
Nadi,
Hosseini,
dan
Rezvanfar,
2012:
300).
Intrapreneurship
(corporate
entrepreneurship) adalah proses pengembangan bertahap yang mengarah pada
pembaharuan organisasi melalui inisiatif inovasi dari personil mereka. Istilah
'intrapreneurship' biasanya mengacu pada pekerja individu, bukan pada organisasi
atau tingkat manajerial yang mengambil keputusan. Bidang ini berasal dari literatur
manajemen strategis, di mana peneliti awal mengusulkan bahwa organisasi
kewirausahaan dapat diidentifikasi dengan tiga dimensi: inovasi, proaktif dan
pengambilan risiko. Intrapreneurship dalam organisasi saat ini berkaitan dengan
inisiatif personil untuk memulai atau melakukan sesuatu yang baru meskipun mereka
tidak diminta untuk melakukannya.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti memutuskan untuk melakukan
penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Entrepreneurial Leadership, Kepuasan
Kerja,
dan
Komitmen
Organisasi
terhadap
Kinerja
Organisasi
dengan
Intrapreneurial Behavior sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus: Matahari
Department Store cabang Mall Ciputra)”.
7
1.2 Formulasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka rumusan
masalah yang akan diteliti yaitu :
1. Seberapa besar pengaruh Entrepreneurial Leadership, Kepuasan Kerja, dan
Komitmen Organisasi terhadap Intrapreneurial Behavior secara parsial dan
simultan pada MDS cabang Mall Ciputra?
2. Seberapa besar pengaruh Intrapreneurial Behavior terhadap Kinerja
Organisasi MDS cabang Mall Ciputra?
3. Seberapa besar pengaruh Entrepreneurial Leadership, Kepuasan Kerja, dan
Komitmen Organisasi terhadap Intrapreneurial Behavior serta dampaknya
terhadap Kinerja Organisasi secara parsial dan simultan pada MDS cabang
Mall Ciputra?
1.3 Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian adalah sebagai berikut :
1. Penelitian dilakukan pada anak perusahaan dari PT. Matahari Putra Prima
Tbk. yaitu PT Matahari Department Store Tbk.
2. Penelitian dilakukan pada salah satu cabang PT Matahari Department Store
Tbk yang berlokasi di Mall Ciputra.
3. Sampel pada penelitian adalah karyawan frontliner yang berhubungan secara
langsung dengan customer pada Matahari Department Store Mall Ciputra
4. Jenis penelitian adalah cross-sectional, dimana setiap subyek penelitian
diobservasi hanya satu kali dan hasil penelitiaan diukur berdasarkan keadaan
atau status pada saat observasi dilaksanakan
1.4 Tujuan Penelitian
Didalam penelitian ini, terdapat beberapa tujuan yang dapat diuraikan yaitu :
1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Entrepreneurial Leadership,
Kepuasan Kerja, dan Komitmen Organisasi terhadap Intrapreneurial
Behavior secara parsial dan simultan pada MDS cabang Mall Ciputra
2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Intrapreneurial Behavior
terhadap Kinerja Organisasi pada MDS cabang Mall Ciputra
3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Entrepreneurial Leadership,
Kepuasan Kerja, dan Komitmen Organisasi terhadap Intrapreneurial
8
Behavior serta dampaknya terhadap Kinerja Organisasi secara parsial dan
simultan pada MDS cabang Mall Ciputra
1.5 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak,
antara lain:
1. Bagi pihak Perusahaan
Hasil dari penelitian diharapkan mampu memberikan sumbangan
pemikiran, informasi, dan saran yang bermanfaat bagi perusahaan untuk
meningkatkan kinerja perusahaan secara maksimal dalam usahanya untuk
mendukung pencapaian tujuan perusahaan secara keseluruhan.
2. Bagi pihak Akademisi
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat membantu sebagai referensi
untuk melakukan penelitian dimasa yang akan datang serta mampu
membantu dalam proses pembelajaran dan aplikasi ilmu pengetahuan.
3. Bagi Pembaca
Hasil penelitian diharapkam mampu memberikan informasi
yang
dibutuhkan dan dapat dijadikan sebagai penambah wawasan bagi pembaca.
1.6 Metodologi Penelitian
Desain Metode Penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dimana data
yang diperoleh merupakan data dengan skala ordinal, interval, atau rasio. penelitian
bersifat asosiatif, dimana melalui penenlitian ini dapat diketahui hubungan antar
variabel dan bagaimana tingkat ketergantungan antar variabel yang digunakan dalam
penelitian. Data dalam penelitian ini diperoleh melalui penyebaran kuesioner yang
diberikan pada unit analisis individu, yaitu karyawan Matahari Department Store
Mall Ciputra. Time horizon yang digunakan dalam penelitian adalah cross sectional.
Setelah data terkumpul, maka data akan dianalisis dengan menggunakan Path
analysis dengan bantuan program SPSS 20.
1.7 State of The Art
Merupakan rangkuman hasil penelitian atau artikel terdahulu yang diperoleh
melalui Jurnal online. Berikut merupakan beberapa penelitian terdahulu yang
digunakan sebagai materi pendukung dalam penelitian ini:
9
-
Learning Organization and Organizational Performance: Mediation Role of
Intrapreneurship
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki peran dimensi
learning organization, terhadap intrapreneurship, dan kinerja organisasi
untuk menciptakan model alternatif tentang bagaimana learning organization
mengarah pada peningkatan kinerja dalam organisasi. Model yang diusulkan
mengeksplorasi bagaimana intrapreneurship bertindak sebagai variabel
mediasi dan memberikan kontribusi terhadap kinerja organisasi. Hasil
penelitian menunjukan bahwa intrapreneurship memiliki peranan penting
dalam usaha untuk meningkatkan kinerja organisasi. Selain itu, hasil
penelitian juga menunjukkan bahwa Learning Organization memegang
peranan penting dalam pembentukan Intrapreneurship. Diharapkan model
dapat membantu praktisi pengembangan sumber daya manusia untuk lebih
memahami hubungan antara learning organization dan kinerja organisasi dan
bagaimana intrapreneurship memodifikasi hubungan ini dalam organisasi.
Sumber :
Alipour, Farhad., Idris, Khairuddin., Ismail, Ismi Arif., Uli, Jegak Anak.,
Karimi, Roohangiz. (2011). Learning Organization and Organizational
Performance: Mediation Role of Intrapreneurship. European Journal of
Social Sciences. 21 (4): 547 – 555
-
Explaining
Agricultural
Personnel's
Intrapreneurial
Behavior:
The
Mediating Effects of Job Satisfaction and Organizational Commitment
Penelitian ini menverifikasi perceived organizational support (POS),
psychological empowerment (PE), Job satisfaction (JS), organizational
commitment (OC) dan intrapreneurial behavior (IB) sebagai kerangka
penelitian. Melalui kajian literatur, kami menguji hubungan kausal antara
variabel-variabel tersebut. Subyek penelitian ini adalah personil pertanian di
kota Karaj, Iran. Data dianalisis melalui statistik deskriptif , analisis faktor
konfirmatori, dan model persamaan struktural. Temuan dari penelitian ini
menunjukkan bahwa persepsi personil pertanian tentang komitmen organisasi
mereka memiliki efek positif pada perilaku intrapreneurial mereka. Secara
keseluruhan, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepuasan kerja dan
komitmen
organisasi
sepenuhnya
menjadi
mediasi
efek
perceived
10
organizational
support
dan
psychological
empowerment
terhadap
intrapreneurial behavior.
Sumber :
Hashemi, Seyyed Mohammad Kazem., Nadi, Hossein Kazem., Hosseini,
Seyed Mahmood., Rezvanfar, Ahmad. (2012). Explaining Agricultural
Personnel's Intrapreneurial Behavior: The Mediating Effects of Job
Satisfaction and Organizational Commitment. International Journal of
Business and Social Science. 3 (6): 299 – 308
-
Impact of job satisfaction on employee performance: An empirical study of
autonomous Medical Institutions of Pakistan
Di Pakistan, profesi dokter dianggap sebagai profesi yang sangat bagus dan
bermartabat karena langsung berhubungan dengan kehidupan manusia.
Dalam masyarakat Pakistan, terdapat kecenderungan umum bahwa di rumah
sakit pemerintah, pasien tidak diobati oleh dokter. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepuasan
kerja di antara tenaga kerja dari lembaga medis otonom Pakistan dan
dampaknya terhadap kinerja. Sampel penelitian terdiri dari 200 dokter,
perawat, dan staf administrasi rekening yang bekerja di lembaga medis
otonom di Punjab. Dari 250 Kuesioner yang dibagikan terdapat 200 kuesioner
yang diterima kembali dan digunakan untuk analisis. SPSS digunakan untuk
menganalisis data statistik. Dapat disimpulkan dari studi bahwa aspek-aspek
seperti: gaji, promosi, keselamatan kerja dan keamanan, kondisi kerja,
otonomi pekerjaan, hubungan dengan rekan kerja, hubungan dengan atasan
dan sifat pekerjaan; mempengaruhi kepuasan kerja dan kinerja.
Sumber:
Khan,
Alamdar
Hussain.,
Nawaz,
Muhammad
Musarrat.,
Aleem,
Muhammad., dan Hamed, Wasim. (2012). Impact of job satisfaction on
employee performance: An empirical study of autonomous Medical
Institutions of Pakistan. African Journal of Business Management. 6 (7):
2697-2705
-
Pengaruh
Kepemimpinan,
Organizational
Citizenship
Behavior,
dan
Komitemen Organisasional terhadap Kepuasan Kerja Pegawai.
Tujuan dari penelitian ini yaotu untuk menganalisa pengaruh signifikan: 1)
kepemimpinan terhadap kepuasan kerja, 2)organizational citizenship
11
behavior terhadap kepuasan kerja, 3)komitmen organisasional terhadap
kepuasan kerja, 4)pengaruh variabel dominan terhadap keuasan kerja.
Populasi dalam penelitian ini merupakan karyawan departemen remaja, olah
raga, budaya, dan pariwisata yang sebanyak 115, dengan jumlah sampel
sebanyak 53 orang dengan menggunakan metode propotional cluster random
sampling.
Hasil
dari
analisis
menunjukan
bahwa
kepemimpinan,
organizational citizenship behavior, dan komitmen organisasional memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan kerja. Koefisien Determinasi
sebesar 0,72 menunjukan bahwa kepemimpinan, organizational citizenship
behavior, dan komitmen organisasional memiliki pengaruh terhadap peforma
karyawan sebesar 72%, dan sisanya dipengaruhi oleh variable lain.
Sumber :
Wibowo, Edi. (2010). Pengaruh Kepemimpinan, Organizational Citizenship
Behavior, dan Komitemen Organisasional terhadap Kepuasan Kerja Pegawai.
Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan. 10(66): 66 – 73
-
Leadership’s
impact
on
employee
engagement:
Differences
among
entrepreneurs and professional CEOs
Tujuan dari studi ini yaitu untuk mengidentifikasi persamaan dan perbedaan
antara praktek kepemimpinan entrepreneur dengan CEO professional, dan
untuk meneliti dampaknya terhadap kepuasan, komitmen, motivasi, dan
efektifitas. Penelitian ini menggunakan multiple-respondents survey yaitu
CEO and bawahan langsungnya (immediate subordinates). Metode analisis
yang digunakan adalah analisis faktor, korelasi, dan regresi. Dimensi
kepemimpinan yang diteliti merupakan “keterampilan manajer/mentor”,
“artikulasi visi”, “self management dan inner balance”, “kolaborasi dengan
orang-orang/kemapuan bersosialisasi”, dan “birokrasi”. Hasil dari penelitian
menunjukan bahwa terdapat dua dimensi kepemimpinan yang paling
berpengaruh,
yaitu:
menjadi
manajer/mentor
yang
baik
dan
mengartikulasikan visi. Meskipun karakteristik manajer/mentor yang baik
merupakan factor yang penting bagi kedua jenis CEO, efek artikulasi visi
kepada bawahan/subordinates ditentukan oleh jenis perusahaan yang
dipimpin oleh CEO. Tidak ditemukannya perbedaan signifikan pada gaya
kepemimpinan dari kedua jenis CEO, kecuali factor ketenangan dan
penguasaan diri yang lebih rendah diantara entrepreneur.
12
Sumber:
Papalexandris, Nancy., & Galanaki, Eleanna. (2008). Leadership’s impact on
employee engagement : Differences among entrepreneurs and professional
CEOs. Leadership & Organization Development Journal. 30( 4), 365-385
-
Relationship between Organizational Culture,Leadership Behavior and Job
Satisfaction
Jenis penelitian adalah cross-sectional yang berfokus pada perawat di Rumah
Sakit di Taiwan. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner
terstruktur yang didistribusikan dan 200 kuesioner valid digunakan untuk
pengolahan data. Analisis korelasi digunakan untuk menganalisa hubungan
antara buadaya organisasi, prilaku kepemimpinan, dan kepuasan kerja. Hasil
dari penelitian menunjukan bahwa budaya organisasi memiliki hubungan
yang positif dan signifikan terhadap prilaku kepemimpinan dan kepuasan
kerja. Prilaku kepemimpinan dengan kepuasan kerja memiliki korelasi yang
signifikan dan positif.
Sumber:
Tsai, Yafang. (2011). Relationship between Organizational Culture,
Leadership Behavior and Job Satisfaction. BMC Health Services Research.
11 (1): 1-9
-
Pengaruh Komitmen Organisasional dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja
Karyawan PT. Perkebunan Nusantara III di Sumatera Utara
Tujuan dari studi ini yaitu untuk meneliti pengaruh komitmen organisasional
terhadap kepuasan kerja dan kinerja karyawan. Populasi dari studi ini
merupakan karyawan PTPN III di Sumatera Utaraa dengan posisi middle
manager. Terdapat 174 karyawan dalam populasi, dan jumlah sampel yang
diambil sebanyak 144 responden. Semua data yang diperoleh diukur dengan
uji
reliabilitas
dan
validitas
berdasarkan
Cronbach
Alpha
dengan
menggunakan program SPSS versi 15. AMOS 7. Digunakan untuk
menganalisa structural equation model(SEM). Hubungan antar ketiga
variabel yang diteliti menunjukan bahwa komitmen organisasi yang terdiri
dari komitmen afektif, komitmen berkelanjutan, komitmen normatif memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan dengan tanda-tanda
positif. Kepuasan kerja memiliki pengaruh yang signifikan dan memediasi
13
pengaruh komitmen organisasi terhadap kinerja karyawan PT Perkebunan
Nusantara III di Sumatera Utara.
Sumber:
Tobing, Diana Sulianti K. L. (2009). Pengaruh Komitmen Organisasional dan
Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT. Perkebunan Nusantara III
di Sumatera Utara. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, 11 (1): 31-37
-
Pengaruh Motivasi Kerja, Kepemimpinan dan Budaya Organisasi Terhadap
Kepuasan Kerja Karyawan serta Dampaknya pada Kinerja Perusahaan (Studi
kasus pada PT. Pei Hai International Wiratama Indonesia)
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh motivasi kerja,
kepemimpinan, dan budaya perusahaan terhadap kepuasan kerja karyawan,
dan dampaknya terhadap kinerja perusahaan. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh karyawan PT. Pei Hai International Wiratama Indonesia di
Surabaya dan Jombang sejumlah 1.737 orang pegawai. Penelitian ini menarik
sampel dengan menggunakan metode atau teknik simple random sampling
(teknik sampel sederhana), dimana jumlah sampel ditentukan dengan
menggunakan rumus dari Taro Yamane sehingga besarnya sampel adalah
sebanyak 325 orang pegawai. Hasil penelitian membuktikan bahwa motivasi
keerja, kepemimpinan, dan budaya organisasi memiliki hubungan yang
signifikan terhadap kepuasan kerja. Namun, kepemimpinan memiliki sifat
hubungan yang negatif dengan kepuasan kerja. Motivasi kerja tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja perusahaan yang dipengaruhi
oleh variable intervening yaitu kepuasan kerja. Kepemimpinan dan buaya
organisasi memilki hubungan yang signifikan terhadap kinerja perusahaan.
Dari hasil penelitian, terdapat 2 kesimpulan utama yang dapat diperoleh.
Pertama, motivasi kerja tidak dapat dihubungkan secara langsung terhadap
kinerja perusahaan jika tidak dihubungkan dengan kepuasan kerja. Kedua,
kepemimpinan memiliki sifat hubungan yang negatif terhadap kepuasan
kerja.
Sumber:
Brahmasari, Ida Ayu., & Suprayetno, Agus. (2008). Pengaruh Motivasi
Kerja, Kepemimpinan dan Budaya Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja
Karyawan serta Dampaknya pada Kinerja Perusahaan (Studi kasus pada PT.
14
Pei Hai International Wiratama Indonesia). Jurnal Manajemen dan
Kewirausahaan. 10 (2): 124-135
-
Is the job satisfaction-job performance relationship spurious? A metaanalytic examination
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti hubungan antara organization-based
self-esteem (OBSE), work locus of control (WLOC), job satisfaction, dan job
performance. Sampel data diperoleh dari data-data pada penelitian
sebelumnya dan menghasilkan sebanyak 39 sampel untuk OBSE dan 70
sampel untuk WLOC. Hasil analisis menunjukan bahwa tidak terdapat
hubungan antar job satisfaction dengan job performance tersebut. Secara
lebih spesifik, hubungan antara job satisfaction dengan job performance
tereliminasi secara parsial ketika variabel karakter kepribadian atau work
locus of control (WLOC) dikendalikan, dan hubungan antar kepuasan kerja
dengan kinerja hampir hilang secara keseluruhan ketika organization-based
self-esteem (OBSE) dikendalikan. Jurnal ini telah diterbitkan lebih dari 5
tahun yang lalu, namun grafik pada gambar 1.3 menunjukkan peningkatan
pada jumlah pengutipan jurnal dari tahun 2006 hingga 2013 sehingga mampu
membuktikan relevansi jurnal tersebut untuk digunakan dalam penelitian ini.
Gambar 1. 3 Grafik Kutipan Jurnal Periode 2006-2013
Sumber : Google Scholar (2013)
Sumber:
Bowling, Nathan A. (2007). Is the job satisfaction-job performance
relationship spurious? A meta-analytic examination. Journal of Vocational
Behavior. 71: 167–185
Download