Nama : Syafirah Nur Aisyah NIM : D1B119056 Kelas : Agroteknologi-D Review Artikel “Plant Nutrition and Soil Fertility” Judul Penulis Halaman Tahun : Plant Nutrition and Soil Fertility : Clain Jones dan Kathrin Olson Rutz. : 12 halaman : 2016 Pada umumnya terdapat 17 elemen yang memiliki peranan penting dalam pertumbuhan tumbuhan. Elemen-elemen ini memegang peranan yang begitu krusial bagi berlangsungnya kehidupan tanaman. Elemen-elemen tersebut yaitu krbon (C) yang merupakan konstituen karbohidrat; diperlukan untuk fotosintesis air. Hidrogen (H) memiliki fungsi menjaga keseimbangan osmotik; penting dalam berbagai reaksi biokimia; penyusun karbohidrat, Oksigen (O) merupakan penyusun karbohidrat, yang diperlukan untuk respirasi. Nitrogen (N) adalah penyusun protein, klorofil dan asam nukleat. Fosfor Tanah (P) merupakan penyusun banyak protein, koenzim, asam nukleat dan substrat metabolik; juga penting dalam energi. Kalium Tanah (K) terlibat dalam fotosintesis, translokasi karbohidrat, sintesis protein, dll. Kalsium (Ca) adalah komponen dinding sel; berperan dalam struktur dan permeabilitas membran. Magnesium (Mg) adalah aktivator enzim, komponen klorofil. Sulfur (S) adalah komponen penting protein nabati. Boron (B) dipercaya penting dalam translokasi gula dan metabolisme karbohidrat. Chlorine (Cl) umumnya terlibat dengan produksi oksigen dalam fotosintesi. Tembaga (Cu) adalah sebuah katalis untuk respirasi; komponen berbagai enzi. Besi (Fe) terlibat dengan sintesis klorofil dan enzim untuk transfer elektron. Mangan (Mn) berfungsi mengontrol beberapa sistem reduksi oksidasi dan fotosintesis. Molibdenum (Mo) terlibat dengan fiksasi nitrogen dan mengubah nitrat menjadi amonium. Nikel (Ni) diperlukan untuk memfungsikan enzim, urease, dan diperlukan dalam perkecambahan biji. Seng (Zn) dilibatkan dengan sistem enzim yang mengatur berbagai aktivitas metabolisme tanah. Nutrisi yang dibutuhkan tanaman umumnya dibagi di dalam dua kelompok besar, yaitu makronutrien dan mikronutrien. Makronutrien adalah nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah yang banyak, sedangkan mikronutrien adalah nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah yang sedikit, tapi perannya sangat penting bagi tanaman. Ada enam makronutrien yaitu N, P, kalium (K), kalsium (Ca), magnesium (Mg), dan sulfur (S). Makronutrien, N, P, dan K, sering diklasifikasikan sebagai makronutrien 'primer', karena defisiensi N, P, dan K lebih umum daripada makronutrien 'sekunder', Ca, Mg, dan S. Mikronutrien termasuk boron (B), klorin (Cl), tembaga (Cu), besi (Fe), mangan (Mn), molibdenum (Mo), nikel (Ni) dan seng (Zn). Sebagian besar zat gizi makro mewakili 0,1 5%, atau 1.000-50.000 bagian per juta (ppm), dari jaringan tanaman kering, sedangkan zat gizi mikro umumnya kurang dari 0,025%, atau 250 ppm, dari jaringan tanaman kering. Pengecualian adalah Cl, sebuah mikronutrien yang memiliki konsentrasi jaringan tanaman mirip dengan beberapa makronutrien. Unsur hara tidak dapat diambil oleh tanaman dalam bentuk unsur, atau tidak bermuatan, melainkan diambil dalam bentuk 'ionik', atau bermuatan dengan pengecualian asam borat yang tidak bermuatan. Kebanyakan pupuk terdiri dari kombinasi tersedia ini sehingga bila pupuk larut,unsur hara dapat segera tersedia untuk diserap. Nutrisi yang terkandung dalam nabati atau hewani sumber nutrisi harus diubah terlebih dahulu keioniknya bentukmelalui dekomposisi sebelum dapat diserap. Setiap nutrisi yang diserap oleh tanaman memiliki kadarnya masing-masing, hal ini diakibatkan jika nutrisi tersebut diserap secara berlebih akan berefek buruk bagi tanaman. Berikut kandungan nutrisi yang diserap. Tanah menyimpan ion bermuatan positif (kation) seperti amonium (NH4+) pada bagian yang sama cara rambut tertarik pada balon. Partikel tanah disebut aluminosilikat atau lapisan silikat, dan bahan organik tanah semuanya memiliki muatan negatif yang menarik kation. Tanah umumnya memiliki banyak jumlah lapisan silikat yang lebih tinggi (muatan negatif) daripada logam hidroksida (muatan positif). Oleh karena itu, tanah umumnya memiliki muatan negatif bersih. Muatan negatif total pada tanah disebut kapasitas tukar kation atau KTK, dan merupakan ukuran yang baik dari kemampuan tanah untuk mempertahankan dan memasok nutrisi ke tanaman. Kapasitas tukar kation (KTK) adalah salah satu ukuran dari jumlah total kation yang dapat ditukar yang dapat ditahan oleh tanah, dan umumnya merupakan indikator umum kesuburan tanah yang baik. Kapasitas pertukaran kation lebih tinggi di tanah dengan jumlah tanah liat dan bahan organik yang tinggi, dan lebih rendah di tanah masam. Kapasitas pertukaran kation biasanya dinyatakan dalam miliekuivalen atau meq. Miliekuivalen (meq) sama dengan 6 x 1020 muatan negatif. Oleh karena itu, tanah dengan KTK 10 meq/100 g memiliki 60 x 1020 muatan negatif pada 100 g (0,22 lb) tanah. Dalam istilah yang lebih relevan, ini berarti bahwa sebuah tanah dapat menampung sekitar 8.000-10.000 pon kation per acre. pH tanah sangat mempengaruhi ketersediaan tanaman dari masing-masing nutrisi, dengan tingkat pH mendekati 7 umumnya memiliki ketersediaan yang optimal. pH tanah mempengaruhi ketersediaan semua nutrisi. Sebagai contoh, Cu, Fe, Mn, Ni dan Zn lebih banyak tersedia pada pH rendah daripada pH tinggi karena logam terikat sangat erat ke tanah atau ada dalam mineral padat pada pH tinggi. Sebaliknya, kation 'basa' (Na+, K+, Ca+2, Mg+2) terikat lebih lemah ke tanah, sehingga dapat terlepas dari permukaan tanah, terutama pada pH rendah, dan menjadi kurang tersedia pada pH rendah. Pengaruh pH pada KTK lebih nyata untuk bahan organik tanah daripada untuk lapisan silikat, karena semua KTK pada bahan organik bergantung pada pH. Muatan negatif di bagian dalam partikel tanah liat tidak dinetralkan oleh H+, tetapi juga tidak tersedia untuk mengikat nutrisi. Nutrisi sangat bervariasi dalam mobilitas relatifnya di dalam tanah. Misalnya nitrat (NO3-) sangat bergerak, namun fosfat (HPO4-2, H2PO4-) relatif tidak bergerak. Perbedaan ini adalah kunci untuk mengembangkan program pengelolaan hara yang efektif, dan menjelaskan mengapa penerapan nutrisi yang tidak bergerak seperti P di dekat sistem akar, penting untuk serapan hara yang optimal.