Peran OJK dalam Penguatan Lembaga Ekonomi Ummat

advertisement
Peran OJK
dalam Penguatan
Lembaga Ekonomi Ummat
Jakarta 22 April 2017
2
AGENDA
Perkembangan Global Islamic Finance
Perkembangan Keuangan Syariah Nasional
Arah Pengembangan Sektor Jasa Keuangan
Syariah Indonesia
Penguatan Ekonomi Ummat
Mendorong Peran BPRS dan LKMS
Perkembangan
Global Islamic
Finance
4
Industri Keuangan Syariah Global
Sumber : IFSB Financial stability report 2016
Sumber : State of The Global Islamic Economy Report 2016
Komposisi keuangan syariah global sekitar US$ 2 trillion
(2015) sbb :
 Perbankan syariah ± 79% dan sukuk ±15%, sisanya
a.l. takaful dan Islamic Fund under management
 Sebaran geografis di GCC ±39%, MENA (ex GCC) ±33%
, Asia ±21%, sisanya di wilayah lainnya
Malaysia melalui IFSA Act 2013 a.l. mulai memperkenalkan
account deposit & acc. Investment dan penguatan sharia
governance.
Bahrain mulai memperkenalkan centralized national sharia
advisory council in CBB (2015).
US$ 65,5 billion (Dec’16)
Bersama dengan UAE,
Kuwait, Bahrain, dan Qatar,
Indonesia dikelompokan
menjadi emerging leaders.
Sebagai negara yang
memiliki potensi untuk
memiliki pengaruh global
(GIFR, 2016)
5
Industri Keuangan Syariah Global
“di beberapa negara, perbankan syariah menjadi
systematically important (share > 15%)”
Sumber: Ernst & Young World Islamic banking Competitiveness Report 2016
Terjadi peningkatan share perbankan
syariah di 17 jurisdiksi/negara tahun
2015 dibandingkan dengan tahun 2014,
termasuk negara yang perbankan
syariahnya systematically important juga
meningkat jd 11 negara dari sebelumnya
10 negara
(IFSB Financial Stability Report 2016)
5,33% (Dec’16)
Perkembangan
Keuangan Syariah
Indonesia
7
Perkembangan Keuangan Syariah Indonesia
Total Aset Keuangan Syariah Indonesia
Landscape Keuangan Syariah Indonesia*
(dalam satuan triliun rupiah)
Jenis Industri
2013
2014
2015
2016
Feb
2017
Perbankan Syariah
248.11
278.92
304.00
365.03
355.88
Asuransi Syariah
16.66
22.36
26.52
33.24
34,28
Pembiayaan Syariah
24.64
31.67
22.35
35.74
37.07
Lembaga Non-Bank Syariah
Lainnya
8.25
12.25
16.03
19.69
18.66
Sukuk Korporasi
7.55
7.12
9.90
11.88
11.75
Reksa Dana Syariah
9.43
11.16
11.02
14.91
16.20
169.29
208.40
296.07
411.37
423.29
Sukuk Negara
Posisi Februari 2017
Kapitalisasi Saham Syariah
Saham Syariah
2557.85 2946.89 2600.85 3119.42 3214.26
Total Aset Keuangan Syariah
Saham Syariah
*) Tidak termasuk Saham Syariah
3041.78 3516.47 3288.25 4011.90 4111.39
Per Februari 2017, total aset keuangan syariah Indonesia (tidak termasuk Saham Syariah) mencapai Rp897,1 Triliun atau USD 67,21 M
(Kurs Tengah BI per 28 Februari = Rp13.347,00/USD)



Proporsi industri Perbankan Syariah mencapai 40% (Rp355.9 T /USD 27,39 M)
Proporsi IKNB Syariah (Asuransi Syariah, Pembiayaan Syariah, Lembaga Non Bank Syariah lainnya) 10% (90,08T / USD 6,6 4M)
Proporsi Pasar Modal Syariah mencapai 50% (Rp451,2 T/ USD 32,82 M)
Arah Pengembangan Sektor
Jasa Keuangan Syariah
Indonesia
9
Arah Pengembangan Sektor Jasa Keuangan Syariah Indonesia
Tiga Arah Pengembangan Sektor Jasa Keuangan Syariah di Indonesia
OJK menjaga stabilitas sistem keuangan termasuk mengatur
serta mengawasi implementasi prinsip-prinsip syariah pada
lembaga keuangan syariah sebagai landasan bagi pembangunan
yang berkelanjutan
STABIL
Mendorong Sektor Jasa Keuangan (SJK) Syariah berkontribusi lebih
besar dalam mendukung percepatan ekonomi nasional khususnya
dalam pembiayaan sektor prioritas pemerintah (infrastruktur,
ketahanan pangan, maritim)
KONTRIBUTIF
Mendukung upaya peningkatan pemerataan kesejahteraan
masyarakatan serta mengatasi ketimpangan dalam
pembangunan nasional
INKLUSIF
10
Arah Pengembangan Sektor Jasa Keuangan Syariah Indonesia
STABIL
Memperkuat pengawasan Sektor
Jasa Keuangan (SJK) Syariah
termasuk melalui pengawasan
terintegrasi berdasarkan risiko
Manajemen
risiko, tata kelola perusahaan, dan
permodalan, juga akan diselaraskan
dengan standar internasional
OJK akan mengambil
langkah-langkah yang
bertujuan untuk
meningkatkan daya
tahan (resiliensi)
Mengembangkan standar daya
saing dan komponen base
financing/funding di perbankan
syariah
Kebijakan remunerasi bagi pelaku di SJK syariah
dengan memperhatikan aspek risiko untuk
meningkatkan akuntabilitas penyelenggaraan dan
aktivitas Lembaga Jasa Keuangan Syariah
11
Arah Pengembangan Sektor Jasa Keuangan Syariah Indonesia
KONTRIBUTIF
Mendukung Program Prioritas Pemerintah
antara lain Sektor Infrastruktur
Dana yang dibutuhkan untuk pembangunan infrastruktur pada
tahun 2020 sebesar Rp4.796 T, hingga saat ini masih terdapat
financial gap sebesar Rp626 T
Memenuhi Kebutuhan Masyarakat Kelas
Menengah
Inovasi produk dan layanan keuangan syariah
OJK mendorong lembaga keuangan syariah untuk melakukan inovasi
produk dan layangan keuangan syariah yang sesuai dengan
perkembangan teknologi dan gaya hidup masyarakat a.l. digital banking,
financial technology (FinTech), dan inovasi produk wakaf
Membuka Akses Keuangan Syariah bagi
Masyarakat Pra Sejahtera dan Pedesaan
Inklusif : Penyediaan akses produk dan layanan keuangan
syariah
OJK mendorong perluasan akses produk dan layanan keuangan syariah
bagi masyarakat pra sejahtera dan pedesaan dengan program-program
a.l. Laku Pandai, Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS), Kredit Usaha
Rakyat (KUR) serta pembiayaan pertanian organik
SEGMENTASI PASAR
Penguatan
Peran Sektor
Jasa Keuangan
Syariah
OJK mendorong peran serta lembaga keuangan syariah dalam
pendanaan proyek infrastruktur, a.l. melalui sindikasi pembiayaan
Bank Syariah, pembiayaan melalui pasar modal syariah, penguatan
asuransi dan reasuransi syariah
Penguatan Ekonomi
Ummat
13
Perluasan Akses Keuangan Syariah Bagi Seluruh Masyarakat
INKLUSIF
Survei Nasional Literasi dan Inklusi
Keuangan 2016
Layanan Keuangan Tanpa
Kantor dalam Rangka
Keuangan Inklusif
Per September 2016: Telah terdapat 2 Bank Umum
Syariah yang menyelenggarakan Laku Pandai
Indeks Literasi Keuangan
Syariah 2016
Indeks Inklusi
Keuangan Syariah 2016
11.06%
8.11%
Laku Pandai bertujuan untuk menyediakan produkproduk keuangan yang sederhana, mudah dipahami, dan
sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang belum dapat
menjangkau layanan keuangan.
Jumlah Bank Penyelenggara
Jumlah agen perorangan/outlet badan
hukum
Jumlah outstanding rekening
Jumlah outstanding tabungan
Jumlah kabupaten/kota
Juni 2015
6 BUK
3.734 agen
Desember 2015
7 BUK
60.805 agen
Juni 2016
12 BUK + 1 BUS
104.707 agen
Desember 2016
18 BUK + 2 BUS
275.916 agen
35.984 nasabah
Rp 2,9 M
211
1.216.952 nasabah
Rp 67 M
385
1.626.068 nasabah
Rp 63 M
499
3.700.215 nasabah
Rp 216,5 M
507
*Data termasuk LAKU PANDAI untuk bank konvensional
Sumber: Otoritas Jasa Keuangan
14
Perluasan Akses Keuangan Syariah Bagi Seluruh Masyarakat
INKLUSIF
Per desember 2016: Telah terdapat 14 LKM
Syariah yang terdaftar di OJK
Didirikan untuk mengatasi UMKM yang
terkendala akses pendanaan ke lembaga
keuangan formal.
Asuransi Mikro
Perusahaan asuransi syariah (takaful)
diharapkan dapat memiliki peran lebih besar
dalam kegiatan ini
Kredit Usaha Rakyat (KUR) Syariah
Telah terdapat minimal 2 Bank Umum Syariah
(BUS) yang menjadi penyalur KUR dengan
struktur syariah
Sumber: Otoritas Jasa Keuangan
SimPel iB adalah produk simpanan untuk siswa
yang diterbitkan secara nasional oleh Bank
Umum Syariah di Indonesia dengan
persyaratan mudah dan sederhana serta fitur
yang menarik, dalam rangka edukasi dan
inklusi keuangan untuk mendorong budaya
menabung sejak dini
Mendorong Peran BPRS
dan LKMS
16
Penyebaran BPRS di Indonesia
No
1
2
3
Kantor Regional
KR 1 DKI jakarta
dan Banten
KR 2 Jawa Barat
Kantor OJK
Banten
Cirebon, Tasikmalaya, Sukabumi
Posisi Desember 2016
Jumlah
BPRS
9
29
KR 3 Jawa Tengah DIY, Solo, Purwokerto, Tegal
dan DIY
KR 4 Jawa Timur Malang, Jember, Kediri, Sumenep
38
5
KR 5 Sumatera
Bagian Utara
28
6
KR 6 Sulawesi,
Maluku dan
Papua
Aceh, Sumatera Barat, Riau, Kep.
Riau, Padang Sidempuan, Bagan
Siapi-Api
Sulawesi Utara, Papua, Sulawesi
Tengah, Sulawesi Tenggara,
Maluku, Gorontalo, Sulawesi Barat,
Maluku Utara, Papua Barat
Lampung, Jambi, Bengkulu, Bangka
Belitung
Nusa Tenggara Barat, Nusa
Tenggara Timur
Kalimantan Barat, Kalimantan
Timur, Kalimantan Tengah,
Kalimantan Utara
15
4
7
8
9
KR 7 Sumatera
Bagian Selatan
KR 8 Bali dan
Nusa Tenggara
KR 9 Kalimantan
Sebaran BPRS di Indonesia
2% 2%
9%
5%
7%
18%
29
17%
17%
23%
11
4
3
KR 1 DKI jakarta dan Banten
KR 2 Jawa Barat
KR 3 Jawa Tengah dan DIY
KR 4 Jawa Timur
KR 5 Sumatera Bagian Utara
KR 6 Sulawesi, Maluku dan Papua
KR 7 Sumatera Bagian Selatan
KR 8 Bali dan Nusa Tenggara
17
Peran Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
Penyaluran Dana: Berdasarkan Pembiayaan UMKM
• Penyaluran dana BPRS untuk pembiayaan sektor produktif
didominasi UMKM dengan persentase sebesar 92,44%.
Pembiayaan UMKM
2015
3.38
3.57
2016
• Pada posisi Desember 2016 total pembiayaan perbankan syariah
kepada UMKM tercatat sebesar Rp3.570,61 Milyar, meningkat
dibandingkan posisi Desember 2015 yang sebesar Rp3.377,99 Milyar.
• Dari total pembiayaan posisi Desember 2016 kepada UMKM
tersebut, sejumlah Rp429,27 Milyar diantaranya (12,02%)
merupakan NPF.
Porsi:
92,44%
0.29 0.35
UMKM
Produktif Non UMKM
2015
Pembiayaan UMKM
UMKM
Produktif Non UMKM
Total
Nilai
(Rp M)
3,377.99
289.96
3,667.95
2016
NPF Gross
10.37%
6.75%
10.08%
Nilai
(Rp M)
3,570.61
354.78
3,925.39
Pertumbuhan
PYD (yoy)
5.70%
22.36%
7.02%
NPF Gross
12.02%
5.77%
11.46%
Pertumbuhan
NPF (yoy)
1.65%
-0.98%
1.38%
18
Lembaga Keuangan Mikro Syariah
Menjalankan kegiatan usaha dengan prinsip imbal hasil pembiayaan
Wajib membentuk Dewan Pengawas Syariah
Merujuk pada fatwa syariah yang dikeluarkan oleh Dewan Syariah Nasional,
Majelis Ulama Indonesia
Melakukan pengelolaan dana sosial berupa zakat, infak, dan shadaqah
Menempatkan kelebihan dana dalam bentuk tabungan, deposito berjangka
dan/atau sertifikat deposito hanya pada bank umum syariah, unit usaha
Syariah dan/atau bank pembiayaan rakyat syariah
LKM yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan Prinsip Syariah wajib
menggunakan akad yang sesuai dengan Prinsip Syariah
19
Produk Lembaga Keuangan Mikro Syariah
Tabungan:
-Wadiah
-Mudharabah
Penghimpunan
Dana
Deposito:
-Wadiah
- Mudharabah
Prinsip Sewa:
• Ijarah
• Ijarah Muntahiya
Bittamlik
Jasa Pemberian
Konsultasi dan
Pengembangan
Usaha
Prinsip Bagi Hasil:
• Mudharabah Muthlaqah
• Mudharabah Muqayyah
Ju’alah
Ijarah
• Musyarakah
Penyaluran
Dana
Prinsip Jual-Beli:
• Murabahah
• Salam
• Istishna
19
20
Transformasi LKM
LKM
LKM
Kriteria
Wajib Transformasi
BPR atau
BPRS
Kriteria:
• Kegiatan Usaha melebihi Wilayah Kabupaten/Kota; atau
• Ekuitas paling kurang 5x modal disetor minimum BPR/BPRS; dan
Simpanan paling kurang 25x disetor minimum BPR/BPRS
21
Pembinaan dan Pengawasan LKM
Kementerian yang
menyelenggarakan urusan koperasi
& Kementerian Dalam Negeri
Koordinasi
pembinaan LKM
OJK
(Pembina,
Pengatur &
Pengawas
LKM)
Pembinaan dan
Pengawasan
Pemda
Kabupaten /
Kota
didelegasikan
Pihak lain
dalam hal
Pemda belum
siap
1) Penerimaan
laporan
keuangan dan
input ke dalam
aplikasi
2) Analisis laporan
keuangan
3) Penerimaan
dan analisis
laporan lain
4) Rencana kerja
pemeriksaan
5) Pengenaan
sanksi
administratif
(selain cabut
izin dan denda)
6) Pelaksanaan
langkahlangkah
penyehatan
TERIMA KASIH
Download