sosialisasi pembuatan tempe daun ketela pohon di desa jarorejo

advertisement
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
SOSIALISASI PEMBUATAN TEMPE DAUN KETELA POHON DI DESA
JAROREJO KECAMATAN KEREK KABUPATEN TUBAN
BIDANG KEGIATAN
PKM AI
Disusun oleh:
SITI LATIFAH
ATHIK HIDAYATUL UMMAH
MUWAKHIDAH
USWATUN KHASANAH
107111406839/2007
106111400024/2006
107111406852/2007
107111409876/2007
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
Malang
2010
HALAMAN PENGESAHAN USULAN
PKM-AI
1. Judul Program
2.
3.
4.
5.
: Sosialisasi Pembuatan Tempe Daun Ketela
Pohon di Desa Jarorejo Kecamatan Kerek
Kabupaten Tuban
Bidang Kegiatan
: ( ) PKM-AI
( ) PKM-GT
Ketua Pelaksana Kegiatan /Penulis
a. Nama Lengkap
: Siti Latifah
b. NIM
: 107111406839
c. Jurusan/Program Studi
: BKP/BK
d. Universitas
: Universitas Negeri Malang
e. Alamat Rumah
: Belor Rt.03 Rw 01, Purwoasri-Kediri
f. No telp/HP
: 085233035635
g. Alamat email
: [email protected]
Anggota Pelaksana
: 3 Orang
Dosen Pembimbing
a. Nama Lengkap
: Drs. Mahmud Yunus, M.Kes
b. NIP
: NIP 196203051987011001
c. Alamat Rumah
: Jl. Letjen Sutuyo IV/26E Malang
Menyetujui,
Ketua Jurusan BK
Malang, 15 Januari 2010
Ketua Pelaksana Kegiatan
Dr. Triyono, M.Pd
NIP 195601281982031001
Siti Latifah
NIM 107111406839
Pembantu Rektor
Bidang Kemahasiswaan
Dosen Pendamping
Kadim Masjkur
NIP 195412161981021001
Drs. Mahmud Yunus, M.Kes
NIP 196203051987011001
SOSIALISASI PEMBUATAN TEMPE DAUN KETELA POHON DI DESA
JAROREJO KECAMATAN KEREK KABUPATEN TUBAN
Siti Latifah, dkk, 2010.
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
ABSTRAK
Tempe merupakan makanan sehari-hari dari sebagian besar penduduk
Indonesia. Sebab selain memiliki kandungan protein yang tinggi, harga tempe
juga mudah dijangkau oleh penduduk Indonesia. Daripada sumber protein yang
lain, harga tempe jauh lebih murah. Tempe yang diketahui oleh masyarakat
adalah tempe yang berbahan baku kedelai atau diberikan campuran jagung saja.
Masyarakat belum mengetahui jika tempe bisa berbahan baku dari daun.
Khususnya daun ketela pohon. Oleh karena itu perlu diadakannya sosialisasi
mengenai pembuatan tempe dari daun ketela pohon. Desa Jarorejo Kecamatan
Kerek Kabupaten Tuban adalah salah satu tempat yang memiliki ladang daun
ketela pohon yang luas. Akan tetapi keberadaan daun ketela pohon di daerah
tersebut belum dimanfaatkan secara maksimal. Pada umumnya daun ketela
pohon hanya dimanfaatkan sebagai sayur atau makanan ternak. Daun ketela
pohon bisa diolah menjadi tempe dengan bahan dan cara yang mudah. Daun
ketela pohon bisa dimasak menjadi tempe. Karena memiliki kandungan gizi yang
tinggi, sehingga tempe daun ketela pohon tidak kalah dengan tempe yang terbuat
dari biji kedelai.
Tim pelaksana PKM mengadakan sosialisasi pembuatan tempe dari daun
ketela pohon di Desa Jarorejo Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban. Kegiatan ini
diharapkan masyarakat mampu membuat tempe dari daun ketela pohon sekaligus
menjadikannya sebagai home industri. Setelah diadakannya survei diperoleh
kesepakatan dengan perangkat desa setempat, bulan Maret 2009 dimulai sosialsasi dan pelatihan pembuatan tempe daun ketela pohon di Desa Jarorejo Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban. Pelatihan diadakan dengan menggunakan
metode ceramah dan praktik langsung.
Hasilnya ibu-ibu setempat dinyatakan sudah bisa membuat tempe dari
daun ketela pohon. Produknya dijual di warung-warung., sehingga mampu
memberikan income bagi ekonomi keluarga. Tim PKM juga memberikan
sosialisasi cara mengemas tempe , pemasarannyadanwaktu kedaluwarsa.
Harapannya, berdasar-kan informasi tersebut ibu-ibu dapat mengembangkan
usaha produksi tempe daun ketela pohon lebih luas jangkauannya, tidak hanya di
desa setempat saja. Melain-kan bisa ke desa-desa lain sampai tingkat kecamatan.
Produk tempe daun ketela pohon tersebut bisa dikenal oleh masyarakat indonesia
pada umumnya.
Kata Kunci : sosialisasi, tempe, daun ketela pohon
ABSTRACT
Tempe is a daily food for the majority of Indonesian Society. Beside the
high content of protein, the price of tempe is cheap enough to be bought by
society. Tempe which is known by society so far is soybean tempe or tempe from
soybean mix with corn only. They don’t know yet that tempe can be made from
leaf. Especially from cassava leaf. So, it needs a socialization about making
cassava leaf tempe. Jarorejo village is one of places where has wide cassava leaf
field. But, the exploration of cassava leaf in that area is not maximal yet.
Generally, it is only used as vegetable or livestock food. The cassava leaf can be
explored as tempe with easy material and manner. Because of its high nutrition,
cassava leaf tempe has same quality with soybean tempe.
The team of PKM did socialization about making cassava leaf tempe in
Jarorejo village, Kerek district, Tuban Regency. Hopely, the society will be able
to make tempe from cassava leaf and also potencial to create it as home industry.
After survey, it’s get deal with the village official, and then the programme began
on march 2009 by speech and practice method to make tempe from cassava leaf.
As the result, the housewifes in that region are able to make tempe from
cassava leaf. The products are sold in small shop so as to add the income of
families. The PKM team also give the socilalization to wrap the tempe, the
marketting, and its expired period. Hopely, it can help them to develop this
business until can be known in all over Indonesia.
Key Words: Socialization, Tempe, Cassava leaf.
PENDAHULUAN
Tempe merupakan makanan sehari-hari dari sebagian besar penduduk
Indonesia, karena harga tempe dapat dijangkau oleh semua elemen masyarakat,
terutama kalangan menengah ke bawah. Hal ini sebanding dengan income dari
penduduk itu sendiri. Melonjaknya harga kedelai pada bulan Januari 2008
kemarin membuat harga makanan yang berbahan baku kedelai mengalami kenaikan yang drastis, diantaranya tempe dan tahu. Selain itu keberadaan biji kedelai
juga semakin langka ditemukan. Produk kedelai dibeberapa daerah pertanian
mengalami penurunan. Sehingga produk tempe kedelai juga menjadikan resah
warga yang seantiasa membuat tempe kedelai di pasaran. Adanya masalah dari
tempe yang berbahan baku kedelai sepatutnya ada alernatif pemecahannya, yaitu
adanya bahan baku yang bisa menggantikan kedelai tetapi tetap bernama tempe,
karena tempe termasuk makanan yang menjadi favorit penduduk Indonesia. Di
mana bahan baku tersebut tetap mampu menyediakan asupan gizi masyarakat.
Tentunya dengan harga yang ekonomis.
Menyikapi hal tersebut, di daerah pedesaan banyak terdapat daun-daunan
yang bisa dipergunakan sebagai sayuran sebagai pemasok gizi masyarakat yang
sangat baik, sebagai contoh adalah daun ketela pohon (cassava). Di daerah-daerah
tertentu daun ketela pohon justru banyak tidak dimanfaatkan. Selain sebagai
sayuran dan makanan ternak, maka sisanya akan dibuang begitu saja. Padahal
daun ketela pohon yang bernilai gizi tinggi tersebut dapat dimanfaatkan dengan
baik. Daun ketela pohon bisa diolah sebagai bahan makanan yang tidak
mengurangi nilai gizi daun ketela pohon itu sendiri yaitu bisa diolah sebagai
produk tempe pengganti tempe kedelai. Tempe daun ketela pohon merupakan satu
produk bahan makanan yang bergizi tinggi yang tidak kalah dengan gizi tempe
kedelai. Justru setelah menjadi tempe nilai protein dari daun ketela pohon akan
bertambah. Ini senilai dengan kandungan protein tempe yang terbuat dari kedelai.
Tempe daun ketela pohon terbuat dari daun ketela pohon dan ragi. Cara
pengolahanya yang mudah dan bisa diolah secara manual. Tempe daun ketela
pohon mengandung beta karotin pro vitamin A yang sama dalam kandungan
wortel. Sealin itu tempe daun ketela pohon juga mengandung mineral lainya yang
dibutuhkan oleh tubuh. Tempe daun ketela pohon bisa dimasak setelah berumur
tiga hari.
Desa Jarorejo merupakan daerah yang berpotensi dengan ladang ketela
pohon. Sebagian besar masyarakatnya yang berprofesi sebagai petani senantiasa
menyisakan lahan ladangnya untuk ditanami ketela pohon. Akan tetapi pemanfaatan daun ketela pohon di desa tersebut kurang maksimal. Sebagaimana
masyarakat umum, daun ketela pohon hanya untuk sayuran dan makanan ternak.
Daun ketela pohon belum dibudidayakan menjadi bahan makanan yang lain.
Masyarakat yang menjadi sasaran dari program ini adalah para penduduk
di Desa Jarorejo Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban. Mayoritas masyarakat di
Desa Jarorejo Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban adalah petani yang memiliki
ladang sangat luas untuk ditanami pohon ketela pohon. Daerah Jarorejo berbentuk
pegunungan yang menghasilkan hasil panen ketela pohon sangat besar, yaitu lebih
dari 5000 ton tiap hasil panen. Lebih dari 2.281 hektar tanah di desa tersebut
ditanami ketela pohon, sehingga ketela pohon menjadi pendapatan utama hasil
panen penduduk Desa. Meskipun ladang di Desa Jarorejo Kecamatan Kerek
Kabupaten Tuban sangat luas, namun pendapatan masyarakat masih kurang untuk
memenuhi kehidupan sehari-hari. Hal ini terbukti dengan jumlah pengangguran
sebesar 270 jiwa dari jumlah total penduduk 4.469 jiwa.
Ketela pohon (cassava) oleh masyarakat setempat biasanya dijual dengan
harga sangat murah, yaitu sekitar Rp 1.000,00 setiap kilo sehingga bisa dinilai
kurang ekonomis. Sedangkan daunnya justru kurang dimanfaatkan. Sebagian
dibuat makanan ternak dan selebihnya dibuang begitu saja. Selama ini masyarakat
hanya menggunakan daun ketela pohon sabagai sayuran semata. Belum ada
inisiatif baru dari masyarakat untuk mengolah daun ketela pohon tersebut. Padahal
daun ketela pohon bisa dimanfaatkan menjadi produk makanan lain yang tidak
mengurangi kandungan gizinya. Salah satunya adalah tempe yang terbuat dari
daun ketela pohon. Hal ini sangat efektif dan efisien jika diterapkan oleh
masyarakat. Mengingat harga kedelai sebagai bahan baku utama tempe sangat
mahal. Jika masyarakat sekedar membuang daun ketela pohon sangat disayangkan, karena daun ketela pohon mampu memberikan kontribusi perekonomian
keluarga. Apalagi ditunjang pendidikan masyarakat di Desa Jarorejo Kecamatan
Kerek Kabupaten Tuban masih sangat rendah. Dengan pendapatan masyarakat
yang minim dan kurangnya pengetahuan untuk mengolah daun ketela pohon
menjadi barang yang bernilai ekonomis, serta kelangkaan dan mahalnya nilai jual
kedelai terus mengganggu ketenangan perekonomian masyarakat, maka untuk
mengatasi hal tersebut dirasa perlu untuk memberikan pengetahuan tentang
pengolahan daun ketela pohon (cassava) untuk dijadikan tempe sehingga mampu
meningkatkan taraf hidup masyarakat dan mengatasi kelangkaan kedelai di Desa
Jarorejo Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban dan sekitarnya.
Luaran yang diharapkan dari Program Kreativitas Mahasiswa di bidang
Pengabdian Masyarakat ini Memberikan pemahaman dan pengarahan kepada
penduduk Desa Jarorejo Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban tentang pembuatan
tempe daun ketela pohon. Memberikan dorongan kepada masyarakat untuk
mengembangkan tempe daun ketela pohon sehingga mampu membuka peluang
usaha baru bagi masyarakat di Desa Jarorejo Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban.
Mampu mengurangi pengangguran di Desa Jarorejo Kecamatan Kerek Kabupaten
Tuban dengan adanya usaha baru yaitu pembuatan tempe dari Daun Ketela pohon.
Menambah nilai jual daun ketela pohon sehingga mampu meningkatkan taraf
hidup masyarakat di Desa Jarorejo Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban. Di
samping itu, masyarakat mampu menggantikan bahan baku utama tempe yang
terbuat dari kedelai dan bernilai gizi yang tinggi.
Kegunaan Program Kegiatan Mahasiswa ini bagi masyarakat diantaranaya
menambah wawasan tentang pembuatan tempe daun ketela pohon di Desa
Jarorejo Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban sehingga masyarakat mampu
membuat tempe dari bahan dasar tersebut, meningkatkan pendapatan penduduk di
Desa Jarorejo Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban dan adanya peluang usaha baru
bagi masyarakat di Desa Jarorejo Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban sehingga
mampu mengurangi pengangguran. Sedangkan bagi mahasiswa sendiri adalah
meningkatkan partisipasi mahasiswa terhadap lingkungan, sebagai bentuk
peningkatan kepedulian atas permasalahan masyarakat dan sebagai upaya pengaplikasian pengetahuan yang telah dimiliki kepada masyarakat.
Tujuan dari program ini ini adalah mengetahui kandungan daun ketela
pohon, mengetahui pembuatan tempe dari daun ketela pohon, memberikan
pelatihan pembuatan tempe daun ketela pohon di Desa Jarorejo Kecamatan Kerek
Kabupaten Tuban, dan meningkatkan perekonomian masyarakat sasaran setelah
diadakan pelatihan.
METODE
:
Metode yang dilaksanakan dalam program ini melalui beberapa tahap,
diantaranya yaitu studi pustaka. Hal yang dipelajari sebelum sosialisasi pada
masyarakat yaitu kandungan gizi dalam daun ketela pohon. Banyak manfaat
dalam daun ketela pohon, maka daun ketela pohon penting untuk dikembangkan
sebagai bahan makanan yang lain. Adapun kandungan gizi yang terdapat dalam
daun ketela pohon yaitu: Protein, sumber vitamin A, serat yang tinggi yang dapat
mencegah kanker usus, vitamin C dan perbandingan tempe daun ketela pohon
dengan tempe kedelai yang relatif sama. Selain itu perbandingan rasanya juga
tidak kalah. Rasa tempe berbahan dasar daun ketela pohon elain gurih digoreng
juga enak untuk campuran gulai. Selain itu juga melakukan observasi pada
masyarakat sasaran dan persentase masyarakat yang mempunyai mata
pencaharian sebagai petani, terutama petani ketela pohon.
Metode selanjutnya yaitu sosialisasi tentang pembuatan tempe daun ketela
pohon di masyarakat. Memberikan penjelasan kepada masyarakat tentang
pemanfaatan daun ketela pohon agar lebih bermanfaat bagi mereka terkait dengan
mahalnya tempe berbahan baku kedelai. Selanjutnya dilakukan pelatihan dan
penyuluhan tentang pembuatan tempe daun ketela pohon. Adapun cara pembuatan
tempe dari daun ketela pohon yaitu : sebanyak satu kilo gram daun ketela pohon
direbus (merupakan satu cara untuk mengambil zat aktifnya yang disebut rutin)
lalu dikeringkan. Tahap selanjutnya menambahkan ragi tempe sebanyak 1-2 gram
(satu sendok teh), diaduk dan setelah rebusan daun ketela pohon tercampur rata
dengan ragi selanjutnya dimasukkan dalam plastik sebagai wadahnya. Setelah itu
didiamkan dalam tempat yang terlindung dari sinar matahari. Tujuanya disini agar
jamur pada rebusan daun ketela pohon dapat berproses dengan cepat dan baik.
Tempe daun ketela pohon dapat dimasak setelah berumur tiga hari.
Tahap terakhir dari program ini adalah pendampingan program pada
masyarakat sasaran. Kriteria keberhasilan pelatihan program dalam evaluasi
program ini yaitu ketika masyarakat yang mengikuti pelatihan sebnayak 50%
sudah mampu memanfaatkan, membudidayakan daun ketela pohon dan mampu
membuat tempe dari daun ketela pohon tersebut sesuai dengan pelatihan program.
Selanjutnya masyarakat sasaran mampu membuat produk tempe dari daun ketela
pohon dan dipasarkan kepada masyarakat sekitarnya. Selain itu produk tempe dari
daun ketela pohon ini mampu mengantisipasi produk tempe kedelai yang bahan
bakunya semakin langka dicari dan mahal harganya. Dengan adanya sosialisasi
dan pelatihan pembuatan tempe daun ketela pohon tersebut bisa menambah
pemasukan atau income bagi kehidupan sehari-hari.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pelaksanaan sosialisasi dan pelatihan pembuatan tempe dari daun ketela
pohon ini dilaksanakan di Desa Jarorejo Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban.
Adapun sasaran dari pelatihan ini adalah ibu-ibu PKK desa setempat. Kegiatan ini
dilaksanakan selama empat hari, tepatnya di balai desa Jarorejo. Empat hari ini
dimanfaatkan oleh tim PKM untuk memberikan sosialisasi dan pelatihan
pembuatan tempe daun ketela pohon sampai bagaimana strategi produksinya.
Jumlah peserta yang mengikuti pelatihan ini yaitu 60 peserta. Kegiatan sosialisasi
dan pelatihan tersebut dilakukan karena masyarakat setempat terutama para ibu
rumah tangga belum tahu mengenai manfaat daun ketela pohon selain digunakan
untuk sayur, makanan ternak bahkan kadang dibuang sia-sia dan diambil umbinya
saja.
Metode yang digunakan dalam sosialisasi pembuatan tempe daun ketela
pohon ini meliputi ceramah, demonstrasi dan praktik langsung bagaimana cara
membuat tempe dari daun ketela pohon. Dalam pelaksanaan, tim PKM memberikan penjelesan secara detail mengenai langkah-langkah pembuatan tempe
daun ketela pohon, setelah itu diikuti oleh para peserta.
Para peserta pelatihan sangat antusias dalam mengikuti sosialisasi pembuatan tempe daun ketela pohon ini, terbukti dari jumlah peserta yang hadir
melebihi dari target yang ditetapkan, selain itu para peserta juga mengikuti
kegitan ini dari awal sampai akhir dan mereka sangat aktif mengajukan pertanyaan. Karena mereka merasa penasaran dengan produk yang akan dibuat.
Mengingat sosialisasi pembuatan tempe daun ketela pohon ini merupakan hal baru
bagi warga desa Jarorejo, timbul penasaran dan rasa ingin tahu yang besar.
Kendala dalam pelaksanaan sosialisasi pembuatan tempe daun ketela
pohon ini, dintaranya pada data administratif yaitu dalam hal penyampaian surat
ketempat tujuan. Surat belum diproses waktu pelaksanaan survei ke tempat
tujuan. Sehingga sebagai solusinya, menghubungi pihak kepala desa melalui
telephon. Setelah pihak kepala desa menyetujui berdasarkan tanggal sosialisasi
yang telah tim PKM tetapkan, sehingga pelaksanaan sosialisasi tetap berjalan
sesuai dengan rencana awal. Dan surat pengantar sosialisasi diberikan satu hari
sebelum hari H. Selain itu terdapat kendala dalam teknis pelaksanaan yaitu acara
tidak sesuai dengan susunan acara, sehingga waktu pelaksanaan sosialisasi molor
dari jam yang telah ditetapkan. Solusinya tetap mengupayakan acara pelatihan
pembuatan tempe tetep berjalan sesuai rencana awal. Dalam hal keuangan terdapat kendala karena dana yang seharusnya dipakai untuk menjalankan sosialisasi belum turun dan tidak ada pinjaman sebelumya, sehingga sebagai alternatif
dana diambilkan dari uang pribadi anggota tim terlebih dahulu untuk pelaksanaan
kegiatan.
Hasil dari sosialisasi pembuatan tempe daun ketela pohon ini yaitu
masyarakat bisa membuat tempe dari daun ketela pohon sebagai pengganti tempe
kedelai, dimana bahan baku dari tempe ketela pohon sangat mudah didapat di desa
Jarorejo kecamatan Kerek Kabupaten Tuban. Selain itu ibu-ibu desa setempat bisa
membuka home industri sebagai pemasukan atau income tambahan bagi keluarga.
Karena pembuatan tempe daun ketela pohon juga tidak membutuhkan dana yang
banyak, selain itu juga tidak menguras waktu pembuat. Sehingga para ibu-ibu juga
bisa membuat tempe daun ketela pohon ini sebagai kegiatan sambilan disamping
kegiatan ibu rumah tangga yang sudah dilakukan secara rutinitas. Kemudian
produk tempe ketela pohon itu tidak hanya dipasarkan di desa Jarorejo saja tapi di
luar desa tersebut.
Kemungkinan atau alternatif pengembangkan ke depan yaitu dalam
pengembangan home industri tempe daun ketela pohon ini dapat bekerjasama
dengan pemerintah setempat, mulai dari modal sampai pemasaran. Dengan adanya
kerjasama itu diharapkan home industri ini dapat bertahan dan berkembang.
Keuntungan bagi masyarakat sasaran sosialisasi pembuatan tempe daun ketela
pohon yaitu menambah pemasukan dan meningkatkan taraf perekonomian
penduduk desa Jarorejo serta mengurangi angka pengangguran di masyarakat
setempat, terutama bagi ibu-ibu rumah tangga.
KESIMPULAN
Daun ketela pohon bisa dimanfaatkan menjadi tempe, sebagai pengganti
kedelai yang mempunyai kandungan gizi yang sama dengan kedelai. Desa
Jarorejo Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban adalah salah satu tempat yang
memiliki ladang daun ketela pohon yang luas. Akan tetapi keberadaan daun ketela
pohon di daerah tersebut belum dimanfaatkan secara maksimal.
Pembuatan tempe dari daun ketela pohon sangat sederhana dan mudah
dilakukan yaitu merebus daun ketela pohon kemudian dtiriskan, tirisan daun
tersbut kemudian sipotong kecil-kecil, setelah itu diberi ragi dan meniran jagung,
kemudian dikemas dan ditunggu sampai tiga hari. Setelah itu akan timbul jamur di
tempe tersebut seperti halnya pembuatan pada tempe kedelai.
Metode yang dilaksanakan dalam pelaksanaan program ini adalah studi
pustaka, observasi, sosialisasi, pelatihan, dan pendampingan terhadap ibu-ibu
yang sudah diberi pelatihan, apakah sudah melaksanakan sesuai dengan pelatihan
dan bagaimana perkembangan. Pelatihan pembuatan tempe daun ketela pohon di
Desa Jarorejo Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban ini dilakukan dengan metode
ceramah, demonstrasi dan praktik langsung yang dilakukan oleh tim PKM
kemudian diikuti oleh ibu-ibu PKK desa setempat.
Dampak perekonomian masyarakat sasaran setelah diadakan pelatihan
sosialisasi dan pelatihan pembuatan tempe daun ketela pohon ini yaitu masyarakat
mampu membuka home industri atau industri rumah tangga, sehingga menjadi
pemasukan tambahan bagi masyarakat setempat dan dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
Saran dari tim pelaksana PKM adalah diharapkan masyarakat dapat mengembangkan home industri, salah satunya dengan bekerjasama dengan
pemerintah setempat, baik dalam pendanaan atau hal lainnya. Pemerintah juga diharapkan mendukung keberadaan home industri dan dapat memberikan bantuan,
baik dalam hal modal sampai proses pemasaran. Sosialisasi ini tidak hanya
dilaksanakan di Desa Jarorejo saja tapi diharapkan bisa dilaksanakan di daerah
lain.
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih disampaikan kepada Bapak Kadim Masjkur selaku
Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan, Tim Reviewer Universitas Negeri
Malang, dan Bapak Mahmud Yunus selaku dosen pendamping, Di samping itu,
ucapan terima kasih ini disampaikan kepada Kepala desa Jarorejo, perangkat desa
dan ibu-ibu PKK serta seluruh pihak yang turut mensukseskan kegiatan ini.
DAFTAR PUSTAKA
Johan_Agfi.Sat, 04 Jun 2005 04:19:16 -0700.Fungsi dan Kandungan Gizi Daun
Ketela. (serial online)
http://www.mailarchive.com/[email protected]/msg01856.html, , diakses
pada 20 Desember 2008
CaraMembuatTempe. (serial online)
http://www.nguntoronadi.wonogiri.org/mod.php?mod=informasi&op=viewinfo&i
ntypeid=5&infoid=22, diakses pada 29 Agustus 2008
Ranuspdt, 2008.Budidaya Tanaman Singkong/Ketela Pohon. (serial online)
http://one.indoskripsi.com/node/1280, diakses pada 20 September 2008
Fatmawati. Hilangkan Racun Pada Daun Ketela Pohon, (serial online)
http://groups.yahoo.com/group/indonesia-community/message/5532, diakses pada
20 September 2008
Racun Pada Daun Ketela Pohon. (serial online)
http://muhpuy234.blogspot.com/2009/02/racun-pada-daun-ketela-pohon.html,
diakses pada 20 September 2008
Nick, 2008.Tempe daun singkong, (serial online)
http://keset.wordpress.com/2008/08/31/tempe-daun-singkong/, diakses pada 31
Agustus 2008
Kedelai Mahal Tempe Dicampur Ampas daun Ketela Pohon. (serial online)
http://www.media-indonesia.com/berita.asp?id=155894, diakses pada 31 Agustus
2008
Download