Uploaded by User109039

Resume Febi Zikriani

advertisement
TUGAS RESUME
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (DIKLAT)
Disusun Guna Memenuhi Tugas Resume Mata Kuliah Pendidikan Dan Pelatihan
(DIKLAT)
Dosen Pengampu : Miklon Manalu,SKM.,MPH
SEMESTER 5
Disusun Oleh :
Nama
: Febi Zikriani
Nim
: 18011146
Peminatan : Pkip
PEMINATAN PKIP
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
SEKOLAH TINGGIL ILMU KESEHATAN (STIKes)
HANG TUAH PEKANBARU
2020
1
DIKLAT 8
TEORI MOTIVASI
1. Motivasi Belajar
Motivasi merupakan salah satu prasyarat yang amat penting dalam belajar.
Kesediaan peserta Diklat untuk belajar merupakan hasil dari berbagai faktor.
Seseorang tidak akan mau belajar apabila dirinya tidak punya motivasi untuk belajar.
Antara lain: kepribadian, kemampuan, situasi belajar, fasilitas dan lainnya
2. Defenisi Motivasi
MOTIVASI : Suatu proses dalam diri individu yang menjadi dasar untuk
MENGGERAKKAN, MENGARAHKAN dan MENJAGA tingkah laku individu
dalam mencapai tujuan tertentu, yang terwujud dalam bentuk tingkah laku dari
usahanya mewujudkan tujuan tersebut.
a. MENGGERAKKAN : Menimbulkan kekuatan, yang dapat memimpin
seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu
b. MENGARAHKAN : Seseorang punya oreintasi tujuan
c. MENJAGA : Lingkungan harus mengguatkan intensitas dari arah dan
dorongan kekuatan seseorang.
3. Proses Terjadinya Motivasi
Pada awalnya manusia mengalami ketidakseimbangan pada dirinya dalam
situasi dan kondisi tertentu. Misalnya : kuliah sore hari “mahasiswa mengantuk”
Timbul keinginan untuk mengatasi ketidakseimbangan tersebut (perlu tidur). Perlu
Tidur menjadi motif yang mendorong dirinya melakukan suatu tindakan (motif mau
tidur).
4. Teori Motivasi
A. Teori Behavioristik
2
Motivasi seseorang dikontrol oleh Lingkungan. Tingkah laku dapat
menggetarkan emosi Individu (Suka atau benci) Manusia bertingkah laku karena
ada stimulus dari luar. Fasilitator harus menciptakan rangsangan yang bersifat
menyenangkan Peserta Diklat, sehingga mereka termotivasi mengikuti Diklat.
Contoh memberikan apresiasi, pujian dan lainnya.
B. Teori Atribusi
Ada 4 (empat) hal yang membuat sesorang untuk SUKSES dan GAGAL,
yaitu Kemampuan dan Usaha (faktor internal), Tugas yang sulit dan
keberungtungan atau nasib (faktor eksternal). Teori mengatakan, seseorang
SUKSES dan
GAGAL sangat ditentukan dari upayanya sendiri. Sebaliknya,
seseorang SUKSES dan GAGAL karena ada faktor penyebab atau faktor lain.
C. Teori Kebutuhan (Maslow)
Teori berpendapat, bahwa tindakan yang dilakukan manusia, pada
hakekatnya adalah untuk memenuhi kebutuhannya (jasmani dan rohani). Jika kita
ingin memotivasi orang lain, kita terlebih dahulu harus mengetahui apa kebutuhan
mereka. Hirarki Kebutuhan menurut Maslow (Fisiologis, Rasa
aman dan
terlindungi, sosial, dihargai dan aktualisasi diri. Jika peserta Diklat tidak dicintai,
dihargai, dianggap tidak mampu, motivasi akan kurang dalam mengikuti Diklat,
demikian sebaliknya.
D. Teori Naluri
Manusia pada hakekatnya memiliki 3 (tiga) dorongan naluri atau nafsu :
Mempertahankan
Diri,
Mengembangkan
Diri,
Mempertahankan
dan
Mengembangkan diri. Jika kita ingin memotivasi peserta Diklat, kita harus dapat
memastikan naluri mana yang akan dikembangan dari mereka.
5. Prinsip Motivasi
Ad. Attention (Perhatian)
Fasilitator harus mampu dan pandai untuk membuat peserta Diklat merasa
ingin tahu atau penasaran terhadap Materi yang disampaikan.
3
Ad. Relevance (Relevansi)
o Motif Pribadi : Kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan untuk
memiliki kuasa dan kebutuhan untuk berafiliasi.
o Motif Instrumental : Keberhasilan dalam mengerja kan tugas.
o Motif Kultural : Tujuan yang dicapai konsisten dengan nilai atau
norma yang dianut oleh peserta Diklat
Ad. Convidence (Kepercayaan Diri)
o Motif Pribadi : Kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan untuk
memiliki kuasa dan kebutuhan untuk berafiliasi.
o Motif Instrumental : Keberhasilan dalam mengerja kan tugas.
o Motif Kultural : Tujuan yang dicapai konsisten dengan nilai atau
norma yang dianut oleh peserta Diklat
6. Meningkatkan Motivasi Belajar
 Menambah selera peserta Diklat untuk Pengetahuan
o Menambah selera peserta Diklat untuk pengetahuan adalah penting
dalam meyakinkan dan meningkatkan minat peserta Diklat terhadap
materi yang disampaikan oleh fasilitator.
o Fasilitator harus membuat menumbuhkan keingin tahuan peserta
Diklat terhadap materi yang ada.
o Fasilitator harus pandai, sehingga peserta Diklat jadi Penasaran
 Mempertahankan Keingin-tahuan.
o Fasilitator harus terampil
dalam mempertahankan keingin tahuan
peserta Diklat terhadap materi yang disampaikan.
o Hal dapat dilakukan dengan cara, menggunakan alat bantu yang
bervariasi.
 Cara penyampaian materi yang bervariasi
o Untuk mencegah terjadi kebosanan atau kejemuhan peserta Diklat,
fasilitator harus menyampaikan materi yang terbaru dan menarik
4
 Permain dan Simulasi
o Salah satu hal yang menarik dan menambah minat dan sekaligus
meningkatkan motivasi peserta Diklat adalah Permainan dan Simulasi.
5
DIKLAT 9-10
PERENCANAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
A. Latar Belakang
Perencanaan merupakan faktor penting dalam suatu Penyelenggaraan Pendidikan
dan Pelatihan (DIKLAT). Perencanaan yang baik sangat dan dapat membantu lembaga
penyelenggara /Panitia dalam melaksanakan kegiatannya dengan terpadu sehingga
diperoleh hasil yang optimal.
B. Tujuan Perencanaan DIKLAT
1. Menentukan secara sistematis tahapan dari DIKLAT yang akan diselenggarakan.
2. Menentukan aspek dan atau unsur yang menjadi fokus dari pada penyelenggaraan
DIKLAT.
3. Menentukan model yang digunakan dalam desain DIKLAT.
4. Menetapkan materi/bahan, metode dan media yang diperlukan/digunakan dalam
penyelenggaraan DIKLAT.
C. Tahapan Perencanaan DIKLAT
Ada 6 (enam) langkah yang harus kita lakukan dalam Perencanaan
Penyelenggaraan suatu DIKLAT (Roesmingsing, 2009), yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Menetapkan tujuan (Goals)
Membuat dan menyusun strategi.
Memilih atau menentukan Metode.
Menyusun dan membuat Silabus
Memilih dan menentukan Materi
Membuat Jadwal Pelaksanaan
D. Diskusi Menetapkan Tujuan Diklat
1. Tujuan DIKLAT sangat penting karena berfungsi sebagai Pedoman ataupun
petunjuk bagi individu yang terlibat dalam DIKLAT tersebut.
2. Tujuan DIKLAT yang ingin dicapai dirumuskan secara jelas, terukur dan dapat
dicapai.
3. Tujuan Umum dan Khusus.
4. Tujuan Umum : menjelaskan tujuan DIKLAT secara umum.
5. Tujuan Khusus : menguraikan secara rinci tujuan DIKLAT
6
E. Diskusi Strategi Diklat
Menentukan ataupun menyusunan strategi DIKLAT adalah untuk mengatur
mekanisme yang akan diterapkan, sehingga Penyelenggaraan DIKLAT dapat terlaksana
secara efektif dan efisien.
Contoh :
a. Membuat SK Panitia
b. Melakukan Rapat Persiapan
c. Membuat undangan pemanggilan Peserta
d. Membuat undangan kepada Narasumber
e. Mempersiapkan Materi, Sarana dan Biaya
f. Dan lainnya
F. Diskusi Metode Diklat
 Dasar untuk memilih Metode yang akan dipakai dalam suatu DIKLAT, antara
lain :
a)
b)
c)
d)
e)
Tujuan DIKLAT
Sasaran atau Peserta DIKLAT
Materi
Alokasi waktu
Sarana
 Ceramah
a) Efektif peserta banyak, waktu singkat, tujuan terjadi perubahan
pengetahuan (penyampain informasi) dan fasilitator punya kemampuan
presentasi yang baik.
 Tanya Jawab
a) Tujuan : perubahan pengetahuan, sikap dan kemampuan berkomunikasi
b) Mengukur tingkat pemahaman terhadap materi yang diterima
 Demonstrasi
a)
b)
c)
d)
Tujuan : meningkatkan ketrampilan
Latihan dan praktek.
tidak saja ketrampilan, gerakan, verbal, olah vocal dan berfikir.
Micro teaching, presentasi dan lainnya
G. Diskusi Silabus Diklat
7
 Defenisi Silabus
1) SILABUS : seperangkat rencana dan pelaksanaan pengaturan pembelajaran
dan penilaian yang dibuat untuk sistem yang mengandung semua komponen
memiliki hubungan dengan tujuan menguasai kompetensi dasar (Yulaelawati,
2004)
2) SILABUS : seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan
pembelajaran, pengelolaan kelas, penjabaran standar kompetensi dan
kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian hasil
belajar (Kurikulum, 2013)
 Prinsip Silabus
1) ILMIAH : seluruh materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus
harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.
2) RELEVAN : cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran, dan urutan penyajian
materi dalam silabus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual,
sosial, emosional, dan spiritual peserta DIKLAT.
 Satuan Waktu Silabus
1) SILABUS materi DIKLAT disusun berdasarkan seluruh alokasi waktu yang
disediakan untuk mata pelajaran selama penyelenggaraan DIKLAT.
2) Pembuatan SILABUS harus memperhatikan alokasi waktu yang disediakan
(harian, semester dan tahun).
3) Implementasi pembelajaran persemester harus ada waktu Jedah (libur).
 Pengembangan Silabus
1) Pengembangan SILABUS dapat dilakukan oleh Narasumber/ Fasilitator
DIKLAT secara mandiri atau berkelompok.
2) Pengembangan SILABUS berdasarkan
karakteristik Peserta DIKLAT,
Sarana, fasilitas dan lingkungan.
3) Jika seorang Narasumber/Fasilitator DIKLAT tidak atau belum
dapat
pengembangan SILABUS secara mandiri, dapat membentuk kelompok.
4) Badan atau Institusi DIKLAT dapat memfasilitasi penyusunan silabus dengan
membentuk sebuah TIM
H. Materi Diklat
 OBJEKTIF : Umum sesuai dengan fakta.
 REALISTIS : sesuai dengan kebutuhan peserta Diklat.
 APLIKATIF : praktis dan mudah untuk diterapkan.
 INOVATIF : hal yang bersifat baru atau pembaharuan.
 SERASI : sesuai alokasi waktu (minimal 65 jam) atau seminggu
8

KONSTRUKTIF : Bersifat membangun
I. Jadwal Diklat
 Menjelaskan secara rinci rangkaian dan proses
evaluasi) suatu DIKLAT.
 Menguraikan apa kegiatan yang dilakukan.
 Menjawab pertanyaan : 4 W dan 1 H :
9
(persiapan, pelaksanaan dan
DIKLAT 11-12
PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
1.1 Tahapan Penyelenggaraan Diklat
Secara umum ada beberapa Tahapan yang harus kita lakukan dalam
Penyelenggaraan suatu Diklat :
a)
b)
c)
d)
Analisis Kebutuhan Diklat
Menentukan Tujuan dan Materi Diklat
Menentukan Metode Diklat
Evaluasi pelaksanaan Diklat
A. Analisis Kebutuhan Diklat
Analisis Kebutuhan DIKLAT (training needs analysis) merupakan sebuah analisis
kebutuhan tenaga (workplace) secara spesifik, untuk menentukan Diklat apa yang
sesungguhnya. Informasi kebutuhan Diklat ini dapat membantu institusi atau organisasi
dalam menggunakan sumber daya (dana, waktu dan sarana) secara efektif sekaligus
menghindari Diklat yang tidak perlu.
TNA : suatu investigasi sistematis dan komprehensif tentang berbagai masalah,
untuk mengidentifikasi secara tepat beberapa dimensi persoalan, sehingga akhirnya
organisasi dapat mengetahui apakah masalah tersebut memang perlu dipecahkan melalui
DIKLAT atau tidak. TNA dilakukan melalui “TANYA JAWAB” kepada seluruh tenaga
atau staf. Diverifikasi terhadap masalah yg dapat diselesaikan melalui DIKLAT.
 FUNGSI Training Need Analysis (TNA)
1) Mengumpulkan informasi tentang Pengetahuan (knowledge), Keterampilan
(skill) dan Naluri/perasaan, (feeling) dari staf atau pekerja.
2) Mengumpulkan informasi tentang Tugas dan Fungsi (job content and job
context)
3) Mendefinisikan kinerja standar dan kinerja aktual dalam rincian yang
operasional.
4) Melibatkan pihak terkait (stakeholders) dan memperoleh dukungan.
5) Data atau informasi yang diperoleh sebagai bahan
untuk keperluan
perencanaan
10
 ELEMEN PENTING dalam Tahapan Training Need Analysis (TNA):
 Identifikasi masalah
 Identifikasi kebutuhan
 Pengembangan standar kinerja
 Identifikasi peserta
 Pengembangan kriteria Diklat
 Prakiraan Biaya
 Manfaat atau keuntungan
3 (tiga) yang harus dipertimbangkan dalam mengnalisis Kebutuhan DIKLAT,
yaitu :
1. Analisis Kebutuhan Organisasi

Tujuan organisasi

Sumberdaya yang dimiliki

Lingkungan organisasi
Kegiatan ini dapat dilakukan :
a. Survey : tentang sikap karyawan terhadap kepuasan kerja, persepsi dan sikap
karyawan.
b. Menggunakan absensi, kartu pelatihan, perkembangan staf dan data sekunder.
2. Analisis Kebutuhan Tugas
1. Analisis tugas/pekerjaan yang harus dilakukan dalam setiap jabatan.
2. Analisis jabatan (sumber daya manusai):
 Uraian tugas.
 Persyaratan tugas.
 Standar yang dipergunakan.
3. Berdasarkan hal di atas : ditetapkan pengetahuan, keterampilan dan
kemampuan yang dibutuhkan
3. Analisis Kebutuhan Tenaga
 Menganalisis keberadaan tenaga atau pegawai
1. Kurang siap dalam melakukan tugas.
2. Kurang mampu dalam melakukan tugas.
3. Kurang terampil dalam melakukan tugas
 Diketahui melalui Penilaian Kinerja, Observasi dan melalui kuisioner atau
angket.
11
B. Menentukan Tujuan dan Materi Diklat
 Tujuan Diklat :
1) Sesuai Kaidah (SMART)
2) Specific : harus spesifik, perubahan apa yang ingin dicapai (Pengetahuan,
Sikap dan atau keterampilan)
3) Measurable (terukur) : berapa banyak atau berapa persen.
4) Acheivable : dapat dicapai atau terwujud.
5) Relevance : sesuai kebutuhan atau relevan.
6) Time bound : batas waktu
7) Berdasarkan tujuan tersebut, kita akan dapat menentukan materi apa yang
harus diberikan .
 Materi Diklat :
1) Berdasarkan TUJUAN DIKLAT, kita akan dapat menentukan materi apa
yang harus diberikan kepada peserta DIKLAT.
2) Kita menetapkan persentase untuk setiap Materi .
3) Kita menentukan prioritas atau proporsi antara Teori dengan Praktek.
4) Jika tujuan DIKLAT fokus pada perubahan aspek PENGETAHUAN, materi
yang disampaikan lebih banyak bersifat TEORI, dibandingkan dengan
PRAKTEK
C. Metode Diklat
a. Berbagai metode yang dapat diterapkan dalam DIKLAT.
b. Setiap metode tidak ada yang paling baik, tetapi saling melengkapi.
c. Pemilihan Metode tergantung kepada : jenis DIKLAT, Peserta DIKLAT,
Sumberdaya (Fasilitator, sarana, fasilitas dan biaya)
 Ada 2 (dua) besar Metode DIKLAT yang sering (Cherrington, 1995):
i. On The Job Training
1. latihan sambil bekerja atau sebaliknya.
2. Lebih sering dipergunakan.
3. Fokus pada peningkatan produktivas secara cepat.
ii. Off The Job Training
1. cenderung fokus pada perkembangan dan pendidikan jangka
panjang.
12
On The Job Training
1) Job instruction training
 Teknik pelatihan yang dilakukan ditempat kerja oleh atasan dengan
membimbing peserta melakukan pekerjaan secara informal.
 Pelatihan biasanya tidak direncanakan.
 Diawali dengan penjelasan awal tentang tujuan pekerjaan dan
menunjukkan tahapan pelaksanannya.
2) Apprenticeship
 Metode DIKLAT ini mengarah pada proses penerimaan karyawan
baru, yang bekerja bersama dan dibawah bimbingan praktisi yang ahli
untuk beberapa waktu tertentu.
 Efektivitas metode DIKLAT ini tergantung pada kemampuan praktisi
yang ahli dalam mengawasi proses pelatihan.
3) Internship dan assistantships
 DIKLAT ini dilakukan karena ada kekosongan pekerjaan yang
menuntut pendidikan formal yang lebih tinggi.
 Contoh : pelajar yang bekerja di suatu perusahan dan diperlakukan
sama seperti karyawan dalam perusahaan tetapi tetap dibawah
pengawasan praktisi yang ahli.
4) Job rotation dan transfer
 Biasanya untuk mengisi kekosongan dalam manajemen dan teknikal
 Peserta DIKLAT hanya merasa dipekerjakan sementara dan tidak
mempunyai komitmen untuk terlibat dalam pekerjaan sesungguhnya
 Banyak waktu yang terbuang untuk memberi orientasi pada perserta
DIKLAT terhadap kondisi pekerjaan yang baru.
5) Junior boards dan committee assignment
 Alternatif pelatihan dengan memindahkan perserta DIKLAT ke dalam
komite untuk bertanggungjawab dalam pengambilan keputusan
administrasi.
 Menempatkan perserta DIKLAT dalam anggota eksekutif agar
memperoleh kesempatan dalam berinteraksi dengan eksekutif yang
lain.
13
6) Couching dan counseling
 Pelatihan ini merupakan aktivitas yang mengharapkan timbal balik
dalam penampilan kerja, dukungan dari pelatih, dan penjelasan secara
berlahan bagaimana melakukan pekerjaan secara tepat
Off The Job Training
Metode ini dilakukan di luar tempat kerja pegawai. DIKLAT ini
mengacu pada simulasi pekerjaan yang sebenarnya. Tujuan : untuk
menghindarkan tekanan yang mungkin mempengaruhi jalannya proses belajar.
Dapat juga diterapkan di dalam kelas (seminar, kuliah dan pemutaran film
tentang pendidikan sumber daya manusia.
1. Vestibule training
 DIKLAT ini dilakukan di tempat tersendiri yang dikondisikan,
seperti tempat aslinya.
 DIKLAT ini digunakan untuk mengajarkan keahlian kerja yang
khusus.
2. Lecture
 Dalam DIKLAT ini disampaikan berbagai macam informasi
kepada sejumlah besar orang pada waktu bersamaan.
3. Independent self-study
 Diklat mengharapkan peserta untuk melatih diri sendiri (membaca
literatur, ikut pada universitas lokal dan mengikuti pertemuan
profesional
4. Visual presentations
 DIKLAT dengan mengunakan televisi, film, video atau persentasi
pakai slide
5. Conferences dan discussion
 Diklat ini biasa digunakan untuk pelatihan pengambilan keputusan
dimana peserta dapat belajar satu dengan yang lainnya.
6. Teleconferencing
 DIKLAT ini menggunakan satelit, dimana pelatih dan perserta
dimungkinkan untuk berada di tempat yang berbeda.
7. Case studies
 Diklat ini digunakan dalam kelas bisnis, peserta dituntut untuk
menemukan prinsip dasar dengan menganalisis masalah yang ada.
8. Role playing
 Peserta DIKLAT dikondisikan pada suatu masalahan tertentu,
peserta harus dapat menyelesaikan permasalahan dan seolah-olah
terlibat langsung.
14
9. Simulation
 Diklat yang menciptakan kondisi belajar yang sangat sesuai atau
mirip dengan kondisi pekerjaan (aspek teknikal dan motor skill.)
10. Programmed instruction
 Aplikasi prinsip dalam kondisi operasional, biasanya menggunakan
komputer.
11. Computer-based training
 Diklat mengharapkan adanya hubungan interaktif antara komputer
dan peserta.
 peserta diminta untuk merespon secara langsung selama proses
belajar
12. Laboratory training
 Terdiri dari kelompok diskusi yang tak beraturan, peserta diminta
untuk mengungkapkan perasaan mereka terhadap satu dengan yang
lain.
 Tujuan : menciptakan kewaspadaan dan meningkatkan sensitivitas
terhadap perilaku dan perasaan orang lain maupun dalam kelompok
13. Programmed group exercise
 DIKLAT ini melibatkan peserta untuk bekerja sama dalam
memecahkan suatu permasalahan
15
DIKLAT 13-14
EVALUASI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
A. Latar Belakang
 Tujuan akhir dari Setiap DIKLAT adalah terjadi perubahan PERILAKU (individu,
kelompok dan masyarakat).
 Perubahan : Koqnitif, afektif dan psikomotor.
 Ukuran dan keberhasilan suatu kegiatan DIKLAT dapat diketahui melalui
EVALUASI (harus dilakukan).
 Evaluasi : proses memperoleh, mengolah, memaknai dan menggunakan Informasi
untuk mengambil suatu keputusan.
 Evaluasi : pemberian pertimbangan mengenai nilai suatu program, prosedur,
individu yang dapat dicapai melalui berbagai cara.
B. Konsep Evaluasi
Menurut Mehrens dan Lehman (1978) :
1. Penilaian tidak hanya kepada tujuan DIKLAT yang telah ditetapkan, tetapi juga
terhadap tujuan lain yang tersembunyi, termasuk dampak yang mungkin terjadi.
2. Penilaian tidak hanya melalui Pengukuran Perilaku Peserta DIKLAT, tetapi juga
melakukan kajian terhadap komponen DIKLAT (input, proses dan Output).
3. Penilaian tidak hanya untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan DIKLAT, juga
untuk mengetahui apakah tujuan itu PENTING untuk peserta DIKLAT dan
BAGAIMANA peserta DIKLAT mencapainya.
4. Mengingat luasnya tujuan dan objek penilaian, alat yang digunakan juga beraneka
ragam.
C. Definisi Evaluasi
Evaluasi : suatu tindakan atau proses untuk menentukan nilai dari sesuatu
(Edwind Wandt dan Gerald W. Brown, 1971). Evaluasi : penaksiran terhadap
pertumbuhan dan kemajuan siswa ke arah tujuan dan nilai yang telah ditetapkan di
dalam kurikulum (Wrightstone, Dkk, 1956). Evaluasi Diklat : suatu tindakan atau
proses untuk menentukan nilai keberhasilan Peserta DIKLAT, setelah mereka
mengikuti, menjalani dan mengalami proses DIKLAT selama satu periode tertentu.
D. Tujuan Evaluasi
o Untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan Pengetahuan Peserta DIKLAT
o Untuk mengetahui tingkat keberhasilan Program Pembelajaran, melalui komponen
DIKLAT (metode, media, prosedur, materi, sarana dan fasilitas)
16
o Untuk keperluan Bimbingan dan Konseling (terutama terhadap Peserta yang
belum memahami materi DIKLAT)
o Untuk keperluan perbaikan dan pengembangan Kurikulum.
E. Klasifikasi Evaluasi Berdasarkan Fungsi
 Kebutuhan PSIKOLOGIS : Narasumber dan Peserta DIKLAT membutuhkan
informasi yang dijadikan acuan, apakah mereka sudah mencapai tujuan DIKLAT
yang telah ditetapkan atau belum.
 Kebutuhan DIKDATIS :
1) Memberikan umpan balik bagi Peserta DIKLAT
2) Memberikan umpan balik bagi Narasumber
3) Untuk membedakan kemampuan dan Keberhasilan atau kegagalan Peserta
DIKLAT
 Kebutuhan ADMINISTRASI :
1) Menentukan Lulus tidaknya Peserta DIKLAT
2) Sebagai laporan pertanggung jawaban
F. Klasifikasi Evaluasi Berdasarkan Waktu Pelaksanaan
Evaluasi FORMATIF : evaluasi dilaksanakan saat DIKLAT sedang
berlangsung.
1) Diperlukan untuk perbaikan proses belajar mengajar (kurikulum,
metode dan lainnya)
2) Untuk mendapatkan umpan balik, guna penyempurnaan rancangan dan
pelaksanaan DIKLAT selanjutnya
3) Berorientasi kepada Proses Belajar Mengajar
4) Jika hasilnya kurang baik atau ada materi yang belum dikuasai Peserta
DIKLAT, Narasumber harus mengulangi materi tersebut.
Evaluasi SUMATIF : evaluasi dilakukan pada akhir suatu DIKLAT,
setelah semua materi disampaikan.
1) Menentukan lulus tidaknya Peserta DIKLAT
2) Untuk mengetahui
kemampuan Peserta
DIKLAT dalam
mengaplikasikan teori dan keahlian mereka sehubungan dengan
pekerjaannya.
3) Untuk mengetahui tingkat penguasaan Peserta DIKLAT terhadap
materi yang diterima
4) Untuk mengetahui apakah Tujuan Kurikulum DIKLAT sudah tercapai
atau belum
5) Berorientasi kepada Hasil akhir/Produk.
17
G. Klasifikasi Evaluasi Berdasarkan Tingkatan
A. Penilaian Prasyarat
o Dilakukan sebelum Peserta mengikuti suatu DIKLAT.
o Tujuannya untuk mengetahui apakah calon Peserta DIKLAT berada tingkat
yang ditentukan atau belum.
B. Penilaian Awal (Pre test)
o Dilakukan pada awal Materi DIKLAT akan diberikan
o Tujuannya untuk mengetahui Tingkat pengetahuan dan kemampuan Peserta
DIKLAT terhadap materi yang telah disampaikan.
o Pre Test dilakukan, jika materi DIKLAT tersebut merupakan lanjutan materi
sebelumnya
C. Penilaian Interval (Pre test)
o Dilakukan ketika penyampaian materi sedang berlangsung.
o Untuk mengetahui tingkat penguasaan Peserta DIKLAT terhadap materi yang
telah diberikan.
o Jika ada Peserta yang kurang menguasai materi, akan diberikan perlakuan
khusus.
H. Jenis Evaluasi Berdasarkan Cara
 Evaluasi Tertulis : Peserta DIKLAT memberikan jawaban secara tertulis.
 Evaluasi Lisan : Peserta DIKLAT memberikan jawaban secara lisan
 Evaluasi Praktek : Peserta DIKLAT mempraktekkan secara langsung materi
yang ditanyakan
I. Jenis Evaluasi Berdasarkan Bentuk Pertanyaan
Bentuk Terbuka.
1) Peserta DIKLAT menguraikan atau menjelaskan terhadap pertanyaan
yang diberikan secara terbuka dan subjektif
2) Disebut juga Evaluasi Tidak Terstruktur (SUBJEKTIF).
Bentuk Tertutup.
1) Peserta DIKLAT memberikan jawaban sesuai dengan pilihan yang
tersedia.
2) Disebut juga Evaluasi Terstruktur (OBJEKTIF).
3) Bentuknya Benar Salah, Pilihan Berganda, Menjodohkan, Pilihan
Berganda Berpasangan, Sebab Akibat dan Melengkapi.
18
J. Alat Penilaian Bentuk Tes
LISAN
Individu
Kelompok
PRAKTEK
TULISAN
Individu
Kelompok
Terbuka
(subjektif)
Tertutup
(Objektif)
Berstruktur
Bebas
Terbatas
Benar Salah
Pilihan ganda
Menjodohkan
Pilihan ganda berpasangan
Sebab Akibat
Melengkapi
19
K. Alat Penilaian Bentuk Non Tes
Observasi
Kuisioner
 Langsung
 Tidak
Langsung
 Partisipasi
Sosiometri
(studi kasus)
 Bertruktur
 Tidak Berstrukut
Check List
20
19
L. Kriteria Alat Penilaian yang Baik
 Valid
1. Artinya alat penilaian tersebut mengukur apa yang seharusnya diukur
2. Validitas : Isi, Konstruk dan Kriteria
3. Contoh Validitas Isi : Tes untuk mengukur prestasi belajar peserta DIKLAT.
4. Contoh Validitas Konstruk : Jawaban terhadap Materi Matematika.
5. Contoh Validitas Kriteria : Tes Potensi Akademik
 Reliabel
1. Hasil penilaian dapat dipercaya dan atau selalu konsisten
2. Artinya walaupun alat /instrumen evaluasi tersebut dipergunakan orang yang
sama dalam WAKTU dan TEMPAT/KONDISI yang berbeda atau
Dipergunakan orang yang berbeda, tetapi dalam waktu yang sama atau Orang
yang berbeda dan pada waktu dan kondisi yang berbeda. Hasilnya tetap sama.
3. Contoh : 1 kg beras, dimanapun, kapanpun dan siapapun hasilnya tetap sama.
 Objektif
1. Hasil penilaian tidak dapat dipengaruhi oleh siapapun dan faktor subjektif.
 Relevansi
1. Seberapa jauh dipatuhinya ketentuan atau kriteria yang ditetapkan untuk
memilih pertanyaan, agar sesuai dengan maksud alat penilaian.
 Diskriminatif
1. Instrumen yang baik harus dapat menjelaskan siapa Peserta DIKLAT yang
pandai, kurang pandai dan tidak pandai atau dapat membedakan yang mampu
dengan tidak mampu
 Komprehensif
1. Alat penilaian yang akan dipakai dapat mengukur banyak hal.
 Tingkat Kesulitan
1. Instrumen yang baik harus memiliki tingkat kesulitan yang seimbang.
2. Proporsi soal yang mudah, sedang dan sulit harus seimbang
 Praktis
1. Alat penilaian yang baik adalah mudah digunakan.
2. Semakin mudah suatu alat penilaian diadministrasikan, semakin praktis
instrumen itu dipakai.
20
M. Prosedur atau Tahapan Evaluasi
Ada 5 (lima) langkah pokok dalam melakukan Evaluasi (Mochtar Buchari, 1972)
1. Menyusun Perencanaan Evaluasi
a) Rumusan tujuan (Tujuan Lembaga dan Materi DIKLAT yang diajarkan)
b) Domain mana yang mau dinilai.
c) Metode evaluasi yang digunakan.
d) Instrumen yang digunakan.
e) Kriterian penilaian.
f) Frekuensi penilaian.
2. Pengumpulan Data.
a) Gunakan instrumen yang tepat (valid dan reliabel).
b) Dapat dilakukan melalui Teknik Tes atau Teknik Non Tes.
3. Pengolahan Data
a) Data harus diperiksa dan dikelompokkan.
b) Data Kuantitatif diolah dengan Analisis Statistik
c) Data Kualitatif diolah dengan Analisis Isi.
4. Analisis Data
a) Kita dapat mengetahui tingkat hubungan atau tingkat pengaruh.
5. Penggunaan atau Pemanfaatan Hasil.
a) Memberikan Interpretasi terhadap data yang dianalisis sesuai norma yang
telah ditetapkan.
b) Pemanfaat hasil Evaluasi tergantuang apa tujuan kita melakukan Evaluasi.
21
Download