Uploaded by User108519

141501219 2-air rantau prapat

advertisement
Universitas Sumatera Utara
Repositori Institusi USU
http://repositori.usu.ac.id
Fakultas Farmasi
Skripsi Sarjana
2018
Penetapan Kadar Nitrat dan Nitrit dalam
Air di Kota Rantauprapat dengan
Spektrofotometri Sinar Tampak
Kumalasari, Vina
Universitas Sumatera Utara
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/10681
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
PENETAPAN KADAR NITRAT DAN NITRIT DALAM AIR DI
KOTA RANTAUPRAPAT DENGAN SPEKTROFOTOMETRI
SINAR TAMPAK
SKRIPSI
OLEH:
VINA KUMALASARI
NIM 141501219
PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018
Universitas Sumatera Utara
PENETAPAN KADAR NITRAT DAN NITRIT DALAM AIR DI
KOTA RANTAUPRAPAT DENGAN SPEKTROFOTOMETRI
SINAR TAMPAK
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
Gelar Sarjana Farmasi pada Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara
OLEH:
VINA KUMALASARI
NIM 141501219
PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat kasih dan karunia-Nya, saya dapat melewati masa perkuliahan, penelitian
dan hingga penyusunan skripsi dengan baik. Adapun judul skripsi saya adalah
“Penetapan Kadar Nitrat dan Nitrit dalam Air di Kota Rantauprapat dengan
Spektrofotometri Sinar Tampak”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat guna
memperoleh gelar Sarjana Farmasi dari Fakultas Farmasi Universitas Sumatera
Utara.
Dalam menyelesaikan skripsi ini tidak terlepas dari hambatan ataupun
kesulitan yang saya temui, namun berkat bantuan moril maupun materil serta
dukungan dan saran dari berbagai pihak saya dapat melaluinya dengan baik
hingga skripsi ini selesai. Oleh karena itu, saya ingin mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada Bapak Prof. Dr. Jansen Silalahi, M.App., Sc., Apt.,
selaku dosen pembimbing, yang telah mengajarkan, membimbing dan
mengarahkan saya selama penelitian hingga penyusunan skripsi ini sehingga
menghasilkan skripsi yang lebih baik. Bapak Prof. Dr. rer. nat. Effendy De Lux
Putra, S.U., Apt., dan Ibu Dra. Sudarmi, M.Si., Apt., selaku dosen penguji yang
telah bersedia menguji dan memberikan arahan untuk menyempurnakan skripsi
ini. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara yang telah
memberikan ilmu-ilmu yang berharga selama perkuliahan.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada orangtua tercinta, Ayahanda
Khioe Peng Wa dan Ibunda Juliana serta kakak dan adik tercinta yang telah
memberikan dukungan dan kasih sayang yang tak terhingga serta doa yang selalu
mereka panjatkan agar jalan saya menuju Sarjana tidak menemui hambatan.
iv
Universitas Sumatera Utara
Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada teman-teman seperjuangan
Marselina Purnama Sari, Octavina Bakie, Cyntia Syahrir, Cindy, Gra Cella, Philip
Winarto, Kevin, Steven Tandiono dan Hatigoran Martha yang telah banyak
membantu saya dan saling berbagi ilmu untuk kelancaran penelitian serta sahabatsahabat yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu yang senantiasa selalu
memberikan dukungan serta doa-nya sehingga saya selalu bersemangat
menyelesaikan skripsi ini.
Saya menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih belum sempurna,
sehingga saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk menambah
pengetahuan dan wawasan saya di masa depan.
Akhir kata saya berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi rekanrekan di bidang farmasi serta adik-adik Fakultas Farmasi Universitas Sumatera
Utara.
Medan,
Penulis,
Agustus 2018
Vina Kumalasari
NIM 141501219
v
Universitas Sumatera Utara
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
: Vina Kumalasari
Nomor Induk Mahasiswa
: 141501219
Program Studi
: S-1 Reguler Farmasi
Judul Skripsi
: Penetapan Kadar Nitrat dan Nitrit dalam Air di Kota
Rantauprapat dengan Spektrofotometri Sinar Tampak.
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini ditulis berdasarkan data dan hasil
pekerjaan yang saya lakukan sendiri, dan belum pernah diajukan orang lain untuk
memperoleh gelar kesarjanaan di perguruan tinggi lain, dan bukan plagiat karena
kutipan yang ditulis telah disebutkan sumbernya di dalam daftar pustaka.
Apabila dikemudian hari ada pengaduan dari pihak lain karena di dalam
skripsi ini ditemukan plagiat karena kesalahan saya sendiri, maka saya bersedia
mendapat sanksi apapun oleh Program Studi Fakultas Farmasi Universitas
Sumatera Utara, dan bukan menjadi tanggung jawab pembimbing.
Demikianlah surat pernyataan ini saya perbuat dengan sebenarnya untuk
dapat digunakan jika diperlukan sebagaimana mestinya.
Medan,
Penulis
Agustus 2018
Vina Kumalasari
NIM 141501219
vi
Universitas Sumatera Utara
PENETAPAN KADAR NITRAT DAN NITRIT DALAM AIR DI KOTA
RANTAUPRAPAT DENGAN SPEKTROFOTOMETRI SINAR TAMPAK
ABSTRAK
Sumber utama asupan nitrat dan nitrit secara umum adalah makanan,
terutama sayuran dan air minum. Jumlah asupan yang diizinkan (Acceptable Daily
Intake=ADI) oleh FAO/WHO untuk berat badan 60 kg adalah 220 mg nitrat dan 8
mg untuk nitrit. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492 Tahun 2010,
dimana memberikan persyaratan kualitas air minum yang diperbolehkan
mengandung nitrat maksimum 50 mg/L dan 3 mg/L untuk nitrit, apabila melebihi
kadar yang telah ditetapkan maka akan menyebabkan karsinogen. Kadar nitrat dan
nitrit dalam air dipengaruhi oleh kondisi lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui kadar nitrat dan nitrit dalam sampel air minum di Kota
Rantauprapat.
Sampel yang di analisis adalah air yang diambil dari lokasi yang berbeda
di Kota Rantauprapat : (1) Air PDAM Kecamatan Rantau Utara dan Kecamatan
Rantau Selatan; (2) Air Sumur Bor Kecamatan Rantau Utara; (3) Air Sumur
Galian Kecamatan Rantau Utara dan Kecamatan Rantau Selatan; (4) Air Minum
Isi Ulang Gemilang; (5) Air Minum Isi Ulang Surya; (6) Air Minum Isi Ulang
Mutiara; (7) Air Minum Isi Ulang Paris; (8) Air Sungai Bilah Kota Rantauprapat.
Penetapan kadar nitrat dan nitrit dilakukan secara spektrofotometri sinar tampak
dengan menggunakan pereaksi warna N-(1-naftil) etilendiamin dihidroklorida
dengan panjang gelombang 540 nm.
Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan antara kadar nitrat dan
nitrit yang terdapat dalam air dari berbagai lokasi. Kadar nitrit dan nitrat air
PDAM yang di peroleh berada pada rentang 0,0106 mg/L – 0,0136 mg/L dan
0,0540 mg/L - 0,1487 mg/L, kadar nitrit dan nitrat air sumur yang di peroleh
berada pada rentang 0,0487 mg/L - 0,363 mg/L dan 0,8543 mg/L - 5,7001 mg/L,
kadar nitrit dan nitrat air minum isi ulang/demineral yang diperoleh berada pada
rentang 0 mg/L – 0,1141 mg/L dan 0,1677 mg/L -0,3095 mg/L, kadar nitrit dan
nitrat air sungai adalah 0,1841 mg/L dan 0,0493 mg/L.
Semua sampel yang dianalisis kadarnya memenuhi persyaratan yang
ditetapkan dan aman untuk di konsumsi.
Kata kunci: air, nitrat, nitrit, penetapan kadar, spektrofotometri sinar tampak
vii
Universitas Sumatera Utara
DETERMINATION OF NITRATE AND NITRIT CONDITION IN WATER
IN CITY OF RANTAUPRAPAT WITH UV-VISIBLE
SPECTROPHOTOMETRY
ABSTRACT
The main source of nitrate and nitrite intake in general is food, especially
vegetables and drinking water. The amount of intake allowed (FAO / WHO
Acceptable Daily Intake = ADI) for 60 kg body weight is 220 mg nitrate and 8 mg
for nitrite. According to the Minister of Health Regulation No. 492 of 2010, which
provides a permissible drinking water quality requirement containing maximum
nitrates of 50 mg / L and 3 mg / L for nitrites, if it exceeds the prescribed levels it
will cause carcinogens. Nitrate and nitrite levels in water are affected by
environmental conditions. The purpose of this study was to determine the nitrate
and nitrite levels in drinking water samples in Rantauprapat City.
Samples analyzed were water taken from different locations in
Rantauprapat city: (1) Water PDAM North and South Rantau District; (2) Water
Well Drilling North Rantau District; (3) Water Well Galian North and South
Rantau District; (4) Drinking Water Refills Gemilang; (5) Drinking Water Refills
Surya; (6) Drinking Water Refills Mutiara; (7) Drinking Water Refills Paris; (8)
River Water Bilah Rantauprapat. Determination of nitrate and nitrite
concentration was performed by spectrophotometry of visible light by using N(1-naphthyl) color reactor ethylenediamine dihydrochloride with wavelength 540
nm.
The results showed that there was a difference between nitrate and nitrite
concentrations contained in water from various locations. The water content of
nitrite and nitrate of PDAM obtained was in the range 0.0106 mg/L - 0.0136 mg/L
and 0.0540 mg/L - 0.1487 mg/L, the nitrite and nitrate content of the well water
obtained were in the range of 0.0487 mg/L - 0.363 mg/L and 0.8543 mg/L 5,7001 mg/L, the nitrites and nitrate content of the reclaimed/demineral drinking
water was in the range of 0 mg/L - 0, 1141 mg/L and 0.1677 mg/L - 0.3095 mg/L,
the nitrite and nitrate content of river water was 0.1841 mg/L and 0.0493 mg/L.
All the analyzed samples met the required requirements and were safe for
consumption.
Key words: water, nitrate, nitrite, determination, uv-visible spectrophotometry
viii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL .......................................................................................................
i
HALAMAN JUDUL...................................................................................
ii
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................
iii
KATA PENGANTAR ................................................................................
iv
SURAT PERNYATAAN............................................................................
vi
ABSTRAK .................................................................................................
vii
ABSTRACT ...............................................................................................
viii
DAFTAR ISI ..............................................................................................
ix
DAFTAR TABEL ......................................................................................
xiii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................
xiv
DAFTAR GAMBAR DALAM LAMPIRAN ............................................
xv
DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................
xvi
BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................
1
1.1 Latar Belakang .........................................................................
1
1.2 Perumusan Masalah .................................................................
4
1.3 Hipotesis ...................................................................................
4
1.4 Tujuan Penelitian .....................................................................
4
1.5 Manfaat Penelitian ...................................................................
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................
6
2.1 Siklus Nitrogen ..........................................................................
6
2.2 Sumber Nitrat dan Nitrit dalam Makanan .................................
8
2.2.1 Sayuran .............................................................................
8
ix
Universitas Sumatera Utara
2.2.2 Air ....................................................................................
9
2.2.3 Daging Olahan .................................................................
11
2.3 Nitrat Nitrit dalam Air Minum ..................................................
12
2.4 Metabolisme Nitrat dan Nitrit di dalam Tubuh .........................
13
2.5 Efek Nitrat dan Nitrit dalam Tubuh Manusia ............................
14
2.5.1 Efek Positif .......................................................................
14
2.4.2 Efek Negatif .....................................................................
15
2.6 Kadar Nitrat Nitrit dalam Air Minum .......................................
16
2.7 Penetapan Kadar Nitrat dan Nitrit dalam Air ............................
18
2.7.1 Analisis secara Kualitatif .................................................
19
2.7.1.1 Identifikasi Nitrit ...................................................
19
2.7.1.2 Identifikasi Nitrat ..................................................
20
2.7.2 Analisis secara Kuantitatif ...............................................
20
2.7.2.1 Metode Spektrofotometri Sinar Tampak ...............
20
2.7.2.2 Metode Kolorimetri...............................................
22
BAB III METODE PENELITIAN .............................................................
24
3.1 Jenis Penelitian .......................................................................
24
3.2 Tempat penelitian ..................................................................
24
3.3 Alat-Alat .................................................................................
24
3.4 Bahan-Bahan .........................................................................
24
3.5 Pengambilan sampel ..............................................................
24
3.6 Prosedur..................................................................................
25
3.6.1 Pembuatan pereaksi .......................................................
25
3.6.2 Identifikasi nitrit ............................................................
25
x
Universitas Sumatera Utara
3.6.3 Identifikasi nitrat ...........................................................
26
3.6.4 Pembuatan larutan induk baku nitrit .............................
26
3.7 Penetapan Kadar Nitrit dan Nitrat ...........................................
26
3.7.1 Penentuan panjang gelombang maksimum nitrit baku ..
26
3.7.2 Penentuan waktu kerja nitrit baku ..................................
26
3.7.3 Penentuan kurva kalibrasi nitrit baku .............................
27
3.7.4 Penentuan kadar nitrit dalam air minum ........................
27
3.7.5 Penentuan kadar nitrat dalam air minum .......................
28
3.8 Uji Validasi Metode Analisis ..................................................
29
3.8.1 Uji perolehan kembali ....................................................
29
3.8.2 Uji presisi .......................................................................
29
3.8.3 Penentuan batas deteksi dan batas kuantitasi .................
30
3.8.4 Analisis data secara statistik ...........................................
30
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................
32
4.1 Identifikasi Nitrit dan Nitrat dalam air minum ......................
32
4.2 Kurva Serapan Nitrit ..............................................................
33
4.3 Waktu Kerja ...........................................................................
34
4.4 Uji linieritas Kurva Kalibrasi .................................................
35
4.5 Uji Validasi ............................................................................
35
4.5.1 Uji akurasi ......................................................................
36
4.5.2 Uji presisi .......................................................................
37
4.5.3 Batas deteksi dan batas kuantitasi ...................................
38
4.5.4 Kadar nitrit dan nitrat dalam sampel air minum .............
38
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .....................................................
43
xi
Universitas Sumatera Utara
5.1 Kesimpulan ..............................................................................
43
5.2 Saran ........................................................................................
43
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................
44
LAMPIRAN ...............................................................................................
47
xii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel
2.1
Rentang Kadar Nitrit dan Nitrat pada Sayuran ............................
9
2.2
Persyaratan Kualitas Air Minum Peraturan Menteri Kesehatan
No. 492 Tahun 2010.....................................................................
10
Kadar Nitrat dan Nitrit pada Air Minum secara
Spektrofotometri Sinar Tampak ..................................................
17
4.1
Identifikasi Nitrit dan Nitrat dalam Air di Kota Rantauprapat ....
32
4.2
Persen Perolehan Kembali Nitrit dengan Metode Penambahan
Baku pada Air Sungai Rantauprapat ............................................
36
Persen Perolehan Kembali Nitrat dengan Metode Penambahan
Baku pada Air Sungai Rantauprapat ............................................
37
Kadar Nitrat dan Nitrit Air Minum di Kota Rantauprapat ...........
39
2.3
4.3
4.4
xiii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
2.1
Siklus Nitrogen ..............................................................................
6
2.2
Reaksi Diazotasi ............................................................................
19
4.1
Kurva Serapan Nitrit Pada Konsentrasi 0,8 µg/mL ......................
33
4.2
Kurva Waktu Kerja Nitrit .............................................................
34
4.3
Kurva Kalibrasi Nitrit Baku .........................................................
35
4.4
Diagram Kadar Nitrit pada Sampel ..............................................
40
4.5
Diagram Kadar Nitrit pada Sampel ...............................................
40
xiv
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR DALAM LAMPIRAN
Gambar
1
Halaman
a. Air PDAM Kecamatan Rantau Utara ...........................................
48
b. Air PDAM Kecamatan Rantau Selatan.........................................
48
c. Air Sumur Bor Kecamatan Rantau Utara .....................................
48
d. Air Sumur Galian Kecamatan Rantau Utara .................................
48
a. Air Minum Isi Ulang Gemilang ....................................................
49
b. Air Minum Isi Ulang Surya ..........................................................
49
c. Air Minum Isi Ulang Mutiara .......................................................
49
d. Air Minum Isi Ulang Paris ............................................................
49
a. Air Sumur Galian Kecamatan Rantau Selatan ..............................
50
b. Air Sungai Kota Rantauprapat ......................................................
50
4
Alat Spektrofotometri Sinar Tampak ...........................................
51
5
Neraca Analitik ............................................................................
51
6
Uji Kualitatif Nitrit .......................................................................
52
7
Uji Kualitatif Nitrat .......................................................................
53
8
a. Air minum isi ulang Mutiara.........................................................
54
b. Air minum isi ulang Paris .............................................................
54
c. Air sumur bor Kec. Rantau Utara yang dipanaskan .....................
54
d. Air sumur galian Kec. Rantau Selatan ..........................................
54
e. Air Sungai Rantauprapat ...............................................................
54
2
3
xv
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1
Gambar Sampel ..........................................................................
48
2
Gambar Alat-Alat yang Digunakan dalam Penelitian ...............
51
3
Uji Kualitatif Nitrit dan Nitrat .................................................
52
4
Bagan Alir Pembuatan Larutan Induk Baku Nitrit, Penentuan
Panjang Gelombang Maksimum, Waktu Kerja, dan Kurva
Kalibrasi Nitrit Baku ..................................................................
55
5
Bagan Alir Penentuan Kadar Nitrat dan Nitrit Sampel ..............
56
6
Kurva Panjang Gelombang Maksimum Nitrit Baku ..................
58
7
Penentuan Waktu Kerja .............................................................
59
8
Data Kurva Kalibrasi Nitrit Baku dan Nitrat Baku, Persamaan
Regresi, dan Koefisien Korelasi ................................................
61
Perhitungan Batas Deteksi (Limit of Detection, LOD) dan
Batas Kuantitasi (Limit of Quantitation, LOQ) Nitrit ...............
63
Contoh Perhitungan Kadar Nitrit Air PDAM Kec. Rantau
Utara ...........................................................................................
64
Contoh Perhitungan Kadar Nitrat Air PDAM Kec. Rantau
Utara............................................................................................
65
12
Data Statistik Kadar Nitrit dan Nitrat Air di Kota Rantauprapat
67
13
Analisis Data Statistik untuk Menghitung Kadar Nitrit Air
PDAM Kec. Rantau Utara .........................................................
68
Analisis Data Statistik untuk Menghitung Kadar Nitrit Air
PDAM Kec. Rantau Selatan ......................................................
69
Analisis Data Statistik untuk Menghitung Kadar Nitrit Air
Sumur Bor Kec. Rantau Utara ....................................................
70
Analisis Data Statistik untuk Menghitung Kadar Nitrit Air
Sumur Galian Kec. Rantau Utara................................................
71
9
10
11
14
15
16
xvi
Universitas Sumatera Utara
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
Analisis Data Statistik untuk Menghitung Kadar Nitrit Air
Minum Isi Ulang Gemilang .......................................................
72
Analisis Data Statistik untuk Menghitung Kadar Nitrit Air
Minum Isi Ulang Surya ..............................................................
73
Analisis Data Statistik untuk Menghitung Kadar Nitrit Air
Minum Isi Ulang Mutiara ..........................................................
74
Analisis Data Statistik untuk Menghitung Kadar Nitrit Air
Minum Isi Ulang Paris ...............................................................
75
Analisis Data Statistik untuk Menghitung Kadar Nitrit Air
Sumur Galian Kec. Rantau Selatan ............................................
76
Analisis Data Statistik untuk Menghitung Kadar Nitrit Air
Sungai Kota Rantauprapat .........................................................
77
Analisis Data Statistik untuk Menghitung Kadar Nitrit Air
Sumur Bor Kec. Rantau Utara yang Dipanaskan .......................
78
Analisis Data Statistik untuk Menghitung Kadar Nitrat Air
PDAM Kec. Rantau Utara .........................................................
79
Analisis Data Statistik untuk Menghitung Kadar Nitrat Air
PDAM Kec. Rantau Selatan ......................................................
80
Analisis Data Statistik untuk Menghitung Kadar Nitrat Air
Sumur Bor Kec. Rantau Utara ....................................................
81
Analisis Data Statistik untuk Menghitung Kadar Nitrat Air
Sumur Galian Kec. Rantau Utara................................................
82
Analisis Data Statistik untuk Menghitung Kadar Nitrat Air
Minum Isi Ulang Gemilang .......................................................
83
Analisis Data Statistik untuk Menghitung Kadar Nitrat Air
Minum Isi Ulang Surya ..............................................................
84
Analisis Data Statistik untuk Menghitung Kadar Nitrat Air
Minum Isi Ulang Mutiara ..........................................................
85
Analisis Data Statistik untuk Menghitung Kadar Nitrat Air
Minum Isi Ulang Paris ...............................................................
86
Analisis Data Statistik untuk Menghitung Kadar Nitrat Air
Sumur Galian Kec. Rantau Selatan ............................................
87
xvii
Universitas Sumatera Utara
Analisis Data Statistik untuk Menghitung Kadar Nitrat Air
Sungai Kota Rantauprapat .........................................................
88
Analisis Data Statistik untuk Menghitung Kadar Nitrat Air
Sumur Bor Kec. Rantau Utara yang Dipanaskan .......................
89
35
Hasil Uji Perolehan Kembali Nitrit Air Sungai ........................
90
36
Contoh Perhitungan Uji Perolehan Kembali Nitrit Air Sungai .
91
37
Contoh Perhitungan Uji Perolehan Kembali Nitrat Air Sungai
92
38
Perhitungan Simpangan Baku Relatif (Relative Standard
Deviation, RSD) Persen Perolehan Kembali Nitrit ....................
94
Perhitungan Simpangan Baku Relatif (Relative Standard
Deviation, RSD) Persen Perolehan Kembali Nitrat ....................
95
33
34
39
xviii
Universitas Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Senyawa nitrogen (nitrit, nitrat dan amonia) di perairan secara alami
berasal dari metabolisme organisme perairan dan dekomposisi bahan-bahan
organik oleh bakteri (Indrayani, dkk., 2015). Selain itu, nitrit dan nitrat di alam
dapat dihasilkan secara alami maupun dari aktivitas manusia. Sumber alami nitrit
dan nitrat adalah siklus nitrogen sedangkan sumber dari aktivitas manusia berasal
dari penggunaan pupuk nitrogen, limbah industri dan limbah organik manusia.
Pembentukan nitrit dan nitrat pada siklus nitrogen terjadi melalui proses fiksasi
nitrogen oleh bakteri Rhizobium, nitrifikasi dan dinitrifikasi oleh bakteri
Pseudomonas denitrifican. Nitritifikasi melibatkan dua proses yaitu nitritasi oleh
bakteri Nitrosomonas dan nitratasi oleh bakteri Nitrobacter. Pada kondisi anaerob,
nitrat adalah bentuk nitrogen yang cukup stabil tetapi dapat direduksi menjadi
nitrit melalui proses nitratasi (Setiowati, dkk., 2016).
Air merupakan kebutuhan pokok bagi manusia, hampir dua per tiga bagian
massa tubuh manusia berisi cairan, oleh karena itu setiap hari dianjurkan untuk
minum air sebanyak delapan gelas atau sekurang-kurangnya dua setengah liter,
dan sebaiknya mengkonsumsi air putih, karena air putih memiliki daya larut yang
tinggi sehingga metabolisme tubuh berjalan dengan baik. Hal ini sangat penting
apalagi hidup di iklim tropis di mana akan lebih banyak cairan tubuh yang keluar
sehingga akibatnya jika tubuh kurang minum maka terjadi dehidrasi dan dapat
merusak sel saraf tubuh (Tanty, 2010).
1
Universitas Sumatera Utara
Peningkatan jumlah penduduk perkotaan akan meningkatkan kebutuhan
air bersih. Salah satu sumber air bersih adalah air tanah. Peranan air tanah
semakin lama semakin penting karena air tanah menjadi sumber utama air untuk
memenuhi kebutuhan pokok hajat hidup orang banyak seperti air minum, rumah
tangga, industri, irigasi, perkotaan, dan lain-lain (Setiowati, dkk., 2016).
Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses
pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.
Sehingga kandungan nitrat dan nitrit di dalam air minum tidak boleh melebihi
kadar yang telah ditetapkan oleh Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492 Tahun
2010, dimana memberikan persyaratan kualitas air minum yang diperbolehkan
mengandung nitrat maksimum 50 mg/L dan 3 mg/L untuk nitrit apabila melebihi
kadar yang telah ditetapkan maka akan meyebabkan karsinogen (Permenkes RI.,
2010).
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya (Setiowati, dkk., 2015), air yang
di gunakan untuk penelitian tersebut adalah air di Kota Yogyakarta yaitu, air
sumur dan air RO (Reverse Osmosis). Di dapatkan kadar nitrit dan nitrat yang
beragam dan beberapa memenuhi mutu kualitas air minum. Pada penelitian ini
kadar nitrit dan nitrat pada air sumur memenuhi syarat mutu yang diizinkan oleh
Permenkes R. I. (2010) dan aman untuk dikonsumsi.Sedangkan pada air RO kadar
nitratnya sudah melebihi batas yang diizinkan.Hal ini disebabkan karena sumber air
yang di gunakan mudah terkontaminasi. Kadar nitrit dan nitrat di dalam air,
termasuk air sumur, dapat berupa air permukaan (sumur yang tidak permanen)
dan air tanah (sumur permanen), sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan serta
kegiatan pertanian di sekitarnya.
2
Universitas Sumatera Utara
Pengkonsumsian air dengan kadar nitrat tinggi, akan menimbulkan
beberapa gangguan kesehatan seperti gondok, methemoglobinemia, dan
sebagainya. Nitrat yang masuk kedalam tubuh, 6% akan direduksi menjadi nitrit
yang bersifat karsinogenik. Kesehatan masyarakat petani, baik sebagai modal
awal untuk bekerja maupun resiko pada saat bekerja, harus dikelola dengan baik
untuk mendukung produktivitas dari wilayah (Manampiring, 2009).
Toksisitas nitrit ditunjukkan dengan methemoglobinemia pada dosis yang
tinggi. Reduksi sebagian nitrat menjadi nitrit pada manusia terjadi di air liur untuk
semua usia dan di saluran pencernaan pada bayi selama tiga bulan pertama
kehidupan. Oleh karena itu, bayi hingga usia 3 bulan lebih rentan karena mereka
mengubah 100% nitrat yang tertelan menjadi nitrit, sementara hanya 10% yang
diharapkan pada orang dewasa dan anak-anak. Nitrit bertindak dalam darah untuk
mengoksidasi hemoglobin menjadi methemoglobin, yang bukan merupakan
pembawa oksigen ke jaringan. Konsentrasi nitrit dalam air yang besar dapat
menghasilkan potensi pembentukan nitrosamin karsinogenik. (De Zuanne, 1996).
Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan pemeriksaan
kadar nitrit dan nitrat dalam sumber air minum yang berasal dari Kota
Rantauprapat dari lokasi yang berbeda, yaituair PDAM Kec. Rantau Utara dan
Kec. Rantau Selatan, air sumur bor Kec. Rantau Utara, airsumur galian Kec.
Rantau Utara dan Kec. Rantau Selatan, air minum isi ulang merek Gemilang, air
minum isi ulang merek Surya, air minum isi ulang merek Mutiara, air minum isi
ulang merek Paris, dan air sungai Bilah Rantauprapat.
3
Universitas Sumatera Utara
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang penelitian di atas, maka rumusan
masalah penelitian adalah sebagai berikut:
a.
Apakah terdapat kandungannitrat dan nitrit pada beberapa sumber air
minum di Kota Rantauprapat?
b.
Apakah kadar nitrat dan nitrit memenuhi persyaratan Permenkes, R. I.
(2010)?
1.3 Hipotesis
Hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:
a.
Terdapat kandungannitrat dan nitrit yang bervariasi pada beberapa sumber
air minum di Kota Rantauprapat.
b.
Kadar nitrat dan nitrit dalam sumber air minum di Kota Rantauprapat
memenuhi persyaratan Permenkes R. I. (2010).
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
a.
Untuk mengetahui kadar nitrat dan nitrit pada beberapa sumber air minum
di Kota Rantauprapat.
b.
Untuk mengetahuikadar nitrat dan nitrit dalam sumber air minum
memenuhi persyaratan Permenkes R. I. (2010).
4
Universitas Sumatera Utara
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
a.
Sebagai informasi bagi masyarakat dalam mengkonsumsi air minum
sehari-hari
b.
Hasil penelitian dapat menjadi sumber data dalam pengawasan kualitas air
minum
5
Universitas Sumatera Utara
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Siklus Nitrogen
Nitrogen dalam bentuk unsurnya adalah komponen utama dari udara yang
membentuk sekitar 78% dari gas di atmosfer bumi. Pentingnya nitrogen untuk
kehidupan adalah bahwa ia membentuk (dengan karbon, hidrogen dan oksigen)
bagian utama protein dari semua makhluk hidup. Siklus nitrogen menjelaskan
tentang perubahan bentuk ion nitrogen dan senyawa nitrogen di alam, dapat
dilihat pada Gambar 2.1 (Ghalydan Ramakrishnan, 2015).
Gambar 2.1 Siklus Nitrogen (Anggreini, 2016)
a. Fiksasi Nitrogen
Fiksasi nitrogen adalah proses alam dimana nitrogen di udara di ubah
menjadi amonia (NH3). Nitrogen di fiksasi oleh mikroorganisme yang disebut
6
Universitas Sumatera Utara
diazotrof. Diazotrof terdapat di dalam tanah dan memiliki hubungan simbiosis
dengan tanaman. Mikroorganisme ini memiliki enzim nitrogenase untuk
melakukan proses fiksasi (Ghaly dan Ramakrishnan, 2015).
b. Amonifikasi
Amonifikasi adalah proses pembentukan amonium oleh bakteri yang hidup
di dalam tanah. Selain dari hasil fiksasi nitrogen, amonium juga dapat terbentuk
dari dekomposisi (penguraian) organisme yang sudah mati baik tumbuhan
ataupun hewan oleh bakteri. Selain dekomposisi sampah organik, amonifikasi
juga dapat terjadi akibat aktivitas bakteri yang merubah senyawa nitrat menjadi
amonium (Ghaly dan Ramakrishnan, 2015).
c. Nitrifikasi
Menurut Ghaly dan Ramakrishnan (2015)nitrifikasi adalah proses
mengubah nitrogen amonium menjadi nitrit dan nitrat. Ini adalah hasil
metabolisme oleh organisme autotrof. Dua kelompok organisme yang dianggap
sebagai bakteri nitrifikasi primer adalah Nitrosomonas Sp. dan Nitrobacter Sp.
Nitrosmonas melakukan oksidasi amonium menjadi nitrit untuk memperoleh
energi dan Nitrobacter mengoksidasi nitrit menjadi nitrat untuk tujuan yang
sama.Proses nitrifikasi dapat dilihat pada persamaan berikut:
2NH4 + Nitrosomonas + 3O2
2NO3- + Nitrobacter+ O2
2NO2 + 4H + 2H2O + energy
2NO3- + energy
d. Denitrifikasi
Denitrifikasi merupakan proses reduksi nitrat menjadi gas nitrogen.
Proses ini terjadi di dalam tanah dengan bantuan bakteri denitrifikasi seperti
Bacillus, Paracoccus dan Pseudomonas. Bakteri denitrifikasi lebih kompetitif
7
Universitas Sumatera Utara
apabila hidup dalam lingkungan dengan kadar oksigen yang rendah, tetapi
terdapat juga beberapa proses denitrifikasi yang berlangsung secara aerobik
(Hastuti, 2011).
2.2 Sumber nitrat dan nitrit dalam Makanan
Sumber utamanya secara umum adalah makanan terutama sayuran dan air
minum. Sedangkan daging kaleng yang kedalamnya ditambahkan nitrit, ternyata
bukan merupakan sumber nitrit yang terpenting. Hal yang perlu diperhatikan
adalah pemakaian pupuk pada sayuran. Jika pupuk urea banyak digunakan, akan
menyebabkan paparan pada manusia melalui sayuran terutama yang berdaun hijau
serta sayuran dari umbi.Jumlah asupan yang diizinkan oleh FAO/WHO untuk
berat badan 60 kg adalah 220 mg nitrat dan 8 mg untuk nitrit (Cintya, dkk., 2016).
2.2.1 Sayuran
Sayuran sangat penting untuk kesehatan manusia karena sayuran
merupakan sumber vitamin, mineral dan zat aktif biologis yang baik. Namun,
sayuran juga mengandung nitrat dan nitrit. Nitrat itu sendiri relatif tidak beracun
tetapi metabolitnya, nitrit, berhubungan dengan methaemoglobinaemia (umumnya
dikenal sebagai Blue Baby Syndrome). Nitrit juga bereaksi dengan senyawa amin
untuk membentuk nitrosamin karsinogenik (Anonim, 2010).
Konsentrasi nitrat dalam sayuran sangat bervariasi, berkisar dari sekitar 1
hingga 10000mg / kg berat segar. Bahkan di antara sampel yang berbeda dari
varietas sayuran yang sama, kisaran konsentrasinya bisa sangat besar.Dengan
demikian, kandungan nitrat Kelas 1 umumnya kurang dari 200 mg NO 3- ion / kg;
kelompok ini termasuk asparagus, jamur, kacang polong, cabai, kentang putih dan
8
Universitas Sumatera Utara
kentang dan tomat. Sayuran dalam kelas 2 memiliki konsentrasi nitrat sebagian
besar kurang dari 500 mg NO3- / kg, dan mencakup brokoli, kembang kol,
mentimun, bawang dan lobak serta melon. Kadar nitrat hingga 1000 mg NO3-/ kg
menutupi sayuran kelas 3 di mana dapat ditemukan kacang hijau, kubis, wortel
dan kale. Endives, daun bawang, peterseli dan rhubarb memiliki kandungan nitrat
yang sebagian besar kurang dari 2500mg NO3- / kg, dan merupakan kelas 4.
Berikut adalah rentang kadar nitrit dan nitrat pada sayuran (Walters, 1996).
Tabel 2.1. Rentang Kadar Nitrit dan Nitrat pada Sayuran
Jenis Sayuran
Kadar Nitrat (mg/kg)
Asparagus
3-700
Bit
100-4500
Brokoli
140-2300
Kubis
0-2700
Wortel
0-2800
Kembang Kol
53-4500
Seledri
50-5300
Ketimun
17-570
Kubis
30-5500
Selada
90-13000
Daun Sop
0-4100
Kacang Polong
20-100
Kentang
57-1000
Lobak
60-9000
Bayam
2-6700
Tomat
0-170
(Sumber: Walters, 1996 dan Keeton, dkk., 2009)
Kadar Nitrit
(mg/kg)
0,2-0,9
0-4,5
0-1
0,16-0,4
0-0,6
0-1,1
0,4-0,5
0,16-0,8
0,2-1,8
0,16-1,4
0-94
0,4-2,6
0-2,1
0-3,5
0-162
0,16-1,6
Kelas
1
5
2
3
3
2
5
2
3
5
4
1
1
5
5
1
2.2.2 Air
Air merupakan kebutuhan pokok bagi manusia, hampir dua per tiga bagian
massa tubuh manusia berisi cairan, oleh karena itu setiap hari dianjurkan untuk
minum air sebanyak delapan gelas atau sekurang-kurangnya dua setengah liter,
dan sebaiknya mengkonsumsi air putih, karena air putih memiliki daya larut yang
tinggi sehingga metabolisme tubuh berjalan dengan baik. Hal ini sangat penting
9
Universitas Sumatera Utara
apalagi hidup di iklim tropis di mana akan lebih banyak cairan tubuh yang keluar
sehingga akibatnya jika tubuh kurang minum maka terjadi dehidrasi dan dapat
merusak sel saraf tubuh. Air juga membantu oksigen bersikulasi keseluruh sel
tubuh. Terbukti bahwa oksigen dan air adalah sebuah keterkaitan yang erat sekali.
Bisa dibayangkan jika tubuh manusia kekurangan air (Tanty, 2010).
Berdasarkan
Permenkes
No.492/Menkes/Per/IV/2010,
persyaratan
kualitas air minum, kadar nitrit dan nitrat maksimal adalah 3 mg/l dam 50 mg/l.
Parameter kualitas air minum yang berhubungan dengan kimia anorganik
diantaranya adalah nitrit dan nitrat. Sedangkan parameter yang tidak langsung
berhubungan dengan kesehatan antara lain: berupa bau, warna, jumlah zat padat
terlarut (TDS), kekeruhan, rasa dan suhu (Manampiring, 2009). Persyaratan
kualitas air minum dapat dilihat pada Tabel 2.2
Tabel 2.2 Persyaratan Kualitas Air Minum Peraturan Menteri Kesehatan No. 492
Tahun 2010
No
Jenis Parameter
1
Parameter yang berhubungan
langsung dengan kesehatan
a. Parameter biologi
1) E.Coli
2) Total
bakteri
Koliform
b. Kimia an-organik
1) Arsen
2) Fluorida
3) Total kromium
4) Kadmium
5) Nitrit
6) Nitrat
7) Sianida
8) Selenium
(Sumber: Permenkes RI., 2010)
Satuan
Kadar Maksimum yang
diperbolehkan
Jumlah per ml
sampel
Jumlah per ml
sampel
0
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
0,01
1,5
0,05
0,003
3
50
0,07
0,01
0
10
Universitas Sumatera Utara
2.2.3 Daging Olahan
Daging merupakan salah satu sumber protein hewani yang dibutuhkan
masyarakat. Protein berfungsi sebagai pertumbuhan sel, pengganti sel yang rusak,
dan bahan bakar dalam tubuh manusia. Selain protein, daging memiliki komponen
lain seperti mineral, karbohidrat, dan lemak yang menyebabkan daging mudah
rusak khususnya oleh mikroorganisme seperti fungi, dan bakteri. Untuk
menghambat kerusakan pada daging,maka diperlukan Bahan Tambahan Pangan
(BTP) khususnya bahan pengawet (Agustina, dkk., 2016).
Penggunaan bahan ini menjadi semakin luas karena manfaat nitrit dalam
pengolahan daging (seperti sosis, korned, dan burger) selain sebagai pembentuk
warna dan bahan pengawet antimikroba, juga berfungsi sebagai pemberi aroma
dan cita rasa (Cahyadi, 2009).
Pengawet yang biasa digunakan dalam daging adalah nitrit dan nitrat.
Awalnya nitrit dan nitrat digunakan untuk memperoleh warna merah yang
seragam pada daging yang diawetkan. Belakangan ini diketahui zat tersebut dapat
menghambat pertumbuhan bakteri Clostridium botulinum yang sering muncul
pada makanan awetan (Agustina, dkk., 2016).
Bakteri ini merupakan mikroorganisme patogenik paling berbahaya dan
sangat fatal yang dapat mengkontaminasi daging cured. Nitrit menghambat
produksi toksin Clostridium botulinum dengan menghambat pertumbuhan dan
perkembangan spora. Keracunan makanan yang disebabkan oleh toksin
Clostridium botulinum disebut botulisme (Soeparno, 1998).
Batas maksimum penggunaan bahan tambahan pangan pengawet nitrit
berdasarkan Peraturan Kepala BPOM No.36. 2013 dalam produk daging olahan
11
Universitas Sumatera Utara
seperti daging burger yaitu sebesar 30 mg/kg. Konsumsi nitrit yang berlebihan
dapat menimbulkan kerugian bagi pemakainya, baik bersifat langsung seperti
keracunan maupun yang bersifat tidak langsung yaitu mempunyai sifat
karsinogenik (Cahyadi, 2009).
2.3 Nitrat Nitrit dalam Air Minum
Peningkatan jumlah penduduk perkotaan akan meningkatkan kebutuhan
air bersih. Salah satu sumber air bersih adalah air tanah. Peranan air tanah
semakin lama semakin penting karena air tanah menjadi sumber utama air untuk
memenuhi kebutuhan pokok hajat hidup orang banyak seperti air minum, rumah
tangga, industri, irigasi, perkotaan, dan lain-lain. Salah satu pemanfaatan air tanah
sebagai sumber air minum adalah penggunaan air sumur. Oleh karena itu, air
sumur harus memenuhi parameter kualitas air minum seperti kandungan nitrit dan
nitrat. Sumber alami nitrit dan nitrat adalah siklus nitrogen sedangkan sumber dari
aktivitas manusia berasal dari penggunaan pupuk nitrogen, limbah industri dan
limbah organik manusia. Pembentukan nitrit dan nitrat pada siklus nitrogen terjadi
melalui proses fiksasi nitrogen oleh bakteri Rhizobium, nitrifikasi dan dinitrifikasi
oleh bakteri Pseudomonas denitrifican. Nitritifikasi melibatkan dua proses yaitu
nitritasi oleh bakteri Nitrosomonas dan nitratasi oleh bakteri Nitrobacter. Pada
kondisi anaerob, nitrat adalah bentuk nitrogen yang cukup stabil tetapi dapat
direduksi menjadi nitrit melalui proses nitratasi (Setiowati, dkk., 2015).
Pencemaran air minum oleh bahan organik menyebabkan ammonia
meningkat. Ammonia larut di dalam air dan membentuk senyawa ammonium
yang cenderung akan mengikat oksigen. Dengan adanya mikroba nitrosomonas
12
Universitas Sumatera Utara
senyawa ammonium dan oksigen dapat membentuk senyawa nitrit dengan adaya
mikroba nitrobakter akan membentuk senyawa nitrat (Sukar, dkk., 1991).
Nitrat dapat ditemukan di dalam tanah dan tersebar meluas ke dalam
lingkungan dimulai dari makanan sampai ke atmosfir dan air. Konsentrasi nitrat
yang tinggi dapat disebabkan oleh aktivitas pertanian (penggunaan pupuk nitrogen
yang berlebihan), pembusukan binatang, pembuangan sampah, kotoran yang
terlarut dan limbah industri (WHO, 2011).
Pencemaran air minum oleh bahan-bahan organik menyebabkan kadar
amonia dan hidrogen sulfida meningkat. Amonia larut di dalam air dan
membentuk senyawa amonium yang cenderung akan mengikat oksigen. Dengan
adanya mikroba Nitrosomonas senyawa amonium dan oksigen dapat membentuk
senyawa nitrit dan dengan adanya mikroba Nitrobakter dapat membentuk
senyawa nitrat (Sukar, dkk., 1991).
2.4 Metabolisme Nitrat dan Nitrit di dalam Tubuh
Nitrat sangatmembahayakan kesehatan jika dikonversi ke nitrit. Setelah
dicerna, konversi nitrat menjadi nitrit terjadi di air liur orang-orang dari semua
kelompok umur, dan di saluran pencernaan bayi. Bayi mengubah sekitar dua kali
lipat, atau 10 persen dari nitrat yang dicerna menjadi nitrit dibandingkan dengan 5
persen konversi pada anak yang lebih tua dan orang dewasa (Anonim, 2006).
Nitrit mengubah bentuk normal hemoglobin, yang membawa oksigen
dalam darah ke seluruh tubuh, ke dalam bentuk yang disebut methemoglobin yang
tidak dapat membawa oksigen. Konsentrasi nitrat dalam air minum yang cukup
tinggi dapat menyebabkan gangguan darah sementara pada bayi yang disebut
13
Universitas Sumatera Utara
methemoglobinemia, yang biasa disebut "sindrom bayi biru". Dalam kasus yang
berat dan tidak diobati, kerusakan otak dan akhirnya kematian dapat hasil dari
mati lemas karena kekurangan oksigen. Gejala awal methemoglobinemia dapat
mencakup iritabilitas, kekurangan energi, sakit kepala, pusing, muntah, diare,
nafas tersengal-sengal, dan warna biru keabu-abuan atau pucat ke daerah sekitar
mata, mulut, bibir, tangan dan kaki (Anonim, 2006).
Bayi hingga usia enam bulan dianggap sebagai populasi paling sensitif.
Mereka tidak hanya mengubah persentase nitrat menjadi nitrit, hemoglobin
mereka lebih mudah diubah menjadi methemoglobin dan mereka memiliki lebih
sedikit enzim yang mengubah methemoglobin kembali ke bentuk pembawa
oksigen (Anonim, 2006).
Keseimbangan nitrat pada orang dewasa dan bayi berbeda. Pada bayi,
100% dari asupan nitrat akan diekskresikan dalam urin, sedangkan pada orang
dewasa hanya 30-35%. Sebagian reduksi nitrat menjadi nitrit pada manusia terjadi
di saliva seumur hidupnya dan pada saluran gastrointestinal terjadi pada bayi
dibawah umur tiga bulan. Itulah mengapa, bayi yang berumur diatas tiga bulan
mudah terjadi perubahan sebanyak 100% dari bentuk nitart menjadi nitrit,
sementara 10% hanya terjadi pada orang dewasa dan anak-anak (De Zuane, 1996).
2.5 Efek Nitrat dan Nitrit pada Tubuh Manusia
2.5.1 Efek positif
Sejumlah penelitian telah mengkonfirmasi efek vasodilatasi oleh nitrit
dengan dosis rendah pada tikus, domba, anjing, primata dan manusia. Pemberian
terapeutik nitrit untuk memvasodilasi vaskular iskemik menunjukkan harapan
14
Universitas Sumatera Utara
besar dalam studi praklinis. Pasien yang menderita perdarahan spontan dari
aneurisma arteri subaraknoidis berisiko mengalami keterlambatan kejang arteri
serebri yang tertunda. Pada model primata, spasme ini berhubungan dengan
penipisan akut dari tingkat nitrit cairan tulang belakang. Infus dua kali nitrit
sistemik secara efektif mencegah komplikasi ini (Lundberg, 2009).
Hipertensi pulmonal primer pada bayi baru lahir (PPHN) adalah suatu
kondisi yang berhubungan dengan resistensi pembuluh darah paru yang tinggi dan
oksigenasi sistemik yang sangat rendah. Dalam model PPHN, nitrit inhalasi
diubah menjadi gas NO di paru-paru dan secara selektif vasodilatasi sirkulasi
pulmonal. Pada penyakit seperti itu, yang dicirikan oleh iskemia regional dan
vasokonstriksi, nitrit dapat memberikan donor NO yang ideal yang stabil dan
terjadi secara alami (Lundberg, 2009).
2.5.2 Efek Negatif
Toksisitas nitrit ditunjukkan dengan methemoglobinemia pada dosis yang
tinggi. Reduksi sebagian nitrat menjadi nitrit pada manusia terjadi di air liur untuk
semua usia dan di saluran pencernaan pada bayi selama tiga bulan pertama
kehidupan. Oleh karena itu, bayi hingga usia 3 bulan lebih rentan karena mereka
mengubah 100% nitrat yang tertelan menjadi nitrit, sementara hanya 10% yang
diharapkan pada orang dewasa dan anak-anak. Nitrit bertindak dalam darah untuk
mengoksidasi hemoglobin menjadi methemoglobin, yang bukan merupakan
pembawa oksigen ke jaringan. Konsentrasi nitrit dalam air yang besar dapat
menghasilkan potensi pembentukan nitrosamin karsinogenik. (De Zuanne, 1996).
Pada awal 1950-an, methemoglobinemia dan sianosis terlihat pada bayibayi yang di berikan dengan airsumur yang telah terkontaminasi. Efek ini
15
Universitas Sumatera Utara
dianggap berasal dari kandungan nitrat yang tinggi dari air sumur tersebut. Oleh
karena itu Badan Perlindungan Lingkungan AS menetapkan Tingkat Kontaminan
Maksimum untuk nitrat 44 mg/L (Katan, 2009).
Dipercaya bahwa setelah nitrat diubah menjadi nitrit dalam tubuh, nitrat
dapat bereaksi dengan zat yang mengandung amin tertentu yang ditemukan dalam
makanan untuk membentuk nitrosamin, yang dikenal sebagai bahan kimia
penyebab kanker yang poten. Formasi nitrosamin dihambat oleh antioksidan yang
mungkin ada dalam makanan seperti Vitamin C dan Vitamin E. Dalam beberapa
penelitian laboratorium di mana hewan pengerat diberi kadar nitrit tinggi bersama
dengan bahan kimia yang mengandung amina, kanker paru-paru, hati, dan
esofagus diamati (Anonim, 2006).
Kandungan asam askorbat (vitamin C) yang cukup tersedia dalam sayursayuran segar dapat mencegah reaksi yang berpotensi merugikan oleh nitrit,
dimana kandungan nitrat di reduksi menjadi agen nitrosasi oleh enzim atau
kandungan asam askorbat yang terdapat dalam tanaman atau bakteri lainnya.
Kandungan askorbat dari sayuran yang kaya nitrat, seperti bit, seledri, selada,
lobak dan bayam, akan mereduksi nitrat menjadi nitrit. Sebaliknya dengan adanya
vitamin C dapat menghambat pembentukan nitrosamin (Anonim, 2008).
2.6 Kadar Nitrat Nitrit dalam Air Minum
Penelitian tentang kadar nitrit dan nitrat dalam air minum telah dilakukan
sebelumnya. Diantaranya pada sampel air sumur di beberapa daerah Kota
Semarang, air minum PDAM di Jakarta, air sumur gali di daerah Catur Tunggal
Yogyakarta, air di Kota Medan dan air baku PDAM Tirtanadi di Kota Medan.
16
Universitas Sumatera Utara
Metode yang digunakan pada penentuan kadar nitrit dan nitrit tersebut
menggunakan metode kolorimetri menggunakan reagen nitra ver 6 powder
pillowdan nitri ver 3 nitrit reagen powder pillow dan metode spektrofotometri
sinar tampak dengan menggunakan pereaksi warna azo. Reaksi warna azo
menggunakan asam sulfanilat dan N-(1-naftil) etilendiamin dihidroklorida. Hasil
penelitian dapat dilihat pada Tabel 2.3
Tabel 2.3Kadar Nitrat dan Nitrit pada Air Minum Secara Spektrofotometri
Tampak
No Sampel
Metode
Pereaksi
Kadar
Kadar
Nitrit
Nitrat
(mg/L) (mg/L)
1
Air sumur Spektrofotometri Asam
0,0311- Tidak
gali Kota sinar tampak
sulfanilat dan 0,1064 diperiksa
Semarang
NED
2
Air minum Spektrofotometri Asam
1,20,39-1,8
PDAM di sinar tampak
sulfanilat,
2,27
Jakarta
NED,
dan
brucine
3
Air sumur Spektrofotometri Asam
p- 0,058,22gali
di sinar tampak
aminobenzoat, 0,09
36,58
daerah
NED
dan
Catur
serbuk Zn
Tunggal
Yogyakarta
4
Air di Kota Spektrofotometri Asam
0,0236- 0,0148Medan
sinar tampak
sulfanilat,
0,0409 0,0818
NED
dan
serbuk Zn
5
Air
baku Kolorimetri
nitra ver 6 0,11
0,008
PDAM
powder
mg/L
mg/L
Tirtanadi di
pillowdan
Kota
nitri ver 3
Medan
nitrit reagen
powder pillow
Keterangan:
a = Prabowo dan Dewi
d = Harahap, I. A.
Sinar
a
b
c
d
e
b = Sukar, dkk
c = Setiowati, dkk
e = Dalimunthe, A. I.
17
Universitas Sumatera Utara
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa, pemeriksaan kadar nitrit dan nitrat di
dalam air minum yang berasal dari sumur di Kota Semarang kadar nitrit yang
terdapat dalam sampel air mempunyai kadar yang relatif rendah dan tidak
melebihi kadar yang diizinkan (Prabowo dan Dewi, 2016). Evaluasi pencemaran
nitrit dan nitrat pada air minum PDAM di DKI Jakarta,kandungan kadar rata-rata
nitrat dan nitrit pada air hasil olahan PDAM memenuhi syarat yang telah
diizinkan kecuali sampel air dari PDAM Pulogadung yang ditemukan
menyimpang dari persyaratan dengan kadar nitrit 2,27 mg/L (Sukar, dkk., 1991).
Analisis kandungan nitrit dan nitrat pada air sumur gali di daerah Catur Tunggal
Yogyakarta terdapat kadar nitrit dan nitrat yang memenuhi persyaratan kualitas air
minum dan aman (Setiowati, dkk., 2015). Penetapan kadar nitrit dan nitrat pada
air di Kota Medan didapatkan kadar yang relatif rendah dan tidak melebihi batas
yang diizinkan (Harahap, 2015). Penetapan kadar nitrat dan nitrit dalam air baku
di PDAM Tirtanadi Kota Medan terdapat kadr nitrat dan nitrit yang memenuhi
persyaratan dan aman (Dalimunthe, 2013).
2.7 Penetapan Kadar Nitrat dan Nitrit dalam Air
Prinsip pengukuran kadar nitrit dan nitrat berdasarkan berdasarkan
pembentukan senyawa azo yang berwarna merah keunguan yang terjadi bila
direaksikan dengan asam sulfanilat dan N-(1-naftil etilen diamin dihidroklorida).
Warna yang terbentuk diukur absorbansinya secara spektrofotometri sinar tampak
pada panjang gelombang maksimum 543 nm (SNI, 2006).
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya (Setiowati, dkk., 2015), air yang
di gunakan untuk penelitian tersebut adalah air di Kota Yogyakarta yaitu, air
18
Universitas Sumatera Utara
sumur dan air RO (Reverse Osmosis). Di dapatkan kadar nitrit dan nitrat yang
beragam dan beberapa memenuhi mutu kualitas air minum. Pada penelitian ini
kadar nitrit dan nitrat pada air sumur memenuhi syarat mutu yang diizinkan oleh
Permenkes R. I. (2010) dan aman untuk dikonsumsi.Sedangkan pada air RO kadar
nitratnya sudah melebihi batas yang diizinkan.Hal ini disebabkan karena sumber air
yang di gunakan mudah terkontaminasi.
2.7.1 Analisis secara Kualitatif
2.7.1.1 Identifikasi Nitrit
Identifikasi nitrit dilakukan dengan penambahan beberapa tetes larutan
asam sulfanilat dan larutan NED ke dalam sampel yang kemudian di diamkan
selama beberapa menit, warna ungu merah menunjukkan adanya nitrit(Svehla,
1979).
Reaksi diazotasi merupakan reaksi senyawa aromatik yang teraktifkan
terhadap substitusi elektrofilik sehingga terbentuk garam diazonium untuk
membentuk warna (Svehla, 1979).
Reaksi diazotasi disebut juga dengan uji griess. Reaksi dizotasi antar asam
sulfanilat dengan nitrit yang akan membentuk garam diazonium akan diikuti
reaksi kopling dengan NED membentuk zat pewarna azo yang merah (Svehla,
1979). Reaksi diazotasi dapat dilihat pada Gambar 2.2
19
Universitas Sumatera Utara
Asam Sulfanilat
NED
Senyawa Azo
Gambar 2.2. Reaksi Diazotasi (Svehla, 1979)
2.7.1.2 Identifikasi Nitrat
Identifikasi nitrat dilakukan dengan cara sebagai berikut. Diambil sebagian
sampel. Lalu dimasukkan ke dalam tabung reaksi,dipanaskan dengan serbuk Zn
dan NaOH akan terbentuk NH3, yang akan membirukan lakmus merah (Masfria,
dkk., 2013).
2.7.2. Analisis secara Kuantitatif
2.7.2.1 Metode Spektrofotometri Sinar Tampak
Metode spektrofotometri sinar tampak di gunakan dalam penetapan kadar
nitrit dan nitrat di dalam air di Kota Medan, dimana pereaksi yang di gunakan
untuk penetapan kadar nitrit yaitu asam sulfanilat dan N-(1-naftil) etilendiamin
dihidroklorida yang akan membentuk senyawa azo yang berwarna ungu
kemerahan. Warna yang terbentuk diukur absorbansinya secara spektrofotometri
sinar tampak pada panjang gelombang 536 nm. Sedangkan untuk penetapan kadar
nitrat di uji sebagai nitrit setelah nitrat direduksi menjadi nitrit oleh serbuk Zn
20
Universitas Sumatera Utara
dalam suasana asam dengan asam sulfanilat dan N-(1-naftil) etilendiamin
dihidroklorida yang akan membentuk senyawa azo yang berwarna ungu
kemerahan. Hasil penetapan kadar nitrit yang di dapatkan terdapat dalam rentang
0,0236 mg/L - 0,0409 mg/L dan untuk nitrat berada pada rentang 0,0148 mg/L –
0,0818 mg/L (Harahap, 2015).
Metode spektrofotometri sinar tampak dalam penetapan kadar nitrit dan
nitrat adalah berdasarkan reaksi kolorimetri uji Griess (lihat Gambar 2.2) dimana
nitrit mengalami reaksi diazotasi dengan asam sulfanilat dan N-(1-Naftil)
etilendiamin dihidroklorida yang akan menghasilkan senyawa azo berwarna ungu
kemerahan yang dapat diukur secara spektrofotometri sinar tampak pada panjang
gelombang 540 nm (Svehla, 1979).
Spektra sinar tampak dapat digunakan untuk informasi kualitatif dan
sekaligus dapat digunakan untuk analisis kuantitatif. Data yang diperoleh
spektofotometri sinar tampak adalah panjang gelombang maksimal, intensitas,
efek pH, dan pelarut, yang kesemuanya itu dapat diperbandingkan dengan data
yang sudah dipublikasikan (Gandjar dan Rohman, 2008).
Dalam aspek kuantitatif, suatu berkas radiasi dikenakan pada cuplikan
dan intensitas sinar radiasi yang diteruskan diukur besarnya. Radiasi yang diserap
oleh cuplikan ditentukan dengan membandingkan intensitas sinar yang diteruskan
dengan intensitas sinar yang diserap jika tidak ada spesies penyerap lain.
Intensitas atau kekuatan radiasi cahaya sebanding dengan jumlah foton yang
melalui satu satuan luas penampang perdetik (Gandjar dan Rohman, 2008).
Menurut (Gandjar dan Rohman, 2008) ada beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam analisis dengan spektrofotometri sinar tampak terutama untuk
21
Universitas Sumatera Utara
senyawa
yang
semula
tidak
berwarna
yang
akan
dianalisis
dengan
spektrofotometri sinar tampak karena senyawa tersebut harus diubah terlebih
dahulu menjadi senyawa yang berwarna. Berikut adalah tahapan-tahapa yang
harus diperhatikan:
a. Pembentukan yang dapat menyerap sinar tampak
Hal ini perlu dilakukan jika senyawa yang dianalisis tidak menyerap pula
pada daerah tersebut. Cara yang digunakan adalah dengan merubah senyawa lain
atau direaksikan dengan pereaksi tertentu. Pereaksi yang digunakan harus
memenuhi beberapa persyaratan yaitu :
• Reaksinya selektif dan sensitif
• Reaksinya cepat, kuantitatif, dan reprodusibel
• Hasil reaksi dalam jangka waktu yang lama.
b. Waktu operasional (operating time)
Cara ini digunakan untuk pengukuran hasil reaksi atau pembentukan
warna.Tujuannya adalah untuk mengetahui waktu pengukuran yang stabil. Waktu
operasional ditentukan dengan mengukur hubungan antara waktu pengukuran
dengan absorbansi larutan
c. Pemilihan panjang gelombang
Panjang gelombang yang digunakan untuk analisis kuantitatif adalah
panjang gelombangg yang mempunyai absorbansi maksimal. Untuk memilih
panjang gelombang maksimal dilakukan dengan membuat kurva hubungan antara
absorbansi dengan panjang gelombang dari suatu larutan baku pada konsentrasi
tertentu
22
Universitas Sumatera Utara
d. Pembuatan kurva baku
Dibuat seri larutan baku dari zat yang akan dianalisis dengan berbagai
konsentrasi. Masing-masing absorbansi larutan dengan berbagai konsentrasi
diukur, kemudian dibuat kurva yang merupakan hubungan antara absorbansi (y)
dengan konsentrasi (x)
e. Pembacaan absorbansi sampel atau cuplikan
Absorban yang terbaca pada spektrofotometri hendaknya antara 0,2
sampai 0,8 atau 15% samapai 70% jika dibaca sebagai tramitans. Anjuran ini
berdasarkan anggapan bahwa kesalahan dalam pembacaan T adalah 0,005 atau
0,5% (kesalahan fotometrik)
2.7.2.2 Metode Kolorimetri
Penetapan kadar nitrat dan nitrit pada air PDAM Tirtanadi di lakukan
dengan menggunakan alat ColorimeterDR/890 dimana sampel di tambahkan
dengan pereaksi nitra ver 6 powder pillowdan nitri ver 3 nitrit reagen powder
pillowuntuk penetapan kadar nitrat kemudian di ukur di dalam alat Colorimeter
DR/890. Sedangkan untuk penetapan kadar nitrit di tambahkan dengannitri ver 3
nitrit reagen powder pillow kemudian di tunggu beberapa menit dan warna merah
muda akan muncul jika nitrit terkandung dalam air. Hasil penetapan kadar nitrit
dan nitrat yang diperoleh adalah 0,11 mg/L dan 0,008 mg/L dimana hasil tersebut
memenuhi syarat dan aman untuk di konsumsi (Dalimunthe, 2013).
23
Universitas Sumatera Utara
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif dengan
maksud memeriksa kadar nitrat dan nitrit dalam sampel yang diuji.
3.2Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara pada bulan Februari 2018 – April 2018.
3.3Alat - alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalahspektrofotometer uvvis (UV-1800 Shimadzu), neraca analitik (Boeco germany), kertas saring, kertas
perkamen, tissue, bola karet, spatula, tabung reaksi, penjepit tabung, labu
tentukur, mat pipet, dan alat-alat gelas sesuai dengan kebutuhan.
3.4 Bahan-bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini berkualitas pro analisis
keluaran E. Merck yaitunatrium nitrit, asam sulfanilat, N-(1-naftil) etilendiamin
dihidroklorida, asam asetat glasial, asam klorida 1 N, NaOH dan yang tidak
berkualitas pro analisis yaitu air suling dan serbuk zink (Zn).
24
Universitas Sumatera Utara
3.5 Pengambilan Sampel
Pengambilan
sampel
dilakukan
secara
purposif,
yaitu
tanpa
membandingkan antara satu tempat dengan tempat yang lain, karena sampel
dianggap homogen (Sudjana, 2002). Sampel diambil sesuai dengan cara
masyarakat Rantauprapat.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah air minum di Kota
Rantauprapat, Provinsi Sumatera Utara, yaitu: air PDAM Rantauprapat
Kecamatan Rantau Utara, air PDAM Rantauprapat Kecamatan Rantau Selatan,
air sumur bor, air sumur galian, air minum isi ulang, dan air sungai. Gambar pada
sampel dapat di lihat pada Lampiran 1.
3.6Prosedur
3.6.1Pembuatan Pereaksi
Pereaksi yang digunakan pada penelitian ini adalah larutan asam asetat
15% (v/v). Larutan N-(1-naftil) etilendiamin dihidroklorida, dan larutan asam
sulfanilat. Larutan asam asetat 15% (v/v) dibuat dengan cara diencerkan 75 ml
asam asetat glasial dengan air suling dalam labu tentukur 500 ml (Cintya, dkk.,
2016).
Larutan N-(1-naftil) etilendiamin dihidroklorida dibuat dengan cara
dilarutkan 0,350 g N-(1-naftil) etilendiamin dihidroklorida ke dalam 250 ml asam
asetat 15% (v/v). Jika perlu disaring dan disimpan didalam di dalam botol
berwarna coklat (Cintya, dkk., 2016).
25
Universitas Sumatera Utara
Larutan asam sulfanilat dibuat dengan cara dilarutkan 0,850 g asam
sulfanilat di dalam 250 ml asam asetat 15% (v/v). Disaring dengan kertas saring
dan disimpan dalam botol berwarna coklat (Cintya, dkk., 2016).
3.6.2
Identifikasi Nitrit
Identifikasi nitrit dilakukan dengan cara sebagai berikut. Diambil sebagian
sampel. Lalu dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan dengan
beberapa tetes larutan asam sulfanilat dan larutan NED. Dibiarkan selama
beberapa menit, warna ungu merah menunjukkan adanya nitrit(Svehla, 1979).
3.6.3 Identifikasi Nitrat
Identifikasi nitrat dilakukan dengan cara sebagai berikut. Diambil sebagian
sampel. Lalu dimasukkan ke dalam tabung reaksi,dipanaskan dengan serbuk Zn
dan NaOH akan terbentuk NH3, yang akan membirukan lakmus merah (Masfria,
dkk., 2013).
3.6.4Pembuatan Larutan Induk Baku Nitrit
Sebanyak 100 mg serbuk natrium nitrit dimasukkan ke dalam labu tentukur 100
ml dan dilarutkan dalam air suling, kemudian dicukupkan volumenya sampai
garis tanda (C = 1000μg/ml) (LIB I). Dipipet 1 ml LIB I dandimasukkan ke dalam
labu tentukur 100 ml kemudian diencerkan dengan air suling sampai garis tanda
(C = 10 μg/ml) (LIB II)(Cintya, dkk., 2016).
3.7Penetapan Kadar Nitrit dan Nitrat
3.7.1 Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Nitrit Baku
Dipipet 4 ml LIB II nitrit dan dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml,
ditambahkan 2,5 ml pereaksi asam sulfanilat dan dikocok, setelah 5 menit,
26
Universitas Sumatera Utara
ditambahkan 2,5 ml pereaksi N-(1-naftil) etilendiamin dihidroklorida dan
dicukupkan dengan air suling sampai garis tanda kemudian dihomogenkan, diukur
serapan pada panjang gelombang 400 − 800 nm dengan blanko air suling (C = 0,8
μg/ml). Kemudian membuat kurva hubungan absorbansi dan panjang gelombang,
sehingga diperoleh panjang gelombang maksimum (Cintya, dkk., 2016).
3.7.2 Penentuan Waktu Kerja Nitrit Baku
Dipipet 4 ml LIB II (C = 0,8 μg/ml) nitrit dan dimasukkan ke dalam labu
tentukur 50 ml, ditambahkan 2,5 ml pereaksi asam sulfanilat dan dikocok, setelah
5 menit, ditambahkan 2,5 ml pereaksi N-(1-naftil) etilendiamin dihidroklorida dan
dicukupkan dengan air suling sampai garis tanda kemudian dihomogenkan, diukur
serapan pada panjang gelombang 540 nm setiap menit selama 60 menit dengan
blanko air suling. Kemudian membuat kurva hubungan absorbansi dan waktu,
sehingga diperoleh waktu kerja nitrit baku (Cintya, dkk., 2016).
3.7.3 Penentuan Kurva Kalibrasi Nitrit Baku
Dari LIB II dengan konsentrasi 10μg/ml, dipipet masing-masing
sebanyak 0,5 ml; 1 ml; 1,5ml; 2 ml; dan 2,5 ml (0,1 μg/ml; 0,2μg/ml; 0,3μg/ml;
0,4μg/ml; 0,5 μg/ml). Masing-masing dimasukkan kedalam labu tentukur 50 ml,
kemudian ditambahkan 2,5 ml pereaksi asam sulfanilat dan dikocok. Setelah 5
menit, ditambahkan 2,5 ml pereaksi N-(1-naftil) etilendiamin dihidroklorida dan
dicukupkan dengan air suling sampai garis tanda kemudian dihomogenkan.
Diukur serapan pada menit ke-9 pada panjang gelombang 540 nm. Kemudian
membuat kurva hubungan absorbansi dan konsentrasi, sehingga diperoleh kurva
kalibrasi (Cintya, dkk., 2016).
27
Universitas Sumatera Utara
3.7.4Penentuan Kadar Nitrit dalam Air Minum
Sampel diambil 50 ml dan disaring dengan kertas saring. Filtrat pertama10
ml dibuang. Dipipet 35 ml filtrat dan dimasukkan ke dalam labu tentukur50 ml,
ditambahkan 2,5 ml pereaksi asam sulfanilat dan dikocok. Setelah 5 menit,
ditambahkan 2,5 ml pereaksi N-(1-naftil) etilendiamin dihidroklorida dan
dicukupkan dengan air suling sampai garis tanda kemudian dihomogenkan.
Diukur serapan pada menit ke-9 dan panjang gelombang 540 nm. Kadar nitrit
dalam sampel dapat dihitung dengan persamaan regresi Ȳ = a +b (SNI, 2004).
Rumus perhitungan kadar nitrit:
K=
Keterangan:
Y = Absorban
K = Kadar nitrit dalam sampel (mg/L)
X = Kadar nitrit dalam larutan sampel sesudah pengenceran
V = volume larutan sampel sebelum pengenceran (ml)
Fp = Faktor pengenceran
3.7.5 Penentuan Kadar Nitrat dalam Air Minum
Sampel diambil 50 ml dan disaring dengan kertas saring. Filtrat pertama 10
ml dibuang. Dipipet 35 ml filtrat dan dimasukkan ke dalam labu tentukur50
ml,ditambahkan sedikit logam Zn (0,1 g) dikocok, lalu tambahkan 1 ml larutan
asam klorida 1N, dan didiamkan 10 menit, ditambahkan 2,5 ml pereaksi asam
sulfanilat dan dikocok. Setelah 5 menit, ditambahkan 2,5 ml pereaksi N-(1-naftil)
etilendiamin dihidroklorida dan dicukupkan dengan air suling sampai garis tanda
kemudian dihomogenkan. Diukur serapan pada menit ke-9 dan panjang
28
Universitas Sumatera Utara
gelombang 540 nm.Kadar nitrat dalam sampel dapat dihitung dengan persamaan
regresi Ȳ = a +b (Cintya, dkk., 2016).
Rumus perhitungan kadar nitrat:
K=
Keterangan:
Y = Absorban
K = Kadar nitrat dalam sampel (mg/L)
X =Kadar nitrat dalam larutan sampel sesudah pengenceran
V = volume larutan sampel sebelum pengenceran (ml)
Fp= Faktor pengenceran
Kadar nitrit dari reduksi nitrat = Kadar total nitrit sesudah reduksi – Kadar nitrit
sebelum reduksi.
Karena hasil pembacaan alat spektrofotometer untuk nitrat adalah sebagai
nitrit, oleh sebab itu hasil pembacaan harus dikonfersikan.
Kadar nitrat = kadar nitrit dari reduksi nitrat x
3.8 Uji Validasi Metode Analisis
3.8.1 Uji Perolehan Kembali
Uji perolehan kembali nitrit dan nitrat dapat dilakukan dengan mengambil
sampel sebanyak 35 ml, lalu ditambahkan larutan baku nitrit sebanyak 1 ml
dengan konsentrasi 10 μg/ml dan nitrat 0,1 mldengan konsentrasi 10 μg/mlke
dalam sampel, kemudian dianalisis dengan perlakuan yang sama pada sampel
(prosedur 3.6.4 untuk nitrit dan prosedur 3.6.5 untuk nitrat).Persen perolehan
kembali dapat dihitung dengan rumus (Harmita, 2004):
29
Universitas Sumatera Utara
% perolehankembali =
100 %
Keterangan:
CF
= Konsentrasi analit dalam sampel setelah penambahan bahan baku
CA
= Konsentrasi analit dalam sampel sebelum penambahan bahan baku
C*A = Konsentrasi bahan baku yang ditambahkan ke dalam sampel
3.8.2 Uji Presisi
Berdasarkan hasil perolehan kembali nitrit dan nitrat ditentukan standar
deviasi nitrit dan nitrat. Untuk menghitung standar deviasi (SD) digunakan rumus
(Sudjana, 2002):
SD =
Keterangan : X = Kadar kandungan zat dalam sampel
= Kadar kandungan zat rata-rata sampel
n = Jumlah pengulangan
Berdasarkan nilai standar deviasi yang didapat, dihitung simpangan baku relatif
nirit dan nitrat. Simpangan baku relatif dapat dihitung dengan rumus di bawah ini:
RSD =
Keterangan :
x 100 %
= Kadar kandungan rata-rata zat dalam sampel
SD
= Standar deviasi
RSD
= Relative Standard Deviation, Simpangan Baku Relatif
3.8.3 Penentuan Batas Deteksi dan Batas Kuantitas
Batas deteksi atau Limit of Detection (LOD) adalah jumlah terkecil analit
dalam sampel yang dapat dideteksi yang masih memberikan respon signifikan
dibandingkan dengan blanko (Harmita, 2004).
30
Universitas Sumatera Utara
Rumus perhitungan batas deteksi:
Batas kuantitas atau limit of quantitation (LOQ) adalah kuantitas terkecil analit
dalam sampel yang masih dapat memenuhi kriteria cermat dan seksama (Harmita,
2004). Batas kuantitas dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Batas kuantitasi =
3.8.4Analisis Data Secara Statistik
Kadar dapat dihitung dengan persamaan garis regresi dan untuk
menentukan data diterima atau ditolak digunakan rumus:
t hitung =
Dengan dasar penolakan apabila t hitung ≥ t tabel. Untuk mencari kadar
sebenarnya dengan %, α 1/2 , dk = n-1, dapat digunakan rumus (Sudjana, 2002):
µ=
(α/2, dk)
Keterangan : µ
x SD/
)
: kadar sebenarnya
: kadar analit dalam sampel
SD : standar deviasi
dk : derajat kebebasan (dk = n-1)
t
: harga t tabel sesuai dengan dk = n-1
α
: tingkat kepercayaan
n
: jumlah pengulangan
31
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Identifikasi Nitrit dan Nitrat dalam Air Minum
Identifikasi nitrit yang telah dilakukan dengan menggunakan pereaksi
asam sulfanilat dan NED menunjukkan bahwa sampel mengandung nitrit dengan
terbentuknya warna ungu muda. Identifikasi nitrat yang dilakukan dengan
pereaksi NaOH dan serbuk Zn yang dipanaskan juga menunjukkan adanya nitrat
dengan berubahnya lakmus merah menjadi lakmus biru.Identifikasi nitrit dan
nitrat dalam air minum dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Dari Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa sampel air minum isi ulang Gemilang
dan Surya tidak mengandung nitrit dan sisa sampel air minum mengandung nitrit
dan nitrat yang memberikan reaksi positif. Ada beberapa reaksi pada penambahan
reaksi yang sama menghasilkan tingkat kecerahan yang berbeda. Ini menunjukkan
bahwa semakin kuat warna yang dihasilkan maka semakin tinggi kadar nitrit yang
diperoleh. Gambar Uji Kualitatif nitrit dan nitrat dapat dilihat pada Lampiran 3.
32
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.1 Identifikasi Nitrit dan Nitrat dalam air di Kota Rantauprapat
No
Sampel
Identifikasi Nitrit
Identifikasi Nitrat
dengan Pereaksi Asam dengan Pereaksi NaOH
Sulfanilat dan NED
dan Serbuk Zn lalu
dipanaskan
1
Air PDAM Kec.
Ungu merah muda
Lakmus biru
Rantau Utara
(+++)
(+)
2
Air PDAM Kec.
Ungu merah muda
Lakmus biru
Rantau Selatan
(+)
(+)
3
Air Sungai
Ungu merah muda
Lakmus biru
(+++)
(+)
4.
Air Sumur Galian
Ungu merah muda
Lakmus biru
Kec. Rantau Utara
(+++)
(+)
5.
Air Minum Isi
Ungu merah muda
Lakmus biru
Ulang Gemilang
(-)
(+)
6.
Air Minum Isi
Ungu merah muda
Lakmus biru
Ulang Surya
(-)
(+)
7.
Air Minum Isi
Ungu merah muda
Lakmus biru
Ulang Mutiara
(+)
(+)
8.
Air Minum Isi
Ungu merah muda
Lakmus biru
Ulang Paris
(++)
(+)
9.
Air Sumur Galian
Ungu merah muda
Lakmus biru
Kec. Rantau
(+++)
(+)
Selatan
10
Air Sumur Bor
Ungu merah muda
Lakmus biru
Kec. Rantau Utara
(+++)
(+)
11.
Air Sumur bor
Ungu merah muda
Lakmus biru
Kec. Rantau Utara
(+++)
(+)
yang dipanaskan
4.2 Kurva Serapan Nitrit
Untuk memperoleh panjang gelombang maksimum, dilakukan dengan
membuat kurva hubungan antara absorbansi dengan panjang gelombang dari suatu
larutan baku pada konsentrasi tertentu. Penentuan kurva serapan dilakukan pada
panjang gelombang 400-800 nm. Pengukuran serapan nitrit dilakukan pada
konsentrasi 0,8μg/ml. Kurva serapan nitrit pada konsentrasi 0,8 μg/ml dapat
dilihat pada Gambar 4.1.
33
Universitas Sumatera Utara
Ab
sor
ba
nsi
Gambar 4.1 Kurva serapan nitrit pada konsentrasi 0,8 μg/ml
Berdasarkan Gambar 4.1, serapan nitrit pada panjang gelombang 540 nm.
Panjang gelombang tersebut sama dengan panjang gelombang nitrit pada serapan
maksimum menurut (Cintya, dkk., 2016), yaitu 540 nm. Kurva serapan
selanjutnya digunakan untuk penentuan waktu kerja dan penentuan kadar nitrat
dan nitrit dalam sampel.
4.3 Waktu Kerja
Penentuan waktu kerja nitrit dilakukan untuk mengetahui waktu dimana
senyawa tersebut memiliki nilai serapan paling stabil saat diukur dengan
spektrofotometri sinar tampak. Penentuan waktu kerja nitrit dilakukan pada
konsentrasi 0,8 μg/ml diukur setiap menit selama 60 menit. Kurva waktu kerja
nitrit dapat dilihat pada Gambar 4.2.
34
Universitas Sumatera Utara
0.504
0.5035
0.503
0.5025
abs
0.502
0.5015
0.501
0.5005
0.5
0.4995
0.499
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
waktu (menit)
Waktu Operasional
Gambar 4.2 Kurva waktu kerja nitrit
Berdasarkan Gambar 4.2, diperoleh waktu yang paling stabil adalah menit
ke-9 sampai menit ke-11 dengan konsentrasi 0,8 μg/ml dimana pada menit
tersebut absorbansi tidak berubah. Penentuan waktu kerja selanjutnya digunakan
untuk penentuan kadar nitrat dan nitrit dalam sampel.
4.4 Hasil Uji Linieritas Kurva kalibrasi
Kurva kalibrasi adalah suatu seri larutan baku dari zat yang akan dianalisis
dengan berbagai konsentrasi diukur, kemudian dibuat kurva yang merupakan
hubungan antara absorbansi dengan konsentrasi. Bila hukum Lambert-Beer
terpenuhi maka kurva kalibrasi berupa garis lurus. Konsentrasi yang digunakan
untuk pembuatan kurva kalibrasi ini adalah 0,1μg/ml; 0,2μg/ml; 0,3μg/ml;
35
Universitas Sumatera Utara
0,4μg/ml; 0,5μg/ml. Kurva kalibrasi nitrit dapat dilihat pada Gambar 4.3 di bawah
ini.
0.3
Persamaan Regresi
0.25
Y = 0,53167X – 0,00173
0.2
A
bs
or
ba
ns
i
0.15
0.1
0.05
0
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
Konsentrasi (μg/ml)
Gambar 4.3 Kurva kalibrasi nitrit baku
Dari Gambar 4.3, diperoleh hubungan yang linier antara konsentrasi
dengan absorbansi. Persamaan regresi yang diperoleh yaitu Y= 0,53167X 0,00173 dengan koefisien korelasi (r) sebesar 0,9997. Nilai r > 0,99 menunjukkan
adanya korelasi linier antara X dan Y.
Dari Gambar 4.3 dapat dilihat bahwa kurva kalibrasi tidak sesuai dengan
hukum Lambert-Beer dimana absorban yang terbaca pada spektrofotometri
hendaknya antara 0,2 sampai 0,8. Hal ini disebabkan karena absorban nitrit dan
nitrat yang di dapatkan sangat rendah yaitu dibawah 0,2 sehingga tidak memenuhi
hukum Lambert – Beer.
36
Universitas Sumatera Utara
4.5 Uji Validasi
Parameter validasi yang diuji adalah akurasi (kecermatan), presisi
(keseksamaan), batas deteksi dan batas kuantitasi. Akurasi dinyatakan dalam
persen perolehan kembali (% recovery) yang ditentukan dengan menggunakan
metode penambahan baku (standard addition method) (Harmita, 2004).
4.5.1 Uji akurasi
Uji akurasi dengan parameter persen perolehan kembali dilakukan dengan
menggunakan sampel air dekat persawahan. Metode penambahan baku dilakukan
dengan menambahkan sejumlah tertentu larutan baku ke dalam sampel. Kemudian
larutan diukur serapannya pada panjang gelombang 540 nm. Persen perolehan
kembali nitrat dan nitrit dengan metode penambahan baku standar pada air minum
dapat dilihat pada Tabel 4.2 dan Tabel 4.3.
Tabel 4.2 Persen perolehan kembali nitrit dengan metode penambahan baku pada
air sungai
No
Sebelum
penambahan
baku
1
Kadar (CA)
(mg/L)
0,0261
2
Kadar baku
yang ditambah
(mg/L)
Setelah
penambahan baku
Persen
perolehankembal
i (%)
0,2857
Kadar (CF)
(mg/L)
0,3147
0,0229
0,2857
0,3028
97,97
3
0,0227
0,2857
0,3055
98,99
4
0,0231
0,2857
0,3117
101,02
5
0,0224
0,2857
0,3052
98,98
6
0,0213
0,2857
0,3013
98,01
Rata-rata
101,02
99,33
37
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.3 Persen perolehan kembali nitrat dengan metode penambahan baku pada
air sungai
Sebelum
penambahan
Setelah
No
baku
penambahan baku
1
Kadar (CA)
(mg/L)
0,0447
2
Kadar baku
yang ditambah
(mg/L)
Persen
perolehankembal
i (%)
0,0286
Kadar (CF)
(mg/L)
0,0724
0,0490
0,0286
0,0782
102,10
3
0,0501
0,0286
0,0792
101,74
4
0,0497
0,0286
0,0785
100,70
5
0,0505
0,0286
0,0796
101,75
6
0,0522
0,0286
0,0822
104,90
Rata-rata
96,85
101,34
Berdasarkan tabel di atas diperoleh rata-rata persen perolehan kembali
untuk nitrit dan nitrat adalah 99,33% dan 101,34% secara berturut-turut. Contoh
perhitungan dan hasil uji perolehan kembali kadar nitrit dan nitrat pada air sungai
dapat dilihat pada Lampiran 36 dan 37. Persen perolehan kembali tersebut
menunjukkan kecermatan dan akurasi yang baik pada saat pemeriksaan nitrit dan
nitrat dalam sampel dengan metode perhitungan secara persamaan regresi. Hasil
uji perolehan kembali memenuhi syarat akurasi yang telah ditetapkan, yaitu
berada pada rentang 80% -120%.
4.5.2Uji presisi
Uji presisi dilakukan dengan perhitungan simpangan baku relatif. Contoh
perhitungan simpangan baku relatif dapat dilihat pada Lampiran 38 dan 39.
Berdasarkan data perhitungan terhadap kadar nitrit dan nitrat, diperoleh
simpangan baku relatif untuk nitrit yaitu 0,41%dan nitrat 8,34%. Simpangan baku
relatif untuk nitrit dan nitrat memenuhi persyaratan yaitu kurang dari 10% - 20%.
38
Universitas Sumatera Utara
4.5.3 Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi
Batas deteksi dan batas kuantitasi dihitung dari persamaan regresi yang
diperoleh dari kurva kalibrasi. Perhitungan batas deteksi dan batas kuantitasi
tersebut dapat dilihat pada Lampiran 9. Batas deteksi nitrat dan nitrit adalah
0,014278mg/L sedangkan batas kuantitasi nitrit dan nitrat adalah 0,04762 mg/L.
Batas deteksi merupakan parameter uji batas yang dilakukan untuk
mendeteksi jumlah terkecil analit dalam sampel yang masih memberikan respon
signifikan dengan blanko sedangkan batas kuantitasi merupakan kuantitas terkecil
analit yang masih dapat memenuhi kriteria cermat dan seksama (Harmita, 2004).
4.5.4Kadar Nitrit dan Nitrat dalam Sampel Air Minum
Sampel yang telah diukur pada panjang gelombang 540 nm diperoleh
kadar nitrit dan nitratnya.
Tujuan diambil kesepuluh jenis sampel tersebut adalah air PDAM, air
sumur bor, air sumur gali, air minum isi ulang dan air sungai untuk mengetahui
cemaran aktivitas manusia dan hewan, yakni limbah sampah, kotoran manusia dan
hewan, limbah rumah tangga sebagai salah satu faktor meningkatnya kadar nitrat
dan nitrit Contoh perhitungan kadar nitrit dan nitrat terdapat pada Lampiran 10
dan 11. Kadar nitrit dan nitrat air minum di Kota Rantauprapat dapat dilihat pada
Tabel 4.4, Gambar 4.4 dan 4.5 berikut:
39
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.4 Kadar nitrat dan nitrit air minum di Kota Rantauprapat
No
Sampel
Kadar Nitrit
(mg/L)
Kadar Nitrat
(mg/L)
1.
Air PDAM Rantauprapat
Kecamatan Rantau Utara
0,0106 ± 0,0008
0,0091
2.
Air PDAM Rantauprapat
Kecamatan Rantau Selatan
0,0021
0,0023
3.
Air Sungai Rantauprapat
0,0033
0,0042
4.
Air Sumur Galian
Kecamatan Rantau Utara
0,0026
0,0,4944
5.
Air Minum Isi Ulang
Gemilang
6.
Air Minum Isi Ulang
Surya
7.
Air Minum Isi Ulang
Mutiara
0,0294
0,4683
8.
Air Minum Isi Ulang Paris
0,2610
0,0122
9.
Air Sumur Galian
Kecamatan Rantau Selatan
0,0731
0,1567
10.
Air Sumur Bor Kecamatan
Rantau Utara
0,0019
0,0630
11.
Air Sumur Bor Kecamatan
Rantau Utara yang telah
dipanaskan
0,0039
0,0232
0,0047
0,0317
40
Universitas Sumatera Utara
Sampel
Air Sumur Bor Kec. Rantau Utara
yang dipanaskan
Air Sungai
Air PDAM Kec. Rantau Selatan
Air PDAM Kec. Rantau Utara
Kadar (mg/L)
Air Sumur Bor Kec. Rantau Utara
yang dipanaskan
Air Sumur Bor Kec. Rantau Utara
Air Sumur Galian Kec. Rantau
Selatan
Air Minum Isi Ulang Paris
Air Minum Isi Ulang Mutiara
Air Minum Isi Ulang Surya
Air Minum Isi Ulang Gemilang
Air Sumur Galian Kec. Rantau Utara
Sampel
Air Sumur Bor Kec. Rantau Utara
Air Sumur Galian Kec. Rantau
Selatan
Air Minum Isi Ulang Paris
Air Minum Isi Ulang Mutiara
Air Minum Isi Ulang Surya
Air Minum Isi Ulang Gemilang
Air Sumur Galian Kec. Rantau
Utara
Air Sungai
Air PDAM Kec. Rantau Selatan
Air PDAM Kec. Rantau Utara
Kadar (mg/L)
0.4
0.35
0.3
0.25
0.15
0.2
0.1
0.05
0
Gambar 4.4 Diagram Kadar Nitrit pada sampel
9.0000
8.0000
7.0000
6.0000
5.0000
4.0000
3.0000
2.0000
1.0000
0.0000
Gambar 4.5 Diagram Kadar Nitrat pada sampel
41
Universitas Sumatera Utara
Dari Tabel 4.4, Gambar 4.4 dan 4.5 dapat dilihat bahwa sampel air minum
isi ulang Gemilang dan Surya mengandung kadar nitrit terendah yaitu 0 mg/L dan
air sungai mengandung kadar nitrat terendah yaitu 0,0493mg/L, sedangkan air
sumur galian kec. Rantau Utara mengandung kadar nitrit tertinggi yaitu 0,363
mg/L dan air sumur bor yang telah dipanaskan mengandung kadar nitrat tertinggi
yaitu 8,5198 mg/L. Akan tetapi, kadar nitrit dan nitratnya tetap dibawah batas
kadar maksimum yang diizinkan oleh Permenkes RI dan memenuhi syarat mutu
air minum sesuai syarat mutu oleh SNI dimana untuk kadar nitrit maksimum yang
diizinkan adalah 3 mg/L dan nitrat maksimum adalah 45 mg/L. Konsentrasi tinggi
kemungkinan berasal dari pupuk yang telah digunakan, pembusukan binatang dan
sayuran, kotoran yang terlarut, pembuangan sampah dan limbah industri (De
Zuanne, 1996).
Dari Tabel 4.4, Gambar 4.4 dan 4.5 juga dapat dilihat bahwa pemanasan
dapat meningkatkan kadar nitrit dan nitrat dalam air minum. Konsentrasi oksigen
dapat memengaruhi kecepatan proses nitrifikasi. Hal tersebut berkaitan dengan
bakteri nitrifikasi yang membutuhkan oksigen.Selain itu, juga dikarenakan nitrit
yang sangat mudah teroksidasi menjadi nitrat. Kadar nitrat yang dipanaskan
meningkat drastis dari sebelum dipanaskan dikarenakan nitrit mudah teroksidasi
menjadi nitrat sehingga menambah konsentrasi nitrat yang sebelumnya sudah
lebih tinggi saat sebelum dipanaskan. Sementara kadar nitrit meningkat akibat
oksidasi ammonia menjadi nitrit sehingga menyebabkan kadar nitrit bertambah
tinggi (Harahap, 2012).
Penelitian yang dilakukan sebelumnya (Setiowati, dkk., 2015), air sumur
pada Kota Yogyakarta yang kandungan nitrit dan nitratnya masih jauh di bawah
42
Universitas Sumatera Utara
kadar maksimum yang diizinkan oleh Permenkes RI. Sedangkan pada air RO
untuk kandungan nitritnya masih memenuhi syarat tetapi untuk kandungan
nitratnya sudah melebihi batas mutu yang diizinkan yaitu berkisar antara 2-59
mg/L. Ini dikarenakan sumber air yang digunakan masih terdapat kontaminan.
Oleh karena itu kadar nitrat dan nitrit air penelitian sebelumnya lebih tinggi
dibandingkan dengan kadar nitrat dan nitrit hasil penelitian ini, dikarenakan kadar
nitrit dan nitrat di pengaruhi oleh kondisi lingkungan, dimana pada Kota
Rantauprapat pembuangan dan penyimpanan limbah masih sesuai sehingga air
tersebut kadar nitrat dan nitritnya rendah.
Ledakan jumlah penduduk yang tidak terkendali mengakibatkan laju
pencemaran lingkungan melampaui laju kemampuan alam. Penyebab pencemaran
air karena limbah perkotaan seperti air limbah, kotoran manusia, limbah rumah
tangga, limbah gas, dan limbah panas. Tingginya kadar nitrat pada air minum
terutama yang berasal dari sungai atau sumur di dekat pertanian juga sering
menjadi sumber keracunan nitrat terbesar. Hal ini sangat berbahaya bila
kandungan nitrat ini dikonsumsi oleh anak bayi dan dapat menimbulkan
keracunan akut (Prabowo dan Dewi, 2017; Manampiring, 2009).
43
Universitas Sumatera Utara
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka dapat disimpulkan:
a. Terdapat variasi kadar nitrit dan nitrat di dalam air . Kadar nitrit air PDAM
kecamatan Rantau Utara, air PDAM kecamatan Rantau Selatan, Air sumur
bor kecamatan Rantau Utara, air sumur galian kecamatan Rantau Utara, air
minum isi ulang Gemilang, air minum isi ulang Surya,air minum isi ulang
Mutiara,air minum isi ulang Paris, air sumur galian kec. Rantau Selatan,
air sungai, air sumur bor kecamatan Rantau Utara yang dimasak diperoleh
berada pada rentang 0 mg/L – 0,363 mg/L. Sedangkan kadar nitrat
diperoleh berada pada rentang 0,0493mg/L – 8,5198mg/L.
b. Dari hasil penelitian diperoleh hasil dimana kadar nitrit dan nitrat tidak
melebihi batas yang tercantum dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
492 Tahun 2010.
5.2 Saran
Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk meneliti pengaruh perebusan
terhadap nitrit dan nitrat dalam baku air minum.
44
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, I., Astuti, I., Sopina, Y. (2016). Analisa Kimia Kandungan Nitrit pada
Daging Burger yang Beredar pada Pasar Kecamatan Duren Sawit Jakarta
Timur. Indonesia Natural Research Pharmaceutical Journal. Vol. 1(1):
44.
Anggreini, P. (2016). Pemeriksaan Kadar Nitrat dan Nitrit dalam Bayam
(Amaranthus Hybridus) secara Spektrofotometri Sinar Tampak. Skripsi.
Medan: Fakultas Farmasi USU. Hal. 5.
Anonim. (2006). Nitrate and Nitrite: Health Information Summary. New
Hampshire Department of Environmental Services.
Anonim. (2008). Nitrate in Vegetables Scientific Opinion of the Panel on
Contaminants in the Food Chain. The EFSA Journal 2008. 689; 66.
Anonim. (2010). Chemical Hazard Evaluation: Nitrate and Nitrite in Vegetables
Available in Hong Kong. Risk Assessment Studies Report No. 40. Centre
for Food Safety Food and Environmental Hygiene Department The
Goverment of the Hong Kong Special Administrative Region. Hal. 2.
Cahyadi, W. (2009).Analisis & Aspek Kesehatan:Bahan Tambahan Pangan.
Cetakan Kedua. Edisi Kedua. Jakarta: PT Bumi Aksara. Hal. 5-7.
Cintya, H., Silalahi, J., De Lux Putra, E., Satria, D. (2016). Analysis of Nitrite and
Nitrate in Vegetables in Medan City. Der Pharma Chemica. 8(24): 47-52.
Dalimunthe, A. I. (2013). Penetapan Kadar Nitrat (NO3-) dan Nitrit (NO2-) dalam
Air Baku di PDAM Tirtanadi IPA Sunggal. Skripsi. Fakultas Farmasi.
Universitas Sumatera Utara.
De Zuane, J. (1996). Handbook of Drinking Water Quality. Second Edition. New
York, Chichester, Weinheim, Brisbane, Singapore, Toronto:John Wiley
and Sons Inc. Hal. 88-90.
Gandjar, I. G., dan Rohman, A. (2008). Kimia Farmasi Analis. Cetakan Ketiga.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hal. 220-256.
Ghaly, A. E., dan Ramakrishnan, V. V. (2015). Review Article: Nitrogen Sources
and Cycling in the Ecosystem and its Role in Air, Water and Soil
Pollution: A Critical Review. J Pollut Eff Cont. 3(2): 2 – 5.
Harahap, I. A. (2012). Penetapan Kadar Nitrit dan Nitrat dalam Air di Kota
Medan Secara Spektrofotometri Sinar Tampak. Skripsi. Fakultas Farmasi.
Universitas Sumatera Utara. Hal. 38.
Harmita. (2004). Review Artikel: Petunjuk Pelaksanaan Validasi Metode dan Cara
Perhitungannya. Majalah Ilmu Kefarmasian. Vol. I, No.3. Hal. 117 - 135.
45
Universitas Sumatera Utara
Hastuti, Y. P. (2011). Nitrifikasi dan Denitrifikasi di Tambak. Jurnal Akuakultur
Indonesia. 10(1): 89 – 98.
Indrayani, E., Nitimulyo, K. H., Hadisusanto, S., Rustadi. (2015). Analisis
Kandungan Nitrogen, Fosfor dan Karbon Organik di Danau Sentani –
Papua.J. Manusia dan Lingkungan. Vol. 22, No. 2. Hal. 217 - 225.
Katan, M. B. (2009). Nitrate in Foods: Harmful or Healthy?. Am J Clin Nutr.
90(11): 2.
Keeton, J.T., Osburn, W.N., Hardin, M.D., dan Bryan, N.S. (2009). A National
Survey of the Nitrite/Nitrate Concentrations in Cured Meat Products and
Non-meat Foods Available at Retail – NPB #08-124. Research Report
Human Nutrition. 08: 44.
Lundberg, J. O. (2009). Cardiovascular Prevention by Dietary Nitrate And Nitrite.
AJP-Heart Circ Physiol.Vol. 296: 1221-1223.
Manampiring, A. E. (2009). Studi Kandungan Nitrat (NO-3) Pada Sumber Air
Minum Masyarakat Kelurahan Rurukan Kecamatan Tomohon Timur Kota
Tomohon. Karya Ilmiah. Departemen Pendidikan Nasional RI Fakultas
Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado. Hal. 6-7.
Masfria., Muchlisyam., Nurmadjuzita., Nurbaya, S., Pardede, T.P., Dalimunthe,
C.A., Permata, Y.M. (2013). Buku Ajar Kimia Analisis I. Medan: USU
Press. Hal. 34-35.
Permenkes R. I. (2010). Persyaratan Kualitas Air Minum. Peraturan Menteri
Kesehatan RI No. 492/ Menkes/ Per/ IV/ 2010. Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
Prabowo, R. Dan Dewi, N. K. (2016). Kandungan Nitrit pada Air Sumur Gali di
Kelurahan Meteseh, Kecamatan Tembalang Kota Semarang. Bioma. Vol.
23, No. 2. Hal. 57.
Setiowati., Roto., Wahyuni, E. T. (2016). Monitoring Kadar Nitrit dan Nitrat pada
Air Sumur di Daerah Catur Tunggal Yogyakarta dengan Metode
Spektrofotometri UV-VIS. J. Manusia dan Lingkungan. Vol. 23, No. 2.
Hal. 143-148.
SNI. (2004). Air dan Air Limbah – Bagian 9: Cara Uji Nitrit secara
Spektrofotometri. Badan Standardisasi Nasional. SNI 06-6989-2004. Hal.
5.
SNI. (2006). Air Minum dalam Kemasan. Persyaratan Mutu Air Minum sesuai
Syarat Mutu SNI. Badan Standardisasi Nasional. SNI 01-3553-2006. Hal.
52.
Soeparno. (1998). Ilmu dan Teknologi Daging. Cetakan Ketiga. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press. Hal. 233-235.
46
Universitas Sumatera Utara
Sudjana. (2002). Metoda Statistika. Cetakan Kedua. Edisi Keenam. Bandung:
Tarsito. Hal. 168.
Sukar, A., Tugaswati, T., Inswiasri. (1991). Evaluasi Pencemaran Nitrat-Nitrit
pada Air Minum PDAM di DKI Jakarta. Bul. Peneliti. Kasehat. 19(2): 3136.
Svehla, G. (1979). Vogel’s Textbook of Macro and Semimicro Qualitative
Inorganic Analysis. Bagian II. Penerjemah: Setiono, L dan Pudjaatmaka.
A. H. (1985). Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan
Semimikro. Jakarta: PT. Kalman Media Pustaka. Hal. 332.
Tanty, H. (2010). Kandungan Zat Kimia Anorganik pada Beberapa Proses Filtrasi
Air Minum Isi Ulang dan Kemasan dengan menggunakan One-Way
Annova. ComTech. Vol. 1 No. 1: 48-60.
Walters, C. L. (1996). Nitrate and Nitrite in Foods. Dalam: Hill, M. Nitrates and
Nitrites in Food and Water. Cambridge, England: Woodhead Publishing
Limited. Hal. 96-97.
WHO. (2011). Nitrate and Nitrite in Drinking Water.Background document for
development of WHO Guidelines for Drinking-water Quality.
WHO/SDE/WSH/07.01/16/Rev/I English only. Hal. 3.
47
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 1. Gambar Sampel Air Minum
b
a
c
d
Gambar 1. a: Air PDAM Rantauprapat Kec. Rantau Utara
b:Air PDAM Rantauprapat Kec. Rantau Selatan
c:Air Sumur Bor Kec. Rantau Utara
d: Air Sumur Galian Kec. Rantau Utara
48
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 1. (lanjutan)
a
c
b
d
Gambar 2. a: Air minum isi ulang Gemilang
b: Air minum isi ulang Surya
c: Air minum isi ulang Mutiara
d: Air minum isi ulang Paris
49
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 1. (lanjutan)
a
b
Gambar 3. a:Air Sumur Galian Kec. Rantau Selatan
b:Air Sungai Bilah Rantauprapat
50
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 2. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian
Gambar 4.Alat Spektrofotometri Sinar Tampak
Gambar 5.Neraca Analitik
51
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 3. Uji kualitatif Nitrit dan Nitrat
S0
Gambar 6. Uji kualitatif nitrit dengan penambahan pereaksi Asam Sulfanilat dan
N-(1-naftil) etilendiamin dihidroklorida
Keterangan :
S0: Baku nitrit
S1: Air PDAM Kec. Rantau Utara
S2: Air PDAM Kec. Rantau Selatan
S3: Air Sumur Bor Kec. Rantau Utara
S4: Air Sumur Galian Kec. Rantau Utara
S5: Air minum isi ulang Gemilang
S6: Air minum isi ulang Surya
S7: Air minum isi ulang Mutiara
S8: Air minum isi ulang Paris
S9: Air sumur galian Kec. Rantau Selatan
S10: Air sungai Rantauprapat
S11: Air sumur bor Kec. Rantau Utara yang dipanaskan
52
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 3. (lanjutan)
a
b
c
d
e
f
Gambar 7. Ujikualitatif nitrat dengan penambahan NaOH dan serbuk Zn lalu
dipanaskan akan mengubah lakmus merah menjadi biru
Keterangan:
a: Air PDAM Kec. Rantau Utara
b: Air PDAM Kec. Rantau Selatan
c: Air sumur bor kec. Rantau Utara
d: Air sumur galian Kec. Rantau Utara
e: Air minum isi ulang Gemilang
f: Air minum isi ulang Surya
53
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 3. (lanjutan)
a
b
c
d
e
Gambar 8. a:Air minum isi ulang Mutiara
b:Air minum isi ulang Paris
c:Air sumur bor kec. Rantau Utara yang
dipanaskan
d:Air Sumur Galian Kec. Rantau Selatan
e: Air Sungai Rantauprapat
54
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4. Bagan Alir Pembuatan Larutan Induk Baku Nitrit, Penentuan
Panjang Gelombang Maksimum, Waktu Kerja, dan Kurva
Kalibrasi Nitrit Baku
Natrium Nitrit
 ditimbang 100 mg
 dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 mL
 dilarutkan dan dicukupkan dengan air suling
sampai garis tanda
LIB I Nitrit (C= 1000 µg/mL)
 Dipipet 1 mL
 Dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 mL
 dilarutkan dan dicukupkan dengan air suling
sampai garis tanda
LIB II Nitrit (C= 10 µg/mL)
 Dipipet 4 mL
 Dipipet 4 mL
 Dimasukkan ke
dalam labu tentukur
50 Ml
 Ditambahkan 2,5
mL asam sulfanilat,
kocok selama 5
menit kemudian
tambahkan 2,5 mL
N-(1-naftil)
etilendiamin
 Dimasukkan ke
dalam labu
tentukur 50 mL
 Ditambahkan 2,5
mL asam
sulfanilat, kocok
selama 5 menit
kemudian
tambahkan 2,5 mL
N-(1-naftil)
etilendiamin
 Dihomogenkan dan  Dihomogenkan
dicukupkan dengan
dan dicukupkan
air suling
dengan air suling
 Diukur serapan
 Diukur serapan
maksimum pada
pada panjang
panjang gelombang
gelombang 540
400-800 nm
nm setiap menit
selama 60
Waktu Operasional
 Dipipet masing-masing
0,5; 1; 1,5; 2; 2,5 dan
3mL
 Dimasukkan ke dalam
labu tentukur 50 mL
 Ditambahkan 2,5 mL
asam sulfanilat, kocok
selama 5 menit kemudian
tambahkan 2,5 mL N-(1naftil) etilendiamin
 Dihomogenkan dan
dicukupkan dengan air
suling
 Diukur masing-masing
serapan pada panjang
gelombang 540 nm pada
menit ke-9
 Dibuat kurva kalibrasi
Persamaan
Regresi
Lamda Maksimum
55
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 5.Bagan Alir Penentuan Kadar Nitrat dan Nitrit Sampel
Sampel
 diambil 50 ml sampel
 disaring dengan kertas saring
 dibuang 10 mL filtrat pertama
 diambil 35 mL filtrat dan dimasukkan ke dalam labu
tentukur 50 mL
 ditambahkan 2,5 mL asam sulfanilat, dikocok, diamkan
selama 5 menit kemudian ditambahkan 2,5 mL N-(1naftil) etilendiamin dihidroklorida
 dicukupkan dengan air suling sampai garis tanda
 diukur serapan pada panjang gelombang 540 nm pada
menit ke-9
Nilai Absorbansi
 dihitung dengan persamaan regresi Y= ax + b
Kadar Nitrit
56
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 5. (Lanjutan)
Sampel
 diambil 50 ml sampel
 disaring dengan kertas saring
 dibuang 10 mL filtrat pertama
 diambil 35 mL filtrat dan dimasukkan ke dalam labu
tentukur 50 mL
 ditambahkan sedikit logam Zn (0,1g) dikocok, lalu
ditambah HCl encer 1N dan didiamkan selama 10 menit
 ditambahkan 2,5 mL asam sulfanilat, dikocok, diamkan
selama 5 menit kemudian ditambahkan 2,5 mL N-(1naftil) etilendiamin dihidroklorida
 dicukupkan dengan air suling sampai garis tanda
 diukur serapan pada panjang gelombang 540 nm pada
menit ke-9
Nilai Absorbansi
 dihitung dengan persamaan regresi Y= ax + b
Kadar Nitrat
57
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 6. Kurva Panjang Gelombang Maksimum Nitrit Baku
58
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 7. Penentuan Waktu Kerja
Time ( Minute)
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
33
34
35
36
37
38
39
Raw Data
0,5034
0,5032
0,5033
0,5027
0,5025
0,5025
0,5022
0,5016
0,5016
0,5013
0,5013
0,5013
0,5009
0,5010
0,5009
0,5010
0,5009
0,5007
0,5010
0,5007
0,5008
0,5010
0,5012
0,5011
0,5011
0,5014
0,5013
0,5013
0,5013
0,5015
0,5014
0,5014
0,5013
0,5013
0,5012
0,5011
0,5013
0,5012
0,5013
59
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 7. (Lanjutan)
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
0,5012
0,5009
0,5010
0,5014
0,5012
0,5011
0,5012
0,5013
0,5014
0,5013
0,5013
0,5014
0,5015
0,5013
0,5013
0,5015
0,5014
0,5015
0,5016
0,5016
0,5016
60
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 8. Data Kurva Kalibrasi Nitrit Baku dan Nitrat Baku, Persamaan
Regresi, dan Koefisien Korelasi
Kalibrasi Serapan Nitrit pada Panjang Gelombang 540 nm
NO
Konsentrasi (X)
Absorbansi (Y)
1
0,0000
0,0000
2
0,1000
0,0516
3
0,2000
0,1016
4
0,3000
0,1561
5
0,4000
0,2142
6
0,5000
0,2637
Perhitungan Persamaan Garis Regresi
a
No.
X
Y
XY
X2
Y2
1.
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
2.
0,1000
0,0516
0,0052
0,1000
0,0027
3.
0,2000
0,1016
0,0203
0,4000
0,0103
4.
0,3000
0,1561
0,0468
0,9000
0,0244
5.
0,4000
0,2142
0,0857
0,1600
0,0459
6.
0,5000
0,2637
0,1319
0,2500
0,0695
ƩX= 1,500
ƩY= 0,7872
ƩXY=0,2898
ƩX2=0,5500
ƩY2=0,1528
= 0,2500
Ȳ= 0,1312
=
–
61
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 8. (Lanjutan)
=
=
=
= 0,5317
Ȳ
= aX + b
b
=Ȳ-a
= 0,1312 – 0,5317 (0,2500)
= 0,1312 – 0,1329
= -0,00173
r
=
–
=
=
=
=
= 0,99974
Maka, koefisien korelasi dari data kalibrasi serapan nitrit pada panjang gelombang
540 nm adalah 0,99974.
62
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 9.Perhitungan Batas Deteksi (Limit of Detection, LOD) dan Batas
Kuantitasi (Limit of Quantitation, LOQ) Nitrit
Persamaan garis regresi nitrit adalah Ȳ = 0,53167x – 0,00173
No.
X
Y
Yi
Y-Yi
(Y-Yi)2
1.
0,0000
0,0000
-0,00173
0,0017
0,00000289
2.
0,1000
0,0516
0,05143
0,00016
0,00000003
3.
0,2000
0,1016
0,10460
-0,0030
0,00000902
4.
0,3000
0,1561
0,15777
-0,0017
0,00000279
5.
0,4000
0,2142
0,21094
0,0033
0,00001064
6.
0,5000
0,2637
0,26411
-0,0004
0,00000016
Ʃ(Y-Yi)2
Simpangan Baku =
0,00002564
0,002532mg/L
0,014278mg/L
Batas Deteksi =
Batas Kuantitas =
0, 04762mg/L
63
Universitas Sumatera Utara
Lampiran10. Contoh Perhitungan Kadar Nitrit Air PDAM Kec. Rantau Utara
Volume sampel
= 35 ml
Absorbansi analisis nitrit (540 nm) = 0,0020
Persamaan regresi pada absorbansi maksimum dengan panjang gelombang
nitrit pada λ 540 nm: Y = 0,53167X – 0,00173
Konsentrasi Nitrit
:
= 0,53167X – 0,00173
Y
0,0020 = 0,53167X – 0,00173
X
Kadar Nitrit dalam sampel
= 0,0070
=
X
: kadar nitrit sesudah pengenceran (mg /L)
V
: volume larutan pengenceran (ml)
Fp
: faktor pengenceran
Kadar Nitrit dalam sampel
=
= 0,0100 mg/L
= 0,0100 mg/L
Dengan cara yang sama dapat dihitung kadar nitrit pada semua sampel.
64
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 11. Contoh Perhitungan Kadar Nitrat Air PDAM Kec. Rantau
Utara
Volume sampel
= 35 ml
Absorbansi analisis nitrit (540 nm) = 0,0453
Persamaan regresi pada absorbansi maksimum dengan panjang gelombang
nitrit pada λ 540 nm: Y = 0,53167X – 0,00173
Y = 0,53167X – 0,00173
Konsentrasi Nitrit:
0,0453 = 0,53167X – 0,00173
X = 0,0884
Kadar Nitrit dalam sampel
=
X
: kadar nitrit sesudah pengenceran (mg /L)
V
: volume larutan pengenceran (ml)
Fp
: faktor pengenceran
Kadar Nitrit dalam sampel
=
= 0,1263mg/L
Kadar nitrit dari reduksi nitrat = Kadar total nitrit sesudah reduksi – Kadar
nitrit sebelum reduksi
= 0,1263mg/L– 0,0100 mg/L
= 0,1163 mg/L
65
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 11. (Lanjutan)
Karena hasil pembacaan alat spektrofotometer untuk nitrat adalah
sebagai nitrit. Oleh sebab itu hasil pembacaan harus dikonfersikan.
=
=
NO3 =
NO3 =
Kadar nitrat = kadar nitrit dari reduksi nitrat x 1,3478
= 0,1163 mg/L x 1,3478
= 0,1567mg/L
Dengan cara yang sama dapat dihitung kadar nitrit pada semua sampel.
66
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 12. Data Statistik Kadar Nitrit dan Nitrat Air di Kota Rantauprapat
No
Sampel
Kadar Nitrit
(mg/L)
Kadar Nitrat
(mg/L)
1.
Air PDAM Rantauprapat
Kecamatan Rantau Utara
0,0106 ± 0,0008
0,0091
2.
Air PDAM Rantauprapat
Kecamatan Rantau Selatan
0,0021
0,0023
3.
Air Sungai Rantauprapat
0,0033
0,0042
4.
Air Sumur Galian
Kecamatan Rantau Utara
0,0026
0,0,4944
5.
Air Minum Isi Ulang
Gemilang
6.
Air Minum Isi Ulang
Surya
7.
Air Minum Isi Ulang
Mutiara
0,0294
0,4683
8.
Air Minum Isi Ulang Paris
0,2610
0,0122
9.
Air Sumur Galian
Kecamatan Rantau Selatan
0,0731
0,1567
10.
Air Sumur Bor Kecamatan
Rantau Utara
0,0019
0,0630
11.
Air Sumur Bor Kecamatan
Rantau Utara yang telah
dipanaskan
0,0039
0,0232
0,0047
0,0317
67
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 13. Analisis Data Statistik untuk Menghitung Kadar Nitrit Air
PDAM Kec. Rantau Utara
( -X)2
No
Absorban
Jumlah Nitrit (mg/L)
1
0,0020
0,0100
0,00063
0,000000393073
2
0,0024
0,0111
-0,00045
0,000000200547
3
0,0022
0,0106
0,00009
0,0000000008022
4
0,0025
0,0114
-0,00072
0,000000513401
5
0,0022
0,0106
0,00009
0,0000000008022
6
0,0021
0,0103
0,00036
0,000000128350
-X
∑= 0,0000012514
= 0,0106
SD
=
=
=
= 0,0005 mg/L
Pada interval kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01, dk = n-1= 5, maka
t(α/2,dk) = 4,0321. Data diterima jika t hitung < t tabel.
t hitung 1
=
= 3,0863
t hitung 2
=
= 2,2045
t hitung 3
=
= 0,4409
t hitung 4
=
= 3,5272
t hitung 5
=
= 0,4409
t hitung 6
=
= 1,7636
Kadar nitrit AirPDAM Kec. Rantau Utara:
µ =
(α/2, dk)
x SD/
)
= 0,0106 mg/L ± (4,0321 x 0,0005 /
= 0,0106
)
± 0,0008 mg/L
68
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 14.Analisa Data Statistik Untuk Menghitung Kadar Nitrit Air
PDAM Kec. Rantau Selatan
Jumlah Nitrit (mg/L)
( -X)2
No
Absorban
1
0,0038
0,0149
-0,00125
0,0000015625
2
0,0040
0,0154
-0,00175
0,0000030625
3
0,0030
0,0127
0,00095
0,0000009025
4
0,0027
0,0119
0,00175
0,0000030625
5
0,0032
0,0133
0,00035
0,0000001225
6
0,0034
0,0137
-0,00005
0,0000000025
-X
∑ = 0,00000871
= 0,0136
SD =
=
= 0,0013 mg/L
Pada interval kepercayaan 99 % dengan nilai α = 0,01, dk = n-1 = 5, maka
= 4,0321
(α/2, dk)
Data diterima jika t hitung < t tabel
t hitung =
t hitung 1
= 2,3552
t hitung 2
= 3,2973
t hitung 3
= 1,79
t hitung 4
= 3,2973
t hitung 5
= 0,6594
t hitung 6
= 0,0942
Kadar nitrit AirPDAM Kec. Rantau Selatan:
)
µ =
(α/2, dk) x SD/
=
=
(4,0321 x0,0013/
))
0,0021
69
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 15.Analisa Data Statistik Untuk Menghitung Kadar Nitrit Air
Sumur Bor Kec. Rantau Utara
Jumlah Nitrit (mg/L)
( -X)2
No
Absorban
1
0,0180
0,053
-0,0019
0,00000361
2
0,0166
0,0497
0,0014
0,00000196
3
0,0177
0,0521
-0,0001
0,00000001
4
0,0166
0,0497
0,0014
0,00000196
5
0,0172
0,0509
0,0002
0,00000004
6
0,0173
0,0511
0,0001
0,00000001
-X
∑ = 0,00000758
= 0,0511
SD =
=
= 0,0012 mg/L
Pada interval kepercayaan 99 % dengan nilai α = 0,01, dk = n-1 = 5, maka
= 4,0321
(α/2, dk)
Data diterima jika t hitung < t tabel
t hitung =
t hitung 1
= 3,8783
t hitung 2
= 2,8577
t hitung 3
= 0,2041
t hitung 4
= 2,8577
t hitung 5
= 0,4082
t hitung 6
= 0,2040
Kadar nitrit Air Sumur Bor Kec. Rantau Utara:
µ =
=
=
(α/2, dk)
x SD/
)
(4,0321 x0,0012/
))
0,0019
70
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 16.Analisa Data Statistik Untuk Menghitung Kadar Nitrit Air
Sumur Galian Kec. Rantau Utara
Jumlah Nitrit (mg/L)
( -X)2
No
Absorban
1
0,1334
0,363
0,00005
0,0000000025
2
0,1332
0,3626
0,00045
0,0000002025
3
0,1325
0,3607
0,00235
0,0000055225
4
0,1335
0,3633
-0,00025
0,0000000625
5
0,1334
0,363
0,00005
0,0000000025
6
0,1344
0,3657
-0,00255
0,0000070225
-X
∑ = 0,000012815
= 0,36305
SD =
=
= 0,0016 mg/L
Pada interval kepercayaan 99 % dengan nilai α = 0,01, dk = n-1 = 5, maka
= 4,0321
(α/2, dk)
Data diterima jika t hitung < t tabel
t hitung =
t hitung 1
= 0,0765
t hitung 2
= 0,6889
t hitung 3
= 2,5560
t hitung 4
= 3,5976
t hitung 5
= 0,0765
t hitung 6
= 3,9038
Kadar nitrit Air Sumur Galian Kec. Rantau Utara:
µ =
=
=
(α/2, dk)
x SD/
)
(4,0321 x0,0016/
))
0,0026
71
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 17.Analisa Data Statistik Untuk Menghitung Kadar Nitrit Air
Minum Isi Ulang Gemilang
Jumlah Nitrit (mg/L)
( -X)2
No
Absorban
1
-0,0031
-0,0037
-0,0009
0,00000081
2
-0,0038
-0,0056
0,001
0,000001
3
-0,0044
-0,0071
-0,0029
0,00000841
4
-0,0016
-0,003
-0,0016
0,00000256
5
-0,0031
-0,0056
0,001
0,000001
6
-0,0027
-0,0026
-0,002
0,000004
-X
∑ = 0,00001778
= -0,0046
SD =
=
= 0,0018 mg/L
Pada interval kepercayaan 99 % dengan nilai α = 0,01, dk = n-1 = 5, maka
= 4,0321
(α/2, dk)
Data diterima jika t hitung < t tabel
t hitung =
t hitung 1
= 1,2247
t hitung 2
= 1,3608
t hitung 3
= 3,9463
t hitung 4
= 2,1773
t hitung 5
= 1,3608
t hitung 6
= 2,7216
Kadar nitrit Air Minum Isi Ulang Gemilang:
µ =
=
=
(α/2, dk)
x SD/
)
(4,0321 x0,0018/
))
0,0029
72
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 18.Analisa Data Statistik Untuk Menghitung Kadar Nitrit Air
Minum Isi Ulang Surya
Jumlah Nitrit (mg/L)
( -X)2
No
Absorban
1
0,0006
0,0008
-0,02
0,0004
2
-0,0026
-0,0037
-0,0229
0,00052441
3
-0,0033
-0,0043
-0,0235
0,00055225
4
-0,0031
-0,0037
-0,0229
0,00052441
5
-0,0033
-0,0043
-0,0235
0,00055225
6
-0,0032
-0,0040
-0,0232
0,00053824
-X
∑ = 0,00793572
= -0,0192
SD =
=
= 0,0398 mg/L
Pada interval kepercayaan 99 % dengan nilai α = 0,01, dk = n-1 = 5, maka
= 4,0321
(α/2, dk)
Data diterima jika t hitung < t tabel
t hitung =
t hitung 1
= 1,2308
t hitung 2
= 1,4135
t hitung 3
= 1,4506
t hitung 4
= 1,4135
t hitung 5
= 1,4506
t hitung 6
= 1,4320
Kadar nitrit Air Minum Isi Ulang Surya :
µ =
=
=
(α/2, dk)
x SD/
)
(4,0321 x0,0398/
))
0,0655
73
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 19.Analisa Data Statistik Untuk Menghitung Kadar Nitrit Air
Minum Isi Ulang Mutiara
Jumlah Nitrit (mg/L)
( -X)2
No
Absorban
1
0,0019
0,0097
0,0198
0,00039204
2
0,0017
0,0093
0,0202
0,00040804
3
0,0022
0,0106
0,0189
0,00035721
4
0,0052
0,0186
0,0109
0,00011881
5
0,0043
0,0161
0,0134
0,00017956
6
0,0047
0,0173
0,0122
0,00014884
-X
∑ = 0,00160406
= 0,0295
SD =
=
= 0,0179 mg/L
Pada interval kepercayaan 99 % dengan nilai α = 0,01, dk = n-1 = 5, maka
= 4,0321
(α/2, dk)
Data diterima jika t hitung < t tabel
t hitung =
t hitung 1
= 2,7094
t hitung 2
= 2,7642
t hitung 3
= 2,5863
t hitung 4
= 1,4915
t hitung 5
= 1,8337
t hitung 6
= 1,6694
Kadar nitrit Air Minum Isi Ulang Mutiara:
µ =
=
=
(α/2, dk)
x SD/
)
(4,0321 x0,0179/
))
0,0294
74
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 20.Analisa Data Statistik Untuk Menghitung Kadar Nitrit Air
Minum Isi Ulang Paris
Jumlah Nitrit (mg/L)
( -X)2
No
Absorban
1
0,0056
0,0197
0,0944
0,00891136
2
0,0052
0,0186
0,0955
0,00912025
3
0,0040
0,0154
0,0987
0,00974169
4
0,0055
0,0194
0,0947
0,00896809
5
0,0043
0,0161
0,098
0,009604
6
0,0075
0,0249
0,0892
0,00795664
-X
∑ = 0,12591179
= 0,1141
SD =
=
= 0,1586 mg/L
Pada interval kepercayaan 99 % dengan nilai α = 0,01, dk = n-1 = 5, maka
= 4,0321
(α/2, dk)
Data diterima jika t hitung < t tabel
t hitung =
t hitung 1
= 1,4579
t hitung 2
= 1,4760
t hitung 3
= 1,5255
t hitung 4
= 1,4636
t hitung 5
= 1,5146
t hitung 6
= 1,3786
Kadar nitrit Air Minum Isi Ulang Paris:
µ =
=
=
(α/2, dk)
x SD/
)
(4,0321 x0,1586/
))
0,2610
75
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 21.Analisa Data Statistik Untuk Menghitung Kadar Nitrit Air
Sumur Galian Kec. Rantau Selatan
Jumlah Nitrit (mg/L)
( -X)2
No
Absorban
1
0,0018
0,0097
0,039
0,001521
2
0,0010
0,0073
0,0414
0,00171396
3
0,0014
0,0084
0,0403
0,00162409
4
0,0013
0,0081
0,0406
0,00164836
5
0,0010
0,0073
0,0414
0,00171396
6
0,0012
0,0079
0,0408
0,00166464
-X
∑ = 0,00988601
= 0,0487
SD =
=
= 0,0444 mg/L
Pada interval kepercayaan 99 % dengan nilai α = 0,01, dk = n-1 = 5, maka
= 4,0321
(α/2, dk)
Data diterima jika t hitung < t tabel
t hitung =
t hitung 1
= 2,1546
t hitung 2
= 2,2872
t hitung 3
= 2,2265
t hitung 4
= 2,2430
t hitung 5
= 2,2872
t hitung 6
= 2,2541
Kadar nitrit Air Sumur Galian Kec. Rantau Selatan:
µ =
=
=
(α/2, dk)
x SD/
)
(4,0321 x0,0444/
))
0,0731
76
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 22.Analisa Data Statistik Untuk Menghitung Kadar Nitrit Air
Sungai
Jumlah Nitrit (mg/L)
( -X)2
No
Absorban
1
0,0080
0,0261
-0,003016
0,0000091
2
0,0068
0,0229
0,00018
0,0000000324
3
0,0067
0,0227
0,00038
0,0000001444
4
0,0069
0,0231
-0,00002
0,0000000004
5
0,0066
0,0224
0,00068
0,0000004624
6
0,0062
0,0213
0,00178
0,0000031684
-X
∑ = 0,000012904
= 0,02308
SD =
=
= 1,6124 mg/L
Pada interval kepercayaan 99 % dengan nilai α = 0,01, dk = n-1 = 5, maka
= 4,0321
(α/2, dk)
Data diterima jika t hitung < t tabel
t hitung =
t hitung 1
= 3,3068
t hitung 2
= 1,7147
t hitung 3
= 3,0619
t hitung 4
= 0,7349
t hitung 5
= 2,3270
t hitung 6
= 0,3674
Kadar nitrit Air Sungai:
µ =
=
=
(α/2, dk)
x SD/
)
(4,0321 x0,0020/
))
0,0033
77
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 23.Analisa Data Statistik Untuk Menghitung Kadar Nitrit Air
Sumur Bor Kec. Rantau Utara yang di masak
Jumlah Nitrit (mg/L)
( -X)2
No
Absorban
1
0,0744
0,2044
0,0043
0,00001849
2
0,0757
0,2081
0,0006
0,00000036
3
0,0770
0,2114
-0,0027
0,00000729
4
0,0762
0,2094
-0,0007
0,00000049
5
0,0758
0,2083
0,0004
0,00000016
6
0,0766
0,2106
-0,0019
0,00000361
∑ = 0,0000304
= 0,2087
SD =
=
-X
= 0,0024 mg/L
Pada interval kepercayaan 99 % dengan nilai α = 0,01, dk = n-1 = 5, maka
= 4,0321
(α/2, dk)
Data diterima jika t hitung < t tabel
t hitung =
t hitung 1
= 3,3068
t hitung 2
= 1,7147
t hitung 3
= 3,0619
t hitung 4
= 0,7349
t hitung 5
= 2,3270
t hitung 6
= 0,3674
Kadar nitrit Air Sumur Bor Kec. Rantau Utara yang telah dimasak :
µ =
=
=
(α/2, dk)
x SD/
)
(4,0321 x0,0024/
))
0,0039
78
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 24.Analisa Data Statistik Untuk Menghitung Kadar Nitrat Air
PDAM Rantauprapat Kec. Rantau Utara
Jumlah Nitrat (mg/L)
( -X)2
No
Absorban
1
0,0453
0,1567
-0,008
0,000064
2
0,0450
0,1540
-0,0053
0,00002809
3
0,0431
0,1480
0,0007
0,00000049
4
0,0429
0,1462
0,0025
0,00000625
5
0,0415
0,1425
0,0062
0,00003844
6
0,0421
0,1450
0,0037
0,00001369
-X
∑ = 0,00015096
= 0,1487
SD =
=
= 0,0055 mg/L
Pada interval kepercayaan 99 % dengan nilai α = 0,01, dk = n-1 = 5, maka
= 4,0321
(α/2, dk)
Data diterima jika t hitung < t tabel
t hitung =
t hitung 1
= 3,5628
t hitung 2
= 2,3604
t hitung 3
= 0,3117
t hitung 4
= 1,1134
t hitung 5
= 2,7612
t hitung 6
= 2,5385
Kadar nitrat Air PDAM Rantauprapat Kec. Rantau Utara:
µ =
=
=
(α/2, dk)
x SD/
)
(4,0321 x0,0055/
))
0,0091
79
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 25.Analisa Data Statistik Untuk Menghitung Kadar Nitrat Air
PDAM Rantauprapat Kec. Rantau Selatan
Jumlah Nitrat (mg/L)
( -X)2
No
Absorban
1
0,0182
0,0522
0,0018
0,00000324
2
0,0185
0,0526
0,0014
0,00000196
3
0,0181
0,0545
-0,0005
0,00000025
4
0,0182
0,0559
-0,0019
0,00000361
5
0,0183
0,0547
-0,0007
0,00000049
6
0,0182
0,0539
0,0001
0,00000001
-X
∑ = 0,00000956
= 0,0540
SD =
=
= 0,0014 mg/L
Pada interval kepercayaan 99 % dengan nilai α = 0,01, dk = n-1 = 5, maka
= 4,0321
(α/2, dk)
Data diterima jika t hitung < t tabel
t hitung =
t hitung 1
= 3,1493
t hitung 2
= 2,4518
t hitung 3
= 0,8756
t hitung 4
= 3,3274
t hitung 5
= 1,2259
t hitung 6
= 0,1751
Kadar nitrat Air PDAM Rantauprapat Kec. Rantau Selatan:
µ =
=
=
(α/2, dk)
x SD/
)
(4,0321 x0,0014/
))
0,0023
80
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 26.Analisa Data Statistik Untuk Menghitung Kadar Nitrat Air
Sumur Bor Kec. Rantau Utara
Jumlah Nitrat (mg/L)
( -X)2
No
Absorban
1
1,5973
5,7195
-0,01945
0,0003783025
2
1,5927
5,7674
-0,06739
0,0045414121
3
1,5892
5,6912
0,0089
0,00007921
4
1,5866
5,6850
0,0151
0,00022801
5
1,5836
5,6729
0,0272
0,00073984
6
1,5815
5,6643
0,0358
0,00128164
-X
∑ = 0,0072484146
= 5,7001
SD =
=
= 0,0381 mg/L
Pada interval kepercayaan 99 % dengan nilai α = 0,01, dk = n-1 = 5, maka
= 4,0321
(α/2, dk)
Data diterima jika t hitung < t tabel
t hitung =
t hitung 1
= 1,2505
t hitung 2
= 4,3198
t hitung 3
= 0,5721
t hitung 4
= 0,9679
t hitung 5
= 1,7435
t hitung 6
= 2,2948
Kadar nitrat Air Sumur Bor Kec. Rantau Utara:
µ =
=
=
(α/2, dk)
x SD/
)
(4,0321 x0,0381/
))
0,0630
81
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 27.Analisa Data Statistik Untuk Menghitung Kadar Nitrat Air
Sumur Galian Kec. Rantau Utara
Jumlah Nitrat (mg/L)
( -X)2
No
Absorban
1
0,6861
2,0019
-0,0225
0,00050625
2
0,6852
1,9989
-0,0195
0,00038025
3
0,6844
1,9988
-0,0194
0,00037636
4
0,6834
1,9916
-0,0122
0,00014884
5
0,6831
2,4310
-0,4516
0,20394256
6
0,6826
1,4544
0,525
0,275625
∑ = 0,48097926
= 1,9794
SD =
=
-X
= 0,3102 mg/L
Pada interval kepercayaan 99 % dengan nilai α = 0,01, dk = n-1 = 5, maka
= 4,0321
(α/2, dk)
Data diterima jika t hitung < t tabel
t hitung =
t hitung 1
= 0,0177
t hitung 2
= 0,1540
t hitung 3
= 0,1532
t hitung 4
= 0,0963
t hitung 5
= 3,5665
t hitung 6
= 4,1462
Kadar nitrat AirSumur Galian Kec. Rantau Utara:
µ =
=
=
(α/2, dk)
x SD/
)
(4,0321 x0,3102/
))
0,0,4944
82
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 28.Analisa Data Statistik Untuk Menghitung Kadar Nitrat Air
Minum Isi Ulang Gemilang
Jumlah Nitrat (mg/L)
( -X)2
No
Absorban
1
0,0427
0,1659
0,0018
0,00000324
2
0,0430
0,1697
-0,0020
0,000004
3
0,0433
0,1698
-0,0021
0,00000441
4
0,0432
0,1636
0,0041
0,00001681
5
0,0434
0,1710
-0,0033
0,00001089
6
0,0432
0,1665
0,0012
0,00000144
-X
∑ = 0,00004079
= 0,1677
SD =
=
= 0,0028 mg/L
Pada interval kepercayaan 99 % dengan nilai α = 0,01, dk = n-1 = 5, maka
= 4,0321
(α/2, dk)
Data diterima jika t hitung < t tabel
t hitung =
t hitung 1
= 1,5436
t hitung 2
= 1,7152
t hitung 3
= 1,8010
t hitung 4
= 3,5162
t hitung 5
= 2,8301
t hitung 6
= 1,0291
Kadar nitrat Air Minum Isi Ulang Gemilang:
µ =
(α/2, dk)
x SD/
)
=
(4,0321 x0,0028/
=
0,0047
))
83
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 29.Analisa Data Statistik Untuk Menghitung Kadar Nitrat Air
Minum Isi Ulang Surya
Jumlah Nitrat (mg/L)
( -X)2
No
Absorban
1
0,0395
0,1484
0,001
0,000001
2
0,0398
0,1554
-0,006
0,000036
3
0,0402
0,1577
-0,0083
0,00006889
4
0,0405
0,1578
-0,0084
0,00007056
5
0,0406
0,1590
-0,0096
0,00009216
6
0,0408
0,1181
0,0313
0,00097969
∑ = 0,00186299
= 0,1494
SD =
=
-X
= 0,0193 mg/L
Pada interval kepercayaan 99 % dengan nilai α = 0,01, dk = n-1 = 5, maka
= 4,0321
(α/2, dk)
Data diterima jika t hitung < t tabel
t hitung =
t hitung 1
= 0,1268
t hitung 2
= 0,7614
t hitung 3
= 1,0532
t hitung 4
= 1,0659
t hitung 5
= 1,2182
t hitung 6
= 3,9720
Kadar nitrit Air Minum Isi Ulang Surya:
µ =
=
=
(α/2, dk)
x SD/
)
(4,0321 x0,0193/
))
0,0317
84
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 30.Analisa Data Statistik Untuk Menghitung Kadar Nitrat Air Isi
Minum Ulang Mutiara
Jumlah Nitrat (mg/L)
( -X)2
No
Absorban
1
0,0174
0,0562
0,2533
0,06416089
2
0,0181
0,0590
0,2505
0,06275025
3
0,0183
0,0585
0,251
0,063001
4
0,0184
0,0478
0,2717
0,07382089
5
0,0185
0,0516
0,2579
0,06651241
6
0,0182
0,0364
0,2731
0,07458351
∑ = 0,40482905
= 0,3095
SD =
=
-X
= 0,2845 mg/L
Pada interval kepercayaan 99 % dengan nilai α = 0,01, dk = n-1 = 5, maka
= 4,0321
(α/2, dk)
Data diterima jika t hitung < t tabel
t hitung =
t hitung 1
= 2,1805
t hitung 2
= 2,1565
t hitung 3
= 2,1608
t hitung 4
= 1,8681
t hitung 5
= 2,2202
t hitung 6
= 2,3510
Kadar nitrat Air Minum Isi Ulang Mutiara:
µ =
=
=
(α/2, dk)
x SD/
)
(4,0321 x0,2845/
))
0,4683
85
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 31.Analisa Data Statistik Untuk Menghitung Kadar Nitrat Air
Minum Isi Ulang Paris
Jumlah Nitrat (mg/L)
( -X)2
No
Absorban
1
0,0535
0,1735
-0,0008
0,00000064
2
0,0527
0,1722
0,0005
0,00000025
3
0,0531
0,1777
-0,0056
0,00003136
4
0,0527
0,1710
0,0011
0,00000121
5
0,0530
0,1764
-0,0043
0,00001849
6
0,0531
0,1651
0,0076
0,00005776
∑ = 0,00027522
= 0,1727
SD =
=
-X
= 0,0074 mg/L
Pada interval kepercayaan 99 % dengan nilai α = 0,01, dk = n-1 = 5, maka
= 4,0321
(α/2, dk)
Data diterima jika t hitung < t tabel
t hitung =
t hitung 1
= 0,2641
t hitung 2
= 0,1655
t hitung 3
= 1,8543
t hitung 4
= 0,3642
t hitung 5
= 1,4238
t hitung 6
= 2,5165
Kadar nitrat Air Minum Isi Ulang Paris:
µ =
=
=
(α/2, dk)
x SD/
)
(4,0321 x0,0074/
))
0,0122
86
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 32.Analisa Data Statistik Untuk Menghitung Kadar Nitrat Air
Sumur Galian Kec. Rantau Selatan
Jumlah Nitrat (mg/L)
( -X)2
No
Absorban
1
0,2486
0,8939
-0,0396
0,0015681
2
0,2485
0,8964
-0,0421
0,00177241
3
0,2478
0,8922
-0,0379
0,00143641
4
0,2475
0,8916
-0,0373
0,00139129
5
0,2472
0,8918
-0,0375
0,00149625
6
0,2469
0,6601
0,1942
0,03771364
∑ = 0,0453781
= 0,8543
SD =
=
-X
= 0,0952 mg/L
Pada interval kepercayaan 99 % dengan nilai α = 0,01, dk = n-1 = 5, maka
= 4,0321
(α/2, dk)
Data diterima jika t hitung < t tabel
t hitung =
t hitung 1
= 1,0181
t hitung 2
= 0,0421
t hitung 3
= 0,9752
t hitung 4
= 0,9598
t hitung 5
= 0,9650
t hitung 6
= 4,9974
Kadar nitrat Air Sumur Galian Kec. Rantau Selatan:
µ =
=
=
(α/2, dk)
x SD/
)
(4,0321 x0,0952/
))
0,1567
87
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 33.Analisa Data Statistik Untuk Menghitung Kadar Nitrat Air
Sungai
Jumlah Nitrat (mg/L)
( -X)2
No
Absorban
1
0,0203
0,0447
0,0046
0,00002116
2
0,0205
0,0490
0,0003
0,00000009
3
0,0206
0,0501
-0,0008
0,00000064
4
0,0206
0,0497
-0,0004
0,00000016
5
0,0205
0,0505
-0,0012
0,00000144
6
0,0206
0,0522
-0,0029
0,00000841
∑ = 0,0000319
= 0,0493
SD =
=
-X
= 0,0025 mg/L
Pada interval kepercayaan 99 % dengan nilai α = 0,01, dk = n-1 = 5, maka
= 4,0321
(α/2, dk)
Data diterima jika t hitung < t tabel
t hitung =
t hitung 1
= 4,4609
t hitung 2
= 0,2912
t hitung 3
= 0,7766
t hitung 4
= 0,3883
t hitung 5
= 1,1650
t hitung 6
= 2,8155
Kadar nitrat Air Sungai:
µ =
=
=
(α/2, dk)
x SD/
)
(4,0321 x0,0025/
))
0,0042
88
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 34.Analisa Data Statistik Untuk Menghitung Kadar Nitrat Air
Sumur Bor Kec. Rantau Utara yang telah dimasak
Jumlah Nitrat (mg/L)
( -X)2
No
Absorban
1
2,4326
8,5404
-0,0206
0,00042436
2
2,4314
8,5311
-0,0113
0,00012769
3
2.4303
8,5228
-0,003
0,000009
4
2,4267
8,5123
0,0068
0,00004626
5
2,4254
8,5091
0,0107
0,00011449
6
2,4246
8,5033
0,0165
0,00027225
-X
∑ = 0,00099405
= 8,5198
SD =
=
= 0,0141 mg/L
Pada interval kepercayaan 99 % dengan nilai α = 0,01, dk = n-1 = 5, maka
= 4,0321
(α/2, dk)
Data diterima jika t hitung < t tabel
t hitung =
t hitung 1
= 3,5826
t hitung 2
= 1,9652
t hitung 3
= 0,5217
t hitung 4
= 1,1826
t hitung 5
= 1,8608
t hitung 6
= 2,8695
Kadar nitrat Air Sumur Bor yang telah dimasak:
µ =
=
=
(α/2, dk)
x SD/
)
(4,0321 x0,0141/
))
0,0232
89
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 35. Hasil Uji Perolehan Kembali Nitrit dan Nitrat Setelah Penambahan
Masing-Masing Larutan Standar pada Sampel Air Sungai
1. Hasil Analisis Nitrit Setelah Penambahan Larutan Standar Nitrit
No
Sebelum
penambahan
baku
1
Kadar (CA)
(mg/L)
0,0261
2
Kadar baku
yang ditambah
(mg/L)
Setelah
penambahan baku
Persen
perolehankembal
i (%)
0,2857
Kadar (CF)
(mg/L)
0,3147
0,0229
0,2857
0,3028
97,97
3
0,0227
0,2857
0,3055
98,99
4
0,0231
0,2857
0,3117
101,02
5
0,0224
0,2857
0,3052
98,98
6
0,0213
0,2857
0,3013
98,01
101,02
Rata-rata
99,33
2. Hasil Analisis Nitrat Setelah Penambahan larutan Standar Nitrat
No
Sebelum
penambahan
baku
1
Kadar (CA)
(mg/L)
0,0447
2
Setelah
penambahan baku
Kadar baku
yang ditambah
(mg/L)
Persen
perolehankembal
i (%)
0,0286
Kadar (CF)
(mg/L)
0,0724
0,0490
0,0286
0,0782
102,10
3
0,0501
0,0286
0,0792
101,74
4
0,0497
0,0286
0,0785
100,70
5
0,0505
0,0286
0,0796
101,75
6
0,0522
0,0286
0,0822
104,90
Rata-rata
96,85
101,34
90
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 36. Contoh Perhitungan Uji Perolehan Kembali Nitrit Air Sungai
 Volume
o sampel
= 35 ml
o Baku yang dipipet
= 1 ml
 Absorbansi analisis nitrit
o sampel tambah baku = 0,1154
 Kadar nitrit tanpa baku
= 0,0261μg/mL (CA)
 Kadar Baku yang ditambahkan
=
x 1 mL
= 0,2857µg/mL(C*A)
 Persamaan Regresi:
Y = 0,53167X - 0,00173
 Konsentrasi nitrit
o Tambah baku
Y
0,1035
= 0,53167X - 0,00173
= 0,53167X - 0,00173
X
=
X
= 0,2203μg/mL
 Kadar Nitrit dalam sampel
o Tambah Baku
=
=
= 0,3147 μg/mL (CF)
Perhitungan Uji Perolehan Kembali Nitrit
% Recovery Nitrit
=
x 100%
=
x 100%
= 101,02 %
91
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 37. Contoh Perhitungan Uji Perolehan Kembali Nitrat Air Sungai
 Volume
o Sampel
= 35 ml
o Baku yang dipipet
= 0,1 ml
 Absorbansi analisis nitrat
o sampel tambah baku = 0,1354
 Kadar nitrat tanpa baku = 0,0447μg/mL (CA)
 Kadar baku yang ditambahkan
=
x 0,1 mL
= 0,0286µg/mL(C*A)
 Persamaan Regresi:
Y = 0,53167X - 0,00173
 Konsentrasi nitrat
o Tambah baku
Y
= 0,53167X - 0,00173
0,1354
= 0,53167X - 0,00173
X
=
= 0,2579μg/mL
 Kadar Nitrat dalam sampel
o Sampel tambah baku =
=
= 0,3684 μg/mL
Kadar nitrit
= kadar nitrit setelah reduksi-kadar nitrit sebelum reduksi
= 0,3684μg/mL – 0,3147μg/mL
= 0,0537 μg/mL
Kadar nitrat
= kadar nitrit hasil reduksi x
= 0,0537 μg/mL x
= 0,0724 μg/mL (CF)
92
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 37. (lanjutan)
Perhitungan Uji Perolehan Kembali Nitrat
% Recovery Nitrat
=
x 100%
=
x 100%
= 96,85 %
93
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 38.Perhitungan Simpangan Baku Relatif (Relative Standar Deviation,
RSD) Persen Perolehan Kembali Nitrit
No
Persen perolehan
kembali (%) (Xi)
1
89,83
0,43
0,1849
2
90,29
-0,03
0,0009
3
90,65
-0,39
0,1521
4
90,03
0,23
0,0529
5
89,99
0,27
0,0729
6
90,76
-0,5
0,25
(Xi –
(Xi –
2
∑= 0,7137
90,26
SD =
=
= 0,3778
RSD =
=
x 100 %
x 100 %
= 0,41%
94
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 39. Perhitungan Simpangan Baku Relatif (Relative Standar Deviation,
RSD) Persen Perolehan Kembali Nitrat
No
Persen perolehan
kembali (%) (Xi)
1
91,89
-1,8
3,24
2
97,12
-7,03
49,4209
3
98,34
-8,25
68,0625
4
90,87
-0,78
0,6084
5
80,21
9,88
97,6144
6
82,12
7,97
63,5209
(Xi –
2
(Xi –
∑= 282,4671
90,09
SD =
=
= 7,5162
RSD =
=
x 100 %
x 100 %
= 8,34%
95
Universitas Sumatera Utara
Download