KONFLIK NON INTERNASIONAL PENGERTIAN • Pasal 1 Protokol Tambahan II menggunakan istilah ‘konflik bersenjata non-internasional’ (non-international armed conflict) untuk setiap jenis konflik yang bukan merupakan konflik bersenjata internasional. • Namun, seperti Konvensi Jenewa, Protokol Tambahan II tidak memberikan suatu definisi mengenai apa yang dimaksud dengan ‘konflik bersenjata internasional’. • ICRC dalam buletinnya “Kenalilah ICRC” memberikan pengertian konflik bersenjata non-internasional sebagai berikut : “Suatu konflik bersenjata non-internasional merupakan suatu suatu konfrontasi di lingkungan wilayah suatu negara antara angkatan bersenjata reguler dengan kelompok-kelompok bersenjata tak teridentifikasi, atau antara berbagai kelompok bersenjata”. • Perbedaan pokok antara “non-international armed conflict” dan “international armed conflict” dapat dilihat dari status hukum para pihak yang bersengketa • Dalam “international armed conflict”, kedua pihak yang bertikai memiliki status hukum yang sama, karena keduanya adalah negara. Sedangkan dalam “non-international armed conflict”, status kedua pihak tidaklah sama: pihak yang satu berstatus sebagai negara, sedangkan pihak lainnya adalah satuan bukan negara (non-state entity). • Dalam batas-batas ini, maka ‘non-international armed conflict’ dapat dilihat sebagai suatu situasi dimana terjadi konflik bersenjata yang terjadi di wilayah suatu negara/pihak peserta agung konvensi Jenewa 1949, dimana para pihak yang bertikai adalah angkatan bersenjata pemerintah dengan kelompok-kelompok bersenjata yang terorganisir (organized armed groups), atau bisa juga terjadi antara-antara faksi-faksi bersenjata (armed factions) satu sama lain tanpa ada intervensi dari angkatan bersenjata pemerintah yang sah. • Namun, disamping itu, konflik bersenjata noninternasional mungkin pula terjadi pada situasi-situasi dimana faksi-faksi bersenjata (armed factions) saling bermusuhan satu sama lain tanpa intervensi dari angkatan bersenjata pemerintah yang sah • Pasal 3 Ketentuan Bersama (Common Article) Konvensi Jenewa 1949 • dan Protokol Tambahan II 1977 Protokol Tambahan II 1977 • Protokol Tambahan II 1977 tersebut mengatur untuk setiap jenis konflik yang bukan termasuk dalam kategori konflik bersenjata internasional. Tetapi hanya mengatur setiap konflik yang bersifat noninternasional. • Protokol Tambahan II 1977 merupakan pengembangan dari Pasal 3 Ketentuan Bersamaan (Common article) dari Konvensi Jenewa 1949 yang mengatur konflik bersenjata non-internasional • Protokol Tambahan II 1977 mengatur tentang persyaratan untuk berlakunya protokol antara lain sebagai berikut : • (a) Konflik berlangsung di wilayah salah satu pihak Peserta Agung antara angkatan bersenjata negara yang bersangkutan dengan pasukan pemberontak di wilayah negara tersebut; • (b) Pasukan pemberontak berada dibawah komando yang bertanggung jawab; • (c) Pasukan pemberontak sudah menduduki sebagian wilayah negara yang diberontak; • (d) Pasukan pemberontak mampu melaksanakan operasi militer secara teratur dan kontiniu; • (e) Pasukan pemberontak mampu untuk melaksanakan hukum perang internasional.