Uploaded by User105952

MAKALAH KLMPK 1 AKUN MANAJEMEN

advertisement
MAKALAH PEMBEBANAN BIAYA DAN PERILAKU BIAYA
MATA KULIAH: AKUNTANSI MANAJEMEN
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
NAMA ANGGOTA KELOMPOK:
 ABIGAIL FELISIA WOWOR (19304046)
 ANGELA OWU (19304053)
 ALFRIDA WISARA (19304047)
 ANTIKA PESIK (19304055)
 ALFANDY ATUY(19304043)
KELAS : B (SEMESTER IV)
PRODI: AKUNTANSI
FAKULTAS: EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MANADO
2020
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmatNya, sehingga makalah tentang "Pembebanan Biaya dan Perilaku Biaya" boleh selesai
kami susun tepat waktu. Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas mata kuliah
Akuntansi Manajemen dan untuk memberikan wawasan yang baru bagi penulis dan pembaca.
Di ucapkan terimakasih kepada teman-teman kelompok yang sudah bekerja sama dalam
menyusun makalah ini.
Makalah ini belum sempurna, untuk itu kritik dan saran dari pembaca yang bersifat
membangun akan terima, agar makalah ini kedepannya akan lebih baik.
Tondano,
Maret 2021
Penyusun,
Kelompok 1
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………………………………1
KATA PENGANTAR …………………………..………………………………………………………2
DAFTAR ISI ……………………………….……………………………………………………...........3
BAB I PENDAHULUAN ………………………....……………………………………………............4
1.1. Latar Belakang ……………………..……………………………………………..4
1.2. Rumusan Masalah …..…………………………………………………………….4
1.3. Tujuan Penulisan ..………………………………………………………………...4
BAB II PEMBAHASAN …………………….......……………………………………………...………5
2.1. Pembebanan Biaya …………………………………………………………………………5
2.2. Definisi Biaya-biaya……………………………………………………………………….11
2.3. Perilaku Biaya ……………………………………………………………………………..13
2.4. Metode Memisahkan Biaya Campuran……………………………………………………18
BAB III PENUTUP ………………………………….………………………………………………...21
3.1. Kesimpulan ..……………………………………………………………………..21
3.2. Saran …..…………………………………………………………………………21
DAFTAR PUSTAKA ….……………………………..……………………………….……….............22
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Akuntansi manajemen terus berubah dan menyesuaikan dengan perubahan-perubahan
dalam sector manufaktur dan jasa di dunia bisnis saat ini. Salah satu penyesuaian yang
signifikan adalah perkembangan manajemen berdasarkan aktivitas. Pengaruh model
manajemen berdasarkan aktivitas atas akuntansi manajemen sangatlah besar, yaitu
menyebarkan penerimaan dan praktik konsep-konsep aktivitas berdasarkan konsep-konsep
metode berdasarkan aktivitas dalam kerangka yang terintegrasi dan komprehensif.
Mempelajari akuntansi manajemen membutuhkan pemahaman arti biaya dan
terminologi yang berkaitan dengan biaya. Pembebanan biaya pada produk, jasa, pelanggan,
dan objek lain yang menjadi perhatian manajemen adalah salah satu tujuan dari sistem
informasi akuntansi manajemen. Peningkatan keakuratan pembebanan biaya menghasilkan
menghasilkan informasi yang lebih berkualitas tinggi dan dapat digunakan untuk membuat
keputusan lebih berkualitas tinggi dan dapat digunakan untuk membutusan keputusan lebih
baik
Oleh karena itu, dalam makalah ini, akan dibahas mengenani pembebanan biaya dan
perilaku biaya aktivitas.
1.2.Rumusan Masalah
1. Apasajakah metode pembebanan biaya?
2. Apasajakah definisi dari biaya-biaya?
3. Apasajakah pola perilaku biaya?
4. Bagaimanakah perhitungan metode tinggi rendah dan metode scatterplot?
1.3.Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui dan memahami metode pembebanan biaya
2. Untuk mengetahui definisi dari biaya-biaya
3. Untuk mengetahui dan memahami pola perilaku biaya
4. Untuk mengetahui dan memahami perhitungan metode tinggi rendah dan metode
scatterplot
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Pembebanan Biaya
Pembebanan biaya (cost assigment) merupakan proses pembebanan elemen biaya-biaya ke
dalam tempat penampungan biaya ke objek biaya. Berikut ini merupakan metode pembebanan
biaya.
2.1.1. Penelusuran langsung
Penelusuran berarti bahwa biaya-biaya dapat dibebankan dengan mudah dan akurat.
Penelusuran adalah pembebanan biaya aktual pada obyek biaya dengan menggunakan ukuran
yang dapat diamati dari sumber daya yang dikonsumsi oleh obyek biaya. Penelusuran langsung
adalah proses indentifikasi dan pembebanan biaya pada obyek biaya yang secara spesifik atau
fisik berhubungan dengan obyek biaya. Sebagai contoh Departemen pemasaran adalah obyek
biaya. Gaji Sales Supervisor merupakan biaya yang dapat diamati secara fisik. Contoh lain,
produk adalah obyek biaya. Biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung untuk membuat
produk tersebut merupakan biaya yang dapat diamati dan diidentifikasi secara fisik. Oleh
karenanya biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung dapat dikenakan secara langsung
pada produk. Idealnya semua biaya harus bisa dikenakan secara langsung pada obyek biaya
dengan menggunakan metode penelusuran langsung. Akan tetapi, yang terjadi sering tidak
mungkin untuk dapat secara fisik mengamati jumlah pasti sumber daya yang dikonsumsi.
2.1.2. Penelusuran Pendorong/Penggerak
Sehubungan dengan kenyataan bahwa tidak semua biaya dapat diamati secara fisik pada
obyek biaya, maka untuk mengamati dan mengukur konsumsi sumber daya dari obyek biaya
digunakan pendekatan pertimbangan sebab akibat atau disebut pendorong/penggerak.
Pendorong/penggerak adalah faktor yang menyebabkan perubahan pada penggunaan kegiatan,
biaya
dan
pendapatan.
Penelusuran
pendorong/
penggerak
adalah
penggunaan
pendorong/penggerak untuk membebankan biaya-biaya pada obyek biaya. Meskipun kurang
tepat dibandingkan penelusuran langsung, namun bila hubungan sebab akibat logis maka
tingkat keakuratan yang tinggi dapat diharapkan.
5
Penelusuran pendorong/ penggerak menggunakan dua jenis pendorong/ penggerak untuk
menelusuri biaya pada obyek biaya yakni:

Pendorong/ penggerak sumber daya. Pendorong sumber daya mengukur permintaan akan
sumber daya oleh kegiatan dan digunakan untuk membebankan biaya sumber daya pada
kegiatan. Misalnya kegiatan ”memelihara mesin”. Kegiatan ini mengkonsumsi sumber
daya seperti onderdil, peralatan, listrik tenaga kerja dll. Biaya peralatan mungkin dapat
ditelusuri secara langsung pada kegiatan memelihara. Namun biaya listrik dan tenaga kerja
mungkin tidak dapat ditelusuri secara langsung

Pendorong/ penggerak kegiatan. Pendorong kegiatan mengukur permintaan akan kegiatan
menurut obyek biaya dan digunakan untuk membebankan biaya kegiatan pada obyek biaya.
Misalnya untuk membebankan biaya kegiatan pemeliharaan pada obyek biaya departemen
produksi dapat menggunakan jumlah jam pemeliharaan. Jika biaya untuk melakukan
kegiatan pemeliharaan adalah Rp2.000,- per jam pemeliharaan dan departemen produksi
menggunakan 100 jam pemeliharaan untuk memelihara mesin-mesin produksinya biaya
kegiatan pemeliharaan yang dibebankan ke departemen produksi adalah sebesar 100 jam x
Rp2.000,- = Rp.200.000, berikut diberikan contoh-contoh aktivitas dan penggerak aktivitas
tersebut.
Aktivitas
Penggerak Aktivitas Potensial
Pemasangan peralatan
Jumlah pemasangan
Pemindahan bahan
Jumlah pemindahan
Pemesanan bahan
Jumlah pesanan pembelian
Pengeboran lobang
Jumlah jam mesin
Perancangan kembali produk
Jumlah pesanan rekayasa
Pembayaran tagihan
Jumlah faktur
Pemeriksaan barang jadi
Jumlah contoh yang diproduksi
Pemeliharaan peralatan
Jumlah jam pemeliharaan
Penyediaan listrik
Jumlah kilowattjam
Pengepakan barang
Jumlah kotak
Penjadwalan produksi
Jumlah produk yang berbeda
6
Penelusuran pendorong/ penggerak merupakan kunci dari pendekatan pembebanan biaya yang
dikenal dengan perhitungan harga pokok berdasarkan kegiatan. Perhitungan harga pokok
berdasar kegiatan membebankan biaya pada obyek biaya dengan penelusuran biaya, pertama,
pada kegiatan dan kemudian penelusuran biaya pada obyek biaya. Secara skematik dapat
digambarkan sebagai berikut
Hubungan Antara Kegiatan, Pendorong/ Penggerak Biaya Dan Perilaku Biaya
Setiap kegiatan memiliki masukan dan keluaran. Masukan kegiatan dalah sumber daya yang
dikonsumsi oleh kegiatan dalam menghasilkan keluaran. Masukan kegiatan adalah semua
faktor yang memungkinkan kegiatan tersebut dilakukan. Masukan kegiatan setidaknya dapat
diklasifikasikan ke dalam empat kategori yakni bahan baku, energi, tenaga kerja dan modal
yang digunakan untuk menghasilkan keluaran. Keluaran kegiatan adalah hasil atau produk dari
kegiatan. Misalnya kegiatannya adalah memindahkan barang maka keluarannya adalah
perpindahan barang.
7

Ukuran Kegiatan/ Aktivitas
Ukuran keluaran kegiatan merupakan ukuran keluaran yang dikuantifikasi dengan memberikan
suatu penilaian jumlah waktu kegiatan yang dilakukan. Misalnya dalam hal kegiatan memindah
barang maka jumlah perpindahan adalah ukuran keluaran dari kegitatan tersebut. Ukuran
keluaran secara efektif merupakan ukuran permintaan yang dilakukan pada kegiatan dan
karenanya pula berhubungan dengan pendorong/ penggerak kegiatan. Identifikasi ukuran
keluaran kegiatan dilakukan dengan cara mengklasifikasikan kegiatan ke dalam salah satu
empat kategori berikut: Tingkat unit, tingkat batch, tingkat produk dan tingkat fasilitas.
Klasifikasi ini berguna karena biaya kegiatan berhubungan dengan tingkat tanggapan yang
berbeda terhadap jenis pendorong/ penggerak kegiatan yang berbeda. Berikut beberapa konsep
tentang kegiatan dan kaitannya dengan penggerak biaya

Kegiatan/ AktivitasTingkat Unit
Kegiatan tingkat unit adalah kegiatan yang dilakukan setiap kali suatu unit diproduksi atau
dibuat. Contoh kegiatan tingkat unit adalah pencucian, pengasahan, pemolesan merupakan
kegiatan tingkat unit. Ukuran keluaran dari kegiatan tingkat unit, mengacu pada pendorong
tingkat unit misalnya unit produk, jam tenaga kerja langsung atau jam mesin.

Kegiatan/ Aktivitas Tingkat Batch
Kegiatan tingkat batch adalah kegiatan yang dilakukan setiap kali suatu batch barang
diproduksi. Biaya kegitan tingkat batch bervariasi terhadap jumlah batch tetapi bersifat tetap
8
dalam kaitannya dengan jumlah unit pada setiap batchnya. Contoh kegiatan tingkat batch
diantaranya pemeriksaan, rencana produksi, penanganan bahan baku dll. Ukuran keluaran
untuk kegiatan tingkat batch disebut pendorong tingkat batch. Pendorong tingkat batch
mungkin saja dapat dalam bentuk jumlah batch, jam pemeriksaan, jumlah pesanan produksi
atau jumlahn perpindahan.

Kegiatan/ Aktivitas (Penunjang) Tingkat Produk
Kegiatan (penunjang) tingkat produk adalah kegiatan yang dilakukan jika diperlukan untuk
mendukung untuk menghasilakn berbagai produk. Kegiatan-kegiatan ini mengkonsumsi
masukan untuk membangun produk dan memungkinkan produk untuk diproduksi dan dijual.
Kegiatan-kegiatan ini termasuk biayanya cenderung meningkat seiring dengan peningkatan
keragaman produk. Misalnya pengembangan prosedur pengujian produk, pemasaran produk,
proses pemasaran, perekayasaan produk. Ukuran keluaran kegiatan untuk kegiatan tingkat
produk adalah pendorong/ penggerak tingkat produk, seperti permintaan perubahan, jumlah
produk, jumlah proses dll.

Kegiatan/ Aktivitas Tingkat Fasilitas.
Kegiatan tingkat fasilitas adalah kegiatan yang menunjang proses produksi umum pabrik.
Contohnya penyediaan fasilitas, perawatan taman, kebersihan, kemanan pabrik dll. Kegiatan
kategori ini sangat sulit menentukan ukuran keluarannya. Yang mungkin dipakai sebagai
ukuran misalnya ukuran ruang, luas taman, jumlah tenaga pengaman dll. Berikut tabel kaitan
antara kegiatan dan penggerak biaya
TINGKAT UNIT
TINGKAT BATCH
Pengujian produk
Pembelian bahan
Penerimaan Bahan
Persiapan batch
TINGKAT PRODUK
TINGKAT FASILITAS
Pengembangan program pengujian
Penyediaan utilitas
9
Rancangan rekayasa
Penyediaan ruangan
Pembayaran kepada pemasok
2.1.3. Alokasi Biaya/Biaya Tidak Langsung
Biaya tidak langsung tidak dapat ditelusuri ke obyek biaya karena tidak ada hubungan
penyebab antara biaya dan obyek biaya. Pembebanan biaya tidak langsung ke obyek biaya
disebut Alokasi Biaya. Karena tidak ada hubungan penyebab antara biaya dan obyek biaya
maka pengalokasian biaya tidak langsung didasarkan hubungan dekat atau beberapa asumsi.
Misalnya biaya penerangan untuk dua produk pisang goreng dan tempe goreng. Untuk melhat
hubungan penyebab jelas sulit maka untuk mengalokasikan biaya dilakukan dengan proporsi
terhadap penggunaan jam tenaga kerja langsung yang digunakan untuk setiap produk..
Pengalokasian biaya tidak langsung yang dilakukan secara acak akan mengurangi keakuratan
secara keseluruhan dari pembebanan biaya. Yang terbaik mungkin hanya mebebankan biaya
tidak langsung yang dapat ditelusuri pada obyek biaya. Namun untuk kepentingan pelaporan
eksternal alokasi biaya tidak langsung pada obyek biaya perlu dilakukan.
Secara ringkas hubungan antara ketiga metode Metode Penelusuran Langsung,
Penelusuran Pendorong/ Penggerak dan Alokasi Biaya dengan pembebanan pada obyek biaya
dapat digambarkan sebagai berikut:
10
2.2.Definisi Biaya-biaya
Biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau
jasa yang diharapkan memberi manfaat saat ini atau di masa yang akan depan bagi organisasi.
Mengurangi biaya yang dibutuhkan untuk mencapai manfaat tertentu berarti membuat
perusahaan lebih efisien, akan tetapi biaya harus dikelola dengan strategis. Keunggulan
kompetitif akan tercipta apabila perusahaan dapat menyediakan nilai bagi pelanggan yang sama
besar atau lebih besar dengan biaya yang lebih rendah dari pesaingnya.
Biaya peluang/kesempatan (opportunity cost) adalah manfaat yang dikorbankan ketika satu
alternatif
dipilih
dari
alternatif
lainnya.
Contoh
perusahaan
mungkin
memilih
menginvestasikan $100.000 dalam persediaan selama setahun dari pada menginvestasikan
modal tersebut pada investasi produktif yang memberikan tingkat pengembalian 12%. Biaya
peluang dari modal yang tertanam pada persediaan adalah $12.000 (0,12 x $100.000), dan hal
itu bagian dari biaya persediaan.
Biaya dikeluarkan untuk mendapatkan manfaat di masa depan (pendapatan). Ketika biaya
telah dihabiskan dalam proses menghasilkan pendapatan, biaya dinyatakan kedaluwarsa
(expire) yang disebut dengan beban (expenses). Disetiap periode beban akan dikurangkan dari
pendapatan dalam laporan laba rugi untuk menentukan laba periode tersebut. Penurunan harga
dapat meningkatkan nilai bagi pelanggan, sehingga perusahaan harus mampu mengurangi
biaya. Manajer harus memahami biaya dan tren biaya. Pembebanan biaya untuk menentukan
biaya dari objek tersebut merupakan informasi penting yang perlu diketahui manajer.
Objek biaya adalah tempat dimana biaya tersebut akan dibebankan. Objek biaya dapat
berupa produk, pelanggan, departemen, aktivitas dsb. Biaya yang dikeluarkan perusahaan
dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu biaya langsung dan biaya tidak langsung. Misalnya
objek biaya produk, biaya langsung yang dapat dibebankan secara akurat pada masing-masing
produk adalah biaya bahan baku maupun biaya buruh langsung. Biaya tidak langsung
merupakan biaya yang dipakai secara bersama-sama untuk keseluruhan produk yang dihasilkan
atau dijual perusahaan.
Harga pokok produk (product cost) adalah biaya yang dibebankan pada produk yang
memenuhi tujuan manajerial tertentu. Karena tujuan manajerial bisa berbeda-beda, definisi
harga pokok produk pun bisa berbeda tergantung pada tujuan manajerial yang hendak dicapai.
Contoh pihak manajemen tertarik dengan analisis tingkat laba strategis. Informasi yang
diperlukan manajer adalah semua pendapatan dan biaya yang berhubungan dengan suatu
produk. Pada kasus ini rantai nilai harga pokok telah sesuai karena memperhitungkan semua
11
biaya yang diperlukan untuk menilai tingkat laba strategis. Rantai nilai perusahaan adalah
seperangkat aktivitas yang dibutuhkan untuk mendesain, mengembangkan, memproduksi,
memasarkan, mendistribusikan, dan melayani produk. Apabila tujuan manajer adalah jangka
pendek atau tingkat laba taktis, maka biaya desain dan pengembangan mungkin tidak relevan,
khususnya untuk produk yang sudah ada.
Biaya dikelompokkan kedalam dua kategori fungsional utama, yaitu biaya produksi dan
biaya non produksi. Biaya produksi adalah biaya yang berkaitan dengan pembuatan barang dan
penyediaan jasa. Biaya non produksi adalah biaya yang berkaitan dengan fungsi desain,
pengembangan, pemasaran, distribusi, layanan pelanggan, dan adminsitrasi umum. Biaya non
produksi sering dibagi menjadi dua kategori yaitu: biaya umum dan biaya administrasi. Biaya
umum adalah biaya penjualan yang mencakup baiaya pemasaran, distribusi, dan layanan
pelanggan. Biaya administrasi mencakup biaya desain, pengembangan dan administrasi umum.
Untuk barang berwujud, biaya produksi dan nonproduksi sering disebut biaya manufaktur dan
non manufaktur. Biaya produksi dapat diklasifikasikan lebih lanjut sebagai bahan langsung,
tenaga kerja langsung dan overhead. Dalam pelaporan eksternal hanya tiga elemen biaya ini
yang dapat dibebankan pada produk.
a. Bahan langsung
Bahan langsung adalah bahan yang dapat ditelusuri secara langsung pada barang atau jasa yang
sedang diproduksi. Contoh kain pada kemeja, kayu pada kursi.
b. Tenaga kerja langsung
Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang dapat ditelusuri secara langsung pada barang
atau jasa yang sedang diproduksi. Contoh karyawan yang mengubah bahan baku menjadi
produk atau jasa.
c. Overhead
Overhead adalah semua biaya produksi selain bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung.
Pada perusahaan manufaktur overhead juga dikenal dengan beban pabrik (factory burden) atau
overhead manufaktur (manufacturing overhead). Contoh penyusutan mesin, pemeliharaan,
perlengkapan, pengawasan, penanganan bahan, listrik, lembur yang tidak dapat di identifikasi
penyebabnya dan sebagainya. Apabila lembur karena adanya pesanan khusus, dengan kapasitas
produksi yang sudah 100%, maka lembur masuk ke dalam biaya tenaga kerja langsung.
d. Biaya utama dan konversi
Biaya utama adalah (prime cost) adalah jumlah dari biaya bahan langsung dan biaya tenaga
kerja langsung. Biaya konversi (conversion cost) adalah jumlah dari biaya tenaga kerja
langsung dan biaya overhead.
12
e. Biaya penjualan dan administrasi
Biaya penjualan atau pemasaran adalah biaya-biaya yang diperlukan untuk memasarkan,
mendistribusikan, dan melayani produk atau jasa. Contoh biaya penjualan antara lain: gaji dan
komisi tenaga penjualan, iklan, pergudangan, pengiriman, dan layanan pelanggan. Biaya
administrasi mencakup biaya penelitian, pengembangan dan administrasi umum. Contoh biaya
administrasi umum antara lain: gaji eksekutif puncak, biaya jasa konsultan hukum, pencetakan
laporan tahunan dan akuntansi umum. Untuk pelaporan keuangan ektsternal, biaya penjualan
dan administrasi disebut sebagai biaya yang tidak dapat diinventarisasi atau biaya periode.
2.3. Perilaku Biaya Aktivitas
Ada tiga tipe pola perilaku biaya yaitu biaya variabel, biaya tetap, dan biaya semivariabel.
Ketiga pola perilaku biaya ini ditemukan dalam kebanyakan organisasi. Proporsi relatif
masing-masing tipe biaya tersebut disebut sebagai struktur biaya (cost structure). Sebagai
contoh, sebuah perusahaan mungkin memiliki lebih banyak biaya tetap dari pada biaya
variabel dan biaya semivariabel. Ada juga perusahaan yang biaya variabelnya lebih banyak
dari pada dibandingkan biaya tetap dan biaya semivariabel. Struktur biaya akan sangat
mempengaruhi dalam pembuatan keputusan.
2.3.1. Biaya Tetap (Fixed Cost)
Biaya Tetap merupakan biaya yang selalu tetap secara keseluruhan tanpa terpengaruh
oleh tingkat aktivitas. Biaya tetap tidak terpengaruh oleh perubahana aktivitas. Karena total
biaya bersifat konstan, jumlah biaya tetap per-unit akan semakin kecil bila tingkat aktivitasnya
naik. Biaya rata-rata per unit akan turun tetapi dengan tingkat penurunan yang semakin
kecil. Aspek biaya tetap ini dapat membingungkan. Meskipun demikian tetap penting untuk
menyajikan biaya tetap ini dengan basis rata-rata per-unit. Biaya per unit yang terdiri
atas elemen biaya tetap dan biaya variabel disajikan untuk laporan eksternal. Untuk
kepentingan internal, biaya tetap tidak perlu disajikan perunit karena dapt membingungkan.
Berdasarkan pengalaman, untuk kepentingan internal, agar mudah (dan juga aman) biaya tetap
disajikan secara total.
Biaya tetap mempunyai karakteristik sebagai berikut:
13
a) Biaya yang jumlah totalnya tetap konstan tidak dipengaruhi oleh perubahan volume
kegiatan atau aktivitas sampai dengan tingkatan tertentu.
b) Pada biaya tetap, biaya satuan (unit cost) akan berubah berbanding terbalik dengan
perubahan volume kegiatan, semakin tinggi volume kegiatan semakin rendah biaya satuan,
semakin rendah volume kegiatan semakin tinggi biaya satuan.
Tipe-tipe biaya tetap adalah sebagai berikut :
a) Biaya tetap yang telah ditentukan (committed fixed cost) adalah biaya tetap yang berkaitan
dengan investasi fasilitas, peralatan dan struktur organisasi pokok dalam suatu perusahaan.
Contoh: penyusutan gedung dan peralatan, pajak bangunan, asuransi.
b) Biaya tetap kebijakan (discretionary fixed cost) adalah biaya tetap yang terjadi karena
keputusan manajemen. Contoh: biaya riset, hubungan masyarakat, program pengembangan
manajemen.
Suatu biaya diklasifikasikan sebagai committed atau discretionary fixed cost tergantung pada
kebijakan/strategi perusahaan.
2.3.2. Biaya Variabel (Variable Cost)
Biaya Variabel adalah biaya yang jumlahnya berubah secara proporsional terhadap
perubahan tingkat aktivitas. Jika tingkat aktivitasnya dilipatduakan, maka total biaya
variabelnya juga akan berlipat dua. Jika aktivitas naik 10% maka total biaya variabel akan
naik sebesar 10% juga. Suatu biaya dikatakan variable karena ada sesuatu hal yang disebut
basis aktivitas. Basis aktivitas (activity based) merupakan ukuran segala sesuatu yang
menyebabkan adanya biaya variabel atau biasa disebut dengan penggerak biaya atau pemicu
biaya (cost driver). Contoh dari basis aktivitas yang umum yaitu: jam tenaga kerja langsung,
jam mesin, unit yang di produksi, dan unit yang di jual. Porsi biaya variabel dan tipe biaya
variabel dalam organisasi sangat tergantung pada tujuan dan struktur organisasi.
Tabel 1. Contoh Biaya Variabel
Jenis Organisasi
Perusahaan dagang
Biaya yang biasanya bersifat
Harga pokok (produk) penjualan
variabel terhadap volume output
14
Biaya produksi (BB, TKL) Porsi
Perusahaan Manufaktur
Perusahaan dagang dan
variabel biaya overhead
Biaya penjualan, umum dan adm. Komisi,
biaya pengiriman, dll
Perusahaan Jasa
Perusahaan Manufaktur
Bahan habis pakai, perjalanan, dll
Biaya variabel memiliki karakteristik sebagai berikut:
a) Biaya yang jumlah totalnya akan berubah secara sebanding (proporsional) dengan
peerubahan volume kegiatan, semakin besar volume kegiatan semakin tinggi jumlah total
biaya variabel, semakin rendah volume kegiatan semakin rendah jumlah total biaya variabel.
b) Pada biaya variabel, biaya satuan tidak dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan, jadi
biaya satuan konstan.
Tidak semua biaya variabel memiliki pola yang sama. Beberapa biaya variabel
berperilaku sebagai biaya variabel sejati (true variable) atau variabel proporsial
(proportionately variable). Sedangkan lainnya memiliki pola bertahap (step-variable). Biaya
variabel sejati bahan langsung dianggap sebagai biaya variabel sejati (true variable) atau biaya
variabel proporsional karena jumlah yang digunakan selama satu periode akan memiliki
proporsi langsung dengan tingkat aktivitas produksi. Lebih jauh, bahan langsung yang dibeli
tetapi tidak digunakan dapat disimpan di gudang dan digunakan lagi pada eriode
mendatang.
Biaya variabel bertahap upah tenaga kerja pemeliharaan biasanya dianggap variabel
tetapi biaya tenaga kerja ini tidak memiliki perilaku yang sama dengan biaya bahan langsung.
Tidak seperti biaya bahan langsung, waktu kerja bagi tenaga pemeliharaan biayasanya
ditentukan dalam bentuk borongan. Selain itu, jam kerja pemeliharaan yang tidak
dimanfaatkan tidak dapat disimpan dan di gunakan dalam periode mendatang. Jika waktu
yang tersedia tidak digunakan secara efektif, maka akan hilang begitu saja. Selain itu, para
tenaga pemeliharaan akan bekerja secara asal apabila pengawasannya tidak baik tetapi mereka
akan bekerja secara intensif kalau diawasi secara ketat.
15
2.3.3. Biaya Variabel Bertahap
Sumber daya yang diperoleh dalam jumlah besar (seperti pekerja pemeliharaan) dan
yang biayanya meningkat atau berkurang hanya karena adanya perubahan yang besar dalam
tingkat aktivitas, disebut biaya variabel bertahap (step-variable cost). Perilaku biaya variabel
bertahap berbeda dengan perilaku biaya variabel sejati.
Perbedaan biaya variable sejati dan biaya variable bertahap:

Biaya variable sejati (true variable) adalah biaya yang besarnya berubah secara
proporsional sesuai dengan tingkat aktivitas produksi. Misalnya; biaya bahan
langsung.

Biaya variable bertahap (step variable) adalah biaya yang didapat dalam jumlah besar
dan meningkat/berkurang karena adanya perubahan yang besar dalam tingkat aktivitas.
Misalnya; biaya pemeliharaan.
Total Biaya Variable = Biaya Variabel per Unit x Jumlah Unit
16
2.3.4. Biaya Semi Variabel (Semi variable Cost)
Merupakan biaya yang terdiri atas elemen biaya variabel maupun biaya tetap. Disebut
juga dengan biaya campuran. Biaya semi variabel memiliki karakteristik sebagai berikut:
a) Biaya semi variabel jumlah totalnya berubah sesuai dengan perubahan volume kegiatan,
akan tetapi sifat-sifat perubahannya tidak sebanding. Semakin tinggi volume kegiatan
semakin besar jumlah total biaya, semakin rendah volume kegiatan semakin rendah pula
jumlah total biaya, tetapi perubahannya tidak sebanding (not proportional).
b) Biaya semi variabel per satuan berubah terbalik dihubungkan dengan perubahan volume
kegiatan tetapi sifatnya tidak sebanding. Sampai dengan tingkat kegiatan tertentu, semakin
tinggi volume kegiatan semakin rendah biaya satuan, semakin rendah volume kegiatan
semakin tinggi biaya satuan. Contoh biaya semi variabel misalnya: biaya reparasi dan
pemeliharaan aktiva tetap, biaya kendaraan, biaya listrik, biaya telpon. Untuk tujuan
perencanaan, pembuatan keputusan, dan pengendalian biaya maka biaya semi variabel harus
dipisahkan ke dalam biaya tetap dan biaya variabel. Pendekatan dan teknik yang dapat
digunakan untuk memisahkan biaya semi variabel.
Hubungan antara biaya semivariabel dengan tingkat aktivitas dalam persamaan garis lurus
adalah:
Y = a + bx
Y = total biaya semivariabel
a = total biaya tetap
b = biaya variabel per unit aktivitas
17
x = tingkat aktivitas
Persamaan ini membuat mudah perhitungan total biaya semivariabel untuk tingkat aktivitas
dalam rentang yang relevan.
2.4.Metode Memisahkan Biaya Campuran
Terdapat 3 metode yang digunakan secara luas untuk memisahkan biaya campuran menjadi
komponen tetap dan variabel, yaitu :
1. Metode Tinggi Rendah
2. Metode Scatterplot
3. Metode Kuadrat Terkecil
Namun dalam makalah ini hanya akan membahas mengenai perhitungan metode tinggi rendah
dan metode scatterplot.
2.4.1. Metode Tinggi Rendah
Adalah suatu metode untuk menentukan persamaan suatu garis lurus dengan terlebih
dahulu memilih dua titik (titik tinggi rendah) yang akan digunakan untuk menghitung
parameter titik potong (intercept) dan kemiringan (slope).
Titik tertinggi adalah suatu titik dengan tingkat output atau aktivitas tertinggi. Titik
rendah adalah titik dengan tingkat output atau aktivitas yang terendah.
Persamaan untuk penentuan biaya variable per unit dan biaya tetap adalah sebagai
berikut:
Misalkan (X1, Y1) adalah titik aktivitas rendah dan (X2, Y2) titik aktivitas tinggi maka
persamaan biaya variable per unit adalah:
18
Persamaan untuk penentuan biaya tetap adalah:
Contoh:
Manajer pabrik menganggap bahwa waktu penyetelan mesin adalah penggerak yang baik untuk
aktivitas penyetelan lini produksi. Data berikut menunjukan biaya dan waktu penyetalan
selama lima bulan terakhir:
Bulan
Biaya Penyetelan ($)
Waktu Penyetelan (jam)
Januari
1.000
100
Februari
1.250
200
Maret
2.250
300
April
2.500
400
Mei
3..750
500
Bagi perusahaan, titik tinggi adalah 500 jam penyetelan dengan biaya sebesar $3.750 atau (500,
$3.750) dan titik rendah adalah 100 jam dengan biaya $1.000 atau (100, $1.000)
Setelah titik tinggi dan rendah ditentukan maka nilai biaya tetap dan biaya variable per unit
dapat dihitung, yaitu:
Biaya variable per unit = ($3.750 - 1.000) / (500 - 100) = $2.750 / 400 = $6,875
Biaya tetap = Biaya total titik tinggi – (biaya variable per unit x output tinggi)
= $3.750 – ($6,875 x 500) = $12,50
Total Biaya = Biaya Tetap + Biaya Variabel
= $312,50 + ($6,875 x waktu penyetelan)
19
2.4.2. Metode Scatterplot
Suatu metode penentuan persamaan suatu garis dengan memplot data dalam suatu
grafik.
Langkah pertama adalah memplot titik-titik data sehingga hubungan antara biaya dan
tingkat aktivitas dapat terlihat. Plot ini disebut sebagai grafik scatter (scattergraph)
Salah satu tujuan dari grafik scatter adalah untuk melihat apakah asumsi hubungan
linear wajar atau tidak.
Bagaimana kita menarik garis yang melewati titik-titik pada grafis?
Anggaplah kita menggunakan garis yang melewati titik 1 dan titik 3 sebagai yang terbaik.
Titik 1 (100, $1.000)
Titik 3 (300, $2.250)
digunakan untuk menghitung kemiringan
Biaya variable per unit = (Y2 – Y1) / (X2 – X1)
= ($2.250 – 1.000) / (300-100) = $6,25
Untuk menghitung biaya tetap, gunakan salah satu dari titik tersebut (1 atau 3), misalny dipilih
titik 3, maka
Biaya tetap = $2.250 – ($6,25 x 300) = $375
Total Biaya = $375 + ($6,25 x jam penyetalan)
20
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau
jasa yang diharapkan memberi manfaat untuk masa ini atau masa depan bagi organisasi. Biaya
dibebankan pada objek biaya. Tiga metode pembebanan biaya, yaitu penelusuran langsung,
penelusuran pendorong/penggerak, dan alokasi. Penelusuran langsung dan penelusuran
penggerak lebih akurat karena didasarkan pada hubungan sebab-akibat. Penelusuran langsung
bergantung pada pengamatan secara fisik untuk membebankan biaya. Penelusuran penggerak
bergantung pada penggunaan fakto-faktor penyebab yang disebut penggerak untuk
membebankan biaya. Alokasi bergantung pada hubungan yang diasumsikan dan kemudahan
membebankan biaya.
Perilaku biaya adalah cara biaya berubah dalam hubungannya dengan perubahan
penggunaan aktivitas. Perilaku biaya dapat dibedakan sebagai biaya tetap dan biaya variable.
Biaya tetap adalah suatu biaya yang konstan dalam total tanpa mempertimbangkan perubahanperubahan tingkat aktivitas dalam suatu relevant range tertentu. Biaya variable yaitu biaya yang
secara total berubah secara professional dengan perubahan dalam tingkat aktivitas. Sumber
daya yang diperoleh dalam jumlah besar (seperti pekerja pemeliharaan) dan yang biayanya
meningkat atau berkurang hanya karena adanya perubahan yang besar dalam tingkat
aktivitas, disebut biaya variabel bertahap. Biaya semi variable merupakan biaya yang terdiri
atas elemen biaya variabel maupun biaya tetap. Disebut juga dengan biaya campuran
Pemisahan unsur biaya tetap dan biaya variable dari biaya semivariabel dilakukan dengan
menggunakan metode titik tertinggi dan terendah, metode scatterplot, dan metode kuadrat
terkecil.
3.2. Saran
Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, kami akan memperbaiki makalah ini dengan berpedoman pada banyak sumber serta
kritik dan saran yang membangun dari pembaca, baik dosen ataupun teman mahasiswa.
21
DAFTAR PUSTAKA
https://sites.google.com/site/pekembia/pembebanan-Penelusuran-Langsung-PenggerakPerilaku-Alokasi-biaya
http://fe.unisma.ac.id/MATERI%20AJAR%20DOSEN/AKMEN/HRR/Pert%203%20Akmen.
pdf
https://www.academia.edu/12476177/RINGKASAN_PERILAKU_BIAYA_AKTIVITAS
http://nyunyunbee.com/2014/03/perilaku-biaya-aktivitas.html
https://lmsspada.kemdikbud.go.id/pluginfile.php/1475/mod_resource/content/1/Lecture%20N
otes%202.pdf#:~:text=Untuk%20memisahkan%20biaya%20campuran%20terdapat,kelebihan
%20dan%20kekurangan%20dalam%20penggunaannya.
22
Download