MAKALAH PEMBEBANAN BIAYA DAN PERILAKU BIAYA MATA KULIAH: AKUNTANSI MANAJEMEN DISUSUN OLEH : KELOMPOK 1 NAMA ANGGOTA KELOMPOK: ABIGAIL FELISIA WOWOR (19304046) ANGELA OWU (19304053) ALFRIDA WISARA (19304047) ANTIKA PESIK (19304055) ALFANDY ATUY(19304043) KELAS : B (SEMESTER IV) PRODI: AKUNTANSI FAKULTAS: EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI MANADO 2020 1 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmatNya, sehingga makalah tentang "Pembebanan Biaya dan Perilaku Biaya" boleh selesai kami susun tepat waktu. Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Manajemen dan untuk memberikan wawasan yang baru bagi penulis dan pembaca. Di ucapkan terimakasih kepada teman-teman kelompok yang sudah bekerja sama dalam menyusun makalah ini. Makalah ini belum sempurna, untuk itu kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun akan terima, agar makalah ini kedepannya akan lebih baik. Tondano, Maret 2021 Penyusun, Kelompok 1 2 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………………………………1 KATA PENGANTAR …………………………..………………………………………………………2 DAFTAR ISI ……………………………….……………………………………………………...........3 BAB I PENDAHULUAN ………………………....……………………………………………............4 1.1. Latar Belakang ……………………..……………………………………………..4 1.2. Rumusan Masalah …..…………………………………………………………….4 1.3. Tujuan Penulisan ..………………………………………………………………...4 BAB II PEMBAHASAN …………………….......……………………………………………...………5 2.1. Pembebanan Biaya …………………………………………………………………………5 2.2. Definisi Biaya-biaya……………………………………………………………………….11 2.3. Perilaku Biaya ……………………………………………………………………………..13 2.4. Metode Memisahkan Biaya Campuran……………………………………………………18 BAB III PENUTUP ………………………………….………………………………………………...21 3.1. Kesimpulan ..……………………………………………………………………..21 3.2. Saran …..…………………………………………………………………………21 DAFTAR PUSTAKA ….……………………………..……………………………….……….............22 3 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Akuntansi manajemen terus berubah dan menyesuaikan dengan perubahan-perubahan dalam sector manufaktur dan jasa di dunia bisnis saat ini. Salah satu penyesuaian yang signifikan adalah perkembangan manajemen berdasarkan aktivitas. Pengaruh model manajemen berdasarkan aktivitas atas akuntansi manajemen sangatlah besar, yaitu menyebarkan penerimaan dan praktik konsep-konsep aktivitas berdasarkan konsep-konsep metode berdasarkan aktivitas dalam kerangka yang terintegrasi dan komprehensif. Mempelajari akuntansi manajemen membutuhkan pemahaman arti biaya dan terminologi yang berkaitan dengan biaya. Pembebanan biaya pada produk, jasa, pelanggan, dan objek lain yang menjadi perhatian manajemen adalah salah satu tujuan dari sistem informasi akuntansi manajemen. Peningkatan keakuratan pembebanan biaya menghasilkan menghasilkan informasi yang lebih berkualitas tinggi dan dapat digunakan untuk membuat keputusan lebih berkualitas tinggi dan dapat digunakan untuk membutusan keputusan lebih baik Oleh karena itu, dalam makalah ini, akan dibahas mengenani pembebanan biaya dan perilaku biaya aktivitas. 1.2.Rumusan Masalah 1. Apasajakah metode pembebanan biaya? 2. Apasajakah definisi dari biaya-biaya? 3. Apasajakah pola perilaku biaya? 4. Bagaimanakah perhitungan metode tinggi rendah dan metode scatterplot? 1.3.Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui dan memahami metode pembebanan biaya 2. Untuk mengetahui definisi dari biaya-biaya 3. Untuk mengetahui dan memahami pola perilaku biaya 4. Untuk mengetahui dan memahami perhitungan metode tinggi rendah dan metode scatterplot 4 BAB II PEMBAHASAN 2.1.Pembebanan Biaya Pembebanan biaya (cost assigment) merupakan proses pembebanan elemen biaya-biaya ke dalam tempat penampungan biaya ke objek biaya. Berikut ini merupakan metode pembebanan biaya. 2.1.1. Penelusuran langsung Penelusuran berarti bahwa biaya-biaya dapat dibebankan dengan mudah dan akurat. Penelusuran adalah pembebanan biaya aktual pada obyek biaya dengan menggunakan ukuran yang dapat diamati dari sumber daya yang dikonsumsi oleh obyek biaya. Penelusuran langsung adalah proses indentifikasi dan pembebanan biaya pada obyek biaya yang secara spesifik atau fisik berhubungan dengan obyek biaya. Sebagai contoh Departemen pemasaran adalah obyek biaya. Gaji Sales Supervisor merupakan biaya yang dapat diamati secara fisik. Contoh lain, produk adalah obyek biaya. Biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung untuk membuat produk tersebut merupakan biaya yang dapat diamati dan diidentifikasi secara fisik. Oleh karenanya biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung dapat dikenakan secara langsung pada produk. Idealnya semua biaya harus bisa dikenakan secara langsung pada obyek biaya dengan menggunakan metode penelusuran langsung. Akan tetapi, yang terjadi sering tidak mungkin untuk dapat secara fisik mengamati jumlah pasti sumber daya yang dikonsumsi. 2.1.2. Penelusuran Pendorong/Penggerak Sehubungan dengan kenyataan bahwa tidak semua biaya dapat diamati secara fisik pada obyek biaya, maka untuk mengamati dan mengukur konsumsi sumber daya dari obyek biaya digunakan pendekatan pertimbangan sebab akibat atau disebut pendorong/penggerak. Pendorong/penggerak adalah faktor yang menyebabkan perubahan pada penggunaan kegiatan, biaya dan pendapatan. Penelusuran pendorong/ penggerak adalah penggunaan pendorong/penggerak untuk membebankan biaya-biaya pada obyek biaya. Meskipun kurang tepat dibandingkan penelusuran langsung, namun bila hubungan sebab akibat logis maka tingkat keakuratan yang tinggi dapat diharapkan. 5 Penelusuran pendorong/ penggerak menggunakan dua jenis pendorong/ penggerak untuk menelusuri biaya pada obyek biaya yakni: Pendorong/ penggerak sumber daya. Pendorong sumber daya mengukur permintaan akan sumber daya oleh kegiatan dan digunakan untuk membebankan biaya sumber daya pada kegiatan. Misalnya kegiatan ”memelihara mesin”. Kegiatan ini mengkonsumsi sumber daya seperti onderdil, peralatan, listrik tenaga kerja dll. Biaya peralatan mungkin dapat ditelusuri secara langsung pada kegiatan memelihara. Namun biaya listrik dan tenaga kerja mungkin tidak dapat ditelusuri secara langsung Pendorong/ penggerak kegiatan. Pendorong kegiatan mengukur permintaan akan kegiatan menurut obyek biaya dan digunakan untuk membebankan biaya kegiatan pada obyek biaya. Misalnya untuk membebankan biaya kegiatan pemeliharaan pada obyek biaya departemen produksi dapat menggunakan jumlah jam pemeliharaan. Jika biaya untuk melakukan kegiatan pemeliharaan adalah Rp2.000,- per jam pemeliharaan dan departemen produksi menggunakan 100 jam pemeliharaan untuk memelihara mesin-mesin produksinya biaya kegiatan pemeliharaan yang dibebankan ke departemen produksi adalah sebesar 100 jam x Rp2.000,- = Rp.200.000, berikut diberikan contoh-contoh aktivitas dan penggerak aktivitas tersebut. Aktivitas Penggerak Aktivitas Potensial Pemasangan peralatan Jumlah pemasangan Pemindahan bahan Jumlah pemindahan Pemesanan bahan Jumlah pesanan pembelian Pengeboran lobang Jumlah jam mesin Perancangan kembali produk Jumlah pesanan rekayasa Pembayaran tagihan Jumlah faktur Pemeriksaan barang jadi Jumlah contoh yang diproduksi Pemeliharaan peralatan Jumlah jam pemeliharaan Penyediaan listrik Jumlah kilowattjam Pengepakan barang Jumlah kotak Penjadwalan produksi Jumlah produk yang berbeda 6 Penelusuran pendorong/ penggerak merupakan kunci dari pendekatan pembebanan biaya yang dikenal dengan perhitungan harga pokok berdasarkan kegiatan. Perhitungan harga pokok berdasar kegiatan membebankan biaya pada obyek biaya dengan penelusuran biaya, pertama, pada kegiatan dan kemudian penelusuran biaya pada obyek biaya. Secara skematik dapat digambarkan sebagai berikut Hubungan Antara Kegiatan, Pendorong/ Penggerak Biaya Dan Perilaku Biaya Setiap kegiatan memiliki masukan dan keluaran. Masukan kegiatan dalah sumber daya yang dikonsumsi oleh kegiatan dalam menghasilkan keluaran. Masukan kegiatan adalah semua faktor yang memungkinkan kegiatan tersebut dilakukan. Masukan kegiatan setidaknya dapat diklasifikasikan ke dalam empat kategori yakni bahan baku, energi, tenaga kerja dan modal yang digunakan untuk menghasilkan keluaran. Keluaran kegiatan adalah hasil atau produk dari kegiatan. Misalnya kegiatannya adalah memindahkan barang maka keluarannya adalah perpindahan barang. 7 Ukuran Kegiatan/ Aktivitas Ukuran keluaran kegiatan merupakan ukuran keluaran yang dikuantifikasi dengan memberikan suatu penilaian jumlah waktu kegiatan yang dilakukan. Misalnya dalam hal kegiatan memindah barang maka jumlah perpindahan adalah ukuran keluaran dari kegitatan tersebut. Ukuran keluaran secara efektif merupakan ukuran permintaan yang dilakukan pada kegiatan dan karenanya pula berhubungan dengan pendorong/ penggerak kegiatan. Identifikasi ukuran keluaran kegiatan dilakukan dengan cara mengklasifikasikan kegiatan ke dalam salah satu empat kategori berikut: Tingkat unit, tingkat batch, tingkat produk dan tingkat fasilitas. Klasifikasi ini berguna karena biaya kegiatan berhubungan dengan tingkat tanggapan yang berbeda terhadap jenis pendorong/ penggerak kegiatan yang berbeda. Berikut beberapa konsep tentang kegiatan dan kaitannya dengan penggerak biaya Kegiatan/ AktivitasTingkat Unit Kegiatan tingkat unit adalah kegiatan yang dilakukan setiap kali suatu unit diproduksi atau dibuat. Contoh kegiatan tingkat unit adalah pencucian, pengasahan, pemolesan merupakan kegiatan tingkat unit. Ukuran keluaran dari kegiatan tingkat unit, mengacu pada pendorong tingkat unit misalnya unit produk, jam tenaga kerja langsung atau jam mesin. Kegiatan/ Aktivitas Tingkat Batch Kegiatan tingkat batch adalah kegiatan yang dilakukan setiap kali suatu batch barang diproduksi. Biaya kegitan tingkat batch bervariasi terhadap jumlah batch tetapi bersifat tetap 8 dalam kaitannya dengan jumlah unit pada setiap batchnya. Contoh kegiatan tingkat batch diantaranya pemeriksaan, rencana produksi, penanganan bahan baku dll. Ukuran keluaran untuk kegiatan tingkat batch disebut pendorong tingkat batch. Pendorong tingkat batch mungkin saja dapat dalam bentuk jumlah batch, jam pemeriksaan, jumlah pesanan produksi atau jumlahn perpindahan. Kegiatan/ Aktivitas (Penunjang) Tingkat Produk Kegiatan (penunjang) tingkat produk adalah kegiatan yang dilakukan jika diperlukan untuk mendukung untuk menghasilakn berbagai produk. Kegiatan-kegiatan ini mengkonsumsi masukan untuk membangun produk dan memungkinkan produk untuk diproduksi dan dijual. Kegiatan-kegiatan ini termasuk biayanya cenderung meningkat seiring dengan peningkatan keragaman produk. Misalnya pengembangan prosedur pengujian produk, pemasaran produk, proses pemasaran, perekayasaan produk. Ukuran keluaran kegiatan untuk kegiatan tingkat produk adalah pendorong/ penggerak tingkat produk, seperti permintaan perubahan, jumlah produk, jumlah proses dll. Kegiatan/ Aktivitas Tingkat Fasilitas. Kegiatan tingkat fasilitas adalah kegiatan yang menunjang proses produksi umum pabrik. Contohnya penyediaan fasilitas, perawatan taman, kebersihan, kemanan pabrik dll. Kegiatan kategori ini sangat sulit menentukan ukuran keluarannya. Yang mungkin dipakai sebagai ukuran misalnya ukuran ruang, luas taman, jumlah tenaga pengaman dll. Berikut tabel kaitan antara kegiatan dan penggerak biaya TINGKAT UNIT TINGKAT BATCH Pengujian produk Pembelian bahan Penerimaan Bahan Persiapan batch TINGKAT PRODUK TINGKAT FASILITAS Pengembangan program pengujian Penyediaan utilitas 9 Rancangan rekayasa Penyediaan ruangan Pembayaran kepada pemasok 2.1.3. Alokasi Biaya/Biaya Tidak Langsung Biaya tidak langsung tidak dapat ditelusuri ke obyek biaya karena tidak ada hubungan penyebab antara biaya dan obyek biaya. Pembebanan biaya tidak langsung ke obyek biaya disebut Alokasi Biaya. Karena tidak ada hubungan penyebab antara biaya dan obyek biaya maka pengalokasian biaya tidak langsung didasarkan hubungan dekat atau beberapa asumsi. Misalnya biaya penerangan untuk dua produk pisang goreng dan tempe goreng. Untuk melhat hubungan penyebab jelas sulit maka untuk mengalokasikan biaya dilakukan dengan proporsi terhadap penggunaan jam tenaga kerja langsung yang digunakan untuk setiap produk.. Pengalokasian biaya tidak langsung yang dilakukan secara acak akan mengurangi keakuratan secara keseluruhan dari pembebanan biaya. Yang terbaik mungkin hanya mebebankan biaya tidak langsung yang dapat ditelusuri pada obyek biaya. Namun untuk kepentingan pelaporan eksternal alokasi biaya tidak langsung pada obyek biaya perlu dilakukan. Secara ringkas hubungan antara ketiga metode Metode Penelusuran Langsung, Penelusuran Pendorong/ Penggerak dan Alokasi Biaya dengan pembebanan pada obyek biaya dapat digambarkan sebagai berikut: 10 2.2.Definisi Biaya-biaya Biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat ini atau di masa yang akan depan bagi organisasi. Mengurangi biaya yang dibutuhkan untuk mencapai manfaat tertentu berarti membuat perusahaan lebih efisien, akan tetapi biaya harus dikelola dengan strategis. Keunggulan kompetitif akan tercipta apabila perusahaan dapat menyediakan nilai bagi pelanggan yang sama besar atau lebih besar dengan biaya yang lebih rendah dari pesaingnya. Biaya peluang/kesempatan (opportunity cost) adalah manfaat yang dikorbankan ketika satu alternatif dipilih dari alternatif lainnya. Contoh perusahaan mungkin memilih menginvestasikan $100.000 dalam persediaan selama setahun dari pada menginvestasikan modal tersebut pada investasi produktif yang memberikan tingkat pengembalian 12%. Biaya peluang dari modal yang tertanam pada persediaan adalah $12.000 (0,12 x $100.000), dan hal itu bagian dari biaya persediaan. Biaya dikeluarkan untuk mendapatkan manfaat di masa depan (pendapatan). Ketika biaya telah dihabiskan dalam proses menghasilkan pendapatan, biaya dinyatakan kedaluwarsa (expire) yang disebut dengan beban (expenses). Disetiap periode beban akan dikurangkan dari pendapatan dalam laporan laba rugi untuk menentukan laba periode tersebut. Penurunan harga dapat meningkatkan nilai bagi pelanggan, sehingga perusahaan harus mampu mengurangi biaya. Manajer harus memahami biaya dan tren biaya. Pembebanan biaya untuk menentukan biaya dari objek tersebut merupakan informasi penting yang perlu diketahui manajer. Objek biaya adalah tempat dimana biaya tersebut akan dibebankan. Objek biaya dapat berupa produk, pelanggan, departemen, aktivitas dsb. Biaya yang dikeluarkan perusahaan dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu biaya langsung dan biaya tidak langsung. Misalnya objek biaya produk, biaya langsung yang dapat dibebankan secara akurat pada masing-masing produk adalah biaya bahan baku maupun biaya buruh langsung. Biaya tidak langsung merupakan biaya yang dipakai secara bersama-sama untuk keseluruhan produk yang dihasilkan atau dijual perusahaan. Harga pokok produk (product cost) adalah biaya yang dibebankan pada produk yang memenuhi tujuan manajerial tertentu. Karena tujuan manajerial bisa berbeda-beda, definisi harga pokok produk pun bisa berbeda tergantung pada tujuan manajerial yang hendak dicapai. Contoh pihak manajemen tertarik dengan analisis tingkat laba strategis. Informasi yang diperlukan manajer adalah semua pendapatan dan biaya yang berhubungan dengan suatu produk. Pada kasus ini rantai nilai harga pokok telah sesuai karena memperhitungkan semua 11 biaya yang diperlukan untuk menilai tingkat laba strategis. Rantai nilai perusahaan adalah seperangkat aktivitas yang dibutuhkan untuk mendesain, mengembangkan, memproduksi, memasarkan, mendistribusikan, dan melayani produk. Apabila tujuan manajer adalah jangka pendek atau tingkat laba taktis, maka biaya desain dan pengembangan mungkin tidak relevan, khususnya untuk produk yang sudah ada. Biaya dikelompokkan kedalam dua kategori fungsional utama, yaitu biaya produksi dan biaya non produksi. Biaya produksi adalah biaya yang berkaitan dengan pembuatan barang dan penyediaan jasa. Biaya non produksi adalah biaya yang berkaitan dengan fungsi desain, pengembangan, pemasaran, distribusi, layanan pelanggan, dan adminsitrasi umum. Biaya non produksi sering dibagi menjadi dua kategori yaitu: biaya umum dan biaya administrasi. Biaya umum adalah biaya penjualan yang mencakup baiaya pemasaran, distribusi, dan layanan pelanggan. Biaya administrasi mencakup biaya desain, pengembangan dan administrasi umum. Untuk barang berwujud, biaya produksi dan nonproduksi sering disebut biaya manufaktur dan non manufaktur. Biaya produksi dapat diklasifikasikan lebih lanjut sebagai bahan langsung, tenaga kerja langsung dan overhead. Dalam pelaporan eksternal hanya tiga elemen biaya ini yang dapat dibebankan pada produk. a. Bahan langsung Bahan langsung adalah bahan yang dapat ditelusuri secara langsung pada barang atau jasa yang sedang diproduksi. Contoh kain pada kemeja, kayu pada kursi. b. Tenaga kerja langsung Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang dapat ditelusuri secara langsung pada barang atau jasa yang sedang diproduksi. Contoh karyawan yang mengubah bahan baku menjadi produk atau jasa. c. Overhead Overhead adalah semua biaya produksi selain bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung. Pada perusahaan manufaktur overhead juga dikenal dengan beban pabrik (factory burden) atau overhead manufaktur (manufacturing overhead). Contoh penyusutan mesin, pemeliharaan, perlengkapan, pengawasan, penanganan bahan, listrik, lembur yang tidak dapat di identifikasi penyebabnya dan sebagainya. Apabila lembur karena adanya pesanan khusus, dengan kapasitas produksi yang sudah 100%, maka lembur masuk ke dalam biaya tenaga kerja langsung. d. Biaya utama dan konversi Biaya utama adalah (prime cost) adalah jumlah dari biaya bahan langsung dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya konversi (conversion cost) adalah jumlah dari biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead. 12 e. Biaya penjualan dan administrasi Biaya penjualan atau pemasaran adalah biaya-biaya yang diperlukan untuk memasarkan, mendistribusikan, dan melayani produk atau jasa. Contoh biaya penjualan antara lain: gaji dan komisi tenaga penjualan, iklan, pergudangan, pengiriman, dan layanan pelanggan. Biaya administrasi mencakup biaya penelitian, pengembangan dan administrasi umum. Contoh biaya administrasi umum antara lain: gaji eksekutif puncak, biaya jasa konsultan hukum, pencetakan laporan tahunan dan akuntansi umum. Untuk pelaporan keuangan ektsternal, biaya penjualan dan administrasi disebut sebagai biaya yang tidak dapat diinventarisasi atau biaya periode. 2.3. Perilaku Biaya Aktivitas Ada tiga tipe pola perilaku biaya yaitu biaya variabel, biaya tetap, dan biaya semivariabel. Ketiga pola perilaku biaya ini ditemukan dalam kebanyakan organisasi. Proporsi relatif masing-masing tipe biaya tersebut disebut sebagai struktur biaya (cost structure). Sebagai contoh, sebuah perusahaan mungkin memiliki lebih banyak biaya tetap dari pada biaya variabel dan biaya semivariabel. Ada juga perusahaan yang biaya variabelnya lebih banyak dari pada dibandingkan biaya tetap dan biaya semivariabel. Struktur biaya akan sangat mempengaruhi dalam pembuatan keputusan. 2.3.1. Biaya Tetap (Fixed Cost) Biaya Tetap merupakan biaya yang selalu tetap secara keseluruhan tanpa terpengaruh oleh tingkat aktivitas. Biaya tetap tidak terpengaruh oleh perubahana aktivitas. Karena total biaya bersifat konstan, jumlah biaya tetap per-unit akan semakin kecil bila tingkat aktivitasnya naik. Biaya rata-rata per unit akan turun tetapi dengan tingkat penurunan yang semakin kecil. Aspek biaya tetap ini dapat membingungkan. Meskipun demikian tetap penting untuk menyajikan biaya tetap ini dengan basis rata-rata per-unit. Biaya per unit yang terdiri atas elemen biaya tetap dan biaya variabel disajikan untuk laporan eksternal. Untuk kepentingan internal, biaya tetap tidak perlu disajikan perunit karena dapt membingungkan. Berdasarkan pengalaman, untuk kepentingan internal, agar mudah (dan juga aman) biaya tetap disajikan secara total. Biaya tetap mempunyai karakteristik sebagai berikut: 13 a) Biaya yang jumlah totalnya tetap konstan tidak dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan atau aktivitas sampai dengan tingkatan tertentu. b) Pada biaya tetap, biaya satuan (unit cost) akan berubah berbanding terbalik dengan perubahan volume kegiatan, semakin tinggi volume kegiatan semakin rendah biaya satuan, semakin rendah volume kegiatan semakin tinggi biaya satuan. Tipe-tipe biaya tetap adalah sebagai berikut : a) Biaya tetap yang telah ditentukan (committed fixed cost) adalah biaya tetap yang berkaitan dengan investasi fasilitas, peralatan dan struktur organisasi pokok dalam suatu perusahaan. Contoh: penyusutan gedung dan peralatan, pajak bangunan, asuransi. b) Biaya tetap kebijakan (discretionary fixed cost) adalah biaya tetap yang terjadi karena keputusan manajemen. Contoh: biaya riset, hubungan masyarakat, program pengembangan manajemen. Suatu biaya diklasifikasikan sebagai committed atau discretionary fixed cost tergantung pada kebijakan/strategi perusahaan. 2.3.2. Biaya Variabel (Variable Cost) Biaya Variabel adalah biaya yang jumlahnya berubah secara proporsional terhadap perubahan tingkat aktivitas. Jika tingkat aktivitasnya dilipatduakan, maka total biaya variabelnya juga akan berlipat dua. Jika aktivitas naik 10% maka total biaya variabel akan naik sebesar 10% juga. Suatu biaya dikatakan variable karena ada sesuatu hal yang disebut basis aktivitas. Basis aktivitas (activity based) merupakan ukuran segala sesuatu yang menyebabkan adanya biaya variabel atau biasa disebut dengan penggerak biaya atau pemicu biaya (cost driver). Contoh dari basis aktivitas yang umum yaitu: jam tenaga kerja langsung, jam mesin, unit yang di produksi, dan unit yang di jual. Porsi biaya variabel dan tipe biaya variabel dalam organisasi sangat tergantung pada tujuan dan struktur organisasi. Tabel 1. Contoh Biaya Variabel Jenis Organisasi Perusahaan dagang Biaya yang biasanya bersifat Harga pokok (produk) penjualan variabel terhadap volume output 14 Biaya produksi (BB, TKL) Porsi Perusahaan Manufaktur Perusahaan dagang dan variabel biaya overhead Biaya penjualan, umum dan adm. Komisi, biaya pengiriman, dll Perusahaan Jasa Perusahaan Manufaktur Bahan habis pakai, perjalanan, dll Biaya variabel memiliki karakteristik sebagai berikut: a) Biaya yang jumlah totalnya akan berubah secara sebanding (proporsional) dengan peerubahan volume kegiatan, semakin besar volume kegiatan semakin tinggi jumlah total biaya variabel, semakin rendah volume kegiatan semakin rendah jumlah total biaya variabel. b) Pada biaya variabel, biaya satuan tidak dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan, jadi biaya satuan konstan. Tidak semua biaya variabel memiliki pola yang sama. Beberapa biaya variabel berperilaku sebagai biaya variabel sejati (true variable) atau variabel proporsial (proportionately variable). Sedangkan lainnya memiliki pola bertahap (step-variable). Biaya variabel sejati bahan langsung dianggap sebagai biaya variabel sejati (true variable) atau biaya variabel proporsional karena jumlah yang digunakan selama satu periode akan memiliki proporsi langsung dengan tingkat aktivitas produksi. Lebih jauh, bahan langsung yang dibeli tetapi tidak digunakan dapat disimpan di gudang dan digunakan lagi pada eriode mendatang. Biaya variabel bertahap upah tenaga kerja pemeliharaan biasanya dianggap variabel tetapi biaya tenaga kerja ini tidak memiliki perilaku yang sama dengan biaya bahan langsung. Tidak seperti biaya bahan langsung, waktu kerja bagi tenaga pemeliharaan biayasanya ditentukan dalam bentuk borongan. Selain itu, jam kerja pemeliharaan yang tidak dimanfaatkan tidak dapat disimpan dan di gunakan dalam periode mendatang. Jika waktu yang tersedia tidak digunakan secara efektif, maka akan hilang begitu saja. Selain itu, para tenaga pemeliharaan akan bekerja secara asal apabila pengawasannya tidak baik tetapi mereka akan bekerja secara intensif kalau diawasi secara ketat. 15 2.3.3. Biaya Variabel Bertahap Sumber daya yang diperoleh dalam jumlah besar (seperti pekerja pemeliharaan) dan yang biayanya meningkat atau berkurang hanya karena adanya perubahan yang besar dalam tingkat aktivitas, disebut biaya variabel bertahap (step-variable cost). Perilaku biaya variabel bertahap berbeda dengan perilaku biaya variabel sejati. Perbedaan biaya variable sejati dan biaya variable bertahap: Biaya variable sejati (true variable) adalah biaya yang besarnya berubah secara proporsional sesuai dengan tingkat aktivitas produksi. Misalnya; biaya bahan langsung. Biaya variable bertahap (step variable) adalah biaya yang didapat dalam jumlah besar dan meningkat/berkurang karena adanya perubahan yang besar dalam tingkat aktivitas. Misalnya; biaya pemeliharaan. Total Biaya Variable = Biaya Variabel per Unit x Jumlah Unit 16 2.3.4. Biaya Semi Variabel (Semi variable Cost) Merupakan biaya yang terdiri atas elemen biaya variabel maupun biaya tetap. Disebut juga dengan biaya campuran. Biaya semi variabel memiliki karakteristik sebagai berikut: a) Biaya semi variabel jumlah totalnya berubah sesuai dengan perubahan volume kegiatan, akan tetapi sifat-sifat perubahannya tidak sebanding. Semakin tinggi volume kegiatan semakin besar jumlah total biaya, semakin rendah volume kegiatan semakin rendah pula jumlah total biaya, tetapi perubahannya tidak sebanding (not proportional). b) Biaya semi variabel per satuan berubah terbalik dihubungkan dengan perubahan volume kegiatan tetapi sifatnya tidak sebanding. Sampai dengan tingkat kegiatan tertentu, semakin tinggi volume kegiatan semakin rendah biaya satuan, semakin rendah volume kegiatan semakin tinggi biaya satuan. Contoh biaya semi variabel misalnya: biaya reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap, biaya kendaraan, biaya listrik, biaya telpon. Untuk tujuan perencanaan, pembuatan keputusan, dan pengendalian biaya maka biaya semi variabel harus dipisahkan ke dalam biaya tetap dan biaya variabel. Pendekatan dan teknik yang dapat digunakan untuk memisahkan biaya semi variabel. Hubungan antara biaya semivariabel dengan tingkat aktivitas dalam persamaan garis lurus adalah: Y = a + bx Y = total biaya semivariabel a = total biaya tetap b = biaya variabel per unit aktivitas 17 x = tingkat aktivitas Persamaan ini membuat mudah perhitungan total biaya semivariabel untuk tingkat aktivitas dalam rentang yang relevan. 2.4.Metode Memisahkan Biaya Campuran Terdapat 3 metode yang digunakan secara luas untuk memisahkan biaya campuran menjadi komponen tetap dan variabel, yaitu : 1. Metode Tinggi Rendah 2. Metode Scatterplot 3. Metode Kuadrat Terkecil Namun dalam makalah ini hanya akan membahas mengenai perhitungan metode tinggi rendah dan metode scatterplot. 2.4.1. Metode Tinggi Rendah Adalah suatu metode untuk menentukan persamaan suatu garis lurus dengan terlebih dahulu memilih dua titik (titik tinggi rendah) yang akan digunakan untuk menghitung parameter titik potong (intercept) dan kemiringan (slope). Titik tertinggi adalah suatu titik dengan tingkat output atau aktivitas tertinggi. Titik rendah adalah titik dengan tingkat output atau aktivitas yang terendah. Persamaan untuk penentuan biaya variable per unit dan biaya tetap adalah sebagai berikut: Misalkan (X1, Y1) adalah titik aktivitas rendah dan (X2, Y2) titik aktivitas tinggi maka persamaan biaya variable per unit adalah: 18 Persamaan untuk penentuan biaya tetap adalah: Contoh: Manajer pabrik menganggap bahwa waktu penyetelan mesin adalah penggerak yang baik untuk aktivitas penyetelan lini produksi. Data berikut menunjukan biaya dan waktu penyetalan selama lima bulan terakhir: Bulan Biaya Penyetelan ($) Waktu Penyetelan (jam) Januari 1.000 100 Februari 1.250 200 Maret 2.250 300 April 2.500 400 Mei 3..750 500 Bagi perusahaan, titik tinggi adalah 500 jam penyetelan dengan biaya sebesar $3.750 atau (500, $3.750) dan titik rendah adalah 100 jam dengan biaya $1.000 atau (100, $1.000) Setelah titik tinggi dan rendah ditentukan maka nilai biaya tetap dan biaya variable per unit dapat dihitung, yaitu: Biaya variable per unit = ($3.750 - 1.000) / (500 - 100) = $2.750 / 400 = $6,875 Biaya tetap = Biaya total titik tinggi – (biaya variable per unit x output tinggi) = $3.750 – ($6,875 x 500) = $12,50 Total Biaya = Biaya Tetap + Biaya Variabel = $312,50 + ($6,875 x waktu penyetelan) 19 2.4.2. Metode Scatterplot Suatu metode penentuan persamaan suatu garis dengan memplot data dalam suatu grafik. Langkah pertama adalah memplot titik-titik data sehingga hubungan antara biaya dan tingkat aktivitas dapat terlihat. Plot ini disebut sebagai grafik scatter (scattergraph) Salah satu tujuan dari grafik scatter adalah untuk melihat apakah asumsi hubungan linear wajar atau tidak. Bagaimana kita menarik garis yang melewati titik-titik pada grafis? Anggaplah kita menggunakan garis yang melewati titik 1 dan titik 3 sebagai yang terbaik. Titik 1 (100, $1.000) Titik 3 (300, $2.250) digunakan untuk menghitung kemiringan Biaya variable per unit = (Y2 – Y1) / (X2 – X1) = ($2.250 – 1.000) / (300-100) = $6,25 Untuk menghitung biaya tetap, gunakan salah satu dari titik tersebut (1 atau 3), misalny dipilih titik 3, maka Biaya tetap = $2.250 – ($6,25 x 300) = $375 Total Biaya = $375 + ($6,25 x jam penyetalan) 20 BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan Biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat untuk masa ini atau masa depan bagi organisasi. Biaya dibebankan pada objek biaya. Tiga metode pembebanan biaya, yaitu penelusuran langsung, penelusuran pendorong/penggerak, dan alokasi. Penelusuran langsung dan penelusuran penggerak lebih akurat karena didasarkan pada hubungan sebab-akibat. Penelusuran langsung bergantung pada pengamatan secara fisik untuk membebankan biaya. Penelusuran penggerak bergantung pada penggunaan fakto-faktor penyebab yang disebut penggerak untuk membebankan biaya. Alokasi bergantung pada hubungan yang diasumsikan dan kemudahan membebankan biaya. Perilaku biaya adalah cara biaya berubah dalam hubungannya dengan perubahan penggunaan aktivitas. Perilaku biaya dapat dibedakan sebagai biaya tetap dan biaya variable. Biaya tetap adalah suatu biaya yang konstan dalam total tanpa mempertimbangkan perubahanperubahan tingkat aktivitas dalam suatu relevant range tertentu. Biaya variable yaitu biaya yang secara total berubah secara professional dengan perubahan dalam tingkat aktivitas. Sumber daya yang diperoleh dalam jumlah besar (seperti pekerja pemeliharaan) dan yang biayanya meningkat atau berkurang hanya karena adanya perubahan yang besar dalam tingkat aktivitas, disebut biaya variabel bertahap. Biaya semi variable merupakan biaya yang terdiri atas elemen biaya variabel maupun biaya tetap. Disebut juga dengan biaya campuran Pemisahan unsur biaya tetap dan biaya variable dari biaya semivariabel dilakukan dengan menggunakan metode titik tertinggi dan terendah, metode scatterplot, dan metode kuadrat terkecil. 3.2. Saran Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami akan memperbaiki makalah ini dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik dan saran yang membangun dari pembaca, baik dosen ataupun teman mahasiswa. 21 DAFTAR PUSTAKA https://sites.google.com/site/pekembia/pembebanan-Penelusuran-Langsung-PenggerakPerilaku-Alokasi-biaya http://fe.unisma.ac.id/MATERI%20AJAR%20DOSEN/AKMEN/HRR/Pert%203%20Akmen. pdf https://www.academia.edu/12476177/RINGKASAN_PERILAKU_BIAYA_AKTIVITAS http://nyunyunbee.com/2014/03/perilaku-biaya-aktivitas.html https://lmsspada.kemdikbud.go.id/pluginfile.php/1475/mod_resource/content/1/Lecture%20N otes%202.pdf#:~:text=Untuk%20memisahkan%20biaya%20campuran%20terdapat,kelebihan %20dan%20kekurangan%20dalam%20penggunaannya. 22