BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak merupakan anugerah yang diberikan oleh Tuhan YME kepada setiap pasangan. Setiap manusia/pasangan tentunya ingin mempunyai anak yang sempurna baik secara fisik maupun psikis. Namun dalam kenyatanya masih banyak kira jumpai bayi dilahirkan dengankeadaan cacat bawaan/kelainan kongenital. Kelainan kongenital yang cukup berat merupakan penyebab utama kematian bayi dalam bulan-bulan pertama kehidupannya, dan merupakan cobaan terberat bagi seorang ibu. Seorang ibu akan merasa merasa malu dengan keadaan anaknya yang berbeda dengan anak lain, cenderung menutup diri karena masyarakat sering menilai bahwa keadaan ini hal yang tabu sehingga dianggap kutukan dan bisa menjadi pembawa sial. Perasaan-perasaan seperti ini akhirnya akan membawa seorang ibu mengalamai masalah spiritual seperti menyalahkan Tuhan karena anaknya lahir berbeda. Sebagaimana seorang manusia pada hakikatnya membutuhkan keyakinan untuk terus melanjutkan kehidupan. Apabila seseorang memiliki masalah sehingga keyakinannya terganggu dan orang tersebut tidak dapat mengatasinya hingga menimbulkan rasa kecemasan, ketakutan, dan putus asa maka seseorang tersebut dapat dikatakan ia mengalami gangguan spiritual. Perawat sebagai tenaga kesehatan yang profesional mempunyai kesempatan paling besar untuk memberikan pelayanan kesehatan khususnya asuhan keperawatan yang komprehensif dengan membantu klien memenuhi kebutuhan dasar sebagai makhluk yang holistik yaitu bio-psiko-sosio-spiritual. Asuhan keperawatan yang diberikan oleh perawat tidak terlepas dari aspek spiritual yang merupakan bagian integral dari interaksi perawat dengan klien, meskipun perawat tidak memiliki keyakinan yang sama dengan klien. Sehingga, dalam makalah ini akan dibahas mengenai masalah spiritual dan bagaimana peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan masalah spiritual. B. Tujuan Untuk Mempelajari tentang Asuhan Keperawatan Spiritual pada ibu dengan anak omphelokel BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Spiritualitas 1. Pengertian Spiritualitas Murray & Zentner (1993 dalam Craven & Hirnle, 2007) mengatakan bahwa spiritual adalah kualitas dari suatu proses menjadi lebih religius, berusaha mendapatkan inspirasi, penghormatan, perasaan kagum, memberi makna dan tujuan yang dilakukan oleh individu yang percaya maupun tidak percaya kepada Tuhan. Proses ini didasarkan pada usaha untuk harmonisasi atau penyelarasan dengan alam semesta, berusaha keras untuk menjawab tentang kekuatan yang terbatas, menjadi lebih fokus ketika individu menghadapi stress emosional, sakit fisik atau menghadapikematian.Karakteristik mayor dari spiritualitas menurut Craven & Hirnle (2007) adalah perasaan yang menyeluruh dan harmonisasi dengan diri sendiri, dengan orang lain dan dengan Tuhan yang lebih besar yang dipengaruhi oleh status perkembangan, identitas yang kuat, danharapan. Spiritualitas (spirituality) merupakan sesuatu yang dipercayai oleh seseorang dalam hubungannya dengan kekuatan yang lebih tinggi tuhan, yang menimbulkan suatu kebutuhan serta kecintaan terhadap adanya tuhan, dan permohonan maaf atas segala kesalahan yang pernah diperbuat (Alimul, 2006). 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan spiritual Menurut Craven & Hirnle, (2007) Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan spiritualadalah: a. Kebudayaan, termasuk didalamnya adalah tingkah laku, kepercayaan dan nilai-nilai yang bersumber dari latar belakang sosialbudaya. b. Jenis kelamin: Spiritual biasanya bergantung pada kelompok sosial dan nilai- nilai agama dan transgender. Misalnya yang menjadi pemimpin kelompok spiritual adalah laki-laki,dsb c. Pengalaman Sebelumnya. Pengalaman yang baik positif atau negatif dapat mempengaruhi spiritualitas dan pada akhirnya akan mempengaruhi makna dari nilai-nilai spiritual seseorang. Misalnya: orang yang sangat menyayangi anaknya kemudian anaknya meninggal karena kecelakaan pada akhirnya mungkin akan menolak eksisitensi Tuhan dan mungkin akan berhenti untuk beribadah, demikian juga misalnya seseorang yang sukses di pernikahan, karir, pendidikan mungkin akan beranggapan bahwa dia tidak membutuhkan Tuhan (Taylor, Lilis & Lemone,1997). d. Situasi krisis dan berubah, Situasi yang dihadapi berupa perubahan karena proses kematian atau sakitnya orang yang dicintai dapat menyebabkan perubahan atau distress status spiritual. Situasi krisis atau perubahan yang terjadi dalam kehidupan dapat memberikan makna meningkatnya kepercayaan, bahkan dapat juga melemahkan kepercayaannya. Intervensi utamanya adalah memperkuat hal yang kurang dan memperkokoh hal-hal yang lebih kuat untuk menimbulkan harapan yang baru (Kemp1999). e. Terpisah dari ikatan spiritual, Pengalaman selama dirawat di rumah sakit atau menjalani perawatan di rumah akan menyebabkan seseorang terisolasi, berada pada lingkungan yang baru dan asing mungkin akan menyebabkan perasaan tidak nyaman, kehilangan support sistem dan dayajuang.(Emblen & Halstead, 1993; Highfield & Cason, 1983; O’Brien, 1999 dalam Wright, 2005). 3. Hubungan Spiritual, Sehat, dan Sakit Agama merupakan petunjuk perilaku karena di dalam agama terdapa ajaran baik dan larangan yang dapat berdampak pada kehidupan dan kesehatan seseorang. Agama sebagai sumber dukungan bagi seseorang yang mengalami kelemahan dalam keadaan sakit untuk membangkit semangat untuk sehat, atau juga dapat mempertahankan kesehatan untuk mencapai kesejahteraan. Sebagai contoh, orang sakit dapat memeperoleh kekuatan dengan menyerahkan diri atau memohon pertolongan dari tuhannya. 4. Peran Agama terhadap Kondisi Pasien a. Peran agama terhadap kondisi psikologi Orang yang merasa dirinya dekat dengan Tuhan, diharapkan akan timbul rasa tenang dan aman, yang merupakan salah satu ciri sehat mental yaitu:Mengatur pola hidup individu dengan kebiasaan hidup sehat dan Memperbaiki persepsi ke arah positif, Memiliki cara penyelesaian masalah yang spesifik, Mengembangkan emosi positif dan Mendorong kepada kondisi yang lebih sehat b. Peran Agama Terhadap Kondisi Sosio Umumnya para penganut agama akan melakukan kegiatan ibadah atau kegiatan sosial lainnya secara bersama-sama, dan kegiatan bersama seperti ini dilakukan secara berulang-ulang, sehingga dapat menimbulkan rasakebersamaan dan meningkatkan solidaritas antar jamaah. Orang dengan skor religiusitas tinggi, pada umumnya dapat membina keharmonisan keluarga, dan pada umumnya dapat membina hubungan yang baik di antara keluarga. c. Peran Agama terhadap Kondisi Psikologik Peran yang cukup mendasar tentang peran keagamaan terhadap perubahan fisik–biologik, sebagaimana dituntut oleh para pakar yang berorientasi fisikalistik yang mendapatkan bukti bahwa dengan perkataan yang baik dan halus sebagaimana perkataan orang yang sedang berdoa dapat mengubah partikel air menjadi kristal heksagonal yang indah, dan selanjutnya bermanfaat dalam upaya kesehatan secara umum. 5. Manfaat bagi Rumah Sakit dari Kegiatan Bimbingan Spiritual Tidak ada orang yang ingin menderita sakit dan semua orang yang sakit pasti menginginkan kesembuhan. Salah satu cara meningkatkan kesembuhan adalah dengan memberikan bimbingan rohani dan spiritual. Hal ini sesuai dengan hasil pertemuan psikiater dan konselor sedunia di Wina Austria, Juni 2003 tentang urgensi bimbingan spiritual sebagai sarana peningkatan religiusitas pasien. Bimbingan spiritual ternyata berdampak kepada peningkatan kesembuhan dan motivasi pasien. Dalam konteks ini, bimbingan spiritual merupakan pelengkap pengobatan dan pelayanan medis di rumah sakit. 6. Hubungan Keyakinan Dengan Pelayanan Kesehatan Kebutuhan spiritual merupakan kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh setiap manusia. Apabila sesorang dalam keadaan sakit, maka hubungan dengan tuhannya pun semakin dekat, mengingat seseorang dalam kondisi sakit menjadi lemah dalam segala hal, tidak ada yang mampu membangkitkannya dari kesembuhan, kecuali sang pencipta. Dalam pelayanan kesehatan, perawat sebagai petugas kesehatan harus memiliki peran utama dalam memenuhi kebutuhan spiritual. Perawat dituntut mampu memberikan pemenuhan yang lebih pada saat pasien kritis atau menjelang ajal. Dengan demikian, terdapat keterkaitan antara keyakinan dengan pelayanan kesehatan, dimana kebutuhan dasar manusia yang diberikan melalui pelayanan kesehatan tidak hanya berupa aspek-biologis, tetapi juga aspek spiritual. Aspek spiritual dapat membantu membangkitkan semangat pasien dalam proses penyembuhan. 7. Masalah Kebutuhan Spiritual Masalah yang sering terjadi pada pemenuhan kebutuhan spiritual adalah distres spiritual, merupakan suatu keadaan ketika individu atau kelompokmengalami beresiko mengalami gangguan dalam kepercayaan atau system nilai yang memberikannya kekuatan, harapan, dan arti kehidupan, yang ditandai dengan pasien meminta pertolongan spiritual, mengungkapkan adanya keraguan dalam sistem kepercayaan, adanya keraguan yang berlebih dalam mengartikan hidup, mengungkapkan perhatian yang lebih pada kematian dan sesudah hidup, adanya keputusasaan, menolak kegiatan ritual, dan terdapat tanda-tanda seperti menangis, menarik diri, cemas, dan marah, kemudian ditunjang dengan keadaan fisik seperti nafsu makan terganggu, kesulitan tidur, dan tekanan darah meningkat. Distres spiritual terdiri atas: a. Spiritual yang sakit, yaitu kesulitan menerima kehilangan dari orang yang dicintai atau dari penderitaan yang berat b. Spiritual yang khawatir, yaitu terjadinya pertentangan kepercayaan dan sistem nilai seperti adanya aborsi c. Spiritual yang hilang, yaitu adanya kesulitan menemukan ketenangan dalam kegiatan keagamaan B. Konsep Omfalokel 1. Defenisi Omfalokel Omfalokel adalah suatu cacat umbilicus, tempat usus besar dan organ abdomen lain dapat menonjol keluar. Ia biasanya diserai dengan kelainan kromosom, yang harus disingkirkan. Organ yang menonjol keluar ditutupi oleh lapisan tipis peritoneum yang mudah terinfeksi (Pincus, dkk dalam Istikhoma) 2. Insiden Pada awal kehamilan perkembangan janin, usus berkembang di luar abdomen. Pada umur 10 minggu kehidupan embrio, isi usus kembali ke rongga abdomen. Jika tidak berhasil, isi usus halus tersebut menjadi defek dinding anterior atau eksomfolos (1:500 kehamilan) karena hernia usus terjadi di dalam umbilicus. Eksomfolos berada di sebuah kantong, dan membrane dapat dilihat sebagai masa yang menemel pada dinding abdomen.Omfolekel terjadi jika kedua lipatan ektomesoderm lateral gagal bertemu di garis tengah abdomen antara minggu 3 sampai dengan ke 4. Akibatnya isi abdomen dan peritoneum dan tali pusat berinsersi ke apeks jantung. 3. Faktor Resiko Beberapa faktor resiko yang menyebabkan omfalokel adalah : a. Infeksi dan penyakit pada ibu b. Penggunaan obat-obatan berbahaya, merokok c. Kelainan genetic d. Defisiensi asam folat e. Hipoksia f. Asupan gizi yang tak seimbang g. Unsur polutan logam berat dan radioaktif yang masuk ke dalam tubuh ibu hamil. 4. Patofisiologis Disebabkan oleh kegagalan alat dalam untuk kembali ke rongga abdomen pada waktu janin berumur 10 minggu sehingga menyebabkan timbulnaya omfalokel atau omphalocel. Kelaianan ini dapat segera dilihat yaitu berupa protrusi dari kantong yang berisi usus dan visera abdomen melalui defek dinding abdomen pada umbilicus. Angka kematian tinggi apabila omfalokel besar karena akantong pecah dan terjadi infeksi. (DR. Iskandar Wahidiyat (FKUI), 1985). Suatu portusi pada dinding abdomen sampai dasar tali pusat. Selama 6 – 10 minggu kehamilan. Protrusi tersebut tumbuh dan keluar dari dalam abdomen, pada tali pusat karena abdomen berisi terlalu sedikit sekitar 10 – 11 minggu, normalnya usus akan berpindah kemabali ke dalam abdomen. Ketidakmampuan usus untuk bermigrasi secara normal akan menyebabkan Omphalocele. Omphalocele biasanya ditutupi oleh membrane yang dilindungi oleh visera. Bayi dengan omphalocele mempunyai insiden yang tinggi terhadap obnormalitas yang lain, seperti imperforasi, agenesis colon dan defek diafragma atau jantung (Jackson, D.B.& Sounders, 1993). 5. Tanda dan Gejala Beberapa tanda geljala, antara lain: a. Gangguan pencernaan, karena polisitemia dan hiperinsulin b. BBL > 2500 gr c. Protrusi dari kantong yang berisi usus dan visera abdomen melalui defek dinding abdomen pada umbilikus 6. Komplikasi Komplikasi dari penyakit ini adalah : a. Infeksi usus b. Kematian jaringan usus yang bisa berhubungan dengan kekeringan atau trauma oleh karena usus yang tidak dilindungi. c. Komplikasi dini adalah infeksi pada kantong yang mudah terjadi pada permukaan yang telanjang. d. Kekurangan nutrisi dapat terjadi sehingga perlu balans cairan dan nutrisi yang adekuat misalnya dengan nutrisi parenteral. e. Dapat terjadi sepsis terutama jika nutrisi kurang dan pemasangan ventilator yang lama f. Nekrosis g. Kelainan kongenital dinding perut ini mungkin disertai kelainan bawaan lain yang memperburuk prognosis. 7. Pemeriksaan diagnostic a. Pemeriksaan Fisik Pada omfalokel tampak kantong yang berisi usus dengan atau tanpa hati di garis tengah pada bayi yang baru lahir. Pada gastro schisis usus berada di luar rongga perut tanpa adanya kantong. b. Pemeriksaan Laboratorium Pemeriksaan Maternal Serum Alfa Fetoprotein (MSAFP). Diagnosis prenatal defek pada dinding abdomen dapat dideteksi dengan peningkatan MSAFP. MSAFP dapat juga meninggi pada spinabifida yang disertai dengan peningkatan asetilkolinesterase dan pseudokolinesterase. c. Pemeriksaan radiology Fetal sonography dapat menggambarkan kelainan genetik dengan memperlihatkan marker structural dari kelainan kariotipik. Echocardiography fetus membantu mengidentifikasi kelainan jantung. Untuk mendukung diagnosis kelainan genetik diperjelas dengan amniosentesis. Pada omphalocele tampak kantong yang terisi usus dengan atau tanpa hepar di garis tengah pada bayi yang baru lahir. 8. Penatalaksanaan a. Terapi :Pengobatan yang diberikan ialah local dapat diberikan saleb yang mengandung neomisin dan basitroasin, selain itu dapat dipakai juga saleb gentamisin. Bila terdapat granolosa kelainan ini dapat diberi orgentinitras 3%. Pencegahan dapat dilakukan dengan perawatan tali pusat yang baik sebelum dilakukan pembedahan. b. Medis:Operasi, seyogyanya operasi dilakukan segera setelah lahir tetapi mengingat bahwa memasukkan semua usus dan alat visera sekaligus ke dalam rongga abdomen akan menimbulkan tekanan yang mendadak pada paru hingga timbul ganggu pernafasn, maka operasi biasanya ditunda beberapa bulan. c. Keperawatan:Masalah perawatan yang dapat terjadi adanya resiko infeksi sebelum dilakukan operasi bila kantong belum pecah, dioleskan merkurokrom setiap hari untuk mencegah infeksi. Operasi ditunda beberapa bulan menunggu terjadinya penebalan selaput yang menutupi kantong tersebut setelah diolehsi merkurokrom, ditutup dengan kasa steril, diatasnya ditutup lagi dengan kapas agak tebal baru dipasang gurita. Bila bayi dipulangkan, pesankan kepada ibunya untuk mencegah infeksi dan ajarkan cara merawatnya seperti yang dilakukan di RS serta kapan harus datang konsultasi. C. Landasan Teori Keperawatan 1. Pengkajian a. Identitas klien Meliputi: nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, diagnosa medis. b. Keluhan utama Biasanya ditemukan keluhan cepat lelah, sering pusing, dan mata berkunang-kunang c. Riwayat kesehatan 1) Riwayat kesehatan dahulu Pada pengkajian ini ditemukan riwayat kehamilan yang berdekatan, dan riwayat penyakit-penyakit tertentu seperti infeksi yang dapat memungkinkan terjadinya anemia 2) Riwayat kehamilan dan persalinan Biasanya ditemukan kehamilan pada usia muda, dan kehamilan yang berdekatan d. Pola Aktivitas Sehari-hari 1) Pola makan Ditemukan ibu kurang mengkonsumsi makanan yang kaya nutrisis seperti sayuran berdaun hijau, daging merah dan tidak mengkonsumsi tablet Fe 2) Pola aktivitas/istirahat Biasanya pada ibu hamil yang menderita anemia mudahkelelahan, keletihan, malaise, sehingga kebutuhan untuk tidur dan istirahat lebih banyak e. Pemeriksaan Fisik 1) Keadaan umum Ibu hamil terlihat lemah, lesu, tekanan darah menurun, nadi menurun, pernapasan lambat. a) Kepala (1) Rambut biasanya rontok dan terdapat bintik hitam diwajah, (2) Mata. Biasanya konjuntiva anemis dan sclera tidak ikterik (3) Mulut. Biasnya bibirnya pucat dan membrane mukosa kering b) Abdomen. (1) Inspeksi : pembesaran perut tidak sesuai dengan usia kehamilan (2) Palpasi : tidak teraba jelas bagian janin (3) Auskultasi : denyut jantung janin antara 120-130 x/menit c) Ekstremitas CRT > 2 detik, terdapat varises di kaki, tidak ada udema, dan akral biasanya dingin f. Pemeriksaan Laboratorium Pemeriksaan labor dasar 1) Hb : Biasanya Hb pada trimester pertama dab ke dtiga kurang dari 11 g/dl dan pada timester dua <10,5 g/dl 2) Hematokrit :<37% (normal 37-41%) 3) Eritrosit : <2.8 juta/mm3 (normal 4,2-5,4 juta/mm3) 4) Trombosit :<200.000 (normal 200.000 – 400.000/mel) 2. Diagnosa Keperawatan Diagnosis keperawatan yang mungkin muncul : a. Risiko perdarahan berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang kewaspadaan perdarahan b. Intoleran aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurang asupan makanan d. Mual berhubungan dengan rasa makan/minum yang tidak enak e. Keletihan berhubungan dengan kelesuan fisiologis (anemia dalam kehamilan) f. Risiko infeksi berhubungan dengan penurunan hemoglobin g. Ansietas berhubungan dengan kirisi situasional h. Resiko deficit spiritual BAB III ASUHAN KEPERAWATAN SPIRITUAL PADA Ny.E DENGAN ANAK OMPHALOKEL A. Pengkajian Tanggal Pengkajian : 25 September 2019 Diagnosa Medis : Kemahilan dengan bayi mengalami omphalokel 1. Identitas Pasien Nama : Ny.E Umur : 36 tahun Jenis Kelamin : Perempuan Agama : Islam Status : Kawin Pendidikan : S1 Alamat : Ambon Pekerjaaan : Swasta 2. Alasan Masuk Rumah Sakit a. Alasan Dirawat Sejak dalam kandungan, hasil USG menunjukan bahwa janin memgalami kelaianan kromosom, yakni omfaloke, sehingga sebelum lahir ibunya sudah perlu dirawat jadi saat lahir si bayi dapat segera mendapat penanganan yang tepat b. Keluhan Utama Bayi yang dikandung mengalami omphalokel 3. Riwayat Kesehatan a. Riwayat Kesehatan Sebelum Sakit ini : Klien mengatakan saat mengandung kondisinya baik-baik saja, namun menginjak usia kandungan 4 bulan saat diperiksa diketahui bahwa janin yang dikandungnya mengalami salah satu penyakit akibat adanya kelainan kromosom. b. Riwayat Kesehatan Sekarang : Klien mengatakan bahwa saat ini keadaannya baik-baik saja. Hanya kadang mengluh pusing karena kurang tidur akibat banyak pikiran. c. Riwayat Kesehatan Keluarga : Klien mengatakan bahwa sejauh ini dari pihak keluarga suami maupun dirinya belum pernah ada yang mengalami penyakit ini. 4. Pengkajian Kasus Kelolaan a. Aktivitas hidup sehari-hari Aktivitas sehari-hari A. Makan dan minum 1. Nutrisi B.Eliminasi C. Istirahat dan tidur D. Aktivitas Pre-masuk rumah sakit Di rumah sakit Makan 3x1 dengan menu lengkap : nasi, lauk dan sayuran Minum banyak sekitar ±2,5 L per hari Baik tidak ada masalah Makan 3x1 dengan menu lengkap : nasi, lauk dan sayuran Minum banyak sekitar ±2,5 L per hari Pola eliminasi baik, konsistensi encer BAK lancer Klien mengalami tidur Klien mengalami tidur tidak puas tidak puas diakibatkan diakibatkan banyak pikiran banyak pikiran Baik Baik b. Psikosial 1. Psikologis : Klien tampak cemas dengan keadaan anaknya, ada rasa takut jika anaknya tidak dapat bertahan, di tambah lagi beliau sendiri sebab suami dan keluarga berada di Ambon karena pekerjaan. Klien datang ke Jakarta karena di rujuk untuk melahirkan di sini agar segera setelah lahir anaknya langsung mendapat penanganan yang tepat. Oleh sebabnya klien tampak bingung dan sulit berkonsentrasi karena harus mengurus segala sesuatunya sendiri, mengalami gangguan tidur dan itu tampak dari adanya lingkaran mata di bagian bawah matanya dan wajahnya nampak tak bersemangat, kadang mengeluh pusing. 2. Spiritual : Klien mengatakan bahwa dirinya percaya bahwa dengan belas kasihan dari Tuhan anaknya akan sembuh, namun tak urung perasaan takut, cemas dan sedih itu seringkali muncul, di tambah lagi karena dia sendiri sebab semua keluarga berada di Ambon.Dia mengatakan jarang melakukan shalat, saat shalat pun di lakukan dengan begitu banyak beban pikiran yang menghimpit. Namun demikian dia tetap menguatkan hatinya bahwa Allah pasti akan menolong setiap orang yang meminta pengampunan dan pertolongan kepada-Nya. 5. Pemeriksaan Fisik Keadaan umum : Baik Kesadaran : CM N : 100 x/ mnt SB : 36oC R : 22 x/ mnt BB : 88 kg Pengkajian Head to toe : Kepala: Bentuk bulat dan ukuran normal. Rambut bersih dan Baik, tidak ada kelainan Nampak sehat Mata (penglihatan). Hidung (penciuman). Baik, tidak ada kelainan Mulut dan gigi. Baik, tidak ada kelainan Baik, tidak ada kelainan Telinga (pendengaran). Leher. Baik, tidak ada kelainan Thoraks. Baik tidak ada kelianan Abdomen. Baik, tidak ada kelainan Baik, tidak ada kelianan Repoduksi. Kondisi genilat baik, tidak ada kelianan 6. Pemeriksaan Penunjang Laboratorium :Tanggal 25-09-2019 • Hb : 8,7 • Leukosit : 8,8 • Trombosit : 208 • PCV : 0,25 Terapi :Tanggal 25-09-2019 • Diet TKTP • RL 14 X/mnt • Cotimoxazol : 2 X II tab • Corosor : 3 X 1 tab • Valium : 3 X 1 tab Ekstremitas Integumen. Baik, tidak ada kelainan Analisa Data No 1 Data Fokus DS : Klien mengatakan : - Merasa cemas dengan keadaan anaknya, - Ada rasa takut jika anaknya tidak dapat bertahan, - Bingung dan sulit berkonsentrasi karena harus mengurus segala sesuatunya sendiri, - Mengalami gangguan tidur DO : - Tampak cemas dan bingung - Hanya ada dirinya sendiri sebab semua keluarga berada di Ambon - Adanya lingkaran mata di bagian bawah mata klien dan wajahnya nampak tak bersemangat, serta kadang mengeluh pusing Problem Ansietas Etiologi Krisis Situasional 2 FAKTOR RESIKO : - Klien mengatakan bahwa dirinya percaya bahwa dengan belas kasihan dari Tuhan anaknya akan sembuh, namun tak urung perasaan takut, cemas dan sedih itu seringkali muncul, di tambah lagi karena dia sendiri N dia jarang melakukan shalat, saat shalat pun di lakukan dengan begitu banyak beban pikiran yang menghimpit. Resiko Distress Spiritual - TTD B. Diagnosa Keperawatan Spiritual 1. Ansietas 2. Resiko Distres Spiritual C. Intervensi No. Diagnosa 1. Ansietas 2. Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Setelah dilakukan SIKI :Reduksi Ansietas perawatan.....x24 jam klien Observasi memilki koping yang baik Identifikasi tingkat ansietas untuk mengatasi ansietasnya Terapeutik SLKI Ciptakan suasana terapeutik Dengan kriteria hasil : untuk meningkatkan kepercayaan - Ungkapan khawatir atau Pahami situasi yang membuat cemas menurun klien cemas - Perilaku gelisah menurun Edukasi - Perilaku bingung Informasikan secara factual menurun mengenai diagnosis, pengobatan - Ungkapan rasa takut dan prognosis menurun Anjurkan keluarga untuk tetap - Keluhan pusing menurun bersama klien Resiko Distres Setelah dilakukan NIC : Dukungan Spiritual ( I. 09276 Spiritual perawatan.....x24 jam klien Identifikasi, perasaan khawatir, memilki koping yang baik kesepian dan ketidakberdayaan. sehingga tidak terjadi Sediakan privasi dan waktu distress spiritual tenang untuk aktvitas spiritual NOC Atur kunjungan dengan rohanian Dengan kriteria hasil : (ustadz) - Klien menerima status kesehatan anaknya NIC: Promosi Dukungan Spiritual - Tidak lagi mengalami (I. 09306) kecemasan maupun Anjurkan untuk berdoa kekhawatiran Anjurkan penggunaan media spiritual D. Implementasi No. Tanggal Diagnosa 1 26/09/2019 Jam 08.00-10.00 Implementasi Menidentifikasi tingkat ansietas klien Hasil; sejauh ini tingkat ansietas klien masih sedang Menciptakan suasana terapeutik untuk meningkatkan kepercayaam klien Hasil: mengajukan pertanyaan kepada klien dengan memberikan perhatian penuh dan sentuhan yang tepat, agar klien nyaman dan percaya untuk mengungkapkan perasaannya. Memberikan pertanyaan mengenai faktor penyebab kecemasan klien Hasil: klien mengatakan cemas karena takut jika bayinya lahir dia akan meninggal, di tambah lagi keberadaan klien di Jakarta ini jauh dari suami dan keluarganya Memberikan infomasi kepada klien dengan benar Hasil: menyampaikan kepada klien bahwa ketakutan klien tentang kematian anaknya belum tentu terjadi, sebab ada kemungkinan anaknya akan mampu bertahan hidup, namun memang dengan tetap melakukan pemeriksaan secara rutin dan menggunakan alat-alat medis guna menunjang kehidupannya. Menganjurakan keluarga, dengan menelpon suami klien agar kalau dapat segera berangkat untuk menemani klien melahirkan, sebab klien sangat membutuhkan dukungan dari orang terdekatnya Hasil: suami klien mengatakan akan segera mengajukan cuti untuk segera berangkat ke Jakarta menemani sang istri, Paraf Perawat 2 26/09/2019 08.00-10.00 Mengidentikasi perasaan khawatir, kesepian dan ketidakberdayaan Hasil: klien mengatakan merasa khawatir bahwa bayinya akan meninggal, dan hal itulah yang menjadi masalah kecemasan, ketakutan dan kesedihannya. Selain itu karena suami dan keluarga berada di Ambon sehingga klien merasa sendirian dan bingung Menyediakan privasi bagi klien untuk ibadah Hasil: klien dapat melakukan shalat dengan baik, walaupun harus di temani karena kondisi klien yang agak kurang stabil Menyarankan kepada klien untuk mendapat kunjungan dari uztadz Hasil: klien mengatajkan setuju saja dengan saran dari perawat Menganjurkan klien banyak doa dan rajin membaca Al-Quran Hasil: klien mengatakan akan melakukan saran yang disampaikan oleh perawat No. Tanggal Diagnosa 1 27/09/2019 Jam 10.00-10.30 Implementasi Menidentifikasi tingkat ansietas klien Hasil; sejauh ini tingkat ansietas kecemasannya masih ada Paraf Perawat klien masih sedang, sebab Memberikan pertanyaan mengenai faktor penyebab kecemasan klien Hasil: klien mengatakan masih tetap merasa cemas, walau sudah berdoa dan berikhtiar 2 27/09/2019 Mengecek kembali kapan suami klien akan dating, untuk memberi dukungan kepada istrinya Hasil: suami klien mengatakan akan segera ke Jakarta dalam waktu dekat Menyediakan privasi bagi klien untuk ibadah Hasil: klien dapat melakukan shalat dengan baik, walaupun harus di temani karena kondisi klien yang agak kurang stabil 10.00-10.30 Mengecek kambali bagaimana perasaan klien saat dikunjungi oleh uztadz Hasil: klien mengatakan bahwa dia merasa agak sedikit tenang walaupun kadang rasa khawatir dan takut itu tetap saja muncul Menaykan klien apakah hari ini sudahshalat dan membaca Al-Quran Hasil: klien mengatakan belum melakukannya. E. Evaluasi No. Diagnosa 1. Tanggal & Jam 26/09/2019 Pukul : 15.00 Evaluasi S: - Ny.E mengatakan masih merasa cemas dan takut Masih merasa sepi, karena dirinya sendiri di Jakarta Tidur siangnya nyenyak - Klien tampak masih cemas, walupun tidak seperti awal dikaji Kondisi klien masih nampak pucat, lesu, sedih dan tak bersemangat Mengeluh masih pusing O: - ParafPerawat A: Ansietas belum teratasi dengan kriteria hasil sebagai berikut: - Ny.E masih merasa cemas dan takut - Ny.E tampak pucat, sedih dan tak bersemangat 2 26/09/2019 Pukul : 15.00 P : Intervensi dipertahankan S: - Ny.E mengatakan masih merasa cemas dan takut - Belum shalat karena masih sedikit pusing O: - Klien tampak masih cemas, walupun tidak seperti awal dikaji Kondisi klien masih nampak pucat, lesu, sedih dan tak bersemangat A: Resiko Distres Spiritual belum teratasi dengan kriteria hasil sebagai berikut: - Ny.E masih merasa cemas dan takut - Ny.E tampak pucat, sedih dan tak bersemangat 1 27/09/2019 Pukul : 15.00 P : Intervensi dipertahankan S: - Ny.E mengatakan sudah cukup tenang setelah di kunjungi uztadz dan shalat, namun tidak di pungkiri rasa cemas dan takutnya masih ada - Ny.E mengatakan senang karena suaminya akan segera tiba, sehingga dia aka nada yang menemani - Ny.E mengatakan masih sulit tidur malam, karena suasana RS yang sepi O: - Klien tampak lebih baik dan sedikit ceria A: Ansietas belum teratasi dengan kriteria hasil sebagai berikut: - Ny.E masih mengungkapkan merasa cemas dan takut 2 27/09/2019 Pukul : 15.00 P : Intervensi dipertahankan S: - Ny.E mengatakan sudah cukup tenang setelah di kunjungi uztadz dan shalat, namun tidak di pungkiri rasa cemas dan takutnya masih ada - Ny.E mengatakan senang karena suaminya akan segera tiba, sehingga dia aka nada yang menemani - Ny.E mengatakan masih sulit tidur malam, karena suasana RS yang sepi O: - Klien tampak lebih baik dan sedikit ceria A: Ansietas belum teratasi dengan kriteria hasil sebagai berikut: - Ny.E masih mengungkapkan merasa cemas dan takut P : Intervensi dipertahankan DAFTAR PUSTAKA Da’imatus S. 2018. Bab II Tinjauan 2.1 Kehamilan. http://eprints.umpo.ac.id/4046/3/BAB%20II%20LTA.pdf. Diakses tanggal : 25 September 2019. Istkhima H. 2018. Omfalokel. https://d3bidanpoltekkessolo.files/2014/01/omfalokel_neonatus.pdf. Diakses tanggal : 25 September 2019.