Proses Terjadinya Gunung Berapi

advertisement
PROPOSAL KARYA ILMIAH
Nama Kelompok :
1. Anita Khumairoh
2. Citra Amaliana
3. Jessica Putri F
4. Khairun Nissa
5. Piky Amalia Dwi P
“ Proses Terjadinya Gunung Berapi”
1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan Rahmat,
Taufiq, dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan karya ilmiah ini
yang berjudul "Proses Terjadinya Gunung Berapi". Karya tulis ini disusun untuk memenuhi
Tugas Praktek Mata Pelajaran Fisika SMK Mahadhika 4 Jakarta tahun pelajaran 2015/2016.
Dalam kesempatan ini penulis tidak lupa menyampaikan rasa terima kasih kepada:
1. Bpk. Wawan Sujanarko, M.Pd. selaku Kepala Sekolah serta guru , yang telah
memberikan dukungan dalam penyusunan makalah ini.
2. Semua pihak yang telah membantu penyusunan karya ilmiah ini.
Terakhir kalinya kami hanya bisa berharap semoga karya ilmiah ini dapat memberikan
banyak manfaat bagi para pembaca sebagai penambah ilmu pengetahuan dan dapat
menambah ketrampilan yang berguna bagi pembaca.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Rumusan Masalah
Karya ilmiah yang berjudul “Proses Terjadinya Gunung Berapi” mengangkat beberapa
permasalahan yaitu:
1. Bagaimana proses terjadinya gunung berapi?
2. Bagaimana proses meletusnya gunung berapi?
3. Apa dampak gunung berapi terhadap kehidupan manusia?
Tujuan dan Manfaat
Karya ilmiah yang berjudul “Proses Terjadinya Gunung Berapi” disusun dengan tujuan :
1.
Sebagai syarat untuk memenuhi tugas ujian praktek mata pelajaran Fisika tahun
ajaran 2015/2016
2.
Untuk memahami tentang proses terjadinya gunung berapi
3.
Untuk memahami tentang proses meletusnya gunung berapi
4.
Sebagai salah satu sumber acuan bagi kami berikutnya
B. LANDASAN TEORI
A.
Proses Pembentukan Gunung Berapi
Gunung berapi terbentuk dari proses intrusi dan ekstrusi magma dari lapisan
kulit bumi. Selanjutnya permukaan magma pijar yang keluar membeku dan membentuk
timbunan. Gunung berapi terbentuk pada zona pemekaran lantai samudra. Pada zona ini,
gunung berapi muncul dan tersebar berderet disepanjang puncak pegunungan pegunungan yang mempunyai system rekahan pada kerak samudra tempat keluarnya
magma dari astenosfer yang bersifat basaltis. Magma yang keluar menjadi lava bantal
dan membentuk tepian kerak samudra baru.
Gunung berapi juga dapat muncul pada zona penunjaman atau subduksi. Diantaranya
gunung api dapat terbentuk bila kerak samudra menunjam kebawah menuju kerak
benua. Pada kedalaman tertentu, kerak samudra tersebut meleleh menjadi magma dan
naik keatas menembus kerak benua. Kerak benua yang dilalui oleh magma yang bersifat
basaltic dari kerak samudra ikut meleleh sehingga terjadi percampuran komposisi
menjadi magma yang anderistik yang akhirnya keluar di permukaan kerak benua
menjadi gunun berapi.
Gunung berapi yang magmanya anderistik dapat meletus eksplosif, yaitu selain
mengeluarkan lava pijar, gunung berapi tersebut dapat meledak dahsyat dengan
menerbangkannya mulai dari bongkah batuan sampai yang berukuran abu. Apabila
erupsi sering terjadi di permukaan, magma akan membentuk lapisan-lapisan timbunan
yang menambah tinggi gunung. Magma merupakan batuan cair pijar didalam kulit bumi
yang terjadi atas mineral dan gas yang larut didalamnya dengan temperature tinggi.
Adapun pembagian magma yaitu:
1.
Instrusi magma
Aktifitas magma sebelum mencapai pada permukaan bumi yang menghasilkan b erbagai
bentuk sebagai berikut:
a.
Batholit adalah magma yang membeku didalam dapur magma
b.
Lakolit adalah batuan beku yang terbentuk dari resapan magma dan membeku
diantara dua lapisan batuan yang terbentuk seperti lensa cembung
c.
Sill atau keeping intrusi adalah batuan beku yang terbentuk diantara dua lapisan
batuan dengan bentuk pipih dan melebar.
d.
Gang atau korok adalah batuan beku yang pipih dan melebar, sebagai hasil intrusi
magma yang memotong lapisan batuan dengan arah tegak atau miring
e.
Apofisia adalah batuan beku yang terbenuk di cabang-cabang gang sehingga
ukurannya relative kecil.
2.
Ekstrusi magma
Ekstrusi magma adalah gerakan atau aliran magma yang mencapai permukaan bumi,
baik melalui terusan kepundan maupun celah-celah dan retakan-retakan.
3.
Erupsi
Berdasarkan bentuk lubang keluarnya magma, erupsi dibedakan menjadi tiga macam
yaitu:
1.
Erupsi Linear
Keluarnya magma lewat rekahan yang memanjang sehinga membentuk deretan gunung
api, sedang hasil erupsi semacam ini adalah cair.
2.
Erupsi Areal
Akibat letak magma dekat dengan permukaan bumi, maka permukaan bumi terbakar dan
magma meleleh ke permukaan bumi tersebut.
3.
Erupsi Sentral
Peristiwa keluarnya magma ke permukaan kulit bumi melalui terusan kepundan
sehingga membentuk gunung api yang terpisah-pisah. Erupsi sentral dibedakan menjadi
tiga macam yakni:
1)
Erupsi effusive, sebagian besar hasilnya adalah lava cair yang membentuk
tameng, sehingga disebut gunung api tameng atau perisai.
2)
Erupsi eksplosif, sebagian besar hasilnya adalah bahan-bahan lepas.
3)
Erupsi campuran atau mixed adalah sebuah erupsi eksplosif yang diselingi
(bergantian) dengan erupsi effusive. Sebagian besar hasilnya berupa bahan -bahan lepas
dan lava cair.
B.
1.
Macam-Macam Gunung Berapi
Letusan Hawaii
Secara umum letusan jenis ini tidak terlalu eksplosif juga tidak terlalu merusak.
Letusan ini memancarkan terlalu banyak material piroklastik keudara melainkan elbih
banyak material mengeluarkan lava yang tidak terlalu kental dengan kandungan gas
rendah. Lava air mancur berwarna oranye terang yang memancar setinggi ratusan meter
keudara, terjadi sesaat bisa juga beberapa jam. Alirannya mengalir secra teratur dari
satu lubang kemudian membentuk danau atau kolam lava pada kawah atau cekungan
lainnya.
Lava mengalir dan memancar dari air mancur api dapat merusak tanaman dan
pepohonan disekitarnya, gerakan cukup lamban sehingga penduduk sekitar untuk jenis
letusan ini dijumpai pada pegunungan berapi di kepulauan Hawaii.
2.
Letusan Stromboli
Letusan ini secara umum tidak menghasilkan aliran lava namun sebagian lava
mengalir akan menyertai proses letusan. Letusan ini telah mengeluarkan sejumlah kecil
api tepra.
Jenis letusan ini tidak terlalu berbahaya dan cukup menarik perhatian. Letusan ini
mengeluarkan sejumlah lava kecil yang menjulang tinggi 15 hingga 90 meter ke udara,
dengan letupan-letupan pendek. Lava kental sehingga tekanan gas harus terlebih dahulu
meningkat sebelum mendesak material-material yang terbang keudara. Ledakan
strombolian dapat menimbulkan bunyi dentuman seperti suara bom namun letusannya
relative kecil.
3.
Letusan Vulkano
Kebanyakan gunung berapi letusannya mengeluarkan bahan-bahan padat dan
cair. Bahan-bahan padat (misalnya: bom, abu, dan lapili) keluar dengan dilemparkan,
sedang bahan-bahan yang berupa zat cair (lava), keluarnya dengan dimuntahkan.
Gunung berapi letusan vulkano dibagi menjadi dua, yaitu:
1.
Letusan vulkano kuat adalah gunung berapi yang letusannya banyak
mengeluarkan bahan padat yang dilemparkan, hingga mencapai ketinggian tertentu dan
dengan jarak yang cukup jauh, serta bahan cair yang dimuntahkan pun cukup banyak.
Hal ini dikarenakan adanya tekanan gas yang sangat kuat serta letak dapur magma ya ng
cukup dalam.
2.
Letusan vulkano lemah
4.
Letusan Hidrovulkanik
Letusan gunung berapi terjadi didekat samudra, awan mendung atau wilayah
lembab lainnya, interaksi antara magma dan air dapat menciptakan gumpalan asap yang
unik. Dalam proses ini magma yang panas memanaskan air hingga terjadi uap.
Perubahan bentuk yang cepat dari air ke uap dapat menyebabkan ledakan dalam
partikel-partikel air yang dapat memecahkan material piroklastik dan selanjutnya
menciptakan debu api. Letusan ini dapat melelehkan salju dalam skala besar sehingga
mengakibatkan terjadinya banjir banding dan tanah longsor.
5. Letusan Perret
Cirri utama gunung berapi ini memiliki gas yang sangat tinggi dan dapur magma yang
sangat dalam sehingga letusannya disertai material yang menyembur menjulang tinggi
ke angkasa, serta dihiasi awan bunga kol diujungnya.
Letusan perret termasuk yang sangat merusak karena ledakanny sangat dahsyat. Letusan
gunung tipe perret sangat hebat sehingga puncak gunung tipe tersebut tenggelam atau
dinding kawahnya merosot yang kemudian membentuk kaldera. Letusan krakatau pada
tahun 1883 merupakan tipe perret yang letusannya paling kuat dengan fase gas setinggi
50 km.
6.
Letusan Rekahan
Letusan rekahan terjadi apabila magma mengalir keatas melalui celah -celah diatanah
dan bocor keluar ke permukaan. Hal ini seringkali terjadi pada lokasi dimana pergeseran
lempeng menimbulkan retakan besar di penampung bumi. Dan menciptakan landasan
gunung berapi ini dengan sebuah lubang dibagian tengahnya.
Letusan ini dapat mengeluarkan lava yang sangat berat meskipun lavanya sendiri
bergerak dengan sangat lamban.
Letusan ini juga ditandai dengan adanya tirai api, dimana tirai api ini dapat
memuntahkan lava keatas permukaan tanah.
7.
Letusan Pelee
Letusan ini biasanya dipuncak gunung berapi terdapat sumbat dan kawah yang
bentuknya seperti jarum. Dengan adanya sumbatan kawah tersebut maka tekanan gas
menjadi bertambah besar dan jika sumbat kawah tidak kuat maka terjadilah letusan yang
cukup besar.
8.
Letusan SInt Vincent
Letusan gunung berapi ini adalah letusan gunung berapi yang mempunyai danau kawah.
Jika terjadi letusan, maka air danau pada kawah ikut tumpah bersama-sama dengan lava
yang masih panas. Contoh:
Letusan gunung Sint Vincent pada tahun 1902 dan Gunung Kelud tahun 1919
9.
Letusan Merapi
Gunung berapi letusan merapi kebanyakan mengeluarkan lava kental, sehingga
menyumbat mulut kawah. Dengan adanya sumbatan tersebut, tekanan-tekanan gas
menjadi bertambah berat sehingga sumbatan dapat terpecah-pecah dan terangkat keatas
hingga akhirnya terlempat keluar dan menuruni lereng gunung sebagai ladu
(gloedlowine), bahkan ada yang menjadi awan panas (gloedwolk).
Dengan demikian gunung berapi letusan merapi sangat berbahaya bagi kehidupan
penduduk disekitarnya.
C.
Bentuk Gunung Berapi
Pembentukan gunung berapi dipengaruhi oleh padat atau cairnya magma.
Menurut bentuk kerucutnya, gunung berapi di bagi menjadi tiga tipe yaitu:
1.
Gunung Berapi Bentuk Kerucut
Bentuk kerucut biasanya ditemukan pada gunung berapi yang masih aktif. Bentuk
gunung berapi kerucut disebut juga gunung berapi bentuk strato.
Gunung berapi bentuk kerucut terjadi karena material yang dikeluarkan melalui lubang
kepundan pada saat meletus bentuknya kental dengan letusan kuat, sehingga magma
akan terlempar kelereng-lereng gunung.
Jadi, terbentuknya gunung berapi bentuk kerucut dipengaruhi oleh letusan lemah yang
terjadi berulang-ulang, sehingga magma membentuk kerucut dan terlihat berlapis-lapis.
Contoh gunung berapi bentuk kerucut adalah Gunung Merapi di perbatasan antara Jawa
Tengah dan Daerah Istimewa Yogyiakarta.
2.
Gunung Berapi Bentuk Prisma
Gunung berapi berbentuk prisma disebut juga gunung berapi bentuk perisai. Cirri
gunung berapi berbentuk prisma adalah mempunyai puncak yang lebar atau berpuncak
rata.
Gunung berapi bentuk prisma mempunyai lereng dengan tingkat kemiringan antara 1º 10 º. Contoh gunung berapi bentuk prisma adalah gunung berapi di Kepulauan Hawaii
.
3.
Gunung Berapi Bentuk Corong
Gunung berapi benuk corong disebut juga Gunung berapi bentuk maar. Cirri Gunung
berapi bentuk corong adalah memiliki puncak yang lubang kepundannya lebar,
berbentuk corong, dan dikelilingi dinding yang terjal. Gunung berapi bentuk corong
terjadi karena yang sangat kuat dan terjadi hanya satu kali.
Proses terjadinya gunung berapi corong yaitu pada saat gunung meletus bagian
puncak gunung terlempar dan membuat lubang kepundan berbentuk corong yang besar.
Contoh gunung berapi bentuk corong adalah Gunung Lamongan di Jawa Timur.
D.
Tanda-Tanda Gunung Berapi Akan Meletus
Di Indonesia memiliki beberapa Gunung berapi yang aktif yang dapat meletus
secara tiba-tiba, karena adanya gangguan lempeng tektonik disekitar gunung berapi
tersebut. Untuk menghindari adanya korban akibat letusan gunung berapi tersebut. Kita
perlu waspada dan hati-hati apabila akan terjadinya Gunung berapi yang meletus itu,
untuk baiknya kita perlu mengetahui tanda-tandanya Gunung berapi yang akan meletus,
diantaranya sebagai berikut:
1.
Sering terjadi gempa vulkanik didaerah sekitarnya
2.
Banyak binatang yang turun dan berpindah
3.
Sering terdengar suara gemuruh
4.
Banyak sumber air yang mengering
5.
Terjadi kenaikan temperature didaerah sekitar kawah.
E.
Aktivitas Post Vulkanik
Gunung berapi yang sudah kurang aktif, memiliki tanda-tanda yang disebut
aktivitas post vulkanik atau gejala pasca vulkanik. Gejala post vulkanik tersebut berupa
keluarnya beberapa jenis gas dan gejala lain seperti:
Gas asam arang (CO² dan CO) yang disebut mofet. Gas ini berbahaya sebab dapat
menyebabkan mati lemas bagi yang menghirupnya. Contoh: kawah Timbang dan Nila di
Dieng (Jawa Tengah), kawah Tangkuban Perahu, Kawah Papandayan dan Kawah Ijen
(Jawa Barat).
Gas belerang, disebut Sulfatara. Contoh: Dieng (Jawa Tengah), Tangkuban Perahu
(Jawab Barat), Rinjani (NTB) dan Minahasa (Sulawesi Utara).
Gas uap yang berisi fumarol, sulfatara, mofet dan sumber air panas atau sumber air
mendidih.
Mata air panas bahwa air terletak didekat dapur magma tentu keluar m enjadi air panas.
Contoh: Cimelati (Jawa Barat)
Mata air madani bahwa air panas yang mengandung mineral seperti belerang. Contoh:
Batu Raden, Ciater, Maribaya (Jawa Barat), Lourdes (Prancis) dan Minahasa (Sulawesi
Utara)
Geyser bahwa mata air panas yang memancarkan atau mengeluarkan air keudara secara
berkala dengan periode interval waktu tertentu. Contoh: Geyser Waimangu (Selandia
Baru) dan Geyser Cilosok (Jawa Barat).
F.
Proses Letusan Gunung Berapi
Meletusnya Gunung berapi diawali dengan kondisi panas didalam bumi yang
telah melebihi ambang batasnya. Sehingga dari kawah keluar uap air dalam jumlah yang
sangat besar dan sangat panas dengan membawa benda-benda seperti abu, lava, kerikil,
batuan, pasir dan bahan-bahan lainnya.
Tanah berguncang dengan sangat dahsyat dan terjadi suara gemuruh sekali.
Hingga jalur gas dan benda-benda padat yang keluar banyak dari puncak gunung berapi
secara tegak lurus dengan menyembur yang sangat tinggi keatas kembali kebawah
kemudian keatas dan seterusnya secara berulang-ulang.
Adanya magma yang mencapai bagian luar kerak bumi dan akhirnya mencari
jalannya kepermukaan bum yang lewat celah-celah retakan kerak. Bahan cair terlembar
keatas adanya kekuatan eksplosi dari dalam bumi. Dan apabila bahan tersebut tidak
keluar dari kawah maka celah-celah dalam bentuk lava yang lebih encer.
Gesekan benda-bendsa tersebut keluar dari celah-celah yang menyebabkan
terjadinya listrik statis. Listrik statis berupa petir yang kian kemari terdengar suara
gemuruh dari petir tersebut.
Semburan timbul karena disoroti oleh lava yang berpijar dalam kawah, sehingga
lava pijar itu terlihat tampak menyala seperti sinar yang memancar ke luar permukaan
bumi. Semburan yang keluar kawah begitu padat dan raptnya menghalangi dari sinar
atau cahaya matahari. Sehingga Gunung berapi itu terlihat gelap baik didaerah
sekitarnya.
Kondensasi uap air yang naik tinggi menimbulkan awan terisi air sehingga
terjadi hujan air. Hujan air yang lebat disebabkan oleh kondensasi udara yang lembab
yang ditarik keatas oleh gerakan udara keatas. Sehingga gerakan dari udara itu terjadi
kemuntahan gas di puncak Gunung berapi.
Ketika hujan lebat, sungai dan Lumpur serta lava yang sangat panass dan encer
itu akan mengalir dengan aliran yang deras dari hulu gunung berapi sampai ke hi lir
Gunung berapi. Aliran yang deras itu dapat mengubur wilayah disekitar kaki Gunung
berapi dan juga menimbulkan kesuburan bagi tanaman yang sangat diperlukan oleh
manusia.
G.
Bahan-Bahan Yang Dikeluarkan Gunung Berapi
Bahan yang dikeluarkan oleh gunung berapi dapat dikelompokkan menjadi tiga
golongan, yakni sebagai berikut:
a.
Bahan-Bahan Cair
Bahan cair ini terjadi jika lava bersifat cair, posisi puncak kepundan tidak
terdapat sumbatan, dan erupsi secara effusive. Bahan cair dapat dibedakan menjadi:
a)
Lava adalah magma yang meleleh dipermukaan bumi
b)
Lahar panas, lava panas yang bercampur dengan air dan merupakan Lumpur panas
yang mengalir.
c)
Lahar dingin, terjadi karena efflata porus di puncak Gunung berapi menjadi
Lumpur pada waktu hujan lebat dan mengalir pada lereng dan lembah-lembah.
b.
Bahan-Bahan Gas atau Ekshalasi
Gas yang dikeluarkan gunung berapi berupa:
a)
Gas belerang (HS) yang disebut sulfatara
b)
Gas uap air (HO, N) yang disebut fumarol
c)
Gas asam arang yang disebut mofet.
d) Uap air (H²O)
e)
Karbondioksida (CO²)
f)
Sulfur dioksida (SO²)
g)
Klorin (CI) dan Florin (F)
c.
Bahan-Bahan Padat (Efflata)
Menurut ukuran besarnya, efflata dibagi menjadi berikut:
a)
Bom, merupakan batu-batuan besar
b)
Lapili, ukuran sebesar kerikil
c)
Pasir
d) Abu atau Debu
e)
Lumpur padat
H. Akibat Letusan Gunung Berapi
Akibat meletusnya gunung berapi ditentukan dari kerugian dan keuntungan yang dapat
diketahui oleh manusia. Untuk itu diantara akibat meletusnya gunung berapi secara
umum adalah sebagai berikut:
1.
Banjir Lahar
Banjir lahar dibedakan menjadi dua yaitu sebagai berikut:
a)
Lahar panas merupakan aliran panas dengan Lumpur yang terjadi karena hujan
yang dimuntahkan dari kepundan.
b)
Lahar dingin merupakan aliran air dengan Lumpur yang terjadi karena hujan
lebat setelah gunung berapi meletus.
Dari kedua lahar tersebut akan mengakibatkan rusaknya tanah pertanian sebab tanah
bisa tertimbun dan tanah yang subur tertutup formasinya.
2.
Banjir Lava
Lava dengan temperature yang tinggi mengalir dari puncak gunung sehingga apa saja
yang dilakukan menjadi hancur dengan mengakibatkan banjir lava.
3.
Awan Emulsi
Awan emulsi merupakan awan yang panas sekali, sehingga mengakibatkan awan yang
sangat panas dengan membahayakan warga sekitarnya.
I.
Pengaruh Vulkanisme (Gunung Berapi) Terhadap Kehidupan Manusia
1.
Pengaruh Gunung Berapi yang Merugikan
a)
Korban jiwa dapat terjadi akibat menghirup gas beracun.
b)
Abu vulkanis di udara dari letusan gunung berapi dapat mengganggu
penerbangan.
c)
Letusan gunung berapi yang terjadi di laut (missal: Gunung Krakatau di Selat
Sunda), dapat menyebabkan terjadinya gelombang pasang yang mengakibatkan
rusaknya daerah pantai.
d) Bila gunung berapi yang meletus itu terletak dibawah permukaan air laut, maka
pada waktu terjadi letusan dapat menyebabkan terjadinya gelombang tsunami.
e)
Gunung berapi yagn tinggi dan berderet dapat membentuk daerah bayangan hujan.
f)
Gunung berapi pada waktu meletus mengeluarkan lava pijar dapat
menghanguskan apa saja yang dilaluinya, baik manusia, hewan dan tumbuhan.
g)
Pada waktu terjadi letusan, kemungkinan terjadi banyak korban.
2.
Pengaruh Gunung Berapi yang Menguntunkan
a)
Abu Vulkanik yang dikeluarkan bersifat menyuburkan tanah pertanian.
b)
Gejala post vulkanik menjadi obyek wisata yang menarik
c)
Daerah disekitar gunung berapi biasanya berupa hujan yang lebat.
d) Daerah disekitar gunung berapi yang tinggi merupakan daerah penangkap hujan.
e)
Bahan-bahan galian, misalnya: belerang, besi, emas, perak dan sebagainya
biasanya terletak dekat vulkan.
f)
Bahan-bahan bangunan, misalnya pasir, batu, dan batu apung banyak dihasilkan
di daerah vulkan.
C. METODE PENELITIAN/PELAKSANAAN
Alat dan Bahan :
1.
Air panas
2.
Baking Soda/ Soda kue
3.
Cuka
4.
Sabun cair (shampo/sabun cuci piring/detergen)
5.
Pewarna makanan (kalau bisa warna merah)
6.
Tanah Liat
7.
Botol plastik/Wadah kaleng minuman
8.
3 Lembar kertas lilin
Langkah Kerja
1. Buatlah sebuah gunung yang berbentuk kerucut dengan menggunakan botol dan adonan
Tanah Liat. Letakan botol di tengah, kemudian lapisi dengan adonan Tanah Liat. Buatlah
berbetuk kerucut seperti gunung. Usahakan ujung botol jangan tertutup oleh adonan. Karena
ujung botol akan dijadikan tempat untuk memasukkan bahan-bahan lainnya.
2. Masukan air panas kedalam botol hingga setengahnya. Air panas digunakan karena air
panas dapat mempercepat reaksi dari pada air dingin.
3. Tambahkan sedikit sabun cair dan soda kue kedalam botol. (soda kue = 2 sendok makan
penuh )
4. Untuk membuat erupsi, tambahkan cuka kedalam botol. Agar lebih menarik cuka atau air
dapat diberi warna dengan pewarna makanan.
5. Erupsi terjadi ketika cuka ditambahkan kedalam botol.(boleh sambil diaduk)
Penjelasan:
Soda kue adalah sodium bikarbonat dan cuka adalah asam lemah. Campuran kedua bahan
kimia ini akan membentuk karbon dioksida yang berbentuk gas. Karbon dioksida yang
dihasilkan berusaha untuk keluar dari botol. Dengan adanya sabun cair, maka akan terbentuk
gelembung-gelembung kecil. Sehingga erupsi yang terjadi menyerupai lava yang sebenarnya.
Gas karbon dioksida yang dihasilkan oleh model gunung berapi ini sama dengan proses yang
terjadi pada gunung berapi yang sebenarnya. Semakin banyak karbon dioksida, semakin
besar tekanannya, semakin banyak lava, semakin besar pula erupsinya.
D. PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kami telah memberikan kesimpulan sebagai berikut:
1. Proses terbentuknya gunung berapi dimulai dari kekuatan magma didalam bumi
sehingga dapat menembus lapisan dan mengeluarkan material di permukaan bumi.
2. Macam-macam gunung berapi meliputi Letusan Hawai, Letusan Stromboli,
Letusan Vulkano, Letusan Hidrovulkanik, Letusan Perret, Letusan Rekahan, Letusan
Pelee, Letusan Sint Vincent, Dan Letusan Merapi.
3. Bentuk gunung berapi meliputi Kerucut, Prisma, dan Corong.
4. Salah satu tanda gunung berapi akan meletus adalah sering terjadi gempa
vulkanik didaerah sekitarnya.
5. Gejala post vulkanik terdiri dsari gas asam arang, gas belerang, gas uap air,
ekshalasi, mata air panas, mata air madani dan geyser.
6. Gunung berapi meletus karena kondisi panas didalam bumi yang melebihi
ambang batas yang dikeluarkan meliputi bahan cair, gas dan padat.
7. Pengaruh gunung berapi yang merugikan dan yang menguntungkan terhadap
kehidupan manusia.
1.
2.
3.
4.
B. Saran
Adapun kami telah memberikan saran adalah sebagai berikut:
Dapat menjaga dan memanfaatkan kelestarian lingkungan alam dengan penghijauan.
Dapat menambah tanaman-tanaman hijau dengan cara ditanami pepohonan
Membuat terasering dan sengkedan didaerah pegunungan
Menghindari jauh dari gunung berapi yang meletus.
Jakarta, 04 Maret 2016
Dengan Hormat,
Guru Mata Pelajaran Fisika
(Wawan Sujanarko, M.Pd)
Download