Buku Ajar Statistika Non Paramaterik BAB 3. UJI KEBAIKAN SUAI 3.1 PENDAHULUAN 3.1.1 Deskripsi Singkat Dalam analisis statistika, sebuah prosedur analisis seringkali dikembangkan dengan mengasumsikan input data merupakan suatu variabel acak yang berasal dari suatu sebaran tertentu. Validitas dari prosedur analisis serta model-model yang dikembangkan dengan metode analisis tersebut sangat tergantung dari apakah input data yang akan digunakan sebagai dasar analisis/pemodelan tersebut memang berasal dari sebaran seperti yang diasumsikan. Oleh karena itu, sebelum analisis tersebut dilakukan dan agar diperoleh suatu model atau hasil analisis yang valid dan berguna, perlu diperiksa terlebih dahulu apakah sebaran data input memang sesuai dengan sebaran sebagaimana yang diasumsikan. Uji statistika yang digunakan untuk memeriksa kesesuaian antara sebaran data input dengan sebaran data teoritis dinamakan uji kebaikan suai. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai dua uji kebaikan suai, yaitu uji khi kuadrat dan uji Kolmogorov Smirnov. 3.1.2 Tujuan Pembelajaran Pembelajaran pada bab ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada mahasiswa mengenai prosedur pengujian kebaikan suai dengan menggunakan uji khi kuadrat dan uji Kolmogorov smirnov untuk data satu sampel. 3.1.3 Manfaat dan Relevansi Uji kebaikan suai ini berguna pada analisis kuantitatif untuk mengembangkan model yang cukup menggambarkan fenomena empiris dan juga sebagai untuk melakukan investigasi awal untuk membenarkan penggunaan berbagai teknik analisis statistik. Dalam pengembangan model yang menggambarkan suatu fenomena, seringkali diasumsikan bahwa datanya menyebar menurut suatu sebaran tertentu. 41 Buku Ajar Statistika Non Paramaterik Sebagai contoh, pada pemodelan antrian. Antrian adalah suatu kejadian yang sering ditemukan, seperti di bank saat nasabah mengantri di teller untuk melakukan transaksi, di airport saat para calon penumpang melakukan check-in, di super market saat para pembeli antri untuk melakukan pembayaran, dan masih banyak contoh lainnya. Untuk mempertahankan pelanggan, sebuah organisasi selalu berusaha untuk memberikan pelayanan yang cepat sehingga pelanggan tidak dibiarkan menunggu (mengantri) terlalu lama. Namun ada konsekuensi biaya bagi organisasi jika harus menambah fasilitas layanan. Oleh karena itu diperlukan suatu pemodelan antrian untuk menemukan fasilitas pelayanan yang memadai bagi perusahaan dalam merupakan suatu variabel melayani nasabahnya. Pada suatu pemodelan antrian, biasanya diasumsikan bahwa data input Poisson. Untuk mengembangkan suatu model antrian yang valid dan berguna, (dalam hal ini dapat berupa banyaknya kedatangan pada jalur antrian dalam suatu satuan waktu) maka harus diperiksa terlebih dahulu apakah input data tersebut memang sesuai dengan proses Poisson tersebut. Jika asumsi tersebut terlanggar, akan dapat ditemukan kesalahan kesimpulan yang akan diambil dari hasil analisis tersebut. UJi kebaikan suai adalah uji yang dapat digunakan untuk keperluan tersebut. Uji kebaikan suai ini akan sangat bermanfaat terutama jika peneliti ingin memeriksa teori mengenai sebaran atau jika peneliti memiliki dugaan yang kuat mengenai bentuk sebaran populasi dan berharap dapat memperoleh dukungan secara statistic bagi dugaannya tersebut dengan menerima hipotesis awal bahwa data yang dimilikinya cocok sebaran tertentu. Uji kebaikan suai yang akan dijelaskan pada bab ini dilakukan menggunakan prosedur pengujian hipotesis yang dijelaskan pada Bab 1. Oleh karena itu, pemahaman mengenai materi pengujian hipotesis tersebut merupakan hal yang sangat penting untuk dapat memahami materi yang dijelaskan di bab ini dengan baik. Demikian juga dengan materi sebaran data yang merupakan hal yang diuji, Materi uji kebaikan suai yang dijelaskan pada bab ini dilakukan untuk data dengan satu variabel. Pengujian dengan cara yang hampir sama dapat dilakukan untuk data dengan dua variabel, yang akan dijelaskan pada Bab 5. 3.1.4 Kompetensi Setelah menyelesaikan materi ini, mahasiswa diharapkan mampu : 42 Buku Ajar Statistika Non Paramaterik 1. melakukan uji kebaikan suai dengan menggunakan Uji Khi Kuadrat satu sampel serta mengambil kesimpulan mengenai sebaran data populasi 2. melakukan uji kebaikan suai dengan menggunakan Uji Kolmogorov Smirnov satu sampel serta mengambil kesimpulan mengenai sebaran data populasi. 3.2 URAIAN MATERI Uji kebaikan suai adalah uji statistika yang digunakan untuk memeriksa kesesuaian sebaran suatu populasi dengan sebaran teoritis tertentu berdasarkan data sampel yang diambil dari populasi tersebut. Hipotesis awal dari uji ini adalah suatu pernyataan mengenai sebaran peluang yang dihipotesiskan sesuai dengan data. Idealnya, sebaran yang dihipotesiskan tersebut dispesifikasi lengkap dengan parameternya. Namun jika hipotesis hanya menyatakan bentuk sebarannya saja, maka parameter sebaran harus diduga dulu dari data sebelum uji kebaikan suai dilakukan. Di sisi lain, sebaran yang dinyatakan pada hipotesis alternative lebih luas. Dengan demikian, penolakan hipotesis awal tidak memberikan informasi mengenai bentuk dari sebaran data, namun hanya menyimpulkan bahwa sebran data bukanlah seperti yang dinyatakan pada hipotesis awal. Pada bab ini, akan didiskusikan dua uji kebaikan suai, yaitu uji khi kuadrat dan uji Kolmogorov Smirnov. 3.2.1 Uji Kebaikan Suai Khi Kuadrat Untuk memahami uji kebaikan suai khi kuadrat ini, perhatikan ilustrasi berikut. Contoh 3.2.1 Pada seuatu perguruan tinggi, besarnya biaya pendidikan yang dibebankan kepada mahasiswa atau yang biasa dikenal dengan UKT (Uang Kuliah Tunggal) dibagi pada 5 level; level 1 hingga level 5. Perguruan tinggi tersebut menyatakan bahwa pada tahun 2018, dari selurih mahasiswa aktif, persentase mahasiswa yang membayar UKT pada setiap level tersebut berturut-turut adalah 15%, 25%, 35%, 15%, dan 10%. Untuk tahun 2019, akan diperiksa apakah sebaran UKT tersebut masih sama seperti tahun sebelumnya. Untuk itu, dikumpulkan data UKT 500 orang mahasiswa di tahun 2019 dan diperoleh banyaknya mahasiswa yang membayar UKT pada 43 Buku Ajar Statistika Non Paramaterik setiap level berturut-turut 60, 115, 180, 90 dan 55. Apakah data tersebut mendukung pernyataan bahwa sebaran UKT tahun 2019 sama dengan sebaran UKT tahun 2018? Hipotesis yang akan diuji pada uji hipotesis ini adalah : H0 : Proporsi mahasiswa yang membayar UKT level 1 – level 5 adalah 15%, 25%, 35%, 15% dan 10% H1 : Proporsi mahasiswa yang membayar UKT level 1 – level 5 adalah selain proporsi tersebut. Sebaran sebagaimana yang dinyatakan pada hipotesis awal merupakan sebaran teoritis yang akan diuji. Misalkan fi adalah banyaknya mahasiswa yang membayar UKT level-I, sehingga : π1 = 60; π2 = 115; π3 = 180; π4 = 90; π5 = 55 Banyaknya pengamatan pada masing-masing kategori ini dinamakan frekuensi amatan. Jika hipotesis tersebut benar, maka diharapkan banyaknya mahasiswa yang membayar UKT adalah : Level 1 : 0,15 × 500 = 75 Level 2 : 0,25 × 500 = 125 Level 3 : 0,35 × 500 = 175 Level 4 : 0,15 × 500 = 75 Level 5 : 0,10 × 500 = 50 Banyaknya amatan yang diharapkan pada masing-masing kategori ini dinamakan frekuensi amatan, dinotasikan dengan ππ . Jadi, π1 = 75; π2 = 125; π3 = 175; π4 = 75; π5 = 50 Frekuensi teramati dan frekuensi harapan dari masing-masing kategori tersebut adalah seperti pada tabel berikut. Level UKT Level 1 Level 2 Level 3 Amatan (f) 60 115 180 Harapan (e) 75 125 175 44 Buku Ajar Statistika Non Paramaterik Level 4 Level 5 Total 90 55 500 75 50 500 Kesimpulan bahwa sebaran UKT 2018 dan 2019 sama akan dapat diperoleh jika nilai kedua jenis frekuensi tersebut sama untuk semua kategori. Dalam prakteknya, sangat kecil peluangnya bahwa frekuensi amatan dan frekuensi harapan akan bernilai persis sama. Seperti yang terlihat pada tabel di atas, sebahagian frekuensi harapan bernilai lebih dari frekuensi amatan sementara yang lain bernilai kurang dari frekuensi harapan. Pertanyaannya adalah apakah perbedaan yang terjadi antara frekuensi amatan dan frekuensi harapan tersebut cukup kecil untuk dapat dikatakan bahwa perbedaan tersebut terjadi secara kebetulan saja (at chance). Jika iya, maka sesungguhnya hal tersebut akan mendukung pernyataan bahwa sebaran UKT di kedua tahun tersebut sama. Dengan demikian, maka salah satu cara untuk memeriksa apakah sebaran data sesuai dengan sebaran teoritisnya adalah dengan mendapatkan selisih antara frekuesi teramati dan frekuensi harapan untuk setiap kategori. Pada dasarnya selisih tersebut menyetakan ketidaksuaian antara kedua frekuensi. Namun, ketidaksuaian secara keseluruhan tidak dapat ditentukan dengan hanya sekedar menjumlahkan selisih yang didapat, dikarenakan total selisihnya pasti akan bernilai 0. Alternatif lainnya adalah dengan mencari selisih kuadrat dari kedua jenis frekuensi tersebut, (ππ − ππ )2 . Untuk menjadikannya unit asal skala yang akan digunakan untuk mengukur kebaikan suai dari kedua distribusi, maka nilai selisih kuadrat ini selanjutnya dibagi dengan frekuensi harapan, (ππ − ππ )2 /ππ . Nilai yang terakhir inilah yang selanjutnya akan digunakan untuk mengukur kebaikan suai dari kedua distribusi. Untuk kasus di atas diperoleh : Level UKT Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5 Total ππ 60 115 180 90 55 ππ 75 125 175 75 50 (ππ − ππ ) -15 -10 5 15 5 0 (ππ − ππ )2 225 100 25 225 25 (ππ − ππ )2 /ππ 3 0,8 0,142857 3 0,5 7,442857 45 Buku Ajar Statistika Non Paramaterik Ukuran ketidaksesuai, yang diukur dengan unit asal, diukur dengan menjumlahkan nilai (ππ − ππ )2 /ππ untuk semua kategori sebagaimana [ada kolom terakhir tabel tersebut. Jika H0 benar, maka sebaran penarikan sampel dari statistic ini akan memiliki sebaran khi kuadrat dan oleh karenanya, uji ini dinamakan uji kebaikan suai Khi Kuadrat. Selanjutnya akan dijelaskan prosedur umum uji kebaiak suai khi kuadrat ini. Data Data yang digunakan untuk uji ini terdiri dari N pengamatan yang saling bebas. Data dapat berupa : a. data kategorik, dimana masing-masing pengamatan tersebut dapat dimasukkan ke dalam salah satu dan hanya satu dari r kategori, π ≥ 2, b. data kualitatif yang kemudian dikelompokkan ke dalam r kategori yang tidak saling tumpang tindih. Kategori ini dapat terbentuk secara alami (karena sihat datanya) atau dibentuk secara sebarang oleh peneliti Untuk menggunakan uji khi kuadrat ini, data harus berupa data cacahan yang menunjukkan banyaknya objek pengamatan yang berada pada setiap kategori. Frekuensi teramati dari masing-masing kategori tersebut dinotasikan dengan π1 , π2 , … , ππ Hipotesis Hipotesis yang diuji pada uji Khi Kuadrat ini adalah : H0 : Fungsi peluang dari variabel yang teramati adalah ππ (π₯) H1 : Fungsi peluang dari variabel yang teramati adalah selain ππ (π₯) Perhatikan bahwa hipotesis alternative tidak menyatakan secara spesifik sebaran yang berbeda dari data jika H0 ditolak. Untuk data kategorik, jika ππ adalah peluang pengamatan berada pada katehori ke-I (i=1,2,…,r), maka total peluangnya harus sama dengan 1. Hipotesis tersebut juga dapat dituliskan : H0 : ππ = ππ0 untuk semua i=1,2,…,r H1 : ππ ≠ ππ0 untuk beberapa i=1,2,…,r 46 Buku Ajar Statistika Non Paramaterik Statistik Uji Jika hipotesis awal ini benar, maka diharapkan bahwa pengamatan yang diharapkan akan masuk ke kategori-i adalah ππ = πππ0 dengan N adalah banyaknya pengamatan dan ππ0 adalah peluang pengamatan masuk ke dalam kategori ke-i. Nilai peluang ini dinyatakan pada hipotesis awal. Nilai ππ biasa dinamakan frekuensi harapan. Kadang-kadang nilai ππ0 ini tidak dinyatakan secara spesifik pada hipotesis awal. Hipotesis awal hanya menspesifikasikan bentuk sebarannya saja tanpa menyatakan nilai parameter sebaran yang diperlukan untuk mendapatkan nilai ππ0 . Pada kasus tersebut, maka parameter populasi harus diduga dari data sampel, untuk selanjutnya digunakan untuk mennduga nilai ππ0 . Jika H0 benar, maka seharusnya terdapat kesesuaian yang baik antara frekuensi yang teramati (ππ ) dan frekuensi harapan (ππ ) untuk seluruh kategori. Keputusan mengenai kesesuaian ini didasarkan pada r selisih antara ππ dan ππ , ππ − ππ . Pada kenyataannya, total jumlah ππ − ππ untuk semua kategori sama dengan nol, sehingga ∑ππ=1(ππ − ππ ) tidak dapat digunakan untuk mengukur ketidaksesuaian antara kedua frekuensi tersebut. Pengukuran ketidaksesuaian yang lebih baik adalah dengan memberikan bobot yang sama untuk nilai positif dan negative dari selisih tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan mengkuadratkan nilai selisih tersebut, selanjutnya, skalanya dapat dijadikan dalam unit asal dengan cara membagi kuadrat tersebut dengan ππ . Dengan demikian, kebaikan suai dari masingmasing kategori diukur dengan (ππ − ππ )2 /ππ . Dan secara keseluruhan, ukuran kebaikan suai antara data sampel dengan sebaran yang dihipotesiskan adalah : π π=∑ π=1 (ππ − ππ )2 ππ Inilah statistic uji yang digunakan pada uji kebaikan suai khi kuadrat ini. Nilai Q yang kecil akan mendukung H0 sedangkan nilai Q yang besar menunjukkan ketidaksesuaian antara frekuensi harapan dan teramati sehingga disimpulkan bahwa data tidak tersebar menurut sebaran sebagaimana yang dinyatakan pada H0. Sebagai tambahan, statistic uji khi kuadrat tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk π π=∑ π=1 ππ 2 π1 2 π2 2 ππ 2 −π = + + β―+ − π. ππ π1 π2 ππ 47 Buku Ajar Statistika Non Paramaterik Namun demikian, formula ini tidak terlalu dianjurkan untuk digunakan, karena tidak dapat diindikasikan kategori mana yang memberikan sumbangan yang besar bagi ketidaksesuaian tersebut. Titik Kritis Sebaran penarikan sampel bagi nilai Q pada kedua formula di atas cukup rumit. Namun, untuk sampel yang berukuran besar, statistic Q akan menyebar menghampiri sebaran khi kuadrat dengan derajat bebas df=r-1 (df merupakan singkatan dari degree of freedom atau derajat bebas). Keputusan untuk menolak atau tidak menolak H0 dilakukan dengan membandingkan nilai Q yang diperoleh dari data sampel dengan nilai pada sebaran khi kuadrat untuk derajat bebas r-1. Dengan perbandingan ini, Ho akan ditolak jika 2 π > ππ−1,πΌ atau jika π − π£πππ’π < πΌ dimana πΌ adalah taraf nyata pengujian yang digunakan. Tabel khi kuadrat dapat dilihat pada Tabel B. Langkah-langkah Pengujian Hipotesis Dengan demikian, langkah-langkah pengujian hipotesis kebaikan suai khi kuadrat adalah sebagai berikut. 1. Nyatakan hipotesis H0 : Fungsi peluang dari variabel yang teramati adalah πΉπ (π₯) H1 : Fungsi peluang dari variabel yang teramati adalah selain πΉπ (π₯) Hipotesisi ini dapat juga dinyatakan dalam H0 : ππ = ππ0 untuk semua i=1,2,…,r H1 : ππ ≠ ππ0 untuk beberapa i=1,2,…,r 2. Tentukan taraf nyata pengujian πΌ 3. Tentukan statistic yang digunakan,yaitu : π π=∑ π=1 (ππ − ππ )2 ππ 48 Buku Ajar Statistika Non Paramaterik 4. Berdasarkan πΌ tentukan : - titik kritis 2 : ππ−1,πΌ (r adalah jumlah kategori dan r-1 adalah derajat bebas) - 2 2 wilayah kritis : π > ππ−1,πΌ atau wilayah penerimaan : π ≤ ππ−1,πΌ Alternatif lain adalah dengan menentukan p-value berdasarkan nilai Q yang diperoleh 5. Hitung nilai statistic uji khi kuadrat dengan cara : a. (opsional) Duga parameter sebaran dari data b. (opsional) Duga nilai ππ0 c. Tentukan frekuensi harapan ππ = πππ0 d. Hitung selisih ππ − ππ untuk setiap kategori, kuadratkan selanjutnya bagi dengan ππ , sehingga diperoleh (ππ − ππ )2 /ππ e. Jumlahkan nilai (ππ − ππ )2 /ππ untuk setiap i, sehingga diperoleh nilai π π=∑ π=1 (ππ − ππ )2 ππ 6. Kriteria penarikan kesimpulan - 2 Tolak Ho jika π > ππ−1,πΌ - 2 Tidak tolak H0 jika π ≤ ππ−1,πΌ 7. Interpretasi : - Tolak H0 : Pada taraf nyata πΌ disimpulkan bahwa data tidak menyebar menurut sebaran yang dinyatakan pada H0 - Tidak tolak H0 : Pada taraf nyata πΌ , tidak cukup bukti untuk menolak bahwa data menyebar menurut sebaran yang dinyatakan pada H0. Sebagai ilustrasi, perhatikan kembali Contoh 2.2.1 yang diilustrasikan sebelumnya. Hipotesis yang diuji adalah: H0 : UKT 2019 menyebar dengan π1 = 0,15; π2 = 0,25; π3 = 0,35; π4 = 0,15; π5 = 0,10 H1 : UKT 2019 tidak menyebar dengan π1 = 0,15; π2 = 0,25; π3 = 0,35; π4 = 0,15; π5 = 0,10 49 Buku Ajar Statistika Non Paramaterik Pada pengujian ini, digunakan taraf nyata pengujian sebesar πΌ = 5%. Dengan ukuran sampel N = 500, frekuensi harapan dari masing-masing kategori adalah : π1 = ππ10 = 0,15 × 500 = 75 π2 = ππ20 = 0,25 × 500 = 125 π3 = ππ30 = 0,35 × 500 = 175 π4 = ππ40 = 0,15 × 500 = 75 π5 = ππ50 = 0,10 × 500 = 50 Selanjutnya dihitung nilai statistic uji pada tabel berikut. Level UKT Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5 Total ππ 60 115 180 90 55 ππ 75 125 175 75 50 (ππ − ππ ) -15 -10 5 15 5 0 (ππ − ππ )2 225 100 25 225 25 (ππ − ππ )2 /ππ 3 0,8 0,142857 3 0,5 Q=7,442857 Jadi diperoleh nilai statistic hitung khi kuadrat adalah Q=7,442857. Dengan banyak kategori r=5, derajat bebas df=r-1 = 4. Dan dengan taraf nyata 5%, diperoleh 2 nilai kritis π4,0.05 = 9.49 df : 4 : … … … … Peluang ekor sebelah kanan 0.2 0.1 0.05 0.02 … … … … 5.99 7.78 9.49 11.67 … … … … … … … … 2 Karena nilai Q=7,44 < π4,0.05 = 9.49 maka diputuskan untuk tidak tolak H0. Alternatif lain untuk mengambil keputusan adalah dari nilai-p. Sebelumnya diperoleh nilai Q = 7,44. Dari tabel, diketahui bahwa untuk db = 4, nilai 7,44 adalah untuk 0.1 < nilai p < 0.2. Dengan taraf nyata πΌ = 5% diketahui bahwa p-value > πΌ sehingga diputuskan untuk tidak tolak H0. Hal itu berarti bahwa pada taraf nyata 5%, tidak cukup bukti untuk menyangkal bahwa sebaran UKT mahasiswa di pergurusan tinggi pada tahun tersebut adalah π1 = 0,15; π2 = 0,25; π3 = 0,35; π4 = 0,15; π5 = 0,10. Atau jika dikembalikan kembali ke permasalahan yang akan diuji, dapat disimpulkan bahwa taraf nyata 5%, sebaran UKT mahasiswa di pergurusan tinggi pada tahun 2019 tidak sama dengan sebaran UKT pada tahun 2018. 50 Buku Ajar Statistika Non Paramaterik Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, sebaran penarikan sample dari Q menghampiri sebaran khi kuadrat. Jika N semakin besar, maka penghampiran ini akan semakin baik. Hampiran ini cukup memuaskan jika untuk N yang besar, katakanlah lebih dari 30. Suatu aturan umum adalah bawa penghampiran ini akan cukup memuaskanjika tak lebih dari 20% ei bernilai kurang dari 5 dan tidak ada ei yang bernilai kurang dari 1. Jika hal tersebut terjadi, maka langkah yang biasa digunakan adalah dengan menggabungkan dua kategori yang berdekatan hingga aturan tersebut terpenuhi. Dengan adanya penggabungan tersebut, tentu saja hipotesisnya harus diperbaharui. Demikian juga, nilai derajat bebas juga akan berkurang. Dan perlu diingat, penggabungan kategori tersebut akan berpengaruh terhadap kesimpulan yang diambil dan interpretasinya. Contoh 3.2.2 Seperti kasus sebelumnya, dan akan diuji apakah perbandingan persentase mahasiswa yang membayar UKT level 1 – 5 adalah : 15%, 25%, 45%, 13% dan 2%. Dari 100 orang yang diambil sebagai sampel, diketahui bahwa banyaknya mahasiswa yang membayar UKT Level 1 – 5 berturut-turut 13, 27, 40, 15 dan 5 orang. Ujilah pada taraf nyata 5% Solusi Dari informasi tersebut, frekuensi harapan mahasiswa yang membayar UKT level 5 adalah 2% x 100 = 2 mahasiswa yang kurang dari 5. Untuk itu dilakukan penggabungan kategori kelompok UKT level 4 dan 5. Dengan demikian perbandingan persentase mahasiswa pada keempat level UKT tersebut adalah 15%, 25%, 45% dan 15%, sehingga hipoetesis dinyatakan: H0 : UKT 2019 menyebar pada level 1, 2,3 dan 4-5 dengan π1 = 0,15; π2 = 0,25; π3 = 0,45; π4 = 0,15 H1 : UKT 2019 tidak menyebar pada level 1, 2,3 dan 4-5 dengan π1 = 0,15; π2 = 0,25; π3 = 0,45; π4 = 0,15 Pengujian dilakukan dengan taraf nyata 5%. Nilai statistic uji diperoleh seperti pada tabel berikut. 51 Buku Ajar Statistika Non Paramaterik Level UKT Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 dan 5 Total ππ 13 27 40 20 ππ 0,15 0,25 0,45 0,15 ππ 2 169 729 1600 400 ππ 15 25 45 15 ππ 2 /ππ 11,27 29,16 35,56 26,67 102,65 Diperoleh nilai statistic uji khi kuadrat 4 π=∑ π=1 ππ 2 π1 2 π2 2 π3 2 π4 2 −π = + + + −π ππ π1 π2 π3 π4 = 102,65 − 100 = 2,65 Dari tabel khi kuadrat, untuk db = 4-1 =3 dan taraf nyata 5%, diperoleh 2 nilai π3,0.05 = 7,82. Karena nilai Q=2,65 < 7,82, maka diputuskan untuk tidak tolak H0. Dengan demikian, disimpulkan bahwa pada taraf nyata 5%, tidak cukup bukti untuk menyangkal bahwa UKT 2019 menyebar pada level 1, 2,3 dan 4-5 dengan π1 = 0,15; π2 = 0,25; π3 = 0,45; π4 = 0,15. Bila data yang akan digunakan sebagai dasar pengujian diskret, tentulah tidak terlalu sulit untuk memasukkan data tersebut ke dalam masing-masing kategori. Namun kadang-kadang, data yang tersedia merupakan hasil pengukuran kuantitatif dan tidak dikategorikan. Pada kondisi ini, untuk menggunakan uji kebaikan suai khi kuadrat, maka peneliti harus terlebih dahulu mengelompokkan data ke dalam r kategori berupa selang numeric. Dalam penentuan batas-batas selang, disarankan untuk membentuk selang sedemikian sehingga frekuensi harapan pada masing-masing kategori sama, yaitu ππ = π ,π π = 1,2, … , π. Pada contoh berikut ini, sebaran yang dihipotesisikan pada uji kebaikan suai adalah sebaran binomial. Sebelumnya akan direview tersebuh dahulu mengenai sebaran binomial. Misalkan suatu percobaan hanya memiliki dua kemungkinan hasil, yakni berhasil dan gagal. Percobaan tersebut dinamakan percobaan Bernoulli. Misalkan dilakukan n ulangan percobaan Bernoulli yang saling bebas. Jika dinyatakan suatu peubah acak sebagai banyaknya keberhasilan dalan n kali ulangan Bernoulli yang saling bebas, maka peubah acak tersebut dinamakan peubah acak binomial dan sebarannya dinamakan sebagai sebaran binomial. Jika suatu peubah acak X memiliki sebaran binomial, maka fungsi peluangnya adalah 52 Buku Ajar Statistika Non Paramaterik π π(π₯) = ( ) π π₯ (1 − π)π−π₯ π₯ = 0,1,2, … , π π₯ dengan n adalah banyaknya ulangan Bernoulli yang dilakukan dan p adalah peluang terjadinya keberhasilan. Contoh 3.2.3 Empat buah koin dilemparkan sekaligus dan dicatat banyaknya sisi angka yang muncul. Percobaan semacam itu dilakukan dalam 160 kali ulangan. Diperoleh hasil sebagai berikut. Banyaknya angka muncul 0 1 2 3 4 sisi Frekuensi yang 16 48 55 33 8 Ujilah pada taraf nyata 5% apakah koin tersebut setimbang (p=1/2) Solusi Percobaan yang dilakukan adalah pelemparan 4 buah koin dan dicatat banyaknya sisi angka yang muncul. Untuk suatu koin, hanya terdapat dua kemungkinan hasil percobaan, yakni munculnya sisi angka atau gambar. Dengan definisi tersebut, maka peubah banyaknya sisi angka yang muncul adalah merupakan peubah binomial dengan banyaknya ulangan n=4. Menguji apakah koin tersebut setimbang berarti menguji bahwa data yang dimiliki meyebar menurut sebaran binomial dengan n = 4 dan p = 0,5. Dengan demikian, hipotesis yang akan diuji adalah : H0 : Data menyebar menurut sebaran Binomial (4, 0.5) (Koin setimbang) H1 : Data tidak menyebar menurut sebaran Binomial (4, 0.5) (Koin tidak setimbang). Bila peubah X menyebar menurut binomial(4,0,5) maka fungsi kepekatan peluangnya adalah : 4 π(π₯) = ( ) 0,5π₯ (1 − 0,5)4−π₯ π₯ 4 = ( ) 0,54 π₯ = 0,1,2,3,4 π₯ 53 Buku Ajar Statistika Non Paramaterik Peluang munculnya 0, 1, 2, 3, dan 4 sisi angka berturut-turut adalah : 4 π0 = π(0) = ( ) 0,54 = 0,0625 0 4 π1 = π(1) = ( ) 0,54 = 0,25 1 4 π2 = π(2) = ( ) 0,54 = 0,375 2 4 π3 = π(3) = ( ) 0,54 = 0,25 3 4 π4 = π(4) = ( ) 0,54 = 0,0625 4 Perhitungan nilai statistic uji khi kuadrat dilakukan dengan cara sebagai berikut. Banyaknya sisi ππ angka yang muncul ππ 0 16 0,0625 1 48 0,25 2 55 0,375 3 33 0,25 4 8 0,0625 Total Diperoleh nilai statistic uji khi kuadrat 4 π=∑ π=0 ππ 10 40 60 40 10 ππ 2 256 2304 3025 1089 64 ππ 2 /ππ 25,6 57,6 50,41667 27,225 6,4 167.2417 ππ 2 − π = 167,2417 − 160 = 7,2417 ππ 2 Dengan db=5-1=4 dan taraf nyata pengujian 5%, diperoleh nilai kritis π4,0.05 =9,49. 2 Karena Q < π4,0.05 = 9.49 maka diputuskan untuk tolak H0. Disimpulkan bahwa bahwa pada taraf nyata 5%, data tidak menyebar menurut sebaran Binom(n,p). Dengan kata lain, disimpulkan bahwa koin tersebut tidak setimbang. Pada contoh 2.2.3, nilai ππ0 dapat langsung diperoleh dari fungsi kepekatan peluang sebaran Binomial karena parameter sebaran dinyatakan lengkap pada hipotesis awalnya. Jika parameter sebaran tidak diketahui, maka parameter sebaran tersebut harus diduga terlebih dahulu berdasarkan data sampel. Pada contoh berikut ini akan diilustrasikan prosedur pengujian hipotesis Khi Kuadrat jika parameter sebaran harus diduga dari data contoh. Pada contoh ini, akan diuji apakan data berasal dari sebaran Poisson. Sebelumnya akan direview terlebih dahulu mengenai sebaran Poisson 54 Buku Ajar Statistika Non Paramaterik Peubah acak Poisson adalah salah satu peubah acak diskret yang menyatakan banyaknya kejadian dalam suatu selang waktu atau luas daerah tertentu. Suatu peubah acak X yang menyebar menurut sebaran Poisson biasanya dinyatakan dengan π~πππΌ(π) dengan π adalah parameter sebaran Poisson yang menyatakan rata-rata banyaknya kejadian dalam selang waktu dan luas daerah tersebut. Peubah ini memiliki fungsi kepekatan peluang π(π₯) = π −π π π₯ π₯! π₯ = 0,1, … Penduga bagi parameter π pada sebaran Poisson ini adalah β π= ∑ π₯π π Contoh 3.2.4 Seorang peneliti akan memodelkan hubungan antara banyaknya kasus malaria yang terjadi di kecamatan-kecamatan di Pulau Sumatera dengan factor-faktor yang diduga mempengaruhinya. Pemodelan itu delakukannya dengan menggunakan analisis regresi Poisson. Untuk dapat menggunakan analisis tersebut, ia harus memastikan bahwa data banyaknya kasus malaria tersebut menyebar menurut sebaran Poisson. Ia memiliki data banyaknya kasus malaria di 136 kecamatan yang dipilih secara acak dari seluruh kecamatan di Pulau Sumatera. Diperoleh hasil sebagai berikut Banyak kasus malaria 0 1 2 3 ≥4 Banyak kecamatan 78 41 15 2 0 Ujilah pada taraf nyata 10% bahwa data banyaknya kasus malaria tersebut menyebar Poisson Solusi Hipotesis yang diuji adalah : H0 : Jumlah kasus malaria menyebar menurut sebaran Poisson H1 : Jumlah kasus malaria tidak menyebar menurut sebaran Poisson 55 Buku Ajar Statistika Non Paramaterik Hipotesis ini akan diuji menggunakan uji Khi Kuadrat pada taraf nyata 10%. Statistik uji yang digunakan adalah π π=∑ π=1 (ππ − ππ )2 . ππ Untuk mendapatkan frekuensi yang diharapkan pada masing-masing kategori, maka harus diduga terlebih dahulu nilai peluang untuk setiap nilai peubah acak Poisson. Nilai tersebut diperoleh dari fungsi kepekatan peluang peubah Poisson tersebut. Namun, karena nilai parameter tidak dinyatakan pada hipotesis seperti pada Contoh 2.2.3, maka parameter tersebut harus diduga terlebih dahulu. Nilai dugaan parameter adalah : β π= ∑ π₯π ∑ ππ π₯π 78(0) + 41(1) + 15(2) + 2(3) = = = 0.57 π π 136 Dengan demikian diperoleh fungsi kepekatan peluang sebaran POI(0.57) π −π π π₯ π −0.57 0.57π₯ π(π₯) = = π₯! π₯! untuk π₯ = 0,1, … Selanjutnya diperoleh nilai peluang dari masing-masing nilai : π10 π −0.57 0.570 = π(π = 0) = π(0) = = 0,5677 0! π20 = π(π = 1) = π(1) = π −0.57 0.571 = 0,3214 0! π30 = π(π = 2) = π(2) = π −0.57 0.571 = 0,0910 0! π40 = π(π = 3) = π(3) = π −0.57 0.571 = 0,0024 0! Sedangkan π50 = π(π ≥ 4) diperoleh dari π50 = π(π ≥ 4) = 1 − (π10 + π20 + π30 +π40 ) = 1 − (0,5677 + 0,3214 + 0,0910 + 0,0024) = 1 - 0,9996 -0,0004 Perhitungan nilai frekuensi harapan adalah. Banyaknya sisi angka yang muncul 0 1 2 3 ≥4 ππ 78 41 15 2 0 ππ0 0,5677 0,3214 0,0910 0,0024 0,0004 ππ = 136ππ0 77,2072 43,7104 12,376 0,3264 0,0544 56 Buku Ajar Statistika Non Paramaterik Perhatikan hasil yang diperoleh pada tabel tersebut. Terdapat dua kategori dengan nilai ei <5 yaitu pada kategori ke 4 dan 5. Oleh karena itu, kedua katehori tersebut digabung dengan kategori sebelumnya. Hasil penggabungan tersebut adalah sebagai berikut. x 0 1 ≥2 Total ππ ππ0 ππ 78 0,5677 77,2072 0,008141 41 0,3214 43,7104 0,168067 17 0,0938 12,7568 1,411384 πβππ‘ 1,587592 Dengan taraf nyata 10%, maka nilai kritis pada pengujian ini adalah nilai 2 2 π2,0.1 = 4,6. Karena πβππ‘ = 1,59 < π2,0.1 = 4,6 maka diputuskan untuk tidak tolak H0 yang berarti bahwa pada taraf nyata 10% tidak cukup bukti untuk menyangkal bahwa data jumlah kasus malaria di kecamatan-kecamatan di Pulau Sumatera menyebar menurut sebaran Poisson. Hasil tersebut dapat dijadikan dasar teorits bagi si peneliti untuk menggunakan analisis regresi Poisson dalam pemodelan yang dilakukannya. Penduga parameter dari beberapa sebaran lain yang dipilih disajikan pada tabel berikut. Sebaran Binomial Parameter π Geometrik(p) π Binomial Negatif(r,p) π Poisson(π) π Normal(π, π 2 ) π π2 Eksponensial(π ) π Penduga Parameter ∑ π₯π β π= π π β π= ∑ π₯π π β π= π + ∑ π₯π /π ∑ π₯π π ∑ π₯π β π= π β π= 2 ∑ π₯π2 − ππ₯Μ 2 π−1 ∑ π₯π β π= π β = π 57 Buku Ajar Statistika Non Paramaterik 3.2.2 Uji Kebaikan Suai Kolmogorov Smirnov Uji Kolmogorov Smirnov adalah uji lain yang dapat digunakan untuk menguji kesesuaian antara sebaran sample dengan sebaran teoritis tertentu. Uji ini diperkenalkan pertama kali oleh A.N Kolmogorov dan NV Smirnov. Uji ini dilakukan jika terdapat suatu sampel acak berukuran N yang minimal diukur dalam skala selang, baik diskret maupun kontinu. Data tidak perlu dikelompokkan seperti halnya pada pengujian Khi Kuadrat, namun jika dikelompokkan, data tersebut harus berupa selang numeric. Seperti halnya uji Khi Kuadrat, uji ini dilakukan untuk menguji sebuah pernyataan bahwa data menyebar menurut sebaran teoritis tertentu atau dapat dinyatakan : H0 : Data menyebar menurut sebaran teoritis tertentu H1 : Data tidak menyebar menurut sebaran tersebut Untuk lebih memahami prosedur uji Kolmogorov Smirnov ini, perhatikan ilustrasi berikut. Misalkan terdapat 25 data berikut. 0,0441 0,0711 0,1349 0,1349 0,1702 0,1988 0,2063 0,2071 0,2760 0,3433 0,3466 0,3492 0,7080 0,7662 0,7808 0,3603 0,4368 0,4574 0,4798 0,5074 0,6398 0,8015 0,90112 0,9391 0,9571 Ingin diuji apakah data tersebut berasal dari sebaran Seragam Kontinu UNIF(0,1). Untuk tujuan tersebut, maka hipotesis dapat dinyatakan sebagai : H0 : Data menyebar menurut sebaran UNIF(0,1) H1 : Data tidak menyebar menurut sebaran UNIF(0,1) Berikut akan diuraikan dasar pemikiran dalam menentukan statistic uji yang akan menjadi landasandalam mengambil keputusan unt uk menolak atau tidak menolak H0. Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa uji Kolmogorv Smirnov ini digunakan untuk menyelidiki kesesuaian dua fungsi sebaran yaitu sebaran dari populasi dari mana data pengamatan tersebut diperoleh notasikan dengan πΉ(π₯), dengan sebaran teoritis tertentu yang dinyatakan pada hipotesis, notasikan dengan, πΉ0 (π₯). Fungsi sebaran populasi yang sesuangguhnya tidak akan pernah diketahui kecuali jika semua nilai yang mungkin pada populasi tersebut dimiliki. Untuk itu, sampel ditarik secara acak dari populasi tersebut. Jika sampel tersebut mewakili populasi tersebut, maka fungsi sebaran kumulatif data, notasikan dengan π(π₯) akan merupakan dicerminkan yang baik bagi πΉ(π₯). Oleh karenanya, 58 Buku Ajar Statistika Non Paramaterik pemeriksaan kesesuaian antara fungsi sebaran populasi πΉ(π₯) dan fungsi sebaran teoritis πΉ0 (π₯) dapat dilakukan dengan menguji kesesuaian π(π₯) ini dengan πΉ0 (π₯). π(π₯)dapat diperoleh dari proporsi data pengamatan yang bernilai kurang atau sama dengan nilai x atau dapat dinyatakan sebagai : π(π₯) = ππππ¦ππππ¦π ππππππππ‘ππ ππππππππ ππ’ππππ ππ‘ππ’ π πππ ππππππ π₯ π Perhatikan, untuk suatu nilai x < 0,0441, nilai S(x) = 0 karena tidak ada pengamatan yang nilainya kurang dari x pada selang tersebut. Untuk 0,0441 ≤ π₯ < 0,0711, karena terdapat 1 data yang nilainya kurang dari x, maka π(π₯) = 1 25 = 0.04. Untuk 0,0711 ≤ π₯ < 0,1349 terdapat 2 data yang nilainya kurang dari x yang berada 2 pada selang tersebut, sehingga π(π₯) = 25 = 0.08. Selanjutnya untuk 0,1349 ≤ π₯ < 0,1702 terdapat 4 data yang nilainya kurang dari x pada selang tersebut, sehingga π(π₯) = 4 25 = 0.16, demikian seterusnya. Diperoleh nilai S(x) pada setiap nilai riil x seperti pada tabel berikut. π₯π Selang nilai x x < 0,0441 Frekuensi Frek. kumulatif π(π₯π ) πΉ0 (π₯π ) 0,0441 0,0441 < 0,0711 1 0,04 0,0441 0,0711 0,0711 ≤ x < 0,1349 2 0,08 0,0711 0,1349 0,1349 ≤ x < 0,1702 4 0,16 0,1349 0,1702 0,1702 ≤ x < 0,1988 5 0,20 0,1702 0,1988 0,1988 ≤ x < 0,2063 6 0,24 0,1988 0,2063 0,2063 ≤ x < 0,2071 7 0,28 0,2063 0,2071 0,2071 ≤ x < 0,2760 8 0,32 0,2071 0,2760 0,2760 ≤ x < 0,3433 0,3433 0,3433 ≤ x < 0,3466 0,3466 0,3466 ≤ x < 0,3492 0,3492 0,3492 ≤ x < 0,3603 0,3603 0,3603 ≤ x < 0,4368 0,4368 0,4368 ≤ x < 0,4574 0,4574 0,4574 ≤ x < 0,4798 0,4798 0,4798 ≤ x < 0,5074 0,5074 0,5074 ≤ x < 0,6398 0,6398 0,6398 ≤ x < 0,7080 0,7080 0,7080 ≤ x < 0,7662 0,7662 0,7662 ≤ x < 0,7808 0,7808 0,7808 ≤ x < 0,8015 0,8015 0,8015 ≤ x < 0,9011 0,9011 0,9011 ≤ x < 0,9391 0,9391 0,9391 ≤ x <0,9571 ≥ 0,9391 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0,9571 9 0,36 0,2760 10 0,40 0,3433 11 0,44 0,3466 12 0,48 0,3492 13 0,52 0,3603 14 0,56 0,4368 15 0,60 0,4574 16 0,64 0,4798 17 0,68 0,5074 18 0,72 0,6398 19 0,76 0,7080 20 0,80 0,7662 21 0,84 0,7808 22 0,88 0,8015 23 0,92 0,9011 24 0,96 0,9391 25 1,00 0,9571 59 Buku Ajar Statistika Non Paramaterik Sebaran data S(x) dapat digambarkan dengan menggunakan garis berwarna biru pada Gambar 2.3.1. Dari gambar tersebut dapat diketahui bahwa S(x) merupakan kurva yang tidak turun dan kontinu dari arah kanan pada setiap nilai-nilai pengamatan. S(x) juga digambarkan sebagai fungsi tangga yang nilainya berubah pada setiap nilai yang berbeda dari x dengan loncatan sebesar proporsi data pada nilai tersebut. Pada contoh ini akan diuji apakah data memiliki sebaran UNIF(0,1). Artinya, dalam pengujian ini akan diselidiki apakah sebaran S(x) sebagaimana yang telah diperoleh sebelumnya sesuai dengan fungsi sebaran dari peubah UNIF(0,1). Untuk peubah acak UNIF(0,1), fkp dan fungsi sebaran kumulatifnya masing-masing adalah: π(π₯) = 1 π’ππ‘π’π 0 < π₯ < 1 π₯ πΉ(π₯) = ∫ 1 ππ‘ = π‘|0π₯ = π₯ π’ππ‘π’π 0 < π₯ < 1 0 1,0 0,9 0,8 0,7 0,6 0,5 0,4 0,3 0,2 0,1 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 Keterangan : _____ : S(x) 0,6 0,7 0,8 0,9 1,0 _____ : F(x) Gambar 2.3.1. Fungsi Sebaran Kumulatif Data (S(x)) dan Fungsi Sebaran Kumulatif Teoritis (F0(x)) 60 Buku Ajar Statistika Non Paramaterik Dengan demikian, F(x) dapat digambarkan sebagai garis linier yang melalui titik asal dengan gradient 1 sebagaimana yang diperlihatkan oleh garis berwarna merah pada Gambar 2.3.1. Penentuan nilai πΉ0 (π₯π ) pada setiap nilai pengamatan dapat dilihat pada Tabel 2.3.1. Pada Gambar 2.3.1, kurva dari sebaran teoritis πΉ0 (π₯) digambarkan tumpang tindih dengan kurva sebaran data. Jika πΉ0 (π₯) ini adalah sebaran peluang kumulatif yang sebenarnya dari populasi, maka seharusnya terdapat kesesuaian yang baik antara π(π₯) dan πΉ0 (π₯) tersebut untuk setiap nilai x. Hal ini ditunjukkan oleh kecilnya selisih mutlak antara π(π₯) dan πΉ0 (π₯), untuk setiap nilai x di dalam selang (0,1) tersebut yang dinotasikan dengan |π(π₯π ) − πΉ(π₯π )|. Nilai |π(π₯π ) − πΉ0 (π₯)| untuk setiap amatan yang berbeda untuk ilustrasi ini dapat dilihat pada kolom ke-4 Table 2.3.2. Tabel 2.3.2. Penentuan Statistik Uji Kolmogorov Smirnov π₯π 0,0441 π(π₯π ) 0,04 πΉ(π₯π ) 0,0441 |π(π₯π ) − πΉ(π₯π )| 0,0041 |π(π₯π−1 ) − πΉ(π₯π )| 0,0441 0,0711 0,08 0,0711 0,0089 0,0311 0,1349 0,16 0,1349 0,0251 0,0549 0,1702 0,20 0,1702 0,0298 0,0102 0,1988 0,24 0,1988 0,0412 0,0012 0,2063 0,28 0,2063 0,0737 0,0337 0,2071 0,32 0,2071 0,1129 0,0729 0,2760 0,36 0,2760 0,0840 0,0440 0,3433 0,40 0,3433 0,0567 0,0167 0,3466 0,44 0,3466 0,0934 0,0534 0,3492 0,48 0,3492 0,1308 0,0908 0,3603 0,52 0,3603 0,1597 0,1197 0,4368 0,56 0,4368 0,1232 0,0832 0,4574 0,60 0,4574 0,1426 0,1026 0,4798 0,64 0,4798 0,1602 0,1202 0,5074 0,68 0,5074 0,1726 0,1326 0,6398 0,72 0,6398 0,0802 0,0402 0,7080 0,76 0,7080 0,0520 0,0120 0,7662 0,80 0,7662 0,0338 0,0062 0,7808 0,84 0,7808 0,0592 0,0192 0,8015 0,88 0,8015 0,0785 0,0385 0,9011 0,92 0,9011 0,0189 0,0211 0,9391 0,96 0,9391 0,0209 0,0191 0,9571 1,00 0,9571 0,0429 0,0029 61 Buku Ajar Statistika Non Paramaterik Secara keseluruhan, kesesuaian tersebut dapat diketahui cukup dengan memperhatikan nilai |π(π₯π ) − πΉ0 (π₯)| yang terbesar. Jika nilai selisih terbesar tersebut cukup kecil, berarti nilai mutlak selisih untuk nilai-nilai yang lain juga akan cukup kecil. Dengan demikian, pada uji Kolmogorov Smirnov ini secara umum dapat dipilih nilai |π(π₯π ) − πΉ0 (π₯)| yang terbesar sebagai statistic uji. Sebut saja nilai maksimum tersebut adalah D. Untuk ilustrasi ini, nilai D diperoleh pada x=0,5074 dengan D=0,1726 Untuk ilustrasi ini, karena sebaran teoritis merupakan sebaran yang kontinu sedangkan sebaran data merupakan fungsi tangga, maka selisih maksimum, D, tersebut seharusnya diperiksa pada lingkungan (neighborhood) setiap nilai amatan yang berbeda. Dengan demikian, pada kasus ini, nilai statistic uji tersebut adalah supremum dari nilai |π(π₯) − πΉ0 (π₯)| tersebut, atau dapat dinyatakan sebagai π· = sup |π(π₯π ) − πΉ0 (π₯π )|. 1≤π≤π Dengan demikian, nilai D ini tidak cukup hanya dicari dari kanan suatu nilai x saja, namun juga dari kiri nilai tersebut. Dengan kata lain, untuk mendapatkan nilai D, selain memperhatikan nilai |π(π₯π ) − πΉ0 (π₯π )|, juga harus diperhatikan nilai |π(π₯π−1 ) − πΉ0 (π₯π )| pada setiap nilai π₯π ,. Sebagai contoh, untuk π₯π = 0,4798, diperoleh: |π(π₯π ) − πΉ0 (π₯π )| = |π(0,4798) − πΉ(0,4798)| = |0,64 − 0,4798| = 0,1602 dan |π(π₯π−1 ) − πΉ0 (π₯π )| = |π(0,4574) − πΉ(0,4798)| = |0,60 − 0,4798| = 0,1202 Nilai |π(π₯π−1 ) − πΉ0 (π₯π )| untuk setiap nilai π₯π dapat dilihat pada Table 2.3.2. Untuk sebaran teoritis yang kontinu, seperti pada ilustrasi ini, statistic uji D dapat dinyatakan dengan cara lain, yaitu : π· = sup |π(π₯π ) − πΉ0 (π₯π )| 1≤π≤π = max {|π(π₯π ) − πΉ0 (π₯π )|, |π(π₯π−1 ) − πΉ0 (π₯π )|} 1≤π≤π Untuk ilustrasi kasus ini, nilai statistic uji diperoleh dari kolom-4 dan 5 dari Tabel 3.2.2. Didapat π· = sup |π(π₯π ) − πΉ0 (π₯π )| = 0,1726. Pada gambar 3.2.1, nilai D 1≤π≤π tersebut diperlihatkan oleh panjang garis putus-putus merah. Jika nilai statistic uji tersebut dipandang cukup kecil, maka terdapat kesesuaian antara kedua sebaran kumulatif, sehingga dapat disimpulkan bahwa 62 Buku Ajar Statistika Non Paramaterik data menyebar menurut sebaran UNIF(0,1) atau dengan kata lain tidak tolak H0. Sebaliknya, jika nilai statistic uji D tersebut besar berarti tidak terdapat kesesuain antara sebaran data yang sebenarnya dengan sebaran teoritis yang dihipotesiskan atau tolak H0. Pada kasus ini, kondisi ini berarti bahwa data tidak berasal dari populasi UNIF(0,1). Yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah berapa nilai kritis yang menjadi batas melakukan penolakan H0 atau tidak melakukan penolakan H0. Untuk itu diperlukan pengetahuan mengenai sebaran penarikan sampel dari D jika H0 benar. Tabel C pada buku ini dapat digunakan untuk mendapatkan nilai kritis tersebut, demikian juga dengan nilai-p nya. Perlu dicatat, sebaran penarikan sampel dari D tidak tergantung dari sebaran teoritis yang dihipotesiskan (bebas sebaran). Artinya, apapun sebaran teoritis yang dinyatakan pada H0, sebaran penarikan sampel dari D adalah sama. Dengan demikian, tabel C dapat digunakan untuk mendapatkan nilai kritis, apapun sebaran yang dihipotesiskan. Tabel Kolmogorov-Smirnov terdiri dari 2 bagian. Pada bagian 1, disajikan nilai kritis pengujian untuk berbagai ukutan sample (1≤N≤40), uji satu arah/uji dua arah dan untuk α=0.01. 0.02, 0.05, 0.1 dan 0.2. Jika N>40, nilai kritis dapat dihitung dari formula yang disajikan pada bagian 2 dari tabel Kolmogorov-Smirnov tersebut. Untuk ilustrasi ini, jika taraf nyata pengujian 0.05, untuk N=25 diperoleh nilai kritis 0.264. Dengan nilai D = 0.1726 < 0.264, diputuskan untuk tidak menolak H0 dan disimpulkan bahwa pada taraf nyata 5% tidak cukup bukti untuk menolak bahwa data menyebar menurut sebaran UNIF(0.1). Sebagai catatan tambahan, jika sebaran teoritis merupakan sebaran diskret, maka baik sebaran teoritis maupun sebaran data sama-sama berupa fungsi tangga. Dengan demikian, statistic uji D yang dirumuskan sebagai π· = sup |π(π₯π ) − πΉ0 (π₯π )| 1≤π≤π dapat langsung diperoleh dari π· = max |π(π₯π ) − πΉ0 (π₯π )| 1≤π≤π Berikut ini, akan diberikan langkah-langkah pengujian hipotesis KolmogorovSmirnov 1. Nyatakan hipotesis 63 Buku Ajar Statistika Non Paramaterik H0 : Data menyebar menurut sebaran teoritis tertentu H1 : Data tidak menyebar menurut sebaran teoritis tersebut 2. Tentukan taraf nyata pengujian πΌ 3. Tentukan statistic yang digunakan,yaitu : π· = sup |π(π₯π ) − πΉ0 (π₯π )| 1≤π≤π Jika sebaran teoritis merupakan sebaran kontinu, maka statistic uji dapat - dinyatakan sebagai : π· = max {|π(π₯π ) − πΉ0 (π₯π )|, |π(π₯π−1 ) − πΉ0 (π₯π )|} 1≤π≤π Jika sebaran teoritis merupakan sebaran diskret, maka statistic uji dapat - dinyatakan sebagai: π· = max |π(π₯π ) − πΉ0 (π₯π )| 1≤π≤π 4. Berdasarkan πΌ tentukan titik kritis pengujian : Jika N ≤ 40, gunakan Tabel Kolmogorov-Smirnov bagian 1 Jika N > 40, gunakan Tabel Kolmogorov-Smirnov bagian 2 - Selanjutnya, tentukan wilayah kritis : π· > π·π‘ππππ 5. Hitung nilai statistic uji khi kuadrat dengan cara : a. Susun data pengamatan yang berbeda dari yang terkecil hingga terbesar. b. Hitung frekuensi dari setiap nilai pengamatan c. Hitung frekuensi kumulatif, yakni frekuensi data yang nilainya kurang atau sama dengan nilai pengamatan tersebut d. Hitung : π(π₯) = f. ππππ¦ππππ¦π ππππππππ‘ππ ππππππππ ππ’ππππ ππ‘ππ’ π πππ ππππππ π₯ π Tentukan πΉ0 (π₯π ) sesuai dengan sebaran teoritis yang dihipotesiskan. Jika parameter sebaran tidak dinyatakan pada hipotesis, duga parameter tersebut terlebih dahulu dari data sampel. g. Hitung |π(π₯π ) − πΉ0 (π₯π )|. Jika sebaran teoritis merupakan sebaran kontinu, hitung juga |π(π₯π−1 ) − πΉ(π₯π )| h. Hitung nilai statistic uji D seperti yang didefinisikan pada Langkah 3 6. Kriteria penarikan kesimpulan : Tolak Ho jika D> π·π‘ππππ dan Tidak tolak H0 jika π· ≤ π·π‘ππππ 7. Interpretasi : - Tolak H0 : Pada taraf nyata πΌ disimpulkan bahwa data tidak menyebar menurut sebaran yang dinyatakan pada H0 64 Buku Ajar Statistika Non Paramaterik - Tidak tolak H0 : Pada taraf nyata πΌ , tidak cukup bukti untuk menolak bahwa data menyebar menurut sebaran yang dinyatakan pada H0. Contoh 3.2.5 Perhatikan kembali Contoh 3.2.4. Ujilah pada taraf nyata 5% bahwa data jumlah kasus malaria tersebut menyebar menurut sebaran Poisson. Solusi Hipotesis yang diuji adalah : H0 : Jumlah kasus malaria menyebar menurut sebaran Poisson H1 : Jumlah kasus malaria tidak menyebar menurut sebaran Poisson Hipotesis ini akan diuji menggunakan uji Kolmogorov Smirnov pada taraf nyata 5%. Karena sebaran teoritis merupakan sebaran diskret, maka statistik uji yang digunakan adalah π· = max |π(π₯π ) − πΉ0 (π₯π )|. 1≤π≤π Nilai π(π₯π ) diperoleh seperti pada tabel berikut π₯π frekuensi 0 1 2 3 78 41 15 2 Frekuensi π(π₯π ) kumulatif 78 78/136=0.5735 119 119/136=0.8750 134 134/136=0.9853 136 136/136=1.000 Karena pada hipotesis awal tidak disertakan nilai dari sebaran Poisson yang akan diuji, maka parameter ini harus diduga terlebih dahulu dari data sampel. Nilai dugaan parameter adalah : β π= ∑ π₯π ∑ ππ π₯π 78(0) + 41(1) + 15(2) + 2(3) = = = 0.57 π π 136 Dengan demikian diperoleh fungsi kepekatan peluang sebaran POI(0.57) π0 (π₯) = π −π π π₯ π −0.57 0.57π₯ = π₯! π₯! untuk π₯ = 0,1, … Selanjutnya, Nilai fungsi sebaran teoritis diperoleh dari : 65 Buku Ajar Statistika Non Paramaterik π₯ π₯ π‘=1 π‘=1 π −π π π₯ π −0.57 0.57π₯ πΉ0 (π₯) = ∑ =∑ π₯! π₯! Dengan menggunakan kedua fungsi tersebut, diperoleh nilai fungsi sebaran teoritis nilai π₯π , πΉ0 (π₯π ), seperti pada tabel berikut. π₯π 0 1 2 3 π0 (π₯π ) 0,5677 0,3214 0,0910 0,0171 πΉ0 (π₯π ) 0,5677 0,8891 0,9801 0,9972 Dengan demikian, nilai statistic uji D akan diperoleh seperti pada tabel berikut. π₯π 0 1 2 3 π(π₯π ) 0.5735 0.8750 0.9853 1.0000 πΉ0 (π₯π ) 0,5677 0,8891 0,9801 0,9972 |π(π₯π ) − πΉ0 (π₯π )| 0,0058 0,0141 0,0052 0,0028 Dengan demikian diperoleh nilai statistic uji π·βππ‘ = max |π(π₯π ) − πΉ0 (π₯π )| = 0,0141 1≤π≤π Nilai kritis pada pengujian ini diperoleh berdasarkan bagian 2 dari tabel Kolmogorov-Smirnov. Dengan taraf nyata α=5% dan ukuran sampel N=136, nilai kritis adalah : π·π‘ππππ = 1,36√π = 1,36/√136 = 0,1166 Karena π·βππ‘ = 0,0141 < π·π‘ππππ = 0.1166 maka diputuskan untuk tidak tolak H0 yang berarti bahwa pada taraf nyata 5%, tidak cukup bukti untuk menolak bahwa data jumlah kasus malaria tersebut menyebar menurut sebaran Poisson Nilai fungsi sebaran teoritis biasanya dihitung dari fungsi sebaran kumulatif yang sesuai dengan sebaran teoritis yang dinyatakan pada hipotesis awal. Untuk beberapa sebaran, seperti sebaran normal baku, nilai fungsi sebaran kumulatifnya telah ditabelkan, sehingga untuk jika sebaran teoritis merupakan sebaran normal baku ataupun sebaran normal lainnya, maka nilai dapat ditentukan 66 Buku Ajar Statistika Non Paramaterik berdasarkan tabel tersebut πΉ0 (π₯π ). Hal itu akan diilustrasikan pada contoh berikut. Sebelumnya akan direview sekilas mengenai sebaran normal ini. Sebaran normal adalah salah satu sebaran kontinu yang sangat penting dalam statiatika. Suatu peubah acak yang menyebar menurut sebaran Normal dengan parameter µ dan ragam σ2 biasa dinotasikan dengan π~π(π, π 2 ) memiliki fungsi kepekatan peluang π(π₯) = 1 √2ππ 2 π − 1 π₯−π 2 ( ) 2 π −∞<π₯ <∞ dan fungsi sebaran kumulatif π₯ πΉ(π₯) = ∫ 1 −∞ √2ππ 2 π − 1 π‘−π 2 ( ) 2 π −∞<π₯ <∞ Salah satu sebaran normal khusus adalah sebaran normal baku yang merupakan sebaran normal dengan nilai tengah 0 dan ragam 1. Peubah acak normal baku ini biasa dinotasikan dengan Z, dimana π~π(0,1). Fungsi kepakatan peluang dan fungsi sebaran kumulatif dari suatu peubah acak π~π(0,1) masing-masing adalah π(π§) = 1 √2π π− 1 2 π§ 2 −∞<π§<∞ dan π§ Φ(π§) = π(π ≤ π§) = ∫ 1 −∞ √2π π− 1 2 π‘ 2 −∞<π§ <∞ Nilai dari fungsi sebaran kumulatif ini dapat dilihat pada tabel normal baku. Nilai fungsi sebaran kumulatif dari suatu peubah acak π~π(π, π 2 ) dapat ditentukan menggunakan hubungan antara peubah acak π~π(π, π 2 ) dengan sebaran normal baku ini, dimana jika π~π(π, π 2 ) maka π = π−π ~π(0,1). π Dengan demikian, nilai fungsi sebaran kumulatif dari peubah acak π~π(π, π 2 ) dapat ditentukan dari π₯−π ) π πΉ(π₯) = π(π ≤ π₯) = Φ ( Contoh 3.2.6 Ujilah pada taraf nyata 1%, apakah data berikut ini berasal dari sebaran normal dengan simpangan baku 3 67 Buku Ajar Statistika Non Paramaterik -5,-3, -1, -1, 0, 1, 1, 1, 1, 1, 2, 2, 2, 2, 2, 4, 4, 4, 7, 8 Solusi Hipotesis yang diuji adalah : H0 : Data menyebar menurut sebaran N(µ,9) H1 : Data tidak menyebar menurut sebaran N(µ,9) Hipotesis ini akan diuji menggunakan uji Kolmogorov Smirnov pada taraf nyata 1%. Sebaran teoritis yang akan diuji adalah sebaran kontinu sehingga statistik uji yang akan digunakan adalah : π· = sup |π(π₯π ) − πΉ0 (π₯π )| 1≤π≤π = max {|π(π₯π ) − πΉ0 (π₯π )|, |π(π₯π−1 ) − πΉ0 (π₯π )|} 1≤π≤π Nilai π(π₯π ) diperoleh seperti pada tabel berikut π₯π Frekuensi -5 -3 -1 0 1 2 4 7 8 1 1 2 1 5 5 3 1 1 Frekuensi kumulatif 1 2 4 5 10 15 18 19 20 π(π₯π ) 1/20 = 0,050 2/20 = 0,100 4/20 = 0,200 5/20 = 0,250 10/20 = 0,500 15/20 = 0,750 18/20 = 0,900 19/20 = 0,950 20/20 = 1,000 Pada kasus ini, parameter harus diduga terlebih dahulu karena tidak dinyatakan pada hipotesis awal. Nilai dugaan tersebut adalah : β π= ∑ π₯π −5 + (−3) + (−1) + (−1) + β― + 8 = = 1,6 π 20 Selanjutnya, nilai fungsi sebaran teoritis diperoleh dari : π₯ − 1,6 πΉ0 (π₯) = Φ ( ) 3 Nilai ini diperoleh dari tabel normal baku. Untuk setiap nilai π₯π yang berbeda, diperoleh nilai πΉ0 (π₯π ), seperti pada tabel berikut. 68 Buku Ajar Statistika Non Paramaterik π₯π π§π − 1,6 3 -2,20 -1,53 -0,87 -0,53 -0,20 0,13 0,80 1,80 2,13 πΉ0 (π₯π ) = Φ(π§π ) π§π = -5 -3 -1 0 1 2 4 7 8 0,0139 0,0630 0,1922 0,2981 0,4207 0,5517 0,7881 0,9641 0,9834 Dengan demikian, nilai statistic uji D akan diperoleh seperti pada tabel berikut. π₯π -5 -3 -1 0 1 2 4 7 8 π(π₯π ) 0,050 0,100 0,200 0,250 0,500 0,750 0,900 0,950 1,000 πΉ0 (π₯π ) 0,0139 0,0630 0,1922 0,2981 0,4207 0,5517 0,7881 0,9641 0,9834 |π(π₯π ) − πΉ0 (π₯π )| 0,0361 0,0370 0,0078 0,0481 0,0793 Dhit=0,1983 0,1119 0,0141 0,0166 Diperoleh nilai π·βππ‘ = 0,1983. |π(π₯π−1 ) − πΉ0 (π₯π )| 0,0139 0,0130 0,0922 0,0981 0,1707 0,0517 0,0381 0,0641 0,0334 Dari tabel Kolmogorov-Smirnov, untuk N=20 dan πΌ = 0,01, diperoleh nilai kritis π·π‘ππππ = 0,352. Karena π·βππ‘ = 0,1983 < π·π‘ππππ = 0,352 maka diputuskan untuk tidak menolak H0 dan disimpulkan bahwa pada taraf nyata 1% tidak cukup bukti untuk menolak bahwa data tersebut berasal dari sebaran normal dengan simpangan baku 3. 3.3 LATIHAN 1. Data berikut adalah nilai angka matakuliah Statistika Nonparametrik . Nilai angka Frekuensi A A- B+ B B- C+ C D E 16 17 19 15 20 16 14 8 4 Ujilah pada taraf nyata 5% bahwa sebaran nilai matakuliah tersebut mengikuti sebaran seragam. Gunakan uji Khi Kuadrat 69 Buku Ajar Statistika Non Paramaterik 2. Data berikut adalah berat ginjal dari sampel yang terdiri dari 36 ekoranjing jenis tertentu kelinci yang akan digunakan dalam sebuah percobaan. Ujilah, apakah berat ginjal kelinci pada sampel tersebut berasal dari sebuah sebaran normal dengan nilai tengah 85 gram dan simpangan baku 15 gram. 58 59 68 80 78 90 93 68 84 70 70 82 90 74 94 104 97 83 70 92 70 90 110 112 90 75 67 84 86 88 68 98 82 84 75 80 3.4 RANGKUMAN Uji kebaikan suai adalah uji statistika yang digunakan untuk menguji kesesuaian sebaran populasi dengan suatu sebaran teoritis tertentu yang dilakukan berdasarkan data sampel. Terdapat dua uji kebaikan suai yang dapat dilakukan, yakni uji khi kuadrat dan uji Kolmogorov smirnov. Langkah-langkah uji khi kuadrat adalah : 1. Nyatakan hipotesis H0 : Fungsi peluang dari variabel yang teramati adalah πΉπ (π₯) H1 : Fungsi peluang dari variabel yang teramati adalah selain πΉπ (π₯) Hipotesisi ini dapat juga dinyatakan dalam H0 : ππ = ππ0 untuk semua i=1,2,…,r H1 : ππ ≠ ππ0 untuk beberapa i=1,2,…,r 2. Tentukan taraf nyata pengujian πΌ 3. Tentukan statistic yang digunakan,yaitu : π π=∑ π=1 (ππ − ππ )2 ππ 4. Berdasarkan πΌ tentukan : - titik kritis 2 : ππ−1,πΌ (r adalah jumlah kategori dan r-1 adalah derajat bebas) - 2 2 wilayah kritis : π > ππ−1,πΌ atau wilayah penerimaan : π ≤ ππ−1,πΌ Alternatif lain adalah dengan menentukan p-value berdasarkan nilai Q yang diperoleh 5. Hitung nilai statistic uji khi kuadrat dengan cara : i. (opsional) Duga parameter sebaran dari data 70 Buku Ajar Statistika Non Paramaterik j. (opsional) Duga nilai ππ0 k. Tentukan frekuensi harapan ππ = πππ0 l. Hitung selisih ππ − ππ untuk setiap kategori, kuadratkan selanjutnya bagi dengan ππ , sehingga diperoleh (ππ − ππ )2 /ππ m. Jumlahkan nilai (ππ − ππ )2 /ππ untuk setiap i, sehingga diperoleh nilai π π=∑ π=1 (ππ − ππ )2 ππ 6. Kriteria penarikan kesimpulan - 2 Tolak Ho jika π > ππ−1,πΌ - 2 Tidak tolak H0 jika π ≤ ππ−1,πΌ 7. Interpretasi : - Tolak H0 : Pada taraf nyata πΌ disimpulkan bahwa data tidak menyebar menurut sebaran yang dinyatakan pada H0 - Tidak tolak H0 : Pada taraf nyata πΌ , tidak cukup bukti untuk menolak bahwa data menyebar menurut sebaran yang dinyatakan pada H0. Langkah-langkah pengujian Kolmogorov-Smirnov adalah : 1. Nyatakan hipotesis H0 : Data menyebar menurut sebaran teoritis tertentu H1 : Data tidak menyebar menurut sebaran teoritis tersebut 2. Tentukan taraf nyata pengujian πΌ 3. Tentukan statistic yang digunakan,yaitu : π· = sup |π(π₯π ) − πΉ0 (π₯π )| 1≤π≤π - Jika sebaran teoritis merupakan sebaran kontinu, maka statistic uji dapat dinyatakan sebagai : π· = max {|π(π₯π ) − πΉ0 (π₯π )|, |π(π₯π−1 ) − πΉ0 (π₯π )|} 1≤π≤π - Jika sebaran teoritis merupakan sebaran diskret, maka statistic uji dapat dinyatakan sebagai: 71 Buku Ajar Statistika Non Paramaterik π· = max |π(π₯π ) − πΉ0 (π₯π )| 1≤π≤π 4. Berdasarkan πΌ tentukan titik kritis pengujian : - Jika N ≤ 40, gunakan Tabel Kolmogorov-Smirnov bagian 1 - Jika N > 40, gunakan Tabel Kolmogorov-Smirnov bagian 2 Selanjutnya, tentukan wilayah kritis : π· > π·π‘ππππ 5. Hitung nilai statistic uji Kolmogorv-Smirnov dengan cara : a. Susun data pengamatan yang berbeda dari yang terkecil hingga terbesar. b. Hitung frekuensi dari setiap nilai pengamatan c. Hitung frekuensi kumulatif, yakni frekuensi data yang nilainya kurang atau sama dengan nilai pengamatan tersebut d. Hitung : π(π₯) = ππππ¦ππππ¦π ππππππππ‘ππ ππππππππ ππ’ππππ ππ‘ππ’ π πππ ππππππ π₯ π e. Tentukan πΉ0 (π₯π ) sesuai dengan sebaran teoritis yang dihipotesiskan. Jika parameter sebaran tidak dinyatakan pada hipotesis, duga parameter tersebut terlebih dahulu dari data sampel. f. Hitung |π(π₯π ) − πΉ0 (π₯π )|. Jika sebaran teoritis merupakan sebaran kontinu, hitung juga |π(π₯π−1 ) − πΉ(π₯π )| g. Hitung nilai statistic uji D seperti yang didefinisikan pada Langkah 3 6. Kriteria penarikan kesimpulan : Tolak Ho jika D> π·π‘ππππ dan Tidak tolak H0 jika π· ≤ π·π‘ππππ 7. Interpretasi : - Tolak H0 : Pada taraf nyata πΌ disimpulkan bahwa data tidak menyebar menurut sebaran yang dinyatakan pada H0 - Tidak tolak H0 : Pada taraf nyata πΌ , tidak cukup bukti untuk menolak bahwa data menyebar menurut sebaran yang dinyatakan pada H0. 72 Buku Ajar Statistika Non Paramaterik 3.5 PENUTUP 3.5.1 Test Formatif Kerjakan soal berikut 1. Dua jenis jagung baru (bulir berwarna ungu dan merah) membawa gen resesif. Bila dua jenis jagung ini disilangkan, akan diperoleh generasi pertama yang semuanya normal (tidak berbulir ungu maupun merah). Bila jagung pada generasi pertama ini dikembangkan, maka akan diperoleh 4 jenis jagung : normal, berbulir ungu, berbulir merah dan berbulir campuran ungu-merah. Dari 1.290 pohon jagung yang dihasilkan pada generasi kedua ini, diperoleh hasil Tipe Normal Bulir ungu Bulir merah Bulir ungu-merah Jumlah 760 230 238 62 Menurut hukum Mendel, distribusi hibrida pada generasi kedua ini seharusnya adalah 9:3:3:1. Apakah data yang diperoleh tersebut konsisten dengan Hukum Mendel? Gunakan taraf nyata 5%. 2. Dalam memodelkan antrian, peneliti biasanya tidak hanya tertarik pada struktur dasar dari system antrian, namun juga pada proses kedatangan/input. Disiplin antrian dan proses layanan/output. Suatu model yang umum digunakan model single-channel/single phase dimana proses kedatangan diasumsikan berdistribusi Poisson, disimplin antrian FIFO dan waktu pelayanan yang diasumsikan berdistribusi Eksponensial. Untuk mendukung pemodelan yang akan dilakukannya, peneliti mengambil data dan ia peroleh data waktu pelayanan sebagai berikut : 0,6 11,9 23,1 1,6 13,5 23,8 3,2 15,1 23,9 3,3 15,7 26,4 3,5 16,2 27,9 3,8 16,3 37,4 5,9 18,5 39,6 6,2 18,7 40,0 6,8 20,7 60,4 11,3 22,0 63,0 73 Buku Ajar Statistika Non Paramaterik Ujilah, apakah data tersebut mendukung pemodelan yang akan dilakukannya, bahwa data lama pelayanan di atas diambil dari sebaran eksponensial Catatan : π₯ ο· Jika π_πΈππ(π) maka πΉ(π₯) = 1 − π −π ο· ∑ π₯π Penduga parameter ekponensi π al : β π = π=1 π π₯ > 0. π 3. Empat buah koin dilemparkan sekaligus dan dicatat banyaknya sisi angka yang muncul. Percobaan semacam itu dilakukan dalam 160 kali ulangan. Diperoleh hasil sebagai berikut. Banyaknya sisi yang muncul 0 1 2 3 4 angka Frekuensi 16 48 55 33 8 Gunakan uji Kolmogorov-Smirnov untuk menguji bahwa banyaknya sisi yang muncul tersebut berasal dari sebaran Binomial(4,1/2). Dengan kata lain bahwa koin yang digunakan adalah koin yang setimbang. 3.5.2. Umpan balik dan Tindak Lanjut Cocokkan jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Test Formatif yang terdapat di akhir bab ini. Soal 1. (Total nilai 30). Setiap tahap bernilai 5. Soal 2. (Total nilai 40). Setiap tahap bernilai 5, kecuali penentuan statistik nilai uji bernilai 15 Soal 3. (Total nilai 30). Setiap tahap pengujian bernilai 5 Tingkat penguasaan anda terhadap materi diukur dengan rumus : Tk Penguasaan ο½ Total Nilai 100 Arti tingkat penguasaan yang Anda capai : 74 Buku Ajar Statistika Non Paramaterik 90% - 100 % : Baik sekali 80% - 89% : Baik 60% - 79% : Cukup 0% - 59% : Kurang 3.5.3 Kunci jawaban 2 1. Qhit=61,16; π3,0.05 = 7.82; Tolak Ho 2. 3. 3.5.4. Istilah dan Kata Penting Uji Kebaikan Suai : Pengujian hipotesis yang dilakukan untuk menguji kecocokan sebaran data dengan suatu sebaran teoritis tertentu 3.5.5. Daftar Pustaka Gibbon, J.D. 1975. Nonparametric Methods for Quantitative Analysis. International Series in Decision Processes. NRW Publishing, Alabama 75