. Sabda Tuhan dalam hidup sehari-hari Januari 2010 Angela Merici Biblical Center © Sr. Emma G. osu [email protected] http://ambcosu.wordpress.com Nihil Obstat: P. Martin Harun, OFM, Jakarta 12 Mei 2004 Imprimatur: Rm. Yohanes Subagyo, Pr. Vikjen KAJ, Jakarta 25 Mei 2004 1. Jumat. HR SM Maria Bunda Allah. Bil 6:22-27; Gal 4:4-7; Luk 2:16-21. Maria menyimpan segala perkara itu didalam hatinya dan merenungkannya. Sebuah reklame di jalan berbunyi: Talk less, do more. Kurangi bicara, lebih banyak bertindak. Kita hidup dalam era komunikasi. Dari pagi sampai malam kita terus bicara atau mendengar pembicaraan orang. Memasuki tahun baru ini Gereja menampilkan Bunda Maria yang tidak banyak bicara. Semua yang dialaminya ia simpan dalam hati dan merenungkannya. Dengan demikian ia menemukan artinya yang lebih dalam, maksud Tuhan dengan semua itu. Hanya dalam keheningan doa, kita bisa menemukan wajah Tuhan, kasih karunia dan damai sejahtera yang begitu dibutuhkan dunia sekarang ini. 2. Sabtu. Pw S. Basilius Agung dan Gregorius dr Nazianze. 1Yoh 2:22-28; Yoh 1:19-28. Di tengah-tengah kamu berdiri Dia yang tidak kamu kenal. Yohanes memberi kesaksian tentang Dia. Di sepanjang sejarah ada banyak orang yang seperti Yohanes menjadi saksi-Nya. Tetapi tetap saja Ia ada di tengah kita sebagai yang tidak dikenal. Bagaimana kita akan mengenal-Nya kalau kita tidak mengenal Alkitab, tidak mendengarkan suara halus yang berbicara di lubuk hati, tidak mengenal hati orangtua atau anak, istri atau suami, tetangga, orang-orang selingkungan, buruh dan pegawai, orang miskin? Salam damai dalam Misa pun dilakukan dengan tergesa, sambil lalu, tidak ambil waktu untuk saling pandang. Menyedihkan. Ia ada di tengah kita, dan kita tidak mengenal-Nya. 3. Minggu. HR penampakan Tuhan. Ef 3:2-3a,5-6; Mat 2:1-12 Seorang pemimpin yang akan menggembalakan umat-Ku Israel. Kita terbiasa menghubungkan pemimpin dengan penguasa. Dia adalah boss yang dilayani. Kehendaknya merupakan hukum yang harus ditaati. Herodes adalah pemimpin seperti itu. Perintahnya membawa maut, bahkan bagi anak-anak kecil yang tak berdosa. Sebaliknya Yesus adalah pemimpin-gembala. Seorang yang melayani, bukan menuntut dilayani. Ia hanya ingin memberi hidup kepada kawanan-Nya. Untuk itu Ia rela mengorbankan hidup-Nya sendiri. Kita tinggal memilih mau menjadi pemimpin seperti Herodes atau seperti Kristus. Januari 2010 4. Senin. 1Yoh 3:22-4:6; Mat 4:12-17,23-25. Bertobatlah, sebab Kerajaan Surga sudah dekat! Yesus menggemakan seruan Yohanes Pembaptis, pendahulunya. Kerajaan Allah sudah dekat, ada di antara kita, yang sekarang mendengar bacaan ini. Tapi menyedihkan kalau yang dekat itu tetap tinggal dekat dan belum menjadi kenyataan. Kerajaan Allah terwujud di mana kita tidak hanya mengucapkan doa Bapa Kami, tapi menjadikannya kenyataan: Sebagai anakanak kesayangan Bapa melakukan kehendak-Nya, mengasihi semua anak-Nya dan hidup dalam persaudaraan sejati, memelihara alam ciptaan Allah demi kebaikan dan kesejahteraan semua makhluk. Untuk itu perlu bertobat, menolak dunia yang mencari sukses, kekayaan dan kenikmatan. Menjadi seperti Yesus yang membawa kebaikan dan keselamatan bagi semua orang. 5. Selasa.1Yoh 4:7-10; Mrk 6:34-44. Kamu harus memberi mereka makan. Para rasul saling memandang dengan heran. Memberi makan orang sebanyak itu? Mana uangnya? Beli makanan di mana? Kisah ini mengajar kepada kita bahwa di mana orang mau berbagi, ada saja yang bisa dibagi, sampai ada sisanya. Dewasa ini ada banyak anak dan orang dewasa yang menderita obesitas atau kegemukan. Klinik-klinik untuk melangsingkan badan mulai ngetrend. Orang yang kekurangan gizi atau kelaparan jarang menjadi berita. Padahal jumlahnya tidak sedikit. Mereka tidak usah dicari jauh-jauh. Mungkin tukang sampah dan keluarganya, tukang becak, pedagang asongan, para korban bencana. Indonesia kaya dan makmur akan sumber daya alam. Tak perlu ada yang kelaparan. Kitalah yang harus memberi mereka makan. 6. Rabu. 1Yoh 4:11-18; Mrk 6:45-52. Tenanglah, Aku ini, jangan takut. Di antara mereka ada nelayan kawakan. Mereka sudah mengenal betul Danau Galilea yang cantik dikelilingi bukit-bukit. Tapi kalau timbul angin sakal, jangan tanya. Angin bertiup sangat kencang dari celah gunung-gunung, menimbulkan ombak setinggi rumah. Apa daya perahu kecil di tengah amukan ombak? Di saat mereka susah payah berjuang, datanglah Yesus. Sesosok tubuh yang berjalan di atas air menimbulkan takut dan panik. “Tenanglah, Aku ini, jangan takut.” Kisah itu disimpan oleh Gereja sepanjang masa sebagai kenangan berharga. Dalam perjalanannya mengarungi zaman, Gereja maupun pribadi-pribadi sering mengalami badai topan. Kita boleh mendengar lagi dan lagi perkataan-Nya yang memberi kepastian dan penghiburan, “Tenanglah, Aku ini, jangan takut.” 7. Kamis. 1Yoh 4:19-5:4; Luk 4:14-22a. Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya. Yesus membacakan teks dari Nabi Yesaya, dan jadi genaplah nas itu saat Yesus membacanya. Itulah keunggulan Alkitab, buku yang sudah sangat kuno, tapi selalu baru, selalu aktual. Sebab, Alkitab itu berbicara tentang kita, tentang relasi kita dengan Allah, sesama dan alam ciptaan. Dalam bacaan pertama, kita diingatkan bahwa Allah lebih dahulu mengasihi kita, maka dalam kekuatan kasih itu, mampulah kita mengasihi sesama. Di saat kita mengasihi, firman itu digenapi. Itulah pentingnya menjadikan sabda Tuhan dalam Alkitab santapan rohani kita. Makanan yang membuat kita hidup, tumbuh dan berkembang dalam kehidupan rohani. Januari 2010 8. Jumat. 1Yoh 5:5-13; Luk 5:12-16. Yesus mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu... Orang datang berbondong-bondong kepada Yesus. Kehadiran-Nya membawa pembebasan dari penyakit, cacat dan roh-roh jahat. Orang kusta bukan saja dianggap sakit, tapi juga najis. Ia seperti binatang yang terbuang dari kumpulannya. Tak ada yang mau bergaul dengan dia, apalagi menyentuhnya. Yesus bisa saja menyembuhkan dia dari jauh. Tapi Dia memilih untuk menyentuhnya. Sentuhan ilahi bertemu dengan iman si sakit. Maka sembuhlah dia. Di masyarakat kita yang ramai dan bising, ada banyak yang kesepian. Sentuhan kemanusiaan diganti dengan mesin. Siapakah yang hari ini membutuhkan sentuhan kasih yang hangat? Hadiah berharga itu dapat kita berikan dengan cuma-cuma. 9. Sabtu. 1Yoh 5:14-21; Yoh 3:22-30. Dia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil. Kalimat indah itu merupakan rangkuman dari misi Yohanes dalam memperkenalkan Yesus. Perkataan itu diwariskan kepada kita semua, secara khusus kepada para pewarta dan aktivis Gereja. Itu bukan soal gampang. Dari kecil kita berambisi menjadi besar, karena menjadi orang kecil yang selalu mengalah, tidak enak dan tidak mungkin. Begitulah ajaran dunia yang disuntikkan kepada kita. Hal itu tak bisa diperdebatkan. Tapi coba kita jalani seperti Yohanes, maka kita akan mengalami sukacita yang tidak tanggungtanggung, melainkan sukacita yang penuh. Tuhan telah datang dan mengaruniakan pengertian kepada kita supaya kita tahu apa yang benar, dan barangsiapa melakukannya, hidup dalam sukacita. 10. Minggu. Pesta Pembaptisan Tuhan. Yes 40:1-5.9-11; Tit 2:11-14; 3:4-7; Luk 3:15-16.21-22. “Engkaulah Anak yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan.” Apa yang membedakan Yesus dari kerumunan orang banyak itu? Mungkin tidak ada. Dari sekian banyak orang yang memberi kesaksian tentang Yesus, tidak ada satu pun yang menggambarkan perawakan-Nya. Ia menjadi sama dengan manusia dalam segala hal kecuali dalam hal dosa. Bagi Bapa yang menyelidiki hati dan batin manusia, Yesus nampak cemerlang. Dialah Adam baru yang dijadikan menurut gambar dan rupa Allah dan tidak tersentuh oleh dosa. Maka surga tercengang melihat adegan itu, dan suara Bapa meneguhkan Yesus sebagai Putra yang terkasih. Dia yang sulung, dan kita adik-adik-Nya berkenan kepada Bapa bila mendengarkan Dia, sang Sabda. 11. Senin. 1Sam 1:1-8; Mrk 1:14-20. Mereka segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia. Seperti apakah Yesus itu sehingga orang yang dipanggil rela meninggalkan segalanya dan ikut Dia? Apa yang membuat orang tertarik kepada-Nya? Ia tidak punya harta, kedudukan atau kuasa. Orang yang ikut Dia tidak mendapat gaji atau tunjangan hari tua. Mengapa semua itu menjadi pertimbangan kita kalau kita dipanggil untuk melayani Dia sehidup semati? Burung mempunyai sarang, serigala mempunyai liang, tapi Anak Manusia tidak mempunyai batu untuk meletakkan kepala-Nya. Justru karena tidak memiliki apa-apa, seluruh ciptaan Allah menjadi milik-Nya. Tapi bukankah semua itu digunakan sementara saja, dan yang penting itu hidup yang kekal? Januari 2010 12. Selasa. 1Sam 1:9-20; Mrk1:21b-28. Diam! Keluarlah daripadanya! Yesus datang untuk membebaskan manusia dari kuasa roh jahat dan dari dosa. Banyak orang tidak percaya bahwa roh jahat itu ada. Kalau mau tahu, lihat saja buah-buahnya. Segala pikiran dan perbuatan jahat diilhami oleh roh jahat. Roh Allah hanya membuahkan kebaikan dan kekudusan. Yesus Yang Kudus dari Allah tidak berkompromi dengan roh jahat. Manusia adalah bait Roh Kudus, bukan kediaman roh jahat. Maka dengan tegas ia mengusirnya. Roh jahat masih berperan dalam segala segi kehidupan kita, dan ia licik sekali. Ia sering menyamar sebagai malaikat terang. Bagaimana menghadapinya? Seperti Yesus, tidak berkompromi, tapi mengusir dia dengan senjata iman dan doa. Juga seperti Hana istri Elkana yang mencari kekuatan dalam doa. 13. Rabu. 1Sam 3:1-10,19-20; Mrk 1:29-39. Semua orang mencari engkau. Orang yang mencari Yesus di Kapernaum kecewa karena Ia tidak kembali ke sana, melainkan pergi ke kota-kota lain untuk mewartakan Injil. Sesudah bangkit, Yesus hadir di tengah-tengah kita sebagai Tuhan yang mulia. Kita tidak perlu mencari Dia jauh-jauh di Yerusalem atau di Roma. Dia ada di mana dua atau tiga berkumpul atas nama-Nya. Dia ada dalam firman-Nya yang hidup dalam Kitab Suci, dalam sakramen, dalam gembala-gembala Gereja, dalam anggotaanggota-Nya yang paling kecil dan hina. Soanya sekarang: Apakah kita mencari Dia? Dan kalau kita mencari, apakah kita mencari di tempat yang benar? Dia hadir di mana orang saling mengasihi dan saling mengampuni, saling menanggung dan memberi tumpangan. 14. Kamis. 1Sam 4:1-11; Mrk 1:40-45. Tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan. Tidak satu pun penginjil melukiskan perawakan Yesus, sehingga kita tidak tahu bagaimana rupa-Nya. Hanya ada satu hal yang mereka sebut, yaitu hati-Nya. Betapa sering kita temukan ungkapan ini dalam Injil: ‘Hati-Nya tergerak oleh belas kasihan.’ Belas kasihan itulah yang menggerakkan Yesus melakukan ini atau itu. Belas kasihan itu bukan sekedar rasa kasihan seperti yang sering kita rasakan bila melihat orang yang celaka atau menderita dengan hebat. Belas kasihan Yesus selalu membuahkan tindakan yang membebaskan orang itu dari penderitaannya. Sering dikeluhkan bahwa dunia kita makin keras tanpa belas kasihan. Di sekolah dan rumah sakit tidak ada tempat bagi orang melarat. Ya, Yesus perlu datang lagi mengajarkan sentuhan belaskasihan. 15. Jumat. 1Sam 8:4-7,10-22a; Mrk 2:1-12. ‘Anak-Ku, dosamu sudah diampuni.’ Sama seperti kita, si lumpuh dalam Injil memikul beban dosa. Berapa beratnya, hanya dia dan Tuhan yang tahu. Pasti cukup berat, sehingga melumpuhkan dia. Yesus mengampuni dia, mengangkat beban dosanya sehingga ia bisa berjalan. Orang banyak takjub dan memuliakan Allah. Tapi apa yang dilakukan Yesus itu menjadi batu sandungan bagi para ahli Taurat. Perbuatan baik tidak mesti disambut baik oleh semua orang. Dalam kelompok mana pun kita temui orangorang yang suka mencari-cari kesalahan orang lain, memfitnah. Yesus yang maha sempurna pun tidak luput dari orang seperti itu. Jadi untuk apa dipikirkan? Yesus saja menjadi korban fitnah. Apakah kita lebih sempurna dari Dia? Januari 2010 16. Sabtu. 1Sam 9:1-4,17-19; 10:1a; Mrk 2:13-17. Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa. Orang Farisi menganggap dirinya benar dan memandang rendah orang berdosa. Yang mereka anggap orang berdosa ialah orang yang tidak mengenal hukum, maka melanggarnya seenak perut. Yesus datang untuk menyelamatkan semua orang, dan semuanya adalah orang berdosa. Tapi ada yang menganggap diri benar, seperti orang Farisi dan ahli Taurat dalam Injil. Mereka menutup diri bagi keselamatan. Sebaliknya ada yang sadar dirinya orang berdosa. Mereka terbungkuk oleh beban dosa dan mencari kesembuhan dan pengampunan. Bagi mereka pintu kerahiman Allah terbuka lebar-lebar. Yesus memanggil Lewi bukan karena ia sudah benar, tetapi supaya makin dibenarkan Allah. 17. Minggu Biasa II. Yes 62:1-5; 1Kor 12:4-11; Yoh 2:1-11. ‘Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu.’ Itulah satu-satunya kalimat yang diucapkan Maria dalam Injil Yohanes. Itu terjadi waktu mereka kehabisan anggur dalam sebuah pesta pernikahan. Maria minta tolong kepada Yesus. Maria belum tahu apa yang akan dilakukan atau diperintahkan Yesus. Yang penting mereka harus siap untuk membuat apa saja yang Ia suruh. Itulah sikap hidup Maria sendiri. “Aku ini hamba Tuhan” adalah semboyan hidupnya yang ia hayati dari hari ke hari. Maka dapatlah ia menularkan semangat itu kepada orang-orang yang ia jumpai. Tiga kali sehari kita berdoa “Malaikat Tuhan” saat lonceng gereja dibunyikan jam 06.00, 12.00 dan jam 18.00. Semoga doa itu semakin kita hayati sampai menjadi sikap hidup seperti Bunda Maria. 18. Senin. 1Sam 15:16-23; Mrk 2:18-22. Anggur baru hendaknya disimpan dalam kantong yang baru pula. Yesus datang mengajarkan banyak hal yang baru. Ia menampilkan Allah sebagai Bapa pengasih dan penyayang. Sebelum kita mengenal-Nya, Bapa sudah lebih dahulu mengenal dan mengasihi kita, anakanak-Nya. Kita tak usah berusaha mendamaikan hati-Nya dengan berpuasa dan mentaati semua perintah sampai yang sekecil-kecilnya dan berprestasi sebanyak-banyaknya. Yang menyenangkan Bapa adalah sikap seorang anak yang gembira dan penuh syukur karena dirinya disayang. Yang dikehendaki Bapa ialah bahwa kita percaya pada Yesus, anak tunggal Bapa, mempelai Gereja, dan mentaati Dia. Anggur baru ialah kabar sukacita keselamatan, dan kantong baru adalah hati kita yang terus dibaharui dari hari ke hari. 19. Selasa. 1Sam 16:1-13; Mrk 2:23-28. Mengapa mereka melakukan sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat? Memetik gandum yang tumbuh di tepi ladang, boleh saja, asal tidak pakai alat. Yang dianggap salah ialah bahwa itu hari Sabat, dan yang dilakukan para murid itu dianggap bekerja, jadi melanggar hukum Sabat. Yesus berusaha mengangkat mereka dari sikap yang sempit. Bagi mereka agama dipersempit menjadi taat pada segala aturan dan hukum. Bagi Yesus agama adalah relasi dengan Tuhan yang hidup, agung dan maha kasih, relasi dengan sesama sebagai saudara dan dengan alam ciptaan sebagai pengelola yang diberi kepercayaan untuk memelihara semua itu bagi kemuliaan-Nya. Itulah ibadah sejati yang berkenan pada Allah. Januari 2010 20. Rabu. 1Sam 17:32-33,37,40-51; Mrk 3:1-6. Yesus berduka karena kedegilan hati mereka. Allah mahakuasa, tetapi Ia tidak berdaya melihat hati manusia yang keras seperti batu. Allah memberi kehendak bebas kepada manusia supaya ia mampu mengasihi, Sebab, kasih hanya bisa diberikan dengan bebas. Lihat orang yang lumpuh tangannya itu menatap dengan penuh harap, sedangkan orang Farisi memandang dengan penuh benci. Yang mereka cari dari Yesus bukan keselamatan melainkan kesalahan. Di zaman kita ada juga orang yang hobbynya mencari kesalahan orang lain. Mereka sendiri tidak bahagia dan tidak bisa membahagiakan orang lain. Untung ada juga orang yang pandai melihat kebaikan pada orang lain. Mereka bahagia sebab memandang dunia dengan mata Allah sendiri. 21. Kamis. Pw S. Agnes. 1Sam 18:6-9; 19:1-7; Mrk 3:7-12. Yesus menyembuhkan banyak orang sehingga semua penderita penyakit berdesak-desakan kepadaNya hendak menjamah-Nya. Di zaman kita ditemukan banyak obat baru, tapi seiring dengan itu muncul pula banyak penyakit baru yang belum diketahui obatnya bahkan belum ada namanya. Keadaan ekonomi yang makin buruk, membuat makin banyak orang tak mampu berobat atau mendapat perawatan di rumah sakit. Orang yang punya anugerah menyembuhkan, apalagi kalau diberikan dengan gratis, akan dibanjiri penderita macam-macam penyakit. Begitu juga di zaman Yesus. Ia tidak hanya memberi pelayanan gratis, bahkan tidak mengizinkan nama-Nya disebut. Mari datang kepada Yesus. Dialah penyembuh utama yang menyembuhkan jiwa dan raga. 22. Jumat. 1Sam 24:3-21; Mrk 3:13-19....dan Yudas Iskariot yang mengkhianati Dia. Mengapa Yesus memanggil Yudas? Apakah supaya dia menjadi pengkhianat sehingga Yesus bisa menjadi Penebus umat manusia? Tentu tidak. Yudas seperti rasul-rasul lain mempunyai bakat-bakat yang berguna untuk menjadi rasul. Ia pun diutus seperti rasul-rasul lainnya untuk memberitakan kerajaan Allah, mengusir setan dan menyembuhkan penyakit. Tapi ada satu hal yang sangat dihargainya, yaitu uang, dan bersama itu juga kuasa dan ketenaran. Orang-orang yang memusuhi Yesus semakin gencar, dan Yesus tidak mengadakan perlawanan apa-apa. Mungkin Yudas kecewa. Di saat yang kritis ia meninggalkan Yesus, bahkan menjual-Nya kepada lawan. Tidak cukup dipanggil. Perlu bertekun dengan setia. 23. Sabtu. 2Sam 1:1-4,11-12, 19, 23-27; Mrk 3:20-21. ...kata mereka Ia tidak waras lagi. Orang-orang genius, para seniman, sering disebut nyentrik. Mereka tidak hidup normal, tidak seperti orang kebanyakan, tidak masuk akal. Begitu juga Yesus. Para kerabat-Nya melihat Ia tumbuh dewasa sebagai tukang kayu yang trampil. Tahu-tahu Ia meninggalkan pekerjaan-Nya di Nasaret dan menjadi guru keliling. Orang-orang datang berkerumun untuk melihat, mendengar dan menjamah-Nya. Sampai ia tidak bisa mengurus diri, makan pun tak sempat. Ah, Dia sudah gila mungkin! Kita yang mengikuti Kristus pun sering dianggap gila karena meninggalkan karir yang bagus, ada yang tidak menikah demi Kerajaan Allah. Bagi orang yang tidak mengerti kita adalah gila! Januari 2010 24. Minggu Biasa III. Neh 8:3-5a,6-7,9-11; 1Kor 12:12-30; Luk 1:1-4; 4:14-21. Ia telah mengurapi Aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang miskin. Di zaman Yesus, seperti di zaman kita, ada banyak orang miskin: Miskin harta dan miskin rohani. Biasanya bagi orang miskin tidak ada kabar baik, sebab mereka makin miskin, makin terpuruk, makin tersisih dalam masyarakat. Tapi Kitab Suci memberi tempat istimewa kepada mereka. Mereka itu kekasih-kekasih Allah. Mereka tidak memiliki apa-apa di bumi ini, dan tidak ada apa-apa yang mereka harapkan. Sekarang mereka mendengar bahwa kemiskinan mereka bukan kutukan. Bahkan mereka disebut bahagia, karena mereka lebih mudah terbuka bagi realita Kerajaan Allah. Mereka boleh bersyukur karena Allah ada di pihak mereka. 25. Senin. Pesta bertobatnya S. Paulus.Kis 22:3-16 atau Kis 9:1-22; Mrk 16:15-18. Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil...Paulus, penganiaya orang kristen, bertobat setelah bertemu sendiri dengan Tuhan dalam perjalanan ke Damsyik. Pertobatannya sungguh nyata dan menghasilkan buah. Dialah yang pertama merespons panggilan untuk mewartakan Injil kepada bangsa-bangsa lain sehingga ia dijuluki rasul bangsa-bangsa. Paulus sangat berjasa sebagai pewarta firman. Ia menjelajahi banyak negara dan membuat banyak orang bertobat. Tapi seiring dengan itu hubungan dengan Yesus makin bertumbuh, sehingga ia bisa bersaksi: ‘Bagiku hidup adalah Kristus.’ Tak ada yang terlalu berat baginya: “Segala perkara dapat kutanggung karena Kristus yang menguatkan aku.” 26. Selasa. Pw S. Timotius dan Titus. 2Tim 1:1-8 atau Tit 1:1-5; Luk 10:1-9. Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala. Anak domba mudah sekali menjadi mangsa serigala. Mereka tidak mempunyai apa-apa untuk membela diri atau mengadakan perlawanan. Tapi mereka mempunyai Tuhan. Ya, Tuhanlah yang mengutus mereka, dan Ia juga yang menjaga keselamatan domba-domba-Nya. Tuhan mengutus kita untuk menjadi terang dan garam dalam masyarakat, untuk menebarkan kasih dan kebaikan. Kebenaran dan keadilan tidak selalu diterima. Orang lebih menyukai kebohongan dan kepalsuan. Anak domba yang menyuarakan keadilan atau amanat rakyat bisa dibungkam untuk selamanya. Ada satu yang menghibur kita di masa ktisis ini, Tuhan beserta kita; Ia takkan meninggalkan kita. 27. Rabu. (OSU: HR S. Angela Merici) 2Sam 7:4-17; Mrk 4:1-20. Penabur itu menaburkan firman. Firman itu sangat limpah, sehingga jatuh di mana-mana: ada yang di pinggir jalan, di tanah yang berbaru-batu, di semak belukar, dan tentunya di tanah yang sudah disiapkan. Di mana-mana firman Tuhan berkumandang: lewat bacaan Kitab Suci, dalam doa pribadi atau bersama, dalam perjumpaan dan peristiwa-peristiwa yang kita alami. Tuhan menyapa, dan selalu menyapa. Mungkin kita tidak paham, atau terlalu sibuk atau mementingkan hal-hal lain sehingga firman itu seperti angin yang lewat. Berbahagialah yang hatinya siap seperti ladang yang digarap dan dipupuk. Firman Allah tumbuh dan menghasilkan buah limpah bagi kemuliaan Allah. Januari 2010 28. Kamis. Pw S. Tomas Aquino. 2Sam 7:18-19,24-29; Mrk 4:21-25. Ukuran yang kamu pakai untuk mengukur akan diukurkan kepadamu. Dalam pergaulan sehari-hari kita alami bahwa orang yang murah hati juga murah rejeki. Orang yang hidupnya hanya untuk berbuat baik, juga akan menerima kebaikan, bahkan sampai anak cucunya. Benny, misalnya, diterima dengan sangat baik oleh satu keluarga. “Ini kan cucunya Pak Suya. Saya pernah dibantu waktu akan operasi usus buntu dan tidak punya uang. Tanpa bantuan kakekmu, saya sudah mati.” Tidaklah rugi kalau kita memberi dan memberi. Mungkin yang diberi tak tahu terima kasih atau bahkan menyalahgunakan kebaikan dan kepercayaan kita. Berkat yang kita beri akan menjadi berkat bagi kita sendiri dan keturunan kita, selimpah yang kita berikan, bahkan lebih. 29. Jumat. 2Sam 11:1-4a,5-10a,13-17; Mrk 4:26-34. Biji itu yang paling kecil, tetapi apabila ia ditaburkan, ia tumbuh dan menjadi lebih besar daripada segala sayuran yang lain... Sabda itu memberi penghiburan dan kekuatan kepada orangtua, guru dan pewarta. Sering mereka mengalami seolah jerih payah mereka sia-sia belaka. Anak-anak atau umat tidak peduli, masuk telinga kiri, keluar telinga kanan. Yesus menjamin bahwa usaha kita sekecil apa pun, bila dilakukan dengan cinta yang besar bersama Dia, tidak akan gagal. Benih kecil yang kita tanamkan akan tumbuh. Bagaimana, kita tidak tahu. Tuhanlah yang memberi daya tumbuh. Boleh jadi kita kelak bertemu dengan anak didik yang sudah ‘jadi orang’. Dia berkata, “Saya menjadi begini berkat jasa bapak. Bapak begitu sabar menasihati saya walaupun saya dulu brandalan...” 30. Sabtu. 2Sam 12:1-7a,11-17; Mrk 4:35-41. Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya? Begitulah Yesus menegur murid-murid-Nya yang berteriak dalam putus asa karena merasa akan binasa ditelan ombak yang mengamuk. “Guru, Engkau tidak peduli?” Tentu saja Ia peduli. Murid-murid yang bodoh ... mana mungkin mereka binasa kalau Tuhan ada di tenga-tengah mereka dan bersama mereka? Teriakan murid-murid juga teriakan kita di zaman ini. Kita seperti berada dalam perahu kecil diombang-ambing angin topan, tsunami, gempa, banjir saat kita diejek, difitnah, dimusuhi, mengalami masalah bertubi-tubi dan penderitaan yang tak tertahankan. “Tuhan, Engkau tak peduli?” Ia peduli. Tangan-Nya sudah terulur. Kita tinggal menyambutnya. 31. Minggu Biasa IV. Yer 1:4-5.17-19; 1Kor 12:31 – 13:13; Luk 4:21-30. “Bukankah Ia ini anak Yusuf?” Pertama mereka heran dan takjub mendengar ajaran Yesus dan menyaksikan tanda-tanda ajaib yang dibuat-Nya. Tetapi saat mereka menyadari asal-usul Yesus, mereka mulai mencemooh-Nya. Bukankah Dia orang biasa dari kalangan kita? Benar, tidak ada nabi yang dihargai di tempat asalnya. Di zaman kita sama saja seperti di zaman Yesus. Bukankah kita datang berbondong-bondong kalau ada orang asing atau dari kota lain memberi seminar? Kalau diberikan oleh orang kita, ada saja yang mencibir: Ah, bisa apa dia! Bisakah kita menghargai pendapat orang muda atau anak kita sendiri? Siapa tahu Roh Kuduslah yang berbicara lewat mereka.... Januari 2010 Januari 2010