Jens Martensson 2 Tes adalah alat ukur yang tepat digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa dalam ranah kognitif. • Tes Yang paling bnyak dipakai disekolah ada 2: 1. Tes objektif : Digunakan bila tujuan pembelajaran yang akan anda ukur adalah ranah kognitif rendah sampai sedang, dan jumlah peserta tes nya banyak. Contohnya: pada saat UN, tes siswa baru, dan tes sumatif 2. Tes uraian :Digunakan bila tujuan pembelajaran yang akan anda ukur adalah ranah koginitif tingkat tinggi seperti analisis, evaluasi dan kreasi. Contohnya : pada saat ulangan harian Jens Martensson 3 KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN TES TES OBJEKTIF KEUNGGULAN 1. Dapat digunakan untuk mengukur proses berfikir rendah 2. Sebagian besar/semua materi yang telah diajarkan dapat ditanyakan dalam ujian 3. Pemberian skor pada tiap siswa dapat dilakukan dengan cepat, tepat dan konsisten karna jawaban yang benar untuk setiap butir sudah pasti 4. Memungkinkan untuk dilakukan analisis soal 5. Tingkat kesukaran soal dapat dikendalikan 6. Informasi yang kita dapat lebih kaya KELEMAHAN 1. Hanya mengukur proses berfikir rendah 2. Membuat pertanyaan lebih sukar dan lama 3. Dapat mengganggu kemampuan anak dalam menerka dan membaca 4. Anak tidak dapat menyatakan idenya sendiri karna semua alternatif sudah diberikan pembuat soal Jens Martensson 4 kelemahan solusi • Hanya mengukur proses berfikir rendah • Membuat pertanyaan lebih sukar dan lama • Dapat mengganggu kemampuan anak membaca dan menerka • Anak tidak dapat menyatakan idenya sendiri karna semua alternatif sudah diberikan pembuat soal • Penulis harus selalu berorientasi pada kisikisi soal • kuasai materi dengan baik dan sering latihan membuat soal • menulis butir soal yang baik sesuai kaidah penulisan butir soal yang sudah ditentukan • Memperbanyak jumlah alternatif jawaban Jens Martensson 5 KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN TES TES URAIAN KEUNGGULAN KELEMAHAN • Tepat digunakan untuk mengukur proses berfikir tinggi • Terbatasnya sampel materi yang ditanyakan • Tepat digunakan dalam mengukur hasil belajar yang komplekyang tidak dapat diukur dengan tes objektif • Sukar memeriksa jawaba siswa, disebabkan oleh hal berikut • Waktu dalam pembuatan dan penulisan soal lebih cepat • Menulis tes uraian lebih mudah a. Adanya hallo effect b. Adanya efek bawaan (carry over effect) c. Efek urutan pemeriksaan (order effect) d. Pengaruh penggunaan Bahasa e. Pengaruh tulisan tangan Jens Martensson 6 Upaya meminimalkan kelemahan tes uraian 1. Kelemahan : Terbatasnya sampel materi yang ditanyakan Solusi : Memperbanyak materi yang diajarkan tapi memberi tes uraian terbatas, sehingga jawaban seorang siswa fokus dan tidak melebar kemana-mana hal itu akan mempersigkat waktu pengerjaan dan bisa lebih memperbanyak materi yang di tes kan Jens Martensson 7 Upaya meminimalkan kelemahan tes uraian 2. Kelemahan : susahnya memeriksa jawaban dan cara mengurangi unsur subjectivitas Solusi : 1. memeriksa hasil ujian tanpa nama, sehingga guru memperlakukan sama setiap lembar jawabanny 2. Penulis harus membuat tes uraian terbatas yang dapat dijawab cepat oleh siswa maka siswa dapat dengan segera mengetahui jawaban apa yang dikehendaki oleh butir soal tersebut sehingga jawabannya pasti dan tepat 3. Gunakan 2 orang pemeriksa 4. Dab lain-lain Jens Martensson 8 Pengelompokan tes secara umum : A. Tes Objektif 1. Benar - salah 2. Menjodohkan 3. Pilihan ganda B. Tes UraianTes 1. Uraian Terbatas 2. Uraian Terbuka Jens Martensson 1. Benar - Salah Berupa pertanyaan dengan pilihan jawaban “Benar” atau “Salah” Keunggulan: • Mudah dikonstruksi • Dapat menanyakan banyak materi • Mudah dalam penskoran Kelemahan: • Kemungkinan jawaban menebak tinggi hingga 50% • Hanya untuk mengukur hasil belajar siswa sederhana (aspek ingatan) Jens Martensson 2. Tes Menjodohkan Tes objektif yang di tulis dalam 2 kolom : 1. Kolom pertanyaan (Premis) 2. Kolom jawaban (Respon) Tipe tes : untuk menguji pengetahuan tentang definisi, fakta, dan istilah Keunggulan: • Mudah dibuat penskorannya • Dapat menguji banyak materi Kelemahan: • cenderung untuk mengukur hasil belajar siswa sederhana Jens Martensson 3. Tes Pilihan Ganda (Multiple Choice) Tes objektif yang terdiri dari : 1. Pokok soal (Stem) 2. Alternatif jawaban (Option) Jawaban benar (kunci jawaban) Jawaban pengecoh (distractor) Probabilitas menebak jawaban: 3 option : 1/3 X 100% = 33,3% 4 option : 1/4 X 100% = 25 % semakin banyak alternatif jawaban (option), kemungkinan menebak jawaban semakin kecil. Jens Martensson 3. Tes Pilihan Ganda (Multiple Choice) Cara penulisan soal: 1. Soal berupa kalimat yang tidak selesai : • Awal kalimat gunakan huruf kapital • Akhiri dengan 4 buah titik-titik (....) • Awalan option diawali dengan huruf kapital, akhiri tanpa titik (.) 2. Soal berupa kalimat tanya : • Awal kalimat gunakan huruf kapital • Akhiri dengan tanda tanya (?) • Awalan option diawali dengan huruf kapital, akhiri dengan titik (.) Jens Martensson Ragam Tes Pilihan Ganda (Multiple Choice) a. Melengkapi pilihan (Ragam A) Soal : dilengkapi 4 atau 5 alternatif jawaban (option) Option : pilih satu jawaban yang tepat b. Hubungan antar hal (Ragam B) Soal : terdiri dari 2 pernyataan independen, dipisah dengan kata sebab Option : menentukan ada / tidaknyahubungan antar 2 pernyataan tersebut c. Analisis kasus (Ragam C) Soal : dikembangkan dari kasus yang disajikan Option : pilih satu jawaban yang tepat Jens Martensson Ragam Tes Pilihan Ganda (Multiple Choice) d. Ganda Kompleks (Ragam D) Soal : dilengkapi 3 atau 4 alternatif jawaban (option) Option : memilih lebih dari satu jawaban yang benar e. Membaca Diagram, Tabel atau Grafik (Ragam E) Soal : mirip dengan Ragam C, tetapi disampaikan dalam bentukdiagram, tabel atau grafik Option : pilih satu jawaban yang tepat Jens Martensson Mengkontruksi Tes Objektif yang Baik 1. Pertimbangan Tes B - S • • • • • • Pernyataan dapat ditentukan benar / salahnya. Kontruksikan soal dapat mengukur hasil belajar yang penting / bermakna. Upayakan menguji hasil belajar yang lebih tinggi dari sekedar ingatan. Hindari penyataan negatif. Hindari kalimat terlalu kompleks. Pernyataan benar dan salah di buat seimbang: - Dalam hal panjang / pendeknya. - Jumlah pernyataan. Jens Martensson Mengkontruksi Tes Objektif yang Baik 2. Pertimbangan Tes Menjodohkan • • • • • Kolom premis dan respon harus terdiri dari pernyataan yang homogen. Jumlah pernyataan pada kolom respon lebih banyak dari premis. Pernyataan pada kolom respon lebih pendek dari premis. Jika respon berupa angka, penulisan di urutkan besar kecilnya. Peletakan premis dan respon dalam halaman yang sama. Jens Martensson Mengkontruksi Tes Objektif yang Baik 3. Pertimbangan Tes Pilihan Ganda • • • • • • • • • • • Inti permasalahan soal harus jelas. Hindari pengulangan kata. Gunakan kalimat yang singkat dan jelas. Alternatif jawaban (option) jelas dan homogen : - Dalam segi materi - Panjang pendek kalimat - Option pengecoh yang menarik untuk di pilih Hindari petunjuk pada jawaban yang benar. Hanya ada 1 jawaban yang benar. Hindari uangkapan negatif. Hindari option yang berbunyi “semua jawaban benar” option berupa angka, susun berurutan. Hindari istilah terlalu teknis. Hindari kebergantungan jawaban antar soal. Jens Martensson 1. Uraian Terbuka (Open Ended Question) Untuk mengukur kemampuan siswa dalam : • Menghasilkan, mengorganisasi dan mengekspresikan ide. • Mengintegrasikan pelajaran dalam berbagai bidang. • Membuat rencana suatu eksperimen. • Mengevaluasi manfaat suatu ide. 2. Uraian Terbatas (Restricted Question) Untuk mengukur kemampuan siswa dalam : • Menjelaskan hubungan sebab akibat. • Menerapkan suatu prinsip atau teori. • Memformulasikan hipotesis. • Merumuskan kesimpulan. Jens Martensson Menulis Tes Uraian yang Baik 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Ditulis berdasarkan perencanaan tes yang dibuat. Digunakan untuk mengukur hasil belajar yang sukar. Kembangkan butir soal dari suatu kasus. Gunakan tes uraian terbatas. Gunakan kata tanya (jelaskan, bandingkan, hubungkan, simpulkan, analisislah, kelompokkanlah, identifikasikanlah, dsb. Rumuskan pertanyaan dengan jelas dan tegas sehingga tidak menimbulkan salah tafsir. Mempertimbangkan waktu yang tersedia dengan kemampuan dan kecepatan menulis siswa. Hindarkan penggunaan pertanyaan pilihan. Tentukan skor maksimal dari setiap butir soal yang ditulis. Jens Martensson Pedoman Penelaahan Tes Uraian 1. Apakah tipe tes ini yang paling tepat digunakan untuk mengukur tujuan pembelajaran yang diinginkan? 2. Apakah tes ini sudah digunakan untuk mengukur jenjang berpikir tinggi? 3. Apakah pertanyaan yang dirumuskan dapat mengukur tujuan pembelajaran yang diinginkan? 4. Apakah pertanyaan sudah dirumuskan dengan jelas sehingga siswa tahu apa yang harus dijawab? 5. Apakah jumlah butir soal tersebut dapat dikerjakan dalam satu waktu ujian yang telah ditetapkan? 6. Apakah setiap siswa diberi kesempatan yang sama untuk mengerjakan tes yang sama? 7. Jika butir soal tersebut direvisi, apakah masih tetap dapat mengukur tujuan yang sama? 8. Apakah jumlah skor maksimal pada setiap butir soal sudah tepat dan sudah dicantumkan ? 9. Apakah butir soal tersebut sudah ditulis berdasarkan kisi-kisi? Jens Martensson Cara Memeriksa Hasil Tes Uraian Ada 2 cara : 1. Metode analitik (analytic method) berdasarkan pedoman penskoran yang dibuat oleh penulis soal. 2. Metode Holistik (Holistic scoring method ) Dilakukan dengan 2 cara : • Pemeriksa memeriksa secara keseluruhan jawaban siswa. • Pemeriksa mengulang kembali pemeriksaan untuk lebih meyakinkan bahwa jawaban tepat sesuai kategori atau tidak. Jens Martensson Yang Perlu Dierhatikan Dalam Pedoman Penskoran : • • • • Tulis jawaban terbaik dari butir soal yang dibuat. Semua alternatif jawaban harus ditulis semua. Harus ada kata kunci dari setiap jawaban. Pertimbangkan bobot dari setiap kata kunci satu dengan yang lainnya. • Beri skor dari setiap kata kunci yang diharapkan. • Bobot yang lebih tinggi harus diberi skor yang tinggi juga. • Cantumkan skor maksimal pada bagian kanan atas setiap butir soal. Jens Martensson Meningkatkan Reliabilitas Penulisan Tes Uraian : 1. Setiap jawaban siswa diperiksa oleh 2 orang dengan bekerja sendiri-sendiri. 2. Kedua pemeriksa harus menyamakan persepsi dari setiap butir soal dan jawaban yang dinginkan penulis soal. 3. Melakukan uji coba pemeriksaan dengan sampel minimal 5 orang siswa. 4. Setelah mempunyai persepsi yang sama, mulailah memeriksa dengan menutup nama siswa dengan memeriksa per nomor secara bergantian. 5. Setelah seslesai memeriksa, kedua pemeriksa bertemu untuk menoleransikan perbedaan skor. * Eksak 5% dari skor maksimal * Non eksak 10% dari skor maksimal Jika terdapat perbedaan skor yang melebihi batas toleransi, maka harus diperiksa kembali. Jens Martensson KEGIATAN BELAJAR 3 PERENCANAAN TES Tes hasil belajar dikatakan baik jika tes tersebut dapat mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam rencana pembelajaran. Pemilihan perencanaan tes harus dilakukan secara representative agar kita mempunyai keyakinan bahwa jika siswa lulus tes ini maka siswa tersebut memang telah menguasai materi mata pelajaran yang telah diajarkan dalam proses pembelajaran. Jens Martensson 1. Pemilihan sampel materi yang akan diujikan 2. Jenis tes yang akan digunakan 3. Jenjang kemampuan berpikir yang ingin diuji Beberapa hal yang penting yang harus diperhatikan dalam membuat perencanaan tes 4. Ragam tes yang digunakan 5. Sebaran tingkat kesukaran butir soal 6. Waktu yang disediakan untuk pelaksanaan ujian 7. Jumlah butir soal Jens Martensson 1. Pemilihan sampel materi yang akan diujikan 2. Penentuan tes yang akan digunakan Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat kisikisi antara lain 3. Jenjang kemampuan berpikir yang akan diujikan 4. Sebaran tingkat kesukaran 5. Waktu ujian yang disediakan 6. Jumlah butir soal Jens Martensson Launch