MODUL DOKUMEN KONTRAK MODUL DOKUMEN KONTRAK DAFTAR ISI DAFTAR ISI ................................................................................................................ i DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1 1.1 Tujuan Pembelajaran .................................................................................... 1 1.2 Materi Pokok Pembelajaran ........................................................................... 1 1.3 Metode Kegiatan Belajar Mengajar ............................................................... 1 1.4 Sumber Belajar .............................................................................................. 2 1.5 Evaluasi ......................................................................................................... 2 BAB II KONTRAK ...................................................................................................... 3 2.1. Umum ............................................................................................................ 3 2.2. Pembentukan Kontrak ................................................................................... 3 2.3. Pelanggaran Kontrak ..................................................................................... 7 2.4. Pemutusan Kontrak ....................................................................................... 9 2.5. Kerugian Akibat Pelanggaran Kontrak ......................................................... 10 2.6. Hubungan Kontrak dalam Proyek Konstruksi .............................................. 13 BAB III JENIS-JENIS KONTRAK ............................................................................ 15 3.1 Jenis-jenis Kontrak ...................................................................................... 15 3.2 Kontrak berdasarkan Pengaturan Penggantian Biaya ................................. 15 3.3 Kontrak berdasarkan Cara Pembayaran ..................................................... 20 3.4 Kontrak berdasarkan Aspek Pembagian Tugas .......................................... 21 3.5 Kontrak berdasarkan Perpres No. 70 Tahun 2012 .................................... 26 BAB IV SISTEM JAMINAN DAN PEMBAYARAN DALAM KONTRAK .................. 28 4.1 Sistem Jaminan dan Pembayaran dalam Kontrak ....................................... 28 4.2 Sistem Pembayaran .................................................................................... 30 BAB V DOKUMEN KONTRAK ................................................................................ 32 5.1 Dokumen Kontrak ........................................................................................ 32 5.2 Rangkuman ................................................................................................. 36 BAB VI ASPEK LEGAL DARI KONTRAK .............................................................. 37 6.1 Ketentuan Legal yang Penting dari Kontrak ................................................ 37 PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI I MODUL DOKUMEN KONTRAK DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Struktur Hubungan Kontraktual Proyek Konstruksi .............................. 13 Gambar 3.1 Bentuk Kontrak Konvensional/Tradisional ............................................ 22 Gambar 3.2 Bentuk Kontrak Spesialis ...................................................................... 23 Gambar 3.3 Bentuk Kontrak Design-Build ................................................................ 24 Gambar 3.4 Bentuk Kontrak Berdasarkan Perpres No. 70 Tahun 2012 ................... 26 PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI II MODUL DOKUMEN KONTRAK BAB I PENDAHULUAN 1.1. TUJUAN PEMBELAJARAN A. Kompetensi Dasar Peserta diklat mampu menjelaskan dan memahami tentang dokumen kontrak dalam proses kerjasama berbagai pihak yang ada terkait proyek pembangunan sungai. B. Indikator Keberhasilan Setelah mengikuti diklat, peserta diharapkan mampu dan memahami beberapa hal berikut, diantaranya adalah: a. Kontrak b. Jenis-jenis kontrak c. Sistem penjaminan dan pembayaran dalam kontrak d. Dokumen kontrak e. Aspek legal dalam kontrak 1.2. MATERI POKOK PEMBELAJARAN a. Kontrak b. Jenis-jenis kontrak c. Sistem penjaminan dan pembayaran dalam kontrak d. Dokumen kontrak e. Aspek legal dalam kontrak 1.3. METODE KEGIATAN BELAJAR – MENGAJAR 1. Proporsi tatap muka di kelas a. Teori dengan bobot 60 % b. Dilakukan dengan metode ceramah dan Tanya jawab. PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 1 MODUL DOKUMEN KONTRAK 2. Metode pembelajaran kolaboratif a. Pembelajaran dilakukan dengan bersama-sama b. Pembelajaran berdasarkan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya c. Tiap peserta berperan aktif d. Lebih menekankan berbagi pengalaman 1.4. SUMBER BELAJAR a. Pedoman pelatihan b. Modul pelatihan c. Bahan tayang 1.5. EVALUASI a. Sebelum pelatihan dilakukan evaluasi pretest b. Sesudah pelatihan dilakukan evaluasi post test PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 2 MODUL DOKUMEN KONTRAK BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KONTRAK 2.1. UMUM Elemen yang paling penting dalam suatu proses kerjasama antara berbagai pihak untuk mewujudkan suatu tujuan tertentu yang telah disepakati bersama adalah kontrak. Dalam proyek konstruksi, kontrak merupakan dokumen yang harus dipenuhi dan dilaksanakan bersama antara pihak yang telah sepakat untuk saling terikat. Tahap awal yang harus dipahami lebih dahulu adalah dasar-dasar pengertian kontrak serta konsep kontrak konstruksi. Dasar-dasar pengertian mengenai kontrak dalam konteks kontrak pekerjaan konstruksi mencakup pengetahuan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan : Proses pembentukan kontrak Proses dan prosedur pelaksanaan kontrak Pelanggaran kontrak Analisis kerugian akibat pelanggaran kontrak Hubungan kontraktual. 2.2. PEMBENTUKAN KONTRAK Proses pembentukan kontrak (contract formation) diawali dengan adanya dua pihak atau lebih yang telah saling menyetujui untuk mengadakan suatu transaksi, umumnya berupa kesanggupan oleh satu pihak untuk melakukan sesuatu bagi pihak lainnya dengan sejumlah imbalan (monetary value) yang telah disepakai bersama. Namun demikian, tidak semua persetujuan dan transaksi akan dilanjutkan dalam bentuk kontrak. Persetujuan hanya dapat dilanjutkan dalam bentuk kontrak. Persetujuan hanya dapat dilanjutkan dalam bentuk kontrak bila memenuhi dua aspek utama, yaitu saling menyetujui (mutual consent) serta ada penawaran dan penerimaan (offer and acceptance) PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 3 MODUL DOKUMEN KONTRAK A. Saling Menyetujui Apabila dua belah pihak melakukan transaksi terhadap proyek tertentu dan transaksi tersebut disetujui bersama yang bersifat mengikat serta berlaku terhadap semua aspek prinsipil yang menyangkut persetujuan tersebut, dikatakan bahwa kedua belah pihak telah saling menyetujui. Aspek-aspek prinsipil yang kelengkapan harus dipenuhi aspek-aspek dalam subyektif suatu dan persetujuan obyektif menyangkut persetujuan. Untuk menjelaskan hal ini, dapat dikemukakan kasus berikut : Bila seorang investor membuat persetujuan dengan sebuah perusahaan penyedia jasa (kontraktor/konsultan) untuk merancang/membangun sejumlah mall berikut fasilitasnya, tetapi kedua belah pihak belum berhasil menyebutkan sejumlah biaya/harga yang disepakati maka pada tahap ini belum dapat dikatakan bahwa kontrak telah terbentuk. Bila selanjutnya terjadi kesepakatan suatu harga, durasi pelaksanaan, tata cara pembayaran maka kesepakatan tersebut dapat dituangkan dalam dokumen tertulis (kontrak). Hal yang sama juga dapat berlaku pada suatu persetujuan yang tidak dapat secara tegas menetapkan waktu penyelesaian pekerjaan Secara umum, suatu persetujuan yang disepakai bersama harus bebas dari semua 4mmaterial4 yang dapat mempunyai arti 4mmaterial ganda (ambiguous). Terminologi atau kata-kata yang bermakna samar/ganda dapat menimbulkan keragu-raguan dalam pengartian dan penafsirannya. Akibatnya, masing-masing pihak akan berusaha memberikan penafsiran tersendiri, yang tentunya dengan maksud untuk tidak merugikan diri sendiri sehingga kerap menjadi bibit perselisihan (dispute). Oleh karena itu sangat penting bagi semua pihak yang terikat ataupun terlibat dalam kontrak untuk mengerti dan PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 4 MODUL DOKUMEN KONTRAK memahami apa yang diharapkan dan apa yang akan diberikan oleh masingmasih pihak. Sebuah contoh ketidakjelasan kontrak dapat terjadi pada kesepakatan waktu penyelesaian suatu proyek. Suatu kontrak harus secara tegas menyebutkan waktu penyelesaian pekerjaan dalam satuan waktu yang terdefinisikan secara lengkap dan jelas. Jika disebutkan bahwa waktu penyelesaian sebuah proyek adalah 100 hari maka harus dijelaskan apa yang dimaksud dengan 100 hari, apakah 100 hari kalender ataukah hari kerja. Hal ini secara langsung berkaitan dengan perencanaan pelaksanaan pekerjaan dan pada akhirnya berakibat pada biaya proyek. Suatu prinsip dasar yang harus diperhatikan dalam upaya memahami dan menginterpretasikan suatu 5mmaterial5 yang meragukan adalah bahwa kesempatan penafsiran lebih diutamakan (previlage) bagi pihak yang tidak atau bukan menulis rancangan kontrak. B. Penawaran dan Penerimaan Prinsip utama dalam sebuah kesepakatan dilandasi pada azas keadilan. Semua transaksi yang terjadi selama proses pembentukan kontrak harus dilakukan secara adil, kedua belah pihak yang akan mengadakan transaksi harus bebas dari segala tekanan dan diberikan kesempatan yang sama untuk melakukan penawaran bagi pihak yang satu dan melakukan penerimaan bagi pihak lainnya. Transaksi terjadi bila satu pihak melakukan penawaran kepada pihak lain dalam hal untuk mengadakan atau melakukan sesuatu hal, dan pihak lain akan memberikan tanggapan atas penawaran tersebut. Jawaban atas penawaran tersebut dapat berupa penerimaan, penolakan atau penerimaan dengan syarat melalui suatu proses negosiasi. Sebagai gambaran dalam menjelaskan situasi tersebut di atas, dapat dicermati contoh berikut. Pada saat pemilik proyek mengadakan pelelangan, bukan berarti bahwa pemilik akan memberikan suatu proyek kepada kontraktor, tetapi lebih berupa tawaran bagi calon rekanan untuk memberikan PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 5 MODUL DOKUMEN KONTRAK tanggapan dengan cara mengajukan penawaran harga. Jadi, di sini tampak bahwa pemilik memberikan suatu tawaran kepada calon kontraktor berupa kesempatan untuk memvberikan tawaran kembali (counter offer), atau bahkan tidak ikut sama sekali dalam pelelangan. Para calon kontraktor tersebut akan mengajukan penawaran harga atas pekerjaan yang ditawarkan atau tidak menanggapi tawaran tersebut bahkan menolak sama sekali tawaran tersebut. Pemilik proyek pada akhirnya mempunyai hak untuk menerima tawaran tersebut, menolak atau melakukan suatu tawar menawar lagi. Dengan demikian, kedua belah pihak mempunyai kesempatan yang sama dalam memberikan dan memutuskan hasil penawaran. Hal penting lainnya yang berkaitan dengan aspek penawaran adalah adanya waktu berlakunya penawaran. Untuk kontrak-kontrak yang dilelangkan, dalam setiap penawaran umumnya dicantumkan waktu berlakunya harga penawaran, biasanya mencapai 60 sampai 90 hari setelah saat pemasukan penawaran. Selama periode tersebut, penawar (calon kontraktor) tidak diperbolehkan menarik atau mengubah harga penawarannya. Sebaliknya, setelah periode tersebut pemilik tidak dapat lagi memaksa calon kontraktor untuk tetap mempertahankan dan menggunakan harga penawaran yang lama. PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 6 MODUL DOKUMEN KONTRAK Penetapan masa berlakunya penawaran dimaksudkan untuk melindungi pihak yang melakukan penawaran dan/atau pihak yang akan menerima penawaran dari risiko kerugian yang dapat timbul akibat perubahan sistem 7mmate, politik dan moneter yang terjadi selama transaksi tawar-menawar tersebut belum disepakati. 2.3. PELANGGARAN KONTRAK Dalam proyek konstruksi, 7mmate selalu terjadi pergeseran terhadap klausal-klausal kontrak. Hal ini disebabkan oleh karakteristik proyek tersebut dan juga aksi atau reaksi dari pihak-pihak yang telah bersepakat dalam kontrak. Terjadinya pergeseran tersebut tidak semuanya dikategorikan sebagai pelanggaran kontrak (contract violation), tetapi harus ditinjau secara detail situasi dan kondisi yang menyebabkannya. Pelanggaran kontrak terjadi jika salah satu atau semua pihak yang terlibat dalam kontrak melanggar sebagian atau seluruh kesepakatan yang telah disetujui bersama. Akibatnya salah satu pihak atau kesemuanya akan mengalami kerugian dan oleh karena kerugian tersebut dapat dilakukan tuntutan penggantian pada pihak yang menyebabkannya. Pelanggaran kontrak akan terjadi jika pihak-pihak yang bersepakat melakukan pelanggaran terhadap satu atau lebih persyaratan yang terkandung dalam kontrak, dengan konsekuensi yang harus ditanggung oleh pihak yang bersepakat. Dengan merujuk pada kadar pelanggaran yang terjadi, pihak yang merugikan dapat dituntuk sesuai aturan yang berlaku atas akibat pelanggaran tersebut. Konsep penilaian terhadap kadar pelanggaran kontrak dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu pelanggaran material dan pelanggaran 7mmaterial. Keduanya menjadi sangat penting meskipun pembedaan dan penentuannya sangat sulit karena hal tersebut menentukan hal-hal apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh pihak yang melanggar. Pembedaan pelanggaran material dan 7mmaterial sangat bergantung pada prinsip pihak yang bersepakat. Misalnya kegiatan A merupakan hal yang sangat penting bagi pengguna jasa X, tetapi kurang penting bagi pengguna jasa Y. PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 7 MODUL DOKUMEN KONTRAK Akibat yang terjadi dari pelanggaran yang bersifat material adalah pemutusan hubungan kerja (kontrak), sedangkan untuk pelanggaran 8mmaterial akibat yang ditanggung oleh si pelanggar mungkin hanya berupa ganti rugi financial atau bahkan tidak ada sama sekali. Suatu pelanggaran dikatakan material jika pelanggaran tersebut menyangkut aspek-aspek vital dari suatu perjanjian. Sebaliknya suatu pelanggaran terhadap kontrak dikatakan 8mmaterial jika pelanggaran yang terjadi menyangkut aspekaspek yang kurang atau tidak penting dari suatu perjanjian. Seorang kontraktor yang tidak muncul di lapangan selama satu bulan setelah kontrak ditandatangani dapat dikategorikan sebagai pelanggaran yang material. Pada umumnya seusai kontraktor memenangkan lelang maksimum 12 hari sejak dikeluarkannya SPK (Surat Perintah Kerja), kontraktor harus telah melakukan kegiatan pelaksanaan. Keterlambatan pembayaran yang dilakukan oleh pemilik umumnya akan dinilai sebagai pelanggaran material. Untuk menggambarkan kondisi ini, diberikan sebuah kasus berikut : Seorang kontraktor pada proyek pembangunan 8mmater Mursapa di Cepu mengalami keterlambatan pekerjaan selama lima bulan dari total waktu rencana penyelesaian dua belas bulan. Untuk prestasi yang dicapai tersebut apakah kontraktor dapat dinilai melanggar kontrak? Kalau memang ulah kontraktor tersebut melanggar ketentuan kontrak, apakah pelanggaran tersebut bersifat material? Dalam kasus di atas, penggolongan jenis pelanggaran harus mencermati secara seksama penyebab pelanggaran dan suasana pada saat itu. Belum tentu pelanggaran yang dilakukan oleh kontraktor sepenuhnya adalah kesalahan. Hal ini mungkin disebabkan oleh pihak lain yang akibatnya harus ditanggung oleh kontraktor. Setelah ditinjau, kronologi mulai dari proyek dilaksanakan sampai saat ini ternyata adalah terjadi redesain terhadap gambar rencana yang mengakibatkan pelaksanaan di lapangan terhenti dan baru dimulai setelah gambar rencana selesai. PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 8 MODUL DOKUMEN KONTRAK Kondisi demikian mungkin saja masuk ke dalam pelanggaran material ataupun 9mmaterial, tergantung apakah pihak penilai menyadari benar situasi yang terjadi. 2.4. PEMUTUSAN KONTRAK Siklus hidup sebuah kontrak akan terhenti dengan berakhirnya kontrak. Pada umunya, kontrak dilengkapi dengan klausal-klausal mengenai pemutusan kontrak (contract termination). Pemutusan kontrak dapat terjadi dengan sendirinya (by default) atau karena pertimbangan lain yang menyebabkan kontrak terhenti sebelum saatnya. Pelaksanaan suatu kegiatan/pekerjaan dengan semua pemenuhan persyaratannya baik syarat teknis maupun administrasi secara otomatis mengakibatkan kontrak selesai (terminated). Namun demikian, jika dalam proses pelaksanaan terjadi kegagalan bersifat material yang dilakukan oleh kontraktor, yang oleh pemilik dapat dinilai membahayakan kelangsungan dan penyelesaian pekerjaan, seperti yang tercantum dalam klausal mengenai pemutusan kontrak, maka dapat terjadi pemutusan hubungan kontrak melalui pemberitahuan singkat atau bahkan tanpa ada pemberitahuan terlebih dahulu kepada kontraktor. Apabila ini terjadi maka pemutusan tersebut tentunya harus disertai dengan ganti rugi yang memadai bagi pihak kontraktor. PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 9 MODUL DOKUMEN KONTRAK Terhadap suatu pelanggaran kontrak secara umum pihak yang tidak melanggar kontrak mempunyai tiga pilihan : Membebaskan/mengabaikan pelanggaran yang terjadi dan tidak menuntut ganti rugi kepada pihak yang melanggar Memilih untuk memutuskan kontrak dengan sendirinya Mengajukan tuntutan ganti rugi Ketiga pilihan tersebut ditentukan oleh sifat pelanggarannya, apakah material atau 10mmaterial. Kasus : Seorang pemilik menilai kualitas pekerjaan pembetonan pada lantai kedua dari sebuah bangunan yang dilakukan oleh kontraktor tidak memenuhi spesifikasi teknis yang telah ditetapkan. Tanpa pemberitahuan lebih lanjut, pemilik memutuskan hubungan kontrak karena berangapan bahwa kontraktor melakukan pelanggaran material. Pada persoalan tersebut di atas, seharusnya pemilik tidak langsung memutuskan, tetapi harus memberitahukan lebih dahulu kepada kontraktor perihal pelanggaran yang dilakukan. Kontraktor berhak memperoleh pemberitahuan terlebih dahulu dan kesempatan untuk memperbaikinya. 2.5. KERUGIAN AKIBAT PELANGGARAN KONTRAK Dalam pelanggaran kontrak, selalu ada pihak-pihak yang dirugikan. Pihak yang dirugikan berhak atas penggantian kerugian (compensation) yang dialami akibat pihak lain yang melakukan pelanggaran kontrak. Perhitungan dapat dilakukan dengan berbagai metoda perhitungan penggantian dasar, yaitu biaya penyelesaian, selisih nilai, dan Liquidated Damages. PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 10 MODUL DOKUMEN KONTRAK A. Biaya Penyelesaian Jika kontraktor diberhentikan karena dinyatakan tidak berhasil dalam memenuhi persyaratan yang ditetapkan maka pemilik dapat memilih kontraktor lain untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. Sistem pendanaannya, yaitu semua biaya yang dikeluarkan untuk penyelesaian tersebut diambil dari sisa pembayaran terhadap kontraktor pertama. Jika biaya yang dikeluarkan lebih besar maka kontraktor yang melanggar kontrak berkewajiban membayar perbedaannya. Misalnya dengan nilai kontrak total sebesar Rp. 10 juta, saat ini prestasi yang telah diselesaikan 50%. Pada saat yang sama, kontraktor diberhentikan dan ditunjuk kontraktor lain untuk menyelesaikan sisa pekerjaan. Jika kontraktor yang ditunjuk tidak bersedia menyelesaikan dengan biaya Rp. 5 juta, tetapi sanggup jika biayanya Rp. 7,5 juta, maka kekurangan Rp. 2,5 juta dibebankan kepada kontraktor yang pertama. B. Selisih Nilai Untuk beberapa keadaan, perhitungan dengan metode biaya penggantian tidak dapat dilakukan. Misalnya pelanggaran kontrak yang disebabkan oleh pekerjaan yang tidak sesuai dengan gambar rencana/ gagal (defective work) dan bukan karena pekerjaan tersebut tidak selesai. Sebagai contoh adalah perbaikan pekerjaan pembetonan balok dan plat lantai yang tidak mencapai kekuatan K225 seperti yang disyaratkan. Misalnya nilai balok dan plat adalah 20 juta maka kontraktor yang ditunjuk memperoleh Rp. 20 juta + biaya pembongkaran + biaya penyetelan kembali. Lihat ilustrasi berikut : Seorang kontraktor menunutut pemilik yang menolak pekerjaan yang telah sebagian diselesaikannya. Atas penolakan pembayaran tersebut, kontraktor dapat menuntut pemilik untuk memberikan biaya penggantian (compensation damages) yang dapat dihitung berdasarkan : PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 11 MODUL DOKUMEN KONTRAK 1. Nilai kontrak dikurangi biaya yang diperlukan untuk penyelesaiannya. 2. Nilai pasar yang berlaku untuk pekerjaan yang telah dilakukan, tetapi tidak melewati nilai kontrak yang telah disepakati. Masalah yang paling sulit dalam hal ini adalah menentukan nilai sebenarnya dari suatu pekerjaan yang telah dikerjakan, tetapi belum selesai sepenuhnya (method of measurement). Metode pengukuran untuk pekerjaan demikian biasanya dilakukan dengan penilaian ahli dan kelemahannya adalah sifat subyektifitas yang tinggi. C. Liquidated Damages /LD Bentuk penggantian liquidated damages atau disingkat LD (kerugian terhapus) didasarkan pada kerugian yang diperkirakan akan dialami karena kegagalan penyelesaian persetujuan. Berbeda dengan bentuk-bentuk penggantian yang dasar penentuannya adalah aspek-aspek yang terkandung dalam kontrak, misalnya pekerja, material, alat, metode, hasil kerja, maka konsep LD lebih didasarkan pada kompensasi terhadap hilangnya kesempatan untuk beroleh keuntungan akibat tidak dapat digunakannya fasilitas pada waktunya. Sebaliknya jika suatu proyek akan mengenakan mekanisme denda untuk setiap keterlambatan maka untuk adilnya harus pula diberlakukan sistem bonus bagi penyelesaian yang lebih awal. Sebagai gambaran diberikan ilustrasi sebagai berikut : Seorang pengusaha gedung perkantoran berencana memanfaatkan gedung barunya pada Januari 2002. Gedung tersebut telah habis disewa oleh para penyewa. Namun karena kelalaian kontraktor, penyelesaian pekerjaan pembangunan gedung tersebut mengalami keterlambatan. Terhadap kelalaian kontraktor tersebut, pengusaha dapat mengenakan “semacam” denda keterlambatan terhadap PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 12 MODUL DOKUMEN KONTRAK kontraktor, yang besarnya ditentukan dari biaya sewa tersebut, mulai dari saat perkiraan penyelesaian awal sampai banguanan restoran tersebut benar-benar dapat berfungsi. 2.6. HUBUNGAN KONTRAK DALAM PROYEK KONSTRUKSI Keterlibatan pihak-pihak dalam proyek dapat dikelompokkan menjadi hubungan yang bersifat kontraktual. Artinya pihak tersebut menandatangani sebuah kontrak dan juga hubungan antar pihak yang secara tidak langsung terlibat dalam pelaksanaan proyek konstruksi. Gambar 2.1 Struktur Hubungan Kontraktual Proyek Konstruksi Seperti terlihat pada gambar di atas mengenai struktur hubungan kontrak tradisional berikut ini, garis tegas menunjukkan hubungan yang terjadi dengan adanya suatu kontrak, sementara garis terputus menunjukkan hubungan yang terjadi akibat kontrak-kontrak tersebut. Pada struktur hubungan kontrak tersebut, PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 13 MODUL DOKUMEN KONTRAK meskipun institusi penjamin (bonding company) hanya terikat kontrak dengan kontraktor utama, tetapi implikasinya terhadap proyek melibatkan banyak pihak lain. Penjamin memberikan jaminan atas kontraktor pada pemilik dengan memberikan jaminan pelaksanaan (performance bond), jaminan pembayaran (payment bond), jaminan pemeliharaan (maintannce bond) dan bentuk-bentuk jaminan lain. PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 14 MODUL DOKUMEN KONTRAK BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG JENIS-JENIS KONTRAK 3.1 JENIS-JENIS KONTRAK Hal yang perlu dipertimbangkan pertama kali oleh pemilik proyek atau pengguna jasa adalah memilih jenis-jenis kontrak yang akan diterapkan. Terdapat berbagai jenis kontrak yang terlihat dalam industri konstruksi, antara lain : Kontrak Konstruksi, sering juga disebut “Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan” Kontrak Pengadaan, yaitu kontrak yang hanya membahas aspek pengadaan barang Kontrak Agensi, yaitu kontrak pengadaan jasa (misalnya kontrak antara pemilik proyek dan konsultan) Dalam pembahasan selanjutnya di modul ini hanya dibatasi hal-hal yang terkait dengan kontrak konstruksi. Ada beberapa jenis kontrak konstruksi diantaranya sebagai berikut. 3.2 Kontrak Berdasarkan “Pengaturan Penggantian Biaya” Telah kita ketahui bersama bahwa pihak-pihak yang terlibat dalam kontrak yaitu: kontraktor, pemilik pekerjaan dan perencana akan menjadi sangat berarti dalam penyusunan dokumen kontrak proyek-proyek konstruksi termasuk di dalamnya lingkungan kerja proyek tersebut yang juga harus didefinisikan. Dalam kontrak juga harus disebutkan dengan jelas jangka waktu penyelesaian proyek tersebut dan kewajiban yang harus dipenuhi kontraktor jika terjadi keterlambatan. Sistem pembayaran yang akan dilakukan kepada pihak yang terlibat, baik kontraktor maupun konsultan, harus dipaparkan secara gambling karena sistem pembayaran akan membedakan jenis dokumen kontrak proyek konstruksi. Tiga jenis cara pembayaran dalam kontrak proyek konstruksi adalah : PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 15 MODUL DOKUMEN KONTRAK Kontrak harga satuan Kontrak biaya plus jasa Kontrak lump sum Pemilihan kontrak yang sesuai untuk proyek konstruksi lebih didasarkan dari karakteristik dan kondisi proyek itu sendiri. Ditinjau dari sudut pandang pemilik proyek (owner), hal ini erat kaitannya dengan antisipasi dan penanganan resiko yang ada pada proyek tersebut. A. Kontrak Harga Satuan Hal penting dalam kontrak harga satuan (unit price contract) adalah penilaian harga setiap unit pekerjaan telah dilakukan sebelum konstruksi dimulai. Pemilik telah menghitung jumlah unit yang terdapat dalam setiap elemen pekerjaan. Berdasarkan arti kata unit price contract, dapat dipahami bahwa perikatan terjadi terhadap harga satuan setiap jenis/item pekerjaan sehingga kontraktor hanya perlu menentukan harga satuan yang akan ditawar untuk setiap item dalam kontrak. Penetuan besarnya harga satuan ini harus mengakomodasi semua biaya yang mungkin terjadi seperti biaya overhead, keuntungan, biaya-biaya tak terduga dan biaya untuk antisipasi resiko. Penggunaan jenis kontrak ini menjadi tepat apabila proyek mempunyai karakteristik sebagai berikut : proyek dapat didefinisikan secara jelas, kuantitas actual masing-masing pekerjaan sulit untuk diestimasi secara akurat sebelum proyek dimulai. Metode tidak seimbang (unbalanced) adalah metode yang digunakan kontraktor dalam penawaran harga satuan tanpa mengubah harga keseluruhan. Kontraktor menggunakan metode ini untuk mendapatkan keuntungan dari beberapa aspek proyek. Misalnya, dengan menaikkan harga satuan pada pekerjaan-pekerjaan awal sebagai biaya mobilisasi alat atau material yang diperlukan. Metode ini juga dapat dimanfaatkan jika kontraktor ingin menggunakan uang pemilik proyek sebagai dana segar untuk membiayai pelaksanakan proyek jika sebenarnya kontraktor mengalami PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI kesulitan dalam menyediakan masalah 16 MODUL DOKUMEN KONTRAK keuangan. Faktor lain yang mendasari pemakaian metode ini adalah kesalahan pemilik dalam melakukan/mempersiapkan owner’s estimate. Apabila terjadi perbedaan antara kuantitas yang sebenarnya dengan kuantitas hasil estimasi (umumnya berbeda 20%-25%) maka harga satuan untuk tiap item dapat dinegosiasi ulang. Hal lain yang dapat digunakan oleh pemilik adalah mengidentifikasi pekerjaan tambah kurang secara lebih akurat sehingga dapat menghilangkan praktik penawaran tidak seimbang (unbalanced bid). Dalam kontrak jenis ini, pembayaran akan dilakukan kepada kontraktor yang besarnya sesuai dengan kuantitas terpasang menurut hasil pengukurannya. Oleh sebab itu, pemilik perlu menyakinkan hasil pengukuran kontraktor dengan melakukan pengukuran sendiri. Kelemahan dari penggunaan kontrak jenis ini adalah pemilik tidak dapat mengetahui secara pasti biaya actual proyek hingga proyek selesai. Untuk mencegah ketidakpastian ini, perhitungan kuantitas tiap unit perlu dilakukan secara akurat. Melihat karakteristik kontrak harga satuan ini maka jenis-jenis proyek yang kiranya sesuai untuk kontrak jenis ini adalah proyek dengan estimasi kuantitas yang tidak dapat dilakukan dengan akurat, seperti pekerjaan tanah, jalan raya, pemasangan pipa dan sebagainya. Pada proyek-proyek seperti ini sangat penting bagi kontraktor untuk mengetahui dan memahami batas-batas pay item dan pay line yang ada dalam kontrak. B. Kontrak Biaya Plus Jasa Pada kontrak biaya plus jasa (cost plus fee contract) jenis ini, kontraktor akan menerima sejumlah pembayaran atas pengeluarannya ditambah sejumlah biaya untuk overhead dan keuntungan. Besarnya overhead dan keuntungan umumnya didasarkan atas persentase biaya yang dikeluarkan. Metode pembayaran dalam kontrak jenis ini dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu : PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 17 MODUL DOKUMEN KONTRAK 1. Pembayaran biaya plus tertentu Pada metode ini kontraktor tidak mendapat kesempatan menaikkan biaya untuk menambah keuntungan dan overhead. 2. Pembayaran biaya plus persentase biaya dengan jaminan maksimum Metode ini dapat meyakinkan pemilik bahwa biaya total proyek tidak akan melebihi suatu jumlah tertentu Kontrak jenis ini umumnya digunakan jika biaya aktual dari proyek atau bagian proyek sulit diestimasi secara akurat. Hal ini dapat terjadi jika perencanaan belum selesai, proyek tidak dapat digambarkan secara akurat, proyek harus diselesaikan dalam waktu singkat sementara rencana dan spesifikasi tidak dapat diselesaikan sebelum proses konstruksi dimulai. Kekurangan dari kontrak jenis ini adalah pemilik kurang dapat mengetahui biaya aktual proyek yang akan terjadi. Pemilik harus menempatkan staf untuk memonitor kemajuan pekerjaan sehingga dapat diketahui apakah biaya-biaya yang ditagih benar-benar dikeluarkan. Penentuan fee untuk kontraktor dalam kontrak jenis ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, baik itu merupakan jumlah yang tetap (cost plus fixed fee), dalam bentuk persentase biaya (cost plus percentage) atau dengan memberikan jaminan biaya maksimum (cost plus fee with maximum guaranted price). Cost plust fixed fee, jenis kontrak ini telah mempertimbangkan pembayaran kembali kepada kontraktor berupa biaya nyata (actual cost) yang telah dikeluarkan oleh kontraktor ditambah biaya umum (overhead cost) dan sejumlah keuntungan yang tetap (fixed fee). Yang diamksud biaya nyata adalah semua biaya upah tenaga kerja, bahan bangunan, biaya peralatan. Kontrak semacam ini digunakan untuk pekerjaan yang sangat mendesak, misalnya tidak memungkinkan untuk mempersiapkan gambar neraca. Cost plus precentage, kontraktor akan menerima kembali/ganti semua biaya nyata (actual cost) yang telah dikeluarkan dan akan menerima kompensasi yang besarnya didasarkan pada persentase dari biaya nyata (actual cost) sesuai dengan PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 18 MODUL DOKUMEN KONTRAK kesepakatan bersama dengan pemilik proyek. Kontrak semacam ini digunakan untuk pekerjaan yang sangat mendesak, misalnya tidak memungkinkan untuk mempersiapkan gambar rencana. Pada kontrak jenis ini, biasanya terjadi kecenderungan kontraktor untuk memperlambat pekerjaannya dengan harapan memperbesar biaya nyata sehingga kompensasi yang diterima menjadi lebih banyak. Cost plus fee with maximum guaranteed price, kontraktor akan menerima kembali semua biaya yang telah dikeluarkan ditambah dengan kompensasi yang besarnya berdasarkan persentase yang telah disepakati bersama, tetapi besarnya kompensasi tersebut dibatasi jumlah maksimum tertentu. Kontrak jenis ini sesuai untuk pengadaan proyek-proyek yang mempunyai sifat ketidakpastian cukup tinggi khususnya bersifat mendesak (emergency), seperti proyek perbaikan jembatan yang putus. Untuk proyek seperti itu, waktu yang dibutuhkan untuk menetapkan perancang, melakukan perancangan, menetapkan pelaksanan dan pelaksanaan perbaikan akan memakan waktu yang relatif lama. Sebaliknya bila ditunjuk seorang kontraktor yang mampu merancang dan melaksanakan perbaikan yang dibutuhkan dengan segera, penetapan biaya perancangan dan perbaikan dapat dihitung langsung ditambah fee untuk kontraktor/perancang. Keputusan ini perlu didukung kenyataan bahwa kontraktorlah pihak yang paling mampu mengatasi persoalan tersebut dengan baik dan cepat. C. Kontrak Biaya Menyeluruh Kontrak biaya menyeluruh (lump sum contract) ini digunakan pada kondisi kontraktor akan membangun sebuah proyek sesuai rancangan yang ditetapkan pada suatu biaya tertentu. Jika terjadi perubahan baik desain, jenis material dan segala sesuatu yang menyebabkan terjadinya perubahan biaya, maka dfapat dilakukan negosiasi antara pemilik dan kontraktor untuk menetapkan pembayaran yang akan diberikan kepada kontraktor terhadap perubahan pekerjaan tersebut. Semua biaya yang dikeluarkan untuk setiap pekerjaan tambah kurang harus dinegosiasikan antara pemilik dan kontraktor. PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 19 MODUL DOKUMEN KONTRAK Persyaratan utama dalam mengaplikasikan kontrak jenis ini adalah perencanaan benar-benar telah selesai sehingga kontraktor dapat melakukan estimasi kuantitas secara akurat. Jika anggaran biaya dari pemilik terbatas maka jenis kontrak ini menjadi pilihan yang tepat karena memberi nilai pasti terhadap biaya yang akan dikeluarkan. Pekerjaan konstruksi yang tepat untuk kontrak jenis ini antara lain pembangunan gedung. Salah satu kelemahan pemakaian kontrak jenis ini adalah proses konstruksi yang akan tertunda karena menunggu selesainya perencanaan. Kesalahan/ketidaktepatan rancangan akan berakibat fatal yang dapat menimbulkan biaya ekstra yang tidak sedikit. Untuk itu kiranya perlu ada pertimbangan yang matang sehingga tidak terjadi pelaksanaan konstruksi yang terburu-buru yang dapat menyebabkan kesalahan dalam perancangan dan pembuatan spisifikasi. 3.3 KONTRAK BERDASARKAN CARA PEMBAYARAN Dilihat dari aspek cara pembayaran, bentuk kontrak konstruksi dapat di bagi menjadi 3 (tiga), yaitu : pembayaran bulanan (monthly payment), pembayaran bertahap (stage payment), dan prapendanaan penuh oleh kontraktor (contractor’s full prefinance). Bentuk kontrak pembayaran bulanan (monthly payment) adalah bentuk kontrak konstruksi dimana kontraktor mendapatkan pembayaran atas pekerjaan yang telah dilakukan setiap bulan. Bentuk ini cukup lama ditemukan pada proyekproyek konstruksi besar dan menuntut performa kontraktor yang baik sehingga jumlah pembayaran bulanan tidak terlalu kecil. Bentuk kontrak pembayaran bertahap (stage payment) adalah bentuk kontrak konstruksi di mana kontraktor memperoleh pembayaran secara bertahap sesuai dengan prestasi pekerjaan yang telah disetujui bersama. PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 20 MODUL DOKUMEN KONTRAK Sedangkan bentuk kontrak prapendanaan penuh oleh kontraktor (contractor’s full prefinance) adalah bentuk kontrak konstruksi dimana biaya pelaksanaan pekerjaan sepenuhnya ditanggung terlebih dahulu oleh kontraktor. Untuk itu pemilik proyek harus menyerahkan jaminan bank sebagai jaminan pembayaran. 3.4 KONTRAK BERDASARKAN ASPEK PEMBAGIAN TUGAS Berdasarkan aspek pembagian tugas, bentuk kontrak konstruksi dapat dibedakan menjadi 6 (enam), yaitu : a. Kontrak Konvensional, b. Kontrak Spesialis, c. Kontrak Design-Build, d. Kontrak Epc, e. Kontrak Bot/Blt, Dan f. Kontrak Swakelola/Force Account. A. Kontrak Konvensional/Tradisional Bentuk kontrak konvensional atau tradisional adalah bentuk yang paling umum digunakan dalam proyek-proyek konstruksi. Dalam bentuk ini terdapat pemisahan jelas antara pemilik proyek, kontraktor, dan konsultan. Dengan demikian terdapat beberapa kontrak terpisah, misalnya kontrak antara pemilik proyek dan konsultan perencana, kontrak antara pemilik proyek dan konsultan pengawas, serta kontrak antara pemilik proyek dan kontraktor. Untuk lebih jelasnya bentuk pembagian tugas pada kontrak konvensional dapat dilihat pada gambar berikut : PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 21 MODUL DOKUMEN KONTRAK PEMILIK PROYEK KONSULTAN KONTRAKTOR UTAMA Subkontraktor/ Pemasok/ Subkontraktor dinominasikan Pemasok Dinominasikan Gambar 3.1 Bentuk kontrak konvensional/tradisional B. Kontrak Spesialis Bentuk kontrak spesialis merupakan perkembangan dari bentuk kontrak konvensional dimana dalam pelaksanaannya, pemilik proyek menunjuk beberapa kontraktor utama dengan tujuan efisiensi waktu dan kepastian kualitas pekerjaan karena item pekerjaan diserahkan kepada kontraktor spesialis, penghematan biaya, kemudahan untuk mengganti kontraktor utama. Meskipun demikian bentuk ini menimbulkan kecakapan pemilik proyek dalam menilai performa kontraktor dan biasanya hanya diterapkan oleh pemilik proyek yang telah berpengalaman dan memang bergerak di sektor konstruksi. PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 22 MODUL DOKUMEN KONTRAK PEMILIK PROYEK KONTRAKTOR UTAMA NSC/SC NS/S NSC/SC NS/S KONSULTAN KONTRAKTOR UTAMA NSC/SC NS/S NSC/SC NS/S KONTRAKTOR UTAMA NSC/SC NS/S NSC/SC NS/S Gambar 3.2 Bentuk kontrak spesialis C. Kontrak Design-Build Bentuk kontrak selanjutnya yakni bentuk kontrak design-build, sering disingkat DB, adalah bentuk kontrak dimana kontraktor tidak hanya bertanggung jawab atas pelaksanaan konstruksi tetapi juga terhadap desain konstruksi. Dengan demikian kontraktor utama berfungsi pula sebagai konsultan perencana. Tujuan utama dari diterapkannya bentuk ini adalah agar waktu perencanaan dan perancangan desain dengan waktu pelaksanaan konstruksi dapat berjalan overlapping sehingga memperpendek durasi siklus proyek konstruksi. PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 23 MODUL DOKUMEN KONTRAK PEMILIK PROYEK KONTRAKTOR UTAMA Konsultan Desain Pemasok/ Subkontraktor/ Subkontraktor dinominasikan Pemasok Dinominasikan Gambar 3.3 Bentuk kontrak design-build D. Kontrak EPC Bentuk kontrak EPC (Engineering, Procurement, and Construction) adalah kontrak konstruksi dimana kontraktor memegang tanggung jawab terhadap jasa desain (engineering), pengadaan material (procurement) dan pelaksanaan konstruksi (construction). Bentuk kontrak ini hampir sama dengan bentuk kontrak design-build dimana kontraktor bertanggung jawab atas desain dan pelaksanaan konstruksi. Pada umumnya bentuk kontrak design-build lebih banyak diterapkan untuk proyek bangunan gedung sedangkan bentuk kontrak EPC lebih banyak diterapkan untuk proyek-proyek infrastruktur yang lebih menekankan pada aspek operasional sistem infrastruktur. PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 24 MODUL DOKUMEN KONTRAK E. Kontrak BOT/BLT Bentuk kontrak BOT (build-operate-transfer) dan BLT (build-lease-transfer) merupakan bentuk kontrak konstruksi dimana pemilik lahan mengajak kontraktor untuk berinvestasi dengan cara melaksanakan sebuah pembangunan di atas lahan pemilik. Dengan demikian kontraktor mendanai seluruh biaya pekerjaan dan ketika pekerjaan telah selesai, kontraktor diberikan hak untuk mengelola (operate) maupun menyewakan (lease) bangunan tersebut kepada pemilik atau pihak lain, Setelah kurun waktu tertentu dimana pembiayaan telah dianggap lunas, barulah bangunan tersebut dikembalikan kepada pemilik proyek/lahan. F. Kontrak swakelola/Force Account Bentuk kontrak swakelola (force account) adalah bentuk kontrak konstruksi dimana seluruh tahapan proyek konstruksi dipegang hanya oleh salah satu pihak. Bentuk ini biasanya hanya mampu diterapkan oleh para pengembang besar atau kontraktor besar yang memiliki sumber daya dan teknologi yang memadai. Dalam bentuk ini, seluruh tahapan proyek konstruksi, mulai dari desain, pengadaan, hingga pelaksanaan proyek dilakukan oleh pemilik proyek dengan menggunakan personel dan peralatannya sendiri. Dari berbagai bentuk kontrak konstruksi yang ada, yang perlu diperhatikan adalah distribusi resiko kedua belah pihak. Dengan memahami berbagai pendekatan terhadap bentuk kontrak konstruksi tersebut, kedua belah pihak dapat mengerti sejauh mana pengaruh bentuk kontrak terhadap harga pekerjaan/nilai kontrak serta pengaruhnya dalam meminimalkan potensi terjadinya sengketa konstruksi. PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 25 MODUL DOKUMEN KONTRAK 3.5 KONTRAK BERDASARKAN PERPRES NO. 70 TAHUN 2012 Selain penggolongan bentuk kontrak konstruksi sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, Pemerintah Indonesia telah menerbitkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 70 tahun 2012 tentang Perubahan kedua atas Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Penjelasan dalam Perpres No. 70 tahun 2012 ini lebih dimaksudkan untuk pengadaan barang/jasa pemerintah yaitu proyek-proyek konstruksi yang didanai dan dikelola oleh pemerintah. Bentuk Kontrak Perpres No. 70/2013 Cara Pembayaran Lump sum Harga Satuan Pembebanan Tahun Anggaran Sumber Pendanaan Jenis Pekerjaan Tahun Tunggal Pengadaan Tunggal Pekerjaan Tunggal Tahun Jamak Pengadaan Bersama Pekerjaan Teintegrasi Gabungan Lump Sum dan Harga Satuan Kontrak Payung Persentase Terima Jadi Gambar 3.4 Bentuk kontrak berdasarkan Perpres No. 70 tahun 2012 PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 26 MODUL DOKUMEN KONTRAK Kontrak tahun tunggal merupakan kontrak yang pelaksanaan pekerjaannya mengikut dana anggaran selama masa 1 (satu) tahun anggaran. Sedangkan kontrak tahun jamak merupakan kontrak yang pelaksanaan pekerjaannya untuk masa lebih dari 1 (satu) tahun anggaran atas beban anggaran. PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 27 MODUL DOKUMEN KONTRAK BAB IV SISTEM JAMINAN DAN PEMBAYARAN DALAM KONTRAK 4.1 SISTEM JAMINAN DAN PEMBAYARAN DALAM KONTRAK A. Sistem Jaminan Dalam Kontrak Menurut pasal 1820 dan 1316 KUH Perdata, definisi jaminan adalah suatu perjanjian dimana seorang pihak ketiga guna kepentingan si berhutang, mengikatkan diri untuk memenuhi perhutangan ataupun mengganti kerugian si berhutang, manakala si berhutang melakukan wanprestasi. Yang dimaksud wanprestasi adalah jika salah satu pihak dalam perjanjian tidak memenuhi prestasi karena kesalahannya. Tujuan dan isi dari jaminan ialah memberikan jaminan untuk dipenuhinya perhutangan ataupun penggantian di dalam perjanjian pokok. Ada beberapa jaminan yang harus disediakan kontraktor dalam proses penawaran sampai dengan pelaksanaan dan pemeliharaan pekerjaan. B. Jaminan Penawaran Jaminan penawaran tujuannya agar kontraktor bertanggung jawab atas penawarannya. Besarnya jaminan antara 1.5 sampai 3%. Jaminan ini menjadi milik pemberi tugas (Pemerintah), jika ternyata kontraktor menolak untuk menandatangani kontrak. Bentuk jaminan berupa Jaminan Bank atau Security Bond. Jaminan dikembalikan setelah penandatanganan kontrak. C. Jaminan Pelaksanaan Jaminan pelaksanaan tujuannya agar kontraktor bertanggung jawab untuk menyelesaikan pekerjaan kontrak sampai selesai. Besarnya jaminan antara 5 sampai 10%, berupa jaminan bank atau security bond, yang berlaku sampai pekerjaan fisik selesai. Jaminan ini menjadi milik Pemerintah, jika terjadi pemutusan hubungan kontrak yang PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI disebabkan oleh kesalahan/kelalaian kontraktor 28 MODUL DOKUMEN KONTRAK (wanprestasi). Jaminan pelaksanaan dikembalikan kepada kontraktor setelah pekerjaan selesai dan telah dilakukan serah terima pertama (PHO). D. Jaminan Uang Muka Ini berlaku dalam persyaratan kontrak kontraktor dapat meminta uang muka. Terhadap jumlah uang muka ini kontraktor memberikan jaminan berupa jaminan bank atau security bond, yang berlaku sampai angsuran kembali uang muka selesai, atau sampai pekerjaan fisik selesai. Besarnya uang muka maximum 20%. Jaminan uang muka ini dapat diclaim kepada badan penjamin sebanyak sisa uang muka yang belum diangsur, jika terjadi pemutusan kontrak. E. Uang Retensi Uang retensi adalah uang yang ditahan dalam setiap pembayaran progress pekerjaan kepada kontraktor, jika disyaratkan dalam syarat-syarat umum kontrak, yang tujuannya agar kontraktor benar-benar melakukan pemeliharaan dan perbaikan-perbaikan kekurangsempurnaan yang ternyata terlihat setelah pekerjaan fisik selesai. Jaminan ini dapat dicairkan oleh Pimpinan Proyek, jika kontraktor tidak mampu melaksanakan pekerjaan pemeliharaan tersebut, dan selanjutnya dilaksanakan oleh pimpinan proyek sendiri atau oleh pihak ketiga. Masa pemeliharaan (warranty period) berlaku setelah pekerjaan fisik selesai, dan telah dilakukan serah terima sementara (Provisional Hand Over/PHO). Lama masa pemeliharaan tergantung pada persyaratan kontrak. Untuk pekerjaan konstruksi jalan kabupaten misalnya, masa pemeliharaan pekerjaan konstruksi minimum 6 bulan untuk pekerjaan pemeliharaan periodik, masa pemeliharaannya minimum 3 bulan. Diadakan masa pemeliharaan yang cukup panjang, tujuannya adalah agar dapat diketahui ketidaksempurnaan konstruksi setelah konstruksi itu dimanfaatkan, dan telah mengalami keadaan musim hujan. Biasanya selama masa jaminan pemeliharaa itu akan terlihat bagian-bagian konstruksi yang kurang sempurna, yang selama masa konstruksi tidak terdeteksi. Kekurangsempurnaan tersebut harus PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 29 MODUL DOKUMEN KONTRAK diperbaiki kembali oleh kontraktor atas tanggungan kontraktor. Uang retensi dikembalikan kepada kontraktor, setelah masa pemeliharaan berakhir dan telah dilakukan serah terima akhir (Final Hand Over/FHO) F. Asuransi Asuransi bersifat intern kontraktor dengan badan asuransi. Biasanya asuransi diperlukan untuk mobilsasi/angkutan peralatan berat, yang mengandung resiko besar. Sering dalam kontrak dijadikan persyaratan yang tujuannya agar pekerjaan tidak tertunda lama, jika terjadi resiko dalam pengangkutan peralatan berat. Asuransi lainnya berupa asuransi tenaga kerja kontraktor melalui Astek. Asuransi pekerjaan yaitu jaminan jika pekerjaan gagal total. Sistem asuransi pekerjaan biasanya sudah dipersyaratkan bagi kontraktor-kontraktor di Luar Negeri, yang tujuannya sebagai persyaratan untuk mendapatkan kredit bank untuk pelaksanaan proyek. 4.2 Sistem Pembayaran dalam bentuk : Sistem pembayaran atas prestasi kontraktor, diantaranya adalah sebagai berikut. A. Sistem Termijn Angsuran pembayaran setelah progress tertentu tercapai, misalnya setelah progress bernilai 25, 40, 60, 80 dan 100%, yang disebut dengan sistem termijn. Sistem ini biasanya diberlakukan untuk kontrak lump sum, berdasarkan permintaan kontraktor. Untuk kepentingan pengendalian, pencapaian progress bulanan tetap diperlukan, agar dapat dilakukan tindakan-tindakan koreksi jika diperlukan serta guna keperluan pelaporan. B. Sistem MC Sistem MC atau Monthly Certificate, adalah sistem pembayaran yang ditetapkan dalam kontrak berdasarkan prestasi bulanan yang tercapai. Umumnya sistem ini PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 30 MODUL DOKUMEN KONTRAK berlaku untuk kontrak pekerjaan jalan dan pengairan. Kontrak-kontrak pekerjaan yang berbantuan Luar Negeri, selalu mensyaratkan pembayaran dengan sistem MC. C. Sistem Turn Key Sistem ini merupakan salah satu alternatif kontrak berdasarkan lump sum yang pembayarannya dilakukan setelah pekerjaan selesai seluruhnya, yang kontraknya disebut turn key contract. Biasanya ini berlaku pada pekerjaan yang unitnya kecilkecil dan seragam yang jumlah unitnya banyak. Biasanya ditemui pada kontrak pekerjaan di kalangan swasta. PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 31 MODUL DOKUMEN KONTRAK BAB V DOKUMEN KONTRAK 5.1 DOKUMEN KONTRAK A. Pengertian Dokumen Kontrak Dokumen kontrak (konstruksi) adalah kumpulan dokumen tertulis yang menjelaskan peranan, tanggung jawab dan “pekerjaan” dalam kontrak konstruksi dan mengikat bagi para pihak yang berkontrak. Secara umum, dokumen kontrak konstruksi harus mencakup point-point sebagai berikut : Instrument perjanjian yang menjelaskan semua dokumen yang menjadi bagian dari dokumen kontrak dan termasuk klausal pelaksanaan Kondisi-kondisi kontrak yang menjelaskan isi perjanjian secara lebih mendetail Korespondensi antara pihak yang berkontrak Spesifikasi pekerjaan. B. Jenis-jenis/Komponen-komponen dalam Dokumen Kontrak Dokumen kontrak terdiri dari : petunjuk untuk peserta tender, penawaran termasuk harga satuan dan kuantitas (dalam kontrak unit – price), kontrak, syaratsyarat umum kontrak termasuk addendum, syarat-syarat khusus kalau ada, spesifikasi umum termasuk addendum, spesifikasi khusus kalau ada termasuk addendum, gambar rencana, dan berita acara penjelasan pekerjaan. Jika suatu saat terdapat perbedaan diantara dokumen yang satu dengan yang lainnya, maka urutan ketentuan yang harus dipakai adalah sebagai berikut : 1. Agenda kontrak kalau ada 2. Perjanjian kontrak 3. Syarat-syarat khusus (kalau ada) 4. Syarat-syarat umum 5. Spesifikasi khusus (kalau ada) 6. Spesifikasi Umum PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 32 MODUL DOKUMEN KONTRAK 7. Daftar penawaran dan daftar kuantitas dan harga 8. Gambar rencana C. Petunjuk untuk peserta tender (Intruction to the bidders) Ini berlaku hanya selama proses tender, yaitu berupa petunjuk bagi peserta tender, yang berisi jadwal-jadwal proses tender, syarat-syarat penawaran, pemasukan penawaran, pembukaan penawaran, evaluasi penawaran, jumlah hari pelaksanaan, volume pekerjaan (Bill of Quantity) untuk tender Unit Price, Jaminan penawaran, dan bentuk dokumen kontrak. D. Syarat-syarat Umum Kontrak (General Condition of the Contract) Syarat-syarat umum kontrak, merupakan persyaratan umum kontrak yang mengatur hubungan kerja pihak-pihak yang terikat kontrak, ketentuan-ketentuan mengenai : penandatanganan kontrak, masa pelaksanaan konstruksi, masa pemeliharaan konstruksi, domisili, wewenang pimpinan Pimpro dan konsultan supervisi, hak dan kewajiban kontraktor, penilaian progress, pembayaran, keamanan dan keselamatan kerja, jaminan-jaminan , pengendalian mutu, perubahan pekerjaan, sangsi dan denda keterlambatan, kenaikan harga, force majeure, penyelesaian masalah yang timbul, arbitrase, pemutusan hubungan kontrak, tata cara penyerahan pekerjaan PHO dan FHO, serta sistem pelaporan. E. Syarat-syarat Khusus Syarat-syarat khusus memuat hal-hal yang tidak tercantum dalam syarat-syarat umum jika hal ini memang ada. F. Volume Pekerjaan : (bill of Quantity) Volume pekerjaan yang ditender (Bill of Quantity/BOQ) merupakan salah satu dokumen kontrak, untuk kontrak jenis unit price, yang dipergunakan untuk menilai progress pekerjaan dan contract change order. Nilai perkiraan pekerjaan didapat PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 33 MODUL DOKUMEN KONTRAK setelah semua volume pekerjaan selesai dihitung dan dikalikan dengan harga satuan untuk masing-masing item pekerjaan → akan jadi harga penawaran. G. Gambaran Rencana/Desain Merupakan rencana konstruksi yang akan dilaksanakan, yang digunakan untuk perhitungan volume item-item pekerjaan. Kalau gambar berubah akibat adanya contract change order. Kontraktor harus membuat gambar terlaksana (As Build Drawing), setelah pekerjaan fisik selesai, yang mana akan menjadi arsip atau leger dari konstruksi. Kadang-kadang ada beberapa macam gambar sesuai dengan peranannya masing-masing misalnya : gambar…., landscape, gambar arsitek, gambar struktur dan gambar electrical dan mechanical work. H. Spesifikasi Teknis Spesifikasi umum merupakan pedoman teknis dan prosedur mengenai jaminan mutu mengenai bahan dan pekerjaan, kekuatan, bentuk, warna dan sebagainya; cara pencampuran bahan, cara pengerjaan dan cara pengujiannya; sistem sampling untuk pengujian; urutan pekerjaan pengujian; standar form laporan pengujian; toleransi mutu yang diijinkan; peralatan pengujian yang digunakan dan sebagainya. Spesifikasi Teknis merupakan standar mutu bahan dan pekerjaan dan sebagai bahan untuk pengendalian mutu pekerjaan. Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan sesuai dengan spesifikasi teknis ini. Konsultan supervisi mengawasi pelaksanaan spesifikasi pada setiap proses tahap kegiatan dan menyatakan apakah bahan atau pekerjaan bisa diterima atau tidak. Tugas pengendalian mutu pada tahap pertama merupakan tanggung jawab kontraktor. Kontraktor harus melakukan pengendalian mutu bukan konsultan supervisi. Oleh karena itu kontraktor harus mengadakan peralatan dan personel yang diperlukan untuk melakukan pengujian mutu, karena segala akibat dari kekurangan dalam mutu merupakan resiko kontraktor, yang bisa berakibat fatal bagi kontraktor, karena PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 34 MODUL DOKUMEN KONTRAK pekerjaan harus diperbaiki kembali, dibongkar dan diulang kerjakan, yang akan memakan biaya yang jauh lebih besar. Kontraktor dalam sistem manajemennya harus membelanjakan biaya pengendalian/kontrol yang wajar, kalau tidak biaya ini akan keluar juga dalam bentuk lain yaitu biaya kegagalan yang jauh lebih besar. Spesifikasi teknis ini merupakan standar mutu. Kalau telah ada/dikeluarkan standar mutu secara Nasional, maka spesifikasi teknis hanya menunjuk kepada standar Nasional tersebut, tidak diuraikan lagi dalam dokumen spesifikasi umum dalam dokumen kontrak, misalnya Peraturan Beton Indonesia (PBI) dan sebagainya. Spesifikasi ini biasanya berasal dari hasil penelitian ilmiah, percobaanpercobaan yang telah diuji kebenarannya dan yang dianggap paling ekonomis, yang biasanya dilakukan oleh Negara yang telah maju, yang dapat digunakan oleh Negara berkembang. Untuk pekerjaan yang kuantitasnya besar dan seragam tetapi berulang, seperti pekerjaan jalan, saluran, biasanya kontraktor dianjurkan untuk membuat mix-desain (desain campuran bahan) untuk setiap jenis dan kualitas bahan yang digunakan, dalam mencapai spesifikasi mutu. Mix desain dilakukan dari sample bahan, dilakukan dengan berbagai variasi campuran, kemudian ditest di laboratorium mengenai mutu yang dapat dicapai masing-masing mix desain. Mix desain yang sesuai baru digunakan di lapangan. Biasanya di lapangan dilakukan percobaanpercobaan konstruksi, dari mix desain, seperti untuk pekerjaan lapisan pondasi bawah dan atas jalan., untuk pekerjaan timbunan/tanggulk yang memerlukan kepadatan tertentu. Pada percobaan ini diamati proses pekerjaan, dan cara pemadatan. Dengan ini diketahui berapa lintasan mesin pemadat (road roller) tertentu yang diperlukan untuk mencapai kepadatan yang disyaratkan dalam spesifikasi. Percobaan konstruksi ini sangat membantu memudahkan pengendalian mutu pekerjaan selanjutnya serta untuk mengetahui produktivitas pekerjaan. I. Spesifikasi Khusus Spesifikasi khusus diperlukan jika ada keperluan khusus, yang tidak tercantum dalam spesifikasi teknis. PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 35 MODUL DOKUMEN KONTRAK J. Kesepakatan dalam Dokumen Kontrak Kesepakatan ini dibuat agar dapat menghilangkan kesalahpahaman diantara pemilik pekerjaan dengan kontraktor. Kesepakatan tersebut antara lain : Spesifikasi lebih kuat/berlaku daripada syarat-syarat umum Tulisan tangan lebih berlaku daripada ketentuan yang diketik Ketentuan yang diketik lebih berlaku daripada dicetak Kata-kata lebih berlaku daripada nomor-nomor angka Bila ada yang merugikan, diinterpretasikan melalui gambar Spesifikasi lebih berlaku daripada gambar. 5.2 RANGKUMAN Di dalam bab ini peserta diajak untuk mengenal, mendalami dan memahami arti dokumen kontrak; komponen-komponen/jenis-jenis dokumen apa saja yang harus dibendel dalam satu kesatuan dokumen yang tidak dapat dipisah-pisahkan satu dengan lainnya. Peserta juga diperkenalkan kesepakatan-kesepakatan antara kedua pihak dalam menjalankan pekerjaan agar di dalam menghadapi satu masalah, solusinya mempunyai persepsi yang sama. PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 36 MODUL DOKUMEN KONTRAK BAB VI ASPEK LEGAL DARI KONTRAK 6.1 KETENTUAN LEGAL YANG PENTING DARI KONTRAK 1. Penyerahan lapangan kepada kontraktor 2. Surat perintah memulai pekerjaan (SPMK) 3. Bentuk jaminan-jaminan, dan masa berlakunya jaminan 4. Masa jaminan pemeliharaan, dan perbaikan cacat, dan uang retensi 5. Rencana kerja dan jadwal , dan persetujuan pinpro 6. Konsultan supervisi dengan task concept, atau advice concept 7. Persetujuan pimpro atau wakil kontraktor di lapangan (general super Intendant) 8. Persetujuan pimpro sub kontraktor 9. Penilaian dan sertifikasi progress 10. Perubahan pekerjaan (contract change order), dan perubahan harga satuan 11. Masa pembayaran 12. Force majeure, dan masa pengajuan kepada pinpro 13. Jaminan laporan-laporan proyek 14. Dokumen PHO dan FHO 15. Perpanjangan waktu kontrak dan denda keterlambatan 16. Kelalaian kontraktor 17. Pekerjaan mendesak 18. Penyelesaian perselisihan, upaya damai, dan arbitrase 19. Pemutusan kontrak oleh pimpro, akibat kelalaian kontraktor 20. Claim dari kontraktor 21. Pemutusan kontrak akibat kelalaian pemilik. PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 37 MODUL DOKUMEN KONTRAK Aspek legal dari suatu typical kontrak yang penting adalah : A. Penyerahan Lapangan Surat Penyerahan Lapangan (SPL) untuk sebagian / seluruh, untuk memungkinkan kontrakor memulai pekerjaan sesuai dengan rencana kerja, dikeluarkan oleh Pimpro, dalam waktu 15 hari setelah penanda tanganan kontrak. Kontraktor dapat meminta perpanjangan waktu kontrak jika SPL terlambat. Pengeluaran SPL. Dapat bersamaan dengan Dengan Surat Memulai Perkerjaan (SPMK) B. Surat Perintah Memulai Pekerjaan (notice To Proceed), SPMK Masa pelaksanaan dimulai dari tanggal diterbitnya SPMK. Keterlambatan penerbitan SPMK, mengakibatkan akhir masa kontrak lebih lama, atau timbul claim kontraktor. C. Bentuk Jaminan-jaminan dan masa berlakunya Bentuk jaminan standar (dari Bank atau badan penjamin), dimana jaminan dapat dicairkan dalam masa waktu 7 hari setelah diajukan claim oleh pimpro terhadap wan-prestasi, yang dicantumkan dalam jaminan tanpa menunggu penjamin menyelesaikan persoalan angunan dari jaminan. Jaminan yang dicairkan, merupakan milik Negara, kecuali jaminan masa pemeliharaan yang semula berupa uang retensi, diganti dengan jaminan uang retensi, pada akhir tahun anggaran, karena pekerjaan masa pemeliharaan belum selesai. Jaminan uang retensi dapat digunakan Pimpro dengan melaksanakan pekerjaan pemeliharaan dan perbaikan cacat sendiri atau dengan pihak ke tiga. Jaminan pelaksanaan umumnya berlaku sampai dengan PHO, kecuali dinyatakan lain dalam kontrak. Perpanjangan waktu kontrak, harus disertai perpanjangan masa jaminan yang sesuai. PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 38 MODUL DOKUMEN KONTRAK D. Masa jaminaan pemeliharaan dan perbaikan cacat Pada kontrak dengan BLN, disediakan cukup waktu minimal, untuk dapat melihat kekurangan-kekurangan dan cacat pekerjaan yang ada, yang tak terdeteksi selama pelaksanaan, setelah proyek berfungsi. Biasanya untuk pekerjaan peningkatan dan pekerjaan baru nminimal 6 bulan, atau setelah mengalami masa satu kali musim hujan. Untuk pekerjaan pemeliharaan berakala 3 bulan, dan untuk pekerjaan pemeliharaan rutin tidak perlu masa pemeliharaan. Untuk jaminan dilakukan pemotongan pada setiap pembayaran sebesar 5 persen untuk jaminan pemeliharaan, yang disebut uang yang ditahan atau uang retensi. Besarnya uang retensi tergantung dari kontrak, biasanya 5 persen. Jika terjadi perpanjangan waktu kontrak melewati tahun anggaran, untuk mencegah administrasi SIAP, dapat diganti dengan jaminan dari penjamin. E. Rencana kerja dan jadwal Rencana kerja disiapkan kontraktor, sesuai dengan jadwal waktu yang dicantumkan dalam kontrak, atau menurut ketentuan Keppres 16/94 Rencana kerja tersebut, disertai curva S, harus di teliti dan disyahkan Pimpro, yang kemudian menjadi pedoman pelaksanaan dan supervisi. Setiap kali ada perubahan rencana kerja dan jadwal, harus dengan pesertujuan Pimpro. Perpanjangan waktu rencana kerja dan jadwal, karena kelalaian kontraktor, tidak menghilangkan sangsi denda keterlambatan. Perpanjangan waktu akibat adanya hambatan pelakasanaan pekerjaan, dapat dipertimbangan pimpro, dengan syarat sudah harus diajukan secara tertulis maksimal 14 hari setelah terjadinya hambatan tersebut, disertai alas an-alasnya. PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 39 MODUL DOKUMEN KONTRAK F. Konsultan Supervisi Ada dua macam tugas konsultan supervisi : a. Advice Concept : sebagai pembantu Pimpro, dan memberikan advice untuk tindakan supervisi b. Task Concept : sebagai Direksi atau Engineer yang melakukan tugas supervisi langsung kepada kontraktor, sebagaimana diatur dalam kontrak. Masa kontrak konsultan supervisi dapat sampai PHO, atau FHO tergantung kontrak. Pekerjaan supervisi dalam masa pemeliharaan dan perbaikan cacat memerlukan tenaga supervisi yang lebih sedikit. Pekerjaan supervisi dalam masa pemeliharaan dan perbaikan cacat memerlukan tenaga supervisi yang lebih sedikit. Konsultan supervisi berhak untuk menilai pengeluaran nyata oleh kontraktor untuk pelaksanaan pekerjaan di lapangan, guna keperluan Pimpro untuk perencanaan proyek masa yang akan datang, atau untuk keperluan bahan negosiasi penyesuaian harga akibat adanya perintah perubahan pekerjaan. G. Persetujuan Pimpro atas Penetapan Wakil Kontraktor di Lapangan (General Super Intendant) Untuk persetujuan Pimpro harus meneliti secara wajar kemampuan wakil kontraktor. Jika wakil kontraktor di lapangan menunjukkan kinerja yang kurang baik, Pimpro dapat mengusulkan untuk menggantinya, dengan yang memenuhi syarat. H. Persetujuan Sub Kontraktor Kontraktor atau wakilnya harus mengajukan nama calon sub kontraktor untuk persetujuan Pimpro. Pimpro dapat menolak sub kontraktor yang dapat diketahui telah menunjukkan kinerja yang buruk. Pimpro dapat meneliti kontrak sub kontraktor tentang sistem pembayaran, pengendalian mutu, dan sistem sangsinya, guna menghindari keterlambatan-keterlambatan. Pimpro dapat member sangsi pada kontraktor, jika ternyata sub kontraktor tidak dibayar sesuai perjanjian kontrak. PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 40 MODUL DOKUMEN KONTRAK I. Penilaian Progress Progress bulanan pekerjaan, dibuat dan diajukan kontraktor, untuk diperiksa dan disetujui konsultan supervisi dan Pimpro. Pengajukan progres tersebut paling lambat akhir bulan yang bersangkutan. Pemeriksaan lapangan terhadap progres bulanan, dilakukan konsultan supervisi dengan memberi tahu kontraktor jadwalnya dan agar dihadiri oleh kontraktor. Jika kontraktor tidak mengajukan progres bulanan, penilaian progres dilakukan sendiri oleh konsultan supervisi, dengan pemberitahuan jadwalnya pada kontraktor. Penilaian progres oleh konsultan supervisi harus disetujui kontraktor. Perbedaanperbedaan kecil-kecil mengenai nilai progres dapat diperhitungkan pada penilaian progres bulan berikutnya. J. Perintah Perubahan Pekerjaan Setiap perubahan pekerjaan dari kontrak atau Contract Change Order (CCO) harus dengan perintah tertulis dari Pimpro. Dalam keadaan mendesak dapat dengan perintah lisan, tetapi harus dinyatakan secatra tertulis maksimal setelah 72 jam setelah perintah lisan. Dalam melakukan perubahan harus memperhatikan aspek legal dari kontrak, sasaran proyek dan peraturan yang berlaku, tentang persetujuan perubahan. CCO meliputi berbagai perubahan seperti : perubahan dari item pembayaran, gambar desain, volume, perubahan spesifikasi, perubahan waktu, dan nilai item pembayaran atau nilai kontrak. Di dalam kontrak biasanya dicantumkan pasal-pasal tentang batas perubahan item pembayaran yang mengakibatkan dapat disesuaikannya harga satuan pembayaran dari item yang bersangkutan. Besarnya antara 15% sampai 20%. Ini merupakan resiko kontraktor yang harus diperhitungkannya dalam penawaran. Harga satuan penawaran dapat disesuaikan dengan negosiasi, jika perubahan melebihi batas maksimal atau minimal yang ditentukan dalam kontrak, atas permintaan kontraktor atau pimpro. PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 41 MODUL DOKUMEN KONTRAK CCO dapat mengakibatkan perubahan bobot item pembayaran atau perubahan nilai kontrak keseluruhan. Perubahan-perubahan tersebut harus diadministrasikan dalam sistem penilaian progress dan pembayaran yang telah dan yang akan dilakukan, dalam rencana dan jadwal pelaksanaan kontrak. Perubahan-perubahan yang mengakibatkan perubahan bobot item untuk penilaian pembayaran, harus dilakukan dengan addendum kontrak sebelum dilakukan pembayaran. Perubahan kecil-kecil yang tak merubah harga satuan item pembayaran terjadi berkali-kali, dan addendum kontraknya dapat dilakukan secara komulatif, sebelum volume item pembayaran kontrak yang asli dilampaui. K. Masa Pembayaran Masa pembayaran adalah tenggang waktu antara disetujuinya permintaan pembayaran oleh kontraktor (invoice), dengan diajukan pembayaran kepada KPKN, atau Kas Daerah. Keterlambatan pembayaran dapat dijadikan claim oleh kontraktor. Di dalam kontrak biasanya dicantumkan masa tenggang waktu tersebut, biasanya ditentukan 90 hari. Ini merupakan resiko yang harus diperhitungkan kontraktor dalam penawaran. Dalam waktu 7 hari pengajuan permintaan pembayaran bulanan oleh kontraktor, yang disertai Berita Acara Pembayaran (BAP) harus sudah ditandatangani oleh Pimpro. L. Force Majeure Force majeure adalah keadaan pekerjaan oleh keadaan khusus di luar tanggungan kontraktor, yang dinyatakan dalam kontrak, yang mengakibatkan pekerjaan tambahan dan atau perpanjangan waktu. Terjadinya keadaan khusus yang bukan dikategorikan sebagai force majeure seperti adanya hambatan pelaksanaan pekerjaan, kontraktor harus member tahu Pimpro adanya pekerjaan tambahan (keadaan khusus), dalam waktu 14 hari setelah PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 42 MODUL DOKUMEN KONTRAK terjadinya keadaann khusus tersebut, untuk pertimbangan Pimpro dalam perpanjangan waktu pelaksanaan. M. Jaminan atas Quality Control dari Kontraktor Tanggung jawab pertama atas mutu adalah tanggungan kontraktor. Jaminan mutu oleh kontraktor harus dapat diperlihatkannya : Dengan tersedianya peralatan pengujian mutu, sesuai dengan persyaratan spesifikasi, dan tenaga yang terlatih Mencantumkan persyaratan mutu dalam kontrak sub kontraktor Memelihara dokumen pengendalian mutu. Penerimaan pekerjaan secara partial oleh Pimpro tidak mengurangi tanggung jawab kontraktor atas mutu pekerjaan secara keseluruhan. N. Dokumen Laporan Proyek Dokumen tertulis pelaksanaan proyek seperti laporan harian, mingguan, pengujian mutu, inspeksi langsung lapangan, berita acara rapat, perintah tertulis tentang perubahan, penghentian, percepatan dan perbaikan, progress, invoice, claim-claim dari Pimpro maupun dari kontraktor, harus dipelihara dengan baik oleh kontraktor, untuk kemudian diserahkan kepada Pimpro setelah kontrak selesai. Dokumen-dokumen tersebut menjadi sangat penting, guna penyelesaian masalah jika terjadi ketidaksesuaian antara Pimpro dan Kontraktor, seperti untuk negosiasi perubahan harga satuan penawaran akibat perintah perubahan pekerjaan, pertimbangan perpanjangan waktu, pekerjaan tambahan, dan untuk keperluan upaya damai, atau upaya arbitrase. O. Dokumen PHO dan FHO PHO (Provisional Hand Over) atau penyerahan sementara dilakukan setelah pekerjaan fisik selesai 100% dan diterima Pimpro/Direksi. Pengajuan PHO dapat PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 43 MODUL DOKUMEN KONTRAK dilakukan oleh kontraktor di saat pekerjaan telah mencapai 97% selesai, guna menghindari keterlambatan PHO, karena proses pemeriksaan pekerjaan. Dokumen PHO berupa dokumen berita acara pemeriksaan pekerjaan fisik selesai, dan berita acara penyerahan sementara (PHO) pekerjaan. Tanggal dari dokumen ini menentukan apakah perlu dikenakan sangsi denda kepada kontraktor. Masa grace period untuk PHO adalah suatu waktu PHO yang ditentukan Pimpro, jika dalam pemeriksaan pekerjaan selesai, ternyata ditemui ada kekurangan kecilkecil yang harus diperbaikan oleh kontraktor sebelum PHO dilakukan. Pembayaran terhadap progres pekerjaan dilakukan, kecuali uang retensi yang ditahan, yang baru diserahkan setelah FHO. Pengenaan denda keterlambatan diperhitungkan pada pembayaran progress pekerjaan 100% dari PHO. Dalam pemeriksaan pekerjaan selesai 100% untuk PHO, Pimpro harus ikut mempertimbangkan adanya hubungan pembayaran pekerjaan oleh kontraktor dengan sub kontraktor atau supplier dan buruh yang belum diselesaikan untuk diselesaikan lebih dulu sebelum PHO atau ada jaminan dan persetujuan pihak yang bersangkutan akan diselesaikan segera setelah PHO. Claim-claim kontraktor harus telah diajukan sebelum PHO dilakukan. Setelah PHO, berlaku masa pemeliharaan dan perbaikan cacat. FHO (Final Hand Over) atau penyerahan akhir, dilakukan setelah ada berita acara pemeriksaan akhir, yang menyatakan bahwa pekerjaan telah selesai. Setelah FHO berakhirlah tanggung jawab kontraktor terhadap kontraknya. Berbeda dengan AV 1941 yang lama dimana dinyatakan tanggung jawab kontraktor berlaku sampai lima tahun setelah pekerjaan selesai. Uang retensi yang ditahan dikembalikan kepada kontraktor setelah FHO. Dokumen FHO harus dilengkapi oleh kontraktor, dengan dokumen gambar terlaksana (as built drawing), dan dokumen-dokumen pelaksanaan proyek. Claimclaim dari kontraktor jika masih ada harus telah disampaikan dalam waktu 39 hari setelah FHO. PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 44 MODUL DOKUMEN KONTRAK P. Perpanjangan Waktu dan Denda Keterlambatan Waktu pelaksanaan fisik kontrka, yang dihitung dari diterbitkannya SPMK sampai dengan pekerjaan fisik selesai 100%. Jika terjadi,keterlambatan oleh karena kelalaian kontraktor, harus dikenakan denda keterlambatan yang besarnya seperti tercantum dalam dokumen kontrak. Dalam keterlambatan diperhitungkan sewaktu pekerjaan selesai 100% atau di saat pemutusan kontrak akibat kelalaian kontraktor. Perpanjangan waktu pelaksanaan fisik dapat diperpanjang, jika permintaan tertulis dari kontraktor dan persetujuan Pimpro, tentang adanya force majeure, dan hambatan pelaksanaan pekerjaan, perintah perubahan pekerjaan yang menimbulkan tambahan waktu, perintah penghentian sementara pekerjaan. Persetujuan pimpro harus dinyatakan dengan berita acara perpanjangan waktu pekerjaan. Biasanya perpanjangan waktu akibat hujan, banjir dalam siklus yang dianggap normal, tidak diperkenankan. Persetujuan Pimpro mengenai revisi time schedule (rencana kerja dan jadwal), oleh kontraktor tidak membebaskan kontraktor atas sangsi denda keterlambatan. Perlu diingat bahwa persetujuan Pimpro untuk perpanjangan waktu dapat dijadikan alas an oleh kontraktor untuk claim kenaikan harga kontrak. Q. Pekerjaan Mendesak Dalam kedaan mendesak seperti : untuk mengurangi resiko kerusakan pekerjaan yang sedang dilaksanakan oleh banjir, dan hambatan lain yang dapat diramalkan akan terjadi atau untuk membuang/mengeluarkan dari lokasi proyek material yang dinyatakan tidak sesuai Pimpro dapat memberi perintah tertulis pada kontraktor, untuk melakukan pekerjaan itu dalam jangka waktu tertentu, yang dianggap wajar, dan kontraktor harus melaksanakan perintah tersebut, setelah diberi peringatan tiga kali, Pimpro dapat mengambil alih bagian pekerjaan yang bersangkutan, untuk dikerjakan sendiri atau dengan menggunakan pihak ketiga. Dalam hal ini Pimpro harus mengusahakan persetujuan dari kontraktor, agar tidak terjadi kesulitan dalam pembayaran. PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 45