BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan tujuan dan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penelitian ini telah dilakukan pada 46 responden yang dibagi dalam kelompok perlakuan sebanyak 23 responden dan kelompok kontrol sebanyak 23 responden. Kelompok perlakuan merupakan kelompok responden yang diberikan perlakuan berupa senam otak dengan menggunakan kombinasi musik, sedangkan kelompok kontrol kelompok yang diberikan senam otak tanpa menggunakan kombinasi senam otak. Adapun tempat kelompok perlakuan dilakukan di Posyandu Dusun Jambewangi 1 dan kelompok kontrol dilakukan di Posyandu Dusun Jlodran Kecamatan Secang Kabupaten Magelang. 1. Karakteristik responden berdasarkan usia sejumlah 21 lansia (91,30%) berumur 60-74 tahun (lanjut usia), 2 orang (8,70%) berumur 75-90 tahun (lanjut usia tua), menurut jenis kelamin mayoritas responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 20 lansia (86.95%), dan sisanya laki-laki berjumlah 3 lansia (13.05%). 2. Terdapat perbedaan penurunan tingkat demensia antara kelompok perlakuan senam otak menggunakan kombinasi musik dengan kelompok kontrol yang hanya menggunakan senam otak tanpa kombinasi musik. Hal ini dibuktikan setelah dilakukan uji perbandingan rata-rata pada uji T-Paired Test setelah dilakukan perlakuan (posttest) menunjukan bahwa rata-rata 62 penurunan tingkat demensia lebih besar menggunakan metode senam otak dengan kombinasi musik dengan nilai rata-rata posttest 24,30, sedangan pada kelompok yang tidak menggunakan kombinasi musik mendapatkan nilai rata-rata posttest 23,35. Dalam hal ini juga dapat dibuktikan apabila senam otak dengan kombinasi musik lebih berpengaruh terhadap penurunan tingkat demensia dengan hasil p 0,000 (p<0,005). 3. Hasil penelitian didapatkan banyaknya responden yang mengalami penurunan tingkat demensia sebelum dan sesudah diberikan intervensi senam otak dengan kombinasi musik dibandingkan dengan kelompok yang tidak menggunakan kombinasi musik dalam senam otak. Penurunan tingkat demensia pada kelompok perlakuan didapatkan saat dilakukan pretest terdapat 23 responden mengalami tingkat demensia probable gangguan kognitif setelah diberikan perlakuan dan diberikan posttest terdapat 16 responden mengalami penurunan tingkat demensia menjadi normal dengan persentase 69,60%. Sedangkan pada kelompok kontrol saat dilakukan pretest sebanyak 23 responden mengalami probable gangguan kognitif, setelah dilakukan senam otak dan dilakukan pretest terdapat penurunan tingkat demensia sebanyak 9 responden dengan persentase 30,10%. B. SARAN 1. Bagi Pengurus Posyandu/ Kader Kesehatan. Sebaiknya kegiatan senam otak dilakukan minimal setiap minggu pada saat jadwal posyandu. Alangkah baiknya apabila responden selalu diberikan motivasi agar tetap ikut serta dalam kegiatan senam otak dengan kombinasi musik. 2. Bagi Responden Responden tetap mengikuti senam otak dengan kombinasi musik apabila kader atau pelayan kesehatan posyandu mengaktifkan kegiatan senam otak dengan kombinasi musik, selalu semangat dalam mengikuti posyandu lansia yang telah diselenggarakan oleh pihak puskesmas guna menekan meningkatkan atau mempertahankan kualitas hidup lansia. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Peneliti selanjutnya dapat menggunakan media lain untuk kegiatan senam otak seperti menggunakan video atau media lainnya, sehingga dapat menambah ketertarikan sendiri pada responden untuk mngikuti kegiatan. Melakukan koordinasi bersama kader dan pihak puskesmas dalam melakukan pengumpulan responden.