MODUL PERKULIAHAN Marketing Communication Management Perkembangan Industri Periklanan Fakultas Program Studi Tatap Muka Ilmu Komunikasi Advertising & Marketing Communication 2 Kode MK Disusun Oleh 43036 Mujiono Weto, S. I. Kom. Abstrak Kompetensi Dalam modul ini dibahas mengenai sejarah periklanan; kaitan perkembangan periklanan dengan perkembangan komunikasi manusia; perkembangan industri periklanan; perkembangan strategi pemasaran dan periklanan pada tiap era. Mampu memahami perkembangan industri periklanan. Sejarah Periklanan Iklan telah dikenal manusia sejak beribu tahun yang lalu. Iklan pada awal perkembangannya berupa pesan berantai (word of mouth) yang disampaikan untuk membantu kelancaran jual beli dalam masyarakat, yang kala itu masyarakat masih belum mengenal huruf. Iklan pertama kali dikenal lewat pengumunan-pengumuman yang disampaikan secara lisan atau komunikasi verbal. Penggunaan wahana simbol-simbol visual sebagai wahana periklanan telah digunakan di Babylonia sejak 3000 tahun yang lalu yang biasanya berisikan pengumuman tentang budak yang lari dari tuannya. Sementara itu dalam masyarakat Yunani dan Romawi, ketika itu iklan pada terakota dan perkamen sudah mulai digunakan untuk kepentingan lost & found (Kasali, 1992:4). Bangsa Mesir kuno juga juga telah “beriklan” dengan memanfaatkan ukiran simbol di dinding atau menggunakan daun papirus. Selanjutnya revolusi di dunia iklan terjadi pada saat Johannes Guttenberg menemukan mesin cetak yang memungkinkan iklan-iklan disampaikan lewat lembaran-lembaran cetakan. Perkembangan iklan semakin dipacu ketika pada abad ke-17 Nicholas Bourne dan Thomas Archer menerbitkan surat kabar pertama di Inggris yaitu The Weekly News. Sedangkan di Amerika Serikat perkembangan dunia iklan dirintis oleh Benjamin Franklin, 2016 2 Marketing Communication Management Mujiono Weto, S. I. Kom. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id yang dijuluki sebagai Bapak Periklanan Amerika Serikat. Ia menerbitkan surat kabar periklanan pada tahun 1729 yang diberi nama Pennsylvania Gazette. Salah satu contoh iklan terbaik yang merupakan bukti sejarah yang dikenal di Amerika Serikat adalah iklan yang dimuat di Pennsylvania Evening Post edisi 6 Juli 1776. Pesan yang disampaikan, tidak lain adalah Proklamasi Kemerdekaan Amerika Serikat (Kasali, 1992:4). Iklan di Indonesia mulai berkembang sekitar 400 tahun yang lalu. Jan Pieters Coen yang menjabat sebagai Gubernur Jenderal (1619-1629) di Batavia pada masa pemerintahan Hindia Belanda dapat dikatakan sebagai tokoh perintis periklanan pertama di Indonesia. Coen menerbitkan lembaran informasi sebagai semacam surak kabar, Memoreis De Noveiles (1621) yang masih menggunakan tulisan tangan. Iklan pertama yang dibuat berupa pengumuman pemerintah VOC yang berkaitan dengan mutasi (perpindahan) pejabat penting di wilayah Hindia Belanda. Hingga beberapa abad kemudian periklanan di Indonesia semakin berkembang dengan munculnya surat kabar-kabar di daerah. Salah satu contohnya adalah surat kabar De Locomotif yang terbit pada 1864 di Semarang, serta surat kabar Tjahaja Sijang di Manado pada 1869. Kaitan Perkembangan Periklanan dengan Perkembangan Komunikasi Manusia Periklanan tidak hanya ada pada zaman modern sekarang ini, namun kehadirannya telah ada ribuan tahun silam sejak manusia mulai saling berinteraksi untuk memenuhi kebutuhan hidup. Pada mulanya iklan yang mereka upayakan masih sangat sederhana yaitu dalam bentuk lisan dan ditujukan untuk saling menukar barang yang mereka miliki. Bahasa mereka pun pada waktu itu juga masih sangat sederhana dan cenderung sangat tidak terstruktur dengan baik dan efektif, sehingga cara beriklan seperti yang mereka praktekkan ini terkadang mengalami hambatan. Umumnya mereka menambahkan bahasa tubuh (gesture) agar terjadi kesepakatan ketika menyampaikan pesan iklan yang mereka upayakan. Tak cukup dengan itu saja, kehadiran benda yang dimaksud turut pula dihadirkan pada saat praktek beriklan tadi berlangsung. Setelah masa-masa tersebut periklanan pada prakteknya mengalami perkembangan. Tadinya beriklan hanya ditujukan untuk saling menukar barang namun sudah berubah untuk memberitahukan adanya penawaran sebuah barang (produk). Hal ini ditandai dengan metode berteriak di gerbang kota dan pesan berantai (word of mouth) yang berbentuk pengumuman. Dalam bentuk lain misalnya ukiran yang terdapat pada kepingan tanah liat 2016 3 Marketing Communication Management Mujiono Weto, S. I. Kom. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id (clay tablet) mirip seperti prasasti digunakan oleh para pedagang salep, penulis dan pembuat sepatu sebagai sarana beriklan untuk menawarkan produknya kepada orangorang. Ada juga yang berteriak keliling kota untuk menjajakan barangnya (di masa sekarang disebut dengan salesman). Disini metode beriklan mengalami kemajuan, sebab bahasa yang dipakai si penjaja barang tadi menggunakan bahasa persuasif. Ia berusaha merangkai kata-kata agar menarik orang mau mendengar dan akhirnya mau membeli barangnya. Media lain yang digunakan untuk beriklan adalah pahatan di dinding piramida, relief yang diukir di dinding, logo, tanda, dan simbol/papan nama. Kemudian setain itu, beriklan yang disampaikan lewat tulisan menggunakan media dari alam seperti batu, tanah liat, papirus, kulit binatang, dan kertas. Sekarang setelah ditemukannya teknologi dan bahkan semakin canggih, maka media beriklan memiliki corak dan ragam yang luar biasa banyak. Dimulai dari radio, televisi, dan yang paling mutakhir adalah internet menambah nuansa periklanan yang semakin modern. Perkembangan Strategi Pemasaran dan Periklanan pada Tiap Era 2016 4 Marketing Communication Management Mujiono Weto, S. I. Kom. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Industri periklanan berkembang secara dinamis. Dalam beberapa hal, iklan mencerminkan tren sosial; dalam hal lain iklan memengaruhi tren sosial. Sejarah menunjukkan bagaimana perspektif dan praktik industri miliaran dollar ini terus berkembang. Periklanan berevolusi melalui tujuh tahap, yang merefleksikan era historis dan perubahan teknologi yang menimbulkan filosofi dan gaya periklanan yang berbeda-beda. Tahap 1: Era cetak Iklan di era awal ini tampak seperti iklan baris dewasa ini. Tujuannya adalah menyampaikan informasi. Medium utama adalah koran, meski ada juga selebaran dan poster. Karena adanya teknologi cetak, level literasi meningkat, dan itu mendorong bisnis untuk semakin sering beriklan. Tahap 2: Kemunculan masyarakat konsumen Menjelang akhir abad ke-19 para pengiklan mulai memberi brand untuk produknya. Tujuan periklanan selama periode ini adalah untuk menciptakan permintaan untuk brand baru. Periode ini adalah awal dari apa yang kita sebut sebagai industri periklanan. Agensi yang kuat adalah Lord & Thomas, yang berasal dari kerjasama bersejarah antara John F Kennedy dan Albert Lasker. Mantra mereka “advertising adalah salesman ship in print” menjadi pedoman industri ini. Tahap 3: Era advertising modern Pada awal abad ke-20, periklanan profesional modern mengadopsi teknik riset ilmiah. Para pakar periklanan yakin mereka dapat meningkatkan periklanan dengan memadukan sains dan seni. Dua tokoh utamanya yaitu Claude Hopkins dan John Caples. Dipuncak karir Hopkins, dia adalah copywriter terkenal di Lord&Thomas. Dia melakukan pengujian teksnya untuk memperbaiki metode periklanannya, dan pendekatannya dijelaskan dalam 2016 5 Marketing Communication Management Mujiono Weto, S. I. Kom. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id buku Scientific Advertising yang terbit pada 1923. John Caples, wakil presiden Batten, Barton, Durstine and Osborn (BBDO), menerbitkan Tested Advertising Methods pada 1932. Teorinya tentang kekuatan headlines yang dilandaskan pada pengujian yang ekstensif. Caples terkenal karena mengubah gaya penulisan periklanan yang penuh kata-kata muluk dan berlebihan. Selama 1930-an dan 1940-an, Daniel Starch, A.C. Nielsen, dan George Gallup, mendirikan organisasi riset yang sampai sekarang masih menjadi bagian dari industri periklanan. Tahap 4: Era agensi Dunia agensi dan manajemen periklanan berkembang pesat setelah Perang Punia I. Konsumen mencari-cari barang dan jasa, dan prosuk mereka disebar di pasar. Agensi J. Walter Thompson (JWT), yang masih bertahan sampai sekarang, memimpin dunia periklanan pada periode itu. Kesuksesan agensi terutama berkat teks inovatif dan gaya manajemen Stanley dan Halen Resor. Stanley mengembangkan konsep account services; Halen mengembangkan teknik copywriting yang inovatif. The Resors juga menciptakan konsep brand name sebagai strategi untuk mengasosiasikan identitas unik dengan produk tertentu, dan juga konsep status appeal untuk membujuk orang-orang yang tidak kaya agar meniru kebiasaan orang kaya. Selama dan sesudah depresi besar, Raymond Rubicam muncul sebagai kekuatan periklanan baru dan meluncurkan agensi sendiri dengan John Orr Young, yang adalah copywriter di Lord & Thomas. Nama agensi itu adalah Young & Rubicam. Y&R masih menjadi agensi terkemuka hingga sekarang. Karya mereka terkenal karena headline yang segar, orisinal dan memikat. Tahap 5: Era kreatif Kekuatan kreatif dari agensi berpuncak pada era 1960-an dan 1970-an, sebuah periode yang ditandai oleh kebangkitan seni, inspirasi dan intuisi. Revolusi ini sebagian sebagian merupakan respons terhadap penekanan pada riset dan sains. Revolusi ini diilhami oleh tiga genius kreatif: Leo Burnett, David Ogilvy, dan William BernBach. Leo Burnett adalah pemimpin dari apa yang kelak dikenal sebagai aliran advertising Chicago. Dia percaya perlunya menemukan “drama inheren” di dalam setiap produk. Dia juga menggunakan arketip kultural untuk menciptakan karakter mistis yang merepresentasikan nilai-nilai Amerika, seperti Jolly Green Giant, Tony the Tiger, Pillsbury Doughboy, dan karakter iklannya yang paling terkenal, Marlboro Man. 2016 6 Marketing Communication Management Mujiono Weto, S. I. Kom. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Ogilvy, pendiri agensi Ogilvy & Mather, adalah sebuah paradoks karena dia merepresentasikan aliran Rubicam dan klaim aliran Lasker dan Hopkins. Dia menciptakan brand dengan simbol dan menangani produk seperti Rolls Royce, Pepperidge Farm, dan Guiness. Doyle, Dane, and Bernbach (DDB) didirikan pada 1949. Sejak awal, William Bernbach- yang memiliki ketajaman konsep dan keterampilan desain dan kreatif-dianggap sebagai salah satu orang periklanan paling kreatif pada zamannya. Periklanannya menyentuh perasaan dan emosi orang. Dia mengatakan, “Ada banyak teknisi di periklanan. Akan tetapi, mereka lupa bahwa periklanan itu soal persuasi, dan persuasi bukan sains, melainkan seni. Periklanan adalah seni persuasi. Tahap 6: Era akuntabilitas Berawal pada 1970-an, selama periode ini industri lebih fokus pada efektivitas. Klien ingin iklan yang dapat meningkatkan penjualan, sehingga penekanannya pada riset dan pengukuran. Untuk bersaing, agensi periklanan mengakui bahwa periklanan harus mencari jalan sendiri dan membuktikan kemampuannya. Setelah mencuatnya ekonomi internet pada awal abad ke21, akuntabilitas menjadi makin penting dan pengiklan menuntut bukti bahwa periklanan mereka benar-benar efektif. Tahap 7: Era tanggung jawab sosial Menjelang akhir 1990-an korporasi ditantang oleh shareholder dan pihak lain dalam komunitas untuk tidak hanya bertanggung jawab secara finansial, tetapi juga bertanggung jawab secara sosial dan peka terhadap berbagai sudut pandang. Naomi Klein, misalnya, dalam bukunya No-Logo, mengkritik penggunaan tenaga kerja anak dan pengabaian lingkungan oleh perusahaan. Perusahaan mulai berpikir serius tentang cara untuk menjadi warga korporat yang lebih baik dan bisa mengeruk laba tetapi tetap bertanggung jawab secara sosial. filosofi ini menjadi inspirasi buku Marc Gobe yang terbit pada 2002, Citizen Brands. Salah satu cara untuk mempelajari periklanan, perkembangannya, dan praktiknya secara lebih mendalam adalah dengan mengakrabi literaturnya. 2016 7 Marketing Communication Management Mujiono Weto, S. I. Kom. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id PERKEMBANGAN TERKINI Periklanan terus menjadi profesi yang dinamis. Perhatiannya masih sama – kreativitas, efektivitas, dan tanggung jawab sosial. apa isu dan tren terbaru, dan akan ke mana arah industri ini? Apa arti dari “periklanan baru”? Periklanan Baru Media elektronik, seperti internet dan komunikasi nirkabel, telah mengubah lanskap media dan membuat bentuk komunikasi yang lebih dekat, interaktif dan personal menjadi lebih penting bagi pengklan. ”Periklanan baru” ini menantang orientasi periklanan lama, bahkan ia bisa membuka peluang bisnis baru. Tetapi ada juga yang khawatir: Bob Garfield, kolumnis untuk Advertising Age, memperkirakan bahwa periklanan akan berada dalam masalah karena penerimaannya dari media tradisional akan menurun lebih banyak ketimbang naiknya penerimaan yang diperoleh dari media baru. Dalam survei Ad Age, 68 persen pembaca setuju penilaian yang mencemaskan ini. Pertanyaannya adalah: Dapatkah industri periklanan mengimbangi kecepatan perubahan? Debat panas di Cannes Lions International Advertising Festival beberapa tahun lalu, misalnya, berkisar pada soal apakah iklan BMW Hire dapat disebut sebagai periklanan. Kampanye iklan itu menggunakan film pendek di internet dan di tempat-tempat tertentu, seperti di beberapa sudut kota New York dalam bentuk film mini. Iklan itu kreatif, ia menarik perhatian; ia manaikkan penjualan – tetapi bentuknya tidak seperti iklan pada umumnya. Jadi apakah itu iklan? Tentu saja, itu iklan. Iklan ini adalah langkah maju dalam evolusi 2016 8 Marketing Communication Management Mujiono Weto, S. I. Kom. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id periklanan. Dan pengiklan pengiklan mendorong agensinya untuk mengikuti perkembangan semacam ini. Di sinilah tempat kreativitas yang nyata - bukan hanya dalam pengembangan gagasan besar untuk iklan majalah dan televisi, tetapi dalam penggunaan cara baru dan teknologi komunikasi baru. Iklan BMW Hire adalah ide baru yang menimbulkan buzz, yang berarti orang-orang membicarakan even, ide, dan brand. Jadi “periklanan baru” juga berurusan dengan promosi “dari mulut ke mulut” dan dengan bagaimana cara agar orang membicarakan suatu brand. Tentu saja, ini bukan teknik periklanan tradisional yang dipresentasikan dalam media massa nonpersonal. Iklan baru ini melahirkan aktivitas yang menginspirasi ide-ide kreatif dari profesional periklanan dan memicu pemikiran konsumen dengan cara baru. Periklanan baru, karenanya, adalah periklanan yang lebih personal dan interaktif dan lebih banyak menggunakan media komunikasi yang baru secara kreatif. 2016 9 Marketing Communication Management Mujiono Weto, S. I. Kom. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Daftar Pustaka 1. Kasali, Renald, (1992). Manajemen Periklanan, Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, Pustaka Utama Grafiti, Jakarta. 2. Moriarty, Sandra. Mitchell, Nancy. Wells, William, (2015). Advertising. Prenadamedia Group, Jakarta. 2016 10 Marketing Communication Management Mujiono Weto, S. I. Kom. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id