Uploaded by User101663

Bab I Thoba

advertisement
Bab I
Pendahuluan
1.1.
Latar belakang
Alkitab menekankan bahwa keselamatan manusia hanya beriman kepada Yesus
Kristus. Rencana keselamatan Allah dinubuatkan dari mulai kitab Kejadian 3:15. Allah
menyatakan tujuan-Nya kepada umat-Nya melalui para nabi dengan cara suara
nubuatan kedatangan Yesus Kritus. Yesus didalam kitab Matius 1:21 menjelaskan
bahwa Ia akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa. Markus mencatat bahwa Yesus
yang kudus dari Allah. Lukas menegaskan dalam 2:10-11 bahwa Juruselamat Kristus
Tuhan telah lahir untuk seluruh bangsa. Yohanes dalam kitabnya lebih menenkankan
lagi, bahwa Yesus adalah Jalan, kebenaran, dan hidup Yohanes 14:6. Lukas dalam kitab
kisah para rasul menekankan lebih spesifik, bahwa tidak ada keselamatan di dalam
siapapun selain di dalam Dia, sebab tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia
yang olehnya manusia diselamatkan. Paulus dalam surat Roma 10:9-10 memberikan
cara mendapatkan keselamatan, bahwa hanya percaya kepada Yesus Kristus manusia
akan diselamatkan.
Purwantara dalam bukunya yang berjudul Prapenginjilan mengatakan, kata
‘penginjilan’ telah mengalami pergeseran makna yang tidak lagi diartikan seperti yang
arti sebenarnya. Pergesaran makna dapat menyebabkan arti sebenarnya tidak sesuai
dengan makna aslinya. Contoh penginjil lebih menekankan penyelesaian masalah dalam
pergumulan, sehingga dalam meyampaian injil yand ditekankan oleh penginjil adalah
penyelesaian masalah dan bukan kepada berita tentang Yesus.1
Eliman dalam jurnalnya mengutip buku Anonimus yang berjudul Apakah Yang
Sebenarnya Alkitab Ajarkan menjelaskan bahwa Yesus bukan Juruselamat manusia,
1
Iswara Rintis Purwantara, Prapenginjilan Menyingkirkan Kendala-Kendala Intelektual Dalam
Penginjilan (Yogyakarta: Andi, 2012), hlm. 4.
karena kematian Yesus hanyalah tebusan untuk membayar dan membebaskan manusia
dari dosa dan bukan semua manusia, pandangan ini menganggap, bahwa Allah Bapa
hanya menggunakan Yesus sebagai alat untuk menyelamatkan manusia dengan kata lain
Yesus hanyalah sebagai alat yang dipakai Allah dalam menyelamatkan manusia.2
Aritonang memaparkan ajaran sesat yang diajarkan oleh aliran gereja mormon,
yang merupakan sekte-sekte Kristen yang melenceng dari ajaran alkitab. Aliran ini
mengajarkan bahwa penebusan manusia dikerjakan oleh Yesus Kristus. Dosa Adam dan
Hawa sebagai jalan bagi para manusia memiliki tubuh jasmani baru, dan ajaran ini
menganggap manusia dapat menjadi ilah atau allah. Dalam penebusan Yesus Kristus
menyediakan dua macam keselamatan yang pertama keselamatan umum yang berlaku
bagi semua orang yang melalui kematian dan kebangkitan Kristus. kedua keselamatan
pribadi yang juga melalui kristus, tetapi bergantung pada usaha manusia dalam
melakukan perbuataan baik, ketaatan dalam hukum-hukum, tata tertib, dan ikut dalam
sakramen upacara-upacara di bait suci.3
George dalam buku Purwantara menyoroti tentang konroversi dalam dunia misi,
perihal yang cocok dalam melakuan tugas misi, dalam kontriversi tersebut mengatakan
misi penginjilan hanya dilakukan oleh orang tertentu. Jalan pemikiran seperti ini hanya
mendorong pemikiran bahwa yang dapat melakukan misi penginjilan hanyalah orang
tertentu yang memiliki keahlian dalam menyampaikan Injil.4
2
Eliman,”Kritik Dan Analisa Terhadap Pandangan Saksi Yehowa Tentang Keilahian Yesus” Jurnal
Teologi Dan Pendidikan Agama Kristen vol 3 No 1 (Oktober 2015): hlm. 22 - 39
3
Dr. Jan S. Aritonang, Berbagai Aliran Didalam Dan Di Sekitar Gereja (Jakarta: Gunung Mulia, 2009),
hlm. 362.
4
Iswara Rintis Purwantara, Prapenginjilan Menyingkirkan Kendala-Kendala Intelektual Dalam
Penginjilan (Yogyakarta: Andi, 2012), hlm. 111.
Jonar memaparkan paham universal bahwa penganut universalisme menganut
pendapat bahwa Allah akan menyelamatkan semua manusia. Manusia diselamatkan
karena Allah adalah kasih adanya dan semua manusia yang tidak tahu tentang
kekeristenan pun akan diselamatkan. Keselamatan menurut mereka untuk seluruh
manusia tanpa melihat orang tersebut percaya atau tidak. Pengajaran universalisme
dikemukakan Paulus Daun mengatakan keselamatan universal tidak hanya terdapat
dalam a gama Kristen saja, melainkan juga terdapat dalam agama-agama lainnya yang
ada di dunia ini.5
Bosch menekanan dalam tulisannya yang berjudul Trasformasi Misi Kristen,
bahwa keselamatan dalam orang Yahudi merupakan kesetiaan dalam melakukan hukum
taurat yang Allah berikan kepada Musa di gunung sinai. Hukum taurat merupakan
sepuluh perintah Allah yang menjadi penuntun bagi orang Yahudi untuk mengenal
Allah.6
Criswell mejelaskan bahwa orang yang berfikir bahwa keselamatan datang oleh
karena pecaya kepada Yesus ditambah perbuatan baik, sama halnya orang itu tidak
percaya sepenuhnya kepada Kristus Tuhan. Di satu sisi percaya Tuhan, di sisi lain tidak
percaya, karena dia diselamatkan karena percaya, sebagian lagi karena usaha perbuatan
baiknya sendiri.7
Rahner adalah teolog besar geraja katolik pada abad ke-20 mengatakan bahwa
keselamatan bukan hanya kepada orang Kristen saja, melainkan kepada semua orang
yang berkehendak baik. Mereka juga dapat peroleh keselamatan kekal yang bukan
karena kesalahannya sendiri tidak mengenal injil atau gereja, tetapi dengan tulus
5
Jonar S, Soteriologi Doktrin Keselamatan Pengajaran Mengenai Karya Allah Dalam Keselamatan
(Yogyakarta: Andi, 2015), hlm. 41-43.
6
David J. Bosch, Trasformasi Misi Kristen (Jakarta: Gunung Mulia, 2009), hlm. 231.
7
Dr. W.A. Criswell. Dr. Eddy Peter Purwanto, Pencipta Dan Penebus Teologi Dan Kristologi
(Tanggerang: Sekolah Tinggi Teologi Injili Philadelphia, 2006), hlm. 47-48.
mencari Allah. Rahner menekankan bahwa rahmat Allah bekerja pada setiap hati orang
dan karena itu rahmat Allah tidak bekerja pada agama Kristen saja, melainkan bekerja
juga pada agama lain.8
Berbagai masalah yang telah dituliskan di atas menunjukan bahwa adanya onsep
keselamatan yang keliru. Masalah-masalah itu dapat disimpulan seperti pertama, adanya
pergeseran kata penginjilan. Kedua, Yesus bukanlah Juruselamat melainkan hanya
tebusan yang digunakan Allah untuk menjadi tebusan manusia dari hukuman dosa.
Ketiga, ajaran sesat yang menganggap bahwa keelamatan yang dikerjakan Yesus akan
memberikan manusia menjadi ilah atau allah kecil dama seperti Yesus yang diannggap
sebagai ilah kecil. Keempat, penginjilan hanya dapat dilakukan oleh orang-orang
tertentu yang meiliki keahlian dalam berbicara. Kelima, konsep keselamatan yang
melenceng dari akitab yang menganggap keselamatan universal bagi semua manusia
dan keselamatan ada pada semua agama. Keenam, penekanan dalam ketaatan dalam
hukum-hukum agama menjadi penekanan dalam menerima keselamatan yang
dipercayai oleh ajaran Yudaisme. Ketujuh, konsep keselamtan yang melenceng dari
alkitab percaya Yesus ditambah dengan perbuatan baik. Dan yang kedelapan,
penekanan bahwa Allah akan menyelamatan semua orang bukan hanya dengan melalui
agama Kristen melainkan semua agama dan melalui hati nurani manusia.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas menarik bagi penulis untuk
menelitinya. Paulus telah memberikan penjelasan tentang konsep keselamatan menurut
Roma 10:4-15 dan implikasinya bagi penginjilan masa kini. Eksposisi konsep
keselamatan menurut Roma 10:4-15 diharapkan menjadi kontribusi positif bagi
penginjilan masa kini. Untuk itu penulis dala Skripsi ini melakukan penelitian dengan
8
hlm. 162.
Dr. F.D. Wellem, Riwayat Hidup Singkat Tokoh-Tokoh Dalam Sejarah (Jakarta: Gunung Mulia, 2003),
judul Konsep Keselamatan Menurut Roma 10:4-15 Dan Implikasinya Bagi Penginjilan
Masa Kini.
1.2.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat disusun rumusan
masalah sebagai berikut yaitu: Pertama bagaimanakah deskripsi Konsep Keselamatan
Menurut Roma 10:4-15? Kedua, bagaimanakah Implikasinya Bagi Penginjilan Masa
Kini?
1.3.
Tujuan Penulisan
Tujuan mengadakan penelitian ini yang pertama menjelaskan deskripsi secara
umum
tentang
konsep
keselamatan
Menurut
Roma
10:4-15.
Kedua
mengimplikasikannya Bagi Penginjilan Masa Kini.
1.4.
Pembatasan Masalah
Pembatasan suatu masalah digunakan untuk menghindari adanya penyimpangan
maupun pelebaran pokok masalah agar peneliti lebih terarah dan memudahkan dalam
pembahasan sehingga dalam tujuan penelitian akan tercapai. Adapun pembatasan
masalah dalam penelitian ini sebagaiberiut yang pertama, luas lingkup hanya meliputi
Konsep Keselamatan Menurur Roma 10:4-15. Kedua memberikan deskripsi luas
lingkup Konsep Keselamatan Menurut Roma 10:4-15 yang diimplikasikan bagi
penginjilan masa kini.
1.5.
Manfaat Penulisan
Adapun pentingnya manfaat penelitian ini adalah yang pertama memberikan
bahan pengajaran Konsep Keselamatan Menurut Roma 10:4-15. Kedua, agar dalam
memahami konsep Keselamatan Roma 10:4-15 dapat di implikasikan bagi Penginjilan.
Ketiga, untuk memberikan sumbangsih kepada Sekolah Tinggi Teologi Anugerah
Alianse Semarang, dalam bentuk karya ilmiah yang dapat di gunakan bagi mata kuliah
yang bersangkutan. Keempat menambah wawasan bagi para pembaca dalam hal konsep
keselamatan. Dan kelima, bagi penulis sendiri gunu untuk giat memhami konsep
keselamatan menurut Roma 10:4-15 dan dapat diimplikasikan bagi penginjilan masa
kini.
1.6.
Metodologi Penelitian
1.6.1
Metode Penelitian
Penelitian Skripsi ini dilaukakan dengan pendekatan perpustakaan. Sumber
bahan utama dari pendeatan kepustakaan adalah literatur. Metode yang digunakan oleh
penulis adalah deskriptif analitis. Metode deskriptif analitis yang dimasudkan adalah
bersifat menggambarkan atau menjelaskan apa adanya data dan pemaparan yang tepat.
Metode
deskriptif
adalah
suatu
metode
penelitian
yang
ditujukan
untuk
menggambarkan fenomena yang ada, yang berlangsung pada saat ini atau pada saat
yang lampau, penelitian ini tidak mengubahkan variabel-variabel bebas tetapi
menggambarkan suatu kondisi apa adanya.9
1.6.2
Prosedur Penelitian
a. Pengumpula Data
penulis mempelajari dan mengkaji literatur-literatur yang relevan dengan
maslah penelitian. Pengkajian litertur ini dilakukan untu mendapatkan bahan
atau sumber dat yang bersifat teoritik. Adapun langkah-langkah pengumpulan
data yaitu:
1) Memilih dan merumuskan masalah yang menghendaki pendapat ada
kegunaan masalah tersebut serta dapat diselidiki dengan sumber yang
ada.
2) Menentukan tujuan dari penelitian yang akan dikerjakan. Tujuan dari
penelitian harus konsisten dengan rumusan dan definisi dari masalah.
9
Hendika Herlin, ”Konsep Pekabaran Injil Menurut 1 Korintus 9:15-18 Dan Aplikasinya Bagi Gereja
Masa Kini” Skripsi (Tawangmangu: Sekolah Tinggi Teologi Tawangmangu, 2016), hlm. 4.
3) Memberikan limitasi dari area atau scope atau sejauh mana penelitian
deskriptif tersebut akan dilaksanakan.
4) Menulusuri sumber-sumber kepustakaan yang ada yang hubungannya
dengan masalah yang ingin dipecahan .
5) Melaukan kerja penelitian dengan mengumpulkan data lewat buku,
majalah, artikel, jurnal, internet dan lain-lain.
b. Prosedur Pengolahan Data
Prosedur pengolahan data yang dilakuan oleh penulis dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut: menggunakan Analisa data yang masih mentah
yang belum dapat dikelolah atau ditafsirkan dengan baik.pemisahan data-data
dari bagian yang relevan dari seperangkat data juga merupaan analisis untuk
membuat data-data mudah diatur dan rapi dibaca. Pengolahan data yang rapi
kelak akan menjadi hasil yang dapat dipelajari dan diterjemahkan dangan
secara singkat, jelas, dan penuh arti. Siyoto dalam bukunya menjelaskan
bahwa analisis data merupakan pengumpulan data, yang nantinya akan
berfungsi untuk memberi arti, makna dan nilai yang terkandung dalam data
itu.10
c. Prosedur Penarian Kesimpulan
Penarikan kesimpulan perlu dilakukan setelah pengolahan data
dilakukan. Penarikan kesimpulan dalam penulisan skripsi ini adalah dengan
cara penalaran induktif. Penarikan kesimpulan dengan cara indutif menurut
Moedjiono adalah berpikir yang dirancang menurut pola penalaran setapak
demi setapak.11.
10
Dr. Sandu Siyoto, M. Ali Sodik, Dasar Metode Penelitian (Yogyakarta: Literasi Media Publishing,
2015), hlm. 109.
11
1.7.
Definisi Istilah
Dalam penulisan Skripsi ini yang berjudul Konsep Keselamatan Menurut Roma
10:4-15 Dan Implikasi Bagi Penginjilan Masa Kini. Penulis akan mendifinisikan
beberapa istilah dalam penulisan skripsi ini antara lain yaitu:
1.7.1. Konsep
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, arti kata konsep adalah rancangan
ide.12 Jadi yang dimasudkan dengan kata Konsep dalam judul skripsi ini adalah ide
tentang keselamatan.
1.7.2. Keselamatan
Kata keselamatan dalam Bahasa Ibrani y’syu’a dan Yunani Soteria yang artinya
tindakan atau hasil dari pembebasan atau pemeliharaan dari bahaya atau penyakit,
mencakup keselamatan, kesehatan, dan kemakmuran. 13 Hoekema dalam bukunya
Diselamatkan Oleh Anugerah mengtakan bahwa soteriologi adalah cara Allah
menyelamatkan manusia dari dosa. 14 Jadi yang dimaksud dengan kata keselamatan
disini adalah keselamatan dari hukuman dosa yang diindikatorkan oleh Allah.
1.7.3. Roma
Surat Roma adalah sebuah alkitab dalam perjanjian baru, yang ditulis oleh
Paulus. Alkitab ini lebih banyak pasal diantara 13 kitab yang ditulis Paulus, dan
penulisan alkitab ini dalam rangka pelayanan rasulinya kepada dunia bukan Yahudi.15
12
Badan Pengembangan Dan Pembinaan Bahasa, “Kamus Besar Bahasa Indonesia Derin”, diakses dari
http://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/konsep, pada tanggal 29 Maret 2021 pukul 21:30 WIB.
13
Yayasan Komunikasi Bina Kasih, Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid II (Jakarta: LAI, 2007), hlm. 375.
14
Antonya A. Hoekema, Diselamatkan Oleh Anugerah (Surabaya: Momentum, 2001), hlm. 19.
15
Alkitab, Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan (Gandum Mas, dan LAI, 2003), hlm. 1832.
Jadi yang dimaksud dengan kata Roma disini adalah sebuah kitab yang ditulis oleh
Paulus.
1.7.4. Implikasi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia arti implikasi adalah keterlibatan atau
keadaan terlibat. Jadi yang dimaksud dengan kata implikasi disini adalah sebuah
keterlibatan satu dengan yang lain.
1.7.5. Penginjilan
Penginjilan adalah memberitakan kabar baik tentang, karya Kristus yang telah
mati untuk dosa-dosa manusia. 16 Kata Penginjilan berasal dari kata benda, dalam
Bahasa Yunani. Euongelion, yang artinya kabar baik.17 Jadi yang dimaksudkan dengan
kata penginjilan disini adalah memberitakan atau memproklamaikan kabar baik.
1.7.6. Masa Kini
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata masa kini adalah waktu. 18
Sedangkan dalam skripsi Hendika Herlin yang berjudul Konsep Pekabaran Injil
Menurut 1 Korintus 9:15-18 Dan Aplikasinya Bagi Gereja Masa Kini, kata masa kini
adalah masa terbaru dan waktu yang sedang berjalan saat ini.19 Jadi yang dimaksudkan
dengan kata masa kini adalah masa yang terbaru atau waktu yang dijalani sekarang.
1.8.
Sistematika Penulisan
penulisan Skripsi ini penulis mensistematikan penulisan ini dengan membagi
menjadi lima bab, adapun dalam pembagian lima bab seberti berikut:
16
Sabda e-Misi Mengabarkan Injil Ke seluruh Indonesia diakses dari http://misi.sabda.org./penginjilan sebagai
gaya hidup. Pada tanggal 30 Maret 2021. Pukul 20.10. WIB
17
Iswara Rintia Purwantara, Prapenginjilan Menyingkirkan Kendala-Kendala Intelektual Dalam
Penginjilan (Yogyakarta: Andi, 2012), hlm. 7.
18
Kamus Besar Bahasa Indonesia diakses dari http://kbbi.webid.masa. Pada tanggal 30 Maret 2021.
Pukul 20.21. WIB
19
Hendika Herlin, ”Konsep Pekabaran Injil Menurut 1 Kor 9:15-18 Dan Aplikasinya Bagi Gereja Masa
Kini” Skripsi (Tawangmangu: Sekolah Tinggi Teologi Tawangmangu, 2016), hlm. 8.
Bab 1, penulis mengangkat permasalahan tentang kurangnya pemahaman
konsep keselamtan yang kurang di pahami oleh orang-orang percaya.
Bab 2, penulis akan memaparkan tentang teori Konsep keselamatan, penginjilan
menurut alkitab, para tokoh-tokoh dari alkitab, dan para pakar.
Bab 3, penulis akan lebih mendalami penelitian dengan menjelaskan tentang
Konsep Keselamatan Menurut Roma 10:4-15 Dan Implikasi Bagi Penginjilan Masa
Kini dengan cara eksposisi Roma 10:4-15.
Bab 4, Penulis akan menguraikan implikasi Konsep Keselamatan Menurut
Roma 10:4-15 Dan Implikasi Bagi Pengnjilan Masa Kini serta memaparkan dan
menjelaskan.
Bab 5, Penulis akan menyimpulkan pembahasan dari semua bab yang telah
dibahas, sehingga ditarik sebuah kesimpulan bahwa telah ditemukan Konsep
Keselamatan Menurut Roma 10:4-15 Dan Implikasi Bagi Penginjilan Masa Kini.
Download