Asuhan Keperawatan Pada Pasien Kanker

advertisement
Asuhan Keperawatan Pada
Pasien Kanker Lambung
YSD
Definisi
 Neopasma ialah kumpulan sel abnormal yang
terbentuk oleh sel-sel yang tumbuh terus-menerus
secara tak terbatas, tidak terkoordinasi dengan
jaringan sekitarnya dan tidak berguna bagi tubuh.
(Patologi, dr. Achmad Tjarta,2002)
 Karsinoma Gaster ialah suatu neoplasma yang
terdapat pada Gaster. (R. Simadibrata,2000)
Etiologi
Penyebab dari karsinoma Gaster sampai saat ini belum
diketahui secara pasti. Namun para penyelidik berpendapat
bahwa komposisi makanan merupakan faktor penting
dalam kejadian karsinoma Gaster, seperti ;
1. Gastritis kronis.
2. Faktor infeksi (oleh kuman H. Pylory).
3. Herediter.
4. Sering Makan daging hewan dengan cara dipanggang
atau dibakar atau diasapkan.
5. Sering makan makanan yang terlalu pedas.
6. Kurang makanan yang mengandung serat.
7. Makan makanan yang memproduksi bahan karsinogenik
dan ko-karsinogenik.
 Kanker lambung sering dimulai pada sisi dimana lapisan lambung
meradang.
 Peradangan adalah akibat dari kanker lambung, bukan sebagai
penyebab kanker.
 ulkus gastrikum
 kebanyakan penderita ulkus dan kanker lambung, kemungkinan sudah
mengidap kanker yang tidak terdeteksi sebelum tukaknya terbentuk.
 Helicobacter pylori, kuman yang memegang peranan penting dalam ulkus
duodenalis, juga bisa berperan dalam terjadinya kanker lambung.
 Polip lambung, suatu pertumbuhan jinak yang berbentuk bundar, yang
tumbuh ke dalam rongga lambung, diduga merupakan pertanda kanker
dan oleh karena itu polip selalu diangkat.
Kanker mungkin terjadi bersamaan dengan jenis polip tertentu, yaitu polip
yang lebih besar dari 1,8 cm atau polip yang jumlahnya lebih dari 1.
Tanda dan Gejala
Karsinoma kolo-rektal tergantung dari lokasi dan besarnya tumor :
a. Nyeri
b. Penurunan Berat badan.
c. Muntah
d. Anoreksia.
e. Disfagia.
f. Nausea.
g. Kelemahan.
h. Hematemasis.
i. Regurgitasi.
j. Mudah kenyang.
k. Asites
l. Keram abdomen
m. Darah yang nyata atau samar dalam tinja
n. Pasien mengeluh rasa tidak enak pada perut terutama sehabis
makan.
 Bila kanker lambung bertambah besar  teraba adanya massa
pada dinding perut.
 Pada stadium lanjut, tumor lambung yang kecil bisa menyebar
(metastasis) ke tempat yang jauh.
Penyebaran tumor bisa menyebabkan pembesaran hati, sakit
kuning (jaundice), pengumpulan cairan di perut (asites) dan
nodul kulit yang bersifat ganas.
Penyebaran kanker juga bisa menyebabkan pengeroposan
tulang, sehingga terjadi patah tulang
 Gejala kanker lambung bisa dikelirukan dengan tukak
lambung.
Bila gejala tidak hilang setelah penderita minum obat untuk
ulkus atau bila gejalanya meliputi penurunan berat badan,
maka dicurigai suatu kanker lambung.
Fatofisiologi
 Seperti tumor ganas ditempat lain penyebab tumor gaster




juga belum diketahui secara pasti.
Faktor yag mempermudah timbulnya adalah perubahan
mukosa yang abnormal .
Pengaruh keadaan lingkungan
Faktor herediter, dan faktor infeksi H. Pylori.
Karsinoma gaster berasal dari pertumbuhan epitel pada
membran mukosa gaster. Kabanyakan karsinoma gaster
berkembang pada bagian bawah gaster.
Penyebaran karsinoma gaster sering kehati, arteri hepatika,
pankreas dan hilus selitar limpa. Dapat juga mengenai
tulang, paru, otak dan bagian lain saluran cerna.
Klasifikasi
 Early gastric cancer (tumor ganas lambung dini).
Berdasarkan hasil pemeriksaan radiologi, gastroskopi dan pemeriksaan
histopatologis dapat dibagi atas :
Tipe I (pritrured type)
Tumor ganas yang menginvasi hanya terbatas pada mukosa dan sub
mukosa yang berbentuk polipoid. Bentuknya ireguler permukaan tidak rata,
perdarahan dengan atau tanpa ulserasi.
Tipe II (superficial type)
Dapat dibagi atas 3 sub tipe.
II.a. (Elevated type)
Tampaknya sedikit elevasi mukosa lambung. Hampir seperti tipe I
terdapat sedikit elevasi dan lebih meluas dan melebar.
II.b. (Flat type)
Tidak terlihat elevasi atau depresi pada mukosa dan hanya terlihat
perubahan pada warna mukosa.
II.c. (Depressed type)
Didapatkan permukaan yang iregular dan pinggir tidak rata
(iregular) hiperemik / perdarahan.
Type III. (Excavated type)
Tumor ganas lanjut dan sering disertai kombinasi seperti II c
 Advanced gastric cancer (tumor ganas lanjut).
Menurut klasifikasi Bormann dapat dibagi atas :
1. Bormann I.
Bentuknya berupa polipoid karsinoma yang sering juga disebut sebagai
fungating dan mukosa di sekitar tumor atropik dan iregular.
2. Bormann II
Merupakan Non Infiltrating Carsinomatous Ulcer dengan tepi ulkus serta
mukosa sekitarnya menonjol dan disertai nodular. Dasar ulkus terlihat
nekrotik dengan warna kecoklatan, keabuan dan merah kehitaman. Mukosa
sekitar ulkus tampak sangat hiperemik.
3. Bormann III.
Berupa infiltrating Carsinomatous type, tidak
terlihat bats tegas pada dinding dan infiltrasi difus
pada seluruh mukosa.
4. Bormann IV
Berupa bentuk diffuse Infiltrating type, tidak
terlihat batas tegas pada dinding dan infiltrasi
difus pada seluruh mukosa.
Komplikasi
1. Perforasi
Dapat terjadi perforasi akut dan perforasi kronik.
2. Hematemesis.
Hematemesis yang masif dan melena dapat terjadi pada
tumor ganas lambung sehingga dapat menimbulkan
anemia.
3. Obstruksi.
Dapat terjadi pada bagian bawah lambung dekat daerah
pilorus yang disertai keluhan mintah-muntah.
4. Adhesi.
Jika tumor mengenai dinding lambung dapat terjadi
perlengketan dan infiltrasi dengan organ sekitarnya dan
menimbulkan keluhan nyeri perut
Penatalaksanaan
1. Bedah
jika penyakit belum menunjukkan tanda penyebaran, pilihan
terbaik adalah pembedahan. Walaupun telah terdapat daerah
sebar, pembedahab sudah dapat dilakukan sebagai tindakan
paliatif. Reaksi kuratif akan berhsil bila tidak ada tanda
metastasis di tempat lain, tidak ada sisa Ca pada irisan
lambung, reseksi cairan sekitar yang terkena, dari pengambilan
kelenjar limfa secukupnya.
2. Radiasi
Pengobatan dengan radiasi memperlihatkan kurang berhasil.
3. Kemoterapi
Pada tumor ganas dapat dilakukan pemberian obat secara
tunggal atau kombinsi kemoterapi. Di antara obat yang di
gunakan adalah 5 FU, trimetrexote, mitonisin C, hidrourea,
epirubisin dan karmisetin dengan hasil 18 – 30 %.
Pemeriksaan Diagnosis
1. Pemeriksaan fisis.
Pemeriksaan fisis dapat membantu diagnosis berupa berat badan menurun
dan anemia. Didaerah epigastrium mungkin ditemukan suatu massa dan
jika telah terjadi metastasis ke hati, teraba hati yang iregular, dan kadangkadang kelenjar limfe klavikula teraba.
2. Radiologi.
Pemeriksaan radiologi yang penting adalah pemeriksaan kontras ganda
dengan berbagai posisi seperti telentang. Tengkurap, oblik yang disertai
dengan komprsi.
Pemeriksaan rontgen yang menggunakan barium untuk menandai
perubahan di permukaan lambung sering dilakukan, tetapi jarang bisa
menemukan kanker lambung yang kecil dan dalam stadium awal.
3. Gastroskopi dan Biopsi.
Pemeriksaan gastroskopi banyak sekali membantu diagnosis untuk melihat
adanya tumor gaster. Pada pemeriksaan Okuda (1969) dengan biopsi
ditemukan 94 % pasien dengan tumor ganas gaster sedangkan dengan
sitologi lavse hanya didapatkan 50 %.
4. Pemeriksaan darah pada tinja.
Pada tumor ganas sering didapatkan perdarahan
dalam tinja (occult blood), untuk itu perlu
dilakukan pemeriksaan tes Benzidin.
5. Sitologi.
Pemeriksaan Papanicolaou dari cairan lambung
dapat memastikan tumor ganas lambung dengan
hasil 80 – 90 %. Tentu pemeriksaan ini perlu
dilengkapi dengan pemeriksaan gastroskopi dan
biopsi.
 Endoskopi adalah prosedur diagnostik yang paling baik karena :
- memungkinkan dokter melihat lambung secara
langsung ( memberikan visualisasi langsung terhadap lesi )
- bisa mencari adanya Helicobacter pylori, kuman yang
berperan dalam kanker lambung
- bisa mengambil contoh jaringan untuk pemeriksaan
mikroskopis ( pengambilan spesimen untuk biopsi dan
pemeriksaan sitologi )
 Treatment :
Polip lambung jinak diangkat dengan menggunakan endoskopi
 Scan CT abdomen menunjukkan massa padat
 Pemeriksaan lab menunjukkan anemia (hb, hmt, dan jumlah sel darah di
bawah normal
PENGKAJIAN
a. Persepsi kesehatan-pemeliharaan kesehatan
 Apakah ada riwayat kanker pada keluarga
 Status kesehatan dan penyakit yang diderita, upaya
yang dilakukan
 Lingkungan tempat tinggal klien
 Tingkat pengetahuan dan kepedulian pasien
 Hal-hal yang membuat status kesehatan pasien
berubah : merokok, alkohol, obat-obatan, polusi,
lingkungan, ventilasi.
b. Nutrisi metabolik
 Jenis, frekuensi dan jumlah makanan dan
minuman yang dikonsumsi sehari
 Adanya mual, muntah, anorexia, ketidakmampuan
memenuhi kebutuhan nutrisi
 Adanya kebiasaan merokok, alkohol dan
mengkonsumsi obat-obatan tertentu.
 Ketaatan terhadap diet, kaji diet khusus
 Jenis makanan yang disukai (pedas, asam, manis,
panas, dingin)
 Adanya makanan tambahan
 Napsu makan berlebih/kurang
 Kebersihan makanan yang dikonsumsi
c. Eliminasi
 Pola BAK dan BAB: frekuensi, karakteristik,
ketidaknyamanan, masalah pengontrolan
 Adanya mencret bercampur darah
 Adanya Diare dan konstipasi
 Warna feses, bentuk feses, dan bau
 Adanya nyeri waktu BAB
d. Aktivitas dan latihan
e. Tidur dan istirahat
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan anoreksia.
2. Nyeri berhubungan dengan distensi gastrik dari
tumor lambung.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan anemia
dan malnutrisi sekunder terhadap kanker lambung.
I.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan anoreksia
Tujuan : klien dapat mempertahankan masukan
nutrisi untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme dibuktikan dengan
terpeliharanya berat badan normal
 Intervensi :
Dorong pemberian makan sedikit dan sering dengan
makanan yang tidak mengiritasi untuk menurunkan
iritasi lambung
 Berikan diet saring tinggi kalori, protein, vitamin, dan
mineral. Anjurkan penggunaan suplemen makanan
enteral (sustacal, ensure) bila masukan diet kurang dari
50%
 Berikan vitamin B12 parenteral secara pasti bila
gastrektomi total dilakukan.
 Pantau kecepatan dan frekuensi terapi intravena
 Catat masukan, haluaran dan berat badan setiap hari.

 Kaji
tanda-tanda dehidrasi (haus, membran
mukosa kering, turgor kulit buruk, dan
takikardia)
 Tinjau ulang pemeriksaan laboratorium harian
untuk memperhatikan adanya abnormalitas
metabolik (Na, K, glukosa, nitrogen, dan urea
darah)
 Kolaborasi dengan medik untuk pemberian
antiemetik sesuai dengan ketentuan
 Berikan sedikitnya 2500 ml cairan setiap hari
2. Nyeri berhubungan dengan distensi gastrik dari
tumor lambung
Tujuan : mendemonstrasikan nyeri hilang dari
ketidaknyamanan.
Kriteria evaluasi :
- Nyeri berkurang
- Pasien Tdk merintih
- Ekspresi wajah relaks.
 Intervensi :
Anjurkan pasien untuk istirahat
 jaringan memerlukan oksigen lebih sedikit
selama periode istirahat karena lebih sedikit
energi diperlukan. Juga sekresi gastrik lebih
sedikit selama istirahat.
 Anjurkan makan porsi kecil tapi sering sebagai ganti
makan porsi besar tiga kali

 kelebihan masukan makanan menyebabkan
distensi gastrik, yang menimbulkan nyeri
lambung.
 Kolaborasi dengan tim medik untuk pemberian analgetik
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan anemia
dan malnutrisi sekunder terhadap kanker lambung
Tujuan : mendemonstrasikan peningkatan
toleransi terhadap aktivitas.
Kriteria evaluasi :
Keluhan kelelahan dan kelemahan berkurang bila
melakukan aktivitas.
 Intervensi :
Pantau : warna dan konsistensi feses; tanda vital setiap 4 jam;
respon terhadap aktivitas fisik (frekuensi pernapasan).
 untuk mengidentifikasi indikasi kemajuan dari hasil yang
diharapkan.
 Berikan bantuan pada aktivitas sesuai kebutuhan. Rencanakan
periode istirahat selama siang hari.
 istirahat mengurangi penggunaan energi.
 Berikan pengobatan yang diprogramkan terhadap anemia (suplemen
besi atau transfusi darah).
 Darah lengkap dapat diberikan bila hemoragi masif terjadi
 Lakukan pemeriksaan dengan hematest pada semua feses bila gelap.
 feses hitam, seperti ter menunjukkan perdarahan GI

Download