Uploaded by User94842

UAS ALDO MARTA NILANTA

advertisement
NEGARA SERIKAT (FEDERASI)
ALDO MARTA NILANTA
[email protected]
2010003600044
UNIVERSITAS EKA SAKTI
A. PENDAHULUAN
Bentuk Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk Republik atau lebih
dikenal dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Pernyataan ini secara tegas
tertuang di Pasal 1 Ayat (1) UUD 1945 yang menyatakan bahwa: “Negara Indonesia adalah
negara kesatuan yang berbentuk republik”. Menurut Fred Isjawara, Negara kesatuan adalah
bentuk kenegaraan yang paling kokoh, jika dibandingkan dengan federal atau konfenderasi.
Dalam Negara kesatuan terdapat, baik persatuan (union) maupun kesatuan (unity).
Abu Daud Busroh mengutarakan: “ Negara kesatuan adalah Negara yang tidak tersusun
daripada beberapa negara, seperti halnya dalam negara federasi, melainkan negara itu sifatnya
tunggal, artinya hanya ada suatu negara, tidak ada negara di dalam negara. Jadi dengan
demikian, di dalam negara kesatuan itu juga hanya ada suatu pemerintahan, yaitu
pemerintahan pusat yang mempunyai kekuasaan atau wewenang tertinggi dalam segala
lapangan pemerintahan. Pemerintahan pusat inilah yang pada tingkat terakhir dan tertinggi
dapat memutuskan segala sesuatu dalam negara tersebut.(Abu Daud Busroh, 1990:64- 65).
Negara kesatuan ialah suatu negara yang merdeka dan berdaulat di mana di seluruh
wilayah yang berkuasa hanyalah satu pemerintah (pusat) yang mengatur seluruh daerah.
Negara kesatuan dapat dibedakan dalam dua bentuk. Pertama, negara kesatuan dengan sistem
sentralisasi. Kedua, negara kesatuan dengan sistem desentralisasi. Dalam negara kesatuan
dengan sistem sentralisasi, segala sesuatu dalam negara langsung diatur dan diurus oleh
pemerintah pusat dan daerah-daerah hanya tinggal melaksanakan segala apa yang telah
diintrusikan oleh pemerintah pusat. Sedangkan, dalam negara kesatuan dengan sistem
desentralisasi, daerahdaerah diberikan kesempatan dan kekuasaan untuk mengatur dan
mengurus rumah tangganya sendiri yang dinamakan daerah otonom.
Seperti ditegaskan Moh. Mahfud MD, negara kesatuan adalah negara yang kekuasaannya
dibagi ke daerah-daerah melalui pemberian otonomi atau pemberian wewenang kepada
daerah-daerah untuk mengurus dan mengatur rumah tangganya mereka sendiri melalui
desentralisasi atau dekonsentralisasi. Sehingga, daerahdaerah mendapatkan hak yang datang
dari, atau diberikan oleh, pemerintah pusat berdasarkan undang-undang dan konstitusi.
Kewenangan dalam pelaksanaan pemerintah daerah, meliputi kewenangan membuat
peraturan daerah dan penyelenggaraan pemeritah yang diemban secara demokratis.
Pelimpahan atau penyerahan wewenang dari pemerintah pusat kepada daerah-daerah otonom
bukannlah karena hal itu ditetapkan dalam konstitusinya, melainkan disebabkan oleh hakikat
negara kesatuan itu sendiri.
Oleh karena luas dan banyak urusan pemerintahan itu, sehingga tidak mungkin
seluruhnya diurus sendiri oleh pemerintahan pusat yang berkedudukan disuatu tempat.
Dengan demikian urusan negara memerlukan adanya berbagai alat perlengkapan negara
membantu terwujudnya tujuan negara. Dengan demikian urusan negara memerlukan adanya
berbagai alat perlengkapan negara membantu terwujudnya tujuan negara. Dengan demikian
timbul persoalan bagaimana cara meneyelenggarakan yang mencakup segenap wilayah
negara. (Victor M.Situmorang, 1994:19). Maka dari itu pula perlunya adanya suatu
desentralisasi. “Desentralisasi adalah penyerahan Urusan Pemerintahan oleh Pemerintah Pusat
kepada daerah otonom berdasarkan Asas Otonomi.” Melaksanakan urusan pemerintahan oleh
pemerintah daerah diperoleh dari pemerintah pusat yang memberikan kewenangan mengatur
dan mengurus penyelenggaraan pemerintahan kepada satuan pemerintahan tingkat lebih
rendah yang mandiri.
Desentralisasi mengandung arti pembagian kekuasaan dari pemerintah pusat yang lebih
tinggi kepada satuan pemerintahan yang lebih rendah, yaitu pemerintah daerah Dimana di
dalam desentralisasi tersebut adanya wilayah administrasi / administrastif dimana adalah
lingkungan kerja perangkat pemerintah yang menyelenggarakan pelaksanaan tugas
pemerintahan umum di daerah. Adapun mengenai wilayah administratif itu berbentuk
provinsi, kotamadya atau kabupaten, kelurahan dan kecamatan. Sehingga dalam hal wilayah
administrasi tersebut memiliki wewenang dalam meyelenggarakan pemerintahan maupun
pembangunan di daerahnya sendiri. Kepulauan Seribu adalah wilayah administrasi yang
berada dibawah Provinsi DKI Jakarta dimana Kepulauan Seribu adalah suatu daerah yang
dianugerahkan dengan hamparan gugusan pulau yang memiliki potensi yang besar untuk
wilayahnya sendiri.
B. PEMBAHASAN
1.
Pengertian
C.F. Strong cukup sulit untuk dirumuskan dikarenakan negara federal merupakan
konsep yang digabungkan antara negara kesatuan dan negara konfederasi. Hal ini
menurutnya sebuah konsep yang bertentangan namun bergabung menjadi apa yang
disebut sebagai negara federal. Pada pelaksanaannya, bahwa penyelenggaraan kedaulatan
ke luar dari negara negara bagian diserahkan sama sekali kepada pemerintah federal
sedangkan kedaulatan ke dalam dibatasi.
K.C.Wheare pengertian negara federal adalah negara dimana kekuasaan dibagi
sedemikian rupa sehingga pemerintah federal dan pemerintah negara bagian dalam
bidang bidang tertentu bebas satu sama lain.
Sekalipun banyak perbedaan antara negara federal satu dan yang lainnya, ada satu
prinsip yang mereka rasa harus ditegakkan yaitu hal hal yang berhubungan dan penting
untuk seluruh negara bagian diatur oleh kekuasaan federal.
Contohnya, dalam hal mencetak uang, perjanjian internasional dan lainnya. Contoh
hal hal yang dapat negara bagian atur tanpa adanya campur tangan negara bagian lain
atau kekuasaan federal adalah kebudayaan, kesehatan dan beberapa ketentuan minor
lainnya.
Walaupun terlihat bebas, sebenarnya sangat terikat itulah negara federal. Contoh
kasus, setiap warga negara bagian wajib melaksanakan ketentuan yang menyangkut
kebutuhan setiap negara bagian dan kelangsungan federasi seperti pajak yang terbagi atas
dua yaitu ke negara bagian dan ke negara federasi. Contoh lain, apabila negara federasi
memberikan subsidi kepada negara bagian, maka bagian yang menerima subsidi
contohnya sekolah, harus mengikuti ketentuan ketentuan yang ada.
Sehingga salah satu hal yang perlu dipahami tentang pengertian negara federasi
adalah negara negara yang bergabung menjadi satu dan disatukan oleh sebuah negara
federasi, akan tetapi tetap terpisah hal hal yang telah disepakati. Dalam negara federasi
tidak ada campur tangan langsung antara satu negara bagian ke negara bagian lain akan
tetapi dapat terjadi pada negara federasi ke negara bagian dan tidak sebaliknya.
2.
Ciri-ciri negara serikat
a) Pemerintahan pusat memperoleh kedaulatan dari negara-negara bagian untuk urusan
keluar dan sebagain kedalam
b) Setiap negara bagian berstatus tidak berdaulat, akan tetapi kekuasaan asli tetapa ada
pada negara bagian
c) Kepala negara memiliki hak veto atau pembatalan keputusan yang diajukan oleh
parlemen
d) Setiap negara bagian memiliki wewenang untuk membuat undang-undang daasar
sendiri selama tidak bertentangan denga pemerintahan pusat.
e) Kepala Negara dipilih oleh rakyat dan bertanggung jawab kepada rakyat.
f) Pemerintah pusat memperoleh kedaulatan dari Negara-negara bagian untuk urusan ke
luar dan sebagian ke dalam.
Ciri negara federal haruslah memenuhi beberapa syarat dan memenuhi definisi
dari negara federal itu sendiri. Berikut syarat syarat negara federal yang dimaksud:
Menurut C.F. Strong untuk membentuk suatu negara federasi dibutuhkan dua
syarat yaitu:
1. Adanya perasaan sebangsa di antara kesatuan politik yang hendak membentuk
federasi itu.
2. Keinginan pada kesatuan kesatuan politik yang hendak mengadakan federasi
untuk mengadakan ikatan terbatas. Hal ini tentu saja menjadi syarat yang penting
dari terbentuknya negara federal. Apabila persatuan yang dihendaki adalah
kedaulatan maka yang terbentuk adalah negara kesatuan bukan negara federal.
Menurut R.Kranenburg bahwa
pengertian
negara
federasi
yang
membedakannya dengan negara kesatuan adalah sebuah negara yang mencakup
dua kriteria berikut:
1) Negara bagian suatu federasi memiliki pouvoir constituant atau wewenang
dalam membentuk undang undang dasar sendiri serta wewenang membentuk
undang undang dasar sendiri serta wewenang mengatur bentuk organisasi
sendiri dalam rangka dan batas batas konstitusi federal, sedangkan dalam
negara kesatuan organisasi bagian bagian negara (yaitu pemerintah daerah)
secara garis besar telah ditetapkan oleh pembentuk undang undang terpusat.
2) Dalam negara federal, wewenang membentuk undang undang pusat dalam
mengatur hal hal tertentu telah terperinci satu per satu dalam konstitusi
federal sedangkan dalam negara kesatuan wewenang pembentukan undang
undang pusat ditetapkan dalam suatu rumusan umum dan wewenang
pembentukan undang undang rendahan atau lokal tergantung pada badan
pembentuk undang undang pusat tersebut.
3.
Kelemahan negera serikat (federasi)
a) Setiap Negara bagian bersetatus tidak berdaulat, dengan tidak berdaulatnya tersebut
Negara bagian dapat memisahkan diri dari Negara gabungannya
b) Pemerintah pusat memproleh kedaulatan dari Negara-negara bagian untuk urusan
kedalam maupun urusan keluar.
c) Setiap Negara baigian boleh membuat konstitusi sendiri, sehingga didalam Negara
serikat tersebut akan banyak terdapat peraturan atau UU (undamg-undang).
d) Kepala Negara memiliki hak veto (pembuat keputusan) dalam kaitan ini kepala Negara
memiliki kedudukan tertinggi terhadap rakyat maupun daerahnya, sehingga cendrung
mencerminkan pemerintahan yang otoriter.
4.
Keunggulannya negara serikat (Federasi) yaitu:
a) Dengan adanya Negara serikat ini, maka Negara gabungan akan secara langsung
menyerahkan urusannya kepada pemerintah federal.
b) Urusan mengenai keuangan, pertahanan Negara diserahkan kepemerintahan pusat
atau federal.
Adapun beberapa contoh negara federal yaitu:
1.
Amerika yang merupakan awalnya negara konfederasi kemudian berganti menjadi
negara federal pada tahun 1789.
2.
Jerman yang sebelumnya merupakan negara konfederasi atas 100 negara kecil,
kemudian menjadi negara federal jauh setelah Napoleon jatuh pada tahun 1867,
kemudian berubah menjadi negara kesatuan setelah Hitler berkuasa dan kembali
menjadi negara federal antara Jerman timur dan Jerman Barat saat ini.
3.
Belanda pada tahun 1579 menjadi konfederasi 7 negara bagian yang kemudian
menjadi negara kesatuan.
C. PENUTUP
Negara federasi merupakan negara yang di dalamnya terdapat pembagian kekuasaan
antara pemerintahan pusat dengan unsur-unsur kesatuannya (provinsi, negara bagian, wilayah,
kawasan, atau republik). Bentuk negara federasi sesuai untuk negara dengan kawasan
geografis yang luas, ketimpangan ekonomi yang cukup tajam, banyaknya ragam budaya yang
terdapat dalam negara tersebut.
Pada negara federasi, kedaulatan hanya ada di tangan pemerintah federal. Namun,
negara-negara bagian memiliki kekuasaan yang lebih besar dalam mengatur penduduknya
daripada kekuasaan pemerintah daerah yang terdapat di dalam negara kesatuan. Kekuasaan
negara bagian pada negara federasi diatur dalam konstitusi federal.
DAFTAR PUSTAKA
Darmini Roza dan Laurensius Arliman S Peran Pemerintah Daerah Di Dalam Melindungi Hak
Anak Di Indonesia, Masalah-Masalah Hukum, Volume 47, Nomor 1, 2018.
Laurensius Arliman S, Komnas HAM dan Perlindungan Anak Pelaku Tindak Pidana,
Deepublish, Yogyakarta, 2015.
Laurensius Arliman S, Penguatan Perlindungan Anak Dari Tindakan Human Trafficking Di
Daerah Perbatasan Indonesia, Jurnal Selat, Volume 4, Nomor 1, 2016.
Laurensius Arliman S, Problematika Dan Solusi Pemenuhan Perlindungan Hak Anak Sebagai
Tersangka Tindak Pidana Di Satlantas Polresta Pariaman, Justicia Islamica, Volume 13,
Nomor 2, 2016.
Laurensius Arliman S, Pelaksanaan Perlindungan Anak Yang Tereksploitasi Secara Ekonomi
Oleh Pemerintah Kota Padang, Veritas et Justitia, Volume 2, Nomor 1, 2016.
Laurensius Arliman S, Kedudukan Ketetapan MPR Dalam Hierarki Peraturan PerundangUndangan Di Indonesia, Lex Jurnalica, Volume 13, Nomor 3, 2016.
Laurensius Arliman S, Komnas Perempuan Sebagai State Auxialiary Bodies Dalam Penegakan
Ham Perempuan Indonesia, Justicia Islamica, Volume 14, Nomor 2, 2017.
Laurensius Arliman S, Peranan Pers Untuk Mewujudkan Perlindungan Anak Berkelanjutan Di
Indonesia, Jurnal Ilmu Hukum Tambun Bungai, Volume 2, Nomor 2, 2017.
Laurensius Arliman S, Mewujudkan Penegakan Hukum Yang Baik Untuk Mewujudkan
Indonesia Sebagai Negara Hukum, Jurnal Hukum Doctrinal, Volume 2, Nomor 2, 2017.
Laurensius Arliman S, Participation Non-Governmental Organization In Protecting Child
Rights In The Area Of Social Conflict, The 1st Ushuluddin and Islamic Thought
International Conference (Usicon), Volume 1, 2017.
Laurensius Arliman S, Partisipasi Masyarakat Dalam Pembentukan PerundangUndangan
Untuk Mewujudkan Negara Kesejahteraan Indonesia, Jurnal Politik Pemerintahan
Dharma Praja, Volume 10, Nomor 1, 2017, https://doi.org/10.33701/jppdp.v10i1.379.
Laurensius Arliman S, Peran Komisi Perlindungan Anak Indonesia Untuk Mewujudkan
Perlindungan Anak, Jurnal Respublica Volume 17, Nomor 2, 2018.
Laurensius Arliman S, Menjerat Pelaku Penyuruh Pengrusakan Barang Milik Orang Lain
Dengan Mempertimbangkan Asas Fungsi Sosial, Jurnal Gagasan Hukum, Volume 1,
Nomor 1, 2019.
Laurensius Arliman S, Ilmu Perundang-Undangan Yang Baik Untuk Negara Indonesia,
Deepublish, Yogyakarta, 2019.
Laurensius Arliman S, Isdal Veri, Gustiwarni, Elfitrayenti, Ade Sakurawati, Yasri, Pengaruh
Karakteristik Individu, Perlindungan Hak Perempuan Terhadap Kualitas Pelayanan
Komnas Perempuan Dengan Kompetensi Sumber Daya Manusia Sebagai Variabel
Mediasi, Jurnal Menara Ekonomi: Penelitian dan Kajian Ilmiah Bidang Ekonomi,
Volume 6, Nomor 2, 2020.
Laurensius Arliman S, Pendidikan Kewarganegaraan, Deepublish, Yogyakarta, 2020.
Laurensius Arliman S, Makna Keuangan Negara Dalam Pasal Pasal 23 E Undang-Undang
Dasar 1945, Jurnal Lex Librum, Volume 6, Nomor 2 Juni 2020,
http://dx.doi.org/10.46839/lljih.v6i2.151.
Laurensius Arliman S, Kedudukan Lembaga Negara Independen Di Indonesia Untuk Mencapai
Tujuan Negara Hukum, Kertha Semaya Journal Ilmu Hukum, Volume 8, Nomor 7, 2020.
Laurensius Arliman S, Pelaksanaan Assesment Oleh Polres Kepulauan Mentawai Sebagai
Bentuk Pelaksanaan Rehabilitasi Bagi Pecandu Dan Korban Penyalahgunaan
Narkotika, Jurnal Muhakkamah, Volume 5, Nomor 1, 2020.
Laurensius Arliman S, Aswandi Aswandi, Firgi Nurdiansyah, Laxmy Defilah, Nova Sari
Yudistia, Ni Putu Eka, Viona Putri, Zakia Zakia, Ernita Arief, Prinsip, Mekanisme Dan
Bentuk Pelayanan Informasi Kepada Publik Oleh Direktorat Jenderal Pajak, Volume 17,
No Nomor, 2020.
Larensius Arliman S, Koordinasi PT. Pegadaian (Persero) Dengan Direktorat Reserse Narkoba
Polda Sumbar Dalam Penimbangan Barang Bukti Penyalahgunaan Narkotika, UIR Law
Review, Volume 4, Nomor 2, 2020, https://doi.org/10.25299/uirlrev.2020.vol4(1).3779.
Laurensius Arliman S, Tantangan Pendidikan Kewarganegaraan Pada Revolusi 4.0,
Ensiklopedia Sosial Review, Volume 2, Nomor 3, 2020.
Muhammad Afif dan Laurensius Arliman S, Protection Of Children's Rights Of The Islamic And
Constitutional Law Perspective Of The Republic Of Indonesia, Proceeding: Internasional
Conference On Humanity, Law And Sharia (Ichlash), Volume 1, Nomor 2, 2020.
Otong Rosadi danLaurensius Arliman S, Urgensi Pengaturan Badan Pembinaan Idelogi
Pancasila Berdasarkan Undang-Undang Sebagai State Auxiliary Bodies yang Merawat
Pancasila dalam Perspektif Hak Asasi Manusia, Prosiding Konferensi Nasional Hak
Asasi Manusia, Kebudayaan dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Indonesia pada
Masa Pandemi Covid-19: Tantangan untuk Keilmuan Hukum dan Sosial Volume 1,
Universitas Pancasila, Jakarta, 2020.
Download