Nama : Ishaq Nasmi Nim : 12191085 Tugas Pengandalian kualitas A Tentukan: 1. Standart yang digunakan 2. Jenis inspeksi yang dilakukan 3. Metode inspeksi yang digunakan 4. Alat ukur yang digunakan 5. Tindakan perbaikan yang akan dilakukan (jika diperlukan) ❖ Standar yang digunkan dalam pembuatan batu bata • Tungku untuk proses pemasakan bata hasil produksi harus di rancang/disain sesuai dengan lokasi perlu juga diperhatikan. ✓ Terlindung dari angin dan air ✓ lapisan pada dinding guna menjaga panas dalam tungku saat pembakaran ✓ Dibangun bentuk persegi empat / bujur sangkar, panjang = lebar, tinggi maksimal 3 meter, agar kuat dan tidak mudah runtuh ✓ Disarankan untuk dinding dibuat permanen guna efisiensi produksi ✓ Gunakan atap dari daun rumbia agar uap air dari proses pembakaran tidak merusak atas ✓ Rangka bangunan pelindung tungku dibuat dari kayu keras, spt: Bakau, Kesambi, Cemara, atau Johar ✓ Cukup ruang di samping tungku guna menyimpan bata mentah siap bakar, agar terhindar dari air • Bahan yang digunakan adala tanah liat yang telah di diamkan selama sehari dimana tanah liat sebelum digunakan di bersikan dari kutoran seperti ranting, batu dll. • Adonan batu bata tidak terlalu encer dan tidak terlalu keras sehingga mudah di bentuk. • Ukuran batu bata yang kami produksi: panjang 17–23 cm, lebar 7–11 cm, tebal 3–5 cm. • Cetakan di dengan adonan batu bata ( pstikan cetakan terisi penuh dan di press agar kualitas makin bagus) catatan : pastikan cetakan di rendam dalam air sebelum digunakan agar tanah dari proses pencetakan sebelumnya hilang. • Diamkan hasil cetakan batu bata sekiat 5-7 jam agar batu bata benar kering sehingga saat proses pemindahan batu bata tidak pecah. Setelah batu bata kering rapikan permukaan batu bata agar pori-pori batu bata tertutup. • Proses pemindahan bata bata ke Tempat penjemuran harus benar hati-hati agar batu bata tidak retak taupun pecah ( hanya di tumpuk maksimal 6 tumpuk dalam proses pemindahan) • Untuk mendapatkan kulitas batu bata yang bagus, batu bata di jemur di bawah sinar matahari maxsimal 15 hari bila kondisi cuaca yang sedang terik, • Saat Menyusun batu bata pada tempat pembakarang pastikan batu bata tersusun rapi dan memiliki ruang sitiap susunan agar panas saat membakar menyebar di seluruh pembakaran. • Untuk menghasilkan batu bata yang berkualitas baik diperlukan temperatur tinggi dalam proses pembakaran antara 1000°C-1020°C karena pada suhu tinggi batu bata mengalami ikatan partikel yang sempurna, partikel-partikel mengalami perubahan bentuk yang saling mengisi pori-pori sehingga batu bata menjadi lebih kuat. • Bahan bakar yang di gunakan sekam dan kayu bakar. • Lama pembakarang sekitaran 1-2 hari pastikan batu bata tidak hangus. • Sampel batu bata di ambil untuk melakukan pengujian kulitas batu bata • Setalah selesai pembakaran batu bata di pindahkan ke Gudang agar terhindar dari contaminasi air. • Karyawan wajib memkai APD agar terhindar dari resiko kecelakaan. ❖ Metode inspeksi yang digunakan Ada dua metode yang dapat digunkan yaitu: • Metode Inspeksi 100% (100% Inspection) adalah Inspeksi yang dilakukan terhadap semua jumlah produk yang dihasilkan oleh produksi dan teknik pengujian yang digunakan tidak boleh bersifat destruktif (tidak merusak produk). Untuk memastikan produk betul-betul sepurna sampai di tangan konsumen maka dapat menerapkan Metode karna tiap produk di inspeksi keseluruhan tapi akan memakan biaya dan waktu yang lebih banyak. • Metode Inspeksi secara Sampling (Sampling Inspection) adalah Inspeksi yang dilakukan terhadap jumlah sampel tertentu dari total jumlah produk yang diproduksi pada rentang waktu tertentu. Sampel yang diambil pada umumnya adalah sampel acak (random sample) yang mewakili keseluruhan populasi produk (umumnya berdasarkan model, tenaga kerja, mesin ataupun rentang waktu tertentu). Jika dalam Inspeksinya terbukti mendeteksi adanya produk cacat maka keseluruhan produk yang terkait akan ditolak (rejected) dan harus dilakukan pengerjaan ulang atau disortir ulang. Pemeriksaan atau Inspeksi Sampling ini lebih murah dan lebih cepat namun memiliki risiko terjadinya kesalahan sample (sampling error). Metode yang paling tepat menurut saya dengan menggunakan metode sampling random. Dimana hanya mengambil 10% dari 100% produk yang akan di uji. ❖ Jenis inpeksi yang dilakukan • Floor Inspection adalah Inspeksi yang dilakukan dalam proses produksi. Dalam Floor Inspection, Inspektor melakukan pemeriksaan terhadap Material atau produk setengah jadi (Semi Goods) pada proses produksi baik yang dilakukan oleh Manusia maupun Mesin. Dimana material batu bata di inspeksi apakah material tersebut tidak mengadung material yang tidak dinginkan. • Final Inspection adalah Inspeksi yang dilakukan pada Produk Jadi (Finished Goods). Final Inspection ini memeriksa karakteristik produk secara menyeluruh baik Fungsional maupun Kosmetiknya. Final Inspection ini dilakukan sebelum produk jadi tersebut dikirimkan ke pelanggan. Batu bata jadi dilihat apakah batu bata yang kami proses sudah benar-benar mengikuti standar produksi kami. ❖ Alat ukur yang digunakan • Meter = untuk mengukur dimensi batu bata • Timbangan digital = untuk mengukur berat batu bata yang di produksi • Stopwatch = Untuk mengukur lama waktu yang di butuhkan dalam menjemur atapun membakar batu bata • Pirometer = Pengukur suhu dalam tungkuh pembakaran • Strength Meter NOVOTEST IPSM-U+T = untuk mengukur kepadatan batu bata ❖ Tindakan perbaikan yang akan dilakukan (jika diperlukan) • Tindakan di butuhkan dalam proses pengendalian kulitas yaitu dengan mengunakan alat pencetak batu bata sehingga tidak membutuhkan tenaga lebih banyak dalam membuta batu bata dan dapat membuat kualitas batu bata lebih padat. • Memgunakan konveyor khusus agar batu bata yang dipindakan terhindar dari retakan dan membabtu mempercepat produksi batu bata • Menggunakan tungkuh pembakarn batu bata yang bersifat modern sehingga proses pembakaran batu bata bisa lebih cepat