Guidelines Pola Makan Baik untuk Mencegah Penyakit

advertisement
BERITA TERKINI
Guidelines Pola Makan
Baik untuk Mencegah Penyakit Alzheimer
beta-amyloid di otak, yang merupakan awal
penyakit Alzheimer. Selain itu, jenis makanan
ini juga meningkatkan risiko obesitas dan
penyakit diabetes mellitus (DM) tipe 2 yang
merupakan faktor risiko umum penyakit
Alzheimer.
D
i Amerika Serikat, penyakit Alzheimer
menyerang hampir 50% penduduk
berusia 85 tahun atau lebih. Diprediksikan penyakit Alzheimer ini akan
meningkat tiga kali lipat dalam 40 tahun
ke depan. Secara umum di dunia dikatakan
penyakit Alzheimer akan menyerang 100
juta orang pada tahun 2050.
Pada saat ini belum terdapat terapi yang
efektif untuk mengobati penyakit Alzheimer
ini, oleh karena itu penelitian ditujukan lebih
mengarah ke arah pencegahan. Sebuah
penelitian menyebutkan bahwa pola makan
yang baik dan olahraga teratur dapat
menurunkan risiko sebesar 50%. Meskipun
belum ada penelitian yang sangat kuat
untuk menentukan pola makan yang benar
untuk pencegahan Alzheimer ini, beberapa
hipotesis menyebutkan pola makan yang
baik terhadap jantung juga menguntungkan otak, sehingga dapat menurunkan risiko
penyakit Alzheimer ini.
Pada sebuah the International Conference on
Nutrition and the Brain disebutkan terdapat 7
pola makan yang dapat menurunkan risiko
penyakit Alzheimer, sebagai berikut:
1. Menurunkan asupan lemak jenuh dan
lemak trans. Lemak jenuh umumnya ditemukan pada daging dan beberapa jenis
minyak seperti, minyak kelapa dan palm.
Lemak trans umumnya ditemukan pada kuekue dan makanan digoreng/deep-fried.
2. Sayur-sayuran, legumes (beans, peas, dan
lentil), buah-buahan, dan whole-grains harus
menjadi makanan utama.
3. Satu ounce kacang-kacangan atau biji-
CDK-222/ vol. 41 no. 11, th. 2014
bijian per hari merupakan sumber vitamin E
yang sehat.
4. Sumber vitamin B12 dari makanan olahan
atau suplemen untuk memenuhi AKG (angka
kebutuhan harian = 2,4 mcg per hari) harus
menjadi bagian dari pola makan harian.
5. Pilih suplemen multivitamin yang tidak
mengandung iron atau copper. Hanya berikan
suplemen mengandung iron jika disarankan
dokter.
6. Peranan aluminum terhadap penyakit
Alzheimer masih dalam penelitian, mungkin
perlu menghindari penggunaan alat masak,
antasida, baking powder dan produk lain yang
dapat mengkontribusi asupan aluminum.
7. Olahraga teratur, kurang lebih setara
dengan berjalan 40 menit 3 kali seminggu.
LEMAK JENUH dan LEMAK TRANS
Selain mengurangi risiko penyakit jantung
dan obesitas, menghindari asupan makanan
dengan kandungan tinggi lemak jenuh
dan lemak trans juga dapat menurunkan
risiko penyakit Alzheimer. Sebuah penelitian Chicago Health and Aging Project
mengamati bahwa kelompok individu yang
mengkonsumsi banyak lemak jenuh (25 gram
per hari) memiliki risiko penyakit Alzheimer
2-3 kali jika dibandingkan dengan kelompok
individu yang mengkonsumsi lemak jenuh
lebih sedikit (±12,5 gram per hari).
Apakah jenis lemak tertentu dapat
berpengaruh terhadap otak masih diteliti;
beberapa hasil penelitian menemukan
konsumsi makanan tinggi lemak dan/atau
peningkatan kadar kolesterol di dalam
darah dapat menyebabkan produksi plak
Sebuah studi besar dari Kaiser Permanente
menunjukkan individu dengan kadar
kolesterol total >250 mg/dL pada usia
sekitar 40-50an berrisiko penyakit Alzheimer
pada 3 dekade ke depan 50% lebih besar,
jika dibandingkan dengan individu dengan
kadar kolesterol <200 mg/dL. Ditemukan
juga sebuah gen APOEe4 yang memiliki
hubungan kuat dengan penyakit Alzheimer
menghasilkan protein yang memiliki
peranan penting dalam transpor kolesterol.
Individu yang memiliki gen APOEe4 dapat
mengabsorpsi kolesterol lebih mudah dari
saluran cerna.
VITAMIN
1. Vitamin B komplek
Sayur-sayuran, kacang-kacangan, buahbuahan dan whole-grain memiliki kadar
lemak jenuh dan lemak trans rendah atau
hampir tidak ada, selain itu juga tinggi
vitamin, seperti asam folat dan vitamin B6,
yang protektif untuk otak. Pola makan yang
menitikberatkan asupan makanan-makanan
ini dikaitkan dengan penurunan risiko
masalah berat badan dan DM tipe 2, serta
menurunkan risiko gangguan kognitif.
Studi pola makan Mediterranean dan
pola makan tinggi sayuran menunjukkan
penurunan risiko masalah kognitif jika
dibandingkan dengan pola makan lain.
Studi Chicago Health and Aging Project
terhadap individu berusia 65 tahun dan
lebih menunjukkan asupan buah-buahan
dan sayuran yang tinggi dikaitkan dengan
penurunan risiko penurunan fungsi kognitif.
3 vitamin B utama yang memiliki peran
terhadap fungsi kognitif adalah asam folat,
vitamin B6 dan vitamin B12. Ketiga vitamin B
kompleks ini bekerja sama untuk menurunkan kadar homocysteine, yang dimana
859
BERITA TERKINI
merupakan golongan asam amino yang
berhubungan dengan gangguan kognitif.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Oxford
University menunjukkan pada pasien lanjut
usia dengan peningkatan kadar homocysteine
dan gangguan ingatan, pemberian 3 vitamin
B kompleks ini memperbaiki ingatan dan
menurunkan atrofi otak.
Kebutuhan harian dari asam folat pada
dewasa umum adalah 400 mcg per hari atau
sama dengan semangkuk penuh dengan
salad hijau yang ditambahkan dengan
kacang-kacangan, asparagus, alpukat dan
jeruk. Untuk kebutuhan harian dari vitamin
B6 pada dewasa sampai dengan usia 50
tahun adalah 1,3 mg per hari dan untuk
dewasa diatas 50 tahun adalah 1,5 mg per
hari untuk wanita dan 1,7 mg per hari untuk
pria. Direkomendasikan untuk mengkonsumsi
setengah mangkuk dari beras merah untuk
mencukupi kebutuhan harian ini. Sumber
vitamin B6 lainnya adalah sayuran hijau,
whole-grain, pisang, kacang-kacangan, dan
ubi.
Sedangkan untuk vitamin B12, kebutuhannya
dapat dicukupi dalam bentuk suplemen
atau makanan olahan seperti susu atau
cereal. Kebutuhan harian dari vitamin B12
adalah 2,4 mcg per hari. Meskipun daging
dan produk dairy mengandung vitamin B12,
akan tetapi absorbsi dari sumber ini terbatas
pada individu lanjut usia, penurunan asam
lambung, dan individu yang sedang dalam
pengobatan, seperti metformin dan acidblocker. Oleh karena itu, rekomendasi di
US adalah untuk individu diatas 50 tahun
direkomendasikan
untuk
mengambil
asupan suplemen vitamin B12 dan untuk
individu dengan gangguan absorbsi atau
individu dengan pola makan vegetarian direkomendasikan untuk memakan suplemen
vitamin B12 untuk segala golongan usia.
2. Vitamin E
Vitamin E merupakan jenis antioksidan yang
dapat ditemui dari berbagai jenis makanan,
khususnya kacang-kacangan dan biji-bijian
dan dikaitkan dengan penurunan risiko
penyakit Alzheimer’s. Segenggam tangan
yang berisi kacang-kacangan atau biji-bijian
mengandung ±5 mg vitamin E. Makanan
sehat lainnya yang mengandung vitamin
E, adalah mangga, pepaya, alpukat, tomat,
paprika, dan bayam.
3. Mineral
a. Besi dan copper
Besi dan copper memiliki manfaat untuk
kesehatan, akan tetapi beberapa penelitian
menunjukkan kelebihan asupan dari
besi dan copper dapat berdampak pada
gangguan kognitif. Kebanyakan individu
dapat memenuhi kebutuhan mineral ini
dari asupan makanan harian dan tidak
membutuhkan suplemen tambahan. Dalam
memilih suplemen multivitamin, perlu
diperhatikan kandungan mineral yang
mungkin terkandung, direkomendasikan
memilih produk multivitamin yang tidak
mengandung mineral. Suplemen tambahan
mineral hanya diberikan menurut anjuran
dokter.
Kebutuhan harian besi untuk wanita diatas
50 tahun dan pria segala usia adalah 8 mg
dan untuk wanita usia 19-50 tahun adalah 18
mg. Kebutuhan copper harian untuk pria dan
wanita adalah 0,9 mg.
b Aluminum
Peranan
aluminum
dalam
penyakit
Alzheimer’s masih kontroversial. Beberapa
penelitian telah memberikan perhatian
terhadap peranan aluminum, yang dimana
disebutkan memiliki efek neurotoksik jika
terdapat di dalam tubuh dalam jumlah diatas
kebutuhan, serta aluminum juga terdapat
pada pasien dengan penyakit Alzheimer’s.
Penelitian di UK dan di Perancis menunjukkan
peningkatan angka kejadian Alzheimer pada
area dengan air keran yang mengandung
kadar aluminum yang lebih tinggi. Meskipun
dari keterbatasan penelitian akan hubungan
aluminum dan penyakit Alzheimer’s pada
saat ini, akan tetapi direkomendasikan untuk
menghindari asupan aluminum berlebihan.
Aluminum dapat terkandung di dalam baking
powder, antasida, dan beberapa produk
makanan.
Pola hidup aktif
Selain daripada pola makan sehat dan
menghindari dari asupan metal yang
berbahaya, direkomendasikan juga untuk
melakukan olahraga paling sedikit 120 menit
seminggu. Sebuah penelitian terbaru yang
diterbitkan oleh Annals of Internal Medicine
menemukan bahwa kelompok individu
yang berolahraga pada usia 40an memiliki
kemungkinan yang lebih kecil untuk terjadi
gangguan ingatan, seperti dementia setelah
usia 65 tahun jika dibandingkan dengan
kelompok individu yang tidak berolahraga.
Penelitian yang sama juga didukung oleh
penelitian yang dilakukan di New York pada
individu yang berolahraga dan dengan pola
makan sehat memiliki penurunan risiko
terjadinya Alzheimer’s sebesar 60%.
Kesimpulannya, terapi pengobatan untuk
penyakit Alzheimer’s yang efektif dan
memuaskan pada saat ini belum tersedia,
akan tetapi beberapa penelitian menujukkan dengan perubahan pola makan yang
sehat dan berolahraga yang teratur dapat
membantu menurunkan risiko penyakit
Alzheimer’s, selain daripada itu juga
menurunkan risiko terjadinya obesitas dan
DM tipe 2 yang merupakan salah 1 faktor
risiko utama pada penyakit Alzheimer’s.
Rekomendasinya, meskipun berdasarkan data
prevalensi Alzheimer’s pada tahun 2008 di
Indonesia masih sangat kecil (1% untuk usia
60-64 tahun – 17,6% untuk usia >85 tahun)
akan tetapi pengembangan formula nutrisi
khusus sebagai tambahan untuk pasien
Alzheimer’s dapat dipertimbangkan. Pada
saat ini, untuk nutrisi enteral dewasa yang
dimiliki PT Kalbe Farma Tbk., yaitu Entramix dan
Peptisol belum cukup sesuai sebagai nutrisi
tambahan untuk pasien Alzheimer’s maupun
pola makan pencegahan Alzheimer’s karena
masih memiliki kandungan lemak jenuh (SFA
– saturated fatty acid) yang lebih tinggi dari
kandungan lemak tidak jenuhnya, meskipun
kedua produk ini tidak memiliki atau sangat
sedikit kandungan lemak trans. (MAJ)
REFERENSI:
1.
Physicians Committee for Responsible Medicine. Dietary guidelines for Alzheimer’s prevention. A special report. 2013.
2.
Alzheimer’s Disease International. The prevalance of dementia worlwide. ADI factsheet. London: Alzheimer’s Disease International; 2008.
3.
Defina LF, Willis BL, Radford NB, Gao A, Leonard D, Haskell WL, et al. The association between midlife cardiorespiratory fitness levels and later-life dementia: A cohort study. Ann Intern Med.
2013;158(3):1628.
860
CDK-222/ vol. 41 no. 11, th. 2014
Download