MAKALAH BAHASA INDONESIA PENGARUH BAHASA DAERAH DAN BAHASA ASING TERHADAP PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA Dosen : Ibu Yenni Safrida, M.Pd Disusun oleh NIM : Audy Finina Jasmine : 43219120149 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI UNIVERSITAS MERCU BUANA 2020 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Pengaruh Bahasa Daerah dan Bahasa Asing terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Ibu Yenni Safrida, M.Pd selaku dosen mata kuliah Bahasa Indonesia. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang “Pengaruh Bahasa Daerah dan Bahasa Asing terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia” bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Yenni Safrida, M.Pd selaku dosen mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang penulis tekuni. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari, makalah yang penulis tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis nantikan demi kesempurnaan makalah ini. Jakarta, 22 Maret 2020 Audy Finina Jasmine i KATA PENGANTAR ........................................................................................ i DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1 1.1 Latar Belakang ..................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ................................................................ 1 1.3 Tujuan dan Manfaat ............................................................. 1 BAB II PEMBAHASAN ................................................................................... 2 2.1 Pengaruh Bahasa Asing dan Daerah ...................................... 2 2.1.1 Pengaruh Bahasa Asing ................................................ 2 2.1.2 Pengaruh Bahasa Daerah .............................................. 3 2.2 Dampak Positif dan Dampak Negatif .................................... 4 2.2.1 Dampak Positif dan Negatif Bahasa Asing ................... 4 2.2.2 Dampak Positif dan Negatif Bahasa Daerah.................. 5 BAB III PENUTUP ........................................................................................... 6 3.1 Kesimpulan .......................................................................... 6 3.2 Saran .................................................................................... 6 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 7 ii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kita tahu bahwa bahasa sebagai alat komunikasi manusia, baik secara lisan maupun tertulis. Ini adalah fungsi dasar bahasa. Setelah dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari yang di dalamnya selalu ada nilai – nilai dan status, bahasa tidak dapat ditinggalkan. Bahasa selalu mengikuti kehidupan manusia sehari-hari, baik sebagai manusia anggota suku maupun anggota bangsa. Semuanya itu dutuangkan dalam bentuk kebijaksanaan pemerintah yang bersangkutan. Di negara kebijaksanaan nasional yang berisi perencanaan, pengarahan, dan ketentuan yang dapat dipakai sebagai dasar bagi pemecahan keseluruhan permasalahan bahasa. 1.2 Perumusan Masalah 1. Pengaruh bahasa asing dan bahasa daerah terhadap bahasa Indonesia. 2. Dampak Positif dan Negatif bahasa asing dan bahasa daerah terhadap bahasa Indonesia. 1.3 Tujuan dan Manfaat 1. Mengetahui pengaruh bahasa asing dan bahasa daerah terhadap bahasa Indonesia. 2. Mengetahui dampak positif dan negatif bahasa asing dan bahasa daerah terhadap bahasa Indonesia. 1 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengaruh Bahasa Asing dan Daerah di Indonesia 2.1.1 Pengaruh Bahasa Asing Pengertian interferensi menurut para ahli di bidang sosiolinguistik : Menurut pendapat Chaer (1998 : 159) interferensi pertama kali digunakan oleh Weinrich untuk menyebut adanya perubahan sistem suatu bahasa sehubungan dengan adanya persentuhan bahasa tersebut dengan unsur-unsur bahasa lain yang dilakukan oleh penutur yang bilingual. Peristiwa interferensi merupakan penyimpangan dalam penggunaan suatu bahasa dengan memasukkan sistem bahasa lain, juga penggunaan klausa dari bahasa lain dalam suatu kalimat. Menurut Hartman dan Stonk dalam Chaer (1998 : 160) ineterferensi terjadi akibat terbawanya kebiasaan-kebiasaan ujaran bahasa ibu atau dialek ke dalam bahasa atau dialek kedua. Jendra (1995 : 187) menyatakan bahwa interferensi sebagai gejala penyusupan sistem suatu bahasa ke dalam bahasa lain. Menurut Jendra (1991 : 105) ada tiga unsur pokok pembangun interferensi, yaitu : 1. Bahasa sumber atau bahasa donor adalah bahasa yang menyusup unsur-unsurnya atau sistemnya ke dalam bahasa lain. 2. Bahas a penerima atau bahasa resipen adalah bahasa yang menerima atau yang disisipkan oleh bahasa sumber. 3. Adanya unsur bahasa yang terserap (importasi) atau unsur serapan. Dari kesimpulan para ahli di atas dapat disimpulkan menjadi : 1. Kontak bahasa menimbulkan gejala interferensi dalam tuturan dwibahasawan. 2. Interferensi merupakan gejala penyusupan sistem suatu bahasa ke dalam bahasa lain. 3. Unsur bahasa yang lain dapat menimbulkan dampak yang negatif, menyusup ke dalam struktur. 4. Interferensi merupakan gejala ujaran yang bersifat perseorangan dan ruang geraknya dianggap sempit yang terjadi sebagai gejala parole (speech). Selain interferensi, integrasi juga dianggap sebagai pencemar terhadap bahasa Indonesia. Chaer (1994:67), menyatakan bahwa integrasi adalah unsur-unsur dari bahasa lain yang terbawa masuk sudah dianggap, diperlakukan, dan dipakai sebagai bagian dan bahasa yang menerima atau yang memasukinya. Proses integrasi ini tentunya memerlukan waktu yang cukup lama, sebab unsur yang berintegrasi itu telah disesuaikan, baik lafalnya, ejaannya, maupun tata bentuknya. Contoh kata yang berintegrasi antara lain : montir, riset, sopir, dongkrak. 2 Contoh pengaruh bahasa asing : Contoh kalimat yang mengandung kesalahan karena pengaruh bahasa asing terlihat pada kalimat berikut : “Saya tinggal di Semarang di mana ibu saya bekerja.” Kalimat ini bisa jadi mendapatkan pengaruh bahasa Inggris, lihat terjemahan kalimat berikut: “I live in Semarang where my mother works.” Dalam bahasa Indonesia sebaiknya kalimat tersebut menjadi “Saya tinggal di Semarang tempat ibu saya bekerja” Ketidaktepatan penggunaan di mana, yang mana, hal mana, di atas mana, dari mana, dengan siapa, kepada siapa, di dalam mana dalam konteks bahasa Indonesia. Sebetulnya kata ganti penghubung yang telah disebutkan di awal tadi bukanlah asli struktur bahasa Indonesia, namun merupakan struktur bahasa asing yakni bahasa Belanda. Penggunaan di mana, yang mana, hal mana, di atas mana, dari mana, dengan siapa, kepada siapa, di dalam mana, merupakan pengaruh inferensi bahasa Belanda waar, welke, waarop, waarvan, met wie, aan wie. Inferensi yang dimaksud disini ialah penerapan dua sistem secara serempak pada suatu sistem bahasa. Untuk memperjelas pembahasan perhatikan contoh di bawah ini : 1. Rumah di mana dia tinggal tidak jauh dari pusat kota. 2. Daerah dari mana wortel itu di datangkan terletak jauh di perkampungan. Sekarang perhatikan struktur kalimat di atas dikembalikan kepada kalimat menurut struktur bahasa Indonesia asli : 1. Rumah tempat dia tinggal tidak jauh dari pusat kota. 2. Daerah yang menghasilkan wortel itu terletak jauh di perkampungan. Bersdasarkan contoh di atas tampak jelas kesalahan penggunaan kata ganti penghubung di mana, yang mana, sebab kaidah yang di pakai tidak mengacu pada aturan tata bahasa baku bahasa Indonesia namun lebih terpengaruh struktur bahasa asing. 2.1.2 Pengaruh Bahasa Daerah Keanekaragaman budaya dan bahasa daerah mempunyai peranan dan pengaruh terhadap bahasa yang akan diperoleh seseorang pada tahapan berikutnya, khususnya bahasa formal atau resmi yaitu bahasa Indonesia. Sebagai contoh, seorang anak memiliki ibu yang berasal dari daerah Sekayu sedangkan ayahnya berasal dari daerah Pagaralam dan keluarga ini hidup di lingkungan orang Palembang. Dalam mengucapkan sebuah kata misalnya “mengapa” sang ibu yang bersal dari Sekayu mengucapkannya “ngape” (e dibaca kuat) sedangkan ayahnya yang berasal dari Pagaralam mengucapkannya “ngape” (e dibaca lemah) dan dilingkungannya kata “mengapa” diucapkan “ngapo”. Ketika sang anak mulai bersekolah seorang anak mendapat teman yang berasal dari Jawa dan mengucapkan “mengapa” dengan “ngopo”. Hal ini dapat menimbulkan kebingungan bagi sang anak untuk memilih ucapan apa yang akan digunakan. (Alfia, 2015) 3 Akan tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa keanekaragaman budaya dan bahasa daerah merupakan keunikan tersendiri bangsa Indonesia dan merupakan kekayaan yang harus dilestarikan. Dengan keanekaragaman ini akan mencirikan Indonesia sebagai negara yang kaya akan kebuadayaannya. Berbedanya bahasa di tiap-tiap daerah menandakan identitas dan ciri khas masing-masing daerah. Masyarakat yang merantau ke ibukota Jakarta mungkin lebih senang berkomunikasi dengan menggunakan bahasa daerah orang yang berasal dari daerah yang sama, salah satunya agar menambah keakraban di antara mereka. Tidak jarang pula orang mempelajari sedikit atau hanya bisa-bisaan untuk berbahasa daerah yang tidak dikuasainya agar terjadi suasana yang lebih akrab. Beberapa kata dari bahasa daerah juga diserap menjadi bahasa Indonesia yang baku, antara lain kata nyeri (Sunda) dan kiat (Minangkabau). (Alfia, 2015) Pada bahasa-bahasa daerah di Indonesia juga terdapat beberapa kata yang sama dalam tulisan dan pelafalan tetapi memiliki makna yang berbeda, berikut beberapa contohnya : 1. Suwek dalam bahasa Sekayu (Sumsel) bermakna tidak ada. Suwek dalam bahasa Jawa bermakna sobek. 2. Kenek dalam bahasa Batak bermakna kenek (pembantu supir). Kenek dalam bahasa Jawa bermakna kena. 3. Abang dalam bahasa Batak dan Jakarta bermakna kakak. Abang dalam bahasa Jawa bermakna merah. 4. Mangga dalam bahasa Indonesia bermakna buah mangga. Mangga dalam bahasa Sunda bermakna silakan. 5. Gedang dalam bahasa Sunda bermakna pepaya. Gedang dalam bahasa Jawa bermakna pisang. Melalui beberapa contoh itu ternyata penggunaan bahasa daerah memiliki tafsiran yang berbeda dengan bahasa lain. Jika hal tersebut digunakan dalan situasi formal seperti seminar, lokakarya, simposium, proses belajar mengajar yang pesertanya beragam daerahnya akan memiliki tafsiran makna yang beragam. Oleh karena itu, penggunaan bahasa daerah haruslah pada waktu, tempat, situasi, dan kondisi yang tepat. (Alfia, 2015) 2.1 Dampak Positif dan Dampak Negatif 2.1.2 Dampak Positif dan Dampak Negatif Bahasa Asing terhadap Bahasa Indonesia Berikut dampak positif dan negatif bahasa asing terhadap bahasa Indonesia menurut (Nurkholis, 2013) : Dampak Positif: a. Anak-anak mulai mengentengkan/menggampangkan untuk belajar bahasa Indonesia. b. Rakyat Indonesia semakin lama akan lupa kalu bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan. c. Anak-anak mulai menganggap rendah bahasa Indonesia. 4 d. Lama-kelamaan rakyat Indonesia akan sulit mengutarakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. e. Mampu melunturkan semangat nasionalisme dan sikap bangga pada bahasa dan budaya sendiri. Dampak Negatif: a. Mampu meningkatkan pemerolehan bahasa anak b. Semakin banyak orang yang mampu berkomunikasi dalam bahasa Inggris maka akan semakin cepat pula proses transfer ilmu pengetahuan c. Menguntungkan dalam berbagai kegiatan (pergaulan internasional, bisnis dan sekolah) d. Anak dapat memperoleh dua tau lebih bahasa dengan baik apabila terdapat pola sosial yang konsisten dalam komunikasi, seperti dengan siapa berbahasa apa, di mana berbahasa apa atau kapan berbahasa apa. e. Anak akan melalui beberapa tahap perkembangan bahasa yang relatif sama meskipun setiap anak dapat mencaapai tahap-tahap tersebut pada usia yang berbeda. f. Sangat baik untuk kondisi fisik dan kemampuan kerja otak. 2.1.3 Dampak Positif dan Dampak Negatif Bahasa Daerah terhadap Bahasa Indonesia Berikut beberapa pengaruh atau dampak penggunaan bahasa daerah terhadap bahasa Indonesia menurut (Alfia, 2015) : Dampak Positif: a. b. c. d. Bahasa Indonesia memiliki banya kosakata. Sebagai kekayaan budaya bangsa Indonesia Sebagai identitas dan ciri khas dari suatu suku dan daerah. Menimbulkan keakraban dalam berkomunikasi. Dampak Negatif: a. Bahasa daerah yang satu sulit dipahami oleh daerah lain b. Warga negara asing yang ingin belajar bahasa Indonesia menjadi kesulitan karena terlalu banyak kosakata. c. Masyarakat menjadi kurang paham dalam menggunakan bahasa Indonesia yang baku karena sudah terbiasa menggunakan bahasa daerah. d. Dapat menimbulkan kesalahpahaman. 5 BAB III PENUTUPAN 3.1 Kesimpulan Pengaruh bahasa asing, interferensi pertama kali digunakan oleh Weinrich untuk menyebut adanya perubahan sistem suatu bahasa sehubungan dengan adanya persentuhan bahasa tersebut dengan unsur-unsur bahasa lain yang dilakukan oleh penutur yang bilingual. Peristiwa interferensi merupakan penyimpangan dalam penggunaan suatu bahasa dengan memasukkan sistem bahasa lain, juga penggunaan klausa dari bahasa lain dalam suatu kalimat. Keanekaragaman budaya dan bahasa daerah mempunyai peranan dan pengaruh terhadap bahasa yang akan diperoleh seseorang pada tahapan berikutnya, khususnya bahasa formal atau resmi yaitu bahasa Indonesia. 3.2 Saran - Masyarakat harus lebih mencintai bahasa Indonesia. - Walaupun masyarakat Indonesia belajar bahasa asing, namun tidak melupakan nilai nilai yang ada dalam bahasa Indonesia dan bahasa daerah. - Bahasa Indonesia dan bahasa daerah lebih diutamakan dalam pendidikan formal. - Masyarakat Indonesia tidak boleh menyampingkan bahasa daerah, negara Indonesia mempunyai bermacam-macam bahasa daerah, dan menjadi ciri dari negara Indonesia dan dipersatukan oleh bahasa Indonesia. 6 DAFTAR PUSTAKA Chaer, A. & L Agustina. 1998. Sosiolinguistik Suatu Pengantar. Jakarta: Rineka Cipta. Chaer, Abdul. 1994. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta. Jendra, I Wayan. 1991. Dasar-Dasar Sosiolinguistik. Denpasar: Ikayana. Alfia (2015). Dampak Positif dan Negatif dalam Penggunaan Bahasa Daerah. From http://alifanotes.blogspot.com/2015/01/dampak-positif-dan-negatif-dalam.html, 22 Maret 2020 Arifin, E. Zaenal dan S. Amran Tasai. 2009. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta: Akademika Pressindo. Nurkholis (2012). Pengaruh Bahasa Asing. From https://nurkholisoke.wordpress.com/2012/03/23/pengaruh-bahasa-asing/, 22 Maret 2020 7