Uploaded by User99373

080321 tatanan merchandising, konsinyasi, sewa gondola commented (1)

advertisement
Tatanan Merchandising
Secara umum merchandising adalah aktivitas untuk mendapatkan barang atau jasa
tertentu dan menjadikannya tersedia pada waktu, tempat, harga serta jumlah yang bertujuan
agar produk secara cepat sampai ke tangan konsumen. Jadi merchandising merupakan suatu
kegiatan perencanaan, pelaksanaan, maupun pengaturan dan penempatan produk serta promosi
produk sekaligus evaluasi produk yang dijual di toko agar produk bisa cepat terjual.
Point of Purchase Display (POP) merupakan suatu penataan barang dalam suatu
perbelanjaan dengan tujuan untuk memberikan rangsangan kepada konsumen untuk
melakukan pembelian yang tidak direncanakan sebelumnya. POP mempunyai jenis dan bentuk
beragam antara lain adalah signage, hanging poster, shelf talker dan lain-lain. Contoh material
POP adalah terdapat di apotek antara lain adalah hanging mobile, stopper dan wobbler.
Hanging mobile merupakan material POP yang digantungkan dilangit-langit apotek. Stopper
merupakan material POP yang dipasang sedemikian rupa pad arak tempat penataan barang
apotek. Sedangkan wobbler merupakan contoh material POP yang ditempelkan pad arak atau
lemari tempat penataan barang apotek.
Penataan barang di apotek Kimia Farma Katapang dibagi menjadi 2 layout utama, yaitu
area swalayan dan ethical. Area swalayan terdiri dari golongan OTC/HV, alat kesehatan, serta
produk kesehatan lainnya. Secara detail pada area swalayan seluruh produk disusun dan
dikategorikan secara fungsional atau farmakologi untuk obat HV/OTC. Kategori tersebut
adalah alat kesehatan, topical, first aid, medicine, stomach care, vitamin dan mineral, oral care,
sexual health, beauty care, traditional medicine, baby diapers, baby and child care, milk and
nutrition, food supplement, adult diapers, paper product. Tiap tiap kategori disusun berdasarkan
abjad dan FEFO. Namun kadang pula tiap apotek mengubah nya tidak sesuai abjad tapi sesuai
kecepatan moving. Barang yang sering dicari/ fast moving disembunyikan di paling bawah/
atas (tidak terlihat), sedangkan barang yang slow moving ditempatkan di lokasi yang mudah
terlihat (eye level). Dengan cara ini biasanya barang slow moving terbantu utnuk dapat terjual
dan FEFO. Selain berdasarkan abjad, suatu area bisa disewakan dalam periode waktu tertentu
kepada pihak penyewa sesuai dengan perjanjian sehingga pihak yang menyewa bebas
menentukan tempat memajang produknya baik itu di wall gondola, island gondola maupun end
gondola.
Jenis- jenis sarana display  digunakan untuk memajang barang- barang yang terdapat
pada swalayan apotek, terdiri dari:
a. Wall gondola : diletakan pada sisi kanan dan kiri apotek sehingga dapat langsung terlihat oleh
pasien yang baru datang. Produk- produk pada wall gondola sebelah kanan masuk apotek ini
adalah
-
baby diapers
-
baby and child care
-
milk and nutrition
-
food supplement
-
makanan dan minuman ringan
-
traditional medicine
-
adult diapers
-
paper product
sedangkan pada gondola sebelah kiri adalah
-
alat-alat kesehatan
-
antiseptic dan
-
masker.
Pada bagian atas wall gondola terdapat duratran yang digunakan sebagai media promosi atau
media iklan dari produk-produk principal.
b. Island Gondola: merupakan area pajangan yang digunakan untuk memajang semua produk
bukan resep. Gondola ini terdapat 3 buah terletak di tengah area swalayan dan memiliki jarak
antar gondola yang cukup lebar untuk memudahkan konsumen mencari produk. Di KF kimia
farma katapang gondola ini dugunakan untuk menyimpan kategori seperti
-
topical
-
first aid
-
medicine
-
stomach care
-
vitamin dan mineral
-
oral care
-
sexual health
-
beauty care.
c. End gondola : merupakan bentuk pajangan dimana gondola diletakan dibagian ujung. Gondola
ini memiliki fungsi antara lain untuk menonjolkan suatu produk tertentu atau untuk promosi ,
serta sebagai sarana pajangan yang disewakan dalam periode waktu tertentu kepada pihak
penyewa.
d. Floor disply : digunakan untuk pemajangan produk alat-alat kesehatan yang berukuran besar.
e. Check Out Counter / Kasir : digunakan sebagai sarana pajangan untuk produk non resep atau
produk-produk promosi untuk menarik pelanggan.
f. Cooler : di apotek ini digunakan untuk menyimpan minuman di letakan di dekat penyerahan
resep.
Area swalayan dan area ethical dibatasi oleh ruang racik, konsultasi obat, kasir dan
penyerahan resep. Area ini berada paling belakang pintu masuk apotek sehingga konsumen
yang datang untuk menebus resep akan melewati area swalayan terlebih dahulu. Area farmasi
(ethical) yaitu obat-obat keras yang membutuhkan resep dokter. Pada area ini obat obat
dikelompokan berdasarkan farmakologi (dibedakan berdasarkan warna untuk memudahkan
pencarian di tiap lemari) dan setiap farmakologi disusun berdasarkan abjad dan LASA, bentuk
sediaan dan suhu stabilitas Pengelompokan area ethical ini terdiri dari topical, telinga, mata,
ear& throat, cardio vascular, central nervous, allergy&immune, gastro &hepatobili, vitamin
&mineral, endokrin &metabolic, saluran pernapasan, generic, gastro urinary, antibiotic, produk
kimia farma. Pada area ini terdapat lemari penyimpanan yang terdiri dari lemari penyimpanan
obat ethical/prescription drug berdasarkan kelas terapi, lemari penyimpanan sediaan sirup atau
suspense dan emulsi, lemari penyimpanan topical, laci penyimpanan infus dan sediaan injeksi
serta lemari pendingin untuk penyimpanan obat yang termolabil.
Penjualan Konsinyasi
Penjualan konsinyasi adalah menjual produk titipan barang dari pemilik (distributor/
PBF atau konsinyor) kepada apotek (komisioner), dimana apotek bertindak sebagai agen
komisioner yang menerima komisi bila barang tersebut terjual. Bila barang tersebut tidak
terjual sampai batas waktu kadaluarsa atau waktu yang telah disepakati maka barang tersebut
dapat dikembalikan pada pemiliknya (retur). Sehingga jika produk tidak laku maka dapat
dikembalikan ke distributor/ PBF. Barang konsinyasi berhubungan dengan dua pihak, yaitu
pengirim barang (consignor) dan penerima barang, penyerahan fisik barang-barang konsinyasi
secara hukum dapat dinyatakan bahwa hak atas barang- barang konsinyasi tetap berada pada
tangan pemilik sampai barang terjual oleh pihak penerima barang (apotek).
Hendaknya semua produk konsinyasi yang ditawarkan harus memiliki izin edar yang
dikeluarkan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Dinas Kesehatan dan memiliki
nomor registrasi obat sehingga obat tersebut aman bagi pasien. Pembayaran dilakukan hanya
terhadap barang konsinyasi yang telah laku dijual. Barang konsinyasi akan diakui sebesar
perjanjian dari pihak perusahaan dengan pihak yang menitipkan barang, perusahaan akan
menerima komisi atas penjualan konsinyasi.
Konsinyasi obat atau barang disertai faktur yang berisi jenis dan jumlah obat atau
barang dan harga obat atau barang tersebut sebagai barang bukti. Biasanya konsinyasi
dilakukan untuk obat- obat baru yang belum dijual di apotek atau sedang dalam masa promosi,
alat kesehatan dan food supplement.
Karakteristik dari penjualan konsinyasi sebagai berikut :
1. Konsinyasi merupakan satu-satunya produsen atau distributor memperoleh daerah pemasaran
yang lebih luas.
2. Konsinyor dapat memperoleh spesialis penjualan
3. Harga jual eceran barang konsinyasi dapat dikendalikan oleh pihak konsinyor yang masih
menjadi pemilik barang ini.
Keuntungan dengan penjualan konsinyasi bagi konsinyor:
1. Konsinyor merupakan suatu cara untuk memperluas pasaran yang dapat dijamin oleh seorang
produsen, pabrikan atau distributor terutma apabila: Barang-barang yang bersangkutan baru
diperkenalkan , permintaan produk tidak menentu dan belum terkenal. Penjualan pada masa
lalu kurang menguntungkan, harga barang menjadi mahal dan membutuhkan investasi cukup
besar bagi pihak penjual jika ia harus membeli produk yang bersangkutan.
2. Resiko- resiko tertentu dapat dihindarkan konsinyor. Barang – barang konsinyasi tidak ikut
disita apabila terjadi kebangkrutan pada diri komisioner sehingga resiko kerugian ditekan.
3. Harga barang yang bersangkutan tetap dapat dikontrol oleh konsinyor, hal ini disebabkan
kepemilikan atas barang tersebut masih ditangan konsinyor sehingga harga masih dapat
dijangkau oleh konsumen.
4. Jumlah barang yang dijual dan persediaan barang yang ada digudangkan mudah dikontrol
sehingga resiko kekurangan atau kelebihan barang dapat ditekan dan memudahkan untuk
rencana produksi.
Sedangkan bagi komisioner lebih menguntungkan dengan cara penjualan konsinyasi
karena karena alasan – alasan sebagai berikut:
1. Komisioner tidak dibebani resiko menanggung kerugian bila gagal dalam penjualan barangbarang konsinyasi
2. Komisioner tidak mengeluarkan biaya operasi penjualan konsinyasi karena semua biaya akan
diganti/ ditanggungoleh konsinyor.
3. Kebutuhan akan modal kerja dapat dikurangi, sebab komisioner hanya berfungsi sebagai
penerima dan penjual barang konsinyasi.
4. Komisioner berhak mendapatkan komisi dari hasil penjualan barang konsinyasi
Sewa Gondola/ Brand Activation
Brand activation adalah suatu strategi yang dinilai sangat tepat untuk memasarkan
produk. Brand activation atau aktivasi merk didefinisikan sebagai suatu bentuk kegiatan
promosi merk untuk meningkatkan daya beli masyarakat terhadap suatu produk baik secara
online maupun offline atau secara menurut Amin (2011:11) brand activation merupakan sebuah
interaksi antara pemasar kosumen dan merk, dimana konsumen dapat memahami merk lebih
baik dan menerimanya sebagai bagian dari kehidupan mereka.
Jika secara online yaitu dengan cara promosi melalui social media dan jika secara
offline cotohnya di apotek seperti menempatkan produk tersebut di bagian end gondola untuk
menonjolkan merk tersebut supaya mudah terlihat oleh konsumen sehingga dapat
meningkatkan penjualan dan awareness konsumen terhadap produk tersebut.Selain itu Brand
Activation. Brand activation obat dapat dilakukan dengan cara sewa gondola di apotek. Sewa
gondola adalah suatu strategi yang dapat dilakukan sesuai dengan kesepakatan antara pemilik
produk (distributor/ PBF) dengan apotek. Kesepakatan meliputi penempatan posisi produk dan
biaya yang harus dikeluarkan. Jika barang tersebut sudah habis masa sewa nya maka produk
tersebut dapat dipindahkan posisinya tergantung dari pihak apotek.
Menrut Wallace (2012) brand activation memiliki beberapa bentuk antara lain
1. Direct marketing Activation
Merupakan jenis brand activation, dimana brand langsung bersentuhan dengan konsumennya
2. Social media activation
Meruapakan jenis brand activation dimana brand bersentuhan dengan konsumennya melalui
kegiatan yang dilakukan di social media
3. Promotion activation
Merupakan brand activation yang melibatka promo-promo special yang berkenaan dengan
produk atau jasanya
4. Marketing Event Activation merupakan jenis brand activation yang dilakukan dengan bentuk
event
5. Sponsorship Activation
Merupakan jenis brand activation dimana brand mendanai suatu kegiatan
Dalam aktivitas brand activation kegiatan komunikasi sangat penting dilakukan kepada
target audience, karena harapannya audience merupakan orang-orang yang terpilih untuk
menjadi calon konsumen. Dalam kegiatan brand activation terdiri dari 4 pilar utama dalam
melakukan kegiatan komunikasinya, yaitu:
1. Relationship, Berkaitan dengan interaksi dan menghargai konsumen sekaligus memberikan
pengalaman emosional yang diinginkannya.
2. Sensorial experience, Sebagai alat branding sehingga dapat memberikan konsumen
pengalaman sensorik brand sehingga mendapatkan kontak emosional yang sulit dilupakan
sehingga melahirkan freferensi brand dan loyalitas.
3. Imagination, pendekatan imajinatif dalam bentuk mendesain produk, kemasan, iklan dan
website yang memungkinkan brand merombak pembatas untuk mencapai hati konsumen
dengan cara baru yang lebih baik.
4. Vision, Bagaimana membuat brand dicintai oleh orang, sehingga harus ada sesuatu yang
sesuai dengan aspirasi konsumen, visi ini merupakan sesuatu yang dilakukan untuk
mendapatkan kesuksesan jangka panjang sebuah brand.
Brand activation efektif dalam mempengaruhi masyarakat sebagai sasarannya dalam
beberapa aspek, yaitu:
a. Aspek kognitif, dimana brand activation dapat mempengaruhi awareness dan pengetahuan
masyarakat terhadap perusahaan, brand, atau produk yang ditawarkan.
b. Aspek afektif, dimana brand activation dapat digunakan untuk mengatasi kesalahpahaman
dan prasangka serta membantu mengkomunikasikan pesan dari brand terhadap konsumen.
c. Aspek Konatif, dimana brand activation dapat mempertahankan penerimaan masyarakat
akan produk, brand, atau perusahaan, atau dengan kata lain dapat mempertahankan loyalitas
konsumen
Strategi brand activation diterapkan melalui empat tahapan sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi target audience :
Identifikasi target audience merupakan mengidentifikasi pasar yang ingin dituju atau dengan
kata lain melakukan segmentasi pasar dan pembidikan pasar. Dalam hal ini, pemasar
melakukan pendekatan pemasaran target karena jenis pemasaran yang lebih membantu dalam
mengenali peluang-peluang pasar dan pemasaran yang efektif. Ada variabel segmentasi utama
untuk memasarkan produk konsumen adalah geografis, demografis, psikografis, perilaku dan
manfaat produk. Variabel perilaku dan manfaat bersifat sebagai informasi tambahan supaya
informasi yang diperoleh semakin dalam. Segmentasi geografis adalah pembagian pasar
menjadi unit-unit geografis yang berbeda, misalnya, wilayah, negara, negara bagian, provinsi,
kota, dan kepulauan
2. Mencari wawasan konsumen (consumer insight) :
Melalui consumer journey terhadap target audience Costumer Insight merupakan suatu proses
mencari tahu secara lebih 33 mendalam dan holistic, tentang latar belakang perbuatan,
pemikiran, dan perilaku seorang konsumen yang berhubungan dengan produk dan komunikasi
iklannya. Pengertian wawasan adalah konteks psikologi yang mencari tahu mendalam tentang
apa yang menjadi latar belakang dan faktor-faktor yang mendorong perbuatan, pemikiran dan
perilaku seseorang dalam mencari wawasan konsumen, dapat memperhatikan nilai merek yang
utama, positioning dan segmentasi.
3. Menentukan tema :
Setelah mendapatkan data-data consumer insight, langkah berikutnya adalah mencari idea tau
tema hasil dari kumpulan beberapa data wawasan konsumen yang telah didapat yang
dituangkan dalam bentuk kegiatan atau aktivasi merek yang melibatkan konsumen secara
langsung. Setelah mendapatkan ide dan tema besar, kemudian menyusunnya menjadi susunan
creative brief. Diharapkan dengan konsep yang ada sesuai dengan apa yang diharapkan pada
tujuan program brand activation.
4. Menentukan Saluran Komunikasi (Channel) :
Dalam menentukan bauran promosi yang digunakan pada program brand activation akan
menyesuaikan dengan kebutuham. Alat atau (tool) dan media yang akan digunakan tidak
terbatas. Penentuan dan pemilihan media yang efektif diharapkan dapat mencapai tujuan yang
sesuai dengan yang hendak dicapai. Dalam menentukan media komunikasi visual
Download