Uploaded by dimsputr1999

Kelompok 3 PPT ANALISIS ASPEK SDM

advertisement
ANALISIS ASPEK SDM
STUDI KELAYAKAN BISNIS
Sistem Bisnis dalam
Perusahaan
Dalam suatu perusahaan yang menjalankan bisnisnya, tentu terdapat
berbagai aspek yang harus dipertimbangkan agar perusahaan tersebut
mampu berjalan dengan efisien dan efektif. Salah satu cara yang
digunakan oleh perusahaan adalah dengan membentuk adanya sistem
yang dirasa paling tepat dengan situasi, kondisi, serta tujuan yang ingin
dicapai oleh perusahaan. Berjalannya sistem perusahaan ini bergantung
pada berbagai aspek, salah satunya adalah pekerja atau bisa dikatakan
sebagai sumber daya manusia perusahaan tersebut. Sumber daya
manusia bisa dikatakan menjadi suatu penentu apakah sistem yang
diberlakukan perusahaan tersebut dapat berjalan dengan baik atau tidak.
Aspek Perencanaan SDM
Proyeksi jumlah
karyawan yang
dibutuhkan
(forecasting of
employees).
Identifikasi SDM
yang tersedia
dalam organisasi
(human resource
audit).
Analisis keseimbangan
penawaran dan
permintaan (demand
and suplay analysis)
Program aksi (action
program).
Perencanaan dan Tujuan SDM
Perencanaan SDM
merupakan proses
menentukan kebutuhan
SDM, secara kuantitatif dan
kualitatif untuk mencapai
tujuan strategik organisasi
melalui fungsi-fungsi MSDM
dalam jangka pendek
maupun jangka panjang
secara efektif dan efisien.
Tujuan
memastikan bahwa orang
yang tepat berada pada
tempat dan waktu yang
tepat, untuk mencapai
tujuan tersebut maka
perencanaan SDM harus
disesuaikan dengan rencana
organisasi secara
menyeluruh
-
Terdapat dua faktor yang turut mempengaruhi sebuah perencanaan SDM suatu
organisasi. Nawawi mengemukakan faktor eksternal yang dapatberpengaruh pada
perencanaan SDM yang dilakukan seperti: ekonomi nasional maupun global,
sospolkum, teknologi, dan faktor pesaing. Keadaan ekonomi nasional maupun
global secara keseluruhan turut mempengaruhi rencana stratejik maupun rencana
operasional organisasi dan tentu juga dibutuhkan adanya penyesuaian pada
perencanaan SDM. Kondisi dan produk sosial, politik dan hukum sangat
berpengaruh terhadap kegiatan sebuah seperti undang-undang tenaga kerja yang
berpengaruh pada kegiatan perencanaan SDM.
Faktor yang mempengaruhi
Perencanaan Organisasi
Komponen Perencanaan
Sumber Daya Manusia
-
-
Peramalan bisnis
Perluasan dan pengembangan
usaha
Perancangan
dan
perubahan
struktur
Falsafah manajemen
Peranan pemerintah
Pengauditan Sumber
Daya
-
-
Produk dan kemampuan manusia
Peramalan Sumber
Daya
-
Peramalan sumber daya manusia ditujukan untuk masa yang akan
datang dan peramalan sumber daya manusia lebih menitikberatkan
terhadap perubahan eksternal organisasi serta meramalkan sumber
daya manusia, memperhitungkan perubahan teknologi, kondisi
permintaan dan penawaran, dan perencanaan karier.
Kualitas kekuatan kerja; yang dicapai melalui
pengalaman
pendidikan,
pelatihan,
dan
pengembangan;
Penentuan kualitas; melalui analisis jabatan yang
berguna
untuk
menentukan
tugas-tugas,
tanggung jawab, kondisi kerja, dan integrasi
antar-jabatan;
Daftar kemampuan (skill);
Turnover kerja (reputasi kerja); hal ini
menimbulkan kekosongan pegawai karena
pegawai pensiun, berhenti, cuti, izin absen, dan
meninggal. Hal ini bertujuan untuk mencegah
turnover kerja tinggi sehingga diperlukan
pengisian kekosongan jabatan dengan segera;
Perubahan secara internal untuk mempromosikan
jabatan, penurunan jabatan, dan transfer jabatan.
Sistem Kegiatan Perencanaan
Sumber Daya Manusia
Penyusunan Formasi Sumber Daya Manusia
-
Dasar Penyusunan Formasi
Sistem Penyusunan Formasi
Analisis Kebutuhan Tenaga
Kerja
Anggaran Belanja Pegawai
Penyusunan Tenaga Kerja
Penyusunan tenaga kerja ini sebenarnya ditujukan untuk mengisi formasi
yang biasanya mencakup berbagai hal seperti program pengadaan tenaga
kerja, promosi jabatan pegawai, pelatihan dan pengembangan pegawai,
pengembangan karier, program pemeliharaan pegawai, dan program
pemberhentian pegawai. Tujuan utama dari adanya pengelolaan sistem
perencanaan sumber daya manusia ini sendiri adalah untuk memastikan
bahwa seluruh kegiatan maupun aktivitas perencanaan sumber daya manusia
berjalan dengan efektif dan efisien serta sesuai dengan apa yang diharapkan.
Implementasi Perencanaan
Sumber Daya Manusia
Rekrutmen
Identifikasi
Perencanaan
Karir
Pada suatu kondisi,
terdapat kemungkinan
adanya ketidakcocokan
antara supply dan
demand terhadap tenaga
kerja. Kondisi seperti ini
akan sangat memerlukan
pertimbangan mengenai
berbagai hal, utamanya
yang berkaitan dengan
penyesuaian yang tepat
melalui proses
rekrutmen.
Hal tersebut dapat dilakukan
dengan cara menganalisis
karakteristik individual
dan preferensi dengan
implikasinya terhadap
budaya organisasi, nilai
dan gaya, strategi bisnis
dan panduan, struktur
organisasi dan perubahan,
sistem penelitian dan
sistem pengembangan,
syarat penelitian, dan
sistem promosi.
Evaluasi
Perencanaan
SDM
Hal-hal yang akan
dianalisis diantaranya
adalah jenis pekerjaan,
waktu pelaksanaan tiap
jenis pekerjaan, tenaga
pelaksana, serta
peralatan dan anggaran.
Dalam hal ini maka
pemanfaatn teknologi
akan sangat
mempermudah
pengerjannya.
KEBUTUHAN
SDM
Menghitung Kebutuhan SDM
Sumber Daya Manusia adalah manusia yang
bekerja di lingkungan suatu organisasi
2. Sumber Daya Manusia adalah potensi manusiawi
sebagai penggerak organisasi dalam mewujudkan
eksistensinya.
3. Sumber Daya Manusia adalah potensi yang
merupakan aset dan berfungsi sebagai modal.
1.
Manfaat Dari analisis kebutuhan SDM
Perencanaan
ketenagaan
mendatang
Memanfaatkan SDM seoptimal mungkin
2. Pengalokasian tenaga kerja
3. Peningkatan kualitas tenaga kerja
4. Upaya pendistribusian tenaga kerja yang
ada saat ini serta mengurangi tekanan
beban kerja
1.
analisis kebutuhan SDM
Salah satu cara melakukan perencanaan sumber
daya manusia adalah dengan analisis beban kerja
(Kepmenkes No.81, 2004). Perencanaan tenaga kerja
baik mikro ataupun makro dihitung berdasarkan
beban kerja yang kemudian dituangkan dalam
rencana tenaga kerja yang disusun dalam jangka
waktu lima tahun (Peraturan Pemerintah No. 15,
2007).
Menghitung Kebutuhan SDM Berdasarkan Beban Kerja
langkah-langkah penyusunan kebutuhan tenaga kerja berdasarkan
metode ini adalah :
a. Menetapkan unit kerja beserta kategori tenaganya
b. Menetapkan waktu kerja yang tersedia selama satu tahun
c. Menyusun standar beban kerja
d. Menyusun standar kelonggaran
e. Menghitung kebutuhan tenaga per unit kerja.
Menetapkan Unit Kerja Beserta Kategori
Tenaganya
Menetapkan unit kerja dan kategori tenaga. Kita ambil contoh unit kerja
yang digunakan adalah unit kerja teknis (hematologi, kimia klinik,
mikrobiologi, imunoserologi) dan kategori tenaga yang dipilih adalah
Analis Kesehatan.
Menetapkan Waktu Kerja Yang Tersedia Selama Satu Tahun
Menetapkan waktu kerja yang tersedia bagi tenaga Analis Kesehatan selama satu
tahun. Data yang dibutuhkan untuk menetapkan waktu kerja yang tersedia adalah : Hari kerja ( A ). Suatu contoh, di suatu instalasi laboratorium rumah sakit, pelayanan
dilaksanakan selama 24 jam yang dibagi dalam 3 shift sehingga dalam seminggu
terdapat 7 hari kerja.
- Cuti tahunan ( B ). Jumlah cuti tahunan adalah 12 hari dalam satu tahun
- Pendidikan dan pelatihan ( C ). Sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Rumah
Sakit, Pranata Laboratorium memiliki hak untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan
selama 5 hari kerja per tahun.
- Hari libur nasional ( D ). Dalam waktu satu tahun terdapat 15 hari libur nasional.
- Ketidakhadiran kerja ( E ). Dengan adanya sistem shift, sesudah bertugas pada sore
dan malam hari seorang Pranata Laboratorium mendapatkan ekstra libur selama 1
hari. Di Instalasi Patologi Klinik rata-rata ketidakhadiran kerja dalam satu bulan selama
7 hari
- Waktu kerja ( F ) Pada umumnya waktu kerja selama sehari adalah 8 jam.
Menyusun Standar Beban Kerja
Menyusun standar beban kerja. Standar beban kerja adalah volume atau kuantitas
beban kerja selama 1 tahun untuk setiap kategori tenaga (dalam hal ini adalah Analis
Kesehatan). Standar beban kerja untuk suatu kegiatan pokok disusun berdasarkan
waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan (rata-rata waktu) dan waktu
yang tersedia per tahun. Data dan informasi yang dibutuhkan untuk menyusun standar
beban kerja untuk kategori tenaga adalah sebagai berikut:
- Kategori tenaga pada unit kerja yang telah ditetapkan pada langkah pertama di atas
- Standar profesi, standar pelayanan dan standar prosedur operasional tetap yang
berlaku
- Rata-rata waktu yang dibutuhkan oleh kategori tenaga (Analis Kesehatan) untuk
menyelesaikan kegiatan pelayanan
- Data dan informasi kegiatan pelayanan di masing-masing unit pelayanan teknis
(hematologi, kimia klinik, mikrobiologi, imunoserologi)
Menyusun Standar Kelonggaran
Menyusun standar kelonggaran yang bertujuan untuk mengetahui faktor
kelonggaran kategori tenaga yang meliputi jenis kegiatan dan kebutuhan
waktu untuk menyelesaikan suatau kegiatan yang tidak terkait langsung
atau tidak dipengaruhi oleh tinggi rendahnya kuantitas atau jumlah
kegiatan pokok / pelayanan.
Menghitung Kebutuhan Tenaga Per Unit Kerja
Menghitung kebutuhan tenaga per unit kerja yang bertujuan untuk memperoleh
jumlah dan kategori tenaga Analis Kesehatan per unit kerja sesuai dengan beban
kerja selama 1 tahun. Sumber data yang diperlukan untuk penghitungan
kebutuhan tenaga ini terdiri dari :
- Data yang diperoleh dari langkah-langkah sebelumnya, yaitu waktu kerja
tersedia, standar beban kerja dan standar kelonggaran
- Kuantitas kegiatan pokok selama kurun waktu satu tahun, dimana penulis
mengambil data kuantitas kegiatan pokok selama satu tahun.
PENILAIAN KINERJA
PEGAWAI/KARYAWAN
PENILAIAN KINERJA
PEGAWAI/KARYAWAN
Konsep
Penilaian
Kinerja
01
02
Metode,
Strategi,
dan Proses
Penilaian
Kinerja
Model Penilai
Kinerja
Karyawan
03
04
Tantangan
dan
Hambatan
dalam
Penilaian
Kinerja
1. Konsep Penilaian Kinerja
Pengertian Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja adalah kegiatan yang dilakukan
untuk menilai, memeriksa, dan mengevaluasi
kinerja karyawan secara berkala terhadap
pekerjaannya.
1. Konsep Penilaian Kinerja
Tujuan Penilaian Kinerja
Tujuan penilaian yang berorientasi pada masa lalu.
Untuk mengendalikan perilaku karyawan dengan pemberian sanksi apabila terjadi
pelanggaran, mengambil keputusan terkait pemberian bonus atas kinerjanya, dan
untuk menempatkan karyawan pada bidang pekerjaan tertentu.
Tujuan penilaian yang berorientasi pada masa depan.
Untuk membantu karyawan agar semakin mahir dalam bidangnya, membantu
karyawan untuk mengetahui potensi pribadi, menambah motivasi kerja karyawan
dan membantu dalam berbagai keputusan sumber daya manusia dengan
memberikan data setiap karyawan secara berkala.
Kegunaan Penilaian Kinerja
Mengetahui pengembangan.
Pengambilan keputusan administrative.
Keperluan perubahan.
Dokumentasi.
2. Metode, Strategi, dan Proses
Penilaian Kinerja
Metode Penilaian Kinerja
- Penilaian yang berorientasi pada masa lalu
Dengan mengevaluasi prestasi kinerja masa lalu, karyawan
dapat memperoleh umpan balik dari upaya-upaya mereka.
Umpan balik ini selanjutnya bisa mengarah pada perbaikan
prestasi. Teknik-teknik penilaian ini meliputi: skala peringkat,
daftar pertanyaan, metode catatan prestasi, skala peringkat
dikaitkan dengan tingkah laku, dan pendekatan evaluasi
komparatif.
- Penilaian yang berorientasi pada masa depan
Metode penilaian berorientasi masa depan menggunakan
asumsi bahwa karyawan dilibatkan dalam proses penilaian.
Teknik-teknik penilaian ini meliputi: penilaian diri sendiri,
manajemen berdasarkan sasaran, penilaian secara psikologis,
dan pusat penilaian.
2. Metode, Strategi, dan Proses
Penilaian Kinerja
Strategi Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja akan efektif apabila dalam penilaian kinerja
memperhatikan dan memprioritaskan dua hal berikut:
1.
Kriteria pengukuran kinerja memenuhi objektivitas. Untuk
memenuhi persyaratan ini, ada tiga kualifikasi penting bagi
pengembangan kriteria pengukuran kinerja yang objektif,
yaitu meliputi relevansi, realibilitas, dan diskriminasi.
2. Proses penilaian kinerja mempertahankan nilai objektivitas.
Proses penilaian kinerja sangat penting diperhatikan.
Objektvitas dalam proses penilaian bearti tidak adanya pilih
kasih, pengistimewaan, atau bahkan kecurangan dalam
proses penilaian kinerja terhadap karyawan tertentu.
2. Metode, Strategi, dan Proses
Penilaian Kinerja
Proses Penilaian Kinerja
o
Penentuan sasaran
Harus spesifik, terukur, dan didasarkan pada waktu tertentu.
o
Penentuan standar kinerja
Penilaian kinerja menghendaki penilaian tersebut harus benar-benar
objektif, yaitu mengukur kinerja karyawan yang sesungguhnya (job
related).
Penentuan metode dan pelaksanaan penilaian
Metode yang dimaksud dalam hal ini adalah pendekatan atau cara serta
perlengkapan yang digunakan, seperti formulir dan pelaksanaannya.
o
Evaluasi penilaian
Proses penilaian kinerja harus memerhatikan hal-hal berikut, meliputi
tujuan dari penilaian, instrumen penilaian, standar penilaian dan
feedback.
o
3. Model Penilai Kinerja
Karyawan
Pihak-Pihak yang Melakukan Penilaian
o Penilai Informal
Penilaian yang melakukan penilaian
mengenai kualitas kerja dan pelayanan
yang diberikan oleh tiap-tiap karyawan baik
atau buruk, penilai ini yaitu masyarakat,
konsumen atau rekanan yang diharapkan
dapat bersifat objektif.
o Penilai Formal
Seseorang atau komite yang mempunyai
wewenang formal menilai bawahannya di
dalam ataupun di luar pekerjaan danberhak
menetapkan kebijaksanaan selanjutnya
terhadap setiap karyawan. Penilai formal
dibedakan atas dua macam penilaian, yaitu
penilai individual dan penilai kolektif.
3. Model Penilai Kinerja
Karyawan
Syarat-Syarat Penilai
Kinerja Karyawan
o Jujur
o Adil
o Objektif
o Berpengetahuan yang
mendalam tentang
unsur-unsur yang
akan dinilai
o Beragama supaya
penilaian jujur dan adil
o Memiliki tingkat
inteligensi yang tinggi
o Mempunyai
pengetahuan yang
luas dan mampu
berpikir analitis
Aspek-Aspek yang
Dinilai dalam
Penilaian Kinerja
- Prestasi kerja
- Tanggung jawab
- Ketaatan
- Kejujuran
- Kerja sama
- Prakarsa (inisiatif)
- Kepemimpinan
4. Tantangan dan Hambatan
dalam Penilaian Kinerja
Penilaian yang dilakukan dengan baik sesuai dengan fungsinya akan sangat
menguntungkan organisasi, yaitu dapat meningkatkan kinerja. Akan tetapi,
dalam proses melakukan penilaian terdapat tantangan. Hambatan dalam
melakukan penilaian kinerja, yaitu sebagi berikut:
Kesalahan Penilai
Kesalahan yang harus
diperhatikan, yaitu:
• Hallo effect
•
•
•
•
The error of central
tendency
The leniency and
strictness biases
Personal prejudice
The recency effect
Ketidaksiapan Penilai
Penilai mungkin tidak disiapkan
untuk melakukan penilaian. Hal
ini
dapat
mengakibatkan
masalah berikut:
• Penilai kurang percaya diri.
• Keterbatasan
pengetahuan
mengenai
pekerjaan
dan
pegawai yang sedang dinilai.
• Kurang waktu yang tersedia
untuk melakukan penilaian
karena kesibukan para penilai
dalam pekerjaan sehari-hari.
Studi Kasus
Studi Kasus
PT UNILIVER INDONESIA
PT Uniliver Indonesia memiliki jumlah karyawan yang sangat banyak. Pada
tahun 2020 PT Uniliver Indonesia memiliki karyawan berjumlah lebih dari
6000 orang. Jumlah karyawan yang begitu banyak memerlukan perhatian
lebih dari perusahaan untuk mengembangkan kualitas para Sumber Daya
Manusianya. Seperti jargon PT Uniliver, “Kekuatan Kami adalah Karyawan
Kami”. Uniliver memberikan kesempatan kepada karyawannya untuk
mendapatkan gaji dan posisi yang lebih baik, namun sesuai dengan kinerja
karyawan berdasarkan jobdesk nya masing-masing. Selain itu Uniliver
memiliki program reward yang diberikan, jika karyawan berkontribusi
secara maksimal maka perusahaan akan memberikan reward sesuai
dengan kinerjanya. Sedangkan karyawan yang underperformed akan
mendapatkan rewerd yang rendah sesuai dengan kinerjanya. Dengan
adanya program tersebut membuat setiap manajer berusaha berkontribusi
maksimal untuk mencapai tujuan perusahaannya.
Studi Kasus
Kegiatan penilaian kinerja pada uniliver berawal pada rapat
Senior Group Directors (SGD), dalam rapat tersebut membahas
kinerja selama setahun. Serta menerapkan Key Performnce
Indicator (KPI) bagi karyawannya. Dimana KPI sering digunakan
sebagai alat ukur yang digunakan uniliver untuk mengukur
sejauh mana kinerja karyawannya dalam memenuhi tujuan
strategis maupun operasionalnya. Hasil dari penilaian tersebut
akan diserahkan kepada cabang perusahaan masing-masing
dan selanjutnya dikirimkan kepada kepala divisi. Lalu kepada
kepala departemen dan yang terakhir yaitu kepada manajer.
Kepada para kepala divisi hingga manajer akan diberikan
individual performance plan yang harus dicapai tiap-tiap divisi.
Jadi, karyawan PT Uniliver Indonesia tidak hanya diberikan
target saja, karyawan juga diberikan fasiltas konseling dan
coaching secara rutin antara atasan dan bawahan. Sehingga,
pada masa penilaian maka karyawan bisa menyanggah atas
hasil penilaian terhadap dirinya jika tidak sesuai. Pada penilaian
tersebut dibekali form yang lengkap.
Studi Kasus
Proses penilaian karyawan dimulai setelah proses recruitmen,
dan akan menjalani Program “Uniliver development” yang
mampu memacu karyawan untuk semakin maju dan
berkembang. Selain itu Unilever memiliki learning program
sehingga para karyawan bisa terus belajar mengasah skillnya,
baik melalui kegiatan resmi maupun tidak resmi dimana
kryawan dapat saling berbagi pengalaman, pengetahuan, kisah
selama bekerja mulai dari keberhasilan hingga kegagakan antar
sesame karyawan. Uniliver memiliki program pelatihan yang
bertujuan untuk mengupgrade kemampuan dan skills mereka.
Program tersebut meliputi pelatihan general skills, leadership
skills, professional skills, dan sharing session. Dari program
tersebut diharapkan karyawan dapat termotivasi dan semangat
dalam pekerjaannya.
Download