Uploaded by User99135

KELOMPOK 2 PPT KALKULUS INTEGRAL

advertisement
Teorema Dasar Kedua Kalkulus dan
Metode Substitusi
serta Teorema Nilai Rataan untuk
Integral dan Penggunaan Simetri
NAMA KELOMPOK :
Roikhatul Jannah
(190402015)
Risa Ayudiya Sari
(190402016)
Siti Nur Hidayah
(190402026)
Elma Qurnia Elok W. (190402027)
Teorema Dasar Kedua
Kalkulus dan Metode
Substitusi
Teorema Dasar Kalkulus Kedua penting dalam menyediakan alat yang ampuh
untuk perhitungan integral tentu. Tetapi perannya yang paling penting adalah
sebagai penghubungan antara diferensiasi dan integrasi, antara turunan dan
integral. Hubungan ini dapat lebih jelas terlihat ketika menuliskan kembali
kesimpulan untuk teorema dengan 𝑓 (𝑥) digantikan oleh g ′(𝑥).
𝑏
g′(𝑥) 𝑑𝑥 = g 𝑏 − g(𝑎)
𝑎
Teorema A: Teorema Dasar Kalkulus Kedua
Misalkan 𝑓 kontinu (karena terintegrasikan) pada [𝑎, 𝑏], dan misalkan
𝐹 sebarang anti turunan dari 𝑓 pada [𝑎, 𝑏]. Maka
𝑏
𝑓(𝑥) 𝑑𝑥 = 𝐹 𝑏 − 𝐹(𝑎)
𝑎
𝑥
Bukti: Untuk x dalam interval 𝑎, 𝑏 didefinisikan 𝐺 𝑥 = 𝑎 𝑓 𝑡 𝑑𝑡. Maka
menurut Teorema Dasar Kalkulus Pertama 𝐺 ′ 𝑥 = 𝑓 𝑥 untuk semua 𝑥 dalam
𝑎, 𝑏 . Jadi 𝐺 adalah anti-turunan dari 𝑓, tetapi 𝐹 juga antiturunan dari 𝑓. Dari
teorema 3.8 B kita menyimpulkan bahwa 𝐹 ′ 𝑥 = 𝐺 ′ 𝑥 , maka fungsi F dan G
hanya dibedakan oleh konstantanya. Jadi, untuk semua 𝑥 dalam 𝑎, 𝑏
𝐹(𝑥) = 𝐺(𝑥) + 𝐶
Karena fungsi 𝐹 dan 𝐺 kontinu pada interval tertutup [𝑎, 𝑏] (masalah 77), kita
mempunyai 𝐹(𝑎) = 𝐺(𝑎) + 𝐶 dan 𝐹(𝑎) = 𝐺(𝑎) + 𝐶. Jadi, 𝐹(𝑥) = 𝐺(𝑥) + 𝐶
pada interval tertutup [𝑎, 𝑏].
Karena 𝐺 𝑎 =
𝑎
𝑓
𝑎
𝑡 𝑑𝑡 = 0 , kita mempunyai
𝐹 𝑎 =𝐺 𝑎 +𝐶 =0+𝐶 =𝐶
Karena itu,
𝑏
𝐹 𝑏 −𝐹 𝑎 = 𝐺 𝑏 +𝐶 −𝐶 =𝐺 𝑏 =
𝑓 𝑡 𝑑𝑡
𝑎
Contoh : Perlihatkan bahwa
𝑏
𝑘 𝑑𝑥
𝑎
= 𝑘 𝑏 − 𝑎 , dimana 𝑘 adalah konstanta
Penyelesaian :
𝐹 𝑥 = 𝑘𝑥 adalah suatu anti-turunan dari 𝑓 𝑥 = 𝑘. Sehingga Teorema Dasar
Kalkulus Kedua
𝑏
𝑘 𝑑𝑥 = 𝐹 𝑏 − 𝐹 𝑎 = 𝑘𝑏 − 𝑘𝑎 = 𝑘(𝑏 − 𝑎)
𝑎
Contoh : Perlihatkan bahwa jika 𝑟 suatu bilangan rasional yang bukan −1, maka
𝑏
𝑏𝑟+1 𝑎𝑟+1
𝑥 𝑑𝑥 =
−
𝑟+1 𝑟+1
𝑟
𝑎
Penyelesaian :
𝑥 𝑟+1
𝑟+1
𝐹 𝑥 =
adalah suatu anti-turunan dari 𝑓 𝑥 = 𝑥 𝑟 . Maka menurut Teorema
Dasar Kalkulus Kedua,
𝑏
𝑥𝑟
𝑎
𝑏𝑟+1 𝑎𝑟+1
𝑑𝑥 = 𝐹 𝑏 − 𝐹 𝑎 =
−
𝑟+1 𝑟+1
Jika 𝑟 < 0, kita mensyaratkan bahwa 0 tidak berada dalam 𝑎, 𝑏 .
Adalah menguntungkan untuk memperkenalkan lambang baru untuk 𝐹 𝑏 − 𝐹 𝑎 .
Kita tuliskan
𝐹 𝑏 −𝐹 𝑎 = 𝐹 𝑥
𝑏
𝑎
Dengan notasi ini,
5
𝑥2
2
3
𝑥
𝑑𝑥 =
3
5
2
125 8 117
=
− =
= 39
3
3
3
Teorema B: Aturan Substitusi untuk Integral Tak-tentu
Misalkan g fungsi terdefinisikan dan misalkan bahwa 𝐹 adalah antiturunan 𝑓. Maka
𝑓(g 𝑥 )g′ 𝑥 𝑑𝑥 = 𝐹 g 𝑥
+𝐶
Bukti: semua yang kita perlu untuk membuktikan hasil ini adalah memperlihatkan bahwa
anti-turunan dari ruas kanan merupaka integran dari ruas kiri. Ini adalah penerapan sederhana
Aturan Rantai.
𝐷𝑥 𝐹 g 𝑥
+ 𝐶 = 𝐹 ′ g 𝑥 g′(𝑥)
Secara normal kita menerapkan Teorema B sebagai berikut. Dalam integral seperti
g 𝑥 g ′ 𝑥 𝑑𝑥 =
𝑓 𝑢 𝑑𝑢 = 𝐹 𝑢 + 𝐶 = 𝐹 g 𝑥
+𝐶
Jadi, kita dapat mencari anti-turunan untuk 𝑓 𝑥 , kita dapat menghitung g 𝑥 g ′ 𝑥 𝑑𝑥.
Akal untuk dibuat. Dalam beberapa kasus substitusi adalah memilih substitusi yang benar
untuk dibuat. Dalam beberapa kasus substitusi ini jelas; dalam kasus lainnya tidak begitu
jelas.
Contoh : Hitunglah sin 3𝑥 𝑑𝑥
Penyelesaian:
Di sini jelas bahwa substitusinya adalah 𝑢 = 3𝑥, sehingga 𝑑𝑢 = 3 𝑑𝑥. Jadi
sin 3𝑥 𝑑𝑥 =
1
sin 3𝑥 3 𝑑𝑥
3
1
=
3
sin 𝑢 𝑑𝑢
1
= − 3 cos 𝑢 + 𝐶
1
= − cos 3𝑥 + 𝐶
3
Perhatikan bagaimana kita mengalikan dengan
3 𝑑𝑥 = 𝑑𝑢 dalam integral.
1
∙
3
3 agar mempunyai ekspresi
Contoh : Hitunglah 𝑥 sin 𝑥 2 𝑑𝑥
Penyelesaian:
Di sini substitusi yang cocok adalah 𝑢 = 𝑥 2 . Ini memberikan kita sin 𝑥 2 =
sin 𝑢 dalam integral, tetapi lebih penting lagi, 𝑥 tambahan dalam integral dapat
diletakkan dengan diferensial, karena 𝑑𝑢 = 2𝑥 𝑑𝑥. Jadi
2
𝑥 sin 𝑥 𝑑𝑥 =
1
=
2
1
sin 𝑥 2 2𝑥 𝑑𝑥
2
sin 𝑢 𝑑𝑢
1
= − cos 𝑢 + 𝐶
2
1
= − cos 𝑥 2 + 𝐶
2
Teorema C: Aturan Subtitusi untuk Integral Tentu
Misalkan 𝑔 mempunyai turunan kontinu pada 𝑎 , 𝑏 dan misalkan 𝑓 kontinu pada
daerah nilai 𝑔. Maka,
𝑏
𝑔 𝑏
𝑓 𝑔 𝑥 𝑔′ 𝑥 𝑑𝑥 =
𝑓 𝑢 𝑑𝑢
𝑎
𝑔 𝑎
di mana 𝑢 = 𝑔 𝑥
Bukti Misalkan 𝐹 adalah suatu anti-turunan 𝑓 (Keberadaan dijamin oleh Teorema
4.3A). Maka menurut Teorema Dasar Kalkulus Kedua,
𝑔 𝑏
𝑓 𝑢 𝑑𝑢 = 𝐹 𝑢
𝑔 𝑎
𝑔 𝑏
𝑔 𝑎
=𝐹 𝑔 𝑏
−𝐹 𝑔 𝑎
Dipihak lain, menurut Aturan Subtitusi untuk Integral tak tentu (Teorema B),
𝑓 𝑔 𝑥 𝑔′ 𝑥 𝑑𝑥 = 𝐹 𝑔 𝑥
+𝐶
Sehingga lagi-lagi menurut Teorema Dasar Kalkulus Kedua,
𝑏
𝑓 𝑔 𝑥 𝑔′ 𝑥 𝑑𝑥 = 𝐹 𝑔 𝑥
𝑎
𝑏
𝑎
=𝐹 𝑔 𝑏
−𝐹 𝑔 𝑎
Contoh :
Hitunglah
1
0
𝑥+1
𝑑𝑥
(𝑥 2 +2𝑥 + 6) 2
Penyelesaian
Misalkan 𝑢 = 𝑥 2 + 2𝑥 = 6 , sehingga 𝑑𝑢 = 2𝑥 + 2 𝑑𝑥 = 2 𝑥 + 1 𝑑𝑥 , dan
perhatikan bahwa 𝑢 = 6 ketika 𝑥 = 0 dan ketika 𝑥 = 1 . Jadi,
1
0
𝑥+1
1
𝑑𝑥
=
(𝑥 2 +2𝑥 + 6) 2
2
1
=
2
=−
1
0
9
6
2 𝑥+1
𝑑𝑥
(𝑥 2 +2𝑥 + 6) 2
11
−2
𝑢 𝑑𝑢 = −
2𝑢
1
1
1
− −
=
18
12
36
9
6
Laju Perubahan Terakumulasi
Teorema Dasar Kalkulus Kedua dapat dinyatakan kembali dalam cara ini :
𝑏
𝐹 ′ 𝑡 𝑑𝑡 = 𝐹 𝑏 − 𝐹 𝑎
𝑎
Jika 𝐹 𝑡 mengukur banyaknya suatu besaran pada waktu 𝑡, maka Teorema
Dasar Kalkulus Kedua mengatakan bahwa laju perubahan terakumulasi mulai
dari waktu 𝑡 = 𝑎 sampai waktu 𝑡 = 𝑏 adalah sama dengan perubahan bersih
dalam besaran itu pada interval 𝑎 , 𝑏 , yakni banyaknya yang ada pada waktu
𝑡 = 𝑏 dikurangi banyaknya yang ada pada waktu 𝑡 = 𝑎
Teorema Nilai Rataan
untuk Integral dan
Penggunaaan Simetri
Definisi: Nilai Rata-rata sebuah Fungsi
Jika 𝑓 terintegrasikan pada interval 𝑎, 𝑏 , maka nilai Rata-rata 𝑓 pada 𝑎, 𝑏
adalah
1
𝑏−𝑎
𝑏
𝑓 𝑥 𝑑𝑥
𝑎
CONTOH:
Carilah nilai Rata-rata fungsi yang di definisikan oleh 𝑓 𝑥 = 𝑥 sin 𝑥 2 pada
interval 0, 𝜋 , (Lihat Gambar 1).
Penyelesaian:
Nilai Rata-rata adalah
𝜋
1
2
𝑥
sin
𝑥
𝑑𝑥
𝜋−0 0
Untuk menghitung integral ini, kita membuat substitusi 𝑢𝑥 2 , sehingga 𝑑𝑢 =
2𝑥𝑑𝑥. Ketika 𝑥 = 0, 𝑢 = 0 𝑑𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑡𝑖𝑘𝑎 𝑥 = 𝑥, 𝑢 = 𝜋. 𝑗𝑎𝑑𝑖,
1
𝜋
𝜋
𝜋
𝑥 𝑠𝑖𝑛 𝑥 2 𝑑𝑥 = 𝜋
0
0
=
=
=
1
2 𝜋
1
2 𝜋
1
𝜋
1
sin 𝑢 𝑑𝑢
2
− cos 𝑢
2
𝜋
0
Teorema A: Teorema Nilai Rataan untuk Integral.
Jika 𝑓 kontinu pada[a,b], maka terdapat suatu bilangan c antara a dan b
sedemikian rupa sehinggga
1
𝑓 𝑐 =
𝑏−𝑎
𝑏
𝑓 𝑡 𝑑𝑡
𝑎
𝑥
Bukti: Untuk 𝑎 ≤ 𝑥 ≤ 𝑏 definisikan 𝐺 𝑥 = 𝑎 𝑓 𝑡 𝑑𝑡. Menurut Teorema Nilai
Rataan untuk Turunan (yang diterapkan pada G), terdapat suatu c dalam (a,b)
sedemikian rupa sehingga
𝐺 𝑏 − 𝐺(𝑎)
𝐺 𝑐 =
𝑏−𝑎
Karena 𝐺 𝑎 =
menuju ke
𝑏
𝑓
𝑎
𝑡 𝑑𝑡 = 0, 𝐺 𝑏 =
𝑏
𝑓(𝑡) 𝑑𝑡, 𝑑𝑎𝑛
𝑎
1
𝐺 𝑐 =𝑓 𝑐 =
𝑏−𝑎
𝑏
𝑓 𝑡 𝑑𝑡.
𝑎
𝐺 𝑐 =𝑓 𝑐 ,
ini
Teorema nilai rataan untuk integral sering di ungkapkan sebagai berikut: Jika 𝑓
tterintegrasikan pada[a,b], maka terdapat c dalam (a,b) sedemikian rupa
sehingga
𝑎
𝑓 𝑡 𝑑𝑡 = 𝑏 − 𝑎 𝑓(𝑐)
𝑏
Ketika kita memandangnya dalam cara ini, teorema nilai rataan untuk integral
mengatakan bahwa terdapat suatu c dalam interval [a,b] sedemikian rupa
sehingga luas daerah segiempat dengan tinggi 𝑓(𝑐) dan lebar 𝑏 − 𝑎 adalah
sama dengan luas dibawah kurva tersebut. Dalam Gambar 3, luas di bawah
kurva sama dengan luas segiempat.
CONTOH: Carilah semua nilai c yang memenuhi Teorema Nilai Rataan untuk integral
untuk 𝑓 𝑥 = 𝑥 2 pada interval −3,3 .
Penyelesaian:
Grafik 𝑓(𝑥) yang di perlihatkan dalam gambar 4 menunjukkan bahwa dapat ada 2 nilai c
yang memenuhi teorema nilai rataan integral. Nilai rata-rata fungsi adalah
1
3 − (−3)
3
3
1
𝑥
𝑥 2 𝑑𝑥 =
6 3
−3
3
=
−3
1
27 − (−27) = 3
18
Untuk mencari nilai c, kita pecahkan
3 = 𝑓 𝑐 = 𝑐2
𝑐=± 3
Baik − 3 maupun 3 beerada dalam interval −3,3 , sehingga dua-duanya memenuhi
Teorema Nilai Rataan untuk Integral
Teorema B: Teorema Simetri
Jika 𝑓 adalah fungsi genap, maka
𝑎
𝑎
𝑓 𝑥 𝑑𝑥 = 2
−𝑎
𝑓 𝑥 𝑑𝑥
0
Jika 𝑓 adalah fungsi ganjil, maka
𝑎
𝑓 𝑥 𝑑𝑥 = 0
−𝑎
Bukti untuk Fungsi Genap Tafsiran geometri teorema ini diperlihatkan dalam
Gambar 6 dan 7. Untuk membenarkan hasil secara analitis, pertama kita tuliskan
𝑎
0
𝑓 𝑥 𝑑𝑥 =
−𝑎
𝑎
𝑓 𝑥 𝑑𝑥 +
−𝑎
𝑓 𝑥 𝑑𝑥 = 0
0
Dalam integral pertama di ruas kanan, kita buat substitusi 𝑢 = −𝑥, 𝑑𝑢 = −𝑑𝑥.
Jika 𝑓 genap, 𝑓 𝑢 = 𝑓 −𝑥 = 𝑓(𝑥) dan
0
0
𝑓(𝑥)𝑑𝑥 = −
𝑎
0
𝑓(−𝑥)(−𝑑𝑥) = −
𝑎
𝑎
𝑓(𝑢)𝑑𝑢 =
𝑎
𝑎
𝑓(𝑢)𝑑𝑢 =
0
𝑓(𝑥)𝑑𝑥
0
Karena itu,
𝑎
𝑎
𝑓(𝑥)𝑑𝑥 = −
−𝑎
𝑎
𝑓(𝑥)(𝑑𝑥) = −
0
𝑎
𝑓(𝑥)𝑑𝑥 = 2
0
𝑓(𝑥)𝑑𝑥
0
CONTOH : Hitunglah
2
(𝑥
−2
𝑠𝑖𝑛4 𝑥 + 𝑥 3 − 𝑥 4 )𝑑𝑥.
Penyelesaian:
Dua suku pertama dalam integran adalah ganjil, yang terakhir genap. Jadi kita
boleh menuliskan integral sebagai
2
2
𝑥 𝑠𝑖𝑛4 𝑥 + 𝑥 3 𝑑𝑥 −
−2
2
𝑥 4 𝑑𝑥 = 0 − 2
−2
𝑥 4 𝑑𝑥
0
𝑥5
= −2
5
2
0
−64
=
5
Teorema C
Jika 𝑓 periodik dengan periode 𝑝, maka
𝑏+𝑝
𝑏
𝑓 𝑥 𝑑𝑥 =
𝑎+𝑝
𝑓 𝑥 𝑑𝑥
𝑎
Bukti
Tafsiran geometri dapat dilihat dalam Gambar 8, untuk membuktikan hasil,
misalkan 𝑢 = 𝑥 − 𝑝 sehingga 𝑥 = 𝑢 + 𝑝 dan 𝑑𝑢 = 𝑑𝑥. Maka
𝑏+𝑝
𝑏
𝑓 𝑥 𝑑𝑥 =
𝑎+𝑝
𝑏
𝑓 𝑢 + 𝑝 𝑑𝑢 =
𝑎
𝑏
𝑓 𝑢 𝑑𝑢 =
𝑎
𝑓 𝑥 𝑑𝑥
𝑎
Kita dapat menggantikan 𝑓 𝑢 + 𝑝 oleh 𝑓 𝑢 karena 𝑓 adalah fungsi periodik
Contoh
Hitunglah :
a.
b.
2𝜋
sin 𝑥 𝑑𝑥
0
100𝜋
sin 𝑥 𝑑𝑥
0
Penyelesaian:
a. Perhatikan bahwa 𝑓 𝑥 = sin 𝑥 adalah periodik dengan periode 𝜋
Gambar 9. Sehingga integral dalam 𝑎 adalah
2𝜋
0
sin 𝑥 𝑑𝑥
=
=
𝜋
0
=2
𝜋
0
sin 𝑥 𝑑𝑥 +
sin 𝑥 𝑑𝑥 +
𝜋
0
𝜋
0
2𝜋
𝜋
sin 𝑥 𝑑𝑥
sin 𝑥 𝑑𝑥
sin 𝑥 𝑑𝑥 = 2[− cos 𝑥]0𝜋 = 2 1 − −1
=4
b. Integral dalam 𝑏 adalah
100𝜋
𝜋
sin 𝑥 𝑑𝑥 =
0
2𝜋
sin 𝑥 𝑑𝑥 +
0
100𝜋
sin 𝑥 𝑑𝑥 + ⋯ +
𝜋
sin 𝑥 𝑑𝑥
99𝜋
𝜋
100 Integralnya masing − masing sama dengan
sin 𝑥 𝑑𝑥
0
𝜋
= 100
0
sin 𝑥 𝑑𝑥 = 100[− cos 𝑥] 0𝜋 = 100(2) = 200
Catat dalam Contoh 9, kita harus menggunakan simetri karena kita tidak
dapat mencari anti-turunan untuk sin 𝑥 pada interval 0 , 100𝜋 .
TERIMA KASIH
Download